76
DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN BOOST CONVERTER YANG TERHUBUNG KE GRID SATU FASA TESIS PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Teknik Oleh FREDIAWAN YUNIAR NIM 136060300111025 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING

MENGGUNAKAN BOOST CONVERTER YANG TERHUBUNG KE

GRID SATU FASA

TESIS

PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Magister Teknik

Oleh

FREDIAWAN YUNIAR

NIM 136060300111025

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

Page 2: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

ii

TESIS

DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN BOOST CONVERTER YANG TERHUBUNG KE GRID SATU FASA

FREDIAWAN YUNIAR NIM. 136060300111025

telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 8 Mei 2017

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik

KOMISI PEMBIMBING

Ketua,

Dr. Rini Nur Hasanah,S.T.,M.Sc.

NIP.196801221995122001

Anggota,

Dr-Ing.Onny Setyawati.ST.,MT.,M.Sc.

NIP. 197404172000032007

Malang, 8 Mei 2017

Universitas Brawijaya Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro

Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro

Dr.Eng. Panca Mudjirahardjo,ST.,MT NIP. 197003292000121001

Page 3: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

iii

JUDUL TESIS :

DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN

BOOST CONVERTER YANG TERHUBUNG KE GRID SATU FASA

Nama Mahasiswa : Frediawan Yuniar

NIM : 136060300111025

ProgramStudi : Program Magister Teknik Elektro

Minat : Sistem Kontrol dan Elektronika

KOMISI PEMBIMBING :

Ketua : Dr. Rini Nur Hasanah,S.T.,M.Sc

Anggota : Dr-Ing. Onny Setyawati, ST., MT., M.Sc.

TIM DOSEN PENGUJI :

Dosen Penguji1 : Dr. Ir. Erni Yudaningtyas, M.T.

Dosen Penguji2 : Dr. Ir. Bambang Siswojo, MT.

Tanggal Ujian : 8 Mei 2017

SK Penguji : 538 Tahun 2017

Page 4: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di

dalam Naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk

memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam Naskah Tesis ini dapat dibuktikan unsur-unsur jiplakan, saya

bersedia Tesis (MAGISTER) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal

70)

Malang, Mei 2017

Frediawan Yuniar

NIM.136060300111025

Page 5: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

vi

RIWAYAT HIDUP

Frediawan Yuniar, Tanah Grogot, 07 Februari 1989, anak dari

Ayah Yuniar dan Ibu Pristinawati, SD di SDN 015 Kota Tanah

Grogot, SMP di SMPN 5 kota Tanah Grogot, SMA di SMAN 1

kota Tanah Grogot dan lulus tahun 2008. Studi S1 Teknik

Elektro Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2008-

2013. Pengalaman kerja sebagai Teknisi ahli jaringan

connecthotspot 2019-sekarang. Melanjutkan studi program

Magister (S2) di Program Magister Teknik Elektro Jurusan Elektro Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya pada tahun 2013-2016.

Page 6: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat ALLAH Subhanahuwata’ala atas terselesaikannya tesis ini

segenap usaha dan do’a tidak akan membuahkan hasil tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah S.W.T yang telah memberi saya kekuatan dan kesabaran dalam menyelesaikan

tesis ini.

2. Ibu Dr. Rini Nur Hasanah,S.T.,M.Sc dan Ibu Dr-Ing. Onny Setyawati, ST., MT.,

M.Sc., selaku ketua komisi pembimbing dan anggota komisi pembimbing, yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan motivasi yang

membangun kepada penulis hingga tesis ini terselesaikan dengan baik.

3. Dr.Eng. Panca Mudjirahardjo,ST.,MT Ketua Program Magister Teknik Elektro dan

Tim Penguji memberi kemudahan dan kelancaran melaksanakan perkuliahan S2

Magister.

4. M. Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro yang

memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Dr. Ir. Erni Yudaningtyas, M.T. dan Dr. Ir. Bambang Siswojo., MT. sebagai Tim

Penguji, terimakasih atas saran dan masukan atas tesis ini.

6. Para dosen pengajar dan karyawan Program Magister Teknik Elektro Universitas

Brawijaya.

7. Teman teman dari SKE dan STL angkatan 2013 yang telah banyak membantu.

8. Ibu dan Ayah tercinta, atas doa dan kasih sayangnya yang tulus serta motivasi yang

tiada hentinya sehingga dapat mengantarkan penulis untuk menyelesaikan

perkuliahannya.

9. Ayu Purnama Sari dan Ilham Pakaya., yang selalu memberi semangat dan dukungan

serta doa dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Segenap teman-teman dekat penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu. Terima kasih banyak atas perhatian kalian, karena telah ikut memberikan

semangat serta menemani penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.

Semoga Allah S.W.T selalu memberikan perlindungan, rahmat dan nikmat-Nya bagi kita semua. Amin.

Page 7: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

viii

RINGKASAN

Frediawan Yuniar, Program Magister Sistem Kendali dan Elektronika, Fakultas Teknik,

Universitas Brawijaya, Mei 2017, Desain Maksimum Power Point Tracking Menggunakan

Boost Converter Yang Terhubung ke Grid satu Fasa. Pembimbing 1 : Dr.Rini Nur

Hasanah,S.T.,M.Sc. Pembimbing 2 : Dr-Ing. Onny Setyawati. ST., MT., M.Sc.,

Perkembangan Photovoltaic saat ini sangat pesat dan memiliki tantangan sendiri sebagai

sumber energi baru yang sinkron dengan sumber PLN sehingga dapat menyuplai ke jaringan

listrik atau grid. Secara umum photovoltaic memiliki permasalahan yaitu daya yang

dihasilkan kurang maksimal, untuk itu digunakan teknik Maximum Power Point Tracking

(MPPT) untuk memaksimalkan kerja photovoltaic.

MPPT merupakan teknik pelacak daya maksimal pada photovoltaic. MPPT terbagi dua yaitu

MPPT Mekanik dan MPPT elektrik. Teknik melacak daya menggunakan MPPT mekanik

yaitu dengan cara mengikuti perubahan arah matahari dan pada MPPT elektrik cara melacak

daya maksimum menggunakan konverter daya. Pada penelitian ini dipilih menggunakan

MPPT elektrik dan konverter yang digunakan tipe boost yang dapat diatur ouputnya

menggunakan pulse width modulation (PWM). Tegangan ouput yang dihasilkan MPPT

berupa tegangan DC yang kemudian diubah menjadi AC menggunakan inverter dan

disalurkan ke grid dengan teknik phase locked loop (PLL) untuk penyamaan sudut fasanya.

Pada penelitian ini digunakan perturb and observe (P&O) sebagai pengendali PWM guna

menemukan daya maksimum pada photovoltaic. Secara umum masalah yang sering terjadi

ketika menggunakan pengendali P&O adalah terjadinya osilasi di sekitar titik daya

maksimum, sehingga untuk mengatasi masalah ini dilakukan modifikasi pada pengendalian

tersebut dengan menambahkan pengukuran variabel arus.

Dari hasil simulasi yang telah dilakukan MPPT mampu memaksimalkan kerja photovoltaic

hingga 98% dan pada saat pengiriman memiliki kehilangan daya rata-rata 2%. Hal ini masih

dapat ditoleransi karena masih berada dititik daya maksimum.

Kata Kunci—Boost Converter, grid, inverter, Perturb and observe, Photovoltaic,

Page 8: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

ix

SUMMARY

Frediawan Yuniar, Magister Program of Control System and Electronics, Faculty of

Engineering, Universitas Brawijaya, May 2017, Maximum Design of Power Point Tracking

by Using Boost Converter Connected to One Grid Phase. Supervisor 1 : Dr.Rini Nur

Hasanah,S.T.,M.Sc. Supervisor 2 : Dr-Ing. Onny Setyawati. ST., MT., M.Sc.,

This day, the development of Photovoltaic is facing the challenge as the new

synchronous source that is used by State Electricity Company (PLN) to supply the

electricity or grid. Generally, photovoltaic has a problem of generated power is not maximal.

Thus, MPPT technique is used as an effort to maximize photovoltaic work.

Maximum Power Point Tracking (MPPT) is maximum power tracker technique of

photovoltaic. MPPT is divided into two types; Mechanic MPPT and Electric MPPT.

Mechanic MPPT tracks the maximum power by following the changeof sun movement while

Electric MPPT tracks the maximum power by power converter. This research was chosen

using an electric MPPT technique and boost converter that can be adjusted by pulse width

modulation (PWM). The ouput voltage generated by MPPT is a DC voltage which is then

converted to AC using an inverter and supplied to the grid by a phase locked loop (PLL) for

the phase angle equation.

This study used Perturb and Observe (P&O) as PWM control to find the maximum

power of photovoltaic. Generally, the frequent problem in using P&O control is the

oscilation in the area of maximum power point. To overcome this problem, Modification to

the control by adding a current variable measurement.

The simulation result shows MPPT is to maximize the performance of photovoltaic

up to 98 % The simulation results that have been done MPPT able to maximize photovoltaic

work up to 98% and at the time of delivery have the average power loss of 2%. This can still

be tolerated because it is still at maximum power point.

Keywords—Boost Converter, grid, inverter, Perturb and Observe, Photovoltaic

Page 9: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

xiii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 5. 1 Data perubahan iradiasi pada panel photovoltaic. ......................................... 48

Tabel 5. 2 Data perubahan beban pada panel photovoltaic dengan iradiasi 1000 W/m2 dan

temperatur 25oC. ............................................................................................................. 49

Tabel 5. 3 Hasil rata-rata Perbandingan pengukuran P&O konvensional dan P&O

modifikasi ....................................................................................................................... 54

Tabel 5. 4 Nilai maksimum perbandingan pengukuran P&O konvensional dan P&O

modifikasi pada boost converter. .................................................................................... 55

Tabel 5. 5 Perbandingan daya MPPT terhubung ke grid ............................................... 59

Tabel 5. 6 Daya yang dihasilkan terhadap perubahan iradiasi ....................................... 61

Page 10: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2. 1 Grafik I-V Curve ........................................................................................... 11

Gambar 2. 2 Rangkaian Ekivalen photovoltaic ............................................................... 12

Gambar 2. 3 Grafik titik mpp .......................................................................................... 14

Gambar 2. 4 Redraw Perturb and observe Algorithm flowchart ..................................... 15

Gambar 2. 5 Rangkaian Boost converter ........................................................................ 17

Gambar 2. 6 Prinsip kerja boost converter ...................................................................... 17

Gambar 2. 7 Arus dan tegangan induktor continuous conduction mode ........................ 18

Gambar 2. 8 Perinsip dasar Inverter ................................................................................ 18

Gambar 2. 9 SPWM pada aplikasi inverter satu fasa ..................................................... 20

Gambar 2. 10 Vout inverter menggunakan Teknik SPWM ........................................... 21

Gambar 2. 11 The Basic PLL .......................................................................................... 21

Gambar 2. 12 Rangkaian dasar PLL ............................................................................... 22

Gambar 2. 13 Diagram blok sistem kontrol sederhana ................................................... 23

Gambar 2. 14 Diagram Kontroler Proportional .............................................................. 24

Gambar 2. 15 Proportional band dari kontroler proporsional ......................................... 25

Gambar 2. 16 Kurva sinyal e(t) terhadap t dan kurva u(t) terhadap t ............................ 26

Gambar 2. 17 Diagram kontroler PI ................................................................................ 26

Gambar 3. 1 Blok kerangka konsep simulasi sistem yang akan dibuat. ......................... 28

Gambar 3. 2 Tracking daya Pv dengan Perturb and Observe ......................................... 29

Gambar 4. 1 Blok diagram sistem MPPT dan terhubung ke Grid .................................. 31

Gambar 4. 2 Rangkaian Ekivalen photovoltaic ............................................................... 32

Gambar 4. 3 Model simulasi Photovoltaic tipe 1soltech 1STH-250-WH ....................... 32

Gambar 4. 4 Photovoltaic Tipe 1soltech 1STH-250-WH (Hasil simulasi single module)

Arus (atas) Tegangan (bawah) ........................................................................................ 33

Gambar 4. 5 Rangkaian Boost converter ........................................................................ 33

Gambar 4. 6 Prinsip kerja Boost converter ..................................................................... 34

Gambar 4. 7 Flowchart Program alghoritma Perturb and Observe modified ................. 36

Gambar 4. 8 Teknik MPPT P&O .................................................................................... 37

Gambar 4. 9 P&O konvensional analisis ........................................................................ 38

Gambar 4. 10 Perturb and Observe modifikasi ............................................................... 39

Page 11: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

xv

Gambar 4. 11 Model inverter 1 fasa ............................................................................... 40

Gambar 4. 12 Model SPWM .......................................................................................... 40

Gambar 4. 13 Model Phase locked loop ......................................................................... 41

Gambar 4. 14 Model sumber AC.................................................................................... 42

Gambar 4. 15 Sistem photovoltaic terhubung ke grid .................................................... 42

Gambar 4. 16 (a)Voltage control (b) Current control ..................................................... 43

Gambar 4. 17 Inverter Terhubung Jaringan.................................................................... 43

Gambar 4. 18 Gelombang daya aktif dengan beban impedansi ..................................... 45

Gambar 5. 1 Photovoltaic Tipe 1soltech 1STH-250-WH, simulasi 8 series module untuk

Arus (atas) dan Daya (bawah) ......................................................................................... 47

Gambar 5. 2 Pengujian photovoltaic (8 series module) dengan perbedaan iradiasi, Arus

(atas) dan Tegangan (bawah) ........................................................................................... 48

Gambar 5. 3 Set-up pengujian photovoltaic tanpa MPPT ............................................... 49

Gambar 5. 4 Pengujian photovoltaic terhubung MPPT (P&O Konvensional)................ 50

Gambar 5. 5 photovoltaic menggunakan MPPT (P&O konvensional) ........................... 50

Gambar 5. 6 Tegangan (atas) dan arus (bawah) photovoltaic menggunakan MPPT (P&O

konvensional) .................................................................................................................. 51

Gambar 5. 7 Daya (atas), Tegangan (tengah) dan Arus (bawah) keluaran boost converter

(P&O konvensional) ........................................................................................................ 52

Gambar 5. 8 Set-up MPPT dengan kontroler P&O modifikasi ....................................... 52

Gambar 5. 9 Daya maksimum photovoltaic menggunakan MPPT (P&O modifikasi) ... 53

Gambar 5. 10 Tegangan (atas) dan arus (bawah) photovoltaic menggunakan MPPT (P&O

Modifikasi) ...................................................................................................................... 53

Gambar 5. 11 Daya keluaran boost converter (P&O modifikasi) Daya (atas), Arus (tengah)

danTegangan (bawah)...................................................................................................... 54

Gambar 5. 12 Desain Beban ............................................................................................ 55

Gambar 5. 13 Pengujian tanpa MPPT (atas) dan menggunakan MPPT (bawah) terhadap

perubahan beban .............................................................................................................. 56

Gambar 5. 14 Perubahan daya saat terjadinya perubahan iradiasi, (A) P&O konvensional

dan (B) P&O modifikasi ................................................................................................. 57

Gambar 5. 15 Hasil perbandingan dua kontroler terhadap titik daya maksimum (A) dan

perubahan iradiasi (B) ..................................................................................................... 57

Gambar 5. 16 Perbandingan hasil daya MPPT P&O konvensional dan P&O modifikasi .. 58

Page 12: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

xvi

Gambar 5. 17 Daya output sistem photovoltaic terhubung ke MPPT dan grid ................ 59

Gambar 5. 18 MPPT grid terhadap perubahan iradiasi ....................................................... 60

Gambar 5. 19 Tegangan inverter dan grid ........................................................................... 60

Gambar 5. 20 Arus inverter ................................................................................................. 61

Page 13: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

xi

DAFTAR ISI PENGANTAR ........................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. v

RINGKASAN ...................................................................................................................... vii

SUMMARY ....................................................................................................................... viii

BAB I ..................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

1.3 Batasan masalah ...................................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5

BAB II ................................................................................................................................... 7

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 7

2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................................... 7

2.2 Sistem photovoltaic ................................................................................................. 9

2.2.1 Komponen Dalam Sistem Photovoltaic ......................................................... 10

2.2.2 Energi yang dihasilkan sistem photovoltaic .................................................. 11

2.2.3 Model sistem photovoltaic............................................................................. 12

2.2.4 Daya dan Efisiensi sistem photovoltaic ......................................................... 12

2.3 Maximum Power Point Tracking (MPPT) ............................................................ 13

2.3.1 Perturb And Observe Method ........................................................................ 15

2.3.2 DC-DC Converter .......................................................................................... 16

2.3.2.1 Boost converter ...................................................................................... 16

2.3.3 Inverter........................................................................................................... 18

2.3.3.1 Full-Bridge Converter Theory ................................................................ 19

2.3.3.2 Jenis inverter berdasarkan gelombang yang dihasilkan ......................... 19

2.3.3.3 Sinusoidal pulse width modulation (SPWM) ......................................... 20

2.4 Phase Locked Loop (PLL) .................................................................................... 21

2.5 Kontroler Proportional, Integral ........................................................................... 22

Page 14: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

xii

BAB III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN .............................................................. 27

3.1 Deskripsi Masalah ................................................................................................ 27

3.2 Hipotesis ............................................................................................................... 29

BAB IV ............................................................................................................................... 31

METODE PENELITIAN .................................................................................................... 31

4.1 Jenis dan cara memperoleh data ........................................................................... 31

4.2 Model sistem photovoltaic .................................................................................... 32

4.3 Pemodelan Boost converter .................................................................................. 33

4.3.1 Spesifikasi model Boost converter ................................................................ 34

4.4 Perturb and Observe ............................................................................................. 35

4.5 Inverter dan SPWM .............................................................................................. 39

4.6 Phase Locked Loop .............................................................................................. 41

4.7 Grid ....................................................................................................................... 41

4.8 Photovoltaic Terhubung ke Grid .......................................................................... 42

BAB V ................................................................................................................................. 47

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 47

5.1 Hasil Photovoltaic................................................................................................. 47

5.2 Pengujian Photovoltaic tanpa MPPT .................................................................... 49

5.3 Pengujian photovoltaic menggunakan MPPT (P&O konvensional) .................... 50

5.4 Pengujian photovoltaic menggunakan MPPT (P&O Modifikasi) ........................ 52

5.5 Pengujian photovoltaic terhadap perubahan beban menggunakan MPPT dan tanpa MPPT 55

5.6 Pengujian sistem MPPT Terhadap perubahan iradiasi ......................................... 56

5.7 Pengujian sistem MPPT terhubung ke grid .......................................................... 58

5.7.1 Pengujian sistem MPPT terhubung ke grid dengan perubahan iradiasi ........ 59

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 63

6.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 63

6.2 Saran ..................................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 65

LAMPIRAN 1 ..................................................................................................................... 67

LAMPIRAN 2 ..................................................................................................................... 85

Page 15: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem photovoltaic adalah sumber energi listrik yang berasal dari cahaya matahari

dan dapat langsung digunakan oleh peralatan listrik, bahkan dapat disambungkan ke dalam

jaringan listrik publik. Umumnya pembangkit listrik photovoltaic masih tergolong mahal,

namun dalam penggunaannya sistem photovoltaic adalah solusi yang paling ekonomis untuk

menyediakan layanan daya yang diperlukan. Berkembangnya teknologi photovoltaic saat

ini mempengaruhi ilmuan untuk melakukan penerapan photovoltaic pada sistem grid-

connected dan pembangkit listrik photovoltaic merupakan penghasil energi listrik yang

ramah lingkungan (Libo dkk, 2005).

Permasalahan utama penyediaan sumber energi listrik lain, selain jaringan pelayanan

listrik, yang dapat memberikan sistem suplai daya yang sama handalnya menjadi tantangan

tersendiri bagi perkembangan sumber energi terbarukan, khususnya photovoltaic.

Pembangkit Photovoltaic dituntut untuk dapat menjadi sumber energi alternatif yang dapat

memberikan suplai daya yang lebih murah, sederhana (plug and play) dan handal, terutama

pada perumahan. Pada perumahan biasanya digunakan sistem satu fasa dan sumber yang

digunakan langsung dari PLN. Permasalahan inilah yang menjadi dasar bagi munculnya

ide untuk mendesain sumber energi lain, yaitu photovoltaic yang dapat melakukan suplai

daya yang sinkron dengan suplai daya jaringan listrik atau grid.

Perlu diketahui bahwa negara Indonesia sebagai negara tropis yang berada di

sepanjang khatulistiwa dikaruniai sumber daya energi matahari yang besar sepanjang tahun.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPPT dan BMG diketahui bahwa intensitas radiasi

matahari di Indonesia berkisar antara 2,5 hingga 5,7 kWh/m2. Beberapa wilayah Indonesia,

seperti: Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Papua, Bali, NTB, dan NTT mempunyai

intensitas radiasi diatas 5 kWh/m2. Daerah Jawa Barat, khusunya di Bogor dan Bandung

mempunyai intensitas radiasi sekitar 2 kWh/m2 dan untuk wilayah Indonesia lainnya

besarnya rata-rata intensitas radiasi adalah sekitar 4 kWh/m2 (Nurrohim, 2012) sehingga

Indonesia mempunyai sumber energi matahari yang berlimpah.

Page 16: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

2

Energi matahari dikonversi menjadi energi listrik dengan efisiensi hanya sebesar

18%. Angka tersebut semakin berkurang pada saat energi tersebut digunakan ke peralatan

listrik, karena pengaruh efisiensi pengatur tegangan, baterai, kabel dan inverter menjadi

sekitar 10 -15% (Enslin, 1990).

Untuk dapat melakukan suplai daya terhadap perumahan satu fasa maka perlu

terlebih dahulu dilakukan optimalisasi energi surya dari photovoltaic yang ditransfer

kedalam jaringan (grid). Setelah dilakukan optimalisasi, barulah dibentuk metode operasi

grid-connected, agar suplai daya tidak hanya diperoleh dari sumber tunggal jaringan listrik

namun juga dapat menggunakan energi dari photovoltaic.

Penggunaan boost converter pada sistem Maximum power point tracking (MPPT),

merupakan komponen penting dalam elektronika daya yang berfungsi untuk

mengkonversikan daya listrik. Converter ini memiliki keunggulan antara lain polaritas

masukan-keluaran yang sama, riak tegangan keluaran yang sangat rendah, regulasi yang baik

dan respon yang cepat.

Selama ini telah banyak metode-metode grid-connected yang telah dibahas dalam

berbagai karya tulis ilmiah dan jurnal-jurnal dalam sekala nasional maupun internasional.

Beberapa diantaranya menggunakan berbagai cara pendekatan dalam metode grid

connected, antara lain dari single stage grid-connected inverter (Libo dkk, 2005) grid-

connected untuk tiga fasa (Wu & Tao, 2009), dan photovoltaic grid-connected yang

terhubung terlebih dahulu dengan baterai (Hossain dkk, 2011).

Untuk memaksimalkan kerja pada photovoltaic dapat diperoleh dengan metode

dinamis atau statis. Pada metode dinamis maximum power point (MPP) dapat dicapai

dengan cara mengikuti perpindahan arah matahari, tetapi dengan pendekatan seperti ini

mungkin tidak sesuai untuk konversi energi pada sekala kecil hingga menengah, karena

biaya dan energi yang dikonsumsi terbilang cukup tinggi. Untuk menyelesaikan masalah

tersebut pada energi skala kecil dapat digunakan metode statis. Metode ini tidak mengikuti

perubahan arah matahari tetapi dengan cara melacak daya maximum menggunakan

converter daya dan frekuensi tinggi secara kontinu, sehingga ditemukan titik operasi

maximum power point (MPP)(Afghoul dkk, 2013).

Maximum power point tracking (MPPT) adalah suatu metode untuk mencari point

(titik) maximum dari kurva karakteristik daya dan tegangan input (P-V) pada photovoltaic.

Sistem MPPT dengan bantuan converter DC-DC digunakan untuk mengatur besarnya

tegangan keluaran pada photovoltaic, agar dapat memaksa photovoltaic memperoleh daya

maksimum pada berbagai tingkat intensitas cahaya. Persyaratan umum MPPT adalah

Page 17: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

3

sederhana, biaya rendah, pelacakan cepat ketika perubahan kondisi dan daya output fluktasi

kecil(Lin dkk, 2011).

Pada sistem photovoltaic rata-rata peningkatan daya yang dihantarkan MPPT adalah

sebesar 16-43% dibanding tidak menggunakan MPPT, dan peningkatan daya terbesar terjadi

pada saat kondisi lingkungan berubah secara cepat (Enslin, 1990). Hal ini dikarenakan titik

kerja optimum photovoltaic berubah seiring perubahan kondisi lingkungan.

Beberapa penelitian juga telah membahas tentang penggunaan sistem MPPT untuk

meningkatkan kualitas photovoltaic yang diuraikan pada paragraf ini. Study pendekatan

MPPT pada photovoltaic sistem berdasarkan fuzzy control sebagai pelacak daya maximum

photovoltaic, memiliki kemampuan pelacakan daya yang baik terhadap kondisi luar yang

berubah-ubah (Sun dkk, 2013). Sistem MPPT juga yang menggunakan fuzzy-PI control

menunjukkan bahwa metode MPPT yang menggunakan fuzzy-PI lebih baik dalam hal

kecepatan pelacakan MPP dan error steady state (Lee dkk, 2013). Penggunaan boost

converter pada sistem MPPT menggunakan fuzzy control yang di tuning oleh jaringan saraf

tiruan, kemudian dibandingkan dengan fuzzy control biasa, hasil menunjukan fuzzy control

yang di tuning mampu mencapai titik maximum serta merespon dengan cepat terhadap

perubahan kondisi lingkungan (Huang & Li, 2011).

Banyak algoritma yang diterapkan pada MPPT seperti fuzzylogic, PI (Propotional

integral), Neural Network dan lain-lain. Untuk penggunaan kontrol fuzzylogic pada sistem

MPPT memiliki kemampuan yang baik karena dapat menangani sistem nonlinear, tetapi

memiliki kelemahan yang dihasilkan kumulatif karena kesalahan kalkulus integral yang

secara terus menerus. Pada kontrol PI (propotional integral) yang diterapkan memiliki

hubungan kontrol dan respon yang sangat jelas, tetapi memiliki kelemahan jika kondisi

operasi mengalami perubahan (Lee dkk, 2013).

Perturb and observe adalah metode kontrol classic yang sejauh ini diaplikasikan

pada sistem MPPT, dengan cara mengukur tegangan dan arus keluaran photovoltaic.

Perubahan tegangan digunakan untuk melakukan pengukuran sehingga akan selalu

menghitung jika terjadi perubahan daya yang diukur. Kelebihan metode perturb and observe

mampu melacak daya maximum power point (MPP) dengan cepat karena selalu menghitung

jika terjadi perubahan daya. Tetapi kekurangan metode perturb and observe ketika kondisi

maximum power point (MPP) tercapai teknik perturb and observe akan mengalami osilasi

di sekitar titik daya maximum power point (MPP) (Raedani & Hanif, 2014).

Dari permasalahan yang didapat pada beberapa kontroler sistem photovoltaic yang

menggunakan MPPT, maka dipilihlah metode pengontrolan dengan menggunakan control

Page 18: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

4

Perturb and Observe (P&O), karena mampu melacak daya maximum dengan cepat setiap

perubahan kondisi lingkungan. P&O juga sebagai control cerdas pengendali Pulse width

Modulation (PWM) pada boost converter. Untuk mengurangi osilasi di sekitar titik daya

maksimum dilakukan modifikasi control Perturb and Observe. Dalam hal ini control

Perturb and Observe akan mencari titik daya maksimum dengan keadaan input yang selalu

mengalami perubahan.

Perturb and Observe juga dipilih karena memiliki komputasi yang mudah dan cepat.

Input tegangan dan arus Photovoltaic digunakan sebagia acuan untuk melakukan tracking

daya maksimum. Adanya berbagai metode grid-connected yang telah berkembang, maka

pada penelitian ini penulis melakukan model dan analisis dari sistem satu fasa. Grid-

connected inverter adalah teknik yang digunakan untuk memberikan suplai daya yang

sinkron dengan suplai daya jaringan listrik, tanpa terlebih dahulu terhubung dengan baterai.

Agar dapat sinkron dengan jaringan listrik grid, maka terlebih dahulu melakukan

penyamaan sudut fasa antara grid dan inverter dengan menggunakan teknik phase locked

loop (PLL). Kemudian dibutuhkan pengontrolan tegangan arus yang masuk ke inverter

dengan menggunakan teknik kontrol Propotional Integral (PI).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut:

Permasalahan yang timbul dari sistem grid-connected ialah diperlukannya algoritma

untuk dapat menentukan kondisi optimal photovoltaic sehingga dapat memberikan suplai

daya yang maksimal, juga diperlukan algoritma sinkronisasi antara jaringan listrik dengan

suplai daya yang diperoleh dari photovoltaic.

Dalam rangka mewujudkan suatu model grid-connected sistem MPPT yang

terhubung ke grid satu fase digunakannya algoritma P&O. Algoritma ini juga memiliki

kekurangan yaitu terjadinya osilasi dititik maximum power point (MPP). Untuk mengatasi

masalah tersebut dilakukan modifikasi terhadap controler P&O yang diharapkan dapat

mengurangi osilasi pada titik daya maksimum. Untuk itu selanjutnya dilakukan sinkronisasi

menggunakan phase locked loop (PLL) dan metode sinusoidal pulse width modulation

(SPWM) agar dapat terhubung dengan grid yang sebelumnya tegangan dan arus dikontrol

menggunakan proportional integral (PI).

Page 19: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

5

1.3 Batasan masalah

Agar sesuai dengan tujuan penelitian maka pembahasan penelitian dibatasi sebagai

berikut:

1. Desain simulasi sistem Maksimum Power Point Tracking (MPPT) terhubung ke grid satu

fasa.

2. Model Panel surya yang digunakan tipe 1soltech 1STH-250-WH dengan besaran daya

2000 watt

3. Converter DC-DC yang digunakan adalah tipe boost converter.

4. Algoritma yang digunakan sebagai controler adalah Perturb and Observe (P&O).

5. Agar sumber DC terhubung ke grid digunakan Inverter 1 fasa.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melakukan perancangan desain simulasi MPPT yang

terhubung ke grid satu fasa dengan menggunakan metode Perturb and Observe. Dilakukan

analisis hasil tracking daya photovoltaic yang meliputi tegangan dan arus keluaran dari

sistem MPPT dan melakukan perbandingan parameter-parameter yang didapatkan dari

mengunakan sistem MPPT dan tidak menggunakan sistem MPPT.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini akan diperoleh suatu metode untuk mendapatkan nilai daya

output yang maksimum pada Photovoltaic terhadap perubahan tegangan dan arus sehingga

dapat meningkatkan efesiensi Photovoltaic. Dengan efesiensi yang lebih tinggi, penggunaan

Photovoltaic dimasa akan datang akan menjadi lebih efektif.

Page 20: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Materi tentang Pembangkit listrik tenaga surya sudah banyak diangkat sebagai

judul untuk menyelesaikan studi dijurusan Teknik elektro. Pada bab ini berisi tentang

beberapa penelitian sebelumnya yang relevan yang diambil dari jurnal-jurnal ilmiah.

kemudian diikuti pembahasan tentang dasar-dasar teori yang mendukung penelitian antara

lain mengenai sistem Photovoltaic, Maximum power point tracking (MPPT), Boost

converter, Inverter, grid connected dan metode Perturb and Observe (P&O).

2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan terkait dengan penggunaan sistem MPPT pada

photovoltaic diantaranya:

Penelitian tentang penggunaan metode (MPPT) antara lain dilakukan oleh Lixia sun dan

Fengling Han, pada tahun 2013. Tujuan penelitian tersebut adalah memanfaatkan energi

surya secara efektif karena efisensi yang rendah terhadap kondisi perubahan lingkungan.

Teknik MPPT dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa DC-DC converter tipe boost

menggunakan kontrol logika fuzzy dapat melacak maximum power point dengan waktu

0,18 detik sedangkan tanpa kontrol fuzzy memerlukan waktu 0,55 detik, sebagai pelacak

daya maksimum photovoltaic dan memiliki kemampuan pelacakan yang baik terhadap

kondisi luar yang berubah-ubah dibandingkan dengan kontroler PI yang memiliki nilai

osilasi pada titik maximum power point (Mpp). Hasil menunjukan bahwa kontroler yang

didesain mempunyai kinerja yang lebih baik dalam hal kecepatan dan stabilitas (Sun dkk,

2013).

Sistem kontrol fuzzy dan jaringan saraf tiruan pada aplikasi MPPT diteliti oleh

Keya huang, dkk pada tahun 2011. Penggunaan kontrol fuzzy dan jaringan saraf tiruan

untuk meningkatkan penentuan titik daya maksimum dibahas dalam penelitian tersebut.

Disimpulkan bahwa prinsip maximum Power point Tracking (MPPT) untuk sistem

pembangkit listrik photovoltaic mengunakan rangkaian boost converter dan metode

kontrol logika fuzzy, yang diadopsi mengunakan jaringan syaraf tiruan kemudian

dibandingkan dengan fuzzy

Page 21: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

8

konvensional. Hasil menunjukkan hanya kurang dari 2% dari kesalahan signal keluaran, dan

menunjukan bahwa sistem mampu mencapai MPPT karena metode yang dimodifikasi

mengunakan jaringan syaraf tiruan. Sistem juga merespon dengan cepat terhadap perubahan

variabel lingkungan baik kinerja dinamis maupun kinerja steady State (Huang & Li, 2011).

Chang-Uk lee, dkk pada tahun 2013 juga melakukan penelitian tentang MPPT yang

menggunakan Fuzzy-PI control. Tujuan dari penelitian ini yaitu menggabungkan dua

kontroler Fuzzy dan PI untuk diterapkan pada teknik MPPT. Kesalahan kumulatif integral

kalkulus pada kontrol fuzzy dan masalah pada kontrol PI juga terjadi karena perubahan

kondisi operasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kinerja kontroler Fuzzy-PI

memiliki hasil yang lebih baik dalam hal kecepatan pelacakan dibandingkan dengan metode

konvensional seperti P&O dan IC (Incremental conductance) (Lee dkk, 2013).

Penelitian lainya yang membahas tentang analisis MPPT dari photovoltaic yang

dilakukan oleh Tarek Selmi, Mohamed Abdul-Nigby, dan Laura Davis pada tahun 2014

tentang photovoltaic yang menggunakan satu dioda dan dua dioda. Penelitian tersebut

bertujuan pada efek berbagai nilai-nilai iradiasi photovoltaic terhadap control perturb and

observe. Hasil penelitian menunjukan bahwa MPP dapat dilacak dan hampir bisa

dipertahankan. Dengan menggunakan metode ini, output daya dapat dimaksimalkan dan

implementasi mikrokontroler murah tampaknya dibenarkan (Selmi dkk, 2014).

Dari semua penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan teknik

MPPT pada photovoltaic sangat berpengaruh terhadap kinerja dari photovoltaic tersebut.

Metode kontroler yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan

pengoptimalan daya maximum pada photovoltaic. Penelitian-penelitian tersebut

mempunyai kelebihan yaitu desain kontroler dan parameter yang diujikan ditulis secara

lengkap dan memiliki hasil yang baik. Untuk kelemahan dari beberapa penelitian tersebut

adalah tidak ada analisis distribusi arus dan tegangan terhadap beban maupun jaringan PLN

atau Grid. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan suatu metode sinkronisasi agar

sistem MPPT dapat terhubung dengan jaringan PLN atau grid.

Penelitian yang relevan terkait sistem MPPT yang terhubung dengan jaringan PLN

atau Grid adalah sebagai berikut:

Libo dkk pada tahun 2005 meneliti tentang sistem MPPT yang terhubung ke grid

menggunakan topologi single-stage grid-connected, parameter yang diteliti meliputi panel

photovoltaic,inverter,filter dan controller. Parameter tersebut kemudian diuji dalam proses

control sistem MPPT. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem MPPT yang diterapkan

sangat bisa meningkatkan stabilitas sistem pada proses intensitas cahaya yang berubah

Page 22: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

9

dengan cepat. Sistem ini memiliki kekurangan pada daya output tetapi juga sistem ini dapat

meningkatkan akurasi steady state (Libo dkk, 2005).

Hongbin Wu dan Xiaofeng Tao pada tahun 2009 melakukan penelitian tentang

photovoltaic yang terhubung ke grid tiga fasa dengan menggunakan fungsi MPPT dan

Voltage control. Berdasarkan karateristik kurva V-I dilakukan perhitungan MPPT untuk

photovoltaic yang terhubung ke sistem grid menggunakan metode Newton. Tegangan DC

refrensi pada MPPT digunakan untuk mengatur arus aktif. Kontrol tegangan AC dari

tegangan sistem digunakan untuk mengendalikan arus aktif yang kemudian di injeksikan ke

sistem distribusi (Wu & Tao. 2009). Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Dengan kontrol MPPT, sistem photovoltaic dapat dioperasikan di titik optimal dan

memberikan daya maksimum sesuai dengan kondisi cuaca pada saat itu.

2. Faktor daya konvensional dapat di implementasikan pada sistem grid-connected

photovoltaic tiga fasa, tetapi sistem kontrol tidak dapat menjaga tegangan yang di

injeksikan karena perubahan beban.

Dalam penelitian yang lainnya pada tahun 2011, Ismail Hossain, Shakil Ahamed,

Shafiullah dan Jakir Hossain juga melakukan penelitian tentang photovoltaic yang terhubung

ke grid, dengan Fuzzy logic control untuk sistem MPPT dan menggunakan battery sebelum

terhubung ke grid. Tujuan dari penelitian tersebut adalah membuat sistem MPPT yang

mampu melacak dengan cepat titik optimal pada photovoltaic dan mampu memaksimalkan

output photovoltaic, serta mampu menghantar daya ke beban, yang kemudian tegangan

keluaran di sinkronisasi dengan tegangan grid menggunakan Phase-Locked Loop (PLL).

Hasil dari penelitian tersebut adalah penggunaan fuzzy logic control pada MPPT yang

terhubung ke grid kontroler mampu dengan cepat mengunci pada titik MPP dan memiliki

frekuensi yang stabil pada inverter (Hossain dkk, 2011).

Dari penelitian tentang MPPT yang terhubung ke grid dapat disimpulkan bahwa

sistem MPPT dapat langsung dihubungkan ke grid tanpa harus terlebih dahulu dihubungkan

ke battery. Kelebihan dari penelitian-penelitian tersebut bahwa photovoltaic mampu

menghasilkan daya maksimal yang kemudian mampu disalurkan ke jaringan listrik satu fasa

maupun tiga fasa.

2.2 Sistem photovoltaic

Dalam pemasangannya, photovoltaic dapat dibedakan menjadi :

a. Tipe stand-alone

Stand Alone PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Terpusat (sistem PLTS Terpusat) merupakan sistem pembangkit listrik alternatif

Page 23: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

10

untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN.

Sistem PLTS terpusat disebut juga Stand-Alone PV system, yaitu sistem PLTS yang

hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama

dengan menggunakan rangkaian photovoltaic module untuk menghasilkan energi

listrik sesuai dengan kebutuhan.

b. Tipe grid connected photovoltaic system

Sistem PLTS ini akan tetap berhubungan dengan jaringan PLN dengan

mengoptimalkan pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan energi listrik

semaksimal mungkin. Pada siang hari modul Surya yang terpasang pada atap akan

mengkonversi sinar matahari menjadi Energi listrik arus searah (DC). Selanjutnya

sebuah komponen yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah (DC) dari

PV menjadi listrik arus bolak-balik (AC) yang kemudian dapat digunakan untuk

mensuplai berbagai peralatan rumah tangga seperti Lampu, TV, Kulkas, Mesin Cuci,

dll. Jadi pada siang hari, kebutuhan energi listrik berbagai peralatan disuplai

langsung oleh Modul Surya.

c. Tipe Hybrid photovoltaic power system (Rakhman, 2015)

Sistem PLTS hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua

atau lebih sumber energi (sistem pembangkit) sehingga dapat saling menutupi

kelemahan masing-masing. System Hybrid dapat melibatkan 2 atau lebih system

pembangkit listrik, umumnya system pembangkit yang banyak digunakan untuk

hybrid adalah genset, PLTS, mikrohydro, dan tenaga angin. Sehingga system hybrid

bisa berarti PLTS-Genset, PLTS-Mikrohydro, PLTS-Tenaga Angin dst. Di Indonesia

system hybrid telah banyak digunakan, baik PLTS-Genset, PLTS-Mikrohydro,

maupun PLTS-Tenaga Angin-Mikro Hydro.

2.2.1 Komponen Dalam Sistem Photovoltaic

Komponen yang diperlukan dalam sistem kelistrikan photovoltaic adalah komponen

elektronika daya yang terdiri dari DC-DC Converter dan Inverter DC-AC.

a. DC-DC Converter: Fungsi converter ini sebagai implementasi dari pelacakan titik

daya maksimum pada modul photovoltaic. Pelacak titik daya maksimum ini adalah

sebuah Charge controller berupa devais elektronik yang mengatur agar output daya

photovoltaic maksimum. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan

tegangan photovoltaic yang menghasilkan daya maksimum. Lalu memilih sebuah

Page 24: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

11

DC-DC converter untuk mengatur tegangan modul photovoltaic tetap pada tegangan

maksimum tersebut.

d. Inverter DC-AC: Berdasarkan bentuk tegangan outputnya inverter dapat dibedakan

menjadi tipe Squarewave inverter (output sinyal kotak) dan sinewave inverter (output

sinyal sinus). Karena jaringan listrik beroperasi menggunakan signal sinusoidal

maka pada umumnya inverter yang digunakan adalah single phase full bridge

inverter.

e. Baterai pada sistem photovoltaic: Baterai berfungsi untuk menyimpan energi

matahari yang dihasilkan di siang hari sehingga energinya bisa dipakai baik siang

maupun malam hari. Jenis baterai yang banyak digunakan untuk aplikasi PLTS

umunya berupa lead-acid baik OPzS (aki basah) ataupun OPzV (aki kering). Baterai

yang digunakan pada sistem PLTS merupakan tipe deep cycle yang artinya baterai

bisa di discharge hingga kapasitas 80%.

