68
DEMAM BERDARAH DEMAM BERDARAH DENGUE DENGUE Dr.N.L.KD. Dewi SangawatiSp.A Dr.N.L.KD. Dewi SangawatiSp.A S.M.F Anak.RSU Mataram S.M.F Anak.RSU Mataram

Dbd Revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

limfoma

Citation preview

Page 1: Dbd Revisi

DEMAM BERDARAH DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE

Dr.N.L.KD. Dewi SangawatiSp.ADr.N.L.KD. Dewi SangawatiSp.A

S.M.F Anak.RSU MataramS.M.F Anak.RSU Mataram

Page 2: Dbd Revisi
Page 3: Dbd Revisi

INDONESIA :

Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Januari – Mei 2004 : 64.000 (incidence Rate 29,7 per 100.000 penduduk) dengan kematian sebanyak 724 orang (Case Fatality Rate 1,1%).

Di RSU Mataram : Januari – Juni 2006, jumlah penderita DBD yang dirawat ± 524, meninggal 2 orang (Case Fatality Rate 0,38 %).

Page 4: Dbd Revisi

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Definisi : Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah

penyakit demam akut terutama menyerang pada anak disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian.

Penyebab : Virus Dengue type 1,2,3,4 ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Page 5: Dbd Revisi

VIRUS DENGUEVIRUS DENGUE

Golongan Arbovirus ( group B Golongan Arbovirus ( group B Arthropod borne virus ).Arthropod borne virus ).

4 serotipe : DEN-1, DEN-2,DEN-3,4 serotipe : DEN-1, DEN-2,DEN-3, DEN-4.DEN-4.

Indonesia : Ke-4 serotipe ada. Indonesia : Ke-4 serotipe ada.

Page 6: Dbd Revisi
Page 7: Dbd Revisi

Nyamuk Aedes aegyptiNyamuk Aedes aegypti

Hidup didaerah tropis & subtropis,tidak terdapat Hidup didaerah tropis & subtropis,tidak terdapat diketinggian 1000 m. diketinggian 1000 m.

Vektor utama untuk Arbovirus, bersifatVektor utama untuk Arbovirus, bersifat : :

-- anthropophilic : hanya menggigit manusia. anthropophilic : hanya menggigit manusia. - multiple biter : menggigit tidak hanya 1 x.- multiple biter : menggigit tidak hanya 1 x. - dapat hidup dialam bebas.- dapat hidup dialam bebas. - terbang/menggigit pada siang/sore hari.- terbang/menggigit pada siang/sore hari.

Hidup dan berkembang biak pada tempat2 Hidup dan berkembang biak pada tempat2 penampungan air bersih yang tidak berhubungan penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.langsung dengan tanah.

Page 8: Dbd Revisi

Siklus Siklus HidupHidup Nyamuk Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti . .

Telur – Dewasa : 10 – 12 hari.Telur – Dewasa : 10 – 12 hari. Umur nyamuk betina : 2 mg–3 bl (rata-rata,1½ bl)Umur nyamuk betina : 2 mg–3 bl (rata-rata,1½ bl) Kemampuan terbang : 40 – 100 m.Kemampuan terbang : 40 – 100 m. Setelah menggigit manusia Setelah menggigit manusia ± 3hr akan bertelur± 3hr akan bertelur

± 100 butir. Dalam 2-3 hr akan menjadi jentik,4-9hr ± 100 butir. Dalam 2-3 hr akan menjadi jentik,4-9hr menjadi kepompong,1-2 hr menjadi nyamuk dewasa.menjadi kepompong,1-2 hr menjadi nyamuk dewasa.

Page 9: Dbd Revisi
Page 10: Dbd Revisi

CARA PENULARANCARA PENULARAN : : Terdapat 3 faktor yang memegang peranan pada

penularan infeksi virus dengue yaitu : manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Nyamuk dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia.

Virus berkembang dalam tubuh nyamuk 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum ditularkan kepada manusia pada gigitan berikutnya.

Didalam tubuh manusia virus memerlukan waktu masa tunas 4-6 hari (intrinsic incubation period).

