49
Deasidifikasi , Laminasi , dan Enkapsulasi Nurlistiani , S.Sos ., M.A. -08/11/2021-

Deasidifikasi, Laminasi, dan Enkapsulasi

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Deasidifikasi, Laminasi, dan Enkapsulasi

Nurlistiani, S.Sos., M.A.

-08/11/2021-

Deasidifikasi

❑ Deasidifikasi adalah kegiatan pelestarian bahan perpustakaandengan cara menghentikan proses keasaman yang terdapatpada kertas, baik karena pengaruh faktor yang berasal daridalam maupun faktor luar dari kertas tersebut

❑ pH meter, kertas pH atau spidol pH dapat digunakan untukuji keasaman terhadap kertas

❑ Alat tersebut dapat dibeli di apotek atau toko kimia

❑ pH Meter 7020 adalah alat pengukur keasaman kertas yang menggunakan bejana yang berisi cairan

❑ Kertas yang akan diukur tingkat keasamannya diremas &dimasukkan ke dalam tempat yang telah disediakan yaitusebuah tabung yang telah diisi dengan cairan yang dapatmenentukan tingkat keasaman kertas

❑ Jarum penunjuk akan menyatakan angka di bawah angka 7atau di atas angka 7

❑ Kertas yang baik memiliki pH 7

❑ Kertas yang asam memiliki pH kurang dari angka 7

❑ Jika kertas tidak asam, jarum akan bergeser ke kanan, yang

menunjukkan angka 7, 8 sampai dengan 14

❑ Kertas yang akan diukur keasamannya harus bersih, bukanyang sudah tertulis dengan tinta

❑ Kenapa?

❑ Sebab tinta bisa meningkatkan keasaman

❑ pH meter ini baik digunakan untuk mengetes kertas bukan

buku

❑ Untuk mengukur tingkatkeasaman kertas pada buku?

❑ Kertas pH dapat digunakanuntuk mengukur tingkatkesaman kertas pada buku

❑ Kertas pH merupakan kertasyang ujungnya ditempeli bahanyang peka terhadap keasamandari berbagai tingkatan

❑ Sehingga kita dapatmenyamakan warna kertas pHtersebut, sesuai dengan angkayang tertera di sana

❑ Caranya dengan membasahi bagian buku yang bersih dengansetetes air bersih

❑ Diusahan agar air tersebut tidak akan merusak bagian bukuyang lain

❑ Kemudian kertas pH kita masukkan ke dalam air yang kitateteskan di kertas atau buku tadi

❑ Tunggu kurang lebih 2 menit, maka kita akan melihatperubahan warna pada kertas pH tersebut

❑ Setelah selesai pengukuran kita harus bersihkan tetesan air tadi dengan lap kering halus, agar buku tidak rusak

❑ Caranya lainnya dengan menggunakan spidol pH

❑ Caranya dengan menggoreskan spidol pH pada kertas di buku, kemudian kita lihat perubahan warnanya

❑ Kemudian kita ukur dengan ukuran warna yang menunjukkan tingkat keasamannya

❑ Cara ini kurang baik, karena akan meninggalkan bekas warnagoresan pada buku

Cara untuk Deasidifikasi?

❑ Deasidifikasi dalam Bentuk Gas

❑ Deasidifikasi Kering

❑ Deasidifikasi Basah

Deasidifikasi dalam Bentuk Gas

❑ Deasidifikasi gas adalah menetralkan asam denganmenggunakan gas

❑ Cara ini menyebabkan dokumen tidak menjadi basah dan penetrasi yang dihasilkan lebih lengkap dan seragam

❑ Deasidifikasi gas ini sesuai untuk dokumen yang ditulis dengantinta yang luntur atau mengandung pewarna yang luntur

❑ Bahan gas yang digunakan, yaitu: Amonia, Morpholine dan uapair, Cyclohexylamine (CHC), dan Zinc diethy

