23
LAPORAN KASUS KEMATIAN Nama : Ny. HD RS : Wahidin Sudiro Husodo Umur : 55 tahun Ruangan : Lontara l Atas depan Alamat : Majene MR : 68 60 22 Pekerjaan : Ibu rumah tangga Tgl MRS : 23 Oktober 2014 Agama : Islam Tgl Meningal : 27 Oktober 2014 Suku : Mandar Dokter ruangan : dr. Muh. Jabal Nur Status Pernikahan : Menikah Chief ruangan : dr. Laksmitha ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas Anamnesis terpimpin - Dialami sejak 4 hari yang lalu dirasakan tertusuk- tusuk dan nyeri dirasakan terus menerus serta tembus kebelakang. Nyeri ulu hati ada disertai rasa mual dan muntah setiap ada makanan dan minuman yang masuk. Muntah berisi cairan sisa makanan warna kuning. Perut dirasakan kembung dan penuh. - BAB tidak ada dalam 1 minggu SMRS, flatus tidak ada 4 hari SMRS, riwayat BAB sebelumnya pasien BAB warna kuning, konsistensi lunak, darah (-), BAB dempul(-) - Demam tidak ada, menggigil (-) riwayat demam ada selama 1 hari dalam perawatan di Majene, demam turun dengan pemberian 1

dc4 jabs

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1

Citation preview

LAPORAN KASUS KEMATIAN

Nama: Ny. HD RS: Wahidin Sudiro HusodoUmur : 55 tahunRuangan: Lontara l Atas depanAlamat : MajeneMR: 68 60 22Pekerjaan : Ibu rumah tanggaTgl MRS: 23 Oktober 2014Agama : IslamTgl Meningal: 27 Oktober 2014Suku : MandarDokter ruangan: dr. Muh. Jabal NurStatus Pernikahan : MenikahChief ruangan: dr. Laksmitha

ANAMNESISKeluhan Utama : Nyeri perut kanan atasAnamnesis terpimpin Dialami sejak 4 hari yang lalu dirasakan tertusuk- tusuk dan nyeri dirasakan terus menerus serta tembus kebelakang. Nyeri ulu hati ada disertai rasa mual dan muntah setiap ada makanan dan minuman yang masuk. Muntah berisi cairan sisa makanan warna kuning. Perut dirasakan kembung dan penuh. BAB tidak ada dalam 1 minggu SMRS, flatus tidak ada 4 hari SMRS, riwayat BAB sebelumnya pasien BAB warna kuning, konsistensi lunak, darah (-), BAB dempul(-) Demam tidak ada, menggigil (-) riwayat demam ada selama 1 hari dalam perawatan di Majene, demam turun dengan pemberian parasetamol, batuk dan sesak napas tidak ada. Nyeri dada tidak ada, riwayat di urut saat di Majene ada. Pasien mengeluhkan mata tampak kuning 2 minggu SMRS, gatal tidak ada Nafsu makan berkurang dalam 2 minggu SMRS, penurunan berat badan (-) BAK kesan lancar, warna seperti air teh BAB hari ini, riwayat melena tidak adaRIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA Pasien dirawat selama 2 hari di RSUD Majene dengan diagnosa Ileus Obstruksi Riwayat sakit kuning sebelumnya tidak ada Riwayat minum jamu-jamuan tidak ada Riwayat ke daerah endemis tidak ada Riwayat Diabetes disangkal, riwayat hipertensi tidak ada Riwayat operasi tidak ada Riwayat penyakit keganasan dalam keluarga tidak ada.RIWAYAT KELUARGA Ayah: Meninggal sebab tidak diketahui Ibu: Meninggal sebab tidak diketahui Saudara: 5 orang, hidup, sehat Anak: Tidak adaRIWAYAT PRIBADI Riwayat alergi tidak ada Kebiasaan makan nasi, sayur dan lauk pauk, Olahraga tidak adaPEMERIKSAAN FISIKDeskripsi Umum Kesan sakit: Sakit sedang Gizi : Cukup PB : 155 Cm BB : 52 Kg IMT : 20,8 Kg/mTanda Vital Kesadaran: Composmenthis Tekanan Darah: 140/80 mmHg Nadi : 128 kali/menit, reguler, kuat angkat Pernapasan : 26 kali/menit Suhu : 38 C VAS : 4/10Kulit: Sawo matang, turgor normalKepala : NormocephalMata : Pupil isokor, refleks cahaya (+/+), anemis(-), Sclera ikterus (+/+)Telinga : Tidak dievaluasiHidung : Tidak dievaluasiBibir : Kering, sianosis tidak adaRongga Mulut: Tidak ada kelainanTenggorokan : Tidak ada kelainanLeher : DVS R-2 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-), kaku kuduk (-)

