35
PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PROGRAM SIARAN TELEVISI dan RADIO DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2021

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

PEDOMAN PENULISAN

PROPOSAL PROGRAM SIARAN TELEVISI dan RADIO

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021

Page 2: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

BAB I TEKNIK PENULISAN ........................................................................... 1

1.1 Penulisan Huruf .......................................................................................... 1

1.2 Penulisan Angka Bilangan ......................................................................... 4

1.3 Penggunaan Tanda Baca............................................................................. 6

1.4 Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan..................................................... 8

1.5 Penulisan Daftar Rujukan dan Referensi ................................................... 12

BAB II PENULISAN PROPOSAL PROGRAM SIARAN ............................. 18

2.1 Sistematika Penulisan Proposal Program Siaran....................................... 18

2.1.1 Halaman Judul ............................................................................... 18

2.1.2 Kata Pengantar .............................................................................. 18

2.1.3 Halaman Pengesahan..................................................................... 18

2.1.4 Daftar Isi........................................................................................ 18

2.1.5 PENDAHULUAN......................................................................... 19

I. Latar Belakang .................................................................. 19

II. Visi & Misi ........................................................................ 19

III. Logo .................................................................................. 19

2.1.6 DESKRIPSI PROGRAM .............................................................. 19

I. Format Program................................................................. 20

II. Target Audies .................................................................... 20

III. Jam Tayang & Durasi Program ........................................ 20

IV. Host/Reporter .................................................................... 20

V. Wardrobe & MakeUp ........................................................ 21

VI. Seting Lokasi ..................................................................... 21

VII. Sponsor .............................................................................. 21

2.1.7 CREW dan JOBDESK .................................................................. 21

2.1.8 PERALATAN ............................................................................... 21

Page 3: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

ii

2.1.9 RANCANGAN ANGGARAN PRODUKSI PROGRAM............ 22

2.1.10 TREATMENT............................................................................... 22

.......................................................................................................

2.1.11 RUNDOWN .................................................................................. 22

2.1.12 Daftar Rujukan .............................................................................. 22

LAMPIRAN ......................................................................................................... 23

A. Contoh Halaman Judul .................................................................. 23

B. Contoh Halaman Pengesahan ........................................................ 24

C. Contoh Rancangan Anggaran........................................................ 25

D. Contoh Rundown Non-Drama ...................................................... 27

E. Contoh Naskah Program Televisi Non-Drama ............................. 28

F. Contoh Working Schedule Drama ................................................ 30

G. Rundown - Shooting Schedule Drama .......................................... 31

H. Script Continuity Report Drama ................................................... 32

Page 4: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

1

BAB I

TEKNIK PENULISAN

1.1 Penulisan Huruf

Penulisan huruf yang dibahas dalam pedoman ini terutama berkaitan dengan

penggunaan (1) huruf kapital, (2) huruf miring, dan (3) huruf tebal.

1.1.1 Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan dalam beberapa kondisi penulisan sebagai berikut:

1) Huruf pertama pada awal kalimat (misalnya: Penelitian ini dilakukan selama

lima bulan);

2) Huruf pertama petikan langsung (misalnya: Ayah bertanya, “Mengapa kamu

terlihat sedih?”);

3) Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama,

kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan (misalnya: Islam,

Kristen, Quran, Alkitab, dll.);

4) Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti

nama orang (Misalnya: Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim);

5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang (misalnya: Dia baru

saja menunaikan ibadah haji);

6) Huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi,

atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu

(misalnya: Gubernur Jawa Barat, Jenderal Sudirman);

7) Huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk

lengkapnya (misalnya: (1) Rapat itu dipimpin oleh Menteri Keuangan Republik

Indonesia, (2) Rapat itu dipimpin oleh Menteri);

8) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat

yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat

tertentu (misalnya: Sejumlah menteri hadir dalam rapat kabinet kemarin sore);

Page 5: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

2

9) Huruf pertama unsur-unsur nama orang (misalnya: Chairil Anwar, Imam

Bonjol);

10) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der

(dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama

Portugal) (misalnya: Robin van Persie);

11) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti

(misalnya: Abdullah bin Abdul Musthafa, Fa ah binti Muhammad Husen);

12) Huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau

satuan ukuran (misalnya: joule per Kelvin, Newton);

13) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan

sebagai nama jenis atau satuan ukuran (misalnya: 15 watt, mesin diesel);

14) Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (misalnya: suku Batak,

bahasa Sunda, bangsa Afrika);

15) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan

bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan (misalnya:

pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan);

16) Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya (misalnya: bulan Mei,

hari Idul Fitri);

17) Huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah (misalnya: Perang Teluk,

Konferensi Meja Bundar);

18) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak

digunakan sebagai nama (misalnya: Para pahlawan berjuang demi

kemerdekaan Indonesia);

19) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi

(misalnya: Jawa Barat, Bandung);

20) Huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi

(misalnya: Sungai Citarum, Gunung Galunggung);

21) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak

diikuti oleh nama diri geografi (misalnya: Adik suka berenang di sungai);

Page 6: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

3

22) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang

digunakan sebagai penjelas nama jenis (misalnya: kunci inggris, pisang

ambon);

23) Huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga

ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti

dan, oleh, atau, dan untuk (misalnya: Republik Indonesia, Badan Kesejahteraan

Ibu dan Anak);

24) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi

negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen

resmi (misalnya: kerja sama antara pemerintah dan rakyat);

25) Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama

lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul

karangan (misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dasar-Dasar Ilmu Hukum);

26) Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di

dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti

di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal

(misalnya: Dia suka membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma);

27) Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang

digunakan dengan nama diri (misalnya: Dr. Untuk doktor, S.E. untuk sarjana

ekonomi);

28) Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,

saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau

pengacuan (misalnya: (1) Surat Saudara sudah saya terima, (2) “Kapan Bapak

berangkat?” Tanya Andi);

29) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan (misalnya:

Kami akan berkunjung ke rumah paman dan bibi di Jakarta);

30) Huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan (misalnya: Berapa

lama Anda tinggal di Bandung?).

Page 7: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

4

1.1.2 Huruf Miring

Penggunaan huruf miring dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:

1) untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam

tulisan (misalnya: Gosip itu bermula dari berita di surat kabar Pos Kota);

2) untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau

kelompok kata (misalnya: (1) Huruf pertama kata abad adalah a, (2) Susunlah

sebuah kalimat dengan menggunakan kata moratorium);

3) untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia (misalkan:

nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana); 4) untuk ungkapan

asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dan penulisannya

diperlakukan sebagai kata Indonesia (misalnya: Korps diplomatik memperoleh

perlakuan khusus).

1.1.3 Huruf Tebal

Penggunaan huruf tebal dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:

1) Untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar

lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran;

2) Tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,

bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf

miring;

3) Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema

serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

1.2 Penulisan Angka Bilangan

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu

dicermati terkait penulisan angka dan bilangan. Bilangan dalam penulisan dapat

dinyatakan dalam angka atau kata. Dalam hal ini angka berperan sebagai lambang bilangan

atau nomor dengan jenis lazim yang digunakan yakni angka Arab atau angka Romawi.

Lihat contoh di berikut ini:

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,

Page 8: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

5

L (50), C (100), D (500), M (1000),

V (5000)

Beberapa ketentuan terkait penulisan angka dan bilangan adalah sebagai berikut:

1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis

dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam

perincian atau paparan (misalnya: (1) Saya menonton film tersebut sampai lima

kali, (2) Dari 50 peserta lomba 12 orang anak-anak, 28 orang remaja, dan 10 orang

dewasa);

2) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan

kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu t idak ada

pada awal kalimat (misalnya: Tiga puluh siswa kelas 9 lulus Ujian Akhir Nasional);

3) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih

mudah dibaca (misalnya: Perusahan intu merugi sebesar 250 milyar rupiah);

4) Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b)

satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah (misalnya: 10 liter, Rp10.000,00, tahun

1981);

5) Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau

kamar (misalnya: Jalan Mahmud V No.15);

6) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci (misalnya:

Bab IX, Pasal 3, halaman 150);

7) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan angka Romawi kapital atau

huruf dan angka Arab (misal: abad XX, abad ke-20, abad kedua puluh);

8) Penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an dipisahkan oleh tanda hubung

(misalnya: tahun 1980-an, pecahan 5.000-an);

9) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali

di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi);

Page 9: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

6

1.3 Penggunaan Tanda Baca

1.3.1 Penggunaan Tanda Titik

Tanda titik digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

1) Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan (misalnya:

Ibuku seorang guru.);

2) Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya

sudah bertanda titik (misalnya: Penulis itu bernama Ibnu Jamil,

M.A.);

3) Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau

daftar;

4) Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan

waktu (misalnya: pukul 8.00 pagi);

5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik

yang menunjukkan jangka waktu (misalnya: 1.25.45 jam untuk

menunjukkan 1 jam, 25 menit, 45 detik);

6) Untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang

menunjukkan jumlah (misalnya: warga miskin di provinsi ini

berjumlah 5.300 orang.).

1.3.2 Penggunaan Tanda Koma

Tanda koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

1) Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan (misalnya:

Dia ditugaskan membeli buku, pensil, tinta, dan penggaris.);

2) Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya

yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan

kecuali (misalnya: Aku ingin pergi, tetapi banyak pekerjaan yang harus

diselesaikan dulu.);

3) Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu

mendahului induk kalimatnya (misalkan: Karena lelah, saya tidak jadi pergi

ke rumah dia.);

Page 10: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

7

4) Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat

pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,

sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu;

5) Untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,dan kasihan,atau

kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari

kata lain yang terdapat di dalam kalimat;

6) Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat

(misalnya: Kata Adik, “Aku mau pergi ke Bandung”.);

7) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir

dengan tanda tanya atau tanda seru (misalnya: “Di manakah Kamu

sekolah?” Tanya Pak Agus.);

8) Di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan

tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis

berurutan (misalnya: Sdr. Egan, Jl. Mahmud V, Bandung);

9) Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga (misalnya:

Mira Rahmani, S.Pd.);

10) Di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan

dengan angka (misalnya: 10,5 m, Rp5000,50);

11) Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi

(misalnya: Dosen kami, Pak Eri, tegas sekali.).

