143
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah periode 2010-2012) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh : Yudnina Falhanawati 109081000059 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN JAKARTA 2013M/1434M

Dea

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dea

Citation preview

Page 1: Dea

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA)

(Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah dan BRI

Syariah periode 2010-2012)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Yudnina Falhanawati

109081000059

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN JAKARTA

2013M/1434M

Page 2: Dea
Page 3: Dea
Page 4: Dea
Page 5: Dea
Page 6: Dea

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama :Yudnina Falhanawati

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 Juni 1991

3. Alamat : Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44

4. Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan

Jakarta-Selatan 12250

5. Telepon : 087877467368

6. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI Darunnajah Ulujami Jakarta Tahun 1997-2003

2. MTs Darunnajah Ulujami Jakarta Tahun 2003-2006

3. SMA Darunnajah Ulujami Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs.H.Abdurahim Hidayat,MM

2. Ibu : Hj.Siti Hafsah

3. Alamat :Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44

Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan

Jakarta-Selatan 12250

Page 7: Dea

vii

EFFICIENCY ANALYSIS OF ISLAMIC BANKS USING DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) METHOD

Yudnina Fallhanawati

UIN Jakarta

[email protected]

Abstract

Efficiency is a theoretically parameter that can be used as base of all

performance in a bank. Many banking efficiency studies have focused on

conventional banks. Recently, Islamic banks have opened in many countries and

operated in similiar fashion to traditional banks. This study evaluate the

performance of the efficiency of islamic banking in indonesia during period 2010-

2012 (in this study i use monthly) using Data Envelopment Analysis, in which the

first step is to measure the performance of the technical efficiency of banks using

Data Envelopment Analysis (DEA) with the intermediation approach. Based on

the measurement of efficiency using DEA method showed that the Islamic Bank

during the 2010-2012 period is still not efficient. The efficiency score for the most

efficient bank is 100%. The data which is used in this research is a secondary

data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling

technique that is used in this research is purposive sampling with taking 3

samples of islamic banks. Input variables used in this study are fixed assets,

equity and net income, while the output variable is the financing and operational

income.

Keyword: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Islamic Banks

Page 8: Dea

viii

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Yudnina Falhanawati

UIN Jakarta

[email protected]

ABSTRAK

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis

mendasari seluruh kinerja sebuah bank. Banyak penelitian mengenai efisiensi

perbankan yang kebanyakan berfokus pada bank konvensional. Baru-baru ini,

bank-bank Islam telah berkembang di berbagai negara dan dioperasikan secara

modern dan syariah seperti pada bank-bank Islam lainnya. Studi ini mengevaluasi

kinerja efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2012 (studi ini

menggunakan data bulanan) dengan menggunakan Data Envelopment Analysis

(DEA), dimana langkah pertama adalah untuk mengukur kinerja efisiensi teknik

bank menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan

intermediasi. Berdasarkan pengukuran efisiensi dengan metode DEA

menunjukkan bahwa Bank Syariah selama periode 2010-2012 masih belum

efisien. Nilai efisiensi bank yang paling efisien adalah 100%. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang dikumpulkan dari

laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan

mengambil sampel 3 (tiga) bank syariah. Input variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah aset, ekuitas dan laba bersih. Sedangkan variabel outputnya

meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional.

Kata Kunci : Efisiensi, Data Envelopment Analysis, dan Bank Syariah.

Page 9: Dea

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi inidengan baik.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang

mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang

ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orangtua, My Papa, My Proud Drs.H.Abdurahim Hidayat and My

Mama Hj.Siti Hafsah (you’ll always be the best parent for me, i love you till,

forever ends) yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil

serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga, khususnya to all my sista’, thank you for your support

“Ce’Ina, Ce’Elly, Ce’Phenz, and Ce’Azna Oke” ^_^ dan tak lupa juga kaka2

ipar ku “Ka’Uben, Ka’Nawir, Ka’Yogi dan Ka’Iyung” dan juga untuk semua

ponakan ate tercinta, terima kasih atas doa dan semangatnya yang selalu

mengibur ate dikala ate galau dan pusing (hhhh) Thank’s for you all at of

your support and input has given to me. Don’t ever stop to step forward,

always move and work to get your objectives till end for your life today and

for day after.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Dumyathi Bashori, Lc selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi dan

bisnis sekaligus dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan

memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas

kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

Page 10: Dea

x

5. Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Arief Mufraini, Lc. M.si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan

atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk

membimbing penulis selama menyusun skripsi.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

8. For my geeenks Rizki Ramadhan, Achmad Reza Maulana, Novi Dehasni,

Fajar Ari Juniarti, Fany Agustine, Siti Sulha dkk yang udah mau menemani

kesana kemari hingga skripsi ini selesai (I’ll miss you forever and always,

please just remember even if i’m not there, I’ll always miss you forever and

always)

9. Seluruh teman-teman Manajemen Angkatan 2009 dan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang selalu mengisi hari-hari menjadi menyenangkan (I’ll miss you

forever and always, please just remember even if i’m not there, I’ll always

miss you forever and always). Thanks so much freennzz

10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen

perbankan.

Jakarta, 13 Juli 2013

Penulis,

(Yudnina Falhanawati)

Page 11: Dea

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi

ABSTRACT . ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 15

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasanTeori ............................................................................. 18

1. Karakteristik Dasar Perbankan Syariah ................................. 18

2. Pendekatan Struktural dalam Menilai Kinerja Bank .............. 19

3. Konsep Efisiensi ................................................................... 25

a. Efisiensi Teknik ................................................................ 28

b. Efisiensi Biaya .................................................................. 30

c. Pengukuran Efisiensi ........................................................ 32

4. Konsep Efisiensi Perbankan .................................................. 34

4. Konsep Pengukuran Efisiensi Perbankan.............................. 35

5. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi .... 38

Page 12: Dea

xii

B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 40

C. Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 46

D. Hipotesis Penelitian ……………. ............................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 49

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 49

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ................................. 51

D. Metode Analisis Data .................................................................. 51

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 55

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 58

B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank .................. 59

C. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Data ................................... 65

1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3

Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 .................................. 65

2. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3

Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 dilihat dari

Rasio Keuangan Perbankan .................................................. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 100

B. Saran ........................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103

LAMPIRAN ...................................................................................................... 106

Page 13: Dea

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Jumlah Kantor Perbankan Syariah di Indonesia 5

1.2 Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah ............................... 8

2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................... 47

3.1 Nama dan Kode Bank Penelitian ............................................... 50

3.2 Variabel Input dan Output ......................................................... 56

4.1 Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset .............................. 60

4.2 Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas .......................... 61

4.3 Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income ................... 62

4.4 Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan ............... 63

4.5 Perkembang Jumlah Variabel Output Pendapatan .................... 64

4.6 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia ................ 66

4.7 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010 ............ 68

4.8 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011 ............ 70

4.9 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012 ............ 73

4.10 Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas BMI per-Triwulan .... 76

4.11 Nilai ROA dan ROE BMI Triwulan 2010-2012 ....................... 77

4.12 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 ...... 78

4.13 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ...... 80

4.14 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ...... 83

4.15 Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah

per-Triwulan ............................................................................. 85

Page 14: Dea

xiv

4.16 Nilai ROA dan ROE Bank Mega Syariah per-Triwulan ........... 86

4.17 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 .................. 88

4.18 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ......... 90

4.19 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output

Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ......... 92

2.20 Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank BRI Syariah ... 94

2.21 Nilai ROA dan ROE BRI Syariah per-Triwulan ...................... 95

Page 15: Dea

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Input-Output Bank Syariah ........................................................ 93

2 Efisiensi Score BMI per-Triwulan ............................................ 94

3 Efisiensi Score BRIS per-Triwulan ........................................... 100

4 Efisiensi Score BSMI per-Triwulan .......................................... 108

Page 16: Dea

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Sejak paket deregulasi 27 Oktober 1988 atau yang lebih dikenal dengan

Pakto 88, pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami perkembangan

yang cukup tinggi. Salah satu faktor pertumbuhan perekonomian Indonesia

pada saat itu adalah meningkatnya industri perbankan. Deregulasi tersebut

mampu meningkatkan peran industri perbankan sebagai lembaga intermediasi

dan penyedia jasa. Deregulasi ini telah membawa perubahan yang sangat besar

terhadap industri perbankan baik dalam peningkatan jumlah bank baru,

perluasan jaringan kantor baru, maupun peningkatan volume usaha dan jenis

produk jasa yang ditawarkan. Siamat (2005), hal ini disebabkan karena

peraturan dan ketentuan yang ketat menjadi diperlonggar, seperti izin

pembukaan kantor cabang atau pendirian yang dipermudah dengan ketentuan

modal disetor yang relatif kecil dimana untuk Bank Umum Rp 10 miliar, Bank

Campuran Rp 50 miliar dan BPR Rp 50 juta.

Salah satu cakupan dan sasaran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah

melalui Pakto 88 adalah peningkatan perbankan yang efisien dan menciptakan

iklim usaha yang mendorong untuk dapat bersaing secara sehat. Hingga saat ini

berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai

kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak

Page 17: Dea

2

Pakto 88, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 membuat

kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka

menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke

depan. Siamat (2005), arah kebijakan pengembangan industri perbankan di

masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu

sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan

sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi

nasional.

Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-

1998 merupakan suatu permasalahan yang sangat berat bagi sistem

perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga

keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Tingginya

tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor

usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor

usaha produksi. Sebagai akibatnya, kualitas aset perbankan turun secara drastis

sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan

kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga besar. Rendahnya

kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan

berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan

fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.

Selama krisis ekonomi tersebut, perbankan syariah masih dapat memenuhi

kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini

dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah

Page 18: Dea

3

(non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadinya negative

spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat

tingkat pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku

bunga yang berlaku tetapi menurut prinsip bagi hasil. Dengan demikian bank

syariah dapat menjalankan kegiatannya dengan baik seiring terjadinya tingkat

suku bunga yang meningkat, sehingga perbankan syariah mampu menyediakan

modal investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah dari bank

konvensional kepada masyarakat.

Untuk mensiasati perkembangan perbankan syariah di masa mendatang,

pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan,

diantaranya UU No. 7 tahun 1992 dan diamandemen dengan UU No. 10 tahun

1998. Dan pada tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank

Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat

pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, yang terbit pada 16 Juli 2008, pengembangan industri

perbankan syariah nasional makin memiliki landasan hukum yang memadai

dan akan mendorong pertumbuhannya dengan pesat. Dengan progres

perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset

lebih dari 65 persen per tahun dalam lima tahun terakhir, diharapkan peran

industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan

semakin signifikan.

Page 19: Dea

4

Menurut Ghofur perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan

nasional memiliki peran yang tidak berbeda dengan bank konvensional lainnya.

Selain sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional, bank

syariah memiliki peran untuk menyalurkan dana dari nasabah yang berlebihan

kepada nasabah yang membutuhkan dana secara efektif dan efisien. Efektif

lebih memiliki arti sebagai ketepatan pemberian pembiayaan kepada pihak

yang membutuhkan, sedangkan efisien lebih memiliki arti kesesuaian hasil

antara input yang digunakan dan output yang dihasilkan. (Atmawardhana,

2006;5)

Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia menyatakan bahwa pada

Desember 2010 aset perbankan syariah di Indonesia adalah Rp 100,258 Milyar.

Total aset tersebut hanya 3,28 persen dari total aset perbankan nasional yang

sudah mencapai Rp 3.054.595 Milyar. Pada triwulan IV 2011 aset perbankan

syariah naik 35,55 persen dengan nilai Rp 135,9 triliun. Itu berarti, aset

perbankan syariah mencapai 3,9 persen dari total aset perbankan nasional.

Sebelumnya, BI menargetkan aset perbankan syariah Indonesia mencapai Rp

200 triliun hingga akhir 2012.

Boediono mengatakan posisi nilai aset perbankan syariah Indonesia per

akhir tahun 2011 menduduki peringkat keempat terbesar di dunia setelah Iran,

Malaysia dan Arab Saudi. Menurut Boediono, pertumbuhan perbankan syariah

di Indonesia (40 persen) lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan bank syariah di

dunia (10-15 persen).

Page 20: Dea

5

Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011 menyatakan

Indonesia menduduki peringkat keempat negara yang memiliki potensi dan

kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran,

Malaysia dan Arab Saudi. Dengan tingkat pertumbuhan yang sangat pesat

(40,2 persen dari tahun 2007-2011), bahkan lebih tinggi dibanding rata-rata

pertumbuhan aset perbankan secara keseluruhan (hanya sebesar 16,7 persen),

maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam

beberapa tahun ke depan. Optimisme ini sejalan dengan laju ekspansi

kelembagaan, ditambah volume penerbitan sukuk yang terus meningkat.

Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pelopor dan

kiblat pengembangan keuangan syariah.

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Nasional

Tahun 2010-2012

Jenis Perbankan Syariah 2010 2011 2012

Bank Umum Syariah

1. Jumlah Bank 11 11 11

2. Jumlah Kantor 1.215 1.401 1.745

Unit Usaha Syariah

1. Jumlah Bank Umum Konvensional yang

memiliki UUS 23 24 24

2. Jumlah Kantor 262 336 517

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

1. Jumlah Bank 150 155 158

2. Jumlah Kantor 286 364 401

Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012

Page 21: Dea

6

Perkembangan jaringan perbankan syariah yang semakin luas

menunjukkan peran perbankan syariah semakin besar untuk pembangunan

ekonomi rakyat di Indonesia. Perbankan syariah mempunyai harapan agar

tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya financial inclusion.

Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah, yakni pengentasan

kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Optimisme ini dibangun berlandaskan beberapa faktor. Pertama, bank

syariah lebih dekat dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan,

khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di

sektor riil, sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif

(gharar), sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji

ketangguhannya dari direct hit krisi keuangan global. Secara makro, perbankan

syariah dapat memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem

keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga, sistem bagi hasill (profit-loss

sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa manfaat yang

lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha

selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana.

Industri perbankan syariah di tahun 2012 telah mempunyai jaringan

sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan

155 BPRS dengan total jaringan kantor mencapai 2.380 kantor yang tersebar

hampir di seluruh penjuru Nusantara. Total aset perbankan syariah mencapai

Rp 149,3 triliun (BUS dan UUS Rp 145,6 triliun dan BPRS Rp 3,7 trilliun)

Page 22: Dea

7

atau tumbuh sebesar 51,1 persen dari posisi tahun sebelumnya. Maka layak

jika kemudian industri perbankan syariah dinamakan sebagai “the fastest

growing industry”.

Dengan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah

dalam menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah

sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia, memiliki peran yang sama

dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang

berkesinambungan. Oleh karenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik

lagi bagi perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi industri

perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki

ketahanan dalam menghadapi risiko.

Kinerja suatu perbankan pada umumnya dikaitkan dengan kemampuan

pihak manajemen dalam mengelolanya secara baik dan benar untuk

menghasilkan tingkat keuntungan tertentu. Namun menghasilkan keuntungan

yang besar saja tidak cukup dalam mengelola industri perbankan. Kinerja yang

baik pada umumnya dikaitkan dengan efisiensi dalam mengelola sumber daya

yang ada dengan segala keterbatasannya untuk menghasilkan output dengan

jumlah yang tetap dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Kemampuan

menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran

kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank

dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal

dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum

Page 23: Dea

8

dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan

output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian.

Tecles & Tabak (2010) menyatakan bahwa pengukuran efisiensi

perbankan merupakan alat bagi para manajemen dan pengambil keputusan

untuk meningkatkan kinerja bank, menyediakan informasi terkait internal

maupun eksternal bank yang berhubungan dengan keuntungan efisiensi. Endri

(2008), efisiensi bagi industri perbankan merupakan aspek yang paling penting

diperhatikan untuk mewujudkan suatu kinerja keuangan yang sehat dan

berkelanjutan (sustainable).

Tabel 1.2

Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012

Indikator Kerja Tahun

2010 2011 2012

Aset (miliar) 97.519 145.467 195.018

DPK (Dana Pihak Ketiga)(miliar) 76.086 115.415 147.512

Pembiayaan (miliar) 68.181 102.655 147.512

FDR (Financing to Deposit Ratio)(persen) 89.67 88.94 100

NPF (Non-Performing Financing)(persen) 3.02 2.52 2.22

ROA (Return On Asset)(persen) 1.67 1.79 2.14

ROE (Return On Equity)(persen) 17.58 15.73 24.06

Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012, diolah

Keterangan : *) Data meliputi BUS dan UUS (tidak termasuk BPRS)

Penelitian untuk mengukur efisiensi bank di Indonesia telah berkembang

kurang lebih sejak 8 tahun yang lalu. Salah satunya dilakukan Bank Indonesia

oleh Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Dhaniel Ilyas dan Eugenia

Mardanugraha dengan menggunakan pendekatan non-parametrik Data

Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi perbankan setelah

Page 24: Dea

9

merger. Hadad, Santoso, Ilyas & Mardanugraha (2003) menyatakan bahwa

penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan

DEA dapat memperoleh hasil yang akurat dibandingkan dengan menggunakan

analisis rasio keuangan. Salah satu alasan melakukan penelitian tersebut di

Indonesia adalah untuk menilai kinerja perbankan yang disebabkan

meningkatnya persaingan industri perbankan di Indonesia.

Hayes (1997) memberikan pernyataan yang sangat positif dan objective

atas keunggulan prinsip-prinsip bank Syariah. Ia mengkritisi masyarakat AS

yang larut dalam bunga (riba). Ia mencatat empat hal pokok yang dijadikan

konsiderasi dalam membangun sistem ekonomi syariah. Pertama kontrak

(akad) harus adil dan nyata, tak ada hubungan bisnis yang hirarki. Kedua, tidak

adanya unsur spekulasi. “They don’t like gambling”. Ketiga, tidak adanya

unsur bunga (riba). Keempat, tidak dikenal sistem „penalti‟ bila rekanan bisnis

memang benar-benar bangkrut.

Berger, et al (1993) dalam Nurul Komaryatin (2006), mengatakan jika

terjadi perubahan struktur keuangan yang cepat maka penting mengidentifikasi

efisiensi biaya dan pendapatan. Bank yang lebih efisien diharapkan akan

mendapatkan keuntungan yang optimal, dana pinjaman yang lebih banyak dan

kualitas pelayanan yang lebih baik pada nasabah.

Mengukur efisiensi suatu organisasi seperti bank bukanlah perkara yang

mudah. Kendala dalam pengukuran efisiensi menurut Shafer dan Terry (2002)

disebabkan oleh beberapa faktor :

Page 25: Dea

10

1. Organisasi bank merupakan suatu kumpulan berbagai ragam perilaku

ataupun sumber daya yang kompleks. Oleh karena itu sulit untuk

memperoleh ukuran efisiensi organisasi bank yang absolut. Kondisi ini

akan mengarah penggunaan nilai efisiensi relatif (perbandingan atas

penggunaan sumber daya/inputs untuk mendapatkan suau hasil/output dari

sebuah organiasi bank dibandingkan dengan nilai efisiensi relatif

organisasi bank lain yang sejenis) menggantikan nilai absolut tersebut.

2. Organisasi bank tersusun dari proses transformasi yang multidimensional

dimana selalu banyak input yang dimanfaatkan untuk menghasilkan

banyak output pula.

Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran

(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari

satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien

menurut Syafaroedin Sabar (1989) :

1. Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan

dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan

menghasilkan jumlah output yang sama.

2. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah

output yang lebih besar.

Haddad, Muliaman D. (2003), menuturkan bahwa pengukuran efisiensi di

dalam dunia perbankan merupakan salah satu indikator penting di dalam

mengukur kinerja perbankan. Pengukuran efisiensi di dalam dunia perbankan

banyak digunakan dalam menilai kinerja perbankan. Sebagaimana halnya

Page 26: Dea

11

dengan jenis perusahaan yang lain, prinsip efisiensi ini penting untuk

diperhatikan di dalam dunia perbankan.

Astiyah S. Dan Husman A. (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank

bukan hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana

penting untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan

yang efisien diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan

moneter, sehingga kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran.

