Upload
elya-agustina
View
871
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI PERKEMBANGAN TUMBUHAN
DAUN, AKAR DAN BATANG
Nama : Elya Agustina
Nim : 1210702021
Kelompok : 3 (tiga)
Tanggal praktikum : 1 Mei 2012
Tanggal pengumpulan : 8 Mei 2012
JURUSAN BIOLOGI SAINS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
DAUN, AKAR DAN BATANG
Hari/ Tanggal Praktikum : Sabtu, 1 Mei 2012
Waktu Praktikum : 13.00 – 15.30 WIB
Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi UIN SGD Bandung
I. TUJUAN
- Melihat macam-macam jaringan yang terdapat pada daun
- Melihat tipe struktur dikotil dan monokotil
- Melihat macam-macam jaringan yang terdapat pada batang dan tipe stele
batang
- Melihat macam-macam jaringan pada akar
- Melihat perbedaan struktur akar dikotil dan monokotil
II. DASAR TEORI
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun ini hanya terdapat pada
batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan.
Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku atau
nodus batang dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan
daun dinamakan ketiak daun (axial). Daun biasanya berbentuk tipis dan melebar,
kaya akan suatu zat warna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah
yang ditempati tumbuh-tumbuhan namak hijau pula (Tjitrosoepomo, 2007).
Menurut Salisburry (1995), Daun merupakan modifikasi dari batang yaitu
bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga
kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Anatomi daun dapat
dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan
epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan
epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis
terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya
pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar)
dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast.
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya
agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan
fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih
banyak daripada jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat
di dalam tulang daun dan urat-urat daun.
Daun mempunyai fungsi yaitu sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Pada
tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade.
Sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi di jaringan spons.
Selain itu, daun berfungsi sebagai organ pernafasan, karena di daun terdapat
stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari
udara untuk dijadikan bahan fotosintesis dan mengeluarkan O2 sebagai hasil
fotosintesis. Stomata terletak di epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan
tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang (Syamsuri,
2007).
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Sifat Umum batang yaitu berbentuk panjang
bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu
bersifat aktinomorf. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh
buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Biasanya tumbuh ke atas
menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu bertambah
panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya
tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang
kecil. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda (Karmana, 2006).
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara
korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan
pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara
xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada
Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar,
dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun
demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp.) dan pohon Nenas
seberang (Agave sp) (Syamsuri, 2007).
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya
pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-
lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-
lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun (Syamsuri, 2007).
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar
sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada
batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel,
yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim,
makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis
tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat
pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut
perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe
kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di
sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Batang mempunyai fungsi
yaitu sebagai organ perlintasan air dan makanan. Xylem sebagai jaringan yang
mengangkut air dan garam mineral, sedangkan Floem sebagai jaringan yang
mengangkut hasil fotosintesis (makanan). Sebagai organ pembentuk dan
penyangga tubuh tumbuhan. Sebagai tempat penyimpan cadangan makanan dan
sebagai alat perkembangbiakan vegetatif (Prihasanti, 2003).
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki
ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut (Pratiwi, 2006).
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau
kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel
kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela. Akar
pada tumbuhan berfungsi untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah, Dapat
berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan menyerap air dam garam-
garam mineral terlarut (Pratiwi, 2006).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Mikroskop 1 buah Daun jagung (Zea mays) 1 helai
Pipet tetes 1 buah Daun beringin (Ficus sp.) 1 helai
Kaca objek 8 buah Batang jagung (Zea mays) 1 helai
Kaca penutup 8 buah Akar jagung (Zea mays) 1 helai
Kuas halus 1 buah
Jarum preparat 1 buah
Silet 2 buah
IV. PROSEDUR KERJA
alat dan bahan disiapkan
bahan-bahan disayat dengan silet atau cutter
hasil sayatan disimpan dalam kaca objek
sayatan ditetesi dengan air
ditutup dengan kaca penutup
diamati dibawah mikroskop dan digambar kedudukan jaringan-jaringan yang terdapat pada preparat tersebut
V. HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan pada daun
GAMBAR KETERANGAN
a. Daun jagung (Zea mays) adaksial
Perbasaran 16 x 10
1. Stomata
2. Sel penjaga
3. Sel tetangga
4. Sel kipas
5. Sel sel penutup
b. Daun jagung (Zea mays) abaksial
Perbesaran 16 x 10
1. Stomata
2. Sel tetangga
3. Sel kipas
c. Daun beringin (Ficus benjamina)
abaksial
Perbesaran 16 x 10
1. Stomata
2. Sel penjaga
3. Sel penutup
4. Parenkim
2
3
4
5
1
1
2
3
1
2
3
4
d. Daun beringin (Ficus benjamina)
adaksial
Perbesaran 16 x 10
1. Parenkim
2. Epidermis
2. Pengamatan pada batang
GAMBAR BATANG
a. Batang jagung (Zea mays) melintang
Perbesaran 10 x 10
1. Epidermis
2. Empulur
3. Xylem
4. Floem
b. Batang jagung (Zea mays) membujur
Perbesaran 16 x 10
1. Parenkim
2. Xylem
3. Floem
4. Jaringan pembuluh
1
2
1
2
3
4
1
2
3
4
3. Pengamatan pada akar
GAMBAR KETERANGAN
a. Akar jagung (Zea mays) melintang
Perbesaran 16 x 4
1. Empulur
2. Perisikel
3. Xylem
4. Korteks
5. Epidermis
b. Akar jagung (Zea mays) membujur
Perbesaran 16 x 10
1. Xylem
2. Floem
3. Rambur akar
4. Empulur
5. Epidermis
4. PEMBAHASAN
Pada kegiatan praktikum ini kami mengamati berbagai jaringan meliputi
jaringan daun, batang, dan akar. Adapun bahan yang digunakan yaitu tanaman
jagung (Zea mays) dan beringin (Ficus benjamina). Pada tanaman jagung diamati
bagian daun, akar dan batang. Sedangkan pada beringin diamati bagian daun
adaksial dan abaksial. Tanaman tersebut digunakan sebagai sampel karena
memiliki jaringan yang terlihat jelas, sehingga dapat membedakan macam-macam
jaringan yang terdapat pada organ tumbuhan tersebut.
1
2
3
5
1
2
3
4
5
4
a. Daun
Jagung merupakan tumbuhan monokotil dengan pertulangan daun sejajar
berbentuk seperti pita, sehingga pada pengamatan epidermis adaksial dan
epidermis abaksial dengan perbesaran 16 x 10 ditemukan stomata dengan letak
sejajar. Stomata pada bagian adaksial lebih banyak dan ukurannya pun lebih besar
dibanding dengan stomata abaksial. Stomata yang terlihat ini bertipe diasitik.
Letak stomata pada Zea mays tersusun berderet sejajar. Sel penutupnya berbentuk
seperti halter yang bagian ujungnya membesar dan berdinding tipis. Bagian
tengahnya memanjang, berdinding tebal, dan lumennya sempit. Menurut Mulyono
(2011), jaringan penutup pada tumbuhan berfungsi sebagai pelindung organ-organ
dari pengaruh luar yaitu berupa: epidermis, stomata, trikoma, dan endodermis.
Jaringan epidermis daun jagung yang terlihat memiliki struktur sel rapat,
pada bagian atas dilapisi kutikula (lapisan lilin) sehingga terlihat mengkilap
dibandingkan dengan epidermis bagian bawah. Sel epidermis hanya terdiri dari
satu lapisan sel saja. Selain itu juga terdapat sel kipas yang fungsinya untuk
pelekukan pada saat musim kemarau.
Pengamatan selanjutnya mengamati daun beringin, daun dibuat sayatan
epidermis atas dan epidermis bawah. Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop
dengan perbesaran 16 x 10, bagian epidermis atas tersapat jaringan parenkim
namun tidak ditemukan stomata. Epidermis atas juga ditemukan kutikula (lapis
lilin) yang menyebabkan permukaan daun terlihat licin. Sedangkan pada
pengamatan epidermis bawah (abaksial) ditemukan stomata dengan susunan
mentebar, bentuk sel stomata berukuran besar tersebar di permukaan daun.
b. Batang
Pada pengamatan batang digunakan tanaman jagung, sayatan jagung yang
diamati merupakan sayatan melintang dan membujur. Dilihat dari struktur
morfologinya tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang,
berbentuk silindris. Pada sayatan membujur batang jagung terdapat tiga
komponen jaringan utama, yaitu epidermis, jaringan pembuluh, dan empulur.
