Upload
angga-pratama-putra
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dea
Citation preview
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT
ANALYSIS (DEA)
(Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah dan BRI
Syariah periode 2010-2012)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Yudnina Falhanawati
109081000059
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN JAKARTA
2013M/1434M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama :Yudnina Falhanawati
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 Juni 1991
3. Alamat : Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44
4. Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan
Jakarta-Selatan 12250
5. Telepon : 087877467368
6. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MI Darunnajah Ulujami Jakarta Tahun 1997-2003
2. MTs Darunnajah Ulujami Jakarta Tahun 2003-2006
3. SMA Darunnajah Ulujami Jakarta Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs.H.Abdurahim Hidayat,MM
2. Ibu : Hj.Siti Hafsah
3. Alamat :Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44
Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan
Jakarta-Selatan 12250
vii
EFFICIENCY ANALYSIS OF ISLAMIC BANKS USING DATA
ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) METHOD
Yudnina Fallhanawati
UIN Jakarta
Abstract
Efficiency is a theoretically parameter that can be used as base of all
performance in a bank. Many banking efficiency studies have focused on
conventional banks. Recently, Islamic banks have opened in many countries and
operated in similiar fashion to traditional banks. This study evaluate the
performance of the efficiency of islamic banking in indonesia during period 2010-
2012 (in this study i use monthly) using Data Envelopment Analysis, in which the
first step is to measure the performance of the technical efficiency of banks using
Data Envelopment Analysis (DEA) with the intermediation approach. Based on
the measurement of efficiency using DEA method showed that the Islamic Bank
during the 2010-2012 period is still not efficient. The efficiency score for the most
efficient bank is 100%. The data which is used in this research is a secondary
data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling
technique that is used in this research is purposive sampling with taking 3
samples of islamic banks. Input variables used in this study are fixed assets,
equity and net income, while the output variable is the financing and operational
income.
Keyword: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Islamic Banks
viii
ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)
Yudnina Falhanawati
UIN Jakarta
ABSTRAK
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
mendasari seluruh kinerja sebuah bank. Banyak penelitian mengenai efisiensi
perbankan yang kebanyakan berfokus pada bank konvensional. Baru-baru ini,
bank-bank Islam telah berkembang di berbagai negara dan dioperasikan secara
modern dan syariah seperti pada bank-bank Islam lainnya. Studi ini mengevaluasi
kinerja efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2012 (studi ini
menggunakan data bulanan) dengan menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA), dimana langkah pertama adalah untuk mengukur kinerja efisiensi teknik
bank menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan
intermediasi. Berdasarkan pengukuran efisiensi dengan metode DEA
menunjukkan bahwa Bank Syariah selama periode 2010-2012 masih belum
efisien. Nilai efisiensi bank yang paling efisien adalah 100%. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang dikumpulkan dari
laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan
mengambil sampel 3 (tiga) bank syariah. Input variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah aset, ekuitas dan laba bersih. Sedangkan variabel outputnya
meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional.
Kata Kunci : Efisiensi, Data Envelopment Analysis, dan Bank Syariah.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi inidengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orangtua, My Papa, My Proud Drs.H.Abdurahim Hidayat and My
Mama Hj.Siti Hafsah (you’ll always be the best parent for me, i love you till,
forever ends) yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil
serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
2. Segenap keluarga, khususnya to all my sista’, thank you for your support
“Ce’Ina, Ce’Elly, Ce’Phenz, and Ce’Azna Oke” ^_^ dan tak lupa juga kaka2
ipar ku “Ka’Uben, Ka’Nawir, Ka’Yogi dan Ka’Iyung” dan juga untuk semua
ponakan ate tercinta, terima kasih atas doa dan semangatnya yang selalu
mengibur ate dikala ate galau dan pusing (hhhh) Thank’s for you all at of
your support and input has given to me. Don’t ever stop to step forward,
always move and work to get your objectives till end for your life today and
for day after.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Dumyathi Bashori, Lc selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi dan
bisnis sekaligus dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan
memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
x
5. Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Arief Mufraini, Lc. M.si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan
atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. For my geeenks Rizki Ramadhan, Achmad Reza Maulana, Novi Dehasni,
Fajar Ari Juniarti, Fany Agustine, Siti Sulha dkk yang udah mau menemani
kesana kemari hingga skripsi ini selesai (I’ll miss you forever and always,
please just remember even if i’m not there, I’ll always miss you forever and
always)
9. Seluruh teman-teman Manajemen Angkatan 2009 dan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang selalu mengisi hari-hari menjadi menyenangkan (I’ll miss you
forever and always, please just remember even if i’m not there, I’ll always
miss you forever and always). Thanks so much freennzz
10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen
perbankan.
Jakarta, 13 Juli 2013
Penulis,
(Yudnina Falhanawati)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
ABSTRACT . ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 15
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori ............................................................................. 18
1. Karakteristik Dasar Perbankan Syariah ................................. 18
2. Pendekatan Struktural dalam Menilai Kinerja Bank .............. 19
3. Konsep Efisiensi ................................................................... 25
a. Efisiensi Teknik ................................................................ 28
b. Efisiensi Biaya .................................................................. 30
c. Pengukuran Efisiensi ........................................................ 32
4. Konsep Efisiensi Perbankan .................................................. 34
4. Konsep Pengukuran Efisiensi Perbankan.............................. 35
5. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi .... 38
xii
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 40
C. Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 46
D. Hipotesis Penelitian ……………. ............................................... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 49
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ................................. 51
D. Metode Analisis Data .................................................................. 51
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 58
B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank .................. 59
C. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Data ................................... 65
1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3
Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 .................................. 65
2. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3
Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 dilihat dari
Rasio Keuangan Perbankan .................................................. 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 100
B. Saran ........................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103
LAMPIRAN ...................................................................................................... 106
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Jumlah Kantor Perbankan Syariah di Indonesia 5
1.2 Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah ............................... 8
2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................... 47
3.1 Nama dan Kode Bank Penelitian ............................................... 50
3.2 Variabel Input dan Output ......................................................... 56
4.1 Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset .............................. 60
4.2 Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas .......................... 61
4.3 Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income ................... 62
4.4 Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan ............... 63
4.5 Perkembang Jumlah Variabel Output Pendapatan .................... 64
4.6 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia ................ 66
4.7 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010 ............ 68
4.8 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011 ............ 70
4.9 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012 ............ 73
4.10 Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas BMI per-Triwulan .... 76
4.11 Nilai ROA dan ROE BMI Triwulan 2010-2012 ....................... 77
4.12 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 ...... 78
4.13 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ...... 80
4.14 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ...... 83
4.15 Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah
per-Triwulan ............................................................................. 85
xiv
4.16 Nilai ROA dan ROE Bank Mega Syariah per-Triwulan ........... 86
4.17 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 .................. 88
4.18 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ......... 90
4.19 Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output
Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ......... 92
2.20 Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank BRI Syariah ... 94
2.21 Nilai ROA dan ROE BRI Syariah per-Triwulan ...................... 95
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Input-Output Bank Syariah ........................................................ 93
2 Efisiensi Score BMI per-Triwulan ............................................ 94
3 Efisiensi Score BRIS per-Triwulan ........................................... 100
4 Efisiensi Score BSMI per-Triwulan .......................................... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Sejak paket deregulasi 27 Oktober 1988 atau yang lebih dikenal dengan
Pakto 88, pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami perkembangan
yang cukup tinggi. Salah satu faktor pertumbuhan perekonomian Indonesia
pada saat itu adalah meningkatnya industri perbankan. Deregulasi tersebut
mampu meningkatkan peran industri perbankan sebagai lembaga intermediasi
dan penyedia jasa. Deregulasi ini telah membawa perubahan yang sangat besar
terhadap industri perbankan baik dalam peningkatan jumlah bank baru,
perluasan jaringan kantor baru, maupun peningkatan volume usaha dan jenis
produk jasa yang ditawarkan. Siamat (2005), hal ini disebabkan karena
peraturan dan ketentuan yang ketat menjadi diperlonggar, seperti izin
pembukaan kantor cabang atau pendirian yang dipermudah dengan ketentuan
modal disetor yang relatif kecil dimana untuk Bank Umum Rp 10 miliar, Bank
Campuran Rp 50 miliar dan BPR Rp 50 juta.
Salah satu cakupan dan sasaran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
melalui Pakto 88 adalah peningkatan perbankan yang efisien dan menciptakan
iklim usaha yang mendorong untuk dapat bersaing secara sehat. Hingga saat ini
berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai
kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak
2
Pakto 88, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 membuat
kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka
menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke
depan. Siamat (2005), arah kebijakan pengembangan industri perbankan di
masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu
sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan
sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional.
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-
1998 merupakan suatu permasalahan yang sangat berat bagi sistem
perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga
keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Tingginya
tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor
usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor
usaha produksi. Sebagai akibatnya, kualitas aset perbankan turun secara drastis
sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan
kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga besar. Rendahnya
kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan
berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan
fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
Selama krisis ekonomi tersebut, perbankan syariah masih dapat memenuhi
kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini
dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah
3
(non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadinya negative
spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat
tingkat pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku
bunga yang berlaku tetapi menurut prinsip bagi hasil. Dengan demikian bank
syariah dapat menjalankan kegiatannya dengan baik seiring terjadinya tingkat
suku bunga yang meningkat, sehingga perbankan syariah mampu menyediakan
modal investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah dari bank
konvensional kepada masyarakat.
Untuk mensiasati perkembangan perbankan syariah di masa mendatang,
pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan,
diantaranya UU No. 7 tahun 1992 dan diamandemen dengan UU No. 10 tahun
1998. Dan pada tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat
pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, yang terbit pada 16 Juli 2008, pengembangan industri
perbankan syariah nasional makin memiliki landasan hukum yang memadai
dan akan mendorong pertumbuhannya dengan pesat. Dengan progres
perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset
lebih dari 65 persen per tahun dalam lima tahun terakhir, diharapkan peran
industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan
semakin signifikan.
4
Menurut Ghofur perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan
nasional memiliki peran yang tidak berbeda dengan bank konvensional lainnya.
Selain sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional, bank
syariah memiliki peran untuk menyalurkan dana dari nasabah yang berlebihan
kepada nasabah yang membutuhkan dana secara efektif dan efisien. Efektif
lebih memiliki arti sebagai ketepatan pemberian pembiayaan kepada pihak
yang membutuhkan, sedangkan efisien lebih memiliki arti kesesuaian hasil
antara input yang digunakan dan output yang dihasilkan. (Atmawardhana,
2006;5)
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia menyatakan bahwa pada
Desember 2010 aset perbankan syariah di Indonesia adalah Rp 100,258 Milyar.
Total aset tersebut hanya 3,28 persen dari total aset perbankan nasional yang
sudah mencapai Rp 3.054.595 Milyar. Pada triwulan IV 2011 aset perbankan
syariah naik 35,55 persen dengan nilai Rp 135,9 triliun. Itu berarti, aset
perbankan syariah mencapai 3,9 persen dari total aset perbankan nasional.
Sebelumnya, BI menargetkan aset perbankan syariah Indonesia mencapai Rp
200 triliun hingga akhir 2012.
Boediono mengatakan posisi nilai aset perbankan syariah Indonesia per
akhir tahun 2011 menduduki peringkat keempat terbesar di dunia setelah Iran,
Malaysia dan Arab Saudi. Menurut Boediono, pertumbuhan perbankan syariah
di Indonesia (40 persen) lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan bank syariah di
dunia (10-15 persen).
5
Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011 menyatakan
Indonesia menduduki peringkat keempat negara yang memiliki potensi dan
kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran,
Malaysia dan Arab Saudi. Dengan tingkat pertumbuhan yang sangat pesat
(40,2 persen dari tahun 2007-2011), bahkan lebih tinggi dibanding rata-rata
pertumbuhan aset perbankan secara keseluruhan (hanya sebesar 16,7 persen),
maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam
beberapa tahun ke depan. Optimisme ini sejalan dengan laju ekspansi
kelembagaan, ditambah volume penerbitan sukuk yang terus meningkat.
Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pelopor dan
kiblat pengembangan keuangan syariah.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Nasional
Tahun 2010-2012
Jenis Perbankan Syariah 2010 2011 2012
Bank Umum Syariah
1. Jumlah Bank 11 11 11
2. Jumlah Kantor 1.215 1.401 1.745
Unit Usaha Syariah
1. Jumlah Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS 23 24 24
2. Jumlah Kantor 262 336 517
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
1. Jumlah Bank 150 155 158
2. Jumlah Kantor 286 364 401
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012
6
Perkembangan jaringan perbankan syariah yang semakin luas
menunjukkan peran perbankan syariah semakin besar untuk pembangunan
ekonomi rakyat di Indonesia. Perbankan syariah mempunyai harapan agar
tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya financial inclusion.
Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah, yakni pengentasan
kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Optimisme ini dibangun berlandaskan beberapa faktor. Pertama, bank
syariah lebih dekat dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan,
khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di
sektor riil, sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif
(gharar), sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji
ketangguhannya dari direct hit krisi keuangan global. Secara makro, perbankan
syariah dapat memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem
keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga, sistem bagi hasill (profit-loss
sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa manfaat yang
lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha
selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana.
Industri perbankan syariah di tahun 2012 telah mempunyai jaringan
sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan
155 BPRS dengan total jaringan kantor mencapai 2.380 kantor yang tersebar
hampir di seluruh penjuru Nusantara. Total aset perbankan syariah mencapai
Rp 149,3 triliun (BUS dan UUS Rp 145,6 triliun dan BPRS Rp 3,7 trilliun)
7
atau tumbuh sebesar 51,1 persen dari posisi tahun sebelumnya. Maka layak
jika kemudian industri perbankan syariah dinamakan sebagai “the fastest
growing industry”.
Dengan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah
dalam menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah
sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia, memiliki peran yang sama
dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan. Oleh karenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik
lagi bagi perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi industri
perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki
ketahanan dalam menghadapi risiko.
Kinerja suatu perbankan pada umumnya dikaitkan dengan kemampuan
pihak manajemen dalam mengelolanya secara baik dan benar untuk
menghasilkan tingkat keuntungan tertentu. Namun menghasilkan keuntungan
yang besar saja tidak cukup dalam mengelola industri perbankan. Kinerja yang
baik pada umumnya dikaitkan dengan efisiensi dalam mengelola sumber daya
yang ada dengan segala keterbatasannya untuk menghasilkan output dengan
jumlah yang tetap dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Kemampuan
menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran
kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank
dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal
dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum
8
dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan
output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian.
Tecles & Tabak (2010) menyatakan bahwa pengukuran efisiensi
perbankan merupakan alat bagi para manajemen dan pengambil keputusan
untuk meningkatkan kinerja bank, menyediakan informasi terkait internal
maupun eksternal bank yang berhubungan dengan keuntungan efisiensi. Endri
(2008), efisiensi bagi industri perbankan merupakan aspek yang paling penting
diperhatikan untuk mewujudkan suatu kinerja keuangan yang sehat dan
berkelanjutan (sustainable).
Tabel 1.2
Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012
Indikator Kerja Tahun
2010 2011 2012
Aset (miliar) 97.519 145.467 195.018
DPK (Dana Pihak Ketiga)(miliar) 76.086 115.415 147.512
Pembiayaan (miliar) 68.181 102.655 147.512
FDR (Financing to Deposit Ratio)(persen) 89.67 88.94 100
NPF (Non-Performing Financing)(persen) 3.02 2.52 2.22
ROA (Return On Asset)(persen) 1.67 1.79 2.14
ROE (Return On Equity)(persen) 17.58 15.73 24.06
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012, diolah
Keterangan : *) Data meliputi BUS dan UUS (tidak termasuk BPRS)
Penelitian untuk mengukur efisiensi bank di Indonesia telah berkembang
kurang lebih sejak 8 tahun yang lalu. Salah satunya dilakukan Bank Indonesia
oleh Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Dhaniel Ilyas dan Eugenia
Mardanugraha dengan menggunakan pendekatan non-parametrik Data
Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi perbankan setelah
9
merger. Hadad, Santoso, Ilyas & Mardanugraha (2003) menyatakan bahwa
penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan
DEA dapat memperoleh hasil yang akurat dibandingkan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Salah satu alasan melakukan penelitian tersebut di
Indonesia adalah untuk menilai kinerja perbankan yang disebabkan
meningkatnya persaingan industri perbankan di Indonesia.
Hayes (1997) memberikan pernyataan yang sangat positif dan objective
atas keunggulan prinsip-prinsip bank Syariah. Ia mengkritisi masyarakat AS
yang larut dalam bunga (riba). Ia mencatat empat hal pokok yang dijadikan
konsiderasi dalam membangun sistem ekonomi syariah. Pertama kontrak
(akad) harus adil dan nyata, tak ada hubungan bisnis yang hirarki. Kedua, tidak
adanya unsur spekulasi. “They don’t like gambling”. Ketiga, tidak adanya
unsur bunga (riba). Keempat, tidak dikenal sistem „penalti‟ bila rekanan bisnis
memang benar-benar bangkrut.
Berger, et al (1993) dalam Nurul Komaryatin (2006), mengatakan jika
terjadi perubahan struktur keuangan yang cepat maka penting mengidentifikasi
efisiensi biaya dan pendapatan. Bank yang lebih efisien diharapkan akan
mendapatkan keuntungan yang optimal, dana pinjaman yang lebih banyak dan
kualitas pelayanan yang lebih baik pada nasabah.
Mengukur efisiensi suatu organisasi seperti bank bukanlah perkara yang
mudah. Kendala dalam pengukuran efisiensi menurut Shafer dan Terry (2002)
disebabkan oleh beberapa faktor :
10
1. Organisasi bank merupakan suatu kumpulan berbagai ragam perilaku
ataupun sumber daya yang kompleks. Oleh karena itu sulit untuk
memperoleh ukuran efisiensi organisasi bank yang absolut. Kondisi ini
akan mengarah penggunaan nilai efisiensi relatif (perbandingan atas
penggunaan sumber daya/inputs untuk mendapatkan suau hasil/output dari
sebuah organiasi bank dibandingkan dengan nilai efisiensi relatif
organisasi bank lain yang sejenis) menggantikan nilai absolut tersebut.
2. Organisasi bank tersusun dari proses transformasi yang multidimensional
dimana selalu banyak input yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
banyak output pula.
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari
satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien
menurut Syafaroedin Sabar (1989) :
1. Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan
menghasilkan jumlah output yang sama.
2. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah
output yang lebih besar.
Haddad, Muliaman D. (2003), menuturkan bahwa pengukuran efisiensi di
dalam dunia perbankan merupakan salah satu indikator penting di dalam
mengukur kinerja perbankan. Pengukuran efisiensi di dalam dunia perbankan
banyak digunakan dalam menilai kinerja perbankan. Sebagaimana halnya
11
dengan jenis perusahaan yang lain, prinsip efisiensi ini penting untuk
diperhatikan di dalam dunia perbankan.
Astiyah S. Dan Husman A. (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank
bukan hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana
penting untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan
yang efisien diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan
moneter, sehingga kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran.
Kata efisiensi sendiri dapat diartikan sebagai rasio antara output dengan
input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu: (1) apabila dengan
input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; (2) input yang
lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama; dan (3) dengan input yang
lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi (Iswardono S.P.
dan Darmawan, 2000).
Menurut Akhmad Syakir Kurnia (2004) dalam beberapa pengukuran
efisiensi perbankan ada dua pendekatan yang biasa digunakan yaitu pendekatan
produksi dan pendekatan intermediasi. Dalam pendekatan produksi, bank
ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan usaha
menghasilkan output berupa jasa simpanan kepada nasabah penyimpan
maupun jasa pinjaman kepada nasabah peminjam dengan menggunakan
seluruh input yang ada. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi, bank
ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan transformasi
berbagai bentuk dana yang dihimpun ke dalam berbagai bentuk pinjaman.
Konsekuensi adanya dua pendekatan dalam mengukur efisiensi bank adalah
12
perbedaan dalam menentukan input dan output. Penentuan input dan output
yang paling menonjol antara pendekatan produksi dengan pendekatan
intermediasi adalah dalam melakukan simpanan. Dalam pendekatan produksi
simpanan digunakan sebagai output, karena simpanan merupakan jasa yang
dihasikan (diproduksi) melalui kegiatan bank. Sedangkan dalam pendekatan
intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input karena dari simpanan yang
dihimpun bank akan mentransformasikannya ke dalam berbagai bentuk asset
yang mennghasilkan, terutama pinjaman yang diberikan.
Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003)
menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih
tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary.
Wade D. Cook, Moez Hababbou and Gordon S. Robert (2000) di Tunisia
memakai pendekatan intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan
adalah DEA dan Regresi. Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing
lebih efisien dan semakin tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien,
begitu juga banknya semakin besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah
dan swasta mempunyai perbedaan efisiensi bank.
Suswandi (2007) meneliti efisiensi perbankan syariah dengan
menggunakan metode Stochastic Frontier Approach. Obyek penelitian
Suswandi adalah bank yang menganut prinsip syariah baik itu Bank Umum
Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia selama periode
Januari 2003 sampai Desember 2006 menyatakan bahwa selama periode
13
Januari 2003 sampai dengan Desember 2006 perbankan syariah di Indonesia
telah mengalami efisiensi rata-rata perbulan sebesar 94,37% setiap tahun.
Efisiensi rata-rata paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 98,29%
dan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 90,12%. Secara umum
efisiensi perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan, tetapi untuk
beberapa bulan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan antara lain :
bulan April 2003, Juni 2004, Oktober 2005, Maret 2006, Juli 2006 dan Oktober
2006. Hasil penelitiannya ini menunjukkan bahwa Perbankan Syariah hanya
mengalami efisiensi satu kali periode saja yaitu pada periode Desember 2006,
sedangkan pada periode lain mengalami ketidakefisienan. Secara umum, hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbankan syariah masih belum mengalami
efisien.
Pada kenyataan tersebut terjadi permasalahan bahwa secara rata-rata
efisiensi perbankan syariah tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami
efisiensi) dan hanya sedikit periode yang mencapai efisiensi 100% sehingga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur nilai efisiensi
perbankan syariah serta bagaimana rekomendasi dari penelitian ini agar
perbankan syariah mencapai efisiensi 100%.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menganalisis tingkat
efisiensi yang dicapai oleh perbankan syariah di Indonesia. Ada beberapa hal
yang mendorong untuk melakukan penelitian ini, yaitu : (1) Pada umumnya,
penelitian mengenai efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini masih
cenderung terfokus pada perbankan konvensional; (2) Selain itu, pengukuran
14
kinerja perbankan yang digunakan umumnya cenderung menilai dari
pengukuran tingkat kesehatan bank dengan pendekatan konsep CAMELS; dan
(3) Penelitian ini sebagai upaya pengembangan penelitian-penelitian yang telah
ada tentang efisiensi perbankan, khususnya perbankan syariah.
Penelitian ini juga diarahkan untuk menganalisis mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan syariah. Hal tersebut
didasari oleh beberapa kajian penelitian dan pendapat mengenai faktor yang
dapat mempengaruhi efisiensi perbankan, diantaranya oleh Rangan et.al (1988)
menyatakan melalui hasil penelitiannya bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat efisiensi sebuah perbankan adalah ukuran bank (yang
dinilai berdasarkan nilai asetnya). Rangan menyatakan bahwa ukuran bank
berpengaruh positif terhadap efisiensi. Artinya semakin besar suatu bank, akan
semakin efisien, karena bank dapat memaksimalkan skala dan cakupan
ekonomisnya. (Dalam Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009:51)
Beberapa penelitian terkait efisiensi dan hubungannya dengan kinerja
efisiensi telah dilakukan di beberapa negara, seperti Malhotra & Poteau (2012)
yang melakukan penelitian efisiensi bank-bank di India. Hasilnya
menunjukkan bank-bank mana yang tidak efisien dan bagaimana bank-bank
tersebut dapat meningkatkan kinerja agar dapat sejajar dengan bank-bank
lainnya yang efisien. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Mostafa (2011)
melakukan penelitian pada bank-bank di kuwait. Hasil menunjukkan bahwa
kinerja beberapa bank yang sub-optimal menunjukkan adanya potensi
perbaikan yang signifikan, dengan cara menggunakan sumber daya yang ada
15
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun penelitian Sufian & Noor
(2009) menggunakan DEA dan Regresi Tobit untuk menguji efisiensi bank
syariah di 16 negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) dan negara-
negara Asia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bank syariah
Timur Tengah dan Afrika Utara lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah
di negara-negara Asia. Peneliti juga mengemukakan adanya hubungan positif
antara efisiensi perbankan dengan intensitas pinjaman, pengukuran dan
profitabilitas.
Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
penelitian ini akan dilakukan dengan judul “Analisis Efisiensi Perbankan
Syariah di Indonesia periode 2010-2012 dengan Menggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA)” (Studi kasus pada Bank Muamalat, Bank Mega
Syariah dan BRI Syariah).
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dimaksudkan untuk menunjukkan inti masalah yang
akan diteliti sehingga mudah dipahami secara jelas dan tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu jauh dari masalah sebenarnya. Berdasarkan dari
penelitian terdahulu terlihat bahwa secara rata-rata efisiensi perbankan syariah
tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami efisiensi) dan hanya sedikit
yang mengalami periode efisiensi sebesar 100%, padahal perbankan syariah
sebagai lembaga keuangan yang berkembang di Indonesia untuk memiliki
kinerja yang baik dengan mengalami efisiensi sebesar 100%. Dari
16
permasalahan yang dikemukakan diatas, maka masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat efisiensi pada Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan
BRI Syariah pada tahun 2010-2012 ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab ketidakefisienan pada Bank Muamalat,
Bank Mega Syariah dan BRI Syariah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1) Menganalisis efisiensi ketiga bank syariah di Indonesia melalui input-output
perbankan syariah tersebut.
2) Menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan nilai efisiensi ketiga bank
syariah di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti maupun tempat atau perusahaan yang menjadi objek penelitian. Oleh
karena itu, terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi
dan referensi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, terutama
penelitian yang mengukur tingkat efisiensi bank. Penelitian ini juga
17
diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian dengan menggunakan objek penelitian dan variabel
yang berbeda.
2. Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
penngetahuan mengenai kegunaan pendekatan Data Envelopment Analysis
(DEA) dalam mengukur tingkat efisiensi bank.
3. Bagi regulator ataupun instansi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang bank. Selain itu, hasil
penelitian ini juga diharapkan akan memberikan informasi kepada
pengguna jasa bank ataupun manajemen perusahaan mengenai variabel-
variabel yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi sebuah bank,
sehingga variabel ini akan lebih diperhatikan penggunaannya.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Karakterisitik Dasar Perbankan Syariah
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2004 : 1).
Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan
dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan
imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil (Susilo, 2000 :
110).
Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah
Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam, yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-
ketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip
syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat
secara Islam.
19
Dalam tata cara bermuamalat ini menghindari praktek yang dikhawatirkan
mengandung unsur riba dan diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar
bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Muhammad, 2004 : 1).
Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi
Islam dengan karakteristik, yakni :
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif
e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak menerapkan
sistem bunga seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil.
Hal ini sesuai dengan fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 yang
menggolongkan bunga bank termasuk riba dan menurut Al-Qur’an riba adalah
haram.
B. Pendekatan Struktural dalam Menilai Performance Bank
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari
satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien
menurut Ida (2006) : (1) Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain
dengan menghasilkan jumlah output yang sama, (2) Menggunakan jumlah unit
20
input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Input
dan output pada perbankan syariah dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1
Sistem Operasional Bank Syariah
Modal
Zakat
Zakat
Marjin Administrasi
Keuntungan Bagi Hasil
Sumber : Muhammad, Sistem & Prosedural Operasional Bank Syariah, 2005;4
Dari gambar 2.1 diatas dapat diketahui bahwa input pada perbankan
syariah terdiri dari tiga pihak. Dana pihak pertama adalah berasal dari dana
yang berasal dari para pemodal, pemegang saham. Dana pihak kedua adalah
dana yang berasal dari pinjaman lembaga keuangan (bank dan bukan bank),
PENDIRI
BANK SYARIAH
BAGI HASIL
Nasabah
Wadiah
Mudharabah
Wakalah/
Kafalah
Dept.
Financing BAGI HASIL
-Ba’i Bithaman Ajil
-Murabahah
-Ijarah
Qardul
Hasan
Pembiayaan
Sosial
Equity
Financing
-Musyarakah
-Mudharabah
21
pinjaman dari Bank Indonesia. Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari
dana simpanan, tabungan dan deposito. Setelah input bank tersedia, selanjutnya
bank syariah dapat menghasilkan output. Output tersebut berupa penyaluran
dana kepada pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan, kredit dan
jasa.
Terdapat bermacam-macam definisi konseptualisasi pendekatan dalam
mendefinisikan input dan output dalam membentuk sebuah model efisiensi
yang tepat. Muliaman D. Hadad, dkk (2003) mengatakan bahwa ada tiga cara
dalam mendefinisikan output-output finansial dari sebuah lembaga finansial,
yaitu pendekatan Asset/Intermediary Approach (output nya adalah kredit
pinjaman yang dikeluarkan bank dan aset-aset lainnya), pendekatan User Cost
(output yang mempunyai kontribusi terhadap pendapatan bersih), dan
pendekatan Value Added (output yang mempunyai kontribusi terhadap value
added).
Intermediary Approach adalah penentuan variabel input dan variabel
output dengan memperhatikan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. User
Cost adalah penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan
fungsi bank sebagai penentu harga dipasar perbankan, dan Value Added adalah
penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan tujuan bank
untuk menghasilkan nilai tambah (keuntungan) yang maksimal.
Dengan menganggap hal lainnya tidak berubah (Ceteris Paribus), dan
dengan nilai margin tertentu dari tingkat bunga yang dibayarkan pada deposit
dan aset atau kewajiban finansial lainnya, sebuah gabungan kredit yang
22
meningkatkan tingkat deposit akan meningkatkan produksi bersih nilai tambah
dari lembaga finansial tersebut, dimana kekuatan yang merubah pembelian
dana-dana inter-bank akan mengurangi produksi bersih nilai tambahnya.
Pembahasan mengenai efisiensi relatif bermula dari sebuah konsep yang
menjelaskan bahwa sebuah garis batas produksi (production frontier) adalah
sebuah hubungan teknologi yang menggambarkan output maksimum yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang efisien dari berbagai penggunaan
kombinasi input dalam beberapa periode (Arafat, 2006). Efisiensi dapat
ditinjau dari dua sisi yaitu efisiensi alokasi atau harga (allocative efficiency)
dan efisiensi teknik (technical efficiency)(Agus, 2002). Efisiensi alokasi
merupakan kemampuan dalam memperhitungkan tingkat nilai produk marjinal
(marginal value product) dari biaya marjinal (marginal cost). Sedangkan
efisiensi teknik merupakan kapasitas produksi unit kegiatan ekonomi (UKE)
untuk memproduksi tingkat output yang maksimum dari input-input dan
teknologi yang tetap.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat
efisiensi bank, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik. Dengan
menggunakan pendekatan parametrik maupun non parametrik, tujuan dari
penelitian mengenai efisiensi perbankan adalah untuk memperoleh suatu
frontier yang akurat. Namun kedua metode tersebut menggunakan pendekatan
yang berbeda untuk mencapai tujuan ini. Pendekatan parametrik menghasilkan
Stochastic Cost Frontier sedangkan pendekatan non parametrik menghasilkan
Production Frontier.
23
Setiap prosedur memiliki keuntungan dan kelebihan tersendiri. Prosedur
parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang
akurat untuk harga input dan variabel exogen lainnya. Pengetahuan mengenai
bentuk fungsi yang tepat dari frontier dan struktur dari on-sided error (jika
digunakan), dan ukuran sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan
kesimpulan secara statistika (Statistical Inferences). Pendekatan non
parametrik tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga
antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang
ekstrim dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisienan. Dengan
demikian, pendekatan non parametrik dapat digunakan untuk mengukur
inefisiensi secara lebih umum.
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan sebuah metode
non-parametric yang menggunakan model program linier untuk menghitung
perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan.
Metode ini diketahui untuk pertama kali oleh Charnes, Cooper dan Rhodes
(CCR) melalui papernya yang dipublikasikan oleh European Journal of
Operation Research pada tahun 1978. Paper CCR tersebut
mengoperasionalkan dan mengembangkan gagasan Farrel (1957). Sejak tahun
1978, teori dan aplikasi DEA telah berkembang sangat pesat. Salah satu faktor
pendorong dari perkembangan yang pesat tersebut bahwa DEA berhasil
menciptakan kondisi saling mendukung yang dinamis antara teori dan aplikasi.
Metode ini tidak memerlukan fungsi produksi dan hasil perhitungannya disebut
nilai efisiensi relatif.
24
Konsep awal dari Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) mengetengahkan
sebuah model yang berorientasi pada input berdasarkan asumsi constant return
to scale (CRS). Asumsi CRS menyatakan bahwa asumsi ini hanya sesuai untuk
kondisi dimana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Padahal terdapat
beberapa faktor yang bisa mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada
skala optimal, misalnya kondisi persaingan tidak sempurna (imperfect
competition) dan hambatan-hambatan keuangan. Jika asumsi CRS tetap
digunakan untuk DMU yang tidak beroperasi pada skala optimal maka akan
terjadi ketidakjelasan karena technical efficiency akan menyatu dengan scale
efficiency. Dengan adanya kelemahan pada asumsi CRS maka muncul asumsi
alternatif yaitu variable return to scale (VRS) yang dipublikasikan pertama
kali oleh Banker, Charnes dan Cooper (BCC) pada tahun 1984.
Perbedaan utama antara CRS (model CCR) dan VRS (model BCC), yaitu
model pertama yang menghasilkan evaluasi terhadap overall efficiency,
sedangkan model kedua dapat memisahkan technical efficiency dengan scale
efficiency. Penggunaan model CCR dianggap sudah memenuhi skala optimal,
sedangkan penggunaan model BCC dimaksudkan untuk menutupi kelemahan
model CCR dalam hal terdapat DMU yang diteliti tidak beroperasi pada skala
optimal.
Metode DEA merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi bank. Dengan menggunakan metode DEA maka
pengukuran tingkat efisiensi relatif suatu bank dapat diperoleh. Dalam
mengukur efisiensi DEA mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai
25
referensi yang dapat membantu mencari penyebab dan memberi solusi dari
ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial
(Hadad et.al.,2003). Metode ini juga dapat mengidentifikasi bank mana yang
telah mencapai tingkat efisiensi yang paling tinggi sehingga dapat digunakan
sebagai acuan bagi bank yang kurang efisien. metode DEA juga memberikan
informasi potensi peningkatan penggunaan sumber daya yang dimilki bank
yang kurang efisien.
Dalam penelitian efisiensi lembaga perbankan terdapat dua kelompok
variabel yang harus dilakukan secara tepat yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi, kelompok pertama yaitu variabel-variabel input
dan output. Sedangkan kelompok kedua adalah variabel-variabel penjelas
(explanatory variables) yang akan digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank. Pada bagian
ini dikemukakan mengenai variabel-variabel penilaian tingkat efisiensi yang
digunakan dalam studi-studi terdahulu.
Adanya perbedaan mengenai definisi input dan output bank disebabkan
adanya dua bentuk pendekatan yang berbeda dalam melihat fungsi bank, yaitu
“pendekatan produksi” (production approach) dan pendekatan intermediasi
(intermediation approach). Menurut pandangan pendekatan produksi, bank
memberikan pelayanan kepada nasabah dengan cara mengadministrasikan
transaksi keuangan nasabah, memelihara deposit nasabah (seperti giro,
tabungan dan deposito), memberikan pinjaman, dan mengelola berbagai aset
keuangan lainnya. Semua bentuk pelayanan ini dipandang sebagai output,
26
termasuk didalamnya jasa pemeliharaan berbagai jenis rekening deposit
nasabah (Berg et al., 1992; Berg et al., 1993; Parson et al., 1993; dan Schaffnit
et al., 1997). Sedangkan menurut pandangan pendekatan intermediasi fungsi
utama bank adalah menerima deposit dari masyarakat dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Berkaitan hal ini maka labor,
materials, dan deposit dipandang sebagai input sedangkan outputnya adalah
pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan pendapatan, yaitu
berbagai bentuk pelayanan bank (banking services) yang menghasilkan fee atau
komisi (Mester, 1997)
C. Konsep Efisiensi
Kinerja merupakan status organisasi secara keseluruhan dibanding
pesaingnya, atau terhadap suatu sandar, baik internal maupun standar eksternal.
Kinerja organisasi bersifat multidimensional, oleh sebab itu harus ditentukan
atas dasar berbagai profil ukuran. Profil ukuran yang populer antara lain :
ekonomi, efektivitas dan efisiensi. Penelitian ini memfokuskan pada
pengukuran efisiensi (Suseno : 2008).
Konsep efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir dari konsep
ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapat didefinisikan
dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Pada umumnya, efisiensi dapat
diarahkan kepada sebuah konsep tentang pencapaian suatu hasil dengan
penggunaan sumber daya secara optimal. Di dalam Karim (2006), dibahasakan
bahwa “Efficient is doing the things right”, yang berarti bahwa melakukan
segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.
27
Menurut Necmi K Avkiran, pengertian yang sangat dasar, efisiensi dapat
didefinisikan sebagai “doing things the right way”. Namun, definisi yang lebih
scientific mengartikan efisiensi sebagai “maximising a desired outcome with
given resources”. Definisi efisiensi yang biasa diketahui adalah rasio output
terhadap input. Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro,
yaitu teori produsen dan teori konsumen, teori produsen menyebutkan bahwa
produsen cenderung memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya.
Sedangkan di sisi lain, teori konsumen menyebutkan bahwa konsumen
cenderung memaksimumkan utilitasnya atau tingkat kepuasannya (Indrawati,
2009 : 15)
Efisiensi merupakan rasio antara output dan input, dan perbandingan
antara masukan dan keluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan masukan
serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan tergantung dari
tujuan penggunaan tolak ukur tersebut. Huri dan Indah (2004) menjelaskan
bahwa efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari
satu input yang digunakan.
Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari (2003), ada 3 faktor
yang mempengaruhi efisiensi sebagai berikut :
a. Input yang sama menghasilkan output yang lebih besar.
b. Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama.
c. Input yang besar menghasilkan output yang lebih besar.
28
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan, menurut
Adrian (2009) ada empat faktor yaitu :
a. Efisiensi karena arbitrase ekonomi.
b. Efisiensi karena ketepatan penilaian dasar aset-asetnya.
c. Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi risiko
yang akan muncul.
d. Efisiensi karena berkaitan erat dengan mekanisme pembayaran yang
dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan.
Di dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum mengenai efisiensi, yakni
efisiensi yang ditinjau dari konsep ekonomi (economic concept) dan efisiensi
yang ditinjau dari konsep produksi (production concept). Efisiensi yang
ditinjau dengan konsep ekonomi mempunyai cakupan lebih luas yang ditinjau
dari segi makro, sementara itu efisiensi dari sudut pandang produksi melihat
dari sudut pandang mikro.
Efisiensi dalam konsep produksi terbatas pada melihat hubungan teknis
dan operasional dalam suatu proses produksi, yaitu konversi input menjadi
output. (Walter 1995 & Lestari, 2009). Sedangkan efisiensi ekonomi melihat
secara luas pada pengalokasian sumber-sumber daya di dalam suatu
perekonomian yang mendatangkan kesejahteraan di dalam masyarakat.
(Sadono : 2008)
Menurut Arthur (2011) efisiensi dalam konsep ekonomi merujuk pada
sejumlah konsep yang terkait pada penggunaan, pemaksimalan serta
29
pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa.
Penggunaan sumber-sumber daya bisa dikatakan efisien apabila : (1) Seluruh
sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan; (2) Corak
penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi
corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuran bagi
masyarakat/individu. (Sadono : 2008)
Sementara itu, efisiensi di dalam konsep produksi cenderung menilai
secara teknis dan operasional, sehingga efisiensi di dalam konsep produksi
umumnya dilihat dari sudut pandang teknis dan biaya. Menurut Sukirno
(2008), di dalam proses produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif :
a) Efisiensi Produktif, adalah menilai efisiensi di dalam tahapan produksi.
Penilaian efisiensi produktif dapat dilihat dari sisi biaya. Untuk mencapai
efisiensi produktif ini harus dipenuhi dua syarat. Pertama, untuk setiap
tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum.
Kedua, perusahaan atau industri secara keseluruhan harus
memproduksikan barang pada biaya rata-rata yang paling rendah.
b) Sedangkan Efisiensi Alokatif, menilai efisiensi secara teknis di dalam
proses produksi, yakni dari segi pengalokasian sumber-sumber daya
tersebut ke berbagai kegiatan ekonomi/produksi telah mencapai tingkat
yang maksimum/optimum.
30
1. Efisiensi Teknis
Menurut Dinc dan Haynes (1999) (dalam Komaryatin: 2006), efisiensi
merupakan kriteria dalam menentukan seberapa besar input yang digunakan
untuk menghasilkan output yang diinginkan. Efisiensi artinya melaksanakan
dan menghasilkan segala sesuatu dengan tepat, serta efisiensi juga merupakan
perbandingan antara sumber-sumber yang digunakan dengan output yang
dihasilkan (Kurtz dan Boone, 1984).
Steers, Ungson dan Mowday (1985), mendefinisikan bahwa efisiensi
adalah sebuah ukuran akan seberapa besar dan seberapa banyak masukan
(input) seperti bahan mentah, modal dan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil yang ditargetkan, seperti memenuhi tingkat
produksi tertentu. Beberapa faktor yang ikut menentukan keefisienan sebuah
perusahaan seperti biaya tenaga kerja, produktivitas pekerja, biaya bahan
mentah dan kemajuan teknologi yang dimiliki.
Suatu unit kegiatan ekonomi dikatakan efisien secara teknis apabila
menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau
memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang
minimal. Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari : 2009, ada tiga
kondisi dapat dikatakan tercapainya efisiensi, yakni : (a) Apabila dengan
menggunakan input yang sama, dapat menghasilkan output yang lebih besar;
31
(b) atau dengan menggunakan input yang lebih kecil bisa menghasilkan output
yang sama; dan (c) dengan menggunakan input yang besar menghasilkan pula
output yang lebih besar.
Suatu perusahaan dapat dinilai efisien apabila menggunakan jumlah
unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah unit input yang
dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau
bahkan dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Suseno, 2008)
2. Efisiensi Biaya
Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana
penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah
yang mungkin dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber
ekonomi pada penggunaan yang paling bernilai.
Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisien ketika
perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis.
Sukirno (2008) menyatakan bahwa sebuah perusahaan dikatakan mencapai
skala ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi
rata-rata menjadi semakin rendah.
Skala ekonomis dapat tercapai ketika output dapat digandakan dengan
biaya (cost per unit) kurang dari dua kali lipat atau perusahaan yang
memproduksi dalam skala ekonomis, ketika setiap adanya tambahan produksi,
biaya produksi justru semakin menurun, sehingga pada akhirnya membawa
pada kondisi yang efisien. (Pindyck, Robert S. dan Rubinfeld, 2007)
32
Menurut Sugiarto, dkk (2005) skala ekonomi suatu perusahaan tercermin
dengan penurunan biaya produksi (input) sejalan dengan kenaikan jumlah
produksinya (output). Sebaliknya, perusahaan akan memproduksi dalam skala
yang tidak ekonomis ketika setiap kenaikan jumlah outputnya menyebabkan
biaya yang semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan
menggunakan kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC). Skala ekonomis
tercapai ketika kurva LRAC menurun hingga titik minimum, sedangkan skala
tidak ekonomis (dis-economis) terjadi ketika kurva LRAC menanjak naik.
Perusahaan yang melakukan kegiatan produksinya pada skala produksi
yang ekonomis akan senantiasa berada dalam kondisi yang efisien, sebab
kegiatan produksi dilakukan dengan biaya yang rendah. Hal ini sangat
tergantung dari kemampuan dan usaha perusahaan untuk mencapai kondisi
tersebut.
Beberapa faktor penting yang dapat menimbulkan skala ekonomi (Sadono:
2008), yaitu :
a) Spesialisasi faktor-faktor produksi
Spesialisasi dilakukan dengan cara melakukan pembagian unit-unit kerja
kedalam bidang-bidang tertentu secara khusus. Dengan dilakukannya
spesialisasi, produktivitas pekerja akan meningkat, karena pekerjaan
dilakukan masing-masing secara khusus, dibanding dengan perusahaan
yang tidak melakukan spesialisasi, dimana pekerjanya harus menjalankan
beberapa tugas.
33
Perusahaan yang melakukan spesialisasi akan memproduksi dalam skala
yang ekonomis (disamping spesialisasi menurunkan biaya per unit),
dibanding dengan perusahaan yang tidak melakukan spesialisasi, walaupun
biaya yang dikeluarkan oleh kedua perusahaan sama, akan tetapi
perusahaan yang melakukan spesialisasi masih bisa berada di dalam skala
ekonomis, karena produktivitas yang lebih tinggi.
b) Penambahan kapasitas produksi (skala usaha)
Menurut Sukirno (2008), produksi yang semakin tinggi menyebabkan
perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini
akan menyebabkan kegiatan memproduksi semakin bertambah efisien.
Paling tidak, ada beberapa alasan, yakni: (a) biaya input yang semakin
murah. Makin tinggi produksi, makin banyak input yang digunakan,
seperti bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Harga dari barang-barang
tersebut akan menjadi murah apabila pembelian dalam kapasitas yang
banyak; kemudian (b) penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia
lebih optimal. Terkadang produksi dalam kapasitas yang lebih kecil
adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste), sehingga hal
tersebut tidak efisien. Namun ketika memproduksi dengan kapasitas yang
besar maka penggunaan bahan-bahan input dapat lebih optimal.
c) Penggunaan teknologi (mekanisasi), yang menggantikan penggunaan jasa
manusia, sehingga permintaan terhadap tenaga manusia berkurang yang
kemudian akan menyebabkan biaya input yang harus dikeluarkan akan
berkurang pula.
34
3. Pengukuran Efisiensi
a. Pendekatan Teknis
Efisiensi teknis merupakan suatu ukuran yang membandingkan antara
keluaran (output) dan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari
sejumlah input yang digunakan (Suseno,2008). Efisiensi merupakan
perbandingan antara output dan input yang berhubungan dengan tercapainya
output maksimum dengan sejumlah input tertentu, yang berarti jika rasio output-
input semakin besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. (Shone Rinald,
1981 dalam Komaryatin: 2006)
b. Pendekatan Biaya
Efisiensi dengan pendekatan biaya adalah mengukur sejauh mana biaya
yang dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau perusahaan untuk mendapatkan
hasil (keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga dapat dibuat perbandingan
diantara kedua variable tersebut. Dalam Sumarjono (2004), efisiensi akan
tercapai ketika pendapatan marjinal = biaya marjinal.
Kusnadi, dkk (1999) menuturkan bahwa perusahaan akan mengalami
kondisi yang tidak efisien ketika biaya marjinal untuk menambah hasil produksi
sudah lebih besar dari pendapatan marjinalnya (MC>MR). sehingga ketika
memproduksi dengan tambahan biaya yang semakin besar akan memperkecil
keuntungan (laba perusahaan).
35
Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana
penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah yang
mungki dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber ekonomi
pada penggunaan yang paling bernilai (Taswan, 2006).
Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisiensi ketika
perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis.
4. Konsep Efisiensi Perbankan
a. Teori Efisiensi Bank
Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan
penting dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu indikatornya
adalah efisiensi. Tingkat efisiensi yang dicapai merupakan cerminan dari
kualitas kinerja yang baik. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal
dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.
Menurut Hadad (2003), pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank
dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal
dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum
dengan tingkat output tertentu.
Aspek penting lainnya dalam pencapaian efisiensi perbankan adalah melalui
penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi. Menurut Mulyono
(1999) efisiensi dalam dunia perbankan mencakup penilaian efisiensi usaha dan
36
efisiensi biaya. Efisiensi usaha menilai bagaimana aktivitas yang dilaksanakan
oleh sebuah bank mampu menghasilkan target yang ingin dicapai, sedangkan
efisiensi biaya menilai seberapa besar pengeluaran biaya yang digunakan oleh
sebuah bank untuk melaksanakan aktivitas usahanya. (Sulistyoningsih, 2006; 21)
Berger dan Mester (2006) dalam Suseno (2008; 35), memandang efisiensi
perbankan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan
dari sisi keuntungan (profit efficiency). Dilihat dari sisi biaya (cost efficiency),
sebuah bank dinilai dengan diabndingkan dengan bank yang memiliki biaya
beroperasi terbaik (best practice bank’s cost) yang menghasilkan output yang
sama dan teknologi yang sama. Sementara dari sisi keuntungan (profit
efficiency), mengukur tingkat efisiensi dari kemampuan sebuah bank dalam
menghasilkan laba/keuntungan pada setiap unit input yang digunakan.
5. Pengukuran Efisiensi Perbankan
Menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam Muharam dan Pusvitasari
(2007), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan
yaitu:
a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi
dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input
yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang
tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan
input tertentu.
Efisiensi = Output ……………….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1)
37
Input
Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan
output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak perhitungan
yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.
b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model
dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input
tertentu.
Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:
Y = f (X1, X2, X3, X 4, . . . . . Xn) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)
Di mana Y = output, X = input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit
Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan
dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak
dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat
mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu indikator output yang
dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan
penggabungan banyak output dalam satu indikator, informasi yang
dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986; Ario, 2005 dalam
Muharam dan Pusvitasari 2007).
38
d. Pendekatan frontier, menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam
Muharam dan Pusvitasari (2007), pendekatan ini mempunyai dua jenis
yaitu: parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari
Stochastic Frontier Approuch (SFA), Distribution Free Approach (DFA)
dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi
Data Envelopment Analysis (DEA).
Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan yang
lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency atau x-efficiency,
mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan”best
practice” atau berlaku umum pada pendekatan forntier. Pendekatan
forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana
kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan
kinerjanya yang”terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila
semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama
(P. W. Bauer, Berger A. N. and Ferrier G. D., 1998).
Ascarya dan Guruh (2008) menjelaskan bahwa pendekatan frontier lebih
superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan
pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen lainnya dalam
mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan
secara lebih luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari
merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito,
pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan
akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat
39
mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari
harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan
diobservasi.
Pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis, yaitu: parametrik dan non-
parametrik. Pendekatan Stochastic Frontier Approuch (SFA), Thick Frontier
Approuch (TFA) dan Distribution Free Approuch (DFA) merupakan
pendekatan paremetrik, sedangkan pendekatan non-parametrik termasuk Data
Envelopment Approuch (DEA) dan Free Disposable Hull (FDH) (Kurnia,
2004).
Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003) menambahkan bahwa pendekatan
parametrik dan non-parametrik pada intinya akan diperoleh hasil yang relatif
sama, apabila sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan
menggunakan proses produksi yang sama.
6. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank
Menurut Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003), terdapat tiga pendekatan
yang lazim digunakan dalam metode parametrik dan non-parametrik untuk
mendefinisikan hubungan input dan output dalam kegiatan financial suatu
lembaga keuangan, yaitu:
a. Pendekatan Aset (Asset Approach)
Produksi aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan
sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output benar-
benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.
40
b. Pendekatan Produksi (Production Approuch)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun
deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accout), kemudian
output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset-
aset tetap dan material lainnya.
c. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approuch)
Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai
intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari
surplus unit kepada defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut
meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito ,
kemudian output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan
investasi keuangan (financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi
primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans).
Konsekuensi terdapat tiga pendekatan dalam mengukur efisiensi bank
adalah perbedaan untuk menentukan input dan output. Perbedaan penentuan
input dan output antara pendekatan produksi dan intermediasi adalah dalam
memperlakukan simpanan. Simpanan sebagai output pada pendekatan
produksi, dikarenakan simpanan merupakan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan
bank. Pendekatan intermediasi menganggap simpanan sebagai input. Hal ini
disebabkan simpanan yang dihimpun bank akan ditransformasikan ke dalam
berbagai bentuk aset yang menghasilkan terutama pinjaman yang diberikan
(Hadad, Dhaniel dan Eugenia, 2003).
41
Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, karena sejalan
dengan pendapat Kurnia (2004) yang mengungkapkan bahwa pendekatan
intermediasi digunakan karena mempertimbangkan fungsi vital bank sebagai
financial intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan
menyalurkannya kepada defisit unit. Pertimbangan lainnya adalah karakteristik
dan sifat dasar bank yang melakukan transformasi aset yang berkualitas
(qualitative asset transformer) dari simpanan yang dihimpun, meskipun tidak
ada kesepakatan umum dalam pendekatan yang digunakan serta dalam hal
menentukan input dan output.
Iqbal dan Molyneux 1998 dalam Mohamad and Khaled (2003)
menambahkan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan terbaik
untuk mengevaluasi keseluruhan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
lembaga intermediasi. Hal ini berhubungan dengan pendapat Astiyah dan
Husman (2006), bahwa peran perbankan sebagai lembaga intermediasi sangat
penting.
Apabila peran ini tidak berjalan, gambaran bagi bank sentral tentang
hubungan antara alat kebijakan dengan kinerja dari perekonomian akan tidak
sesuai dengan harapan. Ascarya dan Guruh (2008) menyatakan bahwa untuk
menggambarkan fungsi perbankan syariah yang sesungguhnya, pendekatan
intermediasi dipandang lebih tepat.
42
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian untuk mengukur efisiensi perbankan sudah sering dilakukan dan
dikembangkan oleh para peneliti-peneliti terdahulu, baik itu hanya untuk sekedar
mengukur tingkat efisiensi bank tertentu atau lebih dari pada itu yakni mereka
juga membandingkan efisiensi suatu kelompok bank tertentu dengan kelompok
bank yang lain.
Pendekatan yang mereka gunakan pun beragam, mulai dari analisis rasio-
rasio keuangan bank, seperti BOPO, ROA, ROE, hingga memakai pendekatan
parametrik dan non-parametrik yang membutuhkan variabel input dan output
sebagai variabel. Berikut beberapa penelitian terdahulu :
Astiyah Dan Husman (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank bukan
hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana penting
untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan yang efisien
diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan moneter, sehingga
kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran.
Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003)
menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih
tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary.
Wade, Hababbou and Robert (2000) di Tunisia memakai pendekatan
intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan adalah DEA dan Regresi.
Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing lebih efisien dan semakin
43
tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien, begitu juga banknya semakin
besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah dan swasta mempunyai
perbedaan efisiensi bank.
Pengukuran efisiensi perbankan juga dilakukan oleh Suswandi (2007).
Objek dalam penelitiannya tersebut adalah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS), dengan menggunakan laporan keuangan publikasi Bank
Indonesia periode 2003-2006. Penelitian tersebut mengukur efisiensi teknis
perbankan syariah dengan variabel output-input yang dimiliki, dengan model
Stochastic Frontier Approach (SFA). Dalam penelitiannya juga mencari
hubungan teknis antara input-output terhadap laba perbankan dengan pendekatan
regresi, dengan memasukkan variabel output dan input sebagai variabel
independen dan variabel pendapatan/laba operasional sebagai variabel
dependennya. Hasil dari penelitian suswandi tersebut, didapatkan bahwa dari
periode 2003-2006 efisiensi rata-rata perbankan syariah di Indonesia adalah
sebesar 94,37%.
Gourlay, et. al (2006), menggunakan metodologi DEA dengan dua model,
yakni pendekatan produksi dimana inputnya terdiri dari : pinjaman, aktiva tetap,
aktiva lainnya. Dan output : deposito, investasi, serta pendekatan intermediasi
dengan input : pinjaman, aktiva tetap, aktiva lain dan deposito. Dan output :
investasi. Dalam penelitian ini mereka ingin melihat keuntungan efisiensi yang
diperoleh antara bank-bank di India sesudah reformasi periode 2001-2002, untuk
tahun 2004-2005. Menggunakan BBC DEA untuk mengukur sejauh mana
keuntungan efisiensi teknis yang telah diperoleh setelah selesainya merger sampai
44
dekade saat ini serta menyimpulkan bahwa pasca reformasi dan merger bank-bank
di India mengalami peningkatan dalam efisiensi.
Dalam penelitiannya, Hadad, et.al, (2003) menggunakan pengukuran
efisiensi perbankan indonesia dengan pendekatan SFA dan DFA. Kesimpulan
yang diambil dari penelitian ini bahwa skor efisiensi DFA lebih beragam
dibandingkan dengan skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data
tahunan untuk menggabungkan seluruh bank. Namun bank-bank yang paling
efisien yang dihasilkan dengan menggunakan kedua pendekatan ini adalah sama.
Sehingga perhitungan dengan menggunakan DFA dan SFA jika menggunakan
observasi seluruh bank menghasilkan nilai-nilai yang konsisten.
Hamim, et. al (2006) menganalisis tingkat efisiensi bank syariah di
Malaysia periode 1997-2003, periode dimana bank syariah mulai diperkenalkan di
Malaysia. Dengan pendekatan Stochastic Frontier yang juga untuk pertama
kalinya diterapkan untuk mengukur efisiensi perbankan syariah, disimpulkan
bahwa dengan 53 sampel bank syariah di Malaysia, hasil penelitian menunjukkan
bahwa efisiensi rata-rata keseluruhan industri perbankan syariah di Malaysia telah
meningkat selama periode penelitian, dan dari sisi aset, simpanan dan pembiayaan
mengalami peningkatan yang amat pesat antara tahun 1997 hingga tahun 2003.
Namun tingkat efisiensi perbankan syariah masih kurang efisien dibandingkan
bank konvensional yang stabil dari tahun ke tahun, penelitian ini juga
menyimpulkan bahwa bank asing lebih efisien dibandingkan dengan bank
domestik di Malaysia.
45
Shahooth dan Battal (2006) mengukur dan menganalisis efisiensi biaya 24
institusi perbankan islam di dunia untuk periode 1999-2001 menggunakan DEA.
Efisiensi biaya dianggap merupakan hal yang paling penting daripada tipe
efisiensi lainnya yang harus dicapai oleh perusahaan, yakni dengan menemukan
kombinasi input yang memungkinkan dengan kombinasi tersebut menghasilkan
output dengan biaya yang minimum. Dan penelitian ini menyimpulkan bahwa
sebagian besar lembaga perbankan islam yang terpilih kedalam sampel dalam
penelitian ini efisien dan sisanya sedang dalam proses perubahan dalam mencapai
efisiensi.
Suseno (2008) menganalisis efisiensi dan skala ekonomi pada industri
perbankan syariah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
empiris bersifat kuantitatif yang diuji menggunakan data panel atas 10 bank
syariah di Indonesia periode 1999-2004 dengan data tahunan. Untuk
pendekatannya, Priyonggo memakai Data Envelopment Analysis (DEA) yang
menggunakan variabel input : biaya bagi hasil, biaya lainnya, aset untuk BUS,
serta input : biaya bunga, biaya lainnya, asetm untuk UUS. Sedangkan untuk
variabel output priyonggo menggunakan pendapatan bunga, pendapatan lainnya,
volume kredit, untuk BUS dan untuk UUS yaitu pendapatan utama, pendapatan
lainnya, dan volume pembiayaan. Dari penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa secara umum perbankan syariah di Indonesia cukup efisien pada periode
1999-2004, ditandai dengan hanya sekitar 7% tingkat in-efisiensi rata-rata dari 10
bank syariah yang diteliti dan dalam 6 tahun periode penelitian ini, rata-rata bank
syariah mengalami peningkatan efisiensi 2,3% per tahun, serta tidak ada
46
perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi bank umum syariah dengan
bank konvensional yang memiliki usaha syariah. Dan dari segi skala ekonomis
tidak ditemukan adanya skala ekonomi dalam perbankan syariah, sehingga tidak
ada kecenderungan semakin tinggi skala usaha, maka semakin tinggi pula tingkat
efisiensinya.
Sutawijaya dan Lestari (2009) melakukan penelitian terhadap 12 bank di
Indonesia menggunakan DEA-CRS dan DEA-VRS pada masa krisis periode
2000-2004. Dari penelitian itu disimpulkan semua kelompok bank di Indonesia
mengalami penurunan efisiensi selama krisis kecuali bank Mandiri yang
menandatangani performanya lebih baik diantara bank-bank lainnya di Indonesia,
indikasi tersebut terlihat dari rendahnya persentase penurunan efisiensi dengan
asumsi CRS dan VRS.
Abidin dan Endri (2009) menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA) dalam mengukur efisiensi teknis Bank Pembangunan Daerah (BPD),
menggunakan data tahun 2006-2007 yang meliputi 26 bank pembangunan daerah
di Indonesia. Hasilnya didapatkan BPD mengalami peningkatan efisiensi dalam
kegiatan operasionalnya, tapi nilainya masih dibawah 100%. Artinya, bank BPD
dalam kegiatan operasionalnya belum efisien dalam memanfaatkan semua
kemampuan potensial yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang
maksimal. Secara rata-rata, bank BPD beraset lebih besar lebih efisien daripada
bank BPD beraset menengah dan kecil. Penelitian ini memiliki implikasi penting
dalam rangka mengoptimalkan kinerja efisiensi maka bank kecil dan menengah
harus melakukan merger dan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan.
47
Muharam dan Pusvitasari (2007), menggunakan metodelogi DEA dengan
memasukkan variabel total simpanan, biaya operasional lainnya sebagai variabel
input. Variabel outputnya meliputi pembiayaan, aktiva lancar dan pendapatan
operasional lainnya. Hasilnya pada tahun 2005 hanya bank BTN Syariah, Niaga
Syariah dan Permata Syariah yang mencapai efisiensi 100 persen, sedangkan
sembilan bank lainnya memiliki tingkat efisiensi yang fluktuatif.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk
mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah
pada periode 2010-2012. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan
menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output
terlebih dahulu. Variabel input ini meliputi total aset (I1), ekuitas (I2) dan net
income (I3), sedangkan variabel-variabel outputnya terdiri dari total pembiayaan
(O1) dan beban operasional (O2).
48
Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai
efisiensi biaya perbankan. Dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Bank Syariah di Indonesia
Variabel Output
1. Pembiayaan
2. Pendapatan
Operasional
Variabel Input
1. Aset
2. Ekuitas
3. Net Income
Mengolah Data dengan Model
DEA CCR max.output
BFA - CRS
Nilai Efisiensi 100%
Target Perbaikan
Analisa Hasil Analisa Hasil
Kesimpulan Hasil & Saran
49
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, hipotesis
penelitian yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tingkat Efisiensi ketiga perbankan syariah (Bank Muamalat, Bank Mega
Syariah dan BRI Syariah) sudah tinggi > 90%.
2. Faktor input dan output yang tidak dapat beroperasi dengan skala optimal
menjadi penyebab ketidakefisienan ketiga bank syariah tersebut.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada analisis efisiensi kinerja perbankan syariah yang
dilihat dari laporan keuangan bank yang diteliti dengan menentukan input dan output
yang digunakan. Input dan output yang digunakan mengacu pada model penelitian
Barr et.al. (1999). Setelah menentukan input dan output, langkah selanjutnya yaitu
menghitung nilai efisiensi dengan metode data envelopment analysis (DEA) dengan
periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian adalah semua anggota dari suatu populasi yang akan dijadikan
subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak.
Adapun bank-bank yang dimaksud dalam penelitian ini sebagaimana yang tercantum
dalam tabel 3.1 di bawah ini :
50
Tabel 3.1
Nama dan Kode Bank
Kode Bank Nama Bank
1 Bank Muamalat
2 Bank Mega Syariah
3 BRI Syariah
Sumber : Bank Indonesia, 2012
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga bank syariah yang beroperasi di
Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Setelah ditentukan populasinya
maka selanjutnya ditentukan sampel penelitian. Sampel terpilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan bank disesuaikan dengan kelompok bank yang ada pada
direktori perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
2. Sampel penelitian yaitu tiga bank syariah yang telah menerbitkan laporan
keuangan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
3. Untuk menghindari data menjadi bias karena perbedaan ukuran bank, maka
dalam penelitian ini bank dibatasi dilihat dari total aktiva minimal 2 triliun
pada akhir periode 2010 sampai dengan tahun 2012.
51
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan bank yang dipublikasikan untuk periode 2010-2012 oleh bank
yang menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data ini berupa dokumentasi,
yaitu data yang diperoleh dari laporan publikasi yang dihimpun oleh Bank Indonesia
(BI) dalam direktori perbankan Indonesia dan publikasi oleh bank yang bersangkutan
melalui situs internet masing-masing bank. Penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka
dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
D. Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
kuantitatif, yaitu dalam pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari
neraca keuangan, laporan laba rugi dan saldo laba yang dimiliki oleh masing-masing
bank. Data dari variabel input dan output tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam
formulasi DEA untuk memperoleh nilai efisiensi teknis. Dalam analisis ini
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah
terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dimana
proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak Banxia Frontier Analysis
52
(BFA) Software. Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak Ms.Excel
sebagai perangkat pendukung.
Tujuan penelitian ini mengukur dan menganalisis efisiensi perbankan syariah
khususnya Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012, dengan
menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu DEA. Beberapa pendekatan biasa
digunakan untuk mengukur efisiensi bank, namun secara garis besar terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu parametrik dan non-parametrik. Pendekatan Stochastic
Frontier Approach (SFA), Thick Frontier Analysis (TFA) dan Distribution Free
Approach (DFA) merupakan pendekatan parametrik, sedangkan pendekatan non-
parametrik yang termasuk adalah Data Envelopment Analysis (DEA) dan Full
Disposable Hull (FDH).
DEA merupakan pendekatan non-parametrik yang dipilih dalam penelitian ini
karena beberapa alasan, meliputi:
a. Menurut Coeli et, al (1997), Lan et, al (2003) dalam Lie dan Lih (2005) yang
menjelaskan bahwa pendekatan parametrik adalah pendekatan yang modelnya
menetapkan adanya syarat-syarat tertentu, yaitu: tentang parameter populasi
yang merupakan sumber penelitiannya (sehingga akan lebih banyak kriteria
yang harus dipenuhi), dan membutuhkan pembentukan fungsi lebih khusus
(sehingga kemungkinan kesalahan fungsi lebih besar).
53
b. Di sisi lain Coeli et, al (1997) dalam H.S.A.Mokhtar, N. Abdullah and S.M.
Al-Habshi (2008) menyebutkan bahwa pendekatan non-parametrik
merupakan pendekatan yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat
tertentu, yaitu: parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya,
penggunaannya lebih sederhana dan mudah digunakan karena tidak
membutuhkan banyak spesifikasi bentuk fungsi (sehingga kemungkinan
kesalahan pembentukan fungsi lebih kecil).
DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur
efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan membandingkan secara
relatif terhadap UKE yang lain (Charnes et, al. 1978; Banker et, al. 1984 dalam
Adrian dan Lestari 2009).
DEA adalah pendekatan non-parametrik yang berbasis program linear (Linear
Programming) dengan dibantu paket-paket software efisiensi secara teknik, seperti
Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Warwick for Data Envelopment Analysis
(WDEA). Penelitian ini akan menggunakan software BFA. Pada intinya kedua
sofware tersebut akan mengarah pada hasil yang sama.
Pada dasarnya teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi
relatif suatu UKE dalam kondisi banyak input maupun output. Kondisi tersebut
biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran efisiensi
lainnya. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan
54
UKE lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA
memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi,
apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot
dari input dan output.
Efisiensi relatif UKE dalam DEA, juga didefinisikan sebagai rasio dari total
output tertimbang dibagi total input tertimbang (total weighted output/total weighted
input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weighted) atau timbangan untuk
setiap input dan output UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot
untuk setiap variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu
memenuhi dua kondisi yang disyaratkan.
DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan
rasio efisiensinya (maximize total weighted output/total weighted input) (Muharam
dan Pusvitasari, 2007). Asumsi maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian
DEA ini menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi
lainnya adalah minimisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil
yang sama. Setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk
menghasilkan kombinasi output yang berbeda, sehingga setiap UKE akan memilih
seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut.
Kondisi ini dapat digambarkan, apabila suatu UKE merupakan perusahaan yang
berorientasi pada keuntungan (profit maximizing firm) dan setiap input-outputnya
55
memiliki biaya per unit serta harga jual per unit. Hal ini menjadikan perusahaan
tersebut akan menggunakan seminimal mungkin input yang biaya per unitnya
termahal atau berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya
tinggi.
Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1
(nilai efisiensi 100 persen), sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE
bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif.
E. Operasional Variabel Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur efisiensi bank dengan
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), maka penelitian ini menggunakan
variabel input dan output untuk perhitungan DEA untuk mengetahui pengaruh
efisiensi bank. Penghitungan variabel input dan output dengan pendekatan DEA yang
berorientasi input dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan score efisiensi bank.
Identifikasi variabel input-output yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan intermediasi. Oleh karena itu, model DEA yang diestimasi
terdiri dari 2 output (O) dan 3 input (I) adalah sebagai berikut :
56
Tabel 3.2
Variabel Input-Output
Pendekatan Variabel Input Variabel Output
Intermediasi Aset Pembiayaan
Ekuitas Pendapatan Operasional
Net Income
Sumber : Hasil olah data variabel input-output
Untuk lebih memperjelas hasil dan pembahasan yang akan dilakukan maka
diperlukan suatu definisi operasional untuk menyamakan persepsi khususnya
mengenai hasil analisis DEA yang dilakukan dalam penelitian ini. Definisi
operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Banxian Frontier
Analyst yang berbasis pada formulasi DEA. Penelitian ini menggunakan pilihan
improvement modelnya adalah Constant Return to Scale (CRS). Dari hasil
analisis DEA kemudian ditentukan kriteria penilaian dimana hasil tersebut
dikatakan efisien jika menunjukkan nilai 1 atau 100% dan tidak efisien <1 atau
kurang dari 100%.
2. Jenis efisiensi yang diukur dalam penelitian ini adalah efisiensi yang bersifat
teknis, yaitu suatu metode analisis yang hanya memperhitungkan niali absolut
dari variabel yang diamati. Sehingga satuan dasar pengukuran yang
mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel yang tidak dipertimbangkan.
57
3. Nilai efisiensi yang dihasilkan adalah bersifat relatif dimana nilai efisiensinya
hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan unit kegiatan ekonomi yang
diperbandingkan dengan penggunaan input dan output yang sejenis atau sama.
4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 input yaitu asset,
ekuitas dan net income dan 2 output yaitu pembiayaan dan pendapatan
operasional.
58
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Pada penelitian ini digunakan data triwulan perbankan syariah di Indonesia
yaitu Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, Bank BRI
Syariah) pada periode 2010-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat
efisiensi Bank Umum Syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA), yaitu dengan pendekatan intermediasi sebagai pendekatan dalam
penentuan variabel input dan outputnya. Dengan pendekatan ini digunakan
variabel aset, ekuitas dan laba bersih (net income) sebagai variabel input dan total
pembiayaan, pendapatan operasional sebagai variabel output.
Dalam pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS), peneliti
menggunakan software Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Microsoft Excel
sehingga peneliti tidak melakukan perhitungan secara manual.
Metode penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
puposive sampling, tetapi sampel tersebut bersifat secara spesifik yang berarti
bahwa sampel tersebut mencerminkan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang
diteliti dan tidak mencerminkan atau mewakili populasi secara umum.
59
B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank
Perhitungan efisiensi perbankan syariah (studi pada 3 bank syariah) dengan
analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu : aset, ekuitas dan net
income. Variabel outputnya meliputi total pembiayaan dan pendapatan
operasional.
Variabel input pertama, aset termasuk aset total yang dimiliki oleh bank
syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah). Adapun
persentase pertumbuhan jumlah aset yang dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam
penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami kenaikan
dari tahun 2010-2012.
Kenaikan jumlah aset pada tabel 4.1 menandai kinerja ketiga bank syariah
tersebut semakin lebih baik, sehingga dampak positif dari berbagai kebijakan
yang mendukung bank-bank syariah telah terlihat dengan kenaikan jumlah
asetnya dari tahun 2010-2012.
60
Kedua, Ekuitas yang berasal dari kata equity atau equity of ownership yang
berarti kekayaan bersih perusahaan (bank). Secara sederhana, dapat
diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi dengan total pasiva. Adapun
persentase pertumbuhan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh ketiga bank syariah
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Nama Bank Triwulan
Tahun
2010 2011 2012
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Mar 14.829.089 21.608.353 30.836.353
Jun 15.411.231 23.697.765 32.689.318
Sept 17.686.002 25.596.580 35.700.818
Des 21.442.596 32.479.506 44.854.413
2. Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI)
Mar 4.365.675 4.295.103 5.874.897
Jun 4.474.923 4.487.694 5.987.762
Sept 4.455.914 4.787.659 7.305.239
Des 4.637.730 5.565.724 8.164.921
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS)
Mar 3.829.696 7.236.713 10.522.693
Jun 4.847.159 7.706.185 11.481.043
Sept 6.073.535 9.531.734 12.199.092
Des 6.856.386 11.200.823 14.086.914
Jumlah Aset 3 Bank Syariah 108.909.936 158.193.839 219.703.463
Pertumbuhan Jumlah Aset Bank Syariah 22.42 32.56 45.13
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
61
dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami
kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap triwulannya.
Ketiga, Net Income adalah pendapatan bersih yaitu selisih positif dari total
pendapatan (operasional dan non-operasional) dengan total biaya (operasional dan
non-operasional) dalam satu periode setelah dikurangi dengan taksiran pajak
penghasilan pendapatan. Adapun persentase pertumbuhan pendapatan bersih yang
dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun
jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap
triwulannya.
Tabel 4.2
Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas
Nama Bank Triwulan Tahun
2010 2011 2012
1. Bank Muamalat Indonesia
(BMI)
Mar 953.564 1.809.511 2.118.465
Jun 978.810 1.872.225 2.221.160
Sept 1.668.410 1.972.327 2.302.463
Des 1.749.156 2.067.401 2.457.991
2. Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI)
Mar 353.902 400.485 486.191
Jun 384.593 421.223 554.973
Sept 401.335 435.168 623.000
Des 381.775 435.642 620.514
3. Bank Rakyat Indonesia
Syariah (BRIS)
Mar 458.880 959.028 971.270
Jun 968.570 962.439 1.031.813
Sept 955.077 978.338 1.078.271
Des 955.022 966.676 1.068.504
Jumlah Ekuitas 3 Bank Syariah 10.209.094 13.280.463 15.534.615
Pertumbuhan Jumlah Ekuitas Bank Syariah 26.21 34.03 39.81
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
62
Adapun variabel output yang pertama adalah pembiayaan. Pembiayaan
berarti produk penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat baik individu
maupun berbadan hukum dengan akad-akad muamalah.
Tabel 4.3
Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Nama Bank Triwulan Tahun
2010 2011 2012
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Mar 328.275 514.765 757.539
Jun 353.521 565.409 884.831
Sept 362.219 573.197 985.960
Des 443.684 670.640 1.120.896
2. Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI)
Mar 203.842 81.564 167.270
Jun 234.533 102.302 235.998
Sept 82.414 116.247 304.025
Des 62.854 116.721 301.539
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS)
Mar -24.495 -19.972 -7.730
Jun -14.805 -16.561 52.813
Sept -23.923 -662 99.271
Des -23.978 -12.324 89.544
Jumlah Net Income 3 Bank Syariah 1.984.141 2.691.326 4.991.956
Pertumbuhan Jumlah Net Income Bank Syariah 20.52 27.84 51.64
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
63
Tabel 4.4
Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Nama Bank Triwulan Tahun
2010 2011 2012
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Mar 5.409.611 7.013.260 9.785.392
Jun 5.692.289 7.556.832 10.758.096
Sept 6.193.405 8.005.570 11.686.829
Des 6.752.730 8.906.604 13.854.378
2. Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI)
Mar 183.578 131.791 52.798
Jun 173.541 120.091 16.617
Sept 158.410 114.582 14.769
Des 140.095 68.113 9.390
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS)
Mar 1.026.324 1.108.256 1.844.768
Jun 1.250.037 1.224.097 1.969.842
Sept 1.349.200 1.279.948 2.168.182
Des 1.309.790 1.721.836 2.597.083
Jumlah Pembiayaan 3 Bank Syariah 29.639.010 37.250.980 54.758.144
Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan Bank Syariah 24.44 30.62 45.01
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
Jumlah pembiayaan dari ketiga bank syariah yang diteliti pada tabel 4.4
terlihat semakin baik dari tahun 2010-2012. Jumlah persentase pertumbuhan
pembiayaan yang dimiliki oleh ketiga bank syariah mengalami fluktuasi, namun
jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012.
Peningkatan pembiayaan ini dilakukan oleh bank-bank syariah, karena
bank syariah memiliki fungsi yang paling penting sebagai suatu bank yaitu
intermediasi. Perkembangan jumlah bank yang semakin besar juga harus
berbanding lurus dengan besarnya peran bank-bank tersebut dalam perekonomian.
