Upload
magdalena-ina
View
1.411
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
BAB VIII DESKRIPSI DAN ANALISIS KONDISI KAWASAN PERBATASAN DI
KABUPATEN SINTANG
8.1. Profil Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten
Sintang terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Barat pada posisi atau di antara 1°5’ LU &
0°21’LS dan 110º50’ & 113°20’ BT dengan luas wilayah 21.635 Km2 atau 3,51 % dari luas wilayah
propinsi Kalimantan Barat ( 614.807 km²), terbagi ke dalam 14 wilayah kecamatan, 178 desa, 6
kelurahan.
Batas wilayah Kabupaten Sintang, yaitu:
Sebelah utara berbatasan dengan : Kabupaten Serawak (Malaysia Timur) dan
Kabupaten Kapuas Hulu
Sebelah timur berbatasan dengan : Provinsi Kalimantan Tengah, Kab. Sanggau dan
Kab. Kapuas Hulu
Sebelah barat berbatasan dengan : Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau dan
Kabupaten Ketapang, Kab. Melawi dan Kab. Kapuas Hulu
Sebelah selatan berbatasan dengan : Kabupaten Melawi dan Provinsi Kalimantan
Tengah, Kab. Sanggau, dan Kab. Ketapang
Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga yaitu Malaysia, khususnya negara bagian Serawak. Wilayah Kabupaten Sintang yang
berbatasan langsung dengan negara Malaysia adalah Kecamatan Ketungau Tengah dan Kecamatan
Ketungau Hulu.
Luas total kecamatan yang menempati wilayah perbatasan meliputi luasan 4.320,6 Km2 atau 19,97%
dari total luas Kabupaten Sintang. Kecamatan Perbatasan terluas adalah Kecamatan Ketungau
tengah yang meliputi 10,1% dari Luas Kabupaten Sintang, memiliki 13 desa dan 51 dusun
dengan panjang perbatasannya kurang lebih 143 Km.
Kawasan perbatasan yang ada di Kabupaten Sintang meliputi Kecamatan Ketunggau Hilir, Ketunggau
Tengah dan Ketungau Hulu yang berbatasan dengan negara Malaysia, dengan luas kawasannya
586.510 ha atau 18,17% luas wilayah Kabupaten Sintang dengan panjang perbatasannya kurang lebih
143 Km.
Kabupaten Sintang dikenal sebagai daerah penghujan dengan intesitas yang tinggi. Hal tersebut
dikarenakan Kabupaten Sintang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan yaitu
sebesar 62,74 persen.
Berdasarkan letak, kondisi dan orientasi kehidupan masyarakatnya, wilayah perbatasan di Kabupaten
Sintang diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
1. Wilayah perbatasan Lini I, yaitu kecamatan yang langsung berhadapan dan melekat pada
tapal batas dengan Malaysia yaitu Kecamatan Ketungau Tengah dan ketungau Hulu.
2. Wilayah perbatasan Lini II, yaitu Kecamatan yang secara tidak langsung berhadapan dengan
wilayah Malaysia akan tetapi masih terkena pengaruh langsung sebagai akibat berbatasan
dengan Malaysia yaitu kecamatan Ketunggau Hilir.
Wilayah perbatasan memiliki nilai strategis terutama sumberdaya alam yang dimiliki dan potensi
investasi dari negara luar yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan perekonomian pada
wilayah tersebut.
Berdasarkan nilai strategis tersebut. Pemerintah Kabupaten Sintang akan
mengembangkan/menerapkan kebijakan khusus untuk pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan
yang dapat memacu percepatan pembangunan wilayah yaitu :
1. Membuka Gate (gerbang lintaas batas) di wilyah perbatasan Kabupaten Sintang dengan
Malaysia. Berdasarkan survey lapangan, ada tiga alternatif untuk rencana Gate yang dapat
dibuka yaitu : di dusun Enteli/Enteloi (Gate Enteli), Dusun Nanga Bayan (gate nanga Bayan)
dan Dusun Jasa (Gate Jasa) di Kecamatan Ketungau Hulu. Kebijakan untuk membuka Gate
ini dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi pihak Swasta Negara Malaysia dalam
menjalin kerjasama dengan pihak swasta Indonesia yang ada di kabupaten Sintang ataupun
dengan Pemerintah Kabupaten untuk berpartisipasi membangun wilayah perbatasan dengan
berbagai aktivitas kegiatan yang dapat memacu percepatan pembangunan infrastruktur
transportasi dan peningkatan perekonomian masyarakat.
2. Memberikan kemudahan ataupun peluang yang besar bagi masuknya investor dari Negara
Mlaysia ke wilayah perbatasan. Kemudahan yang diberikan terutama kemudahan pelayanan
perizinan, jaminan keamanan dan dukungan masyarakat bagi kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan tetap memenuhi ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Membentuk suatu badan Pengelola Kawasan perbatasan. Kebijakan ini dimaksudkan untuk
mengatur kerjasama antara investor asing (Malaysia) dalam pelaksanaan kegiatan
investasinya di kawasan perbatasan, merencanakan pembangunan sarana dan prasarana
transportasi yang dapat menjamin pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang dapat
menjamin kelancaran hubungan jalan darat hinga ke desa-dea utama yang menjadi pusat
pertumbuhan dan berbagai perencanaan pembangunan lainnya yang diprioritaskan untuk
mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dan ketertinggalan kawasan perbatasan.
