26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas, mengacu pada pe ngertian menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang diper gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya. Oleh karena itu, metodologi penelitian yang diungkapkan dalam bab ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur peneli- ti an. A. METODE PENELITIAN Penelitian yang berjudul Efektifitas Sistem Pembinaan Profesional Guru di Kodya Bandung, sebagaimana dirumuskan dalam bab pendahuluan, bermaksud "memotret" keadaan dari keseluruhan proses yang terjadi dalam aktifitas pembinaan. Dengan— demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencari hubungan antara variabel melalui studi korelatif atau men cari faktor-faktor penyebab dari fakta sosial yang ada, namun memfokuskan pada mencari pemahaman prilaku manusia yang terlibat dalam suatu proses berdasarkan kerangka acuan mereka sendiri. Konsekuensi metodologisnya, peneliti ditun tut memiliki kadar pemahaman teoretik atau konsepsional yang komprehensif. Berdasarkan sifat penelitian tersebut yang berupaya memahami variabel secara komprehensif, maka metoda kualita tif dipergunakan disini, yaitu prosedur penelitian berdasar kan paradigma kualitatif. Bogdan dan Taylor ( 1975 :4 ), 106

Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

  • Upload
    phamdan

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi, dalam pengertian luas, mengacu pada pe

ngertian menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang diper

gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya. Oleh

karena itu, metodologi penelitian yang diungkapkan dalam bab

ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur peneli-

t i an.

A. METODE PENELITIAN

Penelitian yang berjudul Efektifitas Sistem Pembinaan

Profesional Guru di Kodya Bandung, sebagaimana dirumuskan

dalam bab pendahuluan, bermaksud "memotret" keadaan dari

keseluruhan proses yang terjadi dalam aktifitas pembinaan.

Dengan— demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencari

hubungan antara variabel melalui studi korelatif atau men

cari faktor-faktor penyebab dari fakta sosial yang ada,

namun memfokuskan pada mencari pemahaman prilaku manusia

yang terlibat dalam suatu proses berdasarkan kerangka acuan

mereka sendiri. Konsekuensi metodologisnya, peneliti ditun

tut memiliki kadar pemahaman teoretik atau konsepsional yang

komprehensif.

Berdasarkan sifat penelitian tersebut yang berupaya

memahami variabel secara komprehensif, maka metoda kualita

tif dipergunakan disini, yaitu prosedur penelitian berdasar

kan paradigma kualitatif. Bogdan dan Taylor ( 1975 : 4 ),

106

Page 2: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

107

selanjutnya merumuskan metodologi kualitatif menunjuk kepada

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif :

kata—kata yang ditulis atau diucapkan orang-orang yang

diteliti maupun perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini

memotret keadaan individu—individu dan lingkungan yang

berada pada situasi objektif tertentu secara keseluruhan.

Reichadt dan Cook (1979 : 7-11) menggambarkan bahwa

penelitian kualitatif mempergunakan perspektif fenomenalo-

gis, yang menyorot pada masalah prilaku manusia, yaitu

ucapan dan perbuatan produk interpretasi mereka terhadap

lingkungan dunianya. Tugas peneliti dalam kaitan ini adalah

menangkap proses interpretasi, yaitu memahami keseluruhan

prilaku manusia secara empatik berdasarkan titik pandang

mereka sendiri. Peneliti dalam hal ini dituntut untuk memi

liki kemampuan mereproduksi pikiran, perasaan, motif, atau

pun empati yang berada di balik penampilan atau tindakan

mereka. Dengan demikian peneliti kualitatif tidak berupaya

untuk membuktikan suatu hipotesis yang telah dirumuskan,

tetapi untuk memahami fenomena yang komplek dalam kaitannya

dengan aspek lain yang ditelitinya. Selanjutnya penelitian

kualitatif bersifat naturalistik yang bertujuan mengamati

fenomena yang ada secara "seadanya" bukan untuk melakukan

pengukuran secara terkontrol. Penelitian dilakukan dengan

menceburkan diri secara langsung di lapangan, berorientasi

pada penemuan, eksplorasi, perluasan, dan penggambaran

secara holistik. Dengan demikian penelitian ini berorientasi

pada proses bukan pada keluaran. Disini peneliti dituntut

Page 3: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

108

dekat dengan data sebagai insider tidak menjaga jarak yang

berperan sebagai Outsider. Peneliti kualitatif harus menda

sarkan diri pada asumsi bahwa realitas merupakan dinamika.

Tugas peneliti menjaring data secara luas, mendalami, kaya

dan real sehingga dapat digeneralisasi sebagai suatu kesim

pulan yang absah.