1.3.3 Penggunaan Titik Koma

Tanda titik koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

1) Sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat

yang setara di dalam kalimat majemuk setara (misalnya: Andi

membersihkan kamarnya; Putri merapikan buku di ruang baca);

2) Untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa

frasa atau kelompok kata (Dalam hubungan itu, sebelum perincian

terakhir tidak perlu digunakan kata dan);

Page 11: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

8

3) Untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsurunsur

setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung (misalnya:

Rapat ini akan membahas pemilihan ketua, sekretaris, dan

bendahara; penyusunan rancangan anggaran dasar, anggaran rumah

tangga, dan program kerja).

1.4 Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan

Sesuai dengan yang disampaikan pada bagian pendahuluan, sistem penulisan dalam

penulisan karya ilmiah yang direkomendasikan di lingkungan UPI adalah sistem American

Psychological Association (APA).

Contoh-contoh penulisan kutipan di bawah ini akan mengacu pada buku

Publication Manual of the American Psychological Association, yang telah disesuaikan

penggunaannya dalam bahasa Indonesia.

1.4.1 Penulisan Kutipan Langsung

Kutipan ditulis dengan menggunakan "dua tanda petik" jika kutipan ini

merupakan kutipan langsung atau dikutip dari penulisnya dan kurang dari 40 kata.

Jika kutipan itu diambil dari kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan

menggunakan 'satu tanda petik'.

Contoh:

Dalam perspektif bimbingan konseling berbasis budaya, diperlukan

pemahaman konseling multibudaya yang memerhatikan keragaman

karakteristik budaya sebagai “…a sensitivity of the possible ways in which

different cultures function and interact…” (McLeod, 2004, hlm. 245).

Dalam hal ini apabila kutipan diambil dari bahasa selain bahasa yang ditulis

maka penulisannya dicetak miring.

Dalam kutipan yang berjumlah 40 kata atau lebih maka kutipan ditulis tanpa

tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik menjorok

sama dengan kalimat pertama pada awal paragraf. Baris kedua dari kutipan itu

ditulis menjorok sama dengan baris pertama.

Page 12: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

9

Contoh:

Tannen (2007) menyatakan bahwa discourse analysis memerlukan

kemampuan untuk menggabungkan berbagai pemahaman teori ke dalam

satu kajian. Dia mengatakan bahwa Discourse analysis is uniquely

heterogeneous among the many subdisciplines of linguistics. In comparison

to other subdisciplines of the field, it may seem almost dismayingly diverse.

Thus, the term “variation theory” refers to a particular combination of

theory and method employed in studying a particular kind of data. (hlm.

33).

Terkait pengutipan langsung ini, proporsi kutipan langsung dalam satu

halaman maksimal ¼ halaman.

Apabila dalam pengutipan langsung ada bagian dari yang dikutip yang

dihilangkan, penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik (lihat contoh

kutipan kurang dari 3 baris).

1.4.2 Sumber Kutipan Merujuk Sumber Lain

Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, sumber

kutipan yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan

menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.

Contoh:

Kutipan atas pendapat Hawes dari buku yang ditulis Muchlas Samani dan

Hariyanto: Hawes (dalam Samani dan Hariyanto, 2011, hlm. 6)

mengemukakan bahwa "...when character is gone, all gone, and one of the

richest jewels of life is lost forever”

1.4.3 Penulisan Sumber Kutipan

Jika sumber kutipan mendahului kutipan langsung, maka cara penulisannya

adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan dan nomor halaman yang

dikutip. Tahun dan halaman diletakkan di dalam kurung.

Contoh:

Page 13: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

10

Gaffar (2012, hlm. 34) mengemukakan bahwa“esensi dari the policies of

national education adalah keputusan bahwa pendidikan merupakan prioritas

nasional dalam membangun bangsa menuju masyarakat Indonesia baru.”

Jika sumber kutipan ditulis setelah apa yang dikutip, maka nama penulis,

tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam

kurung.

Contoh:

“Ekspektasi standar dan target ukuran kuantitatif yang lepas konteks bisa

mendorong terjadinya simplifikasi proses pendidikan dan pengembangan

perilaku instan” (Kartadinata, 2010, hlm. 51).

