Upload
andrew-then
View
240
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA KINERJA KADER POSYANDU LANSIA TERHADAP KEPUASAN LANSIA DI
KELURAHAN REMPOA WILAYAH BINAAN KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
DESI SUCI ANGRAENI
109104000018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H/2014 M
i
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Desi Suci Angraeni
Tempat Tanggal Lahir : Kuningan, 23 Maret 1992
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jln Rawa Bebek RT 12/RW 13 No. 33
Penjaringan Jakarta Utara 14440
Telepon : 083872169512
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Penjaringan 06 Pagi (1997-2003)
2. MTS Al-Mukhlisin Pluit Raya (2003-2006)
3. MAN 1 Jakarta Barat (2006-2009)
4. S1 Keperawatan (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) (2009-Sekarang)
Pengalaman Organisasi
1. Ketua Osis MTS Pluit Raya
2. Ketua Rohis MTS Pluit Raya
3. Sekertaris Paskibra MTS Pluit Raya
4. Sekertaris Osis MAN 1 Jakarta
5. Bendahara Pramuka MAN 1 Jakarta
6. Ketua Penyelenggara HUT GUDEP Pramuka MAN 1 Jakarta Tingkat
Jabodetabek
Pengalaman Seminar
1. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization
Era” tahun 2009
2. Seminar Umum “Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok”
pada tahun 2009
vi
3. Seminar Kesehatan “Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di
Rumah”tahun 2010
4. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” Tahun 2012
5. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan
Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan
Global”tahun 2012
6. Emergency Nursing Seminar dan Workshop “Peran Perawat dalam
Tatalaksana Trauma Thoraks Berbasis Pasien Safety” tahun 2012
vii
PERSEMBAHAN Semua tertuang dalam secarik kertas ini, ketulusan, untaian doa, harapan serta kegigihan tuk
meraih masa depan , untaian rasa syukur semua tertulis dalam persembahan ini.
Yang Utama Dari Segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah
memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil
ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang
tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata
cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia
karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku
termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih
baik, Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih Ayah...
My Brother’s dan Sister
Untuk adik-adikku aldi dan arjun, penghibur disaat penat, membantu dalam keadaan sulit.. untuk
kakak dan adik2 ku diorganisasi terima kasih atas waktunya tuk mendengarkan keluh kesahku, memberi
semangat kepada ku dalam menyelesaikan skripsi ini, hanya karya kecil ini yang dapat aq
persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aq akan selalu menjadi yang terbaik
untuk kalian semua...
My Friend
Buat kalian teman Sri, Ummi, Ryani, adel, Ami, Nining, Qoys,Siska nd Rus, ,,,,,kalau ingat skripsi
ini, ingat perjuangan kita dalam menyelesaikannya,, kala malas kalian menyemangati, kala lupa kalian
mengingatkan,, perjuangan demi menggapai sebuah masa depan, yang selalu mengerjakan sampai larut
malam, perjuangan demi sebuah torehan tanda tangan harus melewati begitu banyak rintangan,,,, Tapi
semua itu terbayarkan dengan sebuah karya kecil ini yang mampu membuat kita solid.Terima kasih tuk
semangat dan Nasihat yang diberikan, candaan penghibur disaat penat aku tak akan melupakan semua
itu. Semoga karya ini berguna dan kita mampu menggapai asa bersama-sama
Dosen Pembimbing Skripsiku..
Mafthuhah, Mkep.,PhD , Jamaludin, S.Kp, M.Kep, selaku dosen pembimbing tugas akhir saya,
terima kasih banyak bu.pak.., saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak
akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari ibu dan bapak. Terima kasih banyak bu, pak
Teman2 angkatan 2009 :
Terima kasih banyak untuk bantuan dan kerja samanya selama ini…
Serta semua pihak yg sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir ini...
.”your dreams today, can be your future tomorrow”
DESI SUCI ANGRAENI
viii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2013 Desi Suci Angraeni, NIM 109104000018 Hubungan antara Kinerja Kader Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia terhadap Kepuasan Lansia Di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Puskesmas Ciputat Timur. xx + 82halaman + 11 tabel + 2 bagan + 4 Lampiran Kata Kunci : Kinerja Kader, Posyandu Lansia, Kepuasan Lansia Daftar Bacaan : 55 (1995 – 2012)
ABSTRAK Kinerja kader merupakan hasil kerja yang dilakukan kader dalam
melakukan tugas serta tanggung jawab yang diberikan. Kinerja yang dilakukan dengan baik merupakan suatu proses yang akan menghasilkan input berupa kepuasan lansia sebagai pengguna posyandu lansia. Kepuasan merupakan harapan yang dirasakan lansia saat menerima pelayanan atau kegiatan yang diberikan kader dalam pelaksanaan posyandu lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia di kelurahan Rempoa binaan Puskesmas Ciputat Timur. Sampel penelitian yang digunakan berjumlah 134 lansia anggota aktif yang tersebar di 4 posbindu. Teknik yang digunakan dengan teknik proporsional starafied random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisis faktor digunakan untuk menjamin validitas serta reabilitas kuisoner.Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi pearson product moment dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya faktor dari variabel kinerja yaitu faktor sikap dan kegiatan/pelayanan serta dari variabel kepuasan faktor keandalan, empati dan kenyataan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja dengan kepuasan lansia dengan P value sebesar 0,000 atau sig < 0,05.
Peneliti menyarankan agar kader mempertahankan dan meningkatkan kinerja nya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan kader yang dilakukan petugas puskesmas serta mengoptimalkan peran perawar sebagai pendidik untuk memberi informasi serta pelatihan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu lansia.
ix
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCESISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduates Thesis, December 2013 Desi Suci Angraeni, NIM 109104000018
The relationship between the performance of PosyanduElderly Cadre to Satisfaction of Elderly In Rempoa under Puskesmas Ciputat Timur Working Area xx + 82 pages+ 11 tables + 2 images + 4 Attachments Keywords: Performance Cadre, Elderly Posyandu, Elderly Satisfaction Reading List : 55 (1995 – 2012)
ABSTRACK Cadre performance is the result of work done cadres in performing the
duties and responsibilities given. Performance done well is a process that will generate the input form as user satisfaction in Posyandu elderly. Satisfaction which is perceived expectations elderly while receiving services or activities provided cadres in posyandu elderly.
This study aims to know the relationship between elderly neighborhood health cadre performance to the satisfaction of the elderly in the In Rempoa under Puskesmas Ciputat Timur Working Area. The sample used was 134 elderly active members spread over 4 Posyandu. The technique used by stratified proportional random sampling technique.The design study is a quantitative study of associative approach.Collecting data using a questionnaire research instruments. Factor analysis techniques are used to ensure the validity and reliability of the questionnaire. Data analysis technique used is the Pearson product moment correlation with the help of statistical application program in its processing. The results showed the formation factor of the performance variable factor, namely the attitude and activities / services and of variable reliability factor satisfaction, empathy and reality. Statistical test results showed that there is a relationship between performance and satisfaction of the elderly with P value of 0.000 or sig <0.05.
Researchers suggest that the cadres maintain and improve its performance by training a cadre of committed training clinic staff perawar as well as optimizing the role of educator to provide information and training cadres in carrying out the activities of elderly neighborhood health center.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ““Hubungan antara Kinerja Kader Posyandu Lanjut
Usia terhadap Kepuasan Lansia di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan
Kerja Puskesmas Ciputat Timur”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi.
Namun, karena mendapatkand ukungan dan bantuan yang luar biasadari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.Dengan ini, penulis ingin
mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tidak
terhingga, kepada:
1. Prof. Dr. (hc). dr. MK. Tadjudin,Sp.And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan.
3. Ns. Eni Nuraini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan.
4. Ns. Ita Yuanita S.Kep, M.Kep selaku dosen dan pembimbing akademik.
5. Jamaludin, S.Kep, M.Kep selaku dosen dan pembimbing pertama. Terima
kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu, tenaga,
xi
arahan, serta kesabaran selama membimbing penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Mafthuhah, Mkep.,PhD selaku dosen pembimbing kedua. Terima kasih
sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu, tenaga,
arahan,serta kesabaran selama membimbing penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
7. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang
telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan selama
penulis mengikuti perkuliahan.
8. Seluruh staf karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Segenap staf Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam
pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi ini.
10. Ucapan terima kasih peneliti haturkan secara istimewa untuk orang tua
tercinta bapak Lamdori dan ibu Sutinah yang telah mencurahkan kasih
sayang tiada tara dan senantiasa mendo’akan keberhasilan penulis serta
dukungan baik moril maupun materil selama proses penyelesaian skripsi
ini.
11. Saudaraku Aldi dan adek Arjun serta adik-adik dan kakak-kakak dalam
organisasi yang selalu memberikan do’adan semangat yang luar biasa
selama proses penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman Sri, Ummi, Ami, Ryani, Nining, Adel, Qoys, Rusmanto,
Siska, yang telah memberikan do’a, dukungan dan semangat dikala penulis
mulai lelah dalam penyelesaian skripsi ini.
xii
13. Teman-teman PSIK angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih telah memberikan inspirasi, semangat dan
kebersamaan yang indah selama ini.
Akhir kata semoga kita semua diberikanrahmat, hidayah serta
karunia dari Allah SWT dan apa yang telah penulis peroleh selama
pendidikan dapat bermanfaat dan diamalkan dengan baik.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Ciputat, Januari 2014
Desi Suci Angraeni
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………….........................................
LEMBAR PERNYATAAN..........................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN……………………….....................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................
PERSEMBAHAN.........................................................................................
i
ii
iii
v
vii
ABSTRAK…………………………………………………………….......
ABSTRACT…………………………………………………………….....
KATA PENGANTAR...................................................................................
viii
ix
x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN........................................................................................ xvii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Pertanyaan Penelitian.................................................................
7
7
D. Tujuan Penelitian...................................................................................
1. Tujuan umum...................................................................................
2. Tujuan khusus..................................................................................
7
7
8
E. Manfaat Penelitian................................................................................. 8
F. RuangLingkup Penelitian..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
A. Posyandu Lansia...................................................................................
1. Definisi Posyandu........................................................................
2. DefinisiPosyandu Lansia...............................................................
3. ManfaatdanTujuanPosyanduLansia...........................................
4. Sasaran Posyandu..........................................................................
5. MekanismePelayananPosyandu...................................................
10
10
12
12
13
xiv
6. BentukdanPelayananPosyanduLansia ....................................... 14
B. Kader ...................................................................................................
1. DefinisiKader.................................................................................
2. FungsidanTugasKader ................................................................
16
17
C. Kinerja .................................................................................................
1. Definisi Kinerja...............................................................................
2. Faktor-faktor yangmempengaruhikinerja....................................
3. Penilaian Kinerja.............................................................................
21
23
25
D. Kepuasan ..............................................................................................
1. Definisi kepuasan............................................................................
2. Dimensi kepuasan............................................................................
3. Metodepengukuran kepuasan.........................................................
E. Lansia
1. Definisi Lansia.................................................................................
2. Klasifikasi Lansia............................................................................
3. Tipe Lansia......................................................................................
27
29
31
33
34
34
F. KerangkaTeori .................................................................................... 36
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...
A. KerangkaKonsep ............................................................................
B. Hipotesis ..........................................................................................
C. DefinisiOperasional ........................................................................
37
38
38
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................
A. Desain Penelitian ......................................................................
B. Populasi,Sampel danTeknik Pengambilan Sampel ............................
1. Populasi Penelitian..........................................................................
2. Sampel Penelitian............................................................................
3. Kriteria Sampel................................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
D. Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..............................................
1. Uji Validitas.........................................................................
40
41
41
41
43
44
44
46
46
xv
2. Uji Realibilitas.......................................................................
F. Metode Pengambilan Data...................................................................
G. PengolahanData ...................................................................................
H. AnalisaData .........................................................................................
I. EtikaPenelitian .....................................................................................
BAB V HASIL PENELITIAN...................................................................
A. Gambaran Lokasi Penelitian..................................................................
B. Hasil Analisa Univariat.........................................................................
1. Karakteristik Responden.................................................................
2. Gambaran Distribusi Skor Variabel Kinerja Kader......................
a. Distribusi skor pada masing-masing faktor variabel
kinerja.......................................................................
b. Distribusi skor Variabel Kinerja Kader........................
3. Gambaran Distribusi Skor Variabel Kepuasan Lansia.................
a. Distribusi skor pada masing-masing faktor variabel
kepuasan........................................................................
b. Distribusi skor Variabel Kepuasan Lansia.......................
C. Hasil Analisa Bivariat..............................................................
1. Hubungan Masing-Masing Faktor Variabel Kinerja Kader dan
Faktor Variabel Kepuasan Lansia.......................................
2. Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di
Posyandu Lansia Puskesmas Ciputat Timur.............................
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat..............................................................................
1. Karakteristik Responden............................................................
a. Karakteristik Lansia berasarkan Usia..................................
b. Karakteristik Lansia berasarkan Jenis Kelamin...................
c. Karakteristik Lansia berasarkan Pendidikan.....................
2. Gambaran Kinerja Kader........................................................
3. Gambaran Kepuasan Lansia...................................................
49
50
51
52
53
55
56
56
58
58
58
59
59
60
61
61
63
64
64
64
65
66
67
69
xvi
B. Analisa Bivariat......................................................................
1. Hubungan antara Kinerja Kader Posyandu Lansia terhadap
Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat
Timur, Rempoa Tanggerang Selatan....................................
C. Pembahasan Aspek Dimensi Kepuasan....................................
D. Keterbatasan Peneliti...............................................................
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
72
72
76
79
80
81
xvii
DAFTAR BAGAN
NomorBagan Judul Bagan hal
2.1 Kerangka Teori.................................................................... 36
3.1 Kerangka Konsep..................................................................... 37
xviii
DAFTAR TABEL
NomorTabel Judul Tabel hal
3.1 Definisi Operasional............................................................................... 38
4.1 Perhitungan Sampel............................................................................... 43
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy)........................................
Interpretasi Koefisien Korelasi Uji Pearson Product Moment...............
Distribusi Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan Lanjut Usia di
Posyandu lansia Binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa.................
Distribusi Skor masing-masing factor pada variabel Kinerja.................
Distribusi Skor Kinerja Kader pada Posyandu Lansia binaan
Puskesmas Ciputat Timur........................................................................
Distribusi Skor pada masing-masing Faktor Variabel Kepuasan............
Distribusi Skor Kepuasan Lansia Posyandu Lansia binaan Puskesmas
Ciputat Timur...........................................................................................
Hubungan Masing-Masing Faktor pada Variabel Kinerja dan Variabel
Kepuasan Lansia di Posyandu lansia binaanPuskesmasCiputatTimur,
Rempoa....................................................................................................
Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu
Lansia Puskesmas CiputatT imur................................................
47
53
56
58
58
59
60
61
63
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Perizinan Izin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 Kuisoner Penelitian
Lampiran 4 Output Hasil Uji SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi yang terus berkembang ini, Indonesia sangat fokus
dalam memajukan negaranya, dengan berusaha mewujudkan masyrakat
sehat, maju sejahtera. Kemajuan terjadi pada segala bidang ilmu telah
menghasilkan pencapaian hasil yang positif, khususnya pada ilmu
pengetahuan dan teknologi bidang medis yang dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk dan meningkatkan umur harapan hidup
manusia, yang pada akhirnya berdampak pada jumlah penduduk lansia
yang meningkat (Depkes, 2005).