Deasidifikasi Kering

❑ Deasidifikasi Kering disebut juga Non-Aqueous Deacidification, yaitu cara menetralkan dengan menyemprotkan larutan pada kertas yang mengandung asam

❑ Deasidifikasi kering digunakan untuk menangani dokumentanpa menggunakan air sebagai pelarut tetapi menggunakanpelarut organik sebagai pelarut

❑ Pelarut organik bersifat mudah menguap pada suhu kamarsehingga dokumen mudah kering dan jarang terjadi kertasmenjadi berkerut atau bergelombang

❑ Deasidifikasi kering biasa digunakan terhadap naskah kunodengan tinta yang luntur, biasa dilakukan denganmenggunakan larutan barium hidroksida dan metil alkoholdengan cara disemprot menggunakan sprayer

❑ Kedua bahan ini beracun❑ Oleh sebab itu penyemprotan dengan bahan ini harus

dilakukan dalam lemari asam atau ruangan yang mempunyaifentilasi yang sempurna

❑ Selain larutan barium hidroksida, bahan-bahan yang dapatdigunakan untuk deasidifikasi kering antara lain kalsium, barium dan magnesium asetat, magnesium metoksida, metilmagnesium karbonat

❑ Cara kering dapat dilakukan jika buku menggunakan bahantinta yang luntur

❑ Bahan yang digunakan adalah cairan amoniak yang dicampur dengan air bersih dengan ukuran 1:3

❑ Cairan amoniak tersebut ditempatkan pada sebuah bejanauntuk diambil uapnya

❑ Uap amoniak tersebut yang digunakan untuk menghentikankeasaman

❑ Buku atau kertas yang akan dihilangkan asamnya dipanggangdi atas bejana yang berisi cairan amoniak tersebut

❑ Dapat dengan cara menjepit & menggantungkannya di atasbejana amoniak atau dengan cara menempatkannya pada tempat yang telah disediakan untuk pekerjaan tersebut

❑ Proses ini memakan waktu kurang lebih 24 jam

❑ Untuk kesempurnaan, kita bisa mengulanginya setelah 6 bulan

Deasidifikasi Basah

❑ Deasidifikasi Basah disebut juga Aqueous Deacidification, yaitu cara menetralkan yang dilakukan dengan caramerendam lembaran kertas menggunakan cairan sebagaiberikut : 1). Magnesium Karbonat, 2). Sodium dan potassium karbonat, 3). Kalsium dan Magnesium Hidroksida, 4). Sodium dan Potassium Hydroksida, 5). Sodium Tetraborate

❑ Cara basah digunakan untuk kertas yang tintanya tidakluntur

❑ Kertas yang akan dihilangkan asamnya direndam di dalam air suling, yaitu air yang sudah dihilangkan mineralnya, yang dicampur dengan magnesium carbonat yang larut ke dalamair

❑ Proses perendaman berlangsung selama 30 menit, laludiangkat untuk dikeringkan

❑ Cara pengeringannya dengan menggantungkan kertas-kertastersebut pada tali semacam jemuran yang ditempatkan sebuahruangan yang diberikan exhaust fan

❑ Agar kertas tidak robek pada waktu diangkat dari air, makadigunakan kaca sebagai pembantu

❑ Kertas yang sudah dihilangkan asamnya, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kertas yang masih baik & kertas yang sudah robekatau rapuh sekali

❑ Kertas yang masih baik dapat dijilid kembali

❑ Kertas yang robek atau sudah rapuh sekali harus diperkuatdengan cara laminasi

Beberapa Pertimbangan dalam Memilih MetodeDeasidifikasi Basah dengan Larutan Magnesium Karbonat

❑ Kondisi Naskah

❑ Manusia

❑ Sifat Bahan

❑ Ekonomis

❑ Residu

Alat Dan Bahan Untuk Deasidifikasi Basah

pH Meter

Necara Timbang

Beaker Glass

Spatula/ Sendok

Sink

Bahan untuk Deasidifikasi Basah

Larutan standarpH 4 & 7

Plastik Milard

Aquadest

Serbuk Magnesium Hidroksida Karbonat

(4MgCO3⸱Mg(OH)2⸱5H2O)