Penelitian kualitatif telah lama dilakukan dalam ilmu-

ilmu sosial. Secara historis jenis pendekatan penelitian ini

pada awalnya dipraktekkan dalam bidang antropologi dan

sosiologi. Dalam antropologi dikenal dengan sebutan etnogra

fi (ethnography) atau Ethnographic Research, yang pada

dasarnya merupakan "a picture of the way of life of some

interacting human group". (Goetz dan Lecomte, 1984 : 2)

Spradley dan McCurdy (1972: 21) merumuskan etnografi sebagai

deskripsi dan rekontruksi analitis skenario budaya dan

kelompok. yang sempurna. Etnografi mengungkapkan secara utuh

sikap, praktek, artifak, pengetahuan, dan prilaku kelompok

orang. Etnografi sebagai salah satu model penelitian sering

dikontraskan dengan model eksperimentasi kuasi, eksperimen-

tasi, riset survei, studi simulasi, studi histori, dikarena

kan karakteristik pendekatannya yang berbeda dengan. Manfaat

etnografi pendidikan antara lain :

"To provide rich, descriptive data about the contexts,activities, and the beliefs of participants in educational settings. Typically, such data represent educational processes as they occur. The results of theseprocesses are examined within the whole phenomena,isolation of out comes is rarely considered. Educational ethnography has been used for evaluation for

Page 4: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

109

descriptive research, and for theoretical inguiry"(Goetz dan Lecomte, 1984 : 4).

Menyimak karakteristik metoda kualitatif di atas,

menyiratkan sangat berperannya kedudukan peneliti dalam

implementasinya. Seorang peneliti kualitatif dituntut memi

liki beberapa kompetensi dan keterampilan tertentu. Pertama

peneliti dituntut memiliki wawasan pengetahuan luas dan

ketajaman analisis serta interpretasi terhadap realitas. Hal

tersebut merupakan suatu tuntutan karena peneliti dalam

prosesnya dituntut mengembangkan dan mengisi atau memberi

makna suatu teori. Kedua, peneliti dituntut pula memiliki

sensitifitas dan kreatifitas tinggi, karena dalam penelitian

kualitatif, seorang peneliti perlu mengembangkan metoda atau

teknik penelitian pada saat melaksanakan penelitiannya,

disamping peneliti perlu memformulasi suatu teori. Ketiga,

dalam penelitian kualitatif peneliti dituntut memiliki sikap

korektif dan keterbukaan yang tinggi. Dalam kaitan ini

peneliti, bukan bertugas menguji suatu teori yang ada,

tetapi berupaya menemukan atau mengembangkan suatu teori.

Sedang keterbukaan dituntut karena dalam penelitian kualita

tif kemampuan pengungkapan subjek penelitian merupakan kunci

keberhasilan penelitian. Semakin terbuka hubungan peneliti

dan subjek (responden) semakin banyak dan kaya data/informa-

si yang terjaring yang memungkinkan mengarahkan terwujudnya

keabsahan hasil penelitian.

B. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian adalah Kotamadya Bandung Jawa Barat.

Page 5: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

110

Penetapan lokasi didasarkan pada beberapa alasan yang meng-

untungkan. Pertama, berdasarkan informasi bersumber dari

Kanwil (Bidang Pendidikan Dasar) bahwa wilayah Kotamadya

Bandung merupakan kategori daerah pembinaan profesional guru

SD yang relatif baik. dibanding daerah-daerah lain di Jawa

Barat kecuali Kabupaten Cianjur. Bahkan menurut sumber yang

sama, Jawa Barat termasuk daerah pembinaan profesional guru

SD yang relatif baik dibanding propinsi lain di wilayah

Indonesia. Kedua, kondisi kuantitatif sekolah di Kotamadya

Bandung relatif beragam. Dilihat dari beberapa hal di Kota

madya Bandung terdapat kualitas SD dalam kategori baik,

sedang dan kurang, dikarenakan beberapa faktor. Ketiga,

keragaman kondisi kualitas SD tersebut berimplikasi terda

patnya permasalahan yang beragam dalam pembinaannya. Terak

hir, studi tentang efektifitas model pembinaan profesional

guru SD di Kotamadya Bandung nampak belum pernah dilakukan

secara intensif.

Di Kotamadya Bandung terdapat 26 Kecamatan yang memba-

wahi 982 SD Negeri maupun swasta. Dari jumlah kecamatan

tersebut, seluruh kecamatan dijadikan wilayah penelitian.

Pemilihan lokasi ditetapkan kemudian sesuai kebutuhan data

dan perkembangan proses penelitian di lapangan, sehingga

rumusan penelitian terjawab.

C. SUMBER DATA

Dalam penelitian kualitatif Goetz dan Lecomte (1981 :

54) menjelaskan bahwa sumber data adalah sejumlah elemen-

Page 6: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

Ill

elemen, objek, atau siapa-siapa yang dapat memberikan infor—

masi bagi kepentingan penelitian. Dengan demikian sumber

data tergantung pada isi teori atau konsep yang digunakan

dalam penelitian. Lebih jauh Moleong (1984) menyarankan,

dalam penelitian kualitatif, sumber data tidak dapat dite

tapkan jumlahnya sebelum penelitian dilakukan, namun di

tetapkan yang sekiranya dapat memberikan informasi akurat

tentang hal yang diteliti. Dengan demikian penetapan jumlah

sumber data akan ditetapkan saat penelitian berlangsung.

Berdasarkan pandangan tersebut, sumber data dalam

penelitian ini adalah penilik, Kepala Sekolah, para pembina

lain serta guru yang berada di lokasi penelitian yang terse-

bar pada dua puluh enam kecamatan.

