15
1 DAUN (Folium) PENDAHULUAN Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ pada tumbuhan yang memiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara teoritis maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Struktur jaringan pengangkut dalam tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Namun, ciri terpenting pada daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya cepat terhenti. Pada Spermatophyta, aktivitas meristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan interkalar dan marginal. Terdapat bebrapa istilah-istilah menyangkut daun. Seluruh daun pada sebuah tumbuhan disebut dengan Phyllom. Namun dikenal juga dengan beberapa istilah seperti daun hijau, katafil, hipsofil,kotiledon, profil,dll. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) Daun hijau Daun hijau (foliage leaves) berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentukpipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas Co 2 . 2) Katafil Katafil adalah sisik yang tampak pada kuncup dan batang di bawah tanah, yang fungsinya sebagai pelindung atau penyimpan bahan cadangan makanan. 3) Hipsofil Hipsofil merupakan berbagai tipe braktea yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. 4) Kotiledon Kotiledon adalah daun pertama dari tumbuhan. 5) Profil (Prophyl) Daun pertama pada cabang lateral.

DAUN & BUNGA.pdf

  • Upload
    windu-r

  • View
    389

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anatomi tumbuhan

Citation preview

Page 1: DAUN & BUNGA.pdf

1

DAUN (Folium)

PENDAHULUAN Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ pada tumbuhan yang

memiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara teoritis maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Struktur jaringan pengangkut dalam tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Namun, ciri terpenting pada daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya cepat terhenti. Pada Spermatophyta, aktivitas meristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan interkalar dan marginal.

Terdapat bebrapa istilah-istilah menyangkut daun. Seluruh daun pada sebuah tumbuhan disebut dengan Phyllom. Namun dikenal juga dengan beberapa istilah seperti daun hijau, katafil, hipsofil,kotiledon, profil,dll. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) Daun hijau

Daun hijau (foliage leaves) berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentukpipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas Co2.

2) Katafil Katafil adalah sisik yang tampak pada kuncup dan batang di bawah tanah, yang fungsinya sebagai pelindung atau penyimpan bahan cadangan makanan.

3) Hipsofil Hipsofil merupakan berbagai tipe braktea yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung.

4) Kotiledon Kotiledon adalah daun pertama dari tumbuhan.

5) Profil (Prophyl) Daun pertama pada cabang lateral.

Page 2: DAUN & BUNGA.pdf

2

A. EPIDERMIS Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata.

B. MESOFIL (JARINGAN DASAR) Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim spons. Parenkim Palisade

Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang.

Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien.

Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau dorsiventral.

Parenkim Spons

Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya.

Page 3: DAUN & BUNGA.pdf

3

Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel.

Perubahan Struktur Daun Xeromorf

Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang sangat kering seperti di gurun yang membuat transpirasinya dapat turun sampai minimum di bawah kondisi kekurangan air. Maka dari itu untuk tetap bertahan hidup di daerah yang kering seperti itu, struktur atau anatomi daun tumbuhan tersebut pun beradaptasi menjadi lebih khas.

Daun xeromorf berukuran kecil. Pengurangan permukaan luar daun dibarengi dengan perubahan struktur dalamnya,misalnya pengurangan ukuran sel tetapi terjadi peningkatan ketebalan dinding sel. Perkembangan jaringan sel palisade pun meningkat. Daun xeromorf pada umumnya tertutupi oleh trikoma. Jaringan penyimpan air pada daun pun juga berkembang.

Tumbuhan dengan daun yang kecil yang biasanya mempunyai habitat yang kering. Pengukuran ukuran daun sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada tumbuhan. Daun xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Di balik trikoma inilah stomatanya berada. Trikoma ini selain berfungsi sebagai pelindung atau mengurangi dari gangguan predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan.

Faktor lingkungan memengaruhi pembentukan kutikula. Pada beberapa tumbuhan gurun, stomata menjadi tertutup secara tetap selama musim panas. Penutupan ini diakibatkan karena sel penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan lilin. Seperti pada Rumex acetosella resin serta lapisan lilin yang terbentuk dalam epidermis dan sel di sekeliling tulang daun pada kondisi musim panas.