Meningkatnya jumlah penduduk lansia dapat dilihat berdasarkan
hasil prediksi Badan Pusat Statistik Nasional persentase penduduk lanjut
usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan
menjadi 11,34 persen pada tahun 2020. Jumlah lanjut Usia Di Indonesia
Penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir menglami peningkatan yang
signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96
juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Badan
kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun
2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta
orang (Bappenas, 2012).
Jumlah penduduk lansia yang meningkat menunjukkan suatu
ukuran kualitas (kemakmuran) di suatu negara, dengan meningkatknya
2
jumlah lansia Usia Harapan Hidup suatu negara juga semakin meningkat.
Usia harapan hidup di Indonesia pada tahun 2009 terpantau pada angka 71
tahun dan diperkirakan akan meningkat mencapai usia 73,7 tahun di tahun
2025 peningkatan tersebut juga diikuti dengan peningkatan jumlah
penduduk indonesia yang akan mencapai 273,65 juta jiwa. (Depkes, 2005)
Peningkatan angka harapan hidup dan bertambah jumlah lanjut
usia disatu sisi merupakan salah satu keberhasilan dalam pembangunan
sosial dan ekonomi, namun keberhasilan tersebut mempunyai konsekuensi
dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat untuk
memberikan perhatian lebih serius, karena dengan bertambahnya usia
kondisi dan kemampuan lanjut usia untuk beraktivitas semakin menurun
(KomNasLansia,2010). Dalam hal ini dibutuhkan pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat,
bahagia berdaya guna dan produktif.
Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangatcepat
juga menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjutusia perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektoruntuk upaya
peningkatan kesejahteraan lanjut usia.Untuk menangani masalah tesebut,
pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan atau program yang
diterapkan oleh puskesmas (Effendy, 2000).Salah satu bentuk perhatian
yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada
lanjut usia melalui kelompok (posyandu) lanjut usia yang melibatkan
semua lintas sektor terkait, swasta, LSM dan masyarakat. Salah satu
wadah yang potensial di masyarakat adalah Posyandu Lanjut Usia yang
3
dikembangkan oleh Puskesmas atau yang muncul dari aspirasi masyarakat
sendiri.
Wilayah Tanggerang Selatan merupakan daerah yang sedang
berusaha meningkatkan kesehatan lansia hal ini dapat dilihat dari
banyaknya jumlah posbindu yang berada di wilayah Tanggerang Selatan,
berdasarkan data dari BPS Tangsel tahun 2009 108 posyandu lansia
tersebar di 10 kecamatan dengan jumlah kader yang aktif sebanyak 500
kader (BPS Tangsel, 2009).
Posyandu Lansia merupakan suatu forum komunikasi, alih
teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat
yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia khususnya lanjut usia(Depkes, 2001). Pelaksanaan pelayanan
kesehatan lansia di posyandu sangat tergantung kepada sumber daya
manusia (SDM) dalam organisasi, SDM yang turut berperan penting
menentukan kelancaran kegiatan posyandu adalah kader, karena kader
posyandu merupakan pelayan kesehatan (health provider) yang berada di
dekat kegiatan sasaran posyandu dan memiliki frekuensi tatap muka lebih
sering daripada petugas kesehatan lainnya (Heru, 1995).
Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya keterlibatan
unsur manusia yang ada didalamnya karena manusia merupakan unsur
yang dominan menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi (Siagian,2004). Dalam
posyandu lansia kader merupakan suatu penggerak terpenting dalam
menjalakan tujuan yang dimiliki posyandu lansia tersebut. Tenaga kader
4
dalam menjalankan pelayanan kesehatan di posyandu merupakan sumber
daya yang penting dan sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang
optimal (heru, 1995). Dalam hal ini, kader posyandu lansia juga dituntut
memberikan pelayanan yang optimal sehingga kinerja yang dikeluarkan
baik dan pengguna jasa pelayanan dalam hal ini lansia juga dapat
merasakan kenyamanan dalam posyandu lansia tersebut.
Pentingnya keaktifan seorang kader posyandu lansia juga
tergambarkan dalam sebuah hasil penelitian yang dilakukan di posyandu
di daerah Kediri pada tahun 2012, mengatakan bahwa “ada pengaruh
antara kinerja kader terhadap tingkat kemandirian posyandu” (Vensi,
2012). Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja kader sangat
mempengaruhi kualitas serta eksistensi dari posyandu lansia itu sendiri.
Selain penelitian di atas, pnelitian lain yang menjelaskan pentingnya
kinerja kader dalam posyandu lansia yaitu penelitian yang dilakukan di
Kutai menjelaskan bahwa “ kinerja kader dalam menggerakkan
masyarakat sangat mempengaruhi kualitas pelayanan posyandu
tersebut”(Arminiwati, 2010).
Kepuasan merupakan gambaran harapan seseorang terhadap
pelayanan ataupun jasa yang dirasakan apakah sesuai dengan harapan atau
tidak (Irawan,2002). Dalam posyandu lansia, lansia adalah pengunjung
yang langsung merasakan bagaimana posyandu memberikan pelayanan
terhadap lansia dimana di dalamnya ada peran kader untuk berusaha
meningkatkan segala pelayanan serta kegiatan dalam pelaksanaan
5
posyandu lansia sehingga lansia merasakan harapan yang sesuai dengan
yang diiginkan.
Dalam mengukur suatu pelayanan ada tiga variabel yaitu input,
proses dan output. Kepuasan terdapat pada variabel output yang
sebelumnya dalam variabel proses mencakup interaksi pemberi pelayanan
dengan konsumen, kinerja masuk dalam cakupannya, sehingga kinerja
dengan kepuasan merupakan elemen yang saling terkait satu sama lain
(Donnabodien,1980). Kinerja yang diberikan akan menggambarkan
kepuasan para pengguna jasa/pelayanan.
Hasil Studi Pendahuluan yang dilakukan di posyandu lansia
wilayah Rempoa kader dimasing-masing posyandu lansia berjumlah 8
orang tetapi yang aktif sebanyak 5-6 orang, pendataan lansia di posyandu
dilakukan hanya setiap pelaksanaan diluar pelaksanaan pendataan lansia
jarang dilakukan sehingga, pencatatan kunjungan lansia hanya dicatat
berat badan ,tinggi badab serta keluhan yang terkadang keluhan pun
dicatat oleh petugas kesehatan. Jumlah lansia yang datang mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya.
Penyuluhan sosial jarang sekali dilakukan oleh kader, penyuluhan
hanya dilakukan jika petugas kesehatan datang keposyandu lansia dan
memberikan informasi kepada kader, kegiatan-kegiatan diposyandu lansia
hanya tergambar pada proses 5 meja selebihnya tidak ada kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lansia seperti senam yang saat ini
tidak pernah diadakan dan penyuluhan. Gambaran di atas menunjukkan
bahwa keaktifan kader serta kinerja kader yang masih kurang. Hal tersebut
6
didukung dengan hasil wawancara saat studi pendahuluan yang dilakukan
terhadap 8 kader Posyandu dan 10 lansia diwilayah Rempoa dan
didapatkan hasil sebanyak 5 orang kader mengatakan bahwa pelatihan
kader selama ini dilakukan oleh puskesmas frekuensi pelatihan sesuai
dengan dana yang ada, diluar itu kader jarang mengikuti pelatihan dari luar
puskesmas. Lima orang kader juga mengatakan bahwa selama ini fasilitas
yang digunakan belum optimal dalam menunjang kegiatan posyandu
lansia. Wawancara juga dilakukan kepada lansia, sebanyak 5 lansia
mengatakan nyaman dengan pelayanan posyandu lansia tetapi terkadang
masih belum lengkap fasilitas yang diberikan kader dan petugas kesehatan,
sebanyak 7 lansia mengatakan kader jarang melakukan penyuluhan serta
pendataan kepada lansia dan 3 orang mengatakan tidak puas terhadap
posyandu karena terkadang menunggu lama pada saat posyandu lansia
dilaksanakan terutama pada saat pemeriksaan tekanan darah karena hanya
dilakukan oleh 1 petugas kesehatan tanpa dibantu oleh kader.
Masalah yang didapatkan diatas menggambarkan kinerja kader
dengan pelayanan yang diberikan pada pengunjung mempunyai dampak
pada pelayanan. Kinerja kader sangat penting dalam membangun
posyandu lansia serta memberikan pelayanan terhadap lansia yang datang,
sehingga peneliti berkeinginan untuk mengetahui hubungan antara kinerja
kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia.
7
B. Rumusan Masalah
Posyandu lansia sebagai program puskesmas mengupayakan
pemberian pelayanan yang optimal bagi pengunjung atau klien.
Pelaksanaan program yang sesuai dan pelayanan yang menunjukkan
keramahan dapat menjadikan nilai tersendiri bagi lansia yang mengikuti
program tersebut dan dapat tercipta perasaan puas pada lansia.
Pelayanan optimal ditunjang oleh kinerja kader yang baik serta
sesuai dengan prosedur dalam memberikan sebuah pelayanan kesehatan,
sehingga para pengunjung bisa merasakan pelayanan dan merasakan
kepuasan terhadap program pelayanan tersebut.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana Kinerja kader dalam memberikan pelayanan di posyandu
lansia?
2. Bagaimana tingkat kepuasan lansia terhadap kinerja kader posyandu
lansia di kelurahan Rempoa daerah binaan puskesmas Ciputat Timur?
3. Bagaimana Hubungan antara Kinerja kader terhadap kepuasan lansia di
kelurahan Rempoa daerah binaan puskesmas Ciputat Timur?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan antara kinerja kader posyandu lansia
terhadap tingkat kepuasan lansia
8
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kinerja kader dalam memberikan pelayanan di
posyandu lansia
b. Mengidentifikasi kepuasan lansia terhadap kinerja kader posyandu
lansia
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan
pengetahuan yang berharga bagi peneliti, dan mampu menerapkan
pengalaman ilmiah yang diperoleh.
2. Bagi Posyandu Lansia dan Kader
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
dampak positif untuk lebih meningkatkan pelayanan terutama dalam
kinerja kader posyandu itu sendiri, sebagai informasi bagi pemerintah
dan praktisi agar lebih memperhatikan masalah kesehatan lansia dan
meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk Kader diharapakan dapat
memberikan pelajaran dan pengetahuan kepada kader agar lebih
meningkatkan kinerja dan memahami tugas dan tanggung jawab
sebagai kader dalam melaksanakan posyandu lansia.
3. Bagi Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
perawat terutama perawat komunitas dalam praktik keperawatan untuk
memberikan pengalaman serta promosi kesehatan, pelatihan terhadap
kader posyandu dalam menjalankan posyandu tersebut.
9
F. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk Menghindari terjadinya perbedaan pemahaman terhadap penelitian
karena perbedaan sudut pandang, maka lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Lingkup Sasaran
Peneletian ini ditujukan kepada anggota posyandu lansia yang
aktif, dengan usia di atas 60tahun, bisa membaca dan berkomunikasi
dengan baik.
2. Lingkup Masalah
Masalah dibatasi pada kepuasan lansia dilihat dari aspek Pelayanan
yaitu Kinerja Kader Posyandu.
3. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini termasuk dalam ruang Ilmu Manajemen
Keperawatan dan Keperawatan Komunitas.
4. Lingkup Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasional dengan dengan rancangan penelitian cross sectional.
5. Lingkup Lokasi
Lokasi penelitian ini berada di kabupaten Tanggerang Selatan,
wilayah Kelurahan Rempoa, Puskesmas Ciputat Timur.
6. Lingkup Waktu
Pelaksanaan Penelitian pada bulan November 2013
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Lansia
1. Definisi Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Depkes, 2011)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.Kegiatan posyandu
adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatan mereka (Yulifah,dkk, 2009)
2. Definisi Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu
wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama
lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan
non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik
beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.
Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga
dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan,
11
olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para
lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka
dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri. (Komnaslansia,
2010)
Posyandu lansia adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi
dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
khususnya lanjut usia (Depkes, 2000).
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan
peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Jadi, Posyandu Lansia adalah sebuah wadah, tempat pelayanan
terpadu yang diperuntukkan bagi lansia di suatu daerah tertentu yang
didalamnya terdapat pelayanan kesehatan, dan kegiatan peningkatkan
kesehatan serta kesejahteraan lansia yang dalam pelaksanaannya
melibatkan peran masyarakat dan organisasi sosial.
12
3. Manfaat dan Tujuan Posyandu Lansia
Manfaat posyandu lansia menurut Depkes RI (2006) adalah :
a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar
b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara
c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang
Sedangkan tujuan pembentukan dari posyandu lansia secara garis
besar menurut Depkes RI (2006) antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
4. Sasaran Posyandu Lansia
a. Sasaran langsung, yang meliputi pra lanjut usia (45-59 tahun), usia
lanjut (60-69 tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut
berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial
yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas
kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut, petugas lain yang
menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas.(Effendy,
2000).
13
5. Mekanisme Pelayanan Posyandu lansia
Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader
kesehatan yang terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu
oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat baik seorang dokter
bidan atau perawat, penyelengaraan posyandu lansia dilakukan dengan
sistem 5 meja meliputi :
a. Meja 1 tempat pendaftaran
b. Meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan,
pengukuran dan pencatatan tinggi badan serta penghitungan index
massa tubuh (IMT)
c. Meja 3 tempat melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan
sederhana (tekanan darah, gula darah, Hb dan pemberian vitamin,
dan lain - lain)
d. Meja 4 tempat melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizi dan
kesejahteraan)
e. Meja 5 tempat memberikan informasi dan melakukan kegiatan
sosial (pemberian makan tambahan, bantuan modal,
pendampingan, dan lain – lain sesuai kebutuhan)
(KomNasLansia,2010)
14
6. Bentuk Kegiatan Pelayanan dalam Posyandu Lansia
Dalam kegiatan posyandu lansia dibagi menjadi 10 tahap
pelayanan, yaitu:
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari / activity of daily living,
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan, minum,
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur dan buang air.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mentak emosional,
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa
tubuh.
4. Pengukuran tekanan darah serta denyut nadi.
5. Pemeriksaan hemoglobin
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal
penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila mana ada keluhan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan nomor 1 sampai 7
9. Penyuluhan bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok usia lanjut.
15
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia
lanjut yang tidak datang , dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat. (Depkes, 2006)
Pelayanan yang dilakukan di posyandu merupakan pelayanan
ujung tombak dalam penerapan kebijakan pemerintah untuk
pencapaian lanjut usia sehat, mandiri dan berdaya guna. Oleh karena
itu arah dari kegiatan posyandu tidak boleh lepas dari konsep active
ageing/menua secara aktif.Active Ageingadalah proses optimalisasi
peluang kesehatan, partisipasi dan keamanan untuk meningkatkan
kualitas hidup di masa tua. Jika seseorang sehat dan aman, maka
kesempatan berpartisipasi bertambah besar.Masa tua bahagia dan
berdayaguna tidak hanya fisik tetapi meliputi emosi, intelektual, sosial,
vokasional dan spiritual yang dikenal dengan dimensi
wellness.Wellness merupakan suatu pendekatan yang utuh untuk
mencapai menua secara aktif.(KomNasLansia, 2010)
16
B. Kader Posyandu
1. Definisi Kader
Kader kesehatan adalahlaki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakatdan dilatih untuk menangani masalah-masalahkesehatan
perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan
yang dekat dengan tempat pelayanan kesehatan (Meilani.Dkk, 2009).
Kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan
bertugas mengembangkan masyarakat (Yulifah,dkk, 2009).Menurut
Mia, dkk pada tahun 2008 mendefinisikan kader secara umum yaitu
tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat itu
sendiri dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelenggara
posyandu.
L.A Gunawan (dalam Mia ,dkk pada tahun 2008) memberikan
batasan tentang kader kesehatan yaitu : “Kader kesehatan dinamakan
juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang
dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas untuk mengebangkan
masyarakat”. Direktorat Bina Masyarakat Depkes RI memberikan
batasan bahwa “kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih
dan ditunjuk oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan kader adalah laki-laki atau
perempuan yang secara sukarela, ditunjuk atau dipilih oleh masyarakat
untuk membantu tenaga kesehatan dalam membangun kesehatan dan
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dilingkungan masyarakat
tersebut.
17
Kader terbentuk dari dua dasar pemikiran yaitu dari segi
kemampuan masyarakat dan segi kemasyarakatan. Pemikiran pertama
berpendapat bahwa pembangunan nasional dalam bidang kesehatan,
pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip masyarakat bukanlah
sebagai objek, akan tetapi sebagai subjek dari pembangunan tersebut,
sedangkan dari segi kemasyarakatan berprinsip bahwa perilaku
kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat
itu sendiri sehingga masyarakat perlu ikut berpartisipasi dalam upaya
pembangunan kesehatan (Mia ,dkk 2008).
2. Fungsi dan Tugas Kader
Tenaga yang atau kader yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa kurang dengan konsekuensi
bekerja rangkap. Kepengurusan yang di anjurkan adalah:
a. Ketua Posyandu
Tugas dan Fungsi :
1) Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
dilakukan posyandu
2) Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stake
holder dalam rangka meningkatkan mutu pelaksanaan
posyandu
b. Sekretaris
Tugas dan Fungsi :Mencatat semua aktivitas perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan serta pengendalian posyandu
18
c. Bendahara
Tugas dan Fungsi :Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta
pelaporan keuangan posyandu
d. Kader sekitar 5 orang
Tugas kader dalam posyandu lanjut usia antara lain:
1) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan pada
kegiatan posyandu.
2) Memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu.
3) Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu
lanjut usia.
4) Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan para lanjut usia dan mencatatnya
dalam KMS atau buku pencatatan lainnya.
5) Membantu petugas dalam pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan dan pelayanan lainnya.
6) Melakukan penyuluhan ( kesehatan, gizi, sosial, agama dan
karya) sesuai dengan minatnya.(KomNasLansia, 2010)
Sedangkan menurut Depkes (2011) tugas dan tanggung jawab
pelaksana posyandu dalam hal ini adalah kader sebagai berikut
a. Sebelum Hari H Pelaksanaan Posyandu Lansia
1) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat
2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
3) Mempersiapkan sarana Posyandu
19
4) Melakukan pembagian tugas antar kader
5) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya.
6) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan
b. Saat Hari H Pelaksanaan Posyandu Lansia
1) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu
2) Melakukan pengukuran IMT melalui pengukuran berat
badan dan tinggi badan.
3) Mencatat hasil penimbangan di buku KMS dan mengisi
buku register Posyandu.
4) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan
kesehatan seperti Kegiatan pemeriksaan tekanan darah,
pemeriksaan kadar haemoglobin darah (Hb), gula darah
dan kolesterol darah.
5) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan
serta memberikan PMT
6) Melaksanakan Konseling usaha ekonomi produtif
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan Kegiatan
aktivitas fisik/senam
7) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama
petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
20
c. Setelah Hari H Pelaksanaan Posyandu Lansia
1) Membuat grafik jumlah seluruh lansia yang ada
diwilayah binaan posyandu lansia
2) Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak
datang dan sasaran yang memerlukan penyuluhan
lanjutan.
3) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar
berkunjung ke Posyandu saat hari buka
4) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat,
dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat
atau organisasi keagamaan.
21
C. Kinerja
1. Definisi Kinerja
Kinerja adalah penampilan hasil kerja personil baik kuantitas
maupun kualitas dalan suatu organisasi. Kinerja merupakan
penampilan individu maupun kelompok yang tidak terbatas pada
jabatan fungsional maupun struktural (Ilyas, 2002).
Menurut Gibson, dkk (2003) kinerja adalah hasil dari pekerjaan
terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan keefektifan kinerja
lainnya. kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat
ditampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan. Dengan
demikian kinerja seseorang karyawan dapat diukur dari hasil kerja,
hasil tugas atau hasil kegiatan dalam kurun waktu tertentu
(Notoatmodjo, 2007).
Kinerja merupakan suatu penampilan kerja atau hasil kerja secara
kuantitas maupun kualitas yang dicapai seseorang dalam melakukan
pekerjaan, tugas dan tanggung jawab yang diberikan ( Mangku
Prawira, 2002). Sementara menurut Wibowo (2010), kinerja
mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi
termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau actual
performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
seseorang, kinerja merpakan hasil kerja secara kuantitas dan kualitas
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung
jawab yang diberikan (Mangkunegara, 2004)
22
Jadi, dapat disimpulkan definisi kinerja adalah hasil kerja
seseorang baik secara kualiatas maupun kuantitas dalam mengemban
tugas serta tanggung jawab yang diberikan.
Kinerja merupakan satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
karena dalam mengukur sebuah mutu pelayanan kinerja petugas pun
didalamnya akan menjadi salah satu tolak ukur penilaian untuk
menentukan kepuasan konsumen/pengguna jasa, apakah kinerja yang
diberikan sesuai dengan standar dan etik serta memberikan kepuasan
bagi penduduk sekitarnya(DepKes RI, 2007).
Seperti yang dijelaskan oleh Donabodien (1980) yang dikutip
Mulayadi(2001) tentang pengukuran mutu pelayanankesehatan dapat
diukur dengan menggunakan tiga variabel:
1. Input (struktur) yaitu segala sumber daya yang diperlukan
untuk melakukan pelayanankesehatan, seperti tenaga, dana,
obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi,informasi,
dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan
dukungan inputyang bermutu pula. Hubungan struktur dengan
mutu pelayanan kesehatan adalah dalamperencanaan dan
penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Proses, ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan
dengan konsumen(pasien/masyarakat) yang didalamnya
terdapat pula kinerja individu dan kelompok dari berbagai
aspek. Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang
penting.
23
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan
perubahan yang terjadi padakonsumen (pasien/masyarakat),
termasuk kepuasan dari konsumen tersebut (Donabodien,1980)
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Secara teoritis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja personal
ada tiga variabel yaitu variabel individu, organisasi dan psikologis
(Ilyas, 2002).faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor
dari variabel individu yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan,
latar belakang, dan demografis. Faktor yang kedua adalah faktor dari
variabel psikologi yang terdiri dari persepsi, sikap, dan motivasi, Sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanan motif tertentu (Notoadmodjo, 2003) , faktor
yang ketiga adalah faktor organisasi yang terdiri dari kepemimpinan,
konflik, kekuasaan, struktur organnisasi, desain pekerjaan. (Gibson,
2008).
24
Sedangkan Menurut Mathis(2009) faktor- faktor yang
mempengaruhi kinerja individu ada tiga faktor meliputi
a. Kemampuan individu dalam melakukan pekerjaan
b. Usaha yang dilakukan
c. Dukungan organisasi
Sehingga hubungan ketiga faktor ini dalam teori ilmu manajemen
dapat dibuat rumus sebagai berikut
Performance (P) = Ability (A) x Effort (E) x Support (S)
Kinerja individu dapat ditingkatkan jika ketiga komponen tersebut ada
pada seseorang. Motivasi individu merupakan salah satu variabel
mempengaruhi usaha individu.
Menurut Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa faktor yang
memengaruhi kinerja antara lain :
a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability)
pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang
pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk
mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental
yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja
secara maksimalMangkunegara (2009).
25
3. Penilaian Kinerja
Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa “penilaian pegawai
merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan
potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran
atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang
ataupun sesuatu (barang)”.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis
untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja
organisasi.(Mangkunegara,2010).
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja sumber
daya manusia. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja
adalah:
a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang
persyaratan kinerja.
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan sehingga
mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik atau
sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang
terdahulu.
c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan
keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian
terhadap karier atau pekerjaan yang diembannya sekarang.
26
d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan
sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan
potensinya.
e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang
sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan
kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang
perlu diubah (Mangkunegara. 2010).
27
D. Kepuasan
1. Definisi Kepuasan
Kepuasan adalah bentuk perasaan seseorang setelah mendapatkan
pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan
(Gerson, 2004).
Kepuasan menurut kolter, (2007) merupakan perasaan senang atau
kecewa yang muncul setelah membandingkan antara presepsi kinerja
atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapan.Sedangkan
Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibanding dengan
harapan (Kolter, 2007).
Pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa, kepuasan adalah
sebuah perasaan, pandangan seseorang (pasien atau pengguna jasa)
terhadap pelayanan yang diberikan sehingga dapat memenuhi harapan.
Kepuasan adalah tanggapan seseorang terhadap kesesuaian tingkat
kepentingan dan harapan (ekspektasi) sebelum mereka menerima jasa
pelayanan dengan sesudah pelayanan yang merekaa terima.Sehingga
kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat disimpulkan
sebagai selisih kinerja institusi pelayanan dengan harapan pelanggan
(pasien atau kelompok masyarakat) (Muninjaya2011). Dari Penjelasan
tersebut dapat ditentukan rumus sebagai berikut
Satisfaction = f ( performance – expectation )
28
Dari rumus diatas menghasilkan tiga kemungkinan
1. Performance < Expectation
Jika kinerja institusi pelayanan kesehatan lebih jelek dari apa yang
diharapkan para penggunanya (pasien atau kelompok masyarakat,
kinerja pelayanan akan dipandang jelek oleh pengguna , karena
tidak sesuai dengan harapan.
2. Performance = Expectation
Jika kinerja institusi penyedia pelayanan kesehatan sama dengan
harapan para penggunanya, pengguna jasa akan menerima kinerja
pelayanan jasa dengan baik.
3. Performance > Expectation
Bila kinerja pelayanan kesehatan lebih tinggi dari harapan para
penggunanya maka pengguna pelayanan kesehatan akan menerima
pelayanan melebihi harapannya. (Muninjaya, 2011)
Dibidang kesehatan, eksektasi atau kepentingan utama pasien dan
keluarganya adalah kesembuhan atau kembalinya tubuh pasien
berfungsi secara normal atau pasien mampu melakukan kegiatan
sehari-hari dirumah, ditempat kerja dsb. Pada saat terjadi interaksi
antara petugas kesehatan dengan pasien, akan selalu diawali dengan
situasi informasi yang tidak seimbang. Faktor komunikasi verbal dan
non verbal dalam pelayanan memegang faktor kunci utama yang
menentukan keberhasilan pelayanan dan memenuhi kepuasan
pelanggan. Interaksi positif (reciprocal – timbal balik) antara pasien
dan keluarganya disatu pihak dan petugas kesehatan perlu tetap dijaga
29
dan dikembangkan. Sikap positif petugas kesehatan terhadap pasien
atau kelompok masyarakat akan sangat menentukaninteraksi positif
ini. Petugas kesehatan mempunyai tanggung jawab moral memberikan
tanggapan yang cepat dan akurat dan dilandasi empati. Sikap seperti
ini memberikan nilai tambah (added value) untuk kepuasan pengguna
dan juga akan menjamin partisipasi aktif mereka (Muninjaya, 2011)
2. Dimensi Kepuasan
Aspek pelayanan jasa yang dapat mengukur kepuasan pelayanan
pasien menurut Parasuraman, dkk (Muninjaya, 2011) menganalisis
kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu. Kelima
komponen mutu pelayanan tersebut dikenal dengan nama ServQual
(Service Quality). Kelima dimensi mutu tersebut menurut Parasuraman
dkk, meliputi :
a. Responsivennes (Cepat Tanggap)
Dimensi ini dimasukkan kedalam kemampuan petugas
kesehatan menolong pelanggan dan kesiapannya dalam
melayani sesuai dengan prosedur dan bisa memenuhi harapan
pelanggan.Pelayanan kesehatan yang responsif terhadap
kebutuhan pelanggannya kebanyakan ditentukan oleh sikap
para front-line staff.Mereka secara langsung berhubungan
dengan para pengguna jasa dan keluarganya baik melalui tatap,
komuniasi non-vverbal, langsung atau melalui telepon.
b. Reliablity
30
Keadalan adalah kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan secara tepat dan terpercaya (Pasuraman,2001).
Kemampuan memberkan pelayanan kesehatan dengan tepat
waktu dan akurat sesuai. Reliablity merupakan dimensi paling
penting karena jasa yang diberikan sangat tergantung dari
aktivitas manusia sehingga akan sulit mengharapkan output
yang konsisten. Dalam memberikan pelayanan hendaknya
individu melaksanankan tanggung jawab sesuai dengan
kebutuhan.
c. Assurance
Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan
dan sifat petugas yang dapat dipercaya pelanggan. Pemenuhan
kebutuhan ini akan mengakibatkan pengguna jasa merasa
terbebas dari resiko. Dimensi ini meliputi faktor keramahan,
kompetensi, kredibilitas dan keamanan.
d. Emphaty
Empati meliputi kemampuan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik dan memenuhi kebutuhan
pelanggan.Peranan SDM kesehatan sangat menentukan mutu
pelayanan kesehatan karena mereka dapat langsung memenuhi
kepuasan para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
e. Tangible
Bukti langsung merupakan apa yang dilihat oleh
pasien/pengunjung terhadap pelayanan yang telah diterima
31
(kozier, 2004). Mutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat
dirasakan secara langsung oleh para penggunanya dengan
menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai.
Para penyedia pelayanan kesehatan akan mampu bekerja secara
optimal sesuai keterampilan masing-masing.
3. Metode Pengukuran Kepuasan
Menurut Kotler (2007) ada berbagai metode dalam pengukuran
kepuasan pelanggan yaitu :
a. Sistem keluhan dan saran
Pemberi pelayanan memberikan kepuasan pada pelanggan
dengan cara menerima saran, keluhan masukan mengenai
produk atau jasa layanan. Jika penanganan keluhan, masukan
dan saran ini baik dan cepat, maka pelanggan akan merasa
puas, sebaliknya jika tidak maka elanggan akan merasa
kecewa. Contohnya dengan menggunakan formulir, kotak
saran, kartu komentar.
b. Riset kepuasan pelanggan
Model ini berusaha menggali tingkat kepuasan dengan
survei kepada pelanggan mengenai jasa yang selama ini mereka
gunakan .survei akan mencerminkan kondisi lapangan yang
sebenarnya mengenai sikap pelanggan terhadap produk atau
jasa yang digunakan.