Jaringan pembuluh terbentuk dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan
jaringan pembuluh yang tinggi dan lingkaran menuju perikarp dekat epidermis.
Didalam jaringan pembuluh terdapat xylem dan floem dengan tipe radial yaitu
xylem dan floem terletak berselang-seling secara radial. Diluar berkas pembuluh
dikelilingi oleh jaringan parenkim, pada parenkim korteks ditemukan jenis
parenkim penimbun, dimana jaringan ini berfungsi untuk penyimpanan cadangan
makanan. Dalam pengamatan pada bagian batang juga terdapat kolenkim angular
(kolenkim sudut).
Pada sayatan membujur terlihat empulur yang terdapat di bagian tengah,
selain itu terdapat pula xylem dan floem yang berfungsi sebagai alat pengangkut.
Xilem mempunyai dinding sel yang tebal berfungsi untuk mengangkut air dan
garam-garam mineral dari akar menuju daun. Sedangkan floem memilki bentuk
sel seperti tabung dan bagian ujung berlubang. Jaringan ini dalam melaksanakan
fungsinya sebagai jaringan mekanik atau penguat tumbuhan memegang peranan
yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
c. Akar
Pengamatan selanjutnya dilakukan pengamatan akar jagung. Akar jagung
yang kami amati meliputi sayatan melintang dan sayatan membujur. Pada sayatan
melintang akar jagung terdapat epidermis, korteks, perisikel, endodermis, floem,
dan xylem serta bagian empulur. Akar tanaman jagung (Zea mays) mempunyai
yaitu memiliki jumlah ikatan xylem yang banyak.. Menurut Mulyono (2011),
struktur umum dari bagian luar ke dalam adalah sebagai berikut: epidermis (pada
akar muda, jika tua digantikan oleh peridermis berupa jaringan gabus), parenkim,
korteks, stele, dan berkas pembuluh. Jaringan penyusun akar adalah epidermis,
korteks, endodermis, perisikel, dan stele (jaringan pengangkut).
Bagian epidermis selnya berdinding tipis, tersusun rapat. Selnya
mengalami modifikasi menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang
penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi kutikula. Dalam pengamatan terlihat
epidermis dari akar jagung tumbuh rambut akar, rambut akar ini merupakan
perluasan sel epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penyerapan
mineral dan air. Kotreks ditemukan di bagian dalam epidermis tersusun atas
beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang penting
untuk pertukaran udara.
5. KESIMPULAN
Dari praktikum yang sudah dilakukan pada daun, tanaman yang diamati
yaitu daun jagung (Zea mays) dan daun beringin (Ficus sp.). Pengamatan
meliputi bagian epidermis atas dan epidermis bawah, terdapat stomata dengan
bentuk dan letak yang berbeda. Pada tanaman jagung yang merupakan tanaman
monokotil, letak stomatanya sejajar rapi dengan tipe stomata helter. Selain itu
juga terdapat juga sel kipas. Sedangkan pada daun beringin yang merupakan
tumbuhan dikotil, bagian epidermis bawah memiliki susunan stomata yang
tersebar acak. Sedangkan pada bagian epidermis atas tidak terdapat stomata.
Pengamatan sayatan batang jagung melintang dan membujur ditemukan
tiga jaringan utama, yaitu epidermis, jaringan pembuluh, dan empulur. Berkas
pembuluh pada jagung memiliki tipe radial. Parenkim yang ditemukan merupakan
parenkim penimbun berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Sedangkan
pada bagian akarnya terdapat epidermis (pada akar muda, jika tua digantikan oleh
peridermis berupa jaringan gabus), parenkim, korteks, stele, dan berkas pembuluh.
Jaringan penyusun akar adalah epidermis, korteks, endodermis, perisikel, dan
stele (jaringan pengangkut).
Daftar Pustaka
Salisbury,T. dan S.W. Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB press.
Prihasanti, E. 2003. Anatomi Tumbuhan. Semarang: UNDIP press
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri, I. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Jakarta: Grafindo.
Tjitrosopemo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM press.
Mulyono, Arif A. 2011. Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays).
<http://blog.djarumbeasiswaplus.org/arifagungmulyono/2011/12/26/
%E2%80%9Cmorfologi-tanaman-jagung-zea-mays-l%E2%80%9D/ ?wpmp
switcher=mobile&wpmp_tp=1> [diakses tanggal 21 Maret 2012]