Air dalam daun diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan jaringan palisade daripada jaringan spons. Selain itu juga, jaringan penyimpan air penyimpan air berkembang baik pada daun. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel besar dengan vakuola besar berisi cairan sel yang mengandung lendir. Sel ini mempunyai sitoplasma tipis yang menempel pada dinding sel dan kloroplasnya tersebar. Tekanan osmosis pada sel fotosintesis lebih tinggi daripada sel yang bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka tumbuhan xerofit mendapat air dari jaringan penyimpan air ini. Sel penyimpan air yang berdinding tipis. Dalam kondisi kering, sel mengerut. Apabila pasokan air kembali normal, dengan cepat sel akan kembali ke bentuk semula. Contoh dari xeromorf (Atriplex portulacoides).

Perubahan Struktur Daun Pada Tumbuhan Hidrofit

Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang beragam dibandingkan dengan tumbuhan xerofit. Faktor yang mempengaruhi struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung pada suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air mempunyai sedikit jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh sedikit, xilem mengecil, dan mempunyai ruang udara.

Epidermis tumbuhan air tidak berfungsi untuk perlindungan, tetapi lebih untuk pengeluaran zat makanan, senyawa air, dan pertukaran gas. Kutikula dan dinding selnya sangat tipis. Sel epidermis berisi kloroplas. Daun yang mengapung mempunyai

Page 4: DAUN & BUNGA.pdf

4

stomata hanya pada permukaan atas daun saja. Beberapa tumbuhan air memiliki sekelompok sel yang disebut dengan hydropotes, yang berfungsi untuk memudahkan pengangkutan air dan garam ke luar dan ke dalam tumbuhan. Contoh tumbuhan Hidrofit (Ranunculus aquatilis).

Struktur Tangkai Daun

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Jika dilihat pada penampang melintangnya dapat kita jumpai kemungkinan-kemungkinan berikut:

- bulat dan berongga, misalnya tangkai daun Carica papaya L. - pipih dan tepinya melebar (bersayap), misalnya pada Citrus sp. - bersegi - setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur

dalam seperti pada tangkai daun Musa paradisiaca L. Tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia.

Sistem Pembuluh Daun Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian

menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.

Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil.

Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.

Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil. Daerah yang paling kecil yang dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil.

Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil

Page 5: DAUN & BUNGA.pdf

5

mungkin terdiri atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer.

C. JARINGAN PENYOKONG DAUN

Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula sebagai pelindung. Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan memberikan sokongan pada helai daun. Jaringan penyokong lainnya adalah kolenkim. Pada daun Dikotil, kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tulang daun, di bawah epidermis dan juga di tepi daun. Selain kolenkim, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan sklerida. Tulang daun berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. Pada kebanyakan daun monokotil berkas pengangkut dikelilingi oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan berhubungan ke epidermis.

D. HISTOLOGI DAUN GYMNOSPERMAE Sebagian besar daun pada Gymnospermae selalu berwarna hijau dan bersifat xeromorf. Salah satu kekhususan daun Gymnospermae adalah adanya jaringan transfusi. Jaringan ini mengelilingi berkas pengangkut dan tersusun atas trakeida, parenkim, dan sel albumin. Jaringan ini berbeda-beda jumlahnya dan susunanya, bergantung pada genusnya. Pada daun Pinus sel epidermisnya berdinding tebal, mempunyai kutikula tebal, dan stomatanya tersembunyi. Mesofil terdiri atas parenkim palisade dan parenkim spons. Mesofil ini berisikan kloroplas. Sel parenkimnya berisi tanin, resin dan kadang-kadang juga pati. Berkas pengangkutnya bersama jaringan transfusi dikelilingi oleh selubung yang berdinding sel relatif tebal, yaitu sel endodermis. Semua dinding antiklin berisi senyawa penutup tanpa zat gabus, tetapi mengandung banyak lignin. Vakuola berisi banyak badan berbentuk bola. Sedangkan sitoplasmanya berisi RE halus, gelembung, kloroplas dan badan lemak.

E. PERKEMBANGAN HELAI DAUN Secara umum perkembangan daun dimulai dari tahap permulaan (inisiasi), diferensiasi awal, perkembangan aksis daun, asal-usul helai daun, dan histogenesis jaringan helai daun.

