16
D. Deskripsi Biomekanik 1) Normal Gait Gait (Pola berjalan) adalah cara seseorang berjalan yang dikarakterisasikan oleh ritme, irama (cadence), langkah, jarak langkah dan kecepatan” (Hafid, 2011). Gerakan manusia yang normal merupakan suatu rangkaian irama gerak secara bergantian dari anggota gerak bawah dan punggung sehingga menghasilkan gerakan kedepan dari pada pusat. Secara garis besar fase gait cycle dibagi menjadi dua yaitu Stance phase dan Swing phase. Namun, fase-fase tersebut masih diklasifikasikan dalam beberapa tahap. Berikut ini akan dijelaskan mengenai fase Stance phase dan Swing phase, a. Fase Stance phase Stance phase terjadi selama saat dimana kaki berdiri dan berjalan dengan posisi kaki kontak langsung dengan tanah ( Wieland Kapingst, 2000 ). Fase Stance phase dibagi 5

Deskripsi Biomekanik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

genuvarum genu valgus

Citation preview

Page 1: Deskripsi Biomekanik

D. Deskripsi Biomekanik

1) Normal Gait

“Gait (Pola berjalan) adalah cara seseorang berjalan yang dikarakterisasikan

oleh ritme, irama (cadence), langkah, jarak langkah dan kecepatan” (Hafid, 2011).

Gerakan manusia yang normal merupakan suatu rangkaian irama gerak secara

bergantian dari anggota gerak bawah dan punggung sehingga menghasilkan gerakan

kedepan dari pada pusat.

Secara garis besar fase gait cycle dibagi menjadi dua yaitu Stance phase dan

Swing phase. Namun, fase-fase tersebut masih diklasifikasikan dalam beberapa tahap.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai fase Stance phase dan Swing phase,

a. Fase Stance phase

Stance phase terjadi selama saat dimana kaki berdiri dan berjalan dengan

posisi kaki kontak langsung dengan tanah ( Wieland Kapingst, 2000 ). Fase Stance

phase dibagi dalam beberapa tahap, antara lain (1) Heel strike, (2) Foot flat, (3) Mid

stance, (4) Heel off, (5) Toe off.

(1) Heel strike

Heel strike merupakan step awal dari siklus berjalan dimana calcaneus

menyentuh lantai dengan menumpukan Weight bearing pada Calcaneus. Saat foot

mengenai landasan, ankle berada dalam posisi normal, tungkai dalam posisi full

ekstensi. Otot-otot yang bekerja pada fase ini adalah m. Quadriceps pada bagian Hip

dan bagian knee ,dan m. Tibialis anterior pada bagian foot dan ankle (CN Za, 2012).

5

Page 2: Deskripsi Biomekanik

6

Ganbar 2.19

Fase Heel strike (Joost Geeroms, 2011 )

(2) Foot flat.

Saat foot flat, foot kontak sepenuhnya dengan tanah dan dalam keadaan rata.

Otot-otot yang bekerja pada fase ini meliputi m. Quadriceps dan m hamstring. (CN

Za, 2012).

Gambar 2.20

Fase Foot flate (Joost Geeroms, 2011 )

Page 3: Deskripsi Biomekanik

7

(3) Mid stance

Dimulai pada saat heel sesaat sebelum meninggalkan landasan sehingga kaki

berada sejajar dengan kaki bawah bagian depan. Posisi tungkai ekstensi. Otot yang

bekerja pada fase mid stance antara lain Quadriseps , gluteus maximus dan the

gluteus medius, flexor digitorum longus, flexor halucis longus, (CN Za, 2012).

Gambar 2.21

Fase Mid stance (Joost Geeroms, 2011 )

(4) Heel off

Berat tubuh ditransfer ke depan foot karena COG dari tubuh berada di depan

ankle. GRF rotasi jauh ke depan dan di sebut sebagai fase push off yaitu seluruh

tubuh di dorong ke depan oleh tungkai. Fase ini berakhir saat heel off, dimana kontak

antara heel dan tanah berakhir. (Joost Geeroms, 2011 )

Page 4: Deskripsi Biomekanik

8

Gambar 2.22

Heel off (Joost Geeroms, 2011 )

(5)Toe off

Fase ini berawal saat initial contact dari tungkai lain dan tungkai yang satu

dalam fase support. Tungkai dan foot sekarang berotasi di sekitar toe joint. GRF

mulai jatuh sejak berat diransfer pada tungkai lain ( perpindahan beban ), disertai

rotasi kedepan. Fase stance phase berakhir pada fase toe off, saat kontaktanah dengan

toe berakhir. (Joost Geeroms, 2011 )

Gambar 2.23

Toe off (Joost Geeroms, 2011 )

Page 5: Deskripsi Biomekanik

9

b) Fase Swing phase

Swing phase terjadi selama berjalan tetapi posisi kaki tidak kontak langsung

dengan tanah ( Wieland Kapingst, 2000 ). Fase ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu,

(1) Acceleration, (2) Mid swing, (3) Deceleration.

