33
PEMAHAMAN ORGANISASI A. Definisi Organisasi Definisi dan Komponen Organisasi Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana- parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut. 1. Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. 2. Organisasi Menurut James D. Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. 3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. 4. Organisasi Menurut Stephen P. Robbins 1

Definisi-Organisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

organisasi

Citation preview

PEMAHAMAN ORGANISASI

A. Definisi Organisasi

Definisi dan Komponen Organisasi

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok

sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.Organisasi pada dasarnya

digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja

sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan

terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,

lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan

secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

1. Organisasi Menurut Stoner

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana

orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

2. Organisasi Menurut James D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai

tujuan bersama.

3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard

Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih.

4. Organisasi Menurut Stephen P. Robbins

Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara

sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja

atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama

atau sekelompok tujuan.

5. Organisasi Menurut Matthias Aroef

Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama

untuk mencapai tujuannya

1

6. Organisasi Menurut Bakke

Organisasi merupakan sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan,

pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan

dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri

dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam

suatu keseluruhan pemecahan persoalan

7. Organisasi Menurut Allen

Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta

pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang

maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan

maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif

dalam menuju tujuan yang ditetapkan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa

aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan

perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.

Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui

keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi

seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai

anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu

keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti

keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi

perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat

mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara

relatif teratur.

2

Pengertian organisasi

Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok

orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai

bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan

manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi

(organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau

analisis organisasi (organization analysis).

Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang

memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja

bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.

Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih

hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.

(James L. Gibson, 1986).

Sehingga dari beberapa konsep organisasi diatas yang telah dijelaskan

oleh para ahli sehingga dapat disimpulakan bahwa:

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara

formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen

dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan

penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-

sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian

adalah struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit

kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya

pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau

kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan

(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan

3

spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian

laporan.

Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya

dapat terpenuhi apabila ada interaksi sosial dengan orang lain. Sebagai mahluk

sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan

terhadap manusia lainnya. Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan

membentuk kelompok, yang disebut dengan organisasi. Karang Taruna,

perusahaan, kerajaan, negara, adalah bentuk-bentuk dari organisasi. Bahkan

sebuah organisasi kejahatan pun pada dasarnya juga adalah sebuah

organisasi, dimana mereka bergabung dan berkumpul karena memiliki tujuan

dan kepentingan yang sama. Organisasi yang paling kecil yang kerap kita

jumpai adalah keluarga. Keluarga pada hakikatnya adalah sebuah organisasi.

Keluarga adalah satuan organisasi terkecil yang pertama kali dikenal oleh

setiap manusia.

Banyak motivasi yang mendorong seseorang masuk dalam sebuah

organisasi. Diantara beberapa motivasi atau tujuan seseorang bergabung ke

dalam suatu kelompok organisasi adalah :

1. Kelompoks atau organisasi sering dipakai untuk memecahkan masalah-

masalah.

2. Mencegah kesepian dan kerenggangan

3. Kelompok dapat memberikan bantuan pada saat kesusahan / menjumpai

masalah

4. Kelompok dapat memberikan tujuan dan nilai hidup yang lebih baik,

perilaku, dan kesetaraan kelompok

5. Kelompok sosial , kerja dan bermacam-macam kelompk lainnya

memberikan prestige, status dan pengakuan.

Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dengan yang namanya struktur

organisasi. Karena struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi

dibagi, di organisir, dan dikoordinasikan.

4

Menurut ERNEST DALE, sebuah struktur organisasi harus memuat

tentang 5 hal sebagai berikut:

1. Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi

2. Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut

pembagian kerja (devision of work)

3. Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan efisien atau

departementalisasi (departmentalization)

4. Menetapkan mekanisme untuk koordinasi

5. Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian

apabila diperlukan

Komponen Organisasi

Komponen penting organisasi meliputi :

1. Tujuan

Merupakan motivasi, misi, sasaran, maksud dan tujuan yang akan dicapai

dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya

dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara lain :

1) Tujuan Jangka panjang

2) Tujuan Jangka menengah dan

3) Tujuan Jangka pendek

2. Struktur

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit

kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya

pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-

kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain

daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi

pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua

komponen dalam rangka menciptakan sistem kerja yang efektif dan efesien.

Struktur organisasi merupakan deskripsi bagaimana organisasi membagi

5

pekerjaan dan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi juga mengatur siapa yang

melaksanakan tugas dan pekerjaan itu. Selain membagi dan mengatur

tugas dan pekerjaan yang diemban oleh organisasi, struktur organisasi juga

menggambarkan hubungan organisasi secara internal maupun eksternal.

3. Sistem

Setiap organisasi baik formal maupun informal, akan menganut suatu

sistem yang mengatur bagaimana cara organisasi mencapai tujuannya.

Untuk itulah setiap organisasi memiliki peraturan-peraturan yang

merefleksikan kepentingan-kepentingan organisasi. Sistem pada organisasi

itu dapat berupa anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan

khusus, prosesdur dan peraturan lainnya. Pada organisasi yang paling

kecil, yaitu keluarga, pada dasarnya juga memiliki peraturan-peraturan

sekalipun tidak sekompleks peraturan pada organisasi besar. Sistem yang

dianut oleh organisasi inilah yang mengatur setiap gerak dan tindak tanduk

organisasi.

Pada organisasi monarki, sistem itu berupa kekuasaan mutlak yang

berada di tangan raja. Raja mengatur segala aspek dan membuat

peraturan-peraturan. Raja berperan sebagai pusat (sentral) segala aspek di

dalam organisasi kerajaan. Organisasi demikian dapat disebut dengan

organisasi yang diatur oleh orang (ruled by person). Pada organisasi yang

maju, seperti halnya Muhammadiyah dan TAPAK SUCI, segala aspek di

dalam organisasi diatur oleh sistem. sehingga disebut dengan organisasi

yang ruled by system. Sekalipun sistem itu dibuat oleh orang perorang,

namun setiap orang memiliki komitmen yang tinggi untuk mengikuti sistem

tersebut. Apabila sistem tersebut dipandang perlu untuk diperbaiki, maka

sistem tersebut bisa diperbaiki agar kembali sesuai dengan kebutuhan dan

kepentingan organisasi. Organisasi yang diatur oleh sistem (ruled by

system), memiliki sistem yang berkesinambungan sekalipun ada orang yang

keluar/masuk ke dalam organisasi.

6

Sistem organisasi terbagi dalam komponen penyusun yang saling

berikatan yaitu :

· Input

· Proses

· Output

· Feedback

PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah

satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap

dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965),

bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :

1) Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,

2) Prinsip Skala Hirarkhi,

3) Prinsip Kesatuan Perintah,

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang,

5) Prinsip Pertanggungjawaban,

6) Prinsip Pembagian Pekerjaan,

7) Prinsip Rentang Pengendalian,

8) Prinsip Fungsional,

9) Prinsip Pemisahan,

10) Prinsip Keseimbangan,

11) Prinsip Fleksibilitas,

12) Prinsip Kepemimpinan.

7

berikut penjelasannya:

1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.

Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,

dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.

Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan

puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin

dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

dan lain lain.

2) Prinsip Skala Hirarkhi.

Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari

pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat

mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan

pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya

organisasi secara keseluruhan.

3) Prinsip Kesatuan Perintah.

Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung

jawab kepada seorang atasan saja.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.

Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam

menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian

wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus

dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam

pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan

dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain,

dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada

atasannya lagi.

5) Prinsip Pertanggungjawaban.

Dalam menjalankan tugasnya setiap anggota harus bertanggung jawab

sepenuhnya kepada atasan.

6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.

Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai

aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal

8

maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada

kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya

kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam

pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang

efektivitas jalannya organisasi.

7) Prinsip Rentang Pengendalian.

Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh

seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai

dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi

dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang

pengendaliannya.

8) Prinsip Fungsional.

Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus

jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta

tanggung jawab dari pekerjaannya.

9) Prinsip Pemisahan.

Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan

tanggung jawabnya kepada orang lain.

10) Prinsip Keseimbangan.

Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan

organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai

dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan

diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi

yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu

desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi

koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau

Surabaya.

11) Prinsip Fleksibilitas

Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan

perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal

factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external

9

factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai

tujuannya.

12) Prinsip Kepemimpinan.

Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan,

atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya

karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin

organisasi tersebut.

Dalam perspektif Max Weber, terdapat 7 prinsip dasar yang perlu

diterapkan dalam membangun organisasi agar dapat mencapai tujuannya.

Ketujuh prinsip tersebut adalah (Stephen Robbin):

Pembagian Kerja. Pekerjaan dipecah-pecah sehingga jelas pembagian

masing-masing anggota.

Hirarki kewenangan yang jelas. Struktur organisasi disusun bertingkat dan

memastikan jabatan yang lebih rendah berada di bawah supervisi dan kontrol

dari yang lebih tinggi. Garis komando dan garis koordinasi diciptakan untuk

meperjelas alur pelaporan diantara anggota organisasi.

Formalisasi yang tinggi. Untuk mengatur perilaku anggota organisasi, perlu

disusun peraturan dan prosedur formal sebagai sebuah sistem. Poin ini sangat

relevan dengan besaran organisasi. Semakin organisasi tumbuh besar, maka

perlu ada formalisasi agar semua hal berjalan standar.

Impersonal. Tindakan dan keputusan yang berlaku di dalam organisasi tidak

melibatkan perasaan pribadi. Tidak diperbolehkan konflik kepentingan berperan

dalam pengambilan keputusan

Keputusan personalia berdasarkan kemampuan. Keputusan tentang

promosi, seleksi, didasarkan atas kualifikasi, keberhasilan atau prestasi.

Organisasi harus menciptakan merit sistem berjalan secara sesuai.

Adanya jenjang karir bagi anggota organisasi. Prinsip ini mengasumsikan

bahwa keanggotaan organisasi seseorang adalah seterusnya (continuous

basis). Dengan jenjang karir diharapkan anggota dapat mengejar karir dan

10

menjaga komitmen terhadap organisasi.

Pemisahan yang jelas kehidupan pribadi dan organisasi. Dalam organisasi

ideal, pengambilan keputusan dilakukan semaksimal mugkin berjalan rasional.

Artinya, anggota organisasi harus dapat memisahkan kehidupan organisasi dan

kehidupan organisasi.

Prinsip dari organisasi menawarkan petunjuk untuk menciptakan

efisiensi dan efektifitas struktur organisasi. Dengan kata lain, prinsip-prinsip ini

adalah kriteria dari proses organisasi yang efisien. Pakar manajemen (Henry

Fayol, FW Taylor, UL Urwick dan lainnya) telah menulis beberapa statement

khusus yang terkait dengan fungsi organisasi dalam manajemen. Beberapa

prinsip itu antara lain:

Henry Fayol mengusulkan empat belas prinsip yang menurutnya dapat

digunakan secara universal dan dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan

universitas-universitas. Banyak dari prinsip organisasi tersebut, meskipun

kurang keuniversalannya, diikuti secara luas oleh para manajer dewasa ini:

1) Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam

Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para

pekerja lebih efisien.

2) Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang

memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring

dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung

jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan

tanggung jawabnya.

3) Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang

mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari

kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara

manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta

penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan

tersebut.

4) Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah

hanya dari seorang atasan.

11

5) Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai

tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan

sebuah rencana.

6) Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu.

Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh

mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.

7) Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka

berikan.

8) Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat

dalam pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu

disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para

bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada

bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap

situasi.

9) Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke

tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus

mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah

tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh

semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.

10) Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu

yang tepat.

11) Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para

bawahan

12) Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang

tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan

personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi

kekosongan harus selalu adda pengganti

13) Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan

rencana-rencana akan berusaha keras

14) Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan

dan persatuan di dalam organisasi (dari sebuah sumber buku)

12

Tipe-Tipe Organisasi

Tipe Organisasi

Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung

pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namun dalam kenyataannya tidak

ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,

yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas

dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana

bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian

menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.

Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise,

imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan

terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan

mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat

tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-

badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

Organisasi informal Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal

dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk

menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat

eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang

bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan

tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan

menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang

dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan

menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:

Mungkin setiap pengusaha ataupun perusahan mempunyai organisasi.

Organisasi ini sendiri sangat penting bagi pemilik perusahaan yang di antara

lain meliputi:

13

1. Organisasi Berdasarkan Tujuannya

Profit Oriented Organization

Tujuan organisasi jenis ini adalah untuk mencari keuntungan sebanyak-

banyaknya. Manfaat yang di dapat dari suatu perusahaan yang menganut

jenis organisasi ini hanya untuk faktor internal. Artinya, hanya orang-orang

yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut yang akan memperoleh

manfaatnya.

Non Profit Oriented Organization (Organisasi Sosial)

Tujuan organisasi jenis ini tidak untuk mencari keuntungan. Tujuan utama

dari organisasi jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat. dalam hal ini, masyarakatlah yang memperoleh manfaatnya.

Organisasi sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam

hidup bermasyarakat. Terbentuknya organisasi sosial berawal dari individu

yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan.

2. Organisasi Berdasarkan Tipe atau Bentuknya

1) Organisasi Lini ( Line Organization)

Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk

organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan

dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-

jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain

masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando.

Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini

hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan,

Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.

Ciri-ciri :

Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan

satu garis wewenang

Jumlah karyawan sedikit

14

Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi

Belum terdapat spesialisasi

Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab

penuh atas segala bidang pekerjaan

Struktur organisasi sederhana dan stabil

Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil

Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :

Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik

Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)

Koordinasi lebih mudah dilaksanakan

Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan

cepat

Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan

langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah

dapat dimengerti dan dilaksanakan

Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi

Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat

Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-

bakat pimpinan.

Adanya penghematan biaya

Pengawasan berjalan efektif

Kelemahan-kelemahan organisasi garis :

Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan

tujuan organisasi.

Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri

Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor,

cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).

Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar

untuk mengabil inisiatif sendiri

Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan

15

Kurang tersedianya saf ahli

2) Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization)

Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan

tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana

staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data

informasi yang dibutuhkan.

Ciri-ciri :

Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung

Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff

Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff

Jumlah karyawan banyak

Organisasi besar, bersifat komplek

Adanya spesialisasi

Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staff :

Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.

Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana

Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan

pada organisasi besar maupun kecil.

Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat

bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.

Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.

Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan

spesialisasinya

Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.

Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli

Kelemahan-kelemahan dari bentuk Organisasi garis dan staff :

Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah

dan bantuan nasihat

16

Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling

mengenal

Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing

menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting

Pimpinan lini mengabaikan advis staf

Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat

garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam

menjalankan wewenang

Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar

Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga

menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini

Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan

staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga

menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.

3) Organisasdi Fungsional (Functional Organization)

Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan

sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian

kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-

sungguh.

Ciri-ciri :

Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan

Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan

Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis

Target-target jelas dan pasti

Pengawasan ketat

Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.

Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :

Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal

Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing

Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan

17

Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga

berjalan lancar dan tertib

Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi

yang sama biasanya cukup tinggi.

Pembidangan tugas menjadi jelas

Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional :

Pekerjaan seringkali sangat membosankan.

Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke

bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi

sendiri saja.

Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga

koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan

4) Organisasi Lini dan Fungsional (Line and Function Organization)

Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi

dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan

tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan

wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang

pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit

terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.

Ciri-ciri :

Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas

yang bersifat bantuan.

Terdapat spesialisasi yang maksimal

Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja

Kebaikan organisasi Lini dan fungsional :

Solodaritas tinggi

Disiplin tinggi

Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal

18

Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan

Kelemahan-kelemahan organisasi Lini dan Fungsional :

Kurang fleksibel dan tour of duty

Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan

oleh lebih dari satu orang

Spesiaisasi memberikan kejenuhan

Mekanisme Dalam Organisasi

Pengertian Mekanisme (sosiologi)

Selama dekade terakhir telah ada minat yang tumbuh dalam mekanisme

sosial dan mekanisme berbasis penjelasan, tidak hanya dalam sosiologi dan

ilmu sosial tetapi juga dalam filsafat ilmu, terutama filsafat biologi.

Meskipun banyak sosiolog menggunakan kata "mekanisme" mereka

sering menggunakannya dalam arti off-tangan kasual tanpa komitmen untuk

semua jenis mekanisme berbasis strategi jelas. Ide inti di balik pendekatan

mekanisme telah dinyatakan sebagai berikut oleh Elster (1989: 3-4): "Untuk

menjelaskan peristiwa adalah untuk memberikan penjelasan mengapa hal itu

terjadi. Biasanya ... ini mengambil bentuk mengutip suatu peristiwa sebelumnya

sebagai penyebab peristiwa yang kita ingin menjelaskan .... [Namun] untuk

mengutip penyebabnya tidak cukup:. Mekanisme kausal juga harus disediakan,

atau setidaknya menyarankan "

Tidak ada konsensus tentang apa yang dimaksudkan oleh definisi yang

ada berbeda banyak dari satu sama lain, tapi yang mendasari mereka semua

adalah penekanan pada pembuatan dipahami keteraturan yang diamati dengan

menentukan secara rinci bagaimana mereka membawa "mekanisme.

". Diskusi saat ini paling memuaskan dari konsep mekanisme ditemukan

dalam Machamer, Darden dan Craver (2000). Mengikuti mereka, mekanisme

dapat dikatakan terdiri dari entitas (dengan sifat mereka) dan kegiatan yang

terlibat dalam entitas tersebut, baik sendiri atau dalam konser dengan entitas

19

lain. Kegiatan ini membawa perubahan, dan jenis perubahan yang dibawa

tergantung pada sifat dan kegiatan dari entitas dan hubungan antara mereka.

Sebuah mekanisme, sehingga didefinisikan, mengacu pada konstelasi entitas

dan kegiatan yang terorganisir sedemikian rupa sehingga mereka secara

teratur membawa jenis tertentu dari hasil, dan kami menjelaskan hasil yang

diamati dengan mengacu pada mekanisme yang hasil tersebut secara teratur

membawa (lihat juga Hedström dan Ylikoski 2010).

Dalam melaksanakan kegiatan, sebuah organisasi memerlukan langkah-

langkah yang sistematis untuk mempermudah pencapaian suatu tujuan dan

meminimalkan tingkat kegagalan, hal ini sering disebut dengan mekanisme

yang merupakan suatu proses cara kerja atau tata cara pelaksanaan suatu

program atau rangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah organisasi

untuk mendapatkan hasil dari apa yang telah direncanakan oleh badan

organisasi tersebut.

Menurut Poerwadarmita (2003:757) mendefinisikan “Mekanisme adalah

seluk beluk atau cara kerja suatu alat (perkakas) dan sebagainya. Secara

umum mekanisme adalah mengetahui bagimana cara menggunakan suatu alat

sehingga kita tahu sampai dimana kemampuan suatu alat tersebut bekerja.”

Selanjutnya menurut Yani (2000:275) “mekanisme adalah cara kerja suatu

badan atau organisasi atau perkumpulan hal saling bekerja.”

Moenir (2001:53) menjelaskan bahwa ”Mekanisme merupakan suatu

rangkaian kerja subuah alat untuk menyelesaikan sebuah masalah yang

berhubungan dengan proses kerja untuk mengurangi kegagalan sehingga

menghasilkan hasil yang maksimal.”

Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme

adalah cara kerja suatu alat dalam sebuah badan atau organisasi yang saling

berhubungan untuk menghasilkan yang maksimal sehinga tercapai sebuah

tujuan yang telah di tetapkan oleh suatu organisasi.

20

Mekanisme Kerja Organisasi

Mekanisme kerja dalam suatu organisasi, adalah perwujudan atau

penjabaran dari struktur organisasi yang telah ditentukan. Jelas di sini terdapat

kaitan yang sangat erat antara struktur organisasi dengan mekanisrne kerja.