Tahap permulaan (Inisiasi) Inisiasi daun dimulai dengan pembelahan periklin dalam kelompok sel kecil sel pada sisi pucuk. Jumlah lapisan sel yang mulai membelah dan posisinya pada pucuk beragam pada tumbuhan yang berbeda. Primordia daun berasal dari lapisan dari lapisan paling luar pucuk batang. Pada semua tumbuhan Dikotil,pembelahan periklin yang pertama tidak terjadi pada sel lapisan permukaan, tetapi pada sel yang terletak satu ata dua lapisan dibawahnya. Lapisanpermukaan diperluas dengan adanya pembelahan antiklin beberapa kali. Kasus yang paling sering terjadi, inisiasi dari primordia daun dimulai pada lapisan sel di bawah lapisan permukaan. Dalam hal ini lapisan sel tunika dan lapisan sel tetangganya dari korpus ikut serta dalam inisisiasi primordium yang berbeda.

Page 6: DAUN & BUNGA.pdf

6

Diferensiasi Awal Sebagai hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol dari pucuk batang sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papila kecil atau tonjolan. Penyokong daun terdiri atas lapisan protoderm dan untaian prokambium, yang tumbuh secara akropetal dan tidak seberapa jauh darikambium batang.

Perkembangan Aksis Daun Pada kebanyakan daun Dikotil dan Gymnospermae, perkembangan aksis daun mendahului helai daun. Hasil perkembangan cepat dari primordia menjadi bentuk seperti kerucut yang runcing dengan sisi adaksialpipih (rata). Ujung kerucut ini merupakan sebagai meristem apikal. Pada tumbuhan tertentu, dari tahpa awal perkembangan ketika primordium masih berukuran 1 mm, peningkatan atau perkembangan lebih lanjut akan terjadi karena pembelahan dan pemanjangan sel yang berjarak dari ujung primordium. Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan interkalar.

Asal usul Helai Daun Selama pemanjangan awal dan penebalan aksis daun muda, sel bagian tepi adaksial terus membelah dengan cepat. Inisial pinggiran adalah sel lapisan paling luar pada tepi helai daun muda. Pada Angiospermae, biasanya inisial ini akan membelah hanya ke arah antiklin dan penambahan sel baru terjadi ke arah protoderm abaksial dan adaksial. Pada daun majemuk menjari dan menyirip, helai daun lateral berkembang dari meristem pinggiran adaksial dan aksis daun muda sebagai dua deretan papila. Pada tumbuhan lain, perkembangan helai daun ada yang terjadi secara akropetal ataupun bisepetal.

Histogenesis Jaringan Helai Daun Pertumbuhan pinggiran berlangsung terus-menerus lebih panjang dari pertumbuhan apikal, tetapi berhenti relatif awal. Setelah pertumbuhan pinggiran berhenti,pertumbuhan lebih lanjut darihelai daun dilakukan oleh pembelahan sel helai daun. Pembelahan secara antiklin membentuk lempeng meristem. Aktivitas lempeng meristem menghasilkan peningkatan daerah permukaan, tetapi tidak terjadi penebalan organ. Pada helai daun, sel meristem berlapis sehingga relatif mudah untuk melacak asal-usul epidermis, jaringan palisade dan spons, serta berkas pengangkut. Pertumbuhan daun ini dikendalikan oleh faktor genetis, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan luar dan dalam. Faktor luar yang memengaruhi daun antara lain seperti pasokan air, nutrisi, panjang hari, dan intensitas sinar.

F. PENGGUGURAN HELAI DAUN (ABSISI)

Pemisahan aktif daun dari cabang, tanpa meninggalkan luka, disebut absisi daun. Daun sering tanggal pada musim kemarau, atau saat kekurangan air, tanpa meninggalkan luka. Absisi juga merupakan adaptasi yang bermanfaat guna melepaskan daun tua, buah masak, dan bunga yang tidak akan menghasilkan buah, serta merupakan cara pemangkasan diri jika jumlah cabang terlampau banyak. Absisi daun biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun atau pangkal daun. Daerah pengguguran ini secara histologi dapat dibedakan dengan jaringan yang lain yaitu bagian luarnya ditandai dengan adanya lekukan dangkal atau adanya perbedaan warna epidermis.

