49
DEMAM TIFOID PATOFISIOLOGI TANDA DAN GEJALA DIAGNOSIS PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI

Demam Tifoid Idi 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tifoid

Citation preview

DEMAM TIFOID

PATOFISIOLOGITANDA DAN GEJALA

DIAGNOSISPENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

DEFENISI:

Penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi A,B,C.

Definisi KasusKasus Konfirmasi demam tifoid Seorang pasien dengan demam (≥ 38 ° C) yang telah berlangsung selama setidaknya tiga hari, dengan kultur positif (darah, sumsum tulang,) dari S. typhi.

Kasus Kemungkinan demam tifoid Seorang pasien dengan demam (≥ 38 ° C) yang telah berlangsung selama setidaknya tiga hari, dengan serodiagnosis positif atau tes deteksi antigen tetapi tanpa isolasi S. typhi. KarierEkskresi S. typhi dalam tinja atau urin selama > 1tahun setelah onset demam tifoid akut.

WHO 2003

PATOFISIOLOGITANDA DAN GEJALA

DIAGNOSISPENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

S. typhi dan S. paratyphi) masuk melalui makanan yang terkontaminasi kuman.

Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian lagi lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang biak.

menembus sel-sel epitel (terutama sel M) lamina propria.

Di lamina propria kuman berkembang biak dan difagosit oleh selsel fagosit terutama makrofag

Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalammakrofag dan selanjutnya dibawa ke plague peyeri ileum distal

Kemudian kekelenjar getah bening mesenterikaSelanjutnya melalui duktus torasikus masuk ke sirkulasi darah BAKTEREMIA PERTAMA

Bakteremia II

Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak, dan bersama cairan empedu diekskresikan secara intermiten ke dalam lumen usus.Sebagian kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus.

SYMPTOMS

BAKTERIOLISIS

PELEPASANENDOTOKSIN

MERANGSANG LEKOSIT, SEL2 LIMPA, SEL Kupfer,

MACROPHAGE, DLL

PELEPASAN SITOKIN

ENDOTOKSINMENEMPEL

DISFUNGSIORGAN

PATOFISIOLOGITANDA DAN GEJALA

DIAGNOSISPENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

GEJALA

Minggu 1

Demam terutama sore hari

Naik bertahap seperti anak tangga (stepladder)

Sakit kepala,Nyeri otot, malaise

Konstipasi, diareMual muntahAnoreksia

Masa inkubasi 7-21 hari

Minggu ke 2Suhu tubuh makin tinggi

Apatis

Bradikardi Relatif

Splenomegali

Rose spot di bagian atas abdomen sampai ke bagian bawah dada.

Lidah Tifoid (bagian tengahnya berwarna putih dan pinggirnya merah ).

                  

Rose spots Akibat embolisasibakteri

Minggu ke 3 :

Demam kontinua, tinggi

Gangguan kesadaran : konfusi, delirium

Diare, distensi abdomen

Pneumonia

Miokarditis

Perdarahan sal cerna

Perforasi

Kematian

PATOFISIOLOGITANDA DAN GEJALA

DIAGNOSISPENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

Diagnosa pasti adalah :

Kultur darah atau sumsum tulang terdapat pertumbuhan Salmonella

Pertumbuhan kuman pada kultur tinja/urin mungkin ok karier harus didukung manifestasi klinis untuk menetapkan diagnosa demam tifoid.

Assaya

No. of samples/total no. of samples, % (95% confidence interval)

Sensitivity SpecificityPositive predictive

valueNegative

predictive valueMulti-Test Dip-S-Ticks for Serotype Typhi

51/57, 89 (78-96) 9/18, 50 (27-73) 51/60, 85 (73-93) 9/15, 60 (33-83)

TyphiDot 46/58, 79 (66-88) 17/19, 89 (66-98) 46/48, 96 (85-99) 17/29, 59 (39-76)

TUBEX 43/55, 78 (65-88) 43/44, 98 (87-100) 17/29, 59 (39-76)

Widal testing in the hospitalb

30/47, 64 (49-77) 13/17, 76 (50-92) 30/34, 88 (72-96) 13/30, 43 (26-62)

Widal testing at the Pasteur Institute

33/54, 61 (47-74) 19/19, 100 (79-100)

33/33, 100 (87-100)

19/40, 48 (32-64)

Senstivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, and 95% confidence intervals of rapid diagnostic assays for typhoid fever

J Clin Microbiol. 2004 May; 42(5): 1885–1889.

70 persen penduduk Jakarta yang sehat, titer Widal 1/320.

Jika hasil positif : Pasti

Jika hasil negatif, belum tentu bukan Demam Tifoid

Negatif palsu tjd bila :

Jumlah darah terlalu sedikit Darah tidak segera dimasukan ke dalam MEDIA Darah membeku sehingga kuman

terperangkap di dalam bekuan

Sudah mendapatkan terapi antibiotika

MAHAL AMAT……

Dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikitSpesimen yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi. .

PATOFISIOLOGITANDA DAN GEJALA

DIAGNOSISPENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

General managementSupportive measures are important in the management of typhoid fever, such as oral or intravenous hydration, the use of antipyretics, and appropriate nutrition, antibiotic

WHO 2003

Tirah baring selama beberapa hari sampai demam mereda.

Banyak bergerak Kuman terlepas dari tempat perkembangannya

di usus masuk ke dalam aliran darahSuhu badan akan naikRisiko usus

(pada minggu ke 3 – 4) PERFORASI

Terapi NutrisiLunak rendah serat

Dianjurkan

KH : beras di bubur / di tim, roti bakar

Protein hewani : daging empuk

Protein nabati : tahu, tempe di tim.

Sayuran : kacang panjang, buncis muda direbus

Tidak dianjurkan

KH : beras ketan, beras tumbuk merah

Protein hewani : daging berserat kasar

Protein nabati : kacang merah, kacang kering

Sayuran : daun singkong, daun pepaya, daun/buah melinjo, sayuran mentah

Resistensi Antibiotik Terhadap Salmonella enterica serotype Typhi

Bandung /RSHS 2005 Chloramphenicol : 7.5 %, - Ampicillin : 8.7 %, - Amoxicillin : 8.7 %, Cotrimoxazole : 4.3 , - Ceftriaxone : 9.5 %, -Ciprofloxacin : 1.7 %

Obat Dosis Lamanya Demam Hilang

Ciprofloxacin

500 mg BID 6 hari 3,60 hari

Ofloxacin 600 mg OD 7 hari 3,40 hari

Pefloxacin 400 mg OD 7 hari 3,10 hari

Fleroxacin 400 mg OD 5 hari 3,40 hari

Levofloxacin 500 mg OD 7 hari 2,43 hari

Management of Typhoid Fever with Levofloxacin: A Clinical Experience, Surabaya 26 Februari 2005  

TREATMENT OF UNCOMPLICATED TYPHOID FEVER (WHO, 2003)

Kepekaan

Obat oral lini pertama Obat oral lini kedua

AntibiotikDosis harian

(mg/kg)Hari Antibiotik

Dosis harian

(mg/kg)Hari

Sangat peka

Fluorokuinolon(mis:

ofloksasin,siprofloksasin)

15 5 - 7

KloramfenikolAmoksisilinTrimetoprim-Sulfametoksazol

50 – 7575 – 100

840

14 – 211414

Resisten Obat Ganda (MDR)

Fluorokuinolon, Cefixime

1515 - 20

5 – 77 - 14

AzitromisinSefalosporin gen 3(mis: sefiksim)

8 – 1015 - 20

77 – 14

Resisten kuinolon

Azitromisin atau

Ceftriaxone

8 – 10

75

7

10 – 14

Sefalosporin gen 3(mis: sefiksim) 20 7 – 14

TREATMENT OF SEVERE TYPHOID FEVER (WHO, 2003)

Kepekaan

Obat Parenteral lini pertama Obat Perenteral lini kedua

AntibiotikDosis

harian (mg/kg)

Hari AntibiotikDosis harian

(mg/kg)Hari

Sangat peka

Fluorokuinolon (mis: ofloksasin,siprofloksasin)

15 10 - 14

KloramfenikolAmpisilinTrimetoprimSulfametoksazol

100100

840

14 – 2110 – 1410 – 14

Resisten Obat Ganda (MDR)

Fluorokuinolon 15 10 - 14 Seftriakson atausefotaksim

6080

10 – 1410 – 14

Resisten kuinolon

Seftriakson atausefotaksim

6080 10 - 14 Fluorokuinolon 20 10 – 14

Kloramfenikol masih banyak diresepkan di negara berkembang untuk pengobatan demam tifoid

Kelemahan menggunakan kloramfenikol Kekambuhan tinggi (57%)Lama (14 hari).

Dosis yang direkomendasikan adalah 50-75 mg per kg per hari selama 14 hari dibagi menjadi empat dosis per hari

Biasa dosis dewasa adalah 500 mg diberikan empat kali sehari

WHO 2003

Kortikosteroid

Indikasi : Tifoid berat (gangguan kesadaran, syok)

Dosis : Inisial 3mg/kgBB

Lanjutan : 1 mg/kgBB/6jam sd 3 hari

Karier kronik

Tdp Salmonella pd urin / tinja selama 1 th stlh fase akut

1-5 % penderita demam tifoid akan menjadi karier

Penderita karier meningkat pada wanita, penderita berusia diatas 50 tahun, penderita batu empedu

Amoksisilin atau Ampisilin (100 mg per kg bb/hari) ditambah probenesid (Benemid®) (1 gr oral atau 23 mg per kg bb pada anak-anak)

TMP-SMZ (160 to 800 mg 2 x sehari) diberikan selama 6 minggu; 60% menjadi negatif kultur

Siprofloksasin 750 mg, 2 x sehari selama 28 hari atau 400 mg norfloksasin atau kuinolon yang lain memberikan hasil yang sama.

KarierTerapi

PATOFISIOLOGITANDA DAN GEJALA

DIAGNOSISPENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

Intestinal : Perdarahan, Perforasi

Hati, K.Empedu dan Pankreas

HepatitisKolesistitisPankreatitis

Jantung : Miokarditis dengan tanda2:Takikardia, nadi dan suara jantung lemah,

hipotensi.

Paru :

Bronkitis

Pneumonia

Konsolidasi

Siatem syaraf:

Konfusi, disorientasi,gelisah,delirium

Twitching/kejang pd wajah, psikosa, katatonia, meningitis, ensefalitis, mielitis, neuropati.

HematologisHemolisis ok defisiensi G6PDKoagulasi Intravskular Disseminata (KID)

GinjalGlumerulitisSindroma nefrotik

Otot : Zenker’s degeneration (degenerasi hialin serat otot)

Polimiositis

TERIMA KASIH