Depres i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Depres i

Citation preview

DEPRESI

DEPRESI

A. Pendahuluan

Pengertian

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan

Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Terdapat dua pola gejala dasar pada gangguan mood yaitu depresi dan mania.

Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit, maka akan timbul beberapa parameter yang relevan:

1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.

2. Reaksi berduka tak terkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam proses berduka

3. Supresi emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatan dengan emosi, atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.

4. Penundaan reaksi berkabung adalah ketidakadaan yang persisten respon emosional terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Pendundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun

5. Depresi, atau malankolia, suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena--- tanda , gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik

6. Mania ditandai dengan elevasi alam perasaan, berkepanjangan atau mudah tersinggung.

Rentang Respon emosional

Respom Adaptif

Respon Maladaptif

Kepekaan Reaksi berduka supresi

Penundaan Depresi/

Emosional Takterkomplikasi emosi

reaksi berduka mania

Diperkirakan 2/3 pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, 10-15 % melakukan bunuh diri. Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang tampak tidak menyadari depresinya dan tidak mengeluh suatu gangguan mood, walaupun mereka menunjukan penarikan diri dari keluarga, teman, dan aktifitas sebelumnya menarik diri mereka.

97 % mengeluh penurunan energi yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas, sekolah dan pekerjaan dan penurunan motifasi. 80 % mengeluh susah tidur, khususnya terbanguna pada dini hari (insomia terminal) dan sering terbangun pada malam hari .

Pada kenyataannya kecemasan merupakan gejala yang sering pada depresi (90 % ). Kecemasan termasuk serangan panik, penyalahgunaan alcohol, dan keluhan somatic (konstipasi, dan nyeri kepala) sering kali mempersulit pengobatan depresi. Gejala kognetif adalah laporan subyektif yang berupa ketidak mampuan berkosentrasi (84 %), dan gangguan dalam berfikir (67 %)

B. Faktor Predisposisi

Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang parah. Teori ini menunjukan tentang factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam kombinasi:

1. Faktor Genetik mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monizigot di dizigot

2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik menjadi perasaan yang menyalahkan diri sendiri

3. Teori kehilangan, Berhubungan dengan factor perkembangan , misalanya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

4. Teori kepribadian, mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami depresi atau mania.

5. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh penilaian negative seseorang terhadap diri sendiri lingkungan dan masa depan.

6. Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah . Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif

7. Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian (reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan.

8. Model biologic mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan kimiawi yaitu defesiensi katekolamin , tidak berfungsinya indokrin dan hipersekresi kortisol

C. Faktor presipetasi

Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis, psikologis, sosiala budaya.

Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan metabolisme.

Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta seseorang, dan kehilangan harga diri.

Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.

D. Perilaku dan mekanisme koping

Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi

Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan , mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, denael dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.

E. Perilaku yang berhubungan dengan depresi

Afektif

: Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, persaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa , merasa sendirian, rendah diri, merasa tidak berharga.

Kognitif

: Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu kosentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis,

Fisik

: Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan, gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak berrespon terhadap seksual.

Tingkah laku: Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi sosial, iritebel (mudah marah, nangis, tersinggung), berkesan menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan.

Kriteria episode Depresi Berat

a. Lima atau lebih gejala berikut telah ditemukan selama periode dua minggu yang sama dan mewakili perubahan dari fungsi sebelumnya ; sekurangnya satu dari gejala yaitu mood terdepresi atau hilangnya minat atau kesenangan.

1. Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukan oleh laporan subyektif (misalnya merasa sedih atau kosong) atau pengamatan yang dilakukan orang lain (tampak sedih). Catatan pada anak-anak dan remaja dapat berupa mood yang mudah tersinggung.

2. Hilangnya minat atau kesenangan secara jelas dalam semua, atau hampir semua, aktifitas sepanjang hari, hamper setiap hari (seperti yang ditunjukan keterangan subyektif atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain).

3. Penurunan berat makan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau penambahan berat badan (misalnya perubahan berat badan lebih dari 5 % dalam satu bulan), atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan pada anak-anak, pertimbangan kegagalan untuk mencapai pertambahan berat badan yang diharapkan.

4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.

5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat dilihat oleh orang lain, tidak semata-mata perasaan subyektif adanya kegelisahan atau menjadi lamban).

6. Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari

7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat (mungkin bersifat waham) hampir setiap hari (tidak semata-mata mecela diri sendiri atau menyalahkan karena sakit)

8. Hilangnya kemampuan untuk berfikir atau memusatkan perhatian , atau tidak dapat mengambil keputusan , hampir setiap hari (baik oleh keterangan subyektif atau seperti yang dilihat oleh orang lain).

9. Pikiran akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), ide bunuh diri yang rekuren tanpa rencana spesifik,atau usaha bunuh diri atau rencana khsus untuk melakukan bunuh diri.

b.. Gejala tidak memenuhi criteria untuk episode campuran

c. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam funsgi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

d. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan , suatu medikasi)atau suatu kondisi medis umum (hipoterodisme)

e. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita , yaitu setelah kehilangan orang yang dicintai , gejala menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai oleh gangguan fungsional yang jelas , berokupasi morbid dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi psikomotor.

Kriteria untuk penentu Keparahan Episode Depresi Berat Sekarang (atau paling akhir)

1. Ringan : jika ada gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk membuat diagnosis dan gejala menyebabkan hanya gangguan ringan dalam fungsi pekerjaan atau dalam aktifitas sosial yang biasanya hubungan dengan orang lain

2. Sedang : Gejala atau gangguan fungsional berada di antara ringan dan parah

3. Parah tanpa ciri psikotik : beberapa gejala adalah melebihi yang diperlukan untuk membuat diagnosis, dan gejala dengan jelas menggunggu fungsi pekerjaan atau aktifitas sosisal yang biasanya atau hubungan dengan orang lain.

Dengan ciri psikotik : waham atau halusinasi, jika mungkin , sejalan dengan mood atau tidak sejalan dengan mood

Ciri psikotik sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isi keseluruhannya adalah konsisten dengan tema depresif tipikal tentang ketidakberdayaan pribadi, rasa bersalah, penyakit, kematian, nihilisme, atau hukuman yang layak diterima.

Ciri psikotik yang tidak sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isinya tidak memiliki tema depresif tipikal tentang ketidakberdaayn pribadi, rasa bersalah, penyakit , nihilisme, atau hukuman yang layak diterima. (tidak secara langsung berhubungan dengan tema depresif, sisip pikir , siar pikir, dan waham yang dikendalikan

F. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Gangguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan pasien cenderung mengalami kekambuhan. Kesimpulan umum lain dari penilitian adalah stressor kehidupan sering kali mengawali episode pertama gangguan mood dibandingkan dengan episode selanjutnya.

Gangguan Depresi Berat

Perjalanan Penyakit

ONSET. Kira-kira 50 % pasien didalam episode pertama gangguan depresif berat mengalami gejala depresif yang bermakna sebelum episode pertama yang diedentifikasi.

DURASI. Episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6 sampai 13 bulan ; sebagian besar episode yang diobati berlangsung kira-kira 3 bulan. Menghentikan anti depresan sebalum 3 bulan hampir selalu menyebbkan kembalinya gejala. Saat perjalanan penyakit berkembang, pasien cenderung menderita episode yang lebih sering yang berlangsung lama.

Prognosis. Gangguan depresif berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung mengalami relaps. Pasien yang dirawat di RS. Untuk episode pertama gangguan depresif berat memiliki kemungkinan 50 % untuk pulih di dalam tahun pertama.

Depresi pada anak-anak dan remaja

Fobia sekolah dan menggendong pada orang tua yang berlebihan mungkin merupakan gejala depresi pada anak-anak. Prestasi akademik yang buruk, penyalahgunaan zat, prilaku anti sosial,membolos dan melarikan diri mungkin merupakan gejala depresi pada remaja

Depresi pada usia lanjut

Depresia adalah lebih sering pada lanjut usia dibandingkan pada populasi umum. Beberapa penilitian melaporkan angka prevalensi 25 50 %. Bebarap penelitian menyatakan bahwa depresi pada usia lanjut berhubungan dengan status sosial ekonomi, rendah, kematian pasangan, penyakit fisik yang menyertai dan isolasi sosial

G. TERAPI

Pengobatan pasien dengan gangguan mood diarahkan pada :

1. Jaminan keamanan pasien

2. Pemeriksaan diagnostic yang lengkap

3. Suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala segera tetapi juga kesehatan pasien selanjutnya.

Tiga jenis psikoterapi jangka pendek : terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi perilaku

1. Terapi Kognitif

Mulainya dikembangkan oleh Aarun Beck, memusatkan pada distorsi kognitif yang didalilkan ada pada gangguan depresif berat. Distorsi tersebut termasuk perhatian selektif terhadap aspek negatif keadaan dan tidak realistiknya kesimpulan morbid tentang akibat. Contohnya apati dan energi yang rendah adalah disebabkan oleh harapan pasien tentang kegagalan disemua bidang. Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dan membantu pasien mengidentifikasi, mengambangkan cara berfikir alternative, fleksibel dan positif ; dan letihan kembali respon kognitif dan perilaku yang baru. Treatmen of Depression Collaborative Research Program, menemukan bahwa farmakoterapi, baik sendiri atau dengan psikoterapi , mungkin merupakan terapi terpilih untuk pasien dengan episode gangguan depresi yang parah.

2. Terapi interpersonal.

Dikembangkan oleh Gerald Klerman, memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang, dengan menggunakan dua anggapan :

Pertama , masalah interpersonal sekarang ini kemungkinan memiliki akar pada hubungan awal yang disfungsional .

Kedua, masalah interpersonal sekarang kemungkinan terlibat di dalam mencetuskan atau memperberat gejala depresif sekarang..

Beberapa percobaan menunjukan bahwa terapi interpersonal adalah efektif didalam pengobatan gangguan depresif berat dan mungkin , tidak mengejutkan , secara spesifik membantu menjawab masalah interpersonal. Program terapi interpersonal biasanya terdiri dari 12 sampai 16 sesion mingguan. Terapi ditandai oleh pendekatan terapetik aktif.

3. Terapi perilaku.

Terapi perilaku didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladapetif menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik postif dari masayarakat dan kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan memusatkan pada perilaku maladaptive didalam terapi , pasien belajar untuk berfungsi didunia dengan cara tertentu dimana meraka mendapatkan dorongan positif. Disaat ini menyatakan bahwa terapi perilaku adalah modalitas pengobatan yang efektif untuk gangguan depresi berat.

4. Terapi berorientasi psikoanalitik.

Pendekatan psikoanalitik pada gangguan mood adalah didasarkan pada teori psikoanalitik tentang depresi dan mania. Pada umumnya, tujuan psikoterapi psikoanalitik adalah untuk mendapatkan perubahan pada struktur atau karakter kepribadian pasien, bukan semata-mata menghilangkan gejala. Perbaikan dalam kepercayaan pribadi, keintiman, mekanisme mengatasi, kapasitas untuk berduka cita, dan kemampuan untuk mengalami berbagai ancaman emosi adalah beberap tujuan terapi psikoanalitik.

5. Terapi keluarga

Terapi keluarga umumnya tidak dipandang sebagai terapi primer untuk pengobatan gangguan depresif berat, tetapi samakin banyaknya bukti menyatakan bahwa membantu seseorang dengan gangguan mood menurunkan stress dan menerima stress dapat menurunkan kemungkian relaps. Terapi keluarga diindikasikan jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga pasien atau jika gangguan mood adalah dipertahankan oleh situasi keluarga.

Farmakoterapi

Semua anti depresan membutuhkan waktu tiga sampai empat minggu untuk menunjukan efek terapetik yang bermakna. Walaupun mungkin dapat mulai menunjukan efeknya lebih awal, Semua antidepresan yang tersedia adalah toksik pada overdosis dan memiliki efek yang merugikan . Sekarang diperkenalkan bupropion (Welbutrin) dan selective erotonin reuptake inhibitors (SSRIs), sebagai contoh : fluoxetine, paroxetine (Paxil), dan setraline (Zoloft), memberikan klinisi obat yang jauh lebih aman dan lebih baik ditoleransi. Obat trisiklik, obat tetrasiklik yang berhubungan erat, dan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), adalah obat antidepresan yang klasik. Diperkuat dengan (SSRIs).

Alternatif terhadap terapi obat :

Dua terapi organic yang merupakan pengganti farmakoterapi adalah terapi elektrokonvulsif dan foto terapi.

Terapi elektrokonvulsif : pada pasien depresi berat yang tidak berserpon terhadap obat anti depresan atau pasien yang tidak dapat menggunakan obat.

Foto terapi dapat digunakan tersendiri pada pasien dengan gangguan mood ringan dan pola musiman.

Daftar Pustaka

Gail Wiscarz Stuart Sandra J. Sundeen , Buku Saku Keperawatan Jiwa, Penerbir Buku Kedokteran EGC.

Keliat, B.A. (1991), Kedaruratan Pada Gangguan Alam Perasaan, Jakarta Arcan.

Kaplang dkk, Sinopsis Kedokteran Jiwa

Mary C. Townsend, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Pedoman untuk Pembuatan Rencana Perawatan Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

WF. Meramsi, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, 1999

D E P R E S I

Oleh :

Kelompok II:

1. Sri Wahyudiningsih,S.Kep.

2. Herlina, S.Kep

3. Nasrah, S.Kep

4. Takdir Tahir,S.Kep

5. Irhamdi Achmad,S.Kep

Program Pendidikan Profesi Ners

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar 2003

A. Pengertian

( Depresi adalah Suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan dan berkepanjangan

Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang

Emoasi/alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individuRentang Respon emosional

Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Kepekaan Reaksi berduka supresi Penundaan Depresi/

EmosionalTakterkomplikasi emosi reaksi berduka maniaB. Faktor Predisposisi

Faktor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam kombinasi :

1. Faktor Genetik: Transmisi Ggn. Alam perasaan diteruskan melalui grs. Keturunan

2. Teori Agresi berbalik pd. Diri Sendiri. : Depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri

3. Teori Kehilangan : Berhubungan dgn. Fakt. Kehilangan

4. Teori Kepribadian : Tipe Kepribadian ttt. Menyebabkan seseorang mengalami depresi/mania

5. Model Kognetif : Depresi merupakan dominasi kognetif olh. Penilaian negatif seseorang terhadap diri, lingk. Dan masa depan

6. Model Belajar ketidakberdayaan: Depresi dimulai dari kehilangan kendali diri, menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah. Sehingga tidak berupaya mengembangkan respon yang adaptif

7. Model Perilaku : Depresi terjadi karena kurangnya pujian (reinforcement) positif selama berinteraksi dgn. Lingk.

8. Model Biologik : Depresi terjadi krn. Perubahan kimiawi yaitu Def. Katekolamin, Tdk berfungsi endokrin & hipersekresi kortisol.

C. Faktor Presipetasi

Faktor Biologis : Perubahan fisiologis (o/. obat-obatan, Pyk.. Infeksi, Neoplasma, Ketidakseimbangan Metabolisme.

Faktor Psikologis: Kehilangan Kasih sayang, Kehilangan H.D. , Kehilangan Cinta.

Faktro Sosbud : Kehilangan Peran, perceraian, Kehilangan Pekerjaan

D. Perilaku dan Mekanisme Koping

Mekanisme Koping yang digunakan adalah : represi, supresi, Denael dan disosiasi. T.L mania merupakan mekanisme pertahanan depresi yang diakibatkan

E. erilaku Yang Berhubungan Dgn. Depresi

Afektif

: Sedih, cemas, apatis, murung, kebensian, kekesalan, merasa tak berdaya, putus asa, rendah diri dll

Kognitif : Ambivalensi, bingung, tdk. Mampu kosentrasi, hilang perhatian dan motivasi, pikiran merusak diri, pesimis dll

Fisik: Sakit perut, anoreksi, nyeri kepala, insomnia, perubahan berat badan , ggn. Menstruasi, impotent, tdk. Berespon terhadap seks.

T.Laku : Agresif, agitasi, ggn. Tkt. aktifitas, kemunduran psikomotor, isolasi sosial, iritebel dll.

F. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Ggn Mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan psn. Cederung mengalami kekambuhan

Stresor kehdiupan seringkali mengawali episode I ggn. Mood dibanding dgn. Episode selanjutnya.

Ggn. Depresi Berat

Perjalanan penyakit.

Onset kira-kira 50 % Episode I ggn. Depresif berat mengalami gjl. Depresif yg bermakna sebelum episode I yg diidentifikasi.

Durasi. Episode depresif yg tdk.. diobati berlangsung 6-13 bulan , sebagai besar episode yang tdk.. Diobati berlangsung kira-kira 3 bln.

Menghentikan anti depresan sebelum 3 bln. Hampir selalu menyebbkan kembalinya gejala.

Saat perjelanan penyakit berkembang, pasien cenderung menderita episode yang lebih sering yang berlangsung lama.

Prognosis. Ggn. Depresi berat bukan merupakan ggn yang ringan ,. Keadaan ini cenderung merupakan ggn. Kronis dan pasien cenderung mengalami relaps.

Pasien yang di rawat di RS. Episode I ggn depresif berat memiliki kemungkinan 50 % pulih dalam tahun I

Depresi pada Anak dan Remaja

Fobia sekolah dan menggendung pada orang tau yang berlebihan mungkin merupakan gejala depresi pada anak

Prestasi akademik yang buruk, penyalahgunaan zat , perilaku antisocial, membolos dan melarikan diri mungkin merupakan gejala depresi pada remaja.

Depresi pada usia lanjut

Bebarapa penelitian menunjukan bahwa angka depresi pada usila prevalensinya 25 50 %. Hal ini berhubungan dengan : sosial ekonomi rendah, kematian pasangan, penyakit fisik yang menyertai, dan isolasi sosial.

F. Terapi

Diarahkan pada :

Jaminan keamanan pasien

Pemeriksaan diagnosis yang lengkap

Suatu rencana pengobatan dimulai bukan hanya gejala segera tetapi kesehatan pasien selanjutnya

3 Jenis Psikoterapi :

1. Terapi kognitif (Aarun Beck)

Memusatkan pada distorsi kognitif yang didalilkan pada ggn. Depresif berat. Termasuk perhatian selektif terhadap aspek negatif keadaan dan tidak realsitiknya kesimpulan morbid ttg. Akibat.

C/ Apati dan energi yang rendah adalah disebabkan o/. harapan pasien ttg. Kegagalan disemua bidang.

Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dan mmbentu pasien mengidentifikasi, mengembangkan cara berfikir alternative, fleksibel dan positif.

2. Terapi interpersonal (Gerald Klerman)

Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedng dialami sekarang dengan menggunakan dua anggapan :

Pertama : Masalah interpersonal sekarang ini kemungkinan memiliki akar pada hubungan awal disfungsional

Kedua : Masalah interpersonal sekarang kemungkinan terlibat didalam mencetuskan atau memperberat gejala depresif sekarang

Program terapi interpersonal biasanya terdiri dari 12 sampai 16 seseon mingguan, Ditandai dgn. Pendekatan terapetik

Terapi ini efektif untuk pengobatan ggn depresif berat

3.Terapi perilaku

Didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptive menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan kemungkinan penolakan yg palsu.

Dengan memusatkan pada perilaku maladaptive di dlm. Terapi, pasien belajar untuk berfungsi didunia dgn cara tertentu dimana mereka mendapat dorongan posotif. Terapi ini efektif utk. Ggn depresi berat

4. Terapi berorientasi psikoanalitik

Tujuan psikoterapi psikoanalitik adalah untuk mendapatkan perubahan pada struktur atau karakter kepribadian pasien, bukan semata-mata menghilangkan gejala (perbaiikan dlm kepercayaan pribadi, keintiman, mekanisme mengatasi, dan kemampuan utk. Mengalami berbagai ancaman emosi)

5. Terapi Keluarga

Umumnya tidak dipandang sebagai terapi primer untuk pengobatan depresi berat tetapi dapat membentu menurunkan stress dan menerima stress dan dpt menurunkan kemungkinan relaps.

Dindikasikan jika ggn. Membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga pasien

Farmakoterapi

Semua anti depresan membutuhkan waktu 3 4 minggu utk. Menunjukan efek terapetik yang bermakna.

Kelompok anti depressant dibagi atas 3 golongan :

1. Gol. Trisiklik dan tetra siklik ( efek 1-4 minggu)

Amitriptyline /G, Laroxyi/D sediaan obat tab. 10-25 mg,

Nortriptyline

Imipromine : Tfranil / D tab. 25 mg

Amoxsapine :Asendin/D tab. 100 mg

Maprotiline : Ludiomil/D tab. 10, 25, 50, dan 75 mg

2. Gol. Mono Oksidase Inhibitors (MAOI)

Sub gol. Hydrazyne : Isocarboxacid dan Phenelzine

Sub gol. Non Hydrazyne: Tranylcypromine

3. Gol. Atypical Anti Depresan

Tradone HCL/G : Trazodone /D tab. 50 & 100 mg

Clomipramine /G: Anafranil /D tab 25 mg

Mianserin HCL/G: Tolvon/D tab 10& 30 mg

Amineptine/G : Survektor /D tab 100 mg

Paroxetine/G : Seroxat/D tab. 20 mg

Fluoxetine/G : L Prozoac, tab 20 mg.

Alternatif terhadap terapi obat :

2 terapi organic yang merupakan pengganti farmakoterapi yaitu terapi elektrokonvulsif dan foto terapi.

Terapi elektrokonvulsif pd. Pasien depresi berat yg tdk berespon terhadap obat antidepresan atau pasien yg tdk. Dapat menggunakan obat

Foto terapi digunakan pada pola musiman

Suradi Efendi, S.Kep (Atol) Ners FK Unhas 01PAGE 2