Mekanisme kerja, bagaimanapun memang perlu ditetapkan, agar arus lalu

lintas informasi maupun pendelegasian tugas dapat berjalan pada alur yang

tepat. Bila mekanisme kerja yang telah disepekati dilanggar, akan dapat

mengakibatkan hubungan yang kurang baik di antara para anggota staf atau

antara staf dengan manajer/pimpinan. Seorang rekan, yang menjabat sebagai

project officer di suatu LPSM, pernah bercerita:

“Dalam organisasi, telah disepakati bahwa laporan-laporan yang datang

dari staf kepada pimpinan (baik tertulis maupun lisan) harus melewati dia

sebagai project officer. Ketentuan ini juga merupakan salah satu bentuk

perwujudan dari sistem desentralisasi dalam lembaganya. Akan tetapi pada

suatu saat, karena pimpinan dari lembaga tersebut keburu ingin mendengar

informasi dari lapangan, maka sang pimpinan langsung mencari informasi

kepada staf.

Yang menjadi masalah bukan pada pencarian informasi langsung

tersebut, tetapi sang pemimpin langsung memberikan tanggapan kepada staf,

dan tanggapan tersebut agak berbeda dengan yang telah digariskan oleh sang

project officer. Akibat dari tindakan sang pimpinan tersebut staf menjadi bingung

dan juga menyudutkan posisi project officer.

Tentu, kasus di atas hanyalah merupakan salah satu contoh. Banyak

kasus semacam itu yang dilakukan oleh seorang pimpinan (yang pada

hakekatnya merupakan penyalahgunaan dari mekanisme kerja yang telah

disepakati) dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan yang sebetulnya tidak

perlu terjadi. Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas, beberapa hal perlu

diperhatikan, antara lain:

Mekanisme kerja yang sudah disepakati, betul-betul perlu dipahami oleh

seluruh staf, sehingga tahu persis kepada siapa mereka harus memberikan

informasi atau dari mana mereka harus menerima penugasan.

21

Akan lebih baik jika penyusunan dan penetapan mekanisme kerja

dilakukan bersama-sama oleh seluruh staf, hingga mereka juga tahu persis

alasan-alasan mengapa mekanisme tersebut yang digunakan.

Mekanisme kerja, bagaimanapun juga akan menimbulkan birokrasi baru.

Yang perlu dihindarkan di sini adalah polarisasi hubungan antar personal

organisasi, yang dapat menjurus kepada kekakuan hubungan ataupun

pergaulan.

Dalam keadaan tertentu bisa saja terjadi penyimpangan-penyimpangan

terhadap mekanisme kerja yang ditetapkan. Kalau hal tersebut terjadi bagi yang

melakukan penyimpangan (siapapun mereka itu) perlu segera mengadakan

koreksi untuk menanggulangi akibat negatif yang mungkin timbul.

22

Daftar Pustaka

D, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1996.

Etzioni, A. 1985. Organisasi-organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. Sociology. Edisi keenam. International Student Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company Inc. 1984.

Kartono, K.  Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?.  Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2001.

Keith Davis, Human Relations at Work, New York, San Francisco, Toronto, London: 1962.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Robbins, S. P,. Perilaku organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2003. 

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. Understanding Practice and Analysis. New York: Random House. 1976.

Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta: Arcan: 1994,

WS, Winkel. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia. 1997.

http://blog.mymusic-video.info/2012/04/7-prinsip-organisasi-ideal-max-weeber.html#axzz27VUzty9Q

http://blog.mymusic-video.info/2012/04/7-prinsip-organisasi-ideal-max-weeber.html#ixzz27VaPtIwW

http://blogbagi2.blogspot.com/2012/05/prinsip-prinsip-dalam-sebuah-organisasi.html#ixzz27VZ6pkoC

http://carapedia.com/pengertian_definisi_organisasi_menurut_para_ahli_info484.html

http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

http://huartzimucz.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-organisasi.htmi

23