Hal ini dapat diwujudkan dengan pelaksanaan fungsi intermediasi yang semakin
baik.
64
Tabel 4.5
Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan Operasional
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Nama Bank Triwulan Tahun
2010 2011 2012
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Mar 261.288 340.157 406.863
Jun 514.126 718.149 868.332
Sept 798.205 1.070.851 1.365.781
Des 1.121.106 1.517.793 1.924.895
2. Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI)
Mar 187.089 188.956 253.118
Jun 386.117 380.346 524.991
Sept 588.314 584.946 805.303
Des 785.787 823.131 1.114.804
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS)
Mar 84.030 92.119 178.019
Jun 177.948 261.452 385.435
Sept 274.826 408.581 595.074
Des 366.131 679.865 979.877
Jumlah pendapatan operasional 5.544.967 7.066.346 9.402.492
Pertumbuhan Jumlah Pendapatan Operasional 25.28 32.11 42.71
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
Output selanjutnya adalah pendapatan operasional. Pendapatan operasional
adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah. Jumlah
pendapatan operasional bank-bank diteliti semakin baik dari tahun 2010-2012.
Pertumbuhan persentase juga mengalami perkembangan yang semakin baik dari
tahun 2010-2012. Kenaikan jumlah pendapatan operasional ini dikaitkan dengan
upaya bank-bank syariah sendiri yang telah meningkatkan variasi jasa dan produk
yang ditawarkan bank kepada masyarakat. Jasa dan produk ini meliputi e-banking,
internet banking, phone banking, sms banking dan produk lainnya.
65
C. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data
Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, dimana suatu
bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan
efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil
yang maksimal. Perhitungan efisiensi perbankan syariah dengan analisis DEA ini
menggunakan tiga variabel input, yaitu aset, ekuitas dan net income. Variabel
outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional. Adapun perhitungan
dan penjabaran dengan analisis DEA dibagi menjadi tiga jenis bank, yaitu Bank
Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah.
Sistem perhitungan DEA pada penelitian ini, apabila suatu periode perbankan
syariah yang menjadi frontier (sudah efisien) diasumsikan bernilai efisiensi 100%,
sedangkan yang inefisiensi bernilai antara 0 sampai dengan 100%. Efisiensi
pembagian unit input output, yaitu nilai efisiensi unit-unit input output suatu
proses produksi pada setiap periode.
Disamping itu terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual
adalah angka input output yang dimiliki sedangkan angka target adalah angka
yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi
efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan
target agar menjadi target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.
Berdasarkan hasil perhitungan metode DEA yang berasumsikan Constant
Return to Scale (CRS) dengan menggunakan software Banxia Frontier Analyst
(BFA), dapat dilihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank
66
Mega Syariah, BRI Syariah) pada tabel 4.6. Hasil perhitungan tersebut
menggambarkan pencapaian nilai tingkat efisiensi masing-masing bank sangat
beragam.
Tabel 4.6
Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah
Tahun 2010-2012 (Persen)
Nama Bank Periode Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi
1. Bank Muamalat Indonesia
(BMI)
Mar-10 100 Mar-11 87.87 Mar-12 85.91
Jun-10 100 Jun-11 86.91 Jun-12 89.10
Sept-10 100 Sept-11 92.73 Sept-12 95.99
Des-10 100 Des-11 100 Des-12 100
Pencapaian Rata-rata 100 91.98 92.75
2. Bank Syariah Mega
Indonesia (BSMI)
Mar-10 100 Mar-11 86.04 Mar-12 28.18
Jun-10 99.77 Jun-11 73.23 Jun-12 51.75
Sept-10 100 Sept-11 76.06 Sept-12 65.06
Des-10 100 Des-11 91.80 Des-12 87.29
Pencapaian Rata-rata 99.94 81.83 58.07
3. Bank Rakyat Indonesia
Syariah (BRIS)
Mar-10 100 Mar-11 68.82 Mar-12 100
Jun-10 100 Jun-11 79.49 Jun-12 86.41
Sept-10 95.96 Sept-11 100 Sept-12 85.90
Des-10 96.07 Des-11 100 Des-12 100
Pencapaian Rata-rata 98.01 87.18 93.18
Sumber : Data diolah
Data statistik pada tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa BUS-BUS yang belum
mencapai tingkat efisiensi 100 persen (inefisiensi) pada tahun 2008 meliputi
BSMI Triwulan II-Juni (99.75), BRIS Triwulan III-September (95.96) dan
Triwulan IV-Desember (96.07). sedangkan BUS yang telah mencapai tingkat
efisiensi 100 persen (efisien) secara keseluruhan dari Triwulan I sampai dengan
Triwulan IV hanya terdapat pada BMI dengan pencapaian rata-rata 100 persen
(efisien). Pencapaian rata-rata hasil efisiensi pada BUS khususnya tahun 2010,
67
terjadi hanya pada BMI. Sedangkan pencapaian hasil efisiensi pada BUS pada
tahun 2011, terjadi pada BMI Triwulan IV-Desember, BRIS Triwulan III-
September dan Triwulan IV-Desember sebesar 100 persen.
Tahun berikutnya yaitu 2012, pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BSMI
hanya mencapai 58.07 persen (inefisiensi). Hasilnya berbeda jauh dengan BMI
(92.75) dan BRIS (93.18), hal ini pun berbeda dengan BMI yang tetap efisien
seperti tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010.
Tabel 4.3.1 juga menjabarkan pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BUS-
BUS di Indonesia yang mengalami fluktuasi dari tahun 2010-2012. Hasil tersebut
sejalan dengan hasil penelitian Ascarya, Diana Y dan Guruh.S.R (2008) tentang
perbankan syariah yang mengarah pada tingkat efisiensi yang tinggi dari tahun
2002-2006, meskipun hal itu tidak terjadi pada tahun 2004. Adanya kebijakan
ekspansif menjadikan penurunan efisiensi pada tahun 2004.
Perhitungan DEA tidak hanya mengukur nilai efisiensi dari masing-
masing bank syariah yang ada dalam sampel, tetapi juga memberikan referensi
atau acuan bank bagi bank yang berada dalam kondisi inefisien menjadi efisien.
Bank-bank yang inefisien, dapat dikatakan bahwa bank tersebut belum
dapat memaksimalkan nilai input dan output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai
input dan output yang dicapai oleh bank yang inefisien belum dapat meraih target
yang sebenarnya.
68
a. Target input dan output Bank Muamalat Inefisien
1) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2010
Sumber : Data Diolah
Tabel 4.7
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah)
(juta
rupiah) (persen) (persen)
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Triwulan I-2010
Aset
100
14.829.089 14.829.089 0 100
Ekuitas 953.564 953.564 0 100
Nat Income 328.275 328.275 0 100
Pembiayaan 5.409.611 5.409.611 0 100
Pendapatan Operasional 261.288 261.288 0 100
Triwulan II-2010
Aset
100
15.411.231 15.411.231 0 100
Ekuitas 978.810 978.810 0 100
Nat Income 353.521 353.521 0 100
Pembiayaan 5.692.289 5.692.289 0 100
Pendapatan Operasional 514.126 514.126 0 100
Triwulan III-2010
Aset
100
17.686.002 17.686.002 0 100
Ekuitas 1.668.410 1.668.410 0 100
Nat Income 362.219 362.219 0 100
Pembiayaan 6.193.405 6.193.405 0 100
Pendapatan Operasional 798.205 798.205 0 100
Triwulan IV-2010
Aset
100
21.442.596 21.442.596 0 100
Ekuitas 1.749.156 1.749.156 0 100
Nat Income 443.684 443.684 0 100
Pembiayaan 6.752.730 6.752.730 0 100
Pendapatan Operasional 1.121.106 1.121.106 0 100
69
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan pada tahun 2010
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target input output yang meliputi Aset,
Ekuitas, Net Income, Pembiayaan dan Pendapatan Operasional. Berdasarkan
penelitian diatas, Bank Muamalat tergolong efisien dari Triwulan I sampai dengan
Triwulan IV pada tahun 2010. Tabel 4.3.2 memperlihatkan bahwa keefisienan
pada Bank Muamalat bersumber dari kondisi aktual saat ini dapat mencapai target
yang diingikan. Bank Muamalat merupakan satu-satunya BUS yang termasuk
efisien dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV pada tahun 2010. Keefisienan
tersebut disebabkan penggunaan input-output yang maksimal. Tingkat efisiensi
input tersebut sebesar 100 persen (efisien), sama halnya dengan tingkat efisiensi
output sebesar 100 persen (efisien).
70
2) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2011
Tabel 4.8
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah)
(juta
rupiah) (persen) (persen)
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Triwulan I-2011
Aset
87.87
21.608.353 21.608.353 0 100
Ekuitas 1.809.511 1.372.406,4 -24,16 124,16
Nat Income 514.765 495.677,9 -3,71 103,71
Pembiayaan 7.013.260 7.981.256,66 13,8 86,2
Pendapatan Operasional 340.157 720.864,94 111,92 -11,92
Triwulan II-2011
Aset
86.91
23.697.765 23.697.765 0 100
Ekuitas 1.872.225 1.598.654,88 -14,61 114,61
Nat Income 565.409 536.145,46 -5,18 105,18
Pembiayaan 7.556.832 8.694.812,44 15,06 84,94
Pendapatan Operasional 718.149 826.294,78 15,06 84,94
Triwulan III-2011
Aset
92.73
25.596.580 25.596.580 0 100
Ekuitas 1.972.327 1.972.327 0 100
Nat Income 573.197 548.209,81 -4,36 104,36
Pembiayaan 8.005.570 8.633.294,63 7,84 92,16
Pendapatan Operasional 1.070.851 1.154.817,48 7,84 92,16
Triwulan IV-2011
Aset
100
32.479.506 32.479.506 0 100
Ekuitas 2.067.401 2.067.401 0 100
Nat Income 670.640 670.640 0 100
Pembiayaan 8.906.604 8.906.604 0 100
Pendapatan Operasional 1.517.793 1.517.793 0 100
Sumber : Data diolah
71
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2011)
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.372.406,4 juta
rupiah yang saat ini 1.809.511 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini
dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi 24,16%, menetapkan target net
income sebesar 495.677,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 514.765 juta rupiah
dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 3,71%, menetapkan target
pembiayaan sebesar 7.981.256,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.013.260 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 13,8%.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan II
(Juni-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar
1.598.654,88 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.872.225 juta rupiah dengan cara
mengurangi ekuitas saat ini sebesar 14,61%, menetapkan target net income
sebesar 536.145,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 565.409 juta rupiah dengan
cara mengurangi net income saat ini sebesar 5,18%, menetapkan target
pembiayaan sebesar 8.694.812,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.556.832 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 15,06%,
menetapkan target pendapatan operasional sebesar 826.294,78 juta rupiah yang
saat ini sebesar 718.149 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan
operasional saat ini sebesar 15,06%.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan III (Sept-
2011) masih inefisiensi. Pencapaian tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan cara
menetapkan target net income sebesar 548.209,81 juta rupiah yang saat ini sebesar
573.197 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 4,36%,
72
menetapkan target pembiayaan sebesar 8.633.294,63 juta rupiah yang saat ini
sebesar 8.005.570 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini
sebesar 7,84%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.154.817,48
juta rupiah yang saat ini sebesar 1.070.851 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pendapatan operasional saat ini sebesar 7,84%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Bank Muamalat tergolong efisien pada
Triwulan IV (Des-2011), disebabkan penggunaan input-output yang maksimal
sebesar 100% (efisien).
73
3) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2012
Tabel 4.9
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Triwulan I-2012
Aset
85.91
30.836.353 30.836.353 0 100
Ekuitas 2.118.465 1.958.502,26 -7,55 107,55
Nat Income 757.539 707.360,65 -6,62 106,62
Pembiayaan 9.785.392 11.389.708,78 16,4 83,6
Pendapatan Operasional 406.863 1.028.715,41 152,84 -52,84
Triwulan II-2012
Aset
89.10
32.689.318 32.689.318 0 100
Ekuitas 2.221.160 2.076.189,2 -6,53 106,53
Nat Income 884.831 749.866,15 -15,25 115,25
Pembiayaan 10.758.096 12.074.119,53 12,23 87,77
Pendapatan Operasional 868.332 1.090.531,20 25,59 74,41
Triwulan III-2012
Aset
95.99
35.700.818 35.700.818 0 100
Ekuitas 2.302.463 2.302.463 0 100
Nat Income 985.960 824.683,19 -16,36 116,36
Pembiayaan 11.686.829 12.174.867,70 4,18 95,82
Pendapatan Operasional 1.365.781 1.422.815,63 4,18 95,82
Triwulan IV-2012
Aset
100
44.854.413 44.854.413 0 100
Ekuitas 2.457.991 2.457.991 0 100
Nat Income 1.120.896 1.120.896 0 100
Pembiayaan 13.854.378 13.854.378 0 100
Pendapatan Operasional 1.924.895 1.924.895 0 100
Sumber : Data diolah
74
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2012)
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.958.502,26 juta
rupiah yang saat ini 2.118.465 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini
dapat mencapai target apabila ekuitas saat ini dikurangi 7,55%, menetapkan target
net income sebesar 707.360,65 juta rupiah yang saat ini sebesar 757.539 juta
rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 6,62%, menetapkan
target pembiayaan sebesar 11.389.708,78 juta rupiah yang saat ini sebesar
9.785.392 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar
16,4%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.028.715,41 juta
rupiah yang saat ini sebesar 406.863 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pendapatan operasional saat ini sebesar 152,84%.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Juni-
2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 2.076.189,2
juta rupiah yang saat ini sebesar 2.221.160 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 6,53%, menetapkan target net income sebesar 749.866,15
juta rupiah yang saat ini sebesar 884.831 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 15,25%, menetapkan target pembiayaan sebesar
12.074.119,53 juta rupiah yang saat ini sebesar 10.758.096 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 12,23%, menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 1.090.531,20 juta rupiah yang saat ini sebesar
868.332 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini
sebesar 25,59%.
75
Selanjutnya, peningkatan efiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Sept-
2012) dapat dilakukan dengan menetapkan target ekuitas sebesar 824.683,19 juta
rupiah yang saat ini sebesar 985.960 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas
saat ini sebesar 16,36%, menetapkan target pembiayaan sebesar 12.174.867,70
juta rupiah yang saat ini sebesar 11.686.829 juta rupiah denga cara meningkatkan
pembiayaan sebesar 4,18%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar
1.422.815,63 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.365.781 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pendapatan operasional sebesar 4,18%.
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan IV (Des-2012)
tergolong efisien, disebabkan penggunaan input-output yang maksimal.
Pencapaian efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan dapat dibuktikan
dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat per-Triwulan. Berikut
datanya :
76
Tabel 4.10
Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Muamalat Triwulan
Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah)
BANK Triwulan Aset Ekuitas
MUAMALAT 2010
I 14.829.089 953.564
II 15.411.231 978.810
III 17.686.002 1.668.410
IV 21.442.596 1.749.156
MUAMALAT 2011
I 21.608.353 1.809.511
II 23.697.765 1.872.225
III 25.596.580 1.972.327
IV 32.479.506 2.067.401
MUAMALAT 2012
I 30.836.353 2.118.465
II 32.689.318 2.221.160
III 35.700.818 2.302.463
IV 44.854.413 2.457.991
Sumber : Laporan Keuangan Bank
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Muamalat
mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur
tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset. Rumusnya yaitu :
ROA = Operating Income
x 100% Total Aset
77
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
mendapatkan Net Income. Rumusnya yaitu :
Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat setelah dicari
menggunakan ROA dan ROE :
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Muamalat menurut
ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena
terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun
dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.
ROE = Net Income
x 100% Equity Capital
Tabel 4.11
ROA dan ROE Bank Muamalat Tahun 2010-2012
BANK Triwulan ROA ROE
MUAMALAT
2010
I 1,48 26,86
II 1,07 19,63
III 0,81 11,54
IV 1,36 17,78
MUAMALAT
2011
I 1,38 21,93
II 1,74 21,79
III 1,55 20,02
IV 1,52 20,79
MUAMALAT
2012
I 1,51 26,03
II 1,61 27,72
III 1,62 28,57
IV 1,54 29,16
78
b. Target input dan output Bank Mega Syariah Inefisien
1) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010
Tabel 4.12
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah)
(juta
rupiah) (persen) (persen)
1. Bank Mega Syariah
Triwulan I-2010
Aset
100
4.365.675 4.365.675 0 100
Ekuitas 353.902 353.902 0 100
Nat Income 203.842 203.842 0 100
Pembiayaan 183.578 183.578 0 100
Pendapatan Operasional 187.089 187.089 0 100
Triwulan II-2010
Aset
99.77
4.474.923 4.474.923 0 100
Ekuitas 384.593 382.469,58 -0,55 105,55
Nat Income 234.533 147.210,51 -37,23 137,23
Pembiayaan 173.541 173.941,48 0,23 99,77
Pendapatan Operasional 386.117 387.008,04 0,23 99,77
Triwulan III-2010
Aset
100
4.455.914 4.455.914 0 100
Ekuitas 401.335 401.335 0 100
Nat Income 82.414 82.414 0 100
Pembiayaan 158.410 158.410 0 100
Pendapatan Operasional 588.314 588.314 0 100
Triwulan IV-2010
Aset
100
4.637.730 4.637.730 0 100
Ekuitas 381.775 381.775 0 100
Nat Income 62.854 62.854 0 100
Pembiayaan 140.095 140.095 0 100
Pendapatan Operasional 785.787 785.787 0 100
Sumber : Data diolah
79
Peningkatan efisiensi Bank Mega syariah rata-rata Triwulan II (Juni-2010)
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 382.496,58 juta
rupiah yang saat ini sebesar 384.593 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual
saat ini dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi sebesar 0,55%,
menetapkan target net income sebesar 147.210,51 juta rupiah yang saat ini sebesar
234.533 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 37,23%,
menetapkan target pembiayaan sebesar 173.941,48 juta rupiah yang saat ini
173.541 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar
0,23%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 387.008,04 juta rupiah
yang saat ini sebesar 386.117 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan
operasional saat ini sebesar 0,23%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pencapaian tingkat efisiensi Bank Mega
syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2010), Triwulan III (Sept-2010) dan Triwulan
IV (Des-2010) tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa bank tersebut dapat
memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan
output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target yang
sebenarnya.
80
2) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011
Tabel 4.13
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah)
(juta
rupiah) (persen) (persen)
1. Bank Mega Syariah
Triwulan I-2011
Aset
86.04
4.295.103 4.295.103 0 100
Ekuitas 400.485 386.172,8 -3,57 103,57
Nat Income 81.564 81.564 0 100
Pembiayaan 131.791 153.182,77 16,23 83,77
Pendapatan Operasional 188.956 560.363,86 196,56 -96,56
Triwulan II-2011
Aset
73.23
4.487.694 4.487.694 0 100
Ekuitas 421.223 398.034,72 -5,5 105,5
Nat Income 102.302 102.302 0 100
Pembiayaan 120.091 163.988,84 36,55 63,45
Pendapatan Operasional 380.346 531.470,4 39,73 60,27
Triwulan III-2011
Aset
76.06
4.787.659 4.787.659 0 100
Ekuitas 435.168 402.847,91 -7,43 107,43
Nat Income 116.247 70.455,19 -39,39 139,39
Pembiayaan 114.582 150.644,15 31,47 68,53
Pendapatan Operasional 584.946 769.044,8 31,47 68,53
Triwulan IV-2011
Aset
91.80
5.565.724 5.292.096,06 -4,92 104,92
Ekuitas 435.642 435.642 0 100
Nat Income 116.721 71.722,46 -38,55 138,55
Pembiayaan 68.113 159.861,87 134,7 -34,7
Pendapatan Operasional 823.131 896.658,56 8,93 91,07
Sumber : Data diolah
81
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011)
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 386.172,8 juta
rupiah yang saat ini sebesar 400.485 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas
saat ini sebesar 3,57%, menetapkan target pembiayaan sebesar 153.182,77 juta
rupiah yang saat ini sebesar 131.791 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pembiayaan saat ini sebesar 16,23%, menetapkan target pendapatan operasional
sebesar 560.363.86 juta rupiah yang saat ini sebesar 188.956 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 96,56% pada kondisi saat ini.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan
II (Jun-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar
398.034,72 juta rupiah yang saat ini sebesar 421.223 juta rupiah dengan cara
mengurangi ekuitas saat ini sebesar 5,5%, menetapkan target pembiayaan sebesar
163.988,84 juta rupiah yang saat ini sebesar 120.091 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 36,55%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 531.470,4 juta rupiah yang saat ini sebesar 380.346 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 39,73%
pada kondisi saat ini.
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-
2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 402.847,91
juta rupiah yang saat ini sebesar 435.168 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 7,43%, menetapkan target net income sebesar 70.455,19
juta rupiah yang saat ini sebesar 116.247 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 39,39%, menetapkan target pembiayaan sebesar
82
150.644,15 juta rupiah yang saat ini sebesar 114.582 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 31,47%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 769.044,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 584.946 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 31,47% pada
kondisi saat ini.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV
(Des-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar
5.292.096,06 juta rupiah yang saat ini sebesar 5.565.724 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset saat ini sebesar 4,92%, menetapkan target net income sebesar
71.722,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 116.721 juta rupiah dengan cara
mengurangi net income saat ini sebesar 38,55%, menetapkan target pembiayaan
sebesar 159.861,87 juta rupiah yang saat ini sebesar 68.113 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 34,7%, menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 896.658,56 juta rupiah yang saat ini sebesar
823.131 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar
8,93% pada kondisi saat ini.
83
3) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012
Tabel 4.14
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah)
(juta
rupiah) (persen) (persen)
1. Bank Mega Syariah
Triwulan I-2012
Aset
28.18
5.874.897 5.874.897 0 100
Ekuitas 486.191 486.191 0 100
Nat Income 167.270 102.950,26 -38,45 138,45
Pembiayaan 52.798 187.361,66 254,87 -154,87
Pendapatan Operasional 253.118 898.227,39 254,87 -154,87
Triwulan II-2012
Aset
51.75
5.987.762 5.987.762 0 100
Ekuitas 554.973 492.908,78 -11,18 111,18
Nat Income 235.998 81.150,65 -65,61 165,61
Pembiayaan 16.617 180.876,32 988,5 -888,5
Pendapatan Operasional 524.991 1.014.527,70 93,25 6,75
Triwulan III-2012
Aset
65.06
7.305.239 7.305.239 0 100
Ekuitas 623.000 601.362,65 -3,47 103,47
Nat Income 304.025 99.006,09 -67,43 167,43
Pembiayaan 14.769 220.674,22 1394,17 -1294,7
Pendapatan Operasional 805.303 1.237.752,49 53,7 46,3
Triwulan IV-2012
Aset
87.29
8.164.921 7.537.885,91 -7,68 107,68
Ekuitas 620.514 620.514 0 100
Nat Income 301.539 102.159,09 -66,12 166,12
Pembiayaan 9.390 227.701,94 2324,94 -2224,94
Pendapatan Operasional 1.114.804 1.277.170,68 14,56 85,44
Sumber : Data diolah
84
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2012)
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 102.950,26
juta rupiah yang saat ini sebesar 167.270 juta rupiah dengan cara meningkatkan
net income saat ini sebesar 38,45%, menetapkan target pembiayaan sebesar
187.361,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 52.798 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 54,87%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 898.227,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 253.118 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 54,87%
pada kondisi saat ini.
Selanjutnya, pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan II
(Jun-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas 492.908,78
juta rupiah yang saat ini sebesar 554.973 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 11,18%, menetapkan target net income sebesar 81.150,65
juta rupiah yang saat ini sebesar 235.998 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 64,61%, menetapkan target pembiayaan sebesar
180.876,32 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.617 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 98,85%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 1.014.527,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 524.991 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 93,25% pada
kondisi saat ini.
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-
2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 601.362,65
juta rupiah yang saat ini sebesar 623.000 juta rupiah dengan cara mengurangi
85
ekuitas saat ini sebesar 3,47%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar
1.237.752,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 805.303 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 53,7% pada kondisi saat
ini.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV
(Des-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar
7.537.885,91 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.164.921 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset sebesar 7,68%, menetapkan target pendapatan operasional
sebesar 1.277.170,68 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.114.804 juta rupiah
dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 14,56% pada
kondisi saat ini.
Pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan dapat
dibuktikan dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah per-
Triwulan. Berikut datanya :
Tabel 4.15
Perkembangan Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah per-Triwulan
(Jutaan Rupiah)
Triwulan Aset Ekuitas Triwulan Aset Ekuitas Triwulan Aset Ekuitas
Mar-10 4.365.675 353.902 Mar-11 4.295.103 400.485 Mar-12 5.874.897 486.191
Jun-10 4.474.923 384.593 Jun-11 4.487.694 421.223 Jun-12 5.987.762 554.973
Sep-10 4.455.914 401.335 Sep-11 4.787.659 435.168 Sep-12 7.305.239 623.000
Des-10 4.637.730 381.775 Des-11 5.565.724 435.642 Des-12 8.164.921 620.514
Sumber : Laporan Keuangan Bank
86
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Mega syariah
mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur
tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
income dari pengelolaan aset.
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
mendapatkan Net Income.
Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah setelah dicari
menggunakan ROA dan ROE :
Tabel 4.16
ROA dan ROE Bank Mega Syariah Tahun 2010-2012
BANK Triwulan ROA ROE
Mega Syariah
Mar-10 3,18 65,27
Jun-10 2,98 61,27
Sep-10 2,47 37,28
Des-10 1,90 26,81
Mar-10 1,77 16,43
Jun-11 1,87 18,56
Sep-11 1,65 16,74
Des-11 1,58 16,89
Mar-12 3,52 47,56
Jun-12 4,13 56,14
Sep-12 4,11 58,76
Des-12 3,81 57,98
Sumber : Laporan Keuangan Bank
87
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Mega Syariah
menurut ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan
karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya
begitupun dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.
88
c. Target input dan output Bank BRI Syariah Inefisien
1) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010
Tabel 4.17
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah)
(juta
rupiah) (persen) (persen)
1. Bank BRI Syariah
Triwulan I-2010
Aset
100
3.829.696 3.829.696 0 100
Ekuitas 458.880 458.880 0 100
Nat Income 24.495 24.495 0 100
Pembiayaan 1.026.324 1.026.324 0 100
Pendapatan Operasional 84.030 84.030 0 100
Triwulan II-2010
Aset
100
4.847.159 4.847.159 0 100
Ekuitas 968.570 968.570 0 100
Nat Income 14.805 14.805 0 100
Pembiayaan 1.250.037 1.250.037 0 100
Pendapatan Operasional 177.948 177.948 0 100
Triwulan III-2010
Aset
95.96
6.073.535 6.073.535 0 100
Ekuitas 955.077 955.077 0 100
Nat Income 23.923 23.923 0 100
Pembiayaan 1.349.200 1.405.948,85 4,21 95,79
Pendapatan Operasional 274.826 286.385,49 4,21 95,79
Triwulan IV-2010
Aset
96.07
6.856.386 6.856.386 0 100
Ekuitas 955.022 829.250,79 -13,17 113,17
Nat Income 23.978 23.978 0 100
Pembiayaan 1.309.790 1.363.302,05 4,09 95,91
Pendapatan Operasional 366.131 381.089,44 4,09 95,91
Sumber : Data diolah
89
Pada Tabel 4.3.8 menunjukkan pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata
pada Triwulan I dan II pada tahun 2010 tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa
bank tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini
berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat
meraih target yang sebenarnya.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III
(Sept-2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar
1.405.948,85 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.349.200 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,21%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 286.385,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 274.826 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,21%
pada kondisi saat ini.
Adapun, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan IV (Des-
2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 829.250,79
juta rupiah yang saat ini sebesar 955.022 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 13,17%, menetapkan target pembiayaan sebesar
1.363.302,05 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.309.790 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,09%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 381.089,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 366.131 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,09%
pada kondisi saat ini.
90
2) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011
Tabel 4.18
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)
1. Bank BRI Syariah
Triwulan I-2011
Aset
68.82
7.236.713 7.236.713 0 100
Ekuitas 959.028 959.028 0 100
Nat Income 19.972 19.972 0 100
Pembiayaan 1.108.256 1.610.481,76 45,32 54,68
Pendapatan Operasional 92.119 175.942,28 90,99 9,01
Triwulan II-2011
Aset
79.49
7.706.185 7.706.185 0 100
Ekuitas 962.439 962.439 0 100
Nat Income 16.561 16.561 0 100
Pembiayaan 1.224.097 1.539.905,70 25,8 74,2
Pendapatan Operasional 261.452 328.904,84 25,8 74,2
Triwulan III-2011
Aset
100
9.531.734 9.531.734 0 100
Ekuitas 978.338 978.338 0 100
Nat Income 662 662 0 100
Pembiayaan 1.279.948 1.279.948 0 100
Pendapatan Operasional 408.581 408.581 0 100
Triwulan IV-2011
Aset
100
11.200.823 11.200.823 0 100
Ekuitas 966.676 966.676 0 100
Nat Income 12.324 12.324 0 100
Pembiayaan 1.721.836 1.721.836 0 100
Pendapatan Operasional 679.865 679.865 0 100
91
Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011) dapat
dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar 1.610.481,76 juta
rupiah yang saat ini sebesar 1.108.256 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pembiayaan saat ini sebesar 45,32%, menetapkan target pendapatan operasional
sebesar 175.942,28 juta rupiah yang saat ini sebesar 92.119 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 90,99% pada kondisi
saat ini.
Selanjutnya, pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun-
2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar
1.539.905,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.224.097 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 25,8% dan menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 328.904,84 juta rupiah yang saat ini sebesar
261.452 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar
25,8% pada kondisi saat ini.
Pada Triwulan III dan IV tahun 2011 pencapaian efisiensi BRI Syariah
rata-rata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank
tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti
nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih
target yang sebenarnya.
92
3) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012
Tabel 4.19
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012
Nama Bank
Tingkat
Efisiensi
(persen)
Actual Target To Gain Achieved
(juta
rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)
1. Bank BRI Syariah
Triwulan I-2012
Aset
100
10.522.693 10.522.693 0 100
Ekuitas 971.270 971.270 0 100
Nat Income 7.730 7.730 0 100
Pembiayaan 1.844.768 1.844.768 0 100
Pendapatan Operasional 178.019 178.019 0 100
Triwulan II-2012
Aset
86.41
11.481.043 11.013.760,29 -4,07 104,07
Ekuitas 1.031.813 1.031.813 0 100
Nat Income 52.813 52.813 0 100
Pembiayaan 1.969.842 2.279.746,54 15,73 84,27
Pendapatan Operasional 385.435 446.073,39 15,73 84,27
Triwulan III-2012
Aset
85.90
12.199.092 12.199.092 0 100
Ekuitas 1.078.271 1.078.271 0 100
Nat Income 99.271 77.349,42 -22,08 122,08
Pembiayaan 2.168.182 2.524.177,34 16,42 83,58
Pendapatan Operasional 595.074 692.779,62 16,42 83,58
Triwulan IV-2012
Aset
100
14.086.914 14.086.914 0 100
Ekuitas 1.068.504 1.068.504 0 100
Nat Income 89.544 89.544 0 100
Pembiayaan 2.597.083 2.597.083 0 100
Pendapatan Operasional 979.877 979.877 0 100
Sumber : Data diolah
93
Pada Triwulan I dan IV tahun 2012 pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-
rata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank tersebut
dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai
input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target
yang sebenarnya.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun-
2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar 11.013.760,29
juta rupiah yang saat ini sebesar 11.481.043 juta rupiah dengan cara mengurangi
aset saat ini sebesar 4,07%, menetapkan target pembiayaan sebesar 2.279.746,54
juta rupiah yang saat ini sebesar 1.969.842 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pembiayaan saat ini sebesar 15,73% dan menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 446.073,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 385.435 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 15,73%
pada kondisi saat ini.
Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-2012) dapat
dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 77.349,42 juta
rupiah yang saat ini sebesar 99.271 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 22,08%, menetapkan target pembiayaan sebesar
2.524.177,34 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.168.182 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 16,42% dan menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 692.779,62 juta rupiah yang saat ini sebesar
595.074 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar
16,42% pada kondisi saat ini.
94
Pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan dapat dibuktikan
dengan perkembangan aset dan ekuitas BRI Syariah per-Triwulan. Berikut
datanya :
Tabel 4.20
Perkembangan Aset dan Ekuitas BRI Syariah Triwulan
Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah)
BANK Triwulan Aset Ekuitas
BRI Syariah
Mar-10 3.829.696 458.880
Jun-10 4.847.159 968.570
Sep-10 6.073.535 955.077
Des-10 6.856.386 955.022
Mar-10 7.236.713 959.028
Jun-11 7.706.185 962.439
Sep-11 9.531.734 978.338
Des-11 11.200.823 966.676
Mar-12 10.522.693 971.270
Jun-12 11.481.043 1.031.813
Sep-12 12.199.092 1.078.271
Des-12 14.086.914 1.068.504
Sumber : Laporan Keuangan Bank
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank BRI syariah
mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur
tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
income dari pengelolaan aset.
95
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
mendapatkan Net Income.
Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank BRI Syariah setelah dicari
menggunakan ROA dan ROE :
Tabel 4.21
ROA dan ROE Bank BRI Syariah Tahun 2010-2012
BANK Triwulan ROA ROE
BRI Syariah
Mar-10 8,64 1,12
Jun-10 5,49 0,97
Sep-10 1,80 0,24
Des-10 1,28 0,35
Mar-10 1,23 0,23
Jun-11 1,52 0,20
Sep-11 3,18 0,40
Des-11 1,19 0,20
Mar-12 1,41 0,17
Jun-12 9,98 1,21
Sep-12 11,40 1,34
Des-12 10,41 1,19
Sumber : Laporan Keuangan Bank
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank BRI Syariah menurut
ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena
terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun
dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.
Penelitian ini menjelaskan jumlah input dan output Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia, bertambahn dari tahun ke tahun. Di sisi lain, hasil
perhitungan DEA juga memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi tekniknya
96
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Di sisi lain, kenaikan rata-rata tingkat
efisiensinya tetap mencerminkan adanya beberapa bank syariah yang mengalami
inefisiensi. Ketidakefisienan tersebut dapat disebabkan variabel baik input
maupun output yang belum efisien, meskipun kondisinya bersifat fluktuatif.
Pengukuran efisiensi ini cenderung terbatas pada hubungan teknik dan
operasional dalam proses konversi input menjadi output. Hal ini menyebabkan
untuk meningkatkan tingkat efisiensi hanya memerlukan kebijakan mikro yang
bersifat internal, yaitu pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal.
Pertama, penyebab ketidakefisienan input aset total adalah penggunaan
jumlah aset total yang lebih besar dibandingkan target yang dibutuhkan. Aset total
bank syariah meliputi jumlah kas, penempatan pada Bank Indonesia, penempatan
pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, pembiayaan(piutang murabahah,
piutang istishna’, piutang qardh, ijarah dan lainnya), pendapatan yang akan
diterima, biaya dibayar dimuka, aset tetap dan inventaris, dan aktiva lainnya.
Solusi yang dapat ditempuh adalah dengan memperbaiki pengelolaan alokasi
jumlah aset total yang dimiliki bank syariah. Kelebihan penggunaan input aset
total tidak perlu dialihkan ke input lainnya, namum pola pengelolaannya dirubah
dengan memperbesar pengalokasian porsi aset produktif/pembiayaan yang
merupakan bagian dari aset total sendiri. Porsi jumlah pembiayaan yang semakin
besar akan memperlancar proses intermediasi bank syariah dan memperbaiki
pendapatan operasional terutama pendapatan dari penyaluran dana. Perbaikan
porsi aktiva tetap yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas agar
pendapatan operasional bank syariah dapat meningkat.
97
Kedua, ketidakefisienan penggunaan input ekuitas oleh bank-bank umum
syariah adalah jumlah input (ekuitas) yang masih lebih besar dibandingkan
targetnya. Hal ini menandakan perannya sebagai input yang tidak maksimal untuk
menghasilkan output. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengalokasikan
kelebihan input ekuitas ke bagian input aset total khususnya aset yang bersifat
produktif.
Ketiga, ketidakefisienan input net income yaitu rendahnya hasil net
income yang dihasilkan dari yang diharapkan. Kasus pada bank-bank syariah
sama seperti pada bank-bank konvensional, dimana peningkatan jumlah net
income tidak diimbangi oleh skill yang memadai menyebabkan bank mengalami
penurunan net income termasuk menurunnya dalam hal produktivitas. Upaya yang
harus dilakukan untuk meningkatkan net income dengan meningkatkan jumlah
aset dan ekuitas serta meningkatkan pendapatan operasional dan beban
operasional. Dengan demikian perbaikan posisi antara pendapatan operasional dan
beban operasional yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas akan
semakin meningkat, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing.
Ketidakefisienan output terjadi pada pembiayaan dan pendapatan
operasional. Pertama, jumlah pembiayaan masih lebih kecil dibandingkan target
yang ditentukan pada bank-bank syariah yang mengalami inefisiensi. Hal ini
disebabkan adanya prinsip kehati-hatian yang diberlakukan oleh bank-bank
tersebut, namun kelebihan proporsi penerapan prinsipnya akan menghambat target
jumlah pembiayaan yang seharusnya dilakukan. Solusi dari permasalahan ini
adalah penerapan prinsip kehati-hatian yang ada tidak menjadikan jumlah
98
pembiayaan terhambat, namun perlunya pengawasan yang lebih ketat (pencegah
terjadinya moral hazard), sehingga output pembiayaan dapat lebih optimal. Di sisi
lain, variasi bentuk produk pembiayaan yang diinginkan masyarakat perlu
ditambah dengan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah yang ada.
Kedua, jumlah pendapatan operasional masih jauh dari potensinya.
Perbaikan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan jumlah
pembiayaan (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa. Kedua, perbesar porsi
jumlah aset produktif dari total aset yang dimiliki untuk penambahan jumlah
pembiayaan, optimalisasi peran pembiayaan (pengurangan NPF akibat moral
hazard) dan aktiva tetap (perbaikan kuantitas dan kualitas pelayanan jasa),
berdampak positif yaitu penambahan pendapatan operasional yang terdiri dari
pendapatan penyaluran dana dan operasional lainnya. Ketiga, perbaikan kualitas
SDM untuk peningkatan pendapatan operasional, karena ini berkaitan dengan
produktivitas tenaga kerja dalam mengelola input yang ada (tertentu) untuk
menghasilkan output yang maksimal.
b. Hubungan Nilai Efisiensi dengan Rasio-Rasio Keuangan
Para pengambil kebijakan menggunakan hubungan antara efisiensi dengan
indikator kinerja sebagai dasar untuk menerapkan suatu peraturan. Efisiensi
dengan ukuran kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif. Artinya,
semakin efisien suatu Bank Syariah maka indikator kinerja akan menunjukkan hal
yang sama. Namun demikian, ukuran kinerja tersebut umumnya berasal dari
informasi akuntasi serta terkadang tidak mengacu pada teori ekonomi mikro.
