96
DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

DAFTAR ISI EXECUTIVE SUMMARY ............................................................................. i BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Maksud dan Tujuan......................................................................... 2

BAB II GAMBARAN UMUM............................................................................. 3

A. Deskripsi Pinjaman SCBDP ........................................................ 3

B. Tujuan Kegiatan .............................................................................. 4

C. Lingkup Kegiatan............................................................................. 4

D. Lokasi Kegiatan............................................................................... 5

E. Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... 5

BAB III LAPORAN HASIL UJI PETIK KE LOKASI KEGIATAN.............. 9 A. Batch I..................................................................................... 9

B. Batch II.................................................................................... 69

BAB IV EVALUASI KINERJA PINJAMAN LUAR NEGERI .................... 76 BAB V REKOMENDASI .......................................................................... 82 Lampiran 1 Proses Penarikan Pinjaman ADB 1964-INO melalui

Mekanisme Direct Payment

Lampiran 2 Realisasi Penyerapan Dana DIPA Berdasarkan Notice of

Disbursement (NOD) ADB

EXECUTIVE SUMMARY

Loan Agreement No. 1964-INO (SF) Sustainable Capacity Building for

Decentralization Project (SCBDP) ditandatangani pada tanggal 31 Juli 2003, berlaku

efektif tanggal 5 September 2003 merupakan pinjaman lunak dari Asian

Development Bank senilai SDR 31,945,000.00. Adapun tujuan SCBDP adalah

untuk membiayai kegiatan untuk mendukung dan meningkatkan kapasitas daerah

antara lain (i) melalui dukungan terhadap peningkatan kemampuan yang

berkesinambungan dari pemerintah daerah yang menjadi sasaran program sehingga

kapasitas operasional mereka semakin meningkat dalam hal penyelenggaraan

pelayanan-pelayanan yang secara mendasar dibutuhkan masyarakat, pemeliharaan

prasarana-prasarana pokok masyarakat, pengembangan pembangunan ekonomi

daerah, program pengentasan kemiskinan dan prinsip-prinsip penyelenggaraan

pemerintahan yang baik (good governance); (ii) pengembangan sistem

kelembagaan yang memadai serta pengembangan kapasitas inti sumber daya

manusia agar lebih berkemampuan untuk menjawab kebutuhan pelaksanaan dan

manajemen dari sistem pemerintah daerah yang berorientasi pada kinerja; dan (iii)

dukungan terhadap desentralisasi melalui perangkat pemerintah daerah yang lebih

transparan, bertanggung jawab dan demokratis.

Lokasi sasaran kegiatan SCBDP ini meliputi 10 Propinsi dan 37 Kabupaten/

kota yang terbagi dalam 3 batch yaitu :

1. Batch I terdiri dari 14 kabupaten/kota yang meliputi Kabupaten Tasikmalaya,

Kabupaten Sleman, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pemalang, Kabupaten

Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lebak, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten

Lampung Timur, Kabupaten Garut, Kabupaten Brebes, Kabupaten Bogor,

Kabupaten Bantul dan Kota Medan.

2. Batch II dan III terdiri dari 10 propinsi dan 23 kabupaten/kota yang meliputi

Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Lampung,

Propinsi Banten, Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah, Propinsi

DI Yogyakarta, Propinsi Jawa Timur, Propinsi Sulawesi Tenggara dan Propinsi

Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Subang, Kabupaten Klaten, Kabupaten

Wonogiri, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Malang,

i

Kabupaten Buton, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Karo, Kabupaten

Ogan Komering Ulu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sragen, Kabupaten

Bau-Bau, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten

Lampung Selatan, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Sampang,

Kabupaten Gresik, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Pandeglang dan Kota

Cirebon.

Selama ±5 tahun pelaksanaan (dari 5 tahun 9 bulan yang direncanakan),

tingkat penyerapan dana pinjaman SCBDP per tanggal 31 Agustus 2008 adalah

sebagai berikut :

Title Amount

(SDR) Disbursed

(SDR) % Undisbursed

(SDR) %

SCBDP 31,945,000.00 4,470,220.56 13.99 27,474,779.44 86.01

Dari tabel tersebut di atas, diperoleh informasi bahwa tingkat penyerapan

pinjaman hanya sebesar 13,99% dari nilai komitmen, sedangkan waktu yang

terpakai (elapsed time) telah mencapai 85,74%. Apabila dilakukan perhitungan

Progress Varian (PV) terhadap pinjaman tersebut akan diperoleh nilai sebesar

–72,96%. Dengan demikian, pinjaman tersebut dapat dikategorikan sebagai very

slow disbursement.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap cakupan pencairan dana pinjaman

SCBDP yang dikategorikan very slow disbursement tersebut di atas, maka pada

tanggal 20–28 Agustus 2008 telah dilaksanakan uji petik untuk memantau

perkembangan dan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai

pinjaman luar negeri atas pinjaman Asian Development Bank No. 1964-INO (SF) :

Sustainable Capacity Building for Decentralization Project (SCBDP) melalui

kunjungan on-site secara sampling di 16 kabupeten/kota lokasi kegiatan yaitu

Kabupaten Pemalang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lampung Utara,

Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bantul, Kabupaten

Sleman, Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, Kota Medan, Kota Palembang

dan Kota Cirebon.

ii

Adapun dari hasil uji petik terhadap 16 kabupaten/kota dimaksud, dapat

dilaporkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan kegiatan pada batch I (pelaksanaan kegiatan telah/sedang

dilaksanakan) dijumpai kendala yang menghambat pelaksanaan kegiatan yaitu:

a) Dalam hal pencairan dana melalui mekanisme direct payment yaitu dengan

menyampaikan invoice dan withrawal application kepada ADB. Proses

penyampaian invoice sampai dengan pembayaran oleh ADB tersebut

memerlukan waktu yang relatif lama. Lambatnya proses pencairan invoice ini

dipengaruhi oleh masing-masing pihak yang terkait baik pemerintah

kabupaten/kota, CPMO maupun ADB.

b) Alokasi pagu DIPA TA 2008 sangat tidak mencukupi untuk pembayaran

invoice yang sudah diajukan dan yang akan diajukan untuk pelaksanaan

tahun anggaran 2008. Berkaitan dengan kurangnya alokasi dana pinjaman

tersebut pada DIPA TA 2008, pemerintah kabupaten/kota belum dapat

mengajukan invoice atas pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

2. Dalam pelaksanaan kegiatan pada batch II (saat ini masih dalam tahap proses

pelaksanaan tender) dijumpai kendala yang menghambat pelaksanaan kegiatan

meliputi :

a) Proses pelaksanaan tender yang panjang dan memerlukan waktu yang relatif

lama yang diakibatkan proses pemberian no objection letter (NOL) dari ADB

yang memerlukan waktu yang relatif lama. Sebagai salah satu contoh

keterlambatan pemberian NOL dalam proses tender, antara lain terjadi pada

kabupaten Wonogiri dimana penerbitan NOL untuk submission III kurang

lebih memerlukan waktu 9 bulan sejak panitia lelang mengirimkan hasil

evaluasi kombinasi proposal teknis dan biaya tanggal 5 Oktober 2007 sampai

dengan diterimanya persetujuan NOL. Rentang waktu tersebut diakibatkan

CPMO SCBDP pada Desember 2007 – Maret 2008 harus menunggu

masuknya dokumen dari semua wilayah kabupaten/kota lainnya, baru bisa

diproses dan selanjutnya dikirimkan kepada ADB. Adapun surat persetujuan

NOL dari ADB baru diterima kembali pada tanggal 7 Juli 2008 yang berarti

memerlukan waktu sekitar 4 bulan;

b) Tidak dapat terealisasinya dana pendamping yang telah dialokasikan dalam

APBD akan mempengaruhi kinerja SKPD bersangkutan disamping akan

iii

menimbulkan kesulitan project implementing unit (PIU) untuk melakukan

usulan penyediaan alokasi dana pendamping dalam APBD dimasa-masa

yang akan datang;

c) Adanya beberapa daerah yang diindikasikan terlibat adanya Korupsi, Kolusi

dan nepotisme/KKN dalam proses pengadaan/tender (irregularities) sehingga

mengakibatkan proses pelaksanaan tender dan pemberian persetujuan NOL

terhenti dan baru dapat dilanjutkan menunggu hasil investigasi badan

penyidik dari COSO ADB Manila.

d) Adanya pembatalan/pencabutan DIPA 27 DIPA TA 2008 Tugas Pembantuan

Direktorat Jenderal Otonomi Daerah untuk Batch II dan III sebesar

Rp 44.067.754.000,00.

Berdasarkan permasalahan dan kendala tersebut di atas, beberapa hal yang

perlu ditindaklanjuti sebagai langkah untuk percepatan pelaksanaan penyerapan

dana pinjaman adalah sebagai berikut:

1. Untuk percepatan penandatanganan kontrak diperlukan pemantauan dan

koordinasi masing-masing pihak khususnya CPMO SCBDP, Pemerintah

Kabupaten/Kota dan ADB. Untuk itu, diminta agar CPMO dapat meningkatkan

koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan mengawal percepatan

dalam rangka proses pelaksanaan tender (procurement) sehingga kontrak

segera ditandatangani;

2. Dalam rangka percepatan pemberian persetujuan/NOL atas tahapan-tahapan

kontrak, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat menyampaikan surat permintaan

kepada ADB agar dapat membantu proses percepatan pemberian NOL,

sehingga dapat dilakukan tahapan proses tender selanjutnya dan

penandatanganan kontrak dapat segera dilaksanakan;

3. Khusus untuk daerah yang dinyatakan irregularities dalam proses pelaksanaan

tender, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat Pinjaman

dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat memfasilitasi dan meminta konfirmasi

kepada ADB Manila atas hasil investigasi dari COSO ADB Manila sehingga

dapat segera diperoleh kepastian keikutsertaan dari kabupaten/kota yang

diindikasikan melakukan KKN;

iv

4. Berkaitan dengan kekurangan alokasi pembayaran invoice pada batch 1 dalam

DIPA TA 2008, kiranya CPMO SCBDP dapat segera melakukan koordinasi dan

mengajukan usulan revisi DIPA TA 2008 kepada Direktorat Jenderal Anggaran

dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

5. Dalam rangka percepatan pelaksanaan pencairan invoice kiranya dapat

diberikan sosialisasi kepada project implementing unit kabupaten/kota selaku unit

yang mengajukan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung (APD-PL)

disamping kepada staf CPMO yang menangani pengujian dan verifikasi APD-PL

sebelum disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI sehingga dapat

menghindari kesalahan-kesalahan administasi dalam pengajuan invoice;

6. Dalam rangka percepatan disbursement, Direktorat Pinjaman dan Hibah Luar

Negeri kiranya dapat memfasilitasi pertemuan secara periodik yang dipimpin oleh

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dengan melibatkan unsur-unsur instansi

terkait (Departemen Keuangan, Bappenas dan executing agency) dengan pihak

lender sehingga permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat

pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman luar negeri khususnya untuk

SCBDP ini dan pinjaman luar negeri pada umumnya dapat segera diatasi

sehingga upaya percepatan pelaksanaan pencairan dana pinjaman luar negeri

dapat segera dilaksanakan.

v

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2006 tentang Tata

Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, pada Bab VII Pasal 24 Ayat (1), telah

diamanatkan untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi triwulanan

terhadap kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan hibah luar negeri. Untuk

memenuhi amanat dimaksud, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK)

Nomor 131/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 telah ditetapkan bahwa

Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi PHLN, Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan

Setelmen mempunyai tugas untuk mengumpulkan bahan bagi pemantauan

kinerja perkembangan pelaksanaan pinjaman dan hibah luar negeri; melakukan

analisis terhadap perkembangan pelaksanaan pinjaman dan hibah luar negeri;

melakukan evaluasi terhadap cakupan pencairan pinjaman dan efektifitas

pinjaman dan hibah luar negeri.

Pemantauan kinerja pelaksanaan pinjaman luar negeri tersebut diperlukan

dalam rangka menjawab berbagai permasalahan yang sering ditemui dalam

pelaksanaan pengelolaan pinjaman dan hibah luar negeri yang ditandai dengan

relatif rendahnya daya serap dana pinjaman sehingga dapat berdampak pada

sering dilakukannya perpanjangan loan closing date, sehingga dari segi biaya

(cost of borrowing) berupa beban bunga akan terjadi peningkatan di samping dari

segi waktu juga terjadi keterlambatan penyelesaian kegiatan dan mundurnya

pencapaian target yang telah ditetapkan serta adanya opportunity lost dalam

peningkatan pendapatan nasional. Permasalahan tersebut apabila tidak segera

ditangani secara serius dan berkesinambungan akan menimbulkan dampak dan

hambatan yang serius yang berakibat pada pengelolaan pinjaman luar negeri

yang tidak efektif dan kurang efisien.

Untuk mengetahui dan memantau perkembangan dan permasalahan

dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman luar negeri, maka pada

tanggal 20–28 Agustus 2008 telah dilaksanakan uji petik atas pinjaman Asian

1

Development Bank (ADB) No.1964-INO (SF) : Sustainable Capacity Building for

Decentralization Project (SCBDP) melalui kunjungan on-site secara sampling di

16 kabupeten/kota lokasi kegiatan yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Ogan

Komering Ilir, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Timur,

Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten

Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman,

Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, Kota Medan, Kota Palembang dan Kota

Cirebon.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan monitoring dan

evaluasi terhadap SCBDP adalah untuk :

1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman luar negeri;

2. Mengetahui perkembangan tingkat penyerapan kegiatan yang dibiayai dari

pinjaman luar negeri;

3. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di

daerah sehingga diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam

pelaksanaan SCBDP selanjutnya;

4. Menyusun alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi untuk

percepatan penyerapan dana pinjaman luar negeri.

2

BAB II

GAMBARAN UMUM A. Deskripsi Pinjaman SCBDP

1. Project Name : Sustainable Capacity Building for

Decentralization Project (SCBDP)

2. Sumber dana : Asian Development Bank (ADB)

3. Credit/Loan No : 1964-INO (SF)

4. Terms and Conditions

- Grace Period : 10 tahun

- Maturity : 32 tahun

- Interest Rate : -

- Service Charge : 0.75% pa

5. Loan Amount : SDR 31,945,000.00

6. No Register : 10661901

7. Signing Date : 31 Juli 2003

8. Effective Date : 5 September 2003

9. Closing Date : 30 Juni 2009

10. Mekanisme penarikan

dana

: Direct Payment

11. Executing Agency : Direktorat Jenderal Otonomi Daerah

Departemen Dalam Negeri

12. Implementing Agency : 1. Departemen Dalam Negeri

- Direktorat Jenderal Otonomi Daerah

- Badan Pendidikan dan Pelatihan

2. Lembaga Administrasi Negara

3. Badan Kepegawaian Negara

4. Kantor Menteri Negara PAN

5. 38 pemerintah kabupaten/kota di 10

propinsi

6. 10 pemerintah propinsi

3

B. Tujuan Kegiatan

Secara umum tujuan keseluruhan dari SCBDP adalah mendukung dan

meningkatkan kapasitas daerah antara lain :

1. Memberikan dukungan terhadap peningkatan kemampuan yang

berkesinambungan dari pemerintah daerah yang menjadi sasaran program

sehingga kapasitas operasional mereka semakin meningkat dalam hal (i)

penyelenggaraan pelayanan-pelayanan yang secara mendasar dibutuhkan

masyarakat (ii) pemeliharaan prasarana-prasarana pokok masyarakat (iii)

pengembangan pembangunan ekonomi daerah (iv) program pengentasan

kemiskinan dan (v) prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik

(good governance);

2. Pengembangan sistem kelembagaan yang memadai serta pengembangan

kapasitas inti sumber daya manusia agar lebih berkemampuan untuk

menjawab kebutuhan pelaksanaan dan manajemen dari sistem pemerintah

daerah yang berorientasi pada kinerja;

3. Dukungan terhadap desentralisasi melalui perangkat pemerintahan daerah

yang lebih transparan, bertanggung jawab dan demokratis.

C. Lingkup kegiatan

Ruang lingkup kegiatan yang dibiayai oleh SCBDP meliputi :

1. Institusi (penguatan aspek organisasi, prosedur dan mekanisme kerja,

hubungan dan jaringan antarorganisasi dan proses pengambilan keputusan);

2. Individu (pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia/SDM);

3. Sistem (penguatan aspek sistem, kerangka peraturan dan kebijakan yang

mendukung atau membatasi pencapaian tujuan, termasuk penguatan sistem

manajemen SDM dan information communication technology).

4

D. Lokasi kegiatan

Lokasi sasaran kegiatan SCBDP ini meliputi 10 propinsi dan 37

kabupaten/kota yang terbagi dalam 3 batch yaitu :

1. Batch I terdiri dari 14 kabupaten/kota yang meliputi Kabupaten Tasikmalaya,

Kabupaten Sleman, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pemalang,

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lebak, Kabupaten Lampung

Utara, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Garut, Kabupaten Brebes,

Kabupaten Bogor, Kabupaten Bantul dan Kota Medan.

2. Batch II dan III terdiri dari 10 propinsi dan 23 kabupaten/kota yang meliputi

Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Lampung,

Propinsi Banten, Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah, Propinsi DI

Yogyakarta, Propinsi Jawa Timur, Propinsi Sulawesi Tenggara dan Propinsi

Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Subang, Kabupaten Klaten, Kabupaten

Wonogiri, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kuningan, Kabupaten

Malang, Kabupaten Buton, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Karo,

Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sragen,

Kabupaten Bau-Bau, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lombok Tengah,

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk,

Kabupaten Sampang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lombok Barat,

Kabupaten Pandeglang dan Kota Cirebon.

E. Pelaksanaan kegiatan

1. Komponen Kegiatan dan Alokasi Dana

Loan Agreement No.1964-INO (SF) SCBDP dengan nilai komitmen (original

commitment) sebesar SDR.31,945,000.00 ditandatangani antara Pemerintah

Indonesia dan ADB pada tanggal 31 Juli 2003 berlaku efektif pada tanggal 5

September 2003 dan akan berakhir (closing date) pada tanggal 30 Juni 2009.

Komponen Kegiatan yang dibiayai pinjaman SCBDP ini meliputi 3 komponen,

yaitu :

5

a) Part A: Capacity Building Action Plan Development and Implementation

Mendukung kelembagaan/institusi mengembangkan rencana tindak

peningkatan kapasitas daerah, yaitu sebagai berikut :

(1) Mendukung pemerintah daerah terpilih penerima rencana tindak

peningkatan kapasitas daerah melalui :

- Meningkatkan kemampuan kelembagaan/institusi yang telah ada;

- Mendorong penerapan rencana tindak peningkatan kapasitas

daerah;

- Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka

pelaksanaan proyek.

(2) Mendukung pemerintah daerah di luar yang telah terpilih dengan cara :

- Melakukan persiapan dukungan teknis untuk penilaian dasar

proposal rencana tindak peningkatan kapasitas daerah;

- Mengidentifikasi kapasitas kelembagaan/institusi yang perlu

ditingkatkan untuk mendukung pengembangan rencana tindak

peningkatan kapasitas daerah;

- Meningkatkan sumber daya manusia;

- Mengembangkan sistem monitoring, sistem manajemen, asset-

asset pemerintah daerah, pembiayaan dan penganggaran.

a) Part B : Capacity Building of Service Providers

Memperbaiki kapasitas penyedia jasa domestik melalui :

(1) Membangun pasar yang efisien pada pemerintah daerah terpilih

sehingga memperoleh (i) harga yang kompetitif (ii) berkualitas (iii) dan

termasuk produk yang dihasilkan oleh partisipasi sektor swasta

bersama-sama dengan pelayanan pendidikan dan pelatihan tradisional

sebagai mitra;

(2) Mengembangkan (i) kurikulum baru (ii) ToT (iii) hasil yang baik untuk

produk yang telah jelas spesifikasinya;

6

(3) Mendampingi Badan Pelatihan dalam mendesign kurikulum bahan

pelatihan dalam rangka ToT;

(4) Ketentuan-ketentuan investasi modal dengan bunga yang rendah dari

dana yang berdaur ulang.

b) Part C : Information and Communication Technologi (ICT) Supported

Coordination, Management and Standard Setting

Menyusun struktur koordinasi para stakeholder (Ministry of Home Affairs-

MOHA, Lembaga Administrasi Negara-LAN, Region Government) melalui

teknologi informasi dan komunikasi, sebagai berikut :

(1) Sumber data proyek berkedudukan di LAN dan berhubungan dengan

tingkat propinsi, sampai dengan tingkat penyedia jasa;

(2) Peningkatan koordinasi antara pihak-pihak yang berhubungan dengan

kegiatan SCBDP.