Kata efisiensi sendiri dapat diartikan sebagai rasio antara output dengan

input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu: (1) apabila dengan

input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; (2) input yang

lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama; dan (3) dengan input yang

lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi (Iswardono S.P.

dan Darmawan, 2000).

Menurut Akhmad Syakir Kurnia (2004) dalam beberapa pengukuran

efisiensi perbankan ada dua pendekatan yang biasa digunakan yaitu pendekatan

produksi dan pendekatan intermediasi. Dalam pendekatan produksi, bank

ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan usaha

menghasilkan output berupa jasa simpanan kepada nasabah penyimpan

maupun jasa pinjaman kepada nasabah peminjam dengan menggunakan

seluruh input yang ada. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi, bank

ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan transformasi

berbagai bentuk dana yang dihimpun ke dalam berbagai bentuk pinjaman.

Konsekuensi adanya dua pendekatan dalam mengukur efisiensi bank adalah

Page 27: Dea

12

perbedaan dalam menentukan input dan output. Penentuan input dan output

yang paling menonjol antara pendekatan produksi dengan pendekatan

intermediasi adalah dalam melakukan simpanan. Dalam pendekatan produksi

simpanan digunakan sebagai output, karena simpanan merupakan jasa yang

dihasikan (diproduksi) melalui kegiatan bank. Sedangkan dalam pendekatan

intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input karena dari simpanan yang

dihimpun bank akan mentransformasikannya ke dalam berbagai bentuk asset

yang mennghasilkan, terutama pinjaman yang diberikan.

Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003)

menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih

tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena

karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary.

Wade D. Cook, Moez Hababbou and Gordon S. Robert (2000) di Tunisia

memakai pendekatan intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan

adalah DEA dan Regresi. Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing

lebih efisien dan semakin tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien,

begitu juga banknya semakin besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah

dan swasta mempunyai perbedaan efisiensi bank.

Suswandi (2007) meneliti efisiensi perbankan syariah dengan

menggunakan metode Stochastic Frontier Approach. Obyek penelitian

Suswandi adalah bank yang menganut prinsip syariah baik itu Bank Umum

Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia selama periode

Januari 2003 sampai Desember 2006 menyatakan bahwa selama periode

Page 28: Dea

13

Januari 2003 sampai dengan Desember 2006 perbankan syariah di Indonesia

telah mengalami efisiensi rata-rata perbulan sebesar 94,37% setiap tahun.

Efisiensi rata-rata paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 98,29%

dan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 90,12%. Secara umum

efisiensi perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan, tetapi untuk

beberapa bulan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan antara lain :

bulan April 2003, Juni 2004, Oktober 2005, Maret 2006, Juli 2006 dan Oktober

2006. Hasil penelitiannya ini menunjukkan bahwa Perbankan Syariah hanya

mengalami efisiensi satu kali periode saja yaitu pada periode Desember 2006,

sedangkan pada periode lain mengalami ketidakefisienan. Secara umum, hasil

penelitian menunjukkan bahwa perbankan syariah masih belum mengalami

efisien.

Pada kenyataan tersebut terjadi permasalahan bahwa secara rata-rata

efisiensi perbankan syariah tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami

efisiensi) dan hanya sedikit periode yang mencapai efisiensi 100% sehingga

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur nilai efisiensi

perbankan syariah serta bagaimana rekomendasi dari penelitian ini agar

perbankan syariah mencapai efisiensi 100%.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menganalisis tingkat

efisiensi yang dicapai oleh perbankan syariah di Indonesia. Ada beberapa hal

yang mendorong untuk melakukan penelitian ini, yaitu : (1) Pada umumnya,

penelitian mengenai efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini masih

cenderung terfokus pada perbankan konvensional; (2) Selain itu, pengukuran

Page 29: Dea

14

kinerja perbankan yang digunakan umumnya cenderung menilai dari

pengukuran tingkat kesehatan bank dengan pendekatan konsep CAMELS; dan

(3) Penelitian ini sebagai upaya pengembangan penelitian-penelitian yang telah

ada tentang efisiensi perbankan, khususnya perbankan syariah.

Penelitian ini juga diarahkan untuk menganalisis mengenai faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan syariah. Hal tersebut

didasari oleh beberapa kajian penelitian dan pendapat mengenai faktor yang

dapat mempengaruhi efisiensi perbankan, diantaranya oleh Rangan et.al (1988)

menyatakan melalui hasil penelitiannya bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat efisiensi sebuah perbankan adalah ukuran bank (yang

dinilai berdasarkan nilai asetnya). Rangan menyatakan bahwa ukuran bank

berpengaruh positif terhadap efisiensi. Artinya semakin besar suatu bank, akan

semakin efisien, karena bank dapat memaksimalkan skala dan cakupan

ekonomisnya. (Dalam Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009:51)

Beberapa penelitian terkait efisiensi dan hubungannya dengan kinerja

efisiensi telah dilakukan di beberapa negara, seperti Malhotra & Poteau (2012)

yang melakukan penelitian efisiensi bank-bank di India. Hasilnya

menunjukkan bank-bank mana yang tidak efisien dan bagaimana bank-bank

tersebut dapat meningkatkan kinerja agar dapat sejajar dengan bank-bank

lainnya yang efisien. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Mostafa (2011)

melakukan penelitian pada bank-bank di kuwait. Hasil menunjukkan bahwa

kinerja beberapa bank yang sub-optimal menunjukkan adanya potensi

perbaikan yang signifikan, dengan cara menggunakan sumber daya yang ada

Page 30: Dea

15

untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun penelitian Sufian & Noor

(2009) menggunakan DEA dan Regresi Tobit untuk menguji efisiensi bank

syariah di 16 negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) dan negara-

negara Asia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bank syariah

Timur Tengah dan Afrika Utara lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah

di negara-negara Asia. Peneliti juga mengemukakan adanya hubungan positif

antara efisiensi perbankan dengan intensitas pinjaman, pengukuran dan

profitabilitas.

Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka

penelitian ini akan dilakukan dengan judul “Analisis Efisiensi Perbankan

Syariah di Indonesia periode 2010-2012 dengan Menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA)” (Studi kasus pada Bank Muamalat, Bank Mega

Syariah dan BRI Syariah).

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dimaksudkan untuk menunjukkan inti masalah yang

akan diteliti sehingga mudah dipahami secara jelas dan tidak terjadi

penyimpangan yang terlalu jauh dari masalah sebenarnya. Berdasarkan dari

penelitian terdahulu terlihat bahwa secara rata-rata efisiensi perbankan syariah

tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami efisiensi) dan hanya sedikit

yang mengalami periode efisiensi sebesar 100%, padahal perbankan syariah

sebagai lembaga keuangan yang berkembang di Indonesia untuk memiliki

kinerja yang baik dengan mengalami efisiensi sebesar 100%. Dari

Page 31: Dea

16

permasalahan yang dikemukakan diatas, maka masalah yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat efisiensi pada Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan

BRI Syariah pada tahun 2010-2012 ?

2. Apa saja faktor-faktor penyebab ketidakefisienan pada Bank Muamalat,

Bank Mega Syariah dan BRI Syariah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1) Menganalisis efisiensi ketiga bank syariah di Indonesia melalui input-output

perbankan syariah tersebut.

2) Menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan nilai efisiensi ketiga bank

syariah di Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

peneliti maupun tempat atau perusahaan yang menjadi objek penelitian. Oleh

karena itu, terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini.

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi

dan referensi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, terutama

penelitian yang mengukur tingkat efisiensi bank. Penelitian ini juga

Page 32: Dea

17

diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian dengan menggunakan objek penelitian dan variabel

yang berbeda.

2. Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

penngetahuan mengenai kegunaan pendekatan Data Envelopment Analysis

(DEA) dalam mengukur tingkat efisiensi bank.

3. Bagi regulator ataupun instansi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan

pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang bank. Selain itu, hasil

penelitian ini juga diharapkan akan memberikan informasi kepada

pengguna jasa bank ataupun manajemen perusahaan mengenai variabel-

variabel yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi sebuah bank,

sehingga variabel ini akan lebih diperhatikan penggunaannya.

Page 33: Dea

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Karakterisitik Dasar Perbankan Syariah

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga

keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya

dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya

disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2004 : 1).

Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan

dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan

imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil (Susilo, 2000 :

110).

Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua

pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah

Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam, yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-

ketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip

syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-

ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat

secara Islam.

Page 34: Dea

19

Dalam tata cara bermuamalat ini menghindari praktek yang dikhawatirkan

mengandung unsur riba dan diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar

bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Muhammad, 2004 : 1).

Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi

Islam dengan karakteristik, yakni :

a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)

c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang

f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.

Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak menerapkan

sistem bunga seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil.

Hal ini sesuai dengan fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 yang

menggolongkan bunga bank termasuk riba dan menurut Al-Qur’an riba adalah

haram.

B. Pendekatan Struktural dalam Menilai Performance Bank

Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran

(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari

satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien

menurut Ida (2006) : (1) Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain

dengan menghasilkan jumlah output yang sama, (2) Menggunakan jumlah unit

Page 35: Dea

20

input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Input

dan output pada perbankan syariah dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1

Sistem Operasional Bank Syariah

Modal

Zakat

Zakat

Marjin Administrasi

Keuntungan Bagi Hasil

Sumber : Muhammad, Sistem & Prosedural Operasional Bank Syariah, 2005;4

Dari gambar 2.1 diatas dapat diketahui bahwa input pada perbankan

syariah terdiri dari tiga pihak. Dana pihak pertama adalah berasal dari dana

yang berasal dari para pemodal, pemegang saham. Dana pihak kedua adalah

dana yang berasal dari pinjaman lembaga keuangan (bank dan bukan bank),

PENDIRI

BANK SYARIAH

BAGI HASIL

Nasabah

Wadiah

Mudharabah

Wakalah/

Kafalah

Dept.

Financing BAGI HASIL

-Ba’i Bithaman Ajil

-Murabahah

-Ijarah

Qardul

Hasan

Pembiayaan

Sosial

Equity

Financing

-Musyarakah

-Mudharabah

Page 36: Dea

21

pinjaman dari Bank Indonesia. Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari

dana simpanan, tabungan dan deposito. Setelah input bank tersedia, selanjutnya

bank syariah dapat menghasilkan output. Output tersebut berupa penyaluran

dana kepada pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan, kredit dan

jasa.

Terdapat bermacam-macam definisi konseptualisasi pendekatan dalam

mendefinisikan input dan output dalam membentuk sebuah model efisiensi

yang tepat. Muliaman D. Hadad, dkk (2003) mengatakan bahwa ada tiga cara

dalam mendefinisikan output-output finansial dari sebuah lembaga finansial,

yaitu pendekatan Asset/Intermediary Approach (output nya adalah kredit

pinjaman yang dikeluarkan bank dan aset-aset lainnya), pendekatan User Cost

(output yang mempunyai kontribusi terhadap pendapatan bersih), dan

pendekatan Value Added (output yang mempunyai kontribusi terhadap value

added).

Intermediary Approach adalah penentuan variabel input dan variabel

output dengan memperhatikan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. User

Cost adalah penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan

fungsi bank sebagai penentu harga dipasar perbankan, dan Value Added adalah

penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan tujuan bank

untuk menghasilkan nilai tambah (keuntungan) yang maksimal.

Dengan menganggap hal lainnya tidak berubah (Ceteris Paribus), dan

dengan nilai margin tertentu dari tingkat bunga yang dibayarkan pada deposit

dan aset atau kewajiban finansial lainnya, sebuah gabungan kredit yang

Page 37: Dea

22

meningkatkan tingkat deposit akan meningkatkan produksi bersih nilai tambah

dari lembaga finansial tersebut, dimana kekuatan yang merubah pembelian

dana-dana inter-bank akan mengurangi produksi bersih nilai tambahnya.

Pembahasan mengenai efisiensi relatif bermula dari sebuah konsep yang

menjelaskan bahwa sebuah garis batas produksi (production frontier) adalah

sebuah hubungan teknologi yang menggambarkan output maksimum yang

dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang efisien dari berbagai penggunaan

kombinasi input dalam beberapa periode (Arafat, 2006). Efisiensi dapat

ditinjau dari dua sisi yaitu efisiensi alokasi atau harga (allocative efficiency)

dan efisiensi teknik (technical efficiency)(Agus, 2002). Efisiensi alokasi

merupakan kemampuan dalam memperhitungkan tingkat nilai produk marjinal

(marginal value product) dari biaya marjinal (marginal cost). Sedangkan

efisiensi teknik merupakan kapasitas produksi unit kegiatan ekonomi (UKE)

untuk memproduksi tingkat output yang maksimum dari input-input dan

teknologi yang tetap.

Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat

efisiensi bank, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik. Dengan

menggunakan pendekatan parametrik maupun non parametrik, tujuan dari

penelitian mengenai efisiensi perbankan adalah untuk memperoleh suatu

frontier yang akurat. Namun kedua metode tersebut menggunakan pendekatan

yang berbeda untuk mencapai tujuan ini. Pendekatan parametrik menghasilkan

Stochastic Cost Frontier sedangkan pendekatan non parametrik menghasilkan

Production Frontier.

Page 38: Dea

23

Setiap prosedur memiliki keuntungan dan kelebihan tersendiri. Prosedur

parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang

akurat untuk harga input dan variabel exogen lainnya. Pengetahuan mengenai

bentuk fungsi yang tepat dari frontier dan struktur dari on-sided error (jika

digunakan), dan ukuran sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan

kesimpulan secara statistika (Statistical Inferences). Pendekatan non

parametrik tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga

antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang

ekstrim dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisienan. Dengan

demikian, pendekatan non parametrik dapat digunakan untuk mengukur

inefisiensi secara lebih umum.

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan sebuah metode

non-parametric yang menggunakan model program linier untuk menghitung

perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan.

Metode ini diketahui untuk pertama kali oleh Charnes, Cooper dan Rhodes

(CCR) melalui papernya yang dipublikasikan oleh European Journal of

Operation Research pada tahun 1978. Paper CCR tersebut

mengoperasionalkan dan mengembangkan gagasan Farrel (1957). Sejak tahun

1978, teori dan aplikasi DEA telah berkembang sangat pesat. Salah satu faktor

pendorong dari perkembangan yang pesat tersebut bahwa DEA berhasil

menciptakan kondisi saling mendukung yang dinamis antara teori dan aplikasi.

Metode ini tidak memerlukan fungsi produksi dan hasil perhitungannya disebut

nilai efisiensi relatif.

Page 39: Dea

24

Konsep awal dari Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) mengetengahkan

sebuah model yang berorientasi pada input berdasarkan asumsi constant return

to scale (CRS). Asumsi CRS menyatakan bahwa asumsi ini hanya sesuai untuk

kondisi dimana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Padahal terdapat

beberapa faktor yang bisa mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada

skala optimal, misalnya kondisi persaingan tidak sempurna (imperfect

competition) dan hambatan-hambatan keuangan. Jika asumsi CRS tetap

digunakan untuk DMU yang tidak beroperasi pada skala optimal maka akan

terjadi ketidakjelasan karena technical efficiency akan menyatu dengan scale

efficiency. Dengan adanya kelemahan pada asumsi CRS maka muncul asumsi

alternatif yaitu variable return to scale (VRS) yang dipublikasikan pertama

kali oleh Banker, Charnes dan Cooper (BCC) pada tahun 1984.

Perbedaan utama antara CRS (model CCR) dan VRS (model BCC), yaitu

model pertama yang menghasilkan evaluasi terhadap overall efficiency,

sedangkan model kedua dapat memisahkan technical efficiency dengan scale

efficiency. Penggunaan model CCR dianggap sudah memenuhi skala optimal,

sedangkan penggunaan model BCC dimaksudkan untuk menutupi kelemahan

model CCR dalam hal terdapat DMU yang diteliti tidak beroperasi pada skala

optimal.

Metode DEA merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi bank. Dengan menggunakan metode DEA maka

pengukuran tingkat efisiensi relatif suatu bank dapat diperoleh. Dalam

mengukur efisiensi DEA mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai

Page 40: Dea

25

referensi yang dapat membantu mencari penyebab dan memberi solusi dari

ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial

(Hadad et.al.,2003). Metode ini juga dapat mengidentifikasi bank mana yang

telah mencapai tingkat efisiensi yang paling tinggi sehingga dapat digunakan

sebagai acuan bagi bank yang kurang efisien. metode DEA juga memberikan

informasi potensi peningkatan penggunaan sumber daya yang dimilki bank

yang kurang efisien.

Dalam penelitian efisiensi lembaga perbankan terdapat dua kelompok

variabel yang harus dilakukan secara tepat yang akan digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi, kelompok pertama yaitu variabel-variabel input

dan output. Sedangkan kelompok kedua adalah variabel-variabel penjelas

(explanatory variables) yang akan digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang

mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank. Pada bagian

ini dikemukakan mengenai variabel-variabel penilaian tingkat efisiensi yang

digunakan dalam studi-studi terdahulu.

Adanya perbedaan mengenai definisi input dan output bank disebabkan

adanya dua bentuk pendekatan yang berbeda dalam melihat fungsi bank, yaitu

“pendekatan produksi” (production approach) dan pendekatan intermediasi

(intermediation approach). Menurut pandangan pendekatan produksi, bank

memberikan pelayanan kepada nasabah dengan cara mengadministrasikan

transaksi keuangan nasabah, memelihara deposit nasabah (seperti giro,

tabungan dan deposito), memberikan pinjaman, dan mengelola berbagai aset

keuangan lainnya. Semua bentuk pelayanan ini dipandang sebagai output,

Page 41: Dea

26

termasuk didalamnya jasa pemeliharaan berbagai jenis rekening deposit

nasabah (Berg et al., 1992; Berg et al., 1993; Parson et al., 1993; dan Schaffnit

et al., 1997). Sedangkan menurut pandangan pendekatan intermediasi fungsi

utama bank adalah menerima deposit dari masyarakat dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Berkaitan hal ini maka labor,

materials, dan deposit dipandang sebagai input sedangkan outputnya adalah

pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan pendapatan, yaitu

berbagai bentuk pelayanan bank (banking services) yang menghasilkan fee atau

komisi (Mester, 1997)

C. Konsep Efisiensi

Kinerja merupakan status organisasi secara keseluruhan dibanding

pesaingnya, atau terhadap suatu sandar, baik internal maupun standar eksternal.

Kinerja organisasi bersifat multidimensional, oleh sebab itu harus ditentukan

atas dasar berbagai profil ukuran. Profil ukuran yang populer antara lain :

ekonomi, efektivitas dan efisiensi. Penelitian ini memfokuskan pada

pengukuran efisiensi (Suseno : 2008).

Konsep efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir dari konsep

ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapat didefinisikan

dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Pada umumnya, efisiensi dapat

diarahkan kepada sebuah konsep tentang pencapaian suatu hasil dengan

penggunaan sumber daya secara optimal. Di dalam Karim (2006), dibahasakan

bahwa “Efficient is doing the things right”, yang berarti bahwa melakukan

segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Page 42: Dea

27

Menurut Necmi K Avkiran, pengertian yang sangat dasar, efisiensi dapat

didefinisikan sebagai “doing things the right way”. Namun, definisi yang lebih

scientific mengartikan efisiensi sebagai “maximising a desired outcome with

given resources”. Definisi efisiensi yang biasa diketahui adalah rasio output

terhadap input. Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro,

yaitu teori produsen dan teori konsumen, teori produsen menyebutkan bahwa

produsen cenderung memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya.

Sedangkan di sisi lain, teori konsumen menyebutkan bahwa konsumen

cenderung memaksimumkan utilitasnya atau tingkat kepuasannya (Indrawati,

2009 : 15)

Efisiensi merupakan rasio antara output dan input, dan perbandingan

antara masukan dan keluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan masukan

serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan tergantung dari

tujuan penggunaan tolak ukur tersebut. Huri dan Indah (2004) menjelaskan

bahwa efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran

(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari

satu input yang digunakan.

Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari (2003), ada 3 faktor

yang mempengaruhi efisiensi sebagai berikut :

a. Input yang sama menghasilkan output yang lebih besar.

b. Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama.

c. Input yang besar menghasilkan output yang lebih besar.

Page 43: Dea

28

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan, menurut

Adrian (2009) ada empat faktor yaitu :

a. Efisiensi karena arbitrase ekonomi.

b. Efisiensi karena ketepatan penilaian dasar aset-asetnya.

c. Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi risiko

yang akan muncul.

d. Efisiensi karena berkaitan erat dengan mekanisme pembayaran yang

dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan.

Di dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum mengenai efisiensi, yakni

efisiensi yang ditinjau dari konsep ekonomi (economic concept) dan efisiensi

yang ditinjau dari konsep produksi (production concept). Efisiensi yang

ditinjau dengan konsep ekonomi mempunyai cakupan lebih luas yang ditinjau

dari segi makro, sementara itu efisiensi dari sudut pandang produksi melihat

dari sudut pandang mikro.

Efisiensi dalam konsep produksi terbatas pada melihat hubungan teknis

dan operasional dalam suatu proses produksi, yaitu konversi input menjadi

output. (Walter 1995 & Lestari, 2009). Sedangkan efisiensi ekonomi melihat

secara luas pada pengalokasian sumber-sumber daya di dalam suatu

perekonomian yang mendatangkan kesejahteraan di dalam masyarakat.

(Sadono : 2008)

Menurut Arthur (2011) efisiensi dalam konsep ekonomi merujuk pada

sejumlah konsep yang terkait pada penggunaan, pemaksimalan serta

Page 44: Dea

29

pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa.

Penggunaan sumber-sumber daya bisa dikatakan efisien apabila : (1) Seluruh

sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan; (2) Corak

penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi

corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuran bagi

masyarakat/individu. (Sadono : 2008)

Sementara itu, efisiensi di dalam konsep produksi cenderung menilai

secara teknis dan operasional, sehingga efisiensi di dalam konsep produksi

umumnya dilihat dari sudut pandang teknis dan biaya. Menurut Sukirno

(2008), di dalam proses produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif :

a) Efisiensi Produktif, adalah menilai efisiensi di dalam tahapan produksi.

Penilaian efisiensi produktif dapat dilihat dari sisi biaya. Untuk mencapai

efisiensi produktif ini harus dipenuhi dua syarat. Pertama, untuk setiap

tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum.

Kedua, perusahaan atau industri secara keseluruhan harus

memproduksikan barang pada biaya rata-rata yang paling rendah.

b) Sedangkan Efisiensi Alokatif, menilai efisiensi secara teknis di dalam

proses produksi, yakni dari segi pengalokasian sumber-sumber daya

tersebut ke berbagai kegiatan ekonomi/produksi telah mencapai tingkat

yang maksimum/optimum.

Page 45: Dea

30

1. Efisiensi Teknis

Menurut Dinc dan Haynes (1999) (dalam Komaryatin: 2006), efisiensi

merupakan kriteria dalam menentukan seberapa besar input yang digunakan

untuk menghasilkan output yang diinginkan. Efisiensi artinya melaksanakan

dan menghasilkan segala sesuatu dengan tepat, serta efisiensi juga merupakan

perbandingan antara sumber-sumber yang digunakan dengan output yang

dihasilkan (Kurtz dan Boone, 1984).

Steers, Ungson dan Mowday (1985), mendefinisikan bahwa efisiensi

adalah sebuah ukuran akan seberapa besar dan seberapa banyak masukan

(input) seperti bahan mentah, modal dan sumber daya manusia yang

dibutuhkan untuk mencapai hasil yang ditargetkan, seperti memenuhi tingkat

produksi tertentu. Beberapa faktor yang ikut menentukan keefisienan sebuah

perusahaan seperti biaya tenaga kerja, produktivitas pekerja, biaya bahan

mentah dan kemajuan teknologi yang dimiliki.

Suatu unit kegiatan ekonomi dikatakan efisien secara teknis apabila

menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau

memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang

minimal. Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari : 2009, ada tiga

kondisi dapat dikatakan tercapainya efisiensi, yakni : (a) Apabila dengan

menggunakan input yang sama, dapat menghasilkan output yang lebih besar;

Page 46: Dea

31

(b) atau dengan menggunakan input yang lebih kecil bisa menghasilkan output

yang sama; dan (c) dengan menggunakan input yang besar menghasilkan pula

output yang lebih besar.

Suatu perusahaan dapat dinilai efisien apabila menggunakan jumlah

unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah unit input yang

dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau

bahkan dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Suseno, 2008)

2. Efisiensi Biaya

Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana

penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah

yang mungkin dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber

ekonomi pada penggunaan yang paling bernilai.

Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisien ketika

perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis.

Sukirno (2008) menyatakan bahwa sebuah perusahaan dikatakan mencapai

skala ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi

rata-rata menjadi semakin rendah.

Skala ekonomis dapat tercapai ketika output dapat digandakan dengan

biaya (cost per unit) kurang dari dua kali lipat atau perusahaan yang

memproduksi dalam skala ekonomis, ketika setiap adanya tambahan produksi,

biaya produksi justru semakin menurun, sehingga pada akhirnya membawa

pada kondisi yang efisien. (Pindyck, Robert S. dan Rubinfeld, 2007)

Page 47: Dea

32

Menurut Sugiarto, dkk (2005) skala ekonomi suatu perusahaan tercermin

dengan penurunan biaya produksi (input) sejalan dengan kenaikan jumlah

produksinya (output). Sebaliknya, perusahaan akan memproduksi dalam skala

yang tidak ekonomis ketika setiap kenaikan jumlah outputnya menyebabkan

biaya yang semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan

menggunakan kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC). Skala ekonomis

tercapai ketika kurva LRAC menurun hingga titik minimum, sedangkan skala

tidak ekonomis (dis-economis) terjadi ketika kurva LRAC menanjak naik.

Perusahaan yang melakukan kegiatan produksinya pada skala produksi

yang ekonomis akan senantiasa berada dalam kondisi yang efisien, sebab

kegiatan produksi dilakukan dengan biaya yang rendah. Hal ini sangat

tergantung dari kemampuan dan usaha perusahaan untuk mencapai kondisi

tersebut.

Beberapa faktor penting yang dapat menimbulkan skala ekonomi (Sadono:

2008), yaitu :

a) Spesialisasi faktor-faktor produksi

Spesialisasi dilakukan dengan cara melakukan pembagian unit-unit kerja

kedalam bidang-bidang tertentu secara khusus. Dengan dilakukannya

spesialisasi, produktivitas pekerja akan meningkat, karena pekerjaan

dilakukan masing-masing secara khusus, dibanding dengan perusahaan

yang tidak melakukan spesialisasi, dimana pekerjanya harus menjalankan

beberapa tugas.

Page 48: Dea

33

Perusahaan yang melakukan spesialisasi akan memproduksi dalam skala

yang ekonomis (disamping spesialisasi menurunkan biaya per unit),

dibanding dengan perusahaan yang tidak melakukan spesialisasi, walaupun

biaya yang dikeluarkan oleh kedua perusahaan sama, akan tetapi

perusahaan yang melakukan spesialisasi masih bisa berada di dalam skala

ekonomis, karena produktivitas yang lebih tinggi.

b) Penambahan kapasitas produksi (skala usaha)

Menurut Sukirno (2008), produksi yang semakin tinggi menyebabkan

perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini

akan menyebabkan kegiatan memproduksi semakin bertambah efisien.

Paling tidak, ada beberapa alasan, yakni: (a) biaya input yang semakin

murah. Makin tinggi produksi, makin banyak input yang digunakan,

seperti bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Harga dari barang-barang

tersebut akan menjadi murah apabila pembelian dalam kapasitas yang

banyak; kemudian (b) penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia

lebih optimal. Terkadang produksi dalam kapasitas yang lebih kecil

adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste), sehingga hal

tersebut tidak efisien. Namun ketika memproduksi dengan kapasitas yang

besar maka penggunaan bahan-bahan input dapat lebih optimal.

c) Penggunaan teknologi (mekanisasi), yang menggantikan penggunaan jasa

manusia, sehingga permintaan terhadap tenaga manusia berkurang yang

kemudian akan menyebabkan biaya input yang harus dikeluarkan akan

berkurang pula.

Page 49: Dea

34

3. Pengukuran Efisiensi

a. Pendekatan Teknis

Efisiensi teknis merupakan suatu ukuran yang membandingkan antara

keluaran (output) dan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari

sejumlah input yang digunakan (Suseno,2008). Efisiensi merupakan

perbandingan antara output dan input yang berhubungan dengan tercapainya

output maksimum dengan sejumlah input tertentu, yang berarti jika rasio output-

input semakin besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. (Shone Rinald,

1981 dalam Komaryatin: 2006)

b. Pendekatan Biaya

Efisiensi dengan pendekatan biaya adalah mengukur sejauh mana biaya

yang dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau perusahaan untuk mendapatkan

hasil (keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga dapat dibuat perbandingan

diantara kedua variable tersebut. Dalam Sumarjono (2004), efisiensi akan

tercapai ketika pendapatan marjinal = biaya marjinal.

Kusnadi, dkk (1999) menuturkan bahwa perusahaan akan mengalami

kondisi yang tidak efisien ketika biaya marjinal untuk menambah hasil produksi

sudah lebih besar dari pendapatan marjinalnya (MC>MR). sehingga ketika

memproduksi dengan tambahan biaya yang semakin besar akan memperkecil

keuntungan (laba perusahaan).

Page 50: Dea

35

Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana

penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah yang

mungki dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber ekonomi

pada penggunaan yang paling bernilai (Taswan, 2006).

Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisiensi ketika

perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis.

4. Konsep Efisiensi Perbankan

a. Teori Efisiensi Bank

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan

penting dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu indikatornya

adalah efisiensi. Tingkat efisiensi yang dicapai merupakan cerminan dari

kualitas kinerja yang baik. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal

dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.

Menurut Hadad (2003), pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank

dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal

dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum

dengan tingkat output tertentu.

Aspek penting lainnya dalam pencapaian efisiensi perbankan adalah melalui

penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi. Menurut Mulyono

(1999) efisiensi dalam dunia perbankan mencakup penilaian efisiensi usaha dan

Page 51: Dea

36

efisiensi biaya. Efisiensi usaha menilai bagaimana aktivitas yang dilaksanakan

oleh sebuah bank mampu menghasilkan target yang ingin dicapai, sedangkan

efisiensi biaya menilai seberapa besar pengeluaran biaya yang digunakan oleh

sebuah bank untuk melaksanakan aktivitas usahanya. (Sulistyoningsih, 2006; 21)

Berger dan Mester (2006) dalam Suseno (2008; 35), memandang efisiensi

perbankan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan

dari sisi keuntungan (profit efficiency). Dilihat dari sisi biaya (cost efficiency),

sebuah bank dinilai dengan diabndingkan dengan bank yang memiliki biaya

beroperasi terbaik (best practice bank’s cost) yang menghasilkan output yang

sama dan teknologi yang sama. Sementara dari sisi keuntungan (profit

efficiency), mengukur tingkat efisiensi dari kemampuan sebuah bank dalam

menghasilkan laba/keuntungan pada setiap unit input yang digunakan.

5. Pengukuran Efisiensi Perbankan

Menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam Muharam dan Pusvitasari

(2007), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan

yaitu:

a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi

dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input

yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang

tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan

input tertentu.

Efisiensi = Output ……………….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1)

Page 52: Dea

37

Input

Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan

output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak perhitungan

yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.

b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model

dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input

tertentu.

Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:

Y = f (X1, X2, X3, X 4, . . . . . Xn) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)

Di mana Y = output, X = input

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat

digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit

Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan

dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak

dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat

mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu indikator output yang

dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan

penggabungan banyak output dalam satu indikator, informasi yang

dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986; Ario, 2005 dalam

Muharam dan Pusvitasari 2007).

Page 53: Dea

38

d. Pendekatan frontier, menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam

Muharam dan Pusvitasari (2007), pendekatan ini mempunyai dua jenis

yaitu: parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari

Stochastic Frontier Approuch (SFA), Distribution Free Approach (DFA)

dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi

Data Envelopment Analysis (DEA).

Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan yang

lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency atau x-efficiency,

mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan”best

practice” atau berlaku umum pada pendekatan forntier. Pendekatan

forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana

kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan

kinerjanya yang”terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila

semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama

(P. W. Bauer, Berger A. N. and Ferrier G. D., 1998).

Ascarya dan Guruh (2008) menjelaskan bahwa pendekatan frontier lebih

superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan

pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen lainnya dalam

mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan

secara lebih luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari

merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito,

pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan

akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat

Page 54: Dea

39

mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari

harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan

diobservasi.

Pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis, yaitu: parametrik dan non-

parametrik. Pendekatan Stochastic Frontier Approuch (SFA), Thick Frontier

Approuch (TFA) dan Distribution Free Approuch (DFA) merupakan

pendekatan paremetrik, sedangkan pendekatan non-parametrik termasuk Data

Envelopment Approuch (DEA) dan Free Disposable Hull (FDH) (Kurnia,

2004).

Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003) menambahkan bahwa pendekatan

parametrik dan non-parametrik pada intinya akan diperoleh hasil yang relatif

sama, apabila sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan

menggunakan proses produksi yang sama.

6. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank

Menurut Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003), terdapat tiga pendekatan

yang lazim digunakan dalam metode parametrik dan non-parametrik untuk

mendefinisikan hubungan input dan output dalam kegiatan financial suatu

lembaga keuangan, yaitu:

a. Pendekatan Aset (Asset Approach)

Produksi aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan

sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output benar-

benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.

Page 55: Dea

40

b. Pendekatan Produksi (Production Approuch)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun

deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accout), kemudian

output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset-

aset tetap dan material lainnya.

c. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approuch)

Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai

intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari

surplus unit kepada defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut

meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito ,

kemudian output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan

investasi keuangan (financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi

primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans).

Konsekuensi terdapat tiga pendekatan dalam mengukur efisiensi bank

adalah perbedaan untuk menentukan input dan output. Perbedaan penentuan

input dan output antara pendekatan produksi dan intermediasi adalah dalam

memperlakukan simpanan. Simpanan sebagai output pada pendekatan

produksi, dikarenakan simpanan merupakan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan

bank. Pendekatan intermediasi menganggap simpanan sebagai input. Hal ini

disebabkan simpanan yang dihimpun bank akan ditransformasikan ke dalam

berbagai bentuk aset yang menghasilkan terutama pinjaman yang diberikan

(Hadad, Dhaniel dan Eugenia, 2003).

Page 56: Dea

41

Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, karena sejalan

dengan pendapat Kurnia (2004) yang mengungkapkan bahwa pendekatan

intermediasi digunakan karena mempertimbangkan fungsi vital bank sebagai

financial intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan

menyalurkannya kepada defisit unit. Pertimbangan lainnya adalah karakteristik

dan sifat dasar bank yang melakukan transformasi aset yang berkualitas

(qualitative asset transformer) dari simpanan yang dihimpun, meskipun tidak

ada kesepakatan umum dalam pendekatan yang digunakan serta dalam hal

menentukan input dan output.

Iqbal dan Molyneux 1998 dalam Mohamad and Khaled (2003)

menambahkan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan terbaik

untuk mengevaluasi keseluruhan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

lembaga intermediasi. Hal ini berhubungan dengan pendapat Astiyah dan

Husman (2006), bahwa peran perbankan sebagai lembaga intermediasi sangat

penting.

Apabila peran ini tidak berjalan, gambaran bagi bank sentral tentang

hubungan antara alat kebijakan dengan kinerja dari perekonomian akan tidak

sesuai dengan harapan. Ascarya dan Guruh (2008) menyatakan bahwa untuk

menggambarkan fungsi perbankan syariah yang sesungguhnya, pendekatan

intermediasi dipandang lebih tepat.

Page 57: Dea

42

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian untuk mengukur efisiensi perbankan sudah sering dilakukan dan

dikembangkan oleh para peneliti-peneliti terdahulu, baik itu hanya untuk sekedar

mengukur tingkat efisiensi bank tertentu atau lebih dari pada itu yakni mereka

juga membandingkan efisiensi suatu kelompok bank tertentu dengan kelompok

bank yang lain.

Pendekatan yang mereka gunakan pun beragam, mulai dari analisis rasio-

rasio keuangan bank, seperti BOPO, ROA, ROE, hingga memakai pendekatan

parametrik dan non-parametrik yang membutuhkan variabel input dan output

sebagai variabel. Berikut beberapa penelitian terdahulu :

Astiyah Dan Husman (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank bukan

hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana penting

untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan yang efisien

diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan moneter, sehingga

kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran.

Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003)

menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih

tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena

karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary.

Wade, Hababbou and Robert (2000) di Tunisia memakai pendekatan

intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan adalah DEA dan Regresi.

Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing lebih efisien dan semakin

Page 58: Dea

43

tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien, begitu juga banknya semakin

besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah dan swasta mempunyai

perbedaan efisiensi bank.

Pengukuran efisiensi perbankan juga dilakukan oleh Suswandi (2007).

Objek dalam penelitiannya tersebut adalah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit

Usaha Syariah (UUS), dengan menggunakan laporan keuangan publikasi Bank

Indonesia periode 2003-2006. Penelitian tersebut mengukur efisiensi teknis

perbankan syariah dengan variabel output-input yang dimiliki, dengan model

Stochastic Frontier Approach (SFA). Dalam penelitiannya juga mencari

hubungan teknis antara input-output terhadap laba perbankan dengan pendekatan

regresi, dengan memasukkan variabel output dan input sebagai variabel

independen dan variabel pendapatan/laba operasional sebagai variabel

dependennya. Hasil dari penelitian suswandi tersebut, didapatkan bahwa dari

periode 2003-2006 efisiensi rata-rata perbankan syariah di Indonesia adalah

sebesar 94,37%.

Gourlay, et. al (2006), menggunakan metodologi DEA dengan dua model,

yakni pendekatan produksi dimana inputnya terdiri dari : pinjaman, aktiva tetap,

aktiva lainnya. Dan output : deposito, investasi, serta pendekatan intermediasi

dengan input : pinjaman, aktiva tetap, aktiva lain dan deposito. Dan output :

investasi. Dalam penelitian ini mereka ingin melihat keuntungan efisiensi yang

diperoleh antara bank-bank di India sesudah reformasi periode 2001-2002, untuk

tahun 2004-2005. Menggunakan BBC DEA untuk mengukur sejauh mana

keuntungan efisiensi teknis yang telah diperoleh setelah selesainya merger sampai

Page 59: Dea

44

dekade saat ini serta menyimpulkan bahwa pasca reformasi dan merger bank-bank

di India mengalami peningkatan dalam efisiensi.

Dalam penelitiannya, Hadad, et.al, (2003) menggunakan pengukuran

efisiensi perbankan indonesia dengan pendekatan SFA dan DFA. Kesimpulan

yang diambil dari penelitian ini bahwa skor efisiensi DFA lebih beragam

dibandingkan dengan skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data

tahunan untuk menggabungkan seluruh bank. Namun bank-bank yang paling

efisien yang dihasilkan dengan menggunakan kedua pendekatan ini adalah sama.

Sehingga perhitungan dengan menggunakan DFA dan SFA jika menggunakan

observasi seluruh bank menghasilkan nilai-nilai yang konsisten.

Hamim, et. al (2006) menganalisis tingkat efisiensi bank syariah di

Malaysia periode 1997-2003, periode dimana bank syariah mulai diperkenalkan di

Malaysia. Dengan pendekatan Stochastic Frontier yang juga untuk pertama

kalinya diterapkan untuk mengukur efisiensi perbankan syariah, disimpulkan

bahwa dengan 53 sampel bank syariah di Malaysia, hasil penelitian menunjukkan

bahwa efisiensi rata-rata keseluruhan industri perbankan syariah di Malaysia telah

meningkat selama periode penelitian, dan dari sisi aset, simpanan dan pembiayaan

mengalami peningkatan yang amat pesat antara tahun 1997 hingga tahun 2003.

