Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
DAFTAR ISI EXECUTIVE SUMMARY ............................................................................. i BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan......................................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM............................................................................. 3
A. Deskripsi Pinjaman SCBDP ........................................................ 3
B. Tujuan Kegiatan .............................................................................. 4
C. Lingkup Kegiatan............................................................................. 4
D. Lokasi Kegiatan............................................................................... 5
E. Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... 5
BAB III LAPORAN HASIL UJI PETIK KE LOKASI KEGIATAN.............. 9 A. Batch I..................................................................................... 9
B. Batch II.................................................................................... 69
BAB IV EVALUASI KINERJA PINJAMAN LUAR NEGERI .................... 76 BAB V REKOMENDASI .......................................................................... 82 Lampiran 1 Proses Penarikan Pinjaman ADB 1964-INO melalui
Mekanisme Direct Payment
Lampiran 2 Realisasi Penyerapan Dana DIPA Berdasarkan Notice of
Disbursement (NOD) ADB
EXECUTIVE SUMMARY
Loan Agreement No. 1964-INO (SF) Sustainable Capacity Building for
Decentralization Project (SCBDP) ditandatangani pada tanggal 31 Juli 2003, berlaku
efektif tanggal 5 September 2003 merupakan pinjaman lunak dari Asian
Development Bank senilai SDR 31,945,000.00. Adapun tujuan SCBDP adalah
untuk membiayai kegiatan untuk mendukung dan meningkatkan kapasitas daerah
antara lain (i) melalui dukungan terhadap peningkatan kemampuan yang
berkesinambungan dari pemerintah daerah yang menjadi sasaran program sehingga
kapasitas operasional mereka semakin meningkat dalam hal penyelenggaraan
pelayanan-pelayanan yang secara mendasar dibutuhkan masyarakat, pemeliharaan
prasarana-prasarana pokok masyarakat, pengembangan pembangunan ekonomi
daerah, program pengentasan kemiskinan dan prinsip-prinsip penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance); (ii) pengembangan sistem
kelembagaan yang memadai serta pengembangan kapasitas inti sumber daya
manusia agar lebih berkemampuan untuk menjawab kebutuhan pelaksanaan dan
manajemen dari sistem pemerintah daerah yang berorientasi pada kinerja; dan (iii)
dukungan terhadap desentralisasi melalui perangkat pemerintah daerah yang lebih
transparan, bertanggung jawab dan demokratis.
Lokasi sasaran kegiatan SCBDP ini meliputi 10 Propinsi dan 37 Kabupaten/
kota yang terbagi dalam 3 batch yaitu :
1. Batch I terdiri dari 14 kabupaten/kota yang meliputi Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Sleman, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pemalang, Kabupaten
Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lebak, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten
Lampung Timur, Kabupaten Garut, Kabupaten Brebes, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Bantul dan Kota Medan.
2. Batch II dan III terdiri dari 10 propinsi dan 23 kabupaten/kota yang meliputi
Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Lampung,
Propinsi Banten, Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah, Propinsi
DI Yogyakarta, Propinsi Jawa Timur, Propinsi Sulawesi Tenggara dan Propinsi
Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Subang, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Malang,
i
Kabupaten Buton, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Karo, Kabupaten
Ogan Komering Ulu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Bau-Bau, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lampung Selatan, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Sampang,
Kabupaten Gresik, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Pandeglang dan Kota
Cirebon.
Selama ±5 tahun pelaksanaan (dari 5 tahun 9 bulan yang direncanakan),
tingkat penyerapan dana pinjaman SCBDP per tanggal 31 Agustus 2008 adalah
sebagai berikut :
Title Amount
(SDR) Disbursed
(SDR) % Undisbursed
(SDR) %
SCBDP 31,945,000.00 4,470,220.56 13.99 27,474,779.44 86.01
Dari tabel tersebut di atas, diperoleh informasi bahwa tingkat penyerapan
pinjaman hanya sebesar 13,99% dari nilai komitmen, sedangkan waktu yang
terpakai (elapsed time) telah mencapai 85,74%. Apabila dilakukan perhitungan
Progress Varian (PV) terhadap pinjaman tersebut akan diperoleh nilai sebesar
–72,96%. Dengan demikian, pinjaman tersebut dapat dikategorikan sebagai very
slow disbursement.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap cakupan pencairan dana pinjaman
SCBDP yang dikategorikan very slow disbursement tersebut di atas, maka pada
tanggal 20–28 Agustus 2008 telah dilaksanakan uji petik untuk memantau
perkembangan dan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai
pinjaman luar negeri atas pinjaman Asian Development Bank No. 1964-INO (SF) :
Sustainable Capacity Building for Decentralization Project (SCBDP) melalui
kunjungan on-site secara sampling di 16 kabupeten/kota lokasi kegiatan yaitu
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lampung Utara,
Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bantul, Kabupaten
Sleman, Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, Kota Medan, Kota Palembang
dan Kota Cirebon.
ii
Adapun dari hasil uji petik terhadap 16 kabupaten/kota dimaksud, dapat
dilaporkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan kegiatan pada batch I (pelaksanaan kegiatan telah/sedang
dilaksanakan) dijumpai kendala yang menghambat pelaksanaan kegiatan yaitu:
a) Dalam hal pencairan dana melalui mekanisme direct payment yaitu dengan
menyampaikan invoice dan withrawal application kepada ADB. Proses
penyampaian invoice sampai dengan pembayaran oleh ADB tersebut
memerlukan waktu yang relatif lama. Lambatnya proses pencairan invoice ini
dipengaruhi oleh masing-masing pihak yang terkait baik pemerintah
kabupaten/kota, CPMO maupun ADB.
b) Alokasi pagu DIPA TA 2008 sangat tidak mencukupi untuk pembayaran
invoice yang sudah diajukan dan yang akan diajukan untuk pelaksanaan
tahun anggaran 2008. Berkaitan dengan kurangnya alokasi dana pinjaman
tersebut pada DIPA TA 2008, pemerintah kabupaten/kota belum dapat
mengajukan invoice atas pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.
2. Dalam pelaksanaan kegiatan pada batch II (saat ini masih dalam tahap proses
pelaksanaan tender) dijumpai kendala yang menghambat pelaksanaan kegiatan
meliputi :
a) Proses pelaksanaan tender yang panjang dan memerlukan waktu yang relatif
lama yang diakibatkan proses pemberian no objection letter (NOL) dari ADB
yang memerlukan waktu yang relatif lama. Sebagai salah satu contoh
keterlambatan pemberian NOL dalam proses tender, antara lain terjadi pada
kabupaten Wonogiri dimana penerbitan NOL untuk submission III kurang
lebih memerlukan waktu 9 bulan sejak panitia lelang mengirimkan hasil
evaluasi kombinasi proposal teknis dan biaya tanggal 5 Oktober 2007 sampai
dengan diterimanya persetujuan NOL. Rentang waktu tersebut diakibatkan
CPMO SCBDP pada Desember 2007 – Maret 2008 harus menunggu
masuknya dokumen dari semua wilayah kabupaten/kota lainnya, baru bisa
diproses dan selanjutnya dikirimkan kepada ADB. Adapun surat persetujuan
NOL dari ADB baru diterima kembali pada tanggal 7 Juli 2008 yang berarti
memerlukan waktu sekitar 4 bulan;
b) Tidak dapat terealisasinya dana pendamping yang telah dialokasikan dalam
APBD akan mempengaruhi kinerja SKPD bersangkutan disamping akan
iii
menimbulkan kesulitan project implementing unit (PIU) untuk melakukan
usulan penyediaan alokasi dana pendamping dalam APBD dimasa-masa
yang akan datang;
c) Adanya beberapa daerah yang diindikasikan terlibat adanya Korupsi, Kolusi
dan nepotisme/KKN dalam proses pengadaan/tender (irregularities) sehingga
mengakibatkan proses pelaksanaan tender dan pemberian persetujuan NOL
terhenti dan baru dapat dilanjutkan menunggu hasil investigasi badan
penyidik dari COSO ADB Manila.
d) Adanya pembatalan/pencabutan DIPA 27 DIPA TA 2008 Tugas Pembantuan
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah untuk Batch II dan III sebesar
Rp 44.067.754.000,00.
Berdasarkan permasalahan dan kendala tersebut di atas, beberapa hal yang
perlu ditindaklanjuti sebagai langkah untuk percepatan pelaksanaan penyerapan
dana pinjaman adalah sebagai berikut:
1. Untuk percepatan penandatanganan kontrak diperlukan pemantauan dan
koordinasi masing-masing pihak khususnya CPMO SCBDP, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan ADB. Untuk itu, diminta agar CPMO dapat meningkatkan
koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan mengawal percepatan
dalam rangka proses pelaksanaan tender (procurement) sehingga kontrak
segera ditandatangani;
2. Dalam rangka percepatan pemberian persetujuan/NOL atas tahapan-tahapan
kontrak, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat menyampaikan surat permintaan
kepada ADB agar dapat membantu proses percepatan pemberian NOL,
sehingga dapat dilakukan tahapan proses tender selanjutnya dan
penandatanganan kontrak dapat segera dilaksanakan;
3. Khusus untuk daerah yang dinyatakan irregularities dalam proses pelaksanaan
tender, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat memfasilitasi dan meminta konfirmasi
kepada ADB Manila atas hasil investigasi dari COSO ADB Manila sehingga
dapat segera diperoleh kepastian keikutsertaan dari kabupaten/kota yang
diindikasikan melakukan KKN;
iv
4. Berkaitan dengan kekurangan alokasi pembayaran invoice pada batch 1 dalam
DIPA TA 2008, kiranya CPMO SCBDP dapat segera melakukan koordinasi dan
mengajukan usulan revisi DIPA TA 2008 kepada Direktorat Jenderal Anggaran
dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
5. Dalam rangka percepatan pelaksanaan pencairan invoice kiranya dapat
diberikan sosialisasi kepada project implementing unit kabupaten/kota selaku unit
yang mengajukan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung (APD-PL)
disamping kepada staf CPMO yang menangani pengujian dan verifikasi APD-PL
sebelum disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI sehingga dapat
menghindari kesalahan-kesalahan administasi dalam pengajuan invoice;
6. Dalam rangka percepatan disbursement, Direktorat Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri kiranya dapat memfasilitasi pertemuan secara periodik yang dipimpin oleh
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dengan melibatkan unsur-unsur instansi
terkait (Departemen Keuangan, Bappenas dan executing agency) dengan pihak
lender sehingga permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman luar negeri khususnya untuk
SCBDP ini dan pinjaman luar negeri pada umumnya dapat segera diatasi
sehingga upaya percepatan pelaksanaan pencairan dana pinjaman luar negeri
dapat segera dilaksanakan.
v
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, pada Bab VII Pasal 24 Ayat (1), telah
diamanatkan untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi triwulanan
terhadap kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan hibah luar negeri. Untuk
memenuhi amanat dimaksud, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK)
Nomor 131/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 telah ditetapkan bahwa
Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi PHLN, Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan
Setelmen mempunyai tugas untuk mengumpulkan bahan bagi pemantauan
kinerja perkembangan pelaksanaan pinjaman dan hibah luar negeri; melakukan
analisis terhadap perkembangan pelaksanaan pinjaman dan hibah luar negeri;
melakukan evaluasi terhadap cakupan pencairan pinjaman dan efektifitas
pinjaman dan hibah luar negeri.
Pemantauan kinerja pelaksanaan pinjaman luar negeri tersebut diperlukan
dalam rangka menjawab berbagai permasalahan yang sering ditemui dalam
pelaksanaan pengelolaan pinjaman dan hibah luar negeri yang ditandai dengan
relatif rendahnya daya serap dana pinjaman sehingga dapat berdampak pada
sering dilakukannya perpanjangan loan closing date, sehingga dari segi biaya
(cost of borrowing) berupa beban bunga akan terjadi peningkatan di samping dari
segi waktu juga terjadi keterlambatan penyelesaian kegiatan dan mundurnya
pencapaian target yang telah ditetapkan serta adanya opportunity lost dalam
peningkatan pendapatan nasional. Permasalahan tersebut apabila tidak segera
ditangani secara serius dan berkesinambungan akan menimbulkan dampak dan
hambatan yang serius yang berakibat pada pengelolaan pinjaman luar negeri
yang tidak efektif dan kurang efisien.
Untuk mengetahui dan memantau perkembangan dan permasalahan
dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman luar negeri, maka pada
tanggal 20–28 Agustus 2008 telah dilaksanakan uji petik atas pinjaman Asian
1
Development Bank (ADB) No.1964-INO (SF) : Sustainable Capacity Building for
Decentralization Project (SCBDP) melalui kunjungan on-site secara sampling di
16 kabupeten/kota lokasi kegiatan yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Ogan
Komering Ilir, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Timur,
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman,
Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, Kota Medan, Kota Palembang dan Kota
Cirebon.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan monitoring dan
evaluasi terhadap SCBDP adalah untuk :
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman luar negeri;
2. Mengetahui perkembangan tingkat penyerapan kegiatan yang dibiayai dari
pinjaman luar negeri;
3. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di
daerah sehingga diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
pelaksanaan SCBDP selanjutnya;
4. Menyusun alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi untuk
percepatan penyerapan dana pinjaman luar negeri.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM A. Deskripsi Pinjaman SCBDP
1. Project Name : Sustainable Capacity Building for
Decentralization Project (SCBDP)
2. Sumber dana : Asian Development Bank (ADB)
3. Credit/Loan No : 1964-INO (SF)
4. Terms and Conditions
- Grace Period : 10 tahun
- Maturity : 32 tahun
- Interest Rate : -
- Service Charge : 0.75% pa
5. Loan Amount : SDR 31,945,000.00
6. No Register : 10661901
7. Signing Date : 31 Juli 2003
8. Effective Date : 5 September 2003
9. Closing Date : 30 Juni 2009
10. Mekanisme penarikan
dana
: Direct Payment
11. Executing Agency : Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Departemen Dalam Negeri
12. Implementing Agency : 1. Departemen Dalam Negeri
- Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
- Badan Pendidikan dan Pelatihan
2. Lembaga Administrasi Negara
3. Badan Kepegawaian Negara
4. Kantor Menteri Negara PAN
5. 38 pemerintah kabupaten/kota di 10
propinsi
6. 10 pemerintah propinsi
3
B. Tujuan Kegiatan
Secara umum tujuan keseluruhan dari SCBDP adalah mendukung dan
meningkatkan kapasitas daerah antara lain :
1. Memberikan dukungan terhadap peningkatan kemampuan yang
berkesinambungan dari pemerintah daerah yang menjadi sasaran program
sehingga kapasitas operasional mereka semakin meningkat dalam hal (i)
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan yang secara mendasar dibutuhkan
masyarakat (ii) pemeliharaan prasarana-prasarana pokok masyarakat (iii)
pengembangan pembangunan ekonomi daerah (iv) program pengentasan
kemiskinan dan (v) prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik
(good governance);
2. Pengembangan sistem kelembagaan yang memadai serta pengembangan
kapasitas inti sumber daya manusia agar lebih berkemampuan untuk
menjawab kebutuhan pelaksanaan dan manajemen dari sistem pemerintah
daerah yang berorientasi pada kinerja;
3. Dukungan terhadap desentralisasi melalui perangkat pemerintahan daerah
yang lebih transparan, bertanggung jawab dan demokratis.
C. Lingkup kegiatan
Ruang lingkup kegiatan yang dibiayai oleh SCBDP meliputi :
1. Institusi (penguatan aspek organisasi, prosedur dan mekanisme kerja,
hubungan dan jaringan antarorganisasi dan proses pengambilan keputusan);
2. Individu (pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia/SDM);
3. Sistem (penguatan aspek sistem, kerangka peraturan dan kebijakan yang
mendukung atau membatasi pencapaian tujuan, termasuk penguatan sistem
manajemen SDM dan information communication technology).
4
D. Lokasi kegiatan
Lokasi sasaran kegiatan SCBDP ini meliputi 10 propinsi dan 37
kabupaten/kota yang terbagi dalam 3 batch yaitu :
1. Batch I terdiri dari 14 kabupaten/kota yang meliputi Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Sleman, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pemalang,
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lebak, Kabupaten Lampung
Utara, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Garut, Kabupaten Brebes,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Bantul dan Kota Medan.
2. Batch II dan III terdiri dari 10 propinsi dan 23 kabupaten/kota yang meliputi
Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Lampung,
Propinsi Banten, Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah, Propinsi DI
Yogyakarta, Propinsi Jawa Timur, Propinsi Sulawesi Tenggara dan Propinsi
Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Subang, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Malang, Kabupaten Buton, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Karo,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sragen,
Kabupaten Bau-Bau, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lombok Tengah,
Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk,
Kabupaten Sampang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lombok Barat,
Kabupaten Pandeglang dan Kota Cirebon.
E. Pelaksanaan kegiatan
1. Komponen Kegiatan dan Alokasi Dana
Loan Agreement No.1964-INO (SF) SCBDP dengan nilai komitmen (original
commitment) sebesar SDR.31,945,000.00 ditandatangani antara Pemerintah
Indonesia dan ADB pada tanggal 31 Juli 2003 berlaku efektif pada tanggal 5
September 2003 dan akan berakhir (closing date) pada tanggal 30 Juni 2009.
Komponen Kegiatan yang dibiayai pinjaman SCBDP ini meliputi 3 komponen,
yaitu :
5
a) Part A: Capacity Building Action Plan Development and Implementation
Mendukung kelembagaan/institusi mengembangkan rencana tindak
peningkatan kapasitas daerah, yaitu sebagai berikut :
(1) Mendukung pemerintah daerah terpilih penerima rencana tindak
peningkatan kapasitas daerah melalui :
- Meningkatkan kemampuan kelembagaan/institusi yang telah ada;
- Mendorong penerapan rencana tindak peningkatan kapasitas
daerah;
- Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka
pelaksanaan proyek.
(2) Mendukung pemerintah daerah di luar yang telah terpilih dengan cara :
- Melakukan persiapan dukungan teknis untuk penilaian dasar
proposal rencana tindak peningkatan kapasitas daerah;
- Mengidentifikasi kapasitas kelembagaan/institusi yang perlu
ditingkatkan untuk mendukung pengembangan rencana tindak
peningkatan kapasitas daerah;
- Meningkatkan sumber daya manusia;
- Mengembangkan sistem monitoring, sistem manajemen, asset-
asset pemerintah daerah, pembiayaan dan penganggaran.
a) Part B : Capacity Building of Service Providers
Memperbaiki kapasitas penyedia jasa domestik melalui :
(1) Membangun pasar yang efisien pada pemerintah daerah terpilih
sehingga memperoleh (i) harga yang kompetitif (ii) berkualitas (iii) dan
termasuk produk yang dihasilkan oleh partisipasi sektor swasta
bersama-sama dengan pelayanan pendidikan dan pelatihan tradisional
sebagai mitra;
(2) Mengembangkan (i) kurikulum baru (ii) ToT (iii) hasil yang baik untuk
produk yang telah jelas spesifikasinya;
6
(3) Mendampingi Badan Pelatihan dalam mendesign kurikulum bahan
pelatihan dalam rangka ToT;
(4) Ketentuan-ketentuan investasi modal dengan bunga yang rendah dari
dana yang berdaur ulang.
b) Part C : Information and Communication Technologi (ICT) Supported
Coordination, Management and Standard Setting
Menyusun struktur koordinasi para stakeholder (Ministry of Home Affairs-
MOHA, Lembaga Administrasi Negara-LAN, Region Government) melalui
teknologi informasi dan komunikasi, sebagai berikut :
(1) Sumber data proyek berkedudukan di LAN dan berhubungan dengan
tingkat propinsi, sampai dengan tingkat penyedia jasa;
(2) Peningkatan koordinasi antara pihak-pihak yang berhubungan dengan
kegiatan SCBDP.