32
c. Ghost shopping
Yaitu model yang mirip dengan marketing intelligence
yaitu pihak pemberi jasa dari pesaingnya dengan cara berpura-
pura sebagai pembeli atau pengguna jasa dan melaporkan hal-
hal yang berkaitan dengan cara memahami kelemahan dan
kekuatan produk jasa atau cara pesaing dalam menangani
keluhan.
d. Analisa pelanggan yang hilang
Analisa pelanggan tertentu yang berhenti menggunakan
produk jasa dan melakukan studi terhadap bekas pelanggan
mereka.Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen
penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih
efisien dan lebih efektif.Apabila pelanggan merasa tidak puas
terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan
tersebut dapat di pastikan tidak efektif dan tidak efisien.Hal ini
terutama sangat penting bagi pelayanan public.Tingkat
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor
yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan
pelayanan tanggap terhadap kebutuhan pelanggan,
meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak
pelayanan terhadap populasi sasaran.
33
E. Lansia
1. Definisi Lansia
Menurut UU No.14 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,
pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun keatas. Keadaan ini di bagi menjadi dua, yaitu lanjut usia
potensial dan lanjut usia tidak potensial. Lanjut usia potensial adalah
lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang dan jasa, sedangkan Lanjut Usia
Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Lansia bukan Suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari
suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Effendi, 2009)
Lansia adalah keadaan yang ditandai dengan kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress
fisiologis,kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Effendi,
2009)
Jadi dapat disimpulkan, Lanjut Usia adalah tahap lanjut dari
proses perkembangan pada seseorang dengan usia diatas 60 tahun dan
diikuti dengan terjadinya penurunan kemampuan dalam melakukan
aktivitas.
34
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi berikut, mengelompokan lansia dalam lima klasifikasi
a. pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia risiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia
60 tahun atau lebih dengam masalah kesehatan
d. Lansia Potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan dapat
menghasilkan barang/jasa
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Maryam, 2008)
3. Tipe Lansia
Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah
sendiri daripada tinggalbersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000)
adalah:
a. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan
diri denganperubahan zaman,mempunyai kesibukan, ramah,
rendah hati, menjadi panutan.
35
b. Tipe Mandiri: Yaitu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan
memenuhi undangan
c. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses
penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung , sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
d. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib
baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa
saja
e. Tipe Bingung: Yaitu kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan
diri, minder, menyesa, pasif dan acuh tak acuh.
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe
dependen (ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan
serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam
melakukan sesuatu), serta tipe putus asa ( benci pada diri sendiri).
(Maryam, 2008)
36
KerangkaTeori
Adaptasi dari Teori Donna Bodien (dalam Mulyadi, 2001), Gibson (2008) dan
Parasuraman, (dalamMuninjaya, 2011)
Bagan 2.1
Struktur
- Pengguna pelayanan
- Lingukungan
- Fasilitas
- SDM
Proses
- Kinerja indiviual dan Seluruh
aspek / Kinerja Kader
- Aktivitas pelayanan posyandu
Outcome
- Hasil pelayanan
- Status Kesehatan
- Kepuasan
- biaya
INPUT
Proses
Output
Kinerja = Hasil Kerja yang
diberikan & apa yg dilakukan
- Kegiatan posyandu & Sikap
Kepuasan Lansia :
Performance < Expectation ( Tidak Puas)
Performance = Expectation ( Cukup Puas)
Performance > Expectation (Sangat Puas)
Kualitas Pelayanan Posyandu Lansia
Lansia Sebagai Pengguna
Pelayanan
37
BAB III
Kerangka Konsep dan Definisi Operasional
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara kinerja kader posyandu lansia terhadap
kepuasan lansia didaerah binaan puskesmas Ciputat Timur kelurahan
Rempoa. Kinerja merupakan suatu tolak ukur dalam menilai kualitas dan
keberhasilan suatu pelayanan kesehatan (Heru, 1995). Individu diharapkan
dalam menjalankan tugas dalam hal ini kader posyandu menunjukkan
kinerja secara langsung dan nyata dengan kemampuan yang mereka miliki
dalam meningkatkan kinerja serta mutu pelayanan kesehatan yang akan
memberikan dampak positif bagi posyandu lansia yang dikelola dan pada
akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat dalam hal ini adalah lansia (Mathis dan John, 2009). Lansia
meruapakan sasaran utama yang merasakan pelayanan sehingga dapat
memberikan gambaran bagaimana kepuasan yang didapat dari kader
dalam melaksanakan posyandu lansia tersebut. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu Kinerja kader dan Kepuasan
lansia, adapun kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 3.1
Variabel Bebas Variabel Terikat
Kinerja Kader
Kepuasan Lansia tehadap Kinerja Kader
Kerangka konsep hubungan Kinerja kader posyandu terhadap kepuasan lansia
38
B. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
Ho Tidak ada hubungan antara Kinerja Kader posyandu lansia terhadap
kepuasan lansia kelurahan Rempoadaerah wilayah kerja
puskesmas Ciputat Tmur
Ha Ada hubungan antara Kinerja Kader posyandu lansia terhadap
kepuasan lansia kelurahan Rempoadaerah wilayah kerja puskesmas
Ciputat Tmur
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
1 Kinerja Kader hasil atau prestasi kerja yang
telah dilakukan oleh kader
posyandu lansia sesuai
dengan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan dalam
memberikan pelayanan
posyandu lansia
Kuisoner
Hasil skoring
nilai
kinerjadengan
intepretasi
semakin tinggi
skor semakin
baik kinerja
kader
Numerik
2 Kepuasan
Lansia
Terpenuhinya suatu harapan
dan keinginan lansia tentang
pemahaman serta pelayanan
yang diberikan oleh kader
posyandu meliputi aspek:
Kuisoner
Hasil Skoring
Nilai
Kepuasan
dengan
intepretasi
semakin tinggi
skor semakin
Numerik
39
baik kepuasan
yang dirasakan
lansia.
Responsiveness (cepat
tanggap) : kemampuan kader
dalam menangani dan
merespon keluhan lansia
secara cepat dan tepat
Reliability (Keandalan) :
Kemampuan kader dalam
melaksanakan pelayanan
posyandu lansia sesuai
dengan tugas kader serta
tujuan posyandu lansia itu
sendiri.
Assurance (keyakinan):
keterampilan kader dalam
melaksanakan pelayanan
sehingga mencerminkan
suatu keyakinan serta
keamanan pada lansia
Empathy : cara kader dalam
berkomunikasi dengan lansia
dan cara kader dalam
menyampaikan perasaan pada
lansia.
Tangible( Bukti langsung):
Cara kader dalam
memfasilitasi kegiatan,
perlengkapan untuk para
lansia dalam pelaksanaan
posyandu lansia
40
BAB IV
Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah usaha untuk menjawab permasalahan, membuat suatu
yang masuk akal, memahami peraturan dan memprediksi keadaan yang terjadi
(Nursalam,2001). Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan
sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian, etika penelitian, alat
pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas, prosedur pengumpulan data,
pengolahan data, pengolahan dan tekhnik analisa data.
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan
digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian studi analitik kuantitatif deskripsi
korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional.Penelitian
asosiatif/ hubungan dengan cross sectional adalah jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2009).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara pelayanan posyandu lansia terhadap kepuasan lansia di
Kelurahan Rempoa wilayah binaan kerja puskesmas Ciputat Timur dengan
cara memberikan pernyataan melalui kuisoner yang akan diisi oleh
responden penelitian.
41
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipeljari dan ditarik sebuah kesimpulan
(Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah lansiayang
aktif mengikuti kegiatan diposyandu lansiaberjumlah 202 lansia di 4
posyandu lansia yang tersebar di kelurahan Rempoa.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoadmodjo, 2002). Sampel merupakan bagian dari populasi yang
akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Hidayat, 2008).
Perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus besar
sampel yang diketahui populasinya dengan teknik Slovin
(Notoadmodjo, 2002). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah
lansia pengunjung atau pengguna posyandu lansia di kelurahan
Rempoa. Peneliti menghintung sampel berdasarkan jumlah lansia yang
aktif mengikuti dan mengujungi posyandu lansia yang tersebar pada
empat posyandu lansia.
� = �
1 + � (�)�
42
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = persen kelonggaran ketidak telitian pengambilan sampel
(5%)
� = 202
1 + 205(0.05)�
� = 202
1 + 0,51
� = 202
1.51
� = 133,7 ≈ 134
Setelah menghintung sampel peneliti membagi sampel dengan
menggunakan tekhnik probability sampling dimana setiap anggota
populasi mempunyai kesempatan untuk dijadikan sampel, dengan
metode proporsional starafied random sampling (Elfindri,dkk,
2011), berdasarkan jumlah lansia anggota aktif di setiap posyandu
lansia : Sakura 60 orang, Cempaka 45 orang, Bogenvil 60 orang
dan Anggrek 37 orang, maka dengan menggunakan rumus :
�� = Ni x n
N
ni = besarnya sampel
Ni = besarnya populasi pada strata ke I
N = besarnya populasi secara keseluruhan
n = besarnya ukuran sampel
Didapatkan masing masing posyandu lansia sebagai berikut:
43
Tabel 4.1
Perhitungan Sampel
Posyandu Lansia/Sub populasi Besarnya sampel pada stara I Jumlah
Sakura 60 x 134
202 39,8 = 40
Cempaka 45 x 134
202 29,8 = 30
Bogenvil 60 x 134
202 39,8 = 40
Anggrek 37 x 134
202 24
134
Setelah dilakukan perhitungan sampel peneliti menentukan kriteria
sampel yang akan digunakan.
3. Kriteria Sampel
Kriteria sampel dalam penelitian keperawatan, meliputi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi dimana kriteria tersebut menetukan dapat
atau tidaknya sampel tersebut digunakan. Kriteria inklusi merupakan
kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang
memenuhi syarat sebagai sampel.Kriteria ekslusi merupakan kriteria
dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat, 2008).
Kriteria Inklusi sampel dalam penelitian ini antara lain :
a. Lansia anggota aktif posyandu lansia
b. Bisa berkomunikasi dengan baik
c. Lansia yang bersedia menjadi responden
d. Lansia yang bisa berbahasa Indonesia
e. Lansia yang kooperatif
44
Kriteria Eksklusi sampel dalam penelitian ini antara lain :
a. Lansia yang mempunyai gangguan pendengaran
b. Lansia anggota nonaktif posyandu lansia
c. Lansia dalam keadaan sakit ( sakit yang mengganggu aktivitas)
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di empat posyandu lansia yang erleta
dikelurahan Rempoa wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian
dilakukan pada tanggal 12 – 19 November 2013. Penentuan posyandu
lansia di kelurahan Rempoa wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur
sebagai lokasi penelitian karena daerah tersebut merupakan wilayah yang
banyak memiliki posyandu lansia dari daerah lain yang masuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.
D. Instrument Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan
lembaran kuesioner yang disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan
berisikan pertanyaan yang harus dijawabresponden. Instrument penelitian
terdiri dari data demografi meliputi insial nama, usia, jenis kelamin serta
pendidikan dan berisi dua instrument yang meliputi:
a. Kuisoner A
Kuisoner A adalah pernyataan-pernyataan yang
memberikan gambaran kinerja kader dalam pelaksanaan posyandu
lansia yang terdiri dari tugas dan tanggung jawab kader dalam
45
pelaksanaan posyandu yang meliputi sikap kader dalam
pelaksanaan serta bentuk kegiatan/pelayanan yang diberikan kader
dalam pelaksanaan posyandu lansia.
b. Kuisoner B
Kuisoner B adalah pernyataan-pernyataan yang
memberikan gambaran kepuasan lansia terhadap penerimaan
pelayanan posyandu lansia yang diberikan oleh kader , peryantaan
tentang harapan dan kenyataan yang dirasakan lansia pada saat
pelaksanaan posyandu lansia yang terdiri dari dimensi tangiabels
(kenyataan), realibility (keandalan), responsiveness, assurance
(jaminan) dan empati.
Pernyataan dibuat berdasarkan skala Likert.Skala ini
digunakan untuk mengukur kinerja kader dan kepuasan lansia.
Jawaban-jawaban responden pada variabel bebas maupun terikat
kemudian akan diberi nilai. Nilai-nilainya adalah sebagai berikut :
a. Pernyataan pada variabel akan dinilai dengan memberikan
skala Likert yang kemudian akan diberi skor pada
pernyataannya, pada variabel kinerja jawaban selalu akan
diberi skor 5, Sering skor 4, kadang-kadang skor 3, jarang
skor 2 dan tidak pernah skor 1. Variabel kepuasan jawaban
sangat setuju diberi skor 5, setuju skor 4, netral atau biasa skor
3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
b. Peneliti akan menghitung jumlah skor tersebut.
46
E. Uji Validitas Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah pernyataan alat ukur (kuisoner) sejauh mana
dapat mengukur yang ingin diukur atau sejauh mana hasil penelitian
mencerminkan keadaan yang sebenarnya (Hidayat,2008). Agar hasil
riset atau penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
maka informasi yang menyangkut validitas dan reabilitas alat ukur
harus disamapaikan dan diukur (Umar, 2011). Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Dalam hal ini, beberapa item pertanyaan dapat digunakan untuk
mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Apabila aturan-aturan
uji validitas dapat dipenuhi, maka diharapkan validitas yang
dikehendaki peneliti akan tercapai (Arikunto, 2010).
Uji penelitian ini akan dilakukan di wilayah kelurahan
Penjaringan pada bulan Oktober 2013 daerah tersebut dipilih karena
memiliki komunitas lansia yang kegiatannya serupa dengan kegiatan
posyandu lansia. Komunitas tersebut dilaksanakan oleh para relawan
yag berada disekitar daerah tersebut dengan bekerja sama dengan
balai pengobatan. UjiValiditas dilakukan pada bulan Oktober 2013,
peneliti dibantu oleh satu anumeratordalam melakukan uji validitas,
sebelum melakukan uji peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada
ketua komunitas serta menjelaskan maksud serta tujuan dilakukan
penelitian ini, setelah mendapatkan izin peneliti mencari sampel yang
47
ada di buku anggota kemudian dicatat. Keesokan harinya peneliti dan
anumerator melakukan uji validitas pada 30 lansia anggota komunitas
dengan memberikan arahan dan penjelasan lalu memberikan kuisoner.
Setelah selesai melakukan uji validitas peneliti mengumpulkan semua
kuisoner, kemudian kuisoner tersebut dilakukan skoring, setelah
skoring dilakukan peneliti mengentri data tersebut dalam spss lalu
dilakukan uji validitas dengan menggunakan Analisis Faktor.
Uji validitas ini menggunakan Analisis Faktor yakni suatu
analisis data untuk mengetahui factor-faktor yang dominan dalam
menjelaskan suatu masalah, tujuannya adalah untuk mengelompokkan
data menjadi beberapa kelompok sesuai dengan saling korelasi antar
variabel. Korelasi antarvariabel independen, dalam analisis faktor,
harus > 0,5 dengan signifikansi < 0,05. Nilai yang diperhatikan adalah
MSA (Measure of Sampling Adequacy). Nilai MSA berkisar antara 0
hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso, 2006)
Tabel 4.2
1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lain.
2. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa
dianalisis lebih lanjut.
3. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel
lainnya
Hasil dari uji validitas variabel kinerja dari jumlah Item pertanyaan
yang diajukan pada penelitian ini adalah 20 item, namun setelah diuji
48
validitas yang dinyatakan valid adalah 10 item yang valid dan terbentuk
menjadi 2 faktor baru , sikap kader pada saat pelaksanaan dan
pelaksanaan kegiatan/pelayanan. Pada faktor sikap terdapat 6 item yang
dinyatakan valid, item pernyataan tersebut yaitu q14, q4, q19, q15, q13
dan q17untuk faktor pelaksanaan kegiatan posyandu lansia 4 item yang
dinyatakan valid dalam faktor pelaksanaan kegiatan, dengan item
pernyataan q1, q6, q7 dan q5 . 10 item pernyataan tersebut dinyatakan
valid karena memiliki nilai MSA > 0,5 sehingga pernyataan tersebut
bisa digunakan dan dianalisis kembali, sedangkan 10 item yang tidak
valid memiliki nilai Measures of Sampling Adequacy (MSA) < 0,5
sehingga dianggap kurang valid dan tidak sesuai dengan konten dari
pernyataan sehingga dianggap tidak valid. 10 item yang valid diatas
memiliki nilai Kaiser –Meyer-Olkin MSA sebesar 0,749 (KMO > 0,5),
sehingga seluruh item yang valid dan reliabel tersebut dapat digunakan
untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut.
Hasil uji validitas kuisoner variabel kepuasan dari jumlah Item
pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini adalah 20 item, namun
setelah diuji validitas yang dinyatakan valid adalah 15item dan
terbentuk menjadi 3 faktor baru faktor keandalan, faktor Empati dan
kenyataan/tangiable. Faktor kepercayaan terdapat 7 item dengan item
pernyataan yaitu q8, q6, q11, q7, q5, q9 dan q10, faktor penampilan 5
item dengan item pernyataan yaitu q15, q14, q17, q19 dan q16, untuk
faktor kenyataan/tangiable 3 item yang dinyatakan valid yaitu q2, q3
daan q1. 15item yang valid diatas memiliki nilai Kaiser –Meyer-Olkin
49
MSA sebesar 0,733 (KMO > 0,5), sehingga seluruh item yang valid dan
reliabel tersebut dapat digunakan untuk dilakukan pengolahan data
lebih lanjut.
Item yang tidak relevan atau tidak valid karena nilai MSA kurang
<0,5 peneliti tidak gunakan dan tidak dianalisis kembali yaitu pada
variabel kinerja item hari pelaksanaan posyandu dan setelah setelah
pelaksanaan lalu pada variabel kepuasan item yang tidak valid adalah
item jaminan (assurance) dan item cepat tanggap , hasil yang tidak valid
karena jawaban yang diberikan responden tidak bervariasi.
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan atau ketelitian yang
ditunjukkan oleh instrument pengukuran atau kuisoner (Umar, 2011). Uji
realibilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Alpha
Cronbach. Nilai koofesien korelasi yang tinggi adalah 0,600 sampai 0,799
(Hidayat, 2008).
Hasil pengujian realibilitas instrument adalah 0,803 untuk variabel
kinerja dengan nilai realibilitas pada faktor Sikap kader memiliki nilai
Cronbach's Alpha sebesar0,778, untuk faktor Pelaksanaan kegiatan
0,627dan 0,825 untuk variabel kepuasan dengan nilai realibilita masing-
masing faktor adalah faktor keandalan nilai Cronbach's Alpha
sebesar0,785, untuk faktor empati0,755 dan untuk faktor
kenyataan/tangiabel.
50
F. Metode Pengumpulan Data
1. Tahap pertama yaitu persiapan. Peneliti menentukan subjek penelitian,
tujuan penelitian, dan tempat penelitian. Peneliti mengajukan surat izin
dari Fakultas untuk diserahkan ke Dinas Kesehatan Tanggerang
Selatan dengan tembusan Kepala Puskesmas Ciputat Timur dan
Kelurahan Rempoa.
2. Tahap kedua pengumpulan data sampel. Peneliti mengumpulkan data
dari kader 4 posyandi lansia. Data yang diambil adalah jumlah lansia
yang aktif di masing-masing posyandu lansia setelah di dapatkan data
dari ke 4 posyandu tersebut peneliti membagi sesuai dengan
perhitungan proporsi sampel.
3. Tahap ketiga pelaksanaan. Peneliti dibantu oleh 3 orang numerator
yang telah dilatih sebelumnya membagikan kuesioner kepada lansia
anggota aktif posyandu lansia yang telah terpilih secara acak pada
masing-masing posyandu lansia. Peneliti memperkenalkan diri,
menyampaikan maksud dan tujuan serta meminta ijin secara lisan dan
tertulis (informed consent). Peneliti dan numerator memberikan
kuesioner serta menjelaskan cara mengisi kuesioner tersebut.
4. Tahap keempat pengolahan data. Peneliti dibantu anumerator
mengecek kembali kelengkapan kuesioner dan memulai pengolahan
dengan memberikan kode pada masing-masing kuesioner untuk
mempermudah pengolahan data. Peneliti memberikan skor atau nilai
pada masing-masing pertanyaan. Tahap selanjutnya adalah
51
memasukkan data ke dalam software statistik (SPSS 18) dan
melakukan analisis. Tahap terakhir adalah memeriksa kembali apakah
ada kesalahan pada data atau pada proses input dan analisis.
G. Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah
pengolahan data menurut Budiarto (2002) diantaranya:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing
dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setalah data
terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atasa kategori.Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan
artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.
3. Entry data
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master table atau data base computer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana.
52
H. Analisa Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan data atau variabel secara sederhana(Umar, 2011).
Data univariat pada penelitian ini meliputi usia responden, jenis
kelamin dan pendidikan responden serta hasil skor kinerja kader dan
kepuasan lansia. Untuk hasil skor kinerja di interpetasikan semakin
nilai mendekati nilai tertinggi kinerja semakin baik dan jika mendekati
nilai terendah kinerja buruk, dan untuk nilai kepuasan di intepretasikan
semakin nilai mendekati nilai tertinggi kepuasan yang dirasakan cukup
tinggi baik dan jika mendekati nilai terendah reponden merasakan
ketidakpuasan.
2. Analisis bivariat
Analisi bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
mempunyai hubungan atau berkorelasi antar variabel
(Notoadmodjo,2005). Pada penelitian ini Analisis dilakukan terhadap
2 variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu
hubungan antara kinerja kader terhadap kepuasan lansia.Analisis ini
dilakukan terhadap 2 variabel yaitu antara variabel bebas dengan
variabel terikat.Dalam mengolah data, peneliti akan melakukan
skoring, yaitu sajian data akan diubah ke dalam data angka agar lebih
mudah dianalisis. Setelah proses skoring selesai, peneliti akan
membagi variabel untuk di analisis. Uji statistic yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment untuk
53
mengetahui hubungan antara variabel, dengan derajat kepercayaan
95% dan α= 5%. Interpretasi pada uji ini adalah Nilai korelasi (r)
berkisar mulai dari -1 sampai dengan 1, nilai semakin mendekati 1 atau
-1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai
mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah.
Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan
nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun).
Menurut Sugiyono (2012) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.3
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Signifikansi bisa ditentukan lewat baris Sig. (2-tailed), jika
nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hubungan yang terdapat pada r
dianggap signifikan.
I. Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus
memahami hak dasar manusia.Manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan dirinya, sehingga penelitian yang di lakukan benar-benar
menjunjung kebebasan manusia.Masalah etika penelitian keperawatan
sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung
54
dengan manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam proses
penelitian adalah sebagai berikut (Hidayat, 2008):
1. Lembar persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan ini di berikan kepada responden yang akan
diteliti untuk ketersediaannya menjadi responden penelitian.
Persetujuan dari responden merupakan hak dari responden yang
sebelumnya sudah diberitahunkan oleh peneliti mengenai tujuan
penelitian, prosedur pelaksanaan, manfaat penelitian, dan
kerahasiaan responden.Lembar persetujuan ini ditandantangani oleh
responden yang bersedia menjadi responden penelitian.
2. Tanpa nama (Anonymity)
Penelitian ini tidak akan mencantumkan nama responden pada
lembar pengumpulan data yang di isi oleh responden, tetapi
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data yang di berikan
kepada responden.
3. Kerahasiaan (Confidentially)
Kerahasiaan responden akan di jamin oleh peneliti, baik sebuah
informasimaupun masalah-masalah lainnya yang diberikan oleh
responden.
55
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di lingkup binaan Puskesmas Ciputat Timur, dengan
jumlah responden sebanyak 134 responden, responden tersebut merupakan
anggota aktif posbindu yang berada di kelurahan Rempoa binaan Puskesmas
Ciputat Timur. Penelitian ini dilakukan pada tanggal12 – 19 November
2013.Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh 3 orang anumerator yang berasal
dari Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2009. Penyebaran kuesioner
dilakukan di 4 posyandu lansia di kelurahan Rempoa binaan Puskesmas Ciputat
Timur dengan target respondennya adalah Lansia anggota aktif posbindu
Cempaka, Sakura, Bogenviel dan Anggrek
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Puskesmas Ciputat Timur merupakan Puskesmas yang terletak di
jalan Anggur 1 Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tanggerang Selatan Propinsi Banten. Menempati tanah Seluas 600 m²
dengan luas bangunan ± 1000 m² yang terdiri dari dua lantai. Kegiatan
pelayanan dipusatkan dilantai 1, sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai
ruang kepala puskesmas dan staff, data, serta ruang rapat. Dilantai dua juga
terdapat ruang pelayanan pengobatan TB paru, kelas ibu hamil, Klinik
Laktasi, Laboratorium dan Ruang Perawatan. Wilayah Kerja terdiri dari
dua Kelurahan yaitu Kelurahan Rempoa dan Ciputat Timur.
56
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut terdapat pada klinik geriatri
setiap hari jumat. Pemeriksaan kesehatan usia lanjut juga dilakukan setiap
satu bulan sekali di 7 Posbindu yang tersebar di dua kelurahan Rempoa
terdapat 4 Posbindu dan Cempaka Putih terdapat 3 posbindu dengan
memberikan pengobatan. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di 4
posbindu yang berada di Kelurahan Rempoa.
B. Hasil Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden di bawah ini adalah karakteristik sampel
penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Berikut
adalah kategori responden penelitian, antara lain
Sumber: data primer diolah (2013)
Karakteristik
Responden Frekuensi Presentase Mean SD Min Max
Usia
60 – 70 thn
70 – 80 thn
>80 thn
115
14
5
85,8 %
10,4 %
3,7 %
65,24 5,985 60 85
Jenis Kelamin
1 = Laki-Laki
2 = Perempuan
48
88
34,3 %
65,7 %
Pendidikan
1 = SD
2 = SMP
3 = SMA
4 = Akademik/PT
64
26
39
5
47,8 %
19,4 %
29,1 %
3,7 %
Total 134 100,0
Tabel 5.1 Distribusi Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan Lanjut Usia di Posbindu
Binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa
57
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan
usia, jenis kelamin dan pendidikan. Untuk karakteristik usia dari 134
responden mayoritas responden berusia diantara kisaran 60-70 tahun
yaitu berjumlah 115 orang (85,8%), responden yang berusia 70-80
berjumlah14 orang (10.4%) sedangkan responden yang berusia diatas
80 tahun berjumlah 5 orang (3,8%) dengan nilai usia rata-rata 65,24
variasi nilai 5,985 dan dengan nilai usia terendah 60 dan tertinggi 85.
Untuk karakteristik jenis kelamin mayoritas responden adalah
perempuan yaitu berjumlah 88 orang (65,7%), sedangkan responden
laki-laki berjumlah 48 orang (34.3%) dengan nilai rata-rata 1,66 dan
variasi nilai 0,477.
Untuk karakteristik pendidikan mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir pada tingkat Sekolah Dasar/SD berjumlah 64
responden dengan presntase sebesar 47,8%, untuk tingkat SMA
sebanyak 39 responden 29,1 %, sedangkan untuk pendidikan tingkat
SMP sebanyak 26 responden (19,4%), dan untuk tingkat Perguruan
tinggi sebanyak 5 responden (3,7%). dengan nilai rata-rata 1,89 dan
variasi nilai 0,955.
58
2. Gambaran Distribusi SkorVariabel Kinerja Kader
a. Distribusi Skor pada masing-masing Faktor Variabel Kinerja
Tabel 5.2 Distribusi Skor masing-masing faktor pada variabel
Kinerja Faktor Mean SD Min-Max
Presepsi lansia terhadap faktor
Sikap 25,45 3,41 18 - 30
Presepsi lansia terhadap faktor
Kegiatan 16,55 2,24 12 – 20
Sumber: data primer diolah (2013)
Tabel 5.2menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kinerja di
posbindu binaan puskesmas Ciputat Timur Kelurahan Rempoa untuk
faktor sikap adalah 25,45 dan untuk faktor Kegiatan adalah 16,55. Variasi
nilai skor kinerja sebesar 3,41 untuk faktor sikap dan 2,24 untuk faktor
pelaksanaan kegiatan. Untuk sebaran nilai skor kinerja yang terendah
sebesar 18 dan tertinggi 30 untuk faktor sikap serta untuk faktor
pelaksanaan keegiatan dengan nilai terendah 12 dan tertinggi 20.
b. Distribusi Skor Variabel Kinerja Kader
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan pada
variabel kinerja kader dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Distribusi Skor Kinerja Kader Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat
Timur Variabel Mean SD Min-Max Kinerja 42 4,94 32 - 50
Sumber: data primer diolah (2013)
59
Tabel 5.3 mrenunjukkan bahwa nilai rata-rata skor Kinerja dari
total 134 responden yang ada di Posbindu yaitu 42. Variasi nilai skor
kinerja sebesar 4,94 sedangkan sebaran nilai score kinerja yang
terendah adalah sebesar 32 dan tertinggi adalah sebesar 50.
3. Gambaran Distribusi SkorKepuasan Lansia.
a. Distribusi Skor pada masing-masing Faktor Variabel
Kepuasan
Tabel 5.4 Distribusi Skor pada masing-masing Faktor Variabel Kepuasan
Faktor Mean SD Min-Max
Presepsi Lansia terhadap faktor
Keandalan 28,13 3,21 20 - 35
Presepsi Lansia terhadap faktor
Empati 22,64 3,07 16- 30
Presepsi Lansia terhadap faktor
Kenyataan 11,19 1,21 9 – 15
Sumber: data primer diolah (2013)
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kepuasan lansia
di posyandu lansia binaan puskesmas Ciputat Timur Kelurahan Rempoa
untuk faktor keandalan adalah 28,13, untuk faktor empati adalah 22,64
dan untuk faktor kenyataan 11,19. Variasi nilai skorkepuasan lansia
sebesar 3,21 untuk faktor keandalan, 3,07 untuk faktor empati dan 1,21
untuk faktor kenyataan. Untuk sebaran nilai skor kepuasan yang
terendah sebesar 20 dan tertinggi 35 untuk faktor keandalan serta untuk
faktor empati dengan nilai terendah 16 dan tertinggi 30 dan faktor
kenyataan dengan nilai terendah 9 dan nilai tertinggi adalah 15.