Namun tingkat efisiensi perbankan syariah masih kurang efisien dibandingkan

bank konvensional yang stabil dari tahun ke tahun, penelitian ini juga

menyimpulkan bahwa bank asing lebih efisien dibandingkan dengan bank

domestik di Malaysia.

Page 60: Dea

45

Shahooth dan Battal (2006) mengukur dan menganalisis efisiensi biaya 24

institusi perbankan islam di dunia untuk periode 1999-2001 menggunakan DEA.

Efisiensi biaya dianggap merupakan hal yang paling penting daripada tipe

efisiensi lainnya yang harus dicapai oleh perusahaan, yakni dengan menemukan

kombinasi input yang memungkinkan dengan kombinasi tersebut menghasilkan

output dengan biaya yang minimum. Dan penelitian ini menyimpulkan bahwa

sebagian besar lembaga perbankan islam yang terpilih kedalam sampel dalam

penelitian ini efisien dan sisanya sedang dalam proses perubahan dalam mencapai

efisiensi.

Suseno (2008) menganalisis efisiensi dan skala ekonomi pada industri

perbankan syariah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

empiris bersifat kuantitatif yang diuji menggunakan data panel atas 10 bank

syariah di Indonesia periode 1999-2004 dengan data tahunan. Untuk

pendekatannya, Priyonggo memakai Data Envelopment Analysis (DEA) yang

menggunakan variabel input : biaya bagi hasil, biaya lainnya, aset untuk BUS,

serta input : biaya bunga, biaya lainnya, asetm untuk UUS. Sedangkan untuk

variabel output priyonggo menggunakan pendapatan bunga, pendapatan lainnya,

volume kredit, untuk BUS dan untuk UUS yaitu pendapatan utama, pendapatan

lainnya, dan volume pembiayaan. Dari penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa secara umum perbankan syariah di Indonesia cukup efisien pada periode

1999-2004, ditandai dengan hanya sekitar 7% tingkat in-efisiensi rata-rata dari 10

bank syariah yang diteliti dan dalam 6 tahun periode penelitian ini, rata-rata bank

syariah mengalami peningkatan efisiensi 2,3% per tahun, serta tidak ada

Page 61: Dea

46

perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi bank umum syariah dengan

bank konvensional yang memiliki usaha syariah. Dan dari segi skala ekonomis

tidak ditemukan adanya skala ekonomi dalam perbankan syariah, sehingga tidak

ada kecenderungan semakin tinggi skala usaha, maka semakin tinggi pula tingkat

efisiensinya.

Sutawijaya dan Lestari (2009) melakukan penelitian terhadap 12 bank di

Indonesia menggunakan DEA-CRS dan DEA-VRS pada masa krisis periode

2000-2004. Dari penelitian itu disimpulkan semua kelompok bank di Indonesia

mengalami penurunan efisiensi selama krisis kecuali bank Mandiri yang

menandatangani performanya lebih baik diantara bank-bank lainnya di Indonesia,

indikasi tersebut terlihat dari rendahnya persentase penurunan efisiensi dengan

asumsi CRS dan VRS.

Abidin dan Endri (2009) menggunakan Data Envelopment Analysis

(DEA) dalam mengukur efisiensi teknis Bank Pembangunan Daerah (BPD),

menggunakan data tahun 2006-2007 yang meliputi 26 bank pembangunan daerah

di Indonesia. Hasilnya didapatkan BPD mengalami peningkatan efisiensi dalam

kegiatan operasionalnya, tapi nilainya masih dibawah 100%. Artinya, bank BPD

dalam kegiatan operasionalnya belum efisien dalam memanfaatkan semua

kemampuan potensial yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang

maksimal. Secara rata-rata, bank BPD beraset lebih besar lebih efisien daripada

bank BPD beraset menengah dan kecil. Penelitian ini memiliki implikasi penting

dalam rangka mengoptimalkan kinerja efisiensi maka bank kecil dan menengah

harus melakukan merger dan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan.

Page 62: Dea

47

Muharam dan Pusvitasari (2007), menggunakan metodelogi DEA dengan

memasukkan variabel total simpanan, biaya operasional lainnya sebagai variabel

input. Variabel outputnya meliputi pembiayaan, aktiva lancar dan pendapatan

operasional lainnya. Hasilnya pada tahun 2005 hanya bank BTN Syariah, Niaga

Syariah dan Permata Syariah yang mencapai efisiensi 100 persen, sedangkan

sembilan bank lainnya memiliki tingkat efisiensi yang fluktuatif.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk

mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu Bank

Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah

pada periode 2010-2012. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan

menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Data

Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output

terlebih dahulu. Variabel input ini meliputi total aset (I1), ekuitas (I2) dan net

income (I3), sedangkan variabel-variabel outputnya terdiri dari total pembiayaan

(O1) dan beban operasional (O2).

Page 63: Dea

48

Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai

efisiensi biaya perbankan. Dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Bank Syariah di Indonesia

Variabel Output

1. Pembiayaan

2. Pendapatan

Operasional

Variabel Input

1. Aset

2. Ekuitas

3. Net Income

Mengolah Data dengan Model

DEA CCR max.output

BFA - CRS

Nilai Efisiensi 100%

Target Perbaikan

Analisa Hasil Analisa Hasil

Kesimpulan Hasil & Saran

Page 64: Dea

49

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, hipotesis

penelitian yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Efisiensi ketiga perbankan syariah (Bank Muamalat, Bank Mega

Syariah dan BRI Syariah) sudah tinggi > 90%.

2. Faktor input dan output yang tidak dapat beroperasi dengan skala optimal

menjadi penyebab ketidakefisienan ketiga bank syariah tersebut.

Page 65: Dea

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada analisis efisiensi kinerja perbankan syariah yang

dilihat dari laporan keuangan bank yang diteliti dengan menentukan input dan output

yang digunakan. Input dan output yang digunakan mengacu pada model penelitian

Barr et.al. (1999). Setelah menentukan input dan output, langkah selanjutnya yaitu

menghitung nilai efisiensi dengan metode data envelopment analysis (DEA) dengan

periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel penelitian adalah semua anggota dari suatu populasi yang akan dijadikan

subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak.

Adapun bank-bank yang dimaksud dalam penelitian ini sebagaimana yang tercantum

dalam tabel 3.1 di bawah ini :

Page 66: Dea

50

Tabel 3.1

Nama dan Kode Bank

Kode Bank Nama Bank

1 Bank Muamalat

2 Bank Mega Syariah

3 BRI Syariah

Sumber : Bank Indonesia, 2012

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga bank syariah yang beroperasi di

Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Setelah ditentukan populasinya

maka selanjutnya ditentukan sampel penelitian. Sampel terpilih berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan

sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan bank disesuaikan dengan kelompok bank yang ada pada

direktori perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada

tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

2. Sampel penelitian yaitu tiga bank syariah yang telah menerbitkan laporan

keuangan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

3. Untuk menghindari data menjadi bias karena perbedaan ukuran bank, maka

dalam penelitian ini bank dibatasi dilihat dari total aktiva minimal 2 triliun

pada akhir periode 2010 sampai dengan tahun 2012.

Page 67: Dea

51

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh

dari laporan keuangan bank yang dipublikasikan untuk periode 2010-2012 oleh bank

yang menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data ini berupa dokumentasi,

yaitu data yang diperoleh dari laporan publikasi yang dihimpun oleh Bank Indonesia

(BI) dalam direktori perbankan Indonesia dan publikasi oleh bank yang bersangkutan

melalui situs internet masing-masing bank. Penelitian ini merupakan penelitian yang

bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada

pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka

dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

D. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

kuantitatif, yaitu dalam pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari

neraca keuangan, laporan laba rugi dan saldo laba yang dimiliki oleh masing-masing

bank. Data dari variabel input dan output tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam

formulasi DEA untuk memperoleh nilai efisiensi teknis. Dalam analisis ini

menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah

terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dimana

proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak Banxia Frontier Analysis

Page 68: Dea

52

(BFA) Software. Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak Ms.Excel

sebagai perangkat pendukung.

Tujuan penelitian ini mengukur dan menganalisis efisiensi perbankan syariah

khususnya Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012, dengan

menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu DEA. Beberapa pendekatan biasa

digunakan untuk mengukur efisiensi bank, namun secara garis besar terdapat dua

jenis pendekatan, yaitu parametrik dan non-parametrik. Pendekatan Stochastic

Frontier Approach (SFA), Thick Frontier Analysis (TFA) dan Distribution Free

Approach (DFA) merupakan pendekatan parametrik, sedangkan pendekatan non-

parametrik yang termasuk adalah Data Envelopment Analysis (DEA) dan Full

Disposable Hull (FDH).

DEA merupakan pendekatan non-parametrik yang dipilih dalam penelitian ini

karena beberapa alasan, meliputi:

a. Menurut Coeli et, al (1997), Lan et, al (2003) dalam Lie dan Lih (2005) yang

menjelaskan bahwa pendekatan parametrik adalah pendekatan yang modelnya

menetapkan adanya syarat-syarat tertentu, yaitu: tentang parameter populasi

yang merupakan sumber penelitiannya (sehingga akan lebih banyak kriteria

yang harus dipenuhi), dan membutuhkan pembentukan fungsi lebih khusus

(sehingga kemungkinan kesalahan fungsi lebih besar).

Page 69: Dea

53

b. Di sisi lain Coeli et, al (1997) dalam H.S.A.Mokhtar, N. Abdullah and S.M.

Al-Habshi (2008) menyebutkan bahwa pendekatan non-parametrik

merupakan pendekatan yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat

tertentu, yaitu: parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya,

penggunaannya lebih sederhana dan mudah digunakan karena tidak

membutuhkan banyak spesifikasi bentuk fungsi (sehingga kemungkinan

kesalahan pembentukan fungsi lebih kecil).

DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur

efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan membandingkan secara

relatif terhadap UKE yang lain (Charnes et, al. 1978; Banker et, al. 1984 dalam

Adrian dan Lestari 2009).

DEA adalah pendekatan non-parametrik yang berbasis program linear (Linear

Programming) dengan dibantu paket-paket software efisiensi secara teknik, seperti

Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Warwick for Data Envelopment Analysis

(WDEA). Penelitian ini akan menggunakan software BFA. Pada intinya kedua

sofware tersebut akan mengarah pada hasil yang sama.

Pada dasarnya teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi

relatif suatu UKE dalam kondisi banyak input maupun output. Kondisi tersebut

biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran efisiensi

lainnya. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan

Page 70: Dea

54

UKE lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA

memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi,

apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot

dari input dan output.

Efisiensi relatif UKE dalam DEA, juga didefinisikan sebagai rasio dari total

output tertimbang dibagi total input tertimbang (total weighted output/total weighted

input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weighted) atau timbangan untuk

setiap input dan output UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot

untuk setiap variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu

memenuhi dua kondisi yang disyaratkan.

DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan

rasio efisiensinya (maximize total weighted output/total weighted input) (Muharam

dan Pusvitasari, 2007). Asumsi maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian

DEA ini menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi

lainnya adalah minimisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil

yang sama. Setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk

menghasilkan kombinasi output yang berbeda, sehingga setiap UKE akan memilih

seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut.

Kondisi ini dapat digambarkan, apabila suatu UKE merupakan perusahaan yang

berorientasi pada keuntungan (profit maximizing firm) dan setiap input-outputnya

Page 71: Dea

55

memiliki biaya per unit serta harga jual per unit. Hal ini menjadikan perusahaan

tersebut akan menggunakan seminimal mungkin input yang biaya per unitnya

termahal atau berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya

tinggi.

Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1

(nilai efisiensi 100 persen), sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE

bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif.

E. Operasional Variabel Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur efisiensi bank dengan

menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), maka penelitian ini menggunakan

variabel input dan output untuk perhitungan DEA untuk mengetahui pengaruh

efisiensi bank. Penghitungan variabel input dan output dengan pendekatan DEA yang

berorientasi input dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan score efisiensi bank.

Identifikasi variabel input-output yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan intermediasi. Oleh karena itu, model DEA yang diestimasi

terdiri dari 2 output (O) dan 3 input (I) adalah sebagai berikut :

Page 72: Dea

56

Tabel 3.2

Variabel Input-Output

Pendekatan Variabel Input Variabel Output

Intermediasi Aset Pembiayaan

Ekuitas Pendapatan Operasional

Net Income

Sumber : Hasil olah data variabel input-output

Untuk lebih memperjelas hasil dan pembahasan yang akan dilakukan maka

diperlukan suatu definisi operasional untuk menyamakan persepsi khususnya

mengenai hasil analisis DEA yang dilakukan dalam penelitian ini. Definisi

operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Banxian Frontier

Analyst yang berbasis pada formulasi DEA. Penelitian ini menggunakan pilihan

improvement modelnya adalah Constant Return to Scale (CRS). Dari hasil

analisis DEA kemudian ditentukan kriteria penilaian dimana hasil tersebut

dikatakan efisien jika menunjukkan nilai 1 atau 100% dan tidak efisien <1 atau

kurang dari 100%.

2. Jenis efisiensi yang diukur dalam penelitian ini adalah efisiensi yang bersifat

teknis, yaitu suatu metode analisis yang hanya memperhitungkan niali absolut

dari variabel yang diamati. Sehingga satuan dasar pengukuran yang

mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel yang tidak dipertimbangkan.

Page 73: Dea

57

3. Nilai efisiensi yang dihasilkan adalah bersifat relatif dimana nilai efisiensinya

hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan unit kegiatan ekonomi yang

diperbandingkan dengan penggunaan input dan output yang sejenis atau sama.

4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 input yaitu asset,

ekuitas dan net income dan 2 output yaitu pembiayaan dan pendapatan

operasional.

Page 74: Dea

58

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Pada penelitian ini digunakan data triwulan perbankan syariah di Indonesia

yaitu Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, Bank BRI

Syariah) pada periode 2010-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat

efisiensi Bank Umum Syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis

(DEA), yaitu dengan pendekatan intermediasi sebagai pendekatan dalam

penentuan variabel input dan outputnya. Dengan pendekatan ini digunakan

variabel aset, ekuitas dan laba bersih (net income) sebagai variabel input dan total

pembiayaan, pendapatan operasional sebagai variabel output.

Dalam pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS), peneliti

menggunakan software Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Microsoft Excel

sehingga peneliti tidak melakukan perhitungan secara manual.

Metode penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

puposive sampling, tetapi sampel tersebut bersifat secara spesifik yang berarti

bahwa sampel tersebut mencerminkan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang

diteliti dan tidak mencerminkan atau mewakili populasi secara umum.

Page 75: Dea

59

B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank

Perhitungan efisiensi perbankan syariah (studi pada 3 bank syariah) dengan

analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu : aset, ekuitas dan net

income. Variabel outputnya meliputi total pembiayaan dan pendapatan

operasional.

Variabel input pertama, aset termasuk aset total yang dimiliki oleh bank

syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah). Adapun

persentase pertumbuhan jumlah aset yang dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam

penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami kenaikan

dari tahun 2010-2012.

Kenaikan jumlah aset pada tabel 4.1 menandai kinerja ketiga bank syariah

tersebut semakin lebih baik, sehingga dampak positif dari berbagai kebijakan

yang mendukung bank-bank syariah telah terlihat dengan kenaikan jumlah

asetnya dari tahun 2010-2012.

Page 76: Dea

60

Kedua, Ekuitas yang berasal dari kata equity atau equity of ownership yang

berarti kekayaan bersih perusahaan (bank). Secara sederhana, dapat

diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi dengan total pasiva. Adapun

persentase pertumbuhan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh ketiga bank syariah

Tabel 4.1

Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset

Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)

Nama Bank Triwulan

Tahun

2010 2011 2012

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Mar 14.829.089 21.608.353 30.836.353

Jun 15.411.231 23.697.765 32.689.318

Sept 17.686.002 25.596.580 35.700.818

Des 21.442.596 32.479.506 44.854.413

2. Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI)

Mar 4.365.675 4.295.103 5.874.897

Jun 4.474.923 4.487.694 5.987.762

Sept 4.455.914 4.787.659 7.305.239

Des 4.637.730 5.565.724 8.164.921

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah

(BRIS)

Mar 3.829.696 7.236.713 10.522.693

Jun 4.847.159 7.706.185 11.481.043

Sept 6.073.535 9.531.734 12.199.092

Des 6.856.386 11.200.823 14.086.914

Jumlah Aset 3 Bank Syariah 108.909.936 158.193.839 219.703.463

Pertumbuhan Jumlah Aset Bank Syariah 22.42 32.56 45.13

Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori

Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Page 77: Dea

61

dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami

kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap triwulannya.

Ketiga, Net Income adalah pendapatan bersih yaitu selisih positif dari total

pendapatan (operasional dan non-operasional) dengan total biaya (operasional dan

non-operasional) dalam satu periode setelah dikurangi dengan taksiran pajak

penghasilan pendapatan. Adapun persentase pertumbuhan pendapatan bersih yang

dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun

jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap

triwulannya.

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas

Nama Bank Triwulan Tahun

2010 2011 2012

1. Bank Muamalat Indonesia

(BMI)

Mar 953.564 1.809.511 2.118.465

Jun 978.810 1.872.225 2.221.160

Sept 1.668.410 1.972.327 2.302.463

Des 1.749.156 2.067.401 2.457.991

2. Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI)

Mar 353.902 400.485 486.191

Jun 384.593 421.223 554.973

Sept 401.335 435.168 623.000

Des 381.775 435.642 620.514

3. Bank Rakyat Indonesia

Syariah (BRIS)

Mar 458.880 959.028 971.270

Jun 968.570 962.439 1.031.813

Sept 955.077 978.338 1.078.271

Des 955.022 966.676 1.068.504

Jumlah Ekuitas 3 Bank Syariah 10.209.094 13.280.463 15.534.615

Pertumbuhan Jumlah Ekuitas Bank Syariah 26.21 34.03 39.81

Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori

Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Page 78: Dea

62

Adapun variabel output yang pertama adalah pembiayaan. Pembiayaan

berarti produk penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat baik individu

maupun berbadan hukum dengan akad-akad muamalah.

Tabel 4.3

Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income

Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)

Nama Bank Triwulan Tahun

2010 2011 2012

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Mar 328.275 514.765 757.539

Jun 353.521 565.409 884.831

Sept 362.219 573.197 985.960

Des 443.684 670.640 1.120.896

2. Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI)

Mar 203.842 81.564 167.270

Jun 234.533 102.302 235.998

Sept 82.414 116.247 304.025

Des 62.854 116.721 301.539

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah

(BRIS)

Mar -24.495 -19.972 -7.730

Jun -14.805 -16.561 52.813

Sept -23.923 -662 99.271

Des -23.978 -12.324 89.544

Jumlah Net Income 3 Bank Syariah 1.984.141 2.691.326 4.991.956

Pertumbuhan Jumlah Net Income Bank Syariah 20.52 27.84 51.64

Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori

Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Page 79: Dea

63

Tabel 4.4

Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan

Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)

Nama Bank Triwulan Tahun

2010 2011 2012

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Mar 5.409.611 7.013.260 9.785.392

Jun 5.692.289 7.556.832 10.758.096

Sept 6.193.405 8.005.570 11.686.829

Des 6.752.730 8.906.604 13.854.378

2. Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI)

Mar 183.578 131.791 52.798

Jun 173.541 120.091 16.617

Sept 158.410 114.582 14.769

Des 140.095 68.113 9.390

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah

(BRIS)

Mar 1.026.324 1.108.256 1.844.768

Jun 1.250.037 1.224.097 1.969.842

Sept 1.349.200 1.279.948 2.168.182

Des 1.309.790 1.721.836 2.597.083

Jumlah Pembiayaan 3 Bank Syariah 29.639.010 37.250.980 54.758.144

Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan Bank Syariah 24.44 30.62 45.01

Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori

Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Jumlah pembiayaan dari ketiga bank syariah yang diteliti pada tabel 4.4

terlihat semakin baik dari tahun 2010-2012. Jumlah persentase pertumbuhan

pembiayaan yang dimiliki oleh ketiga bank syariah mengalami fluktuasi, namun

jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012.

Peningkatan pembiayaan ini dilakukan oleh bank-bank syariah, karena

bank syariah memiliki fungsi yang paling penting sebagai suatu bank yaitu

intermediasi. Perkembangan jumlah bank yang semakin besar juga harus

berbanding lurus dengan besarnya peran bank-bank tersebut dalam perekonomian.

Hal ini dapat diwujudkan dengan pelaksanaan fungsi intermediasi yang semakin

baik.

Page 80: Dea

64

Tabel 4.5

Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan Operasional

Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)

Nama Bank Triwulan Tahun

2010 2011 2012

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Mar 261.288 340.157 406.863

Jun 514.126 718.149 868.332

Sept 798.205 1.070.851 1.365.781

Des 1.121.106 1.517.793 1.924.895

2. Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI)

Mar 187.089 188.956 253.118

Jun 386.117 380.346 524.991

Sept 588.314 584.946 805.303

Des 785.787 823.131 1.114.804

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah

(BRIS)

Mar 84.030 92.119 178.019

Jun 177.948 261.452 385.435

Sept 274.826 408.581 595.074

Des 366.131 679.865 979.877

Jumlah pendapatan operasional 5.544.967 7.066.346 9.402.492

Pertumbuhan Jumlah Pendapatan Operasional 25.28 32.11 42.71

Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori

Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Output selanjutnya adalah pendapatan operasional. Pendapatan operasional

adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah. Jumlah

pendapatan operasional bank-bank diteliti semakin baik dari tahun 2010-2012.

Pertumbuhan persentase juga mengalami perkembangan yang semakin baik dari

tahun 2010-2012. Kenaikan jumlah pendapatan operasional ini dikaitkan dengan

upaya bank-bank syariah sendiri yang telah meningkatkan variasi jasa dan produk

yang ditawarkan bank kepada masyarakat. Jasa dan produk ini meliputi e-banking,

internet banking, phone banking, sms banking dan produk lainnya.

Page 81: Dea

65

C. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data

Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, dimana suatu

bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan

efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil

yang maksimal. Perhitungan efisiensi perbankan syariah dengan analisis DEA ini

menggunakan tiga variabel input, yaitu aset, ekuitas dan net income. Variabel

outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional. Adapun perhitungan

dan penjabaran dengan analisis DEA dibagi menjadi tiga jenis bank, yaitu Bank

Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah.

Sistem perhitungan DEA pada penelitian ini, apabila suatu periode perbankan

syariah yang menjadi frontier (sudah efisien) diasumsikan bernilai efisiensi 100%,

sedangkan yang inefisiensi bernilai antara 0 sampai dengan 100%. Efisiensi

pembagian unit input output, yaitu nilai efisiensi unit-unit input output suatu

proses produksi pada setiap periode.

Disamping itu terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual

adalah angka input output yang dimiliki sedangkan angka target adalah angka

yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi

efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan

target agar menjadi target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.

Berdasarkan hasil perhitungan metode DEA yang berasumsikan Constant

Return to Scale (CRS) dengan menggunakan software Banxia Frontier Analyst

(BFA), dapat dilihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank

Page 82: Dea

66

Mega Syariah, BRI Syariah) pada tabel 4.6. Hasil perhitungan tersebut

menggambarkan pencapaian nilai tingkat efisiensi masing-masing bank sangat

beragam.

Tabel 4.6

Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah

Tahun 2010-2012 (Persen)

Nama Bank Periode Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi

1. Bank Muamalat Indonesia

(BMI)

Mar-10 100 Mar-11 87.87 Mar-12 85.91

Jun-10 100 Jun-11 86.91 Jun-12 89.10

Sept-10 100 Sept-11 92.73 Sept-12 95.99

Des-10 100 Des-11 100 Des-12 100

Pencapaian Rata-rata 100 91.98 92.75

2. Bank Syariah Mega

Indonesia (BSMI)

Mar-10 100 Mar-11 86.04 Mar-12 28.18

Jun-10 99.77 Jun-11 73.23 Jun-12 51.75

Sept-10 100 Sept-11 76.06 Sept-12 65.06

Des-10 100 Des-11 91.80 Des-12 87.29

Pencapaian Rata-rata 99.94 81.83 58.07

3. Bank Rakyat Indonesia

Syariah (BRIS)

Mar-10 100 Mar-11 68.82 Mar-12 100

Jun-10 100 Jun-11 79.49 Jun-12 86.41

Sept-10 95.96 Sept-11 100 Sept-12 85.90

Des-10 96.07 Des-11 100 Des-12 100

Pencapaian Rata-rata 98.01 87.18 93.18

Sumber : Data diolah

Data statistik pada tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa BUS-BUS yang belum

mencapai tingkat efisiensi 100 persen (inefisiensi) pada tahun 2008 meliputi

BSMI Triwulan II-Juni (99.75), BRIS Triwulan III-September (95.96) dan

Triwulan IV-Desember (96.07). sedangkan BUS yang telah mencapai tingkat

efisiensi 100 persen (efisien) secara keseluruhan dari Triwulan I sampai dengan

Triwulan IV hanya terdapat pada BMI dengan pencapaian rata-rata 100 persen

(efisien). Pencapaian rata-rata hasil efisiensi pada BUS khususnya tahun 2010,

Page 83: Dea

67

terjadi hanya pada BMI. Sedangkan pencapaian hasil efisiensi pada BUS pada

tahun 2011, terjadi pada BMI Triwulan IV-Desember, BRIS Triwulan III-

September dan Triwulan IV-Desember sebesar 100 persen.

Tahun berikutnya yaitu 2012, pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BSMI

hanya mencapai 58.07 persen (inefisiensi). Hasilnya berbeda jauh dengan BMI

(92.75) dan BRIS (93.18), hal ini pun berbeda dengan BMI yang tetap efisien

seperti tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010.

Tabel 4.3.1 juga menjabarkan pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BUS-

BUS di Indonesia yang mengalami fluktuasi dari tahun 2010-2012. Hasil tersebut

sejalan dengan hasil penelitian Ascarya, Diana Y dan Guruh.S.R (2008) tentang

perbankan syariah yang mengarah pada tingkat efisiensi yang tinggi dari tahun

2002-2006, meskipun hal itu tidak terjadi pada tahun 2004. Adanya kebijakan

ekspansif menjadikan penurunan efisiensi pada tahun 2004.

Perhitungan DEA tidak hanya mengukur nilai efisiensi dari masing-

masing bank syariah yang ada dalam sampel, tetapi juga memberikan referensi

atau acuan bank bagi bank yang berada dalam kondisi inefisien menjadi efisien.

Bank-bank yang inefisien, dapat dikatakan bahwa bank tersebut belum

dapat memaksimalkan nilai input dan output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai

input dan output yang dicapai oleh bank yang inefisien belum dapat meraih target

yang sebenarnya.

Page 84: Dea

68

a. Target input dan output Bank Muamalat Inefisien

1) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2010

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.7

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah)

(juta

rupiah) (persen) (persen)

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Triwulan I-2010

Aset

100

14.829.089 14.829.089 0 100

Ekuitas 953.564 953.564 0 100

Nat Income 328.275 328.275 0 100

Pembiayaan 5.409.611 5.409.611 0 100

Pendapatan Operasional 261.288 261.288 0 100

Triwulan II-2010

Aset

100

15.411.231 15.411.231 0 100

Ekuitas 978.810 978.810 0 100

Nat Income 353.521 353.521 0 100

Pembiayaan 5.692.289 5.692.289 0 100

Pendapatan Operasional 514.126 514.126 0 100

Triwulan III-2010

Aset

100

17.686.002 17.686.002 0 100

Ekuitas 1.668.410 1.668.410 0 100

Nat Income 362.219 362.219 0 100

Pembiayaan 6.193.405 6.193.405 0 100

Pendapatan Operasional 798.205 798.205 0 100

Triwulan IV-2010

Aset

100

21.442.596 21.442.596 0 100

Ekuitas 1.749.156 1.749.156 0 100

Nat Income 443.684 443.684 0 100

Pembiayaan 6.752.730 6.752.730 0 100

Pendapatan Operasional 1.121.106 1.121.106 0 100

Page 85: Dea

69

Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan pada tahun 2010

dapat dilakukan dengan cara menetapkan target input output yang meliputi Aset,

Ekuitas, Net Income, Pembiayaan dan Pendapatan Operasional. Berdasarkan

penelitian diatas, Bank Muamalat tergolong efisien dari Triwulan I sampai dengan

Triwulan IV pada tahun 2010. Tabel 4.3.2 memperlihatkan bahwa keefisienan

pada Bank Muamalat bersumber dari kondisi aktual saat ini dapat mencapai target

yang diingikan. Bank Muamalat merupakan satu-satunya BUS yang termasuk

efisien dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV pada tahun 2010. Keefisienan

tersebut disebabkan penggunaan input-output yang maksimal. Tingkat efisiensi

input tersebut sebesar 100 persen (efisien), sama halnya dengan tingkat efisiensi

output sebesar 100 persen (efisien).

Page 86: Dea

70

2) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2011

Tabel 4.8

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah)

(juta

rupiah) (persen) (persen)

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Triwulan I-2011

Aset

87.87

21.608.353 21.608.353 0 100

Ekuitas 1.809.511 1.372.406,4 -24,16 124,16

Nat Income 514.765 495.677,9 -3,71 103,71

Pembiayaan 7.013.260 7.981.256,66 13,8 86,2

Pendapatan Operasional 340.157 720.864,94 111,92 -11,92

Triwulan II-2011

Aset

86.91

23.697.765 23.697.765 0 100

Ekuitas 1.872.225 1.598.654,88 -14,61 114,61

Nat Income 565.409 536.145,46 -5,18 105,18

Pembiayaan 7.556.832 8.694.812,44 15,06 84,94

Pendapatan Operasional 718.149 826.294,78 15,06 84,94

Triwulan III-2011

Aset

92.73

25.596.580 25.596.580 0 100

Ekuitas 1.972.327 1.972.327 0 100

Nat Income 573.197 548.209,81 -4,36 104,36

Pembiayaan 8.005.570 8.633.294,63 7,84 92,16

Pendapatan Operasional 1.070.851 1.154.817,48 7,84 92,16

Triwulan IV-2011

Aset

100

32.479.506 32.479.506 0 100

Ekuitas 2.067.401 2.067.401 0 100

Nat Income 670.640 670.640 0 100

Pembiayaan 8.906.604 8.906.604 0 100

Pendapatan Operasional 1.517.793 1.517.793 0 100

Sumber : Data diolah

Page 87: Dea

71

Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2011)

dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.372.406,4 juta

rupiah yang saat ini 1.809.511 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini

dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi 24,16%, menetapkan target net

income sebesar 495.677,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 514.765 juta rupiah

dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 3,71%, menetapkan target

pembiayaan sebesar 7.981.256,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.013.260 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 13,8%.

Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan II

(Juni-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar

1.598.654,88 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.872.225 juta rupiah dengan cara

mengurangi ekuitas saat ini sebesar 14,61%, menetapkan target net income

sebesar 536.145,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 565.409 juta rupiah dengan

cara mengurangi net income saat ini sebesar 5,18%, menetapkan target

pembiayaan sebesar 8.694.812,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.556.832 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 15,06%,

menetapkan target pendapatan operasional sebesar 826.294,78 juta rupiah yang

saat ini sebesar 718.149 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan

operasional saat ini sebesar 15,06%.

Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan III (Sept-

2011) masih inefisiensi. Pencapaian tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan cara

menetapkan target net income sebesar 548.209,81 juta rupiah yang saat ini sebesar

573.197 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 4,36%,

Page 88: Dea

72

menetapkan target pembiayaan sebesar 8.633.294,63 juta rupiah yang saat ini

sebesar 8.005.570 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini

sebesar 7,84%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.154.817,48

juta rupiah yang saat ini sebesar 1.070.851 juta rupiah dengan cara meningkatkan

pendapatan operasional saat ini sebesar 7,84%.

Berdasarkan hasil penelitian ini, Bank Muamalat tergolong efisien pada

Triwulan IV (Des-2011), disebabkan penggunaan input-output yang maksimal

sebesar 100% (efisien).

Page 89: Dea

73

3) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2012

Tabel 4.9

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Triwulan I-2012

Aset

85.91

30.836.353 30.836.353 0 100

Ekuitas 2.118.465 1.958.502,26 -7,55 107,55

Nat Income 757.539 707.360,65 -6,62 106,62

Pembiayaan 9.785.392 11.389.708,78 16,4 83,6

Pendapatan Operasional 406.863 1.028.715,41 152,84 -52,84

Triwulan II-2012

Aset

89.10

32.689.318 32.689.318 0 100

Ekuitas 2.221.160 2.076.189,2 -6,53 106,53

Nat Income 884.831 749.866,15 -15,25 115,25

Pembiayaan 10.758.096 12.074.119,53 12,23 87,77

Pendapatan Operasional 868.332 1.090.531,20 25,59 74,41

Triwulan III-2012

Aset

95.99

35.700.818 35.700.818 0 100

Ekuitas 2.302.463 2.302.463 0 100

Nat Income 985.960 824.683,19 -16,36 116,36

Pembiayaan 11.686.829 12.174.867,70 4,18 95,82

Pendapatan Operasional 1.365.781 1.422.815,63 4,18 95,82

Triwulan IV-2012

Aset

100

44.854.413 44.854.413 0 100

Ekuitas 2.457.991 2.457.991 0 100

Nat Income 1.120.896 1.120.896 0 100

Pembiayaan 13.854.378 13.854.378 0 100

Pendapatan Operasional 1.924.895 1.924.895 0 100

Sumber : Data diolah

Page 90: Dea

74

Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2012)

dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.958.502,26 juta

rupiah yang saat ini 2.118.465 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini

dapat mencapai target apabila ekuitas saat ini dikurangi 7,55%, menetapkan target

net income sebesar 707.360,65 juta rupiah yang saat ini sebesar 757.539 juta

rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 6,62%, menetapkan

target pembiayaan sebesar 11.389.708,78 juta rupiah yang saat ini sebesar

9.785.392 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar

16,4%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.028.715,41 juta

rupiah yang saat ini sebesar 406.863 juta rupiah dengan cara meningkatkan

pendapatan operasional saat ini sebesar 152,84%.

Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Juni-

2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 2.076.189,2

juta rupiah yang saat ini sebesar 2.221.160 juta rupiah dengan cara mengurangi

ekuitas saat ini sebesar 6,53%, menetapkan target net income sebesar 749.866,15

juta rupiah yang saat ini sebesar 884.831 juta rupiah dengan cara mengurangi net

income saat ini sebesar 15,25%, menetapkan target pembiayaan sebesar

12.074.119,53 juta rupiah yang saat ini sebesar 10.758.096 juta rupiah dengan

cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 12,23%, menetapkan target

pendapatan operasional sebesar 1.090.531,20 juta rupiah yang saat ini sebesar

868.332 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini

sebesar 25,59%.

Page 91: Dea

75

Selanjutnya, peningkatan efiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Sept-

2012) dapat dilakukan dengan menetapkan target ekuitas sebesar 824.683,19 juta

rupiah yang saat ini sebesar 985.960 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas

saat ini sebesar 16,36%, menetapkan target pembiayaan sebesar 12.174.867,70

juta rupiah yang saat ini sebesar 11.686.829 juta rupiah denga cara meningkatkan

pembiayaan sebesar 4,18%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar

1.422.815,63 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.365.781 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pendapatan operasional sebesar 4,18%.

Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan IV (Des-2012)

tergolong efisien, disebabkan penggunaan input-output yang maksimal.

Pencapaian efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan dapat dibuktikan

dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat per-Triwulan. Berikut

datanya :

Page 92: Dea

76

Tabel 4.10

Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Muamalat Triwulan

Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah)

BANK Triwulan Aset Ekuitas

MUAMALAT 2010

I 14.829.089 953.564

II 15.411.231 978.810

III 17.686.002 1.668.410

IV 21.442.596 1.749.156

MUAMALAT 2011

I 21.608.353 1.809.511

II 23.697.765 1.872.225

III 25.596.580 1.972.327

IV 32.479.506 2.067.401

MUAMALAT 2012

I 30.836.353 2.118.465

II 32.689.318 2.221.160

III 35.700.818 2.302.463

IV 44.854.413 2.457.991

Sumber : Laporan Keuangan Bank

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Muamalat

mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank

bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur

tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan

Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset. Rumusnya yaitu :

ROA = Operating Income

x 100% Total Aset

Page 93: Dea

77

Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk

mendapatkan Net Income. Rumusnya yaitu :

Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat setelah dicari

menggunakan ROA dan ROE :

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Muamalat menurut

ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena

terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun

dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.

ROE = Net Income

x 100% Equity Capital

Tabel 4.11

ROA dan ROE Bank Muamalat Tahun 2010-2012

BANK Triwulan ROA ROE

MUAMALAT

2010

I 1,48 26,86

II 1,07 19,63

III 0,81 11,54

IV 1,36 17,78

MUAMALAT

2011

I 1,38 21,93

II 1,74 21,79

III 1,55 20,02

IV 1,52 20,79

MUAMALAT

2012

I 1,51 26,03

II 1,61 27,72

III 1,62 28,57

IV 1,54 29,16

Page 94: Dea

78

b. Target input dan output Bank Mega Syariah Inefisien

1) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010

Tabel 4.12

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah)

(juta

rupiah) (persen) (persen)

1. Bank Mega Syariah

Triwulan I-2010

Aset

100

4.365.675 4.365.675 0 100

Ekuitas 353.902 353.902 0 100

Nat Income 203.842 203.842 0 100

Pembiayaan 183.578 183.578 0 100

Pendapatan Operasional 187.089 187.089 0 100

Triwulan II-2010

Aset

99.77

4.474.923 4.474.923 0 100

Ekuitas 384.593 382.469,58 -0,55 105,55

Nat Income 234.533 147.210,51 -37,23 137,23

Pembiayaan 173.541 173.941,48 0,23 99,77

Pendapatan Operasional 386.117 387.008,04 0,23 99,77

Triwulan III-2010

Aset

100

4.455.914 4.455.914 0 100

Ekuitas 401.335 401.335 0 100

Nat Income 82.414 82.414 0 100

Pembiayaan 158.410 158.410 0 100

Pendapatan Operasional 588.314 588.314 0 100

Triwulan IV-2010

Aset

100

4.637.730 4.637.730 0 100

Ekuitas 381.775 381.775 0 100

Nat Income 62.854 62.854 0 100

Pembiayaan 140.095 140.095 0 100

Pendapatan Operasional 785.787 785.787 0 100

Sumber : Data diolah

Page 95: Dea

79

Peningkatan efisiensi Bank Mega syariah rata-rata Triwulan II (Juni-2010)

dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 382.496,58 juta

rupiah yang saat ini sebesar 384.593 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual

saat ini dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi sebesar 0,55%,

menetapkan target net income sebesar 147.210,51 juta rupiah yang saat ini sebesar

234.533 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 37,23%,

menetapkan target pembiayaan sebesar 173.941,48 juta rupiah yang saat ini

173.541 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar

0,23%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 387.008,04 juta rupiah

yang saat ini sebesar 386.117 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan

operasional saat ini sebesar 0,23%.

Berdasarkan hasil penelitian ini, pencapaian tingkat efisiensi Bank Mega

syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2010), Triwulan III (Sept-2010) dan Triwulan

IV (Des-2010) tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa bank tersebut dapat

memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan

output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target yang

sebenarnya.

Page 96: Dea

80

2) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011

Tabel 4.13

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah)

(juta

rupiah) (persen) (persen)

1. Bank Mega Syariah

Triwulan I-2011

Aset

86.04

4.295.103 4.295.103 0 100

Ekuitas 400.485 386.172,8 -3,57 103,57

Nat Income 81.564 81.564 0 100

Pembiayaan 131.791 153.182,77 16,23 83,77

Pendapatan Operasional 188.956 560.363,86 196,56 -96,56

Triwulan II-2011

Aset

73.23

4.487.694 4.487.694 0 100

Ekuitas 421.223 398.034,72 -5,5 105,5

Nat Income 102.302 102.302 0 100

Pembiayaan 120.091 163.988,84 36,55 63,45

Pendapatan Operasional 380.346 531.470,4 39,73 60,27

Triwulan III-2011

Aset

76.06

4.787.659 4.787.659 0 100

Ekuitas 435.168 402.847,91 -7,43 107,43

Nat Income 116.247 70.455,19 -39,39 139,39

Pembiayaan 114.582 150.644,15 31,47 68,53

Pendapatan Operasional 584.946 769.044,8 31,47 68,53

Triwulan IV-2011

Aset

91.80

5.565.724 5.292.096,06 -4,92 104,92

Ekuitas 435.642 435.642 0 100

Nat Income 116.721 71.722,46 -38,55 138,55

Pembiayaan 68.113 159.861,87 134,7 -34,7

Pendapatan Operasional 823.131 896.658,56 8,93 91,07

Sumber : Data diolah

Page 97: Dea

81

Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011)

dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 386.172,8 juta

rupiah yang saat ini sebesar 400.485 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas

saat ini sebesar 3,57%, menetapkan target pembiayaan sebesar 153.182,77 juta

rupiah yang saat ini sebesar 131.791 juta rupiah dengan cara meningkatkan

pembiayaan saat ini sebesar 16,23%, menetapkan target pendapatan operasional

sebesar 560.363.86 juta rupiah yang saat ini sebesar 188.956 juta rupiah dengan

cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 96,56% pada kondisi saat ini.

Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan

II (Jun-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar

398.034,72 juta rupiah yang saat ini sebesar 421.223 juta rupiah dengan cara

mengurangi ekuitas saat ini sebesar 5,5%, menetapkan target pembiayaan sebesar

163.988,84 juta rupiah yang saat ini sebesar 120.091 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 36,55%, menetapkan target pendapatan

operasional sebesar 531.470,4 juta rupiah yang saat ini sebesar 380.346 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 39,73%

pada kondisi saat ini.

Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-

2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 402.847,91

juta rupiah yang saat ini sebesar 435.168 juta rupiah dengan cara mengurangi

ekuitas saat ini sebesar 7,43%, menetapkan target net income sebesar 70.455,19

juta rupiah yang saat ini sebesar 116.247 juta rupiah dengan cara mengurangi net

income saat ini sebesar 39,39%, menetapkan target pembiayaan sebesar

Page 98: Dea

82

150.644,15 juta rupiah yang saat ini sebesar 114.582 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 31,47%, menetapkan target pendapatan

operasional sebesar 769.044,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 584.946 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 31,47% pada

kondisi saat ini.

Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV

(Des-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar

5.292.096,06 juta rupiah yang saat ini sebesar 5.565.724 juta rupiah dengan cara

mengurangi aset saat ini sebesar 4,92%, menetapkan target net income sebesar

71.722,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 116.721 juta rupiah dengan cara

mengurangi net income saat ini sebesar 38,55%, menetapkan target pembiayaan

sebesar 159.861,87 juta rupiah yang saat ini sebesar 68.113 juta rupiah dengan

cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 34,7%, menetapkan target

pendapatan operasional sebesar 896.658,56 juta rupiah yang saat ini sebesar

823.131 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar

8,93% pada kondisi saat ini.

Page 99: Dea

83

3) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012

Tabel 4.14

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah)

(juta

rupiah) (persen) (persen)

1. Bank Mega Syariah

Triwulan I-2012

Aset

28.18

5.874.897 5.874.897 0 100

Ekuitas 486.191 486.191 0 100

Nat Income 167.270 102.950,26 -38,45 138,45

Pembiayaan 52.798 187.361,66 254,87 -154,87

Pendapatan Operasional 253.118 898.227,39 254,87 -154,87

Triwulan II-2012

Aset

51.75

5.987.762 5.987.762 0 100

Ekuitas 554.973 492.908,78 -11,18 111,18

Nat Income 235.998 81.150,65 -65,61 165,61

Pembiayaan 16.617 180.876,32 988,5 -888,5

Pendapatan Operasional 524.991 1.014.527,70 93,25 6,75

Triwulan III-2012

Aset

65.06

7.305.239 7.305.239 0 100

Ekuitas 623.000 601.362,65 -3,47 103,47

Nat Income 304.025 99.006,09 -67,43 167,43

Pembiayaan 14.769 220.674,22 1394,17 -1294,7

Pendapatan Operasional 805.303 1.237.752,49 53,7 46,3

Triwulan IV-2012

Aset

87.29

8.164.921 7.537.885,91 -7,68 107,68

Ekuitas 620.514 620.514 0 100

Nat Income 301.539 102.159,09 -66,12 166,12

Pembiayaan 9.390 227.701,94 2324,94 -2224,94

Pendapatan Operasional 1.114.804 1.277.170,68 14,56 85,44

Sumber : Data diolah

Page 100: Dea

84

Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2012)

dapat dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 102.950,26

juta rupiah yang saat ini sebesar 167.270 juta rupiah dengan cara meningkatkan

net income saat ini sebesar 38,45%, menetapkan target pembiayaan sebesar

187.361,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 52.798 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 54,87%, menetapkan target pendapatan

operasional sebesar 898.227,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 253.118 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 54,87%

pada kondisi saat ini.

Selanjutnya, pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan II

(Jun-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas 492.908,78

juta rupiah yang saat ini sebesar 554.973 juta rupiah dengan cara mengurangi

ekuitas saat ini sebesar 11,18%, menetapkan target net income sebesar 81.150,65

juta rupiah yang saat ini sebesar 235.998 juta rupiah dengan cara mengurangi net

income saat ini sebesar 64,61%, menetapkan target pembiayaan sebesar

180.876,32 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.617 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 98,85%, menetapkan target pendapatan

operasional sebesar 1.014.527,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 524.991 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 93,25% pada

kondisi saat ini.

Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-

2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 601.362,65

juta rupiah yang saat ini sebesar 623.000 juta rupiah dengan cara mengurangi

Page 101: Dea

85

ekuitas saat ini sebesar 3,47%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar

1.237.752,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 805.303 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 53,7% pada kondisi saat

ini.

Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV

(Des-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar

7.537.885,91 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.164.921 juta rupiah dengan cara

mengurangi aset sebesar 7,68%, menetapkan target pendapatan operasional

sebesar 1.277.170,68 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.114.804 juta rupiah

dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 14,56% pada

kondisi saat ini.

Pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan dapat

dibuktikan dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah per-

Triwulan. Berikut datanya :

Tabel 4.15

Perkembangan Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah per-Triwulan

(Jutaan Rupiah)

Triwulan Aset Ekuitas Triwulan Aset Ekuitas Triwulan Aset Ekuitas

Mar-10 4.365.675 353.902 Mar-11 4.295.103 400.485 Mar-12 5.874.897 486.191

Jun-10 4.474.923 384.593 Jun-11 4.487.694 421.223 Jun-12 5.987.762 554.973

Sep-10 4.455.914 401.335 Sep-11 4.787.659 435.168 Sep-12 7.305.239 623.000

Des-10 4.637.730 381.775 Des-11 5.565.724 435.642 Des-12 8.164.921 620.514

Sumber : Laporan Keuangan Bank

Page 102: Dea

86

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Mega syariah

mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank

bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur

tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan

Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan

income dari pengelolaan aset.

Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk

mendapatkan Net Income.

Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah setelah dicari

menggunakan ROA dan ROE :

Tabel 4.16

ROA dan ROE Bank Mega Syariah Tahun 2010-2012

BANK Triwulan ROA ROE

Mega Syariah

Mar-10 3,18 65,27

Jun-10 2,98 61,27

Sep-10 2,47 37,28

Des-10 1,90 26,81

Mar-10 1,77 16,43

Jun-11 1,87 18,56

Sep-11 1,65 16,74

Des-11 1,58 16,89

Mar-12 3,52 47,56

Jun-12 4,13 56,14

Sep-12 4,11 58,76

Des-12 3,81 57,98

Sumber : Laporan Keuangan Bank

Page 103: Dea

87

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Mega Syariah

menurut ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan

karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya

begitupun dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.

Page 104: Dea

88

c. Target input dan output Bank BRI Syariah Inefisien

1) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010

Tabel 4.17

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah)

(juta

rupiah) (persen) (persen)

1. Bank BRI Syariah

Triwulan I-2010

Aset

100

3.829.696 3.829.696 0 100

Ekuitas 458.880 458.880 0 100

Nat Income 24.495 24.495 0 100

Pembiayaan 1.026.324 1.026.324 0 100

Pendapatan Operasional 84.030 84.030 0 100

Triwulan II-2010

Aset

100

4.847.159 4.847.159 0 100

Ekuitas 968.570 968.570 0 100

Nat Income 14.805 14.805 0 100

Pembiayaan 1.250.037 1.250.037 0 100

Pendapatan Operasional 177.948 177.948 0 100

Triwulan III-2010

Aset

95.96

6.073.535 6.073.535 0 100

Ekuitas 955.077 955.077 0 100

Nat Income 23.923 23.923 0 100

Pembiayaan 1.349.200 1.405.948,85 4,21 95,79

Pendapatan Operasional 274.826 286.385,49 4,21 95,79

Triwulan IV-2010

Aset

96.07

6.856.386 6.856.386 0 100

Ekuitas 955.022 829.250,79 -13,17 113,17

Nat Income 23.978 23.978 0 100

Pembiayaan 1.309.790 1.363.302,05 4,09 95,91

Pendapatan Operasional 366.131 381.089,44 4,09 95,91

Sumber : Data diolah

Page 105: Dea

89

Pada Tabel 4.3.8 menunjukkan pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata

pada Triwulan I dan II pada tahun 2010 tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa

bank tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini

berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat

meraih target yang sebenarnya.

Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III

(Sept-2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar

1.405.948,85 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.349.200 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,21%, menetapkan target pendapatan

operasional sebesar 286.385,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 274.826 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,21%

pada kondisi saat ini.

Adapun, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan IV (Des-

2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 829.250,79

juta rupiah yang saat ini sebesar 955.022 juta rupiah dengan cara mengurangi

ekuitas saat ini sebesar 13,17%, menetapkan target pembiayaan sebesar

1.363.302,05 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.309.790 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,09%, menetapkan target pendapatan

operasional sebesar 381.089,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 366.131 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,09%

pada kondisi saat ini.

Page 106: Dea

90

2) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011

Tabel 4.18

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)

1. Bank BRI Syariah

Triwulan I-2011

Aset

68.82

7.236.713 7.236.713 0 100

Ekuitas 959.028 959.028 0 100

Nat Income 19.972 19.972 0 100

Pembiayaan 1.108.256 1.610.481,76 45,32 54,68

Pendapatan Operasional 92.119 175.942,28 90,99 9,01

Triwulan II-2011

Aset

79.49

7.706.185 7.706.185 0 100

Ekuitas 962.439 962.439 0 100

Nat Income 16.561 16.561 0 100

Pembiayaan 1.224.097 1.539.905,70 25,8 74,2

Pendapatan Operasional 261.452 328.904,84 25,8 74,2

Triwulan III-2011

Aset

100

9.531.734 9.531.734 0 100

Ekuitas 978.338 978.338 0 100

Nat Income 662 662 0 100

Pembiayaan 1.279.948 1.279.948 0 100

Pendapatan Operasional 408.581 408.581 0 100

Triwulan IV-2011

Aset

100

11.200.823 11.200.823 0 100

Ekuitas 966.676 966.676 0 100

Nat Income 12.324 12.324 0 100

Pembiayaan 1.721.836 1.721.836 0 100

Pendapatan Operasional 679.865 679.865 0 100

Page 107: Dea

91

Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011) dapat

dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar 1.610.481,76 juta

rupiah yang saat ini sebesar 1.108.256 juta rupiah dengan cara meningkatkan

pembiayaan saat ini sebesar 45,32%, menetapkan target pendapatan operasional

sebesar 175.942,28 juta rupiah yang saat ini sebesar 92.119 juta rupiah dengan

cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 90,99% pada kondisi

saat ini.

Selanjutnya, pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun-

2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar

1.539.905,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.224.097 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 25,8% dan menetapkan target

pendapatan operasional sebesar 328.904,84 juta rupiah yang saat ini sebesar

261.452 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar

25,8% pada kondisi saat ini.

Pada Triwulan III dan IV tahun 2011 pencapaian efisiensi BRI Syariah

rata-rata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank

tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti

nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih

target yang sebenarnya.

Page 108: Dea

92

3) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012

Tabel 4.19

Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output

Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012

Nama Bank

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta

rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)

1. Bank BRI Syariah

Triwulan I-2012

Aset

100

10.522.693 10.522.693 0 100

Ekuitas 971.270 971.270 0 100

Nat Income 7.730 7.730 0 100

Pembiayaan 1.844.768 1.844.768 0 100

Pendapatan Operasional 178.019 178.019 0 100

Triwulan II-2012

Aset

86.41

11.481.043 11.013.760,29 -4,07 104,07

Ekuitas 1.031.813 1.031.813 0 100

Nat Income 52.813 52.813 0 100

Pembiayaan 1.969.842 2.279.746,54 15,73 84,27

Pendapatan Operasional 385.435 446.073,39 15,73 84,27

Triwulan III-2012

Aset

85.90

12.199.092 12.199.092 0 100

Ekuitas 1.078.271 1.078.271 0 100

Nat Income 99.271 77.349,42 -22,08 122,08

Pembiayaan 2.168.182 2.524.177,34 16,42 83,58

Pendapatan Operasional 595.074 692.779,62 16,42 83,58

Triwulan IV-2012

Aset

100

14.086.914 14.086.914 0 100

Ekuitas 1.068.504 1.068.504 0 100

Nat Income 89.544 89.544 0 100

Pembiayaan 2.597.083 2.597.083 0 100

Pendapatan Operasional 979.877 979.877 0 100

Sumber : Data diolah

Page 109: Dea

93

Pada Triwulan I dan IV tahun 2012 pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-

rata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank tersebut

dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai

input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target

yang sebenarnya.

Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun-

2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar 11.013.760,29

juta rupiah yang saat ini sebesar 11.481.043 juta rupiah dengan cara mengurangi

aset saat ini sebesar 4,07%, menetapkan target pembiayaan sebesar 2.279.746,54

juta rupiah yang saat ini sebesar 1.969.842 juta rupiah dengan cara meningkatkan

pembiayaan saat ini sebesar 15,73% dan menetapkan target pendapatan

operasional sebesar 446.073,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 385.435 juta

rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 15,73%

pada kondisi saat ini.

Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-2012) dapat

dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 77.349,42 juta

rupiah yang saat ini sebesar 99.271 juta rupiah dengan cara mengurangi net

income saat ini sebesar 22,08%, menetapkan target pembiayaan sebesar

2.524.177,34 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.168.182 juta rupiah dengan cara

meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 16,42% dan menetapkan target

pendapatan operasional sebesar 692.779,62 juta rupiah yang saat ini sebesar

595.074 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar

16,42% pada kondisi saat ini.

Page 110: Dea

94

Pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan dapat dibuktikan

dengan perkembangan aset dan ekuitas BRI Syariah per-Triwulan. Berikut

datanya :

Tabel 4.20

Perkembangan Aset dan Ekuitas BRI Syariah Triwulan

Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah)

BANK Triwulan Aset Ekuitas

BRI Syariah

Mar-10 3.829.696 458.880

Jun-10 4.847.159 968.570

Sep-10 6.073.535 955.077

Des-10 6.856.386 955.022

Mar-10 7.236.713 959.028

Jun-11 7.706.185 962.439

Sep-11 9.531.734 978.338

Des-11 11.200.823 966.676

Mar-12 10.522.693 971.270

Jun-12 11.481.043 1.031.813

Sep-12 12.199.092 1.078.271

Des-12 14.086.914 1.068.504

Sumber : Laporan Keuangan Bank

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank BRI syariah

mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank

bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur

tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan

Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan

income dari pengelolaan aset.

Page 111: Dea

95

Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk

mendapatkan Net Income.

Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank BRI Syariah setelah dicari

menggunakan ROA dan ROE :

Tabel 4.21

ROA dan ROE Bank BRI Syariah Tahun 2010-2012

BANK Triwulan ROA ROE

BRI Syariah

Mar-10 8,64 1,12

Jun-10 5,49 0,97

Sep-10 1,80 0,24

Des-10 1,28 0,35

Mar-10 1,23 0,23

Jun-11 1,52 0,20

Sep-11 3,18 0,40

Des-11 1,19 0,20

Mar-12 1,41 0,17

Jun-12 9,98 1,21

Sep-12 11,40 1,34

Des-12 10,41 1,19

Sumber : Laporan Keuangan Bank

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank BRI Syariah menurut

ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena

terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun

dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.

Penelitian ini menjelaskan jumlah input dan output Bank Umum Syariah

(BUS) di Indonesia, bertambahn dari tahun ke tahun. Di sisi lain, hasil

perhitungan DEA juga memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi tekniknya

Page 112: Dea

96

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Di sisi lain, kenaikan rata-rata tingkat

efisiensinya tetap mencerminkan adanya beberapa bank syariah yang mengalami

inefisiensi. Ketidakefisienan tersebut dapat disebabkan variabel baik input

maupun output yang belum efisien, meskipun kondisinya bersifat fluktuatif.

Pengukuran efisiensi ini cenderung terbatas pada hubungan teknik dan

operasional dalam proses konversi input menjadi output. Hal ini menyebabkan

untuk meningkatkan tingkat efisiensi hanya memerlukan kebijakan mikro yang

bersifat internal, yaitu pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal.

Pertama, penyebab ketidakefisienan input aset total adalah penggunaan

jumlah aset total yang lebih besar dibandingkan target yang dibutuhkan. Aset total

bank syariah meliputi jumlah kas, penempatan pada Bank Indonesia, penempatan

pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, pembiayaan(piutang murabahah,

piutang istishna’, piutang qardh, ijarah dan lainnya), pendapatan yang akan

diterima, biaya dibayar dimuka, aset tetap dan inventaris, dan aktiva lainnya.

Solusi yang dapat ditempuh adalah dengan memperbaiki pengelolaan alokasi

jumlah aset total yang dimiliki bank syariah. Kelebihan penggunaan input aset

total tidak perlu dialihkan ke input lainnya, namum pola pengelolaannya dirubah

dengan memperbesar pengalokasian porsi aset produktif/pembiayaan yang

merupakan bagian dari aset total sendiri. Porsi jumlah pembiayaan yang semakin

besar akan memperlancar proses intermediasi bank syariah dan memperbaiki

pendapatan operasional terutama pendapatan dari penyaluran dana. Perbaikan

porsi aktiva tetap yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas agar

pendapatan operasional bank syariah dapat meningkat.

Page 113: Dea

97

Kedua, ketidakefisienan penggunaan input ekuitas oleh bank-bank umum

syariah adalah jumlah input (ekuitas) yang masih lebih besar dibandingkan

targetnya. Hal ini menandakan perannya sebagai input yang tidak maksimal untuk

menghasilkan output. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengalokasikan

kelebihan input ekuitas ke bagian input aset total khususnya aset yang bersifat

produktif.

Ketiga, ketidakefisienan input net income yaitu rendahnya hasil net

income yang dihasilkan dari yang diharapkan. Kasus pada bank-bank syariah

sama seperti pada bank-bank konvensional, dimana peningkatan jumlah net

income tidak diimbangi oleh skill yang memadai menyebabkan bank mengalami

penurunan net income termasuk menurunnya dalam hal produktivitas. Upaya yang

harus dilakukan untuk meningkatkan net income dengan meningkatkan jumlah

aset dan ekuitas serta meningkatkan pendapatan operasional dan beban

operasional. Dengan demikian perbaikan posisi antara pendapatan operasional dan

beban operasional yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas akan

semakin meningkat, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing.

Ketidakefisienan output terjadi pada pembiayaan dan pendapatan

operasional. Pertama, jumlah pembiayaan masih lebih kecil dibandingkan target

yang ditentukan pada bank-bank syariah yang mengalami inefisiensi. Hal ini

disebabkan adanya prinsip kehati-hatian yang diberlakukan oleh bank-bank

tersebut, namun kelebihan proporsi penerapan prinsipnya akan menghambat target

jumlah pembiayaan yang seharusnya dilakukan. Solusi dari permasalahan ini

adalah penerapan prinsip kehati-hatian yang ada tidak menjadikan jumlah

Page 114: Dea

98

pembiayaan terhambat, namun perlunya pengawasan yang lebih ketat (pencegah

terjadinya moral hazard), sehingga output pembiayaan dapat lebih optimal. Di sisi

lain, variasi bentuk produk pembiayaan yang diinginkan masyarakat perlu

ditambah dengan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah yang ada.