1.4.4 Kutipan dari Penulis Berjumlah Dua Orang dan Lebih

Jika penulis terdiri atas dua orang, nama keluarga kedua penulis tersebut

harus disebutkan, misalnya: Sharp dan Green (1996). Apabila penulisnya lebih dari

dua orang, untuk penulisan yang pertama, nama keluarga dari semua penulis ditulis

lengkap. Namun, untuk penyebutan kedua dan seterusnya nama keluarga penulis

pertama dan diikuti oleh dkk. Misalnya, McClelland dkk. (1960, hlm. 35).

Perhatikan penggunaan titik setelah dkk.

1.4.5 Kutipan dari Penulis Berbeda dan Sumber Berbeda

Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, cara

penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut. Perhatikan bahwa penyebutan

nama penulis diurutkan berdasarkan urutan alfabet, bukan berdasarkan tahun terbit.

Contoh:

Beberapa studi tentang berpikir kritis membuktikan bahwa membaca dan

menulis merupakan cara yang paling ampuh dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kritis (Chaffee, dkk. 2002; Emilia, 2005; Moore &

Parker, 1995).

Page 14: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

11

1.4.6 Kutipan dari Penulis Sama dengan Karya yang Berbeda

Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama

pada tahun yang sama, cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan

seterusnya pada tahun penerbitan. Contoh: (Suharyanto, 1998a, 1998b, 1998c).

1.4.7 Kutipan dari Penulis Sama dengan Sumber Berbeda

Jika kutipan berasal dari penutur teori yang sama, yang membuat

pernyataan yang sama, tetapi terdapat dalam sumber yang berbeda, cara

penulisannya seperti berikut.

Contoh:

Menurut Halliday ada dua konteks yang berpengaruh terhadap

penggunaan bahasa, yaitu (1) konteks situasi, yang terdiri atas

field, mode atau channel of communication (misalnya bahasa

lisan atau tulisan), dan tenor (siapa penulis/ pembicara kepada

siapa); dan (2) konteks budaya yang direalisasikan dalam jenis

teks (1985a, b, c).

1.4.8 Kutipan dari Tulisan Tanpa Nama Penulis

Jika sumber kutipan itu tanpa nama, penulisannya adalah sebagai

berikut.

Contoh: (Tanpa nama, 2013, hlm. 18).

1.4.9 Kutipan Pokok Pikiran

Jika yang diutarakan adalah pokok-pokok pikiran seorang

penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut

sumbernya.

Contoh:

Page 15: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

12

Halliday (1985b) mengungkapkan bahwa setiap bahasa

mempunyai tiga metafungsi, yaitu fungsi ideasional,

interpersonal, dan fungsi tekstual.

Sebagai catatan, perlu diingat bahwa model kutipan tidak

mengenal adanya catatan kaki untuk sumber dengan berbagai istilah

seperti ibid., op.cit., loc.cit. vide, dan seterusnya. Catatan kaki

diperbolehkan untuk memberikan penjelasan tambahan terhadap suatu

istilah yang ada pada teks tetapi tidak mungkin ditulis pada teks karena

akan mengganggu alur uraian. Nama penulis dalam kutipan adalah

nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama dengan daftar

rujukan.

1.5 Penulisan Daftar Rujukan dan Referensi

Istilah daftar rujukan atau referensi digunakan dalam pedoman ini sesungguhnya

untuk menekankan bahwa sumber-sumber yang dikutip pada bagian tubuh (isi) teks

dipastikan ditulis pada daftar rujukan atau referensi, begitu pula sebaliknya. Hal ini

dilakukan semata-mata untuk mendorong dan meminimalkan potensi praktik plagiarisme

dalam penulisan karya ilmiah. Beberapa catatan umum yang perlu diperhatikan dalam

penulisan daftar rujukan dengan menggunakan sistem APA antara lain sebagai berikut.

1) Memasukkan nama keluarga semua penulis dan inisialnya sampai dengan tujuh

penulis. Apabila lebih dari tujuh, yang ditulis adalah sampai penulis yang keenam

kemudian diberi tanda titik tiga kali lalu dituliskan nama penulis terakhirnya

sebelum tahun penulisan.

2) Jika ada nama keluarga dengan inisial penulis yang mirip, nama lengkap inisialnya

ditulis dalam kurung sebelum tahun penulisan.

3) Untuk penulis berupa kelompok atau institusi, nama institusinya ditulis dengan

jelas.

Page 16: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

13

4) Untuk rujukan pada buku yang disunting, masukkan nama penyunting di posisi

penulis, dan berikan tulisan (Penyunting).

5) Keterangan tahun penerbitan ditulis di dalam kurung dengan didahului dan diakhiri

tanda titik. Untuk jenis rujukan berupa majalah, newsletter, tuliskan tahun jelas dan

tanggal lengkap publikasinya, yang dipisahkan oleh koma dan diikuti nomor dalam

tanda kurung.

6) Apabila tidak ada keterangan waktu penulisan, tuliskan t.t. di dalam kurung.

7) Terkait judul buku, artikel atau bab, huruf kapital hanya dipergunakan untuk kata

pertama pada judul dan subjudul bila ada, dan kata yang masuk kategori proper

noun.

8) Untuk judul jurnal, newsletter, dan majalah, judul ditulis dengan kombinasi huruf

kapital dan huruf kecil. Sementara itu, nama sumbernya dicetak miring.

9) Identitas kota penerbitan ditulis dengan jelas diikuti dengan nama penerbitnya.

Beberapa contoh teknis penulisan daftar rujukan atau referensi dengan sistem APA

yang disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dapat dilihat pada

bagian di bawah ini.

1.5.1 Buku

Penulisan daftar rujukan yang berupa buku dalam sistem APA mengikuti

urutan seperti berikut, yakni:

1) Nama belakang penulis;

2) Nama depan (inisialnya saja);

3) Tahun penerbitan (dalam kurung, diawali dan diakhiri titik);

4) Judul buku dicetak miring (huruf pertama dari judul sumber ditulis dengan

huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan partikel), diakhiri dengan

titik;

5) Edisi (kalau ada), kota tempat penerbitan, diikuti oleh titik dua dan penerbit.

Contoh-contoh spesifik penulisan daftar rujukan buku dengan beberapa

variasi dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

Page 17: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

14

1) Buku ditulis oleh satu orang:

Poole, M.E. (1976). Social Class and Language Utilization at The Tertiary

Level. Brisbane: University of Queensland.

2) Buku ditulis oleh dua orang atau tiga orang:

Burden, P.R. & Byrd, D.M. (2010). Methods for Effective Teaching.

Boston: Pearson. Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2011). Models

of Teaching. Boston: Pearson.

3) Buku ditulis oleh lebih dari tiga orang:

Emerson, L. dkk. (2007). Writing Guidelines for Education Students.

Melbourne: Thomson.

4) Sumber yang ditulis oleh satu orang dalam buku yang berbeda:

Halliday, M.A.K. (1985a). Spoken and Written Language. Geelong: Deakin

University Press. Halliday, M.A.K. (1985b). An Introduction to

Functional Grammar. London: Edward Arnold. Halliday, M.A.K.

(1985c). Part A. Language, Context, and Text: Aspects of Language

in a Social Semiotic Perspective. Melbourne: Deakin University

Press.

5) Penulis sebagai penyunting:

Philip, H.W.S. & Simpson, G.L. (Penyunting). (1976). Australia in the

World of Education Today and Tomorrow. Canberra: Australian

National Commission.

6) Sumber merupakan bab dari buku:

Coffin, C. (1997). Constructing and Giving Value to the Past: An

Investigation into Secondary School History. Dalam F. Christie &

J.R. Martin (Penyunting), Genre and Institutions: Social Processes

in the Workplace and School (hlm. 196 - 231). New York:

Continuum.

1.5.2 Artikel Jurnal

Penulisan artikel jurnal dalam daftar rujukan mengikuti urutan sebagai

berikut:

Page 18: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

15

1) Nama belakang penulis;

2) Nama depan penulis (inisialnya saja);

3) Tahun penerbitan (dalam tanda kurung diawali dan diikuti tanda titik);

4) Judul artikel (ditulis tidak dicetak miring dan huruf pertama dari setiap kata

dalam judul ditulis dengan huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan

partikel);

5) Judul jurnal (dicetak miring dan setiap huruf pertama dari setiap kata dalam

nama jurnal ditulis dengan huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan

partikel) diikuti dengan koma;

6) Nomor volume dengan angka arab;

7) Nomor penerbitan ditulis dengan angka arab di antara tanda kurung;

8) Nomor halaman mulai dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor

terakhir.

Contoh:

Setiawati, L. (2012). A Descriptive Study on the Teacher Talk at an EYL

Classroom. Conaplin Journal: Indonesian Journal of Applied Linguistics,

1, 176─178. doi: http://dx.doi.org/10.17509/ijal.v1i2.83

1.5.3 Selain Buku dan Artikel Jurnal

Beberapa contoh penulisan daftar rujukan dengan sumber tulisan selain

buku dan artikel jurnal disampaikan di bawah ini.

1) Skripsi, tesis, atau disertasi:

Rakhman, A. (2008). Teacher and Students' Code Switching in English as a

Foreign Language (EFL) Classroom. (Tesis). Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

2) Publikasi departemen atau lembaga pemerintah:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan

Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.

3) Dokumen atau laporan:

Page 19: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

16

Panitia Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian

Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud.

4) Makalah dalam prosiding konferensi atau seminar:

Sudaryat, Y. (2013). “Menguak Nilai Filsafat Pendidikan Sunda dalam

Ungkapan Tradisional sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa

Daerah”. Dalam M. Fasya & M. Zifana (Penyunting), Prosiding

Seminar Tahunan Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia

(hlm. 432-435). Bandung: UPI Press.