Page 7: DAUN & BUNGA.pdf

7

Sistem pembuluh dalam daerah pengguguran ini biasanya terpusat di tengah. Perkembangan sklerenkim dan kolenkim kurang baik atau bahkan tidak ada. Pada daerah pengguguran terdapat dua lapisan pemisah, tempat terjadinya pelepasan organ dan merupakan lapisan pelindung dari kekeringan dan masuknya parasit. Di daerah absisi tersebut terjadi perubahan sitologi dan biokimiawi dalam sel di daearah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabangnya. Pada kebanyakan daun, bunga, dan buah dan beberapa batang, persiapan lapisan absisi terjadi sewaktu ontogeni. Namun, lapisan absisi bisa juga terjadi langsung setelah ada kondisi yang merangsang absisi. Padadaerah absisi, jaringan tersklerifikasi sering tereduksi dan jaringan pembuluh terkondensasi di tengah,bukan di tepi. Pada beberapa spesies, daerah absisi seperti itu terdapat di tempat pertemuan tangkai dan sendi daun. Secara histologi, pemisahan atau absisi terjadi melalui tahap histologi sebagai berikut: 1) Pecahnya sel empulur 2) Pembelahan sel dalam korteks 3) Diferensiasi dan pembesaran sel 4) Pemecahan sel pembuluh dan korteks

Tanggalnya daun atau gugurnya daun tidak perlu selalu berasosiasi dengan peristiwa pelarutan dinding sel atau lamela tengah. Di kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil basah, tekanan fisik mengakibatkan pemisahan daun. Banyak penelitian telah dilakukan terhadap zat pengatur absisi. Senyawa yang paling dikenal adalah auksin dan etilen. Auksin menghambat absisi jika dibubuhkan setelah daerah absisi dibentuk, namun belum mengalami pelemahan struktural. Auksin juga dapat menghambat pembentukan zona absisi. Nampaknya, etilen merupakan senyawa yang memacu lengkapnya peristiwa absisi. Karena senyawa etilen digunakan untukmerusak dinding sel dan proses enzim respirasi. Peroksidase mengakibatkan peningkatan sintesis etilen, dan fosfatase berasosiasi dengan peristiwa penuaan.

Page 8: DAUN & BUNGA.pdf

8

BUNGA (Flos) PENDAHULUAN Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae. Bunga terdiri atas aksis (sumbu), pada sumbu ini muncul organ bunga. Pedisel, yaitu bagian sumbu yang mempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunga. Reseptakulum atau Thalamus. yaitu ujung distal dari pedisel membengkak dan meluas.

A. ORGAN BUNGA Ada 4 macam organ bunga (menempel pada reseptakulum)

Organ paling luar Sepala, yang secara bersama menyusun Kaliks (kelopak

bunga) yang biasanya berwarna hijau, ditemukan tepat di atas reseptakulum.

Sebelah dalam sepala terdapat Korola (mahkota bunga), yang terdiri atas

petala yang biasanya berwarna.

Sepala dan korola bersama-sama membentuk Periantum (perhiasan bunga).

Dua organ reproduksi di dalam periantum:

- Organ sebelah luar disebut stamen (benang sari) yang bersama-sama

membentuk abdroesium.

- Organ sebelah dalam disebut karpela (daun buah) yang membentuk

ginoesium.

B. HISTOLOGI SEPALA DAN PETALA Struktur luar sepala dan petala seperti struktur daun. Apabila bagian dalamnya berwarna hijau, sepala mirip helaian daun, sedangkan apabila berwarna, jelas berbeda dengan petala. Petala, pada umumnya, mempunyai struktur dalam yang mirip dengan helaian daun, yaitu tulang daun dan mesofil berkembang dengan baik, memiliki jaringan palisade, epidermis tidak mempunyai papila, dan memiliki banyak stomata

C. STAMEN (BENANG SARI)

Perkembangan Butir Serbuk Sari Berdasarkan pada cara pembentukan dinding dan pembelahan meiosis dari sel induk serbuk, ada 2 tipe perkembangan butir serbuk sari, yaitu:

- Tipe suksesif - Tipe simultan

Page 9: DAUN & BUNGA.pdf

9

Butir serbuk tiap tetrad terpisah satu dengan yang lain dan mereka terletak bebas di dalam kantong sari. Butir serbuk sari muda mempunyai vakuola pusat yang besar. Suatu butir serbuk sari yang masak dikelilingi oleh dinding pektoselulosa tipis, yaitu intin (Intin dapat dilewati protein). Di sebelah luar intin ada lapisan lain yang disebut eksin. Komponen utama dari eksin adalah sporopolenin.

Perkembangan Dinding Serbuk Sari Butir serbuk sari membentuk dinding yang baru, yaitu primeksin. Perubahan primeksin ke eksin terjadi karena unsur primeksin meningkatkan prekursor bakula yang seperti batang. Bakula yang membentuk seksin membesar, terjadi penimbunan sporopolenin dengan cepat dan kepala meluas ke arah lateral membentuk tektum. Penimbunan sporopolenin dilanjutkan dan seluruh dinding butir serbuk meluas ke arah radial dan lateral sehingga butir serbuk membesar.

Proses yang Terjadi Dalam Tapetum Sel tapetum terjadi penebalan. Bersamaan dengan terbentuknya tetrad, sel tapetum antera membesar dan membentuk badan sferis spesifik (pro-orbikula). Tahap tetrad akhir, badan sferid di antara plasmalema dan dinding tapetum hilang. Butir serbuk sari Monokotil mempunyai satu tingkap, sedangkan Dikotil biasanya mempunyai tiga tingkap. Tipe tingkap (apertura) dibedakan menjadi 4, yaitu:

a) Sulkus; c) Ruga; b) Kolpa; d) Porus.

Tapetum membantu dalam penyaluran makanan saat perkembangan sel induk serbuk sari dan butir serbuk sari. Tapetum terbentuk sebagai hasil diferensiasi bertahap dalam dinding antera. Sel tapetum dapat membesar, kaya dengan protoplasma dan mungkin multinukleat atau poliploid. Tapetum dibedakan menjadi dua tipe: - Tapetum sekretori/tapetum kelenjar, apabila sel masih tetap dalam posisi

aslinya, kemudian hancur, isinya diserap oleh sel induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang.

- Tapetum amebiod, apabila protoplas dan sel tapetum mengadakan pemantakan di antara sel induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang, mereka saling berlekatan membentuk tapetum peri plasmodium.

D. KARPELA Menurut teori telome, tumbuhan pembuluh yang paling primitif seluruhnya dibangun dari sistem telome. Telome adalah bagian paling akhir dari sumbu yang bercabang-cabang dikotomi yang menyangga sporangium (disebut telome fertil) atau tidak menyangga sporangium (disebut telome steril). Menurut Wilson (1942). Karpela seperti stamen, berkembang dari telome fertil, yaitu telome yang membawa sporagium berlekatan membentuk organ daun yang membawa ovulum pada bagian tepinya.

Page 10: DAUN & BUNGA.pdf

10

Teori gonofil oleh Melville (1967) mengatakan bahwa ovarium terdiri atas daun steril dan cabang pembawa ovulum yang biasanya epifil daun. Setiap daun bersama dengan cabang fertil dianggap sebagai suatu unit yang disebut gonofil sebagai pengganti karpela. Teori/konsep lain adalah konsep sui generis, yaitu stamen dan karpela tidak homolog dengan daun. Menurut penafsiran klasik, karpela merupakan turunan dari daun fertil yang membawa ovulum pada bagian tepinya. Bagian tepi kemudian berinvolusi dan bergabung di antaranya atau dengan bagian tepi karpela lainnya.

Histologi Karpela Pada waktu anthesis, yaitu terjadinya pemasakan antera dan ovulum, hanya

sedikit yang dapat di amati pada dinding ovulum. Dinding ovarium terdiri atas jaringan parenkim dan pembuluh yang di tutupi oleh epidermis yang ada kutikulanya. Stigma kebanyakan tumbuhan mengeluarkan cairan yang terdiri atas minyak, gula, dan asam amino. Antara jaringan stigma dan ovarium terdapat jaringan khusus, tempat pematangan butir serbuk sari yang berkecambah. Jaringan ini memberi makanan pada buluh serbuk sari untuk tumbuh selama melalui stilus ke ovarium. Jaringan ini di sebut jaringan transmiting (pemindah).

Stilus mungkin kosong atau padat, tergantung pada tingkat penutupan perlekatan. Stilus kosong dari ginoesium sinkarpi terdiri atas saluran tunggal atau beberapa saluran yang jumlahnya sama dengan jumlah karpela. Sebagian besar Angiospermae mempunyai stilus padat dan jaringan pemindah berupa untaian sel memanjang yang kaya sitoplasma. Pada stilus kosong, butir serbuk sari berkecambah membentuk pembuluh di antara papila jaringan pemindah. Pada kebanyakan tumbuhan, kutikula pada jaringan pemindah tidak tampak sebelum penyerbukan dan dinding jaringan kelenjarnya halus dan membengkak.

