14
1.1 PENDAHULUAN Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh viru dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi y disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, diatesis Pada demam berdarah dengue terjadi perembesanplasma yang ditandai hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/shock. 1.2 ETIOLOGI irus dengue, yang termasuk dalam genus !lavivirus, famili !lav !lavivirus merupakan virus dengan diameter "# mm terdiri atas asam ribonu rantai tunggal. 1.3 EPIDEMIOLOGI Demam berdarah dengue tersebar di $ilayah %sia tenggara, Pasifik &arat, 'aribia. ndonesia merupakan $ilayah endemis dengan persebaran di $ilayah ndonesia. nsiden demam berdarah dengue di ndonesia antara *+ per +##.### penduduk. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor ny %edes (terutama A. Aegyptii dan A. Albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bej berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas) 1

Dengue Haemorrhagic Fever

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Interna

Citation preview

1.1 PENDAHULUANDemam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, diatesis hemoragik. Pada demam berdarah dengue terjadi perembesan plasma yang ditandai hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.

Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/shock.

1.2 ETIOLOGIVirus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 mm terdiri atas asam ribonukleat rantai tunggal.

1.3 EPIDEMIOLOGI Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia tenggara, Pasifik Barat, dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan persebaran di seluruh wilayah Indonesia.

Insiden demam berdarah dengue di Indonesia antara 6-15 per 100.000 penduduk. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. Aegyptii dan A. Albopictus).

Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas)1.4 KLASIFIKASIDemam berdarah dengue derajat IDemam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, mialgia, atralgia, nyeri retro-orbital ditambah uji bendung positifTrombositopenia (20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit awal

Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, hipoproteinemia

Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara demam dengue dan demam berdarah dengue adalah ditemukannya kebocoran plasma pada demam berdarah dengue.

1.9 PENATALAKSANAAN Tidak ada terapi spesifik untuk demam dengue, prinsip utamanya adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angkat kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1%.

Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus demam berdarah dengue. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terumata cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi. Protokol 1

Penanganan tersangka (Probable) demam berdarah dengue tanpa syok

Hemoglobin, hematokrit, dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000, pasien dapat dipulangkan dengan anjuran kontrol atau berobat jalan ke Poliklinik dalam waktu 24 jam berikutnya untuk dilakukan pemeriksaan ulang hemoglobin, hematokrit, dan trombosit tiap 24 jam) Hemoglobin, hematokrit, normal, trombosit 20% dan trombosit 20%Protokol 3

Penatalaksanaan demam berdarah dengue dengan peningkatan hematokrit > 20%

Meningkatnya hematokrit >20% menunjukkan bahwa tubuh mengalami defisit cairan sebanyak 5%. Pada keadaan ini terapi awal pemberian cairan adalah dengan memberikan infus kristaloid sebanyak 6-7 ml/kilogram/jam. Pasien kemudian dipantau setelah 3-4 jam pemberian cairan. Bila terjadi perbaikan ditandai dengan nilai hematokrit yang turun, frekuensi nadi turun, tekanan daraah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah cairan infus dikurangi menjadi 5 ml/kilogram/jam.

Dua jam kemudian dilakukan pemantauan kembali dan bila membaik, jumlah cairan infus menjadi 3 ml/kilogram/jam

Bila dalam pemantauan keadaan tetap membaik, maka pemberian cairan dapat dilakukan 24-48 jam kemudian

Apabila setelah pemberian terapi awal 6-7 ml/kg/jam tetap tidak membaik, ditandai dengan hematokrit dan nadi meningkat, tekanan nadi menurun < 20 mmHg, produksi urin menurun, maka kita harus menaikkan cairan menjadi 10 ml/kgBB/jam Dua jam kemudian dilakukan pemantauan kembali, dan bila menunjukan perbaikan maka jumlah cairan dikurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam, tetapi jika tidak ada perbaikan, cairan infus dinaikkan menjadi 15 ml/kgBB/jam

Protokol 4 Penatalaksanaan perdarahan spontan pada demam berdarah dengue Perdarahan spontan dan masif pada penderita demam berdarah dengue adalah perdarahan hidung/epistaksis yang tidak terkendali, walaupun telah diberikan tampon hidung, perdarahan saluran cerna (hematemesis atau melena atau hematokezia), perdarahan saluran kencing (hematuria), perdarahan otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah perdarahan 4-5 ml/kgBB/jam

Pada keadaan seperti ini jumlah dan kecepatan pemberian cairan tetap seperti keadaan demam berdarah dengue tanpa syok.

Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan, jumlah urin dilakukan sesring mungkin dengan kewaspadaan hemoglobin, hematokrit, dan trombosit harus diperiksa ulang setiap 4-6 jam

Pemberian heparin dilakukan apabila secara klinis dan laboratoris didapatkan tanda-tanda koagulasi intravaskular diseminata (KID)

Transfusi komponen darah dilakukan sesuai indikasi. Fresh frozen plasma diberikan bila didapatkan defisiensi faktor-faktor pembekuan (PT, aPTT yang memanjang), packed res cell diberikan bila hemoglobin < 10 g /dl. Transfusi trombosit hanya diberikan pada pasien demam berdarah dengan perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit