72
PRESENTASI KASUS DEMAM TIFOID Moderator : dr. Rachmanto HSA, SpA Disusun oleh: Lucinda Corry Fitria 111.0221.119 Tutor : dr. Erita Ilyas, SpA KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ”VETERAN” JAKARTA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO PERIODE 27 MEI – 03 AGUSTUS 2013

Demam Tifoid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi kasus

Citation preview

Page 1: Demam Tifoid

PRESENTASI KASUS

DEMAM TIFOID

Moderator :dr. Rachmanto HSA, SpA

Disusun oleh:Lucinda Corry Fitria

111.0221.119

Tutor :dr. Erita Ilyas, SpA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UPN ”VETERAN” JAKARTA

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTOPERIODE 27 MEI – 03 AGUSTUS 2013

Page 2: Demam Tifoid

STATUS PENDERITA

Page 3: Demam Tifoid

ANAMNESA• Autoanamnesa dan alloanamnesa (ibu pasien).

Pada hari Minggu, 16 Juni 2013, pukul 15:13 WIB.

IDENTITAS

Nama Penderita : An. AHJenis kelamin : Laki-lakiTTL / Umur : Jakarta, 18 May 1998 / 15 tahunPendidikan : SMP kelas 2Nama Ayah : Tn. AJ (Alm)Pekerjaan : Swasta (Guru)Pendidikan : SMEANama Ibu : Ny. EMPekerjaan : WiraswastaPendidikan : SMEAHubungan dg orang tua : Anak kandungAgama : IslamSuku Bangsa : SundaAlamat : Jl.Utan Panjang III Rt.11/007, Utan Panjang, Jakarta Pusat.

Page 4: Demam Tifoid

Data orang tua Data orang tua Ayah IbuUmur sekarang 45 tahun 38 tahunPerkawinan ke 1 1

Umur saat menikah

29 tahun 22 tahun

Pendidikan terakhir

SMEA SMEA

( tamat/sampai kls/tkt )

Tamat Tamat

Agama Islam IslamSuku bangsa Sunda Sunda

Keadaan kesehatan

Baik Baik

KonsanguitasTidak

terdapatTidak

terdapat

Page 5: Demam Tifoid

RIWAYAT PENYAKIT ( Pada Waktu Masuk Rumah Sakit)

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Bangsal Anak lantai 2 melalui IGD RSPAD GS dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS.

Demam yang timbul mendadak, terus menerus tanpa menggigil, meningkat pada sore hingga malam hari, dan menjelang pagi panas badannya mulai turun tapi tetap terasa hangat. Demam yang timbul tanpa disertai batuk dan pilek. oleh orang tua pasien diberi minum banyak dan di kompres.

Pada hari ke 4 SMRS, demam makin meningkat, disertai nyeri perut, mual dan muntah 2x berisi cairan bercampur sisa makanan, tanpa darah, dengan volume kira-kira 1 gelas belimbing. Selain itu pasien juga mengalami mencret hingga 3x sehari, kira-kira ¼ gelas belimbing , cair, tanpa ampas, lendir, darah, dan tidak berbau busuk. Oleh ibu pasien dibawa ke poliklinik 24 jam dekat rumahnya dan diberikan obat (nama obat tidak ingat),

lalu esok harinya demam sempat menurun, muntah dan diare sudah berkurang.

Keluhan utama : Demam

Keluhan tambahan : Lemas,Pusing, Lidah pahit, Nyeri perut,Napsu mkn ↓

Page 6: Demam Tifoid

lanjutan

1 hari SMRS demam pasien timbul kembali dan semakin tinggi bila sore hingga malam harinya, disertai mual muntah 3x berisi cairan bercampur sisa makanan, tanpa darah, dengan volume kira-kira 1/2 gelas belimbing, lidah terasa pahit, nafsu makan menurun, dan nyeri perut di daerah atas dan kanan perut. Sehingga pasien dibawa ke IGD RSPAD Gatot Soebroto pada keesokan harinya.

Saat ini pasien masih mengalami demam, disertai badan terasa lemas, pusing, nyeri perut bagian kanan dan atas, lidah terasa pahit, dan nafsu makan menurun namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan. Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan.

Page 7: Demam Tifoid

lanjutan

• Pasien juga menyangkal mengalami sesak napas, batuk, pilek, kejang, kesadaran menurun, nyeri di belakang bola mata, nyeri otot, tulang, atau sendi, bintik-bintik kemerahan pada tubuh, mimisan, gusi berdarah, ataupun muntah darah.

• Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi (makanan, obat, udara), kejang, penyakit bawaan lahir, operasi, trauma, penyakit saraf, jantung, hati, paru, ataupun ginjal.

• Pasien juga menyangkal habis bepergian ke daerah dengan endemik malaria.

• Pasien mempunyai riwayat sering jajan di pinggir jalan dan makan-makanan pedas.

Page 8: Demam Tifoid

Riwayat Perjalanan Penyakit7hr

4hr

3hr

1hr

Saat ini

- Demam :mendadak, terus menerus tanpa menggigil, meningkat pada sore hingga malam hari, menurun pagi haritapi tetap hangat. -batuk dan pilek (-) diberi minum banyak dan di kompres.

-demam makin meningkat, -nyeri perut, -mual dan muntah 2x (cairan+sisa makanan, tanpa darah), volume 1 gelas belimbing. -mencret hingga 3x, kira-kira ¼ gelas belimbing , cair, tanpa ampas, lendir, darah, dan tidak berbau busuk. dibawa ke poliklinik 24 jam diberikan obat (nama obat tidak ingat)

-Demam ↓-muntah (-)-Diare (-)

-demam ↑ (+)-mual muntah 3x-lidah terasa pahit-nafsu makan menurun -nyeri perut

dibawa ke IGD RSPAD GS

-demam (+)-badan lemas (+)-pusing (+)-nyeri perut (+)-lidah terasa pahit (+)-nafsu makan menurun (+) namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan.-Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan

menyangkal mengalami : -sesak napas, batuk, pilek, kejang, kesadaran menurun, nyeri di belakang bola mata, nyeri otot, tulang, atau sendi, bintik-bintik kemerahan pada tubuh, mimisan, gusi berdarah, ataupun muntah darah. -Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi (makanan, obat, udara), kejang, penyakit bawaan lahir, operasi, trauma, penyakit saraf, jantung, hati, paru, ataupun ginjal.-Pasien juga menyangkal habis bepergian ke daerah dengan endemik malaria. -Pasien mempunyai riwayat sering jajan di pinggir jalan dan makan-makanan pedas.

Page 9: Demam Tifoid

Riwayat Penyakit DahuluSebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini.Riwayat Penyakit KeluargaDalam keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit seperti ini.Riwayat kehamilanSelama hamil, ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat, dan tidak ada keluhan yang berarti selama kehamilan.

Page 10: Demam Tifoid

Riwayat Kelahiran

• Pasien lahir di rumah bersalin yang ditolong oleh bidan.

• Bayi lahir cukup bulan (38 minggu), spontan, langsung menangis, tidak biru, pucat, atau cacat.

• Berat badan lahir 3250 gram, panjang badan 51 cm.

• Pasien anak pertama dan tunggal.

Page 11: Demam Tifoid

Riwayat Tumbuh Kembang(gerakan kasar dan halus, emosi, sosial, perilaku, bicara)

• Pertumbuhan gigi 1 : 6 bulan• Meraih benda2 : 3 bulan• Tengkurap : 5 bulan • Duduk : 7 bulan• Berdiri : 10 bulan• Berjalan : 11 bulan• Bicara : 9 bulan• Membaca & menulis : 4 tahun

Page 12: Demam Tifoid

Riwayat MakananUMUR ASI / PASI Buah / Biskuit Bubur susu Nasi Tim

0 – 2 bln ASI (setiap saat) - - -

2 – 4 bln ASI (setiap saat) - - -

4 – 6 bln ASI (setiap saat) - - -

6 – 8 blnASI + Susu formula

(Merk: SGM)Biskuit susu + pisang 1 buah

Bubur nestle(2-3x/hari,@1

mangkuk kecil)-

8 – 10 blnASI + Susu formula

(Merk: SGM)Biskuit susu + pisang 1 buah

Bubur nestle(2-3x/hari,@1

mangkuk kecil)-

10 – 12 bln ASI + Susu formula(Merk: SGM)

Biskuit susu + pisang 1 buah

- 1 kali sehari

Page 13: Demam Tifoid

Batas 1 tahun:

Makanan biasa :• Nasi : 3 x sehari, setiap hari, setengah piring orang

dewasa• Sayur : 2 x sehari, setiap hari• Daging: 1 x sehari, 3 kali seminggu, setiap kali makan 1 potong• Telur : 2 x sehari, setiap hari, setiap kali makan 1 butir• Ikan : 1 x sehari, 4 kali seminggu, setiap kali makan 1 potong• Tahu : 2 x sehari, setiap hari• Tempe : 7 x sehari, setiap hari• Susu : Susu SGM sampai 2 tahun, diganti Dancow 2-5

tahun, diminum setiap pagi dan malam hari, setiap kali minum 1 gelas.