E. OVULUM Ovulum terdiri atas nuselus yang dikelilingi oleh satu atau dua integumendan menempel pada plasenta dengan sebuah tangkai yang disebut dengan funikulus. Pada ujung ovulum yang bebas terdapat celah kecil yang disebut mikropil. Daerah tempat integumen berlekatan dengan funikulus disebut kalaza. Sel nuselus biasanya terdapat di bawah lapisan paling luar pada ujung mikropil, dan disebut sel induk megaspora. Karena itu, nuselus dianggap sebagai megasporangium. Ovulum dibedakan menjadi 2 tipe utama yaitu:

- Atropus (ortotropus), apabila ujung nuselus pada garis lurus dan bersambungan dengan funikulus.

- Anatropus, apabila ujung nuselus diarahkan kebelakang menuju dasar funikulus. Diantara kedua bentuk ekstrem tersebut terdapat tahap peralihan yang berbeda yaitu sumbu ovulum mengarah ke berbagai arah, ada yang disebut hemianatropus, kampilotropus dan amfitropus. Pada plumbaginaceae, opuntia dan beberapa genus lain dari cactaceae, funikulus sangat panjang dan mengelilingi ovulum. Tipe ini disebut sirsinotropus.

Page 11: DAUN & BUNGA.pdf

11

F. MEGASPOROGENESIS Megasporogenesis adalah suatu proses yang berlangsung di dalam bagian betina dari suatu bunga yang disebut bakal buah atau ovarium dan menghasilkan kandung lembaga.

Proses Megasporogenesis Pembentukan megaspora melalui peristiwa sel induk megaspora. Megaspora / kantung embrio akan berkecambah dengan terjadinya mitosis pada intinya sehingga menjadi kantung embrio dewasa berinti delapan yaitu :

3 sel dekat mikropil adalah 1 sel telur dan 2 sinergid

3 sel dekat kalaza disebut sel antipoda

2 sel di tengah disebut inti polar

G. GAMETOFIT JANTAN & BETINA Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Gametofit betina pada pertumbuhan serbuk Lilium ditemukan terbatas pada daerah 3-5µ dari ujung buluh serbuk. Sitoplasma bagian buluh tidak tumbuh, berisi banyak mitokondria, amiloplas, badan golgi, retikulum endoplasma, badan lemak, dan vesikel. Beberapa vesikel berasal dari badan golgi yang memberi kontribusi pada pembentukan plasmalema dan dinding bulu serbuk. Analisis sitokimia menunjukkan bahwa ujung buluh serbuk kaya akan RNA, protein dan karbohidrat. Megaspora yang hidup akan membesar dan mengalami tiga kali pembelahan mitosis berurutan, sehingga kantong embrio berisi gametofit betina dengan 8 inti membesar.

Kantong Embrio Monospora Kantong embrio monospora adalah kantong embrio yang dalam proses megasporogenesis sporogen menghasilkan satu inti kantong embrio. Meliputi dua tipe, yaitu :

Page 12: DAUN & BUNGA.pdf

12

- Tipe Polygonum, dengan kantong embrio 8 inti. - Tipe Oenothera, dengan kantong embrio 4 inti.

H. PEMBENTUKAN ENDOSPERMA & EMBRIO Proses pembentukan endosperm dan embrio meliputi proses fertilisasi atau pembuahan yang dapat terjadi setelah proses polinasi atau penyerbukan. Fertilisasi dapat terjadi jika:

a) butir serbuk sari dan kepala putik berasal dari jenis yang sama b) butir serbuk sari dan kepala putik sama-sama dalam keadaan masak, siap untuk

fertilisasi.

Pembuahan Berikut adalah penjelasan proses terjadinya pembuahan;

Butir serbuk sari berkecambah menghasilkan buluh serbuk sari pada stigma. Di dalam buluh serbuk terdapat dua gamet jantan yang menembus stilus

dan mencapai ovulum. Pada kebanyakan tumbuhan, buluh serbuk sari memantak ke dalam ovulum

melalui mikropil. Pada beberapa tumbuhan buluh serbuk sari memantak melalui khalaza, dan disebut khalazogami.

Pada Angiospermae terjadi pembuahan ganda, yaitu terjadi dua macam peleburan: a) Satu dari gamet jantan melebur dengan sel telur. Peleburan gamet jantan

dengan sel telur yang menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi embrio.

b) Gamet jantan yang kedua melebur dengan inti sekunderPeleburan gamet jantan yang lain dengan inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm.

Perkembangan Endosperm Endosperm berkembang dari pembelahan mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet jantan dengan dua inti kutub atau dengan inti sekunder. Perkembangan endosperm berikutnya berbeda untuk setiap tumbuhan.

I. PERKEMBANGAN EMBRIO Setelah fertilisasi, zigot terbentuk. Selanjutnya, zigot mengalami dorman selama periode tertentu. Pada saat yang sama, vakuola besar yang terdapat dalam telur menghilang dan sitoplasma menjadi homogen. Zigot membelah setelah pembelahan inti endosperm.

Embrio Dikotil Berdasarkan perbedaan perkembangan proembrio sampai tahap 4 sel, embrio dikotil dapat dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu sebagai berikut: Sel terminal membelah secara longitudinal

Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan embrio, disebut tipe Crucifer. Sel basal dan sel terminal berperan dalam pembeentukan embrio, disebut tipe Asterad.

Sel terminal membelah secara transversal Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan embrio.

Page 13: DAUN & BUNGA.pdf

13

Sel basal bekembang menjadi suspensor yang terdiri atas 2 atau lebih sel, disebut tipe Solanad. Sel basal tidak membelah. Jika ada suspensor berkembang dar isel terminal, disebut tipe Caryophylad. Sel basal dan sel terminal berperan dalam pembentukan embrio, disebut tipe Chenopodial.

Embrio Monokotil Tidak ada perbedaan yang penting pada pembelahan pertama embrio dikotil dan monokotil. Namun, pada tahap-tahap perkembangan berikutnya terdapat perbedaan yang jelas. Pada embrio masak hampir semua dikotil, ujung pucuk terdapat diantara dasar dua kotiledon. Sedangkan pada embrio monokotil, ujung pucuk terdapat pada bagian lateral kotiledon tunggal.

J. VARIASI STRUKTUR SUSPENSOR Pada kebanyakan tumbuhan, fungsi suspensor hanya untuk mendorong embrio kedalam endosperm. Namun pada beberapa tumbuhan, suspensor dapat berkembang menjadi haustoria yang besar. Haustoria ini mengadakan pematangan antara sel endosperm dan sel-sel tertentu disekitar endosperm.

Page 14: DAUN & BUNGA.pdf

14

KESIMPULAN DAUN (Folium) Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk fotosintesis. Secara umum

anatomi tumbuhan terbagi menjadi 3 jaringan yaitu: Epidermis, Mesofil, dan Berkas Pembuluh.

Epidermis berfungsi sebagai pelindung, dan di salah satu bagiannya terdapat stomata yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar air serta gas seperti CO2 dan O2. Mesofil terdiri atas jaringan parenkim palisade dan parenkim spons, yang mengandung klorofil dan otomatis berfungsi dalam berfotosintesis. Sedangkan berkas pembuluh yang didalamnya terdapat xylem dan floem tentunya berfungsi dalam pengangkutan atau transportasi air serta hasil fotosintesis.

Perkembangan daun terjadi melalui beberapa tahapan sebagai berikut inisiasi (tahap permulaan), diferensiasi awal,perkembangan sumbu (aksis) daun, dan perkembangan helai daun. Pertumbuhannya ini selain dipengaruhi oleh faktor genetis, juga dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar tumbuhan itu sendiri.

BUNGA (Flos) Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae. Bunga

terdiri atas aksis (sumbu), pada sumbu ini muncul organ bunga. Ada 4 macam organ bunga (menempel pada reseptakulum): Organ paling luar Sepala

yang secara bersama menyusun Kaliks (kelopak bunga) yang biasanya berwarna hijau, ditemukan tepat di atas reseptakulum; Sebelah dalam sepala terdapat Korola (mahkota bunga), yang terdiri atas petala yang biasanya berwarna; Sepala dan korola bersama-sama membentuk Periantum (perhiasan bunga).

Megasporogenesis adalah suatu proses yang berlangsung di dalam bagian betina dari suatu bunga yang disebut bakal buah atau ovarium dan menghasilkan kandung lembaga.

Page 15: DAUN & BUNGA.pdf

15

DAFTAR PUSTAKA

http://syantrijayanti.blogspot.com/2013/03/makalah-anatomi-daun.html www.slideshare.net/nisrinaagustama/anatomi-bunga-dan-kelenjar