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif,

sumber data dalam penelitian ini ditetapkan secara purposif

yang merupakan suatu cara penetapan sumber data berdasarkan

karakteristik tertentu yang dimiliki sumber data sesuai

tujuan penelitian (Bogdan dan Biklen, 1982 : 73). Dengan

demikian jumlah sumber data tidak ditentukan sebelumnya

secara pasti, tetapi akan ditentukan pada saat penelitian

berlangsung berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu yang

berkaitan dengan tingkat kecukupan perolehan data atau

informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Meski-

pun demikian, para penilik, Kepala Sekolah, pembina lainnya

dan guru yang dijadikan sumber data penelitian adalah mereka

yang memberikan informasi/ data maksimum tentang segenap

Page 7: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

n:

masalah yang berkaitan dengan masalah penelitian.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian

kualitatif, tergantung pada beberapa faktor. Paling tidak

ditentukan oleh faktor kejelasan tujuan dan permasalahan

penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/metodologi,

ketelitian dan kelengkapan data/informasi serta kemampuan

interpretatif atau pemahaman peneliti terhadap data/informa

si itu sendiri. Ketepatan suatu metoda penelitian ditentukan

pula oleh ketepatan penelitian teknik pengumpulan datanya.

Dalam penelitian yang mendasarkan pada pendekatan kualitatif

ini dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu

teknik. observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga

teknik yang akan dijelaskan berikut ini, digunakan peneliti

dalam rangka memperoleh informasi saling melengkapi.

1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian kualitatif merupakan

teknik pengumpulan data yang terpenting. Wawancara seba

gai bentuk komunikasi vertikal dan proses interaksi antar

peneliti dengan sumber data berfungsi sangat efektif

dalam proses pengumpulan data dalam penelitian kualita

tif. Antropolog Bunyamin D Paul (1953), melihat betapa

tinggi fungsi dari teknik wawancara, yang diantaranya

adalah menjaring data yang berupa "the visible world of

objects and actions" dan sekaligus menangkap makna dari

Page 8: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

113

pandangan dunia (world view) masyarakat itu. Dengan

demikian, menurutnya melalui wawancara diperoleh

data/informasi serta makna dari data itu sendiri. Selain

itu, wawancara dapat pula difungsikan sebagai alat pem

bantu utama dari teknik observasi. Koentjaraningrat dalam

hal ini menyatakan bahwa : "Wawancara dalam suatu peneli

tian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan

manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian

mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metoda

observasi" (1990 : 129).

Bentuk wawancara yang mungkin dapat dipergunakan

peneliti menurut Koentjaraningrat (1990) terdiri dari dua

golongan besar, yaitu : 1) wawancara berencana (standar

dized interview) dan 2) wawancara tak berencana (unstand-

ardized interview). Wawancara berencana terdiri dari

suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan

disusun sebelumnya. Dalam wawancara ini, semua responden

yang diseleksi untuk diwanwancara diajukan pertanyaan

yang sama, dengan kata—kata dan tata urut yang sama dan

seragam pula. Sebaliknya wawancara tak berencana tidak

memiliki daftar pertanyaannya dengan susunan kata dan

tata urut yang sama yang dipersiapkan sebelumnya. Selan

jutnya teknik wawancara tak berencana dibagi ke dalam

wawancara tak berstruktur (structured interview, guided

atau directive interview) dan wawancara tak berstruktur

(unstructures, unguided atau non directive interview).

Dan jenis yang terakhir ini dapat. dibedakan secara lebih

Page 9: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

114

khusus lagi ke dalam dua bentuk yaitu : wawancara terfo

kus (focused interview) dan wawancara bebas (free inter

view/ unfocused). Wawancara berfokus biasanya memuat

pertanyaan tak berstruktur tertentu namun selalu terpusat

pada satu masalah. Sedangkan wawancara bebas tidak memi

liki fokus dan pertanyaannya dapat berubah-ubah dari satu

pokok masalah ke masalah lain.

Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti cende

rung mempergunakan bentuk wawancara tak berstruktur namun

terfokus (unstructuredly focused interview), dengan

beberapa pertimbangan metodologis. Pertama, penelitian

mempergunakan pendekatan metodologis kualitatif yang

terutama bertujuan mencari pemahaman terhadap fenomena

atau data berdasarkan persepsi responden. Dalam kaitan

ini, penggunaan teknik interview tak berstruktur terfokus

memberikan kecenderungan tercapainya maksud penelitian.

Dengan kata lain suasana interaksi verbal antara peneliti

dan responden yang terbuka/tak berstruktur tapi terfokus

memberi kemungkinan terjaringnya data/informasi secara

efektif sekaligus pemahaman maknanya. Kedua, dilihat dari

permasalahan penelitiannya yang luas dan komplek, peneli

tian ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya relatif

besar. Penggunaan teknik wawancara tak. berstruktur tapi

terfokus cenderung memberikan tingkat efisiensi yang

lebih tinggi. Ketiga, teknik wawancara tak berstruktur

berfokus dipergunakan peneliti akan cenderung menciptakan

Page 10: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

115

proses wawancara lebih terarah tanpa membatasi kelelua-

saan bicara responden, hingga informasi yang diberikan

memiliki tingkat representatifitas dan validitas yang

tinggi .