Page 14: Demam Tifoid

Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi I II III IV

BCG (2 bulan)

DPT (2 bulan)

(4 bulan)

(6 bulan)

Polio (1 minggu)

(2 bulan)

(4 bulan)

(6 bulan)

Hep B (1 minggu)

(1 bulan)

(3 bulan)

Campak (9 bulan)

(6 tahun)

Kesan: Imunisasi dasar lengkap

Page 15: Demam Tifoid

Riwayat Keluarga

Corak reproduksi ibu (PIA0) / keadaan anak

No Tgl. Lahir (Umur)

Jenis Kelamin Hidup

Lahir Mati Abortus Mati (sebab)

Keterangan kesehatan

1 18 May 1998, 15th (pasien) Laki-laki - - -

Anggota keluarga lain yang tinggal serumah : kakek dan nenek dari ibu.1.Status rumah tinggal : milik sendiri2.Keadaan Rumah dan daerah lingkungan : ventilasi dan pencahayaan

cukup. Lingkungan di sekitar rumah tidak banjir. Sumber air adalah air tanah. Air yang keluar jernih, tidak lengket dan tidak berbau. Jarak antar rumah berdekatan. Disekitar rumah tidak ada yang menderita DBD

Page 16: Demam Tifoid

PEMERIKSAAN FISIK :

• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang• Kesadaran : Compos Mentis• Tekanan Darah : 120/80 mmHg• Nadi : 87x/menit, isi cukup, irama

teratur, equal di ke empat ekstremitas.• Pernafasan : 24x/menit, irama teratur,

tipe torakoabdominal.• Suhu : 39,2˚C aksila.• Berat Badan : 52 kg• Tinggi Badan : 175 cm

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 Juni 2013.

Page 17: Demam Tifoid

Status gizi

Interpretasi status gizi berdasarkan NCHS• TB ideal sesuai umur : 169 cm• BB ideal sesuai umur : 56 kg• BB ideal sesuai umur : 64,5 kg• TB/U x 100% = 175/169 x 100% = 103.5

%• BB/U x 100% = 52/56 x 100% = 92.86 %• BB/TB x 100% = 52/64,5 x 100% = 80.62 %

Kesan: Pertumbuhan sesuai dengan seusia pasien. Stasus gizi baik.

Page 18: Demam Tifoid

Status GeneralisKelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh• Pucat : (-)• Sianosis : (-)• Ikterus : (-)• Perdarahan : (-)• Edema umum : (-)• Turgor : Baik• Pembesaran kelenjar generalisata : (-)• Kelenjar Getah Bening

– Leher : Tidak teraba– Submandibula : Tidak teraba– Subklavikula : Tidak teraba– Ketiak : Tidak teraba– Lipat Paha : Tidak teraba

Page 19: Demam Tifoid

KEPALA

• Bentuk : Normocephal, bulat simetris, UUB sudah menutup.

• Rambut : Hitam, lebat, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut.

• Kulit Kepala : Tidak ada kelainan.MUKA• Mata : Kelopak mata tidak cekung dan edema,

konjungtiva ananemis, sklera anikterik, kornea jernih, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, lensa jernih, reflek cahaya langsung +/+ dan reflek cahaya tidak langsung +/+, nyeri retro orbital -/-, perdarahan sub konjungtiva -/-.

Page 20: Demam Tifoid

Telinga :Normal, simetris, liang telinga lapang, serumen -/-, perdarahan -/-.

Hidung : Bentuk normal, septum tidak deviasi, konka tidak hiperemis, sekret -/-, epistaksis -/-, nyeri tekan sinus (-).

Mulut : Mukosa bibir kering dan pecah-pecah, sianosis (-), lidah kotor pada pertengahan, sementara hiperemis pada tepinya, dan tremor apabila dijulurkan (+), caries dentis (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang tidak hiperemis, hematemesis (-).

LEHER• Bentuk:Simetris• Trakhea :di tengah• KGB :Tidak teraba pembesaran• JVP :5+2 cmH2O

Page 21: Demam Tifoid

THORAKBentuk:

normochest, simetris kanan dan kiri, tidak ada jaringan parut.