8.1.1 Kondisi Fisik
Sumberdaya Alam
Tanaman Pangan
Produksi sektor pertanian terutama sub sektor tanaman bahan pangan perlu terus dipacu dengan
tujuan untuk memantapkan swasembada pangan dan penganekaragaman jenis bahan makanan. Pada
tahun 2007 produksi padi mengalami penurunan sebesar 7.31 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini
dipengaruhi oleh menurunnya luas panen dari 25.236 Ha menjadi 22.072 Ha.
Perkebunan
Pada tahun 2007 produksi tanaman karet mengalami peningkatan sekitar 0,28 persen. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan luas tanaman menghasilkan dari 31.412 Ha menjadi 31.505
Ha. Kelapa sawit juga mengalami peningkatan sebesar 6, 57 persen dari tahun sebelumnya.
Kehutanan
Pemanfaatan terbesar untuk pertanian lahan kering yaitu 38.61 persen, yang lainnya sebesar 28,84
persen untuk hutan produksi terbatas. Sebesar 20,66 persen untuk hutan lindung dan sisanya untuk
hutan produksi biasa dan taman nasional.
Sumberdaya Manusia
Jumlah penduduk Kabupaten Sintang sebanyak 357.479 jiwa. Mata pencaharian penduduk sebagian
besar bermata pencaharian sebagai petani. Pengembangan pertanian secara tradisional melalui ladang
berpindah masih banyak dilakukan didaerah perbatasan. Kesenjangan ekonomi dan sosial yang tinggi
dengan negara tetangga kerapkali menimbulkan kesenjangan sosial.
Angka Melek Huruf untuk penduduk usia 10 tahun ke atas di kabupaten Sintang pada tahun 2007
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 91,19 persen.
Kondisi kesehatan masyarakat diwilayah perbatasan secara umum menghadapi masalah akses yang
rendah dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang baik. Dengan kondisi wilayah desa-desa yang
luas dan tersebar, serta kondisi prasarana jalan yang tidak mendukung, untuk memperoleh pelayanan
dari puskesmas harus menempuh sampai ibukota kecamatan.
8.1.2 Kependudukan Dan Demografi
Penyebaran penduduk yang tidak merata dapat menimbulkan berbagai permasalahan, misalnya
kepincangan pembangunan daerah dan masalah sosial, ekonomi, budaya, hankamnas serta lainnya.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka telah diupayakan adanya perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lainnya, khususnya dari daerah padat ke daerah yang kurang padat penduduknya .
Kabupaten Sintang memiliki 2 kecamatan yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga
Malaysia, yaitu Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah. Luas total kecamatan yang
menempati wilayah perbatasan meliputi luasan 357.479 jiwa Km2 dari total luas Kabupaten Sintang.
Kecamatan Perbatasan terluas adalah Kecamatan Ketungau tengah yang meliputi 10,1% dari Luas
Kabupaten Sintang, memiliki 13 desa dan 51 dusun dengan panjang perbatasannya kurang lebih 143
Km.
8.1.3. Kebijakan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sintang
Konsep pengembangan tata ruang Kabupaten Sintang di masa yang akan datang ditetapkan dalam
konteks pengembangan wilayah Kabupaten Sintang secara menyeluruh dan terintegrasi, yang
diuraikan berikut ini.
1) Konsep pusat pertumbuhan, menyatakan bahwa pengembangan wilayah inti yang
mempunyai kecenderungan pertumbuhan tinggi, ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan dengan
maksud untuk menciptakan pertumbuhan di seluruh wilayah Kabupaten Sintang melalui
trikcling down effect yang ditimbulkannya. Sesuai hirarkinya, wilayah di pusat SWP dapat
dijadikan sebagai pusat pertumbuhan wilayah, dengan pusat pertumbuhan utama di Kota
Sintang dan sekitarnya (Sintang Raya). Selain itu perlu pengembangan pusat (hirarki)
dibawahnya untuk memperluas wilayah hinterland dari wilayah inti tersebut, sehingga
perkembangan tidak hanya terpusat di pusat kawasan itu saja, maka diperlukan perluasan
jaringan sarana dan prasarana transportasi yang menjangkau seluruh kawasan potensial di
wilayah Kabupaten Sintang, terutama kawasan pusat-pusat ekonomi perkebunan, tambang,
permukiman lainnya.
2) Pengembangan pusat pertumbuhan baru sebagai counterpoles, yaitu wilayah yang
berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana perkotaan serta posisi geografisnya berpeluang
menjadi pusat pertumbuhan sub wilayah. Pentingnya keberadaan pusat baru ini untuk lebih
menjamin pemerataan pembangunan di wilayah Kabupaten Sintang, melalui perluasan
pelayanan ke kawasan-kawasan pedalaman dan terisolir yang memiliki potensi sumberdaya
untuk dieksploitasi. Dengan demikian produktivitas kegiatan usaha tidak hanya terpusat di
wilayah inti saja tetapi meluas ke seluruh wilayah Kabupaten Sintang. Perluasan pelayanan ke
wilayah pedalaman dan terisolir dilakukan dengan meningkatkan eksesibilitas ke wilayah
tersebut. Pusat-pusat inti baru di wilayah Kabupaten Sintang, meliputi Kota Sepauk, (di barat),
Kota Nanga Merakai (utara), Kayan Hilir dan Serawai di Bagian timur. Untuk menjamin bisa
berperannya kota-kota tersebut sebagai pusat pertumbuhan sub wilayah, maka langkah awal
yang dibutuhkan adalah pendanaan dalam biaya pembangunan dari pihak pemerintah dalam
upaya lebih melengkapi sarana dan prasarana perkotaan di pusat inti baru tersebut dan
perluasan jaringan transportasi, sehingga pihak swasta dapat tertarik untuk menanamkan
modalnya di wilayah tersebut.
