4
KETIADAAN DENGKI DAN DENDAM 1.Sifat Dengki Dengki merupakan salah satu penyakit hati yang harus dihindari. Karena dengki merujuk kepada kebencian dan kemarahan yang timbul akibat perasaan cemburu atau iri hati yang sangat besar. Dengki amat dekat dan berhubungan dengan unsur jahat, benci, fitnah dan perasaan dendam yang terpendam. Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih “kecil” atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, Kullu dzi ni’matin mahsuudun.” (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki). Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, saling menfitnah (untuk suatu persaingan yang tidak sehat), saling membenci, saling memusuhi dan jangan pula saling menelikung transaksi orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslimnya yang lain, ia tidak menzaliminya, tidak mempermalukannya, tidak mendustakannya dan tidak pula melecehkannya. Takwa tempatnya adalah di sini, seraya Nabi SAW menunjuk ke dadanya tiga kali. Telah pantas seseorang disebut melakukan kejahatan, karena ia melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas sesama muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya dan kehormatannya. ” (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra) Allah SWT berfirman: Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki. (AI Falaq(113): 1, 2 dan 5). Perhatikan juga sabda Rasulullah SAW yang lainnya, Rasulullah SAW. Bersabda: “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (Abu Daud). Hadits itu menegaskan kepada kita bahwa dengki itu merugikan. Yang dirugikan bukanlah orang yang didengki, melainkan si pendengki itu sendiri. Di antara makna memakan kebaikan, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab ‘Aunul Ma’bud, “Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya. Maka berpindahlah kebaikan si pendengki itu pada kehormatan orang yang didengki. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan si pendengki bertambah kerugian demi kerugian. BERIKUT CARA MENGHINDARKAN DIRI DARI DENGKI :

DENGKI DAN DENDAM.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DENGKI DAN DENDAM.docx

KETIADAAN DENGKI DAN DENDAM

1.Sifat DengkiDengki merupakan salah satu penyakit hati yang harus dihindari. Karena dengki merujuk

kepada kebencian dan kemarahan yang timbul akibat perasaan cemburu atau iri hati yang sangat besar. Dengki amat dekat dan berhubungan dengan unsur jahat, benci, fitnah dan perasaan dendam yang terpendam.

Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih “kecil” atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Kullu dzi ni’matin mahsuudun.” (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, saling menfitnah (untuk suatu persaingan yang tidak sehat), saling membenci, saling memusuhi dan jangan pula saling menelikung transaksi orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslimnya yang lain, ia tidak menzaliminya, tidak mempermalukannya, tidak mendustakannya dan tidak pula melecehkannya. Takwa tempatnya adalah di sini, seraya Nabi SAW menunjuk ke dadanya tiga kali. Telah pantas seseorang disebut melakukan kejahatan, karena ia melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas sesama muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya dan kehormatannya. ” (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)

Allah SWT berfirman: Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki. (AI Falaq(113): 1, 2 dan 5).

Perhatikan juga sabda Rasulullah SAW yang lainnya, Rasulullah SAW. Bersabda: “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (Abu Daud).

Hadits itu menegaskan kepada kita bahwa dengki itu merugikan. Yang dirugikan bukanlah orang yang didengki, melainkan si pendengki itu sendiri. Di antara makna memakan kebaikan, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab ‘Aunul Ma’bud, “Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya. Maka berpindahlah kebaikan si pendengki itu pada kehormatan orang yang didengki. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan si pendengki bertambah kerugian demi kerugian.

BERIKUT CARA MENGHINDARKAN DIRI DARI DENGKI :

1. Berusaha membuang sifat dengki tersebut dengan cara RIDHO terhadap takdir dan ketentuan Allah, serta mencintai kebaikan dan kelebihan yang dimiliki orang lain sebagaimana kita mencintai dirin sendiri, sebagaimana sabda Nabi saw “Tidak beriman salah seorang dari kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri”(HR.Al-Bukhari)

2. Memohon perlindungan kepada Allah dari sifat dengki dan iri hati, serta banyak berzikir kepada Allah

3. Jangan pernah membanding-bandingkan kepandaian atau kelebihan yang kita miliki dengan orang lain dan jangan pernah mencari-cari kekurangan orang lain

