9
TUGAS ANALISIS GEOMORFOLOGI “Deskripsi Daerah Delineasi Peta” Disusun untuk memenuhi mata kuliah Analisis Geomorfologi DISUSUN OLEH: Adhitya Mangala 270110140116 M. Naufal Asyam S 270110140117 Abdurrahman Tsany 270110140119 U Fawwidh Amry Ilallah 270110140120 Gatra Purwaatmaja S 270110140156 Natanael Rahdityo 270110140157 M. Rizaldi Nuraulia 270110140158 Fauzia Aulia Rachmawati 270110140159 Marsya Alifiana As’ad 270110140160 KELAS H - KELOMPOK 2 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Delineasi Peta.jbdocx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fbsjkfbsjkfbfjkbsfnmsbmbksejbfjksbefjksbfkjsf

Citation preview

TUGAS ANALISIS GEOMORFOLOGIDeskripsi Daerah Delineasi PetaDisusun untuk memenuhi mata kuliah Analisis Geomorfologi

DISUSUN OLEH:Adhitya Mangala270110140116M. Naufal Asyam S 270110140117Abdurrahman Tsany 270110140119U Fawwidh Amry Ilallah270110140120Gatra Purwaatmaja S 270110140156Natanael Rahdityo 270110140157M. Rizaldi Nuraulia 270110140158Fauzia Aulia Rachmawati 270110140159 Marsya Alifiana Asad 270110140160

KELAS H - KELOMPOK 2

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS TEKNIK GEOLOGITAHUN AJARAN 2014/2015Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan. Peta digunakan sebagai sumper informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang ada di permukaan bumi.Berdasarkan penyajian gambaran permukaan bumi pada suatu peta datar dapat digolongkan dalam dua jenis bayangan grafis, antara lain: (a) Peta Garis, yaitu bayangan permukaan bumi pada peta terdiri atas garis, titik, dan area yang dilengkapi teks dan symbol sebagai tambahan informasi dan (b) Peta Citra/Foto, yaitu bayangan permukaan bumi disajikan dalam bentuk citra/foto yang merupakan informasi berasal dari sensor. Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information system).Peta yang didelineasi adalah peta hasil citra satelit; Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal. Dalam peta ini, sudah didelineasi enam (6) titik daerah. Penjelasannya adalah sebagai berikut:1. Gunung SlametLitologi batuan penyusunnya adalah : Lava gunung slamet; lava andesit, berongga terutama di lereng timur. Tersusun dari breksi gunung api, lava, dan tuf, membentuk dataran dan perbukitan.Dari aspek morfometrinya, daerah ini memiliki elevasi sama dengan 3428 mdpl. Dibagian barat memperlihatkan morfografi yang tidak beraturan dengan relief kasar, sedangkan di bagian timur terdapat morfografi kerucut vulkanik dengan bentuk lereng yang teratur. Pada kaki bagian timur Gunung Slamet, sedikitnya dijumpai 20 kerucut sinder (cyndercone). Pola aliran sungai umumnya mengikuti aspek morfografi, di sebelah barat yang mempunyai relief kasar dan morfologinya tidak teratur, membentuk pola aliran sungai dendritk. Pada morfologi kerucut gunungapi membentuk pola aliran sungai radial dengan memusat ke arah puncak. Gunung Slamet adalah salah satu gunung berapi yang ada di Indonesia.

Maka, dari aspek morfogenetik, daerah ini terbentuk melalui proses vulkanisme. Proses vulkanisme adalah proses pergerakan atau penerobosan magma sehingga berhasil mencapai lapisan kerak bumi. Gunung api terbentuk pada pertemuan atau tumbukan antar lempeng yang mengalami pergerekan. Pada saat lempeng samudera menghujam ke bawah, lempeng benua terangkat ke atas. Karena kedua lempengan bersifat keras dan kaku, maka lempeng benua akan mengalami keretakan sehingga magma cair akan masuk ke dalam celah-celah retakan dan membentuk kantong-kantong magma. Sebagian magma tersebut ada yang dapat mencapai permukaan bumi dan akhirnya membentuk gunung api.

2. Intrusi Tersier

Litologi batuan penyusunnya adalah : Porfiri mikrodiorite, berwarna coklat dan berbintik coklat tua dan hitam, pejal, lapuk. Bertekstur holokristalin, subdiabas, porfirit dengan fenokris feldspar dan mineral-mineral femis. Sebagian mineral femis lapuk sehingga terbentuk rongga-rongga.Di daerah intrusi tersier ini, terdapat Gunung Cupu yang menurut aspek morfometrinya memiliki elevasinya sama dengan 1291 mdpl. Karena daerah ini adalah daerah intrusi, berarti morfografi di Intrusi Tersier ini memiliki keterbentukan atau morfogenetik yang sama dengan batuan beku terobosan (intrusif) atau plutonik. Batuan plutonik merupakan jenis batuan beku yang terbentuk dibagian dalam bumi dan dapat pula bersifat menerobos batuan sekitarnya yang lebih tua dengannya karena adanya pembekuan magma. Tempat terbentuknya suatu batuan plutonik yaitu didaerah sekitar selubung atas hingga pada kerak bumi. Jenis hasil intrusi batuan beku terobosan antara lain adalah korok gunung api (stock), gang (dike), sill, lacolith dan lapolith.

3. AlluviumDi daerah alluvium, terdapat daerah dataran pantai yang memiliki ketinggian rata-rata antara 1-5 meter diatas permukaan air laut. Kerikil, pasir, lanau, dan lempung: sebagai endapan sungai dan pantai. Tanda titik-titik menunjukkan pundak sungai. Tebal hingga 150 m. Morfogenetik yang berada di daerah ini adalah endapan sungai dan pantai yang terbentuk dari bahan galian atau batuan yang telah mengalami proses pelapukan dan transportasi kemudian terendapkan ditempat yang lebih rendah.

4. Gunung KalikidangLitologi batuan penyusunnya adalah : Batuan Gunung api Slamet tidak terurai : Breksi gunung api, lava, dan tuff. Sebenarnuya membentuk dataran dan perbukitan.Gunung kalikidang merupakan bagian dari gunung Slamet. Menurut morfometrinya Kalikidang memiliki elevasi 1560 mdpl. Jenis dari morfografi gunung ini adalah gunung api aktif, oleh karena itu morfogenetik yang terbentuk pada daerah ini adalah batuan vulkanik. Batuan beku vulkanik merupakan batuan beku yang terbentuk karena tekanan dari dalam yang menyebabkan magma terlempar, kemudian membeku diluar perut bumi sehingga menghasilkan batuan beku vulkanik.

5. Formasi TapakMorfografi dari Formasi Tapak adalah bisa dilihat dari kenampakannya yaitu bukit memanjang. Batupasir berbutir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat, setempat breksi andesit. Bagian atas terdiri dari batupasir gampingan dan napal berwarna hijau yang mengandung kepingan moluska. Dari aspek morfometrinya formasi tapak mempunya ketebalan sekitar 500m. Penyebaran di selatan waduk penjalin membentuk sinklinal dengan arah sumbu barat daya timur laut.

Studi sedimentasi yang dilakukan pada Formasi Tapak Bagian Atas menunjukkan bahwa morfogenetik bisa dilihat dari lingkungan pengendapannya yaitu laut dangkal mulai dari pantai hingga offshore serta paling tidak terjadi tiga kali pendalaman dan pendangkalan laut. Endapan pantai dicirikan dengan batupasir berukuran kasar, terdapat gravel, dan pecahan cangkang moluska yang cukup melimpah. Endapan shoreface dicirikan dengan perselingan batulempung dan batupasir yang monoton dengan ketebalan batulempung dan batupasir tidak terlalu jauh berbeda. Endapan ini juga dicirikan dengan suksesi menebal dan mengasar ke atas pada batupasir yang menunjukkan peningkatan arus pada saat pengendapan. Endapan offshore dicirikan dengan diendapkan batulempung yang cukup tebal berselingan dengan batupasir yang tipis dan dipengaruhi kuat arus yang lemah pada saat pengendapannya. Formasi ini memiliki umur Miosen Tengah Pliosen Awal ( Djuri dkk, 1996). Formasi ini diendapkan secara selaras diatas Formasi Kumbang dan diendapakan pada lingkungan Neritik. Diatasnya diendapkan secara selaras Formasi Kalibiuk.

6. Anggota Batugamping Formasi HalangPada anggota batugamping formasi halang ini batugamping tergolong berlapis baik. Batugamping ini pejal berwarna putih dengan bintik-bintik kuning. Batuan paling muda yang hadir berupa endapan vulkanik Kuarter dan endapan aluvium. Dilihat dari morfografinya formasi ini yang tampak pada peta topografi dengan ciri perbedaan garis kontur dan kondisi pola aliran yang menyatakan aspek genetika, sehingga dapat ditentukan yaitu pedataran. Aspek morfogenetika yang terbentuk bisa dilihat dari lingkungan pengendapannya yaitu Formasi Halang tersebut memperlihatkan karakteristik fasies turbidit diduga diendapkan pada lingkungan laut dalam hingga zona batial atas (Armandita drr., 2009). Pengenalan bentuk tubuh endapan laut dalam fasies turbidit sangat penting terutama berkaitan dengan penentuan geometri suatu resevoir. Permasalahan yang muncul adalah geometri endapan laut dalam fasies turbidit ini sangat kompleks dan bervariasi, serta keberadaannya bergantung pada bagaimana, kapan, dan jenis lingkungan pengendapannya (Slatt, 2003).Formasi Halang atau Halang Series terletak selaras diatas Formasi Lawak. Dilembar Majenang, formasi ini berupa selang-seling batupasir andesitik, batupasir andesitik, batupasir tufaan, napal dan lempung serpih. Dibagian atas Halang series terdapat sisipan batugamping koral tidak berlapis. Bagian bawahnya berupa breksi andesit, konglomerat, dan tuff batuapung dengan sisipan batugamping abu-abu dan batu gamping napalan. Formasi Halang merupakan batuan sedimen jenis turbidit dengan struktur sedimen yang jelas seperti perlapisan bersusun, konvolut laminasi, seruling dan lain-lain. Ketebalan formasi ini seluruhnya mencapai 2400 meter. Fosil ini berupa fosil moluska, koraldan foraminifera. Berdasarkan fosil- fosil yang ditemukan dalam formasi, maka umur formasi halang ini adalah Miosen Akhir (Kastowo, 1975).

Dari keenam hasil delineasi pada Peta Citra Satelit yang didapatkan dari Global Mapper, ternyata dapat dianalasis bentukannya seperti apa (morfologi). Sesuai dengan aspek analisis geomorfologi, yaitu : Morfografi Morfometri, dan MorfogenetikDidapatkan banyak informasi mengenai daerah tersebut, dari litologi batuan penyusunnya, ketinggian (elevation), bentukan & sebaran, luas serta cara pembentukanya (genetik). Secara umum Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal ini terdiri dari batuan beku dan batuan piroklastik hasil lelehan lava dan letusan Gunung Slamet. Terdapat juga intrusi di bagian Timur peta, yaitu intrusi tersier. Kesimpulannya adalah kita dapat mendeskripsi dan menganalisis awal suatu daerah menggunakan peta geologi dan peta citra satelit untuk mengetahui bagaimana keadaan geologi daerah tersebut.