Thorax (Paru) : Inspeksi: Simetris kiri dan kanan Palpasi : Massa tumor (-), Vocal Fremitus sama kiri dan kanan Perkusi : Sonor kanan = kiri Auskultasi: BP Vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni, reguler, bunyi tambahan tidak ada.Abdomen : Inspeksi: Cembung, ikut gerak napas Auskultasi : Peristaltik (+) kesan menurun Palpasi : Nyeri tekan regio hipochondrium dextra Hepardan Lien tidak teraba Perkusi: TimpaniExtremitas : Edema tidak adaLaboratorium 24/10/2014WBC: 24,5Na: 145Alb: 2,4RBC: 4,15 K: 4,6SGOT: 37HGB: 14,1cL: 113SGPT: 28HCT: 40,1Ur: 64Bil total: 4,83PLT: 377 Cr: 1,00 Bil direk: 3,50MCV: 97PT: 15,0 C 10,1MCH: 34,1INR: 1,28MCHC: 35,2APTT: 22,8 c 25,6NEUT: -- HBs Ag : Non reaktifLYM: 3,9Anti HCV : Non reaktifEOS: --LIC: 7,2Ig M Salmonella= +2

Urinalisa:Warna: Kuning tuaNitrit: NegatifPH: 5,5Blood: -Protein: ++/100Sed. Lekosit: 3Glukosa: NegatifSed. Eritrosit: -Bilirubine: -Urobilinogen: 2.0Keton: Negatif

EKG: Sinus takikardia HR 125 x/menit, normoaxis

USG Abdomen (23/10/2014) Distended GB disertai Kolestatik ec. Batu CBD (tampak multiple echo batu pada ductus biliaris dengan ukuran terbesar 0,98 cm) Dilatasi loop-loop usus sesuai gambaran ileus Ascites

BNO 3 posisi(23/10/2014) Gambaran Ileus obstruktif

Thorax foto(23/10/2014) Cardiomegali dengan dilatatio aortae Elevasi diaphragma kanan (proses intra abdomen)

DAFTAR MASALAH DAN PENGKAJIAN1. Ikterus obstruksi ec. Batu CBD2. Ileus Obstruksi3. HipoalbuminemiaPengkajian1. Ikterus obstruksi ec. Batu CBDDipikirkan karena dari anamnesis adanya nyeri perut kanan atas yang dirasakan terus menerus tembus ke belakang sejak 4 hari yang lalu. Nyeri menjalar sampai ke daerah ulu hati, disertai mual dan muntah setiap ada makan dan minum, warna kuning. Dari pemeriksaan fisis didapatkan sklera ikterus. Pada pemeriksaan laboratorium leukosit 24.500, bilirubin total 4,83 dan bilirubin direk 3,50 dan pada pemeriksaanUSG Abdomen didapatkan distended GB disertai kolestatik ec batu CBD.Plan diagnostik: CT Scan abdomen, MRCPPlan terapi: Ceftriaxone 2 gr/24 jam/ drips dalam NaCl 0,9% piggy bag 100cc dalam 30 menit, Ketorolac 30 mg/8 jam/IVPenyuluhan : Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien dan rencana terapi dan pemeriksaan selama dalam perawatan.2. Ileus obstruksiDipikirkan atas dasar adanya keluhan buang air besar yang tidak lancar, perut terasa penuh dan kembung disertai mual dan muntah setiap ada intake oral. Dari pemeriksaan abdomen perut tampak cembung, auskultasi peristaltik kesan menurun, Pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan Sfingter kesan longgar, mukosa licin, ampulla berisi feces, darah dan lendir tidak ada. Pada pemeriksaan BNO 3 posisi didapatkan gambaran Ileus obstruksi.Plan diagnostik: CT Scan abdomenPlan terapi: - Pasang NGT untuk dekompresi- Stop Intake oral- Konsul TS Bedah DigestifPenyuluhan : Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang alasan stop intake oral dan pemasangan nasogastric tube.3. HipoalbuminemiaDipikirkan adanya keluhan perut membesar disertai adanya ascites dan nilai albumin didapatlan 2,4 gr/dl.Plan terapi: Albumin 25% 1 botol/ 24 jam/ IntravenaJawaban konsul TS Bedah Digestif (23/10/2014) Ileus Obstruktif Ikterus Obstruktif Rencana dilakukan MRCP