Adapun rincian dana pinjaman per kategori saat ini adalah sebagai
berikut:
Amount Allocated (SDR) No Item
Category Subcategory
1. Equipment and
Installation for ICT
System
3,132,000
2. Consulting Services 26,821,000
2A. Capacity-Building
Implementation
25,738,000
2B. Capacity Building for
Service Providers
1,083,000
3. Interest Charge 838,000
4. Unallocated 1,154,000
Total 31,945,000
7
2. Perkembangan Pencairan dan Penarikan Dana Pinjaman
Berdasarkan data pada tata usaha Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan
Setelmen, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, tingkat penyerapan dana
pinjaman SCBDP per tanggal 31 Agustus 2008 adalah sebagai berikut :
Amount
(SDR)
Disbursed
(SDR)
% Undisbursed
(SDR)
%
SCBDP 31,945,000.00 4,470,220.56 13.99 27,474,779.44 86.01
Dari tabel tersebut di atas, diperoleh informasi bahwa tingkat penyerapan
pinjaman selama ± 5 tahun (dari 5 tahun 9 bulan yang direncanakan) setelah
berlaku efektif relatif kurang menggembirakan hanya sebesar 13.99% dari
nilai komitmen, sedangkan waktu yang terpakai (elapsed time) telah
mencapai 85,74%. Apabila dilakukan perhitungan progress varian (PV)
terhadap pinjaman tersebut akan diperoleh nilai sebesar –72,96%, sehingga
pinjaman tersebut dapat dikategorikan sebagai very slow disbursement.
8
BAB III
LAPORAN HASIL UJI PETIK KE LOKASI KEGIATAN
Dalam pelaksanaan kunjungan Tim Monitoring dan Evaluasi Pinjaman dan
Hibah Luar Negeri (PHLN) yang beranggotakan perwakilan dari Direktorat Evaluasi,
Akuntansi dan Setelmen (Direktorat EAS) dan Direktorat Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri (Direktorat PHLN) serta Tim Konsultan pada Central Project Management
Officer (CPMO) SCBDP – Departemen Dalam Negeri telah dilakukan serangkaian
pertemuan dengan pelaksana kegiatan pada 16 kabupaten/kota terpilih yaitu terdiri
dari 11 kabupaten/kota pada batch I dan 5 kabupaten/kota pada batch II.
Dalam pertemuan dimaksud, diperoleh beberapa informasi dan masukan
terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai SCBDP sebagai berikut :
A. Batch I
1. Kota Palembang
a) Umum
(1) Kota Palembang Ibukota Propinsi Sumatera Selatan merupakan kota
yang masuk pada batch I.
(2) Bertindak sebagai Project Implementing Unit (PIU) kegiatan SCBDP
Kota Palembang adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kota Palembang.
(3) Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat EAS dan Direktorat PHLN
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan
melakukan on site visit ke Kota Palembang pada tanggal 21–22
Agustus 2008 yang kemudian diteruskan ke Kabupaten Ogan
Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan yang beranggotakan empat
orang dalam satu tim.
(4) Untuk proyek ini terdapat dana pusat (80 persen dari Rp.7,9 milyar
atau Rp.6,32 milyar), dana pendamping (20 persen dari nilai pinjaman
yang diperoleh yaitu kurang lebih Rp.1,58 milyar) dengan rencana
9
waktu pelaksanaan kurang lebih 36 bulan atau tiga tahun dimulai dari
kontrak bulan Juni 2006.
b) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Direncanakan pada bulan Oktober 2009 akan diselesaikan final report.
(2) Ada 79 kegiatan selama 36 bulan (tiga tahun), di mana 57 kegiatan
diantaranya berupa kegiatan diklat.
(3) Adapun kegiatan yang direncanakan adalah dalam tiga bentuk :
- kajian;
- provisional sum atau pembangunan sistem informasi;
- pendidikan dan pelatihan/diklat (57 kegiatan) yang direncanakan
akan dimulai setelah lebaran.
c) Kendala
(1) Terjadi permasalahan dengan team leader, dimana team leader yang
ada adalah seorang Doktor, yang kurang dapat bersinergi dengan
pihak penerima manfaat dalam hal ini Bappeda Kota Palembang,
sehingga pada saat diadakannya kegiatan on site sedang dalam
proses penggantian team leader di Jakarta. Saat ini ada team leader
pengganti sambil menunggu adanya team leader tetap. Team leader,
resmi mengundurkan diri per 15 Agustus 2008. Hal ini menjadi salah
satu penyebab lambatnya kegiatan di Kota Palembang.
(2) Pelaksanaan diklat untuk eselon II terkendala waktu, terutama dalam
hal durasi waktu diklat yang tidak mungkin diadakan dalam waktu
panjang (lebih dari enam hari atau 6-12 hari) sesuai dengan yang
diminta dalam ToR/dokumen kontrak. Hal ini sangat tidak
memungkinkan mengingat kesibukan masing-masing. Oleh karena itu,
yang dilakukan oleh pihak penyelenggara adalah menyesuaikan waktu
diklat melalui amandemen kontrak (MoA) di mana dalam satu waktu
diklat diadakan kurang lebih satu atau dua hari saja.
10
2. Kabupaten Ogan Komering Ilir
a) Umum
(1) Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan merupakan
kota yang masuk pada Batch I.
(2) Bertindak sebagai PIU kegiatan SCBDP Kabupaten Ogan Komering Ilir
Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ilir.
(3) Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat EAS dan Direktorat PHLN
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan
melakukan on site visit ke Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 22–23
Agustus 2008 yang beranggotakan empat orang dalam satu tim.
(4) Mekanisme kerja yang bersifat estafet, tidak bisa paralel, dimulai dari
tahun 2004, 2005 dan masa lelang. Setelah kontrak ditandatangani
barulah dimulai pekerjaan implementasi CBAP (Paket C2).
b) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Dari target 43 kegiatan pada tahun 2007, terdapat 17 kajian dan 1
pelatihan yang sudah tercapai. Diperkirakan Desember 2008 s.d.
Maret 2009, dapat dilakukan kurang lebih 20 kegiatan, di mana 20
kegiatan inilah yang nantinya akan bisa ditagihkan. Target kegiatan
akan berakhir pada Desember 2008 dari rencana awal Maret 2009,
sehingga ada waktu sekitar tiga bulan untuk kegiatan evaluasi dan
pelaporan, di mana kegiatan rata-rata sekitar enam kegiatan setiap
bulannya. Untuk tahun 2007 kegiatan yang tidak mencapai target
adalah 8 kajian, 5 provisional sum, 1 pelaksanaan monitoring dan
evaluasi dan 25 pelatihan C1
(2) Kegiatan ini diperkuat dengan peraturan daerah (perda) dan peraturan
bupati (perbup). Sudah ada sembilan perbup, seperti misalnya: (1)
tupoksi (masukkan dari SCBD) Dinas, Badan, Kantor Sekretariat; (2)
Simtap (sistem pembangunan satu atap), sudah dalam bentuk tupoksi
Badan (Badan Perizinan dan Penanaman Modal yang akan diperluas
dengan sembilan buah perizinan lainnya).
11
(3) Tahapan pelaksanaan dari pekerjaan, sesuai juklak, juknis di mana
setelah menyelesaikan pekerjaan 100 persen, baru bisa dilakukan
pencairan dana.
(4) Total alokasi dana dalam DIPA tahun 2007 dan 2008 adalah Rp.7,855
milyar dengan realisasi tahun 2007 adalah Rp.2,563 milyar atau
40,24%. DIPA tahun 2008 belum ada realisasi.
(5) Total dana pendamping dan dana penunjang tahun 2007 dan 2008
adalah Rp.2,609 milyar dan perkiraan tahun 2009 adalah Rp.605,018
juta.
c) Kendala
(1) Dalam berbagai tahapan proses tender, ada NOL yang dikeluarkan
oleh ADB yang memakan waktu cukup lama, kurang lebih satu hingga
tiga bulan, di mana dengan sistem kerja yang estafet, hal ini
menjadikan progress kerja berikutnya menjadi terganggu. Dalam
proses negosiasi yang terdapat dalam kontrak, ini juga harus
mendapatkan persetujuan dari ADB. Proses NOL terjadi sampai
berbulan-bulan, dimulai dari awal tahun 2005.
(2) Lambatnya proses penyusunan kurikulum hasil Paket C1 (kurang lebih
satu tahun, dari awal 2007 sampai dengan awal tahun 2008)
d) Saran
Berdasarkan kendala tersebut di atas, PIU mengharapkan dalam
kaitannya dengan proses tender agar penerbitan NOL tidak terlalu lama,
sehingga dalam proses penyelesaian pekerjaan yang estafet tidak
menyebabkan keterlambatan untuk proses kegiatan berikutnya.
3. Kota Medan
a) Umum
Pemantauan kegiatan SCBDP Kota Medan dilakukan oleh 2 pegawai
12
Direktorat EAS, 2 orang pegawai dari Direktorat PHLN dan Kepala
Subdirektorat pada Direktorat Portofolio dan Resiko Utang (Direktorat
PRU) yang dilaksanakan pada tanggal 21 s.d 23 Agustus 2008.
Bertindak sebagai PIU kegiatan SCBDP di Kota Medan adalah
Bappeda Kota Medan. Dalam pelaksanaanya SCBDP Kota Medan
yang termasuk dalam kelompok batch I dimulai sejak tahun 2003
namun baru bisa menandatangani kontrak dengan konsultan
pelaksana pada tanggal 12 Januari 2007.
b)
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Pelaksanaan kegiatan SCBDP Kota Medan pada tahun 2007
baru memasuki tahapan awal dari pelaksanaan SCBDP Kota
Medan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh
terlambatnya pelaksanaan penandatanganan kontrak dengan
konsultan pelaksana. Adapun kegiatan yang direncanakan
pada tahun 2007 terdiri dari :
- Audit kinerja Pemerintah Kota Medan;
- Survey kepuasan pelanggan masyarakat;
- Survey kepuasan dunia usaha;
- Penyusunan kerangka kebijakan penyelenggaraan
pemerintah yang bersih;
- Penyusunan kerangka kebijakan standar pelayanan
minimum;
- Penyusunan kerangka strategis peningkatan kapasitas
Pemerintah Kota Medan;
- Penyusunan kerangka keadilan dan kesetaraan gender;
- Penyusunan pedoman standar pelayanan minimum;
- Penyusunan pedoman sistem perencanaan;
- Penyusunan job deskripsi jabatan struktural dan staf;
- Penyusunan sistem pelacakan Pemerintah Kota Medan;
- Penyusunan sistem dan prosedur tahap pemantauan dan
13
pengukuran kegiatan peningkatan kapasitas;
- Penyusunan sistem evaluasi dan pelaporan peningkatan
kapasitas;
- Penyusunan standar penilaian dan evaluasi kinerja
pegawai;
- Penyusunan rencana induk pengembangan sumber daya
aparatur Pemerintah Kota Medan;
Dari 15 kegiatan yang direncanakan pada tahun 2007, baru 3
kegiatan yang telah mencapai target yaitu :
- Audit kinerja Pemerintah Kota Medan;
- Survei kepuasan pelayanan masyarakat dan;
- Survei kepuasan pelayanan dunia usaha.
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pelaksanaan
SCBDP Kota Medan antara lain :
- keterlambatan pencairan uang muka;
- adanya keragu-raguan tentang pelaksanaan proyek
sebelum memorandum of agreement (MoA) I
ditandatangani sehingga membuat pelaksana proyek
kurang antusias terhadap pelaksanaan proyek;
- penyusunan ruang lingkup dan muatan proyek diharapkan
dapat benar-benar berguna dan implementatif sehingga
membutuhkan pertimbangan yang matang dan waktu yang
lama.
Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun
anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.606.170.000,00 1.388.912.000,00
2. Pendamping (s.d. 2007)
- -
3. Penunjang (s.d. 2007)
250.000.000,00 -
14
(2)
Tahun 2008
Pada tahun 2008 PIU SCBDP Kota Medan mengharapkan
dapat melaksanakan dan mengimplemantasikan rencana kerja
yang telah dibuat sehubungan dengan closing date pinjaman
yang sudah dekat. Dalam pelaksanaanya ada beberapa hal
yang menjadi sasaran dari implementasi kegiatan SCBDP
Kota Medan yaitu :
- persetujuan inception reports yang akan ditindaklanjuti
dengan MoA I;
- persetujuan annual report yang akan ditindaklanjuti dengan
MoA II setelah persetujuan inception report;
- penyelesaian kegiatan non diklat dan kegiatan diklat.
Guna mewujudkan sasaran yang ingin dicapai tersebut di atas
SCBDP Kota Medan melaksanakan beberapa kegiatan yaitu :
(a) Kegiatan non diklat yang meliputi :
- Penyusunan ToR kegiatan;
- Menyusun rencana kerja untuk pelaksanaan kegiatan;
- Menyusun draft laporan akhir;
- Melakukan lokakarya yang akan dihadiri oleh seluruh
stakeholder;
- Menyerahkan laporan akhir dari seluruh kegiatan non
diklat.
(b) Kegiatan diklat sebanyak 21 kegiatan diklat, demi
kelancaran kegiatan diklat ini maka PIU SCBDP Kota
Medan melakukan beberapa kegiatan antara lain :
- Mengirim tenaga pengajar untuk mengikuti pelatihan
ToT;
- Melakukan penyesuaian diklat (antara kontrak dengan
paket C-1 dan modul yang diterima dari CPMO);
- Memperbanyak modul diklat.
15
Dari beberapa sasaran dan kegiatan yang telah dilaksanakan
diharapkan pada akhir tahun 2008 seluruh kegiatan diklat
dapat diselesaikan dan minimal 70% dari kegiatan non diklat
tercapai, untuk itu diperkirakan dibutuhkan dana sekitar
Rp.2.580.180.000,00. Namun dalam pelaksanaannya terdapat
beberapa kendala yang dihadapi yaitu :
- penyusunan, pembahasan hingga persetujuan terhadap
annual report yang ditindaklanjuti dengan MoA II sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan tahun 2008 masih dalam
proses;
- durasi waktu untuk kontrak tenaga ahli yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan dirasakan kurang memadai.
Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kota Medan,
dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.100.000.000,00 -
2. Pendamping 650.000.000,00 -
3. Penunjang 175.000.000,00 -
(3)
Tahun 2009
Sehubungan dengan closing date pinjaman ADB
No.1964-INO (SF) pada tanggal 31 Juli 2009 maka
pelaksanaan proyek diharapkan dapat diselesaikan sebelum
tanggal closing date tersebut. Pada tahun 2009 akan
dilanjutkan pelaksanaan seluruh kegiatan yang belum
terselesaikan pada tahun 2008. Guna mendukung kegiatan
tersebut telah dialokasikan dana yang relatif lebih besar
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan
perkiraan sebagai berikut :
Pagu Indikatif
1. DIPA 4.455.648.000,00
2. Pendamping 1.086.140.000,00
3. Penunjang 250.000.000,00
16
c)
Usul, Saran, dan Masukan
Sebagai daerah yang termasuk dalam kelompok batch I, maka
perkembangan pelaksanaan SCBDP Kota Medan tergolong lambat.
Hal ini selain masalah yang telah di jelaskan di atas, saat ini
Pemerintah Kota Medan juga menghadapi masalah intern
menyangkut masalah hukum yang melibatkan pemimpinnya
(Walikota dan Wakil Walikota Medan). Hal ini membuat seluruh
jajaran Pemerintah Kota Medan termasuk PIU SCBDP sangat
berhati-hati terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan apalagi
yang menyangkut legal aspect dari kegiatan tersebut. Berkaitan
dengan hal tersebut PIU SCBDP menyarankan agar persetujuan
(NOL) yang dimintakan oleh PIU SCBDP Kota Medan kepada
CPMO agar segera dapat diselesaikan, sehingga PIU SCBDP Kota
Medan mempunyai landasan hukum untuk menyelesaikan pekerjaan
yang berkaitan dengan pelaksanaan SCBDP di Kota Medan.
4. Kabupaten Pemalang
a) Umum
Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Pemalang dilaksanakan
oleh 4 orang staf Direktorat EAS pada tanggal 20 Agustus 2008.
Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP pinjaman
ADB No.1964-INO (SF) secara struktural ditempatkan pada
Bappeda Kabupaten Pemalang. Sebagai wujud komitmen terhadap
keikutsertaannya dalam kegiatan SCBDP, PIU Kabupaten
Pemalang telah mengintegrasikan Capacity Building Action Plans
(CBAP)-nya ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) berdasarkan Perda No.2 Tahun 2006 dengan
nama Program Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam
rangka Desentralisasi yang merupakan bagian dari Program
Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah guna Perwujudan
Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Prima dengan rencana
17
pembiayaan selama 5 tahun dengan penyediaan dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) direncanakan sebesar
Rp20.905.150.000,00.
SCBDP Kabupaten Pemalang termasuk dalam batch I, dan
kegiatannya telah dimulai sejak tahun 2004, namun demikian untuk
kegiatan yang sumber dananya dari pinjaman ADB No.1964-INO
(SF) Kabupaten Pemalang baru memulai tahun 2006.
b)
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Sampai dengan tahun 2007 Kabupaten Pemalang
merencanakan sebanyak 20 (dua puluh) jenis kegiatan, terdiri
dari :
- Penyusunan mekanisme kebijakan kepemerintahan yang
baik (good governance);
- Penyusunan mekanisme pemerataan dan kesetaraan
gender;
- Audit kinerja pemerintah daerah;
- Survei dan analisis kepuasan pelanggan (CSS);
- Monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan kapasitas;
- Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
tentang kepemerintahan yang baik;
- Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk
teknis (juknis) serta sosialisasi raperda penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik;
- Penyusunan panduan monitoring implementasi RPJMD;
- Pengadaan dan pemasangan software SIM aset daerah;
- Pengadaan dan pemasangan software SIM APBD berbasis
kinerja;
- Pengadaan dan pemasangan software sistem informasi
akuntansi keuangan daerah;
- Pengadaan dan pemasangan software SIM kepegawaian
daerah;
18
- Pengadaan dan pemasangan software SIM pelayanan satu
atap/satu pintu;
- Penyusunan mekanisme pelatihan dan pengembangan
staf;
- Pengembangan sistem informasi pegawai;
- Inventarisasi komposisi jabatan, diklat, gender, urutan
kepangkatan;
- Penyusunan sistem kompetensi jabatan struktural dan
fungsional;
- Penyusunan pedoman khusus pengembangan karir
manajemen SDM dan pengembangan instrumen penilaian
kerja pegawai;
- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan struktural;
- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan fungsional.
Dari 20 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, terdapat 3
kegiatan provisional sum yang dibatalkan karena ternyata
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait telah dan
sedang mengembangkan sendiri dengan menggunakan APBD
murni yaitu :
- Pengadaan dan pemasangan software SIM APBD berbasis
kinerja;
- Pengadaan dan pemasangan software SIM akuntansi
keuangan daerah;
- Pengadaan dan pemasangan software SIM kepegawaian
daerah.
Terdapat 2 kegiatan pelaksanaan study yang
ditunda/ditangguhkan pelaksanaannya karena dinilai oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan kegiatan
duplikasi yaitu kegiatan :
- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan struktural;
- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan fungsional dan
staf.
19
Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007, Kabupaten
Pemalang mengalami kendala atau hambatan yaitu :
- PIU terasa kurang responsif dan kurang kontribusinya
terhadap pelaksanaan CBAP;
- Tim Teknis kurang memfasilitasi pelaksanaan pembahasan
laporan-laporan hasil pelaksanaan CBAP;
- Tingginya tingkat kesibukan para pejabat pemerintah
kabupaten hingga terasa para pejabat kurang komitmen
terhadap pelaksanaan CBAP.
Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun
anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 4.551.803.000,00 2.431.949.901,00
2. Pendamping
(s.d. 2007)
1.334.000.000,00 215.297.821,00
3. Penunjang
(s.d. 2007)
266.000.000,00 -
(2)
Tahun 2008
Pada tahun 2008 Kabupaten Pemalang telah memprogramkan
kegiatan pelaksanaan CBAP sebanyak 28 kegiatan diklat dan
13 kegiatan non diklat yang meliputi 1 kegiatan mengenai
kerangka peningkatan kapasitas, 11 Kegiatan mengenai
perkuatan kelembagaan, 1 kegiatan mengenai pengelolaan
SDM dan 28 kegiatan mengenai pengembangan SDM, yaitu
sebagai berikut :
(a) Kerangka peningkatan kapasitas :
- Monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan
kapasitas.
(b) Perkuatan kelembagaan :
- Survei identifikasi potensi riil pendapatan asli daerah;
- Monitoring dan evaluasi pemanfaatan alokasi dana
desa (ADD);
20
- Monitoring dan evaluasi pembangunan daerah;
- Implementasi SMM (ISO 9001:2000) di UPPI Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Pemalang;
- Penyusunan rancangan stem informasi manajemen
(SIM) pengentasan kemiskinan;
- Penyusunan rancangan SIM pengembangan ekonomi
lokal dan regional;
- Pembangunan software SIM infrastruktur;
- Pembangunan software SIM perencanaan
pembangunan daerah;
- Pembangunan software SIM aset daerah;
- Pembangunan software SIM pelayanan satu pintu;
- Pembangunan software sistem informasi geografis;
- Manajemen / pengelolaan SDB;
- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan fungsional
dan staf.
(c) Pengembangan sumber daya manusia
- Diklat analisis kebutuhan akan diklat (AKAD);
- Pelatihan kepemerintahan dan etika yang baik;
- Pelatihan manajemen aset daerah;
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah dan
pengentasan kemiskinan;
- Pelatihan hubungan masyarakat;
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah;
- Pelatihan kepemerintahan dan etika yang baik;
- Pelatihan pelayanan publik, akuntabilitas dan
pengelolaan mutu;
- Pelatihan AKIP;
- Pelatihan pengembangan organisasi pemerintah
daerah;
- Pelatihan teknologi informasi dan komunikasi;
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi;
- Pelatihan humas;
- Pelatihan formulasi renstra;
21
- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM;
- Pelatihan teknologi informasi dan komunikasi;
- Pelatihan perencanaan dan manajemen keuangan;
- Pelatihan pelayanan publik, akuntabilitas dan
pengelolaan mutu;
- Pelatihan kepemerintahan dan etika yang baik;
- Pelatihan AKIP;
- Pelatihan manajemen keuangan;
- Pelatihan manajemen SDM;
- Pelatihan aset daerah;
- Pelatihan penyusunan peraturan perundang-undangan;
- Pelatihan perlindungan lingkungan;
- Pelatihan evaluasi pasca diklat;
- Pelatihan analisis beban kerja pegawai;
Pelatihan tata cara pengadaan barang/jasa pemerintah
dan sertifikasinya.
Sampai dengan tanggal 20 Agustus 2008, kinerja kegiatan
tersebut secara fisik telah mencapai 56 persen. Namun
demikian sampai dengan akhir tahun 2008, kegiatannya
diharapkan dapat diselesaikan 82 persen.
Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Pemalang,
dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1,486.196.000,00 444.746.997,00
2. Pendamping 667.000.000,00 133.299.108,00
3. Penunjang 133.000.000,00 -
Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten
Pemalang menghadapi kendala/masalah :
- Hasil yang telah dicapai pada tahun I yang memerlukan
tindak lanjut perlu diaplikasikan pada tahun II belum
dimanfaatkan secara maksimal misalnya pada software
SIM aset derah;
22
- Pelaksanaan kegiatan provisional sum masih terhambat
karena adanya pembatalan dan penggantian judul kegiatan
dan adanya perubahan prosedur dari pengadaan/
pelelangan ke prosedur seperti pelaksanaan studi pada
umumnya;
- Lambannya proses atau penyelesaian pencairan dana dari
ADB (satu kali invoice, dana baru dapat diterima oleh
rekanan setelah dua sampai tiga bulan).
(3) Tahun 2009
Tahun anggaran 2009 Kabupaten Pemalang menetapkan
target atau sasaran yaitu menyelesaiakan kegiatan SCBDP
pinjaman ADB No.1964-INO (SF) sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dalam kontrak. Seluruh kegiatan diyakini
akan dapat diselesaikan pada Bulan Juli 2009.
Adapun kegiatanya terbagi dalam dua bagian yaitu :
- Penyelesaian kegiatan carry over yang merupakan
kegiatan yang belum dapat diselesaikan pada tahun
sebelumnya, seperti Implementasi SMM 9001:2000 di
UPPI Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pemalang,
penyusunan data pokok berbasis sistem informasi
geografis (GIS) dan lain-lain;
- Melaksanakan kegiatan yang belum pernah dilakukan pada
tahun sebelumnya, namun jenis kegiatannya telah tertuang
dalam inception/annual report seperti kegiatan pengadaan
provisional sum dan lain-lain.
c)
Usul, Saran, Masukan
(1) Agar proses pencairan dana melalui mekanisme direct payment
oleh ADB lebih dipercepat guna memperlancar pelaksanaan
kegiatan SCBDP Kabupaten Pemalang;
(2) Peningkatan koordinasi antara SCBDP pusat dan daerah guna
23
percepatan pelaksanaan kegiatan SCBDP Kabupaten
Pemalang.
5. Kabupaten Lebak
a) Umum
Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Lebak dilaksanakan oleh
4 orang staf Direktorat EAS pada tanggal 25 Agustus 2008.
Di wilayah ini Ketua PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP
pinjaman ADB No.1964-INO (SF) adalah Asisten Pemerintahan
Sekda Kabupaten Lebak
SCBDP Kabupaten Lebak termasuk dalam batch I, dan
kegiatannya telah dimulai sejak tahun 2004, namun demikian untuk
kegiatan yang sumber dananya dari pinjaman ADB No.1964-INO
(SF), Kabupaten Lebak baru memulai tahun 2006.
b)
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Sampai dengan tahun 2007 Kabupaten Lebak merencanakan
sebanyak 8 (delapan) jenis program kerja, terdiri dari :
- Penyiapan inception report;
- Pengelolaan studi / kaji tindak yang meliputi penyiapan
KAK 22 study, pelaksanaan supervisi, monitoring, evaluasi,
fasilitasi, pelaporan dan laporan akhir studi;
- Persiapan awal diklat inti untuk tahun II;
- Persiapan provisional sum;
- Persiapan daft peraturan daerah CBAP;
- Pelaksanaan rencana tindak gender;
- Penyusunan laporan bulanan, triwulanan, tahunan,
monitoring dan evaluasi;
- Nota kesepakatan ke – 1 (MoA) amandemen Kontrak
24
Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007 ini, Kabupaten
Lebak mengalami kendala atau hambatan yaitu :
- Implementasi kegiatan tidak tepat waktu antara
perencanaan pada KAK dengan realisasinya yang
disebabkan antara lain sebagian besar provider berada di
luar propinsi lokasi kegiatan, validasi data yang memakan
waktu lama, kesibukan-kesibukan responden;
- Adanya masalah-masalah pribadi tenaga ahli tertentu
sehingga tidak dapat meneruskan ikatan kerja dengan
implementasi CBAP Kabupaten Lebak.
Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun
anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 4.161.328.000,00 1.655.219.000,00
2. Pendamping 995.654.250,00 -
3. Penunjang 100.000.000,00 -
(2)
Tahun 2008
Pada tahun 2008 Kabupaten Lebak merencanakan 2 kegiatan
utama yaitu :
(a) Kaji tindak sejumlah 2 unit kegiatan
- Penyusunan pengembangan investasi Kabupaten
Lebak;
- Penyusunan strategi pengembangan dan sumber
pendapatan daerah.
(b) Kegiatan diklat sebanyak 20 unit kegiatan
- Pelatihan kepemerintahan yang baik;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik (Eselon III);
- Pelatihan kepemerintahan yang baik (Eselon IV);
- Pelatihan pelayana publik dan akuntabilitas;
- Pelatihan pelayanan masyarakat (Eselon III);
- Pelatihan pelayanan masyarakat (Eselon IV);
25
- Pelatihan manajemen ekonomi daerah;
- Pelatihan manajemen proyek (Eselon IV);
- Pelatihan pengembangan organisasi;
- Pelatihan pengembangan organisasi (Eselon III);
- Pelatihan pengembangan organisasi (Eselon IV);
- Pelatihan manajemen asset;
- Pelatihan manajemen asset;
- Pelatihan pengenalan bidang gender (Eselon IV);
- Pelatihan AKIP;
- Pelatihan AKIP (Eselon III);
- Pelatihan AKIP (Eselon IV);
- Pelatihan perencanaan dan manajemen ekonomi
daerah;
- Pelatihan perencanaan keuangan;
- Pelatihan administrasi umum;
Sampai dengan tanggal 20 Agustus 2008, kinerja kegiatan
tersebut telah mencapai 30 persen.
Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Lebak,
dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.486.196.000,00 1.055.306.353,00
2. Pendamping 995.654.250,00 490.173.804,00
3. Penunjang 100.000.000,00 -
Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten Lebak
menghadapi kendala/masalah :
- Ketersediaan dana DIPA Tahun 2008 hanya sebesar
Rp.1.486.196.000,00 sehingga tidak mampu membiayai
keseluruhan kegiatan yang direncanakan akan
dilaksanakan pada tahun tersebut;
- Lambannya proses atau penyelesaian pencairan dana dari
ADB (satu kali invoice, dana baru dapat diterima oleh
rekanan setelah dua sampai tiga bulan).
26
(3)
Tahun 2009
Tahun anggaran 2009 Kabupaten Lebak menetapkan target
atau sasaran 2 kegiatan utama yaitu : i) 3 unit kegiatan kaji
tindak ii) 35 kegiatan pelatihan, sebagai berikut :
(a) Kegiatan kaji tindak
- Audit kinerja pemerintah daerah Kabupaten Lebak
- Survey kepuasan pelanggan, CSS
- Sistem manajemen penerimaan daerah (SIMPADA).
(b) Kegiatan pelatihan
- Manajemen & pengembangan SDM (eselon II);
- Pengembangan organisasi dan manajemen SDM
(eselon III);
- Manajemen dan pengembangan SDM (eselon IV);
- Perencanaan ekonomi daerah (eselon IV);
- Penelusuran & manajemen penilaian lingkungan;
- Planning and regional development (eselon II);
- Formulasi renstra (eselon III);
- Formulasi renstra (eselon IV);
- Teknologi informasi & komunikasi (eselon III);
- Manajemen informasi (eselon III);
- Teknologi informasi dan komunikasi (eselon IV);
- Etika pemerintahan (eselon IV);
- Sistem informasi manajemen (eselon IV);
- Hubungan masyarakat (eselon II);
- Hubungan masyarakat (eselon III);
- Hubungan masyarakat (eselon IV);
- Pengentasan kemiskinan (eselon II);
- Pengentasan kemiskinan (eselon III);
- Pengentasan kemiskinan (eselon IV);
- Manajemen asset-1 (eselon IV);
- Peningkatan pendapatan daerah (eselon IV);
- Pengenalan bidang gender (eselon II);
27
- Pengenalan bidang gender (eselon III);
- Jaring pengaman sosial (eselon IV);
- Manajemen keuangan bagi para ahli non keuangan
(eselon II);
- Manajemen kebijakan publik (eselon III);
- Manajemen keuangan (eselon IV);
- Kursus manajemen keuangan (non eselon);
- Kursus pengembangan SDM (non eselon);
- Kursus manajemen asset-2 (non eselon);
- Kursus penyusunan ketentuan hukum (non eselon);
- Manajemen proyek (eselon III);
- Analisis potensi daerah-1 (eselon III);
- Manajemen mutu (eselon IV);
- Peningkatan pendapatan daerah (eselon II);
- Manajemen ekonomi rakyat (eselon III);
- Manajemen ekonomi rakyat (eselon IV);
- Analisis potensi daerah-2 (eselon IV);
c) Usul, Saran, Masukan
(1) Untuk mempercepat proses pengajuan invoice, agar CPMO
menerbitkan petunjuk teknis yang jelas termasuk apa saja
dokumen pendukungnya;
(2) Proses Revisi DIPA agar dipercepat karena ketersediaan dana
pada DIPA Tahun 2008 tidak mencukupi untuk membiayai
seluruh kegiatan SCBDP Kabupaten Lebak
(3) Proses pencairan dana dari ADB agar dipercepat supaya
kegiatan implementasi CBAP dapat mencapai target yang
diharapkan.
6. Kabupaten Bantul
a) Umum
Pemantauan kegiatan implementasi CBAP pada SCBDP Kabupaten
28
Bantul dilaksanakan oleh 2 (dua) orang pejabat dan 1 (satu) orang
staf Direktorat EAS, serta 1 (satu) orang staf Direktorat PHLN pada
tanggal 27 Agustus 2008.
Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan implementasi CBAP
pada SCBDP pinjaman ADB No.1964-INO (SF) secara struktural
ditempatkan pada Bappeda Kabupaten Bantul.
SCBDP Kabupaten Bantul termasuk dalam batch I, dan kegiatan
implementasi Capacity Building Action Plans (CBAP ) di
Pemerintahan Kabupaten Bantul pada SCBDP telah dimulai
setelah PIU Kabupaten Bantul mengeluarkan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) No.08/PIU/SCBDP/IV/2006 tanggal 21 April 2006
yaitu pada tanggal 28 April 2006.
b) Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Tahun 2007 Kabupaten Bantul merencanakan sebanyak 20
jenis kegiatan implementasi CBAP komponen 1, 2, dan 3, dan
beberapa diklat, terdiri dari :
- Penyempurnaan materi rencana pembangunan jangka
menengah Kabupaten Bantul 2006-2010;
- Audit kinerja pemerintah daerah (Angkatan I);
- Survei kepuasan masyarakat (Angkatan I);
- Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas (Angkatan
I);
- Evaluasi perda mengenai kelembagaan, peraturan bupati
tentang penjabaran tugas dan fungsi, peraturan bupati
tentang uraian tugas unit kerja;
- Penyusunan sistem dan prosedur penanggulangan dan
pengentasan kemiskinan;
- Penyusunan pedoman pemberdayaan PNS perempuan;
- Penyusunan peta jabatan;
29
- Penyusunan standar kebutuhan dan kualifikasi jabatan;
- Inventarisasi tata naskah dan kepustakaan dokumen
kepegawaian;
- Inventarisasi komposisi PNS berdasarkan jabatan, gender,
diklat dan urutan kepangkatan;
- Penyusunan sistem kompetensi jabatan struktural;
- Penyusunan sistem kompetensi jabatan fungsional;
- Penyususnan pedoman khusus pengembangan karier;
- Penerbitan uraian tugas unit kerja jabatan struktural;
- Penerbitan uraian tugas unit kerja jabatan fungsional;
- Penyusunan pedoman pemberian reward dan punishment;
- Penyusunan mekanisme manajemen pelatihan;
- Analisis kebutuhan akan diklat;
- Study penyusunan strategi pendanaan progran
peningkatan kapasitas;
- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon II);
- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon III);
- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon IV);
- Diklat teknis kepemerintahan yang baik;
- Diklat teknis kepemerintahan yang baik, etika pemerintah,
pelayanan publik dan akubtabilitas;
- Diklat teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat;
- Diklat teknis pengembangan daerah;
- Diklat teknis pengembangan organisasi pemerintahan
daerah;
- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon III);
- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon IV dan staf);
- Diklat teknis manajemen proyek;
- Diklat teknis manajemen dan pengembangan SDM.
Dari keseluruhan jenis kegiatan implementasi CBAP yang
direncanakan tersebut, status kemajuan pelaksanaan fisik
seluruh kegiatan sampai akhir tahun 2007 di luar CBAP
komponen 4 (diklat inti) adalah selesai 20 kegiatan atau sudah
mencapai 100% artinya bahwa laporan akhir dari pelaksanaan
30
kegiatan implementasi CBAP sudah disampaikan dan disetujui
PIU. Sedangkan pelaksanaan seluruh kegiatan implementasi
CBAP komponen 4 akan difokuskan pelaksanaannya pada
tahun 2008 dan 2009.
Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan implementasi
(CBAP) Komponen 4 yaitu pendidikan dan pelatihan dari target
yang telah direncanakan, antara lain disebabkan :
- Kurikulum dan modul diklat inti yang dikembangkan oleh
Konsultan Paket C1 belum selesai, sehingga tidak bisa
diketahui bahan ajar dan jam pelajaran dari masing-masing
mata pelajaran diklat (berdasarkan informasi kurikulum dan
modul diklat inti, baru diterima pada bulan Januari 2008);
- Tenaga pengajar untuk diklat inti belum seluruhnya
tersedia, karena belum mengikuti training of trainers (ToT);
- Keterlambatan Akreditasi Lembaga Diklat Swasta sebagai
Lembaga Penyelenggara Diklat Pegawai Negeri Sipil
(PNS) oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Dalam Pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tahun 2007
ini, Kabupaten Bantul mengalami kendala atau hambatan
yaitu:
- adanya perbedaan antara ToR diklat Paket C2 dengan
Paket C.1 baik dari segi rancangan isi maupun jumlah jam
pelajaran. Dengan demikian perlu adanya penyesuaian
terhadap biaya kegiatan bilamana terjadi perubahan durasi
dan jumlah peserta;
- Kegiatan survei kepuasan masyarakat selama 3 bulan
dirasakan kurang mencukupi waktu, apalagi penyediaan
dana yang sangat terbatas membuat pelaksanaan survei
semakin berat;
- Kinerja PIU dan Konsultan tidak efektif selama hampir 2
(dua) bulan, karena mengalami kondisi force majeure
akibat bencana alam gempa bumi bulan Mei 2006.
31
Sementara itu terkait dengan alokasi dana dalam DIPA TA
2007, dapat dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 3.966.294.000,00 -
2. Pendamping 1.028.600.000,00 -
3. Penunjang - -
(2)
Tahun 2008
Tahun 2008 Kabupaten Bantul merencanakan sebanyak 24
jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :
- Penyusunan dokumen grand desain kesetaraan gender;
- Menelusuri sumber pembiayaan program peningkatan
kapasitas melalui pinjaman/bantuan dan/atau kerjasama;
- Diklat teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat;
- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon III);
- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon IV dan
staf);
- Diklat teknis kepemerintahan yang baik;
- Diklat teknis pembangunan karakter aparatur Pemerintah
Kabupaten Bantul;
- Diklat teknis kepemerintahan yang baik, etika pemerintah,
pelayanan publik dan akuntabilitas;
- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon III);
- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon IV dan staf);
- Diklat teknis pengelolaan keuangan daerah;
- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon II);
- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon III);
- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon IV);
- Diklat teknis manajemen dan pengembangan SDM;
- Diklat teknis pengembangan organisasi pemerintahan
daerah;
- Diklat teknis manajemen proyek;
- Diklat teknis kajian manajemen strategis;
32
- Diklat teknis pengembangan daerah;
- Pembangunan sistem informasi manajemen pengendalian
pembangunan daerah (SIMDALBANDA);
- Pembangunan sistem informasi manajemen barang daerah
(SIMBADA);
- Pembangunan sistem informasi akuntansi keuangan
daerah terpadu (SIMKEUDA);
- Pembangunan sistem informasi manajemen investasi
daerah (SIMINVESDA);
- Pembangunan sistem informasi manajemen kepegawaian
(SIMPEG);
Dari 24 jenis kegiatan implementasi CBAP yang direncanakan
tersebut, status kemajuan fisik sampai dengan 27 Agustus
2008 adalah 6 (enam) dari 24 jenis kegiatan implementasi
CBAP atau sudah mencapai 100% artinya bahwa laporan
akhir dari pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP sudah
disampaikan dan disetujui PIU, yaitu:
- Penyusunan dokumen grand desain kesetaraan gender;
- Menelusuri sumber pembiayaan program peningkatan
kapasitas melalui pinjaman/bantuan dan/atau kerjasama;
- Diklat teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat;
- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon III);
- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon IV dan
staf);
- Diklat teknis pembangunan karakter aparatur Pemerintah
Kabupaten Bantul.
Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan implementasi CBAP
di Kabupaten Bantul dari target yang telah direncanakan,
antara lain disebabkan :
- Tidak mudah dan perlu waktu yang cukup lama untuk
memperoleh “Kurikulum dan Modul” dan Tenaga Pengajar
yang sesuai dengan bidangnya untuk jenis kegiatan dklat
non inti (keduanya tidak disediakan oleh CPMO/PIU);
33
- Banyaknya jenis diklat yang akan dilaksanakan, hampir
setiap minggu diselenggarakan 2 jenis diklat secara
paralel, sehingga tidak bisa dijamin angka partisipasi
(kehadiran) peserta diklat tinggi;
- Keterbatasan waktu dari Pejabat Pemda dan PIU untuk
memfasilitasi proses seleksi (penjaringan) peserta dan
proses administrasi, mengingat kesibukan tugas rutin
kantor, maka akan mempersulit terselenggaranya jenis
diklat yang sudah dijadwalkan.
Dengan demikian, akumulasi kemajuan fisik kegiatan
implementasi CBAP di Kabupaten Bantul yang telah dicapai
sampai tanggal 27 Agustus 2008 adalah 35% (26 dari 74
kegiatan).
Sementara itu terkait dengan alokasi dana DIPA TA 2008,
dapat dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.486.196.000,00 793.123.043,00
2. Pendamping 1.006.600.000,00 353.893.500,00
3. Pendukung - -
(3)
Tahun 2009
Tahun 2009 Kabupaten Bantul merencanakan sebanyak 30
jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :
- Diklat teknis pengelolaan barang milik daerah (eselon III);
- Diklat teknis pengelolaan barang milik daerah (eselon IV
dan staf);
- Diklat teknis pembangunan ekonomi daerah (eselon II);
- Diklat teknis pembangunan ekonomi daerah (eselon III);
- Diklat teknis pengembangan organisasi pemerintah daerah;
- Diklat teknis manajemen proyek;
- Diklat teknis manajemen dan pengembangan SDM;
- Diklat teknis pengentasan kemiskinan (eselon III);
- Diklat teknis pengentasan kemiskinan (eselon IV dan staf);
34
- Diklat teknis administrasi umum;
- Diklat teknis penyusunan ketentuan perundang-udangan
(legal drafting);
- Diklat teknis teknologi informasi dan komunikasi;
- Diklat teknis analisis kebijakan publik;
- Diklat teknis manajemen pinjaman dan hibah luar negeri;
- Diklat teknis sosialisasi dan implementasi UU Pemeriksaan
terhadap penatausahaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah;
- Diklat teknis manajemen kerjasama antarwilayah dan
negara dalam peningkatan investasi daerah;
- Diklat teknis penyusunan anggaran berbasis kinerja;
- Diklat teknis penyusunan laporan pertanggungjawaban dan
analisis laporan keuangan;
- Diklat teknis strategi promosi daerah untuk menarik
investor;
- Diklat teknis analisa jabatan;
- Diklat teknis manajemen penanggulangan bencana alam
(eselon II,III,IV dan staf);
- Diklat teknis manajemen pemerintahan dan analisis
kebijakan;
- Diklat teknis strategic leadership & leaarning orgnization
(SLLO);
- Diklat teknis analisa beban kerja dan analisa jabatan;
- Diklat teknis akuntansi keuangan daerah secara
komputerisasi;
- Diklat teknis analisa sistem, programmer dan teknis
komputerisasi;
- Diklat teknis sistem manajemen pengendalian
pembangunan;
- Diklat teknis penyidikan PNS;
- Diklat teknis manajemen pemerintahan desa;
- Diklat teknis manajemen administrasi kependudukan dan
administrasi desa.
35
c)
Usul, Saran dan Masukan
(1) Untuk mempercepat proses pengajuan invoice, agar CPMO
menerbitkan petunjuk teknis yang rinci untuk aplikasi termasuk
dokumen pendukungnya supaya tidak terjadi lagi kesalahan
pada penulisan invoice dan kelengkapan dokumen.
(2) Proses review dan persetujuan MoA, ToR spesifik dan Proposal
(Teknis & Biaya) untuk Provsum dan pengurusan invoice oleh
CPMO agar dilakukan dengan lebih cepat.
(3) Untuk Diklat non-inti, bila tidak bisa diperoleh tenaga pengajar
yang bersertifikat LAN, agar dapat menggunakan tenaga
pengajar dari perguruan tinggi, pakar, narasumber, birokrat atau
tenaga ahli lainnya yang mempunyai kompetensi untuk
mengampu materi pembelajaran.
(4) Perlu adanya perpanjangan waktu kontrak service provider dan
penambahan biaya kegiatan akibat inflasi (penyesuaian harga).
(5) Proses pencairan dana dari ADB dapat agar dipercepat supaya
kegiatan implementasi CBAP dapat mencapai target fisik yang
diharapkan.
7. Kabupaten Sleman
a) Umum
Pemantauan kegiatan implementasi CBAP pada SCBDP Kabupaten
Sleman dilaksanakan oleh 2 (dua) orang pejabat dan 1(satu) orang
staf Direktorat EAS serta 1 (satu) orang staf Direktorat PHLN pada
tanggal 27 Agustus 2008.
Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan Implementasi CBAP
pada SCBDP pinjaman ADB No.1964-INO (SF) secara struktural
ditempatkan pada Bappeda Kabupaten Sleman.
SCBDP Kabupaten Sleman termasuk dalam batch I, dan kegiatan
implementasi CBAP di Pemerintahan Kabupaten Sleman pada
36
SCBDP telah dimulai setelah PIU Kabupaten Sleman
mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yaitu pada
tanggal 4 Desember 2006.
b)
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Tahun 2007 Kabupaten Sleman merencanakan sebanyak 22
jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :
- Penyusunan kerangka kebijakan good government;
- Survey kepuasan masyarakat (individu dan bisnis);
- Penyusunan sistem dan sosialisasi kesetaraan dan
keadilan gender;
- Penyusunan dan mekanisme standar pelayanan minimal;
- Penyusunan dan sosialisasi sistem pemantauan dan
pengukuran kegiatan peningkatan kapasitas;
- Audit kinerja pemerintah daerah;
- Penataan ulang kecamatan sebagai unit pelayanan publik
di Kabupaten Sleman;
- Penyusunan detail tugas organisasi perangkat daerah;
- Penyusunan petunjuk teknis penyederhanaan perijinan;
- Penyusunan standar evaluasi dan monitoring
kelembagaan;
- Penyusunan hand book untuk Kepala Desa;
- Penyusunan persyaratan pendidikan untuk jabatan-jabatan
dilingkungan pemerintah daerah;
- Penyusunan standar kompetensi jabatan fungsional;
- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai;
- Penyusunan pedoman analisis beban kerja pegawai;
- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan
struktural;
- Penyusunan pedoman diklat aparatur;
- Penerbitan uraian tugas bagi jabatan fungsional dan
37
struktural;
- Studi kelayakan pengembangan jabatan fungsional di
lingkungan pegawai;
- Penyusunan pedoman standar pemberian penghargaan
dan sanksi pegawai;
- Studi penyusunan perumusan strategi pendanaan program
peningkatan kapasitas yang berkelanjutan,
Dari 22 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, status
kemajuan pelaksanaan fisik seluruh kegiatan sampai akhir
tahun 2007 adalah selesai seluruhnya atau sudah mencapai
100% artinya bahwa laporan akhir dari pelaksanaan kegiatan
implementasi CBAP sudah disampaikan dan disetujui PIU.
Dalam melaksanakan kegiatan implementasi CBAP tahun
2007 ini, Kabupaten Sleman mengalami kendala atau
hambatan yaitu :
- Ada perbedaan kebutuhan saat penyusunan CBAP dengan
saat pelaksanaan, karena perbedaan waktu 2004-2007;
- proses pencairan dana Loan ADB 1964-INO (SF) melalui
mekanisme direct payment dirasa lama, bahkan berkas
penagihan invoice tahun 2007 yang diajukan ke ADB
terselip , sehingga pencairan dana tertunda cukup lama.
Sementara itu terkait dengan alokasi dana DIPA TA 2007,
dapat dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 5.093.730.000,00 241.002.630,00
2. Pendamping 816.100.000,00 164.555.100,00
3. Penunjang 157.761.500,00 -
(2)
Tahun 2008
Tahun 2008 Kabupaten Sleman merencanakan sebanyak 36
jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :
38
- Pelatihan penyusunan kurikulum;
- Pelatihan analisis kebutuhan diklat;
- Pelatihan sistem teknologi informasi;
- Pelatihan informasi daerah e-gov;
- Pelatihan analisis pengembangan wilayah;
- Pelatihan pembangunan karakter melalui pengembangan
potensi diri dan kepribadian tangguh;
- Pelatihan kebijakan gender dan permasalahannya;
- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;
- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;
- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;
- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;
- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;
- Pelatihan integrasi kebijakan dan implementasi pada
pelaku KUMKM;
- Pelatihan manajemen lingkungan;
- Pelatihan manajemen lingkungan hidup;
- Pelatihan analisis dampak lingkungan;
- Kebijakan pengentasan kemiskinan dan pengangguran;
- Pelatihan perencanaan pengembangan ekonomi lokal;
- Pelatihan pengembangan kerjasama daerah;
- Pelatihan kebijakan penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran;
- Pelatihan public relation;
- Pelatihan manajemen dan akuntansi keuangan;
- Diklat manajemen asset;
- Diklat manajemen keuangan daerah;
- Diklat perencanaan peningkatan pendapatan daerah;
- Pelatihan berbasis kinerja (termasuk SAB);
- Pelatihan sistem teknologi informasi;
- Pelatihan perencanaan dan manajemen ekonomi daerah;
- Pelatihan investasi daerah;
- Pelatihan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran;
- Pelatihan anggaran berbasis kinerja (termasuk SAB);
- Pelatihan public relation;
39
- Pelatihan perencanaan ekonomi daerah;
- Pelatihan manajemen pemerintahan desa;
- Pelatihan manajemen keuangan daerah;
- Pengembangan SIM pelayanan perijinan terpadu (60%).
Dari 36 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, status
kemajuan fisik sampai dengan 27 Agustus 2008 adalah 16
dari 36 jenis kegiatan implementasi CBAP sudah mencapai
100% artinya bahwa laporan akhir dari pelaksanaan kegiatan
implementasi CBAP sudah disampaikan dan disetujui PIU,
yaitu :
- Pelatihan penyusunan kurikulum;
- Pelatihan analisis kebutuhan diklat;
- Pelatihan sistem teknologi informasi;
- Pelatihan informasi daerah e-government;
- Pelatihan analisis pengembangan wilayah;
- Pelatihan pembangunan karakter melalui pengembangan
potensi diri dan kepribadian tangguh;
- Pelatihan kebijakan gender dan permasalahannya;
- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;
- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;
- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;
- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;
- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;
- Pelatihan integrasi kebijakan dan implementasi pada
pelaku KUMKM;
- Pelatihan manajemen lingkungan;
- Pelatihan manajemen lingkungan hidup;
- Pelatihan analisis dampak lingkungan.
Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan implementasi CBAP
di Kabupaten Sleman dari target yang telah direncanakan,
antara lain disebabkan :
40
- Tidak tersedianya dana dari service provider akibat belum
cairnya penagihan invoice untuk porsi Loan ADB karena
ketidakjelasan prosedur/format dan berubah-ubahnya
persyaratan serta bisnis proses yang relatif lama sehingga
cash flow keuangan pada service provider terganggu;
- Kesibukan pimpinan dan staf PIU, sering membuat
pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tidak bisa
direalisasikan meskipun rencana kegiatan sudah
disampaikan jauh sebelum pelaksanaan dimulai.
Dalam pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tahun 2008
ini, Kabupaten Sleman mengalami kendala atau hambatan
yaitu :
- Materi diklat yang berasal dari kurikulum inti LAN sering
kali tidak up to date, sehingga masih diperlukan
penyesuaian terkait kondisi permasalahan dan kebutuhan
di daerah;
- Alokasi pagu DIPA TA 2008 sangat tidak mencukupi untuk
pembayaran invoice yang sudah diajukan dan yang akan
diajukan untuk pelaksanaan tahun 2008.
Dengan demikian, akumulasi kemajuan fisik kegiatan
implementasi CBAP di Kabupaten Sleman yang telah dicapai
sampai tanggal 27 Agustus 2008 adalah 41% (38 dari 93
kegiatan).
Sementara itu terkait dengan alokasi dana DIPA TA 2008,
dapat dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.186.196.000,00 1.185.421.496,00
2. Pendamping 677.285.000,00 458.802.899,00
3. Pendukung 240.915.000,00 -
41
(3)
Tahun 2009
Tahun 2009 Kabupaten Sleman merencanakan sebanyak 35
jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :
- Pelatihan sistem manajemen teknologi informasi;
- Pelatihan kebijakan manajemen asset;
- Pelatihan public manajement reform;
- Pelatihan manajemen dan akuntansi keuangan daerah;
- Pelatihan manajemen strategis;
- Pelatihan public service reform;
- Pelatihan leadership dan ESQ;
- Pelaatihan analisis potensi daerah;
- Pelatihan manajemen asset daerah;
- Pelatihan manajemen pengawasan;
- Pelatihan perencanaan pembangunan;
- Pelatihan manajemen kebijakan publik;
- Pelatihan penyusunan dan pengukuran SPM;
- Pelatihan manajemen public reform;
- Pelatihan pengembangan ekonomi lokal;
- Pelatihan analisis potensi daerah;
- Pelatihan sistem informasi asset daerah;
- Pelatihan leadership dan ESQ;
- Pelatihan manajemen pengawasan;
- Pelatihan pengembangan dan pengukuran SPM;
- Pelatihan manajemen strategis;
- Pelatihan sistem informasi manajemen pendapatan daerah;
- Pelatihan sistem akuntansi keuangan daerah;
- Pelatihan public management reform (termasuk ISO);
- Pelatihan penyusunan dan analisa kebijakan publik;
- Pelatihan pelayanan prima;
- Pelatihan sistem database termasuk administrator
database dan pengumpulan data;
- Pelatihan manajemen pengawasan;
- Pelatihan sarana dan prasarana perkotaan;
42
- Pelatihan public service reform;
- Pelatihan peningkatan pendapatan daerah;
- Pelatihan manajemen informasi aset;
- Pelatihan pengembangan investasi daerah termsuk
promosi dan investasi daerah;
- Pelatihan manajemen ekonomi perkotaan dan pedesaan;
- Pengembangan SIM pelayanan periijinan terpadu (40%).
c) Usul, Saran dan Masukan
(1) Agar proses pencairan dana melalui mekanisme direct payment
lebih cepat dan tidak melalui prosedur yang rumit.
(2) Alokasi pagu DIPA TA 2008 dapat mencukupi guna pembayaran
invoice untuk pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tahun
2008.
(3) Kesulitan dalam pengelolaan SCBDP baik tingkat pusat maupun
daerah, terutama dalam hal kurangnya koordinasi dan
ketersediaan informasi yang tidak lengkap.
Oleh karena itu, CPMO hendaknya menerapkan pengelolaan
SCBDP secara profesional, dimana semua format disajikan secara
sederhana dan aturan yang disiapkan dapat dipantau secara
reguler dan konsisten, serta tepat waktu. Mengingat pengelolaan
proyek yang melibatkan banyak pihak dan pelaksanaannya meliputi
beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia sehingga faktor kurang
adanya koordinasi yang terkendali dengan baik serta penyampaian
informasi yang tidak konsisten mengakibatkan terjadi kebingungan
pelaksanaan SCBDP di daerah.
8. Kabupaten Lampung Timur
a) Umum
Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Lampung Timur
dilaksanakan oleh 3 (tiga) orang staf Direktorat EAS pada tanggal
21 Agustus 2008.
43
Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP pinjaman
ADB No.1964-INO (SF) secara struktural ditempatkan pada Bappeda
Kabupaten Lampung Timur.
b) Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Tahun 2007 Kabupaten Lampung Timur merencanakan
sebanyak 12 (dua belas) jenis kegiatan, terdiri dari :
- Penyusunan kerangka kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih;
- Penyusunan standar pelayanan minimum pemerintah
daerah Kabupaten Lampung Timur;
- Penyusunan dan sosialisasi pedoman pemerataan
kesempatan dan kesetaraan gender;
- Survey audit kinerja pemerintah daerah tahun I;
- Survey kepuasan masyarakat tahun II;
- Penyusunan sistem monev peningkatan kapasitas
pemerintah daerah;
- Penyusunan pedoman seleksi penerimaan pegawai;
- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan
struktural;
- Analisis kebutuhan diklat (TNA);
- 4 CBAP kegiatan sistem informasi;
- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan
struktural;
- 24 CBAP pelatihan komponen 4.
Dari 12 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, sampai
akhir tahun 2007 terdapat 3 (tiga) jenis kegiatan yang tidak
mencapai target, yaitu :
- 4 CBAP kegiatan sistem informasi;
- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan
struktural;
44
- 24 CBAP pelatihan komponen 4
Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan atau target yang
direncanakan, karena :
- petunjuk pelaksanaan provisional sum yang belum
disosialisasikan;
- belum tersusunnya ToR;
- kegiatan pelatihan yang masih harus menunggu kesiapan
modul, ToT tambahan;
- adanya hasil audit/perbedaan pendapat BPKP tentang
kontrak lumpsum yang menimbulkan keraguan daerah
dalam pelaksanaan kegiatan.
Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007 ini, Kabupaten
Lampung Timur mengalami kendala atau hambatan yaitu
adanya perbedaan pendapat dengan BPKP dan terbatasnya
pengajar yang memiliki sertifikat LAN sehingga harus
menunggu ToT tambahan.
Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun
anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 3.462.786.000,00 358.464.746,00
2. Pendamping (s.d. 2007)
1.200.000.000,00 158.010.255,00
3. Penunjang (s.d.2007)
132.872.260,00 -
(2)
Tahun 2008
Tahun 2008 Kabupaten Lampung Timur menetapkan 8
(delapan) sasaran yaitu :
- Kegiatan sistem informasi (prov-sum) mencapai kemajuan
80%;
- Kegiatan pelatihan (komponen-4) sebanyak 33 dari 43
diklat mencapai kemajuan 100%;
- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan
45
struktural mencapai 100%;
- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai
mencapai 100%;
- Penyusunan juklak dan juknis peraturan daerah mencapai
100%;
- Survey audit kinerja pemerintah daerah mencapai 30%;
- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan
kapasitas mencapai 30%;
- Survey kepuasan masyarakat mencapai 10%.
Untuk mencapai sasaran tersebut, telah direncanakan
sebanyak 44 (empat puluh empat) jenis kegiatan, terdiri dari :
- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan
struktural;
- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai;
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon
II);
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon
III);
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon
IV);
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika
pemerintahan (eselon II);
- pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
(eselon III);
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
(eselon IV);
- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon III);
- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon IV);
- Penyusunan juklak dan juknis peraturan daerah;
- Sistim informasi anggaran berbasis kinerja;
- Sistim informasi manajemen aset pemerintah daerah;
- Sistem informasi profil daerah & laporan kinerja;
- Penyelenggaraan pemerintah daerah;
46
- Sistim informasi manajemen perizinan daerah;
- Sistirn informasi manajemen pendapatan daerah;
- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon III);
- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon IV);
- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon II);
- Pelatihan formulasi perencanaan strategis (eselon III);
- Pelatihan formulasi perencanaan strategis (eselon IV);
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu (eselon II);
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu (eselon III);
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu (eselon IV);
- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah (eselon II);
- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM (eselon
III);
- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM (eselon
IV);
- Survey audit kinerja pemerintah daerah tahun III;
- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah (eselon III);
- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah (eselon IV);
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah (eselon III);
- Pelatihan perencanaan dan pengelolaan keuangan daerah
(eselon IV);
- Pelatihan formulasi perencanaan strategis (eselon II);
- Pelatihan manajemen proyek (eselon III);
- Pelatihan manajemen proyek (eselon IV);
- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan
kapasitas;
- Pelatihan akuntabilitas kinerja institusi pemerintah - AKIP
(eselon III);
- Pelatihan akuntabilitas kinerja institusi pemerintah - AKIP
(eselon IV);
- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon II);
- Pelatihan manajemen SDM bersertifikat (eselon III);
47
- Pelatihan manajemen SDM bersertifikat (eselon IV);
- Pelatihan manajemen aset daerah (eselon III);
- Pelatihan manajemen aset daerah (eselon IV);
- Survey kepuasan masyarakat tahun III.
Sampai dengan tanggal 22 Agustus 2008, capaian kinerja
kegiatan adalah sebagai berikut :
- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan
struktural mencapai 70%;
- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai
mencapai 30%;
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon
II) mencapai 100%;
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon
III) mencapai 100%;
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon
IV) mencapai 100%;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika
pemerintahan (eselon II) mencapai 100%;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
(eselon III) mencapai 100%;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
(eselon IV) mencapai 100%;
- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon III) mencapai
100%;
- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon IV) mencapai
100%;
- Penyusunan juklak dan juknis peraturan daerah mencapai
10%;
- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon III) mencapai
100%;
- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon IV) mencapai
100%
48
Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat 31 kegiatan
yang belum terlaksana. Namun demikian sampai dengan akhir
tahun 2008, kegiatannya secara kuantitatif diharapkan dapat
diselesaikan 90 persen.
Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Lampung
Utara, dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.704.294.000,00 304.340.675,00
2. Pendamping 1.300.000.000,00 -
3. Penunjang - -
Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten
Lampung Timur menghadapi kendala/masalah :
- Hingga Agustus 2008 MoA belum disetujui karena revisi
laporan tahunan II belum diserahkan ke CPMO;
- Penyusunan ToR kegiatan prov-sum belum terlaksana;
- Jadwal pelatihan yang sangat terbatas.
(3)
Tahun 2009
Tahun anggaran 2009 Kabupaten Lampung Timur
menetapkan 5 (lima) target yaitu :
- Kegiatan sistem informasi (prov-sum) mencapai kemajuan
100%;
- Kegiatan pelatihan (komponen-4) sebanyak 10 dari 43
diklat mencapai kemajuan 100%;
- Survey audit kinerja pemerintah daerah mencapai 100%;
- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan
kapasitas mencapai 100%;
- Survey kepuasan masyarakat mencapai 100%.
49
Sampai dengan Agustus 2008, Kabupaten Lampung Timur
belum mengetahui pagu anggaran definitif untuk mendanai
kegiatan yang bersumber dari Loan ADB No.1964-INO (SF).
Namun demikian, untuk mendukung tercapainya target di atas
telah dipersiapkan rencana 20 (dua puluh) jenis kegiatan.
Adapun jenis kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut :
- Sistim informasi anggaran berbasis kinerja;
- Sistim informasi manajemen aset pemerintah daerah;
- Sistem informasi profil daerah & laporan kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah;
- Sistim informasi manajemen perizinan daerah;
- Sistirn informasi manajemen pendapatan daerah;
- Survey audit kinerja pemerintah daerah tahun III;
- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan
kapasitas;
- Survey kepuasan masyarakat tahun III;
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah (eselon II);
- Pelatihan manajemen keuangan - bersertifikat (eselon IV);
- Pelatihan penyusunan peraturan perundang-undangan
(eselon IV);
- Pelatihan pengelolaan lingkungan hidup di daerah (eselon
IV);
- Pelatihan pengembangan organisasi pemerintah daerah;
(eselon IV);
- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM (eselon
II);
- Pelatihan manajemen ekonomi masyarakat: pemberdayaan
KUMKM (eselon IV);
- Pelatihan administrasi umum (eselon IV);
- Pelatihan pengelolaan program jaminan sosial (eselon IV);
- Pelatihan analisis ketersediaan pangan (eselon IV);
- Tim manajemen dan supporting staf dan
- Dana kontingensi.
50
c)
Usul, Saran, dan Masukan
1. Percepatan pencairan invoice baik dari APBN maupun APBD;
2. Memperpanjang usia proyek hingga implementasi tahun ke-4
atau tahun ke-5.
9. Kabupaten Brebes
a) Umum
Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Brebes dilaksanakan
oleh 3 (tiga) orang staf Direktorat EAS pada tanggal 27 Agustus
2008.
Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP pinjaman
ADB No.1964-INO (SF) secara struktural ditempatkan pada
Bappeda Kabupaten Brebes.
SCBDP Kabupaten Brebes termasuk dalam batch I dan
kegiatannya telah dimulai sejak tahun 2004. Namun demikian untuk
kegiatan yang dananya bersumber dari pinjaman ADB NO. 1964-
INO (SF) Kabupaten Brebes baru dimulai tahun 2006.
b) Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Tahun 2007 Kabupaten Brebes merencanakan sebanyak 34
(tiga puluh empat) jenis kegiatan, terdiri dari :
- Survey kepuasan pelanggan;
- Survey audit kinerja pemerintah daerah;
- Study dan penyusunan mekanisme kerangka peningkatan
kapasitas;
- Study dan penyusunan mekanisme pemerataan dan
kesetaraan gender aparatur pemerintah daerah;
51
- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SCBD;
- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih;
- Pelatihan manajemen diklat bagi pejabat eselon IV
angkatan I;
- Pelatihan evaluasi pasca diklat bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf
angkatan I;
- Pelatihan beban kerja pegawai bagi staf angkatan I;
- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi
pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan manajemen diklat bagi staf angkatan II;
- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf
angkatan II;
- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi
pejabat eselon IV angkatan II;
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu bagi pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf
angkatan III;
- Pelatihan beban kerja pegawai staf angkatan II;
- Pelatihan penyadaran gender di era globalisasi bagi
pejabat eselon III angkatan I;
- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan
bagi pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu bagi pejabat eselon III angkatan I;
- Pelatihan pengamanan sosial bagi pejabat eselon IV
angkatan I;
- Penyusunan pedoman pelaksanaan monitoring dan
evaluasi RPJMD di Kabupaten Brebes;
- Penyusunan SK Bupati tentang standar pelayanan publik;
- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih;
- Tindak lanjut raperda menjadi perda tentang pemerintahan
52
yang baik;
- Penyusunan standar penanganan pengaduan masyarakat
atas pelayanan publik di Kabupaten Brebes;
- Kegiatan penerapan sistem manajemen mutu dalam
rangka peningkatan kapasitas di Kantor Pelayanan
Terpadu Kabupaten Brebes (ISO 9001 tahun 2000);
- Study rasionalisasi pegawai pemda sesuai dengan beban
kerja;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen
penyusunan APBD berbasis kinerja;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen
pendapatan daerah;
- Pembangunan software sistem informasi pelayanan satu
atap;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen
kesehatan masyarakat;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen aset
daerah;
- Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan prima.
Dari 34 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, sampai
akhir tahun 2007 hanya tercapai sebanyak 21 (dua puluh satu)
kegiatan, yaitu :
- Survey kepuasan pelanggan;
- Survey audit kinerja pemerintah daerah;
- Study dan penyusunan mekanisme kerangka peningkatan
kapasitas;
- Study dan penyusunan mekanisme pemerataan dan
kesetaraan gender aparatur pemerintah daerah;
- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SCBDP;
- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih;
- Pelatihan manajemen diklat bagi pejabat eselon IV
angkatan I;
53
- Pelatihan evaluasi pasca diklat bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf
angkatan I;
- Pelatihan beban kerja pegawai bagi staf angkatan I;
- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi
pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan manajemen diklat bagi staf angkatan II;
- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf
angkatan II;
- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi
pejabat eselon IV angkatan II;
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu bagi pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf
angkatan III;
- Pelatihan beban kerja pegawai staf angkatan II;
- Pelatihan penyadaran gender di era globalisasi bagi
pejabat eselon III angkatan I;
- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan
kemiskinanbagi pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu bagi pejabat eselon III angkatan I;
- Pelatihan pengamanan sosial bagi pejabat eselon IV
angkatan I.
Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan atau target yang
direncanakan adalah :
- Pelaksanaan ditunda untuk tahun berikutnya menunggu
SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja) Pemerintah
Kabupaten Brebes terbentuk;
- Term of Reference (ToR) kegiatan mengalami perubahan;
- Untuk kegiatan diklat inti menunggu terbitnya kurikulum
Paket C1 dari Lembaga Administrasi Negara (LAN).
54
Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007 ini Kabupaten
Brebes mengalami kendala atau hambatan yaitu proses
realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk
kegiatan SCBDP menggunakan Permendagri Nomor 13 tahun
2006 di mana tidak terdapat biaya jasa pihak ketiga sehingga
hal ini agak sulit dilaksanakan untuk kegiatan SCBDP yang
merupakan kontrak payung (meliputi banyak kegiatan).
Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun
anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 3.726.710.000,00 88.646.779,00
2. Pendamping (s.d. 2007)*)
1.976.158.000,00 317.411.724,00
3. Penunjang (s.d. 2007)**)
368.172.000,00 127.034.250,00
Catatan:
*) Rincian Dana
Pendamping
Th. 2004
Th. 2005
Th. 2006
Th. 2007
29.266.000,00
421.181.000,00
700.000.000,00
825.711.000,00
**) Rincian Dana
Penunjang
Th. 2004
Th. 2005
Th. 2006
Th. 2007
15.734.000,00
176.669.000,00
100.530.000,00
75.239.000,00
(2)
Tahun 2008
Tahun 2008 Kabupaten Brebes menetapkan 3 (tiga) sasaran
yaitu :
- Terciptanya peningkatan wawasan aparatur Pemerintah
Daerah;
- Terlaksananya implementasi CBAP dalam rangka
55
peningkatan kapasitas;
- Tersedianya aparatur daerah untuk memenuhi kebutuhan
dalam rangka tindak peningkatan kapasitas di daerah
Untuk mencapai sasaran tersebut, telah direncanakan
sebanyak 74 (tujuh puluh empat) jenis kegiatan, terdiri dari :
- Penyusunan pedoman pelaksanaan monitoring dan
evaluasi implementasi RPJMD di Kabupaten Brebes;
- Penyusunan SK Bupati tentang standar pelayanan publik;
- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih;
- Tindak lanjut raperda menjadi perda tentang pemerintahan
yang baik;
- Penyusunan standar penanganan pengaduan masyarakat
atas pelayanan publik di Kabupaten Brebes;
- Kegiatan penerapan sistem manajemen mutu dalam
rangka peningkatan kapasitas di Kantor Pelayanan
Terpadu Kabupaten Brebes (ISO 9001 tahun 2000);
- Study rasionalisasi pegawai pemda sesuai dengan beban
kerja;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen
penyusunan APBD berbasis kinerja;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen
pendapatan daerah;
- Pembangunan software sistem informasi pelayanan satu
atap;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen
kesehatan masyarakat;
- Pembangunan software sistem informasi manajemen aset
daerah;
- Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan prima;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
bagi pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis
56
bagi pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan manajemen aset daerah bagi pimpinan
instansi/pejabat eselon II/yang sederajat;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
bagi pejabat eselon III angkatan I;
- Pelatihan teknis dan manajemen dan pengembangan SDM
bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis
bagi pejabat eselon IV angkatan II;
- Pelatihan penyusunan rencana tindak pemberdayaan dan
jejaring kerja KUKM bagi pejabat eselon IV angkatan I;
- Pelatihan manajemen aset daerah bagi pejabat eselon IV
angkatan I;
- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok
kepentingan bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis
bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat
eselon IV;
- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan
bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan manajemen aset daerah bagi pejabat eselon IV
angkatan II;
- Pelatihan penyusunan ketentuan-ketentuan hukum bagi
pejabat eselon IV;
- Pelatihan perencanaan dan manajemen keuangan bagi
pejabat eselon IV;
- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor
publik bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah bagi pejabat
eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang sederajat;
- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok
kepentingan bagi pejabat eselon IV angkatan II;
- Pelatihan pengelola keuangan bagi pejabat non keuangan
bagi pejabat eselon III angkatan I;
57
- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok
kepentingan bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor
publik bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain
yang sederajat;
- Pelatihan penyadaran gender di era globalisasi bagi
pejabat eselon IV;
- Pelatihan pengelola keuangan bagi pejabat non keuangan
bagi pejabat eselon III angkatan II;
- Pelatihan teknologi dan informasi bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor
publik bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan pemerintah yang baik dan etika pemerintah bagi
pejabat eselon IV angkatan II;
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat
eselon III;
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat
eselon IV angkatan II;
- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok
kepentingan bagi pejabat eselon III angkatan II;
- Pelatihan penyusunan rencana tindak pemberdayaan dan
jejaring kerja KUKM bagi pejabat eselon IV angkatan II;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis
bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan program pengamanan sosial bagi pejabat eselon
IV;
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan perencanaan dan manajemen keuangan bagi
pejabat eselon IV;
- Pelatihan pengembangan diri bagi pejabat eselon IV;
- High team performance bagi pejabat eselon IV;
- High team performance bagi pejabat eselon II;
58
- Pelatihan pengembangan diri bagi pejabat eselon II;
- High team performance bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan pengembangan diri bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi bagi
pejabat eselon III;
- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan
mutu bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan
bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor
publik bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan
bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan penyusunan ketentuan-ketentuan hukum bagi
pejabat eselon IV angkatan II;
- Diklat teknis dan manajemen dan pengembangan SDM
bagi pejabat eselon III;
- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan
bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor
publik bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan
bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang
sederajat;
- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis
bagi pejabat eselon III angkatan II;
- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi bagi
pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang
sederajat;
- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok
kepentingan bagi pejabat eselon II/pimpinan
59
instansi/pejabat lain yang sederajat;
- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat
eselon III;
- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah
bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang
sederajat;
- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis
bagi pejabat eselon IV;
- Pelatihan pelayanan publik dan akuntabilitas dan
pengelolaan mutu bagi pejabat eselon II/pimpinan
instansi/pejabat lain yang sederajat;
- Pelatihan manajemen keuangan bagi pejabat non
keuangan bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat
lain yang sederajat.
Sampai dengan tanggal 29 Agustus 2008, kinerja kegiatan
tersebut secara fisik telah mencapai 40,84 persen. Namun
demikian sampai dengan akhir tahun 2008, kegiatannya
diharapkan dapat diselesaikan 75 persen.
Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Brebes,
dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.704.294.000,00 403.995.893,00*)
2. Pendamping 1.255.497.000,00 61.879.710,00
3. Penunjang 214.503.000,00 9.159.450,00
*) sampai akhir tahun 2008, diharapkan dapat menyerap pagu
DIPA sebesar 75 persen.
Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten
Brebes menghadapi kendala/masalah yaitu proses realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk kegiatan
SCBDP menggunakan Permendagri nomor 13 tahun 2006 di
mana tidak terdapatnya biaya jasa pihak ketiga sehingga hal
ini agak sulit dilaksanakan untuk kegiatan SCBDP yang
merupakan kontrak payung (meliputi banyak kegiatan).
60
(3)
Tahun 2009
Tahun anggaran 2009 Kabupaten Brebes menetapkan target
atau sasaran yaitu menyelesaiakan kegiatan SCBDP pinjaman
ADB No.1964-INO (SF) sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam kontrak. Seluruh kegiatan diyakini akan
dapat diselesaikan paling lambat tanggal 13 Juni 2009.
Adapun kegiatanya terbagi dalam dua bagian yaitu :
- Finalisasi atau melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan pada tahun sebelumnya namun sampai akhir
tahun 2008 belum terselesaikan;
- Melaksanakan kegiatan yang belum pernah dilakukan pada
tahun sebelumnya, namun jenis kegiatannya telah
tercantum dalam kontrak.
Untuk menunjang target atau sasaran serta kegiatan tersebut,
Kabupaten Brebes pada tahun 2009, telah memperoleh pagu
DIPA indikatif dan pagu dana pendamping serta penjunjang,
sebagai berikut :
Pagu Indikatif
1. DIPA 5.856.927.366,00
2. Pendamping 500.000.000,00
3. Penunjang 157.500.000,00
c)
Usul, Saran, dan Masukan
Sebagai bentuk tanggungjawab dan partisipasi aktif dari Kabupaten
Brebes atas Loan ADB No. 1964-INO (SF) ini, dapat dibuktikan
bahwa :
(1) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 disediakan dana
pendamping Rp.1.150.447.000,00 ;
61
(2) tahun 2007 disediakan dana pendamping sebesar
Rp.825.711.000,00 dan
(3) tahun 2008 disediakan dana pendamping sebesar
Rp.1.225.497.000,00.
Untuk itu PIU Kabupaten Brebes menyampaikan usul agar :
(1) proses pencairan dana dari ADB dapat dipercepat, karena
proses pencairan dana yang lambat akan dapat berakibat pada
kelancaran pelaksanaan kegiatan berikutnya;
(2) adanya perpanjangan pelaksanaan kegiatan sampai akhir tahun
2009 karena banyak kegiatan yang belum terselesaikan dan
besarnya anggaran yang belum terserap.
10. Kabupaten Garut
a) Umum
Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Garut dilakukan oleh 3
(tiga) orang staf Direktorat EAS, beserta seorang staf dari Direktorat
PHLN. Kegiatan monitoring dilaksanakan pada tanggal 28 s.d 29
Agustus 2008.
Bertindak sebagai PIU yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan SCBDP di Kabupaten Garut adalah Bappeda Kabupaten
Garut.
b)
Pelaksanaan Kegiatan dan alokasi dana
(1)
Tahun 2007
Secara umum pelaksanaan kegiatan SCBDP Kabupaten Garut
sampai tahun 2007 dapat dilaksanakan tanpa kendala yang
berarti. Masalah hanya muncul diawal implementasi proyek
saja, hal ini dimungkinkan karena kurangnya pemahaman
pihak-pihak terkait mengenai SCBDP. Namaun setelah
62
diberikan sosialisasi kepada seluruh stakeholder mengenai
SCBDP maka semua pihak dapat menerima dan manganggap
SCBDP diperlukan untuk kemajuan Kabupaten Garut di masa
mendatang.
Keberhasilan ini membuat Tim Manajemen (konsultan
pelaksana) mengalami kemudahan dalam menyelesaikan
tugasnya. Hal ini dapat terlihat dari selesainya seluruh
kegiatan pada komponen 1 pada tahun 2007 dan 3 kegiatan
komponen 2, sedangkan kegiatan yang belum selesai lebih
disebabkan belum selesainya juklak dan juknis
pengembangan SIM dari CPMO.
Secara umum pelaksanaan kegiatan SCBDP di Kabupaten
Garut juga tidak luput dari permasalahan, baik permasalahan
intern maupun yang berasal dari luar. Sejak pertengahan
tahun sampai menjelang akhir tahun 2007 suasana di
Kabupaten Garut kurang kondusif. Hal ini disebabkan dengan
maraknya demo untuk menuntut mundurnya Bupati Garut dan
puncaknya dengan penangkapan Bupati Garut oleh KPK.
SCBDP sebagai suatu proyek yang pelaksanaanya sangat
tergantung proses adminstrasinya kepada pemerintah daerah
juga terkena dampaknya. Seringnya mutasi pejabat di
pemerintah daerah menyulitkan pihak konsultan untuk
memeinta persetujuan pejabat yang baru. Selain itu terbitnya
Peraturan Pemerintah no 38 dan 41 tahun 2007
mengakibatkan semua kegiatan ditangguhkan agar sesuai
dengan SOTK baru.
Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun
anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 6.301.053.000,00 5.603.318.361,00
2. Pendamping (s.d. 2007)
1.550.000.000,00 -
3. Penunjang (s.d. 2007)
280.000.000,00 -
63
(2)
Tahun 2008
Telah kondusifnya kondisi politik dan pemerintahan di
Kabupaten Garut membuat pelaksanaan kegiatan SCBDP di
Kabupaten Garut dapat mencapai target yang diinginkan di
tahun 2008. Dari data yang ada progress capaian kerja
mencapai 70,4% dan diharapkan di akhir periode kontrak
semua kegiatan SCBDP dapat diselesaikan. Di tahun 2008
diharapkan dapat diselesaikan 18 kegiatan diklat yang
berguna untuk peningkatan kemampuan aparatur Pemkab
Garut. Namun ada beberapa diklat yang pelaksanaannya
sengaja dilakukan di tahun 2009 terkait dengan pelaksanaan
pilkada di Kabupaten Garut, sehingga diharapkan dengan
pelaksanaan Diklat setelah pilkada peminpin yang baru di
Kabupaten Garut dapat mengetahui dan mengerti esensi dan
maksud dari pelaksanaan kegiatan SCBDP
Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Garut,
dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 1.486.196.000,00 -
2. Pendamping 1.000.000.000,00 -
3. Penunjang 150.000.000,00 -
(3)
Tahun 2009
Pihak konsultan pelaksana Kabupaten Garut optimis bahwa
seluruh kegiatan SCBDP dapat diselesaikan tepat waktu yaitu
sebelum closing date pinjaman ADB No.1964-INO (SF). Di
tahun 2009 pelaksana kegiatan difokuskan pada kegiatan
diklat yang pesertanya merupakan pejabat eselon I dan eselon
II di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut.
64
c) Usul, Saran, dan Masukan
Pelaksanaan kegiatan SCBDP di Kabupaten Garut selayaknya
dapat dipertimbangkan daerah lain untuk dijadikan percontohan
baiknya koordinasi antara konsultan pelaksana.
11. Kabupaten Tasikmalaya
a) Umum
Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya dilakukan
oleh 3 (tiga) orang staf Direktorat EAS, beserta seorang staf dari
Direktorat PHLN. Kegiatan monitoring dilaksanakan pada tanggal 27
s.d 28 Agustus 2008.
Bertindak sebagai PIU yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan SCBDP di Kabupaten Tasikmalaya adalah Bappeda
Kabupaten Tasikmalaya.
b)
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana
(1)
Tahun 2007
Pelaksanaan kegiatan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya pada
tahun 2007 dimulai dengan melakukan beberapa kegiatan non
diklat seperti pelaksanaan survey dan penyusunan beberapa
analisis yang akan menjadi draft peraturan daerah. Adapun
kegiatan tersebut adalah :
- Audit kinerja Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya;
- Survey kepuasan pelanggan masyarakat;
- Survey kepuasan dunia usaha;
- Penyusunan kerangka kebijakan penyelenggaraan
pemerintah yang bersih;
- Penyusunan kerangka kebijakan standar pelayanan
minimum;
- Penyusunan kerangka strategis peningkatan kapasitas
65
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya;
- Penyusunan kerangka keadilan dan kesetaraan gender;
- Penyusunan pedoman standar pelayanan minimum;
- Penyusunan pedoman sistem perencanaan;
- Penyusunan job deskripsi jabatan struktural dan staf, dan
lain-lain.
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2007, baru
17 kegiatan yang mencapai target, sedangkan 4 kegiatan non
diklat dan 16 kegiatan diklat belum dapat dilaksanakan. Hal ini
disebabkan karena belum tersedianya kurikulum paket C1 dan
belum siapnya lembaga penyelenggara dan fasilitator yang
sesuai dengan kriteria LAN. Sementara untuk kegiatan
provisional sum yang mengalami keterlambatan dikarenakan
adanya perubahan mekanisme pelaksanaan dari CPMO
sehingga pelaksanaannya harus disesuaikan dengan
mekanisme pelaksanaan yang baru.
Selain permasalahan tersebut di atas, secara umum
pelaksanaan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya juga mengalami
beberapa kendala, antara lain :
- adanya keterbatasan internal dalam team implementasi;
- dan output kegiatan yang berupa draft regulasi tidak selalu
dapat dijadikan produk hukum, hal ini berkaitan dengan
peraturan daerah yang membutuhkan persetujuan dari
DPRD;
- sementara itu sehubungan dengan pelaksanaan ICT
(Sistem Informasi Manajemen) terkendala dengan
sedikitnya SDM yang menguasai tekhnologi informasi
sehingga pelaksanaannya sulit dilakukan.
Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun
anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :
66
Pagu Realisasi
1. DIPA 7.374.194.000,00 4.348.383.637,00
2. Pendamping (s.d. 2007)
330.304.500,00 -
3. Penunjang (s.d. 2007)
1.012.246.000,00 -
(2)
Tahun 2008
Pada tahun 2008 PIU SCBDP Kabupaten Tasikmalaya
mengharapkan dapat melaksanakan dan
mengimplemantasikan rencana kerja yang telah dibuat
sehubungan dengan closing date pinjaman yang sudah dekat
dan akan segera berakhirnya kontark dengan konsultan
pelaksana. Dalam pelaksanaanya ada beberapa hal yang
menjadi sasaran dari implementasi kegiatan SCBDP
Kabupaten Tasikmalaya yaitu pelaksanaan kegiatan diklat,
non diklat dan kontigensi.
Dari beberapa sasaran dan kegiatan yang telah dilaksanakan
diharapkan pada akhir tahun 2008 seluruh kegiatan yang
ditargetkan dapat terlaksana, sehingga tidak mengganggu
rencana kerja di tahun berikutnya. Guna mencapai hasil
kinerja dimaksud diperkirakan diperlukan dana sekitar
Rp.4.501.575.000,00 sehingga alokasi yang ada di DIPA saat
ini perlu direvisi.
Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten
Tasikmalaya, dilaporkan sebagai berikut :
Pagu Realisasi
1. DIPA 2.004.294.000,00 1.292.563.636,00
2. Pendamping 564.782.900,00 -
3. Penunjang 1.013.997.100,00 -
67
c.
Tahun 2009
Sehubungan dengan closing date pinjaman ADB No.1964-INO
(SF) pada tanggal 31 Juli 2009 maka pelaksanaan proyek
diharapkan dapat diselesaikan sebelum tanggal closing date
tersebut. Pada tahun 2009 akan dilanjutkan pelaksanaan
seluruh kegiatan yang belum terselesaikan pada tahun 2008.
berkaitan dengan hal tersebut direncanakan pada tahun 2009
akan dilaksanakan sebanya 13 kegiatan diklat. Guna
mendukung kegiatan tersebut telah dialokasikan dana yang
relatif lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, namun sampai saat ini PIU SCBDP Kabupaten
Tasikmalaya belum mengetahui pagu DIPA Indikatif untuk
pelaksanaan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya, sehingga
pihak PIU belum bisa memperklirakan dana pendamping yang
akan dialokasikan. Hal ini tentu saja kan membuat
pelaksanaan kegiatan di tahun 2009 akan sedikit terhambat.
c)
Usul, Saran, dan Masukan
Sebagai daerah yang termasuk dalam kelompok batch I, maka
perkembangan pelaksanaan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya
tergolong lambat. Penyebab utama dari keterlambatan ini adalah
kesulitan konsultan pelaksana untuk mencari tenaga pengajar
maupun lembaga penyelenggara yang sesuai dengan kriteria LAN.
Untuk itu disarankan kepada PIU SCBDP Kabupaten Tasikmalaya
maupun konsultan pelaksana agar aktif melakukan koordinasi
dengan PIU maupun konsultan daerah lain guna mencari tenaga
pengajar maupun lembaga penyelenggara diklat yang sesuai.
Selain itu kiranya koordinasi antara PIU dengan konsultan perlu
lebih ditingkatkan, karena banyaknya hal-hal dalam pelaksanaan
tahun sebelumnya yang menunjukkan lemahnya koordinasi antara
kedua belah pihak.
68
B. Batch II 1. Kota Cirebon
a) Umum
(1) Pelaksanaan pemantauan on-site visit kegiatan SCBDP di Kota
Cirebon dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2008 dan dilakukan
oleh 3 pegawai dari Direktorat EAS dan 1 pegawai dari Direktorat
PHLN.
(2) Selaku PIU kegiatan SCBDP di Kota Cirebon adalah Badan
Kepegawaian Daerah (BKD)
b) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2007 adalah
melaksanakan evaluasi terhadap proposal teknis peserta tender dan
telah mengirimkan hasilnya (Submission II) kepada CPMO dan ADB;
(2) Penyediaan dana pendamping tahun 2007 dialokasikan dalam APBD
sebesar Rp.700.000.000,00 dan dana penunjang sebesar
Rp.201.018.740,00 dengan tingkat realisasi anggaran 0% (tidak
dipergunakan);
(3) Pada tahun anggaran 2008, telah dialokasikan dana pendamping
dalam APBD sebesar 20% dari nilai kontrak yang terbagi dalam 3
tahun pelaksanaan dengan jumlah masing-masing tahun anggaran
sebesar Rp.972.952.200,00 sedangkan alokasi dana penunjang
sebesar Rp.100.000.000,00;
(4) Saat ini proses penawaran harga telah dievaluasi dan telah dikirimkan
ke CPMO untuk mendapatkan NOL;
(5) Untuk tahun anggaran 2009, telah direncanakan akan dialokasikan
dana pendamping sebesar Rp.898.460.200,00 dan dana penunjang
sebesar Rp.150.000.000,00;
(6) Kendala-kendala yang dihadapi antara lain terkait :
- Proses NOL yang relatif lama;
- Proses pelaksanaan penganggaran khususnya untuk alokasi dana
pendamping dalam APBD yang harus diperinci per kegiatan sesuai
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sedangkan dalam APBN
69
alokasi dana tidak diperinci secara detail (gelondongan). Sebagai
konsekuensi dari rincian per kegiatan tersebut (dalam APBD)
adalah kontrak pelaksanaan akan menyesuaikan dengan
banyaknya kegiatan (lebih dari satu kontrak), sedangkan apabila
dialokasikan secara utuh/gelondongan, kontrak kegiatan hanya 1
saja;
- Pemerintah Kota Cirebon hanya menerima copy DIPA, sedangkan
aslinya tidak diketahui keberadaannya. Saat ini dana dalam DIPA
tersebut masih dibintang
2. Kabupaten Cirebon
a) Umum
(1) Pelaksanaan pemantauan on-site visit kegiatan SCBDP di Kabupaten
Cirebon dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2008 dan dilakukan
oleh 3 pegawai dari Direktorat EAS dan 1 pegawai dari Direktorat
PHLN;
(2) Selaku PIU kegiatan SCBDP di Kabupaten Cirebon adalah Bappeda
Kabupaten Cirebon.
b) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2007 adalah
persiapan penyediaan ruangan sekretariat SCBDP dan telah
melaksanakan evaluasi terhadap proposal teknis peserta tender dan
telah mengirimkan hasilnya (Submission II) kepada CPMO dan ADB;
(2) Dana pendamping tahun 2007 tidak dialokasikan dalam APBD,
namun hanya mengalokasikan dana penunjang sebesar
Rp.97.644.000,00;
(3) Pada tahun anggaran 2008 juga tidak dialokasikan dana pendamping
dalam APBD, sedangkan dana penunjang dialokasikan dalam APBD
sebesar Rp.75.588.800,00. Tidak dialokasikannya dana pendamping
pada tahun 2008 ini disebabkan adanya informasi bahwa kegiatan
tugas perbantuan semua dananya (baik pinjaman luanegeri maupun
rupiah murni disediakan oleh kementerian/lembaga pelaksana
70
kegiatan/executing agency). Namun saat ini telah diinformasikan oleh
CPMO SCBDP bahwa penyediaan dana pendamping tetap harus
dilakukan sebagai sustainability pemerintah kabupaten/kota.
(4) Saat ini proses tender sampai tahap persiapan negosiasi kontrak
dengan pemenang peringkat pertama dan diharapkan dalam waktu
dekat (±2 minggu) akan disampaikan/dikirimkan kepada CPMO untuk
mendapatkan persetujuan/NOL;
(5) Pada tahun anggaran 2009 direncanakan akan dialokasikan dalam
APBD dana pendamping sebesar Rp.597.159.200,00 dan dana
penunjang sebesar Rp.200.000.000,00;
(6) Kendala-kendala yang dihadapi antara lain terkait :
- Proses NOL yang relatif lama;
- Terjadinya penggantian tenaga konsultan pendamping untuk
Kabupaten Cirebon yang berasal dari CPMO sebanyak 3 kali
yang menghambat proses pelaksanaan kegiatan SCBDP;
- Pemerintah Kabupaten Cirebon hanya menerima copy DIPA,
sedangkan aslinya tidak diketahui keberadaannya. Saat ini dana
dalam DIPA tersebut masih dibintang.
3. Kabupaten Wonogiri
a) Umum
(1) Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah adalah termasuk
Kabupaten pada batch II, di mana merupakan salah satu kabupaten
yang termasuk katagori irregularity. Irregularity di sini adalah di mana
pada beberapa kabupaten di daerah Jawa Tengah (Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Klaten) terdapat
kesamaan proposal. Setelah hal ini diperbaiki, maka Kabupaten
Wonogiri bisa melanjutkan kembali beberapa proses yang tertunda
pada SCBDP ini.
(2) Pada umumnya Kepala PIU adalah Kepala Bappeda setempat.
Demikian pula halnya dengan Kabupaten Wonogiri, di mana Ketua PIU
proyek SCBDP ini adalah Kepala Bappeda Kabupaten Wonogiri.
(3) Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat EAS dan Direktorat PHLN
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan
71
melakukan on site visit ke Kabupaten Wonogiri pada tanggal 24–26
Agustus 2008 yang beranggotakan empat orang dalam satu tim.
b) Pelaksanaan kegiatan
(1) Proyek SCBDP masih dalam tahap lelang kepada pihak ketiga baik
pada akhir tahun anggaran 2007 maupun dalam tahun anggaran 2008.
(2) Sebelum penandatanganan kontrak ada proses submission (I – IV)
yaitu proses NOL dari ADB, di mana saat ini sudah sampai pada
proses penyelesaian submission II (hasil evaluasi proposal teknis) dan
submission III (hasil evaluasi proposal keuangan) dan juga kombinasi
dari kedua submission atau hasil evaluasi kombinasi proposal teknis
dan keuangan), dimana pada 20 September 2007 berdasarkan surat
Depdagri / CPMO Proyek SCBD Jakarta No. 244 / CPMO / SCB – DP /
IX / 2007 diterima persetujuan ADB (NOL) atas hasil Evaluasi Proposal
Teknis (submission 2). Berdasarkan surat tersebut, pada tanggal 13
Agustus 2008 telah dilakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap calon
pemenang peringkat pertama.
(3) Pada 5 Oktober 2007, panitia lelang mengirimkan submission III. Hasil
dari submission III tersebut baru diterima pada tanggal 7 Juli 2008.
(4) Saat ini sedang disusun submission IV (hasil negosiasi dan draft
kontrak) yang direncanakan akan selesai dan dikirim ke CPMO
SCBDP pada awal bulan September 2008.
(5) Dana pendamping tahun 2007 dan tahun 2008 yang belum terserap
adalah sejumlah Rp.450 juta dan Rp.495 juta sedangkan dana
penunjang adalah sebesar Rp.55 juta dan Rp.60 juta.
(6) Alokasi dana dalam DIPA tahun anggaran 2008 adalah Rp.1,694902
milyar dengan belum sama sekali terealisainya pencairan dana DIPA.
Hal ini bisa dipahami dikarenakan proses submission IV yang belum
selesai.
(7) Untuk tahun 2009 dana pendamping indikatif sebesar Rp.800 juta
dengan dana penunjang indikatif sebesar Rp.70 juta.
72
(8) Sasaran yang ingin dicapai adalah 25 kegiatan (30 persen) dalam
CBAP dapat dilaksanakan.
(9) Jenis kegiatan yang direncanakan akan dilakukan adalah :
- Penyusunan RPJPD;
- Penyusunan program legislasi daerah;
- Survey audit kinerja pemerintah daerah;
- Pemantauan dan pengukuran kepuasan masyarakat;
- Penyusunan raperda dan revisi perda;
- Penyusunan manajemen perencanaan dan penerimaan pegawai;
- Sistem manjemen SDM;
- Sistem perncanaan diklat dan pengembangan pegawai;
- Penelusuran kebutuhan diklat;
- Pelatihan manajemen proyek;
- Pelatihan manjemen keuangan daerah;
- Pelatihan manajemen aset.
(10) Dana yang diterima untuk Kabupaten Wonogiri yang termasuk dalam
batch II adalah sebesar Rp.11 milyar, dengan dana pendamping dari
daerah adalah sebesar 20 persen (kurang lebih Rp.2,2 milyar) yang
direncanakan proyek ini selesai dalam jangka waktu tiga tahun.
c) Kendala
(1) Persetujuan ADB (NOL) terhadap setiap tahapan lelang SCBDP sering
sangat terlambat dari rencana waktu yang telah disepakati. Sebelum
kontrak ditandatangani ada terdapat empat submission yang harus
dilengkapi terlebih dahulu yang dilakukan berdasarkan guidline
pengadaan dari pihak donor (ADB) dengan setiap satu submission
selesai yang dilengkapi dengan NOL, kemudian baru bisa dilanjutkan
dengan submission yang berikutnya. Hal ini dikarenakan proses yang
estafet, bukannya paralel, dimana bila satu proses NOL sudah selesai
baru bisa dilanjutkan dengan proses NOL berikut. Pengalaman yang
sudah terjadi dari submission I ke submission II (hasil evaluasi
proposal teknis) terdapat jarak sekitar lebih dari satu tahun. Salah satu
penyebab adalah dilakukannya amandemen schedule 3 loan
73
agreement untuk mengubah komposisi pinjaman karena ada
inkonsistensi antara perjanjian pinjaman yang menyebutkan sharing
dana ADB sebesar 69% dengan dokumen turunannya yang
menyebutkan sharing dana ADB sebesar 80%.
(2) Untuk penerbitan NOL untuk submission III (hasil evaluasi proposal
keuangan) terdapat jarak kurang lebih sembilan bulan (sejak panitia
lelang mengirimkan hasil evaluasi kombinasi proposal teknis dan biaya
tanggal 5 Oktober 2007). Ada rentang waktu dari Oktober 2007 – Juni
2008 di mana harus menunggu ditemukan kasus irregularity yang
menyebabkan dilakukannya penelaahan kembali proposal teknis dan
keuangan dan dilakukannya investigasi oleh ADB. Persetujuan NOL
dari ADB baru diterima pada tanggal 7 Juli 2008.
(3) Penyususnan submission IV (hasil negosiasi dan lampiran draft
kontrak) masih menunggu kepastian dari ADB sehubungan dengan
akan berubahnya format dokumen dari guideline (handbook vol. 4)
yang sudah ada.
(4) Masih belum adanya standar waktu maksimal yang digunakan
sebagaimana layaknya hal berlaku pada pinjaman-pinjaman dari World
Bank.
(5) Tidak adanya kepastian waktu dari CPMO, kalaupun ada, tidak sesuai
dengan jadwal semula / jadwal yang telah disepakati.
d) Saran
(1) Dikarenakan SCBDP ini adalah proyek nasional, apakah bisa
diupayakan agar proses NOL bisa dilaksanakan di Indonesia saja,
seperti misalnya proyek untuk Departemen Kesehatan, dimana untuk
proses NOL nya bisa dilaksanakan sekitar satu sampai dengan dua
bulan. Untuk lebih mempercepat proses lelang, agar persetujuan dari
ADB pada setiap tahapan lelang dapat lebih tepat waktu.
(2) Agar ADB bisa menetapkan waktu maksimal untuk penyelesaikan
NOL.
(3) Agar pagu DIPA untuk tahun anggaran berikutnya dapat dikeluarkan
lebih awal, sebagai acuan / pegangan dalam pembahasan penetapan
anggaran untuk dana pendamping.
74
4. Kabupaten Pandeglang a) Umum
(1) Pelaksanaan pemantauan kegiatan SCBDP di Kabupaten Pandeglang
dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2008
(2) Selaku Ketua PIU kegiatan SCBDP di Kabupaten Pandeglang adalah
Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang
b) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2007 adalah
melaksanakan evaluasi terhadap proposal teknis peserta tender dan telah
mengirimkan hasilnya (Submission II) kepada CPMO dan ADB;
(2) Dana pendamping tahun 2007 dialokasikan sebesar Rp.700.000.000,00
dan alokasikan dana penunjang sebesar Rp.50.000.000,00.
(3) Pada tahun anggaran 2008 dana pendamping dialokasikan sebesar Rp
700.000.000,00 dan alokasikan dana penunjang sebesar Rp.
50.000.000,00.
(4) Alokasi dana DIPA tahun 2008 adalah sebesar Rp.1.694.902.000,00 dan
belum ada realisasi penarikan.
(5) Saat ini proses pelaksanaan kegiatan SCBDP sampai dengan tahap
perbaikan hasil evaluasi dari ADB dan telah disampaikan kepada CPMO
untuk diteruskan kepada ADB.
(6) Kendala yang dihadapi saat ini adalah proses submission I – IV yaitu
proses terbitnya NOL dari ADB yang terlalu lama sehingga menghambat
pelaksanaan kegiatan dan pencairan dana kegiatan SCBDP Kabupaten
Pandegelang.
75
BAB IV
EVALUASI KINERJA PINJAMAN LUAR NEGERI
Berdasarkan hasil kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pinjaman ADB
untuk SCBDP secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan
yang dibiayai pinjaman luar negeri berjalan relatif sangat lambat dengan tingkat
penyerapan dana pinjaman yang relatif rendah, sedangkan masa laku pinjaman
hanya tersisa selama 9 bulan ke depan. Hal ini dapat tergambar dengan jelas dari
perhitungan Actual Disbursement Ratio (ADR), Expected Disbursement Ratio (EDR)
dan Progres Varian (PV) yang menunjukkan -72,96% sehingga pinjaman ini dapat
dikategorikan very slow disbursement.
Rendahnya tingkat penyerapan dana pinjaman selama 5 tahun pelaksanaan
kegiatan yang dibiayai pinjaman ADB ini salah satunya karena pada saat itu belum
diterapkannya readiness criteria yang ketat dalam proses sebelum loan agreement
dinegosiasikan dan ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia. Hal ini tergambar
bahwa setelah loan agreement ditandatangani persiapan pelaksanaan proyek baru
dilaksanakan melalui pembuatan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis,
pelaksanaan road show ke daerah dan sebagainya. Selanjutnya dengan menganut
pendekatan demand driven, bottom up dan participatory approach pemerintah
daerah menyusun CBAP, melaksanakan tender dan mengimplementasikan CBAP
tersebut. Proses penyusunan CBAP dan pelaksanaan tender di tingkat pemerintah
daerah dan penyusunan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis, fasilitasi dan
asistensi kepada daerah dilaksanakan oleh CPMO memerlukan waktu lama. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa setelah loan agreement ditandatangani dan
berlaku efektif, dana pinjaman tidak dapat secara langsung dapat dimanfaatkan
maupun dilakukan penarikan pertama (first disbursement) untuk membiayai kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan yang akan
dibiayai pinjaman SCBDP ini adalah proses tender yang panjang dan memerlukan
waktu yang relatif lama. Hal ini disebabkan oleh proses pemberian NOL dari ADB
yang relatif lama, perbaikan/revisi dokumen yang perlu dilakukan kabupaten/kota
dalam proses tender jika ada kesalahan dan proses pengiriman permintaan
persetujuan oleh CPMO kepada ADB yang harus menunggu berkas beberapa
76
daerah terkumpul terlebih dahulu. Sebagai gambaran, jika semua pihak dapat
menepati schedule pada tiap tahap pengadaan secara tepat waktu, maka waktu
yang dibutuhkan sejak short list hingga tanda tangan kontrak adalah 262 hari.
Ditambah dengan long list maka kurang lebih dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan.
Khusus untuk keterlambatan pemberian NOL, rata-rata terjadi pada semua tahapan
pelaksanaan tender yang dilakukan pada semua lokasi kabupaten/kota peserta
program SCBDP baik untuk batch I (saat ini kontrak telah ditetapkan dan kegiatan
telah dilaksanakan) maupun batch II (saat ini proses pelaksanaan tender). Sebagai
salah satu contoh gambaran keterlambatan pemberian NOL dalam proses tender,
antara lain terjadi pada Kabupaten Wonogiri di mana penerbitan NOL untuk
submission III kurang lebih memerlukan waktu 9 bulan sejak panitia lelang
mengirimkan hasil evaluasi kombinasi proposal teknis dan biaya tanggal 5 Oktober
2007 sampai dengan diterimanya persetujuan NOL. Rentang waktu tersebut
diakibatkan CPMO SCBDP pada Desember 2007 – Maret 2008 harus menunggu
masuknya dokumen dari semua wilayah kabupaten/kota lainnya, baru bisa diproses
dan selanjutnya dikirimkan kepada ADB. Adapun surat persetujuan NOL dari ADB
baru diterima kembali pada tanggal 7 Juli 2008 yang berarti memerlukan waktu
sekitar 4 bulan.
Kendala lain yang secara spesifik berkontribusi pada rendahnya penyerapan
dana pinjaman antara lain :
1. Dengan adanya keterlambatan proses tender di atas berimplikasi pada
penyerapan dana yang baru terealisasi mulai tahun 2006 ketika Paket C1 dan
Paket C2 pada batch 1 menandatangani kontrak dan melakukan mobilisasi.
2. Kapasitas daerah dalam menyelesaikan pekerjaan bervariasi, ada yang dapat
memenuhi target sesuai dengan yang direncanakan, namun ada juga yang
lambat, tidak sesuai dengan rencana. Sebagai akibatnya, karena kontrak Paket
C2 bersifat lump sum, maka daerah belum dapat melakukan penagihan sampai
dengan pekerjaan selesai.
3. Kendala-kendala teknis dalam pembuatan tagihan oleh daerah, misalnya
kesalahan dalam penulisan invoice, pembuatan berita acara pembayaran (BAP),
kekuranglengkapan dokumen pendukung yang berdampak pada perlunya
perbaikan berkali-kali sebelum dokumen dimasukkan ke KPPN Khusus Jakarta
VI dan adanya pergantian pejabat pengelola keuangan di beberapa daerah.
77
Selanjutnya, di samping permasalahan tersebut di atas yang secara umum
dihadapi oleh semua kabupaten/kota peserta program SCBDP, terdapat
permasalahan khusus untuk masing-masing batch yaitu :
A. Batch I dimana kontrak telah ditandatangani dan kegiatan telah dilaksanakan,
kendala –kendala lain yang dihadapi adalah :
1. Dalam hal pencairan dana melalui mekanisme direct payment yaitu dengan
menyampaikan invoice dan withrawal application kepada ADB. Proses
penyampaian invoice sampai dengan pembayaran oleh ADB tersebut
memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini juga mempengaruhi pada
rendahnya realisasi penarikan dana pinjaman tersebut. Lambatnya proses
pencairan invoice ini dipengaruhi oleh masing-masing pihak yang terkait baik
pemerintah kabupaten/kota, CPMO maupun ADB sendiri. Sebagai contoh,
pengajuan invoice tanggal 27 Juli 2007 sebesar Rp. 347.165.818,00 untuk
kabupaten Tasikmalaya, waktu yang dibutuhkan dari pengajuan Aplikasi
Penarikan Dana Pembayaran Langsung (APD-PL) dari kabupaten/kota
kepada CPMO SCBDP untuk dilakukan verifikasi memerlukan waktu ±115
hari dan selanjutnya APD-PL tersebut disampaikan ke KPPN Khusus Jakarta
VI untuk diterbitkan withrawal application (WA), tahap selanjutnya adalah
proses pengajuan WA kepada ADB IRM Jakarta dan pembayaran invoice
oleh ADB kepada rekanan dengan bukti pembayaran biasanya dalam bentuk
Notice of Disbursement (NOD) memakan waktu ± 28 hari. Dengan demikian,
proses pengajuan invoice sampai dengan pembayaran memerlukan waktu ±
143 hari. Secara rata-rata pengajuan proses invoice sampai dengan
pembayaran oleh ADB untuk masing-masing kabupaten/kota memerlukan
waktu ± 85 hari. Secara lebih detil waktu yang dibutuhkan untuk masing-
masing tagihan dapat digambarkan sebagaimana daftar terlampir.
2. Alokasi pagu DIPA TA 2008 sangat tidak mencukupi untuk pembayaran
invoice yang sudah diajukan dan yang akan diajukan untuk pelaksanaan
tahun anggaran 2008. Berkaitan dengan kurangnya alokasi dana pinjaman
tersebut pada DIPA TA 2008, pemerintah kabupaten/kota belum dapat
mengajukan invoice atas pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Untuk menanggulangi masalah tersebut diharapkan CPMO SCBDP dapat
segera mengambil langkah-langkah untuk melakukan revisi DIPA tahun
78
anggaran 2008 sehingga permasalahan kekurangan alokasi dana dapat
segera diatasi.
B. Batch II (dalam proses pelaksanaan tender) juga dijumpai kendala-kendala yang
menghambat antara lain :
1. Tidak dapat terealisasinya dana pendamping yang telah dialokasikan dalam
APBD sehingga akan berpengaruh pada kinerja SKPD bersangkutan dan hal
ini juga menimbulkan pertanyaan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Disamping itu, akibat selanjutnya dari tidak terealisasinya dana
pendamping adalah kesulitan project implementing unit (PIU) untuk
melakukan usulan penyediaan alokasi dana pendamping dalam APBD
dimasa-masa yang akan datang.
2. Proses pelaksanaan penganggaran khususnya untuk alokasi dana
pendamping dalam APBD yang harus diperinci per kegiatan sesuai
Permendagri Nomor 13, sedangkan dalam APBN alokasi dana tidak diperinci
secara detail (gelondongan). Sebagai konsekuensi dari rincian per kegiatan
tersebut (dalam APBD) adalah kontrak pelaksanaan akan menyesuaikan
dengan banyaknya kegiatan (lebih dari satu kontrak), sedangkan apabila
dialokasikan secara utuh/gelondongan, kontrak kegiatan hanya 1 saja;
3. Keterlambatan proses tender batch 2 yang dimulai akhir tahun 2005 hingga
saat ini belum ada daerah yang menandatangani kontrak dapat digambarkan
sebagai berikut ini :
a) Waktu yang diperlukan oleh Pemerintah Indonesia dan ADB untuk
mengamandemen schedule 3 loan agreement sekitar 7 bulan, mulai
Agustus 2006 sampai dengan Februari 2007. Amandemen ini terkait
dengan berapa porsi pinjaman ADB dan berapa porsi pembiayaan dari
daerah, disebabkan karena ada inkonsistensi antara perjanjian pinjaman
dengan dokumen turunannya. Sebagai akibatnya, selama 7 bulan
tersebut, proses pelaksanaan tender yang dilaksanakan oleh
kabupaten/kota menjadi terhenti untuk sementara dan baru dapat
dilanjutkan kembali oleh pemerintah kabupaten/kota peserta SCBDP
setelah persetujuan ditetapkan kedua belah pihak (Pemerintah Indonesia
79
dan ADB). Dapat dilaporkan bahwa, amendment schedule 3 loan
agreement tersebut antara lain menyangkut penambahan lokasi kegiatan
(10 propinsi), perubahan alokasi dana per kategori (realokasi antar
kategori) dan perubahan porsi masing-masing kategori;
b) Waktu yang diperlukan oleh executing agency untuk menyetujui dan
menerbitkan pagu anggaran untuk masing-masing daerah adalah 2
bulan;
c) Tidak seragamnya waktu yang diperlukan oleh daerah untuk memproses
short list. Persetujuan long list dari ADB diterima pada akhir November
2005 ketika daerah sibuk memfinalisasi APBD (sebagian besar PIU ada
di Bappeda). Berkaitan dengan hal tersebut, daerah yang paling cepat
menyelesaikan short list pada Februari 2006 dan daerah yang paling
lambat menyelesaikan short list pada Mei 2006. Persetujuan ADB
terhadap short list diterima pada Juli 2006. Karena pemrosesan oleh
ADB menunggu berkas dari semua daerah masuk, bukan first in first out,
maka daerah yang paling cepat justru menunggu lebih lama (5 bulan
setelah berkas dikirim ke ADB);
d) Ditemukannya kemiripan proposal di beberapa daerah yang
menyebabkan proses tender tertunda selama 3 bulan. Tujuh daerah
pertama yang tercepat telah memasukkan laporan hasil evaluasinya
sejak Oktober 2007 dan setelah beberapa kali korespondensi yang
memerlukan dokumen tambahan, NOL dari ADB diterima pada akhir Juni
2008;
e) Waktu pemrosesan di ADB selalu melampaui target waktu CRAM.
Menurut CRAM, proses rapat, persetujuan dan pengiriman NOL
seharusnya dapat diselesaikan ADB dalam 14 hari kalender;
f) Perlunya perbaikan laporan yang memperpanjang waktu proses tender
akibat :
(1) Kerja panitia kadang kurang teliti/cermat atau ada perbedaan
interpretasi dalam membaca dokumen. Selain itu, di beberapa
daerah, pergantian panitia atau kesibukan panitia menyebabkan
lamanya proses di daerah;
(2) Peran konsultan lapangan belum optimal, karena pada semua kasus,
laporan hasil evaluasi/negosiasi yang masuk ke CPMO selalu
memerlukan perbaikan;
80
(3) Keterbatasan personalia di CPMO menyebabkan waktu yang
dibutuhkan untuk memproses dokumen sebelum dikirimkan ke ADB
menjadi bervariasi. Selain itu pada beberapa kasus, CPMO kurang
cermat atau beda penafsiran/pendapat dengan ADB;
(4) Keterbatasan personalia di ADB dan pada beberapa kasus, ADB
kurang cermat, beda penafsiran/pendapat dengan CPMO/daerah,
dan digunakannya guideline baru menyebabkan diperlukannya
tambahan waktu untuk penyesuaian.
4. Adanya beberapa daerah yang diindikasikan terlibat adanya Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan/tender (irregularities)
sehingga mengakibatkan proses pelaksanaan tender dan pemberian
persetujuan NOL terhenti dan baru dapat dilanjutkan menunggu hasil
investigasi badan penyidik dari COSO ADB Manila yang tidak jelas jadwal
pelaksanaannya.
5. Adanya pembatalan/pencabutan 27 DIPA TA 2008 untuk Tugas Perbantuan
Ditjen Otonomi Daerah sebesar Rp.44.067.754.000,00, dengan rincian
masing-masing kabupaten/kota sebagaimana daftar terlampir.
81
BAB V
REKOMENDASI
Berdasarkan permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan yang dibiayai pinjaman ADB No. 1964-INO (SF) : SCBDP tersebut di atas,
beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti sebagai langkah untuk percepatan
pelaksanaan penyerapan dana pinjaman adalah sebagai berikut :
1 Untuk percepatan penandatanganan kontrak diperlukan pemantauan dan
koordinasi masing-masing pihak khususnya CPMO SCBDP, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan ADB. Untuk itu, diminta agar CPMO dapat meningkatkan
koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan mengawal percepatan dalam
rangka proses pelaksanaan tender (procurement) sehingga kontrak segera
ditandatangani.
2 Dalam rangka percepatan pemberian persetujuan/NOL atas tahapan-tahapan
kontrak, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat menyampaikan surat permintaan
kepada ADB agar dapat membantu proses percepatan pemberian NOL,
sehingga dapat dilakukan tahapan proses tender selanjutnya dan
penandatanganan kontrak dapat segera dilaksanakan.
3 Khusus untuk daerah yang dinyatakan irregularities dalam proses pelaksanaan
tender, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat memfasilitasi dan meminta konfirmasi
kepada ADB Manila atas hasil investigasi dari COSO ADB Manila sehingga
dapat segera diperoleh kepastian keikutsertaan dari kabupaten/kota yang
diindikasikan melakukan KKN.
4 Berkaitan dengan kekurangan alokasi pembayaran invoice pada batch 1 dalam
DIPA TA 2008, kiranya CPMO SCBDP dapat segera melakukan koordinasi dan
mengajukan usulan revisi DIPA TA 2008 kepada Direktorat Jenderal Anggaran
dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
82
5 Dalam rangka percepatan pelaksanaan pencairan invoice kiranya dapat
diberikan sosialisasi kepada project implementing unit kabupaten/kota selaku unit
yang mengajukan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung (APD-PL)
disamping kepada staf CPMO yang menangani pengujian dan verifikasi APD-PL
sebelum disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI sehingga dapat
menghindari kesalahan-kesalahan administasi dalam pengajuan invoice.
6 Dalam rangka percepatan disbursement, Direktorat PHLN kiranya dapat
memfasilitasi pertemuan secara periodik yang dipimpin oleh Direktur Jenderal
Pengelolaan Utang dengan melibatkan unsur-unsur instansi terkait (Departemen
Keuangan, Bappenas dan executing agency) dengan pihak lender sehingga
permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan
yang dibiayai pinjaman luar negeri khususnya untuk SCBDP ini dan pinjaman
luar negeri pada umumnya dapat segera diatasi sehingga upaya percepatan
pelaksanaan pencairan dana pinjaman luar negeri dapat segera dilaksanakan.
83
Lampiran 1
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
1 Kab. Lebak
05/05/2006 Rp. 1.655.219.000 26/06/2006 Rp. 1.655.219.000 52 Hari 06/07/2006 USD 182.580,21 10 Hari 03/08/2006 Rp. 1.655.219.000 DIPA TA 2006
18/06/2008 Rp. 1.055.306.353 25/08/2008 Rp. 1.055.306.353 68 Hari - - - - - - DIPA TA 2008
2 Kab. Bogor
08/05/2006 Rp. 1.867.805.000 12/06/2006 Rp. 1.867.805.000 35 Hari 06/07/2006 USD 206.029,67 24 Hari 01/08/2006 Rp. 1.867.805.000
15/11/2006 Rp. 147.559.492 23/11/2006 Rp. 147.559.492 8 Hari 20/12/2006 USD 16.241,70 27 Hari 25/09/2007 Rp. 147.559.492
28/03/2008 Rp. 228.151.085 21/08/2008 Rp. 228.151.085 146 Hari - - - - - -
03/04/2008 Rp. 261.727.692 22/08/2008 Rp. 261.727.692 141 Hari - - - - - -
26/05/2008 Rp. 443.151.124 22/08/2008 Rp. 443.151.124 88 Hari - - - - - -
3 Kab. Tasikmalaya
02/08/2006 Rp. 1.943.700.000 05/09/2006 Rp. 1.943.700.000 34 Hari 21/09/2006 USD 212.194,32 16 Hari 28/05/2007 Rp. 1.943.700.000 DIPA TA 2006
15/11/2006 Rp. 24.757.273 26/06/2007 Rp. 24.757.273 223 Hari 03/07/2007 USD 2.729,46 7 Hari 24/07/2007 Rp. 24.757.273
15/11/2006 Rp. 5.302.364 26/06/2007 Rp. 5.302.364 223 Hari 03/07/2007 USD 584,59 7 Hari 24/07/2007 Rp. 5.302.364
27/07/2007 Rp. 347.165.818 19/11/2007 Rp. 347.165.818 115 Hari 17/12/2007 USD 37.281,16 28 Hari 28/12/2007 Rp. 347.165.818
27/07/2007 Rp. 83.758.182 19/11/2007 Rp. 83.758.182 115 Hari 17/12/2007 USD 8.994,55 28 Hari 28/12/2007 Rp. 83.758.182
15/05/2008 Rp. 167.580.000 11/06/2008 Rp. 167.580.000 27 Hari 30/06/2008 USD 18.141,78 19 Hari 04/08/2008 Rp. 167.580.000
15/05/2008 Rp. 145.943.636 11/06/2008 Rp. 145.943.636 27 Hari 30/06/2008 USD 15.799,48 19 Hari 04/08/2008 Rp. 145.943.636
15/05/2008 Rp. 591.270.909 11/06/2008 Rp. 591.270.909 27 Hari 30/06/2008 USD 64.009,46 19 Hari 04/08/2008 Rp. 591.270.909
4 Kab. Garut
22/03/2006 Rp. 1.943.570.000 05/05/2006 Rp. 1.943.570.000 44 Hari 06/07/2006 USD 214.386,97 62 Hari 29/08/2006 Rp. 1.943.570.000
10/10/2006 Rp. 113.738.181 07/12/2006 Rp. 113.738.181 58 Hari 20/12/2006 USD 12.519,03 13 Hari 28/05/2007 Rp. 113.738.181
No.
PROSES PENARIKAN DANA PINJAMAN ADB 1964-INO MELALUI MEKANISME DIRECT PAYMENTPROYEK PENINGKATAN KAPASITAS BERKELANJUTAN UNTUK DESENTRALISASI
KEADAAN PER 31 AGUSTUS 2008
APD - WA WA - NOD
DIPA TA 2008
Kota/Kab.Jumlah Jumlah
NOD (ADB)
DIPA TA 2006
Jumlah
Waktu WaktuKet.
APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)
DIPA TA 2007
DIPA TA 2008
DIPA TA 2006
Jumlah
Lampiran 1
Tanggal Tanggal Tanggal TanggalNo.
APD - WA WA - NODKota/Kab.
Jumlah Jumlah
NOD (ADB)
Jumlah
Waktu WaktuKet.
APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)
Jumlah
10/10/2006 Rp. 47.905.545 31/08/2007 Rp. 47.905.545 325 Hari 04/10/2007 USD 5.284,67 34 Hari 08/11/2007 Rp. 47.905.545
21/12/2006 Rp. 222.294.636 31/08/2007 Rp. 222.294.636 253 Hari 04/10/2007 USD 24.522,30 34 Hari 08/11/2007 Rp. 222.294.636
06/03/2007 Rp. 218.501.818 31/08/2007 Rp. 218.501.818 178 Hari 04/10/2007 USD 24.103,90 34 Hari 08/11/2007 Rp. 218.501.818
07/12/2007 Rp. 126.096.727 21/08/2008 Rp. 126.096.727 258 Hari - - - - - -
07/12/2007 Rp. 252.661.818 21/08/2008 Rp. 252.661.818 258 Hari - - - - - -
5 Kab. Bantul
30/06/2006 Rp. 1.558.409.000 16/08/2006 Rp. 1.558.409.000 47 Hari 19/09/2006 USD 170.632,77 34 Hari 28/07/2006 Rp. 1.558.409.000 DIPA TA 2006
15/06/2008 Rp. 438.259.885 27/06/2008 Rp. 438.259.885 12 Hari 01/08/2008 USD 48.035,65 35 Hari 20/08/2008 Rp. 438.259.885
01/07/2008 Rp. 354.863.158 03/07/2008 Rp. 354.863.158 2 Hari 01/08/2008 USD 38.894,91 29 Hari 20/08/2008 Rp. 354.863.158
6 Kab. Sleman
18/08/2006 Rp. 1.683.043.000 27/12/2006 Rp. 1.683.043.000 131 Hari 23/01/2007 USD 185.164,64 27 Hari 13/06/2007 Rp. 1.683.043.000 DIPA TA 2006
15/07/2007 Rp. 71.184.406 08/10/2007 Rp. 71.184.406 85 Hari 02/11/2007 USD 7.819,88 25 Hari 28/12/2007 Rp. 71.184.406
05/09/2007 Rp. 169.818.224 19/11/2007 Rp. 169.818.224 75 Hari 10/03/2008 USD 18.693,55 112 Hari 24/06/2008 Rp. 169.818.224
13/12/2007 Rp. 797.002.951 26/05/2008 Rp. 797.002.951 165 Hari 06/06/2008 USD 86.112,20 11 Hari 24/06/2008 Rp. 797.002.951
26/05/2008 Rp. 169.473.818 15/07/2008 Rp. 169.473.818 50 Hari 01/08/2008 USD 18.575,25 17 Hari 22/08/2008 Rp. 169.473.818
02/06/2008 Rp. 218.944.727 21/08/2008 Rp. 218.944.727 80 Hari - - - - - -
7 Kab. Brebes
05/07/2006 Rp. 1.766.343.011 25/07/2006 Rp. 1.766.343.011 20 Hari 24/08/2006 USD 195.057,36 30 Hari 28/05/2007 Rp. 1.766.343.011 DIPA TA 2006
14/08/2007 Rp. 71.345.589 19/11/2007 Rp. 71.345.589 97 Hari 17/12/2007 USD 7.661,60 28 Hari 28/12/2007 Rp. 71.345.589
15/08/2007 Rp. 17.301.190 19/11/2007 Rp. 17.301.190 96 Hari 17/12/2007 USD 1.857,93 28 Hari 28/12/2007 Rp. 17.301.190
15/03/2008 Rp. 233.570.526 14/05/2008 Rp. 233.570.526 60 Hari 30/05/2008 USD 25.042,84 16 Hari 24/06/2007 Rp. 233.570.526
15/03/2008 Rp. 170.425.367 14/05/2008 Rp. 170.425.367 60 Hari 30/05/2008 USD 18.272,58 16 Hari 24/06/2007 Rp. 170.425.367
DIPA TA 2008
DIPA TA 2007
DIPA TA 2008
DIPA TA 2007
DIPA TA 2008
DIPA TA 2007
DIPA TA 2008
Lampiran 1
Tanggal Tanggal Tanggal TanggalNo.
APD - WA WA - NODKota/Kab.
Jumlah Jumlah
NOD (ADB)
Jumlah
Waktu WaktuKet.
APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)
Jumlah
8 Kab. Pemalang
21/07/2006 Rp. 1.807.524.000 10/08/2006 Rp. 1.807.524.000 20 Hari 31/08/2006 USD 198.042,13 21 Hari 28/05/2007 Rp. 1.807.524.000
06/11/2006 Rp. 179.678.909 07/12/2006 Rp. 179.678.909 31 Hari 20/12/2006 USD 19.777,07 13 Hari 28/05/2007 Rp. 179.678.909
14/11/2007 Rp. 67.739.419 11/12/2007 Rp. 67.739.419 27 Hari 10/03/2008 USD 7.456,74 90 Hari 24/06/2008 Rp. 67.739.419 DIPA TA 2007
26/03/2008 Rp. 377.007.578 26/05/2008 Rp. 377.007.578 61 Hari 06/06/2008 USD 40.733,80 11 Hari 24/06/2008 Rp. 377.007.578 DIPA TA 2008
9 Kab. Simalungun
18/12/2006 Rp. 1.586.274.000 27/12/2006 Rp. 1.586.274.000 9 Hari 23/01/2007 USD 174.518,32 27 Hari 13/06/2007 Rp. 1.586.274.000 DIPA TA 2006
10 Kota Medan
07/10/2007 Rp. 1.388.912.000 31/10/2007 Rp. 1.388.912.000 24 Hari 21/11/2007 USD 149.457,87 21 Hari 10/12/2007 Rp. 1.388.912.000 DIPA TA 2007
11 Kota OKI (Ogan
Komering Ilir) 28/04/2006 Rp. 1.812.310.000 05/05/2006 Rp. 1.812.310.000 7 Hari 06/07/2006 USD 199.908,25 62 Hari 29/08/2006 Rp. 1.812.310.000 DIPA TA 2006
12/04/2007 Rp. 77.439.030 16/04/2007 Rp. 77.439.030 4 Hari 27/04/2007 USD 8.506,86 11 Hari 29/06/2007 Rp. 77.439.030
12/04/2007 Rp. 673.231.333 16/04/2007 Rp. 673.231.333 4 Hari 27/04/2007 USD 73.956,11 11 Hari 29/06/2007 Rp. 673.231.333
15/06/2008 Rp. 408.804.243 15/07/2008 Rp. 408.804.243 30 Hari 01/08/2008 USD 44.807,14 17 Hari 20/08/2008 Rp. 408.804.243 DIPA TA 2008
12 Kota Palembang
15/12/2006 Rp. 1.351.307.575 27/12/2006 Rp. 1.351.307.575 12 Hari 23/01/2007 USD 148.667,85 27 Hari 14/06/2007 Rp. 1.351.307.575 DIPA TA 2006
13 Kab. Lampung
Utara 14/12/2006 Rp. 1.742.162.750 27/12/2006 Rp. 1.742.162.750 13 Hari 23/01/2007 USD 191.668,74 27 Hari 13/06/2007 Rp. 1.742.162.750 DIPA TA 2006
30/04/2008 Rp. 241.716.247 15/07/2008 Rp. 241.716.247 76 Hari 01/08/2008 USD 26.493,40 17 Hari 20/08/2008 Rp. 241.716.247 DIPA TA 2008
DIPA TA 2006
DIPA TA 2007
Lampiran 1
Tanggal Tanggal Tanggal TanggalNo.
APD - WA WA - NODKota/Kab.
Jumlah Jumlah
NOD (ADB)
Jumlah
Waktu WaktuKet.
APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)
Jumlah
14 Kab. Lampung
Timur 24/05/2006 Rp. 1.682.568.000 29/05/2006 Rp. 1.682.568.000 5 Hari 17/07/2006 USD 184.959,76 49 Hari 03/08/2006 Rp. 1.682.568.000
28/12/2006 Rp. 343.631.182 29/12/2006 Rp. 343.631.182 1 Hari 23/01/2007 USD 38.245,61 25 Hari 29/06/2007 Rp. 343.631.182
-- Rp. 10.833.564 08/10/2007 Rp. 10.833.564 - 02/11/2007 USD 1.190,11 25 Hari 19/11/2007 Rp. 10.833.564
-- Rp. 244.111.020 14/11/2007 Rp. 244.111.020 - 19/03/2008 USD 26.150,08 126 Hari 24/06/2008 Rp. 244.111.020
08/07/2008 Rp. 60.229.655 15/07/2008 Rp. 60.229.655 7 Hari 01/08/2008 USD 6.601,49 17 Hari 20/08/2008 Rp. 60.229.655 DIPA TA 2008
15 Ditjen Otda
(Belanja Jasa) 28/04/2006 Rp. 891.152.247 05/05/2006 Rp. 891.152.247 7 Hari 31/05/2006 USD 96.341,05 26 Hari 29/08/2006 Rp. 891.152.247
28/04/2006 USD 23.205 05/05/2006 USD 23.205 7 Hari 31/05/2006 USD 23.205,00 26 Hari 29/08/2006 Rp. 215.017.530
18/04/2007 Rp. 1.274.981.892 30/05/2007 Rp. 1.274.981.892 42 Hari 26/06/2007 USD 141.907,36 27 Hari 24/07/2007 Rp. 1.274.981.892
18/04/2007 USD 92.620,09 30/05/2007 USD 92.620,09 42 Hari 22/06/2007 USD 92.620,09 23 Hari 24/07/2007 Rp. 83.802.574,00
21/09/2007 USD 100.357,90 11/10/2007 USD 100.357,90 20 Hari 14/11/2007 USD 100.357,90 34 Hari 13/12/2007 Rp. 925.199.480,00
21/09/2007 Rp. 3.491.903.003 11/10/2007 Rp. 3.491.903.003 20 Hari 09/11/2007 USD 381.893,05 29 Hari 13/12/2007 Rp. 3.491.903.003
15/06/2008 Rp. 539.948.880 03/07/2008 Rp. 539.948.880 18 Hari 01/08/2008 USD 59.181,30 29 Hari 20/08/2008 Rp. 539.948.880
15/05/2008 USD 5.287 03/07/2008 USD 5.287 49 Hari 01/08/2008 USD 5.287,00 29 Hari 20/08/2008 Rp. 48.249.162
15/08/2008 Rp. 499.620.000 12/09/2008 Rp. 499.620.000 28 Hari - - - - - -
15 Ditjen Otda
(Bel. Peralatan 04/06/2007 Rp. 5.911.402.964 03/07/2007 Rp. 5.911.402.964 29 Hari 26/07/2007 USD 651.932,22 23 Hari 25/09/2007 Rp. 5.911.402.964
dan Mesin) 04/06/2007 USD 546.812,73 05/07/2007 USD 546.812,73 31 Hari 24/07/2007 USD 546.812,73 19 Hari 25/09/2007 Rp. 4.982.010.783,00
15/10/2007 Rp. 378.308.036 19/11/2007 Rp. 378.308.036 35 Hari 17/12/2007 USD 40.625,43 28 Hari 28/12/2007 Rp. 378.308.036
15/10/2007 USD 1.007.046,77 19/11/2007 USD 1.007.046,77 35 Hari 28/11/2007 USD 1.007.046,77 9 Hari 13/12/2007 Rp. 9.514.577.882,00
Catatan.
Uraian
DIPA TA 2006
DIPA TA 2007
DIPA TA 2007
DIPA TA 2006
DIPA TA 2007
DIPA TA 2008
APD-PL (PIU) - WA (KPPN) WA (KPPN) - NOD (ADB) APD-PL (PIU) - NOD (ADB)
Rata-rata waktu 58 Hari 27 Hari 85 Hari
Lampiran 2
RUPIAH USD RUPIAH USD Equivalen SDR RUPIAH USD
TA 2005 40.851.588.000 4.750.184,65 2.664.092.560 284.919,26 197.209,58 38.187.495.440 4.465.265,39 7%
TA 2006 163.263.596.000 18.984.139,07 24.291.012.877 2.670.140,45 1.798.304,52 138.972.583.123 16.313.998,62 15%
TA 2007 210.205.346.000 22.848.407,17 30.303.788.025 3.369.446,91 2.156.761,62 179.901.557.975 19.478.960,26 14%
TA 2008 41.401.950.000 4.500.211,96 4.744.346.015 515.988,28 317.944,84 36.657.603.985 3.984.223,68 11%
J u m l a h 455.722.480.000 51.082.942,85 62.003.239.477 6.840.494,90 4.470.220,56 393.719.240.523 44.242.447,95 14%
Catatan.
1.Kab.Gresik (II) 11.Kab.Wonogiri (II) 21.Kab.Ogan Komering Ulu (II) 2.Kota Malang (II) 12.Kab.Klaten (II) 22.Kab.Subang (II) 3.Kota Nganjuk (II) 13.Kab.Sragen (II) 23.Kota Kediri (II) 4.Kab.Kuningan (II) 14.Kab.Pandeglang (II) 24.Kab.Lombok Tengah (II) 5.Kab.Banjarnegara (II) 15.Kab.Lampung Selatan (II) 25.Prop. Lampung (III) 6.Prop.Jateng (III) 16.Kab.Lombok Barat (II) 26.Prop.Sulawesi Tenggara (III) 7.Kab.Tapanuli Tengah(II) 17.Kab.Cirebon (II) 27.Kota Cirebon (II) 8.Prop.NTB (III) 18.Kab.Buton (II) 9.Kota Bau-Bau (II) 19.Kab.Sampang (II) 10.Kab.Karo (II) 20.Kab.Bojonegoro (II)
SISA DANA
REALISASI PENYERAPAN DANA DIPA BERDASARKAN NOTICE OF DISBURSEMENT (NOD) ADB PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS BERKELANJUTAN UNTUK DESENTRALISASI YANG DIBIAYAI PINJAMAN ADB 1964-INO
KEADAAN PER 31 AGUSTUS 2008
dinyatakan tidak berlaku kelompok Batch II dan III, terdiri dari:
2. DIPA TA 2008 terdiri dari 46 DIPA dengan total alokasi pagu sebesar Rp. 85.469.704.000,- yaitu untuk 45 Kab/Kota/Propinsi, dan 1 (satu) Ditjen Otda, Depdagri 3. Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan tanggal 6 Agustus 2008 masing-masing No.S-5341/PB/2008 dan S-5342/PB/2008 tentang Pencabutan DIPA Tugas Pembantuan Ditjen Otonomi Daerah Depdagri, sebanyak 27 DIPA TA 2008 sebesar Rp. 44.067.754.000
Tingkat PenyerapanDIPA
1. Realisasi Penarikan Pinjaman ADB 1964-INO sebesar SDR 4,470,220.56 dari total pinjaman senilai SDR 31,945,000,00 (13.99%).
PAGU DIPA REALISASI