Dalam pelaksanaan wawancaranya, yang dilakukan

terhadap responden (penilik, kepala sekolah, guru pembina

lainnya) dibantu dengan pedoman wawancara. Pedoman ini

dipersiapkan peneliti dengan maksud membantu peneliti

memfokuskan atau mengarahkan proses wawancara agar sesuai

tujuan pengumpulan data atau masalah yang diteliti. Data

yang digali/dikumpulkan melalui wawancara ini adalah data

tentang :

a. Jenis pengembangan profesional guru yang dilaksanakan

di tingkat wilayah Jawa Barat (Bidang Pendidikan

Dasar, Kanwil,Dinas P dan K DT I, Kasi Pendidikan

Dasar dan Dinas P dan K DT II Kodya Bandung ) maupun

pengembangan yang dilakukan pada tingkat kecamatan

(Kandepdikbudcam : Penilik dan Kepala Sekolah, Ranting

Dinas kecamatan);

b. Wadah pengembangan yang dipergunakan oleh Sub Dinas

Tenaga Teknis dan non teknis dan Sub Dinas Pendidikan

Dasar Dinas P dan K DT I Jawa Barat, Seksi Pendidikan

Dasar Kodya Seksi Tenaga Teknis dan Non Teknis serta

Seksi Pendidikan Dasar Dinas P dan K DT II Kodya

Bandung, Kandepdikbudcam, Ranting Dinas P dan K keca

matan ;

c. Struktur mekanisme serta program pengembangan profe-

Page 11: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

116

sional guru SD yang dipergunakan di tingkat wilayah,

Kodya, Kecamatan, maupun di Sekolah.

d. Hal yang mendasari kebijakan penetapan jenis, wadah,

struktur, mekanisme serta program pengembangan profe

sional guru di tingkat wilayah, Kotamadya di Kecama

tan, dan di tingkat sekolah;

e. Efektifitas pelaksanaan kegiatan pembinaan profesional

guru SD yang di tingkat. wilayah, Kotamadya, Kecamatan,

sekolah;

h. Efektifitas pengembangan profesional guru yang dilaku

kan wilayah, Kotamadya, Kecamatan, sekolah dihubungkan

dengan mu.tu guru sebagai manajer PBM;

i. Kemungkinan peluang pengembangan jenis/model pembinaan

profesional mutu guru di masa datang yang akan dikem

bangkan di tingkat wilayah, Kotamadya, Kecamatan

maupun tingkat sekolah.

Wawancara peneliti lakukan dengan melalui dua tahapan

sesuai dengan pandangan Williams (1988 : 78), yaitu tahapan

Pertama, developing rapport yaitu menciptakan suasana yang

harmonis, yaitu terciptanya hubungan yang saling percaya

diantara kedua belah pihak hingga tercipta komunikasi yang

dialogis. Kedua, tahapan elicting information, yaitu peneli

ti mencoba menggali menguak informasi yang berkaitan dengan

masalah penelitian secara mendalam. Informasi yang diperoleh

selanjutnya peneliti rekam ( direkam ) dan dicatat dengan

5eksama. Hasil rekaman dan catatan lapangan (field notes),

Page 12: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

117

yang selanjutnya disusun sesuai klasifikasi masalah, sehing

ga data tertuang dengan terperinci, sistimatis dan jelas.

2. Observasi

Young (1984 : 161) membatasi observasi sebagai "Sys

tematic viewing, coupled with consideration of the seen

phenomena". Sebagai aktifitas pengamatan yang sistimatik.

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data terpen-

ting lainnya selain wawancara. Observasi dilakukan terhadap

unit aktifitas yang lebih besar dimana fenomena khusus yang

diobservasi terjadi. Dalam penelitian kualitatif, lebih jauh

teknik ini memberikan manfaat besar karena dapat menangkap

dan memahami realitas konkrit yang sebenarnya. Bahkan Young

menggaris bawahi bahwa proses observasi yang dilakukan

peneliti terhadap objek penelitian tidak semata bersifat

fisikal tapi juga bersifat mental. Dikatakan :

"The "seeing", was both physical and mental. Viewingor observing must be accompanied by perceiving that is,apprehending with mind, if the observing to be fruitful".

Dalam praktek penelitian, terutama penelitian kualita

tif, bahwa terdapat banyak jenis teknik observasi : 1) Ob

servasi biasa atau observasi non-interaktif, atau disebut

pula observasi partisipasi nihil. Pada teknik ini interaksi

sosial dengan para responden sama sekali tidak terjadi

(nihil). 2) Observasi partisipatif yaitu observasi yang di-

tandai oleh adanya keterlibatan (partisipasi) peneliti.

Peneliti berusaha menceburkan diri dalam lingkungan kehidup

an responden serta melakukan interaksi sosial secara inten-

Page 13: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

118

sif dengan responden. Para ahli secara lengkap membatasi

bahwa :

"Participant observation refers to research characterized by a period of intense social interaction betwen theresearcher and the subject, in the milie^of the latter.During this period, data are unobtrusively and systemati-cally collected (Bogdan dan Taylor, 1975 : 57).

Jadi ciri pembeda observasi partisipatif dengan observasi

biasa adalah dalam hal partisipasi peneliti dalam kehidupan

responden dan situasi yang melatarinya.

Adapun tingkat intensitas partisipasi peneliti secara

garis besar dapat dikategorisasikan menjadi tiga tingkatan.

Pertama, adalah tingkat partisipasi pasif, dimana peneliti

berperan sebagai penonton tanpa melibatkan diri secara

langsung dan intensif dalam peristiwa/situasi yang menjadi

onjek penelitian. Kedua, tingkat partisipasi sedang, yang

ditandai dengan terdapatnya intensitas peran serta peneliti

pada tingkat sedang dalam kehidupan dan situasi responden.

Misalnya, peneliti sekali-kali melibatkan diri dalam suatu

situasi tertentu. Ketiga, partisipasi penuh, dimana peneliti

melibatkan diri sepenuhnya dalam situasi objek penelitian.

Dalam penelitian ini, teknik observasi partisipasi

pasif dan partisipasi sedang digunakan peneliti, dikarenakan

beberapa alasan yang berkaitan dengan efesiensi penelitian.

Data yang digali/dikumpulkan melalui observasi ini meliputi

a. Pelaksanaan pembinaan profesional melalui kegiatan pena

taran di tingkat wilayah, Kodya maupun di kecamatan;

b. Kegiatan pembinaan yang dilaksanakan penilik dan kepala

Page 14: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

119

sekolah di sekolah, yang meliputi kunjungan kelas, perte

muan antar pribadi, rapat sekolah, dan diskusi sekolah;

c. Kegiatan KKKPS di Kodya, KKKS, KKG di PKG maupun di SD

in t i ;

d. Proses belajar mengajar di kelas.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif, studi dokumentasi sangat

membantu melengkapi data dan pengecekan kebenaran informasi/

data yang diperoleh peneliti melalu wawancara dan observasi.

Studi dokumentasi yang dimaksudkan dalam penelitian kualita

tif pada umumnya adalah teknik yang dilakukan melalui pene-

laahan dan analisis serta interpretasi terhadap dokumen,

yang berupa sumber data non manusiawi, misalnya : catatan

pribadi, laporan, ketetapan dan peraturan-peraturan dokumen

pemerintah, korespondensi, agenda, ataupun catatan lain

menyangkut bukti pelaksanaan suatu proses/kegiatan pernah

terjadi. Digunakannya teknik dokumentasi dalam penelitian

kualitatif karena dokumen bisa dijadikan sebagai sumber data

yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan

untuk meramalkan data itu sendiri. Guba dan Lincoln (1981 :

232-235) menyebutkan dokumen untuk keperluan penelitian

dapat dipergunakan karena bersifat stabil, berguna sebagai

bukti, alamiah, tidak relatif, membuka peluang memperluas

pengetahuan.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data melalui studi

dokumentasi, Sartono Kartodirdjo, seperti yang dikutip

Djaman Satori (1989 : 143) mensyaratkan perlunya melihat 1)

Page 15: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

120

apakah dokumen itu otentik atau palsu, 2) apakah isinya

diterima sebagai kenyataan, dan 3) apakah data itu cocok

untuk menambah pengertian tentang gejala yang diteliti.

Adapun dokumen yang diteliti dalam penelitian ini

antara lain menyangkut :

a. Buku catatan pembinaan (catatan Penilik, Kepala Sekolah

dan pembina lainnya);

b. Program pembinaan guru SD baik pada Bidang Pendidikan

Dasar, Seksi Pendidikan Dasar, Penilik, Kepala Sekolah;

c. Keputusan/peraturan yang berkaitan dengan pengembangan

profesional guru SD;

d. Bahan tertulis yang berkaitan dengan produk kualitas guru

sebagai manajer pembelajaran;

e. Foto-foto proses pembinaan yang berkaitan wadah, isi

kegiatan pembinaan.

E. PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur

pengumpulan data yang memiliki pola yang pasti. Nasution

(1988 : 37) mengatakan "masing-masing peneliti dapat memberi

sejumlah petunjuk dan saran berdasarkan pengalaman masing-

masing. Namun demikian berdasarkan penelitian Lincoln dan

Guba terdapat rangkaian prosedur dasar yang dipergunakan

dalam penelitian kualitatif. Prosedur tersebut meliputi

tahap orientasi, eksplorasi dan member-check.

Page 16: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

121

1- Tahap Orientasi

Setelah peneliti melaksanakan serangkaian aktifitas

pra lapangan : menyusun rancangan penelitian, memiliki/

menentukan lokasi penelitian, dan Iain-lain, kemudian pene

liti mulai melangkah pada tahap orientasi. Pada tahap orien

tasi ini, penulis melakukan studi kelayakan dan evaluasi

lapangan. Tahap ini belum sampai pada upaya penyingkapan

atau pengumpulan data yang sebenarnya, tapi barulah merupa

kan tahap mengenai dan menilai keadaan lingkungan secara

umum. Peneliti berusaha memperoleh gambaran umum geografi,

demografi kependudukan, gambaran proses penelitian serta

segenap unsur lingkungan sosial, fisik atau kultural yang

berkaitan dengan masalah yang hendak ditulis.

Pada tahap penjajagan ini peneliti melakukan beberapa

aktifitas, antara lain : membaca literatur (hasil peneli

tian) yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti,

mencari/melihat data umum penelitian, menghubungi beberapa

responden yang berkaitan dengan masalah penelitian (Bidang

Pendidikan Dasar Kanwil Dikbud Jabar, Seksi Pendidikan Dasar

Kodya Bandung, dll), serta melakukan diskusi dengan beberapa

sumber pakar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,

serta memahami konteks sosial kebudayaan daerah penelitian.

Disamping itu, peneliti juga melakukan upaya mencipta

suasana penelitian yang komunikatif. Dalam rangka ini pene

liti berusaha membangun Rapport, yaitu menciptakan hubungan

antara peneliti dan subjek sehingga terwujud komunikasi yang

kondusif. Rapport dilakukan dalam rangka menciptakan proses

Page 17: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

komunikasi atau interaksi serta pergaulan antara peneliti

dan subjek yang diteliti secara akrab dan komunikatif se

hingga memudahkan terjadinya data yang dikehendaki.

Dalam prakteknya, tahap orientasi dilakukan selama dua

bulan, sejak blan Maret sampai dengan April 1993.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap eksplorasi, setelah perlengkapan penelitian

dipersiapkan secara memadai, selanjutnya peneliti melakukan

penggalian atau pengumpulan data sebenarnya. Dalam rangkaian

ini wawancara dengan responden dan observasi dilakukan

secara terarah/terfokus, spesifik, intensif dan ekstensif.

Dengan kata lain pertanyaan-pertanyaan atau "problematika"

yang diajukan kepada responden diarahkan pada fokus

penelitian, yang diharapkan memberikan jawaban secara

spesifik, luas tapi mendalam (komprehensif), disamping

melakukan pengamatan terhadap prilaku lingkungan responden.

Kemudian, bersamaan dengan proses tersebut, peneliti membuat

catatan lapangan hasil wawancara maupun observasi yang

diupayakan secara teliti, rinci tapi selektif, serta sisti-

matik.

Bogdan dan Taylor (1975) mengatakan :

systematic and analytical participant observationdepends upon the recording of complete, accurate, anddetailed field notes. Field notes should be recorded

after each and ever observation period ..."

Untuk memperoleh informasi diharapkan, peneliti menyediakan

pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumen

tasi. Pedoman wawancara dibuat dalam bentuk pokok-pokok

Page 18: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

1 17Xx.O

pertanyaan terstruktur dan terklasifikasi, namun memberikan

kemungkinan jawaban terbuka/bebas. Pedoman observasi disusun

sebagai guide line yang memuat indikator-indikator pokok

masalah yang diteliti, yang berfungsi membimbing peneliti

menghampiri permasalahan sekaligus mengontrolnya. Sedang

pedoman dokumentasi taerisikan kategori dokumen yang harus

didata (dikumpulkan, dianalisis dan diinterpretasikan).

Adapun pelaksanaan tahap orientasi dalam penelitian ini

dilaksanakan selama empat bulan yaitu September, Oktober,

November dan Desember 1993.

3. Tahap Member Check

Tahap member -check merupakan langkah pengecekan ulang

data yang diperoleh peneliti dari responden. Langlah ini

dilakukan guna menguji konsistensi informasi yang telah

diberikan responden dalam rangka memperoleh tingkat kredibi

litas hasil penelitian. Nasution (1988 : 112) menjelaskan

bahwa "data itu harus diakui dan diterima kebenarannya oleh

sumber informasi, dan selain itu data juga dibenarkan oleh

sumber atau informan lainnya." Dan, dalam hal inilah member

check diperlukan untuk menguji kredibilitas hasil peneli

tian. Dalam rangka member check ini peneliti melakukan

beberapa kegiatan, yaitu :

a. Setiap selesai melakukan wawancara dan observasi, peneli

ti selanjutnya mengkonfirmasikannya dengan responden

bersangkutan untuk memperoleh kadar konsistensi jawaban.

b. Setelah dilakukan pengolahan hasil wawancara dan

Page 19: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

124

observasi (dalam bentuk catatan lapangan lengkap dan

sistimatik), selanjutnya dilakukan member check ulang

(member recheck) untuk memperoleh keyakinan final akan

kebenaran informasi yang diperoleh.

Tahap ini dilakukan peneliti pada Februari dan Maret

1994.

F. CARA-CARA MEMPEROLEH KEABSAHAN HASIL PENELITIAN

Untuk. menetapkan keabsahan hasil penelitian, diperoleh

cara pemeriksaan yang didasarkan pada sejumlah kriteria.

Terdapatnya empat kriteria yang lazim dipergunakan untuk

mengukur tingkat keabsahan hasil penelitian kualitatif,

yaitu : 1) kredebilitas/derajat kepercayaan, 2) transferabi-

litas/keteralihan, 3) dependabilitas/ketergantungan, dan 4)

konfirmabi1itas/kepastian.

1- Kredibilitas

Kredibilitas atau derajat kepercayaan merupakan

kriterium yang dipergunakan untuk mengukur sejauhmana

kebenaran hasil penelitian merupakan pengungkapan reali-

tas sesungguhnya.

Untuk memenuhi kriterium kredebilitas dapat

dilakukan dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu

perpanjangan keikut sertaan, ketekunan pengamatan,

triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial,

kajian kasus negatif dan pengecekan anggota. (Lincoln dan

Guba, 1985 : 315) meskipun demikian dalam penelitian ini,

Page 20: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

peneliti mempergunakan, ketekunan pengamatan, triangula-

si, dan pengecekan anggota serta pengecekan sejawat.

a. Ketekunan Pengamatan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan

instrumen itu sendiri. Kualitas partisipasi peneliti

sangat menentukan hasil data. Ketekunan pengamatan

yang biasa ditandai oleh intensitas keaktifan peneliti

memungkinkan diperolehnya kekayaan dan kedalaman data,

yang melahirkan kredebilitas data yang terkumpul.

Melalui cara ini peneliti berusaha memusatkan

diri pada masalah-masalah secara rinci dan terfokus

serta berusaha menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang relevan dengan masalah. Selain itu,

peneliti juga berusaha melakukan pengamatan secara

terus-menerus dalam waktu relatif lama. Dengan

langkah-langkah tersebut di atas, peneliti dapat

memperoleh data/informasi yang rinci, akurat dan

mendalam sehingga dapat dipercaya kebenarannya.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data sebagai pembanding yang dapat dipergunakan

untuk memeriksa keabsahan data, namun triangulasi

melalui sumber lainnya merupakan teknik paling banyak

dilakukan. (Nasution, 1988 : 37) dan triangulasi

melalui sumber itulah yang digunakan pula dalam pene-

Page 21: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

126

litian ini.

Triangulasi dengan sumber adalah membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan dan alat yang

berbeda dalam metoda kualitatif. Misalnya, peneliti

membandingkan data hasil wawancara dengan hasil

pengamatan, membandingkan apa yang dikatakan responden

di depan umum dengan apa yang dikatakan secara

pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan isi

dokumen yang berkaitan.

c. Pengecekan Angggota

Pengecekan anggota yang terlibat dalam proses

pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan

kredibilitas. Pada langkah ini, peneliti melakukan

pengecekan terhadap data/informasi termasuk pula

penafsiran dan penyimpulan responden. Misalnya, secara

formal ataupun informal, peneliti menyediakan kesempa

tan kepada responden untuk mengakui, menambah, mere-

visi, memperkuat, membenarkan, menafsirkan dan menyim-

pulkan ulang data (informasi, pendapat) yang diperoleh

melalui hasil wawancara, pengamatan dan analisis

dokumen.

d. Pengecekan Sejawat

Pengecekan sejawat dilakukan dengan cara-cara

mengekspos hasil penelitian dalam bentuk. diskusi

analitik dengan rekan sejawat. Langkah ini dilakukan

dengan harapan diperoleh masukan yang bermanfaat bagi

penyempurnaan hasil penelitian. Peneliti misalnya,

Page 22: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

127

mendiskusikan mengenai masalah yang diteliti, metodo

logi dan hal-hal lain yang relevan. Dalam diskusi ini

sikap keterbukaan dan kejujuran dari peneliti yang

biasanya berperan sebagai pemimpin diskusi) dan seja

wat serta pakar yang dilibatkan.

2. Transferabilitas

Transferabilitas atau keteralihan merupakan kriterium

keabsahan hasil penelitian dapat diterapkan dalam konteks

atau situasi lain. Kriterium validitas ini menyatakan bahwa

generalisasi suatu penemuan/penelitian dapat berlaku atau

diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas

dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang representa-

tif .

Tujuan penelitian ini, sebagaimana pada bab sebe

lumnya, adalah mengungkap sistem pembinaan profesional guru

SD di Kotamadya Bandung. Berdasarkan kriterium transferabi

litas, hasil penelitian yang berupa temuan tentang sistem

pembinaan profesional guru yang efektif dapat diterapkan

pada situasi (lokasi, tempat) lain. Atau sistem pembinaan

profesional guru SD dapat diterapkan pula pada pembinaan

guru jenjang dan jenis sekolah yang berbeda.

3. Dependabilitas

Dependabilitas atau ketergantungan merupakan substi-

tusi istilah reliabilitas dalam penelitian non kualitatif

(Moleong, 1989 : 190). Sementara dalam penelitian kualita

tif, reliabilitas mengacu kepada sejauhmana penelitian dapat

Page 23: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

128

direplikasi. Reliabilitas suatu penelitian adalah bahwa

suatu teknik yang dipakai berulang kali terhadap objek yang

sama akan menghasilkan data yang sama pula. (Nasution, 1988

: 89) .

Dalam penelitian ini untuk mengukur dependabi1itas

hasil penelitian, peneliti melakukan :

a. Menetapkan langkah-langkah penelitian yang sistimatis.

b. Melakukan upaya konsistensi instrumen. Upaya ini

dilakukan dengan cara membuat pencatatan lapangan hasil

wawancara, observasi dan analisis dokumen. Hal tersebut

dilakukan karena instrumen penelitian kualitatif adalah

manusia (peneliti) yang memiliki keterbatasan dan

sugestibel.

c. Mengkategori susunan data berdasarkan hasil catatan

lapangan yang dibuat sesuai kerangka masalah penelitian.

d. Membuat laporan sementara hasil penelitian, disertai

dengan interpretasi dan analisis secara bertahap sesuai

permasalahan serta merumuskan hasil penelitian tersebut.

4. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas atau kepastian sepadan dengan konsep

objektifitas penelitian non kualitatif. Oleh karena itu

kriterium ini berkaitan dengan masalah kesepakatan antar

subjek yang terkait dengan penelitian. Sesuatu dikatakan

objektif bila sesuatu itu disepakati/diakui oleh beberapa

atau banyak orang. Dengan demikian sesuatu yang objektif

adalah sesuatu yang dapat dipercaya, faktual dan dapat

dipastikan. Sebaliknya bersipat subjektif berarti tidak

Page 24: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

129

dapat dipercaya, tidak faktual dan tidak meyakinkan.

Dalam upaya memperoleh konfirmabi1itas peneliti mela

kukan check and re-check, yaitu upaya mengontrol, mengeva-

luasi dan mengkonfirmasikan kepastian isi penelitian baik

kepada responden maupun kapan subjek lain yang terkait.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Tujuan utama penelitian ini adalah memahami prilaku

manusia dalam kontek-kontek tertentu. Sebagai konsekuensi

dari tujuan, sifat dan pendekatan penelitian kualitatif

tersebut, maka proses dan teknik/cara analisis data yang

ditempuh peneliti cenderung beragam. Kualitas konseptual,

kreatifitas dan intuisi peneliti menentukan keberhasilan

analisisnya. Dalam hal ini Goetz dan LeCompte (1984 : 166)

mengatakan bahwa :

"Proses analisis data dalam ethnografi diperlukansebagai seni ketimbang sebagai ilmu pengetahuan.Beberapa peneliti berpengalaman menolak untuk melakukan sistimatisasi prosedur analisis data kualitatifdikarenakan prosedur demikian dapat memandegkanproses, yang diakibatkan hilangnya kualitas kreatifdan intuitif data ethnografi tersebut".

Senada dengan sinyalemen di atas S. Nasution mengung

kapkan bahwa :

"Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuanintelektual tinggi. Lagi pula tak ada cara tertentuyang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehinggasetiap peneliti harus mencari sendiri metode yangdirasakan cocok dengan sifat penelitiannya" (1988: 90)

Sekalipun demikian, Goetz dan LeCompte menegaskan

bahwa s "Researchers do analyse their data and do use for-

Page 25: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

ma

130

1, systematic, and logical procedures to generate Cons

tructs, and establish relationships among them" (1982 : 73).

Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian kualitatif

tetap diperlukan proses analisis data yang dapat dipertang-

gung jawabkan dan efektif.

Analisis data kualitatif pada dasarnya proses sistema-

tik penyusunan, interpretasi dan pemahaman makna data.

Penyusunan data jenis penelitian ini ditempuh lewat beberapa

tahapan berikut :

1. Penelaahan dan reduksi data'

Pada tahap ini, dilakukan upaya menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber yang dilakukan melalui

wawancara, observasi dan studi dokumentasi, dan sebagai-

nya dilapangan. Data yang mungkin banyak sekali, belum

tertata dan masih acak, kemudian ditelaah (dibaca, difa-

hami makna dan konteks masalahnya). Direduksi dengan cara

membuat abstraksi.

2. Unitisasi, yaitu langkah penyusunan data ke dalam satuan-

satuan (unit) masalah

Data mentah dapat dirubah secara sistematis menjadi

unit-unit yang dapat diuraikan sesuai ciri-ciri khasnya.

Dalam proses ini, yang dilakukan peneliti adalah membuat

batas-batas setiap unit, memilah-milah unit berdasarkan

batas tersebut serta mengidentifikasi masing-masing unit

untuk analisis selanjutnya.

3. Kategorisasi

Kategori dimaksudkan disini adalah salah satu tumpukan

Page 26: Dengan—demikian, penelitian ini tidak bertujuan mencarirepository.upi.edu/1175/7/T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf · BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas,

131

seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran,

intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu (Moleong, 1989:

212). Kategorisasi, menurut Lincoln dan Guba (1985 : 347-

351) memiliki tugas pokok : 1) mengelompokkan kartu-kartu

yang telah disusun ke dalam bagian-bagian isi yang

berkaitan; 2) merumuskan aturan yang mendeskripsikan

kawasan kategori yang akhirnya dapat dipergunakan untuk

menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori serta untuk

dijadikan dasar pemeriksaan keabsahan data, serta 3)

menjaga agar setiap kategori yang telah disusun mengikuti

prinsip taat azas. Dan, kategori ini dilakukan sembari

melakukan pengkodean, penguraian kategori secara tertu

lis .

4. Penafsiran

Data yang telah dikategorisasi eJalam tahap ini peneliti

menggambarkan makna analitis tentang unit dan kategori

serta hubungan antara unit dan kategori.