26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DEMAM BERDARAH (DBD) Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak. Dosen Koordintator : Ibu Lucia Endang Hartati,SKep,MN DISUSUN OLEH : Novitriya Widiyawan P.17420113023 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG 2015 1

demam berdarah anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kep anak

Citation preview

Page 1: demam berdarah anak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DEMAM BERDARAH (DBD)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Dosen Koordintator : Ibu Lucia Endang Hartati,SKep,MN

DISUSUN OLEH :

Novitriya Widiyawan

P.17420113023

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG

2015

1

Page 2: demam berdarah anak

KATA PENGANTAR

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan

pada anak yang menderita DBD. Penulis telah berusaha sebaik-baiknya untuk menyusun

makalah ini. Namun, makalah ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Semarang, Januari 2015

Penulis

2

Page 3: demam berdarah anak

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL......................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang................................................................................................4

Rumusan Masalah...........................................................................................5

Tujuan Masalah...............................................................................................5

BAB II KONSEP TEORI

Definisi............................................................................................................6

Etiologi............................................................................................................6

Manifestasi klinis............................................................................................6

Discharge planning.........................................................................................7

Patofisiologi....................................................................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian.......................................................................................................10

Diagnosa keperawatan....................................................................................10

Intervensi........................................................................................................10

Implementasi...................................................................................................14

Evaluasi...........................................................................................................16

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................17

Saran...............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

3

Page 4: demam berdarah anak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini penyakit Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau juga dikenal

dengan demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat Indonesia. Hal ini di dukung oleh data-data berikut ini :

Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka

kejadian penyakit DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di

wilayah Republik Indonesia.

Pada pengamatan selama kurun waktu 20-25 tahun sejak awal ditemukan kasus

DBD, angka kejadian luar biasa penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun dengan

angka kematian tertinggi pada tahun 1968 (awal ditemukannya kasuss DBD) dan

angka kejadian tertinggi pada tahun 1988.

Angka kematian kasus DBD masih tinggi, terutama penderita DBD yang datang

terlambat dengan derajat IV.

Vektor penyakit DBD nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus masih

banyak dijumpai di wilayah Indonesia.

Kemajuan tekhnologi dalam bidang transportasi disertai mobilitas penduduk

yang cepat memudahkan penyebaran sumber penularan dari satu kota ke kota yang

lain.

Selama awat tahun epidemic pada setiap negara, penyakit DBD kebanyakan

menyerang anak-anak dan 95% kasus yang dilaporkan berumur kurang dari 15

tahun walaupun kasus DBD pada usia dewasa juga ikut meningkat. Virus tersebut

menyerang kelompok umur 5-9 tahun, 10-15 tahun, dan 15-44 tahun dalam arti

penyakit ini banyak menyerang kelompok masyarakat yang mempunyai potensi

dalam pembangunan. Selain menjadi penyakit epidemic, DBD juga turut menjadi

penyumbang terbesar akibat kematian anak di Indonesia.

Asuhan keperawatan anak dengan DBD adalah salah satu pelayanan kesehatan

yang diperkirakan dapat menurunkan angka kematian anak. Selain itu, perlu

diadakannya system rujukan yang efektif yang dapat mengurangi angka kematian

yang disebabkan oleh penyakit endemic tersebut. Dengan adanya tingkat

4

Page 5: demam berdarah anak

terserang penyakit ini yang masih cukup tinggi merupakan tantangan bagi tenaga

kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komperhensif dan

memuaskan agar dapat menurunkan angka kematian yang terjadi. Dari dasar

tersebut di atas sehingga penulis timbul ketertarikan untuk lebih mencermati

masalah epidemiologi DBD yang sering terjadi pada anak.

1.2 Rumusan Masalah

Apa definisi dari DBD?

Bagaimana perjalanan penyakit DBD?

Bagaimana manifestasi klinis dari DBD?

Bagaimana asuhan keperawatan anak yang terserang DBD?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengerti tentang pentingnya asuhan keperawatan anak

dengan masalah gangguan hematologi khususnya pada anak dengan penyakit

DBD.

Tujuan Khusus

Mahasiswa  mampu  melakukan   pengkajian   keperawatan  pada anak yang

terserang penyakit DBD

Mahasiswa mampu menegakan diagnosa berdasarkan daftar masalah yang telah

didapatkan setelah melakukan anamnesa

Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan dengan tujuan SMART

Mahasiswa mampu melakukan implementasi dari tindakan yang telah

direncanakan

Mahasiswa mampu memberikan evaluasi setelah melakukan tindakan

keperawatan

5

Page 6: demam berdarah anak

BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Definisi

Demam dengue(DF), dengue haemorrhagic fever (DHF), atau demam berdarah

degue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan

manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia,

ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi

perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan

hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue

(dengue shock syndrome/DSS) adalah DBD ayngditandai dengan renjatan/syok.

(Sudoyo Aru,dkk 2009)

Penyakt demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus Dengue I, II, III, IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus. (Soegeng Soegiyanto,2006)

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti. (Suriadi,2001)

2.2 Etiologi

Virus dengue sejenis arbovirus. Virus dengue termasuk genus Flavivirus,

keluarga Flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan

DEN-4. Keempat macam virus tersebut dapat ditemukan di berbagai daerah di

Indonesia dengan DEN-3 sebagai serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotype

tersebut akan menimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan, namun

tidak menutup kemungkinan untuk bisa terjangkit lagi dengan serotype yang lain.

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue bahkan dapat terserang oleh 3-4

serotype dalam hidupnya. (Sudoyo Aru,dkk 2009)

2.3 Manifestasi Klinis

Gejala klinis utama pada DBD adalah demam dan perdarahan baik yang timbul

secara spontan maupun setelah uji tourniquet.Untuk menegakkan diagnosis klinis

6

Page 7: demam berdarah anak

DBD, WHO (1986) menentukan beberapa patokan gejala dan laboraturium sebagai

berikut :

Gejala klinis

1) Demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari

2) Manifestasi perdarahan

Uji tourniquet positif

Perdarahan spontan berbentuk peteki, purpura, ekimosis, epistaksis,

perdarahan gusi, hematemesis, dan melena

3) Hepatomegali

4) Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun (<20mmHg) atau

nadi tak teraba, kulit dingin, ansietas

Laboraturium

1) Trombositopeni (<100.000 sel/ml)

2) Hemokonsentrasi (kenaikan Ht 20% dibandingkan fase konvalesen)

WHO juga membagi dejarat DBD (1986) sebagai berikut :

Derajat I : Demam dan uji tourniquet positif

Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya di kulit, dan

atau perdarahan lainnya

Derajat III : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai

hepatomegali, dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi

yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi

disertai ekstremitas dingin dan ansietas.

Derajat IV : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai

hepatomegali dan ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan

darah tak terukur).

Adanya renjatan disertai Ht yang tinggi dan trombositopeni menyokong

diagnosis DBD atau DBD dengan renjatan (dengue shock syndrome/DSS).

2.4 Discharge Planning

1. Minum yang cukup, diselingin minuman sari buah-buahan (tidak harus jus

jambu saja) dan hitung input output cairan

7

Page 8: demam berdarah anak

2. Upayakan untuk istirahat yang cukup

3. Untuk perlindungan gunakanlah obat anti nyamuk yang mengandung DEET saat

mengunjungi tempat endemic dengue

4. Cegah perkembangbiakan nyamuk dengan melakukan gerakan 3M+

5. Kenali tanda dan gejala penyakit DBD

6. Buang sampah pada tempatnya

7. Jangan memberikan sembarang obat pada pasien DBD (seperti asetosal, aspirin,

antiinflamasi nonsteroid karena potensial mendorong terjadinya perdarahan)

8. Melakukan pemberantasan jentik nyamuk dengan abate

2.5 Patofisiologi

8

Arbovirus (melalui gigitan Aedes aegypti)

Beredar dalam aliran darah

Infeksi virus dengue (viremia)

Mengaktifkan system komplemen

Membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a

PGE2 Hipothalamus

hipertermiPeningkatan reabsorbsi Na dan H2O

Permeabilitas membrane meningkat

Agregasi trombosit

Kerusakan endotel pembuluh darah

Resiko syock hipovolemik

trombositopeni Merangsang dan mengaktifasi factor pembekuan

Renjatan hipovolemik dan hipotensi

DICperdarahan Kebocoran plasmaPerfusi jaringan tidak efektif

Hipoksia jaringan

Asidosis metabolik

Resiko Syock Hipovolemik

Kekurangan Volume Cairan

Ke ekstravaskuler

Paru-paru hepar abdomen

Efusi pleuraKetidakefektifan pola nafas

Penekanan intra abdomen

hepatomegali

ascites

Mual, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 9: demam berdarah anak

Keterangan :

Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah

kompleks-kompleks virus-antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi

system komplemen. Akibat aktifasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,

dua peptide yang melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat

sebagau factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan

menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Terjadinya trombositopeni, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya

factor koagulasi (protrombin, factor V,VII,IX,X dan fibrinogen) merupakan

factor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran

gastrointestinal pada DBD.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas

dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,

trombositopeni, dan diathesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.

Nilai Ht meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel

dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami

hypovolemik. Apanila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis

metabolic hingga kematian.

9

Page 10: demam berdarah anak

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

Kaji riwayat keperawatan pada anak

Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda-tanda perdarahan, mual muntah,

tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, dan harus diwaspadai

jika terjadi tanda-tanda adanya renjatan (denyut nadi cepat dan lemah,

hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis,

gelisah, penurunan kesadaran).

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang lazim muncul diantaranya sebagai berikut :

Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke

intravaskuler

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kebocoran plasma darah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi

yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

Perubahan proses keluarga b.d proses infeksi virus

Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue

Resiko perdarahan b.d penurunan factor-faktor pembekuan darah

(trombositopeni)

Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot

pernafasan, nyeri, hipoventilasi

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi

Kekurangan volume

cairan b.d pindahnya

cairan intravaskuler ke

intravaskuler

Anak menunjukkan

tanda-tanda

terpenuhinya

kebutuhan cairan

Observasi TTV paling sedikit

setiap 4 jam sekali

Monitor tanda-tanda

meningkatnya kekurangan cairan:

turgor tidak elastic, ubun-ubun

10

Page 11: demam berdarah anak

cekung, produksi urine menurun

Observasi dan catat intake dan

output

Berikan hidrasi yang adekuat

sesuai dengan kebutuhan tubuh

Monitor nilai laboraturium:

elektrolit darah, Bj urin, serum

albumin

Berikan hidrasi yang adekuat

sesuai dengan kebutuhan tubuh

Pertahankan intake dan output

uang adekuat

Monitor dan mencatat berat

badan

Monitor pemberian cairan

melalui intravena setiap jam

Kurangi kehilangan cairan yang

tidak terlihat (IWL)

Ketidakefektifan

perfusi jaringan perifer

b.d kebocoran plasma

darah

Anak menunjukkan

tanda-tanda perfusi

jaringan perifer yang

adekuat.

Kaji dan catat TTV (kualitas dan

frekuensi denyut nadi, tekanan

darah, capillary refill).

Kaji dan catat sirkulasi pada

ekstremitas (suhu, kelembaban,

warna)

Nilai kemungkinan terjadinya

kematian jaringan pada

ekstremitas seperti dingin, nyeri,

pembengkakan kaki

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

intake nutrisi yang

Anak menunjukkan

tanda-tanda

kebutuhan nutrisi

yang adekuat.

Ijinkan anak untuk makan

makanan yang ditoleransinya,

rencanakan untuk perbaikan gizi

saat nafsu makannya mulai

11

Page 12: demam berdarah anak

tidak adekuat akibat

mual dan nafsu makan

yang menurun

kembali muncul

Berikan makanan yang disetai

dengan suplemen nutrisi untuk

meningkatkan nualitas intake

nutrisi

Anjurkan kepada orang tua untuk

memberikan makanan dengan

teknik porsi kecil namun sering

Timbang berat badan setiap

harinya pada waktu yang sama,

dan skala yang sama

Pertahankan kebersihan mulut

pasien

Jelaskan pentingnya intake nutrisi

yang adekuat untuk

penyembuhan penyakit

Perubahan proses

keluarga b.d proses

infeksi virus

Keluarga

menunjukkan koping

yang adaptif.

Kaji perasaan dan persepsi orang

tua atau anggota keluarga

terhadap situasi yang penuh

stress

Ijinkan orang tua dan keluarga

untuk memberikan respon secara

panjang lebar, dan identifikasi

factor yang paling mencemaskan

keluarga

Identifikasi koping yang biasa

digunakan dan seberapa besar

keberhasilannya dalam mengatasi

keadaan

Tanyakan kepada keluarga apa

yang dapat dilakukan untuk

membuat anak/keluarga menjadi

12

Page 13: demam berdarah anak

lebih baik, dan jika

memungkinkan memberikan apa

yang diminta oleh keluarga

Penuhi kebutuhan dasar anak

(jika anak sangat tergantung

dalam beraktifitas)

Hipertermi b.d proses

infeksi virus dengue

Anak menunjukkan

tanda-tanda vital

dalam rentang

normal.

Ukur suhu anak

Ajarkan kepada keluarga untuk

mengukur suhu anak

Lakukan kompres dengan air

biasa

Tingkatkan intake cairan

Berikan terapi untuk menurunkan

suhu

Resiko perdarahan b.d

penurunan factor-faktor

pembekuan darah

(trombositopeni)

Anak tidak

mengalami

trombositopeni dan

terhindar dari resiko

perdarahan

Identifikasi penyebab perdarahan

Monitor ketat tanda-tanda

perdarahan setiap 4 jam

Monitor TTV ortostatik

Ambil sampel darah guna

pemeriksaan Hb dan Ht per 4 jam

lalu bandingkan dengan hasil

pemeriksaan sebelumnya

Kolaborasi dalam pemberian

produk darah (platelet atau fresh

frozen plasma)

Anjurkan anak untuk makan

makanan yang banyak

mengandung vitamin K

Ketidakefektifan pola

nafas b.d jalan nafas

terganggu akibat

spasme otot-otot

Anak mampu

bernafas secara

efektif.

Identifikasi penyebab

ketidakefektifan pola nafas

Atur posisi anak semifowler atau

beri bantal

13

Page 14: demam berdarah anak

pernafasan, nyeri,

hipoventilasi

Identifikasi pasien jika

diperlukan tindakan kolaborasi

pemberian oksigen

3.4 IMPLEMENTASI

1. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke

intravaskuler

Mengobservasi TTV paling sedikit setiap 4 jam sekali

Memonitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan: turgor tidak

elastic, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun

Mengobservasi dan mencatat intake dan output

Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh

Memonitor nilai laboraturium: elektrolit darah, Bj urin, serum albumin

Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh

Mempertahankan intake dan output uang adekuat

Memonitor dan mencatat berat badan

Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

Mengurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (IWL)

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kebocoran plasma darah

Mengkaji dan mencatat TTV (kualitas dan frekuensi denyut nadi,

tekanan darah, capillary refill).

Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu, kelembaban,

warna)

Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas

seperti dingin, nyeri, pembengkakan kaki

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi

yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

Mengijinkan anak untuk makan makanan yang ditoleransinya,

merencanakan untuk perbaikan gizi saat nafsu makannya mulai kembali

muncul

Memberikan makanan yang disetai dengan suplemen nutrisi untuk

meningkatkan nualitas intake nutrisi

14

Page 15: demam berdarah anak

Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan

teknik porsi kecil namun sering

Menimbang berat badan setiap harinya pada waktu yang sama, dan skala

yang sama

Mempertahankan kebersihan mulut pasien

Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan

penyakit

4. Perubahan proses keluarga b.d proses infeksi virus

Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga

terhadap situasi yang penuh stress

Mengijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara

panjang lebar, dan mengdentifikasi factor yang paling mencemaskan

keluarga

Mengidentifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar

keberhasilannya dalammengatasi keadaan

Menanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat

anak/keluarga menjadi lebih baik, dan jika memungkinkan memberikan

apa yang diminta oleh keluarga

Memenuhi kebutuhan dasar anak (jika anak sangat tergantung dalam

beraktifitas)

5. Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue

Mengukur suhu anak

Mengajarkan kepada keluarga untuk mengukur suhu anak

Melakukan kompres dengan air biasa

Meningkatkan intake cairan

Memberikan terapi untuk menurunkan suhu

6. Resiko perdarahan b.d penurunan factor-faktor pembekuan darah

(trombositopeni)

Mengidentifikasi penyebab perdarahan

Memonitor ketat tanda-tanda perdarahan setiap 4 jam

Memonitor TTV ortostatik

15

Page 16: demam berdarah anak

Mengambil sampel darah guna pemeriksaan Hb dan Ht per 4 jam lalu

bandingkan dengan hasil pemeriksaan sebelumnya

Berkolaborasi dalam pemberian produk darah (platelet atau fresh frozen

plasma)

Menganjurkan anak untuk makan makanan yang banyak mengandung

vitamin K

7. Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-

otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi

Mengidentifikasi penyebab ketidakefektifan pola nafas

Mengatur posisi anak semifowler atau beri bantal

Mengidentifikasi pasien jika diperlukan tindakan kolaborasi pemberian

oksigen

3.5 EVALUASI

Tindakan keperawatan dinyatakan berhasil jika pada klien berhasil dicapai

tujuan keperawatan berupa :

1. Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan

2. Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat.

3. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat.

4. Keluarga menunjukkan koping yang adaptif.

5. Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.

6. Anak tidak mengalami trombositopeni dan terhindar dari resiko perdarahan

7. Anak mampu bernafas secara efektif.

16

Page 17: demam berdarah anak

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti dan sering menyerang anak-anak. DBD telah menjadi

penyakit epidemi dan terbagi menjadi 4 derajat menurut gejala yang dialami

oleh pasien. DBD mampu disembuhkan dengan penanganan yang tepat,

cepat, dan sessuai namun juga mampu menjadi penyakit yang mematikan

jika tidak ditangani dengan baik.

4.2 Saran

Diharapkan untuk ke depannya angka kejadian DBD dapat diturunkan

terutama yang menyerang usia anak. Diharapkan anak yang sudah terjangkit

DBD pun bisa mendapatkan penanganan yang baik sehingga dapat terolong

serta bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang komperhensif dan memuaskan agar dapat mmenghindari

kematian karena DBD.

17

Page 18: demam berdarah anak

DAFTAR PUSTAKA

Soegijanto,Soegeng.2006.Demam Berdarah Dengue.Airlangga University Press.

Surabaya

Soerdarmo, Sumarmo Sunaryo Poorwo. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak.

Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Amin, Hardhi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &

NANDA NIC-NOC. Media Action Publishing,Yogyakarta

Suriadi. Yuliani, Rita. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. PT Fajar Interpratama.

Jakarta

Ngastiyah.1997.Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta

18