3) Pengembangan wilayah perbatasan Kabupaten Sintang dengan Sarawak-Malaysia, yang
meliputi Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah. Tujuan pengembangan wilayah
perbatasan ini adalah untuk melayani kegiatan produksi wilayah tersebut melalui penyediaan
fasilitas produksi, sistem pemasaran yang memadai serta pelayanan sosial ekonomi lainnya,
sehingga dapat mencegah perdagangan ilegal dan tersedotnya sumberdaya alam ke wilayah
Sarawak (Malaysia).
4) Pengembangan distrik agropolitan, sebagai media pembangunan perdesaan yang paling
efektif mengingat Kabupaten sintang memiliki potensi agroindustri yang sangat potensial
khususnya di sektor perkebunan, kehutanan dan jenih pertanian rakyat lainnya. Kawasan
Agropolitan dapat diartikan sebagai kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena
berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik,
menghela, kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Dalam kawasan
agropolitan terdapat integrasi spasial antara daerah penghasil bahan baku, sentra produksi,
pusat industri pengolahan, dan pusat pemasaran regional.
5) Pengamanan dan pemantapan kawasan-kawasan fungsi lindung, mengigat makin
meningkatnya penebangan kayu hutan ilegal beberapa tahun terakhir, yang bila tidak
diantisipasi dapat menghambat terciptanya Sustainable development di wilayah Kabupaten
Sintang. Meningkatnya penebangan kayu ilegal, dikhawatirkan akan merusak sistem ekologis
keseluruhan wilayah Kalimantan, mengingat besarnya potensi hutan lindung wilayah ini.
Kawasan-kawasan lindung yang dimaksud disini, meliputi kawasan yang berfungsi melindungi
kawasan dibawahnya, daerah resapan air, kawasan suaka alam dan cagar budaya; kawasan yang
berfungsi melindungi kawasan setempat seperti sempadan sungai dan kawasan danau serta
mata air.
Strategi Pengembangan Pemanfaatan Ruang :
(1) Strategi pengembangan Kawasan Lindung
Untuk menjamin kelestarian lingkungan dan keseimbangan pemanfaatan sumberdaya alam di
Kabupaten Sintang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (suistainable development),
maka perlu dimantapkan bagian-bagian wilayah yang akan atau tetap memiliki fungsi lindung. Setelah
pemantapan kawasan lindung, dengan memperhatikan keterkaitan potensi dan daya dukung wilayah,
perlu adanya arahan pengembangan bagi kegiatan budidaya baik produktif maupun permukiman.
(2) Strategi pengembangan Pusat-pusat Pelayanan dan Perkotaan
- Strategi pengembangan pusat-pusat pelayanan
Mengacu pada karakteristik Kabupaten Sintang, yang sebagian besar kota-kotanya terletak
di pinggir sungai, maka strategi pengembangannya adalah:
Memantapkan kota-kota yang berperan sebagai pusat pelayanan kabupaten (kota
pusat regional), di Kabupaten Sintang yang berfungsi sebagai pusat pelayanan
regional adalah Kota Sintang;
Meningkatkan aksesibilitas kota pusat regional maupun sub regional dalam lingkup
inter regional dan kota melalui pengembangan sistem trasportasi yang terpadu; dan
Pengembangan kawasan perbatasan, pada bagian wilayah bagian utara Kabupaten
Sintang yang perlu dilakukan usaha untuk memadukan kepentingan pertahanan dan
keamanan dari kepentingan peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi.
- Strategi pengembangan perkotaan
Strategi pengembangan perkotaan ini ditujukan untuk mengembangan kota Sintang
sebagai ibukota kabupaten dan pengembangan ibukota kecamatan untuk meningkatkan
fungsi kota, manajemen kota, dan menjaga keseimbangan penyediaan fasilitas penunjang
perkotaan.
- Strategi pengembangan wilayah strategis dan tumbuh cepat
Strategi ini merupakan bagian aplikasi dari konsep pusat pertumbuhan dengan tujuan
untuk percepatan pembangunan dan perekonomian daerah.
- Strategi pengembangan kawasan agropolitan
Tujuan strategi pengembangan Kawasan Agropolitan adalah untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan
peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan
usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan (tidak merusak
lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di Pemerintah Daerah dan
Masyarakat) di kawasan agropolitan.
- Strategi pengembangan desa tertinggal
Strategi ini bertujuan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di
kecamatan dan desa-desa terpencil/tertinggal di Kabupaten Sintang.
- Strategi pengembangan prasarana wilayah
Berdasarkan kondisi wilayah, potensi dan kepentingan wilayah, maka sistem prasarana
dikembangkan terutama adalah prasarana dan sarana darat dan sungai. Karena wilayah
Kabupaten Sintang terdapat banyak sungai yang dapat dilayari antara lain Sugai Kapuas,
Sungai Melawi, Sungai Pinoh, dan Sungai Ketungau, sehingga transportasi sungai ini
mempunyai peran yang cukup besar dalam sistem transportasi di Kabupaten Sintang.
- Strategi pengembangan kawasan prioritas (tertentu)
Kawasan prioritas di Kabupaten Sintang adalah daerah-daerah potensial untuk memacu
pertumbuhan wilayah, kawasan hutan lindung, serta daerah-daerah miskin, daerah terisolir
dan daerah perbatasan.
- Strategi penataan pertanahan
Strategi ini diarahkan untuk:
Peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan pertanahan dengan mengembangkan
unit pelayanan pertanahan hingga kecamatan;
Memfasilitasi peningkatan kapasitas dan efektifitas kelembagaan pertanahan di
kabupaten dan Pengembangan sistem informasi pertanahan yang handal;
Pengendalian penggunaan tanah sesuai Rencana Tata Ruang serta peruntukan tanah;
Sosialisasi peraturan pertanahan dan memberikan perlindungan, kepastian serta
Penegakan hukum pertanahan secara adil, transparan, dan konsisten;
Membantu penyusunan peta dasar dan pembangunan sistem pendaftaran tanah yang
memenuhi prinsip-prinsip good governance;
Penataan penguasaan kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
berkeadilan, berkelanjutan, konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
kepentingan rakyat; dan
Peningkatan kualitas sumber daya aparatur Badan Pertanahan yang memiliki
kualifikasi keahlian profesional dan ketrampilan teknis.
Rencana Pengembangan Struktur Ruang
Arahan pengembangan struktur ruang di Kabupaten Sintang ditujukan dalam upaya mengembangkan
seluruh bagian wilayah. Pada bagian utara wilayah Kabupaten Sintang yang merupakan wilayah
perbatasan dengan Sarawak Malaysia dikembangkan fungsi kawasan hutan produksi, pertambangan,
perkebunan, hutan produksi terbatas, dan hutan lindung.
1) Pada kawasan ibukota kabupaten dan sekitarnya pengembangan struktur ruang diarahkan
untuk pengembangan kawasan aglomerasi perkotaan yang potensial menjadi kawasan tumbuh
cepat. Pengembangan kawasan aglomerasi perkotaan di Kabupaten Sintang dinamakan
dengan Pengembangan Kawasan Sintang Raya. Dalam konteks pemanfaatan ruang,
pengembangan Kawasan Sintang Raya diharapkan mampu menjadi kawasan penggerak
perekonomian Kabupaten Sintang yang akan membawa konsekuansi terhadap peningkatan
intensitas pemanfaatan ruang.
2) Pengembangan struktur ruang juga ditujukan pada kawasan bagian barat daya Kabupaten
Sintang yang meliputi Kecamatan Sepauk dan Tempunak. Pola pemanfaatan ruang pada
kawasan ini diarahkan untuk pengembangan kegiatan pertambangan (emas) dan kawasan
industri masyarakat perkebunan.
3) Pada bagian tengah wilayah Kabupaten Sintang yang meliputi Kecamatan Kelam Permai,
Dedai, Kayan Hilir, dan Kayan Hulu, struktur ruang dikembangkan mengarah pada pola
pemanfaatan lahan untuk kawasan hutan wisata, perkebunan, hutan produksi, dan hutan
produksi terbatas.
4) Sebagai upaya pemanfaatan ruang dan sekaligus menjaga keseimbangan keruangan, wilayah
bagian timur Kabupaten Sintang yang meliputi Kecamatan Serawai dan Ambalau diarahkan
untuk menyandang fungsi hutan wisata alam (Taman Nasional), hutan produksi terbatas, dan
kawasan hutan lindung. Keseimbangan fungsi budidaya dan fungsi lindung menjadi arah
pengembangan struktur ruang pada kawasan ini.
8.1.4 Kebijakan Rencana Pembangunan
8.2. Deskripsi Dan Analisis Kondisi Kawasan Perbatasan Di Kecawatan Ketungau Hulu
8.2.1. Geografis Dan Administrasi
Kecamatan Ketungau Hulu secara geografi terletak antara :
- 0° 91” sampai dengan 1° 05” Lintang Utara- 110° 50” sampai dengan 111° 20” Bujur Timur
Sedangkan batas-batas administrasi Kecamatan Ketungau Hulu adalah :
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Ketungau Tengah- Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Ketungau Hulu Tengah- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Sanggau
Kecamatan Ketungau Hulu ibukotanya adalah Senaning. Kecamatan Ketungau Hulu memiliki luas
wilayah 2.138,2 Km² atau 9,88 persen dari luas wilayah Kabupaten Sintang. Dengan wilayahnya
terdiri dari tanah datar yang berjenis Podsolit dan Latasol.
8.2.2 Penggunaan Lahan dan Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
Kecamatan Ketungau Hulu sebagian merupakan pertanian ( perkebunan / hutan rakyat ) seluas 215.246 Ha (96%).
Tabel : Pemanfaatan Lahan
KECAMATAN PERBATASAN
Luas Lahan Sawah
(Ha) Luas Kebun
Ladang yang diusahakan
Ladang yang Tak Diusahakan
Luas Hutan Rakyat Jumlah
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Ketungau Hulu 556 4.768 1.900 - 82.101 89.325Sumber : BPS 2007
Potensi sumberdaya hutan di Kabupaten Sintang meliputi hutan lindung, hutan produksi terbatas,
hutan produksi.
8.2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin
Pada tahun 2007, penduduk kecamatan Ketungau Hulu berjumlah 19.427 jiwa atau rata-rata jumlah
penduduk perdusun sebanyak 694 jiwa den gan kepadatan penduduk per km² sekitar 9 jiwa.
Tabel : Kepadatan Penduduk
Kecamatan Luas Wilayah (km²)Penduduk
Jumlah Kepadatan
Ketungau Hulu 2.138,2 19.427 9
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ketungau Hulu sebagian besar bermata pencaharian sebagai
petani. Kegiatan pertanian yang dilakukan masih banyak dilakukan dengan ladang berpindah sehingga
hasil pertanian yang diperoleh
t entunya masih sangat
terbatas dan berpengaruh
terhadap rendahnya tingkat
kesejahteraan sebagian besar
petani.
8.2.4 Pendidikan Masyarakat
Pada tahun 2007, Kecamatan Ketungau Hulu mempunyai jumlah TK sebanyak 1 yang merupakan TK swasta, SD sebanyak 25 yang terdiri 22 SD Negeri dan 3 SD swasta, sedangkan jumlah SLTP Negeri dan 1 SLTA Negeri.
Selain itu jumlah tenaga guru yang tersedia di kecamatan Ketungau Hulu meliputi : guru TK sebanyak 1 orang, SD sebanyak 79 orang, SLTP sebanyak 15 orang, dan SLTA sebanyak 8 orang.
Kondisi bangunan sekolah dan tenaga pengajar merupakan masalah yang paling serius dalam
mendukung proses belajar mengajar dari setiap jenjang pendidikan di wilayah perbatasan.
Kegiatan pembangunan di bidang pendidikan merupakan pembangunan sekolah, rehab gedung
sekolah. Pembangunan dan rehab rumah dinas guru, pengadaan meublier.
8.2.5 Kesehatan Masyarakat
Prasarana kesehatan juga cukup memadai dengan tersedianya 1 buah puskesmas, da 10 buah polindes
dengan 1 jumlah tenaga kesehatan perawat sebanyak 13 orang, bidan sebanyak 4orang, non medis
sebanyak 5 orang dan 1 orang tenaga dokter umum.
Program Kesehatan dan KB, antara lain terdiri dari pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) dan
Rumah Para Medis, Rehab Total Puskesmas, Pustu, Polindes dan Rumah Dinas Dokter serta Keluarga
Berencana.
Program Keluarga Berencana merupakan suatu usaha langsung yang ditujukan untuk mengurangi
tingkat kelahiran terutama melalui program penggunaan alat kontrasepsi secara konsisten dan
berkesinambungan. Pada tahun 2007, perbandingan peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur
sebesar 71,10 persen.
Jumlah sarana kesehatan Kecamatan Ketungau Hulu 1 puskesmas, 10 Polindes sedangkan rumah sakit
dan balai pengobatan belum dimiliki oleh Kecamatan Ketungau Hulu.
8.2.6 Mata Pencaharian Penduduk dan Sarana Pendukung Ekonomi
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ketungau Hulu sebagian besar sebagai petani. Kegiatan
Pertaniannya masih belum intensif karena sebagian penduduknya masih melakukan pertanian dengan
cara ladang berpindah. Hal ini membuat hasil dari pertanian masyarakat perbatasan Kecamatan
Ketungau Hulu masih sangat rendah. Rendahnya hasil pertanian sangat mempengaruhi kesejahteraan
sebagian besar petani.
8.2.7 Jalan
Pada tahun 2007, panjang jalan di wilayah kecamatan ketungau hulu sepanjang 155 kilometer dimana
permukaan jalannya 89,35 persen masih merupakan jalan tanah.
Tabel : Kondisi Prasarana Jalan Di Wilayah Perbatasan
KECAMATAN PERBATASAN
Jml Desa yg dilalui Kendaraan Roda 4/lebih
sepanjang tahunPanjang jalan menurut jenis
permukaan (kilometer)Seped
a Motor
Oplet Truk
Aspal Kerikil
Tanah
Lainnya
Ketungau Hulu 707 - 8 12,5 - 138,5 4
Sumber : Kantor Camat Ketungau Hulu 2007
8.2.8 Penerangan Dan Telekomunikasi
Desa-desa di wilayah perbatasan seluruhnya sudah masuk listrik. Di Kecamatan Ketungau Hulu
sebagian besar menggunakan listrik PLN. Kapasitas tenaga listrik yang dibangkitkan PLN pada tahun
2007 sebanyak 302.285 Kwh dengan rincian tenaga yang dijual sebanyak 295.751 Kwh, pemakaian
oleh PLN sebanyak 421 Kwh dan susut trafo / hilang transmisi sebanyak 4.621 Kwh.
Sarana telekomunikasi di wilayah perbatasan masih sangat tertinggal, tidak ada keluarga yang
berlangganan telepon kabel. Seluruh desa tidak terdapat sinyal untuk telepon genggam.
8.2.9 Potensi Wilayah
Pertanian Tanaman Pangan
Potensi Pertanian tanaman pangan di Kecamatan Ketungau Hulu belum termanfaatkan secara optimal.
Saat ini lahan pertaniaan yang dikerjakan merupakan sawah tadah hujan karena belum tersedia irigai
teknis maupun setengah teknis. Walaupun demikian, Kecamatan Ketungau Hulu merupakan penghasil
padi yang cukup besar di kabupaten Sintang, yaitu sebesar 4.910 ton yang terdiri dari 2.173 ton padi
sawah dan 2.737 ton padi ladang. Sedangkan tanaman palawija dengan produksi terbesar yaitu ubi
kayu yang mencapai produksi sebesar 497 ton dengan rata-rata produksi mencapai 138,06 kuintal/Ha.