5) Artikel Surat kabar:

Sujatmiko, I. G. (2013, 23 Agustus). ”Reformasi, Kekuasaan, dan Korupsi”.

Kompas, hlm. 6.

6) Sumber dari internet

a. Karya perorangan:

Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Diakses dari

http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PESYearbook/1998/thompson.htm.

b. Pesan dalam forum online atau grup diskusi online:

Pradipa, E. A. (2010, 8 Juni). “Memaknai Hasil Gambar Anak Usia Dini”

[Forum online]. Diakses dari

http://www.paud.int/gambar/komentar/ Weblog/806.

c. Posel dalam mailing list:

Riesky (2013, 25 Mei). “Penelitian Kualitatif dalam Pengajaran Bahasa”

[Posel mailing list]. Diakses dari http://bsing.groups.yahoo.com/

group/ResearchMethods/message/581

Ada beberapa catatan penting yang harus dicermati dari penulisan daftar

rujukan atau referensi di atas.

1) Contoh-contoh di atas merupakan pola rujukan dari beberapa jenis

dokumen yang sering dipergunakan dalam karya ilmiah. Tidak semua

dicontohkan pada pedoman ini. Untuk jenis-jenis sumber rujukan khusus

Page 20: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

17

lainnya, silakan mengacu pada buku Publication Manual of the American

Psychological Association (2010) edisi keenam.

2) Beberapa contoh di atas tidak merupakan sumber yang benar-benar nyata

dan dapat diakses. Penulisan sumber-sumber tersebut hanya untuk

keperluan pemberian contoh semata.

3) Bagi penulisan karya ilmiah yang menggunakan bahasa Inggris, silakan

ikuti sistem APA sesuai aslinya dalam bahasa Inggris.

Page 21: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

18

BAB II

PENULISAN PROPOSAL PROGRAM SIARAN

2.1 Sistematika Penulisan Proposal Program Siaran

2.1.1 Halaman Judul

Secara format, halaman judul pada dasarnya memuat beberapa komponen,

yakni (1) judul program, (2) logo program, (4) nama lengkap penyusun beserta

Nomor Induk Mahasiswa (NIM), dan (5) identitas prodi/departemen, fakultas,

universitas, beserta tahun penulisan.

2.1.2 Kata Pengantar

Kata pengantar memuat sambutan, harapan serta ucapan terimakasih dari

penyusun. Penulis diharap tidak memasukkan ucapan terima kasih yang

berlebihan, membuat pernyataan dan menyebutkan pihakpihak yang tidak relevan.

2.1.3 Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa

semua isi dari proposal program ini telah disetujui dan disahkan oleh ketua.

2.1.4 Daftar Isi

Daftar isi merupakan penyajian kerangka isi tulisan menurut bab, subbab,

dan topiknya secara berurutan berdasarkan posisi halamannya. Daftar isi berfungsi

untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dan bagian yang

ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi

harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.

Karena sifatnya yang sangat teknis, mahasiswa yang menulis skripsi, tesis,

atau disertasi diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang terdapat dalam

Microsoft Office Word, misalnya, untuk membuat daftar isi dari skripsi, tesis, atau

disertasi yang mereka buat. Pembuatan daftar isi dengan fasilitas ini akan

memerlukan pengetahuaan penggunaan Microsoft Office Word dengan teknik

Page 22: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

19

khusus, namun akan sangat membantu keakuratan dan otomatisasi dokumen yang

sedang dibuat.

2.1.5 PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Bagian ini memaparkan konteks penyusunan proposal program

siaran. penyusun harus dapat memberikan latar belakang mengenai topik

atau isu yang akan diangkat yang melatarbelakangi penyusunan proposal

ini secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi

dewasa ini. Pada bagian ini penyusun juga harus mampu menggali adanya

gap (rumpang) yang perlu diisi dengan melakukan poduksi siaran. Pada

bagian ini sebaiknya menampilkan fakta atau juga rujukan dari buku,

jurnal, atau pun berita secara ringkas.

II. Visi & Misi

Bagian ini memaparkan visi dan misi dari program yang akan

direncanakan. Pada bagian visi penyususn harus memuat tujuan yang besar

atau tujuan jangka panjang dari program yang akan disusun. Misi memuat

tahapan atau tatacara untuk mencapai visi yang telah dituliskan.

III. Logo

Bagian ini memaparkan logo yang digunakan sebagai identitas

program siaran secara filosofis. Penyusun memaparkan makna dari

bentuk, warna, rangkaian kata, dan elemen-elemen visual lainnya secara

detail dan jelas.

2.1.6 DESKRIPSI PROGRAM

Pada bagian ini berisikan paparan program siaran yang akan dirancang. Pada

bagian ini penyusun mendeskripsikan secara singkat tentang program siaran yang

disusun. Penyusun dapat menjelaskan sinopsis isi program, gimmick, dan elemen

lainnya yang dapat menjelaskan isi program siaran secara singkat.

Page 23: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

20

I. Format Program

Bagian format program berisikan tentang format program siaran

yang akan dirancang. Kategori format program siaran yang dapat dipilih

diantaranya drama, non-drama, atau news. Penyusun juga dapat

memaparkan lebih spesifk jenis program yang dirancang. Penyusun dapat

juga memasukan rujukan untuk memperkuat argumen.

Contoh:

“Program siaran TV-one Indonesia Lawyears Club (ILC) memiliki

kategori format non-drama, jenis program talkshow”.

II. Target Audiens

Pada bagian ini penyusun memaparkan target audiens secara jelas.

Selain itu dijelaskan juga argumen yang melandasi pemilihan audiens

untuk program yang akan dirancang. Penyusun dapat juga memasukan

rujukan untuk memperkuat argumen.

III. Jam Tayang & Durasi Program

Bagian jam tayang di isi dengan rencana waktu penayangan

program siaran. Pada penentuan waktu penayangan program siaran dapat

dikorelasikan dengan karakteristik audiens dan format program. Bagian

durasi program berisikan paparan durasi tayang program yang akan

dirancang. Pada bagian ini dipaparkan secara jelas durasi tayang ditiap

segmen.

IV. Host/Reporter

Pada bagian ini penyusun memaparkan host/reporter dalam program

siaran yang dirancang. Penyusun memaparkan karakteristik host/repoter

dalam program siaran ini secara jelas. Terdapat beberapa landasan yang

dapat dijadikan dasar dalam penentuan host/reporter dalam program yang

dirancang mulai dari gender, usia, latar belakan pendidikan, latar belakang

pekerjaan, dan karakteristik lainya yang dapat dijelaskan secara detail.

Page 24: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

21

V. Wardrobe & MakeUp

Pada bagian ini penyusun memaparkan secara detail wardrobe yang

akan dikenakan oleh host/reporter disetiap episode program siaran akan

tayang. Penyusun dapat menjelaskan jenis gaya fashion yang digunakan

oleh host/reporter. Pada bagian MakeUp penyusun juga memberikan

penjelasan tentang karakter MakeUp yang akan digunakan. Pada seluruh

komponen ini dianjurkan menggunakan foto atau gambar untuk

memperjelas.

VI. Seting Lokasi

Pada bagian ini penyusun memaparkan seting lokasi yang akan

digunakan saat melakukan proses syuting. Didalam bagian ini dijelaskan

juga blocking digunakan, seting pencahayaan, hingga seting properti

pendukung dalam program siaran.

VII. Sponsor

Pada bagian sponsor, penyusun memaparkan karakteristik sponsor

atau pengiklan yang dapat beriklan di dalam konten program siaran.

peneliti harus melihat poin-poin sebelumnya sebagai acuan untuk

menentukan sponsor yang dapat masuk dalam program siaran yang

dirancang.

2.1.7 CREW dan JOBDESK

Bagian ini bersikan tentang daftar crew yang dibutuhkan berserta

penjelasan jobdesknya. penyusun dianjurkan menggunakan rujukan dalam

memaparkan jobdesk crew yang dibutuhkan. Pada bagian ini penyusun

diperbolehkan untuk menggunakan matriks (tabel).

2.1.8 PERALATAN

Bagian ini berisikan daftar peralatan yang akan digunakan dalam proses

produksi program siaran. Penyusun memaparkan peralatan yang dibutuhkan

beserta spesifikasi dan jumlahnya. Pada bagian ini penyusun diperbolehkan untuk

menggunakan matriks (tabel).

Page 25: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

22

2.1.9 RANCANGAN ANGGARAN PRODUKSI PROGRAM

Bagian ini berisikan rancangan anggara yang akan dibutuhkan dalam proses

produksi program siaran. Penyusun memaparkan kebutuhkan anggaran berserta

penggunaan anggarannya untuk produksi siaran secara rinci. Pada bagian ini

penyusun harus membagi kedalam 3 (tiga) bagian diantaranya anggaran pra-

produksi, anggaran produksi, dan anggaran pasca produksi. Kemudian

dihitung akumulasi dari 3 bagian tersebut. Pada bagian ini penyusun diperbolehkan

untuk menggunakan matriks (tabel).

2.1.10 TREATMENT

Treatment merupakan garis besar isi tiap segmen program siaran. Pada

bagian ini penyusun harus memaparkan treatment seperti apa yang akan

digunakan dalam setiap segmen program siaran.

2.1.11 RUNDOWN

Pada bagian ini penyusun memaparkan rundown program siaran secara

lengkap. Contohnya dapat dilihar di bagian 2.2 terkait lampiran.

2.1.12 Daftar Rujukan

Pada bagian ini penyusun harus mencamtumkan sumber (buku, artikel,

jurnal, berita, atau sumber lain) yang digunakan sebagai landasan pada setiap

komponen. Apa bila penyusun tidak mengutip dari sumber manapun bagian ini

boleh dihilangkan.

Page 26: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

23

LAMPIRAN

A. Contoh Halaman Judul

PROPOSAL PROGRAM

THE VOICE INDONESIA

Penyusun:

Indra Setiawan (1700382)

Andri (1799287)

Deni Hendrawan (1799283)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021

Page 27: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

24

B. Contoh Halaman Pengesahan

Lembar Pengesahan

Proposal Program Siaran

“THE VOICE INDONESIA”

Oleh:

Indra Setiawan (1700382)

Andri (1799287)

Deni Hendrawan (1799283)

Proposal ini telah disetujui Oleh:

Bandung, 15 Januari 2021

Ketua, Sekretaris,

Nama Ketua Nama Sekretaris

Page 28: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

25

C. Contoh Rancangan Anggaran

Pra-Produksi

No. Nama Kebutuhan Jenis Jumlah Unit Keterangan Biaya

1. Konsumsi crew Makanan 10 Paket Rp.500.000

2. Penyusunan Proposal - 3 Bundle Rp.100.000

Total Rp.600.000

Pra-Produksi

No. Nama Kebutuhan Jenis Jumlah Unit Keterangan Biaya

1. Kamera Sony A7S 3 Unit Sewa 3 Hari Rp.1.500.000

2. Stabilizer DJI Ronin M 3 Bundle Sewa 3 Hari Rp.1.800.000

Total Rp.3.300.000

Pasca Produksi

No. Nama Kebutuhan Jenis Jumlah Unit Keterangan Biaya

1. Konsumsi Snack - - Rp.300.000

Total Rp.300.000

Page 29: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

26

No. Penggunaan Anggaran Biaya

1. Pra-Produksi Rp.600.000

2. Produksi Rp.3.300.000

3. Pasca Produksi Rp.300.000

Total Penggunaan Anggaran Rp.4.200.000

Page 30: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

27

D. Contoh Rundown Non-Drama

Keterangan

Seg : diisi dengna nomor segmen

Subjek/Visual Cue : diisi dengan subjek yang terlihat pada layar televisi penonton

Cast : diisi dengan sumber dari subjek atau visual cue

Loc : diisi dengan lokasi dari subjek atau visual cue

Dur : diisi dengan penggunaan waktu dalam ditiap visual cue

Act.Time : diisi dengan waktu

Ket : diisi dengan keterangan

Page 31: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

28

E. Contoh Naskah Program Televisi Non-Drama

Keterangan

Seg : diisi dengna nomor segmen

Subjek/Visual Cue : diisi dengan subjek yang terlihat pada layar televisi penonton

Page 32: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

29

Audio : diisi dengan narasi yang dibacakan saat subjek/visual cue terlihat pada layar

televisi penonton

Page 33: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

30

F. Contoh Working Schedule Drama

Judul Program : Produser :

Sutradara : Penulis Skenario :

Production Company : Waktu Produksi :

No. Tahapan Deskripsi Target Waktu Permingu Note

1 2 3 4

1.

Pra

-Pro

du

ksi

2.

3.

4.

5.

6.

Pro

du

ksi

7.

8.

9.

10.

11.

Pasc

a-P

rod

uk

si

12.

13.

14.

15.

Page 34: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

31

G. Rundown - Shooting Schedule Drama

Production Company : Date of Production : 12 Juni 2020

Project Title : Frist Take : 08.00 WIB

Producer : Est.Wrap : 20.00 WIB

Sutradara : DOP :

Penulis Scenario : Editor :

No. Scene Shoot Location To

Shoot I/E D/N

Est. Prod

Time Description Notes

Keterangan :

No : diisi dengan nomor urut

Scene : diisi dengan scene yang akan di ambil sesuai urutan

Shoot : diisi dengan type of shoot

Location to Shoot : diisi dengan keterangan lokasi asli

I/E : diisi dengan ketarangan I = interior atau E = eksterior

D/N : diisi dengan ketarangan D = day atau N = Interior

Est. Prod. Time : diisi dengan estimasi lama pengambilan gambar

Description : diisi dengan keterangan penamaan scene

Notes : diisi dengan catatan tertentu

Page 35: DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU

32

H. Script Continuity Report Drama

Director : Halaman :

DOP : Tanggal :

ART Director : Hari ke :

Srcipt Writer : Lokasi :

Folder No Scne Shoot Take Deskripsi G/NG/CH Notes

Keterangan Kolom

Forder NO : diisi dengan nomor folder file (bila tidak ada folder file bagian ini bisa di

hapus)

Scene : diisi dengan scene yang sedang di ambil sesuai urutan

Shoot : diisi dengan angka jumlah shoot yang sedang diambil

Take : diisi dengan jumlah pengambilan pada scene dan shoot

Deskripsi : diisi dengan keterangan dari penamaan scene yang diambil

G/NG/CH : diisi dengan G = Good, NG = Not Good, CH = Choice

Notes : Catatan khusus bila dalam frame ada poin-poin penting