Gas Karbondioksida

Blotting Paper

Paraprint

Tahapan Deasidifikasi Basah

1. Kalibrasi pH-Meter

❑ Kalibrasi dilakukan pada dua titik, yakni terhadaplarutan standard pH 7 dan 4

❑ Setiap selesai mengukurpH, elektroda selaludibersihkanmenggunakan aquadest

2. Uji pH Kertas

❑ Uji pH kertas dilakukandengan menggunakanpH-Meter yang telahdikalibrasi

❑ Jika kertas dinyatakanasam (pH < 7) makadilanjutkan uji kelenturantinta

3. Uji Kelenturan Tinta

❑ Uji kelunturan tinta dilakukan dengan cara meneteskan dua tetes aquadest pada tinta dalam naskah yang telah dialasi plastik milard

❑ Kemudian, dilanjutkan dengan menempelkan kapas di atas tetesanaquadest tersebut dan menekannya sedikit dengan jari

❑ Jika tidak ada tinta yang menempel pada kapas berarti tinta tidak luntur

❑ Uji kelunturan ini dilakukan terhadap tinta hitam dan berwarna selainhitam

4. Persiapan Larutan Magnesium Karbonat

❑ Sebanyak 50 gr serbuk Magnesium Karbonat ditimbang dan dihomogenisasi terlebih dahulu dengan larutan aquadest setelah itudilarutkan dalam 20 L aquadest

❑ Kemudian, larutan tersebut dialiri dengan gas karbondioksida (CO2) selama 60 menit

5. Perendaman NaskahKuno dalam larutanMagnesium Karbonat

❑ Naskah yang telah diujipH dan dipastikanbahwa tidak lunturkemudian direndam kedalam larutanMagnesium karbonattersebut selama 30 menit

❑ Naskah dialasimenggunakan paraprint

6. Pengeringan Naskah Kuno

❑ Naskah dikeringanginkandengan suhu ruanganhingga benar-benar kering

❑ Pengeringan dilakukandengan dialasi blotting paper

7. Uji pH Kembali

❑ Uji pH Kembali dilakukanterhadap naskah kuno

❑ Jika pH telah netralcenderung basa yaitu pH 7,5-10,0 (ISO 9706: 1994 dan ISO 111108: 1996) maka dilanjutkan ketahap laminasi

❑ Proses deasidifikasibasah selesai

Kesimpulan Deasidifikasi

❑ Deasidifikasi yang merupakan tindakan penetralan asammenjadi sangat penting karena jika naskah kuno media kertasmengandung asam, maka menyebabkan degradasi kertas(penurunan kualitas kertas) yang ditandai dengan: kertasberwarna kecoklatan, lebih rapuh, terjadi korosi tinta pada naskah yang menggunakan iron gall ink, pada beberapa bagianmenimbulkan bintik-bintik keclokatan (foxing)

❑ Melihat kondisi tersebut, deasidifikasi menjadi metode yang sangat penting dalam penyelamatan, khususnya konservasinaskah kuno media kertas

Laminasi

❑ Laminasi yaitu melapisi bahan perpustakaan berupa kertasdengan kertas khusus, agar bahan perpustakaan tersebutmenjadi lebih awet

❑ Proses pelapisannya pada 2 permukaan kertas

❑ Tindakan perbaikan dengan cara laminasi dilakukankhususnya untuk bahan perpustakaan yang sudah rusak parah, rapuh, sobek, tua, & sebagainya

❑ Pelapis bahan perpustakaan yang dapat digunakan adalahfilm oplas, kertas cromton, atau kertas pelapis lainnya

Cara Laminasi?