2.2.2 Energi yang dihasilkan sistem photovoltaic

Photovoltaic dalam menghasilkan listrik tidak tergantung pada besaran luas bidang

silicon, dan secara konstan menghasilkan energi berkisar ± 0,5 Volt maksimum 600 mV

pada 2 Amp. Kekuatan radiasi mataharai 1000 W/m2 akan menghasilkan arus listrik (I)

sekitar 30 mA/cm2 persel surya. Grafik I – V curve (Gambar 2.1) menggambarkan keadaan

sebuah photovoltaic yang beroprasi secara normal. Photovoltaic menghasilkan energi

maksimum jika nilai Vm dan Im juga maksimum. Isc adalah arus listrik maksimum pada

saat nilai tegangan (Volt) = nol. Isc berbanding langsung dengan ketersediaan sinar

matahari. Voc adalah nilai tegangan maksimum pada nilai arus nol. Voc naik secara cepat

dengan peningkatan sinar matahari, karakter inilah yang memungkinkan photovoltaic untuk

mengisi accu.

Isc = short circuit current

Voc = open-circuit voltage

Vmp = voltage maximum power

Imp = current maximum power

Pm = Power maximum output photovoltaic

S = output power Pv

Gambar 2. 1 Grafik I-V Curve Sumber: Wu, 2008

Page 25: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

12

2.2.3 Model sistem photovoltaic

Dalam pemodelan photovoltaic digunakan parameter-parameter yang mempengaruhi

operasi/kerja photovoltaic. Photovoltaic dapat dimodelkan secara matematis dengan melihat

rangkaian pengganti seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Rangkaian Ekivalen photovoltaic (Tsai, 2012)

Model matematika dari photovoltaic mencakup adanya arus short circuit (Isc)

photovoltaic yang dipengaruhi oleh fungsi iluminasi matahari (S) dan tegangan open circuit

(Voc) dengan persamaan dibawah ini.

− 1 .................... (2.1)

Dimana Io merupakan arus keluaran photovoltaic; np banyaknya cell yang terhubung

parallel; ns banyaknya cell yang terhubung seri; k konstanta Boltzman; q kecepatan

perpindahan electron; T suhu permukaan panel; dan A konstanta deviasi karateristik cell p-

n junction. Irs merupakan arus balik saturasi pada cell yang berubah mengikuti temperatur.

2.2.4 Daya dan Efisiensi sistem photovoltaic

Sebelum mengetahui daya sesaat yang dihasilkan kita harus mengetahui energi yang

diterima, yang merupakan perkalian intensitas radiasi yang diterima oleh luasan permukaan

dengan persamaan:

E = Ir × A ......................................................... (2.2)

Dimana:

Ir = Intensitas radiasi matahari (W/m2)

A = Luas permukaan (m2)

Besarnya daya sesaat yaitu perkalian tegangan dan arus yang dihasilkan oleh

photovoltaic yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

P = V×I .......................................................... (2.3)

Page 26: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

13

Dimana :

P = Daya (watt)

V = Beda potensial (Volt)

I = Arus (ampere)

Efisiensi sistem photovoltaic merupakan perbandingan daya yang dapat

dibangkitkan oleh photovoltaic dengan energi input yang diperoleh dari sinar matahari.

Efisiensi yang digunakan adalah efisiensi sesaat pada saat pengambilan data.

=

×100% .......................................................... (2.4)

Apabila pengguna menginginkan tegangan maupun arus yang lebih besar, maka

photovoltaic dapat dirangkai secara seri atau paralel maupun kombinasi keduanya. Bila

photovoltaic dirangkai secara seri maka tegangan yang bertambah besar tetapi bila dirangkai

secara paralel maka arus yang bertamabah besar.

Output dari photovoltaic yang berupa arus listrik dapat langsung digunakan untuk

mencatu beban. Arus listrik tersebut juga dapat digunakan untuk pengisian baterai agar

dapat dipergunakan pada saat yang diperlukan, khususnya pada malam hari karena tidak

adanya sinar matahari.

Apabila photovoltaic tersebut digunakan untuk penyimpanan ke baterai,

maka besarnya tegangan yang dihasilkan harus diatas spesifikasi baterai tersebut. Misalnya

baterai yang digunakan adalah 12 Volt, maka tegangan yang dihasilkan photovoltaic harus

diatas 12 Volt untuk dapat melakukan pengisian.

Sebelum melakukan pengisian, sebaiknya baterai dalam keadaan kosong karena arus

yang masuk akan dapat terisi dengan maksimal. Satuan kapasitas suatu baterai adalah

Ampere hour ( Ah ) dan biasanya karakteristik ini terdapat pada label suatu baterai. Misalnya

suatu baterai dengan kapasitas 10 Ah akan terisi penuh selama 10 jam dengan arus output

photovoltaic sebesar 1 Ampere.

2.3 Maximum Power Point Tracking (MPPT)

MPPT (Maximum Power Point Tracking) adalah teknik yang digunakan untuk

menjaga agar sistem photovoltaic bekerja dalam point MPP (maximum power point).

Page 27: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

14

Gambar 2. 3 Grafik titik mpp Sumber : Kollimalla, 2014

Berdasarkan Gambar 2.3, dapat diketahui bahwa titik maksimum berada pada titik E

dan F yang mana titik-titik ini dipengaruhi oleh suhu dan iradiasi. Dapat dilihat

perbedaannya bahwa pada saat suhu 400C , 800C kerja PV akan berubah sesuai dengan

perubahan nilai suhu dan iradiasi. Berdasarkan grafik tersebut kita juga dapat mengetahui

adanya suatu titik optimal, sehingga didapatkan daya maksimal. Titik kerja tersebut adalah

pada Vmp, dan Imp, dan akan menghasilkan Pmaks.

Maximum Power Point Tracking (MPPT) digunakan untuk mendapatkan nilai

tegangan dan arus yang optimal sehingga didapat daya keluaran yang maksimal dari suatu

photovoltaic. Daya keluaran yang maksimal ini akan menghasilkan efisiensi yang tinggi dan

mengurangi rugi-rugi suatu photovoltaic.

Adapun prinsip kerja MPPT adalah menaikkan dan menurunkan tegangan kerja

photovoltaic. Apabila dalam suatu sistem photovoltaic, tegangan kerja photovoltaic jatuh

pada daerah disebelah kiri Vmp, (tegangan kerja lebih kecil dari pada tegangan Vmp), maka

tegangan kerja photovoltaic akan dinaikan sampai mencapai Vmp, begitu juga sebaliknya

apabila tegangan sel surya lebih besar dari pada Vmp (tegangan kerja lebih besar dari pada

Vmp), maka tegangan kerja photovoltaic akan diturunkan sampai mencapai Vmp. Setelah

mencapai tegangan maximum point, secara otomatis daya keluaran pada photovoltaic juga

akan menjadi maksimal. Adapun yang bertugas untuk menaikkan dan menurunkan tegangan

adalah DC/DC converter.

Ada beberapa algoritma pencarian titik daya maximal (Pmaks) yang digunakan dalam

MPPT, diantaranya:

Page 28: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

15

a. Metode perbandingan table (Look-up Table methode)

b. Metode tegangan open circuit photovoltaic (Open circuit voltage generator

photovoltaic method)

c. Metode arus short circuit photovoltaic (short circuit current generator photovoltaic

method)

d. Metode kecerdasan buatan (artificial intelligence method)

2.3.1 Perturb And Observe Method

Metode (perturb and Observe) adalah metode yang sering digunakan pada sistem

photovoltaic mppt untuk mencari nilai MPP (maksimum power point) pada photovoltaic

dengan cara menaikan atau menerunkan nilai dutycycle yang diberikan pada boost

converter. Dapat dilihat pada gambar 2.4 yang merupakan blok metode P&O konvensional

yang diterapkan pada sistem MPPT.

Gambar 2. 4 Redraw Perturb and observe Algorithm flowchart Sumber : Salmi, 2016

Measurement: V(k), I(k)

P(k)=V(k) I(k)

K=k+1

Measurement: V(k), I(k)

P(k)=V(k) I(k)

P(k)-P(k-1)>0

V(k)-V(k-1)>0 V(k)-V(k-1)>0

D=D+∆D D=D-∆D D=D+∆D D=D-∆D

No Yes

No Yes Yes No

Keterangan k = Data baru k-1 = Data Lalu P = Daya V = Tegangan I =Arus

Page 29: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

16

Pada Gambar 2.4 dapat dijelaskan flowchart algorithm P&O. Setiap kali terjadi

perubahan dutycycle akan dilihat terlebih dahulu perubahan dayanya. Pertama dilakukan

pengukuran tegangan V(k), arus I(k) dan dhitung sebagai daya P(k) kemudian

diinisialisasikan sebagai daya yang sekarang (k=k+1). Jika daya sekarang P(k) dikurang

daya yang lalu P(k-1) dan hasilnya lebih besar atau lebih kecil dari 0 maka diproses untuk

dinaikan atau diturunkani nilai teganganya dengan cara mengurangi atau menambahakan

nilai siklus dutycycle (∆D).

2.3.2 DC-DC Converter

Converter DC-DC adalah suatu alat untuk merubah energi listrik arus searah menjadi

energi listrik arus searah lainnya dengan menggunakan seperangkat komponen aktif dan

pasif sebagai saklar elektronik. DC-DC Converter juga dikenal dengan sebutan DC Chopper

dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi besarannya

sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-DC tersebut adalah

berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang tetap.

Pada dasarnya, tegangan keluaran DC dicapai dengan cara mengatur lamanya waktu

penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang sama. Komponen

yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah switch

(solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO. Secara

umum ada beberapa macam rangkaian dasar DC-DC converter yaitu tipe boost,buck,buck-

boost dan cuk juga memiliki dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan

tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan, dan

penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan.

2.3.2.1 Boost converter

DC Converter jenis boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih

tinggi dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan converter penaik

tegangan. Seperti terlihat pada Gambar 2.5 komponen utamanya terdiri atas MOSFET,

dioda, induktor, dan kapasitor. Converter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi

pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin.

Page 30: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

17

Gambar 2. 5 Rangkaian Boost converter Sumber : Rashid, 2011

Kemampuan boost converter untuk menaikan tegangan dc berkaitan dengan prinsip

switch duration (ton dan toff switch). Saat saklar atau switch mosfet pada kondisi tertutup

(ton), arus akan mengalir ke induktor sehingga menyebabkan energi akan tersimpan di

induktor. Saat saklar mosfet terbuka (toff), arus induktor ini akan mengalir menuju beban

melewati dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan menurun.

a. Saklar ON b. Saklar OFF

Gambar 2. 6 Prinsip kerja boost converter

Jika dilihat pada Gambar 2.6. pada saat toff, beban akan disuplai oleh tegangan

sumber ditambah dengan tegangan induktor yang sedang melepaskan energinya. Kondisi

ini yang menyebabkan tegangan keluaran menjadi lebih besar dibandingkan dengan

tegangan masukannya. Rasio antara tegangan keluaran dan tegangan masukan converter ini

sebanding dengan rasio antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar.

Page 31: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

18

Gambar 2. 7 Arus dan tegangan induktor continuous conduction mode Sumber : Rashid, 2011

Seperti pada Gambar 2.7 dalam operasionalnya, terdapat dua mode operasi untuk

boost converter, yaitu continuous conduction mode (CCM) dan Discontinuous conduction

mode (DCM). Pada continuous mode, arus induktor tidak pernah jatuh ke nol dalam semua

siklus pensaklaran. Sedangkan untuk discontinuous mode , arus pada induktor akan jatuh ke

nol sebelum selesai satu periode pensaklaran.

2.3.3 Inverter

Inverter adalah perangkat elektronik yang dipergunakan untuk mengubah sumber DC

menjadi sumber AC atau lebih tepatnya inverter memindahhkan tegangan dari sumber DC

ke beban AC. Sumber tegangan inverter dapat berupa batteray, Pv panel, dan sumber

tegangan DC lainya. Pada dasarnya inverter adalah alat yang membuat tegangan bolak-balik

dari tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan. Namun gelombang

yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk gelombang sinusoida, melainkan gelombang

persegi.

Gambar 2. 8 Prinsip dasar Inverter Sumber : Rashid, 2011

Page 32: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

19

Pada Gambar 2.8 Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4

saklar seperti ditunjukkan pada gambar 2.8. Bila saklar S1+ dan S2- dalam kondisi on maka

akan mengalir aliran arus DC ke Vo dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup adalah saklar

S2+ dan S1- maka akan mengalir aliran arus DC ke Vo dari arah kanan ke kiri. Inverter

biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa (pulse width modulation – PWM)

dalam proses conversi tegangan DC menjadi tegangan AC.

2.3.3.1 Full-Bridge Converter Theory

Full bridge converter adalah rangkaian teori dasar yang digunakan untuk mengubah

DC ke AC. Full bridge converter mempunyai pasangan saklar (S1+,S2-) dan (S2+,S1-).

Keluaran AC didapatkan dari masukan DC dengan membuka dan menutup saklar-saklar

pada urutan yang tepat. Tegangan keluaran Vo bisa berupa + Vdc, -Vdc, atau nol, tergantung

pada saklar yang mana tertutup. Rangkaian ekivalen kombinasi saklar full bridge converter

diperlihatkan pada Gambar 2.8. Sebagai catatan bahwa S1+ dan S2+ tidak boleh menutup

pada saat yang bersamaan, begitu juga dengan S1- dan S2-, yang akan menyebabkan

terjadinya short circuit pada sumber DC.

2.3.3.2 Jenis inverter berdasarkan gelombang yang dihasilkan

Berdasarkan gelombang keluaran yang dihasilkan, inverter dapat dibagi menjadi 3

macam yaitu square wave, modified sine wave, dan pure sine wave. (Faruq, 2014)

1. Square Wave

Inverter ini adalah yang paling sederhana. Walaupu inverter jenis ini dapat

menghasilkan tegangan 220 VAC, 50 Hz namun kualitasnya sangat buruk.

Sehingga dapat digunakan pada beberapa alat listrik saja. Hal ini disebabkan

karena karakteristik output inverter ini adalah memiliki level ‘’total harmonic

distortion’’ yang tinggi. Mungkin karena alasan itu inverter ini disebut ‘’dirty

power supply’’.

2. Modifed sine wave

Modified Sine Wave disebut juga ‘’Modified Square Wave’’ atau ‘’Quasy Sine

Wave’’ karena gelombang modified sine wave hampir sama dengan square wave,

namun pada modified sine wave outputnya menyentuh titik 0 untuk beberapa saat

sebelum pindah ke positif atau negatif. Selain itu karena modified sine wave

Page 33: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

20

mempunyai harmonic distortion yang lebih sedikit dibanding square wave maka

dapat dipakai untuk beberapa alat listrik seperti computer, tv, lampu.

