Upload
others
View
34
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
❑ Deasidifikasi adalah kegiatan pelestarian bahan perpustakaandengan cara menghentikan proses keasaman yang terdapatpada kertas, baik karena pengaruh faktor yang berasal daridalam maupun faktor luar dari kertas tersebut
❑ pH meter, kertas pH atau spidol pH dapat digunakan untukuji keasaman terhadap kertas
❑ Alat tersebut dapat dibeli di apotek atau toko kimia
❑ pH Meter 7020 adalah alat pengukur keasaman kertas yang menggunakan bejana yang berisi cairan
❑ Kertas yang akan diukur tingkat keasamannya diremas &dimasukkan ke dalam tempat yang telah disediakan yaitusebuah tabung yang telah diisi dengan cairan yang dapatmenentukan tingkat keasaman kertas
❑ Jarum penunjuk akan menyatakan angka di bawah angka 7atau di atas angka 7
❑ Kertas yang baik memiliki pH 7
❑ Kertas yang asam memiliki pH kurang dari angka 7
❑ Jika kertas tidak asam, jarum akan bergeser ke kanan, yang
menunjukkan angka 7, 8 sampai dengan 14
❑ Kertas yang akan diukur keasamannya harus bersih, bukanyang sudah tertulis dengan tinta
❑ Kenapa?
❑ Sebab tinta bisa meningkatkan keasaman
❑ pH meter ini baik digunakan untuk mengetes kertas bukan
buku
❑ Untuk mengukur tingkatkeasaman kertas pada buku?
❑ Kertas pH dapat digunakanuntuk mengukur tingkatkesaman kertas pada buku
❑ Kertas pH merupakan kertasyang ujungnya ditempeli bahanyang peka terhadap keasamandari berbagai tingkatan
❑ Sehingga kita dapatmenyamakan warna kertas pHtersebut, sesuai dengan angkayang tertera di sana
❑ Caranya dengan membasahi bagian buku yang bersih dengansetetes air bersih
❑ Diusahan agar air tersebut tidak akan merusak bagian bukuyang lain
❑ Kemudian kertas pH kita masukkan ke dalam air yang kitateteskan di kertas atau buku tadi
❑ Tunggu kurang lebih 2 menit, maka kita akan melihatperubahan warna pada kertas pH tersebut
❑ Setelah selesai pengukuran kita harus bersihkan tetesan air tadi dengan lap kering halus, agar buku tidak rusak
❑ Caranya lainnya dengan menggunakan spidol pH
❑ Caranya dengan menggoreskan spidol pH pada kertas di buku, kemudian kita lihat perubahan warnanya
❑ Kemudian kita ukur dengan ukuran warna yang menunjukkan tingkat keasamannya
❑ Cara ini kurang baik, karena akan meninggalkan bekas warnagoresan pada buku
Cara untuk Deasidifikasi?
❑ Deasidifikasi dalam Bentuk Gas
❑ Deasidifikasi Kering
❑ Deasidifikasi Basah
Deasidifikasi dalam Bentuk Gas
❑ Deasidifikasi gas adalah menetralkan asam denganmenggunakan gas
❑ Cara ini menyebabkan dokumen tidak menjadi basah dan penetrasi yang dihasilkan lebih lengkap dan seragam
❑ Deasidifikasi gas ini sesuai untuk dokumen yang ditulis dengantinta yang luntur atau mengandung pewarna yang luntur
❑ Bahan gas yang digunakan, yaitu: Amonia, Morpholine dan uapair, Cyclohexylamine (CHC), dan Zinc diethy
Deasidifikasi Kering
❑ Deasidifikasi Kering disebut juga Non-Aqueous Deacidification, yaitu cara menetralkan dengan menyemprotkan larutan pada kertas yang mengandung asam
❑ Deasidifikasi kering digunakan untuk menangani dokumentanpa menggunakan air sebagai pelarut tetapi menggunakanpelarut organik sebagai pelarut
❑ Pelarut organik bersifat mudah menguap pada suhu kamarsehingga dokumen mudah kering dan jarang terjadi kertasmenjadi berkerut atau bergelombang
❑ Deasidifikasi kering biasa digunakan terhadap naskah kunodengan tinta yang luntur, biasa dilakukan denganmenggunakan larutan barium hidroksida dan metil alkoholdengan cara disemprot menggunakan sprayer
❑ Kedua bahan ini beracun❑ Oleh sebab itu penyemprotan dengan bahan ini harus
dilakukan dalam lemari asam atau ruangan yang mempunyaifentilasi yang sempurna
❑ Selain larutan barium hidroksida, bahan-bahan yang dapatdigunakan untuk deasidifikasi kering antara lain kalsium, barium dan magnesium asetat, magnesium metoksida, metilmagnesium karbonat
❑ Cara kering dapat dilakukan jika buku menggunakan bahantinta yang luntur