99
Sebagai contoh, tingginya nilai rasio antara biaya dan income di Bank Syariah
dapat memberi indikasi dua hal yang berbeda. Tingginya rasio tersebut dapat
mengindikasikan adanya ketidakmampuan dalam manajemen pembiayaan di
Bank Syariah yang bersangkutan. Namun demikian, tingginya rasio tersebut juga
dapat memberikan gambaran semakin tingginya persaingan usaha diantara sesama
Bank Syariah.
Besaran nilai efisiensi yang dianalisis dengan metode statistik dan
didasarkan pada teori ekonomi memiliki informasi yang lebih baik apabila
dibandingkan metode yang konvensional. Meskipun dengan metode dan
pendekatan yang berbeda, diharapkan nilai efisiensi dengan indikator kinerja
memiliki hubungan yang positif artinya memberikan konsistensi serta kesimpulan
yang relatif sama terutama untuk proses pengambilan kebijakan.
Setelah memaparkan hasil data penelitian sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, maka beberapa poin penting yang dapat dijadikan sebagai bahan
untuk dilakukan pembahasan di dalamnya. Beberapa hasil poin-poin penting
tersebut yang menjadi pembahasan pada bagian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tingkat Efisiensi Teknis
Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi teknis yang dilakukan, didapatkan
bahwa secara rata-rata tingkat efisiensi yang diperoleh oleh ketiga bank syariah di
Indonesia periode 2010-2012 berkisar > 0,89 atau 89%. Hal tersebut
menunjukkan, bahwa belum optimalnya pengelolaan output yang dihasilkan
100
dibandingkan dengan input yang digunakan pada bank-bank syariah di Indonesia.
Hal tersebut paling besar oleh bank besar seperti Bank Muamalat. Bahkan suatu
kondisi yang tidak terduga didapatkan bahwa bank syariah yang relatif tergolong
masih kecil seperti Bank Bri Syariah justru memperoleh tingkat efisiensi yang
lebih optimal, dengan tingkat efisiensi yang pernah mencapai 1,00 atau 100%. Hal
tersebut disebabkan oleh karena, bank-bank syariah yang kecil relatif masih
memiliki input yang lebih kecil sehingga dalam mengelolanya untuk dijadikan
output masih lebih mudah dengan resiko yang masih kecil dibanding dengan
bank-bank syariah yang relatif besar yang dimana mereka menghadapi resiko
besar dalam pengelolaan input-outputnya sehingga sangat membutuhkan skill
kemampuan yang lebih baik lagi.
2. Tingkat Efisiensi Biaya
Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi biaya yang telah dilakukan,
didapatkan nilai efisiensi biaya yang diperoleh oleh bank-bank syariah di
Indonesia pada periode 2010-2012 cenderung labil, dimana tingkat efisiensi biaya
yang diperoleh bank-bank syariah di Indonesia mengalami fluktuasi. Hal tersebut
menunjukkan belum optimalnya bank syariah dalam mengelola aset-aset
produktifnya dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan tiap
tahunnya yang semakin meningkat. Hal tersebut banyak dialami oleh bank-bank
relatif masih kecil seperti Bank Mega Syariah, BRI Syariah yang dimana relatif
memperoleh tingkat efisiensi yang lebih rendah dibandingkan bank-bank yang
relatif besar seperti Bank Muamalat. Hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha
yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah yang kecil masih lebih besar
101
dibandingkan dengan output yang dihasilkan atau operasional mereka masih
berada dalam skala yang tidak ekonomis. Sementara pada bank syariah besar
relatif dimana dalam menjalankan operasional mereka telah mampu mencapai
skala yang ekonomis, dimana peningkatan output yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, sebagian dari bank-bank syariah masih
mengalami inefisiensi. Tingkat efisiensi rata-rata per triwulan Bank
Muamalat mengalami kenaikan setiap triwulannya yaitu pada tahun 2010
tingkat efisiensi pada triwulan I hingga triwulan IV mencapai 100%,
sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi mengalami fluktuatif, pada
triwulan I mencapai 87,87% ; triwulan II 86,91% ; triwulan III 92,73% dan
triwulan IV mencapai 100%, dan pada tahun 2012 rata-rata efisiensi
mengalami peningkatan di setiap triwulannya, pada triwulan I mencapai
85,91% ; triwulan II 89,10% ; triwulan III 95,99% dan triwulan IV mencapai
100%.
2. Tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi di setiap
triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi triwulan I mencapai
100% ; triwulan II 99,77% ; triwulan III 100% dan triwulan IV mencapai
100%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi triwulan I mencapai
86,04% ; triwulan II mencapai 73,23% ; triwulan III mencapai 76,06% dan
triwulan IV mencapai 91,80% dan pada tahun 2012 triwulan I mencapai
101
28,18% ; triwulan II mencapai 51,75% ; triwulan III mencapai 65,05 dan
triwulan IV mencapai 87,29%. Dan BMS merupakan bank yang kinerjanya
belum mencapai tingkat efisiensi suatu bank.
3. Tingkat efisiensi rata-rata Bank BRI Syariah mengalami fluktuasi di setiap
triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi pada triwulan I mencapai
100% ; triwulan II mencapai 100% ; triwulan III mencapai 95,96% dan
triwulan IV mencapai 96,07%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi
pada triwulan I mencapai 68,82% ; triwulan II mencapai 79,49% ; triwulan III
dan IV mencapai 100%. Dan pada tahun 2012 tingkat efisiensi triwulan I dan
IV mencapai 100% ; triwulan II mencapai 86,41% dan triwulan III mencapai
85,90%.
4. Ketidakefisienan pada ketiga bank tersebut berasal dari variabel input dan
output. Ketidakefisenan input dan output hanya terjadi pada beberapa bank
dan tidak terjadi setiap triwulan.
B. Saran
Bagi Perbankan Syariah :
1. Variabel input yaitu aset dan ekuitas dan net income maupun variabel
output yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional bagi periode bank-
bank yang inefisien agar disesuaikan dengan target agar kondisi
operasionalnya lebih efisien, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing.
102
2. CEO harus memperhatikan variabel penting yang menyebabkan
inefisiensinya suatu bank, yaitu dengan meningkatkan produktivitas bank
dalam operasionalnya.
Bagi peneliti berikutnya :
1. Skripsi ini disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menggunakan data
perbankan yang lebih panjang periodenya agar dapat menganalisis
perbankan syariah yang akan membuka bank-bank syariah baru.
2. Skripsi ini hanya menjelaskan tentang efisiensi perbankan syariah dengan
menggunakan Data Envelopment Anaylsis (DEA), disarankan untuk
menggunakan metode pendekatan lainnya.
3. Skripsi ini menjelaskan bahwa pendekatan teknik menggunakan DEA
mengabaikan boots strapping/check naving, untuk itu penelitian
selanjutnya dapat menggunakan model yang lebih mutakhir terkait
dengan efisiensi.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, Diana Y. Dan Guruh S.R. 2008. “Analisis Efisiensi Perbankan
Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data
Envelopment Analysis (DEA).”
Bank Indonesia. 2010. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses
tanggal 10 Desember 2012.
Bank Indonesia. 2011. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses
tanggal 10 Desember 2012.
Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses
tanggal 10 Desember 2012.
Bank Indonesia (2012). Laporan Publikasi Keuangan Triwulan Perbankan 2010-
2012. http//www.bi.go.id. Diakses tanggal 13 Desember 2012.
Bank Muamalat Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.
http//www.muamalatbank.com. Diakses tanggal 14 Desember 2012.
Bank Mega Syariah Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.
http//www.megasyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012.
Bank Rakyat Indonesia Syariah (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.
http//www.brisyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012.
Berger, A.N. dan Humphrey, D.B. (1997). “Efficiency of financial institutions:
International survey and directions for future research”, European Journal
of Operational Research, 98, 175-212. Emerald: Group Publishing Limited.
Charnes, A., Cooper, W. And Rhodes, E. (1978), “Measuring the efficiency of
decision making units”, European Journal of Operational Research, Vol.2,
pp.429-444.
Direktorat Perbankan Syariah (2012). Statistik Perbankan Syariah (Islamic
Banking Statistic). http//[email protected]. Diakses
tanggal 13 Desember 2012.
Hadad, Muliaman D., W. Santoso, Eugenia Mardnugraha, Dhaniel Ilyas (2003).
Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Jurnal
Penelitian, Desember 2003, Bank Indonesia, Jakarta.
104
Hamim S. A Mokhtar, Naziruddin Abdullah, dan Syed M. Al Habshi. 2008.
“Efficiency and Competition of Islamic Banking in Malaysia.” Journal
Humanomics. Vol.24. No.1. Hal. 28-48. Emerald: Group Publishing
Limited.
Hendy, Herijanto (2013). “Selamatkan Perbankan! Demi Perekonomian
Indonesia”. Expose : PT Mizan Publika, Jakarta.
Islamic Banking Least Affected by The Global Financial Meltdown. 29 Juni 2009.
http://finance.kalpoint.com/weekly-updates/editors-pick/islamic-banking-
least-affected-by-the-global-financial-meltdown.html.
Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam, Rajawali Pers, Jakarta. (KA)
Minwir Al-Shammari, Anwar Salimi, (1998),”Modelling the operating efficiency
of banks: a nonparametric methodology”, Logistics Information
Management, Vol.11, pp. 5-17.
Mohamed M.Mostafa, (2011),”Modeling Islamic Banks Efficiency a non
parametric frontier approach”, International Journal of Islamic and Middle
Eastern Finance and Management, Vol.40, pp. 7-29. Emerald: Group
Publishing Limited.
Mohammad R. Alirezaee, Murray Howland and Cornelis Van De Panne, (1998),
“Sampling size and efficiency bias in Data Envelopment Analysis”, Journal
of Applied Mathematics Decision Sciences, Vol.2(1), pp. 51-64.
Rashmi Malhotra, Raymond R.Poteau, D.K.Malhotra, (2012), “A DEA Based
Multidimensional Framework for Analyzing Indian Commercial Banks”,
pp. 61-85. Emerald: Group Publishing Limited.
Rivai, Veithzal, et al, Bank and Financial Institution Management, Rajawali Pres,
2007.
Saefuddin AM, (2011), “Membumikan Ekonomi Islam”, PPA Consultans,
Jakarta.
Sukirno, Sadono (2008). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Divisi
Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Yudistira, Donsyah (2003), Efficiency in Islamic Banking; An Empirical Analysis
of 18 banks, Paper, Loughborough University, United Kingdom. Emerald:
Group Publishing Limited.
r
BANK Triwulan Aset Ekuitas Income Pembiryaan PendaDatan Operasional
MUAMALAT2OlO
r4.829.089 953,564 328,27s 5,409,611 26r,288
II 15,411,23r 978,810 353-521 s,692,289 514.126
UI r7,686,002 1.668,410 362219 6.193.405 798,205
rV 21.442.596 t.749.156 443,6E4 6,752,730 1,121,105
MUAMAI-A-T20ll
2 1.608.353 1,809,51 I 514,765 7,013,260 340,t57
n 23,697,765 r.E72225 565,409 7 "556.832 718"149
m 25,596,580 t.972.327 573.r97 8,005,570 1.070.851
Iv 32,479,506 2,067,401 670,640 8.906.604 r.5r7.793
MUAMALAT2OI2
I 30,836,353 2,1r8,465 757,539 9.785.392 406,863
II 32,689,318 2,221-160 884.831 10,758,096 868,332
il 35.700.818 2,302,463 98s,960 11,686,829 1,365,781
Iv 'f4.854.413 2,457,991 1.120,896 13.854,378 1.924,895
MEGASYARIAH2010
I 4,365,675 353.902 203,U2 183,578 187,089
I 4,474,923 384,593 234.533 r73.541 386.1 17
III 4.455.914 401.335 82.414 158,410 588,314
Iv 4,637,730 38r,775 62.E54 140,095 785.787
MEGASYARIAH20ll
I 4,295,103 400,485 81.564 t3l.79t 188.956
tl 4.487.694 421.223 102,302 120,091 380,346
ilI 4,787,659 435,168 t16,247 tt4.582 584.946
w 5,565,724 435,642 t16.72r 68.113 823.131
MECASYARIAH2012
5,874,897 486.191 167.270 s2.798 253.1 l8
T 5.987,762 554.973 23s.9E 16,6t7 524,99r
UI 7,305,239 623,000 304.025 t4.769 805.303
Iv 8.164.921 620.5r4 301.539 9,390 I,l 14,804
BRI 2OIO
I 3,829,696 4s8,880 -24,495 .026.324 84,030
il 4.847.159 968.570 -14.805 .250.037 177.948
m 6.073.535 955.077 -23,923 ,349,200 274,826
ry 6,856,386 955.022 -23,978 .309.790 366.131
BRI 2OI1
I 7-236.713 959,028 -t9.972 .108.256 92.t19
il 7.706.1E5 962439 -r6.561 ,2U,097 261452
UI 9,53t,734 978,338 -662 .279.948 408.58r
ry r1,200,823 966,676 -12.324 721,836 679.86s
BRI 2012
I r0.522.693 97r.270 ,7,730 .844,768 178,019
n l 1,481,043 1.031,813 52.813 -969"842 385.435
m 12.t99,W2 1.078.27r 9927r 2,168,182 595,074
IV 14.085.914 1.068.504 89,5,{4 2.597,083 979,877
: t {t '
:
Efficiency Report100% BMI 2010 Mar
P otenti a I I m proveme ntsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Actual:'14829089
953564328275
540961 1261288
Contribution:048.8851.121000
02t07t2013Peers: 0
References: 0
Target: Potential improvement:14829089 0
953564 0328275 0
5409611 0261288 0
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
www.banxia.com Page 1 ot 12
0210712013Peers: 0
References: 6
Potential improvement:00000
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
Page?ol12
0210712013Peers: 0
References: 2
Potential improvement:00000
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
Page 3 of 12
Efficiency Report
100% BMI 2010 Jun
Potential I mprovementsVariable
AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Actual:15411231
978810353521
5692289514126
Contribution:047.68352.3171000
Target:15411231
978810353521
s692289514126
Target:176860021668410362219
61 93405798205
www.Danxta.com
Efficiency Report
100% BMI 2010 Sept
Potenti al I m provementsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Actual:176860021668410362219
6193405798205
Contribution:001001000
www.banxia.com
Efficiency Report100o/o BMI 2010 Des
P ote nti al I m prove me ntsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Actual:21442596
1749156443684
67s27301121106
Contribution:1000054.98645.014
Target:21442596
1749156443684
67527301121106
0210712013Peers: 0
References: 2
Potential improvement:00000
InpuUOutput:lnputInputInputOutputOutput
Page 4 of 12
0210712013Peers: 1
References: 0
Potential improvement:0
-24.16-3.7113.8
111.92
InpuUOutput:InputlnputInputOutputOutput
Page 5 oI 12
02t07t2013Peers: 2
References: 0
Potential improvement:0
-14.61-5.1815.0615.06
www.banxia.com
Efficiency Report
87.87% BMI 2011 Mar
P otenti a I I m provem entsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 Jun
lnput / Output ContributionsPendapatan Operasion
Actualr21608353
180951 1514765
7013260340157
Variable:Aset
Ekuitaslncome
Pembiayaan
Target:21608353
1372406495677.97981257720864.9
Contribution:100100100100100
Variable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit:BMI 2010 Jun
Gontribution:100001000
Actual:23697765
1872225565409
7556832718149
www.oanxra.com
Efficiency Report
86.91% BMI 2011 Jun
Potenti al Im provementsVariable
AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Target:23697765
1 598655536145.58694812826294.8
Peer ContributionsPeer:
BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 201 0 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 Sept
lnput / Output Contributions
Efficiency Report
Variable:Aset
Ekuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
Contribution:87.1982.0988.4187.7883.4212 .8117 .911 1 . 5 912.2216.58
lnpuUOutput:InputlnputInputOutputOutput
Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit;BMI 201 0 JunBMI 2010 Sept
Contribution:1000086.s9613.404
Contribution:88.42711.573067.5423?.458
www.banxia.com Page 6 of 12
0210712013Peers: 3
References: 0
Potential improvement:00
-4.367.847.84
92.73o/o BMI 2011
Potenti al I m provementsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 SeptBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 Des
Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesBMI 2010 JunBMI 2010 SeptBMl2010 Des
Sept
Actual:25596580
1972327573197
8005s70'1070851
Variable:Aset
Ekuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
Target:25596580
1972327548209.886332951154817
Contribution:33.4
27.5335.7736.5824.7
11 .8514.511 1 . 3 312.3111 .8654.7557.9652.8951.1263.45
InpuUOutput:lnputlnputInputOutputOutput
www.banxia.com PageT oI12
Efficiency Report
100% BMI 2011 Des
Potenti al I m provementsVariable
AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
lnput / Output ContributionsVariablelAsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Actual:324795062067401670640
89066041517793
Contribution:083.56516.4350100
Target:324795062067401670640
89066041517793
0210712013
Peers: 0
References: 0
Potential improvement:00000
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
Page 8 of 12
02t07t2013Peers: 1
References: 0
Potential improvement:0
-7.55-6.6216.4
152.84
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
www.banxia.com
Efficiency Report
85.91% BMI 2012 Mar
Potenti al I m provementsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer: Variable:
BMI 2010 Jun AsetBMI 2010 Jun EkuitasBMI 2010 Jun lncomeBMI 2010 Jun PembiayaanBMI 2010 Jun Pendapatan Operasion
lnput / Qutput Contributions
Actual:30836353
2118465757539
9785392406863
Contribution:100001000
Target:30836353
1958502707360.71 13897091028715
Contribution:100100100100100
Variable:AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit:BMI 2010 Jun
www.banxia.com Page 9 of 12
1I',i
Efficiency Report
89.10% BMI 2012 Jun
Pote nti a I I m prove m entsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer: Variable:
BMI 2010 Jun AsetBMI 2010 Jun EkuitasBMI 2010 Jun lncomeBMI 2010 Jun PembiayaanBMI 2010 Jun Pendapatan Operasion
lnput / Output Contributions
Actual:326893182221160884831
10758096868332
Contribution:100001000
www.banxia.com
Actual:3570081 I
230246398s960
1 1 6868291 365781
Variable:Aset
Ekuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasicn
AsetEkuitasIncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
Contribution:77.31122.689064.825
Target:32689318
2076189749866.2120741201 090531
Contribution:100100100100100
Target:35700818
2302463824683.2121748681422816
Contribution:51.2
50.4250.8455.4542.8619.5424.7217.5118.0525.6429.2624.8631.6526.531 .5
lnpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
Page 10 of 12
InpuUOutput:InputInputInputOutput
02t07t2013Peers: 1
References: 0
Potential improvement:0
-6.53-15.2512.2325.59
0210712013Peers: 3
References: 0
Potential improvement:00
-16.364 .184 .18
Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit:BMI 2010 Jun
Efficiency Report
95.99% BMI2012 Sept