Page 11: Dbd Revisi

11  

Virus transmitted to Virus transmitted to human in mosquito human in mosquito salivasaliva  

22..  

Virus replicates in Virus replicates in target organstarget organs  

33..  

Virus infects white Virus infects white blood cells and blood cells and lymphatic tissueslymphatic tissues  

44..  

Virus released and Virus released and circulates in bloodcirculates in blood

Page 12: Dbd Revisi

INFEKSI VIRUS DENGUE

Manifestasi infeksi Virus Dengue Manifestasi klinis infeksi virus dengue

dapat bersifat : - Asimptomatik atau demam yang tidak jelas. - Demam Dengue. - Demam Berdarah Dengue. - Dengue dengan kebocoran plasma yang mengakibatkan syok atau sindroma syok atau sindroma syok dengue (SSD).

Page 13: Dbd Revisi

Spectrum Klinis Infeksi Virus DengueSpectrum Klinis Infeksi Virus Dengue

Infeksi Virus DengueInfeksi Virus Dengue

AsimptomatikAsimptomatik SimptomatikSimptomatik

Demam tdk Demam dengue Demam tdk Demam dengue Demam BerdarahDemam Berdarahspesifik spesifik DengueDengue

Perdarahan (-) Perdarahan (+) Syok (-) Syok (+) Perdarahan (-) Perdarahan (+) Syok (-) Syok (+)

Page 14: Dbd Revisi

DSS

DEMAM BERDARAH DENGUE

DEMAM DENGUE

DEMAM TIDAK SPESIFIK/ASIMPTOMATIK

Page 15: Dbd Revisi

PATOGENESISPATOGENESIS

Masih kontroversial : banyak teori. Infeksi pertama menyebabkan Demam Dengue. Infeksi ke dua menyebabkan Demam Berdarah

Dengue. S.Halstead(1969) : DBD terjadi o.k Infeksi kedua dari

virus dengue dengan serotipe yang berbeda. Infeksi pertama menimbulkan antibodi,infeksi kedua

terjadi reaksi antigen antibodi yg akan mengaktivasi sistem komplemen untuk melepaskan mediator yang

mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadi perembesan plasma.Perembesan plasma dapat mengakibatkan syok.Syok dapat mengakibatkan kematian.

Pada DBD terjadi perembesan plasma, pada DD tidak

Page 16: Dbd Revisi

Patogenesis

Secondary heterelogoeus dengue infection

Kompleks virus-antibodi

Aktivasi komplemen

Anafilatoksin (C3a,C5a)

Permeabilitas kapiler meningkat

Ht meningkat

Perembesan plasma Na menurun

Cairan dlm rongga

Hipovolumea serosa

Syok

Anoksia Asidosis

Meninggal

Page 17: Dbd Revisi

Secondary heterelogous dengue infection.

Replikasi virus Anamnestic antibody response

Kompleks Virus antibody

Agregasi trombosit Aktivasi koagulasi Aktivasi komplemen

Penghancuran Pengeluaran Aktivasi faktor Hageman

Trombosit oleh RES Platelet faktor III

Anafilatoksin

Trombositopenia Koagulopati Sistem kinin

konsumtif

Gangguan kinin Peningkatan

Fungsi trombosit Penurunan faktor permeabilitas

Pembekuan kapiler

FDP meningkat

Perdarahan masif Syok

PATOGENESIS PERDARAHAN PADA DBD

Page 18: Dbd Revisi
Page 19: Dbd Revisi
Page 20: Dbd Revisi

DIAGNOSISDIAGNOSIS

Masa inkubasi dalam tubuh manusia Masa inkubasi dalam tubuh manusia

sekitar 4-6 hr (rentang 3-14 hr), sekitar 4-6 hr (rentang 3-14 hr),

timbul gejala prodromal yang tidak timbul gejala prodromal yang tidak

khas seperti : nyeri kepala, nyeri khas seperti : nyeri kepala, nyeri

tulang belakang dan perasaan lelahtulang belakang dan perasaan lelah

Page 21: Dbd Revisi

DEMAM DENGUEDEMAM DENGUE

Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hr, Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hr,

ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinik ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinik

sebagai berikut :sebagai berikut :

- Nyeri kepala.- Nyeri kepala.

- Nyeri retro-orbital.- Nyeri retro-orbital.

- Mialgia/artralgia.- Mialgia/artralgia.

- Ruam kulit.- Ruam kulit.

- Manifestasi perdarahan (petekie atau uji - Manifestasi perdarahan (petekie atau uji

bendung positip ).bendung positip ).

- leukopenia.- leukopenia.

- trombositopenia- trombositopenia

Page 22: Dbd Revisi

DEMAM BERDARAH DENGUEDEMAM BERDARAH DENGUE

1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.

2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut : - Uji bendung (Rumple Leed ) positif. - Petekie, ekimosis, atau purpura. - Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perda- rahan gusi), atau perdarahan di tempat lain. - Hematemesis atau melena.3. Trombositopenia (jumlah trombocyt <100.000/ml ).4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut : - Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin.

Page 23: Dbd Revisi

- - Penurunan hematokrit >20% setelah Penurunan hematokrit >20% setelah

mendapat terapi cairan, dibandingkan mendapat terapi cairan, dibandingkan

dengan nilai hematokrit sebelumnya.dengan nilai hematokrit sebelumnya.

-Tanda kebocoran plasma seperti : Efusi -Tanda kebocoran plasma seperti : Efusi

pleura, asites,hipoproteinemia, atau pleura, asites,hipoproteinemia, atau

hiponatremia.hiponatremia.

Page 24: Dbd Revisi

DEMAM PADA DD/DBD

Fase Demam

Fase Kritis Fase Penyembuhan

Page 25: Dbd Revisi

PENGENALAN DINI KASUS DBDPENGENALAN DINI KASUS DBD

Tidak mudah.Tidak mudah.

Gejala awal menyerupai Gejala awal menyerupai penyakit virus lainnya.penyakit virus lainnya.

Lebih jelas pada sakit hari Lebih jelas pada sakit hari ke 3 ( lab ).ke 3 ( lab ).

Page 26: Dbd Revisi

Cara uji Rumpel Leede/Turniket(uji resistensi kapiler dari Hess)

Ukur tekanan sistole dan diastole. Cari pertengahan antara sistole dan diastole ( Sistole+Diastole) dibagi 2 = x mmhg. Pertahankan manset pd tekanan x selama 5* Perhatikan adanya petekie dibagian volair lengan

bawah. Bila ≥ 10 petekie : RL positip.

Page 27: Dbd Revisi

DIAGNOSIS LABORATORIUM Lab.spesifik

– Identifikasi virus : isolasi virus/partikelnya– pemeriksaan serologi

deteksi antibodi dengue dlm serum deteksi antigen virus atau RNA dalam jaringan

atau serum

Lab. tidak spesifik hitung leukosit limfosit plasma biru hitung trombosit hematokrit/Ht

Lain-lain : Albumin

GOT, GPT

PT, APTT, Fibrinogen, D-dimer

Gas darah Ureum, kreatinin

Page 28: Dbd Revisi

HARI DEMA

M

JENIS PEMERIKSAAN

CATATAN / INTERPRETASI

1-2 HEMATOLOGI : Hemoglobin

(Hb) Hematokrit (Ht) Hitung Lekosit Hitung

Trombosit

Biasanya Normal

3 HEMATOLOGI : Hemoglobin

(Hb) Hematokrit (Ht)

Hitung Lekosit

Hitung Trombosit

- Hemoglobin meningkat- Hemokonsentrasi (peningkatan Ht 20%

dari asal) Ht/Hb ≥ 3,5 dipertimbangkan DBD*- Leukopenia- Limfositosis relatif ( > 45 % dari total

leko) - Limfosit plasma biru (>15% dari total leuko / >4% dari total

limfosit)

- Trombositopeni(< 100.000/L)/ penurunan serial

- Trombosit < 2/100 eri/LPB (min dilihat 10 lapang pandang)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN LABORATORIUM DEMAM DENGUEDEMAM DENGUE