❑ Bahan yang digunakan adalah cairan amoniak yang dicampur dengan air bersih dengan ukuran 1:3
❑ Cairan amoniak tersebut ditempatkan pada sebuah bejanauntuk diambil uapnya
❑ Uap amoniak tersebut yang digunakan untuk menghentikankeasaman
❑ Buku atau kertas yang akan dihilangkan asamnya dipanggangdi atas bejana yang berisi cairan amoniak tersebut
❑ Dapat dengan cara menjepit & menggantungkannya di atasbejana amoniak atau dengan cara menempatkannya pada tempat yang telah disediakan untuk pekerjaan tersebut
❑ Proses ini memakan waktu kurang lebih 24 jam
❑ Untuk kesempurnaan, kita bisa mengulanginya setelah 6 bulan
Deasidifikasi Basah
❑ Deasidifikasi Basah disebut juga Aqueous Deacidification, yaitu cara menetralkan yang dilakukan dengan caramerendam lembaran kertas menggunakan cairan sebagaiberikut : 1). Magnesium Karbonat, 2). Sodium dan potassium karbonat, 3). Kalsium dan Magnesium Hidroksida, 4). Sodium dan Potassium Hydroksida, 5). Sodium Tetraborate
❑ Cara basah digunakan untuk kertas yang tintanya tidakluntur
❑ Kertas yang akan dihilangkan asamnya direndam di dalam air suling, yaitu air yang sudah dihilangkan mineralnya, yang dicampur dengan magnesium carbonat yang larut ke dalamair
❑ Proses perendaman berlangsung selama 30 menit, laludiangkat untuk dikeringkan
❑ Cara pengeringannya dengan menggantungkan kertas-kertastersebut pada tali semacam jemuran yang ditempatkan sebuahruangan yang diberikan exhaust fan
❑ Agar kertas tidak robek pada waktu diangkat dari air, makadigunakan kaca sebagai pembantu
❑ Kertas yang sudah dihilangkan asamnya, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kertas yang masih baik & kertas yang sudah robekatau rapuh sekali
❑ Kertas yang masih baik dapat dijilid kembali
❑ Kertas yang robek atau sudah rapuh sekali harus diperkuatdengan cara laminasi
Beberapa Pertimbangan dalam Memilih MetodeDeasidifikasi Basah dengan Larutan Magnesium Karbonat
❑ Kondisi Naskah
❑ Manusia
❑ Sifat Bahan
❑ Ekonomis
❑ Residu
Tahapan Deasidifikasi Basah
1. Kalibrasi pH-Meter
❑ Kalibrasi dilakukan pada dua titik, yakni terhadaplarutan standard pH 7 dan 4
❑ Setiap selesai mengukurpH, elektroda selaludibersihkanmenggunakan aquadest
2. Uji pH Kertas
❑ Uji pH kertas dilakukandengan menggunakanpH-Meter yang telahdikalibrasi
❑ Jika kertas dinyatakanasam (pH < 7) makadilanjutkan uji kelenturantinta
3. Uji Kelenturan Tinta
❑ Uji kelunturan tinta dilakukan dengan cara meneteskan dua tetes aquadest pada tinta dalam naskah yang telah dialasi plastik milard
❑ Kemudian, dilanjutkan dengan menempelkan kapas di atas tetesanaquadest tersebut dan menekannya sedikit dengan jari
❑ Jika tidak ada tinta yang menempel pada kapas berarti tinta tidak luntur
❑ Uji kelunturan ini dilakukan terhadap tinta hitam dan berwarna selainhitam
4. Persiapan Larutan Magnesium Karbonat
❑ Sebanyak 50 gr serbuk Magnesium Karbonat ditimbang dan dihomogenisasi terlebih dahulu dengan larutan aquadest setelah itudilarutkan dalam 20 L aquadest
❑ Kemudian, larutan tersebut dialiri dengan gas karbondioksida (CO2) selama 60 menit
5. Perendaman NaskahKuno dalam larutanMagnesium Karbonat
❑ Naskah yang telah diujipH dan dipastikanbahwa tidak lunturkemudian direndam kedalam larutanMagnesium karbonattersebut selama 30 menit
❑ Naskah dialasimenggunakan paraprint
6. Pengeringan Naskah Kuno
❑ Naskah dikeringanginkandengan suhu ruanganhingga benar-benar kering
❑ Pengeringan dilakukandengan dialasi blotting paper
7. Uji pH Kembali
❑ Uji pH Kembali dilakukanterhadap naskah kuno
❑ Jika pH telah netralcenderung basa yaitu pH 7,5-10,0 (ISO 9706: 1994 dan ISO 111108: 1996) maka dilanjutkan ketahap laminasi
❑ Proses deasidifikasibasah selesai
Kesimpulan Deasidifikasi
❑ Deasidifikasi yang merupakan tindakan penetralan asammenjadi sangat penting karena jika naskah kuno media kertasmengandung asam, maka menyebabkan degradasi kertas(penurunan kualitas kertas) yang ditandai dengan: kertasberwarna kecoklatan, lebih rapuh, terjadi korosi tinta pada naskah yang menggunakan iron gall ink, pada beberapa bagianmenimbulkan bintik-bintik keclokatan (foxing)