Adapun rincian dana pinjaman per kategori saat ini adalah sebagai

berikut:

Amount Allocated (SDR) No Item

Category Subcategory

1. Equipment and

Installation for ICT

System

3,132,000

2. Consulting Services 26,821,000

2A. Capacity-Building

Implementation

25,738,000

2B. Capacity Building for

Service Providers

1,083,000

3. Interest Charge 838,000

4. Unallocated 1,154,000

Total 31,945,000

7

2. Perkembangan Pencairan dan Penarikan Dana Pinjaman

Berdasarkan data pada tata usaha Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan

Setelmen, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, tingkat penyerapan dana

pinjaman SCBDP per tanggal 31 Agustus 2008 adalah sebagai berikut :

Amount

(SDR)

Disbursed

(SDR)

% Undisbursed

(SDR)

%

SCBDP 31,945,000.00 4,470,220.56 13.99 27,474,779.44 86.01

Dari tabel tersebut di atas, diperoleh informasi bahwa tingkat penyerapan

pinjaman selama ± 5 tahun (dari 5 tahun 9 bulan yang direncanakan) setelah

berlaku efektif relatif kurang menggembirakan hanya sebesar 13.99% dari

nilai komitmen, sedangkan waktu yang terpakai (elapsed time) telah

mencapai 85,74%. Apabila dilakukan perhitungan progress varian (PV)

terhadap pinjaman tersebut akan diperoleh nilai sebesar –72,96%, sehingga

pinjaman tersebut dapat dikategorikan sebagai very slow disbursement.

8

BAB III

LAPORAN HASIL UJI PETIK KE LOKASI KEGIATAN

Dalam pelaksanaan kunjungan Tim Monitoring dan Evaluasi Pinjaman dan

Hibah Luar Negeri (PHLN) yang beranggotakan perwakilan dari Direktorat Evaluasi,

Akuntansi dan Setelmen (Direktorat EAS) dan Direktorat Pinjaman dan Hibah Luar

Negeri (Direktorat PHLN) serta Tim Konsultan pada Central Project Management

Officer (CPMO) SCBDP – Departemen Dalam Negeri telah dilakukan serangkaian

pertemuan dengan pelaksana kegiatan pada 16 kabupaten/kota terpilih yaitu terdiri

dari 11 kabupaten/kota pada batch I dan 5 kabupaten/kota pada batch II.

Dalam pertemuan dimaksud, diperoleh beberapa informasi dan masukan

terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai SCBDP sebagai berikut :

A. Batch I

1. Kota Palembang

a) Umum

(1) Kota Palembang Ibukota Propinsi Sumatera Selatan merupakan kota

yang masuk pada batch I.

(2) Bertindak sebagai Project Implementing Unit (PIU) kegiatan SCBDP

Kota Palembang adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda) Kota Palembang.

(3) Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat EAS dan Direktorat PHLN

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan

melakukan on site visit ke Kota Palembang pada tanggal 21–22

Agustus 2008 yang kemudian diteruskan ke Kabupaten Ogan

Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan yang beranggotakan empat

orang dalam satu tim.

(4) Untuk proyek ini terdapat dana pusat (80 persen dari Rp.7,9 milyar

atau Rp.6,32 milyar), dana pendamping (20 persen dari nilai pinjaman

yang diperoleh yaitu kurang lebih Rp.1,58 milyar) dengan rencana

9

waktu pelaksanaan kurang lebih 36 bulan atau tiga tahun dimulai dari

kontrak bulan Juni 2006.

b) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Direncanakan pada bulan Oktober 2009 akan diselesaikan final report.

(2) Ada 79 kegiatan selama 36 bulan (tiga tahun), di mana 57 kegiatan

diantaranya berupa kegiatan diklat.

(3) Adapun kegiatan yang direncanakan adalah dalam tiga bentuk :

- kajian;

- provisional sum atau pembangunan sistem informasi;

- pendidikan dan pelatihan/diklat (57 kegiatan) yang direncanakan

akan dimulai setelah lebaran.

c) Kendala

(1) Terjadi permasalahan dengan team leader, dimana team leader yang

ada adalah seorang Doktor, yang kurang dapat bersinergi dengan

pihak penerima manfaat dalam hal ini Bappeda Kota Palembang,

sehingga pada saat diadakannya kegiatan on site sedang dalam

proses penggantian team leader di Jakarta. Saat ini ada team leader

pengganti sambil menunggu adanya team leader tetap. Team leader,

resmi mengundurkan diri per 15 Agustus 2008. Hal ini menjadi salah

satu penyebab lambatnya kegiatan di Kota Palembang.

(2) Pelaksanaan diklat untuk eselon II terkendala waktu, terutama dalam

hal durasi waktu diklat yang tidak mungkin diadakan dalam waktu

panjang (lebih dari enam hari atau 6-12 hari) sesuai dengan yang

diminta dalam ToR/dokumen kontrak. Hal ini sangat tidak

memungkinkan mengingat kesibukan masing-masing. Oleh karena itu,

yang dilakukan oleh pihak penyelenggara adalah menyesuaikan waktu

diklat melalui amandemen kontrak (MoA) di mana dalam satu waktu

diklat diadakan kurang lebih satu atau dua hari saja.

10

2. Kabupaten Ogan Komering Ilir

a) Umum

(1) Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan merupakan

kota yang masuk pada Batch I.

(2) Bertindak sebagai PIU kegiatan SCBDP Kabupaten Ogan Komering Ilir

Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ilir.

(3) Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat EAS dan Direktorat PHLN

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan

melakukan on site visit ke Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 22–23

Agustus 2008 yang beranggotakan empat orang dalam satu tim.

(4) Mekanisme kerja yang bersifat estafet, tidak bisa paralel, dimulai dari

tahun 2004, 2005 dan masa lelang. Setelah kontrak ditandatangani

barulah dimulai pekerjaan implementasi CBAP (Paket C2).

b) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Dari target 43 kegiatan pada tahun 2007, terdapat 17 kajian dan 1

pelatihan yang sudah tercapai. Diperkirakan Desember 2008 s.d.

Maret 2009, dapat dilakukan kurang lebih 20 kegiatan, di mana 20

kegiatan inilah yang nantinya akan bisa ditagihkan. Target kegiatan

akan berakhir pada Desember 2008 dari rencana awal Maret 2009,

sehingga ada waktu sekitar tiga bulan untuk kegiatan evaluasi dan

pelaporan, di mana kegiatan rata-rata sekitar enam kegiatan setiap

bulannya. Untuk tahun 2007 kegiatan yang tidak mencapai target

adalah 8 kajian, 5 provisional sum, 1 pelaksanaan monitoring dan

evaluasi dan 25 pelatihan C1

(2) Kegiatan ini diperkuat dengan peraturan daerah (perda) dan peraturan

bupati (perbup). Sudah ada sembilan perbup, seperti misalnya: (1)

tupoksi (masukkan dari SCBD) Dinas, Badan, Kantor Sekretariat; (2)

Simtap (sistem pembangunan satu atap), sudah dalam bentuk tupoksi

Badan (Badan Perizinan dan Penanaman Modal yang akan diperluas

dengan sembilan buah perizinan lainnya).

11

(3) Tahapan pelaksanaan dari pekerjaan, sesuai juklak, juknis di mana

setelah menyelesaikan pekerjaan 100 persen, baru bisa dilakukan

pencairan dana.

(4) Total alokasi dana dalam DIPA tahun 2007 dan 2008 adalah Rp.7,855

milyar dengan realisasi tahun 2007 adalah Rp.2,563 milyar atau

40,24%. DIPA tahun 2008 belum ada realisasi.

(5) Total dana pendamping dan dana penunjang tahun 2007 dan 2008

adalah Rp.2,609 milyar dan perkiraan tahun 2009 adalah Rp.605,018

juta.

c) Kendala

(1) Dalam berbagai tahapan proses tender, ada NOL yang dikeluarkan

oleh ADB yang memakan waktu cukup lama, kurang lebih satu hingga

tiga bulan, di mana dengan sistem kerja yang estafet, hal ini

menjadikan progress kerja berikutnya menjadi terganggu. Dalam

proses negosiasi yang terdapat dalam kontrak, ini juga harus

mendapatkan persetujuan dari ADB. Proses NOL terjadi sampai

berbulan-bulan, dimulai dari awal tahun 2005.

(2) Lambatnya proses penyusunan kurikulum hasil Paket C1 (kurang lebih

satu tahun, dari awal 2007 sampai dengan awal tahun 2008)

d) Saran

Berdasarkan kendala tersebut di atas, PIU mengharapkan dalam

kaitannya dengan proses tender agar penerbitan NOL tidak terlalu lama,

sehingga dalam proses penyelesaian pekerjaan yang estafet tidak

menyebabkan keterlambatan untuk proses kegiatan berikutnya.

3. Kota Medan

a) Umum

Pemantauan kegiatan SCBDP Kota Medan dilakukan oleh 2 pegawai

12

Direktorat EAS, 2 orang pegawai dari Direktorat PHLN dan Kepala

Subdirektorat pada Direktorat Portofolio dan Resiko Utang (Direktorat

PRU) yang dilaksanakan pada tanggal 21 s.d 23 Agustus 2008.

Bertindak sebagai PIU kegiatan SCBDP di Kota Medan adalah

Bappeda Kota Medan. Dalam pelaksanaanya SCBDP Kota Medan

yang termasuk dalam kelompok batch I dimulai sejak tahun 2003

namun baru bisa menandatangani kontrak dengan konsultan

pelaksana pada tanggal 12 Januari 2007.

b)

Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Pelaksanaan kegiatan SCBDP Kota Medan pada tahun 2007

baru memasuki tahapan awal dari pelaksanaan SCBDP Kota

Medan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh

terlambatnya pelaksanaan penandatanganan kontrak dengan

konsultan pelaksana. Adapun kegiatan yang direncanakan

pada tahun 2007 terdiri dari :

- Audit kinerja Pemerintah Kota Medan;

- Survey kepuasan pelanggan masyarakat;

- Survey kepuasan dunia usaha;

- Penyusunan kerangka kebijakan penyelenggaraan

pemerintah yang bersih;

- Penyusunan kerangka kebijakan standar pelayanan

minimum;

- Penyusunan kerangka strategis peningkatan kapasitas

Pemerintah Kota Medan;

- Penyusunan kerangka keadilan dan kesetaraan gender;

- Penyusunan pedoman standar pelayanan minimum;

- Penyusunan pedoman sistem perencanaan;

- Penyusunan job deskripsi jabatan struktural dan staf;

- Penyusunan sistem pelacakan Pemerintah Kota Medan;

- Penyusunan sistem dan prosedur tahap pemantauan dan

13

pengukuran kegiatan peningkatan kapasitas;

- Penyusunan sistem evaluasi dan pelaporan peningkatan

kapasitas;

- Penyusunan standar penilaian dan evaluasi kinerja

pegawai;

- Penyusunan rencana induk pengembangan sumber daya

aparatur Pemerintah Kota Medan;

Dari 15 kegiatan yang direncanakan pada tahun 2007, baru 3

kegiatan yang telah mencapai target yaitu :

- Audit kinerja Pemerintah Kota Medan;

- Survei kepuasan pelayanan masyarakat dan;

- Survei kepuasan pelayanan dunia usaha.

Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pelaksanaan

SCBDP Kota Medan antara lain :

- keterlambatan pencairan uang muka;

- adanya keragu-raguan tentang pelaksanaan proyek

sebelum memorandum of agreement (MoA) I

ditandatangani sehingga membuat pelaksana proyek

kurang antusias terhadap pelaksanaan proyek;

- penyusunan ruang lingkup dan muatan proyek diharapkan

dapat benar-benar berguna dan implementatif sehingga

membutuhkan pertimbangan yang matang dan waktu yang

lama.

Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun

anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.606.170.000,00 1.388.912.000,00

2. Pendamping (s.d. 2007)

- -

3. Penunjang (s.d. 2007)

250.000.000,00 -

14

(2)

Tahun 2008

Pada tahun 2008 PIU SCBDP Kota Medan mengharapkan

dapat melaksanakan dan mengimplemantasikan rencana kerja

yang telah dibuat sehubungan dengan closing date pinjaman

yang sudah dekat. Dalam pelaksanaanya ada beberapa hal

yang menjadi sasaran dari implementasi kegiatan SCBDP

Kota Medan yaitu :

- persetujuan inception reports yang akan ditindaklanjuti

dengan MoA I;

- persetujuan annual report yang akan ditindaklanjuti dengan

MoA II setelah persetujuan inception report;

- penyelesaian kegiatan non diklat dan kegiatan diklat.

Guna mewujudkan sasaran yang ingin dicapai tersebut di atas

SCBDP Kota Medan melaksanakan beberapa kegiatan yaitu :

(a) Kegiatan non diklat yang meliputi :

- Penyusunan ToR kegiatan;

- Menyusun rencana kerja untuk pelaksanaan kegiatan;

- Menyusun draft laporan akhir;

- Melakukan lokakarya yang akan dihadiri oleh seluruh

stakeholder;

- Menyerahkan laporan akhir dari seluruh kegiatan non

diklat.

(b) Kegiatan diklat sebanyak 21 kegiatan diklat, demi

kelancaran kegiatan diklat ini maka PIU SCBDP Kota

Medan melakukan beberapa kegiatan antara lain :

- Mengirim tenaga pengajar untuk mengikuti pelatihan

ToT;

- Melakukan penyesuaian diklat (antara kontrak dengan

paket C-1 dan modul yang diterima dari CPMO);

- Memperbanyak modul diklat.

15

Dari beberapa sasaran dan kegiatan yang telah dilaksanakan

diharapkan pada akhir tahun 2008 seluruh kegiatan diklat

dapat diselesaikan dan minimal 70% dari kegiatan non diklat

tercapai, untuk itu diperkirakan dibutuhkan dana sekitar

Rp.2.580.180.000,00. Namun dalam pelaksanaannya terdapat

beberapa kendala yang dihadapi yaitu :

- penyusunan, pembahasan hingga persetujuan terhadap

annual report yang ditindaklanjuti dengan MoA II sebagai

dasar pelaksanaan kegiatan tahun 2008 masih dalam

proses;

- durasi waktu untuk kontrak tenaga ahli yang mendukung

pelaksanaan pekerjaan dirasakan kurang memadai.

Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kota Medan,

dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.100.000.000,00 -

2. Pendamping 650.000.000,00 -

3. Penunjang 175.000.000,00 -

(3)

Tahun 2009

Sehubungan dengan closing date pinjaman ADB

No.1964-INO (SF) pada tanggal 31 Juli 2009 maka

pelaksanaan proyek diharapkan dapat diselesaikan sebelum

tanggal closing date tersebut. Pada tahun 2009 akan

dilanjutkan pelaksanaan seluruh kegiatan yang belum

terselesaikan pada tahun 2008. Guna mendukung kegiatan

tersebut telah dialokasikan dana yang relatif lebih besar

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan

perkiraan sebagai berikut :

Pagu Indikatif

1. DIPA 4.455.648.000,00

2. Pendamping 1.086.140.000,00

3. Penunjang 250.000.000,00

16

c)

Usul, Saran, dan Masukan

Sebagai daerah yang termasuk dalam kelompok batch I, maka

perkembangan pelaksanaan SCBDP Kota Medan tergolong lambat.

Hal ini selain masalah yang telah di jelaskan di atas, saat ini

Pemerintah Kota Medan juga menghadapi masalah intern

menyangkut masalah hukum yang melibatkan pemimpinnya

(Walikota dan Wakil Walikota Medan). Hal ini membuat seluruh

jajaran Pemerintah Kota Medan termasuk PIU SCBDP sangat

berhati-hati terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan apalagi

yang menyangkut legal aspect dari kegiatan tersebut. Berkaitan

dengan hal tersebut PIU SCBDP menyarankan agar persetujuan

(NOL) yang dimintakan oleh PIU SCBDP Kota Medan kepada

CPMO agar segera dapat diselesaikan, sehingga PIU SCBDP Kota

Medan mempunyai landasan hukum untuk menyelesaikan pekerjaan

yang berkaitan dengan pelaksanaan SCBDP di Kota Medan.

4. Kabupaten Pemalang

a) Umum

Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Pemalang dilaksanakan

oleh 4 orang staf Direktorat EAS pada tanggal 20 Agustus 2008.

Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP pinjaman

ADB No.1964-INO (SF) secara struktural ditempatkan pada

Bappeda Kabupaten Pemalang. Sebagai wujud komitmen terhadap

keikutsertaannya dalam kegiatan SCBDP, PIU Kabupaten

Pemalang telah mengintegrasikan Capacity Building Action Plans

(CBAP)-nya ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) berdasarkan Perda No.2 Tahun 2006 dengan

nama Program Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam

rangka Desentralisasi yang merupakan bagian dari Program

Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah guna Perwujudan

Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Prima dengan rencana

17

pembiayaan selama 5 tahun dengan penyediaan dana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) direncanakan sebesar

Rp20.905.150.000,00.

SCBDP Kabupaten Pemalang termasuk dalam batch I, dan

kegiatannya telah dimulai sejak tahun 2004, namun demikian untuk

kegiatan yang sumber dananya dari pinjaman ADB No.1964-INO

(SF) Kabupaten Pemalang baru memulai tahun 2006.

b)

Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Sampai dengan tahun 2007 Kabupaten Pemalang

merencanakan sebanyak 20 (dua puluh) jenis kegiatan, terdiri

dari :

- Penyusunan mekanisme kebijakan kepemerintahan yang

baik (good governance);

- Penyusunan mekanisme pemerataan dan kesetaraan

gender;

- Audit kinerja pemerintah daerah;

- Survei dan analisis kepuasan pelanggan (CSS);

- Monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan kapasitas;

- Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)

tentang kepemerintahan yang baik;

- Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk

teknis (juknis) serta sosialisasi raperda penyelenggaraan

kepemerintahan yang baik;

- Penyusunan panduan monitoring implementasi RPJMD;

- Pengadaan dan pemasangan software SIM aset daerah;

- Pengadaan dan pemasangan software SIM APBD berbasis

kinerja;

- Pengadaan dan pemasangan software sistem informasi

akuntansi keuangan daerah;

- Pengadaan dan pemasangan software SIM kepegawaian

daerah;

18

- Pengadaan dan pemasangan software SIM pelayanan satu

atap/satu pintu;

- Penyusunan mekanisme pelatihan dan pengembangan

staf;

- Pengembangan sistem informasi pegawai;

- Inventarisasi komposisi jabatan, diklat, gender, urutan

kepangkatan;

- Penyusunan sistem kompetensi jabatan struktural dan

fungsional;

- Penyusunan pedoman khusus pengembangan karir

manajemen SDM dan pengembangan instrumen penilaian

kerja pegawai;

- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan struktural;

- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan fungsional.

Dari 20 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, terdapat 3

kegiatan provisional sum yang dibatalkan karena ternyata

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait telah dan

sedang mengembangkan sendiri dengan menggunakan APBD

murni yaitu :

- Pengadaan dan pemasangan software SIM APBD berbasis

kinerja;

- Pengadaan dan pemasangan software SIM akuntansi

keuangan daerah;

- Pengadaan dan pemasangan software SIM kepegawaian

daerah.