(1) Acceleration ( Initial swing )

Fase initial swing dimulai pada saat calcaneus kanan mulai diangkat dari

posisi lantai. Otot-otot yang bekerja pada fase ini antara lain Iliacus, sartorius,

tibialis anterior dan  gracilis (CN Za, 2012).

Gambar 2.24

Fase Initial swing ( Jeios, 2014 )

(2) Mid swing

Fase mid-swing yang dimulai pada akhir initial swing dan dilanjutkan sampai

kaki mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan.

Page 6: Deskripsi Biomekanik

10

Posisi mid swing terjadi ketika kaki dari tungkai yang mengayun berada tepat

disamping tungkai yang menyangga. Otot - otot yang bekerja pada saat fase ini

adalah m. Hamstring dan m. Tibialis anterior (CN Za, 2012).

Gambar 2.25

Mid swing ( Hakim, 2011 )

(3) Deceleration ( Terminal swing)

Fase deceleration merupakan fase terakhir dalam proses berjalan. Fase ini

terjadi ketika sendi lutut bergerak ke arah ekstensi yang diakhiri hingga sesaat

sebelum calcaneus menyentuh lantai. Otot yang bekerja adalah m. Hamstring, m.

Quadriceps, dan m. Gastrocnemius (CN Za, 2010)

Page 7: Deskripsi Biomekanik

11

Gambar 2.26

Fase Terminal swing ( Jeios, 2014 )

Berikut ini adalah gambar penjelasan fase Normal gait secara keseluruhan,

Gambar 2.27

Normal gait ( Jeios, 2014 )

Page 8: Deskripsi Biomekanik

12

2) Aplikasi Biomekanik Pada Pasien

Aplikasi biomekanik pada pasien pasca amputasi Transtibial yang

menggunakan prostesis Transtibial menimbulkan penekanan-penekanan yang terjadi

antara stump dengan socket saat berjalan meliputi a) sesaat setelah Heel strike

penekanan terjadi pada Anterior distal dan Posterior proksimal, b) selama Mid

stance penekanan terjadi pada Anterior proksimal dan Posterior distal, c) selama

Push off penekanan terjadi pada Anterior distal dan Posterior proksimal ( Marku

Rippati, 2012 )

3) Gait Deviasi Sesuai Deformitas Pasien

Gait deviasi muncul saat fase berjalan terjadi, antara lain saat a) Heel

contact to foot flat, b) midstance, c) Terminal stance, d) swing phase.

a) Heel contact to foot flat

Fase ini posisi knee hyperekstensi, ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti

(1) Heel cushion too soft, (2) Too long toe lever arm/ posterior displacement of the

socket over the foot, (3) Excessive plantar flexion of the foot, (4) Weakness of the

quadriceps, (5) Habit.

Gait deviasi pada fase ini juga bisa terjadi Knee instability yaitu dikarenakan

Toe lever arm too short dan Heel cushion too hard. ( May, 1996 ).

Page 9: Deskripsi Biomekanik

13

Gambar 2.28

Knee Instability ( May, 1996 )

b) Mid stance

Gait deviasi saat Mid stance adalah panggul terjatuh ke arah prostesis, Gait

deviasi ini disebabkan karena (1) prostesis terlalu panjang, (2) prostesis terlalu

pendek.

Fase Midstance ini biasanya juga bisa terjadi Wide based gait yang

disebabkan oleh (1) outset foot, (2) medial leaning pylon. Narrow based gait and

excessive lateral thrust of the prosthesis juga bisa terjadi yang disebabkan oleh

lateral leaning pylon dan Inset foot ( May, 1996 ).

Page 10: Deskripsi Biomekanik

14

Gambar 2.29

Lateral Trunk Bending ( May, 1996 )

Gambar 2.30

Wide based gait ( May, 1996 )

Page 11: Deskripsi Biomekanik

15

Gambar 2.31

Medial leaning pylon ( May, 1996 )

Gambar 2.32

Lateral leaning pylon (May, 1996)

Page 12: Deskripsi Biomekanik

16

c) Terminal stance

Terminal stance bisa mengakibatkan Knee instability, hal ini bisa

dikarenakan oleh Toe lever arm too short (Drop off). Fase ini juga bisa mengalami

Knee extension vaulting yang disebabkan oleh Toe lever arm too short.

Gambar 2.33

Terminal stance : Drop off ( May, 1996)

Gambar 2.34

Page 13: Deskripsi Biomekanik

17

Terminal stance : Too long a toe lever arm ( May, 1996 )

d) Swing phase

Gait deviasi tidak hanya terjadi pada fase di atas, saat fase Swing phase juga

bisa terjadi gait deviasi antara lain seperti (1) pistoning / loss of suspension, (2)

univen step length, (3) circumduction ( May, 1996 )

Gambar 2.35

Loss of suspension causes stubbing of the toe on the floor (May, 1996)