Kedua, jumlah pendapatan operasional masih jauh dari potensinya.

Perbaikan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan jumlah

pembiayaan (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa. Kedua, perbesar porsi

jumlah aset produktif dari total aset yang dimiliki untuk penambahan jumlah

pembiayaan, optimalisasi peran pembiayaan (pengurangan NPF akibat moral

hazard) dan aktiva tetap (perbaikan kuantitas dan kualitas pelayanan jasa),

berdampak positif yaitu penambahan pendapatan operasional yang terdiri dari

pendapatan penyaluran dana dan operasional lainnya. Ketiga, perbaikan kualitas

SDM untuk peningkatan pendapatan operasional, karena ini berkaitan dengan

produktivitas tenaga kerja dalam mengelola input yang ada (tertentu) untuk

menghasilkan output yang maksimal.

b. Hubungan Nilai Efisiensi dengan Rasio-Rasio Keuangan

Para pengambil kebijakan menggunakan hubungan antara efisiensi dengan

indikator kinerja sebagai dasar untuk menerapkan suatu peraturan. Efisiensi

dengan ukuran kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif. Artinya,

semakin efisien suatu Bank Syariah maka indikator kinerja akan menunjukkan hal

yang sama. Namun demikian, ukuran kinerja tersebut umumnya berasal dari

informasi akuntasi serta terkadang tidak mengacu pada teori ekonomi mikro.

Page 115: Dea

99

Sebagai contoh, tingginya nilai rasio antara biaya dan income di Bank Syariah

dapat memberi indikasi dua hal yang berbeda. Tingginya rasio tersebut dapat

mengindikasikan adanya ketidakmampuan dalam manajemen pembiayaan di

Bank Syariah yang bersangkutan. Namun demikian, tingginya rasio tersebut juga

dapat memberikan gambaran semakin tingginya persaingan usaha diantara sesama

Bank Syariah.

Besaran nilai efisiensi yang dianalisis dengan metode statistik dan

didasarkan pada teori ekonomi memiliki informasi yang lebih baik apabila

dibandingkan metode yang konvensional. Meskipun dengan metode dan

pendekatan yang berbeda, diharapkan nilai efisiensi dengan indikator kinerja

memiliki hubungan yang positif artinya memberikan konsistensi serta kesimpulan

yang relatif sama terutama untuk proses pengambilan kebijakan.

Setelah memaparkan hasil data penelitian sebagaimana yang telah

diuraikan diatas, maka beberapa poin penting yang dapat dijadikan sebagai bahan

untuk dilakukan pembahasan di dalamnya. Beberapa hasil poin-poin penting

tersebut yang menjadi pembahasan pada bagian ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Tingkat Efisiensi Teknis

Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi teknis yang dilakukan, didapatkan

bahwa secara rata-rata tingkat efisiensi yang diperoleh oleh ketiga bank syariah di

Indonesia periode 2010-2012 berkisar > 0,89 atau 89%. Hal tersebut

menunjukkan, bahwa belum optimalnya pengelolaan output yang dihasilkan

Page 116: Dea

100

dibandingkan dengan input yang digunakan pada bank-bank syariah di Indonesia.

Hal tersebut paling besar oleh bank besar seperti Bank Muamalat. Bahkan suatu

kondisi yang tidak terduga didapatkan bahwa bank syariah yang relatif tergolong

masih kecil seperti Bank Bri Syariah justru memperoleh tingkat efisiensi yang

lebih optimal, dengan tingkat efisiensi yang pernah mencapai 1,00 atau 100%. Hal

tersebut disebabkan oleh karena, bank-bank syariah yang kecil relatif masih

memiliki input yang lebih kecil sehingga dalam mengelolanya untuk dijadikan

output masih lebih mudah dengan resiko yang masih kecil dibanding dengan

bank-bank syariah yang relatif besar yang dimana mereka menghadapi resiko

besar dalam pengelolaan input-outputnya sehingga sangat membutuhkan skill

kemampuan yang lebih baik lagi.

2. Tingkat Efisiensi Biaya

Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi biaya yang telah dilakukan,

didapatkan nilai efisiensi biaya yang diperoleh oleh bank-bank syariah di

Indonesia pada periode 2010-2012 cenderung labil, dimana tingkat efisiensi biaya

yang diperoleh bank-bank syariah di Indonesia mengalami fluktuasi. Hal tersebut

menunjukkan belum optimalnya bank syariah dalam mengelola aset-aset

produktifnya dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan tiap

tahunnya yang semakin meningkat. Hal tersebut banyak dialami oleh bank-bank

relatif masih kecil seperti Bank Mega Syariah, BRI Syariah yang dimana relatif

memperoleh tingkat efisiensi yang lebih rendah dibandingkan bank-bank yang

relatif besar seperti Bank Muamalat. Hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha

yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah yang kecil masih lebih besar

Page 117: Dea

101

dibandingkan dengan output yang dihasilkan atau operasional mereka masih

berada dalam skala yang tidak ekonomis. Sementara pada bank syariah besar

relatif dimana dalam menjalankan operasional mereka telah mampu mencapai

skala yang ekonomis, dimana peningkatan output yang diperoleh lebih besar

dibandingkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan.

Page 118: Dea

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, sebagian dari bank-bank syariah masih

mengalami inefisiensi. Tingkat efisiensi rata-rata per triwulan Bank

Muamalat mengalami kenaikan setiap triwulannya yaitu pada tahun 2010

tingkat efisiensi pada triwulan I hingga triwulan IV mencapai 100%,

sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi mengalami fluktuatif, pada

triwulan I mencapai 87,87% ; triwulan II 86,91% ; triwulan III 92,73% dan

triwulan IV mencapai 100%, dan pada tahun 2012 rata-rata efisiensi

mengalami peningkatan di setiap triwulannya, pada triwulan I mencapai

85,91% ; triwulan II 89,10% ; triwulan III 95,99% dan triwulan IV mencapai

100%.

2. Tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi di setiap

triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi triwulan I mencapai

100% ; triwulan II 99,77% ; triwulan III 100% dan triwulan IV mencapai

100%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi triwulan I mencapai

86,04% ; triwulan II mencapai 73,23% ; triwulan III mencapai 76,06% dan

triwulan IV mencapai 91,80% dan pada tahun 2012 triwulan I mencapai

Page 119: Dea

101

28,18% ; triwulan II mencapai 51,75% ; triwulan III mencapai 65,05 dan

triwulan IV mencapai 87,29%. Dan BMS merupakan bank yang kinerjanya

belum mencapai tingkat efisiensi suatu bank.

3. Tingkat efisiensi rata-rata Bank BRI Syariah mengalami fluktuasi di setiap

triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi pada triwulan I mencapai

100% ; triwulan II mencapai 100% ; triwulan III mencapai 95,96% dan

triwulan IV mencapai 96,07%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi

pada triwulan I mencapai 68,82% ; triwulan II mencapai 79,49% ; triwulan III

dan IV mencapai 100%. Dan pada tahun 2012 tingkat efisiensi triwulan I dan

IV mencapai 100% ; triwulan II mencapai 86,41% dan triwulan III mencapai

85,90%.

4. Ketidakefisienan pada ketiga bank tersebut berasal dari variabel input dan

output. Ketidakefisenan input dan output hanya terjadi pada beberapa bank

dan tidak terjadi setiap triwulan.

B. Saran

Bagi Perbankan Syariah :

1. Variabel input yaitu aset dan ekuitas dan net income maupun variabel

output yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional bagi periode bank-

bank yang inefisien agar disesuaikan dengan target agar kondisi

operasionalnya lebih efisien, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing.

Page 120: Dea

102

2. CEO harus memperhatikan variabel penting yang menyebabkan

inefisiensinya suatu bank, yaitu dengan meningkatkan produktivitas bank

dalam operasionalnya.

Bagi peneliti berikutnya :

1. Skripsi ini disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menggunakan data

perbankan yang lebih panjang periodenya agar dapat menganalisis

perbankan syariah yang akan membuka bank-bank syariah baru.

2. Skripsi ini hanya menjelaskan tentang efisiensi perbankan syariah dengan

menggunakan Data Envelopment Anaylsis (DEA), disarankan untuk

menggunakan metode pendekatan lainnya.

3. Skripsi ini menjelaskan bahwa pendekatan teknik menggunakan DEA

mengabaikan boots strapping/check naving, untuk itu penelitian

selanjutnya dapat menggunakan model yang lebih mutakhir terkait

dengan efisiensi.

Page 121: Dea

103

DAFTAR PUSTAKA

Ascarya, Diana Y. Dan Guruh S.R. 2008. “Analisis Efisiensi Perbankan

Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data

Envelopment Analysis (DEA).”

Bank Indonesia. 2010. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses

tanggal 10 Desember 2012.

Bank Indonesia. 2011. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses

tanggal 10 Desember 2012.

Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses

tanggal 10 Desember 2012.

Bank Indonesia (2012). Laporan Publikasi Keuangan Triwulan Perbankan 2010-

2012. http//www.bi.go.id. Diakses tanggal 13 Desember 2012.

Bank Muamalat Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.

http//www.muamalatbank.com. Diakses tanggal 14 Desember 2012.

Bank Mega Syariah Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.

http//www.megasyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012.

Bank Rakyat Indonesia Syariah (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.

http//www.brisyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012.

Berger, A.N. dan Humphrey, D.B. (1997). “Efficiency of financial institutions:

International survey and directions for future research”, European Journal

of Operational Research, 98, 175-212. Emerald: Group Publishing Limited.

Charnes, A., Cooper, W. And Rhodes, E. (1978), “Measuring the efficiency of

decision making units”, European Journal of Operational Research, Vol.2,

pp.429-444.

Direktorat Perbankan Syariah (2012). Statistik Perbankan Syariah (Islamic

Banking Statistic). http//[email protected]. Diakses

tanggal 13 Desember 2012.

Hadad, Muliaman D., W. Santoso, Eugenia Mardnugraha, Dhaniel Ilyas (2003).

Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Jurnal

Penelitian, Desember 2003, Bank Indonesia, Jakarta.

Page 122: Dea

104

Hamim S. A Mokhtar, Naziruddin Abdullah, dan Syed M. Al Habshi. 2008.

“Efficiency and Competition of Islamic Banking in Malaysia.” Journal

Humanomics. Vol.24. No.1. Hal. 28-48. Emerald: Group Publishing

Limited.

Hendy, Herijanto (2013). “Selamatkan Perbankan! Demi Perekonomian

Indonesia”. Expose : PT Mizan Publika, Jakarta.

Islamic Banking Least Affected by The Global Financial Meltdown. 29 Juni 2009.

http://finance.kalpoint.com/weekly-updates/editors-pick/islamic-banking-

least-affected-by-the-global-financial-meltdown.html.

Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam, Rajawali Pers, Jakarta. (KA)

Minwir Al-Shammari, Anwar Salimi, (1998),”Modelling the operating efficiency

of banks: a nonparametric methodology”, Logistics Information

Management, Vol.11, pp. 5-17.

Mohamed M.Mostafa, (2011),”Modeling Islamic Banks Efficiency a non

parametric frontier approach”, International Journal of Islamic and Middle

Eastern Finance and Management, Vol.40, pp. 7-29. Emerald: Group

Publishing Limited.

Mohammad R. Alirezaee, Murray Howland and Cornelis Van De Panne, (1998),

“Sampling size and efficiency bias in Data Envelopment Analysis”, Journal

of Applied Mathematics Decision Sciences, Vol.2(1), pp. 51-64.

Rashmi Malhotra, Raymond R.Poteau, D.K.Malhotra, (2012), “A DEA Based

Multidimensional Framework for Analyzing Indian Commercial Banks”,

pp. 61-85. Emerald: Group Publishing Limited.

Rivai, Veithzal, et al, Bank and Financial Institution Management, Rajawali Pres,

2007.

Saefuddin AM, (2011), “Membumikan Ekonomi Islam”, PPA Consultans,

Jakarta.

Sukirno, Sadono (2008). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Divisi

Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Yudistira, Donsyah (2003), Efficiency in Islamic Banking; An Empirical Analysis

of 18 banks, Paper, Loughborough University, United Kingdom. Emerald:

Group Publishing Limited.

Page 123: Dea

r

BANK Triwulan Aset Ekuitas Income Pembiryaan PendaDatan Operasional

MUAMALAT2OlO

r4.829.089 953,564 328,27s 5,409,611 26r,288

II 15,411,23r 978,810 353-521 s,692,289 514.126

UI r7,686,002 1.668,410 362219 6.193.405 798,205

rV 21.442.596 t.749.156 443,6E4 6,752,730 1,121,105

MUAMAI-A-T20ll

2 1.608.353 1,809,51 I 514,765 7,013,260 340,t57

n 23,697,765 r.E72225 565,409 7 "556.832 718"149

m 25,596,580 t.972.327 573.r97 8,005,570 1.070.851

Iv 32,479,506 2,067,401 670,640 8.906.604 r.5r7.793

MUAMALAT2OI2

I 30,836,353 2,1r8,465 757,539 9.785.392 406,863

II 32,689,318 2,221-160 884.831 10,758,096 868,332

il 35.700.818 2,302,463 98s,960 11,686,829 1,365,781

Iv 'f4.854.413 2,457,991 1.120,896 13.854,378 1.924,895

MEGASYARIAH2010

I 4,365,675 353.902 203,U2 183,578 187,089

I 4,474,923 384,593 234.533 r73.541 386.1 17

III 4.455.914 401.335 82.414 158,410 588,314

Iv 4,637,730 38r,775 62.E54 140,095 785.787

MEGASYARIAH20ll

I 4,295,103 400,485 81.564 t3l.79t 188.956

tl 4.487.694 421.223 102,302 120,091 380,346

ilI 4,787,659 435,168 t16,247 tt4.582 584.946

w 5,565,724 435,642 t16.72r 68.113 823.131

MECASYARIAH2012

5,874,897 486.191 167.270 s2.798 253.1 l8

T 5.987,762 554.973 23s.9E 16,6t7 524,99r

UI 7,305,239 623,000 304.025 t4.769 805.303

Iv 8.164.921 620.5r4 301.539 9,390 I,l 14,804

BRI 2OIO

I 3,829,696 4s8,880 -24,495 .026.324 84,030

il 4.847.159 968.570 -14.805 .250.037 177.948

m 6.073.535 955.077 -23,923 ,349,200 274,826

ry 6,856,386 955.022 -23,978 .309.790 366.131

BRI 2OI1

I 7-236.713 959,028 -t9.972 .108.256 92.t19

il 7.706.1E5 962439 -r6.561 ,2U,097 261452

UI 9,53t,734 978,338 -662 .279.948 408.58r

ry r1,200,823 966,676 -12.324 721,836 679.86s

BRI 2012

I r0.522.693 97r.270 ,7,730 .844,768 178,019

n l 1,481,043 1.031,813 52.813 -969"842 385.435

m 12.t99,W2 1.078.27r 9927r 2,168,182 595,074

IV 14.085.914 1.068.504 89,5,{4 2.597,083 979,877

Page 124: Dea

: t {t '

:

Efficiency Report100% BMI 2010 Mar

P otenti a I I m proveme ntsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Actual:'14829089

953564328275

540961 1261288

Contribution:048.8851.121000

02t07t2013Peers: 0

References: 0

Target: Potential improvement:14829089 0

953564 0328275 0

5409611 0261288 0

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

www.banxia.com Page 1 ot 12

0210712013Peers: 0

References: 6

Potential improvement:00000

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

Page?ol12

0210712013Peers: 0

References: 2

Potential improvement:00000

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

Page 3 of 12

Efficiency Report

100% BMI 2010 Jun

Potential I mprovementsVariable

AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Actual:15411231

978810353521

5692289514126

Contribution:047.68352.3171000

Target:15411231

978810353521

s692289514126

Target:176860021668410362219

61 93405798205

www.Danxta.com

Efficiency Report

100% BMI 2010 Sept

Potenti al I m provementsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Actual:176860021668410362219

6193405798205

Contribution:001001000

www.banxia.com

Page 125: Dea

Efficiency Report100o/o BMI 2010 Des

P ote nti al I m prove me ntsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Actual:21442596

1749156443684

67s27301121106

Contribution:1000054.98645.014

Target:21442596

1749156443684

67527301121106

0210712013Peers: 0

References: 2

Potential improvement:00000

InpuUOutput:lnputInputInputOutputOutput

Page 4 of 12

0210712013Peers: 1

References: 0

Potential improvement:0

-24.16-3.7113.8

111.92

InpuUOutput:InputlnputInputOutputOutput

Page 5 oI 12

02t07t2013Peers: 2

References: 0

Potential improvement:0

-14.61-5.1815.0615.06

www.banxia.com

Efficiency Report

87.87% BMI 2011 Mar

P otenti a I I m provem entsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 Jun

lnput / Output ContributionsPendapatan Operasion

Actualr21608353

180951 1514765

7013260340157

Variable:Aset

Ekuitaslncome

Pembiayaan

Target:21608353

1372406495677.97981257720864.9

Contribution:100100100100100

Variable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit:BMI 2010 Jun

Gontribution:100001000

Actual:23697765

1872225565409

7556832718149

www.oanxra.com

Efficiency Report

86.91% BMI 2011 Jun

Potenti al Im provementsVariable

AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Target:23697765

1 598655536145.58694812826294.8

Page 126: Dea

Peer ContributionsPeer:

BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 201 0 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 Sept

lnput / Output Contributions

Efficiency Report

Variable:Aset

Ekuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

Contribution:87.1982.0988.4187.7883.4212 .8117 .911 1 . 5 912.2216.58

lnpuUOutput:InputlnputInputOutputOutput

Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit;BMI 201 0 JunBMI 2010 Sept

Contribution:1000086.s9613.404

Contribution:88.42711.573067.5423?.458

www.banxia.com Page 6 of 12

0210712013Peers: 3

References: 0

Potential improvement:00

-4.367.847.84

92.73o/o BMI 2011

Potenti al I m provementsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 Des

Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesBMI 2010 JunBMI 2010 SeptBMl2010 Des

Sept

Actual:25596580

1972327573197

8005s70'1070851

Variable:Aset

Ekuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

Target:25596580

1972327548209.886332951154817

Contribution:33.4

27.5335.7736.5824.7

11 .8514.511 1 . 3 312.3111 .8654.7557.9652.8951.1263.45

InpuUOutput:lnputlnputInputOutputOutput

www.banxia.com PageT oI12

Page 127: Dea

Efficiency Report

100% BMI 2011 Des

Potenti al I m provementsVariable

AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

lnput / Output ContributionsVariablelAsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Actual:324795062067401670640

89066041517793

Contribution:083.56516.4350100

Target:324795062067401670640

89066041517793

0210712013

Peers: 0

References: 0

Potential improvement:00000

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

Page 8 of 12

02t07t2013Peers: 1

References: 0

Potential improvement:0

-7.55-6.6216.4

152.84

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

www.banxia.com

Efficiency Report

85.91% BMI 2012 Mar

Potenti al I m provementsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer: Variable:

BMI 2010 Jun AsetBMI 2010 Jun EkuitasBMI 2010 Jun lncomeBMI 2010 Jun PembiayaanBMI 2010 Jun Pendapatan Operasion

lnput / Qutput Contributions

Actual:30836353

2118465757539

9785392406863

Contribution:100001000

Target:30836353

1958502707360.71 13897091028715

Contribution:100100100100100

Variable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit:BMI 2010 Jun

www.banxia.com Page 9 of 12

Page 128: Dea

1I',i

Efficiency Report

89.10% BMI 2012 Jun

Pote nti a I I m prove m entsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer: Variable:

BMI 2010 Jun AsetBMI 2010 Jun EkuitasBMI 2010 Jun lncomeBMI 2010 Jun PembiayaanBMI 2010 Jun Pendapatan Operasion

lnput / Output Contributions

Actual:326893182221160884831

10758096868332

Contribution:100001000

www.banxia.com

Actual:3570081 I

230246398s960

1 1 6868291 365781

Variable:Aset

Ekuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasicn

AsetEkuitasIncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

Contribution:77.31122.689064.825

Target:32689318

2076189749866.2120741201 090531

Contribution:100100100100100

Target:35700818

2302463824683.2121748681422816

Contribution:51.2

50.4250.8455.4542.8619.5424.7217.5118.0525.6429.2624.8631.6526.531 .5

lnpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

Page 10 of 12

InpuUOutput:InputInputInputOutput

02t07t2013Peers: 1

References: 0

Potential improvement:0

-6.53-15.2512.2325.59

0210712013Peers: 3

References: 0

Potential improvement:00

-16.364 .184 .18

Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit:BMI 2010 Jun

Efficiency Report

95.99% BMI2012 Sept

Pote nti al I m provementsVariable

AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMl2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 DesBMl2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMl2012 DesBMI 2012 DesBMI 2012 DesBMl20, |2 DesBMl2012 Des

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaan

Page 129: Dea

-I t ftt

Pendapatan Operasion 35.175t' P*r References

Unit:BMI 2010 Jun

' BMl2010 DesBMI 2012 Des

www.banxia.com

Efficiency Report

100o/o BMI 2012 Des

Potenti al I m prove mentsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaan

Output

Page 11 of 12

0210712013Peers; 0

References: 1

Actual: Target Potential improvement:44854413 448544132457991 24579911120896 1120896

13854378 13854378

00000Pendapatan Operasion 1924895 1924895

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaan

Contribution:80.04119.959060.786

lnpuUOutput:InputInputInputOutputOutputPendapatan Operasion 39.214

www.banxia.com Page 12 of 12

Page 130: Dea

+t,I

Efficiency Report100% BRI 2010 Mar

P ote nti al I m prove m e ntsVariable

AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion

95.96% BRI 2010 Sept

Potential Im provementsVariable

AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer Contributions

Pendapatan OperasionAset

Actual:38296964s888024495

102632484030

Contribution:100001000

Actual:48471599685701 4805

1250037't77948

Gontribution:44.00840.45815.53492.9357.065

www.banxia.com

www.Danxta.com

Target:607353595507723923

1405949286385.s

Contribution:1 .421.082.311.650.66

64.71

0210712013Peers: 0

References: 5

Target: Potential improvement:3829696 0458880 024495 0

1026324 084030 0

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

Page 1 of 12

02t07t20't3Peers: 0

References: 5

Efficiency Report

100% BRI 2010 Jun

Potential Im provementsVariable

AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion

Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion

Actual:607353595507723923

1 349200274826

Variable:Aset

EkuitasNet lncome

Pembiayaan

Target: Potential improvement:4847159 0968570 0

14805 01250037 0177948 0

InpuUOutput:lnputlnputInputOutputOutput

Page2 o f 12

02t0712013Peers: 4

References: 0

Efficiency Report

Peer:BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 Jun

Potential improvement:000

4.214.21

Page 131: Dea

-4r

BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des

Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2012 Des

82.2250.1772.0950.385.362.94

1 . 53.566.89

28.5213.7546.0222.7',|42.07

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

www.banxia.com Page 3 of 12

02t07t2013Peers: 3

References: 0

Target: Potential imProvement:6856386 0829250.8 -13.17

23978 01363302 4.09

381089.4 4.09

Contribution:33.5755.4629.3243.5422.1733.3123.7710.4825.7536.3833.1220.7760.2

30.7141.45

InpuUOutput:InputInput

EkuitasNet lncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitas

Net lncomePembiayaan

Pendapatan OperasionAset

EkuitasNet lncome

PembiayaanPendapatan Operasion

Actual:685638695502223978

1 3097903661 31

Variable:Aset

EkuitasNet lncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitas

Net lncomePembiayaan

Pendapatan OperasionAset

EkuitasNet lncome

PembiayaanPendapatan Operasion

Gontribution:61.64326.2612.09779.09520.905

Gontribution:89.5750

Efficiency Report

96.07% BRI 2010 Des

Pote nti al I m p rove m e ntsVariable

AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des

Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitas

Page 132: Dea

r

Pendapatan Operasion 48.735Peer References

Unit:BRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2012 Des

Efficiency Report

68.82% BRI 2011 Mar

Pote nti al I m p rove me ntsVariable

AsetEkuitasNet IncomePembiayaan

www.banxia.com Page 4 of 12

02t07t20't3Peers: 3

References: 0

Actual: Target: Potential improvement:7236713 7236713959028 959028

19972 19972 045.3290.99

1108256 1410482

Variable: Gontribution:Aset 22.84

Ekuitas 20.65Net fncome 52.93

Pembiayaan 27.5BRf 2010 Mar Pendapatan Operasion 20.61

Net IncomePembiayaan

Peer:BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 Mar

BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 Jun

BRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 Mar

10.4255"t.265

EkuitasNet lncome

AsetEkuitas

Net lncome

Aset 31.56

InputOutputOutput

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

00

Pendapatan Operasion 92119 175942.3Peer Contrtbufions

47.5934.93

BRl2012 Mar Pendapatan OperasionInput / Output Contributions

BRI 2010 Jun Pendapatan OperasionPembiayaan 36.57

47.6645.6

31.761 2 . 1 4

Pembiayaan 35.9231.73

Contribution:54.89627.59717.507100

Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion 0

Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2012 Mar

www.banxia.com Page 5 of 12

Page 133: Dea

Efficiency Report79.49% BRI 2011 Jun

Potential Im provementsVariable

AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 Mar

lnput / Output Contributions

02t0712013Peers: 4

References: 0

Actual:77061 8596243916561

12240972614s2

Variable:Aset

EkuitasNet Income

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitas

Net lncomePembiayaan

Pendapatan OperasionAset

EkuitasNet Income

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitas

Net lncomePembiayaan

Pendapatan Operasion

Target:77061 85962439

165611539906

328904.8

Contribution:

Potential improvement:000

25.825.8

Contribution:54.85631.5213.62489.76210.238

www.banxia.com

9.739.34

28.9713.05

530.2848.4443.0339.0726.0444.0430.4322.5533.8862.6315.9511.795.45

13.996.32

lnpuUOutput:lnputInputInputOutputOutput

Page 6 of 12

Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2012 Mar

Page 134: Dea

Efficiency Report

100% BRI 2011 Sept

P ote nti a I I m provementsVariable

AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion 408581

Input / Output Contributions

0210712013Peers: 0

References: 0

Actual: Target: Potential improvement:9531734 9531734978338 978338

662 6621279948 1279948

408581

Variable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaan

Contribution:097.6242.37680.643

Contribution:077.74422.25693.235

www.banxia.com

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

PageT of 12

InpuUOutput:InputInputlnputOutputOutput

Page 9 of 12

00000

00000

Pendapatan Operasion 19.357

Efficiency Report0210712013

1oo% BRI 2011 Des Peers: 0References: 3

Potenti al I m prove m entsvariabte Actual: Target: Potential improvement:

Aset 11200823 11200823 0Ekuitas 966676 966676 0Net lncome 12324 12324 0Pembiayaan 1721836 1721836 0Pendapatan Operasion 679865 679865 0

lnput / Output ContributionsVariable: Contribution: InpuUOutput:Aset 0 InPutEkuitas 68.56 InputNet Income 31.439 InputPembiayaan 77.107 OutPutPendapatan Operasion 22.893 Output

www.banxia.com Page 8 of 12

Efficiency Report

100% BRI 2012 Mar

P ote nti al I m prove me ntsVariable

AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion 178019

Input / Output Contributions

0210712013Peers: 0

References: 3

Actual: Target: Potential improvement:10522693 10522693

971270 9712707730 7730

1844768 18447681 7801 I

Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion 6.765

www.banxia.com

Page 135: Dea

tr

Efficiency Report

86.41% BRI 2012 Jun

Potenti al ImprovementsVariable

AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des

lnput / Output Contributions

Actual:114810431 0 3 1 8 1 3

528't31969842385435

Variable:Aset

EkuitasNet Income

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitas

Net IncomePembiayaan

Pendapatan OperasionAset

EkuitasNet lncome

PembiayaanPendapatan Operasion

Target:1 1 01 37601 0 3 1 8 1 3

528132279747446073.4

Contribution:

Target:12',t990921078271

77349.422524177692779.6

Gontribution:26.2735.6126.5

30.0938.4840.1338.95

16.327.9827.574.2923.7

1 1 . 6 941.9333.9555.5837.3572.01

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

02t07t2013Peers: 3

References: 0

02t07t2013Peers: 3

References: 0

Potential improvement:-4.07

00

15.7315.73

Page 10 of 12

Potential improvement:00

-22.0816.4216.42

Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUni t :BRI 2010 MarBRI 2012 MarBRI 2012 Des

Efficiency Report

85.90% BRI 2012 Sept

P otenti al I m p rove me ntsVariable

AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 Mar

Contribution:082.94517.05599.1570.843

www.banxia.com

Actual:121990921078271

992712168182595074

Variable:Aset

EkuitasNet Income

Page 136: Dea

',rI

BRI 2010 Mar PembiayaanBRl2010 Mar Pendapatan Operasion

34.021 0 . 1 5

0.81 . 8

0.380.990.52

72.9462.5973.1264.9989.34

BRl2010 Jun Pendapatan Operasion

BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 Jun

BRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des

Variable:AsetEkuitas

AsetEkuitas

Net lncomePembiayaan

AsetEkuitas

Net lncomePembiayaan

BRI 2012 Des Pendapatan OperasionInput / Output Contrihutions

Contribution:94.9795.021

InpuUOutput:lnputInputInputOutputOutput

Net lncome 0Pembiayaan 69.485Pendapatan Operasion 30.515

Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2012 Des

www.banxia.com P a g e 1 1 o t 1 2

Efficiency Report0210712013

1oo% BRI 2012 Des Peers: 0References: 4

Potential Im provementsVariable Actual: Target: Potential improvement:

Aset 14086914 14086914 0Ekuitas 1068504 1068504 0Net lncome 89544 89544 0Pembiayaan 2597083 2597083 0Pendapatan Operasion 979877 979877 0

lnput / Output ContributionsVariable: Contribution: InpuUOutput:Aset 95.66 InPutEkuitas 4.34 InPutNet Income 0 lnPutPembiayaan 62.356 OutPutPendapatan Operasion 37.644 Output

www.banxia.com Page 12 of 12

Page 137: Dea

I

Efficiency Report100% BSMI 2010 Mar

Pote nti al I m p rovem e ntsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion 187089

Input / Output Contributions

02107120'13Peers: 0

Referencet 4

Actual: Target: Potential improvement:4365675 4365675 0353902 353902203842 2038421 83578 1 83578

1 87089

000

Variable:AsetEkuitasIncomePembiayaan

Gontribution:01000100

4474923 4474923384593 382469.6234533 147210.5'173541 173941.5

Variable: Gontribution:Aset 51.07

Ekuitas 48.44lncome 72.49

Pembiayaan 55.2525.31

Aset 48.93Ekuitas 51.56

0

InpuVOutput:InputInputInputOutputOutput

Page 1 of 12

0-0.55

-37.230.230.23

lnpuUOutput:InputInputlnputOutputOutput

Pendapatan Operasion 0www.banxia.com

Pendapatan Operasion 3861 17 387008Peer Contributions

99.77% BSMI 2010 Jun

Pote nti a I I m prove me ntsVariable

AsetEkuitasIncomePembiayaan

Peer:BSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 Mar Pendapatan OperasionBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 Sept

0210712013Peers: 2

Referencel 0

Actual: Target: Potential improvement:

Efficiency Report

Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaan

lncomePembiayaan

27.5144.7574.69BSMI 2010 Sept Pendapatan Operasion

lnput / Output ContributionsContribution:1000086.046

Pendapatan Operasion 13.954Peer References

Unit:BSMI 2010 MarBSMI 2010 Sept

www.banxia.com Page 2 of 12

Page 138: Dea

F 1 -

r 5i

Efficiency Report0210712013

1OO% BSMI 2010 Sept Peers: oReferencet 5

P ote nti a I I m proveme ntsVariable Actual: Target: Potential improvement:

Aset 4455914 4455914 0Ekuitas 401335 401335 0lncome 82414 82414 0Pembiayaan 158410 158410 0Pendapatan Operasion 588314 588314 0

Input / Output ContributionsVariable: Gontribution: InpuUOutput:Aset 100 InPutEkuitas 0 InPutIncome 0 InPutPembiayaan 78.697 OutPutPendapatan Operasion 21.303 Output

www.banxia.com Page 3 of 12

Efficiency Report0210712013

100% BSMI 2010 Des Peers: 0Referencet 6

P ote nti a I I m proveme ntsVariable Actual: Target: Potential improvement:

Aset 4637730 4637730 0Ekuitas 381775 381775 0Income 62854 62854 0Pembiayaan 140095 140095 0Pendapatan Operasion 785787 785787 0

Input / Output ContributionsVariable: Contribution: lnpuUOutput:Aset 0 InputEkuitas 0 InputIncome 100 InputPembiayaan 0 OutPutPendapatan Operasion 100 OutPut

umnrv.banxia.com Page 4 of 12

Efficiency Report0210712013

86.04% BSMI 2011 Mar Peers: 2Referencer 0

P ote nti a I I m prove mentsVariable Actual: Target: Potential improvement:

Aset 4295103 4295103 0Ekuitas 400485 386172.8 -3.57lncome 81564 81564 0Pembiayaan 131791 153182.8 16.23Pendapatan Operasion 188956 560363.9 196.56

Peer ContributionsPeer: Variable: Contribution:

BSMI2010 Mar Aset 1.75BSMI 2010 Mar Ekuitas 1.58BSM|2010 Mar Income 4.31BSM|2010 Mar Pembiayaan 2.07BSM|2010 Mar Pendapatan Operasion 0.58BSM|2010 Sept Aset 98.25

Page 139: Dea

Lv'l

I

BSMI 2010 Sept Pendapatan OperasionInput / Output Contributions

BSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 Sept

Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaan

73.23% BSMI 2011 Jun

P otenti al I m p rove m entsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaan

Peer:BSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSM|2010 Mar Pendapatan Operasion

Page 5 of 12

0210712013Peers: 2

Referencer 0

Actual: Target: Potential improvement:4487694 4487694421223 398034.7102302 102302120091 163988.8

Variable: Gontribution:Aset 15.25

Gontribution:87.726012.274100

EkuitasIncome

Pembiayaan

EkuitasIncome

Pembiayaan

AsetEkuitaslncome

Pembiayaan

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

InpuUOutput:InputlnputInputOutputOutput

98.4295.6997.9399.42

13.9431.2417.555.52

84.7586.0668.7682.4594.48

Pendapatan Operasion 0Peer References

Unit:BSMI 2010 MarBSMI 2010 Sept

www.banxia.com

Efficiency Report

0-c.c

Pendapatan Operasion 380346 531470.4Peer Contributions

036.5539.73

BSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSM|2010Sept PendapatanOperasion

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion 0

Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 MarBSMI 2010 Sept

Contribution:85.619014.38100

www.banxia.com Page 6 of 12

Page 140: Dea

rEfficiency Report

76.06% BSM| 2011

Potential lm provementsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des

lnput / Output Contributions

Sept

Actual:47876594351 68116247114582584946

Variable:Aset

Ekuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

02t07t2013Peers: 2

Referencer 0

Potential improvement:0

_7.43-39.3931.4731.47

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput

PageT oI 12

Target:4787659402847.970455.1 9150644.2769044.8

Gontribution:23.5325.1929.5826.5919.3476.4774.8170.4273.4180.66

Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 SeptBSMI 2010 Des

Contribution:1000057.8342.17

www.banxia.com

Page 141: Dea

T! , "

i

Efficiency Report

91.80% BSMI 2011 Des

P ote nti a I I m prove m entsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ContributionsPeer:

BSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer ReferencesUnit :BSMI 2010 Des

Efficiency Report

28.18% BSMI 20'12 Mar

P ote nti al I m prove mentsVariable

AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion

Peer Contributions

Pendapatan Operasion

Actual:5565724435642116721681 '13

823131

Variable:Aset

Ekuitaslncome

Pembiayaan

Actual:58748974861 9116727052798

2531 18

Variable:Aset

EkuitasIncome

Pembiayaan

Contribution:010000100

0210712013Peers: 1

Referencet 0

Target: Potential imProvement:5292096 -4.92435642 0

7',1722.46 -38.55159861 .9 134.78966s8.6 8.93

Contribution:100100100100100

InpuUOutput:InputInputInputOutputOutPut

www.banxia.com Page 8 of 12

0210712013Peers: 3

Referencet 0

Target:58748974861 91

102950.3187361.7898227.4

Gontribution:10 .8810.6528.9814.343.057.418.077.828.266.4

81.7',181.2863.1977.3990.55

Potential improvement:00

-38.45254.87254.87

Peer:BSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des

Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitas

Pendapatan OperasionAset

Ekuitaslncome

PembiayaanPendapatan Operasion

AsetEkuitasIncome

PembiayaanPendapatan Operasion

Gontribution:59.62940.371

InpuUOutput:InputInput

Page 142: Dea

#i i "

I

Income 0 InPutPembiayaan 68.525 OutPutPendapatan Operasion 31.475 Output

Peer ReferencesUnit :BSMI 2010 MarBSMI 2010 SeptBSMI 2010 Des

www.banxia.com

Efficiency Report

Page 9 of 12

0210712013

51.75% BSM|2012 Jun Peers: 1Referencer 0

Potenti al lm provementsVariable Actual: Target: Potential improvement:

Aset 5987762 5987762 0Ekuitas 554973 492908.8 -1 1 .18Income 235998 81 150.65 -65.61Pembiayaan 16617 180876.3 988.5Pendapatan Operasion 524991 1014528 93.25

Peer ContributionsPeer: Variable: Contribution:

BSMI 2010 Des Aset 100BSM|2010 Des Ekuitas 100BSM|2010 Des Income 100BSM|2010 Des Pembiayaan 100BSM|2010 Des Pendapatan Operasion 100

lnput / Output ContributionsVariable: Gontribution: InpuUOutput:Aset 100 InPutEkuitas 0 InPutIncome 0 InPutPembiayaan 0 OutPutPendapatan Operasion 100 OutPut

Peer ReferencesUnit :BSMI 2010 Des

www.banxia.com Page 10 oI 12

Efficiency Report0210712013Peers: 1

Referencet 0

Actual: Target: Potential improvement:

65.06% BSMI 2012 Sept

P ote nti a I I m p rove m e ntsVariable

AsetEkuitaslncomePembiayaan

Peer:BSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des

730s239 7305239623000 601362.7304025 99006.09

Variable: Gontribution:Aset 100

0-3.47

-67.4314769 220674.2 1394.17

Pendapatan Operasion 805303 1237752Peer Contributions

Ekuitaslncome

Pembiayaan

100100100100BSM|2010 Des Pendapatan Operasion

lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitas

Contribution:1000

InpuUOutput:InputInput

53.7

Page 143: Dea

rlncome 0Pembiayaan 0Pendapatan Operasion 100

Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 Des

InputOutputOutput

www.banxia.com P a g e 1 1 o f 1 2

Efficiency Report0210712013

87.29% BSMI 2012 Des Peers: 1Referencet 0

Pote nti al I m proveme ntsVariable Actual: Target: Potential improvement:

Aset 8164921 7537886 -7.68Ekuitas 620514 620514 0lncome 301539 102159'1 -66'12Pembiayaan 9390 227701.9 2324'54Pendapatan Operasion 1114804 1277171 14.56

Peer ContributionsPeer: Variable: Contribution:

BSMI 2010 Des Aset 100BSM|2010 Des Ekuitas 100BSM|2010 Des Income 100BSM|2010 Des Pembiayaan 100BSM|2010 Des Pendapatan Operasion 100

Input / Output ContributionsVariable: Gontribution: InpuUOutput:Aset 0 InPutEkuitas 100 InPut

: Income 0 InPut't* Pembiayaan 0 OutputPendapatan Operasion 100 OutPut

Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 Des

www.banxia.com Page 12 oI 12