Terdapat 2 kegiatan pelaksanaan study yang

ditunda/ditangguhkan pelaksanaannya karena dinilai oleh

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan kegiatan

duplikasi yaitu kegiatan :

- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan struktural;

- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan fungsional dan

staf.

19

Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007, Kabupaten

Pemalang mengalami kendala atau hambatan yaitu :

- PIU terasa kurang responsif dan kurang kontribusinya

terhadap pelaksanaan CBAP;

- Tim Teknis kurang memfasilitasi pelaksanaan pembahasan

laporan-laporan hasil pelaksanaan CBAP;

- Tingginya tingkat kesibukan para pejabat pemerintah

kabupaten hingga terasa para pejabat kurang komitmen

terhadap pelaksanaan CBAP.

Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun

anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 4.551.803.000,00 2.431.949.901,00

2. Pendamping

(s.d. 2007)

1.334.000.000,00 215.297.821,00

3. Penunjang

(s.d. 2007)

266.000.000,00 -

(2)

Tahun 2008

Pada tahun 2008 Kabupaten Pemalang telah memprogramkan

kegiatan pelaksanaan CBAP sebanyak 28 kegiatan diklat dan

13 kegiatan non diklat yang meliputi 1 kegiatan mengenai

kerangka peningkatan kapasitas, 11 Kegiatan mengenai

perkuatan kelembagaan, 1 kegiatan mengenai pengelolaan

SDM dan 28 kegiatan mengenai pengembangan SDM, yaitu

sebagai berikut :

(a) Kerangka peningkatan kapasitas :

- Monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan

kapasitas.

(b) Perkuatan kelembagaan :

- Survei identifikasi potensi riil pendapatan asli daerah;

- Monitoring dan evaluasi pemanfaatan alokasi dana

desa (ADD);

20

- Monitoring dan evaluasi pembangunan daerah;

- Implementasi SMM (ISO 9001:2000) di UPPI Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pemalang;

- Penyusunan rancangan stem informasi manajemen

(SIM) pengentasan kemiskinan;

- Penyusunan rancangan SIM pengembangan ekonomi

lokal dan regional;

- Pembangunan software SIM infrastruktur;

- Pembangunan software SIM perencanaan

pembangunan daerah;

- Pembangunan software SIM aset daerah;

- Pembangunan software SIM pelayanan satu pintu;

- Pembangunan software sistem informasi geografis;

- Manajemen / pengelolaan SDB;

- Penerbitan uraian tugas resmi bagi jabatan fungsional

dan staf.

(c) Pengembangan sumber daya manusia

- Diklat analisis kebutuhan akan diklat (AKAD);

- Pelatihan kepemerintahan dan etika yang baik;

- Pelatihan manajemen aset daerah;

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah dan

pengentasan kemiskinan;

- Pelatihan hubungan masyarakat;

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah;

- Pelatihan kepemerintahan dan etika yang baik;

- Pelatihan pelayanan publik, akuntabilitas dan

pengelolaan mutu;

- Pelatihan AKIP;

- Pelatihan pengembangan organisasi pemerintah

daerah;

- Pelatihan teknologi informasi dan komunikasi;

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi;

- Pelatihan humas;

- Pelatihan formulasi renstra;

21

- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM;

- Pelatihan teknologi informasi dan komunikasi;

- Pelatihan perencanaan dan manajemen keuangan;

- Pelatihan pelayanan publik, akuntabilitas dan

pengelolaan mutu;

- Pelatihan kepemerintahan dan etika yang baik;

- Pelatihan AKIP;

- Pelatihan manajemen keuangan;

- Pelatihan manajemen SDM;

- Pelatihan aset daerah;

- Pelatihan penyusunan peraturan perundang-undangan;

- Pelatihan perlindungan lingkungan;

- Pelatihan evaluasi pasca diklat;

- Pelatihan analisis beban kerja pegawai;

Pelatihan tata cara pengadaan barang/jasa pemerintah

dan sertifikasinya.

Sampai dengan tanggal 20 Agustus 2008, kinerja kegiatan

tersebut secara fisik telah mencapai 56 persen. Namun

demikian sampai dengan akhir tahun 2008, kegiatannya

diharapkan dapat diselesaikan 82 persen.

Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Pemalang,

dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1,486.196.000,00 444.746.997,00

2. Pendamping 667.000.000,00 133.299.108,00

3. Penunjang 133.000.000,00 -

Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten

Pemalang menghadapi kendala/masalah :

- Hasil yang telah dicapai pada tahun I yang memerlukan

tindak lanjut perlu diaplikasikan pada tahun II belum

dimanfaatkan secara maksimal misalnya pada software

SIM aset derah;

22

- Pelaksanaan kegiatan provisional sum masih terhambat

karena adanya pembatalan dan penggantian judul kegiatan

dan adanya perubahan prosedur dari pengadaan/

pelelangan ke prosedur seperti pelaksanaan studi pada

umumnya;

- Lambannya proses atau penyelesaian pencairan dana dari

ADB (satu kali invoice, dana baru dapat diterima oleh

rekanan setelah dua sampai tiga bulan).

(3) Tahun 2009

Tahun anggaran 2009 Kabupaten Pemalang menetapkan

target atau sasaran yaitu menyelesaiakan kegiatan SCBDP

pinjaman ADB No.1964-INO (SF) sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan dalam kontrak. Seluruh kegiatan diyakini

akan dapat diselesaikan pada Bulan Juli 2009.

Adapun kegiatanya terbagi dalam dua bagian yaitu :

- Penyelesaian kegiatan carry over yang merupakan

kegiatan yang belum dapat diselesaikan pada tahun

sebelumnya, seperti Implementasi SMM 9001:2000 di

UPPI Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pemalang,

penyusunan data pokok berbasis sistem informasi

geografis (GIS) dan lain-lain;

- Melaksanakan kegiatan yang belum pernah dilakukan pada

tahun sebelumnya, namun jenis kegiatannya telah tertuang

dalam inception/annual report seperti kegiatan pengadaan

provisional sum dan lain-lain.

c)

Usul, Saran, Masukan

(1) Agar proses pencairan dana melalui mekanisme direct payment

oleh ADB lebih dipercepat guna memperlancar pelaksanaan

kegiatan SCBDP Kabupaten Pemalang;

(2) Peningkatan koordinasi antara SCBDP pusat dan daerah guna

23

percepatan pelaksanaan kegiatan SCBDP Kabupaten

Pemalang.

5. Kabupaten Lebak

a) Umum

Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Lebak dilaksanakan oleh

4 orang staf Direktorat EAS pada tanggal 25 Agustus 2008.

Di wilayah ini Ketua PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP

pinjaman ADB No.1964-INO (SF) adalah Asisten Pemerintahan

Sekda Kabupaten Lebak

SCBDP Kabupaten Lebak termasuk dalam batch I, dan

kegiatannya telah dimulai sejak tahun 2004, namun demikian untuk

kegiatan yang sumber dananya dari pinjaman ADB No.1964-INO

(SF), Kabupaten Lebak baru memulai tahun 2006.

b)

Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Sampai dengan tahun 2007 Kabupaten Lebak merencanakan

sebanyak 8 (delapan) jenis program kerja, terdiri dari :

- Penyiapan inception report;

- Pengelolaan studi / kaji tindak yang meliputi penyiapan

KAK 22 study, pelaksanaan supervisi, monitoring, evaluasi,

fasilitasi, pelaporan dan laporan akhir studi;

- Persiapan awal diklat inti untuk tahun II;

- Persiapan provisional sum;

- Persiapan daft peraturan daerah CBAP;

- Pelaksanaan rencana tindak gender;

- Penyusunan laporan bulanan, triwulanan, tahunan,

monitoring dan evaluasi;

- Nota kesepakatan ke – 1 (MoA) amandemen Kontrak

24

Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007 ini, Kabupaten

Lebak mengalami kendala atau hambatan yaitu :

- Implementasi kegiatan tidak tepat waktu antara

perencanaan pada KAK dengan realisasinya yang

disebabkan antara lain sebagian besar provider berada di

luar propinsi lokasi kegiatan, validasi data yang memakan

waktu lama, kesibukan-kesibukan responden;

- Adanya masalah-masalah pribadi tenaga ahli tertentu

sehingga tidak dapat meneruskan ikatan kerja dengan

implementasi CBAP Kabupaten Lebak.

Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun

anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 4.161.328.000,00 1.655.219.000,00

2. Pendamping 995.654.250,00 -

3. Penunjang 100.000.000,00 -

(2)

Tahun 2008

Pada tahun 2008 Kabupaten Lebak merencanakan 2 kegiatan

utama yaitu :

(a) Kaji tindak sejumlah 2 unit kegiatan

- Penyusunan pengembangan investasi Kabupaten

Lebak;

- Penyusunan strategi pengembangan dan sumber

pendapatan daerah.

(b) Kegiatan diklat sebanyak 20 unit kegiatan

- Pelatihan kepemerintahan yang baik;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik (Eselon III);

- Pelatihan kepemerintahan yang baik (Eselon IV);

- Pelatihan pelayana publik dan akuntabilitas;

- Pelatihan pelayanan masyarakat (Eselon III);

- Pelatihan pelayanan masyarakat (Eselon IV);

25

- Pelatihan manajemen ekonomi daerah;

- Pelatihan manajemen proyek (Eselon IV);

- Pelatihan pengembangan organisasi;

- Pelatihan pengembangan organisasi (Eselon III);

- Pelatihan pengembangan organisasi (Eselon IV);

- Pelatihan manajemen asset;

- Pelatihan manajemen asset;

- Pelatihan pengenalan bidang gender (Eselon IV);

- Pelatihan AKIP;

- Pelatihan AKIP (Eselon III);

- Pelatihan AKIP (Eselon IV);

- Pelatihan perencanaan dan manajemen ekonomi

daerah;

- Pelatihan perencanaan keuangan;

- Pelatihan administrasi umum;

Sampai dengan tanggal 20 Agustus 2008, kinerja kegiatan

tersebut telah mencapai 30 persen.

Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Lebak,

dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.486.196.000,00 1.055.306.353,00

2. Pendamping 995.654.250,00 490.173.804,00

3. Penunjang 100.000.000,00 -

Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten Lebak

menghadapi kendala/masalah :

- Ketersediaan dana DIPA Tahun 2008 hanya sebesar

Rp.1.486.196.000,00 sehingga tidak mampu membiayai

keseluruhan kegiatan yang direncanakan akan

dilaksanakan pada tahun tersebut;

- Lambannya proses atau penyelesaian pencairan dana dari

ADB (satu kali invoice, dana baru dapat diterima oleh

rekanan setelah dua sampai tiga bulan).

26

(3)

Tahun 2009

Tahun anggaran 2009 Kabupaten Lebak menetapkan target

atau sasaran 2 kegiatan utama yaitu : i) 3 unit kegiatan kaji

tindak ii) 35 kegiatan pelatihan, sebagai berikut :

(a) Kegiatan kaji tindak

- Audit kinerja pemerintah daerah Kabupaten Lebak

- Survey kepuasan pelanggan, CSS

- Sistem manajemen penerimaan daerah (SIMPADA).

(b) Kegiatan pelatihan

- Manajemen & pengembangan SDM (eselon II);

- Pengembangan organisasi dan manajemen SDM

(eselon III);

- Manajemen dan pengembangan SDM (eselon IV);

- Perencanaan ekonomi daerah (eselon IV);

- Penelusuran & manajemen penilaian lingkungan;

- Planning and regional development (eselon II);

- Formulasi renstra (eselon III);

- Formulasi renstra (eselon IV);

- Teknologi informasi & komunikasi (eselon III);

- Manajemen informasi (eselon III);

- Teknologi informasi dan komunikasi (eselon IV);

- Etika pemerintahan (eselon IV);

- Sistem informasi manajemen (eselon IV);

- Hubungan masyarakat (eselon II);

- Hubungan masyarakat (eselon III);

- Hubungan masyarakat (eselon IV);

- Pengentasan kemiskinan (eselon II);

- Pengentasan kemiskinan (eselon III);

- Pengentasan kemiskinan (eselon IV);

- Manajemen asset-1 (eselon IV);

- Peningkatan pendapatan daerah (eselon IV);

- Pengenalan bidang gender (eselon II);

27

- Pengenalan bidang gender (eselon III);

- Jaring pengaman sosial (eselon IV);

- Manajemen keuangan bagi para ahli non keuangan

(eselon II);

- Manajemen kebijakan publik (eselon III);

- Manajemen keuangan (eselon IV);

- Kursus manajemen keuangan (non eselon);

- Kursus pengembangan SDM (non eselon);

- Kursus manajemen asset-2 (non eselon);

- Kursus penyusunan ketentuan hukum (non eselon);

- Manajemen proyek (eselon III);

- Analisis potensi daerah-1 (eselon III);

- Manajemen mutu (eselon IV);

- Peningkatan pendapatan daerah (eselon II);

- Manajemen ekonomi rakyat (eselon III);

- Manajemen ekonomi rakyat (eselon IV);

- Analisis potensi daerah-2 (eselon IV);

c) Usul, Saran, Masukan

(1) Untuk mempercepat proses pengajuan invoice, agar CPMO

menerbitkan petunjuk teknis yang jelas termasuk apa saja

dokumen pendukungnya;

(2) Proses Revisi DIPA agar dipercepat karena ketersediaan dana

pada DIPA Tahun 2008 tidak mencukupi untuk membiayai

seluruh kegiatan SCBDP Kabupaten Lebak

(3) Proses pencairan dana dari ADB agar dipercepat supaya

kegiatan implementasi CBAP dapat mencapai target yang

diharapkan.

6. Kabupaten Bantul

a) Umum

Pemantauan kegiatan implementasi CBAP pada SCBDP Kabupaten

28

Bantul dilaksanakan oleh 2 (dua) orang pejabat dan 1 (satu) orang

staf Direktorat EAS, serta 1 (satu) orang staf Direktorat PHLN pada

tanggal 27 Agustus 2008.

Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan implementasi CBAP

pada SCBDP pinjaman ADB No.1964-INO (SF) secara struktural

ditempatkan pada Bappeda Kabupaten Bantul.

SCBDP Kabupaten Bantul termasuk dalam batch I, dan kegiatan

implementasi Capacity Building Action Plans (CBAP ) di

Pemerintahan Kabupaten Bantul pada SCBDP telah dimulai

setelah PIU Kabupaten Bantul mengeluarkan Surat Perintah Mulai

Kerja (SPMK) No.08/PIU/SCBDP/IV/2006 tanggal 21 April 2006

yaitu pada tanggal 28 April 2006.

b) Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Tahun 2007 Kabupaten Bantul merencanakan sebanyak 20

jenis kegiatan implementasi CBAP komponen 1, 2, dan 3, dan

beberapa diklat, terdiri dari :

- Penyempurnaan materi rencana pembangunan jangka

menengah Kabupaten Bantul 2006-2010;

- Audit kinerja pemerintah daerah (Angkatan I);

- Survei kepuasan masyarakat (Angkatan I);

- Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas (Angkatan

I);

- Evaluasi perda mengenai kelembagaan, peraturan bupati

tentang penjabaran tugas dan fungsi, peraturan bupati

tentang uraian tugas unit kerja;

- Penyusunan sistem dan prosedur penanggulangan dan

pengentasan kemiskinan;

- Penyusunan pedoman pemberdayaan PNS perempuan;

- Penyusunan peta jabatan;

29

- Penyusunan standar kebutuhan dan kualifikasi jabatan;

- Inventarisasi tata naskah dan kepustakaan dokumen

kepegawaian;

- Inventarisasi komposisi PNS berdasarkan jabatan, gender,

diklat dan urutan kepangkatan;

- Penyusunan sistem kompetensi jabatan struktural;

- Penyusunan sistem kompetensi jabatan fungsional;

- Penyususnan pedoman khusus pengembangan karier;

- Penerbitan uraian tugas unit kerja jabatan struktural;

- Penerbitan uraian tugas unit kerja jabatan fungsional;

- Penyusunan pedoman pemberian reward dan punishment;

- Penyusunan mekanisme manajemen pelatihan;

- Analisis kebutuhan akan diklat;

- Study penyusunan strategi pendanaan progran

peningkatan kapasitas;

- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon II);

- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon III);

- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon IV);

- Diklat teknis kepemerintahan yang baik;

- Diklat teknis kepemerintahan yang baik, etika pemerintah,

pelayanan publik dan akubtabilitas;

- Diklat teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat;

- Diklat teknis pengembangan daerah;

- Diklat teknis pengembangan organisasi pemerintahan

daerah;

- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon III);

- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon IV dan staf);

- Diklat teknis manajemen proyek;

- Diklat teknis manajemen dan pengembangan SDM.

Dari keseluruhan jenis kegiatan implementasi CBAP yang

direncanakan tersebut, status kemajuan pelaksanaan fisik

seluruh kegiatan sampai akhir tahun 2007 di luar CBAP

komponen 4 (diklat inti) adalah selesai 20 kegiatan atau sudah

mencapai 100% artinya bahwa laporan akhir dari pelaksanaan

30

kegiatan implementasi CBAP sudah disampaikan dan disetujui

PIU. Sedangkan pelaksanaan seluruh kegiatan implementasi

CBAP komponen 4 akan difokuskan pelaksanaannya pada

tahun 2008 dan 2009.

Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan implementasi

(CBAP) Komponen 4 yaitu pendidikan dan pelatihan dari target

yang telah direncanakan, antara lain disebabkan :

- Kurikulum dan modul diklat inti yang dikembangkan oleh

Konsultan Paket C1 belum selesai, sehingga tidak bisa

diketahui bahan ajar dan jam pelajaran dari masing-masing

mata pelajaran diklat (berdasarkan informasi kurikulum dan

modul diklat inti, baru diterima pada bulan Januari 2008);

- Tenaga pengajar untuk diklat inti belum seluruhnya

tersedia, karena belum mengikuti training of trainers (ToT);

- Keterlambatan Akreditasi Lembaga Diklat Swasta sebagai

Lembaga Penyelenggara Diklat Pegawai Negeri Sipil

(PNS) oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Dalam Pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tahun 2007

ini, Kabupaten Bantul mengalami kendala atau hambatan

yaitu:

- adanya perbedaan antara ToR diklat Paket C2 dengan

Paket C.1 baik dari segi rancangan isi maupun jumlah jam

pelajaran. Dengan demikian perlu adanya penyesuaian

terhadap biaya kegiatan bilamana terjadi perubahan durasi

dan jumlah peserta;

- Kegiatan survei kepuasan masyarakat selama 3 bulan

dirasakan kurang mencukupi waktu, apalagi penyediaan

dana yang sangat terbatas membuat pelaksanaan survei

semakin berat;

- Kinerja PIU dan Konsultan tidak efektif selama hampir 2

(dua) bulan, karena mengalami kondisi force majeure

akibat bencana alam gempa bumi bulan Mei 2006.