Follow up :TanggalPerjalanan penyakitTerapi

24/10/201406.00

BP= 130/80 mmHg HR = 115x/menit RR = 22x/menitTemp= 37,4CVAS = 2/10

Urine :800 ccIWL : 825Balance cairan : -25 ccNGT = 200 cc, warna = kuning Perawatan hari IS= Nyeri perut kanan atas(+) berkurang, demam(-)O= SS/GC/CM Anemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen :Distended, Peristaltik kesan menurun, nyeri tekan reg. Hipochondrium dextra, ascites (+), Charcot sign (+)Ext :edema tidak adaAssesment : Ikterus Obstruktif ec batu CBD Suspek Cholangitis Ileus Obstruksi Hipoalbuminemia (2,4)

Stop intake oral Pasang NGT Natrium Clorida 0,9% 32 tpm Ceftriaxone 2 gr/24 jam/Intravena Albumin 25% 1 botol/24 jam/ Intravena Ketorolac 30 mg/12 jam/IV

Plann:

Konsul Subdivisi Gastro Entero Hepatologi MRCP (bedah digestive) Konsul gizi klinik

Bedah DigestifS= nyeri perut kanan atasO= Sakit sedangAbdomen :Tampak cembung, Peristaltik kesan menurun, TimpaniAssesment :Ileus Obstruktif Rencana Laparatomi bila keluarga setuju Awasi tanda vital

25/10/201406.00

BP= 130/80 mmHg HR = 118x/menit RR = 22x/menitTemp= 37,8 CVAS = 2/10Urine :800 ccIWL : 825Balance cairan : -25 ccNGT = 60 cc, warna = kuning kecoklatanPerawatan hari 2S= Lemas, nyeri perut kanan atas(+), demam(+)O= SS/GC/apatisAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen : Distended, Peristaltik kesan menurun, nyeri tekan reg. Hipochondrium dextra, ascites (+), Charcot sign (+)Ext :edema tidak adaAssesment : Sepsis Ikterus Obstruktif ec batu CBD Suspek Cholangitis Ileus Obstruksi Hipoalbuminemia (2,4) Stop intake oral Natrium Clorida 0,9% 32 tpm Ceftriaxone 2 gr/24 jam/Intravena Albumin 25% 1 botol/24 jam/ Intravena Paracetamol 1 gr/12 jam/IV

Plann:

Kultur darah dan sensivitas antibiotik Pemeriksaan Darah perifer lengkap, procalsitonin, laktat darah, GDS, Ureum, kreatinin, elektrolit darah CT scan Abdomen (jika KU memungkinkan) Konsul gizi klinik

25/10/201412.20

GEH

S= Nyeri perut kanan atas BAB (-), demam (+)O= SB/GC/GelisahAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen :Peristaltik kesan menurunExt : edema tidak adaRT: Sfingter kurang mencekik, mukosa licin, ampulla kosongHandscoen: feces tidak ada, lendir dan darah tidak adaAssesment : Ileus Obstruktif Kolik bilier ec. Batu CBD Ikterus Cholestatic ec. BatuCBD

Stop intake oral Ceftriaxone 2 gr/24 jam/Intravena H2)

Plann: Gamma GT, ALP, Protein total, Globulin ERCP CT scan Abdomen

Gizi klinik

A: Status gizi: Severe PEM

KEB 1120 dan KET 1600 Kkal/hari Diet direncanakan 30% kebutuhan energi via parentral berupa Combiflex 1000 ml 14 tetes/menit Diberikan gud feeding 10 cc/2 jam dengan Dextrose 5% Farbion 1 vial/24 jam/Intravena

Bedah DigestifS= nyeri perutO= sakit berat/apatisAbdomen :Tampak cembung, distended, Peristaltik kesan menurun, TimpaniAssesment :Ileus Obstruktif

Rencana Laparatomi CITO (keluarga menolak) Awasi tanda vital

26/10/201406.00

BP= 130/80 mmHg HR = 118x/menit RR = 22x/menitTemp= 37,8 CVAS = 2/10Urine :800 ccIWL : 825Balance cairan : -25 ccNGT = 60 cc, warna = kuning kecoklatanPerawatan hari 3S= Lemas, nyeri perut kanan atas(+), demam(+)O= SS/GC/apatisAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen : Distended, Peristaltik kesan menurun, nyeri tekan reg. Hipochondrium dextra, ascites (+), Charcot sign (+)Ext :edema tidak adaAssesment : Sepsis Ikterus Obstruktif ec batu CBD Suspek Cholangitis Ileus Obstruksi Hipoalbuminemia (2,4) Stop intake oral Natrium Clorida 0,9% 32 tpm Ceftriaxone 2 gr/24 jam/Intravena Albumin 25% 1 botol/24 jam/ Intravena Paracetamol 1 gr/12 jam/IV

Plann:

Kultur darah dan sensivitas antibiotik (tidak dilakukan karena hari libur) CT scan Abdomen (jika KU memungkinkan)

26/10/201412.20

GEH

S= Nyeri perut kanan atas BAB (-), demam (+)O= SB/GC/GelisahAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen :Peristaltik kesan menurunExt : edema tidak adaRT: Sfingter kurang mencekik, mukosa licin, ampulla kosongHandscoen: feces tidak ada, lendir dan darah tidak adaAssesment : Ileus Obstruktif Kolik bilier ec. Batu CBD Ikterus Cholestatic ec. BatuCBD

Stop intake oral Ceftriaxone 2 gr/24 jam/Intravena H2)

Plann: Gamma GT, ALP, Protein total, Globulin ERCP CT scan Abdomen (Tidak dapat dilakukan karena libur hari raya)

Gizi klinik

A: Status gizi: Severe PEM

KEB 1120 dan KET 1600 Kkal/hari Diet direncanakan 30% kebutuhan energi via parentral berupa Combiflex 1000 ml 14 tetes/menit Diberikan gud feeding 10 cc/2 jam dengan Dextrose 5%Farbion 1 vial/24 jam/Intravena

Bedah DigestifS= nyeri perutO= sakit berat/apatisAbdomen :Tampak cembung, distended, Peristaltik kesan menurun, TimpaniAssesment :Ileus Obstruktif

Rencana Laparatomi CITO (keluarga masih menolak) Awasi tanda vital

27 Oktober 201406.00

BP= 110/70 mmHg HR = 123x/menit RR = 26x/menitTemp = 38,8 CVAS = sulit dinilaiUrine : 480 ccIwl : 907.5ccBalance cairan : + 312 cc

NGT 300 cc warna kuning kehijauan

GDS 130 mg/dlPerawatan hari 4S=Penurunan kesadaran dan demam(+), BAB (-)O= SS/GC/somnolenAnemis(-). Ikterus(+), Pupil bulat isokor 2,5 mm/2,5 mm, Lateralisasi tidak adaThorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen :Hipertimpani, pekak hepar menghilang, Peristaltik kesan menurun, nyeri tekan reg. Hipochondrium dextra, ascites (+)Ext : edema tidak ada

Assesment : Kesadaran menurun ec severe sepsis Suspek Peritonitis Cholangitis Ikterus Obstruktif ec batu CBDIleus Obstruksi O2 3-4 Liter via nasal kanula Natrium Clorida 0,9% 32 tpm Ceftriaxone 2 gr/24 jam/Intravena (3) Paracetamol 1 gr/ 12 jam/Intravena

Plann:

Cito konsul Infeksi tropis Cito DR, ur/cr, elektrolit, D-dimer PT/APTT, Prokalsitonin Cito AGD Balance cairan Konsul Anestesi untuk perawatan ICU

