Upload
aulia-aurora
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Definisi Asma
Suatu keadaan dimana terjadi proses inflamasi (peradangan) kronik pada saluran napas
yang menyebabkan timbulnya reaksi hipersensitivitas pada bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang ditandai dengan timbulnya gejala episodik berulang seperti mengi, batuk,
sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam hari dan dini hari. Serangan asma
bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan.
Epidemiologi
Dari survey kesehatan rumah tangga (SKRT) asma termasuk dalam sepuluh besar
penyakit yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian. Pada tahun 1992, asma menempati
kedudukan ke-4 penyebab kematian di Indonesia. Pada tahun 1995, angka kejadian asma di
Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitis kronik dan obstruksi paru.
World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020 penyakit tidak menular
menyebabkan 73% kematian dan 60% kesakitan di dunia (termasuk asma bronkial).
Menurut America Academy of Allergy Organization Di Amerika Serikat jumlah penderita
asma terus bertambah. 1 dari 12 menderita asma pada tahun 2009 dibandingkan pada tahun
2001 yaitu 1 dari 14 orang.
Di Rumah Sakit Persahabatan sebagai salah satu pusat rumah sakit khusus paru di Indonesia,
didapatkan data jumlah pasien asma yang masuk ruang gawat darurat mengalami peningkatan
dari 1.653 pasien pada tahun 1998 menjadi 2,210 pada tahun 2000 dan meningkat 3 kali lipat di
tahun 2011.
Faktor Risiko asma Faktor Pejamu Prediposisi genetik Atopi Hiperesponsif jalan napas Jenis kelamin Ras/ etnik
Faktor Lingkungan Alergen di dalam ruangan
Mite domestik Alergen binatang Alergen kecoa Jamur (fungi, molds, yeasts)
Alergen di luar ruangan Tepung sari bunga Jamur (fungi, molds, yeasts)
Asap rokok Perokok aktif Perokok pasif
Polusi udara Polusi udara di luar ruangan Polusi udara di dalam ruangan
Infeksi pernapasan Infeksi parasit Status sosioekonomi Diet dan obatObesitasFaktor Resiko yang menyebabkan eksaserbasi Alergen di dalam dan di luar ruangan Polusi udara di dalam dan di luar ruangan Infeksi pernapasan HiperaktivitasPerubahan cuaca Makanan, aditif (pengawet, penyedap, pewarna makanan), obat-obatan Ekspresi emosi yang berlebihan Asap rokok Iritan (a.l. parfum, bau-bauan merangsang, household spray)
Derajat Gejala Gejala Malam
Intermitten
Bulanan
Gejala <1 kali/minggu
tanpa gejala diluar
serangan
Serangan singkat
≤ 2 kali sebulan
Persisten ringan
Mingguan
Gejala >1 kali/minggu
tetapi < 1 kali/hari
Serangan dapat
menggangu aktivitas dan
tidur
> 2 kali sebulan
Persisten sedang
Harian
Gejala setiap hari
Serangan mengganggu
aktivitas dan tidur
Bronkodilator tiap hari
> 2 kali sebulan
Persisten berat
Kontinu
Gejala terus-menerus
Sering kambuh
Aktifitas fisik terbatas
sering
Tingkatan Asma Terkontrol
Karakter Terkontrol Terkontrol
sebagian
Tidak terkontrol
Gejala Tidak ada (<2
kali dalam
seminggu)
Lebih dari 2x
seminggu Tiga atau lebih
gejala dalam
kategori asma
terkontrol
sebagian, muncul
sewaktu-waktu
dalam seminggu
Pembatasan
Aktivitas
Tidak Ada Sewaktu-waktu
dalam seminggu
Gejala
noctrunal/ganggua
n tidur
Tidak Ada Sewaktu-waktu
dalam seminggu
Kebutuhan akan
terapi
Tidak ada Lebih dari 2 kali
seminggu
Eksaserbasi Tidak ada Sekali atau lebih
dalam setahun
Penatalaksanaan Asma Bronkial
1. Saat serangan
Bronkodilator (β-2 agonis kerja cepat dan ipratroprium bromida)
Kortikosteroid sistemik
2. Asma jangka panjang
Kortikosteroid inhalasi
β-2 agonis kerja panjang
anti leukotrien
teofilin lepas lambat
Serangan asma ringan Serangan asma sedang Serangan asma mengancam
Pengobatan awal :Oksigenasi dengan kanul nasalInhalasi AGONIS BETA-2 kerja singkat setiap 20 menitKortikosteroid sistemik
Respon baik Respon tidak sempurna Respon buruk dalam 1 jam
Pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Penatalaksanaan serangan asma di rumah
Gejala klinis : gejala(batuk, sesak, mengi, dada terasa berat)
Terapi awal : Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (setiap 20 menit, 3 kali dalam 1
jam) atau bronkodilator oral
Respon BaikGejala (batuk/berdahak/sesak/mengi) membaik-Perbaikan dengan agonis beta 2 selama 4 jam
- Lanjutkan agonis beta 2 inhalasi setiap 3-4 jam
-Steroid inhalasi diteruskan dengan dosis tinggi
Segera ke dokter/ UGD/ RS
Respon BurukGejala menetap atau bertambah berat-Tambahkan kortikosteroid oral -agonis beta 2 diulang