31

Sementara itu terkait dengan alokasi dana dalam DIPA TA

2007, dapat dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 3.966.294.000,00 -

2. Pendamping 1.028.600.000,00 -

3. Penunjang - -

(2)

Tahun 2008

Tahun 2008 Kabupaten Bantul merencanakan sebanyak 24

jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :

- Penyusunan dokumen grand desain kesetaraan gender;

- Menelusuri sumber pembiayaan program peningkatan

kapasitas melalui pinjaman/bantuan dan/atau kerjasama;

- Diklat teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat;

- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon III);

- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon IV dan

staf);

- Diklat teknis kepemerintahan yang baik;

- Diklat teknis pembangunan karakter aparatur Pemerintah

Kabupaten Bantul;

- Diklat teknis kepemerintahan yang baik, etika pemerintah,

pelayanan publik dan akuntabilitas;

- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon III);

- Diklat teknis kesetaraan gender (eselon IV dan staf);

- Diklat teknis pengelolaan keuangan daerah;

- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon II);

- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon III);

- Diklat teknis formulasi RPJM (eselon IV);

- Diklat teknis manajemen dan pengembangan SDM;

- Diklat teknis pengembangan organisasi pemerintahan

daerah;

- Diklat teknis manajemen proyek;

- Diklat teknis kajian manajemen strategis;

32

- Diklat teknis pengembangan daerah;

- Pembangunan sistem informasi manajemen pengendalian

pembangunan daerah (SIMDALBANDA);

- Pembangunan sistem informasi manajemen barang daerah

(SIMBADA);

- Pembangunan sistem informasi akuntansi keuangan

daerah terpadu (SIMKEUDA);

- Pembangunan sistem informasi manajemen investasi

daerah (SIMINVESDA);

- Pembangunan sistem informasi manajemen kepegawaian

(SIMPEG);

Dari 24 jenis kegiatan implementasi CBAP yang direncanakan

tersebut, status kemajuan fisik sampai dengan 27 Agustus

2008 adalah 6 (enam) dari 24 jenis kegiatan implementasi

CBAP atau sudah mencapai 100% artinya bahwa laporan

akhir dari pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP sudah

disampaikan dan disetujui PIU, yaitu:

- Penyusunan dokumen grand desain kesetaraan gender;

- Menelusuri sumber pembiayaan program peningkatan

kapasitas melalui pinjaman/bantuan dan/atau kerjasama;

- Diklat teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat;

- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon III);

- Diklat teknis pengadaan barang dan jasa (eselon IV dan

staf);

- Diklat teknis pembangunan karakter aparatur Pemerintah

Kabupaten Bantul.

Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan implementasi CBAP

di Kabupaten Bantul dari target yang telah direncanakan,

antara lain disebabkan :

- Tidak mudah dan perlu waktu yang cukup lama untuk

memperoleh “Kurikulum dan Modul” dan Tenaga Pengajar

yang sesuai dengan bidangnya untuk jenis kegiatan dklat

non inti (keduanya tidak disediakan oleh CPMO/PIU);

33

- Banyaknya jenis diklat yang akan dilaksanakan, hampir

setiap minggu diselenggarakan 2 jenis diklat secara

paralel, sehingga tidak bisa dijamin angka partisipasi

(kehadiran) peserta diklat tinggi;

- Keterbatasan waktu dari Pejabat Pemda dan PIU untuk

memfasilitasi proses seleksi (penjaringan) peserta dan

proses administrasi, mengingat kesibukan tugas rutin

kantor, maka akan mempersulit terselenggaranya jenis

diklat yang sudah dijadwalkan.

Dengan demikian, akumulasi kemajuan fisik kegiatan

implementasi CBAP di Kabupaten Bantul yang telah dicapai

sampai tanggal 27 Agustus 2008 adalah 35% (26 dari 74

kegiatan).

Sementara itu terkait dengan alokasi dana DIPA TA 2008,

dapat dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.486.196.000,00 793.123.043,00

2. Pendamping 1.006.600.000,00 353.893.500,00

3. Pendukung - -

(3)

Tahun 2009

Tahun 2009 Kabupaten Bantul merencanakan sebanyak 30

jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :

- Diklat teknis pengelolaan barang milik daerah (eselon III);

- Diklat teknis pengelolaan barang milik daerah (eselon IV

dan staf);

- Diklat teknis pembangunan ekonomi daerah (eselon II);

- Diklat teknis pembangunan ekonomi daerah (eselon III);

- Diklat teknis pengembangan organisasi pemerintah daerah;

- Diklat teknis manajemen proyek;

- Diklat teknis manajemen dan pengembangan SDM;

- Diklat teknis pengentasan kemiskinan (eselon III);

- Diklat teknis pengentasan kemiskinan (eselon IV dan staf);

34

- Diklat teknis administrasi umum;

- Diklat teknis penyusunan ketentuan perundang-udangan

(legal drafting);

- Diklat teknis teknologi informasi dan komunikasi;

- Diklat teknis analisis kebijakan publik;

- Diklat teknis manajemen pinjaman dan hibah luar negeri;

- Diklat teknis sosialisasi dan implementasi UU Pemeriksaan

terhadap penatausahaan dan pertanggungjawaban

keuangan daerah;

- Diklat teknis manajemen kerjasama antarwilayah dan

negara dalam peningkatan investasi daerah;

- Diklat teknis penyusunan anggaran berbasis kinerja;

- Diklat teknis penyusunan laporan pertanggungjawaban dan

analisis laporan keuangan;

- Diklat teknis strategi promosi daerah untuk menarik

investor;

- Diklat teknis analisa jabatan;

- Diklat teknis manajemen penanggulangan bencana alam

(eselon II,III,IV dan staf);

- Diklat teknis manajemen pemerintahan dan analisis

kebijakan;

- Diklat teknis strategic leadership & leaarning orgnization

(SLLO);

- Diklat teknis analisa beban kerja dan analisa jabatan;

- Diklat teknis akuntansi keuangan daerah secara

komputerisasi;

- Diklat teknis analisa sistem, programmer dan teknis

komputerisasi;

- Diklat teknis sistem manajemen pengendalian

pembangunan;

- Diklat teknis penyidikan PNS;

- Diklat teknis manajemen pemerintahan desa;

- Diklat teknis manajemen administrasi kependudukan dan

administrasi desa.

35

c)

Usul, Saran dan Masukan

(1) Untuk mempercepat proses pengajuan invoice, agar CPMO

menerbitkan petunjuk teknis yang rinci untuk aplikasi termasuk

dokumen pendukungnya supaya tidak terjadi lagi kesalahan

pada penulisan invoice dan kelengkapan dokumen.

(2) Proses review dan persetujuan MoA, ToR spesifik dan Proposal

(Teknis & Biaya) untuk Provsum dan pengurusan invoice oleh

CPMO agar dilakukan dengan lebih cepat.

(3) Untuk Diklat non-inti, bila tidak bisa diperoleh tenaga pengajar

yang bersertifikat LAN, agar dapat menggunakan tenaga

pengajar dari perguruan tinggi, pakar, narasumber, birokrat atau

tenaga ahli lainnya yang mempunyai kompetensi untuk

mengampu materi pembelajaran.

(4) Perlu adanya perpanjangan waktu kontrak service provider dan

penambahan biaya kegiatan akibat inflasi (penyesuaian harga).

(5) Proses pencairan dana dari ADB dapat agar dipercepat supaya

kegiatan implementasi CBAP dapat mencapai target fisik yang

diharapkan.

7. Kabupaten Sleman

a) Umum

Pemantauan kegiatan implementasi CBAP pada SCBDP Kabupaten

Sleman dilaksanakan oleh 2 (dua) orang pejabat dan 1(satu) orang

staf Direktorat EAS serta 1 (satu) orang staf Direktorat PHLN pada

tanggal 27 Agustus 2008.

Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan Implementasi CBAP

pada SCBDP pinjaman ADB No.1964-INO (SF) secara struktural

ditempatkan pada Bappeda Kabupaten Sleman.

SCBDP Kabupaten Sleman termasuk dalam batch I, dan kegiatan

implementasi CBAP di Pemerintahan Kabupaten Sleman pada

36

SCBDP telah dimulai setelah PIU Kabupaten Sleman

mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yaitu pada

tanggal 4 Desember 2006.

b)

Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Tahun 2007 Kabupaten Sleman merencanakan sebanyak 22

jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :

- Penyusunan kerangka kebijakan good government;

- Survey kepuasan masyarakat (individu dan bisnis);

- Penyusunan sistem dan sosialisasi kesetaraan dan

keadilan gender;

- Penyusunan dan mekanisme standar pelayanan minimal;

- Penyusunan dan sosialisasi sistem pemantauan dan

pengukuran kegiatan peningkatan kapasitas;

- Audit kinerja pemerintah daerah;

- Penataan ulang kecamatan sebagai unit pelayanan publik

di Kabupaten Sleman;

- Penyusunan detail tugas organisasi perangkat daerah;

- Penyusunan petunjuk teknis penyederhanaan perijinan;

- Penyusunan standar evaluasi dan monitoring

kelembagaan;

- Penyusunan hand book untuk Kepala Desa;

- Penyusunan persyaratan pendidikan untuk jabatan-jabatan

dilingkungan pemerintah daerah;

- Penyusunan standar kompetensi jabatan fungsional;

- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai;

- Penyusunan pedoman analisis beban kerja pegawai;

- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan

struktural;

- Penyusunan pedoman diklat aparatur;

- Penerbitan uraian tugas bagi jabatan fungsional dan

37

struktural;

- Studi kelayakan pengembangan jabatan fungsional di

lingkungan pegawai;

- Penyusunan pedoman standar pemberian penghargaan

dan sanksi pegawai;

- Studi penyusunan perumusan strategi pendanaan program

peningkatan kapasitas yang berkelanjutan,

Dari 22 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, status

kemajuan pelaksanaan fisik seluruh kegiatan sampai akhir

tahun 2007 adalah selesai seluruhnya atau sudah mencapai

100% artinya bahwa laporan akhir dari pelaksanaan kegiatan

implementasi CBAP sudah disampaikan dan disetujui PIU.

Dalam melaksanakan kegiatan implementasi CBAP tahun

2007 ini, Kabupaten Sleman mengalami kendala atau

hambatan yaitu :

- Ada perbedaan kebutuhan saat penyusunan CBAP dengan

saat pelaksanaan, karena perbedaan waktu 2004-2007;

- proses pencairan dana Loan ADB 1964-INO (SF) melalui

mekanisme direct payment dirasa lama, bahkan berkas

penagihan invoice tahun 2007 yang diajukan ke ADB

terselip , sehingga pencairan dana tertunda cukup lama.

Sementara itu terkait dengan alokasi dana DIPA TA 2007,

dapat dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 5.093.730.000,00 241.002.630,00

2. Pendamping 816.100.000,00 164.555.100,00

3. Penunjang 157.761.500,00 -

(2)

Tahun 2008

Tahun 2008 Kabupaten Sleman merencanakan sebanyak 36

jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :

38

- Pelatihan penyusunan kurikulum;

- Pelatihan analisis kebutuhan diklat;

- Pelatihan sistem teknologi informasi;

- Pelatihan informasi daerah e-gov;

- Pelatihan analisis pengembangan wilayah;

- Pelatihan pembangunan karakter melalui pengembangan

potensi diri dan kepribadian tangguh;

- Pelatihan kebijakan gender dan permasalahannya;

- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;

- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;

- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;

- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;

- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;

- Pelatihan integrasi kebijakan dan implementasi pada

pelaku KUMKM;

- Pelatihan manajemen lingkungan;

- Pelatihan manajemen lingkungan hidup;

- Pelatihan analisis dampak lingkungan;

- Kebijakan pengentasan kemiskinan dan pengangguran;

- Pelatihan perencanaan pengembangan ekonomi lokal;

- Pelatihan pengembangan kerjasama daerah;

- Pelatihan kebijakan penanggulangan kemiskinan dan

pengangguran;

- Pelatihan public relation;

- Pelatihan manajemen dan akuntansi keuangan;

- Diklat manajemen asset;

- Diklat manajemen keuangan daerah;

- Diklat perencanaan peningkatan pendapatan daerah;

- Pelatihan berbasis kinerja (termasuk SAB);

- Pelatihan sistem teknologi informasi;

- Pelatihan perencanaan dan manajemen ekonomi daerah;

- Pelatihan investasi daerah;

- Pelatihan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran;

- Pelatihan anggaran berbasis kinerja (termasuk SAB);

- Pelatihan public relation;

39

- Pelatihan perencanaan ekonomi daerah;

- Pelatihan manajemen pemerintahan desa;

- Pelatihan manajemen keuangan daerah;

- Pengembangan SIM pelayanan perijinan terpadu (60%).

Dari 36 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, status

kemajuan fisik sampai dengan 27 Agustus 2008 adalah 16

dari 36 jenis kegiatan implementasi CBAP sudah mencapai

100% artinya bahwa laporan akhir dari pelaksanaan kegiatan

implementasi CBAP sudah disampaikan dan disetujui PIU,

yaitu :

- Pelatihan penyusunan kurikulum;

- Pelatihan analisis kebutuhan diklat;

- Pelatihan sistem teknologi informasi;

- Pelatihan informasi daerah e-government;

- Pelatihan analisis pengembangan wilayah;

- Pelatihan pembangunan karakter melalui pengembangan

potensi diri dan kepribadian tangguh;

- Pelatihan kebijakan gender dan permasalahannya;

- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;

- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;

- Pelatihan konsepsi gender dan permasalahannya;

- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;

- Pelatihan manajemen sumber daya manusia;

- Pelatihan integrasi kebijakan dan implementasi pada

pelaku KUMKM;

- Pelatihan manajemen lingkungan;

- Pelatihan manajemen lingkungan hidup;

- Pelatihan analisis dampak lingkungan.

Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan implementasi CBAP

di Kabupaten Sleman dari target yang telah direncanakan,

antara lain disebabkan :

40

- Tidak tersedianya dana dari service provider akibat belum

cairnya penagihan invoice untuk porsi Loan ADB karena

ketidakjelasan prosedur/format dan berubah-ubahnya

persyaratan serta bisnis proses yang relatif lama sehingga

cash flow keuangan pada service provider terganggu;

- Kesibukan pimpinan dan staf PIU, sering membuat

pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tidak bisa

direalisasikan meskipun rencana kegiatan sudah

disampaikan jauh sebelum pelaksanaan dimulai.

Dalam pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tahun 2008

ini, Kabupaten Sleman mengalami kendala atau hambatan

yaitu :

- Materi diklat yang berasal dari kurikulum inti LAN sering

kali tidak up to date, sehingga masih diperlukan

penyesuaian terkait kondisi permasalahan dan kebutuhan

di daerah;

- Alokasi pagu DIPA TA 2008 sangat tidak mencukupi untuk

pembayaran invoice yang sudah diajukan dan yang akan

diajukan untuk pelaksanaan tahun 2008.

Dengan demikian, akumulasi kemajuan fisik kegiatan

implementasi CBAP di Kabupaten Sleman yang telah dicapai

sampai tanggal 27 Agustus 2008 adalah 41% (38 dari 93

kegiatan).

Sementara itu terkait dengan alokasi dana DIPA TA 2008,

dapat dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.186.196.000,00 1.185.421.496,00

2. Pendamping 677.285.000,00 458.802.899,00

3. Pendukung 240.915.000,00 -

41

(3)

Tahun 2009

Tahun 2009 Kabupaten Sleman merencanakan sebanyak 35

jenis kegiatan implementasi CBAP, terdiri dari :

- Pelatihan sistem manajemen teknologi informasi;

- Pelatihan kebijakan manajemen asset;

- Pelatihan public manajement reform;

- Pelatihan manajemen dan akuntansi keuangan daerah;

- Pelatihan manajemen strategis;

- Pelatihan public service reform;

- Pelatihan leadership dan ESQ;

- Pelaatihan analisis potensi daerah;

- Pelatihan manajemen asset daerah;

- Pelatihan manajemen pengawasan;

- Pelatihan perencanaan pembangunan;

- Pelatihan manajemen kebijakan publik;

- Pelatihan penyusunan dan pengukuran SPM;

- Pelatihan manajemen public reform;

- Pelatihan pengembangan ekonomi lokal;

- Pelatihan analisis potensi daerah;

- Pelatihan sistem informasi asset daerah;

- Pelatihan leadership dan ESQ;

- Pelatihan manajemen pengawasan;

- Pelatihan pengembangan dan pengukuran SPM;

- Pelatihan manajemen strategis;

- Pelatihan sistem informasi manajemen pendapatan daerah;

- Pelatihan sistem akuntansi keuangan daerah;

- Pelatihan public management reform (termasuk ISO);

- Pelatihan penyusunan dan analisa kebijakan publik;

- Pelatihan pelayanan prima;

- Pelatihan sistem database termasuk administrator

database dan pengumpulan data;

- Pelatihan manajemen pengawasan;

- Pelatihan sarana dan prasarana perkotaan;

42

- Pelatihan public service reform;

- Pelatihan peningkatan pendapatan daerah;

- Pelatihan manajemen informasi aset;

- Pelatihan pengembangan investasi daerah termsuk

promosi dan investasi daerah;

- Pelatihan manajemen ekonomi perkotaan dan pedesaan;

- Pengembangan SIM pelayanan periijinan terpadu (40%).

c) Usul, Saran dan Masukan

(1) Agar proses pencairan dana melalui mekanisme direct payment

lebih cepat dan tidak melalui prosedur yang rumit.

(2) Alokasi pagu DIPA TA 2008 dapat mencukupi guna pembayaran

invoice untuk pelaksanaan kegiatan implementasi CBAP tahun

2008.

(3) Kesulitan dalam pengelolaan SCBDP baik tingkat pusat maupun

daerah, terutama dalam hal kurangnya koordinasi dan

ketersediaan informasi yang tidak lengkap.

Oleh karena itu, CPMO hendaknya menerapkan pengelolaan

SCBDP secara profesional, dimana semua format disajikan secara

sederhana dan aturan yang disiapkan dapat dipantau secara

reguler dan konsisten, serta tepat waktu. Mengingat pengelolaan

proyek yang melibatkan banyak pihak dan pelaksanaannya meliputi

beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia sehingga faktor kurang

adanya koordinasi yang terkendali dengan baik serta penyampaian

informasi yang tidak konsisten mengakibatkan terjadi kebingungan

pelaksanaan SCBDP di daerah.

8. Kabupaten Lampung Timur

a) Umum

Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Lampung Timur

dilaksanakan oleh 3 (tiga) orang staf Direktorat EAS pada tanggal

21 Agustus 2008.

43

Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP pinjaman

ADB No.1964-INO (SF) secara struktural ditempatkan pada Bappeda

Kabupaten Lampung Timur.

b) Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Tahun 2007 Kabupaten Lampung Timur merencanakan

sebanyak 12 (dua belas) jenis kegiatan, terdiri dari :

- Penyusunan kerangka kebijakan penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dan bersih;

- Penyusunan standar pelayanan minimum pemerintah

daerah Kabupaten Lampung Timur;

- Penyusunan dan sosialisasi pedoman pemerataan

kesempatan dan kesetaraan gender;

- Survey audit kinerja pemerintah daerah tahun I;

- Survey kepuasan masyarakat tahun II;

- Penyusunan sistem monev peningkatan kapasitas

pemerintah daerah;

- Penyusunan pedoman seleksi penerimaan pegawai;

- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan

struktural;

- Analisis kebutuhan diklat (TNA);

- 4 CBAP kegiatan sistem informasi;

- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan

struktural;

- 24 CBAP pelatihan komponen 4.

Dari 12 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, sampai

akhir tahun 2007 terdapat 3 (tiga) jenis kegiatan yang tidak

mencapai target, yaitu :

- 4 CBAP kegiatan sistem informasi;

- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan

struktural;

44

- 24 CBAP pelatihan komponen 4

Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan atau target yang

direncanakan, karena :

- petunjuk pelaksanaan provisional sum yang belum

disosialisasikan;

- belum tersusunnya ToR;

- kegiatan pelatihan yang masih harus menunggu kesiapan

modul, ToT tambahan;

- adanya hasil audit/perbedaan pendapat BPKP tentang

kontrak lumpsum yang menimbulkan keraguan daerah

dalam pelaksanaan kegiatan.

Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007 ini, Kabupaten

Lampung Timur mengalami kendala atau hambatan yaitu

adanya perbedaan pendapat dengan BPKP dan terbatasnya

pengajar yang memiliki sertifikat LAN sehingga harus

menunggu ToT tambahan.

Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun

anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 3.462.786.000,00 358.464.746,00

2. Pendamping (s.d. 2007)

1.200.000.000,00 158.010.255,00

3. Penunjang (s.d.2007)

132.872.260,00 -

(2)

Tahun 2008

Tahun 2008 Kabupaten Lampung Timur menetapkan 8

(delapan) sasaran yaitu :

- Kegiatan sistem informasi (prov-sum) mencapai kemajuan

80%;

- Kegiatan pelatihan (komponen-4) sebanyak 33 dari 43

diklat mencapai kemajuan 100%;

- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan

45

struktural mencapai 100%;

- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai

mencapai 100%;

- Penyusunan juklak dan juknis peraturan daerah mencapai

100%;

- Survey audit kinerja pemerintah daerah mencapai 30%;

- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan

kapasitas mencapai 30%;

- Survey kepuasan masyarakat mencapai 10%.

Untuk mencapai sasaran tersebut, telah direncanakan

sebanyak 44 (empat puluh empat) jenis kegiatan, terdiri dari :

- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan

struktural;

- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai;

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon

II);

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon

III);

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon

IV);

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika

pemerintahan (eselon II);

- pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

(eselon III);

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

(eselon IV);

- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon III);

- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon IV);

- Penyusunan juklak dan juknis peraturan daerah;

- Sistim informasi anggaran berbasis kinerja;

- Sistim informasi manajemen aset pemerintah daerah;

- Sistem informasi profil daerah & laporan kinerja;

- Penyelenggaraan pemerintah daerah;

46

- Sistim informasi manajemen perizinan daerah;

- Sistirn informasi manajemen pendapatan daerah;

- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon III);

- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon IV);

- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon II);

- Pelatihan formulasi perencanaan strategis (eselon III);

- Pelatihan formulasi perencanaan strategis (eselon IV);

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu (eselon II);

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu (eselon III);

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu (eselon IV);

- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah (eselon II);

- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM (eselon

III);

- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM (eselon

IV);

- Survey audit kinerja pemerintah daerah tahun III;

- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah (eselon III);

- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah (eselon IV);

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah (eselon III);

- Pelatihan perencanaan dan pengelolaan keuangan daerah

(eselon IV);

- Pelatihan formulasi perencanaan strategis (eselon II);

- Pelatihan manajemen proyek (eselon III);

- Pelatihan manajemen proyek (eselon IV);

- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan

kapasitas;

- Pelatihan akuntabilitas kinerja institusi pemerintah - AKIP

(eselon III);

- Pelatihan akuntabilitas kinerja institusi pemerintah - AKIP

(eselon IV);

- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon II);

- Pelatihan manajemen SDM bersertifikat (eselon III);

47

- Pelatihan manajemen SDM bersertifikat (eselon IV);

- Pelatihan manajemen aset daerah (eselon III);

- Pelatihan manajemen aset daerah (eselon IV);

- Survey kepuasan masyarakat tahun III.

Sampai dengan tanggal 22 Agustus 2008, capaian kinerja

kegiatan adalah sebagai berikut :

- Penyusunan pedoman standar kompetensi jabatan

struktural mencapai 70%;

- Penyusunan pedoman standar penilaian pegawai

mencapai 30%;

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon

II) mencapai 100%;

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon

III) mencapai 100%;

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi (eselon

IV) mencapai 100%;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika

pemerintahan (eselon II) mencapai 100%;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

(eselon III) mencapai 100%;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

(eselon IV) mencapai 100%;

- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon III) mencapai

100%;

- Pelatihan pengentasan kemiskinan (eselon IV) mencapai

100%;

- Penyusunan juklak dan juknis peraturan daerah mencapai

10%;

- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon III) mencapai

100%;

- Pelatihan hubungan masyarakat (eselon IV) mencapai

100%

48

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat 31 kegiatan

yang belum terlaksana. Namun demikian sampai dengan akhir

tahun 2008, kegiatannya secara kuantitatif diharapkan dapat

diselesaikan 90 persen.

Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Lampung

Utara, dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.704.294.000,00 304.340.675,00

2. Pendamping 1.300.000.000,00 -

3. Penunjang - -

Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten

Lampung Timur menghadapi kendala/masalah :

- Hingga Agustus 2008 MoA belum disetujui karena revisi

laporan tahunan II belum diserahkan ke CPMO;

- Penyusunan ToR kegiatan prov-sum belum terlaksana;

- Jadwal pelatihan yang sangat terbatas.

(3)

Tahun 2009

Tahun anggaran 2009 Kabupaten Lampung Timur

menetapkan 5 (lima) target yaitu :

- Kegiatan sistem informasi (prov-sum) mencapai kemajuan

100%;

- Kegiatan pelatihan (komponen-4) sebanyak 10 dari 43

diklat mencapai kemajuan 100%;

- Survey audit kinerja pemerintah daerah mencapai 100%;

- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan

kapasitas mencapai 100%;

- Survey kepuasan masyarakat mencapai 100%.

49

Sampai dengan Agustus 2008, Kabupaten Lampung Timur

belum mengetahui pagu anggaran definitif untuk mendanai

kegiatan yang bersumber dari Loan ADB No.1964-INO (SF).

Namun demikian, untuk mendukung tercapainya target di atas

telah dipersiapkan rencana 20 (dua puluh) jenis kegiatan.

Adapun jenis kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut :

- Sistim informasi anggaran berbasis kinerja;

- Sistim informasi manajemen aset pemerintah daerah;

- Sistem informasi profil daerah & laporan kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah;

- Sistim informasi manajemen perizinan daerah;

- Sistirn informasi manajemen pendapatan daerah;

- Survey audit kinerja pemerintah daerah tahun III;

- Inventarisasi alokasi anggaran PAD untuk peningkatan

kapasitas;

- Survey kepuasan masyarakat tahun III;

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah (eselon II);

- Pelatihan manajemen keuangan - bersertifikat (eselon IV);

- Pelatihan penyusunan peraturan perundang-undangan

(eselon IV);

- Pelatihan pengelolaan lingkungan hidup di daerah (eselon

IV);

- Pelatihan pengembangan organisasi pemerintah daerah;

(eselon IV);

- Pelatihan manajemen dan pengembangan SDM (eselon

II);

- Pelatihan manajemen ekonomi masyarakat: pemberdayaan

KUMKM (eselon IV);

- Pelatihan administrasi umum (eselon IV);

- Pelatihan pengelolaan program jaminan sosial (eselon IV);

- Pelatihan analisis ketersediaan pangan (eselon IV);

- Tim manajemen dan supporting staf dan

- Dana kontingensi.

50

c)

Usul, Saran, dan Masukan

1. Percepatan pencairan invoice baik dari APBN maupun APBD;

2. Memperpanjang usia proyek hingga implementasi tahun ke-4

atau tahun ke-5.

9. Kabupaten Brebes

a) Umum

Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Brebes dilaksanakan

oleh 3 (tiga) orang staf Direktorat EAS pada tanggal 27 Agustus

2008.

Di wilayah ini PIU sebagai pelaksana kegiatan SCBDP pinjaman

ADB No.1964-INO (SF) secara struktural ditempatkan pada

Bappeda Kabupaten Brebes.

SCBDP Kabupaten Brebes termasuk dalam batch I dan

kegiatannya telah dimulai sejak tahun 2004. Namun demikian untuk

kegiatan yang dananya bersumber dari pinjaman ADB NO. 1964-

INO (SF) Kabupaten Brebes baru dimulai tahun 2006.

b) Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Tahun 2007 Kabupaten Brebes merencanakan sebanyak 34

(tiga puluh empat) jenis kegiatan, terdiri dari :

- Survey kepuasan pelanggan;

- Survey audit kinerja pemerintah daerah;

- Study dan penyusunan mekanisme kerangka peningkatan

kapasitas;

- Study dan penyusunan mekanisme pemerataan dan

kesetaraan gender aparatur pemerintah daerah;

51

- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SCBD;

- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih;

- Pelatihan manajemen diklat bagi pejabat eselon IV

angkatan I;

- Pelatihan evaluasi pasca diklat bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf

angkatan I;

- Pelatihan beban kerja pegawai bagi staf angkatan I;

- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi

pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan manajemen diklat bagi staf angkatan II;

- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf

angkatan II;

- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi

pejabat eselon IV angkatan II;

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu bagi pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf

angkatan III;

- Pelatihan beban kerja pegawai staf angkatan II;

- Pelatihan penyadaran gender di era globalisasi bagi

pejabat eselon III angkatan I;

- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan

bagi pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu bagi pejabat eselon III angkatan I;

- Pelatihan pengamanan sosial bagi pejabat eselon IV

angkatan I;

- Penyusunan pedoman pelaksanaan monitoring dan

evaluasi RPJMD di Kabupaten Brebes;

- Penyusunan SK Bupati tentang standar pelayanan publik;

- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih;

- Tindak lanjut raperda menjadi perda tentang pemerintahan

52

yang baik;

- Penyusunan standar penanganan pengaduan masyarakat

atas pelayanan publik di Kabupaten Brebes;

- Kegiatan penerapan sistem manajemen mutu dalam

rangka peningkatan kapasitas di Kantor Pelayanan

Terpadu Kabupaten Brebes (ISO 9001 tahun 2000);

- Study rasionalisasi pegawai pemda sesuai dengan beban

kerja;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen

penyusunan APBD berbasis kinerja;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen

pendapatan daerah;

- Pembangunan software sistem informasi pelayanan satu

atap;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen

kesehatan masyarakat;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen aset

daerah;

- Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan prima.

Dari 34 jenis kegiatan yang direncanakan tersebut, sampai

akhir tahun 2007 hanya tercapai sebanyak 21 (dua puluh satu)

kegiatan, yaitu :

- Survey kepuasan pelanggan;

- Survey audit kinerja pemerintah daerah;

- Study dan penyusunan mekanisme kerangka peningkatan

kapasitas;

- Study dan penyusunan mekanisme pemerataan dan

kesetaraan gender aparatur pemerintah daerah;

- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SCBDP;

- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih;

- Pelatihan manajemen diklat bagi pejabat eselon IV

angkatan I;

53

- Pelatihan evaluasi pasca diklat bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf

angkatan I;

- Pelatihan beban kerja pegawai bagi staf angkatan I;

- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi

pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan manajemen diklat bagi staf angkatan II;

- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf

angkatan II;

- Pelatihan penanganan pengaduan masyarakat bagi

pejabat eselon IV angkatan II;

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu bagi pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan penelusuran kebutuhan pelatihan bagi staf

angkatan III;

- Pelatihan beban kerja pegawai staf angkatan II;

- Pelatihan penyadaran gender di era globalisasi bagi

pejabat eselon III angkatan I;

- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan

kemiskinanbagi pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu bagi pejabat eselon III angkatan I;

- Pelatihan pengamanan sosial bagi pejabat eselon IV

angkatan I.

Adapun alasan tidak tercapainya kegiatan atau target yang

direncanakan adalah :

- Pelaksanaan ditunda untuk tahun berikutnya menunggu

SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja) Pemerintah

Kabupaten Brebes terbentuk;

- Term of Reference (ToR) kegiatan mengalami perubahan;

- Untuk kegiatan diklat inti menunggu terbitnya kurikulum

Paket C1 dari Lembaga Administrasi Negara (LAN).

54

Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2007 ini Kabupaten

Brebes mengalami kendala atau hambatan yaitu proses

realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk

kegiatan SCBDP menggunakan Permendagri Nomor 13 tahun

2006 di mana tidak terdapat biaya jasa pihak ketiga sehingga

hal ini agak sulit dilaksanakan untuk kegiatan SCBDP yang

merupakan kontrak payung (meliputi banyak kegiatan).

Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun

anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 3.726.710.000,00 88.646.779,00

2. Pendamping (s.d. 2007)*)

1.976.158.000,00 317.411.724,00

3. Penunjang (s.d. 2007)**)

368.172.000,00 127.034.250,00

Catatan:

*) Rincian Dana

Pendamping

Th. 2004

Th. 2005

Th. 2006

Th. 2007

29.266.000,00

421.181.000,00

700.000.000,00

825.711.000,00

**) Rincian Dana

Penunjang

Th. 2004

Th. 2005

Th. 2006

Th. 2007

15.734.000,00

176.669.000,00

100.530.000,00

75.239.000,00

(2)

Tahun 2008

Tahun 2008 Kabupaten Brebes menetapkan 3 (tiga) sasaran

yaitu :

- Terciptanya peningkatan wawasan aparatur Pemerintah

Daerah;

- Terlaksananya implementasi CBAP dalam rangka

55

peningkatan kapasitas;

- Tersedianya aparatur daerah untuk memenuhi kebutuhan

dalam rangka tindak peningkatan kapasitas di daerah

Untuk mencapai sasaran tersebut, telah direncanakan

sebanyak 74 (tujuh puluh empat) jenis kegiatan, terdiri dari :

- Penyusunan pedoman pelaksanaan monitoring dan

evaluasi implementasi RPJMD di Kabupaten Brebes;

- Penyusunan SK Bupati tentang standar pelayanan publik;

- Penyusunan raperda tentang penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih;

- Tindak lanjut raperda menjadi perda tentang pemerintahan

yang baik;

- Penyusunan standar penanganan pengaduan masyarakat

atas pelayanan publik di Kabupaten Brebes;

- Kegiatan penerapan sistem manajemen mutu dalam

rangka peningkatan kapasitas di Kantor Pelayanan

Terpadu Kabupaten Brebes (ISO 9001 tahun 2000);

- Study rasionalisasi pegawai pemda sesuai dengan beban

kerja;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen

penyusunan APBD berbasis kinerja;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen

pendapatan daerah;

- Pembangunan software sistem informasi pelayanan satu

atap;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen

kesehatan masyarakat;

- Pembangunan software sistem informasi manajemen aset

daerah;

- Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan prima;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

bagi pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis

56

bagi pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan manajemen aset daerah bagi pimpinan

instansi/pejabat eselon II/yang sederajat;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

bagi pejabat eselon III angkatan I;

- Pelatihan teknis dan manajemen dan pengembangan SDM

bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis

bagi pejabat eselon IV angkatan II;

- Pelatihan penyusunan rencana tindak pemberdayaan dan

jejaring kerja KUKM bagi pejabat eselon IV angkatan I;

- Pelatihan manajemen aset daerah bagi pejabat eselon IV

angkatan I;

- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok

kepentingan bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis

bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat

eselon IV;

- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan

bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan manajemen aset daerah bagi pejabat eselon IV

angkatan II;

- Pelatihan penyusunan ketentuan-ketentuan hukum bagi

pejabat eselon IV;

- Pelatihan perencanaan dan manajemen keuangan bagi

pejabat eselon IV;

- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor

publik bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan perencanaan pembangunan daerah bagi pejabat

eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang sederajat;

- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok

kepentingan bagi pejabat eselon IV angkatan II;

- Pelatihan pengelola keuangan bagi pejabat non keuangan

bagi pejabat eselon III angkatan I;

57

- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok

kepentingan bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor

publik bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain

yang sederajat;

- Pelatihan penyadaran gender di era globalisasi bagi

pejabat eselon IV;

- Pelatihan pengelola keuangan bagi pejabat non keuangan

bagi pejabat eselon III angkatan II;

- Pelatihan teknologi dan informasi bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor

publik bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan pemerintah yang baik dan etika pemerintah bagi

pejabat eselon IV angkatan II;

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat

eselon III;

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat

eselon IV angkatan II;

- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok

kepentingan bagi pejabat eselon III angkatan II;

- Pelatihan penyusunan rencana tindak pemberdayaan dan

jejaring kerja KUKM bagi pejabat eselon IV angkatan II;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis

bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan program pengamanan sosial bagi pejabat eselon

IV;

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan perencanaan dan manajemen keuangan bagi

pejabat eselon IV;

- Pelatihan pengembangan diri bagi pejabat eselon IV;

- High team performance bagi pejabat eselon IV;

- High team performance bagi pejabat eselon II;

58

- Pelatihan pengembangan diri bagi pejabat eselon II;

- High team performance bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan pengembangan diri bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi bagi

pejabat eselon III;

- Pelatihan pelayanan publik akuntabilitas dan pengelolaan

mutu bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan

bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor

publik bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan

bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan penyusunan ketentuan-ketentuan hukum bagi

pejabat eselon IV angkatan II;

- Diklat teknis dan manajemen dan pengembangan SDM

bagi pejabat eselon III;

- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan

bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan kebijakan dan pemantapan akuntabilitas sektor

publik bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan peran pemda dalam pengentasan kemiskinan

bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang

sederajat;

- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis

bagi pejabat eselon III angkatan II;

- Pelatihan penyadaran gender di era desentralisasi bagi

pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang

sederajat;

- Pelatihan membangun hubungan dengan kelompok

kepentingan bagi pejabat eselon II/pimpinan

59

instansi/pejabat lain yang sederajat;

- Pelatihan pembangunan ekonomi daerah bagi pejabat

eselon III;

- Pelatihan kepemerintahan yang baik dan etika pemerintah

bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat lain yang

sederajat;

- Pelatihan pemahaman dan langkah perencanaan strategis

bagi pejabat eselon IV;

- Pelatihan pelayanan publik dan akuntabilitas dan

pengelolaan mutu bagi pejabat eselon II/pimpinan

instansi/pejabat lain yang sederajat;

- Pelatihan manajemen keuangan bagi pejabat non

keuangan bagi pejabat eselon II/pimpinan instansi/pejabat

lain yang sederajat.

Sampai dengan tanggal 29 Agustus 2008, kinerja kegiatan

tersebut secara fisik telah mencapai 40,84 persen. Namun

demikian sampai dengan akhir tahun 2008, kegiatannya

diharapkan dapat diselesaikan 75 persen.

Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Brebes,

dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.704.294.000,00 403.995.893,00*)

2. Pendamping 1.255.497.000,00 61.879.710,00

3. Penunjang 214.503.000,00 9.159.450,00

*) sampai akhir tahun 2008, diharapkan dapat menyerap pagu

DIPA sebesar 75 persen.

Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2008 ini, Kabupaten

Brebes menghadapi kendala/masalah yaitu proses realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk kegiatan

SCBDP menggunakan Permendagri nomor 13 tahun 2006 di

mana tidak terdapatnya biaya jasa pihak ketiga sehingga hal

ini agak sulit dilaksanakan untuk kegiatan SCBDP yang

merupakan kontrak payung (meliputi banyak kegiatan).

60

(3)

Tahun 2009

Tahun anggaran 2009 Kabupaten Brebes menetapkan target

atau sasaran yaitu menyelesaiakan kegiatan SCBDP pinjaman

ADB No.1964-INO (SF) sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan dalam kontrak. Seluruh kegiatan diyakini akan

dapat diselesaikan paling lambat tanggal 13 Juni 2009.

Adapun kegiatanya terbagi dalam dua bagian yaitu :

- Finalisasi atau melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan pada tahun sebelumnya namun sampai akhir

tahun 2008 belum terselesaikan;

- Melaksanakan kegiatan yang belum pernah dilakukan pada

tahun sebelumnya, namun jenis kegiatannya telah

tercantum dalam kontrak.

Untuk menunjang target atau sasaran serta kegiatan tersebut,

Kabupaten Brebes pada tahun 2009, telah memperoleh pagu

DIPA indikatif dan pagu dana pendamping serta penjunjang,

sebagai berikut :

Pagu Indikatif

1. DIPA 5.856.927.366,00

2. Pendamping 500.000.000,00

3. Penunjang 157.500.000,00

c)

Usul, Saran, dan Masukan

Sebagai bentuk tanggungjawab dan partisipasi aktif dari Kabupaten

Brebes atas Loan ADB No. 1964-INO (SF) ini, dapat dibuktikan

bahwa :

(1) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 disediakan dana

pendamping Rp.1.150.447.000,00 ;

61

(2) tahun 2007 disediakan dana pendamping sebesar

Rp.825.711.000,00 dan

(3) tahun 2008 disediakan dana pendamping sebesar

Rp.1.225.497.000,00.

Untuk itu PIU Kabupaten Brebes menyampaikan usul agar :

(1) proses pencairan dana dari ADB dapat dipercepat, karena

proses pencairan dana yang lambat akan dapat berakibat pada

kelancaran pelaksanaan kegiatan berikutnya;

(2) adanya perpanjangan pelaksanaan kegiatan sampai akhir tahun

2009 karena banyak kegiatan yang belum terselesaikan dan

besarnya anggaran yang belum terserap.

10. Kabupaten Garut

a) Umum

Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Garut dilakukan oleh 3

(tiga) orang staf Direktorat EAS, beserta seorang staf dari Direktorat

PHLN. Kegiatan monitoring dilaksanakan pada tanggal 28 s.d 29

Agustus 2008.

Bertindak sebagai PIU yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan SCBDP di Kabupaten Garut adalah Bappeda Kabupaten

Garut.

b)

Pelaksanaan Kegiatan dan alokasi dana

(1)

Tahun 2007

Secara umum pelaksanaan kegiatan SCBDP Kabupaten Garut

sampai tahun 2007 dapat dilaksanakan tanpa kendala yang

berarti. Masalah hanya muncul diawal implementasi proyek

saja, hal ini dimungkinkan karena kurangnya pemahaman

pihak-pihak terkait mengenai SCBDP. Namaun setelah

62

diberikan sosialisasi kepada seluruh stakeholder mengenai

SCBDP maka semua pihak dapat menerima dan manganggap

SCBDP diperlukan untuk kemajuan Kabupaten Garut di masa

mendatang.

Keberhasilan ini membuat Tim Manajemen (konsultan

pelaksana) mengalami kemudahan dalam menyelesaikan

tugasnya. Hal ini dapat terlihat dari selesainya seluruh

kegiatan pada komponen 1 pada tahun 2007 dan 3 kegiatan

komponen 2, sedangkan kegiatan yang belum selesai lebih

disebabkan belum selesainya juklak dan juknis

pengembangan SIM dari CPMO.

Secara umum pelaksanaan kegiatan SCBDP di Kabupaten

Garut juga tidak luput dari permasalahan, baik permasalahan

intern maupun yang berasal dari luar. Sejak pertengahan

tahun sampai menjelang akhir tahun 2007 suasana di

Kabupaten Garut kurang kondusif. Hal ini disebabkan dengan

maraknya demo untuk menuntut mundurnya Bupati Garut dan

puncaknya dengan penangkapan Bupati Garut oleh KPK.

SCBDP sebagai suatu proyek yang pelaksanaanya sangat

tergantung proses adminstrasinya kepada pemerintah daerah

juga terkena dampaknya. Seringnya mutasi pejabat di

pemerintah daerah menyulitkan pihak konsultan untuk

memeinta persetujuan pejabat yang baru. Selain itu terbitnya

Peraturan Pemerintah no 38 dan 41 tahun 2007

mengakibatkan semua kegiatan ditangguhkan agar sesuai

dengan SOTK baru.

Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun

anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 6.301.053.000,00 5.603.318.361,00

2. Pendamping (s.d. 2007)

1.550.000.000,00 -

3. Penunjang (s.d. 2007)

280.000.000,00 -

63

(2)

Tahun 2008

Telah kondusifnya kondisi politik dan pemerintahan di

Kabupaten Garut membuat pelaksanaan kegiatan SCBDP di

Kabupaten Garut dapat mencapai target yang diinginkan di

tahun 2008. Dari data yang ada progress capaian kerja

mencapai 70,4% dan diharapkan di akhir periode kontrak

semua kegiatan SCBDP dapat diselesaikan. Di tahun 2008

diharapkan dapat diselesaikan 18 kegiatan diklat yang

berguna untuk peningkatan kemampuan aparatur Pemkab

Garut. Namun ada beberapa diklat yang pelaksanaannya

sengaja dilakukan di tahun 2009 terkait dengan pelaksanaan

pilkada di Kabupaten Garut, sehingga diharapkan dengan

pelaksanaan Diklat setelah pilkada peminpin yang baru di

Kabupaten Garut dapat mengetahui dan mengerti esensi dan

maksud dari pelaksanaan kegiatan SCBDP

Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten Garut,

dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 1.486.196.000,00 -

2. Pendamping 1.000.000.000,00 -

3. Penunjang 150.000.000,00 -

(3)

Tahun 2009

Pihak konsultan pelaksana Kabupaten Garut optimis bahwa

seluruh kegiatan SCBDP dapat diselesaikan tepat waktu yaitu

sebelum closing date pinjaman ADB No.1964-INO (SF). Di

tahun 2009 pelaksana kegiatan difokuskan pada kegiatan

diklat yang pesertanya merupakan pejabat eselon I dan eselon

II di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut.

64

c) Usul, Saran, dan Masukan

Pelaksanaan kegiatan SCBDP di Kabupaten Garut selayaknya

dapat dipertimbangkan daerah lain untuk dijadikan percontohan

baiknya koordinasi antara konsultan pelaksana.

11. Kabupaten Tasikmalaya

a) Umum

Pemantauan kegiatan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya dilakukan

oleh 3 (tiga) orang staf Direktorat EAS, beserta seorang staf dari

Direktorat PHLN. Kegiatan monitoring dilaksanakan pada tanggal 27

s.d 28 Agustus 2008.

Bertindak sebagai PIU yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan SCBDP di Kabupaten Tasikmalaya adalah Bappeda

Kabupaten Tasikmalaya.

b)

Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana

(1)

Tahun 2007

Pelaksanaan kegiatan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya pada

tahun 2007 dimulai dengan melakukan beberapa kegiatan non

diklat seperti pelaksanaan survey dan penyusunan beberapa

analisis yang akan menjadi draft peraturan daerah. Adapun

kegiatan tersebut adalah :

- Audit kinerja Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya;

- Survey kepuasan pelanggan masyarakat;

- Survey kepuasan dunia usaha;

- Penyusunan kerangka kebijakan penyelenggaraan

pemerintah yang bersih;

- Penyusunan kerangka kebijakan standar pelayanan

minimum;

- Penyusunan kerangka strategis peningkatan kapasitas

65

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya;

- Penyusunan kerangka keadilan dan kesetaraan gender;

- Penyusunan pedoman standar pelayanan minimum;

- Penyusunan pedoman sistem perencanaan;

- Penyusunan job deskripsi jabatan struktural dan staf, dan

lain-lain.

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2007, baru

17 kegiatan yang mencapai target, sedangkan 4 kegiatan non

diklat dan 16 kegiatan diklat belum dapat dilaksanakan. Hal ini

disebabkan karena belum tersedianya kurikulum paket C1 dan

belum siapnya lembaga penyelenggara dan fasilitator yang

sesuai dengan kriteria LAN. Sementara untuk kegiatan

provisional sum yang mengalami keterlambatan dikarenakan

adanya perubahan mekanisme pelaksanaan dari CPMO

sehingga pelaksanaannya harus disesuaikan dengan

mekanisme pelaksanaan yang baru.

Selain permasalahan tersebut di atas, secara umum

pelaksanaan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya juga mengalami

beberapa kendala, antara lain :

- adanya keterbatasan internal dalam team implementasi;

- dan output kegiatan yang berupa draft regulasi tidak selalu

dapat dijadikan produk hukum, hal ini berkaitan dengan

peraturan daerah yang membutuhkan persetujuan dari

DPRD;

- sementara itu sehubungan dengan pelaksanaan ICT

(Sistem Informasi Manajemen) terkendala dengan

sedikitnya SDM yang menguasai tekhnologi informasi

sehingga pelaksanaannya sulit dilakukan.

Sementara itu terkait dengan alokasi dana, dalam tahun

anggaran 2007 dilaporkan sebagai berikut :

66

Pagu Realisasi

1. DIPA 7.374.194.000,00 4.348.383.637,00

2. Pendamping (s.d. 2007)

330.304.500,00 -

3. Penunjang (s.d. 2007)

1.012.246.000,00 -

(2)

Tahun 2008

Pada tahun 2008 PIU SCBDP Kabupaten Tasikmalaya

mengharapkan dapat melaksanakan dan

mengimplemantasikan rencana kerja yang telah dibuat

sehubungan dengan closing date pinjaman yang sudah dekat

dan akan segera berakhirnya kontark dengan konsultan

pelaksana. Dalam pelaksanaanya ada beberapa hal yang

menjadi sasaran dari implementasi kegiatan SCBDP

Kabupaten Tasikmalaya yaitu pelaksanaan kegiatan diklat,

non diklat dan kontigensi.

Dari beberapa sasaran dan kegiatan yang telah dilaksanakan

diharapkan pada akhir tahun 2008 seluruh kegiatan yang

ditargetkan dapat terlaksana, sehingga tidak mengganggu

rencana kerja di tahun berikutnya. Guna mencapai hasil

kinerja dimaksud diperkirakan diperlukan dana sekitar

Rp.4.501.575.000,00 sehingga alokasi yang ada di DIPA saat

ini perlu direvisi.

Adapun alokasi dana tahun 2008 untuk Kabupaten

Tasikmalaya, dilaporkan sebagai berikut :

Pagu Realisasi

1. DIPA 2.004.294.000,00 1.292.563.636,00

2. Pendamping 564.782.900,00 -

3. Penunjang 1.013.997.100,00 -

67

c.

Tahun 2009

Sehubungan dengan closing date pinjaman ADB No.1964-INO

(SF) pada tanggal 31 Juli 2009 maka pelaksanaan proyek

diharapkan dapat diselesaikan sebelum tanggal closing date

tersebut. Pada tahun 2009 akan dilanjutkan pelaksanaan

seluruh kegiatan yang belum terselesaikan pada tahun 2008.

berkaitan dengan hal tersebut direncanakan pada tahun 2009

akan dilaksanakan sebanya 13 kegiatan diklat. Guna

mendukung kegiatan tersebut telah dialokasikan dana yang

relatif lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya, namun sampai saat ini PIU SCBDP Kabupaten

Tasikmalaya belum mengetahui pagu DIPA Indikatif untuk

pelaksanaan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya, sehingga

pihak PIU belum bisa memperklirakan dana pendamping yang

akan dialokasikan. Hal ini tentu saja kan membuat

pelaksanaan kegiatan di tahun 2009 akan sedikit terhambat.

c)

Usul, Saran, dan Masukan

Sebagai daerah yang termasuk dalam kelompok batch I, maka

perkembangan pelaksanaan SCBDP Kabupaten Tasikmalaya

tergolong lambat. Penyebab utama dari keterlambatan ini adalah

kesulitan konsultan pelaksana untuk mencari tenaga pengajar

maupun lembaga penyelenggara yang sesuai dengan kriteria LAN.

Untuk itu disarankan kepada PIU SCBDP Kabupaten Tasikmalaya

maupun konsultan pelaksana agar aktif melakukan koordinasi

dengan PIU maupun konsultan daerah lain guna mencari tenaga

pengajar maupun lembaga penyelenggara diklat yang sesuai.

Selain itu kiranya koordinasi antara PIU dengan konsultan perlu

lebih ditingkatkan, karena banyaknya hal-hal dalam pelaksanaan

tahun sebelumnya yang menunjukkan lemahnya koordinasi antara

kedua belah pihak.

68

B. Batch II 1. Kota Cirebon

a) Umum

(1) Pelaksanaan pemantauan on-site visit kegiatan SCBDP di Kota

Cirebon dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2008 dan dilakukan

oleh 3 pegawai dari Direktorat EAS dan 1 pegawai dari Direktorat

PHLN.

(2) Selaku PIU kegiatan SCBDP di Kota Cirebon adalah Badan

Kepegawaian Daerah (BKD)

b) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2007 adalah

melaksanakan evaluasi terhadap proposal teknis peserta tender dan

telah mengirimkan hasilnya (Submission II) kepada CPMO dan ADB;

(2) Penyediaan dana pendamping tahun 2007 dialokasikan dalam APBD

sebesar Rp.700.000.000,00 dan dana penunjang sebesar

Rp.201.018.740,00 dengan tingkat realisasi anggaran 0% (tidak

dipergunakan);

(3) Pada tahun anggaran 2008, telah dialokasikan dana pendamping

dalam APBD sebesar 20% dari nilai kontrak yang terbagi dalam 3

tahun pelaksanaan dengan jumlah masing-masing tahun anggaran

sebesar Rp.972.952.200,00 sedangkan alokasi dana penunjang

sebesar Rp.100.000.000,00;

(4) Saat ini proses penawaran harga telah dievaluasi dan telah dikirimkan

ke CPMO untuk mendapatkan NOL;

(5) Untuk tahun anggaran 2009, telah direncanakan akan dialokasikan

dana pendamping sebesar Rp.898.460.200,00 dan dana penunjang

sebesar Rp.150.000.000,00;

(6) Kendala-kendala yang dihadapi antara lain terkait :

- Proses NOL yang relatif lama;

- Proses pelaksanaan penganggaran khususnya untuk alokasi dana

pendamping dalam APBD yang harus diperinci per kegiatan sesuai

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sedangkan dalam APBN

69

alokasi dana tidak diperinci secara detail (gelondongan). Sebagai

konsekuensi dari rincian per kegiatan tersebut (dalam APBD)

adalah kontrak pelaksanaan akan menyesuaikan dengan

banyaknya kegiatan (lebih dari satu kontrak), sedangkan apabila

dialokasikan secara utuh/gelondongan, kontrak kegiatan hanya 1

saja;

- Pemerintah Kota Cirebon hanya menerima copy DIPA, sedangkan

aslinya tidak diketahui keberadaannya. Saat ini dana dalam DIPA

tersebut masih dibintang

2. Kabupaten Cirebon

a) Umum

(1) Pelaksanaan pemantauan on-site visit kegiatan SCBDP di Kabupaten

Cirebon dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2008 dan dilakukan

oleh 3 pegawai dari Direktorat EAS dan 1 pegawai dari Direktorat

PHLN;

(2) Selaku PIU kegiatan SCBDP di Kabupaten Cirebon adalah Bappeda

Kabupaten Cirebon.

b) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2007 adalah

persiapan penyediaan ruangan sekretariat SCBDP dan telah

melaksanakan evaluasi terhadap proposal teknis peserta tender dan

telah mengirimkan hasilnya (Submission II) kepada CPMO dan ADB;

(2) Dana pendamping tahun 2007 tidak dialokasikan dalam APBD,

namun hanya mengalokasikan dana penunjang sebesar

Rp.97.644.000,00;

(3) Pada tahun anggaran 2008 juga tidak dialokasikan dana pendamping

dalam APBD, sedangkan dana penunjang dialokasikan dalam APBD

sebesar Rp.75.588.800,00. Tidak dialokasikannya dana pendamping

pada tahun 2008 ini disebabkan adanya informasi bahwa kegiatan

tugas perbantuan semua dananya (baik pinjaman luanegeri maupun

rupiah murni disediakan oleh kementerian/lembaga pelaksana

70

kegiatan/executing agency). Namun saat ini telah diinformasikan oleh

CPMO SCBDP bahwa penyediaan dana pendamping tetap harus

dilakukan sebagai sustainability pemerintah kabupaten/kota.

(4) Saat ini proses tender sampai tahap persiapan negosiasi kontrak

dengan pemenang peringkat pertama dan diharapkan dalam waktu

dekat (±2 minggu) akan disampaikan/dikirimkan kepada CPMO untuk

mendapatkan persetujuan/NOL;

(5) Pada tahun anggaran 2009 direncanakan akan dialokasikan dalam

APBD dana pendamping sebesar Rp.597.159.200,00 dan dana

penunjang sebesar Rp.200.000.000,00;

(6) Kendala-kendala yang dihadapi antara lain terkait :

- Proses NOL yang relatif lama;

- Terjadinya penggantian tenaga konsultan pendamping untuk

Kabupaten Cirebon yang berasal dari CPMO sebanyak 3 kali

yang menghambat proses pelaksanaan kegiatan SCBDP;

- Pemerintah Kabupaten Cirebon hanya menerima copy DIPA,

sedangkan aslinya tidak diketahui keberadaannya. Saat ini dana

dalam DIPA tersebut masih dibintang.

3. Kabupaten Wonogiri

a) Umum

(1) Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah adalah termasuk

Kabupaten pada batch II, di mana merupakan salah satu kabupaten

yang termasuk katagori irregularity. Irregularity di sini adalah di mana

pada beberapa kabupaten di daerah Jawa Tengah (Kabupaten

Wonogiri, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Klaten) terdapat

kesamaan proposal. Setelah hal ini diperbaiki, maka Kabupaten

Wonogiri bisa melanjutkan kembali beberapa proses yang tertunda

pada SCBDP ini.

(2) Pada umumnya Kepala PIU adalah Kepala Bappeda setempat.

Demikian pula halnya dengan Kabupaten Wonogiri, di mana Ketua PIU

proyek SCBDP ini adalah Kepala Bappeda Kabupaten Wonogiri.

(3) Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat EAS dan Direktorat PHLN

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan

71

melakukan on site visit ke Kabupaten Wonogiri pada tanggal 24–26

Agustus 2008 yang beranggotakan empat orang dalam satu tim.

b) Pelaksanaan kegiatan

(1) Proyek SCBDP masih dalam tahap lelang kepada pihak ketiga baik

pada akhir tahun anggaran 2007 maupun dalam tahun anggaran 2008.

(2) Sebelum penandatanganan kontrak ada proses submission (I – IV)

yaitu proses NOL dari ADB, di mana saat ini sudah sampai pada

proses penyelesaian submission II (hasil evaluasi proposal teknis) dan

submission III (hasil evaluasi proposal keuangan) dan juga kombinasi

dari kedua submission atau hasil evaluasi kombinasi proposal teknis

dan keuangan), dimana pada 20 September 2007 berdasarkan surat

Depdagri / CPMO Proyek SCBD Jakarta No. 244 / CPMO / SCB – DP /

IX / 2007 diterima persetujuan ADB (NOL) atas hasil Evaluasi Proposal

Teknis (submission 2). Berdasarkan surat tersebut, pada tanggal 13

Agustus 2008 telah dilakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap calon

pemenang peringkat pertama.

(3) Pada 5 Oktober 2007, panitia lelang mengirimkan submission III. Hasil

dari submission III tersebut baru diterima pada tanggal 7 Juli 2008.

(4) Saat ini sedang disusun submission IV (hasil negosiasi dan draft

kontrak) yang direncanakan akan selesai dan dikirim ke CPMO

SCBDP pada awal bulan September 2008.

(5) Dana pendamping tahun 2007 dan tahun 2008 yang belum terserap

adalah sejumlah Rp.450 juta dan Rp.495 juta sedangkan dana

penunjang adalah sebesar Rp.55 juta dan Rp.60 juta.

(6) Alokasi dana dalam DIPA tahun anggaran 2008 adalah Rp.1,694902

milyar dengan belum sama sekali terealisainya pencairan dana DIPA.

Hal ini bisa dipahami dikarenakan proses submission IV yang belum

selesai.

(7) Untuk tahun 2009 dana pendamping indikatif sebesar Rp.800 juta

dengan dana penunjang indikatif sebesar Rp.70 juta.

72

(8) Sasaran yang ingin dicapai adalah 25 kegiatan (30 persen) dalam

CBAP dapat dilaksanakan.

(9) Jenis kegiatan yang direncanakan akan dilakukan adalah :

- Penyusunan RPJPD;

- Penyusunan program legislasi daerah;

- Survey audit kinerja pemerintah daerah;

- Pemantauan dan pengukuran kepuasan masyarakat;

- Penyusunan raperda dan revisi perda;

- Penyusunan manajemen perencanaan dan penerimaan pegawai;

- Sistem manjemen SDM;

- Sistem perncanaan diklat dan pengembangan pegawai;

- Penelusuran kebutuhan diklat;

- Pelatihan manajemen proyek;

- Pelatihan manjemen keuangan daerah;

- Pelatihan manajemen aset.

(10) Dana yang diterima untuk Kabupaten Wonogiri yang termasuk dalam

batch II adalah sebesar Rp.11 milyar, dengan dana pendamping dari

daerah adalah sebesar 20 persen (kurang lebih Rp.2,2 milyar) yang

direncanakan proyek ini selesai dalam jangka waktu tiga tahun.

c) Kendala

(1) Persetujuan ADB (NOL) terhadap setiap tahapan lelang SCBDP sering

sangat terlambat dari rencana waktu yang telah disepakati. Sebelum

kontrak ditandatangani ada terdapat empat submission yang harus

dilengkapi terlebih dahulu yang dilakukan berdasarkan guidline

pengadaan dari pihak donor (ADB) dengan setiap satu submission

selesai yang dilengkapi dengan NOL, kemudian baru bisa dilanjutkan

dengan submission yang berikutnya. Hal ini dikarenakan proses yang

estafet, bukannya paralel, dimana bila satu proses NOL sudah selesai

baru bisa dilanjutkan dengan proses NOL berikut. Pengalaman yang

sudah terjadi dari submission I ke submission II (hasil evaluasi

proposal teknis) terdapat jarak sekitar lebih dari satu tahun. Salah satu

penyebab adalah dilakukannya amandemen schedule 3 loan

73

agreement untuk mengubah komposisi pinjaman karena ada

inkonsistensi antara perjanjian pinjaman yang menyebutkan sharing

dana ADB sebesar 69% dengan dokumen turunannya yang

menyebutkan sharing dana ADB sebesar 80%.

(2) Untuk penerbitan NOL untuk submission III (hasil evaluasi proposal

keuangan) terdapat jarak kurang lebih sembilan bulan (sejak panitia

lelang mengirimkan hasil evaluasi kombinasi proposal teknis dan biaya

tanggal 5 Oktober 2007). Ada rentang waktu dari Oktober 2007 – Juni

2008 di mana harus menunggu ditemukan kasus irregularity yang

menyebabkan dilakukannya penelaahan kembali proposal teknis dan

keuangan dan dilakukannya investigasi oleh ADB. Persetujuan NOL

dari ADB baru diterima pada tanggal 7 Juli 2008.

(3) Penyususnan submission IV (hasil negosiasi dan lampiran draft

kontrak) masih menunggu kepastian dari ADB sehubungan dengan

akan berubahnya format dokumen dari guideline (handbook vol. 4)

yang sudah ada.

(4) Masih belum adanya standar waktu maksimal yang digunakan

sebagaimana layaknya hal berlaku pada pinjaman-pinjaman dari World

Bank.

(5) Tidak adanya kepastian waktu dari CPMO, kalaupun ada, tidak sesuai

dengan jadwal semula / jadwal yang telah disepakati.

d) Saran

(1) Dikarenakan SCBDP ini adalah proyek nasional, apakah bisa

diupayakan agar proses NOL bisa dilaksanakan di Indonesia saja,

seperti misalnya proyek untuk Departemen Kesehatan, dimana untuk

proses NOL nya bisa dilaksanakan sekitar satu sampai dengan dua

bulan. Untuk lebih mempercepat proses lelang, agar persetujuan dari

ADB pada setiap tahapan lelang dapat lebih tepat waktu.

(2) Agar ADB bisa menetapkan waktu maksimal untuk penyelesaikan

NOL.

(3) Agar pagu DIPA untuk tahun anggaran berikutnya dapat dikeluarkan

lebih awal, sebagai acuan / pegangan dalam pembahasan penetapan

anggaran untuk dana pendamping.

74

4. Kabupaten Pandeglang a) Umum

(1) Pelaksanaan pemantauan kegiatan SCBDP di Kabupaten Pandeglang

dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2008

(2) Selaku Ketua PIU kegiatan SCBDP di Kabupaten Pandeglang adalah

Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang

b) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2007 adalah

melaksanakan evaluasi terhadap proposal teknis peserta tender dan telah

mengirimkan hasilnya (Submission II) kepada CPMO dan ADB;

(2) Dana pendamping tahun 2007 dialokasikan sebesar Rp.700.000.000,00

dan alokasikan dana penunjang sebesar Rp.50.000.000,00.

(3) Pada tahun anggaran 2008 dana pendamping dialokasikan sebesar Rp

700.000.000,00 dan alokasikan dana penunjang sebesar Rp.

50.000.000,00.

(4) Alokasi dana DIPA tahun 2008 adalah sebesar Rp.1.694.902.000,00 dan

belum ada realisasi penarikan.

(5) Saat ini proses pelaksanaan kegiatan SCBDP sampai dengan tahap

perbaikan hasil evaluasi dari ADB dan telah disampaikan kepada CPMO

untuk diteruskan kepada ADB.

(6) Kendala yang dihadapi saat ini adalah proses submission I – IV yaitu

proses terbitnya NOL dari ADB yang terlalu lama sehingga menghambat

pelaksanaan kegiatan dan pencairan dana kegiatan SCBDP Kabupaten

Pandegelang.

75

BAB IV

EVALUASI KINERJA PINJAMAN LUAR NEGERI

Berdasarkan hasil kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pinjaman ADB

untuk SCBDP secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan

yang dibiayai pinjaman luar negeri berjalan relatif sangat lambat dengan tingkat

penyerapan dana pinjaman yang relatif rendah, sedangkan masa laku pinjaman

hanya tersisa selama 9 bulan ke depan. Hal ini dapat tergambar dengan jelas dari

perhitungan Actual Disbursement Ratio (ADR), Expected Disbursement Ratio (EDR)

dan Progres Varian (PV) yang menunjukkan -72,96% sehingga pinjaman ini dapat

dikategorikan very slow disbursement.

Rendahnya tingkat penyerapan dana pinjaman selama 5 tahun pelaksanaan

kegiatan yang dibiayai pinjaman ADB ini salah satunya karena pada saat itu belum

diterapkannya readiness criteria yang ketat dalam proses sebelum loan agreement

dinegosiasikan dan ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia. Hal ini tergambar

bahwa setelah loan agreement ditandatangani persiapan pelaksanaan proyek baru

dilaksanakan melalui pembuatan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis,

pelaksanaan road show ke daerah dan sebagainya. Selanjutnya dengan menganut

pendekatan demand driven, bottom up dan participatory approach pemerintah

daerah menyusun CBAP, melaksanakan tender dan mengimplementasikan CBAP

tersebut. Proses penyusunan CBAP dan pelaksanaan tender di tingkat pemerintah

daerah dan penyusunan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis, fasilitasi dan

asistensi kepada daerah dilaksanakan oleh CPMO memerlukan waktu lama. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa setelah loan agreement ditandatangani dan

berlaku efektif, dana pinjaman tidak dapat secara langsung dapat dimanfaatkan

maupun dilakukan penarikan pertama (first disbursement) untuk membiayai kegiatan

yang akan dilaksanakan.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan yang akan

dibiayai pinjaman SCBDP ini adalah proses tender yang panjang dan memerlukan

waktu yang relatif lama. Hal ini disebabkan oleh proses pemberian NOL dari ADB

yang relatif lama, perbaikan/revisi dokumen yang perlu dilakukan kabupaten/kota

dalam proses tender jika ada kesalahan dan proses pengiriman permintaan

persetujuan oleh CPMO kepada ADB yang harus menunggu berkas beberapa

76

daerah terkumpul terlebih dahulu. Sebagai gambaran, jika semua pihak dapat

menepati schedule pada tiap tahap pengadaan secara tepat waktu, maka waktu

yang dibutuhkan sejak short list hingga tanda tangan kontrak adalah 262 hari.

Ditambah dengan long list maka kurang lebih dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan.

Khusus untuk keterlambatan pemberian NOL, rata-rata terjadi pada semua tahapan

pelaksanaan tender yang dilakukan pada semua lokasi kabupaten/kota peserta

program SCBDP baik untuk batch I (saat ini kontrak telah ditetapkan dan kegiatan

telah dilaksanakan) maupun batch II (saat ini proses pelaksanaan tender). Sebagai

salah satu contoh gambaran keterlambatan pemberian NOL dalam proses tender,

antara lain terjadi pada Kabupaten Wonogiri di mana penerbitan NOL untuk

submission III kurang lebih memerlukan waktu 9 bulan sejak panitia lelang

mengirimkan hasil evaluasi kombinasi proposal teknis dan biaya tanggal 5 Oktober

2007 sampai dengan diterimanya persetujuan NOL. Rentang waktu tersebut

diakibatkan CPMO SCBDP pada Desember 2007 – Maret 2008 harus menunggu

masuknya dokumen dari semua wilayah kabupaten/kota lainnya, baru bisa diproses

dan selanjutnya dikirimkan kepada ADB. Adapun surat persetujuan NOL dari ADB

baru diterima kembali pada tanggal 7 Juli 2008 yang berarti memerlukan waktu

sekitar 4 bulan.

Kendala lain yang secara spesifik berkontribusi pada rendahnya penyerapan

dana pinjaman antara lain :

1. Dengan adanya keterlambatan proses tender di atas berimplikasi pada

penyerapan dana yang baru terealisasi mulai tahun 2006 ketika Paket C1 dan

Paket C2 pada batch 1 menandatangani kontrak dan melakukan mobilisasi.

2. Kapasitas daerah dalam menyelesaikan pekerjaan bervariasi, ada yang dapat

memenuhi target sesuai dengan yang direncanakan, namun ada juga yang

lambat, tidak sesuai dengan rencana. Sebagai akibatnya, karena kontrak Paket

C2 bersifat lump sum, maka daerah belum dapat melakukan penagihan sampai

dengan pekerjaan selesai.

3. Kendala-kendala teknis dalam pembuatan tagihan oleh daerah, misalnya

kesalahan dalam penulisan invoice, pembuatan berita acara pembayaran (BAP),

kekuranglengkapan dokumen pendukung yang berdampak pada perlunya

perbaikan berkali-kali sebelum dokumen dimasukkan ke KPPN Khusus Jakarta

VI dan adanya pergantian pejabat pengelola keuangan di beberapa daerah.

77

Selanjutnya, di samping permasalahan tersebut di atas yang secara umum

dihadapi oleh semua kabupaten/kota peserta program SCBDP, terdapat

permasalahan khusus untuk masing-masing batch yaitu :

A. Batch I dimana kontrak telah ditandatangani dan kegiatan telah dilaksanakan,

kendala –kendala lain yang dihadapi adalah :

1. Dalam hal pencairan dana melalui mekanisme direct payment yaitu dengan

menyampaikan invoice dan withrawal application kepada ADB. Proses

penyampaian invoice sampai dengan pembayaran oleh ADB tersebut

memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini juga mempengaruhi pada

rendahnya realisasi penarikan dana pinjaman tersebut. Lambatnya proses

pencairan invoice ini dipengaruhi oleh masing-masing pihak yang terkait baik

pemerintah kabupaten/kota, CPMO maupun ADB sendiri. Sebagai contoh,

pengajuan invoice tanggal 27 Juli 2007 sebesar Rp. 347.165.818,00 untuk

kabupaten Tasikmalaya, waktu yang dibutuhkan dari pengajuan Aplikasi

Penarikan Dana Pembayaran Langsung (APD-PL) dari kabupaten/kota

kepada CPMO SCBDP untuk dilakukan verifikasi memerlukan waktu ±115

hari dan selanjutnya APD-PL tersebut disampaikan ke KPPN Khusus Jakarta

VI untuk diterbitkan withrawal application (WA), tahap selanjutnya adalah

proses pengajuan WA kepada ADB IRM Jakarta dan pembayaran invoice

oleh ADB kepada rekanan dengan bukti pembayaran biasanya dalam bentuk

Notice of Disbursement (NOD) memakan waktu ± 28 hari. Dengan demikian,

proses pengajuan invoice sampai dengan pembayaran memerlukan waktu ±

143 hari. Secara rata-rata pengajuan proses invoice sampai dengan

pembayaran oleh ADB untuk masing-masing kabupaten/kota memerlukan

waktu ± 85 hari. Secara lebih detil waktu yang dibutuhkan untuk masing-

masing tagihan dapat digambarkan sebagaimana daftar terlampir.

2. Alokasi pagu DIPA TA 2008 sangat tidak mencukupi untuk pembayaran

invoice yang sudah diajukan dan yang akan diajukan untuk pelaksanaan

tahun anggaran 2008. Berkaitan dengan kurangnya alokasi dana pinjaman

tersebut pada DIPA TA 2008, pemerintah kabupaten/kota belum dapat

mengajukan invoice atas pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

Untuk menanggulangi masalah tersebut diharapkan CPMO SCBDP dapat

segera mengambil langkah-langkah untuk melakukan revisi DIPA tahun

78

anggaran 2008 sehingga permasalahan kekurangan alokasi dana dapat

segera diatasi.

B. Batch II (dalam proses pelaksanaan tender) juga dijumpai kendala-kendala yang

menghambat antara lain :

1. Tidak dapat terealisasinya dana pendamping yang telah dialokasikan dalam

APBD sehingga akan berpengaruh pada kinerja SKPD bersangkutan dan hal

ini juga menimbulkan pertanyaan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD). Disamping itu, akibat selanjutnya dari tidak terealisasinya dana

pendamping adalah kesulitan project implementing unit (PIU) untuk

melakukan usulan penyediaan alokasi dana pendamping dalam APBD

dimasa-masa yang akan datang.

2. Proses pelaksanaan penganggaran khususnya untuk alokasi dana

pendamping dalam APBD yang harus diperinci per kegiatan sesuai

Permendagri Nomor 13, sedangkan dalam APBN alokasi dana tidak diperinci

secara detail (gelondongan). Sebagai konsekuensi dari rincian per kegiatan

tersebut (dalam APBD) adalah kontrak pelaksanaan akan menyesuaikan

dengan banyaknya kegiatan (lebih dari satu kontrak), sedangkan apabila

dialokasikan secara utuh/gelondongan, kontrak kegiatan hanya 1 saja;

3. Keterlambatan proses tender batch 2 yang dimulai akhir tahun 2005 hingga

saat ini belum ada daerah yang menandatangani kontrak dapat digambarkan

sebagai berikut ini :

a) Waktu yang diperlukan oleh Pemerintah Indonesia dan ADB untuk

mengamandemen schedule 3 loan agreement sekitar 7 bulan, mulai

Agustus 2006 sampai dengan Februari 2007. Amandemen ini terkait

dengan berapa porsi pinjaman ADB dan berapa porsi pembiayaan dari

daerah, disebabkan karena ada inkonsistensi antara perjanjian pinjaman

dengan dokumen turunannya. Sebagai akibatnya, selama 7 bulan

tersebut, proses pelaksanaan tender yang dilaksanakan oleh

kabupaten/kota menjadi terhenti untuk sementara dan baru dapat

dilanjutkan kembali oleh pemerintah kabupaten/kota peserta SCBDP

setelah persetujuan ditetapkan kedua belah pihak (Pemerintah Indonesia

79

dan ADB). Dapat dilaporkan bahwa, amendment schedule 3 loan

agreement tersebut antara lain menyangkut penambahan lokasi kegiatan

(10 propinsi), perubahan alokasi dana per kategori (realokasi antar

kategori) dan perubahan porsi masing-masing kategori;

b) Waktu yang diperlukan oleh executing agency untuk menyetujui dan

menerbitkan pagu anggaran untuk masing-masing daerah adalah 2

bulan;

c) Tidak seragamnya waktu yang diperlukan oleh daerah untuk memproses

short list. Persetujuan long list dari ADB diterima pada akhir November

2005 ketika daerah sibuk memfinalisasi APBD (sebagian besar PIU ada

di Bappeda). Berkaitan dengan hal tersebut, daerah yang paling cepat

menyelesaikan short list pada Februari 2006 dan daerah yang paling

lambat menyelesaikan short list pada Mei 2006. Persetujuan ADB

terhadap short list diterima pada Juli 2006. Karena pemrosesan oleh

ADB menunggu berkas dari semua daerah masuk, bukan first in first out,

maka daerah yang paling cepat justru menunggu lebih lama (5 bulan

setelah berkas dikirim ke ADB);

d) Ditemukannya kemiripan proposal di beberapa daerah yang

menyebabkan proses tender tertunda selama 3 bulan. Tujuh daerah

pertama yang tercepat telah memasukkan laporan hasil evaluasinya

sejak Oktober 2007 dan setelah beberapa kali korespondensi yang

memerlukan dokumen tambahan, NOL dari ADB diterima pada akhir Juni

2008;

e) Waktu pemrosesan di ADB selalu melampaui target waktu CRAM.

Menurut CRAM, proses rapat, persetujuan dan pengiriman NOL

seharusnya dapat diselesaikan ADB dalam 14 hari kalender;

f) Perlunya perbaikan laporan yang memperpanjang waktu proses tender

akibat :

(1) Kerja panitia kadang kurang teliti/cermat atau ada perbedaan

interpretasi dalam membaca dokumen. Selain itu, di beberapa

daerah, pergantian panitia atau kesibukan panitia menyebabkan

lamanya proses di daerah;

(2) Peran konsultan lapangan belum optimal, karena pada semua kasus,

laporan hasil evaluasi/negosiasi yang masuk ke CPMO selalu

memerlukan perbaikan;

80

(3) Keterbatasan personalia di CPMO menyebabkan waktu yang

dibutuhkan untuk memproses dokumen sebelum dikirimkan ke ADB

menjadi bervariasi. Selain itu pada beberapa kasus, CPMO kurang

cermat atau beda penafsiran/pendapat dengan ADB;

(4) Keterbatasan personalia di ADB dan pada beberapa kasus, ADB

kurang cermat, beda penafsiran/pendapat dengan CPMO/daerah,

dan digunakannya guideline baru menyebabkan diperlukannya

tambahan waktu untuk penyesuaian.

4. Adanya beberapa daerah yang diindikasikan terlibat adanya Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan/tender (irregularities)

sehingga mengakibatkan proses pelaksanaan tender dan pemberian

persetujuan NOL terhenti dan baru dapat dilanjutkan menunggu hasil

investigasi badan penyidik dari COSO ADB Manila yang tidak jelas jadwal

pelaksanaannya.

5. Adanya pembatalan/pencabutan 27 DIPA TA 2008 untuk Tugas Perbantuan

Ditjen Otonomi Daerah sebesar Rp.44.067.754.000,00, dengan rincian

masing-masing kabupaten/kota sebagaimana daftar terlampir.

81

BAB V

REKOMENDASI

Berdasarkan permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

kegiatan yang dibiayai pinjaman ADB No. 1964-INO (SF) : SCBDP tersebut di atas,

beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti sebagai langkah untuk percepatan

pelaksanaan penyerapan dana pinjaman adalah sebagai berikut :

1 Untuk percepatan penandatanganan kontrak diperlukan pemantauan dan

koordinasi masing-masing pihak khususnya CPMO SCBDP, Pemerintah

Kabupaten/Kota dan ADB. Untuk itu, diminta agar CPMO dapat meningkatkan

koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan mengawal percepatan dalam

rangka proses pelaksanaan tender (procurement) sehingga kontrak segera

ditandatangani.

2 Dalam rangka percepatan pemberian persetujuan/NOL atas tahapan-tahapan

kontrak, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat menyampaikan surat permintaan

kepada ADB agar dapat membantu proses percepatan pemberian NOL,

sehingga dapat dilakukan tahapan proses tender selanjutnya dan

penandatanganan kontrak dapat segera dilaksanakan.

3 Khusus untuk daerah yang dinyatakan irregularities dalam proses pelaksanaan

tender, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (dalam hal ini Direktorat Pinjaman

dan Hibah Luar Negeri) kiranya dapat memfasilitasi dan meminta konfirmasi

kepada ADB Manila atas hasil investigasi dari COSO ADB Manila sehingga

dapat segera diperoleh kepastian keikutsertaan dari kabupaten/kota yang

diindikasikan melakukan KKN.

4 Berkaitan dengan kekurangan alokasi pembayaran invoice pada batch 1 dalam

DIPA TA 2008, kiranya CPMO SCBDP dapat segera melakukan koordinasi dan

mengajukan usulan revisi DIPA TA 2008 kepada Direktorat Jenderal Anggaran

dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

82

5 Dalam rangka percepatan pelaksanaan pencairan invoice kiranya dapat

diberikan sosialisasi kepada project implementing unit kabupaten/kota selaku unit

yang mengajukan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung (APD-PL)

disamping kepada staf CPMO yang menangani pengujian dan verifikasi APD-PL

sebelum disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI sehingga dapat

menghindari kesalahan-kesalahan administasi dalam pengajuan invoice.

