7
Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pemeriksaan

Citation preview

Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah DenguePatofisiologiPada DBD dan DSS peningkatan akut permeabilitas vaskuler merupakan patofisiologi primer.Hal ini akan mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Pada kasus-kasus berat volume plasma menurun lebih dari 20% meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia. Lesi destruktif vaskuler yang nyata tidak terjadi.Terdapat tiga faktor yang menyebabakan perubahan hemostasis pada DBD dan DSS yaitu: perubahan vaskuler, trombositopenia dan kelainan koagulasi. Hampir semua penderita dengue mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan trombositopeni, serta koagulogram yang abnormal.

Infeksi virus dengue mengakibatkan muncul respon imun humoral dan seluler, antara lain anti netralisasi, anti hemaglutinin, anti komplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, mulai muncul pada infeksi primer, dan pada infeksi sekunder kadarnya telah meningkat.Pada hari kelima demam dapat ditemukan antibodi dalam darah, meningkat pada minggu pertama hingga minggu ketiga dan menghilang setelah 60-90 hari.pada infeksi primer antibodi IgG meningkat pada hari ke-14 demam sedangkan pada infeksi sekunder kadar IgG meningkat pada hari kedua. Karenanya diagnosis infeksi primer ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari kelima sakit, sedangkan pada infeksi sekunder diagnosis dapat ditegakkan lebih dini.Pada infeksi primer antibodi netralisasi mengenali protein E dan monoclonal antibodi terhadap NS1, Pre M dan NS3 dari virus dengue sehingga terjadi aktifitas netralisasi atau aktifasi komplemen sehingga sel yang terinfeksi virus menjadi lisis. Proses ini melenyapkan banyak virus dan penderita sembuh dengan memiliki kekebalan terhadap serotipe virus yang sama.Apabila penderita terinfeksi kedua kalinya dengan virus dengue serotipe yang berbeda, maka virus dengue tersebut akan berperan sebagai super antigen setelah difagosit oleh makrofag atau monosit. Makrofag ini akan menampilkan Antigen Presenting Cell (APC). Antigen ini membawa muatan polipeptida spesifik yang berasal dari Major Histocompatibility Complex (MHC II).Antigen yang bermuatan peptida MHC II akan berikatan dengan CD4+ (TH-1 dan TH-2) dengan perantaraan T Cell Receptor (TCR) sebagai reaksi terhadap infeksi.Kemudian limfosit TH-1 akan mengeluarkan substansi imunomodulator yaitu INF, IL-2, dan Colony Stimulating Factor (CSF). IFN akan merangsang makrofag untuk mengeluarkan IL-1 dan TNF.Interleukin-1 (IL-1) memiliki efek pada sel endotel, membentuk prostaglandin, dan merangsang ekspresi intercelluler adhasion molecule 1 (ICAM 1).Colony Stimulating Factor (CSF) akan merangsang neutrophil, oleh pengaruh ICAM 1 Neutrophil yang telah terangsang oleh CSF akan beradhesi dengan sel endothel dan mengeluarkan lisosim yang mambuat dinding endothel lisis dan endothel terbuka. Neutrophil juga membawa superoksid yang akan mempengaruhi oksigenasi pada mitokondria dan siklus GMPs, sehingga endothel menjadi nekrosis dan mengakibatkan terjadi gangguaan vaskuler.Antigen yang bermuatan MHC I akan diekspresikan di permukaan virus sehingga dikenali oleh limfosit T CD8+ yang bersifat sitolitik sehingga menghancurkan semua sel yang mengandung virus dan akhirnya disekresikan IFN dan TNF.

Manifestasi klinisDemamDemam biasanya langsung tinggi mencapai hingga 400 C dan sering disertai gejala yang tidak spesifik, seperti tidak nafsu makan (anoreksia), lemah badan (malaise), nyeri sendi dan tulang, serta rasa sakit di daerah belakang mata (retro orbita).

2.Tanda PerdarahanTanda perdarahan seperti mimisan (epitaksis), perdarahan gusi, perdarahan kulit sepeerti tes Rumpeleede (+), ptekiae dan ekimosis, serta buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman (melena).

3.Adanya pembesaran organ hati (Hepatomegali)Peningkatan kadar hematokrit > 20% dari nilai normal.Trombosit menurun (trombositopenia) 100.000/mm3

4.Kegagalan sirkulasi darahBiasanya ditandai dengan denyut nadi yang teraba lemah dan cepat, ujung-ujung jari terasa dingin serta dapat disertai penurunan kesadaran dan syok yang dapat menyebabkan kematian.

DiagnosisUntuk menetapkan diagnosis diperlukan data-data yang diperoleh dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium / penunjang. Temuan fisis ialah anak nampak sakit sedang atau berat dengan suhu tubuh meningkat, nadi cepat dan kecil, pernafasan cepat dan dalam, hipotensi, pada kulit ada manifestasi perdarahan, epitaksis, gusi berdarah, pembesaran kelenjar getah bening (KGB), jantung dan paru bisa saja normal atau dapat ditemukan adanya efusi pleura.

PemeriksaanPada pemeriksaan laboratorium, secara umum ada dua macam pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit DBD secara laboratoris :Deteksi virus, yang dapat dilakukan melalui metode pembiakan (kultur) dan tes PCR (Polymerase Chain Reaction).Deteksi serologis, yaitu untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap infeksi virus dengue (antibodi antidengue).Pada metode serologis ini ada lima metode deteksi yang dapat dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang, yaitu :Hemmagulutination Inhibition test (uji HI)Uji pengikatan komplemen (Complement Fixation test)Uji NetralisasiAntidengue IgG & IgMDengue NS-1 Antigen