PARUANTERIOR POSTERIORKANAN KIRI KANAN KIRI

Inspeksi

Simetris kanan=kiri, statis, dan dinamis

Simetris kiri=kanan, statis, dan dinamis

Simetris kanan=kiri, statis, dan dinamis

Simetris kiri=kanan, statis, dan dinamis

PalpasiVokal fremitus kanan=kiri

Vokal fremitus kiri=kanan

Vokal fremitus kanan=kiri

Vokal fremitus kiri=kanan

Perkusi SonorSonor

Sonor Sonor

Auskultasi

Suara napas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Page 22: Demam Tifoid

JANTUNG

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihatPalpasi: Iktus cordis teraba di ICS V linea

midclavicula sinistra, tidak kuat angkat.

Perkusi: Batas kanan ICS IV parasternal dextraBatas atas ICS III parasternal sinistraBatas kiri ICS V midklavikula sinistra

Auskultasi: Bunyi jantung I - II reguler, murmur (-), gallop (-).

Page 23: Demam Tifoid

ABDOMEN• Inspeksi : datar, tidak ada striae, tidak

tampak benjolan/massa• Palpasi : tegang, nyeri tekan (+)

seluruh regio abdomen, Defans muscular (+), Hepar dan Lien sukar dinilai.

• Perkusi : Timpani, asites (-)• Auskultasi: Bising usus (+) normalGENITALIA EXTERNA• Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan

Page 24: Demam Tifoid

EKSTREMITAS

• Bentuk simetris, tidak terdapat deformitas,tidak ada paresis / paralisis, tidak ada oedem, sianosis, dan nyeri sendi di ke empat ekstremitas, tidak ada bintik-bintik kemerahan di ke empat ekstremitas, CRT < 2 detik.

• Uji torniquet : (-)• Refleks :• Refleks Fisiologis :

– Biscep +/+ -Triscep +/+– KPR +/+ -APR +/+

Page 25: Demam Tifoid

Refleks Patologis :• Babinsky (-)• Chaddok (-)• Oppenheim (-)• Hoffman-Tromer (-)Tanda Rangsang Meningeal: • Kaku kuduk (-)• Brudzinsky I (-)• Brudzinsky II (-)• Kernig (-)

Page 26: Demam Tifoid

LABORATORIUMDilakukan pada tanggal 16 Juni 2013, pukul 13:40 WIB

Darah RutinHb : 14,1 gr%Ht : 39* %Leukosit : 3300* /ulTrombosit : 58000* /uLMCV : 77* fLMCH : 28 pgMCHC : 36 g/dLImunoserologiWIDALS. Typhi O : NegatifS. Paratyphi AO :NegatifS. Paratyphi BO : NegatifS. Paratyphi CO : NegatifS. Typhi H :1/160S. Paratyphi AH : NegatifS. Paratyphi BH :1/80S. Paratyphi CH : Negatif

Page 27: Demam Tifoid

RESUMEAnak AH, laki-laki, 15 tahun, datang dengan keluhan demam sejak

7 hari SMRS, terus menerus, meningkst saat sore hingga malam hari, menjelang pagi panas turun tetapi tidak sampai suhu normal. Demam disertai malaise, pusing, anoreksia, lidah thyphoid, dan nyeri perut. Mencret 3x, ¼ gelas belimbing, cair tidak ada ampas, lendir dan darah, serta tidak berbau busuk. Muntah 2x, 1 gelas belimbing, tidak menyembur, isi cairan beserta makanan, tidak ada darah. Disangkal adanya epistaksis, hematemesis, gusi berdarah, nyeri sendi, tulang, otot, nyeri di belakang rongga orbita, dan bintik-bintik kemerahan pada kulit. Riwayat pergi ke daerah endemis malaria disangkal. Pasien memiliki riwayat jajan sembarangan dan makan makanan pedas.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis. Tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali suhu 39,2 C. Status gizi baik. Pada lidah didapatkan lidah tifoid, abdomen tegang, datar, nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen, defans muscular (+), ptekhie (-).

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan pada hematologi rutin dengan hematokrit 39%, leukosit 3300/uL, trombosit 58000/uL, dan MCV 77fL yang menurun. Sedangkan hemoglobin, eritrosit, MCH, MCHC dalam batas normal. Pada imunoserologi didapatkan WIDAL S. Typhi H 1/160 dan S. Paratyphi BH 1/80.