❑ Melihat kondisi tersebut, deasidifikasi menjadi metode yang sangat penting dalam penyelamatan, khususnya konservasinaskah kuno media kertas
❑ Laminasi yaitu melapisi bahan perpustakaan berupa kertasdengan kertas khusus, agar bahan perpustakaan tersebutmenjadi lebih awet
❑ Proses pelapisannya pada 2 permukaan kertas
❑ Tindakan perbaikan dengan cara laminasi dilakukankhususnya untuk bahan perpustakaan yang sudah rusak parah, rapuh, sobek, tua, & sebagainya
❑ Pelapis bahan perpustakaan yang dapat digunakan adalahfilm oplas, kertas cromton, atau kertas pelapis lainnya
Laminasi Mesin dengan Cara Dingin
❑ Laminasi mesin dengan cara dingin adalah melapisi kedua sisikertas dengan bahan yang disebut film oplas
❑ Film ini diimpor dari Jerman
❑ Film ini mengandung lem dan dapat dibuka kembali dengancara membasahinya dengan air
❑ Caranya dengan memasang 2 buah rol film oplas pada sebuahmesin penggerak, di atas & di bawah bahan perpustakaan
❑ Petugas laminasi memasukkan kertas yang akan dilaminasi di antara kedua film oplas tersebut seperti kalau kitamemasukkan kertas yang akan dikirim melalui faksimile, ataumesin pembuat tranparansi film untuk OHP
❑ Teknik memasukkan bahan perpustakaan di antara 2 film oplas harus diperhatikan agar tidak terjadi adanya gelembungudara antara bahan perpustakaan & pelapisnya
Laminasi Mesin dengan Cara Panas
❑ Laminasi dengan cara panas menggunakan kertas cromton
untuk melapisi kedua sisi bahan perpustakaan
❑ Kertas dipanaskan antara 70-90°C, agar kertas cromton
tersebut dapat menempel pada bahan perpustakaan
❑ Cara kerjanya juga sama seperti cara dingin
❑ Untuk melepas pelapisnya dari bahan perpustakaan, kita bisa
menggunakan aceton
Laminasi dengan Manual
❑ Cara laminasi ini dikerjakandengan menggunakan kertaslaminasi yang diimpor khusus dariluar negeri (Japanese tissue paper)
❑ Cara penggunaannya kitaletakkan kertas laminasi di mejayang diberikan alas
❑ Kemudian bahan perpustakaanditempatkan di atasnya, sesudah itudiletakkan kertas laminasi lagi
❑ Selanjutnya kita oleskan aceton yang tersedia di cawan dengankuas
❑ Hati-hati, jangan sampai ada gelembung udara di antarakertas pelapis & bahan perpustakaan
❑ Jangan terlalu menekan keras, sebab bisa merobek kertaslaminasi & bahan-bahan perpustakaannya
❑ Langkah selanjutnya dikeringkan
❑ Setelah kering, maka pinggirnya digunting dengan rapi
Laminasi Lontar
❑ Agar dapat bertahan lama, lontar harus diberikan bahan-bahan penahan temperatur tinggi
❑ Untuk menghindari pengaruh iklim, lontar dapat dilapisidengan minyak sereh
❑ Cara ini dilakukan agar lontar tidak kaku & terhindar dari
gangguan serangga
❑ Untuk mencegah pengaruh kelembaban, setiap daun lontar perlu dilapisi dengan aceton & ethanol
❑ Campuran kimiawi tersebut dapat digunakan untukmembersihkan bakteri-bakteri yang terdapat pada daun lontar & pemberi daya pelumas terhadap daun lontar
❑ Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas darikerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur, pengaruh asam, karena dimakan serangga, kesalahanpenyimpanan, & sebagainya
❑ Pada umumnya kertas yang akan dienkapsulasi berupalembaran kertas seperti naskah kuno, peta, poster, & sebagainya yang umumnya sudah rapuh
❑ Caranya setiap lembar kertas diapitdengan cara menempatkannya di antara 2 lembar plastik yangtransparan dan bebas asam
❑ Kemudian pinggiran plastiktersebut, ditempeli lem daridouble sided tape tadi, sehinggabahan perpustakaan tidak terlepas
Perbedaan antara Laminasi & Enkapsulasi?
❑ Laminasi: bahanperpustakaanmenempel denganpembungkusnya
❑ Enkapsulasi: bahanperpustakaan tidakmenempel, sehingga jikadiperlukan, bahanperpustakaan dapat diambildengan utuh, dengan caramenggunting bagian tepiplastik pelindungnya