48
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kementerian Kesehatan Tahun 2016

Desain Lakip Setjen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Desain Lakip Setjen

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJASEKRETARIAT JENDERAL

TAHUN 2015

KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Kementerian Kesehatan

T a h u n 2 0 1 6

Page 2: Desain Lakip Setjen

KATA PENGANTAR

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT

karena atas izin dan karunia-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja

(LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dapat diselesaikan. Laporan

ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi yang dilakukan guna mengetahui tingkat keberhasilan

pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015.

Sekretariat Jenderal telah berupaya keras dalam mencapai sasaran

sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Tahun

2015. Syukur alhamdulillah semua indikator kinerja telah dapat dicapai, dengan

demikian ke depan harus kita pertahankan. Berbagai kendala dalam pelaksanaan

kegiatan harus dapat kita sikapi agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan

baik. Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perencanaan

kedepan bagi para pelaksana program/kegiatan untuk menjadi lebih baik. Kami

sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

kontribusi. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal ini dapat

menjadi bahan evaluasi guna peningkatan kualitas kinerja Sekretariat Jenderal

dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan dalam

mensukseskan Program Indonesia Sehat.

Jakarta, 15 Januari 2016

Sekretaris Jenderal,

UNTUNG SUSENO SUTARJO

Page 3: Desain Lakip Setjen

ii

DAFTAR ISI

halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii IKHTISAR EKSEKUTIF v BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1 B. PERAN DAN KEDUDUKAN SEKRETARIAT JENDERAL 2 C. SASARAN PROGRAM 3 D. STRUKTUR ORGANISASI 4 E. SISTEMATIKA 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA DALAM KERANGKA SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

A. SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA 6 B. PERJANJIAN KINERJA 7

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA 12 B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 13 C. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 DENGAN

TAHUN 2014 25

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 32 B. SARAN 32

LAMPIRAN PERHITUNGAN PERSENTASE HARMONISASI DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

Page 4: Desain Lakip Setjen

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1: SandinganSasaran Program, Indikatordan Target DalamRenstradanRenja-KL 8

TABEL 2: CapaianIndikatorKinerjaSasaran Program KeSatu 13 TABEL 3: CapaianIndikator Program Kedua 21 TABEL 4: RincianPenetapanPeserta PBI Tambahan JKN/KIS

OlehKementerianSosialTahun 2015 22 TABEL 5: CapaianKinerjaSesuaiIndikatorKinerjaUtama PadaRenja-KL 2015 danRenstra 2015 – 2019 25 TABEL 6: RealisasiCapaianIndikatorSasaran Program

Tahun 2014 27 TABEL 7: RealisasiAnggaranSekretrariatJenderal TahunAnggaran 2015 29 TABEL 8: RealisasiAnggaranSekretrariatJenderal Berdasarkan IKU TahunAnggaran 2015 30

Page 5: Desain Lakip Setjen

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1: KeterkaitanSistemPerencanaan Pembangunan Nasional, SistemPenganggarandanSistem AKIP 6

GAMBAR 2: Target danCapaianKebijakanPublikBerwawasan

KesehatanTahun 2015 14 GAMBAR 3: PembukaanPertemuanKoordinasiPenguatan PemberdayaanMasyarakatMenuju Indonesia Sehat melaluiPendekatanKeluargaolehMenteriKesehatan 15 GAMBAR 4:CapaianRealisasiKinerjaSekretariatJenderal

Melalui e-monevBappenas 19

GAMBAR 5:Target PesertaPenerimaBantuanIuran(PBI) JKN/KIS Tahun 2014 - 2019Berdasarkan RencanaKinerja PPJK 25

Page 6: Desain Lakip Setjen

v

IKHTISAR EKSEKUTIF

Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015tentang Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019, dalam pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi organisasi, Sekretariat Jenderal melaksanakan 2

(dua) program dari 9 (sembilan) program Kementerian Kesehatan yang telah

ditetapkan yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya serta Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Sasaran strategis program tersebut adalah 1) Meningkatnya koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen

Kementerian Kesehatan, 2) Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Sesuai dengan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 tersebut dan

dokumen penetapan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

tahun 2015, maka untuk menilai pencapaian sasaran program Sekretariat

Jenderal tahun 2015 telah ditetapkan 3 (tiga) indikator utama sebagai alat

pengukuran kinerja yaitu:

1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan;

2. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya;

3. Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat

(KIS).

Page 7: Desain Lakip Setjen

vi

Pencapaian kinerja indikator kesatu, jumlah kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan, dari target yang ditetapkan sebesar 3 kebijakan

publik dapat dicapai 4 atau capaian kinerjanya sebesar 133%.

Pencapaian kinerja indikator kedua, persentase harmonisasi dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, dari target sebesar

90%telah dapat terealisasikan capaiannya sebesar 245% dengan perhitungan

jumlah capaian kinerja pusat/biro dibagi dengan total pusat/biro.

Pencapaian kinerja indikator ketiga, jumlah penduduk yang menjadi

peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada tahun 2015 sebanyak 87,8 juta jiwa

dari target 88,2 juta jiwa. Capaian target tersebut mengalami peningkatan

jika dibandingkan capaian target pada tahun sebelumnya yang sebanyak

86,4 juta jiwa.

Page 8: Desain Lakip Setjen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib

mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan dalam

bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja.Hal ini sejalan dengan upaya reformasi

birokrasi yang sedang dilakukan oleh seluruh Kementerian dan Lembaga,

yaitu mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan berwibawa serta

memiliki kinerja yang baik (Good Governance).

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal

diperlukan untuk meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas serta

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi Kementerian Kesehatan.Sekretariat Jenderal berperan juga dalam

meningkatkan kemampuan manajemen dan informasi kesehatan,

sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan anggaran serta koordinasi

dan integrasi lintas sektor dan berperan pada optimalisasi pemberdayaan

masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Sebagai salah satu prioritas perubahan terhadap program reformasi

birokrasi, Sekretariat Jenderal berupaya mendukung pembangunan

kesehatan secara sistematis, berdayaguna, berhasilguna, bersih dan

bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga

tercipta Good Governance sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 28

Tahun 1999 sebagai tindak lanjut Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN).

Page 9: Desain Lakip Setjen

2

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Sekretariat Jenderal pada

setiap tahunnya menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja kepada

Menteri Kesehatan.Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat

Jenderal tersebut merujuk pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

2015-2019, Rencana Aksi Programdan Penetapan Kinerja Sekretariat

Jenderal tahun 2015.

B. PERAN DAN KEDUDUKAN SEKRETARIAT JENDERAL

Memperhatikan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47

Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara serta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/Menkes/per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan, Sekretariat Jenderal merupakan unsur pembantu pimpinan yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.

Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Sekretariat Jenderal

menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi kegiatan Kementerian Kesehatan;

2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran

Kementerian Kesehatan;

3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja

sama, hubungan masyarakat,arsip, dan dokumentasi Kementerian

Kesehatan;

4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

Page 10: Desain Lakip Setjen

3

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta

pelaksanaan advokasi hukum;

6. Penyelanggaraan pengelolaan barang milik negara dan layanan

pengadaan barang/jasa; dan

7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Kesehatan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretariat Jenderal menyusun

Rencana Aksi Program (RAP) dan peta strategis yang didasarkan juga atas

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.

C. SASARANPROGRAM

Sasaran Program Kesatu “Meningkatnya koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian

Kesehatan.

Indikator:

1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

2. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya.

Sasaran Program Kedua“Terselenggaranya penguatan

JaminanKesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)”.

Indikator:

Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran

(PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia

Sehat (KIS) (dalam juta).

Page 11: Desain Lakip Setjen

4

D. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1144/Menkes/Per/VII/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan, maka struktur organisasi Sekretariat Jenderal adalah sebagai

berikut:

E. SISTEMATIKA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 ini

menjelaskan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal selama Tahun

2015.Capaian kinerja tahun 2015 dapat digunakan sebagai bahan acuan

dalam pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya. Dengan

kerangka pikir seperti demikian, sistematika penyajian laporan akuntabilitas

kinerja Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut:

Ikhtisar Eksekutif (Executive Summary)

Sekretariat Jenderal

Biro Kepegawaian

Biro Keuangan dan BMN

Biro Perencanaan dan Anggaran

Biro Hukum dan

Organisasi

Biro Umum

Pusat Data dan

Informasi

Pusat Kerjasama Luar Negeri

Pusat Penanggulangan Krisis

Pusat Pembiayaan dan Jaminan

Kesehatan

Pusat Komunikasi

Publik

Pusat Promosi

Kesehatan

Pusat Intelegensia Kesehatan

Pusat Kesehatan

Haji

Sekretariat Konsil

Kedokteran

Page 12: Desain Lakip Setjen

5

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja (dokumen

penetapan kinerja).

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Pengukuran Kinerja

Pada sub bab ini disajikan kategori capaian kinerja organisasi untuk

setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan

hasil pengukuran kinerja organisasi.

B. Analisis Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis program dilakukan

analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

tahun lalu;

3. Analisis penyebab keberhasilan/ketidakberhasilan atau

peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah

dilakukan;

C. Membandingkan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Tahun 2014

1. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target realisasi kinerja yang terdapat dalam dokumen rencana kerja

kementerian (Renja-KL) dan realiasi tahun sebelumnya (tahun 2014);

2. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.

Bab IV Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran atas Laporan Akuntabilitas

Kinerja Sekretariat Jenderal.

Page 13: Desain Lakip Setjen

6

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

DALAM KERANGKA SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

A. SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun

dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result

oriented government. SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan

manajemen berbasis kinerja guna pengelolaan kinerja.

Upaya penguatan sistem akuntabilitas kinerja perlu dilakukan secara

menyeluruh pada beberapa komponen, antara lain Perencanaan Kinerja,

Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Pencapaian

Sasaran/Kinerja Organisasi. Dengan kata lain, SAKIP tidak hanya meliputi

satu komponen saja sehingga penguatannya memerlukan upaya menyeluruh

dari instansi pemerintah yang terkait.

Keterkaitan komponen tersebut tidak terlepas dari 3(tiga) sistem yang saling

berkaitan satu sama lain. Keterkaitan 3(tiga) sistem ini dapat terlihat dari

gambar berikut ini:

Gambar 1.

Keterkaitan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Sistem Penganggaran dan Sistem AKIP

Sistem PerencanaanPembangunan

Nasional

Sistem AKIP

RKP/D

RKA-KL/

SKPD

PENGUKURAN & PENGUMPULAN DATA KINERJA

RENSTRA KL/SKPD

PENETAPAN KINERJA (PK)

LAKIP

RPJM/D

Sistem Penganggaran

RKT , RENJA

KL/SKPD

DIPA & POK

EVALUASI

RPJP Keterkaitan 3 sistem

SKO/SKP

PENILAIAN SKP

Page 14: Desain Lakip Setjen

7

B. PERJANJIAN KINERJA

Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam

pembangunan kesehatan telah ditetapkan target-target sasaran Indikator

Kinerja Utama (IKU) yang tertuang didalam Penetapan Kinerja (TAPJA) tahun

2015.

Penetapan kinerja berisi tekad dalam rencana kinerja tahunan yang

dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima

amanah/tanggungjawab/kinerja dengan pihak yang

memberikannya.Penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang

diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan

langsungnya.

Arah Pembangunan Kesehatan 2005 – 2025untuk mewujudkan

“Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” sebagai pengejawantahan

dari RPJPN 2005 – 2025yang selanjutnya diturunkan melalui 5 tahap RPJMN

termasuk pula bidang kesehatan. Tahun 2015 sebagai tahun peralihan

RPJMN tahap ke II ke RPJMNtahap ke III tentunya tidak lepas dari

penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Strategis (Renstra).

Renstra 2015 – 2019bidang kesehatan merupakan rencana kerjaselama

5 tahun Kementerian Kesehatan yang disesuaikan dengan program yang

dicanangkan oleh pimpinan/ presiden terpilih, dimana pada tahun

pertamanya akan sedikit berbeda dengan Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga (Renja-KL) tahun 2015 yang merupakan peralihan

dari pemerintahan lama (Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan

Wakil Presiden Budiono)ke pemerintahan baru (Bapak Presiden Joko Widodo

dan Wakil Presiden Jusuf Kalla). Hal ini berefek pula pada Indikator Kinerja

Utama (IKU) Kementerian Kesehatan dimana Sekretariat Jenderal terdapat

didalamnya.

Di bawah ini akan disandingkan perbedaan antara Indikator Kinerja

Utama (IKU) Sasaran Program Sekretariat Jenderal yang tercantum dalam

Page 15: Desain Lakip Setjen

8

Renstra dan Renja-KL pada pelaksanaan Tahun Anggaran 2015, dimana baik

sasaran program, indikator maupun target capaian indikator kegiatannya

terdapat sedikit perberbedaan, seperti dalam tabel berikut:

Tabel 1. Sandingan Sasaran Program, Indikator dan Target

Dalam Renstra dan Renja-KL

No. Sasaran Program (Outcome)

Indikator Kinerja Utama Target

(1) (2) (3) (4) Tertuang dalam Renstra 2015 – 2019 1

Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

2. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

3

90%

2

Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Jumlah Penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ Kartu Indonesia Sehat (KIS)

88,2 Juta

Tertuang dalam Renja-KL 2015 dan DIPA T.A 2015 1

Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

1. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana

2. Persentase (%) rumahtangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

34

40%

Namun demikian, setelah keduanya diajukan dalam Perjanjian Kinerja

(PK) untuk ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal (pihak pertama) dan

Menteri Kesehatan (pihak kedua), untuk kepentinganpenyelaraskan

dengancapaian program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan

Wakil Presiden Jusuf Kalla, maka ditandatangani Perjanjian Kinerja yang

memuat indikator yang terdapat dalam Renstra 2015-2019, seperti di bawah

ini:

Page 16: Desain Lakip Setjen

9

Page 17: Desain Lakip Setjen

10

Page 18: Desain Lakip Setjen

11

Lampiran Perjanjian Kinerja yang tidak di tandatangani kedua belah pihak,

meskipun memuat Indikator Kinerja Utama (IKU) seperti tertuang dalam

Renja-KL dan DIPA Tahun 2015, sebagai berikut:

Page 19: Desain Lakip Setjen

12

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Kegiatan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja dilakukan untuk

mendapatkan gambaran keberhasilan dan ketidakberhasilandalam

pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di awal program.

Didasarkan atas informasi kinerja atau gambaran tingkat keberhasilan

pencapaian masing-masing indikator yang diukur, maka ditindaklanjuti

sebagai bagian pembinaan dan perencanaan program/kegiatan kedepan

sehingga setiap program/kegiatan dapat lebih berhasil guna dan berdaya

guna.

Manfaat lain dari pengukuran kinerja adalah memberikan gambaran

kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi

organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah di

tetapkan dalam dokumen Renstra atau pun Penetapan Kinerja.

Kategori capaian kinerja (penentuan posisi) beserta simbol warna

capaian, sebagai berikut:

No. Kategori Rentang Capaian Kinerja Simbol Warna

1. Sangat Baik >100 Biru

2. Baik 80-100 Hijau

3. Cukup 50-79 Kuning

4. Kurang < 49 Merah

Kegiatan pembandingan tingkat kinerja yang dicapai dengan target

dalam penetapan kinerja, dan pembandingan pencapaian kinerja tahun

berjalan dengan tahun sebelumnya menjadi salah satu bagian yang menjadi

fokus pengukuran.

Page 20: Desain Lakip Setjen

13

Didasarkan atas Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015

tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 dan

Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015, maka pelaporan ini

mengacu dan melaporkan capaian kinerja sesuai penetapan kinerja yang

telah di tandatangani pada Perjanjian Kinerja.

Pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan penetapan kinerja secara

serentak di lingkungan Sekretariat Jenderal seiring dengan rapat koordinasi

staf paripurna bulanan.

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

Sasaran program/kegiatan Sekretariat Jenderal terdiri 2 (dua) sasaran

dan 3 indikator. Adapun capaian dari masing-masing sasaran program ini

sebagai berikut:

1. Sasaran Program Kesatu

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kementerian Kesehatan.

Indikator, target, dan realisasi capaian dari sasaran strategis tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini:

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ke Satu

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase Pencapaian

Simbol Warna

1. Jumlah kebijakan yang berwawasan kesehatan

3 4 133% Biru

2. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya

90% 245 245% Biru

Page 21: Desain Lakip Setjen

14

a. Jumlah Kebijakan yang Berwawasan Kesehatan

Lintas sektor berperan penting dalam kesehatan, terutama untuk

menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan

perilaku hidup sehat masyarakat.Menyadari hal tersebut, Kementerian

Kesehatan telah mendorong lintas sektor untuk mengeluarkan kebijakan

berwawasan kesehatan (Health in All Policy).Jumlah Kebijakan Publik

Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan yang dibuat sektoral (K/L)

berupa Peraturan Presiden/Peraturan Menteri/Instruksi Menteri/Surat

Edaran Menteri/Surat Keputusan Bersama Menteri yang mendukung

kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Gambar 2. Target dan Capaian Kebijakan Publik Berwawasan KesehatanTahun 2015

Dari gambar 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah kebijakan publik

berwawasan kesehatan yang dikeluarkan oleh lintas sektor pada tahun 2015

adalah sebanyak 4 (empat) kebijakan atau 133% dari target. Hasil ini

menunjukkan bahwa target Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan tahun

2015 telah tercapai.

0

1

2

3

4

2015

3

4

Target

Capaian

Page 22: Desain Lakip Setjen

15

Pada tahun 2015 telah terbit kebijakan publik berwawasan kesehatan

sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.07/2015 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

115/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran

Pajak Rokok yang menyebutkan bahwa penggunaan dana pajak

rokok di bidang kesehatan dilakukan dengan berpedoman pada

petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan;

2. Kebijakan tarif cukai yg baru melalui PMK No. 198/PMK.010/2015

tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor: 179/PMK.011/2012

tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau;

3. Surat kawat dari Kementerian Dalam Negeri Nomor:

T.900/2239/KEUDA kepada Gubernur Se-Indonesia dan

Bupati/Walikota Se-Indonesia untuk pemenuhan anggaran

kesehatan minimal 10% sesuai dengan amanah UU 36/2009; dan

4. Surat Edaran Kementerian Perhubungan Januari 2015 untuk

menjadikan transportasi umum sebagai Kawasan tanpa Rokok (KTR)

sesuai dengan PP 109 tahun 2012.

Gambar 3. Pembukaan Pertemuan Koordinasi Penguatan Pemberdayaan Masyarakat

Menuju Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga oleh Menteri Kesehatan

Page 23: Desain Lakip Setjen

16

Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya advokasi ke

pemegang kebijakan baik lintas program maupun lintas sektor. Upaya–upaya

yang telah dilakukan dalam rangka menghasilkan Kebijakan Publik

Berwawasan Kesehatan adalah:

1. Penyusunan dan sosialisasi petunjuk teknis penggunaan dana pajak

rokok ke daerah;

2. Peyusunan regulasi pencantuman peringatan kesehatan dalam iklan

rokok;

3. Koordinasi pelaksanaan penggalangan komitmen dalam mendukung

percepatan penurunan AKI dan AKB;

4. Penggalangan komitmen dalam determinan sosial kesehatan;

5. Penggalangan komitmen dalam peningkatan gaya hidup sehat;

6. Koordinasi lintas program dan lintas sector dalam pengembangan

PKRS dalam rangka penguatan promosi kesehatan di rumah sakit;

7. Pengembangan strategi advokasi;

8. Pemantauan dan evaluasi proses pembuatan dan implementasi

kebijakan publik berwawasan kesehatan; dan

9. Pelatihan pengelolaan advokasi petugas promkes provinsi.

Adapun permasalahan yang dihadapi antara lain:

1) Terbitnya kebijakan publik yang dikeluarkan oleh lintas sektor

memerlukan proses dengan serangkaian kegiatan yang berjalan

dalam rentang waktu yang cukup panjang;

2) Isu kebijakan publikyang diinisiasi merupakan isu yang sedang

bergulir di lintas sektor, sehingga tidak dapat ditentukan oleh

Sekretariat Jenderal KementerianKesehatan.

Page 24: Desain Lakip Setjen

17

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, telah dilakukan upaya

antara lain:

a. Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor/lintas program (LS/LP)

secara intensif dan memastikan semua proses berjalan sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan hingga selesai;

b. Melakukan identifikasi isu kebijakan berwawasan yang diperlukan

dengan melibatkan pihak luar, seperti LSM, organisasi

kemasyarakatan dan akademisi.

Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari indikator

kebijakan publik berwawasan kesehatan hingga dapat menjadi acuan bagi

program selanjutnya yaitu:

a) Pendorong peran serta dari LSM, organisasi kemasyarakatan dan

akademisi untuk mendukung terbitnya kebijakan publik berwawasan

kesehatan; dan

b) Pendorong peran serta pemerintah daerah yang mampu lintas sektor

dalam membuat kebijakan yang berwawasan kesehatan seperti

kebijakan kawasan tanpa rokok, yangmenindaklanjuti kebijakan

berwawasan kesehatan dari pusat.

b. Persentase Harmonisasi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Lainnya.

Sesuai dengan Renstra Kemenkes dan Rencana Aksi Program (RAP)

Sekretariat Jenderal tahun 2015 – 2019bahwa cara menghitung indikator ini

yaitu hasil dari jumlah capaian kinerja Pusat/Biro dibagi dengan total

Pusat/Biro yang ada di Sekretariat Jenderal.

Seperti diketahui pada tabel 2 di atas bahwa indikator persentase

harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya, dari

Page 25: Desain Lakip Setjen

18

target 90% telah dicapai realisasi sebesar 245% (penjelasan rinci pada

lampiran 1).

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, kegiatan yang telah dilakukan

adalah:

1. Perencanaan dan penganggaran program pembangunan kesehatan;

2. Pembinaan administrasi kepegawaian;

3. Pembinaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara;

4. Perumusan peraturan perundang-undangan dan organisasi;

5. Pengelolaan urusan tata usaha, keprotokolan, rumah tangga, keuangan

dan gaji;

6. Pengelolaan data dan informasi kesehatan;

7. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;

8. Penanggulangan krisis kesehatan;

9. Pengelolaan komunikasi publik;

10. Peningkatan intelegensia kesehatan;

11. Peningkatan kesehatan jemaah haji;

12. Peningkatan kerja sama luar negeri; dan

13. Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia.

Selain itu indikator ini dapat dilihat pada laporan PP39/2006 atau

sesuai denganaplikasie-monev Bappenas.Pembangunan aplikasi monev

berbasis website (e-monev) merupakan upaya untuk mengefektifkan dan

mengefisienkan pelaporan menuju pada peningkatan kualitas dengan

melakukan penyederhanaan terhadap format, aplikasi dan mekanisme

pelaporan monev kinerja pembangunan.Secara paralel, e-monev yang

dikembangkan saat ini telah memuat informasi kinerja yang dibutuhkan.

Dalam menetapkan target kinerja dan target anggaran kegiatan, penanggung

jawab program melakukan konsolidasi dengan pelaksana

kegiatan/penanggung jawab indikator sasaran kegiatan terkait dan

Page 26: Desain Lakip Setjen

19

disepakati bersama dengan Sekretariat Jenderal K/L (cq. Biro Perencanaan

dan Anggaran).

Gambar 4. Capaian Realisasi Kinerja Sekretariat Jenderal

Melalui e-monev Bappenas

Dalam e-monev Bappenas pengisian target triwulan kegiatan dihitung

berdasarkan breakdown dari target tahunan yang telah ditetapkan (tersedia

dalam data dasar Renja-KL dan RKA-KL).Target triwulan menjadi acuan

dalam penilaian Status Capaian Anggaran dan Status Capaian Kinerja tiap

kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga.

Target triwulanan merupakan prakiraan nilai pencapaian penyerapan

anggaran dan prakiraan nilai pencapaian kinerja suatu kegiatan secara

kumulatif per triwulan dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 27: Desain Lakip Setjen

20

1) Target triwulanan merupakan besaran/nilai yang ingin dicapai sampai

dengan triwulan tersebut dan bukan hanya nilai pada triwulan itu

saja;

2) Target triwulanan dinyatakan dalam satuan persen (%);

3) Nilai persentase yang diinput merupakan kumulatif dari triwulan

sebelumnya;

4) Target yang diinput adalah target penyerapan anggaran dan target

capaian kinerja kegiatan pertriwulan;

5) Nilai akhir dari target anggaran dan target kinerja pada triwulan IV

wajib 100%.

6) Indikator-indikator di dalam e-monev Bappenas diambil dari RKP

(Rencana Kerja Pemerintah) baik target maupun realisasinya.

2. Sasaran Program kedua

Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu

Indonesia Sehat (KIS).

Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019sasaran

program Terselenggaranya Penguatan Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS). Indikator tercapainya sasaran program

adalah jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran

(PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat

(KIS) sebanyak 92,2 juta jiwa.Namun besaran target jumlah peserta PBI

yang digunakan sebagai target adalah sesuai Perpres No.3 Tahun 2015

tentang perubahan RKP 2015 sebanyak 88,2 juta jiwa (dapat dilihat pada

tabel 3 di bawah).

Page 28: Desain Lakip Setjen

21

Tabel 3. Capaian Indikator Program Kedua

No Indikator Kinerja Traget Realisasi Capaian Simbol Warna 1 Jumlah penduduk yang

menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu indonesia Sehat (KIS)

88,2 Juta Jiwa

87,8Juta Jiwa

99,60 % Hijau

Pada tahun 2015, realisasi pencapaian indikator “Jumlah penduduk

yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu indonesia Sehat (KIS)” sebanyak 87.882.867

jiwa dari target 88.231.816 jiwa. Dengan demikian, capaian kinerja indikator

ini adalah sebesar 99,60%. Upaya pemenuhan capaian indikator tersebut

oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 belum mampu sebesar 100%

dikarenakan beberapa faktor eksternal diantaranya:

1) Tidak terpenuhinya target jumlah peserta PBI tambahan yang

didaftarkan dikarenakan belum seluruhnya penetapanpeserta PBI

tambahan diselesaikan tepat waktu oleh Kementerian Sosial. Pada

tahun 2015 dari target PBI tambahan sebesar1.831.816 jiwa

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang meliputi

kelompok masyarakat miskin, rentan miskin, serta tuna wisma dan

orang penghuni lapas dan rutan yang terealisasi hanya sebanyak

1.482.867 jiwa. Pendaftaran peserta PBI tambahan tersebut dilakukan

secara bertahapberdasarkan SK Mensos RI Nomor 44B/HUK/2015;

SK Mensos RI Nomor 58/HUK/2015; SK Mensos RI Nomor

128/HUK/2015 dan SK Mensos RI Nomor 132/HUK/2015 (dapat

dilihat pada tabel 4).

Page 29: Desain Lakip Setjen

22

Tabel 4. Rincian Penetapan Peserta PBI Tambahan JKN/KIS

Oleh Kementerian Sosial Tahun 2015

No SK Mensos RI Tanggal Jumlah PBI Baru (jiwa)

1 44B/HUK/2015 04 Mei 2015 1.355

2 44B/HUK/2015 04 Mei 2015 3.842

3 44B/HUK/2015 07 Mei 2015 204

4 44B/HUK/2015 09 Mei 2015 2.766

5 44B/HUK/2015 11 Mei 2015 2.206

6 44B/HUK/2015 13 Mei 2015 1.512

7 44B/HUK/2015 13 Mei 2015 624

8 44B/HUK/2015 21 Mei 2015 6.883

9 44B/HUK/2015 21 Mei 2015 1.568

10 44B/HUK/2015 21 Mei 2015 620

11 44B/HUK/2015 22 Mei 2015 1.273

12 44B/HUK/2015 25 Mei 2015 6

13 44B/HUK/2015 28 Mei 2015 526

14 44B/HUK/2015 29 Mei 2015 18

15 44B/HUK/2015 30 Mei 2015 120

16 44B/HUK/2015 30 Mei 2015 1.807

17 44B/HUK/2015 01 Juni 2015 141

18 44B/HUK/2015 02 Juni 2015 94

19 44B/HUK/2015 20 Juni 2015 763

Page 30: Desain Lakip Setjen

23

20 44B/HUK/2015 21 Juni 2015 144

21 44B/HUK/2015 21 Juni 2015 35

22 44B/HUK/2015 30 Juni 2015 36

23 44B/HUK/2015 10 Juli 2015 8.260

24 58/HUK/2015 01 Desember 2015 60.051

25 128/HUK/2015 01 Desember 2015 2.084

26 132/HUK/2015 01 Desember 2015 1.385.929

T O T A L 1.482.867

Proses penetapan peserta PBI tambahan oleh pihak Kementerian Sosial

melalui proses yang panjang serta membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Sebelum peserta tambahan tersebut ditetapkan, perlu dilakukan proses

rekonsiliasi data yang melibatkan berbagai pihak baik lintas

Kementerian/Lembaga serta proses pemadanan data di BPJS Kesehatan.

Berikut disajikan gambar grafik target jumlah penduduk yang menjadi

peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN/KIS dan persentase

kenaikannya tiap tahun berdasarkan Rencana Kinerja Satker Pusat

Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan sampai tahun 2019 (lihat gambar 6 di

bawah).

Page 31: Desain Lakip Setjen

24

Gambar 5. Target Peserta Penerima Bantuan Iuran(PBI) JKN/KIS Tahun 2014 - 2019Berdasarkan Rencana Kinerja PPJK

Berdasarkan gambar di atas diketahui terjadipeningkatan target

peserta PBI tambahan tiap tahun. Peningkatan target peserta PBI JKN/KIS

tersebut perlu menjadi perhatian khusus oleh Kementerian Kesehatan

khususnya satker PPJK sebagai pelaksana program.

Guna mencapai target indikator tersebut, PPJK berdasarkan

tupoksinya diarahkan untuk melakukan pemantauan (monitoring) serta

melakukan koordinasi dalam proses pemutakhiran data PBI. Berikut berbagai

kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

1) Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar dapat

mengirimkan data kepesertaan Jamkesda yang belum berintegrasi ke

dalam Program JKN;

2) Berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dalam hal verifikasi dan

validasi data kepesertaan PBI Jaminan Kesehatan, sesuai dengan

amanat Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang

Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;

Page 32: Desain Lakip Setjen

25

3) Berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan terkait permintaan data untuk

updatingkepesertaan JKN, yaitu jumlah kepesertaan PBI yang

iurannya dibayarkan olehpemerintah daerah.

C. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 DENGAN TAHUN 2014

Sebelumnya telah disebutkan bahwa tahun 2015 terdapat perbedaan

Indikator Kinerja Utama (IKU) padaRencana Kerja (Renja-KL)danpadaRencana

Strategis (Renstra).

Tabel 5 di bawah ini akan menyandingkan capaian Kinerja sesuai

Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Renja-KL 2015 dan Renstra 2015 – 2019:

Tabel 5. Capaian Kinerja Sesuai Indikator Kinerja Utama

Pada Renja-KL 2015danRenstra 2015 – 2019

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persentase

Pencapaian Simbol Warna

Tertuang dalam Renja-KL 2015 Sasaran Program: Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

1 Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana

34 34 100% Hijau

2 Persentase (%) rumahtangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

40% 44 110% Biru

Page 33: Desain Lakip Setjen

26

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase capaian semua indikator

≥99% yang artinya kinerja Sekretariat Jenderal berada pada kategori Baik

dan Sangat Baik atau simbol warna Hijau dan Biru.

Capaian tahun 2014 dan tahun 2015 meskipun analisisnyatidak

dapatdipersamakandimana realisasi tahun 2014 yang masih menggunakan

Renstra 2010 – 2014dengan realisasi tahun 2015 yang menggunakan Renstra

2015 – 2019, namun tidak ada salahnya kami tampilkan realisasi capaian

pada tahun 2014 yang lalu, dimana terdapat 4 sasaran program yang

masing-masing sasaran tersebut hanya mempunyai satu Indikator Kinerja

Utama(IKU), kecuali sasaran program “Meningkatnya koordinasi pelaksanaan

tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian

Kesehatan” yang memiliki 6 Indikator Kinerja Utama (IKU), dapat dilihat pada

tabel 6 di bawah ini.

Tertuang dalam Renstra 2015 – 2019 Sasaran Program: Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

1 Jumlah kebijakan yang berwawasan kesehatan

3 4 133% Biru

2 Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya

90% 245 245% Biru

Sasaran Program: Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

1 Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu indonesia Sehat (KIS)

88,2 Juta Jiwa

87,8 Juta Jiwa

99,60% Hijau

Page 34: Desain Lakip Setjen

27

Tabel 6. Realisasi Capaian Indikator Sasaran Program Tahun 2014

Sasaran Program (Outcome) Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persentase

Pencapaian Simbol Warna

Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.

1. Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui sistem layanan kepegawaian (elektronik).

70% 80,45% 115% Sangat Baik

2. Persentase pengadaan menggunakan e_procurement.

90% 89% 98,90% Baik

3. Persentase Provinsi dan Kab/Kota yang memiliki bank data kesehatan

76% 79,79% 105% Sangat Baik

4. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana.

300 300 100% Baik

5. Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) beroperasi.

58,5 55,5 94,90% Baik

6. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK.

7,02 7,49 106,71% Sangat Baik

Seluruh Kab/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka pencapaian SPM.

100% 48,87% 48,87% Kurang

Page 35: Desain Lakip Setjen

28

Sasaran Program (Outcome) Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

Pencapaian Simbol Warna

Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi resiko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.

Persentase penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan.

80,10% 81,28% 101,47% Sangat Baik

Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat Rumah Tangga.

Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS.

70% 56,60% 84,71% Baik

Hasil pada tahun tahun 2014 di atas menunjukkan bahwa ada 1 (satu)

sasaran program (outcome) yang targetnya tidak bisa tercapai dengan baik

atau kurang (simbol warna merah), sedangkan hasil pada tahun 2015

menunjukkan semua sasaran program (outcome) targetnya tercapai dengan

baik dan sangat baik (simbol warna hijau dan biru).

Meskipun indikator kinerja utama (IKU) tidak dapat dibandingkan satu

sama lain, tetapi berdasarkan dengan realisasi capaiannya mengindikasikan

bahwa kinerja satker dilingkungan Sekretariat Jenderal pada tahun 2015

meningkat dan lebih baik dari tahun sebelumnya (tahun 2014).

Dari segi anggaran, penyerapan tahun 2015 pada tiap-tiap satker di

lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat dilihat pada

tabel 7 di bawah, dimana penyerapan anggaran secara keseluruhan sebanyak

94,11% atau sebesar 22,85 trilyun rupiah dari total anggaran sebesar 24,28

trilyun rupiah dengan penyerapan tertinggi pada satker PPJK dan terendah

pada satker Pusat Krisis Kesehatan.

Page 36: Desain Lakip Setjen

29

Tabel 7. RealisasiAnggaran Sekretrariat Jenderal

Tahun Anggaran 2015

Penyerapan sebesar 94,11% masuk dalam kategori Baik (simbol warna

hijau). Pencapaian ini tidak terlepas dari proses pengawasan terpadu (monev)

yang dilakukan secara rutin baik bulanan maupun triwulanan dengan

memperhatikan segala aspek yang bisa menghambat kegiatan serta rencana

tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh masing-masing satker yang selalu

dikomunikasikan secara berjenjang, mulai dari operator aplikasi monev,

pelaksana kegiatan, KPA, PPK, sampai kepada pimpinan tertinggi yaitu

Sekretaris Jenderal.

No. Satker Anggaran Realisasi % Sasaran Program: Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

1 Biro Hukor 19.056.980.000 14.340.784.828 75,25 2 Ropeg 53.515.653.000 33.881.918.422 70,58 3 Rokeu & BMN 26.721.658.000 18.641.694.371 69,75 4 Roren 88.150.267.000 65.500.789.841 74,31 5 Roum 3.008.954.731.000 2.285.712.725.445 80,66 6 Pusdatin 74.000.000.000 69.866.527.966 94,41 7 PKLN 12.145.931.000 8.366.939.371 68,89 8 Puskes Haji 196.678.110.000 185.347.037.187 94,24 9 Puskomblik 39.013.850.000 36.257.353.320 92,93 10 Pusat Krisis 60.998.712.000 33.700.663.656 55,25 11 Promkes 221.321.000.000 145.854.279.226 65.90 12 Pusat Intelegensia 15.447.957.000 12.381.186.926 80,15 13 KKI 32.998.882.000 22.996.185.555 69,69

Sasaran Program: Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

14 PPJK 20.434.100.000.000 19.919.254.732.079 97,48 JUMLAH TOTAL 24.283.103.731.000 22.852.102.817.223 94,11

Page 37: Desain Lakip Setjen

30

Tabel 8. RealisasiAnggaran Sekretrariat Jenderal Berdasarkan IKU Tahun Anggaran 2015

No. Indikator Kinerja Utama Anggaran Realisasi % Simbol

Warna Tertuang dalam Renja-KL 2015

Sasaran Program: Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

1

Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana

60.998.712.000 33.700.663.656 55,25 Cukup

2

Persentase (%) rumahtangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

24.222.105.019.000 22.818.402.154.537 94,20 Baik

Tertuang dalam Renstra 2015 – 2019 Sasaran Program: Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

1 Jumlah kebijakan yang berwawasan kesehatan

221.321.000.000 145.854.279.226 65.9 Cukup

2

Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya

3.627.682.731.000 2.786.993.806.888 76.83 Cukup

Page 38: Desain Lakip Setjen

31

Sasaran Program: Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

1

Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu indonesia Sehat (KIS)

20.434.100.000.000 19.919.254.732.079 97,48

Baik

Dari tabel 8 di atas hasil dari masing-masing IKU baik dari Renja-KL

maupun Renstra 2015-2019 menunjukkan bahwa kinerja berada pada

rentang kategori cukup dan baik (simbol warna kuning dan hijau).

Selanjutnya bila dilihat dari anggaran, menunjukkan bahwa anggaran yang

besar mempunyai nilai kategori baik (simbol hijau), sedangkan anggaran yang

sedikit lebih rendah mendapatkan nilai kategori cukup (simbol warna

kuning).

Kedepannya akan dilakukan analisis terhadap capaian ini secara

intensif pada pertemuan informal “morning briefing” yang dilakukan setiap

senin pagi setiap minggunya yang dipimpin langsung oleh Sekretaris

Jenderal.

Page 39: Desain Lakip Setjen

32

BAB IV

PENUTUP

Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 ini

merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Sekretariat Jenderal

sekaligus sebagai informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara

berkelanjutan.

A. KESIMPULAN

1. Sasaran program Sekretariat Jenderal sesuai Penetapan Kinerja

tahun anggaran 2015 telah dapat dicapai. Dari 2 (dua) sasaran

program dengan 3 (tiga) indikator, yang telah memperoleh kategori

biru sebanyak 2 indikator dan kategori hijau sebanyak 1 indikator,

atau dalam persentase realisasi sebesar 99,35%.

2. Dari sisi anggaran, dimana pagu alokasi anggaran Sekretaris

Jenderal Rp 24.283.103.731.000,- (dua puluh empat trilyun dua

ratus delapan puluh tiga milyar seratus tiga juta tujuh ratus tiga

puluh satu ribu rupiah) telah dapat direalisasikan sebesar Rp

22.852.102.817.223,- (dua puluh dua trilyun delapan ratus lima

puluh dua milyar seratus dua juta delapan ratus tujuh belas juta

dua ratus dua puluh tiga rupiah) atau dalam prosentase realisasi

sebesar 94,11%.

B. SARAN

1. Penetapan indikator kinerja sebaiknya tetap menggunakan

indikator yang dapat diukur, sesuai tugas pokok dan fungsinya,

data di unit dapat dijangkau, serta memenuhi kaidah SMART.

2. Sinergi antara perencana, pelaksana, dan pemantau (monev)

sehingga terjadi keterpaduan dalam menjangkau akuntabilitas

kinerja, perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan.

Page 40: Desain Lakip Setjen

33

Keberhasilan Sekretariat Jenderal dalam pencapaian kinerja pada

tahun 2015 ini diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan

di tahun mendatang dapat dilaksanakan lebih efektif, efisien, dan akuntabel.

Segala kekurangan dan hal-hal lain yang menjadi hambatan dalam

pencapaian target yang sudah direncanakan dapat dicarikan solusi serta

diselesaikan dengan mengedepankan profesionalisme di lingkungan

Sekretariat Jenderal.

Page 41: Desain Lakip Setjen
Page 42: Desain Lakip Setjen

TARGET

2015

1 2 3 4 6 8 8 9 10 11

1 Jumlah Provinsi yang memiliki

rencana lima tahun dan

anggaran kesehatan terintegrasi

dari berbagai sumber

tersedianya anggaran untuk

pembangunan kesehatan yang

terintegrasi dari berbagai sumber

Provinsi yang memiliki rencana

lima tahun dan anggaran

kesehatan terintegrasi dari

berbagai sumber dana

9 100 100

2 Jumlah dokumen kebijakan

perencanaan, anggaran dan

evaluasi pembangunan

kesehatan yang berkualitas

Penyusunan dokumen kebijakan,

perencanaan dan penganggaran

Dokumen-dokumen

dikelompokkan berdasarkan

tugas dan fungsi unit kerja

25 100 100

3 Jumlah rekomendasi monitoring

dan evaluasi terpadu

penyusunan laporan serta

rekomendasi pelaksanaan

monitoring evaluasi terpadu.

Rekomendasi monitoring dan

evaluasi terpadu yang

dihasilkan

34 100 100

1 Persentase pemenuhan

kebutuhan SDM aparatur

kesehatan

Realisasi pengangkatan CPNS

dan PTT/P3K terhadap jumlah

formasi CPNS dan PTT/P3K per

tahun

90% 87 87

2 Persentase pejabat struktural di

lingkungan Kementerian

Kesehatan yang kompetensinya

sesuai persyaratan jabatan

Jumlah pejabat struktural

yang telah memenuhi standar

kompetensi jabatan terhadap

seluruh pejabat struktural

60% 73 73

3 Persentase pegawai Kementerian

Kesehatan dengan nilai kinerja

minimal baik

Jumlah CPNS dan PNS yang

mempunyai hasil penilaian SKP

dengan kriteria minimal baik

terhadap seluruh CPNS dan

PNS

80% 85 85

2 Persentase nilai aset tetap yang

telah mendapatkan Penetapan

Status Penggunaan (PSP) sesuai

ketentuan

Nilai aset tetap yang telah

mendapatkan PSP dibagi

dengan nilai aset tetap laporan

keuangan audited

30% 54 54

3 Persentase pengadaan

menggunakan e-procurement

Perbandingan jumlah Satker

Kantor Pusat dan Satker

Kantor Daerah yang

menggunakan LPSE dibagi

dengan jumlah seluruh Satker

Kantor Pusat dan Kantor

Daerah

65% 73 73

a) Meningkatnya pemenuhan

kebutuhan SDM aparatur,

b)Terwujudnya sistem

rekrutmen dan pengelolaan

administrasi kepegawaian

yang transparan, c)

Terwujudnya penyelesaian

administrasi kepegawaian

yang tepat waktu, d)

Meningkatnya produk

administrasi kepegawaian

yang dikelola melalui sistem

layanan kepegawaian;, e)

Meningkatnya jumlah pegawai

yang menerima reward , f)

Menurunnya jumlah pegawai

yang menerima punishment .

TOTAL

5

Persentase Satker yang

menyampaikan laporan

keuangan tepat waktu dan

berkualitas sesuai dengan SAP

untuk mempertahankan WTP.

Jumlah Satker Kantor Pusat

dan Kantor Daerah yang

menyampaikan laporan

keuangan dibagi dengan

jumlah seluruh Satker Kantor

100%

100.00

NO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGAN

3Biro Keuangan

dan BMN

Pembinaan Pengelolaan

Administrasi Keuangan dan

Barang Milik Negara

Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan dan

Barang Milik Negara (BMN)

Kementerian Kesehatan secara

efektif, efisien dan dilaporkan

sesuai ketentuan

1

1

Biro

Perencanaan dan

Anggaran

Perencanaan dan

Penganggaran Program

Pembangunan Kesehatan

Meningkatnya kualitas

perencanaan dan penganggaran

program pembangunan kesehatan

100

2Biro

Kepegawaian

Meningkatnya pelayanan

administrasi kepegawaian

245

RENCANA AKSI PROGRAM REALI SASIPERSENTA

SE

100

PERSENTASE HARMONISASI DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

178

Page 43: Desain Lakip Setjen

TARGET

2015

TOTALNO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGANRENCANA AKSI PROGRAM REALI SASIPERSENTA

SE

1 Jumlah produk hukum bidang

kesehatan yang diselesaikan :

1)mempersiapkan produk

hukum bidang kesehatan dengan

melakukan harmonisasi dengan

unit teknis KL terkait. 2)

Pendokumentasian RUU,

Perpres, Kemenkes, Permenkes

,3) Sosialisasi Perundang-

undangan

a. RUU/RPP/R.Perpres/

R.Keppres/R.Inpres

Membandingkan tren hasil

tahun-tahun sebelumnya

dengan prakiraan kebutuhan

tahun-tahun mendatang

15 13 87

b. Permenkes/Kepmenkes

bidang kesehatan.

Membandingkan tren hasil

tahun-tahun sebelumnya

dengan prakiraan kebutuhan

tahun-tahun mendatang

75 205 273

2 Jumlah penanganan

masalah/kasus dan perjanjian

kerjasama bidang kesehatan

Memberikan bantuan hukum

dan telaahan terhadap

permasalahan hukum di

lingkungan permenkes

a. Jumlah penanganan masalah

hukum terkait aset

Membandingkan tren hasil

tahun-tahun sebelumnya

dengan prakiraan kebutuhan

tahun-tahun mendatang

60 78 130

b. Jumlah penanganan kasus-

kasus hukum

Membandingkan tren hasil

tahun-tahun sebelumnya

dengan prakiraan kebutuhan

tahun-tahun mendatang

35 31 89

c. Jumlah perjanjian kerja sama

di bidang kesehatan

Membandingkan tren hasil

tahun-tahun sebelumnya

dengan prakiraan kebutuhan

tahun-tahun mendatang

30 72 240

3 Jumlah produk organisasi dan

tata kerja serta analisis jabatan

Membandingkan tren hasil

tahun-tahun sebelumnya

dengan prakiraan kebutuhan

tahun-tahun mendatang

12 11 92

4 Jumlah produk ketatalaksanaan,

penyelenggaraan urusan

pemerintahan bidang kesehatan,

akuntabilitas kinerja dan jabatan

fungsional

Membandingkan tren hasil

tahun-tahun sebelumnya

dengan prakiraan kebutuhan

tahun-tahun mendatang

15 26 173

Biro Hukum dan

Organisasi

Perumusan Peraturan

Perundang-undangan dan

Organisasi

Meningkatnya produk peraturan

perundang-undangan, pelayanan

hukum, organisasi dan tata

laksana

421

1) Melakukan kajian

kelembagaan organisasi dan tata

laksana, 2) Penyusunan

dokumen RB, 3)Penyusunan

juklak evaluasi sakip dan lakip,

4) penyusunan, peraturan

jabatan fungsional dan penataan

kelembagaan

4

Page 44: Desain Lakip Setjen

TARGET

2015

TOTALNO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGANRENCANA AKSI PROGRAM REALI SASIPERSENTA

SE

Meningkatnya kualitas

administrasi korespondensi,

pengaturan acara dan kegiatan

pimpinan dengan baik dan lancar

sesuai aturan

1 Persentase terselenggaranya

administrasi korespondensi,

pengaturan acara dan kegiatan

pimpinan dengan baik dan

lancar sesuai aturan

A = Jumlah korespondensi

yang diselesaikan dibagi

jumlah seluruh korespondensi

dikali seratus persen

B = Jumlah acara harian yang

terlaksana dengan baik dibagi

jumlah seluruh acara harian

dikali seratus persen.

Kumulatif A ditambah B dibagi

dua sama dengan target

91% 102 102

1 Persentase pelayanan dokumen

perjalanan dinas luar negeri

tepat waktu

a. Jumlah dokumen persiapan

keberangkatan pegawai

perjalanan dinas luar negeri

selesai maksimal 10 hari

setelah tanggal pengusulan

91% 77 77

b. Jumlah Satker Pusat yang

terbina kearsipannya dibagi

dengan jumlah seluruh Satker

dikali seratus persen

80% 106 106

c. Jumlah Satker UPT daerah

yang terbina kearsipan dan

tata naskah dinasnya dibagi

dengan jumlah seluruh Satker

dikali seratus persen

60% 67 112

Meningkatnya pengelolaan kantor

Kementerian Kesehatan

Persentase tersedianya sarana

dan prasarana kantor

SP-1 = Jumlah M2

pembangunan, renovasi,

rehabilitasi gedung kantor

dibagi jumlah realisasi M2

pembangunan, renovasi,

rehabilitasi gedung kantor

dikali seratus persen. SP-2 =

Jumlah pengadaan peralatan

kantor yang diadakan dibagi

jumlah realisasi pengadaan

peralatan kantor yang

diadakan dikali seratus persen.

SP-3 = Jumlah perawatan dan

pemeliharaan sarana

prasarana kantor dibagi jumlah

realisasi perawatan dan

pemeliharaan sarana

prasaranan kantor dikali

seratus persen.

IKK-2 = Keseluruhan SP dibagi

tiga

100% 97 97

Biro Umum

Pengelolaan Urusan Tata

Usaha, Keprotokolan, Rumah

Tangga, Keuangan, dan Gaji

421

Meningkatnya kualitas pelayanan

dokumen perjalanan dinas luar

negeri, tata naskah dinas dan

pengelolaan kearsipan di

lingkungan Kementerian

Kesehatan

2 Persentase pembinaan kearsipan

dan tata naskah dinas

1) Kualitas administrasi

korespondensi, pengaturan acara

dan kegiatan pimpinan dengan

baik dan lancer sesuai aturan, 2)

Kualitas pelayanan administrasi

dokumen perjalanan dinas luar

negeri, tata naskah dinas dan

pengelolaan kearsipan

dillingkungan Kementerian

Kesehatan, 3) Pengelolaan kantor

Kementerian Kesehatan, 4)

Pengelolaan pembayaran gaji

dan/atau insentif tenaga

kesehatan strategis tepat waktu,

5) Pengelolaan pembayaran gaji

dan tunjangan PNS dan CPNS

tenaga kesehatan tepat waktu ,

5) Layanan pengelolaan

ketatausahaan Biro Umum

5

Page 45: Desain Lakip Setjen

TARGET

2015

TOTALNO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGANRENCANA AKSI PROGRAM REALI SASIPERSENTA

SE

Meningkatnya kualitas

pengelolaan pembayaran gaji

dan/atau insentif tenaga

kesehatan strategis tepat sasaran

dalam rangka mendukung

capaian indikator program

pembangunan kesehatan 2015-

2019

Persentase pembayaran gaji

dan/atau insentif tenaga

kesehatan strategis tepat sasaran

Jumlah tenaga kesehatan

strategis tepat sasaran dibagi

jumlah seluruh pegawai di kali

100 persen

92% 107 107

1 Persentase Kabupaten/Kota yang

melaporkan data kesehatan

prioritas

Jumlah Kabupaten/Kota yang

mengirimkan laporan dibagi

dengan seluruh

Kabupaten/Kota yang ada

30% 206 206

1 Jumlah kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan

Jumlah kebijakan publik

berwawasan kesehatan

3 100 100

2 Persentase Kabupaten/Kota yang

memiliki kebijakan PHBS

(Jumlah Kabupaten/Kota yang

membuat kebijakan yang

mendukung PHBS minimal 1

kebijakan baru per tahun

dibagi jumlah kab dan kota) x

100%

40% 111 111

3 Persentase Desa yang

memanfaatkan dana Desa 10%

untuk UKBM

(Jumlah Desa yang

memanfaatkan dana desa

minimal 10 persen untuk

Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) dibagi total jumlah

desa) x 100%

10% 9 90

4 Jumlah dunia usaha yang

memanfaatkan CSR-nya untuk

program kesehatan

Jumlah dunia usaha yang

melakukan kerja sama (MOU)

dengan Kementerian

Kesehatan dalam mendukung

program kesehatan

4 100 100

5 Jumlah organisasi

kemasyarakatan yang

memanfaatkan sumber dayanya

untuk mendukung kesehatan

Jumlah organisasi

kemasyarakatan yang

melakukan kerja sama (MOU)

dengan Kementerian

Kesehatan dalam mendukung

program kesehatan

3 100 100

2 Persentase tersedianya jaringan

komunikasi data yang

diperuntukkan untuk

pelaksanaan e-kesehatan

Biro Umum 421

1) Kualitas administrasi

korespondensi, pengaturan acara

dan kegiatan pimpinan dengan

baik dan lancer sesuai aturan, 2)

Kualitas pelayanan administrasi

dokumen perjalanan dinas luar

negeri, tata naskah dinas dan

pengelolaan kearsipan

dillingkungan Kementerian

Kesehatan, 3) Pengelolaan kantor

Kementerian Kesehatan, 4)

Pengelolaan pembayaran gaji

dan/atau insentif tenaga

kesehatan strategis tepat waktu,

5) Pengelolaan pembayaran gaji

dan tunjangan PNS dan CPNS

tenaga kesehatan tepat waktu ,

5) Layanan pengelolaan

ketatausahaan Biro Umum

Promkes

Pemberdayaan Masyarakat

dan Promosi Kesehatan

Meningkatnya pelaksanaan

pemberdayaan dan promosi

kesehatan kepada masyarakat

6 PUSDATIN

Pengelolaan Data dan

Informasi Kesehatan

Meningkatnya pengelolaan data

dan informasi kesehatan

Jumlah Kabupaten/Kota yang

tersedia koneksi dibagi dengan

seluruh Kabupaten/Kota yang

ada

10% 105 105

7

259

421

5

Page 46: Desain Lakip Setjen

TARGET

2015

TOTALNO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGANRENCANA AKSI PROGRAM REALI SASIPERSENTA

SE

1 Jumlah Kabupaten/Kota yang

mendapatkan dukungan untuk

mampu melaksanakan upaya

pengurangan risiko krisis

kesehatan di wilayahnya

ada 8 kegiatan: 1) Penilaian

kapasitas kab/kota dlm

penerapan manajemen

penaggulangan krisis

kesehatan,2) peningkt. Kapasitas

petugas dalam penyusunan peta

respon, 3) peningk. Dalam

penyusunan rencana

kontijensi,4)Penigk. kapasitas rs

menghadapi bencana,5) Peningk.

kapasitas petugas dlm

pengelolaan dalam sistem

infomasi penggulangan krisis

kesehatan,6) Peningk. kapasitas

pengkajian kebutuhan sumber

daya kesehatan pasca bencana,7)

table top exercise penerapan

manajemen penanggulangan

krisis kesehatan, 8) simulasi

penanggulangan krisis

kesehatan.

Menghitung jumlah

Kabupaten/Kota yang telah

didampingi dalam

melaksanakan upaya

pengurangan risiko krisis

kesehatan di wilayahnya

34 34 100

2 Jumlah Provinsi yang

mendapatkan advokasi dan

sosialisasi untuk mendukung

pelaksanaan upaya pengurangan

risiko krisis kesehatan di

wilayahnya

* Prov. Kaltara tdk melaksanakan

keg. Tdk menggunakan dana

dekon. RAK : 1) TOT

pedampingan penyusunan

perencana kontinjensi,2) TOT

penyusunan peta respon

Menghitung jumlah Provinsi

yang telah mendapatkan

advokasi dan sosialisasi untuk

mendukung upaya

pengurangan risiko krisis

kesehatan di wilayahnya

7 6 85

1 Jumlah publikasi kesehatan

yang disebarluaskan kepada

masyarakat

berupa media elektronik,

adventorial, situs sehat negeriku,

media briefing dan jumpa pers,

press tour, majalah mediakom,

media sosial, buku kinerja, dan

direktori pejabat kemkes,

hubungan antar lembaga.

Menjumlahkan total publikasi

yang disebarkan ke

masyarakat oleh Pusat

Komunikasi Publik melalui

media cetak dan elektronik,

rilis, media sosial (facebook,

twitter, youtube, website,

penerbitan dan media tatap

muka (sosialisasi/pertemuan)

7.499 11,374 152

2 Persentase pelayanan

permohonan informasi dan

pengaduan yang telah

diselesaikan

Halo Kemkes, pojok info, unit

layanan terpadu, SMS dan

LAPOR.

Perbandingan antara jumlah

pelayanan informasi dan

pengaduan masyarakat yang

diselesaikan dibagi jumlah total

permohonan informasi dan

pengaduan melalui aplikasi

SIAP (Halo Kemkes, email ,

pojok info, PPID, LAPOR, surat

masuk dan sms)

90% 95% 106

8 PP Krisis

Penanggulangan Krisis

Kesehatan

Meningkatnya upaya

pengurangan risiko krisis

kesehatan

142.5

9 Puskomlik

Pengelolaan Komunikasi

Publik

Meningkatnya pengelolaan

komunikasi publik

205

Page 47: Desain Lakip Setjen

TARGET

2015

TOTALNO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGANRENCANA AKSI PROGRAM REALI SASIPERSENTA

SE

10 Intelegensia

Peningkatan Inteligensia

Kesehatan

Meningkatnya kesehatan

inteligensia secara optimal dalam

rangka mempersiapkan SDM yang

berkualitas

Jumlah instrumen peningkatan

dan penanggulangan masalah

kesehatan inteligensia sesuai

tahapan siklus hidup untuk

mendukung pembangunan

pendidikan kewarganegaraan

dalam mempersiapkan SDM yang

berkualitas

Sesuai dengan siklus hidup

yang terdiri dari 7 tahapan,

yaitu: 1. tahap

janin/ibu hamil;

2. tahap bayi;

3. tahap balita;

4. tahap anak-anak;

5. tahap remaja;

6. tahap dewasa;

7. tahap lansia

7 100 100

100

11 Pusat Kes. Haji

Peningkatan Kesehatan

Jemaah Haji

Meningkatnya kesiagaan

pelayanan kesehatan di Arab

Saudi yang tepat guna dan sesuai

kebutuhan

Presentase hasil pemeriksaan

kesehatan jemaah haji (3 bulan

sebelum operasional)

Jumlah hasil pemeriksaan

kesehatan jemaah haji yang di

entry dalam SISKOHATKES

pada tiga bulan sebelum

operasional dibagi dengan

jumlah kuota jemaah haji pada

tahun berjalan dikalikan 100%

60% 84 84

84

12 PKLN

Peningkatan Kerja sama

Luar Negeri

Meningkatnya peran dan posisi

Indonesia dalam kerja sama luar

negeri bidang kesehatan

Jumlah kesepakatan kerja sama

luar negeri di bidang kesehatan

Jumlah dokumen kesepakatan

international yang telah

ditandatangani termasuk

kesepakatan dalam

persidangan internasional yang

bersifat kepemerintahan dan

telah diimplementasikan oleh

Kementerian Kesehatan untuk

mendukung pencapaian

sasaran strategis

pembangunan kesehatan yang

diukur dengan pelaporan

monitoring dan evaluasi secara

berkala dan komprehensif

dalam satu tahun

8 100 100

100

Page 48: Desain Lakip Setjen

TARGET

2015

TOTALNO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR CARA PERHITUNGANRENCANA AKSI PROGRAM REALI SASIPERSENTA

SE

1 Jumlah penanganan kasus

pelanggaran disiplin Dokter dan

Dokter Gigi yang terselesaikan

Jumlah rata-rata pengaduan

dalam kurun waktu 3 tahun

terakhir sebanyak 30 sampai

dengan 40 pengaduan. Dan

yang ditindaklanjuti sebagai

pelanggaran disiplin

Dokter/Dokter Gigi

37 83 83

2 Jumlah Surat Tanda Registrasi

(STR) Dokter dan Dokter Gigi

yang teregistrasi dan

terselesaikan tepat waktu

Jumlah perkiraan Dokter dan

Dokter Gigi lulusan baru,

ditambah registrasi ulang,

ditambah WNI lulusan luar

negeri, WNA lulusan dalam

negeri serta Dokter dan Dokter

Gigi lulusan dalam negeri yang

ingin bekerja ataupun belajar

diluar negeri

20,000 83 83

2 Jumlah dokumen hasil Health

Technology Assessment (HTA)

yang disampaikan kepada

Menteri Kesehatan

Dokumen dikelompokkan

menurut kajian/analisis HTA

yang dihasilkan

2 10 500

3 Jumlah dokumen kebijakan

realisasi iuran peserta Penerima

Bantuan Iuran (PBI) JKN/KIS

Dokumen dikelompokkan

sesuai kebijakan untuk

pembiayaan PBI JKN/KIS

2 2 100

3,434.50

245.32

13 KKI

Pengelolaan Konsil

Kedokteran Indonesia

Meningkatnya pelayanan

registrasi dan penyelenggaraan

standarisasi pendidikan profesi,

pembinaan serta penanganan

kasus pelanggaran disiplin Dokter

dan Dokter Gigi

125.00

14 PPJK

Pengembangan Pembiayaan

Kesehatan dan Jaminan

Kesehatan Nasional

(JKN)/Kartu Indonesia Sehat

(KIS)

Dihasilkannya bahan kebijakan

teknis pengembangan pembiayaan

kesehatan dan Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu

Indonesia Sehat (KIS)

1 Jumlah dokumen hasil

studi/monitoring dan evaluasi

pelaksanaan JKN/KIS

10 100

633

JUMLAH

Persentase

Dokumen dikelompokkan

berdasarkan

studi/kajian/monitoring dan

10