60
b. Distribusi SkorKepuasan Lansia
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan pada
variabel Kepuasan Lansia dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5 Distribusi Skor Kepuasan Lansiapada Posyandu Lansia binaan Puskesmas
Ciputat Timur Variabel Mean SD Min - Max Kepuasan
Lansia 59,04 5,35 49 - 74
Sumber: data primer diolah (2013)
Tabel 5.5 mrenunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kepuasan lansia
dari total 134 reponden yang ada di Posyandu lansia yaitu 59,04. Variasi
nilai skor kepuasan sebesar 5,35 sedangkan sebaran nilai skor kepuasan
yang terendah adalah sebesar 49 dan tertinggi adalah sebesar 74
61
C. HasilAnalisaBivariat
1. Hubungan Masing-Masing Faktor Variabel Kinerja Kader dan
Faktor Variabel Kepuasan Lansia
Adapun hubungan antara masing-masing faktor variabel kinerja
kader dan faktor variabel kepuasan lansia dapat dilihat pada tabel 5.6
Tabel 5.6
Analisa Hubungan Masing-Masing Faktor pada Variabel Kinerja dan
Variabel Kepuasan Lansia di Posbindu binaan Puskesmas Ciputat
Timur, Rempoa
Faktor Jumlah (n) Korelasi (r) P-value
Sikap
Keandalan
Empati
Kenyataan
134
134
134
0,201
0,404
0,169
0,20
0,000
0,051
Kegiatan/Pelayanan
Keandalan
Empati
Kenyataan
134
134
134
0,350
0,433
0,213
0,000
0,000
0,014
Sumber: data primer diolah (2013)
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor empati dengan faktor sikap dengan nilai
P-value kurang dari 0,05 (p<0,05), yaitu sebesar 0,000 untuk faktor
empati dengan nilai koefisien korelasi (r = 0,404) menunjukkan arah
korelasi positif dengan dengan kekuatan korelasi sedangmenunjukkan
bahwa semakin tinggi skor faktor empati maka semakin tinggi pula
nilai skor faktor sikap. Faktor keeandalan dan kenyataan menjelaskan
62
tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor kepercayaan dan
kenyataan dengn faktor sikap di Posbindu binaan Puskesmas Timur,
Rempoa dengan nilai P-value lebih dari 0,05 (p>0,05) yaitu sebesar
0,20 untuk faktor keandalan dan 0,051 untuk faktor kenyataan.
Berdasarkan hasil uji statistik tersebut diketahui bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara faktor keandalan, empati dan
kenyataan dengan faktor kegiatan dengan nilai p-value kurang dari
0,05 (p<0,05) yaitu sebesar 0,000 untuk faktor kepercayaan dan faktor
empati serta untuk faktor kenyataan sebesar 0,014. Nilai koefisien
korelasi r = 0,350 untuk faktor keandalan menunjukkan arah korelasi
positif dengan kekuatan korelasi yang rendah. Nilai koefisien korelasi
untuk faktor empati (r = 0,433) menunjukkan arah korelasi yang positif
dengan kekuatan korelasi yang sedang. Nilai koefisien korelasi untuk
faktor kenyataan adalah (r = 0,213) menunjukkan arah korelasi yang
positif dengan kekuatan korelasi yang rendah.
63
2. Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di
Posyandu Lansia Puskesmas Ciputat Timur
Berdasarkan kerangka konsep, maka analisis bivariat akan
menguji hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel independen adalah kinerja kader sedangkan variabel
dependen adalah kepuasan lansia.
Tabel 5.7 Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu
Lansia Puskesmas Ciputat Timur
Nilai Kinreja
Nilai Kepuasan
Korelasi (r) P-Value Jumlah (n)
0,381 0,000 134
Sumber: data primer diolah (2013)
Tabel 5.7 menunnjukkan hasil uji analisis dengan menggunakan uji
Pearson Product Moment, dimana yang di uji adalah kinerja kader
terhadap kepuasan lansia. Hasil uji analisis dengan menggunakan uji
Pearson Product Moment menghasilkan nilai r = 0,381 dan p = 0,000.
Dari hasil tersebut diperoleh sig 0,000 yang menunjukkan bahwa
korelasi antar skor kinerja dan skor kepuasan adalah bermakna artinya
ada hubunganyang sigifikan antara kinerja dengan kepuasan. Nilai
korelasi Pearson sebesar 0,381 menunujukkan arah korelasi positif
dengan kekuatan korelasi rendah.
64
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang
dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan
penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan
penelitian.
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Lansia Berdasarkan Usia
Responden dalam penelitian ini adalah Lanjut usia. Lanjut
Usia merupakan kelompok individu yang berusia 60 tahun keatas
(Maryam,2008).Lanjut usia yang aktif mengikuti kegiatan
Posyandu Lansia di wilayah binaan Pukesmas Ciputat Timur.
Jumlah responden yang terlibat adalah 134 orang.
Berdasarkan hasil Penelitian diketahui bahwa mayoritas
usia responden berada pada rentang usia 60 – 70 tahun (85,8%),
14 responden masuk dalam rentang usia 70-80 tahun (10,4%) dan
usia lebih dari 80 tahun sebanyak 5 responden (3,7%). Dengan usia
terendah adalah 60 tahun dan nilai usia tertinggi adalah 85 tahun.
Berdasarkan klasifikasi lansia menurut Departement Kesehatan
(Depkes, 2003) lanjut usia berada pada usia diatas 60 tahun dan
lansia diatas 70 tahun masuk klasifikasi lanjut usia resiko tinggi.
65
Pengambilan data banyak ditemukan lansia potensial yaitu lansia
yang masih mampu melakukan pekerjaan dan menghasilkan
barang, serta mayoritas adalah lansia yang menjadi anggota aktif,
walaupu ada beberapa prelansia yang mengikuti kegiatan
diposyandu lansia.
b. Karateristik Lansiaberdasarkan Jenis Kelamin
Responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian,
responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah perempuan
dengan jumlah 88 orang (65,7%) dan laki-laki 48 orang (34,3%).
Mayoritas responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah
perempuan , hal ini sesuai dengan jumlah populasi lanjut usia aktif
yang terdapat pada posyandu lansia yang anggota aktif di dominasi
oleh perempuan berjumlah 123 orang, sedangkan laki-laki
berjumlah 77 orang pada periode 2013. Dalam hal pengambilan
sampling peneliti menggunakan tekhnik proposional starafied
random sampling , yang dimana setiap individu dalam populsi
mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan dalam
setiap kelompok populasi diambil sampel secara proporsional
(Hidayat, 2008) .
Tekhnik proposional starafied random sampling yang
digunkan ini dalam penelitian memudahkan peneliti dalam
menentukan sampel di masing-masing posyandu lansia seccara
66
proposional dan setiap lansia mempunyai kesempatan menjadi
sampel.
c. Karakteristik Lansia berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami akan pentingnya pelaksanaan
kegiatan posyandu. Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo
(2005) menjelaskan bahwa perilaku kesehatan manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan.,
pengetahuan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu pendidikan. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang didapat
maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
Dari hasil penelitian, dilihat dari tingkat pendidikan,
sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan yang rendah
yaitu 64 orang (47,8%), pada saat penelitian, lansia menyatakan
pendidikan pada saat itu memang tidak terlalu diutamakan karena
pada saat itu lansia beraanggapan hanya untuk berjuang hidup
sehingga rata-rata lansia mayoritas berpendidikan rendah.
Selanjutnya sebanyak 39 orang (29,1%) mempunyai tingkat
pendidikan setara SMA, sebanyak 26 (19,5%) tingkat
pendidikannya adalah SMP dan hanya 5 orang (3,7%) yang
67
memiliki latar belakang tingkat pendidikan setara dengan
perguruan tinggi.
2. Gambaran Kinerja Kader
Menurut Muninjaya (2011) kinerja adalah keberhasilan seseorang
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.Dalam hal ini dapat
kinerja seorang kader dapat diukur berdasarkan uraian tugasnya baik
pada saat pelaksanaan posyandu lansia maupun diluar hari
pelakasanaan posyandu lansia (Depkes,2011).
Kader merupakan motor penggerak posyandu, pengelolaan sebuah
posyandu dikatakan berhasil sangat ditentukan oleh kinerja kader.
Berdasarkan hasil penelitian dari skore tertinggi 50 dan minimum 32
variabel kinerja memperoleh nilai rata-rata 42, hal ini menunjukkan
bahwa nilai mendekati nilai tertinggi. Dari hasil tersebut
menggambarkan bahwa mayoritas lansia menyatakan bahwa kinerja
kader posyandu baik karena nilai rata-rata dari seluruh responden
mendekati nilai tertinggi. Faktor sikap serta pelaksanaan kegiatan
menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja kader
menurut presepsi lansia pengunjung posyandu dengan nilai mean
25,45 untuk sikap dan 16,55 untuk kegiatan serta variasi nilai 3,41
untuk sikap dan 2,24 untuk kegiatan dengan nilai terendah untuk sikap
adalah 18 dan 12 untuk kegiatan dan nilai tertinggi 30 untuk Sikap dan
20 untuk kegiatan.
Sikap menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja,
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
68
terhadap stimulus tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau
perilaku (Notoadmodjo,2005). Sikap kader kesehatan merupakan do-
main yang sangat penting sebagai dasar kader kesehatan dalam
melakukan keaktifannya dalam meningkatakan posyandu lansia. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara sikap
kader dengan kinerja kader dalam melaksanakan posyandu Mragen,
Demak (Djarot,2011).
Salah satu faktor yang menjadi salah satu tolak ukur kinerja kader
dapat dilihat dari usaha yang dilakukan kader (Mathis, 2009) usaha
tersebut dapat meliputi kegiatan yang dilakukan kader dalam
melaksanaan serta meningkatkan pelayanan di posyandu lansia
tersebut. Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata dalam upaya
pealayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah
mendapatkan pelatihan dari puskesmas (Effendy,1998). Kegiatan
diposyandu menjadi tolak ukur bagaimana para kader dalam
memberikan pelayanan kepada pengunjung sehingga kader merasakan
kepuasan terhadap kinerja yang diberikan, sesuai dengan hasil
penelitian yang mengatakan bahwa kegiatan dan pelayanan kader
merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
kepuasan ibu di posyandu Wonorejo (Kurniawati,2008).
Kader dalam pelaksanaannya juga memerlukan dukungan dari
berbagai pihak. Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja
69
kader dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, mengingat
bahwa kader melaksanakan tugasnya secara sukarela. Dukungan tokoh
masyarakat, petugas puskesmas dapat meningkatkan kepercayaan diri
kader dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja kader bisa lebih
baik lagi (Puspasari,2008).
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja kader sangat
penting dalam pelaksanaan posyandu lansia, sikap serta pelayanan
yang diberikan kader menunjukkan kinerja kader. Dalam penelitian
lansia mengatakan bahwa sikap kader yang ramah serta kegiatan kader
yang aktif membuat lansia merasakan kenyamanan dalam pelaksanaan
posyandu lansia, sehingga kinerja kader dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dalam menilai kepuasan pengunjung terutama lansia yang
merasakan jasa/pelayanan posyandu lansia.
3. Gambaran Kepuasan Lansia
Kepuasan adalah hasil penilaian konsumen bahwa pelayanan telah
memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa
lebih atau kurang (Irawan,2002). Kepuasan yang dirasakan lansia
terhadap posyandu lansia merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap
kinerja suatu posyandu dan sebagai bentuk penilaian lansia terhadap
pelayanan yang dirasakan.
Hasil penelitian kepuasan lansia menunjukkan nilai rata-rata 59,04
dan dengan nilai variasi 5,35. Skor terendah dari kepuasan lansia adalah
49 dan skor tertinggi adalah 74, nilai rata-rata menunjukkan melebihi
70
nilai terendah dengan variasai nilai mendekati nilai rata-rata ini
menunjukkan lansia cukup puas dengan kinerja kader. Keandalan,
empati dan kenyataan merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan lansia.
Keandalan,empati dan kenyataan merupakan aspek dimensi untuk
kepuasan konsumen. Dimensi kehandalan merupakan penilaian
mengenai kemampuan dalam memberikan pelayanan secara tepat dan
terpercaya, dalam dimensi ini dapat dilihat dua aspek yaitu kemampuan
kader memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan kemampuan
memberikan pelayanan yang akurat atau tidak eror(Irawan, 2002) .
Keandalan dan kenyataan dalam penelitian ini meliputi pernyataan
yang menggambarkan kemampuan kader dalam melakukan pelayanan
serta kegiatan pada saat posyandu lansia serta fasilitas dan kegiatan
yang dirasakan lansia dalam pelaksanaan posyandu. Faktor-faktor
tersebut diintrepetasikan dalam pernyataan kader yang menggambarkan
bagaimana kader dalam melakukan pelayanan, kecepatan kader dalam
menanggapi keluhan lansia, cara kader dalam memprioritaskan lansia
dalam memberikan pelayanan, informasi-informasi yang diberikan
kader terkait kesehatan serta kondisi yang dirasakan lansia terhadap
posyandu lansia seperti kenyamanan, kebersihan posyandu lansia serta
fasilitas yang didapatkan lansia pada saat pelaksanaan posyandu lansia.
Empati merupakan kemampuan seseorang kemampuan seseorang
untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang
lain.Empati meliputi komunikasi serta perhatian yang diberikan kepada
71
lansia serta kenyataan adalah wujud nyata, bukti langsung yang dilihat
dan dirasakan oleh lansia (Ilyas,2000).Empati dalam penelitian ini
merupakan aspek yang berpengaruh dalam kinerja, empati disini
meliputi pernyataan yang mengambarkan bagaimana kader memberikan
perhatian kepada lansia dalam kegiatan posyandu lansia, sikap ramah
serta cara kader berkomunikasi kepada lansia, serta penyataan kader
yang menggambarkan tentang cara kader dalam memperhatikan
kesehatan lansia sehingga lansia merasakan emapti yang kader berikan
dan lansia pun merasa nyaman dan puas dengan kinerja yang dilakukan
kader
Ketiga faktor dalam penelitian menjadi faktor yang paling
mempengaruhi kinerja kader terhadap kepuasan lansia. Penelitian ini
seseuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel empati
dan kenyataan merupakan variabel yang berpengaruh terhadap
kepuasan pasien rawat inap di RSUD. DR.H Soemarno S, Kalimantan
Timur (Hermanto dkk,2010).
72
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Kinerja Kader Posyandu Lansia terhadap
Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat
Timur, Rempoa Tanggerang Selatan.
Hasil penelitian telah menunjukkan nilai rata-rata skor kinerja kader
posyandu lansia di posyandu lansia binaan Puskesmas Ciputat timur
adalah 42 dengan variasi nilai 4,94. Skor kinerja terendah 32 dan tertinggi
50, penilaian didapatkan dari hasil perhitungan skor pada 2 faktor yaitu
sikap dan kegiatan/pelayanan. Nilai rata-rata skor kepuasan lansia adalah
59,04 dengan variasi nilai 5,35 dan skor terendah adalah 49 dan tertinggi
adalah 74.
Hasil uji statistik antara kinerja kader dengan kepuasan lansia
menggunakan metode Korelasi Pearson Product Moment didapatkan
Pvalue 0,000, dengan demikian hipotesis penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara kinerja kader dengan dengan
kepuasan lansia di posyandu lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur,
Rempoa. Selain itu diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,381. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan yang positif artinya semakin tinggi skor
kinerja semakin tinggi skor kepuasan dan kekuatan korelasi yang rendah.
Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa kepuasan pasien ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu kinerja, keandalan, kesesuaian, estetika dan kualitas.
Kinerja dalam hal ini adalah karakteristik yang telah diterima yang sangat
berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan, wujud dari kinerja adalah
73
kecepatan, kemudahan dan kenyamanan bagaimana perawat dalam
memberikan jasa pengobatan.
Kinerja sangat mempengaruhi kepuasan lansia, pada saat penelitian
80% lansia mengatakan cukup nyaman serta puas dengan kader dalam
pelaksanaannya, karena kader sangat aktif dalam kegiatan serta bersikap
ramah sehingga lansia sangat puas dengan kerja yang telah kader lakukan.
Hasil penelitian uji statistik pada masing-masing variabel diperoleh bahwa
kinerja yang memiliki dua faktor yaitu sikap dan kegiatan/pelayanan dan
kepuasan memiliki 3 faktor yaitu keandalan, empati, dan kenyataan. Dari
masing-masing faktor dari variabel tersebut mempunyai korelasi yang
berbeda-beda. Antara sikap dan keandalan serta kenyataan menunjukkan
nilai pvalue 0,20 untuk keandalan dan 0.052 untuk kenyataan yang artinya
tidak ada hubungan yang signifikan diantara keduanya. Sikap dan Empati
menunjukkan nilai pvalue 0,0000 ini artinya keduanya mempunyai
hubungan yang signifikan antara keduanya. Empati jadi sangat penting
jika semua aspek sudah terpenuhi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Suryawati (Parinduri 2009) yang menyebutkan bahwa kepuasan pasien
dipengharuhi oleh perilaku, tanggapan, dan perhatian perawat pada
keluhan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden menyatakan bahwa
kader bersikap baik saat pelaksanaan posyandu, memberikan perhatian
kepada lansia, ramah, dan mengajak lansia berkomunikasi. Hal ini
menunjukkan bahwa lansia merasa puas dengan kinerja kader posyandu
yang lansia dengn baik dan sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan
74
pendapat Muninjaya (2004) bahwa informasi yang tepat dan jelas
merupakan faktor yang dominan untuk menentukan seseorang itu puas
atau tidak puas terhadap suatu pelayanan.Betapa pentingnya peran petugas
kesehatan sebagai konsultan yang menjadi sumber informasi (tempat
bertanya) bagi klien dan keluarga tentang sesuatu yang berhubungan
dengan masalah kesehatan.
Peneliti menganalisa bahwa hubungan yang erat terdapat pada sikap
dan empati, hal ini pun dibuktikan pada saat penelitian berlangsung bahwa
sikap yang ramah serta empati kepada lansia menjadi point penting bagi
lansia untuk merasakan kenyamanan pada saat pelaksanaan posyandu.
Empati terhadap kesehatan serta selalu memberikan informasi menjadikan
lansia merasa diberikan perhatian oleh kader. Empati yang dirasakan oleh
lansia diposyandu lansia seperti cara kader bersikap dan berkomunikasi,
tidak membiarkan lansia jenuh dan menunggu terlalu lama, memberi
dukungan kepada lansia tentang kesehatan lansia serta bagaimana kader
menempatkan prioritas pada pelakasanaan posyandu lansia jika ada lansia
yang memerlukan pertolongan yang darurat.
Hubungan antara faktor kegiatan/pelayanan terhadap faktor
keandalan,empati dan kenyataan menunjukkan nilai p-value yaitu 0,000
untuk keandalan dan empati serta 0,014 untuk faktor kenyataan. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan
dengan ketiga faktor tersebut. Pelayanan merupakansuatu kegiatan atau
urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang
dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
75
pelanggan (Sampara,1999). Kenyataan, keandalan dan empati merupakan
aspek dimensi kepuasan yang saling terkait yang menjadi tolak ukur dalam
menilai kepuasan seseorang (Muninjaya,2011). Hal ini sejalan dengan
penelitian Mujahidaah (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara program pelayanan posyandu lansia terhadap
kepuasan lansia PuskesmasPangi, Kecamatan Parigi.
Faktor keandalan menyatakan mayoritas responden sangat percaya dan
cepat pada kinerja yang kader lakukan dalam melakukan kegiatan dan
memberikan pelayanan ketika kegiatan posyandu berlangsung sesuai
dengan kebutuhan dan cepat. Bukti nyata dalam posyandu lansia sangat
dirasakan menurut lansia seperti kebersihan tempat, fasilitas yang
diberikan kader dalam segala kegiatan serta kenyamanan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Joeharno, dkk (2008) melaporkan bahwa terdapat
hubungan ketanggapan petugas terhadap perwujudan dan mutu pelayanan
yang cukup memberi indikasi bahwa berbagai upaya peninkatan
kemampuan kerja dan respon semangat kerja kepada petugas perlu
mendapat perhatian dengan melakukan pelatihan dalam pelayanan yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Variabel kepuasan yang terbentuk menjadi tiga faktor yaitu keandalan,
empati, kenyataan menunjukkan hubungan terhadap kegiatan/pelayanan.
Ketiganya sangat erat mempengaruhi kegiatan/pelayanan yang diberikan
oleh kader sebab keandalan kader dalam menanggapi keluhan lansia secara
cepat sangat dirasakan oleh lansia pada saat penelitian berlangsung, empati
kader serta kenyataan yang dirasakan terhadap fasilitas dalam kegiatan
76
yang diberikan kader membuat lansia merasakan kader memberikan
kegiatan/pelayanan yang baik dalam pelaksanaan posyandu lansia.
Tingkat kepuasan lansia dipengaruhi oleh kinerja kader . Menurut
Tjiptono (2008) ada tiga macam kondisi kepuasan yang dirasakan oleh
klien berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan. Yang
pertama, jika harapan suatu kebutuhan sama dengan layanan yang
diberikan maka klien akan merasa puas. Kedua, jika layanan yang
diberikan kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan maka
klien menjadi tidak puas.Ketiga, kepuasan klien merupakan perbandingan
antara harapan yang dimiliki oleh klien dengan kenyataan yang diterima
oleh klien pada saat mengonsumsi produk atau jasa.
Dapat di simpulkan bahwa kinerja dapat menjadikan tolak ukur dalam
menilai kepuasan lansia yang merasakan pelayanan yang kader berikan.
Kepuasan yang dirasakan oleh lansia merupakan suatu harapan dan
kenyataan yang dirasakan terhadap apa yang didapatkannya dalam
kegiatan posyandu lansia yang dilaksanakan oleh kader.
C. Pembahasan Aspek Dimensi Kepuasan
Menilai suatu mutu aspek pelayanan kesehaan dapat dilihat dari proses
serta output yang dirasakan oleh pengguna jasa (Muninjaya, 2011), dalam
hal ini, lansia yang dapat menilai dan merasakan apakah pelayanan yang
diberikan posyandu sesuai dengan harapan atau tidak. Menilai suatu
kepuasan pengguna jasa pada sebagian penelitian meninjau pada aspek
teori lima komponen mutu pelayanan yang disebut juga Service Quality.
77
Kelima aspek tersebut meliputi aspek Responsivennes (cepat tanggap),
Reliability (Bukti Nyata), Assurance (Jaminan), Empati dan Tangible
(Keandalan) (Tjiptono,1997). Aspek tersebut sering digunakan untuk
menjadika indikator kepuasan disegala jenis pelayanan termasuk
pelayanan kesehatan.
Peneliti pada penelitian ini juga menggunakan aspek service quality
dalam menilai kepuasan lansia terhadap kinerja kader, teori Pasuraman
dkk ini, mengatakan bahwa kelima indikator tersebut merupakan indikator
yang sangat berpengaruh dalam menilai mutu pelayanan serta kepuasan
pengguna jasa pelayanan kesehatan. Hasil pada penelitian ini hanya
indikator empati, tangible dan reliability yang sangat mempengaruhi
kepuasan lansia ini menunjukkan bahwa kompenen tersebut tidak mutlak
mempengaruhi kepuasan di berbagai pelayanan. Teori Service Quality ini
lebih menekankan secara luas kepada kepuasan pelanggan pada mutu
pelayanan yang diberikan sehingga jika penelitian membatasi pada aspek
kepuasan terhadap kinerja hanya beberapa aspek yang sangat
mempengaruhi kepuasan pengguna jasa tersebut.
Aspek assurance (jaminan) dalam penelitian ini tidak mempengaruhi
sebab jaminan ini lebih menekankan kepada bagaimana petugas kesehatan
memberikan kepercayaan kepada pengguna pelayanan dalam melakukan
tindakan agar pengguna jasa merasa ancaman ataupun resiko yang dapt
terjadi pada tindakan yang dilakukan pada penelitian ini kader tidak
memiliki aspek tersebut karena kader lebih banyak melakukan atau
memberikan bantuan kepada petugas kesehatan dan tidak secara langsung
78
memberikan tindakan. Aspek cepat tanggap juga indikator yang tidak
mempengaruhi karena kader dalam hal ini hanya membantu petugas
kesehatan dalam pemeriksaan kesehatan.
Kepuasan merupakan tanggapan pelanggan terhadap kesesuaian
tingkat kepentingan atau harapan (ekspektasi) sebelum mereka menerima
jasa pelayanan dan sesudah pelayanan yang mereka terima. Kepuasan yang
dirasakan akan berbeda-beda setiap individu bergantung pada aspek apa
yang dinilai sehingga menghasilkan kepuasan(Tjiptono, 2003).
Peneliti menyimpulkan komponen service quality ini tidak efektif pada
semua penelitian karena dalam praktiknya terkadang hanya 2 atau 3
komponen yang mempengaruhi sehingga perlu melakukan pemilahan
terlebih dahulu atau memodifikasi pernyataan sesuai dengan variabel yang
akan diteliti.
79
D. Keterbatasan Peneliti
Dalam penelitian peneliti ini sadar masih menemukan keterbatasan
keterbatasan, diantaranya yaitu :
1. Keterbatasan dalam pengumpulan data karena di dua posyandu lansia
yang harus dilakukan door to door atau ke rumah-rumah lansia
sehingga proses dalam pengambilan kadang terhambat.
2. Ada lansia yang tidak mau menjadi responden sehingga peneliti perlu
mencari responden yang baru.
3. Ada beberapa responden yang tidak bisa membaca dan menulis
sehingga peneliti harus membacakan pertanyaan kuesioner kepada
semua responden sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi
responden dalam menjawab pertanyaaan dan bias pada hasil jawaban.
4. Kurangnya literatur serta penelitian yang terkait dengan penelitian
sehingga dalam pembahasan peneliti masih kurang mengeksplor
faktor-faktor yang ada dalam penelitian.
80
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari
keseluruhan temuan dan pengujian hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pada posyandu lansia di Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa
mayoritas anggota lansianya adalah perempuan dengan persentase
65,7%. Untuk usia terendah adalah 60 dan tertinggi adalah 85 tahun,
sedangkan untuk pendidikan mayoritas lansia memiliki pendidikan
pada tingkat sekolah dasar dengan persentase 47,8% lalu diikuti
pendidikan sekolah menengah atas dengan 29,1%.
2. Gambaran Kinerja Kader di Posyandu Lansia binaan Puskesmas
Ciputat Timur,Rempoa
Kinerja Kader di Posyandu Lansia menunjukkan skor nilai rata-rata
42 dari skor terendah 32 dan tertinggi 50, nilai tersebut
menunujukkan kinerja yang baik karena mendekati nilai tertinggi.
Dari kinerja kader terbentuk dua faktor yang mempengaruhi yaitu
sikap kader dan kegiatan/pelayanan kader dalam pelaksanaan
posyandu.
3. Gambaran Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia binaan Puskesmas
Ciputat Timur,Rempoa
81
Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia menunjukkan skor rata-rata
59,04 dari nilai skor terendah adalah 49 dan nilai skor tertinggi
adalah 74, kepuasan cukup dirasakan lansia. Dari kepuasan lansia
terbentuk tiga faktor yang mempengaruhi yaitu faktor Keandalan,
Kenyataan dan Empati.
Berdasarkan hasil dari penelitian diperoleh P-value 0.000 atau sig <
0,05 maka Ho ditolak artinya ada Hubungan yang signifikan antara
kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia dengan kekuatan
korelasi yang rendah dengan r = 0 ,381
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka
dapat diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak berkenaan dengan
kinerja kader dan kepuasan lansia adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kader
Kinerja para kader dalam pelaksanaan posyandu sudah cukup
baik, pada saat pelaksanaan para kader sudah melakukan tugas dan
tanggung jawab dengan baik dan para lansia pun memberikan
tanggapan yang baik dan nyaman dengan kader. Saran peneliti, terus
pertahankan kinerja yang telah dilakukan, serta bisa lebih
ditingkatkan lagi. Perbanyak pelajari hal-hal yang berkaitan dalam
menangani lansia serta ilmu tentang kesehatan lainnya.
2. Bagi Puskesmas
Puskesmas sebagai pembina pelaksana posyandu lansia sudah cukup
baik, setiap pelaksanaan para petugas selalu datang untuk melakukan
82
pemeriksaan dan membantu para kader dalam melaksanakan tugas
kader. Saran peneliti, supaya puskesmas memberikan pelatihan
secara rutin untuk para kader seperti pelatihan pemeriksaan tekanan
darah karena ini dianggap perlu supaya para kader tidak
membebankan kepada petugas, yang terkadang membuat lansia
harus antri dan menunggu lebih lama. Informasi penyuluhan-
penyuluhan kesehatan terhadap kader dengan cara diskusi sesudah
pelaksanaan posyandu agar kader bisa mandiri dalam memberikan
penyuluhan terkait penyuluhan kesehatan, sosial ataupun agama
yang materinya masih bisa dipahami oleh kader.
3. Bagi Praktik Keperawatan
Bagi perawat sebagai pendidik bisa memberikan informasi-informasi
kepada kader bagaimana sikap dalam menangani lansia, memberikan
pelatihan atau informasi bagaimana tugas dan tanggung jawab
seorang kader yang sesuai dalam pelksanaan posyandu serta
pembekalan promosi kesehatan agar kader dapat mandiri dan
meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan posyandu.
4. Bagi Peneliti
Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi lansia
memanfaatkan posyandu lansia, karena dengan itu informasi yang
didapat lebih variasi dan banyak hal yang dapat dipelajari
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika. 2008
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineke Cipta. 2006
Arminiwati, S. Kinerja Kader Posyandu Anggrek 2 dalam Meningkatkan Strata Posyandu (Studi Kasus di Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara).Surakarta : Universitas Senelas Maret.2010
Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran. EGC 2004
Depdagri. Departemen Dalam Negeri.. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 411.3/1116/SJ tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Jakarta : Departemen Dalam Negeri. 2001
Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. 2001
Depkes RI. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Direktorat Kesehatan Keluarga. 2005
Depkes RI. Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugaskesehatan. Jakarta: Direktorat kesehatan keluarga. 2006
Depkes RI . Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: POKJANAL . 2011
Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. 2003
Effendy, Nasrul. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.2000
Ekasari, Mia Fatma dkk. Keperawatan Komunitas: Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat. Jakarta : Trans Info Media. 2008
Elfindri dkk. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama. Jakarta : Baduose Media Jakarta. 2011
Erfandy. Pengelolaan Posyandu Lansia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2008
Gerson, R. F.Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM. 2004
Gibson, J.L Struktur Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga. 2003
Heru, AS. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC 1995
Handi, Irawan.10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2002
Hermanto, Dadang; Atik M & Lucia R. Presepsi Mutu Pelayanan dalam Kaitannya dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr.H Soemarno Sosroatmodjo Bulungan, Kalimantan Timur. 2010
Http://www.bappenas.go.id/node/142/1277/tahun-2025-angka-harapan-hidup-penduduk-indonesia-737-tahun/.Diakses tgl 23 Desember 2012. Pkl 19.05
Http://tangerangkota.bps.go.id/index.php/penduduk/83-penduduk/97-penduduk-kel umur/ Diakses tgl 23 Desember 2012. Pkl 19.35
Djarot,Herry Suswanti;Rosaliana;Indri Astuti 2011 faktor-faktor yng berhubungan dengan kinerja kader posyandu balita dalam pelaksanaan posyandu di kecamatan mraggen kabupaten demak. UMM Semarang
llias Yaslis, Kinerja teori, penilaian, dan penelitian, Jakarta : FKM UI. 2002
Joeharno ; Burhanudin Gamrin. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. . 2008
Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta :PPLU. 2010
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi 11 jilid 1 dan 2 PT. Indeks,Jakarta 2008
Kurniawati. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Posyandu Wonorejo kabupaten Bantul. 2008
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakara. 2010
Mangkuprawira, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta
Maryam, R.Siti .Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. 2008.
