12
DERITA TIADA AKHIR “TERCEKIK, SESAK, DAN MATI” Oleh Trivan Andreas Saragih Manihuruk Semakin sesaknya ruang ekonomi kehidupan, kini semakin membuat rakyat kecil semakin tercekik. Sulitnya mencari lahan pekerjaan adalah sebuah alasan klasik yang selalu mereka lantunkan. Tak terbayang mahalnya pendidikan yang membuat rakyat kecil termarjinalkan dan pesimis untuk bersekolah. Biaya hidup yang melambung tinggi, beras, susu, dan kebutuhan pokok lainnya harus didapatkan oleh mereka dengan dana yang sangat terbatas. Sehingga segala upaya diusahakan mereka, agar segala kebutuhan keluarganya terpenuhi.

Derita Tiada Akhir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Liputan Investigasi

Citation preview

Page 1: Derita Tiada Akhir

DERITA TIADA AKHIR“TERCEKIK, SESAK, DAN MATI”

OlehTrivan Andreas Saragih Manihuruk

Semakin sesaknya ruang ekonomi kehidupan, kini semakin membuat rakyat kecil semakintercekik. Sulitnya mencari lahan pekerjaan adalah sebuah alasan klasik yang selalu merekalantunkan. Tak terbayang mahalnya pendidikan yang membuat rakyat kecil termarjinalkan danpesimis untuk bersekolah. Biaya hidup yang melambung tinggi, beras, susu, dan kebutuhanpokok lainnya harus didapatkan oleh mereka dengan dana yang sangat terbatas. Sehingga segalaupaya diusahakan mereka, agar segala kebutuhan keluarganya terpenuhi.

Page 2: Derita Tiada Akhir

Ag (nama samaran), adalah seorang wiraswasta berusia 23 tahun, terpaksa harus meminjamkepada seorang rentenir untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya. Ia sangat membutuhkandana proses cepat pada saat itu sehingga tanpa berpikir panjang, ia langsung saja mencarirentenir terdekat untuk menjadi rekanannya. Karena ia berpikir meminjam kepada rentenirprosesnya lebih cepat dan tunai. Berbeda dengan koperasi legal atau bank yang menyediakanpinjaman uang yang begitu rumit dan sulit untuk memberikan uang yang sesuai ia mau. ApalagiAg hanya membutuhkan uang tiga ratus ribu saja.

Awal ia meminjam uang kepada rentenir, nominal uang yang dipinjamnya tidak sesuia denganjumlah yang dia minta. Rentenir memotong 15% dari uang yang dia minta menjadi sekitarRp. 250.000,. Tetapi karena ia butuh, maka tak segan Ag pun langsung menerima saja dan

rentenir tersebut menerangkan bahwa 15% itu dipakainya sebagai registrasi nasabah. Tetapiuntuk tahap selanjutnya, Ag diperbolehkan meminjam uang sebesar apapun. Dengan syaratuang pin jamannya kepada renten i r i tu lunas beserta bunga-bunganya.

Fenomena inilah yang menjadi para ”Lintah” atau biasadisebut rentenir untuk mencari kesempatan dalam kesempitanekonomi masyarakat. Mereka tidak akan segan-seganmenghisap darah rakyat kecil dengan paksa sampai titik”darah” penghabisan. Harta mereka habis, sampai kepadarecehnya pun ikut diambil. Berikut adalah cerita dari kisahseorang masyarakat yang nyaris terkuras hartanya oleh karenameminjam uang yang hanya sedikit nominalnya kepadarentenir. Sampai pada akhirnya ia terselamatkan darilingkaran setan dengan beberapa hartanya yang dijual untukmelunasi utang-utangnya.