Selain tanaman pangan, hasil kebun juga memberikan kontribusi yang besar bagi Kecamatan
Ketungau Hulu terutama tanaman karet sebanyak 2.664 Ha dengan rincian tanaman belum
menghasilkan seluas 998 Ha, tanaman menghasilkan 1.269 Ha dan tanaman tua / rusak 397 Ha.
Peternakan
Usaha peternakan masih bersifat perorangan. Dalam skala kecilsubsistem dan dianggap sebagai
tabungan keluarga. Saat ini usaha ternak yang paling dikembangan adalah ayam buras dan babi.
8.3. Deskripsi Dan Analisis Kondisi Kawasan Perbatasan Di Kecamatan Ketungau Tengah
8.3.1 Geografis Dan Administrasi
Kecamatan Ketungau Tengah terletak di antara 0F 26’ Lintang Utara serta 1˚02’ Lintang Selatan dan
111˚ 12’ Bujur Timur serta 111˚ 44’ Bujur Timur. Batas wilayah administratif Kecamatan Ketungau
Tengah yaitu:s
- Utara : Serawak (Malaysia Timur).
- Selatan : Ketungau Hilir dan Kabupaten Sekadau.
- Timur : Ketungau Hilir dan Kabupaten Kapuas Hulu.
- Barat : Kecamatan Ketungau Hulu dan Kabupaten Sekadau.
Jika dilihat secara administratif maka kecamatan Ketungau Tengah merupakan salah satu kecamatan
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia khususnya negara bagian Serawak.
Kecamatan Ketungau Tengah memiliki luas wilayah sebesar 2.182 Km2 atau 10,1 persen, merupakan
kecamatan ke dua terluas di Kabupaten Sintang setelah Kecamatan Ambalau yaitu 6.386,40 Km2 atau
29,52 persen.
8.3.2. Penggunaan Lahan Dan Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
Penggunaan lahan Kecamatan Ketungau Tengah sebagian besar merupakan ladang yang tidak
diusahakan seluas 132.591 Ha (62,77 % ) , dan lahan pertanian ( perkebunan / hutan rakyat ) seluas
67.345 ( 31,88 % ).
Tabel : Pemanfaatan Lahan Di Kabupaten Sintang Kecamatan Ketungau Tengah
KECAMATAN PERBATASAN
Luas Lahan Sawah (Ha) Luas Kebun
Ladang yang diusahakan
Ladang Yg Tdk diusahakan
Hutan Rakyat
Jumlah
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Ketungau Tengah 591 8.123 208 483 4.600 14.005
Sumber : BPS 2007
Potensi sumberdaya hutan di Kabupaten Sintang meliputi hutan lindung, hutan produksi terbatas,
hutan produksi.
8.3.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin
Dihitung berdasarkan angka proyeksi tahun 2007, penduduk kecamatan Ketungau Tengah berjumlah
27.253 jiwa atau rata-rata jumlah penduduk perdusun sebanyak 534. Rata-rata kepadatan penduduk
per km² sebesar 12 jiwa.
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ketungau Tengah sebagian besar juga bermata pencaharian
sebagai petani. Kegiatan pertanian yang dilakukan masih banyak dilakukan dengan ladang berpindah
sehingga hasil pertanian yang diperoleh tentunya masih sangat terbatas dan berpengaruh terhadap
rendahnya tingkat kesejahteraan sebagian besar petani.
8.3.4 Pendidikan Masyarakat
Kecamatan Ketungau Tengah pada tahun 2007, mempunyai sarana pendidikan berupa TK sebanyak 1
yang merupakan TK swasta, SD sebanyak 32 yang terdiri dari 7 SD swasta dan 25 SD Negeri, SLTP
sebanyak 5 yang terdiri dari 2 SLTP Swasta dan 3 SLTP Negeri, sedangkan jumlah SLTA sebanyak 3
yang terdiri dari 1 SLTA Swasta dan 2 SLTA Negeri.
Untuk mendukung kegitan belajar mengajar diperlukan tenaga guru yang memadai baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Rasio tenaga guru dan murid di kecamtan Ketungau Tengah adalah
sebagai berikut : TK sebesar 12 atau 2 guru mengajar 25 murid, SD sebesar 21, SLTP sebesar 11, dan
SLTA sebesar 12.
Kondisi bangunan sekolah dan tenaga pengajar merupakan masalah yang paling serius dalam
mendukung proses belajar mengajar dari setiap jenjang pendidikan di wilayah perbatasan.
8.3.5 Kesehatan Masyarakat
Di Kecamatan Ketungau Tengah terdapat 1 buah Puskesmas, 11 Polindes, 9 Pustu, dan 6 Pusling
dengan jumlah tenaga dokter sebanyak 2 orang, perawat dan Bidan sebanyak 23 orang, gizi sebanyak
1 orang dan sanitasinya sebanyak 1 orang. Petugas kesehatan dan dokter biasanya berpraktek di
puskesmas, Mantri kesehatan dan bidan desa biasanya berpraktek di Pustu / Polindes. Kecamatan
Ketungau Tengah kekurangan tenaga bidan, untuk menutupi kekurangan bidan desa, pelayanan ibu
melahirkan sebagian besar menggunakan jasa dukun bayi.
8.3.6 Mata Pencaharian Penduduk dan Sarana Pendukung Ekonomi
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ketungau Tengah tidak berbeda dengan Kecamatan
Ketungau Hulu dimana sebagian besar sebagai petani. Kegiatan Pertaniannya masih belum intensif
karena sebagian penduduknya masih melakukan pertanian dengan cara ladang berpindah. Hal ini
membuat hasil dari pertanian masyarakat perbatasan Kecamatan Ketungau Hulu masih sangat rendah.
Rendahnya hasil pertanian sangat mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar petani.
Berdasarkan hasil pendataan Sosial Ekonomi tahun 2005, di kecamatan Ketungau Tengah terdapat
3.434 rumah tangga miskin.
8.3.7 Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan yang penting. Dengan adanya jalan akan memudahkan mobilitas
penduduk dan lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Pada tahun 2007 panjang jalan di wilayah kecamatan Ketungau Tengah sepanjang 240,5 kilometer
dimana permukaan jalan 4,5 km jalan beraspal dan sisanya masih jalan tanah.
Tabel : Kondisi Prasarana Jalan di Wilayah Perbatasan
KECAMATAN PERBATASAN
Jml Desa yg dilalui Kendaraan Roda 4/lebih
sepanjang tahunPanjang jalan menurut jenis
permukaan (kilometer)Seped
a Motor
Oplet Truk
Aspal Kerikil
Tanah
Lainnya
Ketungau Tengah 529 - 9 4,5 - 236,0 -
8.3.8 Penerangan Dan Telekomunikasi
Pada tahun 2007 terjadi peningkatan tenaga listrik yang dibangkitkan, yaitu dari 409.325 Kwh
menjadi 489.189 Kwh atau peningkatan sebesar 1.20 persen.
Sarana telekomunikasi di wilayah perbatasan masih sangat tertinggal, tidak ada keluarga yang
berlangganan telepon kabel. Seluruh desa tidak terdapat sinyal untuk telepon genggam. Pos sebagai
penunjang kegiatan dari sub sektor komunikasi juga perlu diperhatikan perkembangannya. Tahun
2007 angka pengiriman dan penerimaan pos melalui PT Pos mengalami penurunan dibanding tahun
sebelumnya, ini disebabkan adanya jasa penunjang komunikasi yang dirasa lebih mudah seperti
telepon seluler.
8.3.9 Potensi Wilayah
Produksi pangan baik beras maupun non beras
di kecamatan Ketungau Tengah pada tahun
2007 terdiri dari 308 ton padi sawah dan 391
ton padi ladang. Tanaman palawija dengan
produksi terbesar
adalah ubi kayu yaitu
sebesar 463 ton dengan
rata-rata produksi
mencapai 140,30
kuintal/Ha sedangkan
yang terkecil adalah
kacang tanah yaitu
sebesar 1 ton dengan rat-rata produksi
mencapai 10 kuintal/Ha. Selain tanaman
pangan, hasil perkebunan juga memberikan
kontribusi yang besar bagi kecamtan Ketungau
Tengah terutama produksi tanaman karet yang
mencapai 1.319.00 ton dengan luas areal 3,697
Ha.
Kecamatan Ketungau Tengah merupakan
arahan peruntukan lahan kawasan lindung
yang ada pada kabupaten Sintang antara lain
ada lah pada penggunaan lahan hutan lindung
dan hutan wisata serta
taman nasional.
Kecamatan Ketungau
Tengah juga merupakan
daerah arahan
peruntukan lahan
budidaya tanaman
tahunan.
Berdasarkan potensinya, pengembangan
kawasan pertambangan di Kecamatan
Ketungau Tengah merupakan salah satu
daerah penghasil minyak bumi dan gas.
MATRIK ANALISIS PERMASALAHAN DI KABUPATEN SINTANG
ANALISIS SPESIFIK PROBLEM RENCANA PROGRAM AKSI TARGET INSTANSI
• PENDIDIKAN
Minimnya mutu pendidikan dikarenakan kurang memadainya sarana & prasarana pendidikan yang ada. Masih banyak bangunan/gedung sekolah yang masih belum representatif untuk proses belajar mengajar yang tentunya berimbas terhadap kualitas pendidikan. Banyak siswa tamatan Sekolah Dasar kesulitan melanjutkan jenjang pendidikan ke atas karena SLTP & SLTA setempat msh sedikit sedangkan untuk sekolah lain di daerah lain yang tersedia sulit dijangkau karena kesulitan biaya. siswa banyak yang masih belum terbiasa dengan teknologi informasi sehingga standar mutu sekolah terutama dalam mutu pelajaran yang selalu ketinggalan.
• Sarana & prasarana pendukung pendidikan yang masih minim
• Mensosialisasikan Bantuan dana Operasional Sekolah (BOS)
Dinas Pendidikan, Pemkab
• Kurangnya tenaga guru • Peningkatan jumlah bangunan untuk sekolah Lanjutan Atas (SMP & SMA)
• Media pembelajaran yang minim
• Menambah tenaga guru disetiap bidang pendidikan
• Bekerjasama dengan sekolah yang lebih bonafit untuk memperoleh informasi mengenai standar mata pelajaran
• Menambah sarana & prasarana serta media pembelajaran lainnya seperti meja, kursi bagi murid & guru, komputer serta alat lab. Yang diperlukan
• KESEHATAN
Masih banyak masyarakat yang kurang kesadarannya mengenai pengobatan secara medis
• Kurangnya tenaga dokter & tenaga medis lainnya
• Penambahan tenaga dokter & paramedis
Dinas Kesehatan, Pemkab
dikarenakan pengetahuan mereka yang minim dan tradisi leluhur. Dan juga kesulitan untuk menjangkau sarana medis yang ada karena jarak tempuh dan transport yang kurang memadai. Sarana yang ada juga terkadang belum memadai secara kelengkapan fasilitas.