Page 28: Demam Tifoid

DIAGNOSIS BANDINGObservasi febris et causa :• Demam Typhoid • ISPA• DHF• Malaria• Cikungunya

• DIAGNOSIS KERJA• Demam Tifoid

Page 29: Demam Tifoid

PEMERIKSAAN ANJURAN• Lab. Darah Lengkap serial (H2TL)• Mikrobiologi Kultur Feses• Biakan darah• Foto abdomen

Page 30: Demam Tifoid

PENATALAKSANAAN

• Tirah baring• Cairan IVFD RL 28 tetes/menit makro• Diet makan biasa tinggi kalori tinggi

protein rendah serat• Medikamentosa :• paracetamol 3x500mg (po)• omeprazole 1x20mg (iv)• ceftriaxone 1x2 gr (iv)

Page 31: Demam Tifoid

PERJALANAN PENYAKIT (FOLLOW UP)

Page 32: Demam Tifoid
Page 33: Demam Tifoid
Page 34: Demam Tifoid
Page 35: Demam Tifoid
Page 36: Demam Tifoid
Page 37: Demam Tifoid

HASIL USG ABDOMEN (Tanggal 21-06-13)Hati :besar, bentuk dan permukaan baik, tepi tajam. VH, VP dan traktus biliaris baik.

Internal echo homogeny/normal. Lesi fokal (-), ascites (-), efusi (-). Kandung empedu : besar, bentuk dan mukosa normal. Batu (-)

Pancreas : besar, bentuk dan echo normal. Hillus normal. Kedua ginjal: besar dan bentuk normal. Echo cortex-medulla normal. Pelvio calyces tak melebar. Batu (-), Kista (-).

Buli-buli : besar, bentuk dan mukosa normal. Batu (-), divertikel (-). Ditelusuri daerah Mc Burney, tak tampak tanda-tanda abscess, radang, doughnut sign. Tampak sedikit cairan di daerah rectovesical.

Kesan : Hati, Kd.empdu, Pancreas, Lien: Normal.Kedua ginjal, Buli-buli : Normal.Tak tampak tanda-tanda appendicitis acute / infiltrate /abscess.Sedikit cairan di rectovesical.ABDOMEN 3 POSISI :Distribusi udara dalam usus normalPsoas line tegasTidak tampak air fluid levelTidak tampak free air

Kesan : tidak tampak tanda-tanda acute abdomen.

Page 38: Demam Tifoid

DIAGNOSA AKHIRDemam Tifoid PROGNOSISQuo ad vitam: BonamQuo ad sanationam: Dubia ad bonamQuo ad fungtionam : Dubia ad bonam

Page 39: Demam Tifoid

TINJAUAN PUSTAKA

Demam Tifoid

Page 40: Demam Tifoid

Definisi

Sindrom sistemik yang diakibatkan oleh infeksi

bakteri akut pada usus halus.

Page 41: Demam Tifoid

Etiologi

Salmonella Enterotica Serotipe Typhi,Paratyphi A,

Schottmuelleri (dulu Paratyphi B),Hirschfeldii (dulu Paratyphi C).

Page 42: Demam Tifoid

Epidemiologi

• Negara berkembang : 500/100000 (0.5%) angka kematian tinggi

• Indonesia jarang dijumpai, bersifat sporadis

• Penularan : kontak langsung atau tidak langsung

• Penularan fecal-oral melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi

• Transplasental dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya

Page 43: Demam Tifoid

Patogenesis

• Invasi bakteri ke aliran darah penting pada Sindroma Demam Tifoid

• Bakteri menginvasi Plaque Payeri terkode dalam gen mirip gen invasive shigella spp dan enteroinvasif E coli. Tetapi S.typhi memiliki tambahan gen yang tidak dimiliki oleh Shigella yang bertanggung jawab menimbulkan demam tifoid pada penderita

Page 44: Demam Tifoid

Makanan/minuman terkontaminasi bakteria Salmonella Enterica

Usus & Ileum (bakteri menempel pd mikrovili)

Invasi epitel mukosa

Plaque Peyeri

jar. Limfoid usus

Nodus Limfaticus Mesentericus

Ductus Thoracicus

Sistemik (terjadi Transient bakteremia)

Organ lain & Seluruh tubuh

Bakteri berproliferasibakteremia

Sistim Retikuloendotelial (Hati, Limfa)

Page 45: Demam Tifoid

Induksi respon Imun Seluler & Humoral

Antigen Vi pada S. typhi menghalangi fagositosit

S. Typhi menghasilkan Endotoksin

Sitokin terinduksi

Gejala Sistemik dan Demam berlanjut

Page 46: Demam Tifoid

Manifestasi Klinis- Masa inkubasi 7-14 hari tergantung jumlah inokulum.

Usia Remaja / SekolahGejala awal : - Demam - Sakit kepala

- Malaise - Myalgia- Anoreksia- Nyeri Abdominal ↑ dlm 2-3 hari

Minggu Pertama : - Diare (fase awal) - Batuk & Epistaksis - Konstipasi - Letargi pd bbrp Anak - Demam ↑ bertahap

- Demam ↑↑ (400C) Setelah 1 minggu

Minggu Kedua : - Demam ↑↑ - Fatigue, Anoreksia, Batuk-

- Gejala Abdominal ↑ -Disorientasi & Letargi-Delirium & Stupor dapat terjadi

Pemeriksaan Fisik : - Bradikardi Relatif, hepatosplenomegali, Distensi Abdomen, 50% Rose Spot, Rash

MakulopapularAuskultasi : Ronkhi & Krepitasi kadang2 terdengar

Page 47: Demam Tifoid

Lanj. Manifestasi KlinisBayi / Balita- Gejala tidak khas- Diare > Dewasa, sering salah diagnosa dengan Gastroenteritis Akut- Demam ringan & Malaise - Pd bbrp Anak Gejala Infeksi Saluran Nafas Bawah

NeonatusPada ibu hamil Aborsi & Kelahiran PrematurPenyakit timbul setelah 3 hari dari kelahiranGejala umum : - Muntah

- Diare - Distensi Abdomen

Gejala lain : - Kejang - Anoreksia - Hepatomegali - BB↓ Neonatus - Ikterus

Temperatur tubuh bervariasi dpt mencapai 40,50C

Page 48: Demam Tifoid

Anamnesa• Id Pasien• Anamnesa : - Ku

- K (+) - Pertanyaan menyingkirkan DD/

• Pemeriksaan Fisik = Status pasien Present, Kepala,Mata,Mulut,Pernafasan,Tonsil Faring,Leher,Thoraks,Abdomen,Ekstremitas

• Lab. Darah• Diag Sementara• Diag tdk tersingkir• Pmrk. Penunjang (Usulan Pemeriksa)• Diag kerja• Penatalaksanaan• Komplikasi• Prognosis

Page 49: Demam Tifoid

Perjalanan Penyakit Demam Tifoid

Page 50: Demam Tifoid

Diagnosa

• Kultur darah (+) pada minggu pertama penyakit. • Kultur dari feses dan urin(+) setelah minggu

pertama. • Kultur feses juga (+) selama periode inkubasi. • Kultur sumsum tulang (+) pada fase lanjut,

merupakan metode diagnosa yang paling sensitive.• Metode lain untuk diagnosa lebih awal sedang

dikembangkan : deteksi langsung antigen spesifik S.typhi pada serum dan antigen Vi pada urin menggunakan antibodi monoclonal.

• Tes Widal

Page 51: Demam Tifoid

px. Lab

1. Hematologi2. Urinalisis3. Kimia klinik4. Imunoserologi5. Mikrobiologi6. Biologi molekular

Page 52: Demam Tifoid

4. Imunoserologi Uji Serologi Widal

• Mengukur mengukur antibody terhadap antigen O dan H

• Sebaiknya diperiksa pada minggu ke 2-4 demam• Diagnostik

– antigen O 1/200– titer konvalensens 4x titer akut

• Banyak hasil (+) palsu dan (-) palsu yang sering muncul, sehingga tidak bisa digunakan tunggal.

• Sensitif, tidak spesifik• Hasil harus selalu dikonfirmasikan dengan gejala

klinis

Widal

Elisa

Page 53: Demam Tifoid

Elisa salmonella typhi/ paratyphi igG&igM

• Uji imunologik terbaru yg lebih sensitif dan spesifik dibanding uji widal

• Sebagai tes cepat (Rapid Test) hasilnya dpt segera diketahui

• Diagnosa ditanyakan bila :– igM (+) infeksi akut– igG(+) pernah kontak / terinfeksi /

reinfeksi / daerah endemik

Page 54: Demam Tifoid
Page 55: Demam Tifoid

Differensial Diagnosa

• Pada fase awal sering disalah artikan dengan Gastroenteritis, Sindrom Viral, Bronchitis dan bronchopneumonia.

• DD/ Demam Tifoid : Malaria, TB Milier, Meningitis, Hepatitis Kronik, DHF, Faringitis, Rhinofaringitis, Pneumoni, Campak, Varicella, Encephalitis, Sepsis

Page 56: Demam Tifoid

TerapiPengobatan demam tifoid terdiri atas 3 bagian, yaitu :1. Perawatan2. Diet3. Obat

– Kloramfenikol 50 mg/kg/24 jam peroral atau 75 mg/kg/24jam IV dalam 4 dosis setara.

– Ampisilin 200mg/kg/24 jam IV dalam 4-6 dosis.– Amoksislin 100mg/kg/24 jam PO dalam 3 dosis.– Trimetropim-Sulfametoksazol 10 mg TMP dan 50 mg SMX

/kg/24 jam PO dalam 2 dosis.

Terapi singkat demam tifoid dapat dicapai dengan penggunaan obat :– Sefiksim oral 20 mg/kg/24 jam dalam 2 dosis terpisah selama 8

hari.– Seftriakson 50 mg/kg/24 jam IM selam 5 hari.– Ofloksasin 15 mg/kg/24 jam untuk 2 hari.

Page 57: Demam Tifoid

Lanj. terapi

• Deksametakson 3 mg/kg dosis inisial dilanjutkan 1 mg/kg setiap 6 jam selama 48 jam pada pasien syok,stupor,letargis

• Transfusi darah dibutuhkan apabila pendarahan intestinal semakin parah.

Page 58: Demam Tifoid

Komplikasi

Komplikasi intestinal• Perforasi yang bermanifestasi dengan penurunan

temperatur• Penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut

nadi.• Sepsis dengan kuman basil enteric aerobic dan

anaerob gram negative .

Komplikasi ekstra-intestinal• Hepatitis dan kolesistitis • Pnemonia Myocarditis toksik • Trombosis dan phlebitis jarang timbul • Komplikasi neurology

Page 59: Demam Tifoid

Prognosis

• Tergantung pada terapi, umur, status kesehatan, serotype salmonella yang menginfeksi dan ada tidaknya komplikasi.

• Bayi umur 1 / <1 tahun dan anak dengan kelainan mental beresiko tinggi.

Page 60: Demam Tifoid

Pencegahan

• Meningkatan kualitas sanitasi dan penggunaan air bersih.

• Personal hygiene, cuci tangan dan pengawasan dalam makanan.

• Eradikasi S.typhi dari carrier.

Page 61: Demam Tifoid

Vaksin

• Parenteral heat-phenol in activated • Vaksin dari kapsul Vi polisakarida

Page 62: Demam Tifoid

ANALISA KASUS

Page 63: Demam Tifoid

An.AH(15th), laki2

DEMAM

DD :•Demam Typhoid •ISPA•DHF•Malaria•Cikungunya •TBC•Meningitis

-demam 7hr (+)-badan lemas (+)-pusing (+)-nyeri perut (+)-lidah terasa pahit (+)-nafsu makan menurun (+) namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan.-Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan

RPD, RPK, LIFE STYLE

KU: RPS

-RPD : asma, alergi (makanan, obat, udara), kejang, penyakit bawaan lahir, operasi, trauma, penyakit saraf, jantung, hati, paru, ataupun ginjal disangkal-RPK : --Pasien juga menyangkal habis bepergian ke daerah dengan endemik malaria coret malaria-Pasien mempunyai riwayat sering jajan di pinggir jalan dan makan-makanan pedas Faktor Predisposisi demam thypoid

menyangkal mengalami : -sesak napas, batuk, pilek, coret ISPA,TBC-kejang, kesadaran menurun coret meningitis-nyeri di belakang bola mata, nyeri otot, tulang, atau sendi, bintik-bintik kemerahan pada tubuh, mimisan, gusi berdarah, ataupun muntah darah coret DHF & Cikungunya

pola panas badan yang khas pd demam thyphoid menyerupai anak tangga (step ladder pattern)

Faktor resiko Demam Thyphoid dengan riwayat sosial : sering makan di luar rumah dengan higienitas yang belum terjamin. Hal ini sesuai dengan pustaka dimana insiden pada laki-laki dan perempuan adalah sama, terjadi pada usia dewasa muda dg penularan > tjd melalui fecal-oral oleh karena kebiasaan makan yang tidak mempertimbangkan faktor kebersihan dan tidak terbiasanya mencuci tangan sebelum makan.

Page 64: Demam Tifoid

Pd pasien makanan/minuman terkontaminasi bakteria Salmonella Enterica

Usus & Ileum terminalis (bakteri menempel pd mikrovili) hipertrofi

Invasi epitel mukosa

Mencapai jar.limfoid Plaque Peyeri hipertrofi

Masuk kealiran limfe

Nodus Limfaticus Mesentericus

Ductus Thoracicus

masuk aliran darah (bakteremia primer)

menuju ke organRES (hati &limpa) melalui sistem portal

Sebagian kuman di musnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

menembus ke lamina propia

Pada akhir masa inkubasi 5-9 hr kuman kembali masuk ke darah

menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder)

Page 65: Demam Tifoid

Induksi respon Imun Seluler & Humoral

Antigen Vi pada S. typhi menghalangi fagositosit

S. Typhi menghasilkan Endotoksin Lipopolisakarida

membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat S.typhi berkembang biak

sebagian kuman masuk ke organ tubuh ( terutama limfa, kandung empedu) dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus

reinfeksi di usus

merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

Demam

mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus

berlangsung 7-14 hari.

Page 66: Demam Tifoid

makrofag memfagosit kuman Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, diare, dan perasaan tidak enak diperut. Pada pemeriksaan fisis hanya didapatkan suhu badan meningkat.

-demam 7hr (+)-badan lemas (+)-pusing (+)-nyeri perut (+)-lidah terasa pahit (+)-nafsu makan menurun (+) namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan.-Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan

Page 67: Demam Tifoid

•pemeriksaan fisik •keadaan umum pasien tampak sakit sedang•kesadaran kompos mentis coret dd meningitis•TTV dbn, kecuali suhu 39,2°C (+)•Status gizi baik coret dd TBC •Pada lidah didapatkan lidah tifoid, abdomen tegang, datar, nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen, defans muscular (+), ptekhie (-) tanda dan gejala demam thyphoid

Pada pemeriksaan laboratotium didapatkan : Hb 12,2g/dL dengan MCV 77 fL dimana anemia yang terjadi dikarenakan adanya perdarahan usus, Leukosit 3300/ul (leukopenia), Trombosit 58000/uL (trombositopenia) terjadi terutama pada demam tifoid berat. Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan serologi Widal dengan hasil S.Typhi H 1/160 dan S.Paratyphi BH 1/80 dimana biakan darah negatif tidak menyingkirkan diagnosa terhadap demam typhoid

Susp.peritonitis /

app

Foto polos abdomen &

abdomen 3 posisi

Konsul sp.bedah anak

Page 68: Demam Tifoid

Bed rest Pasien demam typhoid perlu dirawat di RS untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.

Tujuannya mencegah komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.

Penatalaksanaan

Pemberian cairan dan kalori IVFD RL 28 tetes/menit makro diberikan terutama jika pasien masih mengalami demam tinggi, muntah, atau diare, penurunan nafsu makan dan pelihara keadaan nutrisiDiet makan rendah serat dan mudah dicerna. Beberapa peneliti menunjukan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dan lauk-pauk rendah selulosa dapat diberikan dengan aman pada pasien demam typhoid (pantang sayuran dengan serat kasar).

Page 69: Demam Tifoid

Medikamentosa : •paracetamol 3x500mg (po) =Dosis 10-15 mg/kgBB/x sesuai•omeprazole 1x20mg (iv) =golongan PPI menghambat sekresi asam lambungIndikasi pengobatan jangka pendek tukak lambung, tukak duodenum dan refluks esofagitis.Berat badan >20 kg, 20 mg satu kali sehari ditingkatkan jika perlu menjadi 40 mg satu kali sehari sesuai.•ceftriaxone 1x2 gr (iv) =dosis 50 mg/kg BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hariBbxdosis = 52x50mg/kgBB/hr = 2600mg pd pasien 2gr sesuai

Page 70: Demam Tifoid
Page 71: Demam Tifoid

DIAGNOSA AKHIRDemam Tifoid PROGNOSISQuo ad vitam: BonamQuo ad sanationam: Dubia ad bonamQuo ad fungtionam : Dubia ad bonam

Page 72: Demam Tifoid

TERIMA KASIH