Page 29: Dbd Revisi

4-7 HEMATOLOGI

Hb Ht Hitung leukosit Hitung trombosit Hapus darah tepi

IMUNOSEROLOGI

Anti-Dengue IgM, IgG

Uji HI

KIMIA

Waspadai DIC (PT>,APTT>,D-Dimer +, atau Fibrin

Monomer +, Fibrinogen <)

Indikasi pemberian darah :-FFP : perdarahan masif, APTT>1,5 x N-Trombosit : bila perdarahan masif

Peningkatan IgM dan atau IgGIgM +, IgG - : Inf PrimerIg M+, IgG+ : Inf SekunderIgM -, Ig G+: Riwayat terpapar / Dugaan Inf

Sekunder IgM - , IgG - : Bukan Inf Flavivirus, ulang 3-5 hr bila curiga

1:2560 Inf Sekunder Flavivirus

SGOT/SGPT ↑ , allbumin ↓, AGD (syok> : asidosis metabolik) Ureum , kreatinin (acute tubular

necrosis)

HARI DEMAM

JENIS PEMERIKSAAN CATATAN / INTERPRETASI

Page 30: Dbd Revisi

8-108-10 HEMATOLOGIHEMATOLOGI HbHb HtHt Hitung leukositHitung leukosit Hitung trombositHitung trombosit Hapus darah tepiHapus darah tepi

Normal pada fase Normal pada fase penyembuhan penyembuhan

11-11-1212 IMUNOSEROLOGIIMUNOSEROLOGI

Uji HIUji HI Peningkatan titer > 4 xPeningkatan titer > 4 x 1 : 1280 Inf Flavivirus Akut 1 : 1280 Inf Flavivirus Akut

PrimerPrimer 1 : 2560 Inf Flavivirus Akut 1 : 2560 Inf Flavivirus Akut

SekunderSekunder

(Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2004)(Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2004)

HARI HARI DEMADEMA

MM

JENIS PEMERIKSAANJENIS PEMERIKSAAN CATATAN / INTERPRETASICATATAN / INTERPRETASI

* Pada Lab dg kemampuan terbatas

Page 31: Dbd Revisi

INTERPRETASI HASIL INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN IgM dan IgGPEMERIKSAAN IgM dan IgG

IgMIgM IgGIgG InterpretasiInterpretasi

(+)(+) (-)(-) Infeksi primerInfeksi primer

(+)(+) (+)(+) Infeksi sekunderInfeksi sekunder

(-)(-) (+)(+) Tersangka Tersangka infeksi sekunderinfeksi sekunder

(-)(-) (-)(-) Tidak ada Tidak ada infeksiinfeksi

Page 32: Dbd Revisi

KELAINAN LABORATORIUM PADA DBD– trombositopenia– hemokonsentrasi– leukopenia

– hipoalbuminemia– kenaikan serum transaminase

– PT & APTT memanjang– pe kadar F. II, V, IX dan XI– hipofibrinogenemia– pe FDP

- paling sering ditemukan - biasanya hari ke

3-4- hit trombosit < 100.000/L- beratnya hemokonsentrasi beratnya syok

ditemukan selama fase hipovolemik

Risiko perdarahan

Akibat kebocoran plasma

Page 33: Dbd Revisi

Limfosit Plasma Limfosit Plasma BiruBiru

Page 34: Dbd Revisi

DIAGNOSA BANDINGDIAGNOSA BANDING

Demam tifoid.Demam tifoid. Campak.Campak. Influenza.Influenza. Chikungunya.Chikungunya. Leptospirosis.Leptospirosis. Malaria.Malaria.

Perbedaan utama antara Demam Denguedengan Demam Derdarah Dengue ditemukanadanya kebocoran plasma pada DBD.

Page 35: Dbd Revisi

Derajat beratnya penyakit ( Demam Berdarah Dengue )

Derajat I : Demam & Uji tourniquet positif.

+ tanda kebocoran plasma. Derajat II : Derajat I & perdarahan spontan.

+ tanda kebocoran plasma. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi

(nadi cepat,hipotensi,acral dingin anak

tampak gelisah ). Derajat IV : Syok berat.

Page 36: Dbd Revisi

SINDROM SYOK DENGUESINDROM SYOK DENGUE(SSD); SINDROMA RENJATAN DENGUE(SSD); SINDROMA RENJATAN DENGUE

Seluruh kriteria diatas untuk DBD Seluruh kriteria diatas untuk DBD

disertai kegagalan sirkulasi dengan disertai kegagalan sirkulasi dengan

manifestasi nadi yang cepat dan lemah, manifestasi nadi yang cepat dan lemah,

tekanan nadi turun (≤20 mmHg), tekanan nadi turun (≤20 mmHg),

hipotensi dibandingkan standar sesuai hipotensi dibandingkan standar sesuai

umur, kulit dingin dan lembab serta umur, kulit dingin dan lembab serta

gelisah)gelisah)

Page 37: Dbd Revisi

TANDA AWAL SYOK PADA DBDTANDA AWAL SYOK PADA DBD

Anak tampak gelisah.Anak tampak gelisah.

Kesadaran menurunKesadaran menurun

Nafas cepat.Nafas cepat.

Dapat disertai nyeri perut.Dapat disertai nyeri perut.

Nadi cepat,tekanan nadi <20 mm hg.Nadi cepat,tekanan nadi <20 mm hg.

Tekanan darah menurun.Tekanan darah menurun.

Ujung tangan & kaki dingin.Ujung tangan & kaki dingin.

Diuresis kurang.Diuresis kurang.

Page 38: Dbd Revisi

TATA LAKSANATATA LAKSANA

Perjalanan penyakit DBD terbagi atas 3 fase :Perjalanan penyakit DBD terbagi atas 3 fase :

1. Fase demam yang belangsung selama 2-7 hari1. Fase demam yang belangsung selama 2-7 hari

2. Fase kritis/bocornya plasma yang berlangsung2. Fase kritis/bocornya plasma yang berlangsung

umumnya hanya 24-48 jam.umumnya hanya 24-48 jam.

3. Fase penyembuhan (2-7 hari).3. Fase penyembuhan (2-7 hari).

Page 39: Dbd Revisi

TATALAKSANA DD / DBD

Fase Demam

Fase Kritis

Fase Penyembuhan

Page 40: Dbd Revisi

Berdasarkan perjalanan penyakit tersebut maka tatalaksana kasus DBD secara umum dapat dibagi atas 3 fase tadi :

1. Fase demam ( hari 1 – 3 ) :

* Terapi simtomatik dan suportif.

a. Parasetamol 10mg/kg/dosis setiap 4-6 jam

( aspirin dan ibuprofen kontra indikasi).Kompres

hangat diberikan apabila pasien masih tetap

panas.

b. Terapi suportif yang dapat diberikan antara lain

larutan oralit, jus buah atau susu dan lain-lain.

Page 41: Dbd Revisi

* Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat, berikan cairan sesuai kebutuhan. Apabila perlu berikan cairan intra vena.

* Semua pasien tersangka dengue harus diawasi dengan ketat setiap hari sejak hari sakit ke-3.

Selama fase demam sulit untuk membedakan antara pasien DD dengan DBD. Ruam makulopapular dan mialgia/artralgia lebih banyak ditemukan pada pasien demam dengue. Setelah bebas demam selama 24 jam tanpa antipiretik, pasien demam dengue akan masuk kedalam fase penyembuhan,sedangkan pasien DBD memasuki fase kritis. Sebagian pasien ini sembuh setelah pemberian cairan intra vena, sedangkan kasus berat akan jatuh kedalam syok.

Page 42: Dbd Revisi

PEMANTAUAN :

1. Pemeriksaan fisis :1. Pemeriksaan fisis : * Tanda vital : waspadai gejala syok.* Tanda vital : waspadai gejala syok. * Perabaan hati :* Perabaan hati : - Hati yang membesar dan lunak merupakan - Hati yang membesar dan lunak merupakan indikasi mendekati fase kritis, pasien harus indikasi mendekati fase kritis, pasien harus diawasi ketat dan dirawat di RS.diawasi ketat dan dirawat di RS.2. Pemeriksaan laboratorium :2. Pemeriksaan laboratorium : * Leukopenia <5000 dan limfositosis relatif, * Leukopenia <5000 dan limfositosis relatif, peningkatan limfosit atipikal (mengindikasikan peningkatan limfosit atipikal (mengindikasikan dalam waktu 24 jam pasien akan bebas dalam waktu 24 jam pasien akan bebas demam serta memasuki fase kritis).demam serta memasuki fase kritis).

Page 43: Dbd Revisi

- Trombositopenia mengindikasikan pasien memasuki fase kritis dan memerlukan pengawasan ketat di rumah sakit.

- Peningkatan nilai Ht 10-20% mengindikasikan pasien memasuki fase kritis dan memerlukan terapi cairan intra vena apabila pasien tidak dapat minum oral. Pasien harus dirawat dan diberi cairan sesuai kebutuhan. Penurunan Ht merupakan tanda-tanda perdarahan.

Page 44: Dbd Revisi

Berikan penerangan kepada orang tua mengenai petanda gejala syok yang mengharuskan orang tua membawa anaknya ke rumah sakit, antara lain : Keadaan memburuk sewaktu pasien mengalami penurunan suhu.

Setiap perdarahan.

Nyeri abdominal akut dan hebat.

Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari.

Menolak untuk makan dan minum.

Lemah badan, gelisah.

Perubahan tingkah laku.

Kulit dingin, lembab.

Tidak buang air kecil selama 4 - 6 jam.

Page 45: Dbd Revisi

INDIKASI RAWAT :

- Adanya tanda-tanda syok.

- Sangat lemah sehingga asupan oral tidak mencukupi.

- Perdarahan.

- Hitung trombosit ≤ 100.000 dan atau peningkatan Ht 10-20%.

- Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari ketika penurunan suhu.

- Nyeri abdominal akut hebat.

- Tempat tinggal yang jauh dari Rumah Sakit

Page 46: Dbd Revisi

2.Fase kritis (hari ke 3 sampai dengan hari ke 5)

A. A. Tatalaksana umum : :

- Rawat di bangsal khusus atau sudut tersendiri - Rawat di bangsal khusus atau sudut tersendiri sehingga pasien mudah diawasi . sehingga pasien mudah diawasi .

- Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan - Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan dalam lembar khusus.dalam lembar khusus.

- Berikan oksigen pada kasus dengan syok.- Berikan oksigen pada kasus dengan syok.

- Hentikan perdarahan dengan tindakan yang - Hentikan perdarahan dengan tindakan yang tepat.tepat.

- Hindari tindakan prosedur yang tidak perlu, - Hindari tindakan prosedur yang tidak perlu, seperti pemasangan pipa nasogastrik pada seperti pemasangan pipa nasogastrik pada perdarahan saluran cernaperdarahan saluran cerna

Page 47: Dbd Revisi

B. Kewaspadaan perlu ditingkatkan pada pasien B. Kewaspadaan perlu ditingkatkan pada pasien

resiko tinggi , seperti :resiko tinggi , seperti :

- Bayi.- Bayi.

- DBD derajat III dan IV.- DBD derajat III dan IV.

- Obesitas.- Obesitas.

- Perdarahan masif.- Perdarahan masif.

- Penurunan kesadaran.- Penurunan kesadaran.

- Mempunyai penyulit lain, seperti- Mempunyai penyulit lain, seperti

talasemia dll.talasemia dll.

- Rujukan.- Rujukan.

Page 48: Dbd Revisi

C. Tatalaksana cairan :

Indikasi pemberian cairan intravena :

- Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien

tidak dapat makan dan minum oral.

- Syok.

Jenis cairan pilihan :

- Kristalloid (jenis cairan pilihan diantaranya Ringer

Laktat dan Asetat terutama pada fase syok).

- Koloid (diindikasikan pada keadaan syok berulang

atau syok berkepanjangan).

Page 49: Dbd Revisi

Jumlah cairan :

* Selama fase kritis pasien harus menerima sejumlah cairan rumatan ditambah defisit 5-8% atau setara dehidrasi sedang.

* Pada pasien dengan BB>40 kg, total cairan intravena setara dengan 2 kali rumatan.

* Pada pasien obesitas, perhitungkan cairan intravena berdasar atas BB ideal.

Tetesan :

* Pasien non syok : BB <15 kg, awali dengan 6-7 ml/kg/jam.

BB 15-40 kg 5 ml/kg/jam.

BB > 40 kg 3-4 ml/kg/jam.

* DBD derajat III : mulai dengan tetesan 10 ml/kg/jam.

Page 50: Dbd Revisi

* Kasus DBD derajat lV :

Berikan cairan 10 ml/kgBB atau tetesan lepas selama 10-15 menit sampai tekanan darah dan nadi dapat diukur kemudian turunkan sampai 10 ml/kg/jam.

Penyesuaian tetesan :

Setelah masa kritis terlampaui maka pasien akan masuk kedalam fase penyembuhan, yang mana pada saat ini keadaan overload mengancam. Pada pasien DBD cairan intravena harus diberikan dalam jumlah minimal agar sirkulasi intra vaskuler tetap memadai, sebab apabila lebih banyak cairan yang diberikan akan terjadi kebocoran kedalam rongga pleura dan abdominal yang akan meyebabkan distres pernafasan dikemudian hari.

Page 51: Dbd Revisi

Tetesan intravena harus disesuaikan dengan :

* Kondisi klinis : penampilan umum, pengisian kapiler, selera makan.

* Tanda vital : tekanan darah, suhu tubuh, frekwensi nafas.

* Hematokrit.

* Luaran urin.

6 - 12 jam pertama setelah syok, tekanan darah dan nadi merupakan parameter penting untuk menentukan tetesan, tetapi kemudian perhitungkan semua parameter sekaligus sebelum mengatur tetesan.

Page 52: Dbd Revisi

D. Pemantauan syok :

* setelah resusitasi awal, pantau pasien 1 sampai 2 jam. Apabila tetesan tidak dapat dikurangi menjadi <10ml/kg/jam, oleh karena tanda vital tidak stabil (tekanan nadi sempit,cepat dan lemah) ulangi pemeriksaan Ht.

* Apabila ada kenaikan Ht, ganti cairan dengan koloid, dengan tetesan 10ml/kg/jam, siapkan darah dan nilai kembali pasien untuk kemungkinan pemberian transfusi darah apabila diperlukan.

* Pada pasien dengan syok:

- Apabila nilai Ht awal rendah, pikirkan kemungkinan perdarahan intravena dan pantau nilai Ht lebih sering, apabila ada indikasi berikan transfusi darah

Page 53: Dbd Revisi

*Koreksi gangguan metabolit dan elektrolit, seperti hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia dan asidosis.

* Setelah 6 jam, apabila Ht menurun, meski telah diberikan sejumlah besar cairan pengganti, tetesan tidak dapat diturunkan sampai <10ml/kg/jam, maka pertimbangkan untuk pemberian transfusi segera.

Lama pemberian cairan :

* Jangan melebihi 24-48 jam.

Indikasi transfusi darah :

* Perdarahan saluran cerna berat (melena).

* Kehilangan darah bermakna, mis.>10% volume darah total. (Total volume darah=80 ml/kg). Berikan darah sesuai kebutuhan. Apabila Packed Red Cell (PRC) tidak tersedia, dapat diberikan darah segar.

Page 54: Dbd Revisi

* Pasien dengan perdarahan tersembunyi. Penurunan Ht dan tanda vital yang tidak stabil meski telah diberi cairan pengganti dengan volume yang cukup banyak, berikan sediaan darah segar 10ml/kg/kali atau PRC 5 ml/kg/kali.

Indikasi transfusi trombosit :

* Hanya diberikan bila ada perdarahan masif. Dosis: 0,2u/kg/dosis

Page 55: Dbd Revisi

3. Fase penyembuhan :

Secara umum, sebagian besar pasien DBD akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu 24-48 jam setelah syok. Indikasi pasien masuk kedalam fase penyembuhan adalah :

- Keadaan membaik.

- Meningkatnya selera makan.

- Tanda vital stabil.

- Ht stabil dan menurun sampai 35-40%.

- Diuresis cukup.

- Dapat ditemukan confluent petechial rash (30%)

_ Sinus bradikardi.

Page 56: Dbd Revisi

Cairan intravena harus dihentikan segera apabila memasuki fase ini. Apabila nafsu makan tidak meningkat dan perut terlihat kembung dengan atau tanpa penurunan atau menghilangnya bising usus, kadar kalium harus diperiksa oleh karena sering terjadi fase hipokalemia pada fase ini (fase diuresis). Buah-buahan atau jus buah atau larutan oralit dapat diberikan untuk menanggulangi gangguan elektrolit ini.

Page 57: Dbd Revisi

Kriteria Memulangkan PasienKriteria Memulangkan Pasien

Pasien dapat dipulangkan,apabila memenuhi semua keadaan dibawah ini :

1. Tampak perbaikan secara klinis

2. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik

3. Tidak dijumpai distres pernafasan ( disebabkan efusi pleura atau asidosis ).

4. Hematokrit stabil.

5. Jumlah trombocyt cenderung naik > 50.000/µl.

6. Tiga hari setelah syok teratasi.

7. Nafsu makan membaik.

Page 58: Dbd Revisi

STRATEGI PENGOBATAN DBDSTRATEGI PENGOBATAN DBD

TERAPI SUPORTIF & SIMPTOMATISTERAPI SUPORTIF & SIMPTOMATIS

PENGGANTIAN VOLUME PLASMAPENGGANTIAN VOLUME PLASMA

PEMILIHAN JENIS CAIRANPEMILIHAN JENIS CAIRAN

Page 59: Dbd Revisi
Page 60: Dbd Revisi

Faktor Prognosis DBDFaktor Prognosis DBD

Keterlambatan datang berobat.Keterlambatan datang berobat. Keterlambatan/kesalahan diagnosis.Keterlambatan/kesalahan diagnosis. Kurang mengenal tanda DBD yang tidak Kurang mengenal tanda DBD yang tidak

lazim.lazim. Kurang mengenal tanda kegawatan.Kurang mengenal tanda kegawatan.

Page 61: Dbd Revisi

PENCEGAHANPENCEGAHAN

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya,yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

1. Lingkungan : Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) : 3 M 2. Biologis : Menggunakan ikan pemakan jentik dan

bakteri 3. Kimiawi : - Pengasapan / fogging. - Memberikan bubuk Abate ( temephos ).

Page 62: Dbd Revisi

KESIMPULAN :KESIMPULAN :

Untuk mendiagnosis & memberikan pengobatan yang tepat, pengetahuan mengenai perjalanan infeksi virus dengue harus dikuasai oleh seorang dokter dengan baik.

Pemantauan klinis & laboratorium secara berkala merupakan kunci tatalaksana DBD.

Page 63: Dbd Revisi

Infeksi virus dengue tidak selalu Infeksi virus dengue tidak selalu menyebabkan DBD.menyebabkan DBD.

Perbedaan antara DD dengan DBD Perbedaan antara DD dengan DBD adalah adanya kebocoran plasma.adalah adanya kebocoran plasma.

Fase kritis ditandai dengan penurunan Fase kritis ditandai dengan penurunan demam dan berlangsung 24 – 48 jam.demam dan berlangsung 24 – 48 jam.

Resusitasi awal dan tatalaksana fase Resusitasi awal dan tatalaksana fase kritis menentukan prognosis.kritis menentukan prognosis.

Kinetik antibodi pada infeksi virus Kinetik antibodi pada infeksi virus dengue harus difahami dengan benar.dengue harus difahami dengan benar.

Pencegahan harus dilaksanakan Pencegahan harus dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan secara terpadu dengan melibatkan masyarakat secara aktif, terutama masyarakat secara aktif, terutama dengan 3M.dengan 3M.

Page 64: Dbd Revisi

NYAMUK AEDES AEGYPTI

Page 65: Dbd Revisi
Page 66: Dbd Revisi
Page 67: Dbd Revisi
Page 68: Dbd Revisi