• minimnya sarana & prasarana medis
• Penambahan kelengkapan alat-alat labaroturium
• terkadang tidak tersedia tempat tinggal bagi dokter & tenaga paramedis lainnya yang berasal dari luar daerah
• Penyediaan fasilitas tempat tinggal untuk dokter & paramdis yang berasal dari luar daerah
• kurangnya perangkat kesehatan penunjang
• penambahan gedung pada daerah yang sulit menjangkau sarana kesehatan yang lebih baik
• Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan secara medis
• Penambahan obat-obatan generik
• Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat
• EKONOMI
Beberapa asset daerah yang berpotensi untuk menambah pendapatan daerah seperti melalui pertanian dan pariwisata. Kegiatan Pertaniannya masih belum intensif karena sebagian penduduknya masih melakukan pertanian dengan cara ladang berpindah. Hal ini membuat hasil dari pertanian masyarakat perbatasan masih sangat rendah. Rendahnya hasil pertanian sangat mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar petani. Begitu juga dengan obyek wisatanya yang belum diberdayakan dengan maksimal seperti berupa air terjun, gua dan gunung/bukit.
• Masih banyaknya petani yang masih menggunakan sistem ladang berpindah
• Memberikan penyuluhan mengenai cara bertani yang baik
Dinas Pertanian, dinas pariwisata,Pemkab
• Banyak lahan yang belum digunakan dengan sebaiknya
• Mengarahkan kepada masyarakat dalam penggunaan lahan yang ada
• Banyaknya wisata alam yang belum banyak diketahui wisatawan
• Mengarahkan masyarakat dalam menjual hasil pertaniaannya ketempat yang lebih menguntungkan masyarakat tersebut
• Kurang daya tarik obyek wisata tersebut
• Mempromosikan wisata alam yang ada melalui teknologi & media informasi lainnya
• Memperbaiki obyek wisata tersebut agar semakin menarik wisatawan
• Telekomunikasi
Sulitnya berkomunikasi secara cepat untuk mendukung aktifitas masyarakat. Walaupun sudah ada beberapa fasilitas telepon seluler telah banyak membantu tetapi jumlahnya masih sangat terbatas di beberapa daerah lainnya. Sedangkan peningkatan komunikasi sangat dibutuhkan dalam mendukung kelancaran komunikasi.
• terbatasnya fasilitas telepon
• Penambahan sarana telepon seluler
Dinas Perhubungan,
Pemkab• kurang optimalnya kualitas sinyal
• Peningkatan jaringan komunikasi dan kualitas sinyal
STRATEGI TERHADAP PERMASALAHAN UMUM DI TINGKAT PROVINSI
ANALISIS SPESIFIK PROBLEM RENCANA PROGRAM & AKSI TARGET INSTANSI• PENDIDIKAN
Hasil ujian nasional masih menjadi persoalan yang spesifik pada tiap daerah.
• Mutu pendidikan se Kalbar menjadikan persentase menurun
• Mengadakan rapat musyawarah kerja kepala sekolah
Dinas Pendidikan
• KESEHATANMasih banyaknya masyarakat yang tidak tahu mengenai cara hidup sehat sedangkan semua itu berpengaruh pada aktifitas masyarakat sehari-hari.
• Masih Banyaknya masyarakat yang mengalami gizi buruk
• Membangun klinik untuk Waspada Gizi
Dinas kesehatan
• Keterlambatannya mencegah dan mengatasi penyakit yang berbahaya
• Sosialisasi kepada masyarakat terhadap penyakit menular
• EKONOMIKegiatan Pertanian masih belum intensif karena sebagian penduduknya masih melakukan pertanian dengan cara ladang berpindah. Hal ini membuat hasil dari pertanian masyarakat perbatasan masih sangat rendah. Dan juga masih banyak obyek wisata potensial bagi pendapatan daerah yang belum diketahui publik.
• berkurangnya anggaran pendapatan daerah bagi provinsi
• Pemberian bibit unggul kepada para petani untuk tanaman yang potensial didaerah setempat
Dinas Pertanian, dinas pariwisata
• daerah setempat tidak dikenal publik padahal memiliki obyek wista yang potensial
• Penyuluhan cara bertani yang baik
• Mempromosikan obyek wisata melalui media komunikasi
• Memberikan dana kepada daerah setempat untuk meningkatkan daya tarik obyek wisatanya
• KOMUNIKASISulitnya pemerintah provinsi berkomunikasi secara cepat kepada pemerintah daerah setempat. Sedangkan peningkatan komunikasi sangat dibutuhkan dalam mendukung kelancaran komunikasi.
• Pemerintah provinsi sulit untuk mendapatkan informasi secara cepat dari daerah setempat
• Penambahan sarana telepon seluler
Dinas perhubungan
• Peningkatan jaringan komunikasi dan kualitas sinyal