4. Agar kita terhindar dari penyakit hati iri hati dan dengki sebaiknya selalu bersikap rendah hati, tidak merasa lebih dari orang lain. Setiap kelebihan yang dimilikinya akan dinikmatinya dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada Allah Yang Maha Pencipta yang telah memberikan kelebihan dan keberuntungan tersebut terhadap dirinya. Begitu pula dengan kekurangan yang ada

Page 2: DENGKI DAN DENDAM.docx

pada diri, sebaiknya diterima dengan ikhlas, sehingga kekurangan yang ada pada diri, tidak mengakibatkan rendah diri dan menjadi iri hati serta dengki di saat melihat orang lain memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya. Percayalah bahwa dibalik kekurangan pada seseorang pastilah ada pula kelebihan yang dimilikinya 

6. Sadarilah, dengki itu sangat melelahkan, orang yang membiarkan dirinya dikuasai oleh iri hati dan dengki akan menanggung beban berat yang tidak seharusnya. Karena setiap kali ia melihat orang yang didengkinya dengan semua kesuksesannya, hati dan persaannya menderita dan hatinya semakin penuh dengan dengki, marah, benci, curiga, kesal, kecewa, resah, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Sungguh sangat tidak enak menjalani kehidupan seperti itu. 

2. Sifat DendamDendam dalam bahasa Arab di sebut hiqid, ialah "Mengandung permusuhan didalam batin

dan menanti-nanti waktu yang terbaik untuk melepaskan dendamnya, menunggu kesempatan yang tepat untuk membalas sakit hati dengan mencelakakan orang yang di dendami". Berbahagialah orang yang berlapang dada, berjiwa besar dan pema 'af. Tidak ada sesuatu yang menyenangkan dan menyegarkan pandangan mata seseorang, kecuali hidup dengan hati yang bersih dan jiwa yang sehat, bebas dari rasa kebingungan dan bebas dari rasa dendam yang senantiasa menggoda manusia. Seseorang yang hatinya bersih dan jiwanya sehat, ialah mereka yang apabila melihat sesuatu nikmat yang diperoleh orang lain, ia merasa senang dan merasakan karunia itu ada pula pada dirinya. Dan apabila ia melihat musibah yang menimpa seseorang hamba Allah, ia merasakan sedihnya dan mengharapkan kepada Allah untuk meringankan penderitaan dan mengampuni dosanya. Demikianlah seorang muslim, hendaknya selalu hidup dengan hati yang bersih dan jiwa yang sehat, rela terhadap ketentuan Allah dan terhadap kehidupan. Jiwanya bebas dari perasaan dengki dan dendam. Perasaan iri hati karena orang lain memperoleh nikmat kadangkala dapat menimbulkan khayalan yang bukan-bukan sampai membuat-buat kedustaan. Islam membenci perbuatan demikian dan memperingatkan jangan sampai terjerumus kedalamnya.

MENGHILANGKAN BENCI DAN DENDAM DENGAN PETUNJUK QURAN DAN HADIST

Karenanya, mari kita hindari diri dari sifat ini karena pada hakikatnya merugikan diri kita secara lahir dan batin. Islam sebagai jalan yang lurus untuk semua ummat dapat memberikan solusi yang baik untuk menuntun kita ke jalan yang benar. Ada banyak solusi menghilangkan rasa benci dan dendam di hati kita. Ialah :

- Banyak-banyaklah berdzikir (mengingat Allah),insyaallah akan ada ketenangan di hatimu sebagai mana firman Allah :

"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".[Q-S Ar-Ra'd ayat 28.]

- Bersabarlah

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

[Surat Ali Imron 3 : 134]

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

[Q.S Al-Baqoroh 2 : 153]

Page 3: DENGKI DAN DENDAM.docx

- Jadilah Seorang Pemaaf

Allah berfirman :

"...Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas tanggungan Allah." [Q.S.Asy-Syura : 40]

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

[Q.S Al-Baqoroh 2 : 263] Dalam hadist :

- Biasakanlah diri Berperasangka BaikDalam al-quran Allah berfirman :

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [Q.S. Al-Baqarah : 216]

- Jangan Sombong dan menganggap diri paling benarMari kita koreksi diri, adanya kejadian pasti karena ada penyebabnya. "Tidak akan masuk syurga siapa saja yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari

kesombongan."[HR. Muslim]

- Ikhlas dan Tawakkallah

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya,dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,  dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki

[Q.S Al-Falaq 1-5]