❑ Laminasi Mesin

❑ Laminasi dengan Manual

Laminasi Mesin

❑ Cara Dingin

❑ Cara Panas

Laminasi Mesin dengan Cara Dingin

❑ Laminasi mesin dengan cara dingin adalah melapisi kedua sisikertas dengan bahan yang disebut film oplas

❑ Film ini diimpor dari Jerman

❑ Film ini mengandung lem dan dapat dibuka kembali dengancara membasahinya dengan air

❑ Caranya dengan memasang 2 buah rol film oplas pada sebuahmesin penggerak, di atas & di bawah bahan perpustakaan

❑ Petugas laminasi memasukkan kertas yang akan dilaminasi di antara kedua film oplas tersebut seperti kalau kitamemasukkan kertas yang akan dikirim melalui faksimile, ataumesin pembuat tranparansi film untuk OHP

❑ Teknik memasukkan bahan perpustakaan di antara 2 film oplas harus diperhatikan agar tidak terjadi adanya gelembungudara antara bahan perpustakaan & pelapisnya

Laminasi Mesin dengan Cara Panas

❑ Laminasi dengan cara panas menggunakan kertas cromton

untuk melapisi kedua sisi bahan perpustakaan

❑ Kertas dipanaskan antara 70-90°C, agar kertas cromton

tersebut dapat menempel pada bahan perpustakaan

❑ Cara kerjanya juga sama seperti cara dingin

❑ Untuk melepas pelapisnya dari bahan perpustakaan, kita bisa

menggunakan aceton

Laminasi dengan Manual

❑ Cara laminasi ini dikerjakandengan menggunakan kertaslaminasi yang diimpor khusus dariluar negeri (Japanese tissue paper)

❑ Cara penggunaannya kitaletakkan kertas laminasi di mejayang diberikan alas

❑ Kemudian bahan perpustakaanditempatkan di atasnya, sesudah itudiletakkan kertas laminasi lagi

❑ Selanjutnya kita oleskan aceton yang tersedia di cawan dengankuas

❑ Hati-hati, jangan sampai ada gelembung udara di antarakertas pelapis & bahan perpustakaan

❑ Jangan terlalu menekan keras, sebab bisa merobek kertaslaminasi & bahan-bahan perpustakaannya

❑ Langkah selanjutnya dikeringkan

❑ Setelah kering, maka pinggirnya digunting dengan rapi

Laminasi Lontar

❑ Agar dapat bertahan lama, lontar harus diberikan bahan-bahan penahan temperatur tinggi

❑ Untuk menghindari pengaruh iklim, lontar dapat dilapisidengan minyak sereh

❑ Cara ini dilakukan agar lontar tidak kaku & terhindar dari

gangguan serangga

❑ Untuk mencegah pengaruh kelembaban, setiap daun lontar perlu dilapisi dengan aceton & ethanol

❑ Campuran kimiawi tersebut dapat digunakan untukmembersihkan bakteri-bakteri yang terdapat pada daun lontar & pemberi daya pelumas terhadap daun lontar

Enkapsulasi

❑ Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas darikerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur, pengaruh asam, karena dimakan serangga, kesalahanpenyimpanan, & sebagainya

❑ Pada umumnya kertas yang akan dienkapsulasi berupalembaran kertas seperti naskah kuno, peta, poster, & sebagainya yang umumnya sudah rapuh

❑ Caranya setiap lembar kertas diapitdengan cara menempatkannya di antara 2 lembar plastik yangtransparan dan bebas asam

❑ Kemudian pinggiran plastiktersebut, ditempeli lem daridouble sided tape tadi, sehinggabahan perpustakaan tidak terlepas

Perbedaan antara Laminasi & Enkapsulasi?

❑ Laminasi: bahanperpustakaanmenempel denganpembungkusnya

❑ Enkapsulasi: bahanperpustakaan tidakmenempel, sehingga jikadiperlukan, bahanperpustakaan dapat diambildengan utuh, dengan caramenggunting bagian tepiplastik pelindungnya