Mathis and Jackson. Human Resource Management.South-Westren Cengage Learning: USA. 2009
Meilani, N dkk. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya. 2009
Mujahiddah, Sri Purnawiningsih, Pangabean. Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia dengan Tingkat Kepuasan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pangi, Kecamatan Parigi. 2008
Mulyadi, Bagus. (Ed). Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta:Wold Health Organization – Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. 2001
Muninjaya, A.A. Manajemen Kesehatan. Edisi: 2. Jakarta. EGC. 2004
Muninjaya, A.A.Gde. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC. 2011
Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. 2007.
Notoatmodjo,S. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. 2002
Notoadmodjo. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Adi Offset. Yogyakarta. 2005
Nugroho. Keperawatan Gerontik. Edisi 2 Penerbit buku Kedokteran. Jakarta : EGC. 2000
Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 2008
Puspasari, A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu diKota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2008
Parinduri, J.S. Tingkat Kepuasan Pasien Immobilisasi dalam PemenuhanPelaksanaan Personal Higiene oleh Perawat di Rumah Sakit Umum PusatHaji Adam Malik Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU. 2009
Sampara, Lukman. Manajemen Kualitas Pelyanan LAN Press. Jakaarta. 1999
Santoso, Singgih. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006.
Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2007
Siagian, Sondang P.. Manajemen Susmber Daya Manusia.Jakarta : Penerbit PT.Bumi Aksara. 2004
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Jakarta: ALFABETA.2012
Tjiptono Fandy. Service management, mewujudkan layanan prima. Yogyakarta: ANDI. 2008
Tjiptono Fandy. Manajemen Jasa ed.3. Yogyakarta : Andi Offset. 2003
Tjiptono Fandy. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Offset. 1997
Umar Husein. Metode Riset . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2011
Vensi, R. Analisis Pengaruh Kinerja Kader Posyandu Terhadap Tingkat Kemandirian Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Surabaya: UNAIR. 2012
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pres. 2010
Yulifah, Rita & Yuswanto,Tri Johan Agus. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. 2009
Lampiran 2
Lembar Pernyataan Persetujuan Responden
Hubungan antara Kinerja Kader Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia
terhadap Kepuasan Lansia di Kelurahan Rempoa Wilayah
Binaan Kerja Puskesmas Ciputat Timur
Assalamualaikum. WR. WB
PerkenalkannamasayaDesi Suci Angraeni (109104000018). Saya mahasiswi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang melaksanakan penelitian untuk
penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai
Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan
penelitian. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan dengan segala kerendahan
hati agar kiranya Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang telah disediakan secara sukarela tanpa paksaan dari siapapun.
Apabila Bapak/Ibu bersediasayaakanmembagikankuesioner yang harusdi
isidengansejujur-jujurnyadanapaadanya sesuai dengan yang dipertanyakan.
Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk penelitian ini.
Kerahasiaan jawaban dan identitas Bapak/Ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh
peneliti.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan keikutsertaan Bapak/Ibu dalam
pengisian kuesioner ini.
Apakah Bapak/Ibu bersedia?
YA/TIDAK
Setelahmendapatinformasitentangpenelitianini,
sayamenyetujuiuntukikutsertadalampenelitian.Sayamenyadaribahwakeikutsertaansa
yadalampenelitian inidilakukansecara sukareladantanpadipungutbayaran.
Tertanda
(Responden)
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian
Kode :
Diisi oleh peneliti
KUISONER
Hubungan Kinerja Kader Posyandu Lansia Terhadap Kepuasan Lansia di
Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Kerja Puskesmas Ciputat Timur
1. Nama (Inisial) : ..................................
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Usia :..................................
4. Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA
S1
Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan dalam
kuesioner ini sesuai dengan yang anda alami atau yang anda lakukan
2. Pilihlah salah satu kolom pada kolom jawaban dengan memberi tanda
checklist (√)sesuai dengan jenis pernyataan yang disediakan.
3. Isilah sesuai dengan nomor pernyataan
4. Bila ada pertanyaan atau pernyataan yang tidak dimengerti silakan
tanyakan langsung pada peneliti
Kuisoner A Kinerja Kader
No Pernyataan
Jawaban
Selalu Sering Kadang kadang
Jarang Tidak Pernah
Faktor Sikap
1 Kader selalu bersikap ramah dan santun
terhadap saya
2 Kader terlihat melakukan pembagian tugas
kader
3 Kader memberi tahu saya dan lansia lain
untuk berkunjung kembali pada saat posyandu lansia dilaksanakan
4 Kader terlihat melaksanakan tugas secara
sukarela dan ikhlas
5 Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia
6 Kader terlihat merapikan tempat posyandu
Faktor Kegiatan/pelayanan
7 Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu
dilaksanakan
8 Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan
lansia lain
9 Kader Melakukan Penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi kepada saya
10 Kader mengatur saya dan lansia lainnya
selama posyandu berlangsung
Kuisoner BKEPUASAN LANSIA
No Pernyataan
Jawaban
Sangat Setuju
Setuju Netral/Biasa
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Faktor Keandalan
1 Saya percaya semua informasi yang
diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya
2 Kader memberi tahu saya tentang hal yang
dilakukan
3 Kader memberikan pelayanan sesuai
dengan keluhan saya
4 Saya percaya bahwa kader memberikan
pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya
5 Saya menyakini pelayanan yang diberikan
kader baik
6 Kader cepat dalam menanggapi keluhan
saya
7 Kader membantu sayadalam menyelesaikan
keluhan saya dan bersikap baik
Faktor Empati
8 Cara kader posyandu berbicara dengan saya
sopan dan ramah
9 Kader berpenampilan bersih dan rapi
10 Kader memberikan perhatian kepada saya
dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu
11 Kader memberikan dukungan kepada saya
dalam meningkatkan kesehatan saya
12 Kader terlihat bekerja sesuai dengan
tugasnya
Faktor Kenyataan
13 Kader menjaga agar kondisi tempat
pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih
14 Kader mempersiapkan dan menjaga
peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih
15 Kader memberikan penjelasan kepada saya
tentang pelayanan yang ada diposyandu
Lampiran 4 Hasil uji spss
Validitas dan realibilitas Kuisoner kinerja
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach
's Alpha if
Item
Deleted
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum
posyandu dilaksanakan
37,7910 21,174 ,442 ,791
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader 38,1194 20,843 ,317 ,807
Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung 37,6119 20,600 ,511 ,784
Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain 37,6567 19,490 ,560 ,776
Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya 37,6940 20,094 ,517 ,782
Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan
posyandu lansia
37,7985 20,192 ,435 ,792
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya 37,6269 20,010 ,602 ,774
Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas 37,8582 19,867 ,528 ,781
Kader terlihat merapikan tempat posyandu 37,9179 19,956 ,479 ,786
Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada
saat posyandu lansia dilaksanakan
37,9254 19,904 ,457 ,789
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,803 10
Analisis factor
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,749
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 378,942
df 45
Sig. ,000
Component
1 2
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya ,778 ,311
Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain ,714 ,374
Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya ,705 ,256
Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas ,650 ,406
Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia ,639 ,186
Kader terlihat merapikan tempat posyandu ,633 ,304
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu dilaksanakan ,337 ,767
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader ,171 ,764
Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada saat posyandu lansia dilaksanakan ,444 ,608
Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung ,540 ,583
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya 21,0746 8,400 ,648 ,719
Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain 21,1045 8,290 ,535 ,742
Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya 21,1418 8,423 ,557 ,737
Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas 21,3060 8,530 ,504 ,750
Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia 21,2463 8,383 ,484 ,756
Kader terlihat merapikan tempat posyandu 21,3657 8,595 ,449 ,765
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu dilaksanakan 12,3433 3,370 ,482 ,519
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader 12,6716 2,929 ,389 ,579
Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada saat posyandu lansia
dilaksanakan
12,4776 2,973 ,400 ,567
Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung 12,1642 3,492 ,391 ,571
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,778 6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,627 4
Validitas dan Reabilitas
Kuisoner Kepuasan
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlatio
n
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu 55,5338 28,811 ,315 ,822
Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih 55,4737 28,751 ,370 ,820
Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih 55,5414 28,644 ,328 ,821
Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik 55,3383 27,210 ,526 ,810
Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan 55,6541 26,092 ,438 ,816
Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya 55,5639 26,248 ,528 ,809
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya 55,6015 26,075 ,571 ,806
Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya 55,3158 28,293 ,316 ,822
Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik 55,4135 27,350 ,483 ,813
Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya 55,5789 26,852 ,511 ,810
Kader berpenampilan bersih dan rapi 55,4962 26,949 ,478 ,812
Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah 55,5865 25,456 ,608 ,803
Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya 55,9098 26,598 ,432 ,816
Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu 55,7970 26,602 ,396 ,819
Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya 55,4586 27,311 ,374 ,820
KMO and Bartlett's Test
Analisis Factor
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,733
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 715,471
Df 105
Sig. ,000
Component
1 2 3
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya ,726 ,312 ,350
Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan ,712 ,072 ,382
Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya ,694 ,361 ,137
Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya ,645 ,295 ,421
Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik ,611 ,218 ,570
Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya ,600 ,185 -,098
Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik ,600 ,404 ,136
Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah ,333 ,881 ,275
Kader berpenampilan bersih dan rapi ,229 ,752 ,291
Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu ,221 ,677 ,118
Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya ,292 ,617 ,016
Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya ,319 ,610 ,186
Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih ,118 ,297 ,836
Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih ,283 ,113 ,715
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu ,245 ,127 ,699
Cronbach's
Alpha N of Items
,785 7
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan 24,3008 6,909 ,567 ,749
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya 24,2481 7,430 ,599 ,739
Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya 24,2256 7,918 ,521 ,756
Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya 24,2105 7,561 ,539 ,752
Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik 23,9850 8,136 ,539 ,754
Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya 23,9624 8,521 ,378 ,781
Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik 24,0602 8,345 ,451 ,768
Cronbach's
Alpha N of Items
,755 5
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlatio
n
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah 15,4030 4,468 ,753 ,623
Kader berpenampilan bersih dan rapi 15,3134 5,284 ,566 ,699
Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu 15,6194 4,959 ,485 ,727
Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya 15,2687 5,506 ,409 ,749
Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya 15,7388 5,262 ,431 ,745
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,722 3
Hasil uji Instrument variabel kinerja
Variabel Kinerja MSA Reabilitas Cronbach’s
Alpha
Faktor Sikap
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya ,778
0,778
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader ,714
Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada saat
posyandu lansia dilaksanakan ,705
Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas ,650
Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia ,639
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlatio
n
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih 7,9478 ,712 ,694 ,461
Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih 8,0149 ,752 ,472 ,725
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu 8,0075 ,774 ,484 ,705
Kader terlihat merapikan tempat posyandu ,633
Faktor Kegiatan/Pelayanan
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu
dilaksanakan ,767
0,627 Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain ,764
Kader Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya ,608
Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung ,583
Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih ,715
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu ,699
Hasil analisis instrument variabel kepuasan
Variabel Kepuasan Lansia MSA Realibilitas Cronbach’s Alpha
Faktor Keandalan
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya ,726
0,785
Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan ,712
Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya ,694
Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya ,645
Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik ,611
Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya ,600
Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik ,600
Faktor Empati
Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah ,881
0,755
Kader berpenampilan bersih dan rapi ,752
Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu ,677
Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya ,617
Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya ,610
Faktor Kenyataan
Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih ,836
0,722 Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih ,715
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu ,699
Distribusi Usia, Jenis Kelamin & Pendidikan Responden
umur responden jenis kelamin pendidikan
N Valid 134 134 134
Missing 0 0 0
Mean 65,24 1,66 1,89
Median 63,00 2,00 2,00
Mode 60 2 1
Std. Deviation 5,985 ,477 ,955
Variance 35,822 ,227 ,912
Skewness 1,529 -,668 ,490
Std. Error of Skewness ,209 ,209 ,209
Kurtosis 1,893 -1,578 -1,189
Std. Error of Kurtosis ,416 ,416 ,416
Minimum 60 1 1
Maximum 85 2 4
Percentiles 61,00 1,00 1,00
63,00 2,00 2,00
75 68,00 2,00 3,00
Distribusi variabel kinerja dan kepuasan
score kinerja score kepuasan
N Valid 134 134
Missing 0 0
Mean 42,00 59,04
Median 42,00 58,00
Mode 39 58
Std. Deviation 4,942 5,353
Variance 24,421 28,660
Skewness ,077 ,554
Std. Error of Skewness ,209 ,209
Kurtosis -1,252 -,070
Std. Error of Kurtosis ,416 ,416
Minimum 32 49
Maximum 50 74
Percentiles 25 38,00 55,00
50 42,00 58,00
75 47,00 62,00
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 46 34,3 34,3 34,3
perempuan 88 65,7 65,7 100,0
Total 134 100,0 100,0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
SD 64 47,8 47,8 47,8
SMP 26 19,4 19,4 67,2
SMA 39 29,1 29,1 96,3
S1 5 3,7 3,7 100,0
Total 134 100,0 100,0
Hasil uji korelasi antara kinerja dan kepuasan
score kinerja score kepuasan
score kinerja Pearson Correlation 1 ,381**
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
score kepuasan Pearson Correlation ,381** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji korelasi masing-masing faktor variabel
faktor sikap faktor keandalan
faktor sikap Pearson Correlation 1 ,201*
Sig. (2-tailed) ,020
N 134 134
faktor keyakinan Pearson Correlation ,201* 1
Sig. (2-tailed) ,020
N 134 134
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
faktor sikap faktor empati
faktor sikap Pearson Correlation 1 ,404**
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
faktor empati Pearson Correlation ,404** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
faktor kegiatan faktor keandalan
faktor kegiatan Pearson Correlation 1 ,350**
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
faktor keyakinan Pearson Correlation ,350** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
faktor sikap faktor kenyataan
faktor sikap Pearson Correlation 1 ,169
Sig. (2-tailed) ,051
N 134 134
faktor
kenyataan
Pearson Correlation ,169 1
Sig. (2-tailed) ,051
N 134 134
faktor kegiatan faktor kenyataan
faktor kegiatan Pearson Correlation 1 ,213*
Sig. (2-tailed) ,014
N 134 134
faktor kenyataan Pearson Correlation ,213* 1
Sig. (2-tailed) ,014
N 134 134
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
faktor kegiatan faktor empati
faktor kegiatan Pearson Correlation 1 ,433**
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
faktor empati Pearson Correlation ,433** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 134 134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).