39
LAPORAN KASUS DERMATITIS SEBOROIK Oleh : Tri Indah Irianti 01.208.5796 Pembimbing Klinik: dr. Wahyu Hidayat, Sp.KK Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Sunan Kalijaga Demak FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

dermatitis seboroik.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: dermatitis seboroik.docx

LAPORAN KASUS

DERMATITIS SEBOROIK

Oleh :

Tri Indah Irianti

01.208.5796

Pembimbing Klinik:

dr. Wahyu Hidayat, Sp.KK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

RS Sunan Kalijaga Demak

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2012

Page 2: dermatitis seboroik.docx

DERMATITIS SEBOROIK

Pendahuluan

Seborrhea disebut pula dengan Dermatitis seboroik yaitu kelainan

kulit berupa peradangan superfisial dengan papuloskuamosa yang kronik

dengan tempat predileksi di daerah-daerah seboroik yakni daerah yang

kaya akan kelenjar sebasea, seperti pada kulit kepala, alis, kelopak mata,

naso labial, bibir, telinga, dada, axilla, umbilikus, selangkangan dan

glutea. Pada dermatitis seboroik didapatkan kelainan kulit yang berupa

eritem, edema, serta skuama yang kering atau berminyak dan berwarna

kuning kecoklatan dalam berbagai ukuran disertai adanya krusta.

Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit

yang didasari oleh factor konstitusi dan bertempat predileksidi tempat-

tempat seboroik.

Dermatitis seboroik (DS) adalah penyakit kulit dengan peradangan

superfisialis kronis, dengan predileksi pada area seboroik, yang remisi dan

eksaserbasi.

Area seboroik yaitu bagian badan yang banyak kelenjar sebasea (kalenjar

lemak) yaitu: kepala (“Scalp”, telinga, saluran telinga, belakang telinga,

leher), muka (alis mata, kelopak mata, glabella, lipatan nasolabial, bibir,

kumis, pipi, hidung, janggut/ dagu), badan atas ( daerah presternum,

daerah interskapula, areolae mammae) dan pelipatan-pelipatan (ketiak,

pelipatan bawah mammae, umbilicus, pelipatan paha, daerah anogenital

dan pelipatan pantat).

Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak

mengandung kelenjar sebasea.

Dermatitis seboroik merupakan kelainan kulit inflamasi di mana telah

terbukti adanya peran kolonisasi jamur Malassezia pada kulit yang

terkena. Dermatitis seboroik merupakan kelainan kulit yang berlangsung

Page 3: dermatitis seboroik.docx

kronik dan kambuhan. Dermatitis seboroik ditandai dengan kemerahan,

gatal, dan kulit bersisik, paling sering mengenai kulit kepala (ketombe),

tetapi juga dapat mengenai kulit pada bagian tubuh lainnya seperti wajah,

dada, lipatan lutut, lengan dan lipat paha.

Dermatitis seborrheic umumnya hanya terjadi pada bayi karena hal ini

terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa di dalam

tubuhnya. "Itulah kenapa, lewat dari masa bayi, masalah ini akan

menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen.

Namun, tidak semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic. Jadi

hanya bayi tertentu saja, terutama yang mengalami atopik, yakni

kecenderungan untuk bereaksi menyimpang terhadap bahan-bahan yang

bersifat umum. Bila reaksi menyimpang itu terjadi di kulit kepala, maka

akan timbul dermatitis seborrheic bahkan eksim. Bila dermatitis

seborrheic ini tidak ditangani secara tepat, mungkin saja akan berlanjut

menjadi infeksi. Biasanya disertai proses inflamasi atau peradangan di

dalam kulitnya. Ditandai dengan sisik yang berada di atas kulit yang

kemerahan.

B. Epidemiologi

Dermatitis seboroik bisa ditemukan pada seluruh ras, dan lebih banyak

terjadi pada pria dibandingkan wanita.Hal ini mungkin disebabkan karena

adanya aktifitas kelenjar sebasea yang diatur oleh hormon androgen.

Dermatitis seboroik menyerang 2% - 5% populasi. Dermatitis seboroik

dapat menyerang bayi pada tiga bulan pertama kehidupan dan pada

dewasa pada umur 30 hingga 60 tahun. Insiden memuncak pada umur 18–

40 tahun. DS lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Berdasarkan

pada suatu survey pada 1.116 anak–anak, dari perbandingan usia dan jenis

kelamin, didapatkan prevalensi dermatitis seboroik menyerang 10% anak

laki–laki dan 9,5% pada anak perempuan. Prevalensi semakin berkurang

pada setahun berikutnya dan sedikit menurun apabila umur lebih dari 4

Page 4: dermatitis seboroik.docx

tahun. Kebanyakan pasien (72%) terserang minimal atau dermatitis

seboroik ringan.

Pada penderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), dapat

terlihat pada hampir 35% pasien Terdapat peningkatan insiden pada

penyakit Parkinson, paralisis fasial, pityriasis versicolor, cedera spinal,

depresi dan yang menerima terapi psoralen ditambah ultraviolet A

(PUVA). Juga beberapa obat–obatan neuroleptik mungkin merupakan

faktor, kejadian ini sering terjadi tetapi masih belum dibuktikan. Kondisi

kronik lebih sering terjadi dan sering lebih parah pada musim dingin yang

lembab dibandingkan pada musim panas.

C. Etiopatogenesis

Etiologi dari penyakit ini belum terpecahkan. Faktor predisposisinya

adalah kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoic state) yang

rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan. Ini merupakan

dermatitis yang menyerang daerah–daerah yang mengandung banyak

glandula sebasea, bagaimanapun bukti terbaru menyebutkan bahwa

hipersekresi dari sebum tidak nampak pada pasien yang terkena dermatitis

seboroik apabila dibandingkan dengan kelompok sehat. Pengaruh

hormonal seharusnya dipertimbangkan mengingat penyakit ini jarang

terlihat sebelum puberitas. Ada bukti yang menyebutkan bahwa terjadi

status hiperproliferasi, tetapi penyebabnya belum diketahui.

Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea.

Glandula tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak

aktif selama 8-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu

berhenti. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan

pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidennya

mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur

tua. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Meskipun kematangan kelenjar sebasea rupanya merupakan faktor

timbulnya dermatitis seboroik, tetapi tidak ada hubungan langsung secara

Page 5: dermatitis seboroik.docx

kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut dengan suseptibilitas untuk

memperoleh dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik dapat diakibatkan

oleh proliferasi epidermis yang meningkat seperti pada psoriasis. Pada

orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya dermatitis

seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional, infeksi,

atau defisiensi imun.

Penelitian–penelitian melaporkan adanya suatu jamur lipofilik,

pleomorfik, Malasssezia ovalis (Pityrosporum ovale), pada beberapa

pasien dengan lesi pada kulit kepala. P. ovale dapat didapatkan pada kulit

kepala yang normal. Ragi dari genus ini menonjol dan dapat ditemukan

pada daerah seboroik pada tubuh yang kaya akan lipid sebasea, misalnya

kepala dan punggung. Pertumbuhan P. ovale yang berlebihan dapat

mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang

masuk ke dalam epidermis maupun karena sel jamur itu sendiri melalui

aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans. Hubungan yang erat terlihat

karena kemampuan untuk mengisolasi Malassezia pada pasien dengan DS

dan terapinya yang berefek bagus dengan pemberian anti jamur.

Bagaimanapun, beberapa faktor (misalnya tingkat hormon, infeksi jamur,

defisit nutrisi, dan faktor neurogenik) berhubungan dengan keadaan ini.

Adanya masalah hormonal mungkin dapat menjelaskan mengapa keadaan

ini muncul pada bayi, hilang secara spontan, dan muncul kembali setelah

puberitas. Pada bayi dijumpai hormon transplasenta meninggi beberapa

bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membaik bila kadar hormon ini

menurun. Juga didapati bahwa perbandingan komposisi lipid di kulit

berubah. Jumlah kolesterol, trigliserida, parafin meningkat dan kadar

sequelen, asam lemak bebas dan wax ester menurun. Keadaan ini

diperparah dengan peningkatan keringat. Stres emosional memberikan

pengaruh yang jelek pada masa pengobatan. Obat–obat neuroleptik seperti

haloperidol dapat mencetuskan dermatitis seboroik serta faktor iklim. Lesi

seperti DS dapat nampak pada pasien defesiensi nutrisi, contohnya

Page 6: dermatitis seboroik.docx

defesiensi besi, defesiensi niasin, dan pada penyakit Parkinson. DS juga

terjadi pada defesiensi pyridoxine.

Berikut ini beberapa hal yang berpotensial menyebabkan dermatitis

seboroik yaitu:

- Aktivitas kelenjar sebum yang berlebihan

- Infeksi Pityrosporum ovale

- Infeksi oleh Candida atau Staphylococcus

- Hipersensitif terhadap bakeri ataupun antigen epidermal

- Kelainan neurotransmiter (mis : pada penyakit parkinson)

- Respon emosional terhadap stres atau kelelahan

- Proliferasi epidermal yang menyimpang

- Diet yang abnormal

- Obat-obatan (arsen, emas, metildopa, simetidin, dan neuroleptik)

- Faktor lingkungan (temperatur dan kelembaban)

- Imunodefisiensi

D. Patogenesis

Walaupun banyak teori yang disebutkan, tetapi penyebab

pasti dari dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti.

Dermatitis seboroik dihubungkan dengan adanya kulit yang tampak

berminyak (seboroik oleosa), walaupun peningkatan produksi sebum

tidak selalu didapatkan pada beberapa pasien. Pada anak-anak, produksi

sebum dan dermatitis seboroik saling berhubungan. Pada pemeriksaan

histologik, kelenjar sebasea berukuran besar. Selain itu didapatkan juga

perubahan komposisi lipid pada permukaan kulit yang menunjukkan

adanya peninggian kadar kolesterol, trigliserida dan parafin, yang disertai

penurunan kadar squalene, asam lemak bebas dan wax ester.

Dermatitis seboroik yang disebabkan oleh Pityrosporum ovale berkaitan

dengan reaksi imun tubuh terhadap sel jamur di permukaan kulit maupun

Page 7: dermatitis seboroik.docx

produk-produk metabolitnya di dalam epidermis. Reaksi peradangan yang

timbul melalui perantaraan sel langerhans dan aktivasi limfosit T. Bila

Pityrosporum ovale telah berkontak dengan serum, maka akan dapat

mengaktifkan sistem komplemen melalui jalur aktivasi langsung maupun

alternatif. Pada anak, selain Pityrosporum ovale, sering pula ditemukan

Candida albicans pada lesi-lesi kulit .

Peningkatan proliferasi epidermal pada dermatitis seboroik, menjelaskan

mengapa penyakit ini cukup responsif pada terapi dengan sitostatik.

Selain itu, dermatitis seboroik sering berkaitan dengan kelainan-kelainan

neurologik seperti penyakit parkinson pasca ensefalitis, epilepsi, trauma

supraorbital, paralisis nervus fasialis, polimielits, siringomielia, dan

kuadriplegia. Kelainan pada sistem neurologik menyebabkan

abnormalitas pada neurotransmitter dan bermanifestasi sebagai gangguan

fungsi kelenjar sebum.Hal ini berdasarkan fakta, bahwa beberapa obat

yang dapat menginduksi parkinson ternyata juga dapat menginduksi

dermatitis seboroik, sementara pemberian L-dopa selain memperbaiki

kondisi parkinson, juga lesi kulit dengan dermatitis seboroik.

E. Gambaran Klinik

Dermatitis seboroik adalah suatu penyakit dengan gambaran berbagai

variasi klinis. Secara garis besar gejala klinis DS bisa terjadi pada bayi

dan orang dewasa. Pada bayi ada 3 bentuk, yaitu cradle cap, glabrous

(daerah lipatan dan tengkuk) dan generalisata (penyakit Leiner) yang

terbagi menjadi familial dan non-familial. Sedangkan pada orang dewasa,

berdasarkan daerah lesinya DS terjadi pada kulit kepala (pitiriasis sika

dan inflamasi), wajah (blefaritis marginal, konjungtivitis, pada daerah

lipatan nasolabial, area jenggot, dahi, alis), daerah fleksura (aksilla, infra

mamma, umbilicus, intergluteal, paha), badan (petaloid, pitiriasiform) dan

generalisata (eritroderma, eritroderma eksoliatif). Distribusinya biasanya

bilateral dan simetris berupa bercak ataupun plakat dengan batas yang

tidak jelas, eritema ringan dan sedang, skuama berminyak dan

kekuningan.

Page 8: dermatitis seboroik.docx

Lesi di kulit kepala dapat bermanifestasi menjadi dua tipe:

Pityriasis sicca : tipe yang kering,biasanya berawal dari bercak yang

kecil yang kemudian meluas ke seluruh kulit kepala berupa deskuamasi

kering, dan dengan membentuk skuama halus (ketombe).

Pytiriasis steatoides : tipe yang basah, ditandai oleh skuama yang

berminyak disertai eritema dan akumulasi krusta yang tebal. Pada tipe

yang berat dapat disertai dengan erupsi psoriasiformis, eksudat, krusta

yang kotor serta bau yang busuk. Rambut pada tempat tersebut

mempunyai kecenderungan rontok, mulai di bagian verteks dan frontal.

Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.

Pada anak sering dimulai dengan skuama eritem yang non eksematous

pada kulit kepala (cradle cap) atau di daerah selangkangan yang

bermanifestasi sebagai skuama kering atau bercak bulat/oval berbatas

tegas dengan ukuran bermacam-macam yang ditutupi oleh krusta

berminyak berwarna coklat kekuningan. Dimana di daerah frontal dan

parietal tanpa disertai kemerahan. Cradle Cap ini biasanya muncul dalam

3 sampai 4 minggu setelah kelahiran, dan dapat meluas disertai eritema ke

daerah wajah, dada, selangkangan dan daerah-daerah flexural. Meskipun

dermatitis seboroik pada anak memiliki ciri yang mirip dengan dermatitis

seboroik pada orang dewasa tapi jarang dengan lesi folikular.

Di daerah supra orbital, skuama berlapis tampak di alis dengan dasar yang

eritema dan gatal. Dapat terjadi marginal blepharitis bila sudut dari

kelopak mata menjadi eritem dan granular. Skuama halus berwarna merah

muda kekuningan sering menutupi kelopak mata.

Lesi di bibir jarang ditemukan, tapi bila ada akan bermanifestasi sebagai

Cheilitis Eksfoliativa dimana bibir tampak menjadi kering, kemerahan,

berskuama dan pecah-pecah.

Page 9: dermatitis seboroik.docx

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dermatitis seboroik

adalah pemeriksaan histopatologi walaupun gambarannya kadang juga

ditemukan pada penyakit lain, seperti pada dermatitis atopik atau

psoriasis. Gambaran histopatologi tergantung dari stadium penyakit.

Gambaran histopatologis dermatitis seboroik tidak spesifik berupa

hiperkeratosis, akantosis, fokal spongiosis dan parakeratosis. Dibedakan

dengan psoriasis yang memiliki akantosis yang regular, rete ridges yang

tipis, eksositosis, parakeratosis dan tidak dijumpai spongiosis. Neutrofil

dapat dijumpai pada kedua jenis penyakit.

Secara umum terbagi atas tiga tingkat : akut, sub akut dan kronik. Pada

akut dan sub akut, terdapat sedikit infiltrat perivaskuler berupa limfosit

dan histiosit, ada spongiosis dan hiperplasia psoriasiformis. Dapat pula

ditemukan folikel yang tersumbat oleh proses ortokeratosis dan

parakeratosis ataupun oleh krusta-skuama yang mengandung neutropil

yang menutupi ostium folikularis.

Pada bagian epidermis. Dijumpai parakeratosis dan akantosis. Pada

korium, dijumpai pembuluh darah melebar dan sebukan perivaskuler.

Pada DS akut dan subakut, epidermisnya ekonthoik, terdapat infiltrat

limfosit dan histiosit dalam jumlah sedikit pada perivaskuler superfisial,

spongiosis ringan hingga sedang, hiperplasia psoriasiform ringan,

ortokeratosis dan parakeratosis yang menyumbat folikuler, serta adanya

skuama dan krusta yang mengandung netrofil pada ostium folikuler.

Gambaran ini merupakan gambaran yang khas. Pada dermis bagian atas,

dijumpai sebukan ringan limfohistiosit perivaskular. Pada DS kronik,

terjadi dilatasi kapiler dan vena pada pleksus superfisial selain dari

gambaran yang telah disebutkan di atas yang hamper sama dengan

gambaran psoriasis.

Page 10: dermatitis seboroik.docx

Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan antara lain:

Kultur jamur dan kerokan kulit amat bermanfaat untuk

menyingkirkan tinea kapitis maupun infeksi yang disebabkan

kuman lainnya.

Pemeriksaan serologis untuk menyingkirkan dermatitis atopik.

Pemeriksaan komposisi lemak pada permukaan kulit dimana

memiliki karakteristik yang khas yakni menigkatnya kadar

kolesterol, trigliserida dan parafin disertai penurunan kadar

squalene, asam lemak bebas dan wax ester.

G. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dermatitis seboroik tergantung pada lokasi dari

kelainan dan umur dari pasien. Pada anak, diferensial diagnosisnya adalah

dermatitis atopik, tinea kapitis dan psoriasis.

1. Psoriasis Vulgaris

Psoriasis vulgaris meskipun jarang pada bayi, memiliki ciri yang mirip

dengan dermatitis seboroik. Bedanya terdapat skuama yang tebal, kasar,

dan berlapis-lapis, disertai tanda tetesan lilin, Kobner dan Auspitz.

Tempat predileksinya juga berbeda, psoriasis sering terdapat di

ekstremitas bagian ekstensor terutama siku, lutut, kuku dan daerah

lumbosakral. Jika psoriasis mengenai scalp, maka sukar dibedakan

dengan DS. Perbedaannya ialah skuamanya lebih tebal dan putih, seperti

mika. Psoriasis inversa yang mengenai daerah fleksor juga dapat

menyerupai DS. Selain itu, pada pemeriksan histopatologis terdapat

papilomatosis.

2. Pitiriasis Rosea

Pitiriasis rosea ialah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya,

dimulai dengan lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Lesi awal

berupa herald patch, umumnya di badan, soliter, bentuk oval dan terdiri

Page 11: dermatitis seboroik.docx

atas eritema serta skuama halus dan tidak berminyak di pinggir. Lesi

berikutnya lebih khas yang dapat dibedakan dengan DS, yaitu lesi yang

menyerupai pohon cemara terbalik. Tempat predileksinya juga berbeda,

lebih sering pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas,

jarang pada kulit kepala.

3. Tinea kapitis

Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang

disebabkan oleh spesies dermatofit dan biasanya menyerang anak–anak.

Kelainan pada tinea kapitis dapat ditandai dengan lesi bersisik,

kemerahan, alopesia dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang

lebih berat, yaitu kerion. Bercak-bercak seboroik pada kulit kepala yang

berambut kadang-kadang membingungkan. Biasanya lesi DS pada kulit

kepala lebih merata dan mempunyai lesi kulit yang simetris distribusinya.

Pada tinea kapitis dan tinea kruris, eritema lebih menonjol di pinggir dan

pinggirannya lebih aktif dibandingkan di tengahnya. Pada pemeriksaan

didapatkan KOH positif dimana terlihat hifa yang bersekat, bercabang,

serta spora. Untuk menyingkirkan tinea kapitis dapat dilakukan

pemeriksaan kerokan kulit pada kultur jamur.

4. Liken Simpleks Kronikus

Liken simpleks kronikus adalah peradangan kulit kronis yang gatal,

sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih

menonjol (likenfikasi). Tidak biasa terjadi pada anak tetapi pada usia ke

atas, berbeda dengan DS yang sering juga terjadi pada bayi dan anak-

anak. Timbul sebagai lesi tunggal pada daerah kulit kepala bagian

posterior atau sekitar telinga. Tempat predileksi di kulit kepala dan

tengkuk, sehingga kadang sukar dibedakan dengan DS. Yang

membedakannya ialah adanya likensifikasi pada penyakit ini.

5. Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif,

disertai gatal. Biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak. Skuama kering

Page 12: dermatitis seboroik.docx

dan difus, berbeda dengan DS yang skuamanya berminyak dan

kekuningan. Selain itu, pada dermatitis atopik dapat terjadi likenfikasi.

Ciri khas yang paling berguna sebagai pembeda dermatitis seboroik dari

dermatitis atopik adalah adanya lesi yang makin meningkat jumlahnya di

daerah dahi dan dagu pada tahap awal, dan di axilla pada tahap lebih

lanjut. Selain itu dermatitis seboroik biasanya hilang spontan dalam usia

6-12 bulan. Tes-tes dengan bahan-bahan allergen dan pemeriksaan kadar

IgE merupakan tanda khas dermatitis atopik.

6. Systemic Lupus Erythematosus

SLE adalah penyakit yang basanya bersifat akut, multisistemik dan

menyerang jaringan konektif dan vaskular. SLE sulit dibedakan dengan

DS, oleh karena pada SLE juga dapat dijumpai skuama. Yang dapat

membedakan ialah lesi SLE berbentuk seperti kupu-kupu, tersering di

area molar dan nasal dengan sedikit edema, eritema dan atrofi. Terdapat

gejala demam, malaise, serta tes antibodi-antinuklear (+).

7. Rosasea

Rosasea adalah penyakit kulit kronis pada derah sentral wajah (yang

menonjol/ cembung). Gambaran histopatologi terdapat daerah ektasia

vaskular, edema dermis dan diorganisasi jaringan konektif dermis.

Ditandai dengan kemerahan pada kulit dan talangiektasis, disertai episode

peradangan yang memunculkan erupsi, papul, pustul dan edema.

8. Kandidosis

Kandidiasis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida,

biasanya oleh Candida albicans.

Kandidosis kadang sulit dibedakan dengan DS jika mengenai lipatan paha

dan perianal. Lesi dapat berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik dan

basah. Perbedaannya ialah pada kandidiasis terdapat eritema berwarna

merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit di sekitarnya.

Predileksinya juga bukan pada daerah-daerah yang berminyak, tetapi

lebih sering pada daerah yang lembab. Selain itu, pada pemeriksaan

dengan larutan KOH 10 %, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.

Page 13: dermatitis seboroik.docx

Beberapa penyakit kulit lainnya sebagai diferensial diagnosis dari

dermatitis seboroik pada anak:

· Dermatitis kontak iritan

· Dermatitis diaper iritan

· Kandidosis

· Dermatitis kontak alergi

· Dermatofita

· Pedikulosis kapitis

H. Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis,

riwayat penyakit, gambaran klinis maupun hasil dari pemeriksaan

penunjang.

Penegakkan diagnosis lainnya dapat dilakukan berdasarkan:

1. Karakteristik skuamanya khas. Kulit kepala di daerah frontal dan

parietal akan ditutupi dengan krusta yang berminyak, tebal dan sering

dengan fissura ( crusta lactea / milk crust, cradle cap ). Rambut tidak

rontok dan peradangan jarang. Dalam perjalanannya, kemerahan semakin

meningkat dan daerah dengan skuama akan membentuk bercak eritem

yang jelas dan diatasnya dilapisi skuama berminyak. Dapat terjadi

perluasan hingga ke frontal melampaui daerah yang berambut. Lipatan

retroaurikular, daun telinga dan leher juga sangat mungkin terkena. Otitis

eksterna, dermatitis intertriginosa maupun infeksi-infeksi oportunistik

dari C. albicans, S. aureus, dan bakteri-bakteri lainnya, sering muncul

bersama-sama dengan dermatitis seboroik.

Pada berbagai gejala dari gambaran klinis yang ditemukan pada

dermatitis seboroik juga dapat dijumpai pada dermatitis atopik atau

psoriasis, sehingga diagnosis sangat sulit untuk ditegakkan oleh karena

baik gambaran klinis maupun gambaran histologi dapat serupa. Oleh

sebab itu, perlu ketelitian untuk membedakan DS dengan penyakit lain

sebagai diferensial diagnosis. Psoriasis misalnya yang juga dapat

ditemukan pada kulit kepala, kadang disamakan dengan DS, yang

Page 14: dermatitis seboroik.docx

membedakan ialah adanya plak yang mengalami penebalan pada liken

simpleks.

2. Pemeriksaan histopatologi: gambaran dermatitis kronis, spongiosis

lebih jelas. Pada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan

abses Munro. Pada dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di

puncak stratum papilaris disertai sebukan sel-sel neutrofil dan monosit.

3. Pemeriksaan KOH 10-20 %: negatif, tidak ada hifa atau blastokonidia.

4. Pemeriksaan lampu Wood: fluoresen negatif (warna violet).

I. Penatalaksanaan

Dermatitis seboroik pada anak biasanya sembuh sendiri secara spontan

dalam 6 hingga 12 bulan dan cenderung tidak rekuren hingga mencapai

usia pubertas. Secara umum, terapi bekerja dengan prinsip mengkontrol,

bukan menyembuhkan, yakni dengan membersihkan dan menghilangkan

skuama dan krusta, menghambat kolonisasi jamur, mengkontrol infeksi

sekunder dan mengurangi eritema dan gatal.

Khusus untuk perawatan kulit kepala dapat dilakukan berbagai terapi:

skuama dihilangkan menggunakan sisir yang lembut khusus untuk bayi,

pembersihan krusta menggunakan larutan asam salisilat 3-5% dalam

minyak zaitun ataupun pelarut air, pengkompresan kulit kepala dengan

minyak zaitun hangat (untuk skuama yang tebal), pengolesan

kortikosteroid berpotensi rendah (hidrokortison 1%) dalam bentuk krim

atau lotion dalam beberapa hari, penggunaan sampo ringan khusus untuk

bayi, dan perawatan kulit kepala bayi lainnya yang cocok menggunakan

emolien, krim ataupun pasta lembut. Bila ada infeksi sekunder khususnya

yang disebabkan oleh staphylococcus, dapat diberikan anti biotik oral.

Untuk dermatitis seboroik yang berlangsung sangat lama dan penggunaan

steroid telah memberikan efek samping yang merugikan, pertimbangan

menggunakan obat-obatan lain yang efektif terus dilakukan. Beberapa

preparat seperti tacrolimus, pimecrolimus dan inhibitor calcineurin yang

efektif pada pengobatan dermatitis atopik, ternyata juga efektif diberikan

Page 15: dermatitis seboroik.docx

untuk mengatasi penyakit dengan inflamasi lainnya, termasuk dermatitis

seboroik. Sementara metronidazole, dilaporkan cukup efektif dalam terapi

dermatitis seboroik sebagai pengganti ketokonazole.

J. Terapi

Secara umum, terapi bertujuan untuk menghilangkan sisik dengan

keratolitik dan sampo, menghambat pertumbuhan jamur dengan

pengobatan anti jamur, mengendalikan infeksi sekunder dan mengurangi

eritema dan gatal dengan steroid topikal. Pasien harus diberitahu bahwa

penyakit ini berlangsung kronik dan sering kambuh. Harus dihindari

faktor pencetus, seperti stres emosional, makanan berlemak, dan

sebagainya.

Terapi dermatitis seboroik dapat meliputi:

1. Umum

Secara umum, terapi bertujuan untuk menghilangkan sisik dengan

keratolitik dan sampo, menghambat pertumbuhan jamur dengan

pengobatan anti jamur, mengendalikan infeksi sekunder dan mengurangi

eritema dan gatal dengan steroid topikal. Pasien harus diberitahu bahwa

penyakit ini berlangsung kronik dan sering kambuh. Harus dihindari

faktor pencetus, seperti stres emosional, makanan berlemak, dan

sebagainya. Perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan dengan shampo.

Khusus

a) Sistemik

· Antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal.

· Vitamin B kompleks.

· Kortikosteroid oral dapat menurunkan insiden dermatitis seboroik.

Misalnya Prednison 20-30 mg sehari untuk bentuk berat. Jika telah ada

perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan.

Page 16: dermatitis seboroik.docx

· Antibiotik seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder

(dermatitis seboroik).

· Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. Ovale,

juga dapat memengaruhi berat ringannya dermatitis seboroik. Misalnya

Ketokonazol 200 mg per hari.

· Isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya

mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat

dikurangi sampai 90%, akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum.

Dosisnya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan tampak

setelah 4 minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per

hari selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol

penyakitnya.

· Narrow band UVB (TL-01) yang cukup aman dan efektif. Setelah

pemberian terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita

mengalami perbaikan.

b) Topikal

Pengobatan topikal dapat mengontrol dermatitis seboroik dan dandruff

kronik pada stadium awal. Terapi yang dapat digunakan, contohnya

fluocinolone, topikal steroid solution. Pada orang dewasa dengan DS

dalam keadaan tertentu menggunakan steroid topikal satu atau dua kali

seminggu, di samping penggunaan sampo yang mengandung sulfur atau

asam salisil dan selenium sulfide 2%, 2 – 3 kali seminggu selama 5 – 10

menit. Atau dapat diberikan sampo yang mengandung sulfur, asam salisil,

zing pirition 1 – 2 %. Steroid topikal potensi rendah dapat efektif

mengobati DS pada bayi dan dewasa pada daerah fleksura maupun DS

recalcitrant persistent pada dewasa. Topikal golongan azol dapat

dikombinasikan dengan regimen desonide (satu dosis per hari selama dua

minggu) untuk terapi pada wajah. Dapat juga diberikan salap yang

mengandung asam salisil 2%, sulfur 4% dan ter 2%. Pada bayi dapat

diberikan asam salisil 3% - 5% dalam minyak mineral.

Page 17: dermatitis seboroik.docx

c) Obat Alternatif

Terapi alami saat ini menjadi semakin populer. Tea tree oil (Melaleuca

oil) adalah minyak esensial yang berasal dari Australia. Terapi ini dapat

efektif bila digunakan setip hari dalam bentuk sampo 5 %.

K. Kiat Mengatasi

Bila dermatitis seborrheic maupun infeksi ringworm sudah dalam kondisi

yang parah, segeralah minta bantuan ahli untuk mengatasinya.

Pengobatan-pengobatan yang dilakukan oleh dokter kulit misalnya, sangat

diperlukan untuk penanganan yang efektif. Namun, meskipun pertolongan

ahli sangat diperlukan, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan

sendiri untuk penyembuhan yang lebih maksimal:

1. Umumnya anak yang berbakat atopik di kepala akan mengalami

"ketombean" yang lebih parah kalau cuaca sedang panas. Soalnya di saat

seperti ini aktivitas kelenjar androgennya akan meningkat. Usahakan

meminimalisir suasana tidak nyaman tersebut, misalnya dengan memakai

payung bila keluar rumah, menghindari ruangan yang pengap,

menghindari baju yang tebal, dan sebagainya. Sangat baik bila kita bisa

menyediakan ruangan ber-AC untuk anak.

2. Sebaiknya, jangan mengangkat sisik di kepala anak sebelum ada

perintah dokter. Dikhawatirkan akan terjadi infeksi. Mungkin saja alat

yang digunakan tidak steril. Bila infeksi terjadi, maka bisa lebih

berbahaya. Dokter akan memberikan obat bila sisik di kepala anak terlihat

banyak dan harus diangkat. Selain itu, terutama pada bayi, obat tersebut

biasanya dicampur dengan minyak agar mudah mengenai kulit kepala.

3. Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan

produk yang dibuat khusus untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran.

Namun hati-hati, gunakan sampo yang betul-betul diperuntukkan bagi

anak, bukan untuk orang dewasa. Sampo untuk orang dewasa umumnya

mengandung bahan sulfaktan, bahan pewangi, pengawet, dan sebagainya

yang bisa mengiritasi kulit dan mata. Sedangkan sampo bayi sengaja tidak

Page 18: dermatitis seboroik.docx

mendapat tambahan bahan-bahan yang bakal membahayakannya. Sampo

tersebut harus lembut karena fungsi kelenjar kulit pada bayi dan anak

belum bekerja secara sempurna.

4. Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang sangat

efektif. Namun tidak semua bayi dan anak betul-betul membutuhkannya.

Bila tanpa sampo tak ada kelainan yang muncul, lebih baik gunakan air

bersih saja ketika menyuci kepalanya. Frekuensi yang dianjurkan untuk

pemakaian sampo adalah seminggu dua kali atau tiga kali. Namun,

umumnya sampo bayi sangat lembut, sehingga tidak masalah bila dipakai

setiap hari.

5. Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga banyak mengeluarkan

keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin menggunakan sampo

setiap hari, pilih sampo jenis mild.

6. Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa menanganinya

dengan mengontrol populasi jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap

hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan karena akan

menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.

7. Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu harus

dilakukan oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat antijamur yang bisa

didapat di apotek. Carilah produk-produk yang mengandung 2%

clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk krim,

oleskan sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada

dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.

8. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah menyentuh kulit

kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari

penularan lebih lanjut.

L. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Hindari rangsangan gesek, lebih berhati-hati menggunakan sabun dan

handuk

Page 19: dermatitis seboroik.docx

2. Hindari sabun yang beraroma

3. Gunakan sabun yang tinggi kadar minyaknya

4. Hindari makanan pemicu radang gatal, batasi makanan berprotein

tinggi

5. Mandi dengan air hangat cenderung dingin jangan air panas

6. Hindari gosokan alkohol pada kulit yang meradang

7. Hindari kontak langsung dengan bahan/senyawa penyebab alergi, bila

bisa ditemukan

8. Menggunakan krim pelembab (moisturiser). Krim pelembab dapat

digunakan sesering mungkin

9. Menggunakan moisturiser atau bath oil untuk mandi

10. Menghindari faktor-faktor di lingkungan yang memicu atau

memperparah eksema, misalnya:

a. Mainan, air liur, atau makanan di sekitar mulut

b. Bahan seperti wol aau pelapis cat seat

c. Detergen, sabun, bubble bath, antiseptik

d. Kontak dengan bulu hewan

11. Mengatasi gatal. Garukan akan memperparah eksema dan berisiko

menyebabkan infeksi.

Beberapa cara untuk mengatasi gatal dan garukan:

- Mengalihkan perhatian anak saat ia mengaruk

- Menghindari kondisi yang terlalu hangat untuk anak

- Menggunakan krim pelembab (yang ditaruh di kulkas sebelumnya)

sebelum tidur

- Memakaikan sarung tangan pada anak saat tidur

- Jika perlu, berikan obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi gatal

di malam hari

- Selalu memotong pendek kuku anak

Page 20: dermatitis seboroik.docx

- Jika gatal sangat berat, kompres dingin dan teknik balut basah dapat

digunakan untuk membantu anak tidur.

M. PROGNOSIS

Dermatitis seboroik pada anak memiliki prognosis yang baik. Dapat

sembuh sendiri secara spontan dalam 6 hingga 12 bulan dan mungkin

dapat timbul kembali saat memasuki usia pubertas. Meskipun demikian,

bila terkena dermatitis seboroik pada saat kanak-kanak , bukan berarti

memiliki indikasi akan terkena dermatitis seboroik tipe dewasa suatu saat

nanti.

Page 21: dermatitis seboroik.docx

Laporan Kasus

Identitas Pasien

Nama : Ny.S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 68 tahun

Pekerjaan : -

Tanggal Periksa : 07 Desember 2012

Alamat : Demak

Anamnesis

Keluhan Utama : Gatal-gatal dan bersisik pada wajah dan dada

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan gatal dan bersisik pada kulit sejak

12 hari yang lalu. Gatal dan bersisik terutama pada wajah, kulit kepala, dada,

dan lipatan lutut. Gatal yang dirasakan sangat gatal, sehingga pasien sering

menggaruk dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Gatal yang di garuk oleh

pasien menimbulkan bercak-bercak kemerahan dan luka pada kulit. Awalnya

kulit terasa gatal pada bagian wajah yang kemudian menyebar ke bagian

tubuh lainnya seperti dada, kulit kepala, dan lipatan lutut. Sebelumnya pasien

mengaku timbul gatal-gatal akibat suatu alergi yang di sebabkan oleh

makanan seingga pasien mengonsumsi obat alergi yang diberikan temannya.

Kemudian timbul kemerahan yang berubah menjadi luka akibat menggaruk.

Tidak ada demam, batuk dan pilek sebelumnya. Pasien belum pernah berobat

ke dokter, sehingga pasien datang ke poliklinik Kulit RSUD SUKA Demak.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat alergi (-)

Page 22: dermatitis seboroik.docx

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami sakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang pensiunan, yang tinggal bersama putra bungsu beserta

menantu nya dan dua orang cucu. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh

sendiri.

Pemeriksaan Fisik

Status Dermatologi:

Lokasi : Wajah, Kulit kepala, dada dan lipatan lutut.

UKK : Makula eritematousa, papul eritematousa, skuama berminyak,

krusta.

Diagnosis Banding

Dermatitis Seboroik

Dermatitis Atopik

Psoriasis

Diagnosis Kerja : Dermatitis Seboroik

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Histopatologi

Pada D.S kronik, spongiosis lebih jelas. Pada epidermis ditemukan

parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada dermis terdapat pelebaran ujung

pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sebukan sel neutrofil dan

monosit.

Pemeriksaan KOH 10-20% : negatif, tidak ada hifa atau blastokonidia.

Pemeriksaan lampu Wood : fluoresen (-) (violet)

Page 23: dermatitis seboroik.docx

Penatalaksanaan

Terapi Sistemik

Formyco tab no.X

(ketokonazol 200mg)

Somerol 8 mg tab no.X

(metilprednisolon 4mg)

Klinset tab no.X 2 dd 1

(Loratadine 10mg)

CTM tab no.X

(chlorpheniramine maleat)

Terapi Topikal

BG cream

àsiang & malam

Bedak kocok

(Lotio Faberi)àsiang & malam

Shampoo ketokonazol 2%

Ketokonazol cream (pagi & sore)

Edukasi

Minum obat teratur dan jangan digaruk.

Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan

namun mengiritasi pada sebagian kulit yang sensitif).

Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap

pendek dan bersih.

Cuci pakaian, handuk, dan sprei secara terpisah, cuci dengan air panas dan

dijemur dibawah sinar matahari

Penderita harus diberitahu bahwa penyakit ini berlangsung kronik dan

sering kambuh

Page 24: dermatitis seboroik.docx

Harus menghindari faktor pencetus, seperti stres emosional, makanan

berlemak, dsb.

Kontrol rutin.

Prognosis

Quo ad Vitam : ad bonam

Quo ad Sanam : dubia ad bonam

Quo ad Cosmeticum : ad bonam

Ringkasan

Telah dilaporkan kasus dengan diagnosis dermatitis seboroik. Pada

anamnesis didapatkan timbul gatal dan kulit yang bersisik sejak 12 hari yang lalu

pada wajah, kulit kepala, dada, dan lipatan lutut. Sangat gatal, sering digaruk dan

mengganggu aktivitas sehari-hari. Sehingga menimbulkan luka. Awalnya kulit

terasa gatal pada wajah dan menyebar ke dada, kulit kepala, dan lipatan lutut.

Sebelumnya pasien mengaku timbul gatal-gatal akibat suatu alergi yang di

sebabkan oleh makanan seingga pasien mengkonsumsi obat alergi yang diberikan

temannya. Riwayat pengobatan sebelumnya di sangkal.

Pada pemeriksaan didapatkan pada wajah, kulit kepala, dada dan lipatan lutut :

makula eritematousa, papul eritematousa, skuama berminyak, dan krusta.

Terapi yang diberikan yaitu sistemik : Formyco tablet (ketokonazol 200mg),

Somerol 8 mg tablet (metilprednisolon), Klinset tablet (Loratadine 10mg), CTM

tablet (chlorpheniramin maleat)à(diberikan 2 kali sehari), dan terapi topikal :

krim BG (siang & malam), krim ketokonazol (pagi & sore), bedak kocok (pagi &

sore setelah mandi), shampoo ketokonazol (diberikan 2 kali sehari pagi dan sore).

Prognosis untuk pasien tersebut adalah Qua ad Vitam : ad bonam, Qua ad Sanam :

dubia ad bonam, Qua ad Cosmeticum : ad bonam.