Pote nti al I m provementsVariable
AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BMI 2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 JunBMl2010 JunBMI 2010 JunBMI 2010 DesBMl2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMI 2010 DesBMl2012 DesBMI 2012 DesBMI 2012 DesBMl20, |2 DesBMl2012 Des
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasIncomePembiayaan
-I t ftt
Pendapatan Operasion 35.175t' P*r References
Unit:BMI 2010 Jun
' BMl2010 DesBMI 2012 Des
www.banxia.com
Efficiency Report
100o/o BMI 2012 Des
Potenti al I m prove mentsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaan
Output
Page 11 of 12
0210712013Peers; 0
References: 1
Actual: Target Potential improvement:44854413 448544132457991 24579911120896 1120896
13854378 13854378
00000Pendapatan Operasion 1924895 1924895
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaan
Contribution:80.04119.959060.786
lnpuUOutput:InputInputInputOutputOutputPendapatan Operasion 39.214
www.banxia.com Page 12 of 12
+t,I
Efficiency Report100% BRI 2010 Mar
P ote nti al I m prove m e ntsVariable
AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion
95.96% BRI 2010 Sept
Potential Im provementsVariable
AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer Contributions
Pendapatan OperasionAset
Actual:38296964s888024495
102632484030
Contribution:100001000
Actual:48471599685701 4805
1250037't77948
Gontribution:44.00840.45815.53492.9357.065
www.banxia.com
www.Danxta.com
Target:607353595507723923
1405949286385.s
Contribution:1 .421.082.311.650.66
64.71
0210712013Peers: 0
References: 5
Target: Potential improvement:3829696 0458880 024495 0
1026324 084030 0
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
Page 1 of 12
02t07t20't3Peers: 0
References: 5
Efficiency Report
100% BRI 2010 Jun
Potential Im provementsVariable
AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion
Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion
Actual:607353595507723923
1 349200274826
Variable:Aset
EkuitasNet lncome
Pembiayaan
Target: Potential improvement:4847159 0968570 0
14805 01250037 0177948 0
InpuUOutput:lnputlnputInputOutputOutput
Page2 o f 12
02t0712013Peers: 4
References: 0
Efficiency Report
Peer:BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 Jun
Potential improvement:000
4.214.21
-4r
BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des
Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2012 Des
82.2250.1772.0950.385.362.94
1 . 53.566.89
28.5213.7546.0222.7',|42.07
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
www.banxia.com Page 3 of 12
02t07t2013Peers: 3
References: 0
Target: Potential imProvement:6856386 0829250.8 -13.17
23978 01363302 4.09
381089.4 4.09
Contribution:33.5755.4629.3243.5422.1733.3123.7710.4825.7536.3833.1220.7760.2
30.7141.45
InpuUOutput:InputInput
EkuitasNet lncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitas
Net lncomePembiayaan
Pendapatan OperasionAset
EkuitasNet lncome
PembiayaanPendapatan Operasion
Actual:685638695502223978
1 3097903661 31
Variable:Aset
EkuitasNet lncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitas
Net lncomePembiayaan
Pendapatan OperasionAset
EkuitasNet lncome
PembiayaanPendapatan Operasion
Gontribution:61.64326.2612.09779.09520.905
Gontribution:89.5750
Efficiency Report
96.07% BRI 2010 Des
Pote nti al I m p rove m e ntsVariable
AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des
Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitas
r
Pendapatan Operasion 48.735Peer References
Unit:BRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2012 Des
Efficiency Report
68.82% BRI 2011 Mar
Pote nti al I m p rove me ntsVariable
AsetEkuitasNet IncomePembiayaan
www.banxia.com Page 4 of 12
02t07t20't3Peers: 3
References: 0
Actual: Target: Potential improvement:7236713 7236713959028 959028
19972 19972 045.3290.99
1108256 1410482
Variable: Gontribution:Aset 22.84
Ekuitas 20.65Net fncome 52.93
Pembiayaan 27.5BRf 2010 Mar Pendapatan Operasion 20.61
Net IncomePembiayaan
Peer:BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 Mar
BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 Jun
BRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 Mar
10.4255"t.265
EkuitasNet lncome
AsetEkuitas
Net lncome
Aset 31.56
InputOutputOutput
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
00
Pendapatan Operasion 92119 175942.3Peer Contrtbufions
47.5934.93
BRl2012 Mar Pendapatan OperasionInput / Output Contributions
BRI 2010 Jun Pendapatan OperasionPembiayaan 36.57
47.6645.6
31.761 2 . 1 4
Pembiayaan 35.9231.73
Contribution:54.89627.59717.507100
Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion 0
Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2012 Mar
www.banxia.com Page 5 of 12
Efficiency Report79.49% BRI 2011 Jun
Potential Im provementsVariable
AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2011 DesBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 Mar
lnput / Output Contributions
02t0712013Peers: 4
References: 0
Actual:77061 8596243916561
12240972614s2
Variable:Aset
EkuitasNet Income
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitas
Net lncomePembiayaan
Pendapatan OperasionAset
EkuitasNet Income
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitas
Net lncomePembiayaan
Pendapatan Operasion
Target:77061 85962439
165611539906
328904.8
Contribution:
Potential improvement:000
25.825.8
Contribution:54.85631.5213.62489.76210.238
www.banxia.com
9.739.34
28.9713.05
530.2848.4443.0339.0726.0444.0430.4322.5533.8862.6315.9511.795.45
13.996.32
lnpuUOutput:lnputInputInputOutputOutput
Page 6 of 12
Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2011 DesBRI 2012 Mar
Efficiency Report
100% BRI 2011 Sept
P ote nti a I I m provementsVariable
AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion 408581
Input / Output Contributions
0210712013Peers: 0
References: 0
Actual: Target: Potential improvement:9531734 9531734978338 978338
662 6621279948 1279948
408581
Variable:AsetEkuitasNet lncomePembiayaan
Contribution:097.6242.37680.643
Contribution:077.74422.25693.235
www.banxia.com
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
PageT of 12
InpuUOutput:InputInputlnputOutputOutput
Page 9 of 12
00000
00000
Pendapatan Operasion 19.357
Efficiency Report0210712013
1oo% BRI 2011 Des Peers: 0References: 3
Potenti al I m prove m entsvariabte Actual: Target: Potential improvement:
Aset 11200823 11200823 0Ekuitas 966676 966676 0Net lncome 12324 12324 0Pembiayaan 1721836 1721836 0Pendapatan Operasion 679865 679865 0
lnput / Output ContributionsVariable: Contribution: InpuUOutput:Aset 0 InPutEkuitas 68.56 InputNet Income 31.439 InputPembiayaan 77.107 OutPutPendapatan Operasion 22.893 Output
www.banxia.com Page 8 of 12
Efficiency Report
100% BRI 2012 Mar
P ote nti al I m prove me ntsVariable
AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion 178019
Input / Output Contributions
0210712013Peers: 0
References: 3
Actual: Target: Potential improvement:10522693 10522693
971270 9712707730 7730
1844768 18447681 7801 I
Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion 6.765
www.banxia.com
tr
Efficiency Report
86.41% BRI 2012 Jun
Potenti al ImprovementsVariable
AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 MarBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des
lnput / Output Contributions
Actual:114810431 0 3 1 8 1 3
528't31969842385435
Variable:Aset
EkuitasNet Income
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitas
Net IncomePembiayaan
Pendapatan OperasionAset
EkuitasNet lncome
PembiayaanPendapatan Operasion
Target:1 1 01 37601 0 3 1 8 1 3
528132279747446073.4
Contribution:
Target:12',t990921078271
77349.422524177692779.6
Gontribution:26.2735.6126.5
30.0938.4840.1338.95
16.327.9827.574.2923.7
1 1 . 6 941.9333.9555.5837.3572.01
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
02t07t2013Peers: 3
References: 0
02t07t2013Peers: 3
References: 0
Potential improvement:-4.07
00
15.7315.73
Page 10 of 12
Potential improvement:00
-22.0816.4216.42
Variable:AsetEkuitasNet IncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUni t :BRI 2010 MarBRI 2012 MarBRI 2012 Des
Efficiency Report
85.90% BRI 2012 Sept
P otenti al I m p rove me ntsVariable
AsetEkuitasNet lncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BRI 2010 MarBRI 2010 MarBRI 2010 Mar
Contribution:082.94517.05599.1570.843
www.banxia.com
Actual:121990921078271
992712168182595074
Variable:Aset
EkuitasNet Income
',rI
BRI 2010 Mar PembiayaanBRl2010 Mar Pendapatan Operasion
34.021 0 . 1 5
0.81 . 8
0.380.990.52
72.9462.5973.1264.9989.34
BRl2010 Jun Pendapatan Operasion
BRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 JunBRI 2010 Jun
BRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 DesBRI 2012 Des
Variable:AsetEkuitas
AsetEkuitas
Net lncomePembiayaan
AsetEkuitas
Net lncomePembiayaan
BRI 2012 Des Pendapatan OperasionInput / Output Contrihutions
Contribution:94.9795.021
InpuUOutput:lnputInputInputOutputOutput
Net lncome 0Pembiayaan 69.485Pendapatan Operasion 30.515
Peer ReferencesUnit:BRI 2010 MarBRI 2010 JunBRI 2012 Des
www.banxia.com P a g e 1 1 o t 1 2
Efficiency Report0210712013
1oo% BRI 2012 Des Peers: 0References: 4
Potential Im provementsVariable Actual: Target: Potential improvement:
Aset 14086914 14086914 0Ekuitas 1068504 1068504 0Net lncome 89544 89544 0Pembiayaan 2597083 2597083 0Pendapatan Operasion 979877 979877 0
lnput / Output ContributionsVariable: Contribution: InpuUOutput:Aset 95.66 InPutEkuitas 4.34 InPutNet Income 0 lnPutPembiayaan 62.356 OutPutPendapatan Operasion 37.644 Output
www.banxia.com Page 12 of 12
I
Efficiency Report100% BSMI 2010 Mar
Pote nti al I m p rovem e ntsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion 187089
Input / Output Contributions
02107120'13Peers: 0
Referencet 4
Actual: Target: Potential improvement:4365675 4365675 0353902 353902203842 2038421 83578 1 83578
1 87089
000
Variable:AsetEkuitasIncomePembiayaan
Gontribution:01000100
4474923 4474923384593 382469.6234533 147210.5'173541 173941.5
Variable: Gontribution:Aset 51.07
Ekuitas 48.44lncome 72.49
Pembiayaan 55.2525.31
Aset 48.93Ekuitas 51.56
0
InpuVOutput:InputInputInputOutputOutput
Page 1 of 12
0-0.55
-37.230.230.23
lnpuUOutput:InputInputlnputOutputOutput
Pendapatan Operasion 0www.banxia.com
Pendapatan Operasion 3861 17 387008Peer Contributions
99.77% BSMI 2010 Jun
Pote nti a I I m prove me ntsVariable
AsetEkuitasIncomePembiayaan
Peer:BSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 Mar Pendapatan OperasionBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 Sept
0210712013Peers: 2
Referencel 0
Actual: Target: Potential improvement:
Efficiency Report
Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaan
lncomePembiayaan
27.5144.7574.69BSMI 2010 Sept Pendapatan Operasion
lnput / Output ContributionsContribution:1000086.046
Pendapatan Operasion 13.954Peer References
Unit:BSMI 2010 MarBSMI 2010 Sept
www.banxia.com Page 2 of 12
F 1 -
r 5i
Efficiency Report0210712013
1OO% BSMI 2010 Sept Peers: oReferencet 5
P ote nti a I I m proveme ntsVariable Actual: Target: Potential improvement:
Aset 4455914 4455914 0Ekuitas 401335 401335 0lncome 82414 82414 0Pembiayaan 158410 158410 0Pendapatan Operasion 588314 588314 0
Input / Output ContributionsVariable: Gontribution: InpuUOutput:Aset 100 InPutEkuitas 0 InPutIncome 0 InPutPembiayaan 78.697 OutPutPendapatan Operasion 21.303 Output
www.banxia.com Page 3 of 12
Efficiency Report0210712013
100% BSMI 2010 Des Peers: 0Referencet 6
P ote nti a I I m proveme ntsVariable Actual: Target: Potential improvement:
Aset 4637730 4637730 0Ekuitas 381775 381775 0Income 62854 62854 0Pembiayaan 140095 140095 0Pendapatan Operasion 785787 785787 0
Input / Output ContributionsVariable: Contribution: lnpuUOutput:Aset 0 InputEkuitas 0 InputIncome 100 InputPembiayaan 0 OutPutPendapatan Operasion 100 OutPut
umnrv.banxia.com Page 4 of 12
Efficiency Report0210712013
86.04% BSMI 2011 Mar Peers: 2Referencer 0
P ote nti a I I m prove mentsVariable Actual: Target: Potential improvement:
Aset 4295103 4295103 0Ekuitas 400485 386172.8 -3.57lncome 81564 81564 0Pembiayaan 131791 153182.8 16.23Pendapatan Operasion 188956 560363.9 196.56
Peer ContributionsPeer: Variable: Contribution:
BSMI2010 Mar Aset 1.75BSMI 2010 Mar Ekuitas 1.58BSM|2010 Mar Income 4.31BSM|2010 Mar Pembiayaan 2.07BSM|2010 Mar Pendapatan Operasion 0.58BSM|2010 Sept Aset 98.25
Lv'l
I
BSMI 2010 Sept Pendapatan OperasionInput / Output Contributions
BSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 Sept
Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaan
73.23% BSMI 2011 Jun
P otenti al I m p rove m entsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaan
Peer:BSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSM|2010 Mar Pendapatan Operasion
Page 5 of 12
0210712013Peers: 2
Referencer 0
Actual: Target: Potential improvement:4487694 4487694421223 398034.7102302 102302120091 163988.8
Variable: Gontribution:Aset 15.25
Gontribution:87.726012.274100
EkuitasIncome
Pembiayaan
EkuitasIncome
Pembiayaan
AsetEkuitaslncome
Pembiayaan
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
InpuUOutput:InputlnputInputOutputOutput
98.4295.6997.9399.42
13.9431.2417.555.52
84.7586.0668.7682.4594.48
Pendapatan Operasion 0Peer References
Unit:BSMI 2010 MarBSMI 2010 Sept
www.banxia.com
Efficiency Report
0-c.c
Pendapatan Operasion 380346 531470.4Peer Contributions
036.5539.73
BSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSM|2010Sept PendapatanOperasion
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion 0
Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 MarBSMI 2010 Sept
Contribution:85.619014.38100
www.banxia.com Page 6 of 12
rEfficiency Report
76.06% BSM| 2011
Potential lm provementsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des
lnput / Output Contributions
Sept
Actual:47876594351 68116247114582584946
Variable:Aset
Ekuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
02t07t2013Peers: 2
Referencer 0
Potential improvement:0
_7.43-39.3931.4731.47
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutput
PageT oI 12
Target:4787659402847.970455.1 9150644.2769044.8
Gontribution:23.5325.1929.5826.5919.3476.4774.8170.4273.4180.66
Variable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 SeptBSMI 2010 Des
Contribution:1000057.8342.17
www.banxia.com
T! , "
i
Efficiency Report
91.80% BSMI 2011 Des
P ote nti a I I m prove m entsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ContributionsPeer:
BSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitaslncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer ReferencesUnit :BSMI 2010 Des
Efficiency Report
28.18% BSMI 20'12 Mar
P ote nti al I m prove mentsVariable
AsetEkuitasIncomePembiayaanPendapatan Operasion
Peer Contributions
Pendapatan Operasion
Actual:5565724435642116721681 '13
823131
Variable:Aset
Ekuitaslncome
Pembiayaan
Actual:58748974861 9116727052798
2531 18
Variable:Aset
EkuitasIncome
Pembiayaan
Contribution:010000100
0210712013Peers: 1
Referencet 0
Target: Potential imProvement:5292096 -4.92435642 0
7',1722.46 -38.55159861 .9 134.78966s8.6 8.93
Contribution:100100100100100
InpuUOutput:InputInputInputOutputOutPut
www.banxia.com Page 8 of 12
0210712013Peers: 3
Referencet 0
Target:58748974861 91
102950.3187361.7898227.4
Gontribution:10 .8810.6528.9814.343.057.418.077.828.266.4
81.7',181.2863.1977.3990.55
Potential improvement:00
-38.45254.87254.87
Peer:BSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 MarBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 SeptBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des
Input / Output ContributionsVariable:AsetEkuitas
Pendapatan OperasionAset
Ekuitaslncome
PembiayaanPendapatan Operasion
AsetEkuitasIncome
PembiayaanPendapatan Operasion
Gontribution:59.62940.371
InpuUOutput:InputInput
#i i "
I
Income 0 InPutPembiayaan 68.525 OutPutPendapatan Operasion 31.475 Output
Peer ReferencesUnit :BSMI 2010 MarBSMI 2010 SeptBSMI 2010 Des
www.banxia.com
Efficiency Report
Page 9 of 12
0210712013
51.75% BSM|2012 Jun Peers: 1Referencer 0
Potenti al lm provementsVariable Actual: Target: Potential improvement:
Aset 5987762 5987762 0Ekuitas 554973 492908.8 -1 1 .18Income 235998 81 150.65 -65.61Pembiayaan 16617 180876.3 988.5Pendapatan Operasion 524991 1014528 93.25
Peer ContributionsPeer: Variable: Contribution:
BSMI 2010 Des Aset 100BSM|2010 Des Ekuitas 100BSM|2010 Des Income 100BSM|2010 Des Pembiayaan 100BSM|2010 Des Pendapatan Operasion 100
lnput / Output ContributionsVariable: Gontribution: InpuUOutput:Aset 100 InPutEkuitas 0 InPutIncome 0 InPutPembiayaan 0 OutPutPendapatan Operasion 100 OutPut
Peer ReferencesUnit :BSMI 2010 Des
www.banxia.com Page 10 oI 12
Efficiency Report0210712013Peers: 1
Referencet 0
Actual: Target: Potential improvement:
65.06% BSMI 2012 Sept
P ote nti a I I m p rove m e ntsVariable
AsetEkuitaslncomePembiayaan
Peer:BSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 DesBSMI 2010 Des
730s239 7305239623000 601362.7304025 99006.09
Variable: Gontribution:Aset 100
0-3.47
-67.4314769 220674.2 1394.17
Pendapatan Operasion 805303 1237752Peer Contributions
Ekuitaslncome
Pembiayaan
100100100100BSM|2010 Des Pendapatan Operasion
lnput / Output ContributionsVariable:AsetEkuitas
Contribution:1000
InpuUOutput:InputInput
53.7
rlncome 0Pembiayaan 0Pendapatan Operasion 100
Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 Des
InputOutputOutput
www.banxia.com P a g e 1 1 o f 1 2
Efficiency Report0210712013
87.29% BSMI 2012 Des Peers: 1Referencet 0
Pote nti al I m proveme ntsVariable Actual: Target: Potential improvement:
Aset 8164921 7537886 -7.68Ekuitas 620514 620514 0lncome 301539 102159'1 -66'12Pembiayaan 9390 227701.9 2324'54Pendapatan Operasion 1114804 1277171 14.56
Peer ContributionsPeer: Variable: Contribution:
BSMI 2010 Des Aset 100BSM|2010 Des Ekuitas 100BSM|2010 Des Income 100BSM|2010 Des Pembiayaan 100BSM|2010 Des Pendapatan Operasion 100
Input / Output ContributionsVariable: Gontribution: InpuUOutput:Aset 0 InPutEkuitas 100 InPut
: Income 0 InPut't* Pembiayaan 0 OutputPendapatan Operasion 100 OutPut
Peer ReferencesUnit:BSMI 2010 Des
www.banxia.com Page 12 oI 12