3. Pure sine wave

Pure Sine Wave atau true sine wave merupakan gelombang inverter yang hampir

menyerupai bahkan lebih baik dibandingkan dengan gelombang sinusoida

sempurna pada jaringan listrik, dengan total harmonic distortion (THD) < 3%

sehingga cocok untuk semua alat elektronik. Olen sebab itu inverter ini juga

disebut ‘’ clean power supply’’. Teknologi yang digunakan inverter jenis ini

umumnya disebut pulse width modulation (PWM) yang dapat mengubah tegangan

DC menjadi AC dengan bentuk gelombang yang hampir sama dengan gelombang

sinusoida.

2.3.3.3 Sinusoidal pulse width modulation (SPWM) SPWM biasanya digunakan pada rangkaian elektronika daya yang dapat membuat

tegangan berbentuk pulsa dengan cara menghidupkan atau mematikan saklar daya pada

inverter. Teknik SPWM memiliki karekteristik signal amplitudo yang berbeda setiap

siklusnya. SPWM biasanya digunakan pada aplikasi kontrol motor dan aplikasi inverter

seperti pada gambar 2.9 dan 2.10. Dapat dilihat bahwa signal pada saklar (S1,S4) dan

(S2,S3) signal switching memiliki perbedaan 180 derajat karena dikendalikan oleh teknik

SPWM.

Gambar 2. 9 SPWM pada aplikasi inverter satu fasa Sumber : Zope dkk, 2012

Page 34: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

21

Gambar 2. 10 Vout inverter menggunakan Teknik SPWM Sumber : Zope dkk, 2012

2.4 Phase Locked Loop (PLL)

Phase locked loop sering kali digunakan untuk sinkronisasi antara pengendali

converter elektronika daya dengan jala-jala atau disebut grid.

Phase locked loop atau PLL adalah sebuah sistem kontrol frekuensi yang

memanfaatkan sensitifitas deteksi fasa antara sinyal input dan output dari sebuah rangkaian

osilasi yang terkontrol.

Gambar 2. 11 The Basic PLL Sumber : Banerjee, 2006

Pada Gambar 2.11 Phase locked loop dimulai dengan frekuensi referensi kristal

(XTAL) yang stabil. R counter atau yang disebut juga pembanding frekuensi merupakan

salah satu nilai input yang digunakan untuk phase detector. Keluaran phase detector adalah

nilai arus rata-rata yang sebanding dengan error phase yang didapatkan dari perbandingan

Page 35: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

22

frekuensi dan frekuensi output (Banerjee, 2006). Ketika phase sama dan frekuensi juga akan

sama maka akan ditemukan frekuensi keluaran dengan persamaan sebagai berikut.

Fout =

∗ ............................................................. (2.5)

Gambar 2. 12 Rangkaian dasar PLL

Pada Gambar 2.12 dapat dijelaskan PLL terdiri dari sebuah Vco (Voltage Control

Oscillator), detektor fasa (Phase detector), dan crystal oscillator. Sebuah frekuensi f1 yang

dihasilkan oleh crystal oscillator kemudian diumpankan ke rangkaian phase detector untuk

dibandingkan dengan frekuensi f2 dari Vco. Phase detector akan membandingkan frekuensi

dari Vco = 0 Hz. Karena ada perbedaan frekuensi antara f1 dan f2, maka rangkaian phase

detector akan menghasilkan tegangan Vdc yang mencatu Vco. Tegangan Vdc ini menyebabkan

rangkaian VCO berosilasi dan menghasilkan sebuah frekuensi f2. Rangkain Vco akan terus

berosilasi menghasilkan frekuensi f2 sampai f2 = f1. Ketika f2 = f1, maka tegangan Vdc

keluaran phase detector = 0 dan ini meyebabkan rangkain Vco berhenti berosilasi (locked).

Karena rangkaian ini akan mengunci (Locked) saat frekuensi dan fase dari kedua sinyal

sama, maka rangkaian ini disebut dengan Phase Locked Loop.

2.5 Kontroler Proportional, Integral Keberadaan kontroler dalam sebuah sistem kontrol mempunyai kontribusi yang besar

terhadap perilaku sistem. Pada prinsipnya hal itu disebabkan oleh tidak dapat diubahnya

komponen penyusun sistem tersebut. Artinya, karakteristik plant harus diterima

sebagaimana adanya, sehingga perubahan perilaku sistem hanya dapat dilakukan melalui

penambahan suatu sub sistem, yaitu kontroler.

Salah satu tugas komponen kontroler adalah mereduksi sinyal kesalahan, yaitu

perbedaan antara sinyal reference dan sinyal keluaran. Hal ini sesuai dengan tujuan sistem

kontrol yaitu mendapatkan sinyal keluaran yang sama dengan sinyal reference (sinyal yang

VCO Phase

Detector Crystal

Oscillator

f2

f2 f1

Vdc

Page 36: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

23

di inginkan). Semakin cepat reaksi sistem mengikuti sinyal reference dan semakin kecil

kesalahan yang terjadi , semakin baiklah kinerja kontrol yang diterapkan.

Untuk mendalami lebih lanjut mengenai sistem kontrol tentunya dibutuhkan

pemahaman yang berhubungan dengan sistem kontrol.

1. Plant

Seperangkat peralatan atau objek fisik dimana variabel prosesnya akan

dikendalikan, msalnya pabrik, reaktor nuklir, mobil, sepeda motor, pesawat

terbang, pesawat tempur, kapal laut, kapal selam, mesin cuci, mesin pendingin

(sistem AC, kulkas, freezer), penukar kalor (heat exchanger), bejana tekan

(pressure vessel), robot dan sebagainya.

2. Aktuator

Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol

sebuah mekanisme atau sistem.

3. Sensor

Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,

magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor

sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau

pengendalian. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian

elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan.

4. Disturbance

Suatu sinyal yang mempunyai kecenderungan untuk memberikan efek yang

melawan terhadap keluaran sistem pengendalian

Sistem kontrol sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.13 membandingkan nilai yang

sebenarnya dari keluaran plant dengan nilai yang diinginkan (r(t)), mendapatkan nilai error

(e(t)), serta menghasilkan sinyal kontrol untuk mengurangi error menjadi kecil atau sampai

nol.

Gambar 2. 13 Diagram blok sistem kontrol sederhana

Kontroler Plant + r(t)

-

e(t)

Sensor

Aktuator

y(t)

d +

+

Page 37: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

24

1 Kontroler Proportional

Kontroler proportional memiliki keluaran yang sebanding/proportional dengan

besarnya sinyal kesalahan ( Sharon, 1992). Secara lebih sederhana dapat dikatakan,

bahwa keluaran kontroler proportional merupakan perkalian antara konstanta

proportional dengan sinyal masukannya. Perubahan pada sinyal masukan akan segera

menyebabkan sistem secara langsung mengubah keluarannya sebesar konstanta

pengalinya. Kontroler proportional (P) merupakan kontroler dengan menggunakan

penguatan murni Kp seperti pada Gambar 2.14.

Gambar 2. 14 Diagram Kontroler Proportional

Untuk kontroler proportional, hubungan antara keluaran kontroler m(t) dan sinyal

kesalahan penggerak e(t) adalah.

() = () ..................................................... (2.6)

() = () .................................................... (2.7)

()

()= ............................................................ (2.8)

Dengan M(s) dan E(s) adalah transform Laplace dari m(t) dan e(t), secara berurut dan

kontroler proportional memiliki karakteristik : mempercepat proses, tidak merubah

orde proses, meningkatkan overshoot, tidak menghilangkan offset. Kontroler

proporsional memiliki 2 parameter, pita proporsional (proportional band) dan

konstanta proporsional. Daerah kerja kontroler efektif dicerminkan oleh Pita

proporsional (Gunterus, 1994, 6-24), sedangkan konstanta proporsional menunjukkan

nilai faktor penguatan terhadap sinyal kesalahan, Kp. Hubungan antara pita

proporsional (PB) dengan konstanta proporsional (Kp) ditunjukkan secara persentasi

oleh persamaan berikut:

=

∗ 100% ................................................... (2.9)

Kp +

-

E(s) M(s) Plant

Sensor

Page 38: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

25

Gambar 2.15 menunjukkan grafik hubungan antara PB, keluaran kontroler dan

kesalahan yang merupakan masukan kontroler. Ketika konstanta proporsional

bertambah semakin tinggi, pita proporsional menunjukkan penurunan yang semakin

kecil, sehingga lingkup kerja yang dikuatkan akan semakin sempit (Johnson, 1988).

Gambar 2. 15 Proportional band dari kontroler proporsional Sumber : Johnson, 1988

2 Kontroler Integral

Kontroler integral berfungsi menghasilkan respon sistem yang memiliki kesalahan

keadaan mantap nol. Kalau sebuah plant tidak memiliki unsur integrator (1/s ),

kontroler proporsional tidak akan mampu menjamin keluaran sistem dengan kesalahan

keadaan mantabnya nol. Dengan kontroler integral, respon sistem dapat diperbaiki,

yaitu mempunyai kesalahan keadaan mantapnya nol. Kontroler integral memiliki

karakteristik seperti halnya sebuah integral. Keluaran kontroler sangat dipengaruhi

oleh perubahan yang sebanding dengan nilai sinyal kesalahan (Rusli, 1997). Keluaran

kontroler ini merupakan jumlahan yang terus menerus dari perubahan masukannya.

Kalau sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan, keluaran akan menjaga keadaan

seperti sebelum terjadinya perubahan masukan. Sinyal keluaran akan berharga sama

dengan harga sebelumnya ketika sinyal kesalahan berharga nol. Gambar 2.16 (Ogata,

1997) menunjukkan contoh sinyal kesalahan yang disulutkan ke dalam kontroler

integral dan keluaran kontroler integral terhadap perubahan sinyal kesalahan tersebut.

Page 39: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

26

Gambar 2. 16 Kurva sinyal e(t) terhadap t dan kurva u(t) terhadap t Sumber : Ogata, 1997

3 Kontroler Proportional Integral

Pada pengontrolan proportional dapat menimbulkan offset pada keluaran pengendali.

Untuk proses dimana offset tidak dapat ditolerir maka perlu ditambahkan aksi

pengontrolan integral. Aksi kontrol integral dapat menghilangkan perbedaan

pengukuran dan titik acuan yang dapat mengakibatkan keluaran pengendali berubah

sampai dengan perubahan tersebut berharga nol.

Gambar 2. 17 Diagram kontroler PI

Seperti pada Gambar 2.17 aksi kontrol PI didefinisikan oleh persamaan berikut.

() = () +

∫ ()

............................. (2.9)

()

()= 1 +

............................................. (2.10)

Dengan Ti adalah waktu integral. Kebalikan dari waktu integral Ti disebut laju reset.

Laju reset adalah banyaknya pengulangan bagian proportional dari aksi pengontrolan.

Kontroler PI mempunyai karakteristik menghilangkan offset, mempercepat proses ,

tetapi menimbulkan osilasi.

Kp(1+1/Tis) +

-

E(s) M(s) Plant

Sensor

Page 40: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

27

BAB III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Di bab ini, diberikan penjelasan mengenai kerangka konsep penelitian dan hipotesis

dalam penelitian.

3.1 Deskripsi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka penelitian ini difokuskan

untuk memaksimalkan keluaran sumber energi dari photovoltaic yaitu photovoltaic

dihubungkan dengan DC-DC converter, yang mana keluaran tegangan dan arus photovoltaic

dihubungkan dengan control MPPT.

Dapat dilihat pada Gambar 3.1 penulis memilih menggunakan boost converter

karena memiliki fungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi

dibandingkan tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan converter penaik tegangan.

Komponen utamanya terdiri atas IGBT (Insulated gate bipolar transistor), dioda, induktor,

dan kapasitor. Jika saklar IGBT pada kondisi tertutup, maka arus akan mengalir ke induktor

sehingga menyebabkan energi yang tersimpan di induktor naik. Saat saklar IGBT terbuka ,

arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati dioda sehingga energi yang

tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan keluaran dan tegangan masukan

converter sebanding dengan rasio antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar

serta keunggulan dari boost converter ini mampu menghasilkan arus masukan yang kontinu.

Sebelum terhubung ke jaringan PLN (Grid) daya keluaran dari boost converter

dihubungkan kembali dengan inverter. Jaringan PLN (Grid) memiliki masukan signal AC

(Alternating current) maka dibutuhkan inverter yang fungsinya adalah mengubah signal DC

(Direct current) menjadi signal AC. Karena jaringan grid yang dihubungkan adalah jaringan

1 fasa, maka inverter yang digunakan adalah inverter 1 fasa dengan metode switching yang

digunakan sinusoidal pulse width modulation (SPWM) yang diharapkan mampu

menghasilkan keluaran berupa gelombang sinusoidal yang sebelumnya dilakukan

pengontrolan tegangan dan arus inverter dengan menggunakan kontrol PI (Proportional

Integral). Agar hasil output inverter dapat dihubungkan dengan jaringan grid maka

dibutuhkan penyamaan sudut phasa dengan menggunakan PLL (Phase Locked Loop) guna

untuk melakukan sinkronisasi antara tegangan inverter dan tegangan grid.

Page 41: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

28

Gambar 3. 1 Blok kerangka konsep simulasi sistem yang akan dibuat. *Bagian grey merupakan bagian yang akan dikerjakan dalam penelitian ini.

Polycrystaline

Photovoltaic Monocrystaline

DC-DC Converter

Galium Arsenide

Fuzzy Logic

Control MPPT

P & O Boost

Converter Buck

Converter

Buck-Boost Converter

Cuk Converter

Control PWM

Neural Network

Inverter SPWM

Control PWM

PID 1 Fasa 3 Fasa

Grid

HCC

PLL

PI

Page 42: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

29

Metode control MPPT yang digunakan adalah metode (P&O) guna mencari daya

maksimum dari panel surya dengan cara menambah atau mengurangi nilai siklus dutycycle

yang diberikan ke boost converter seperti Gambar 3.2

Gambar 3. 2 Tracking daya Pv dengan Perturb and Observe Sumber : Safari & Mekhilef, 2011

3.2 Hipotesis

Penelitian ini memiliki beberapa tahap pengerjaan, yang pertama adalah menentukan

berapa besar sumber daya photovoltaic yang digunakan. kemudian dilakukan pembuatan

simulasi photovoltaic, boost converter dan inverter. Setelah itu dilakukan pengujian setiap

model simulasi. Dari pengujian tersebut didapatkan parameter yang dapat dikontrol dengan

metode Perturb and Observe (P&O) modifikasi agar mendapatkan daya maksimum.

Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan signal keluaran dari DC converter yang lebih

baik, yang kemudian dihubungkan ke inverter untuk merubah signal DC menjadi AC. Agar

dapat terhubung ke jaringan PLN atau grid digunakan metode sinusoidal pulse width

modulation (SPWM) yang kemudian dilakukan sinkoronisasi antara inverter dan grid

menggunakan Phase Locked Loop (PLL).

Page 43: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada Bab ini akan dijelaskan bagaimana cara memperoleh data variable dan cara

analisis, serta mempersiapkan solusi permasalahan yang akan digunakan dalam penelitian.

4.1 Jenis dan cara memperoleh data

Cara memperoleh data dilakukan dengan membuat simulasi model keseluruhan

sistem, yang kemudian model tersebut akan digunakan sebagai acuan memperoleh data hasil

penelitian. Pada tahap ini akan ditentukan terlebih dahulu beberapa parameter-parameter

yang akan digunakan untuk simulasi dengan software, diikuti langkah-langkah selanjutnya

seperti pada Gambar 4.1. yang sebelumnya diketahui fungsi sistem Maximum Power point

Tracking (MPPT) melacak titik daya maksimum pada Photovoltaic, agar dapat

menghasilkan daya yang maksimal sebelum terhubung ke beban.

Pada blok diagram photovoltaic berisi beberapa panel photovoltaic yang tersusun

secara seri yang mengarah pada blok boost converter dan blok P&O controller. Perbedaan

kedua blok tersebut selain menerima signal dari blok photovoltaic , boost converter juga

akan menerima signal dari P&O. Kemudian dihubungkan ke inverter dan dilakukan

sinkronisasi antara inverter dan grid.

Gambar 4. 1 Blok diagram sistem MPPT dan terhubung ke Grid

Input tegangan DC

(Photovoltaic)

Boost converter

Inverter DC/AC

Grid

PWM

Perturb And Observe Methode

= MPPT

Page 44: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

32

4.2 Model sistem photovoltaic

Pada model photovoltaic telah diketahui parameter-parameter yang mempengaruhi

operasi / kerja photovoltaic. Photovoltaic dapat dimodelkan secara matematis dengan

melihat rangkaian penganti seperti pada Gambar dibawah ini.

Gambar 4. 2 Rangkaian Ekivalen photovoltaic

Model matematika dari photovoltaic merupakan arus short circuit (Isc) photovoltaic

dimana dipengaruhi oleh fungsi iluminasi matahari (S) dan tegangan open circuit (Voc)

dengan persamaan 2.1 pada Bab II.

Model photovoltaic pada Gambar 4.3 yang digunakan adalah tipe 1soltech 1STH-

250-WH yang mana di dalam module tersebut memiliki daya maximum power sekitar 250

W yang tersusun dari 60 cell di setiap module. Module ini memiliki open circuit voltage

37,3 V dan short circuit current 8,66 A. Saat kondisi MPP photovoltaic menghasilkan

tegangan 30,7 V dan arus yang didapat 8,15 A. Pada Gambar 4.4 module juga dipengaruhi

oleh perubahan suhu, pada suhu 25oC garis warna merah tegangan pada module photovoltaic

didapatkan 37 Volt sedangkan pada garis warna biru pada suhu 45oC didapatkan tegangan

35 Volt, jadi tegangan pada module photovoltaic dipengaruhi oleh perubahan suhu.

Gambar 4. 3 Model simulasi Photovoltaic tipe 1soltech 1STH-250-WH

Page 45: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

33

Gambar 4. 4 Photovoltaic Tipe 1soltech 1STH-250-WH (Hasil simulasi single module) Arus (atas) Tegangan (bawah)

4.3 Pemodelan Boost converter Converter jenis boost merupakan converter penaik tegangan yang mengkonversikan

tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih tinggi. Dapat dilihat seperti

pada Gambar 4.5. Rangkaian ini terdiri atas satu saklar (IGBT), satu saklar pasif (Dioda),

dua kapasitor dan satu induktor.

Gambar 4. 5 Rangkaian Boost converter

Boost converter menaikan tegangan DC berkaitan dengan prinsip switch duration (ton

dan toff switch). Saat saklar atau switch IGBT pada kondisi tertutup (ton), arus akan mengalir

ke induktor sehingga menyebabkan energi akan tersimpan di induktor. Saat saklar IGBT

terbuka (toff), arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati dioda sehingga energi

yang tersimpan di induktor akan menurun. Jika dilihat pada Gambar 4.6. Pada saat toff,

Page 46: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

34

beban akan disuplai oleh tegangan sumber ditambah dengan tegangan induktor yang sedang

melepaskan energinya. Kondisi ini yang menyebabkan tegangan keluaran menjadi lebih

besar dibandingkan dengan tegangan masukannya.

a. Saklar ON b. Saklar OFF

Gambar 4. 6 Prinsip kerja Boost converter

4.3.1 Spesifikasi model Boost converter

Boost converter yang digunakan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu IGBT

sebagai switch, induktor, kapasitor, dioda dan beban, seperti yang terlihat pada Gambar 4.5.

Untuk merancang sebuah boost converter dibutuhkan parameter - parameter untuk

menentukan besar hambatan, induktansi dan kapasitor yang akan digunakan. Parameter

tersebut disesuaikan dengan spesifikasi dari jumlah photovoltaic yang digunakan.

Parameter dari boost converter adalah sebagai berikut:

1. Daya Maksimal : 2000 W

2. Tegangan Input : 245 V

3. Tegangan Ouput : 500 V

4. Tegangan Ripple : 3%

5. Arus Ripple : 5%

6. Frekuensi switching : 1000 Hz

Dari data parameter diatas, dapat dihitung nilai-nilai komponen yang digunakan, yaitu:

Dutycycle

=

............................................................................. (4.1)

Dimana D : dutycycle Vo : tegangan output Vin : tegangan input

Page 47: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

35

Perhitungan :

=

= 0,443

Nilai induktor

=()

∗∗ ............................................................. (4.2)

Dimana f : frekuensi switching R : resistor

Perhitungan :

=0,44(1 − 0,44)

2 ∗ 1000∗ 30 = 2069,76μ

Nilai kapasitor

=∗

∗∆∗ ................................................................... (4.3)

Dimana ∆Vo : Tegangan ripple Vo : Tegangan output D : dutycycle C : kapasitor Perhitungan :

=440 ∗ 0,44

30 ∗ 13,2 ∗ 1000= 488μ

Setelah di dapatkan Lmin dan Cmin maka ditentukan nilai nilai L dan C yang

tepat dan tidak boleh dibawah nilai minimum yaitu Nilai C = 2000 μ L = 4000 μ

4.4 Perturb and Observe

Pada bagian ini dibahas tentang sistem Perturb and Observe seperti Gambar 2.4 pada

bab II, dengan sedikit modifikasi dibagian kiri dengan penambahan delta I yang berguna

untuk melakukan perhitungan nilai arus sebelum memberikan kenaikan atau penurunan nilai

dutycycle. Algoritma P&O modifikasi dapat dilihat pada Gambar 4. 7.

Page 48: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

36

Gambar 4. 7 Flowchart Program alghoritma Perturb and Observe modified

Keterangan:

1. Pengukuran tegangan dan arus 2. Perhitungan daya 3. Inisialisasi sebagai daya yang baru 4. Pengukuran teangan dan arus yang baru 5. Pengukuran daya yang baru 6. Inisialisasi penjumlahan daya yang baru dan daya yang lalu 7. 8. Inisialisasi penjumlahan tegangan yang baru dan tegangan yang lalu

Measurement: V(k), I(k)

P(k)=V(k) I(k)

K=k+1

Measurement: V(k), I(k)

P(k)=V(k) I(k)

P(k)-P(k-1)>0

V(k)-V(k-1)>0 V(k)-V(k-1)>0

D=D+∆D D=D-∆D D=D-∆D D=D-∆D

No Yes

No Yes Yes No

I(k)-I(k-1)>0 Yes No

D=D+∆D

1

2

3

4

5

6

7 8

9

10 11 12 13 14

Page 49: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

37

9. Inisialisasi penjumlahan arus yang baru dan arus yang lalu

10. 11. 12. 13. 14. Penambahan atau pengurangan nilai dutycycle

Pada bagian kanan Gambar 4.7 perturb and observe penambahan ∆I=I(k)-I(k-1)>0

karena pada algoritma P&O konvensional memiliki osilasi di sekitar titik daya maksimum

yang dapat dijelaskan pada Gambar 4.8

Gambar 4. 8 Teknik MPPT P&O

Algoritma P & O konvensional dikembangkan berdasarkan Gambar 4.8 yang berada

pada kondisi steady state bahwa kemiringan positif berada disebelah kiri MPP/titik B dan

kemiringan negatif berada disebelah kanan. Asumsikan bahwa operasi titik telah

dipindahkan dari titik A menuju ke titik B dan keputusan telah diambil pada titik B dengan

mempertimbangkan nilai-nilai dP= (PB-PA) > 0 dan dV=(VB-VA) > 0 disini algoritma

menambahkan siklus dan karena penambahan siklus ini titik B bergerak menuju titik C.

Pada titik C dihitung kembali dengan dP= (PC-PB) < 0 dan dV= (VC-VB) > 0 algoritma

mengurangi siklus, dan demikian titik operasi kembali bergerak menuju titik B. Pada titik

B dihitung kembali dengan dP= (PB-PC) > 0 dan dV= (VB-VC) < 0 algoritma mengurangi

siklus, dan karenanya operasi titik B bergerak ke titik A. Pada titik A dihitung kembali

dengan dP=(PA-PB) < 0 dan dV= (VA-VB) < 0 algoritma menambahkan siklus, dan dengan

dimikian titik operasi kembali bergerak menuju titik B dan diketahui algoritma ini membuat

titik operasi berosilasi di sekitar MPP (maksimum power point).

V

P

A

B

C

> 0

< 0

MPP

Page 50: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

38

Daya maksimum juga dipengaruhi oleh perubahan iradiasi, karena pengaruh

perubahan iradiasi kontroler mengalami ganguan saat mencari daya maksimum dan dapat

dijelaskan pada Gambar 4.9.

Pada Gambar 4.9 ditunjukan bahwa operasi telah berpindah dari dititik A ke titik B,

dan pada titik B telah dihitung terjadi perubahan iradiasi dari 300 menjadi 500 sehingga

melompat menuju titik E, dan pada titik E diketahui bahwa dP=(PE-PB) >0 disini terjadi

peningkatan siklus jika menggunakan kontroler P&O konvensional sehingga berpindah

menuju titik F dan menjauh dari titik daya maksimum yaitu Vmpp2, dan seterusnya jika terjadi

perubahan iradiasi yg meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara

memodifikasi kontroler P&O dengan melibatkan pengukuran arus seperti pada Gambar 4.7

dan analisisnya dapat dilihat pada Gambar 4.10

B C

V

VMPP3

VMPP2

VMPP1

Ir300 Ir500 Ir500

A

E

F

G

H

P

Gambar 4. 9 P&O konvensional analisis

Page 51: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

39

Pada Gambar 4.10 dapat dijelaskan pada titik B melompat ke titik yang seharusnya C

tetapi menuju E karena perubahan iradiasi. Pada titik E proses pengukuran yg melibatkan

dP=(PE-PB) > 0, dV=(VE-VB) > 0 dan dI=(IE-IB). Pada P&O modifikasi hasil mengurangi

siklus menuju titik Vmpp2 yang mana seblumnya jika menggunakan P&O konvensional akan

menuju titik F. Dengan demikian nilai positif dP apakah karena ganguan atau peningkatan

iradiasi dapat dideteksi menggunakan parameter dI.

4.5 Inverter dan SPWM

Inverter adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengubah sumber DC

menjadi sumber AC. Atau lebih tepatnya inverter memindahkan tegangan dari sumber DC

ke beban AC. Gambar 4.10 adalah model inverter yang akan diterapkan pada sistem.

A

P

V

B C

E

F

G

H VMpp1

VMpp2

VMpp3

Gambar 4. 10 Perturb and Observe modifikasi

Page 52: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

40

Gambar 4. 11 Model inverter 1 fasa

Untuk pengontrolan saklar pada inverter digunakan metode SPWM (Sinusoidal pulse

width modulation). SPWM biasanya digunakan pada rangkaian elektronika daya yang dapat

membuat tegangan berbentuk pulsa dengan cara menghidupkan atau mematikan saklar daya

pada inverter. Dapat dilihat pada Gambar 4.12 bahwa signal pada saklar (S1,S4) dan (S2,S3)

signal switching memiliki perbedaan 180 derajat.

Gambar 4. 12 Model SPWM

Sinyal Modulasi

Sinyal Carier

Page 53: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

41

4.6 Phase Locked Loop

Phase locked loop sering kali digunakan untuk sinkronisasi antara pengendali converter

elektronika daya dengan jala-jala atau disebut grid. Phase locked loop atau PLL adalah

sebuah sistem kontrol frekuensi yang memanfaatkan sensitifitas deteksi fasa antara sinyal

input dan output dari sebuah rangkaian osilasi yang terkontrol. Dapat dilihat pada Gambar

4.13, PLL digunakan pada sistem ini agar dapat menghasilkan nilai sudut fasa yang

didapatkan dari sinyal input.