27 Oktober 201408.15

GEHS= Penurunan kesadaran, deman terus menerus. O= SS/GC/somnolenAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen : Hipertimpani, Peristaltik kesan menurunExt : edema tidak adaProduksi NGT 300cc warna kuning kehijauanAssesment : Kesadaran menurun ec severe sepsis Suspek Peritonitis Cholangitis Ikterus Obstruktif ec batu CBD Ileus Obstruksi Pertahankan NGT dekompresi Ceftriaxone 2 gr/24 jam/Intravena (4) Omeprazole 40 mg/12 jam/Intravena

27 Oktober 201410.00

Infeksi tropis

BP= 100/60 mmHg HR = 116x/menit RR = 30x/menitTemp = 38,9 C

S= Penurunan kesadaran, demamO= SS/GC/somnolenAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen : Hipertimpani, Peristaltik tidak terdengarExt : edema tidak adaAssesment:Sepsis ec. Intraabdominal infection

Meropenem 1 gr/8 jam/Intravenaparacetamol 1 gr/ 8 jam/ Intravena

Plann: Kultur darah dan sensitifitas AB Laktat darah Prokalsitonin

27 oktober 201411.20

Bedah Digestif

BP= 100/60 mmHg HR = 115x/menit RR = 22x/menitTemp = 39 C

S= Penurunan kesadaranO= Abdomen :Tampak cembung, Peristaltik kesan menurun, defans muscular(+), Hipertimpani, pekak hepar menghilangExt : edema tidak adaAssesment : Ileus obstruksi DD Paralitik PeritonitisPlan: Awasi keadaan umum dan tanda vital dan akut abdomenRencana tindakan laparatomi keluarga menolak

12.35

Anestesi

S= Penurunan kesadaran, O= E3M5V3 pupil issokorBladder= produksi urin 30cc/jamPeristaltik menurn, udema (-)Assesment:Severe sepsisPlan: Saat ini ICU full bedMohon lanjutkan terapi sejawat interna

27 oktober 201414.00

Lab 27/10/14PT 14,4 C 11,5INR 1,36APTT 18,0 C 27,0 D- dimer= 0,96Fibrinogen=201,9 C 240,8Ur= 152 64Cr= 1,36 1,00

Wbc= 40,56 24,5Rbc= 3,93 4,15Hb= 12,7 14,1Hct= 35,6 40,1Plt= 415 377MCV= 90,6 97MCH= 32,3 34,1MCHC= 35,7 35,2NEUT= 36,50LYMP= 2,74EO=0,02

Prokalsitonin= 3.76

Konsul GH

27 oktober 201416.30

Ginjal Hipertensi

S= Penurunan kesadaranO= SS/GC/somnolenAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen : Hipertimpani, Peristaltik tidak terdengarExt : edema tidak ada

Assesment: AKI pre renal Sepsis ec intraabdominal infection

Diet rendah garam, purin, kalium, protein 0,6 gr/kgBB/hari Nephrosteril 1 botol/24 jam/ Intravena

Plan: Balance cairan Ur/Cr per 2 hari

27 oktober 201418.00

BP= 90/60mmHg HR = 126x/menit RR = 32x/menitTemp = 39,3 C

S=Penurunan kesadaran, demam dan sesak napas (+)O= SS/GC/somnolenAnemis(-). Ikterus(+)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-BJ I/II murni regulerAbdomen :Hipertimpani, pekak hepar menghilang, Peristaltik kesan menurun, nyeri tekan reg. Hipochondrium dextra, ascites (+)Ext : edema tidak adaAssesment : Kesadaran menurun ec severe sepsis Peritonitis Cholangitis Ikterus Obstruktif ec batu CBD Ileus Obstruksi

O2 8 liter via NRM IVFD NaCl 0,9% 32 tpm Meropenem 1 gr/8 jam/Intravena Paracetamol 1 gr/12 jam/Intravena

Plan:Vital sign/30 menitBalance cairanEdukasi keluarga

20.00

BP= 80/50 mmHg HR = 122x/menit RR = 32x/menitTemp = 38,3 C

S=Penurunan kesadaran, demam dan sesak napasO= Thoraks : rhonki (-)Abdomen :Hipertimpani, pekak hepar menghilang, Peristaltik kesan menurun, nyeri tekan reg. Hipochondrium dextra, ascites (+)Ext : edema tidak ada

Assesment : Syok sepsis ec Peritonitis Cholangitis Ikterus Obstruktif ec batu CBD Ileus Obstruksi

O2 8 liter via NRM Loading cairan NaCl 0,9% 1000 cc Dobutamin 5 mcg/jam/syring pump

Plan: EKG (kertas habis)

21.00

BP=tidak terukurHR= tidak terabaRR= apneu

S= ApneuO= SS/GC/CMAnemis(+). Ikterus(-)Thorax : BP VesikulerRh -/-, Wh -/-

Assesment : Cardiopulmonary arrest

RJP 5 siklus( Keluarga menolak)

21.20

S= ApneuO= TD tidak terukurNadi tidak terabaPupil midriatik totalMonitor ekg asistole

Pasien dinyatakan meninggal dunia

RESUME Nyeri perut kanan atas dialami sejak 4 hari yang lalu dirasakan tertusuk- tusuk dan nyeri dirasakan terus menerus serta tembus kebelakang. Nyeri ulu hati ada disertai rasa mual dan muntah setiap ada makanan dan minuman yang masuk. Muntah berisi cairan sisa makanan warna kuning. Perut dirasakan kembung dan penuh. BAB tidak ada dalam 1 minggu SMRS, flatus tidak ada 4 hari SMRS, Demam tidak ada, menggigil (-) riwayat demam ada selama 1 hari dalam perawatan di Majene, demam turun dengan pemberian parasetamol. Dari pemeriksaan fisis didapatkan pasien tampak sakit sedang, gizi cukup composmentis. Tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi128x/menit reguler, kuat angkat, pernapasan 20x/menit, suhu axilla 37C. Pada pemeriksaan kepala didapatkan sklera ikterik, pemeriksaan thorax tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan Abdomen didapatkan perut tampak cembung, peristaltik kesan menurun disertai nyeri perut regio hipochondrium dextra. RT= Dari hasil laboratorium didapatkan WBC 24,500 bilirubin total 4,83 bilirubin indirek 3,50. Dari thorax foto didapatkan Cardiomegali dengan dilatatio aortae dengan elevasi diaphragma kanan (proses intra abdomen), hasil USG Abdomen didapatkanDistended GB disertai kolestatik ec batu CBD dengan dilatasi loop-loop usus sesuai gambaran ileus dan pada foto BNO 3 posisi didapatkan gambaran ileus obstruktif. Dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, pada pasien ini kami diagnosis Ikterus Obstruktif ec. Batu CBD+ Ileus Obstruktif dan Hipoalbuminemia

PEMBAHASANPasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dialami sejak 4 hari yang lalu menjalar sampai ke daerah ulu hati, disertai mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik, demam, urine berwarna gelap (teh pekat), saat itu kami mendiagnosa sementara pasien dengan Ikterus obstruktif (kolestasis) ec Cholelithiasis oleh karena adanya keluhan nyeri perut kanan atas yang kami curigai suatu proses obstruktif pada saluran empedu. Kemudian kami melakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan bilirubin total4,80 dan bilirubin indirek 3,50 dan pada USG abdomen didapatkan distended GB ec batu CBD (0,98 cm) disertai dilatasi loop-loop usus dan ascites. Dengan hasil tersebut kami mendiagnosa pasien sebagai Ikterus obstruktif ec batu CBD.Batu pada daerah CBD (koledokolithiasis) biasanya berasal dari batu dalam kandung empedu yang bermigrasi ke ductus koledokus melalui ductus sistikus. Batu ini dapat menimbulkan penyumbatan di ductus koledokus bersifat intermitten dan lebih sering asimptomatik. Bila sumbatan menetap dan bersifat total menimbulkan gejala Ikterus obstruktif. Demikian pula obstruksi mekanikal dapat muncul oleh karena adanya lesi instrinsik, salah satunya batu kandung empedu yang menempel ke lumen usus, sehingga dapat menimbulkan manifestasi terjadinya ileus obstruksi. Batu di duktus koleduktus menyebabkan sumbatan diikuti infeksi yang berat dan bakterimia. Gejala yang timbul adalah nyeri bilier, ikterus dan demam (trias Charcots) dimana ketiga gejala tersebut didapatkan pada pasien ini. Bakterimia yang berat akan diikuti tanda tanda awal sepsis yang ditandai dengan delirium, leukositosis, bilirubine dan alkalifosfatase yang meningkat, dengan keadaan tersebut kami mendiagnosa pasien sebagai Kolangitis. Kolangitis adalah infeksi bakteri sistem saluran bilier yang terjadi akibat sumbatan/obstruksi sistem saluran bilier/empedu yang dapat menimbulkan tanda-tanda infeksi sistemik. Diagnosa suatu Kolangitis memerlukan konfirmasi infeksi bilier sebagai sumber gejala sistemik misalnya dengan aspirasi/drainase cairan bilier pada ERCP.Pada pasien ini juga mengeluhkan frekuensi defekasi yang tidak lancar dalam 1 minggu ini, saat itu kami mencurigai pasien kearah Ileus karena dari pemeriksaan fisis abdomen kami dapatkan bunyi peristaltik yang menurun dan rectal toucher kami dapatkan sfingter agak longgar, mukosa licin, feses tidak ada, lendir dan darah tidak ada. Saat itu kami melanjutkan untuk pemeriksaan foto BNO 3 posisi dan didapatkan tampak dilatasi loop-loop usus, gambaran hearing bone dan airfluid level yang meningkat dengan kesimpulan gambaran Ileus obstruktif. Ileus obstruktif disebabkan oleh statis kandungan lumen usus yang akan menyebabkan perubahan lokal dan sistemik pada keadaan obstruktif. Pada keadaan obstruksi usus , bahan makanan dan udara yang ditelan akan diakumulasi dibagian proksimal obstruksi yang akan menyebabkan distensi lumen yang agrsif. Meningkatnya tekanan lumen dan berkembangnya inflamasi menyebabkan terjadinya sekresi, keadaan absorbsi mukosa usus, sehingga akan terjadi pengumpulan isi lumen usus berupa gas dan cairan pada bagian proksimal tempat penyumbatan dan selanjutnya terjadi distensi lumen usus. Sumbatan dan distensi yang terjadi akan merangsang hipersekresi kelenjar pencernaan, akibatnya distensi semakin bertambah sehingga dapat mengenai semua bagian proksimal sumbatan. Sumbatan akan menyebabkan gerakan usus menjadi meningkat (hiperperistaltik) dan sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya serangan kolik abdomen dan muntah-muntah. Akibat kegagalan peristaltik, fungsi absorbsi juga gagal, permeabilitas berubah akibatnya bakteri usus dan bahan-bahan toksik dapat bertranslokasi. Air dan elektrolit masuk kedalam lumen usus yang akan menyebabkan distensi dan muntah-muntah. Efek secara keseluruhan pada pasien adalah dehidrasi dan gagal sirkulasi, dimana pasien menjadi hipotensi dan dapat mengalami syok dan sepsis yang menyebabkan pasien meninggal dunia. Sepsis adalah sindroma klinis oleh karena reaksi yang berlebihan dari respon imun tubuh yang di stimulasi mikroba/bakteri baik dari dalam atau luar tubuh. SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui atau ditentukan dengan biakan positif terhadap organisme dari tempat tersebut. Pada pasien ini kami juga mendiagnosa ke arah sepsis oleh karena pada pasien ini kami dapatkan suhu badan yang meningkat, denyut jantung > 90x/menit, sesak napas dan leukositosis dan adanya fokus infeksi yang bermakna yaitu Ikterus obstruktif dan Ileus obstruktif.

KERANGKA KONSEP

Ileus obstruktif

DEATH

DAFTAR PUSTAKA

1. Hermawan, AG Sepsis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi VI, Interna Publishing, Jakarta; 2014; 692-299.2. Lesmana, C.R. Ikterus obstruktif. EIMED PAPDI, Emergency in InternaMedicine. Jakarta: 2011. Jilid I. Hal 450-4533. Arnelis. Ileus obstruktif. EIMED PAPDI, Emergency in Interna. Jakarta: 2011. Hal 557-5644. Lesmana, L.A. Penyakit batu empedu. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI, Interna Publishing, Jakarta; 2014; 2020-28.5. Fauzi, A. Kolangitis akut. Buku Ajar Gastroenterologi, Edisi I, Interna Publishing. Jakarta: 2011. Hal 579-88.6. Sudarto, W. Batu Empedu. Buku Ajar Gastroenterologi, Edisi I, Interna Publishing. Jakarta: 2011. Hal 591-99.

14