Ag (23), saat dimintaiketerangannya di warung makan

Angsuran yang ditawarkannya pun memiliki beragam versi. ”Sayamengambil angsuran harian, harian itu saya membayar sekitar limabelas ribu rupiah per harinya. Bayarnya pun harus ada lebihnya,ditotal-total menjadi tiga ratus dua puluh lima ribu rupiah yang harusdilunasi. Belum termasuk bunga lain-lainnya”, ungkapnya. Ag punmengaku ia harus membayar double menjadi tiga puluh ribu rupiahper harinya, apabila ia tidak segera kembali menyicil angsuranbunganya setiap hari dalam jangka waktu satu bulan.

Pinjaman dibawah satu juta rupiah, rentenir tidak akan meminta jaminan kepada nasabahnya.Tetapi bunga 15% itu akan terus bertambah terus sampai akhirnya membengkak. ketika sudahmulai membengka dan nasabah belum sanggup untuk memenuhi permintaan rentenir tersebut.Resikonya adalah barang-barang yang dimiliki akan diambil satu per satu oleh renternir.Rentenir tidak akan membiarkan nasabahnya terseok-seok oleh karena terlilit utang. Justrumereka akan membujuk rayu untuk segera melunasi utangnya dengan iming-imingi nasabahnyadengan ”bonus”, artinya nasabah diperbolehkan meminjam uang yang lebih berlipat ganda dari

Pentingnya kedekatan antara nasabah dan rentenir harus tetap terjaga, supaya kemauan darinasabah yang meminjam akan lebih mudah untuk meminta uang yang lebih besar nominalnyadari pada orang yang belum sama sekali mengenal rentenir itu, akan jauh lebih sedikit uangyang dipinjamkannya. Ag mengatakan, rentenir yang sudah ada kedekatan dengannasabahnya biasanya diawal ia meminjam empat ratus ribu akan semakin mudah dicairkannya,berbeda dengan dia yang masih baru mengenal, maka akan diberikan seratus ribu rupiah saja.

1

Page 3: Derita Tiada Akhir

2

Apa Jaminan Anda ?Rentenir bisa mengajukan penawaran kepada koperasigelapnya dengan minimal uang sebesar lima juta rupiahlangsung cair. Terjadilah permainan gelap antara rentenirdan koperasinya untuk mempengaruhi nasabahnya agarsegera meminjam uang kepadanya. Dengan syarat harusmenjaminkan harta bendanya.

Biasanya berupa BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermoto) atau AJB (Akta Jual-Beli). Semuapinjaman yang berbau rentenir ini teknis peminjamannya sama, pinjaman uang yang dimintaakan dipotong sebagai biaya registrasi koperasi, tetapi dengan harga dua ratus lima puluh riburupiah dari nominal lima juta rupiah itu sudah termasuk terlalu besar dan sudah jelas melanggarundang-undang koperasi.

Tidak heran jika kita sering kali melihat ibu-ibu yang selalu membawa tas pinggang dan catatankecil atau berupa buku sebagai aplikasi untuk mendata orang-orang yang ingin meminjam uangdari koperasi yang ia kelola, dan keliling-keliling kompleks perumahan atau perkampungan untukmeagih angsuran nasabahnya. Miris memang melihat fenomena tersebut, bukan membantumereka yang membutuhkan tetapi malah menjebak masyarakat kecil dengan hutang danmenguras harta-hartanya.

Proses penyitaan harta nasabahnya diperlakukan tidak seewajarnya. Tanpa mengirimkan surattertulis, mereka langsung saja merampas harta bendanya dengan paksa. Tanpa ada segel resmidari kepolisian atau pemerintah. Biasanya para rentenir ini langsung menarik kunci rumahnasabahnya dan menagihkan surat-surat berharga yang akan dikembalikan, jika mereka sudahmelunasi kewajibannya.

Orang yang sudah tersita barangya, hanya bisa menggigit jari dan menderita melihat hartabendanya satu per satu raib. Ag sebagai nasabah dari salah satu rentenir di rumahnya (pen-

), mengaku sudah tahu sebelumnya bahwa meminjam kepada rentenir ini banyaksekali dampak negatifnya. Namun dia menegaskan kondisi pada saat itu, Ag sangatmembutuhkan uang tunai cepat untuk kebutuhan sehari-harinya.

Gunung Batu

Dia sangat membutuhkan sekali kendaraan sepedah motor yang kini dipakainya untuk bekerja.Beberapa kali ia meminjam uang kepada rentenir, untuk menyicil angsuran motornya. KarenaAgsebagai karyawan honorer, gajinya belum memadai untuk menyicil cicilan motornya. Dengandemikian ia memilih lebih baik meminjam kepada retenir meskipun harus menerima akibatnya.

Ag sempat memiliki kendala ketika hendak melunasi angsuran rentenirnya. Utang yangseharusnya ia lunasi sebesar satu juta rupiah, menjadi dua kali lipatnya. Rasa putus asa yangsempat ia miliki membuat keadaan keluarga dan tetangganya sebagai langganan rentenirnyamenjadi panas. Ag merasa ditipu olehnya, karena selama ia mencicil angsuran tersebut, tidakdihitung ke dalam pembukuan tetangganya yang berprofesi sebagai rentenir yang selalumenjadi langgananAg. PadahalAg sudah menjaminkan suratAJB-nya kepada rentenir terseut.

Tanpa ada perlawanan lebih lanjut, Ag pun segera mengambil langkah dengan pinjam uangsana, pinjam uang sini atau biasa disebut gali lubang, tutup lubang. Fatalnya Ag meminjamuang tersebut kepada rentenir yang lainnya. Sehingga dengan usaha yang keras perlahan iaberhenti dari jeratan utang rentenir yang selama ini terus melilit keluarganya. Dengan pasrahpada saat itu juga ia menjual motor yang dicicilnya untuk menutup angsuran hutang terakhirnya,agar surat AJB yang ia miliki dapat dikembalikan. Namun ketika saya menanyakan niat Agketika suatu saat nanti, ia membutuhkan uang tunai tesebut kepada rentenir, Ag menjawab,“Saya mah tidak munafik ya. kalau seandainya saya butuh sekali dengan uang itu, ya tidak akanmenutup suatu kemungkinan untuk meminjam uang kepada rentenir.”

Page 4: Derita Tiada Akhir

3

Strategi yang dilakukan agensi dari pemilik modal rentenir berkedok koperasi ini, untukmemperkenalkan jasa simpan pinjamnya, melalui edaran brosur sebagai contohberikut :

Brosur ProsesDana Cepat

Daftar Angsuran Pinjaman

Brosur yang dikemas secara sederhana ini, akan memudahkan pemilik jasa simpan pinjamuntuk mendapatkan pelanggannya. Seperti yang diungkapkan Ag dengan adanya edaranbrosur ini, masyarakat kecil yang membutuhkannya lebih mudah mengerti atas apa yangdisampaikan agensi melalui edaran brosur ini.

Biasanya Agensi menggunakan jasa pengemis atau anak jalanan untuk mengedarkan brosur-brosur ini. Selain hemat biaya dan efisien untuk menemukan target pelanggannya.Jasa simpan pinjam yang dilakukan rentenir ini, sudah bisa dibilang kelas “kakap”. Karenapinjaman yang dapat mereka cairkan dengan plafond kredit minimal 1 juta rupiah.

Syarat dan ketentuan yang mereka gunakan, hampir mirip dengan sistem kredit kendaraanbermotor. Leasing di Koperasi ini berfungsi untuk menagihkan tunggaka-tunggakanpelanggannya yang telat membayar atau sudah jatuh tempo. Mereka juga melakukan surveykepada orang yang hendak meminjam dana dari koperasinya.

Data pribadi merupakan salah satu aplikasi yang wajib dipenuhi berikut data kendaraan sepertiSTNK, BPKB, bahkan surat akta jual beli tanah, jika pinjaman melebihi plafond yang ada.Misalnya pelanggan tersebut membutuhkan dana 20 juta rupiah. Segala resikonya kembalikepada pelanggan yang menggunakan jasa simpan pinjam koperasi gelap ini. Jika kita sadar, inimerupakan salah satu kegiatan tindak kejahatan ekonomi rakyat UKM.

Harta kita akan lebih cepat terkuras dikarenakan bunga pinjaman yang terlampau besar, bukanmenguntungkan tetapi akan merugi pesat dari apa yang kita bayangkan. Sangat jelas kegiatanini melanggar UU Perkoperasian Indonesia.

Page 5: Derita Tiada Akhir

4

Masyarakat kecil, pedagang warung dan eceran, menjadi bulan-bulanan rentenir untukmemperkaya dirinya. Begitu pula dengan Ag yang menyatakan demikian seolah-olah ia tidakmerasa kapok untuk dihisap darahnya berulang-ulang oleh manusia “lintah” itu, sungguh amatdisayangkan. Namun Ag menegaskan akan meminjam uang tersebut dari si ”penghisap darah”,mana kala sangat membutuhkannya dan sifatnya mendadak bukan untuk keperluan pribadinya.

Cuaca semakin mendung dan turun hujan, saya pun memutuskan tetap lanjut dari Gunung Batumenuju kantor Dinas Koperasi kota Bandung. Jam 11.30 sebetulnya saya sudah sampai dilokasi, tetapi sehubung pada saat itu sedang ada sholat Jumat, saya menepi dan mencari tempatperteduhan. Ketika berteduh perut mulai keroncongan karena memang sudah waktunya jadwalmakan siang. Saat itu juga saya langsung mencari warung makan terdekat, dan makan siang diwarung Padang.

!KLARIFIKASI

Tepat pukul 13.00 saya kembali lanjut menerobos hujan untuk datang ke kantor Dinas KoperasiBandung, tak perduli cuaca pada saat itu sedang diguyur hujan. Kantor dinasnya cukup dekatdengan warung tempat saya berteduh dan makan siang. Sesampainya di sana saya langsungmenanyakan kepada sekretariat letak ruangan kepala seksi kelembagaan Dinas Koperasi.Karena kondisi beliau sedang sibuk saya langsung diarahkan menuju lantai 3 tepat ruang kepalaseksi kelembagaan yang menurut saya cukup relevan untuk mengklarifikasi permasalahanrentenir itu.

Di dalam ruangan ada sekitar 6 orang pegawai negeri yangsedang sibuk bertugas. Tidak ada rasa takut apapun, sayalangsung berpermisi untuk masuk ketemu dengan kepalaseksi kelembagaan BapakAhmad Guntara (51). Wajahnyayang cukup serius memandang saya, sebentar membuatlangkah saya terhenti. Kemudian saya menyapanya dandipersilahkan duduk. Ternyata beliau seorang yang ramahdan humoris. Ketegangan yang ada membuat perasaansaya mulai tenang.

Ahmad Guntara (Kepala Seksi KelembagaanDinas Koperasi Kota Bandung) ketika sedangmenjelaskan pertanyaan dari penulis

Beliau dengan senang hati untuk diwawancara oleh saya. Karena ibunda sempat menjadi salahsatu staff bagian di Dinas Koperasi Bandung, sehingga beliau begitu bersemangatnyamenerima saya dan siap melayani apapun yang saya butuhkan. Tak berlama-lama saya punlangsung melontarkan berbagai macam pertanyaan mengenai permasalahan yang sedangterjadi terkait kasus “lintah darat” ini. Guntara menerangkan bahwa setiap Kosipa yang terdaftaritu, sudah diatur oleh unda-undang perkoperasian. Segala aspek Koperasi yang ada tentu harusada badan hukumnya.

Bapak Ahmad menjelaskan, bahwa kepala seksi di dalam struktur organisasi ini terbagi duaantara lain, seksi kelembagaan dan seksi pendaftaran. Seksi pendaftaran ini sekarang ditanganioleh Imas Histohari. Adapun wakilnya pada saat itu sedang bertugas di ruang dinas, Hj.Hubadiah.

Page 6: Derita Tiada Akhir

5

Undang-undang yang mengatur Kosipa sudah memasuki pogja yang baru No. 17 Tahun 2012,tentang Perkoperasian. Prosedur yang perlu ditekankan dalam Kosipa ini diatur dalamKeperaturan Menteri tentang pengelolaan simpan pinjam. Dengan adanya UU yang barusekarang, kini terbentuk kembali Kepmen yang baru.

Kepmen ini terdiri dari 17 bab, 126 Pasal, 10 PP (Peraturan Pemerintah), dan 6 Permen(Peraturan Menteri). Tata cara pengelolaan dan permohonan membentuk koperasi badanhukum, pengembangan, membentuk aspek badan perkoperasian syari'ah, mengatur lembagakoperasi simpan pinjam, ketentuan mengenai simpan pinjam, tata cara pembubaran danpenyelesaian badan hukum koperasi, peran pemerintah dalam memberikan perlindungankepada koperasi berbadan hukum, tata cara mengatur mekanisme sampai dengan bab-babyang mengatur teknis untuk perangkat, modal, tingkat usaha Koperasi.

Data-data tersebut tertera pada buku yang dimiliki Bapak Guntara, saat dimintai keteranganketentuan secara hukum dan aturan dinas Koperasi Kota Bandung. Syarat yang harus dipenuhidalam membentuk Koperasi keanggotaan minimal 20 orang. Tentunya perlu diketahui bahwasetiap badan Koperasi wajib mengadakan rapat khusus untuk mengesahkan berdirinyaKoperasi Simpan Pinjam itu. Koperasi legal dikatakan sah apabila anggota dan pengurus sudahmenyepakati tujuan dan rencana dari kegiatan yang akan direalisasikan.

Apakah Koperasi yang disepakati ini berupa simpan pinjam, jasa, konsumen, dan untukdisampaikan juga nama Koperasi, domisilinya di mana, nama pengurus diantaranya bisa tigaatau lima yang penting harus ganjil dan harus jelas strukturnya. Pengawas bisa mengusulkanpengurus yang baru, jika diharuskan pergantian dan tentu kembali kepada anggotanya untukdisepakati dan dipilih siapa yang layak untuk menjadi pengurus.

Mulai sekarang tidak ada simpanan wajib lagi, tetapi menjadi SMK (Sertifikat Modal Koperasi),nominalnya harus maksimum dengan setoran pokok, misalkan setoran pokoknya Rp. 50.000,-maka SMKnya pun juga harus sama agar seimbang. Jadi semakin banyak saham yangdiberikan kepada anggota maka akan semakin kuat dan kokoh Koperasi yang dikelolanya.Dalam hal ini pun anggota dianjurkan untuk berpartisipasi lagi, menyimpan dan berbelanja diKoperasi untuk melangsungkan kepedulian sesam anggota terutama kepada lingkungan.Harus mandiri dan profesional sehingga sekarang menjadi koperasi yang swadaya.

Undang-undang No. 12 Tahun 1967 dikatakan bahwa koperasi adalah sebagai organisasipemerintah yang berwatak sosial. Tahun 1952 sebagai badan usaha, dan UU yang baru iniTahun 2012 sebagai badan hukum. Jadi harus lebih profesional lagi dalam mengelola badankoperasinya. Pro dan kontra tidak mungkin bisa terelakkan, karena kondisi seperti itu padamasa sekarang pasti akan terjadi, tetapi Koperasi harus memberikan yang terbaik baik bagipengurus dan anggotanya.

Pencatatan badan hukum koperasi simpan pinjam ini harus memenuhi proses. Hasil rapatanggota tadi, notaris mempunyai kewenangan untuk membuat akta koperasi. Notaris yangsudah mendapatkan sertifikasi P.P.A.K (Pejabat Pembuat Akta Koperasi), jadi setelahmembuat akta dari notaris untuk pengesahannya diserahkan kepada pemerintah melalui DinasKoperasi untuk mendapatkan akta pengesahan badan hukum, setelah notaris mengeluarkanbadan hukumnya (BH), kemudian dilapor kepada Kementrian dan akan dicatat ke dalamlembaran negara.

Investigasi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Kota Bandung terkait Koperasi yang aktif dantidak aktif akan tercatat pada kertas kerja penilaian kesehatan (KSP/USP) Koperasi. Datatersebut berisikan laporan keuangan yang tercatat oleh Dinas Koperasi Bandung untuk dinilaikualitas dari kinerja badan koperasi yang aktif.

Page 7: Derita Tiada Akhir

6

Sekiranya data yang dinilai tidak sehat, Dinas Koperasi akan memberikan teguran tertuliskepada koperasi yang melanggar ketentuan UU Perkoperasian. Koperasi yang sehat selalumemberikan laporan hasil dari RAT (Rapat Anggota Tahunan) artinya badan koperasi tersebutmenjalankan tugasnya dengan baik dan anggota tidak merasa dirugikan oleh kegiatan koperasitersebut.

Penulis sedang berdiskusi bersama narasumber,Pak Ahmad (kiri) dan Bu Ati (kanan)

Akan menjadi kesulitan tersendiri bagi dinas koperasiapabila ada Koperasi yang tidak melakukan RAT.Rentenir yang berkedok koperasi masih dinilai cukupmarak di daerah-daerah tertentu khususnya di tingkatanKabupaten. Dinas koperasi akan menindak lanjuti secarahukum berkordinasi dengan pihak kepolisian, jika adaaduan dari masyarakat langsung kepada dinas koperasi.Dinas koperasi masih bergantung pada data-data danlaporan dari masyarakat saja.

Dinas koperasi pun akan melakukan penyelidikkan kepada koperasi yang bersangkuta.Koperasi yang terdapat bahwa kondisinya belum memenuhi syarat atau ilegal, maka dinaskoperasi akan melakukan pembinaan secara khusus berkaitan dengan tupoksi koperasisesungguhnya harus seperti apa ukurannya sesua standar UU Perkoperasian. Bahkan apabilakoperasi bersangkutan masih melakukan aksi penipuannya dan tidak ada kordinasi.

Dinas koperasi berwenang untuk mencabut izin operasionalnya. Termasuk koperasi yang legalsudah 2 tahun tidak melakukan rapat anggota tahunan. Koperasi ilegal ini, Guntara menamainya”koperasi tas”. Koperasi tas ini memiliki pembukuan pribadi dan proses pendataan nasabahsecara manual tanpa ada prosedur dari dinas koperasi, dengan itu dinas koperasi akanmelaporkannya kepada yang berwajib. Karena sudah melanggar hukum pidana tentangpenipuan.

Ati (ketua pelaksana kegiatan dinas koperasi) sedangmemberikan keterangan secara rinci mengenai penilaiankesehatan badan koperasi legal.

Bu Ati sebagai seksi pelaksana pengawasankoperasi, datang ke dalam ruangan BapakGuntara untuk memberikan penjelasan tupoksidari kegiatan penilaian dinas koperasi terhadapkoperasi yang begitu banyak tersebar diberbagai daerah. Beliau menjelaskan bahwakegiatan penilaian ini dilakukan selama 1 Tahunsekali, agar terlihat keaktifan dan penghitunganneraca yang dihitung oleh akuntan badankoperasi simpan pinjam tersebut.

Dari hasil penialian ini, maka dinas koperasi dapat memberikan sertifikat bahwa badan koperasitersebut bersih atau sehat. Masyarakat harus peka mana yang menguntngkan atau semakinmemusingkan, terjerat oleh bunga yang begitu besar. Karena tidak semua koperasi itu bijakdalam memberikan pinjaman uang. Namun seperti pengalaman Ag, bahwa semakin sulitnyaroda kehidupan untuk ditelusuri oleh karena kerasnya kehidupan. Namun jika masyarakat sadarbahwa masih banyak fasilitas negara yang dapat dimanfaatkan, kenapa tidak digunakan.

Ribet atau tidaknya proses pencairan dan aplikasi pendataan nasabah bukan mejadi masalah,tetapi keamanan ekonomi dan jangka hidup keluarga di masa yang akan datang dapatterselamatkan. Waspadalah ”lintah darat” disekitar anda. Jangan sampai dibodohi olehfenomena ekonomi sulit. Karena itu akan menjadi santapan lintah untuk memperkaya isiperutnya, maka tak heran, kembali kita mendengarkan kabar sudara-saudari kita yang semakinmenderita karena ulahnya. (JRL/Trivan Saragih)

Page 8: Derita Tiada Akhir

7

Surat Himbauan, Teguran, dan Laporan PerkembanganDinas Koperasi Ditujukan kepada Badan Koperasi Legal

Lampiran Surat TeguranRapat Anggota Tahunan

Lampiran SuratHimbauan

Surat himbauan, teguran, dan laporan perkembangan ini berfungsi untuk mengantisipasiKoperasi yang terdaftar badan hukumnya, namun tidak berjalan sesuai dengan prosedurperkoperasian.

Dinas Koperasi akan selalu berupaya untuk mengontrol setiap Koperasi disetiap daerah KotaBandung, untuk menghindari Kosipa yang tidak menjalankan prinsip hukum perkoperasian itusendiri.

Apabila surat teguran ini diabaikan, maka Dinas Koperasi berwewenang untuk mencabut izinoperasionalnya dan jika sudah parah, Dinas Koperasi tidak akan segan untukmenyelesaikannya secara hukum.

Page 9: Derita Tiada Akhir

8

Surat Himbauan, Teguran, dan Laporan PerkembanganDinas Koperasi Ditujukan kepada Badan Koperasi Legal

Lampiran PerkembanganKoperasi Per Triwulan III

Laporan perkembangan ini, wajib direspond oleh Koperasi yang bersangkutan. Karena denganadanya Surat Perkembangan Koperasi ini, memdudahkan tim pelaksana kegiatan Dinas Koperasiuntuk menilai Koperasi tersebut, apakah Sehat (S), Cukup Sehat (CS), atau Kurang Sehat (KS),Tidak Sehat (TS), atau Sangat Tidak Sehat (STS).

Masing-masing memiliki nilai sebagai berikut :80-100 = Sehat60-79 = Cukup Sehat40-59 = Kurang Sehat20-39 = Tidak Sehat<20 = Sangat Tidak Sehat

*)Penghitungan berdasarkan Permodalan, Kualitas Aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi,Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, Jati Diri Koperasi, Penghitungan Neraca Koperasi UnitSimpan Pinjam, Perhitungan Hasil Usaha, Perhitungan Modal Tertimbang KSP/USP, danPerhitunganATMR KSP/USP

Page 10: Derita Tiada Akhir

9

Wawancara & Investigative ReportingTrivan Andreas Saragih Manihuruk

NIM. 41810084IK-Jurnal 2

Tema : Fenomena Koperasi Ilegal di Kota BandungJudul : Rentenir Berkedok Koperasi

Lokasi :Dinas Koperasi dan UKM Kota BandungJl. Kawaluyaan No. 2, Bandung

Narasumber:1.

3. Masyarakat: Ag (Nama Samaran)

Daftar Pertanyaan :1. Narasumber: Pak Ahmad Guntara (Kepala Seksi Kelembagaan Dinas Koperasi Kota Bandung)

a. Undang-undang nomor berapa yang mengatur tentang pendirian koperasi?

b.Ditinjau dari kepmen, prosedur apakah yang seharusnya dilakukan oleh kosipa berbadan hukumsesungguhnya ?

c. Apa dasar hukum dan payung hukum koperasi simpan pinjam, dan apa saja persyaratan yangharus dilengkapi untuk pendirian koperasi simpan pinjam? Mohon dijelaskan!

d. Di manakah biasanya pencatatan badan hukum koperasi simpan pinjam?

e. Apakah melalui notaris atau diterbitkan langsung oleh Dinas Koperasi?

f. Mohon diberikan data jumlah koperasi simpan pinjam yang ada di Kota Bandung dan berapayang aktif dan tidak aktif?

g. Dengan berdirinya koperasi simpan pinjam yang berbadan hukum, adakah pengawasan dari dinaskoperasi dan UKM? Seperti apa pengawasannya dan mohon dijelaskan!

Pak Ahmad Guntara (Kepala Seksi Kelembagaan Dinas Koperasi Kota Bandung)2. Ibu Ati (ketua pelaksana kegiatan dinas koperasi)

Page 11: Derita Tiada Akhir

10

2. Narasumber: Ibu Ati (Ketua Pelaksana Kegiatan Dinas Koperasi Kota Bandung )

a. Sehubungan dengan maraknya koperasi simpan pinjam di Kota Bandung yang berkedok koperasi,namun realita di lapangan banyak menyalah gunakan menjadi rentenir. Apabila hal ini terjadi, sanksiapa yang diberikan Dinas Koperasi dan UKM kepada koperasi berkedok rentenir?

b. Berapa lama sanksi hukuman yang diberikan kepada kosipa yang melanggar UU Koperasi? Apakahhanya cukup dicabut badan hukum saja?

c. Apakah diperbolehkan koperasi simpan pinjam yang berbadan hukum di Kota Bandung mencarilahan di luar Kota Bandung? Contohnya, koperasi simpan pinjam A berbadan hukum di Kota Bandungmenjalankan profesi simpan pinjamnya di daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten BandungBarat.

d. Adakah di dalam UU bahwa koperasi simpan pinjam dapat menerima jaminan dari masyarakatdan berapa (%) persen bunga koperasi simpan pinjam diambil dari masyarakat?

e. Koperasi simpan pinjam sering mengenakan bunga harian kepada masyarakat, apabila initerjadi yang tidak sesuai dengan UU Perkoperasian sanksi apa yang diberlakukan?

f. Apakah koperasi simpan pinjam ini berbadan hukum sendiri, sedangkan badan hukumkoperasi karyawan di Perusahaan Swasta, BUMN, dan Pegawai Negeri mempunyai badanhukum yang di dalam uraian usahanya terdapat usaha simpan pinjam? Mohon dijelaskanperbedaannya?

g. Mengapa dibiarkan koperasi simpan pinjam ini menjadi menjamur di kalangan masyarakat,bahkan ada koperasi yang berpura-pura koperasi, namun tidak mempunyai badan hukum.Bagaimana tindakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung dalam hal ini?

h. Seringkali terjadi fenomena pembodohan dikalangan masyarakat, yang mengatas namakankoperasi untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan mengajak masyarakat untukmenginvestasikan uangnya di koperasi simpan pinjam, namun kenyataannya terjadi penipuan.

i. Bagaimana tindakan Dinas Koperasi dalam hal ini, apabila kembali terjadi?

Tema : Fenomena Koperasi Ilegal di Kota BandungJudul : Rentenir Berkedok Koperasi

Lokasi :Dinas Koperasi dan UKM Kota BandungJl. Kawaluyaan No. 2, Bandung

Page 12: Derita Tiada Akhir