Gambar 4. 13 Model Phase locked loop

4.7 Connected Grid

Agar sistem dapat terhubung dengan jaringan listrik AC atau grid digunakan model

yang dapat dilihat pada Gambar 4.14, terlebih dahulu sesuai dengan standart voltase yang

ada di indonesia yaitu 220 VRMS (Root Mean Square) dan Frekuensi 50Hz. Penentuan Vpeak

pada jaringan dengan menggunakan Persamaan 4.4

=

√ ....................................................................................... (4.4)

Dimana :

Vrms = 220V : Tegangan rata-rata

Vp = : Tegangan puncak

Perhitungan:

= ∗ √2

= 220 ∗ √2

= 311,12V

Page 54: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

42

Gambar 4. 14 Model sumber AC

4.8 Photovoltaic Terhubung ke Grid

Gambar 4. 15 Sistem photovoltaic terhubung ke grid

Pada Gambar 4.15 seluruh sistem terhubung yang diantaranya photovoltaic, boost

converter, inverter dan grid. Untuk menghubungkan photovoltaic ke grid diperlukan

inverter yang mengubah keluaran DC-AC yang dikontrol oleh SPWM (Sinusoidal Pulse

Width Modulation). Agar photovoltaic dapat terhubung dengan grid, maka diperlukan

pengaturan sudut fasa antara keluaran tegangan inverter dan tegangan grid dengan

Page 55: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

43

menggunakan teknik PLL (Phase Locked Loop) yang mana sebelumnya dilakukan

pengontrolan tegangan dan arus inverter dengan menggunakan sekema control pada Gambar

4.16

Gambar 4. 16 (a)Voltage control (b) Current control Sumber : Rashid, 2011

Metode control yang digunakan pada voltage control dan current control adalah

metode proportional integral (PI) yang didapatkan nilai voltage control Kp= 12 dan Ki=

25, untuk curren control didapatkan Kp= 0,12 dan Ki= 0,5 yang mana kemudian keluaran

sinyal kontrol berupa sinyal modulasi. Untuk proses aliran daya pada sistem yang terhubung

ke jaringan (grid) diperlukan sebuah induktor dalam pentransmisianya seperti pada Gambar

4.17

Gambar 4. 17 Inverter Terhubung Jaringan

Page 56: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

44

Sebuah sumber tegangan Vinv dengan sudut fasa δ1, terhubung dengan sumber tegangan

lain Vgrid dengan sudut fasa δ2. Jika kedua sumber tersebut terhubung melalui sebuah saluran

transmisi yang terdapat induktansi XL, maka akan mengalir arus (I) antar keduanya. Karena

terdapat arus pada saluran tersebut, daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) juga akan mengalir

diantara kedua sumber tersebut.

Untuk megetahui nilai daya yang dialirkan menggunakan persamaan aliran daya 4.5.

=∗

∗ sin ................................................................. (4.5)

Dimana : Pmax : Daya maksimum yang diinginkan

Vinv : Tegangan inverter

Vgrid : Tegangan Grid

XL : Nilai induktor yang menghubungkan inverter dan grid

sin : Sudut antara tegangan keluaran inverter dan grid

Sedangkan untuk mengetahui tegangan inverter menggunakan persamaan (4.6), daya

aktif (P) menggunakan persamaan (4.7), dan daya reaktif menggunakan persamaan

(4.8).

=

√ ∗ ............................................................................. (4.6)

Dimana : Vinv : Tegangan inverter

Vdc : Tegangan DC

m : Index modulasi

= ∗ ∗ ........................................................................... (4.7)

Dimana P = Daya aktif (w)

V = Tegangan (V)

I = Arus (A)

Cos φ = Faktor daya

= ∗ ∗ sin ............................................................................ (4.8)

Dimana Q = Daya Reaktif (VAR)

V = Tegangan (V)

I = Arus (A)

Sin = Faktor reaktif

Page 57: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

45

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian

disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka gelombang

tegangan mendahului gelombang arus sebesar φ. Perkalian gelombang tegangan dan

gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan dua puncak negatif yang

kecil yang dapat dilihat pada Gambar 4.18. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar

nilai dari komponen induktornya.

Gambar 4. 18 Gelombang daya aktif dengan beban impedansi

Sumber : kusmandaru,2015

Page 58: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

47

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian pemodelan MPPT (maximum power

point tracking) yang terhubung ke grid satu fasa. Hasil penelitian berupa hasil model

simulasi dan analisis terhadap perubahan variabel yang dijelaskan dalam sub bab berikut.

5.1 Hasil Photovoltaic

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian model photovoltaic yang digunakan,

Setelah didapatkan data pada module photovoltaic pada Gambar 4.3 dan agar diperoleh daya

sekitar 2000 W maka module disusun secara series sebanyak delapan, dengan menggunakan

persamaan 5.1

= + + … ................................... (5.1)

Hasil pada Gambar 5.1, didapatkan maximum power pada module photovoltaic sekitar

2002 W, serta memiliki open circuit voltage 300 V dan short circuit current 8,66 A. Saat

kondisi maximum power point didapatkan tegangan maximum 245,6 V dan arus maximum

8,15 A pada pengujian dengan iradiasi konstan 1000 W/m2.

Gambar 5. 1 Photovoltaic Tipe 1soltech 1STH-250-WH, simulasi 8 series module untuk Arus (atas) dan Daya (bawah)

Page 59: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

48

Uji coba kedua yaitu dengan memberi perubahan iradiasi mulai dari 100 W/m2, 500

W/m2, dan 1000 W/m2 dengan temperatur konstan 25oC dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5. 1 Data perubahan iradiasi pada panel photovoltaic.

Iradiasi

(W/m2)

Temperatur (oC) Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)

100 25 230,6 0,81 187,8

500 25 244,1 4,07 994,7

1000 25 245,6 8,15 2002

Hasil pengujian juga dapat dilihat pada Gambar 5.2 bahwa perubahan iradiasi sangat

berpengaruh terhadap daya photovoltaic khususnya arus yang dihasilkan oleh photovoltaic.

Terjadinya peningkatan iradiasi yang dimulai dari 100 – 1000 W/m2, maka semakin besar

arus yang dihasilkan oleh photovoltaic.

Gambar 5. 2 Pengujian photovoltaic (8 series module) dengan perbedaan iradiasi, Arus (atas) dan Tegangan (bawah)

Page 60: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

49

5.2 Pengujian Photovoltaic tanpa MPPT

Pada pengujian ini photovoltaic tidak terhubung dengan sistem MPPT. Pengujian

dilakukan dengan kondisi iradiasi dan temperatur diberi konstan seperti pada Gambar 5.3

untuk mengetahui daya yang dihasilkan oleh photovoltaic terhadap perubahan beban.

Gambar 5. 3 Set-up pengujian photovoltaic tanpa MPPT

Tabel 5. 2 Data perubahan beban pada panel photovoltaic dengan iradiasi 1000 W/m2 dan temperatur 25oC.

Beban R (Ω) Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)

50 275 5,5 1512,5

100 287,8 2,878 828,2

300 295 0,983 289,9

700 296,9 0,424 125,9

Pada Tabel 5.2 hasil pengujian simulasi photovoltaic dengan perubahan beban resistansi

50 Ω hingga 700 Ω. Dapat dilihat perubahan daya yang dihasilkan photovoltaic semakin

kecil karena perubahan beban yang semakin besar.

Page 61: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

50

5.3 Pengujian photovoltaic menggunakan MPPT (P&O konvensional)

Gambar 5. 4 Pengujian photovoltaic terhubung MPPT (P&O Konvensional)

Pada pengujian model MPPT yang menggunakan metode perturb and observe

konvensional dengan pemberian iradiasi 1000 W/m2, temperatur 25 oC dan digunakannya

beban resistansi 700 Ω. Dapat dilihat besarnya nilai daya yang dihasilkan pada Gambar 5.5.

Gambar 5. 5 photovoltaic menggunakan MPPT (P&O konvensional)

Dari Gambar 5.5 menunjukan bahwa ketika sistem MPPT yang menggunakan metode

P&O konvensional beroperasi. Photovoltaic mampu menghasilkan daya (Ppv) maksimum

hingga 1997,7 W karena hasil dari kinerja kontroler tersebut. Untuk arus dan tegangan yang

dihasilkan oleh photovoltaic dapat dilihat pada Gambar 5.6

Pengukuran

Pv

Pengukuran converter

Pow

er

Time (second)

Page 62: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

51

Gambar 5. 6 Tegangan (atas) dan arus (bawah) photovoltaic menggunakan MPPT (P&O konvensional)

Pada Gambar 5.6 dapat dilihat tegangan (Vpv) dan arus (Ipv) rata-rata yang di

hasilkan oleh photovoltaic yang menggunakan teknik MPPT yaitu 244,5 V dan 8,07 A. Dan

pada Gambar 5.2 bahwa tegangan dan arus yang dihasilkan mampu mendekati tegangan

maksimum (Vmp) dan Arus maksimum (Imp) photovoltaic saat iradiasi dan temperatur yang

telah ditentukan.

Simulasi untuk pengambilan data berikutnya adalah pengambilan nilai daya, arus dan

tegangan keluaran dari boost converter yang dapat dilihat pada Gambar 5.7

Vo

ltag

e C

urre

nt

Time (second)

Page 63: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

52

Gambar 5. 7 Daya (atas), Tegangan (tengah) dan Arus (bawah) keluaran boost converter (P&O konvensional)

Pada Gambar 5.7 daya (Pdc) maksimum yang dihasikan oleh boost converter sekitar

1953,8 W berbeda dengan daya yang dihasilkan oleh photovoltaic yaitu 1997,3 W.

Perbedaan daya ini masih dapat ditoleransi karena daya yang dihasilkan berada di sekitar

titik daya maksimum. Sedangkan untuk arus dan tegangan maksimum yang diperoleh boost

converter dengan beban 700 Ω didapatkan tegangan (Vdc) berada pada nilai 1169,5 V dan

arus (Idc) 1,67 A.

5.4 Pengujian photovoltaic menggunakan MPPT (P&O Modifikasi)

Gambar 5. 8 Set-up MPPT dengan kontroler P&O modifikasi

Ganti controler P&O modifikasi

Po

wer

V

olt

age

Cur

ren

t

Time (second)

Page 64: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

53

Pengujian sistem MPPT dengan kontroler P&O modifikasi sama dengan pengujian

P&O konvensional tanpa merubah nilai iradiasi, temperatur dan beban. Daya hasil

pengujian dapat dilihat pada Gambar 5.9

Gambar 5. 9 Daya maksimum photovoltaic menggunakan MPPT (P&O modifikasi)

Dari Gambar 5.9 menunjukan bahwa ketika sistem MPPT beroperasi, photovoltaic

mampu menghasilkan daya (Ppv) maksimum 1997,8 W berbeda dengan P&O konvensional

yang mana hasilnya lebih kecil dari P&O modifikasi. Untuk arus dan tegangan yang

dihasilkan oleh photovoltaic dapat dilihat pada Gambar 5.10

Gambar 5. 10 Tegangan (atas) dan arus (bawah) photovoltaic menggunakan MPPT (P&O Modifikasi)

Vo

ltag

e C

urre

nt

Time (second)

Po

wer

Time (second)

Page 65: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

54

Pada Gambar 5.10 dapat diketahui bahwa tegangan (Vpv) yang dihasilkan lebih kecil,

sedangkan arus (Ipv) yang dihasilkan lebih besar dari saat menggunakan P&O modifikasi.

Untuk hasil kontroler P&O konvensional yaitu tegangan rata-rata yang didapat sekitar 243,7

V dan arus rata-rata yaitu 8,10 A. Dari hasil pengujian tersebut dapat dilakukan

perbandingan hasil antara P&O konvensional dan P&O modifikasi yang dapat dilihat pada

Tabel 5.3.

Tabel 5. 3 Hasil rata-rata Perbandingan pengukuran P&O konvensional dan P&O modifikasi

Pengukuran

Ppv

P&O

Konvensional

P&O

Modifikasi

Selisih

Tegangan (V) 244,6 243,7 0,9

Arus (A) 8,07 8,10 0,03

Daya (W) 1973 1973,7 0,7

Pada Tabel 5.3 pengujian diatas dilakukan dengan iradiasi , suhu dan beban yang

konstan dapat dilihat bahwa hasil kontroler P&O modifikasi sedikit lebih besar dengan

perbedaan nilai 0,7 W.

Untuk pengujian keluaran daya boost converter menggunakan P&O modifikasi dapat

dilihat pada Gambar 5.11.

Gambar 5. 11 Daya keluaran boost converter (P&O modifikasi) Daya (atas), Arus (tengah) danTegangan (bawah)

Time (second)

Pow

er

Cur

ren

t V

olt

age

Page 66: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

55

Untuk Gambar 5.11 daya maksimum (Pdc) yang dihasikan oleh boost converter sekitar

1953,9 W berbeda dengan daya yang dihasilkan oleh photovoltaic yaitu 1997,8 W. Untuk

mengetahui hasil keseluruhan perbedaan keluaran boost converter yang menggunakan

MPPT konvensional maupun MPPT modifikasi dapat dilihat pada Tabel 5.4

Tabel 5. 4 Nilai maksimum perbandingan pengukuran P&O konvensional dan P&O modifikasi pada boost converter.

Pengukuran

Boost converter

P&O

Konvensional

P&O

Modifikasi

Selisih

Tegangan (V) 1169,5 1170 0,5

Arus (A) 1,67 1,67 0

Daya (W) 1953,8 1953,9 0,1

Pada Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa perbedaan arus keluaran boost converter yaitu

0 dan daya yang dihasilkan memiliki perbedaan 0,1 W. Dapat kita lihat bahwa dengan

pemberian beban yang sama dan iradiasi yang konstan kerja kontroler P&O yang

dimodifikasi memiliki kinerja yang hampir sama dengan kontroler konvensional P&O. Hal

ini disebabkan karena tidak adanya perubahan iradiasi yang mana sebelumnya kontroler

P&O yang dimodifikasi akan bekerja jika terjadi perubahan iradiasi seperti pembahasan pada

Bab 4.

5.5 Pengujian photovoltaic terhadap perubahan beban menggunakan MPPT dan tanpa MPPT

Setelah dilakukan Pengujian MPPT yang menggunakan kontroler P&O konvensional

dan P&O modifikasi. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap perubahan beban, dari

beban yang diseri dan pada detik ke 3 menjadi beban paralel. Dapat dilihat pada Gambar

5.12 desain beban, dengan jumlah beban R_load=200 Ω, R_load1=100 Ω dan R_load2=300

Ω.

Gambar 5. 12 Desain Beban

Page 67: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

56

Disini dilakukan pengujian dengan meggunakan teknik MPPT dan tanpa MPPT

dengan pemberian iradiasi 1000 W/m2 dan temperatur yang konstan yaitu 25oC. Hasil

pengujian dapat dilihat pada Gambar 5.13

Gambar 5. 13 Pengujian tanpa MPPT (atas) dan menggunakan MPPT (bawah) terhadap perubahan beban

Dari Gambar 5.13 grafik pertama merupakan photvoltaic tanpa MPPT sedangkan

grafik kedua photovoltaic menggunakan MPPT. Dapat dilihat pada kedua grafik tersebut

terjadi perubahan beban pada detik ke 3. Untuk grafik pertama daya yang mampu dihasilkan

photovoltaic tanpa MPPT sekitar 176 W dan saat perubahan beban menjadi 235,3 W.

Untuk grafik ke dua menggunakan MPPT daya yang dihasilkan berada pada 1952 W

dan terjadinya peningkatan daya pada detik ke 3 yang kemudian kembali staedy state. Hal

ini terjadi karena perubahan beban dan daya meningkat menjadi 1973,1 W. Dari hasil

pengujian tersebut bahwa teknik MPPT yang diterapkan mampu bekerja atau melacak titik

daya maksimum pada saat terjadi perubahan beban.

5.6 Pengujian sistem MPPT Terhadap perubahan iradiasi

Setelah dilakukanya pengujian MPPT terhadap perubahan beban, selanjutnya adalah

melakukan pengujian dengan perubahan iradiasi yang diberikan yaitu antara 300-1000 W/m2

PV no MPPT

PV MPPT

Time (second)

Po

wer

P

ow

er

Page 68: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

57

, guna mengetahui kerja sistem kontroler perturb and observe (P&O) yang dimodifikasi

seperti pada Bab 4. Untuk mengetahui kemampuan kontroler jika terjadi perubahan iradiasi.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan dua kontroler yang berbeda yaitu Sistem

MPPT yang menggunakan kontroler P&O konvensional dan MPPT yang menggunakan

kontroler P&O modifikasi. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 5.14.

Gambar 5. 14 Perubahan daya saat terjadinya perubahan iradiasi, (A) P&O konvensional dan (B) P&O modifikasi

Pada Gambar 5.14 Grafik pertama merupakan perubahan iradiasi yang diberikan pada

photovoltaic, sedangkan untuk grafik kedua (P&O konvensional) dan yang ketiga (P&O

modifikasi) merupakan daya keluaran yang dihasilkan oleh MPPT. Untuk P&O

konvensional dan P&O modifikasi tidak terlihat perbedaanya maka dilakukan penyatuan

dan pembesaran pada ke dua garis tersebut seperti pada Gambar 5.15

A. Mencapai titik daya maksimum B. Perubahan iradiasi

Gambar 5. 15 Hasil perbandingan dua kontroler terhadap titik daya maksimum (A) dan perubahan iradiasi (B)

Iradiasi

B. P&O modifikasi

A. P&O konvensional

Po

wer

P

ow

er

Po

wer

Time (second)

Pow

er

Pow

er

Time (second) Time (second)

Page 69: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

58

Gambar 5.15 merupakan hasil perbandingan dua kontroler yaitu P&O konvensional

dan P&O modifikasi yang mana sebelumnya garis (---) merupakan kontrol P&O

konvensional dan garis (___) merupakan kontrol P&O modifikasi. Dapat dilihat pada Gambar

5.15(A) tersebut bahwa respon MPPT yang dihasilkan P&O modifikasi mampu mengurangi

osilasi dan stabil pada waktu 0,18 detik, berbeda dengan P&O konvensional yang stabil pada

waktu 0,26 detik. Pada Gambar 5.15(B) terjadi perubahan iradiasi pada photovoltaic, yang

mana P&O modifikasi mampu mengurangi hilangnya daya hingga 25,4 W jika dibandingkan

dengan kontrol P&O konvensional.

Untuk mengetahui hasil tersebut secara keseluruhan maka dilakukan perbandingan

grafik kontrol P&O konvensional dan P&O modifikasi yang dapat dilihat pada Gambar 5.16.

Gambar 5. 16 Perbandingan hasil daya MPPT P&O konvensional dan P&O modifikasi

Pada Gambar 5.16 dapat dilihat bahwa hasil kontroler P&O yang dimodifikasi mampu

bekerja lebih baik saat mencapai titik daya maksimum (A) dan saat terjadinya peningkatan

iradiasi (B). Kemudian dilakukan pengukuran selisih daya (C) didapatkan selisih nilai

tertinggi 90,1 W pada waktu 0,13 detik dan saat kenaikan iradiasi (D) didapatkan nilai

tertinggi hingga 25,4 W pada waktu 1,53 detik.

5.7 Pengujian sistem MPPT terhubung ke grid

Pada pengujian selanjutnya sistem MPPT yang menggunakan kontroler P&O

modifikasi akan dihubungkan ke grid dengan menggunakan inverter 1 fasa. Untuk analisis

menggunakan iradiasi 1000 W/m2 yang mana sebelumnya dilakukan penyamaan sudut fasa

menggunakan teknik Phase Locked Loop (PLL) dan dilakukan pengontrolan tegangan dan

A

C

B

D

Page 70: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

59

arus inverter. Simulasi pengujian keseluruhan sistem dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan

hasil pengujian daya yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5.17

Gambar 5. 17 Daya output sistem photovoltaic terhubung ke MPPT dan grid

Pada Gambar 5.17 daya yang dihasilkan MPPT menggunakan kontroler P&O

modifikasi Garis (___) mampu mendekati daya maksimum dengan hasil rata-rata 1997,3 W.

Sedangkan daya yang diterima oleh jaringan (----) berkurang menjadi 1944,3 W. Hasil

pengujian dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5. 5 Perbandingan daya MPPT terhubung ke grid

Daya maks photovoltaic Daya hasil MPPT Daya keluaran

2000 W 1997,3 W 1944,3 W

Pada Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa photovoltaic memiliki daya maksimum 2000

W, dengan menggunakan teknik MPPT daya maksimum dapat dicapai dengan akurasi 99,8

% dengan hasil 1997,3 W, dan untuk daya yang disalurkan ke jaringan memiliki akurasi 97

% dengan hasil 1944,3 W. Hal ini menunjukan bahwa sistem MPPT yang menggunakan

kontroler P&O modifikasi terhubung ke grid cukup berhasil dalam penggunaannya mencari

nilai daya maksimum.

5.7.1 Pengujian sistem MPPT terhubung ke grid dengan perubahan iradiasi

Selanjutnya pengujian dilakukan dengan memberikan perubahan iradiasi pada sistem

MPPT terhubung ke grid, yang pengujian sebelumnya iradiasi diberikan konstan. Untuk

hasil pengujian perubahan iradiasi dapat dilihat pada Gambar 5.18

Po

wer

Time (second)

Page 71: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

60

Gambar 5. 18 MPPT grid terhadap perubahan iradiasi

Dapat dilihat pada Gambar 5.18 garis (__) merupakan keluaran photovoltaic dan garis

(---) merupakan daya yang diterima oleh grid / jaringan listrik. Pengujian perubahan iradiasi

yang diberikan antara 450 W/m2 hingga 1000 W/m2, perubahan iradiasi ini akan

mempengaruhi daya maksimum photovoltaic yang dapat alirkan. Hal ini mengakibatkan

terjadi perubahan juga pada daya maksimum keluaran sistem. Dari Gambar 5.18 saat terjadi

perubahan iradiasi, MPPT mampu melacak daya maksimum dan sistem mampu

mengalirkan daya saat terjadi perubahan iradiasi. Perbedaan daya keluaran photovoltaic dan

daya keluaran sistem memiliki selisih daya yang tidak begitu besar dengan rata-rata 22 W.

Selanjutnya dilakukan pengambilan data tegangan inverter dan tegangan grid , yang

dapat dilihat pada Gambar 5.19

Gambar 5. 19 Tegangan inverter dan grid

Pada Gambar 5.19 tegangan yang dihasilkan inverter didesain lebih besar

dibandingkan tegangan di grid, agar tidak terjadinya arus balik kerangkaian MPPT dengan

menggunakan persamaan 4.4 diperoleh tegangan inverter 260 V dan tegangan grid 220 V.

Pow

er

Time (second)

Vo

ltag

e (V

)

Time (second)

Page 72: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

61

Arus yang dihasilkan sistem dapat dilihat pada Gambar 5.20 arus keluaran inverter

berbentuk sinusoidal serta memiliki frekuensi 50 Hz sama seperti frekuensi jaringan.

Gambar 5. 20 Arus inverter

Pada Gambar 5.20 arus yang dihasilkan semakin kecil karena pengaruh iradiasi yang

mengalami perubahan pada time 1 hingga 4. Untuk hasil pengujian daya terhadap perubahan

iradiasi 100 W/m2 – 1000 W/m2 dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5. 6 Daya yang dihasilkan terhadap perubahan iradiasi

Iradiasi

(W/m2)

Daya MPPT (W) Daya keluaran (W) Selisih (w)

100 187,7 169,4 18,3

200 386,8 368,8 18

300 588,8 575,6 13.2

400 791,7 774,3 17,4

500 994,7 965,3 29,4

600 1197 1170 27

700 1399 1373 26

800 1599 1584 15

900 1798 1776 22

1000 1997 1962 35

Pada Tabel 5.6 hasil pengujian dengan pemberian iradiasi yang berubah-ubah pada

saat pengiriman daya memiliki kerugian rata-rata 2% atau 22,13 W dari hasil MPPT. Hal

ini dapat ditoleransi karena daya yang dihasilkan masih berada di sekitar titik daya

maksimum.

Cur

ren

t

Time (second)

Page 73: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

63

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini, hasil desain simulasi sistem MPPT (Maximum power point

tracking) yang terhubung ke grid 1 fasa menggunakan metode kontrol P&O (Perturb and

observe) dan menggunakan konverter DC-DC tipe boost. Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan dua buah kontroler yaitu kontroler P&O konvensional dan P&O

modifikasi. Selanjutnya pengujian dilakukan dengan menghubungkan sistem MPPT dengan

grid. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya , maka

dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pada pengujian photovoltaic tanpa menggunakan sistem MPPT, photovoltaic tidak

dapat menghasilkan daya maksimum berbeda dengan sistem photovoltaic yang

menggunakan MPPT. Penggunaan sistem MPPT menghasilkan daya maksimum yang

dicapai hingga 99,8 % dengan hasil 1997,3 W.

Pada pengujian dengan membandingkan dua buah kontroler yang berbeda P&O

konvensional dan P&O yang dimodifikasi masing-masing kontroler mampu melacak

daya maksimum. Perbedaan dua kontroler tersebut pada saat terjadi perubahan

iradiasi, P&O yang dimodifikasi mampu meningkatkan daya hingga 25 watt dan juga

mampu mengurangi osilasi pada saat keadaan maksimum hingga 90 watt

dibandingkan P&O konvensional. Secara keseluruhan P&O yang dimodifikasi bekerja

lebih baik pada saat terjadi perubahan iradiasi.

Pada pengujian terhubung ke grid sistem MPPT tetap mampu melacak daya

maksimum, pada proses pentransmisiannya sistem mengalami kehilangan daya rata-

rata 22,13 W hal ini dapat ditoleransi karena daya yang ditransmisikan masih berada

di sekitar titik daya maksimum.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran dari penulis:

Perlunya dilakukan desain boost converter yang lebih baik agar mengurangi

osilasi nilai output tegangan.

Page 74: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

64

Perlunya dicoba menggunakan metode lain untuk kontrol inverter agar kerugian

daya dapat diperkecil.

Perlunya pembuatan prototype sistem guna membandingkan hasil simulasi dan

pengujian dilapangan.

Page 75: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

65

DAFTAR PUSTAKA

Afghoul, H., Chikouche, D., Krim, F., & Beddar, A. (2013). A novel implementation of MPPT sliding mode controller for PV generation systems. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Afghoul, H., Krim, F., & Chikouche, D. (2013). Increase the photovoltaic conversion efficiency using Neuro-fuzzy control applied to MPPT. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Banerjee, D. (2006). PLL Performance, Simulation, and design 4th Edition. United States of America: Dog Ear Publishing.

Enslin, j. (1990). Maximum power point tracking: A cost saving necessity in solar energy systems. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Hossain, M. I., Khan, S. A., Shafiullah, M., & Hossain, M. J. (2011). Design and Implementation of MPPT Controlled Grid Connected Photovoltaic System. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Huang, K., & Li, W. (2011). MPPT of Solar Energy Generating System with Fuzzy Control and Artificial Neural Network. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Lee, C.-U., Ko, J.-S., Seo, T.-Y., Kim, D.-K., & Chung, D.-H. (2013). The MPPT Control of Photovoltaic System using Fuzzy-PI Controller. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Libo, W., Zhengming, Z., Jianzheng, L., Shu, L., & Liqiang, Y. (2005). Modifi'ed MPPT Strategy Applied in Single-Stage Grid-Connected Photovoltaic System. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Lin, W.-M., Hong, C.-M., & Chen, C.-H. (2011). Neural-Network-Based MPPT Control of a Stand-Alone Hybrid Power Generation System. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Muhammad H. Rashid, P. (2011). Power Electronics Handbook. Florida: Academic Press.

Nurrohim, A. (2012). Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Sebagai Solusi Kelistrikan Di Daerah Terpencil. Jurnal Sains dan Teknolgi Indonesia.

Ogata, K. (2009). Modern Control Engineering. Canada: Pearson Education.

Raedani, R., & Hanif, M. (2014). Design, Testing and Comparison of P&O, IC and VSSIR MPPT Techniques. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Page 76: DESAIN MAKSIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/588/1/FREDIAWAN YUNIAR.pdf · 2020. 5. 31. · MINAT SISTEM KONTROL DAN ELEKTRONIKA Ditujukan untuk memenuhi

66

Safari, A., & Mekhilef, S. (2011). Simulation and Hardware Implementation of Incremental Conductance MPPT With Direct Control Method Using Cuk Converter. IEEE.

Salmi, H., Badri, A., & Zegrari, M. (2016). Maximum Power Point Tracking (MPPT) Using Artificial Bee Colony Based Algorithm for Photovoltaic System. International Journal of Intelligent Information Systems.

Selmi, T., Abdul-Niby, M., & Devis, L. (2014). P&O MPPT Implementation Using MATLAB/Simulink. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Sun, L., Zhengdandan, & Han, F. (2013). Study on MPPT Approach in Photovoltaic System Based on Fuzzy Control. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Wu, H., & Tao, X. (2009). Three Phase Photovoltaic Grid-connected Generation Technology with MPPT Function and Voltage Control. Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Zope, P. H., Bhangale, P. G., sonare, P., & Suralkar. (2012). Design and Implementation of carrier based Sinusoidal PWM Inverter. nternational Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and Instrumentation Engineering.