6 Dalam rangka percepatan disbursement, Direktorat PHLN kiranya dapat

memfasilitasi pertemuan secara periodik yang dipimpin oleh Direktur Jenderal

Pengelolaan Utang dengan melibatkan unsur-unsur instansi terkait (Departemen

Keuangan, Bappenas dan executing agency) dengan pihak lender sehingga

permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan

yang dibiayai pinjaman luar negeri khususnya untuk SCBDP ini dan pinjaman

luar negeri pada umumnya dapat segera diatasi sehingga upaya percepatan

pelaksanaan pencairan dana pinjaman luar negeri dapat segera dilaksanakan.

83

Lampiran 1

Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal

1 Kab. Lebak

05/05/2006 Rp. 1.655.219.000 26/06/2006 Rp. 1.655.219.000 52 Hari 06/07/2006 USD 182.580,21 10 Hari 03/08/2006 Rp. 1.655.219.000 DIPA TA 2006

18/06/2008 Rp. 1.055.306.353 25/08/2008 Rp. 1.055.306.353 68 Hari - - - - - - DIPA TA 2008

2 Kab. Bogor

08/05/2006 Rp. 1.867.805.000 12/06/2006 Rp. 1.867.805.000 35 Hari 06/07/2006 USD 206.029,67 24 Hari 01/08/2006 Rp. 1.867.805.000

15/11/2006 Rp. 147.559.492 23/11/2006 Rp. 147.559.492 8 Hari 20/12/2006 USD 16.241,70 27 Hari 25/09/2007 Rp. 147.559.492

28/03/2008 Rp. 228.151.085 21/08/2008 Rp. 228.151.085 146 Hari - - - - - -

03/04/2008 Rp. 261.727.692 22/08/2008 Rp. 261.727.692 141 Hari - - - - - -

26/05/2008 Rp. 443.151.124 22/08/2008 Rp. 443.151.124 88 Hari - - - - - -

3 Kab. Tasikmalaya

02/08/2006 Rp. 1.943.700.000 05/09/2006 Rp. 1.943.700.000 34 Hari 21/09/2006 USD 212.194,32 16 Hari 28/05/2007 Rp. 1.943.700.000 DIPA TA 2006

15/11/2006 Rp. 24.757.273 26/06/2007 Rp. 24.757.273 223 Hari 03/07/2007 USD 2.729,46 7 Hari 24/07/2007 Rp. 24.757.273

15/11/2006 Rp. 5.302.364 26/06/2007 Rp. 5.302.364 223 Hari 03/07/2007 USD 584,59 7 Hari 24/07/2007 Rp. 5.302.364

27/07/2007 Rp. 347.165.818 19/11/2007 Rp. 347.165.818 115 Hari 17/12/2007 USD 37.281,16 28 Hari 28/12/2007 Rp. 347.165.818

27/07/2007 Rp. 83.758.182 19/11/2007 Rp. 83.758.182 115 Hari 17/12/2007 USD 8.994,55 28 Hari 28/12/2007 Rp. 83.758.182

15/05/2008 Rp. 167.580.000 11/06/2008 Rp. 167.580.000 27 Hari 30/06/2008 USD 18.141,78 19 Hari 04/08/2008 Rp. 167.580.000

15/05/2008 Rp. 145.943.636 11/06/2008 Rp. 145.943.636 27 Hari 30/06/2008 USD 15.799,48 19 Hari 04/08/2008 Rp. 145.943.636

15/05/2008 Rp. 591.270.909 11/06/2008 Rp. 591.270.909 27 Hari 30/06/2008 USD 64.009,46 19 Hari 04/08/2008 Rp. 591.270.909

4 Kab. Garut

22/03/2006 Rp. 1.943.570.000 05/05/2006 Rp. 1.943.570.000 44 Hari 06/07/2006 USD 214.386,97 62 Hari 29/08/2006 Rp. 1.943.570.000

10/10/2006 Rp. 113.738.181 07/12/2006 Rp. 113.738.181 58 Hari 20/12/2006 USD 12.519,03 13 Hari 28/05/2007 Rp. 113.738.181

No.

PROSES PENARIKAN DANA PINJAMAN ADB 1964-INO MELALUI MEKANISME DIRECT PAYMENTPROYEK PENINGKATAN KAPASITAS BERKELANJUTAN UNTUK DESENTRALISASI

KEADAAN PER 31 AGUSTUS 2008

APD - WA WA - NOD

DIPA TA 2008

Kota/Kab.Jumlah Jumlah

NOD (ADB)

DIPA TA 2006

Jumlah

Waktu WaktuKet.

APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)

DIPA TA 2007

DIPA TA 2008

DIPA TA 2006

Jumlah

Lampiran 1

Tanggal Tanggal Tanggal TanggalNo.

APD - WA WA - NODKota/Kab.

Jumlah Jumlah

NOD (ADB)

Jumlah

Waktu WaktuKet.

APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)

Jumlah

10/10/2006 Rp. 47.905.545 31/08/2007 Rp. 47.905.545 325 Hari 04/10/2007 USD 5.284,67 34 Hari 08/11/2007 Rp. 47.905.545

21/12/2006 Rp. 222.294.636 31/08/2007 Rp. 222.294.636 253 Hari 04/10/2007 USD 24.522,30 34 Hari 08/11/2007 Rp. 222.294.636

06/03/2007 Rp. 218.501.818 31/08/2007 Rp. 218.501.818 178 Hari 04/10/2007 USD 24.103,90 34 Hari 08/11/2007 Rp. 218.501.818

07/12/2007 Rp. 126.096.727 21/08/2008 Rp. 126.096.727 258 Hari - - - - - -

07/12/2007 Rp. 252.661.818 21/08/2008 Rp. 252.661.818 258 Hari - - - - - -

5 Kab. Bantul

30/06/2006 Rp. 1.558.409.000 16/08/2006 Rp. 1.558.409.000 47 Hari 19/09/2006 USD 170.632,77 34 Hari 28/07/2006 Rp. 1.558.409.000 DIPA TA 2006

15/06/2008 Rp. 438.259.885 27/06/2008 Rp. 438.259.885 12 Hari 01/08/2008 USD 48.035,65 35 Hari 20/08/2008 Rp. 438.259.885

01/07/2008 Rp. 354.863.158 03/07/2008 Rp. 354.863.158 2 Hari 01/08/2008 USD 38.894,91 29 Hari 20/08/2008 Rp. 354.863.158

6 Kab. Sleman

18/08/2006 Rp. 1.683.043.000 27/12/2006 Rp. 1.683.043.000 131 Hari 23/01/2007 USD 185.164,64 27 Hari 13/06/2007 Rp. 1.683.043.000 DIPA TA 2006

15/07/2007 Rp. 71.184.406 08/10/2007 Rp. 71.184.406 85 Hari 02/11/2007 USD 7.819,88 25 Hari 28/12/2007 Rp. 71.184.406

05/09/2007 Rp. 169.818.224 19/11/2007 Rp. 169.818.224 75 Hari 10/03/2008 USD 18.693,55 112 Hari 24/06/2008 Rp. 169.818.224

13/12/2007 Rp. 797.002.951 26/05/2008 Rp. 797.002.951 165 Hari 06/06/2008 USD 86.112,20 11 Hari 24/06/2008 Rp. 797.002.951

26/05/2008 Rp. 169.473.818 15/07/2008 Rp. 169.473.818 50 Hari 01/08/2008 USD 18.575,25 17 Hari 22/08/2008 Rp. 169.473.818

02/06/2008 Rp. 218.944.727 21/08/2008 Rp. 218.944.727 80 Hari - - - - - -

7 Kab. Brebes

05/07/2006 Rp. 1.766.343.011 25/07/2006 Rp. 1.766.343.011 20 Hari 24/08/2006 USD 195.057,36 30 Hari 28/05/2007 Rp. 1.766.343.011 DIPA TA 2006

14/08/2007 Rp. 71.345.589 19/11/2007 Rp. 71.345.589 97 Hari 17/12/2007 USD 7.661,60 28 Hari 28/12/2007 Rp. 71.345.589

15/08/2007 Rp. 17.301.190 19/11/2007 Rp. 17.301.190 96 Hari 17/12/2007 USD 1.857,93 28 Hari 28/12/2007 Rp. 17.301.190

15/03/2008 Rp. 233.570.526 14/05/2008 Rp. 233.570.526 60 Hari 30/05/2008 USD 25.042,84 16 Hari 24/06/2007 Rp. 233.570.526

15/03/2008 Rp. 170.425.367 14/05/2008 Rp. 170.425.367 60 Hari 30/05/2008 USD 18.272,58 16 Hari 24/06/2007 Rp. 170.425.367

DIPA TA 2008

DIPA TA 2007

DIPA TA 2008

DIPA TA 2007

DIPA TA 2008

DIPA TA 2007

DIPA TA 2008

Lampiran 1

Tanggal Tanggal Tanggal TanggalNo.

APD - WA WA - NODKota/Kab.

Jumlah Jumlah

NOD (ADB)

Jumlah

Waktu WaktuKet.

APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)

Jumlah

8 Kab. Pemalang

21/07/2006 Rp. 1.807.524.000 10/08/2006 Rp. 1.807.524.000 20 Hari 31/08/2006 USD 198.042,13 21 Hari 28/05/2007 Rp. 1.807.524.000

06/11/2006 Rp. 179.678.909 07/12/2006 Rp. 179.678.909 31 Hari 20/12/2006 USD 19.777,07 13 Hari 28/05/2007 Rp. 179.678.909

14/11/2007 Rp. 67.739.419 11/12/2007 Rp. 67.739.419 27 Hari 10/03/2008 USD 7.456,74 90 Hari 24/06/2008 Rp. 67.739.419 DIPA TA 2007

26/03/2008 Rp. 377.007.578 26/05/2008 Rp. 377.007.578 61 Hari 06/06/2008 USD 40.733,80 11 Hari 24/06/2008 Rp. 377.007.578 DIPA TA 2008

9 Kab. Simalungun

18/12/2006 Rp. 1.586.274.000 27/12/2006 Rp. 1.586.274.000 9 Hari 23/01/2007 USD 174.518,32 27 Hari 13/06/2007 Rp. 1.586.274.000 DIPA TA 2006

10 Kota Medan

07/10/2007 Rp. 1.388.912.000 31/10/2007 Rp. 1.388.912.000 24 Hari 21/11/2007 USD 149.457,87 21 Hari 10/12/2007 Rp. 1.388.912.000 DIPA TA 2007

11 Kota OKI (Ogan

Komering Ilir) 28/04/2006 Rp. 1.812.310.000 05/05/2006 Rp. 1.812.310.000 7 Hari 06/07/2006 USD 199.908,25 62 Hari 29/08/2006 Rp. 1.812.310.000 DIPA TA 2006

12/04/2007 Rp. 77.439.030 16/04/2007 Rp. 77.439.030 4 Hari 27/04/2007 USD 8.506,86 11 Hari 29/06/2007 Rp. 77.439.030

12/04/2007 Rp. 673.231.333 16/04/2007 Rp. 673.231.333 4 Hari 27/04/2007 USD 73.956,11 11 Hari 29/06/2007 Rp. 673.231.333

15/06/2008 Rp. 408.804.243 15/07/2008 Rp. 408.804.243 30 Hari 01/08/2008 USD 44.807,14 17 Hari 20/08/2008 Rp. 408.804.243 DIPA TA 2008

12 Kota Palembang

15/12/2006 Rp. 1.351.307.575 27/12/2006 Rp. 1.351.307.575 12 Hari 23/01/2007 USD 148.667,85 27 Hari 14/06/2007 Rp. 1.351.307.575 DIPA TA 2006

13 Kab. Lampung

Utara 14/12/2006 Rp. 1.742.162.750 27/12/2006 Rp. 1.742.162.750 13 Hari 23/01/2007 USD 191.668,74 27 Hari 13/06/2007 Rp. 1.742.162.750 DIPA TA 2006

30/04/2008 Rp. 241.716.247 15/07/2008 Rp. 241.716.247 76 Hari 01/08/2008 USD 26.493,40 17 Hari 20/08/2008 Rp. 241.716.247 DIPA TA 2008

DIPA TA 2006

DIPA TA 2007

Lampiran 1

Tanggal Tanggal Tanggal TanggalNo.

APD - WA WA - NODKota/Kab.

Jumlah Jumlah

NOD (ADB)

Jumlah

Waktu WaktuKet.

APD-PL (PIU) WA (KPPN) SP3 (KPPN)

Jumlah

14 Kab. Lampung

Timur 24/05/2006 Rp. 1.682.568.000 29/05/2006 Rp. 1.682.568.000 5 Hari 17/07/2006 USD 184.959,76 49 Hari 03/08/2006 Rp. 1.682.568.000

28/12/2006 Rp. 343.631.182 29/12/2006 Rp. 343.631.182 1 Hari 23/01/2007 USD 38.245,61 25 Hari 29/06/2007 Rp. 343.631.182

-- Rp. 10.833.564 08/10/2007 Rp. 10.833.564 - 02/11/2007 USD 1.190,11 25 Hari 19/11/2007 Rp. 10.833.564

-- Rp. 244.111.020 14/11/2007 Rp. 244.111.020 - 19/03/2008 USD 26.150,08 126 Hari 24/06/2008 Rp. 244.111.020

08/07/2008 Rp. 60.229.655 15/07/2008 Rp. 60.229.655 7 Hari 01/08/2008 USD 6.601,49 17 Hari 20/08/2008 Rp. 60.229.655 DIPA TA 2008

15 Ditjen Otda

(Belanja Jasa) 28/04/2006 Rp. 891.152.247 05/05/2006 Rp. 891.152.247 7 Hari 31/05/2006 USD 96.341,05 26 Hari 29/08/2006 Rp. 891.152.247

28/04/2006 USD 23.205 05/05/2006 USD 23.205 7 Hari 31/05/2006 USD 23.205,00 26 Hari 29/08/2006 Rp. 215.017.530

18/04/2007 Rp. 1.274.981.892 30/05/2007 Rp. 1.274.981.892 42 Hari 26/06/2007 USD 141.907,36 27 Hari 24/07/2007 Rp. 1.274.981.892

18/04/2007 USD 92.620,09 30/05/2007 USD 92.620,09 42 Hari 22/06/2007 USD 92.620,09 23 Hari 24/07/2007 Rp. 83.802.574,00

21/09/2007 USD 100.357,90 11/10/2007 USD 100.357,90 20 Hari 14/11/2007 USD 100.357,90 34 Hari 13/12/2007 Rp. 925.199.480,00

21/09/2007 Rp. 3.491.903.003 11/10/2007 Rp. 3.491.903.003 20 Hari 09/11/2007 USD 381.893,05 29 Hari 13/12/2007 Rp. 3.491.903.003

15/06/2008 Rp. 539.948.880 03/07/2008 Rp. 539.948.880 18 Hari 01/08/2008 USD 59.181,30 29 Hari 20/08/2008 Rp. 539.948.880

15/05/2008 USD 5.287 03/07/2008 USD 5.287 49 Hari 01/08/2008 USD 5.287,00 29 Hari 20/08/2008 Rp. 48.249.162

15/08/2008 Rp. 499.620.000 12/09/2008 Rp. 499.620.000 28 Hari - - - - - -

15 Ditjen Otda

(Bel. Peralatan 04/06/2007 Rp. 5.911.402.964 03/07/2007 Rp. 5.911.402.964 29 Hari 26/07/2007 USD 651.932,22 23 Hari 25/09/2007 Rp. 5.911.402.964

dan Mesin) 04/06/2007 USD 546.812,73 05/07/2007 USD 546.812,73 31 Hari 24/07/2007 USD 546.812,73 19 Hari 25/09/2007 Rp. 4.982.010.783,00

15/10/2007 Rp. 378.308.036 19/11/2007 Rp. 378.308.036 35 Hari 17/12/2007 USD 40.625,43 28 Hari 28/12/2007 Rp. 378.308.036

15/10/2007 USD 1.007.046,77 19/11/2007 USD 1.007.046,77 35 Hari 28/11/2007 USD 1.007.046,77 9 Hari 13/12/2007 Rp. 9.514.577.882,00

Catatan.

Uraian

DIPA TA 2006

DIPA TA 2007

DIPA TA 2007

DIPA TA 2006

DIPA TA 2007

DIPA TA 2008

APD-PL (PIU) - WA (KPPN) WA (KPPN) - NOD (ADB) APD-PL (PIU) - NOD (ADB)

Rata-rata waktu 58 Hari 27 Hari 85 Hari

Lampiran 2

RUPIAH USD RUPIAH USD Equivalen SDR RUPIAH USD

TA 2005 40.851.588.000 4.750.184,65 2.664.092.560 284.919,26 197.209,58 38.187.495.440 4.465.265,39 7%

TA 2006 163.263.596.000 18.984.139,07 24.291.012.877 2.670.140,45 1.798.304,52 138.972.583.123 16.313.998,62 15%

TA 2007 210.205.346.000 22.848.407,17 30.303.788.025 3.369.446,91 2.156.761,62 179.901.557.975 19.478.960,26 14%

TA 2008 41.401.950.000 4.500.211,96 4.744.346.015 515.988,28 317.944,84 36.657.603.985 3.984.223,68 11%

J u m l a h 455.722.480.000 51.082.942,85 62.003.239.477 6.840.494,90 4.470.220,56 393.719.240.523 44.242.447,95 14%

Catatan.

1.Kab.Gresik (II) 11.Kab.Wonogiri (II) 21.Kab.Ogan Komering Ulu (II) 2.Kota Malang (II) 12.Kab.Klaten (II) 22.Kab.Subang (II) 3.Kota Nganjuk (II) 13.Kab.Sragen (II) 23.Kota Kediri (II) 4.Kab.Kuningan (II) 14.Kab.Pandeglang (II) 24.Kab.Lombok Tengah (II) 5.Kab.Banjarnegara (II) 15.Kab.Lampung Selatan (II) 25.Prop. Lampung (III) 6.Prop.Jateng (III) 16.Kab.Lombok Barat (II) 26.Prop.Sulawesi Tenggara (III) 7.Kab.Tapanuli Tengah(II) 17.Kab.Cirebon (II) 27.Kota Cirebon (II) 8.Prop.NTB (III) 18.Kab.Buton (II) 9.Kota Bau-Bau (II) 19.Kab.Sampang (II) 10.Kab.Karo (II) 20.Kab.Bojonegoro (II)

SISA DANA

REALISASI PENYERAPAN DANA DIPA BERDASARKAN NOTICE OF DISBURSEMENT (NOD) ADB PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS BERKELANJUTAN UNTUK DESENTRALISASI YANG DIBIAYAI PINJAMAN ADB 1964-INO

KEADAAN PER 31 AGUSTUS 2008

dinyatakan tidak berlaku kelompok Batch II dan III, terdiri dari:

2. DIPA TA 2008 terdiri dari 46 DIPA dengan total alokasi pagu sebesar Rp. 85.469.704.000,- yaitu untuk 45 Kab/Kota/Propinsi, dan 1 (satu) Ditjen Otda, Depdagri 3. Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan tanggal 6 Agustus 2008 masing-masing No.S-5341/PB/2008 dan S-5342/PB/2008 tentang Pencabutan DIPA Tugas Pembantuan Ditjen Otonomi Daerah Depdagri, sebanyak 27 DIPA TA 2008 sebesar Rp. 44.067.754.000

Tingkat PenyerapanDIPA

1. Realisasi Penarikan Pinjaman ADB 1964-INO sebesar SDR 4,470,220.56 dari total pinjaman senilai SDR 31,945,000,00 (13.99%).

PAGU DIPA REALISASI

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN