75
DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH PO-411. AKTIVITAS PERMAINAN NET ( NET GAMES) Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa S1 Penjas, diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman, wawasan dan keterampilan tentang pembelajaran permainan dengan pembatas (net games) yang meliputi : pengertian, ide dasar permainan dengan pembatas (net games), manfaat dan jenis-jenis permainan dengan pembatas (net games), cara bermain dan cara mengajar permainan dengan pembatas (net games), praktek permainan dengan pembatas (net games), modifikasi alat bantu pembelajaran untuk permainan dengan pembatas (net games), juga mampu menyerap ide-ide secara kreatif dalam mengikuti isu-isu terkini yang terkait dengan perkembangan pembelajaran jenis-jenis permainan untuk kemajuan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Mata kuliah ini diberikan pada program PGSD S1 Penjas, Jurusan Pendidikan Olahraga. Pelaksanaan perkuliahan meliputi perkuliahan teori dengan metode : ceramah, tanya jawab, diskusi, dan presentasi, sedangkan praktek menggunakan metoda resiprokal, pemecahan masalah, demontrasi dan praktek mengajar. Tahap evaluasi penguasaan materi oleh mahasiswa selain melalui UTS dan UAS juga evaluasi terhadap tugas, keterampilan dalam praktek di lapangan, Assesment fortofolio/GPAI, serta keterampilan mengajar berbagai aktivitas permainan Net. Buku sumber utama : Bart Crum,( 2003 ) To Teach Or Not To Teach, Paper, Bandung 2003, Bart Crum, (2006), Substantial View Of The Body, Paper, Didactic of Sport Games, Bandung, Makalahmakalah dalam seminar penjas yang diselenggarakan atas kerjasama FPOK UPI dengan pemerintah Belanda tanggal 20 Pebruari 3 Maret 2006. (Mr. Bart Crum, Jorg & Mart)

DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

PO-411. AKTIVITAS PERMAINAN NET ( NET GAMES)

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa S1 Penjas, diharapkan

memiliki pengetahuan, pemahaman, wawasan dan keterampilan tentang

pembelajaran permainan dengan pembatas (net games) yang meliputi :

pengertian, ide dasar permainan dengan pembatas (net games), manfaat

dan jenis-jenis permainan dengan pembatas (net games), cara bermain dan

cara mengajar permainan dengan pembatas (net games), praktek

permainan dengan pembatas (net games), modifikasi alat bantu

pembelajaran untuk permainan dengan pembatas (net games), juga mampu

menyerap ide-ide secara kreatif dalam mengikuti isu-isu terkini yang terkait

dengan perkembangan pembelajaran jenis-jenis permainan untuk kemajuan

pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Mata kuliah ini diberikan pada

program PGSD S1 Penjas, Jurusan Pendidikan Olahraga. Pelaksanaan

perkuliahan meliputi perkuliahan teori dengan metode : ceramah, tanya

jawab, diskusi, dan presentasi, sedangkan praktek menggunakan metoda

resiprokal, pemecahan masalah, demontrasi dan praktek mengajar. Tahap

evaluasi penguasaan materi oleh mahasiswa selain melalui UTS dan UAS

juga evaluasi terhadap tugas, keterampilan dalam praktek di lapangan,

Assesment fortofolio/GPAI, serta keterampilan mengajar berbagai aktivitas

permainan Net. Buku sumber utama : Bart Crum,( 2003 ) To Teach Or Not

To Teach, Paper, Bandung 2003, Bart Crum, (2006), Substantial View Of

The Body, Paper, Didactic of Sport Games, Bandung, Makalah–makalah

dalam seminar penjas yang diselenggarakan atas kerjasama FPOK UPI

dengan pemerintah Belanda tanggal 20 Pebruari – 3 Maret 2006. (Mr. Bart

Crum, Jorg & Mart)

Page 2: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

SILABUS

1. Identitas Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah : Aktivitas Permainan Net ( Net/Wall Games )

Kode Mata Kuliah : PO 4011

Bobot SKS : 2 (dua) SKS

Semester : Ganjil

Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Dasar Wajib

Penanggung Jawab Mata Kuliah : Drs. Eka Nugraha, M. Kes.

2. Tujuan Pembelajaran.

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa PGSD Penjas, diharapkan

memiliki pengetahuan, pemahaman, wawasan dan keterampilan tentang

Jenis-jenis permainan dengan pembatas (net games), yang meliputi

pengertian, ide dasar permainan, manfaat dan jenis-jenis permainan

dengan pembatas (net games), cara bermain dan cara mengajar

permainan dengan pembatas (net games), praktek permainan dengan

pembatas (net games), modifikasi alat bantu pembelajaran untuk

permainan dengan pembatas (net games), juga mampu menyerap ide-ide

secara kreatif dalam mengikuti isu-isu terkini yang terkait dengan

perkembangan pembelajaran jenis-jenis permainan dengan pembatas (net

games) untuk kemajuan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah

3. Deskripsi Isi

Dalam perkuliahan ini dibahas berbagai pendekatan pembelajaran

permainan dengan pembatas (net games) yang dilaksanakan secara teori

dan praktek. Bahan ajar meliputi: pengertian, konsep dasar aktivitas

Page 3: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

permainan dengan pembatas (net games), manfaat dan jenis-jenis

permainan dengan pembatas (net games), cara bermain dan cara

mengajar permainan dengan pembatas (net games), praktek permainan,

modifikasi alat bantu pembelajaran untuk permainan dengan pembatas

(net games).

4. Pendekatan Pembelajaran

Metode :

Teori o Ceramah o Tanya jawab o Presentasi o Diskusi Praktik o Demonstrasi dan praktik pembelajaran o Pembuatan alat-alat media pembelajaran yang dimodifikasi

Tugas : Makalah, membuat alat bantu media pembelajaran. Media : OHP, Video, Model, alat bantu sederhana

5. Evaluasi

- Kehadiran (minimal 80 %)

- Makalah (Penyajian dan diskusi) - Tugas pembuatan alat bantu sederhana (modifikasi) - Penilaian portofolio/ GPAI - UTS - UAS

6. Rincian Materi Perkuliahan

Perkuliahan direncanakan akan berlangsung sepanjang 16 ( enam belas )

kali pertemuan, pertemuan diawali berupa tatap muka 3 (tiga) kali

pertemuan teori dan 10 (sepuluh) kali berupa praktek lapangan, 1 (satu)

Page 4: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

pertemuan pembuatan alat bantu pembelajaran, satu pertemuan UTS, dan

satu pertemuan UAS

Pertemuan ke 1 : Penjelasan tata tertib perkuliahan, filosofi, pengertian

Aktivitas permainan dan konsep permainan dengan

pembatas (net games)

Pertemuan ke 2 : Aktivitas permainan dalam Penjas dan klasifikasi aktivitas

permainan dengan pembatas (net games)

Pertemuan ke 3 : Ide dasar aktivitas permainan net (net games) dan perencanaan pengembangan penerapan aktivitas permainan dalam pembelajaran penjas.

Pertemuan ke 4 : Praktek juggling, to hit the target, rallying/ permainan, dengan berbagai obyek permainan, ( Satu sisi inisiatif,

dua sisi inisiatif ). . Pertemuan ke 5 – 6: Teori dan praktek permainan menyerupai permainan bola pantul dengan tanpa dan menggunakan alat Bantu ( baki Jorg‟s games) Pertemuan ke 6 : Permainan bola pantul mandiri, berpasangan, beregu,

ke dinding/ berpasangan.

Pertemuan ke 7 : Bermain dan permainan menyerupai bola Voli

Pertemuan ke 8 : UTS

Pertemuan ke 9 : Pengenalan Permainan raket ( Racket Games ).

Pertemuan ke 10 : Praktek juggling, hit to the target, rallying, indiaca , dengan berbagai kondisi dan alat alat bantu.

Pertemuan ke 11: Ide dan Praktek permainan “Indiaca playing”

Pertemuan ke 12 - 13: Ide serta praktik permainan raket dan pembatas ( Playing racket and net games) dengan berbagai obyek

permainan Pertemuan ke 14: Permainan raket dan net menuju permainan tennis

lapangan

Pertemuan ke 15: Ide dasar dan tampilan alat Bantu pembelajaran untuk permainan raket dan net. Pertemuan ke 16 : UAS.

Page 5: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Daftar Bacaan.

Crum, Bart. ( 2003 ) To Teach Or Not To Teach. Paper. International

Conference on Physical Education and Sport Science, Bandung, 2003.

Crum, Bart ( 2006 ). Substantial View Of The Body, Paper, In service

Training on Didactic of Sport Games, Bandung.2006

Forrest, G. Webb, P.and Pearson,P. Teaching Games for Understanding(TgfU): A Model for Free Service Teachers, Faculty of Education, University of Wollongong, Australia,

Graham, George,( 1992. Teaching Children Physical Education,

Becoming A Master Teacher, Human Kinetic, Champaign,IL.

Hopper,Tim. and Kruisselbrink, D. Teaching Games for

Understanding: What does it look like and how does it influence

student skill learning and Game performance, Avante,. 2002.

Metzler,W, Michael, Instructional Models for Physical Education, Alllyn

& Bacon, A Pearson Education Company, Massachusetts, USA,.2000.

Wall,Jennifer and Murray,Nancy,1994. Children & Movement, Physical

Education in The Elementary Scholl. Dubuque,Iowa,WM.C ,Brown and

Benchmark.1994.

Thorpe,Rod, and Bunker,D. (1984). Landmarks on Our Way to

Teaching for Understading,, South Australia P.E. Bulletin,

Rujukan : Makalah dan VCD dalam seminar penjas dari Mr

Bart Crum dan kawan-kawan tgl 20 Pebruari – 3 Maret 2006.

Page 6: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH
Page 7: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

MODUL 1.

PENGANTAR AKTIVITAS PERMAINAN NET

A. TUJUAN.

Setelah menyelesaikan Modul 1 ini, mahasiswa diharapkan :

1. Dapat menjelaskan konsep dasar, pengertian dan manfaat

permainan dan aktivitas permainan net dalam koridor pendidikan

jasmani.

2. Memiliki pengetahuan, pemahaman, wawasan tentang konsep

dasar permainan dan aktivitas permainan net dalam

pembelajaran penjas.

3. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman,

wawasan tentang klasifikasi aktivitas permainan dalam koridor

pendidikan jasmani.

4. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, wawasan,

pemahaman, dan terampil dalam penyajian materi permainan net

berdasarkan konsep didaktis dan metodis.

5. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, wawasan,

pemahaman, serta terampil dan kreatif dalam merencanakan,

membuat sarana/prasarana dan alat modifikasi berdasarkan

konsep pendidikan jasmani.

6. Mahasiswa diharapkan memiliki ide, pengetahuan, wawasan,

pemahaman, serta terampil bertindak sebagai agen

pembaharuan yang kreatif dalam konsep pembelajaran penjas

paradigma baru.

Page 8: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

B. POKOK BAHASAN

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut di atas, maka dalam unit

ini akan dibahas hal-hal berikut.:

1. Konsep umum permainan dan aktivitas permainan dalam

pembelajaran Pendidikan Jasmani

2. Konsep model pembelajaran aktivitas permainan net dalam

pembelajaran Penjas.

3. Konsep dasar pemikiran, hakikat, serta tahapan pembelajaran

aktivitas permainan net.

4. Pengertian umum dan manfaat aktivitas permainan net.

C. KEGIATAN MAHASISWA.

Untuk menempuh mata kuliah aktivitas permainan net dan untuk

memperoleh dampak akdemis yang memadai, hendaknya mahasiswa

memenuhi syarat di bawah ini, antara lain,:

1. Menyiapkan diri baik secara mental maupun fisik dengan

sungguh–sungguh, karena materi aktivitas permainan net

merupakan sistem perkuliahan gabungan, berupa sajian teoretis

di ruangan dan peragaan praktik langsung di lapangan.

2. Tidak ada prasyarat mata kuliah lain yang mewajibkan mahasiswa

mengikuti mata kuliah ini, tapi disarankan mengikuti mata kuliah/

mempelajari materi mata kuliah asas dan falsafah pendidikan

jasmani.

3. Mematuhi semua ketentuan dan aturan yang telah digariskan

dalam buku pedoman atau oleh tutor mata ajar aktivitas permainan

net.

Page 9: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

D. Materi bacaan

1. Konsep Dasar Permainan Net dalam Pembelajaran Penjas

Pada modul 1 ini akan membahas berbagai kajian tentang

aktivitas permainan dan aktivitas permainan net, kita akan

membahas mengenai latar belakang aktivitas bermain, hakikat

bermain, berbagai pendekatan aktivitas permainan, didaktis

metodis pembelajaran serta klasifikasi aktivitas permainan dalam

penjas, juga kelompok aktivtas permaian yang termasuk pada

klasifikasi permainan net/dinding ( Net/Wall Games ).

Setelah mengadakan kajian mengenai modul ini diharapkan

dapat membantu mahasiswa program Penjas/ PGSD dalam

pemahaman tentang pengertian dan hakekat aktivitas permainan

net dalam konsteks ke-penjas an sesuai dengan tuntutan pada,

SAP, silabus dan kurikulum.

Pemahaman modul 1 ini akan dapat diikuti dengan baik,

apabila mahasiswa mengikuti alur penjas dalam paradigma baru

baik dalam merancang, merencanakan, membuat, menata serta

termasuk memanfaatkan fasilitas dan perlengkapan yang tersedia

di lingkungan kita sehari-hari.

Konsep aktivitas pembelajaran penjas yang baik, sangat

konsens terhadap siswa sebagai titik sentral/ perhatian utama,

Page 10: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

meskipun problema gerak sebagai ide permainan (Crum,2003),

artinya pada implementasi aktivitas permainan dalam koridor

pembelajaran penjas di lapangan, sangat memungkinkan

terjadinya perbedaan yang mencolok dengan gerak keterampilan

formalnya ( Russel,1986, dalam Mahendra,2003) yang kita

ketahui sehari hari / permainan yang dimainkan dalam kegiatan

kompetisi resmi..

Pada prinsipnya siswa/ peserta didik adalah individu yang

memerlukan perhatian, namun harus kita sadari bahwa mereka

juga adalah individu-individu yang berbeda, berbeda /beragam

pula baik dalam kemampuan fisik, psikis, sosial maupun

emosional, yang memerlukan kehatila-hatian dalam aplikasi

aktivitas di lapangan, karena yang menjadi dasar pijak

perencanaan aktivitas permainan dalam aktivitas pendidikan

jasmani ini, ialah peserta didik.

2. Hakikat bermain dan aktivitas permainan. .

Mengapa Bucher ( 1960 ) menekankan pentingnya bermain

atau paling tidak memasukan unsur bermain/permainan pada

program penjas ? karena mengacu pada fitrah dasar manusia itu

sendiri, konon bahwa manusia adalah mahluk yang senang

“bermain” menurut Huizinga ( 1952 ), buku yang di tulis nya yang

berjudul “ Homo Luden” buku klasik ini menyoroti sifat dasar

manusia sebagai mahluk yang senang bermain.

Kata dasarnya bermain adalah” main” sedangkan kegiatan

yang dilakukannya dalam koridor pendidikan jasmani adalah

permainan edukasi, adapun definisi permainan yang dirangkum

Page 11: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

dari berbagai sumber ahli; ialah “ Perbuatan atas kemauan sendiri

bisa berupa kegiatan aktivitas fisik, kebugaran jasmani,

keterampilan baik dilakukan individual /kelompok dengan batas

ketentuan aturan, dengan menggunakan strategi untuk mencapai

tujuan (Saunder,1969; Stanley,1977; Werner,1979, Lutan,1998).

Jika di pandang dari orientasi tujuan permainan itu sendiri akan

berdampak yang positif terhadap peserta didik, menurut (Adam &

Rahantoknam,1988) “ permainan dapat menarik minat dan

menyenangkan, bila didorong untuk membuat keputusan-

keputusan yang tepat, akan mendorong terbentuknya kesadaran

taktis”

Asumsi ahli di atas ( Bucher ), layak di pertahankan karena

pada praktik permainan program pembelajaran penjas, untuk

menarik peserta didik dan demi tercapainya tujuan-tujuan lain perlu

memasukan unsur bermain, karena ternyata kesenangan bermain

selaras dengan fitrah manusia itu sendiri ( Huizinga ).

Permainan atau dorongan untuk bermain dapat ditinjau dari

berbagai berbagai sudut pandang yang berbeda, seperti Yudiana,(

2007) mengemukakan mengapa manusia tertarik untuk bermain,

antara lain :

• Karena kelebihan energi yang dimilikinya perlu dimanfaatkan (teori energi-berlebihan atau teori Spencer-Shiller) • Karena tubuh manusia memerlukan beberapa bentuk bermain sebagai alat revitalisasinya (Teori rekreasi) • Karena kejenuhan dari suasana pekerjaan rutin sehari-hari (Teori relaksasi) • Karena bermain diturunkan dari generasi ke generasi sejak zaman dahulu kala (Teori warisan atau rekapitulasi)

Page 12: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

• Karena tendensi naluri yang dimiliki manusia untuk aktif pada berbagai tingkat dalam hidupnya (Teori naluri atau Groos) • Karena sebagian besar aktivitasnya didorong oleh lingkungannya (Teori kontak-sosial ) • Karena kebutuhan fisiologis dan psikologis (Teori pernyataan-diri)

Latar belakang motiv manusia yang menjadi dasar

pendorong untuk mengikuti kegiatan bermain sangat beragam,

tentu saja semua itu ( motiv pendorong) ini akan mewarnai

berbagai usaha dalam memaknai kegiatan bermain ( model

bermain, cara bermain dan bagaimana memainkannya ), namun

karena beragamnya motiv maka akan beragam pula aktivitas

permainan tersebut.,

Pada berbagai kesempatan seminar di era tahun 1983, yang

membicarakan “ Teaching for Understanding”, kondisi tersebut

yang memacu seorang Les Almond ter inspirasi untuk

mengumpulkan berbagai bentuk permainan tersebut yang berkaitan

dengan program pendidikan jasmani, sehingga menjadi suatu

klasifikasi yang lebih jelas menurut turusnya, adapun klasifikasi

permainan tersebut, ( Almond, L dalam Thorp and Bunker,

1988),dan ( Mettzler, M,W,.2000). sebagai berikut.

INVASION

1. Hanball Football Stick Ball Bola basket soccer hockey Netball Rugby lacrosse Handball gaetic shinty Korkball Australian Hurling/carmogie Tchouk-ball American Ice Hockey

Page 13: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Ultimate frisbee speedball roller-hockey Water polo Touch ball Cycle polo

2. Games which have a) Focused target b) Open end targetll

NET/WALL

1(a). Net/racquet 1(b). Net/Hand 2. Wall Badminton Volleyball Squash Tennis handball (court) Table tennis Rugby fives Paddle tennis Paddle ball Platform tennis Racquet ball Jai Alai ( pelota) FIELDING/ RUN SCORING. Baseball Rounders

Softball Cricket Kickball ( Football cricket )

TARGET GAMES.

Golf Bowls Ten (5 or 9) Biliards Croquet Curling Duckpin Snooker Boules Pub skittles poll

Klasifikasi permainan dalam hubungannya dengan aktivitas

jasmani di atas, dipilah sedemikian rupa berdasarkan ciri-ciri

dominan yang yang ter amati, selanjutnya klasifikasi aktivitas

permainan dari Almond ini dianggap sebagai peng klalifikasi an

aktivitas permainan dalam penjas yang paling tepat, sehingga

sampai sekarang masih dipakai sebagai rujukan oleh hampir

seluruh ahli penjas dan guru penjas.

Page 14: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

3. Hakikat Permainan Net.

Aktivitas permainan ini namanya sesuai ciri yang paling

mencolok, yaitu adanya batas pemisah pemain satu/regu dan

lainnya, yaitu dengan net, gagasan utama dari permainan ini

adalah Rallying versus Playing to the ground, yang secara singkat

dapat dijelaskan sebagai kegiatan dimana aktivitasnya harus terjadi

kegiatan rally ( adanya kegiatan yang saling mengembalikan obyek

permainan, serta usaha memaksa lawan untuk tidak mampu

mengembalikan obyek permainan tersebut ).

Rallying adalah gagasan pokok aktivitas permainan net,

dimana cara pelaksanaan kegiatannya adalah dimana tiap angota

regu dari satu tim, bisa dimulai dengan pukulan atau sentuhan,

selalu berusaha mengembalikan obyek permainan yang mengarah

ke bidang permainan lawannya agar tidak jatuh dilapangan sendiri

dan mengembalikan obyek tersebut melewati pembatas (net) ke

daerah permainan lawan, sampai lawan/dipaksa tidak bisa

mengembalikan lagi obyek permainan tersebut. prinsip dasar

permainan ini secara authentik ialah Rallying versus playing to

the ground, to hit (or touch) somebody’s field (or the field of the

other tim) with an object ( for example a ball or shuttle cock ) with

respect to prevent that Or to hit ( or touch) somebody’s field ( or

the of other team) that way the other person ( or team) the object

can’t return ( in my our field), (Crum, Radstake,& Regterschot,

2006).

Hakikat keterampilan yang di aplikasikan dalam permainan

net ini adalah keterampilan manipulatif, apa itu keterampilan

Page 15: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

manipulatif ? keterampilan manipulatif yaitu “keterampilan

mengontrol atau mengendalikan tubuh terhadap suatu obyek,”

( Wall and Murray,1994). Jadi semua kegiatan aktivitas fisik yang

memerlukan keterampilan mengontrol dan atau mengendalikan

tubuh terhadap suatu obyek tertentu disebut aktivitas keterampilan

manipulasi,.

Keterampilan manipulatif memerlukan prasyarat tertentu,

yaitu adanya obyek permainan seperti halnya pada aktivitas

permainan net, sebagai contoh permainan bola voli atau

badminton, mengarahkan bola /shutlecock ke daerah bidang

permainan lawan, pada posisi tertentu, jarak tertentu, dan

ketinggian tertentu juga memerlukan usaha yang tertentu pula. Hal

ini ( usaha, arah dan posisi ) bukan masalah yang mudah untuk di

fahami olehsetiap peserta didik, apalagi di tambah dengan alat (

pemukul khusus/raket/bat ),

Permasalahan utama yang timbul ternyata bukan hanya

terletak pada peserta didik saja, namun masalah utama yang

sebenarnya terletak pada guru penjas itu sendiri ! ini menyangkut

bagaimana usaha guru penjas mentransfers informasi agar segala

sesuatunya bisa sampai secara utuh kepada peserta didik seperti

yang kita harapkan atau agar peserta didik lebih mudah memahami

segala informasi serta dan peserta didik selanjutnya mampu ”

mencerna ” dan melakukan eksekusi dengan lengkap .

Ilmu pembelajaran yang menstimulasi peserta didik dalam

mencerna informasi gerak yang effektif dan yang sesuai harapan

pendidik /guru penjas ialah ilmu pembelajaran gerak, Menurut

Page 16: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Schmidt (1991), pembelajaran gerak adalah serangkaian proses

yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang

mengarah pada perubahan-perubahan yang relatif menetap

(permanen) dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan

gerakan-gerakan yang terampil.

Program pembelajaran gerak di Amerika Serikat telah lama

eksis sekitar tahun 1960 an, kerangka pelaksanaan pendidikan

gerak inil, berdasarkan pada karya Rudolph S Laban, yaitu

mengenai kerangka kerja konsep kesadaran tubuh pada saat

melakukan aktivitas gerak, yang lebih dikenal dengan konsep

kesadaran tubuh dari Laban ( Wall & Murray, 1994).

Adapun empat konsep kesadaran tubuh dari Laban yang

patut menjadi bahan pertimbangan setiap guru penjas atau

siapapun yang berhubungan dengan proses pembelajaran gerak,

Yaitu, “ Body Concepts, Effort Concepts, Spatial Concepts,

and Relationship Concepts.” Ke-empat konsep ini akan selalu

bertalian erat dengan pelaksanaan aktivitas gerak di lapangan,

begitu pun pada kegiatan pembelajaran aktivitas permainan net,

Pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan manipulasi baik

aktivitas permainan net memakai alat atau tidak, konsep gerak ini

akan mewarnai tahapan-tahapan metodik dalam pembelajaran

aktivitas net.

Pada tahap pelaksanaan aktivitas permainan net dalam

hubungannya dengan penjas, selanjutnya disebut aktivitas

permainan saja, cara memainkan aktivitas permainan penjas yang

mengkedepankan keterlibatan peserta didik, dan yang harus selalu

Page 17: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

menjadi patokan dasar ( filosofi yang menjadi dasar

terselenggaranya permainan ), yang dicetuskan oleh Crum, dkk, (

2006.) :” „winning or losing is not important. It is about play ! The

student are the centre ( not sport ). We’ll start thinking from the

central idea of the games and so we’ve to make modified games’

Dalam aktivitas pembelajaran penjas, seperti yang

dikemukakan oleh Crum, dkk. Menang atau kalah tidaklah

penting, itu hanyalah permainan, yang paling utama adalah

bagaimana peserta didik terlibat aktif dalam budaya gerak yang

menyenangkan serta memdapat kepuasaan yang diperoleh dari

permainan itu, oleh karena itu sangat terbuka lebar dalam

merancang perencanaan suatu kegiatan aktivitas permainan yang

“dimodifikasi,” karena peserta didiklah yang harus menjadi dasar

pertimbangan paling utama dalam merancang kegiatan aktivitas

permainan itu.

Seringkali kita temukan kondisi yang memprihatinkan dalam

suatu kegiatan aktivitas olahraga yang berorientasi pada

pendekatan teknis, atau pengajaran gerak keterampilan formal

atau disebut juga pendekatan keterampilan formal (Russel, 1986).

Pada kegiatan PBM penjas dengan materi ajar passing bawah,

murid berjumlah lebih dari 30 siswa dengan bola voli standar

hanya 2 buah, dalam situasi kondisi demikian baik formasi,

maupun strategi apapun pembelajaran dengan pendekatan teknis,

hanya akan menghambat waktu aktif belajar siswa, padahal

menurut ( Singer,1980 dalam Mahendra,2003), “ tidak ada

keterampilan yang dapat dikuasai dengan baik ( relatif menetap,

Page 18: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

efiesien, efektif dan adaptable) dengan jumlah pengulangan yang

rendah.”

Dalam merancang aktivitas permainan dalam koridor penjas,

titik anjak gagasan dasar permainan itu perencanaan awalnya kita

bisa mulai dari modifikasi-modifikasi ( tidak seperti pada

pendekatan teknis/ gerak keterampilan formal, dimana akan ada

ketimpangan antara perbandingan bola standar dengan jumlah

peserta didik ). Aturan pertandingan formal bukan jadi acuan

kegiatan aktivitas permainan itu namun peserta didik harus

menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan.

Biasanya peraturan–peraturan formal cabang olahraga

permainan akan sangat mengekang peserta didik, ditambah tidak

semua peserta didik menyenangi cabang olahraga itu sendiri,

pada kesempatan inilah kita mulai merubah orientasi pemikiran

bahwa peraturan formal cabang olahraga bukan “ Kitab Suci

“yang tidak bisa ubah dengan bebas, namun peraturan formal

tersebut sungguhnya bisa kita tafsikan dengan sebebasnya, jika

dalam hubungannya dengan aktivitas Penjas, namun yang tetap

menjadi dasar patokan utama dalam perencanaan aktivitas

permainan adalah peserta didik secara utuh.

Sebagai contoh dalam pelaksanaan kegiatan aktivitas

pembelajaran Tenis lapangan, guru penjas yang baik tidak

memulai penyajian permainan tenis dengan semua aturan dan

teknik sebenarnya/formalnya, tapi memulai kegiatan bisa dengan

aktivitas memukul bola dengan tangan kosong dengan jari

dirapatkan sebagai raket dan bola lembut yang terbuat dari

Page 19: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

busa/karet, guru penjas yang baik bisa memulai aktivitas

permainan dari kondisi seperti ini.

Kita harus faham betul ide dasar aktivitas permainan bisa

dilakukan dengan berbagai pendekatan, bisa dengan pendekatan

pembelajaran masalah gerak (MPBL), Pola gerak dominan,(PGD),

atau pendekatan taktis, namun seperti kita ketahui bersama

bahwa ada 7 model pembelajaran untuk pendidikan jasmani,

(Metzler , 2000) , yaitu :

a). Direct Instruction

b). Personal System Instruction

c). Cooperative Learning

d). The Sport Education Model

e). Peer Teaching Model.

f). Inquiry Teaching Model

g). The Tactical Games Model.

Ke tujuh model pembelajaran yang lazim diterapkan pada

proses pembelajaran jasmani ini sangat tergantung kepada

kebutuhan, kondisi dan situasi yang dihadapi pada saat itu, tapi

aktivitas permainan net lazimnya mengunakan Teaching for Games

Understanding ( TGfU ) yang lebih dikenal dengan Pembelajaran

Permainan dengan pendekatan taktis (The Tactical Games Model ),

namun menjadi dasar semua kriteria pemilihan aktivtas permainan

terutama sangat ditentukan oleh peserta didik.( the student are

the centre / not sport ).

Page 20: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

4. Langkah-Langkah Perencanaan Pembelajaran Aktivitas Permainan Net.

Pada awal pembahasan tentang hakikat pembelajaran

aktivitas permainan net, pada setiap tahap pembelajaran

permainan perlu memperhatikan langkah-langkah didaktik–metodik,

begitupun dalam merencanakan aktivitas permainan net harus

memperhatikan langkah-langkah prosedur perencanaan seperti

yang dianjurkan oleh Bunker & Thorpe (1983) pada gambar 1.

Perencanaan merupakan kompentensi dasar guru penjas

yang harus dikuasai, seperti pendapat ( Gagne & Berliner ,1975

dalam Syamsudin M,1997 ), dalam konteks formal pengajaran

guru penjas berperan, bertugas, dan bertanggung jawab sebagai,

1). Perencana ( planner ) harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan didalam proses belajar mengajar ( preteaching problems ).

2). Pelaksana ( Organizer ) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakan dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana. Ia bertidak sebagai orang sumber( resource person), konsultan kepeminpinan yang bijaksana (Leader) demokratis dan humanis selama proses berlangsung ( during teaching problems).

3). Penilai ( evaluator), yang selalu harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan akhirnya harus memberikan pertimbangan ( judgment) , atas tingkat keberhasilan proses belajar mengajar berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, baik efektivitasnya maupun kualifikasi produknya (out put).

Dalam kaitan tanggung jawab guru sebagai perencana, guru

penjas pun harus memperhatikan berbagai hal yang berkaitan tugas

perencanaannya, menurut versi Yonath & Muller,( 1989),

Page 21: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

I. Perencanaan yang tertulis harus berisi , minimal: a). Tujuan ( Objectives) b). Isi ( Contens ) c). Metode ( Methods) d). Media ( Medias )

II. Kondisi Awal Materi Ajar ( Guru harus memperhatikan tahapan keterampilan pada awal pembelajaran)

III. Menperhatikan kondisi awal peserta didik, antara lain. : Usia Jenis kelamin Konstitusi tubuh Usia biologis Kondisi kesehatan ( pennyakit/ kelaianan ) Kualitas intelektual/ psikis ( berani/ khawatir ) Keterampilan motorik dan pengalaman gerak

Kondisi sosial ( lingkungan/ orang tua) Pengaturan kelompok Kondisi sarana dn prasarana.

Dalam kaitannya dengan kompetensi guru sebagai pelaksana

( organizer ), harus mampu menciptakan kondisi yang kondusif

selama proses pembelajaran penjas sedang berlangsung ( During

Teaching Problems ), kondisi sebagai organisator atau tenaga

pelaksana di lapangan akan di uraikan secara khusus pada langkah-

langkah metodik aktivitas permainan net.

Langkah-langkah metodik yang disarankan harus di tempuh

pada pelaksanaan pembelajaran aktivitas permainan net, adalah

sebagai berikut

1. Juggling 2. To hit the Target. 3. Rallying 4. Playing/games ( Crum, Radstake and Regtershot, 2006 ).

Page 22: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Adapun langkah-langkah metodik secara rinci akan

dipaparkan pada modul 2, sekaligus penerapan konsep gerak

Laban dalam aplikasi praktik pada aktivitas permainan net.

Begitupula dalam tugas guru penjas yang ketiga ( guru

sebagai evaluator ) akan dipaparkan pada modul 3, yang akan

membicarakan evaluasi/penilaian secara khusus pada

pembelajaran perrmainan dengan pendekatan taktis, seperti yang

kita kenali dalam penilaian proses ( on going assesment ), bisa

dengan assesment portofolio (GPAI ).

Langkah didaktik yang harus dilakukan seorang guru penjas

pada setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran aktivitas

permainan net, sebaiknya mengikuti tahapan sebagai berikut,

1. Berikan penjelasan singkat tentang materi yang akan

diberikan, beserta peraturan singkat dan cara memainkannya.

2. Berikan contoh peragaan dengan salah satu model dengan

tugas tertentu, yang mudah di fahami..

3. Siswa mempraktikan/memperagakan sesuai dengan cara dan

inisiatif sendiri atau bisa dengan cara terbimbing terlebih

dahulu.

4. Lakukan evaluasi sesuai dengan rencana, baik effektivitas

pelaksanaannya maupun kualifikasi produknya.

Seperti telah dikemukakan pada awal bahwa tahapan

perencanaan pengembangan aktivitas permainan net atau model

permainan dengan pendekatan taktik, disarankan mengikuti

langkah-langkah model alur yang disarankan seperti gambar di

bawah ini.

Page 23: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Gbr. 1. A Model for theTeaching of Games .

( Bunker, and Thorpe, 1983 )

Langkah- langkah perencanaan pembuatan model

pembelajaran aktivitas permainan ini merupakan tuntunan yang

harus diperhatikan, Selanjutnya akan menjadi dasar pijakan bagi

guru penjas. Tahapan langkah perencanaan merupakan media

untuk memuluskan pencapaian tujuan pembelajaran, dan dalam

penyajian materi yang runtun, sesuai tahapan didaktik-metodik

yang diharapkan akan mengantarkan pula pada tingkat

keberhasilan yang tinggi pada umumnya karena sesuai dengan

falsafah aktivitas permainan itu sendiri “ the student are centre not

the sport “

(1)GAME

(6) PERFORMANCE

(2) GAME APPRECIATION

LEARNER

(4) MAKING APPROORIATE DECISIONS WHAT TO DO ? HOW TO DO ?

(5) SKILL EXECUTION

(3) TACTICAL AWARENESS

Page 24: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

IV. SUMBER BACAAN.

Crum, Bart,( 2003). To Teach or Not to Teach, Paper, Presented on International Conference on Physical Education and Sport Science , Bandung,2003.

Crum, Bart,(2006), Substantial View of The Body, Paper. Presented on in-service Training on Didactic of Sport Games. Bandung,2006.

Forrest, G. Webb, P.and Pearson,P. Teaching Games for Understanding(TgfU): A Model for Free Service Teachers, Faculty of Education, University of Wollongong, Australia,

Graham, George,( 1992. Teaching Children Physical Education,

Becoming A Master Teacher, Human Kinetic, Champaign,IL.

Hopper,Tim. and Kruisselbrink, D. Teaching Games for

Understanding: What does it look like and how does it

influence student skill learning and Game performance,

Avante,. 2002.

Jonath,U. & Muller,H. The IAAF Didactic/Methodic Curriculum of

Athletics, Paper, presented on IAAF RDC Level systems,

Cologne,1989.

Mahendra, Agus, ( 2001). Pengajaran Senam Berorientasi Pola

Gerak Dominan, Jurnal IPTEK Olahraga.PPITOR

Ditjora,2003.

Mahendra, Agus, (2008). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani,

Paper, disajikan pada Diklat PLPG, Bandung,2008.

Metzler,W, Michael, Instructional Models for Physical Education,

Alllyn & Bacon, A Pearson Education Company,

Massachusetts,USA,.2000.

Wall,Jennifer and Murray,Nancy,1994. Children & Movement, Physical

Education in The Elementary Scholl. Dubuque,Iowa, WM.C

,Brown and Benchmark.1994.

Thorpe,Rod, and Bunker,D. (1984). Landmarks on Our Way to

Teaching for Understading,, South Australia P.E. Bulletin,

Page 25: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

MODUL 2 .

LANGKAH PEMBELAJARAN PADA AKTIVITAS PERMAINAN NET

A. TUJUAN

Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan dapat,

1. Menjelaskan ide/ konsep dasar aktivitas permainan net dalam

praktik pembelajaran penjas.

2. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman,

wawasan serta dapat memperagakan berbagai aktivitas

permainan net dalam praktik pembelajaran penjas.

3. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, wawasan,

pemahaman serta terampil dalam menyajikan materi aktivitas

permainan net

4. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, wawasan,

pemahaman, serta kreatif dan terampil dalam merencanakan

pembuatan sarana dan alat modifikasi pembelajran berdasarkan

konsep penjas.

5. Mahasiswa diharapkan memiliki ide, pengetahuan, wawasan,

pemahaman, serta trampil bertindak sebagai agen pembaharuan

yang kreatif, inovatif dalam konsep pembelajaran aktivitas

permainan net dengan konsep penjas paradigma baru.

B. POKOK BAHASAN.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut di atas, maka pada

unit ini akan dibahas hal-hal berikut :

Page 26: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

1. Konsep didaktik dan metodik dalam pembelajaran aktivitas

permainan net.

2. Penerapan konsep pembelajaran gerak pada setiap langkah

metodik pembelajaran aktivitas permainan net.

3. Praktik penerapan konsep pembelajaran gerak pada aktivitas

permainan net.

4. Penerapan pembelajaran permainan dengan pendekatan taktis

pad aktivitas permainan net.

C. KEGIATAN MAHASISWA.

Untuk menempuh mata kuliah aktivitas permainan net, dan

memperoleh dampak akademis, hendaknya mahasiswa:

1. Menyiapkan diri secara baik mental dan fisik, karena materi pada

modul 2 , merupakan praktik peragaan aktivitas permainan net

yang membutuhkan kemampuan mental dan fisik yang prima.

2. Menyiapkan secara kreatif semua sarana dan alat yang di

modifikasi, serta pemahaman terhadap konsep dasar aturan

aktivitas permainan net dalam koridor penjas.

3. Telah mengikuti, mempelajari, memahami kegiatan tutorial pada

modul 1.

4. Mematuhi semua ketentuan dan aturan yang telah digariskan oleh

tutor mata ajar aktivitas permainan net.

Page 27: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

D. MATERI BACAAN.

A. Langkah Metodik Pembelajaran Aktivitas Permainan Net.

Seperti telah dikemukakan pada modul 1. langkah-langkah

metodik yang harus ditempuh dalam pembelajaran aktivitas

permainan net, menurut Crum, Radstake and Regtershot ( 2006),

adalah, sebagai berikut :

1. Juggling

2. To hit the Target

3. Rallying

4. Playing/games.

Selanjutnya seluruh tahapan metodik ini akan di praktikan dalam

rangka proses pembelajaran langsung dilapangan, dikombinasikan

dengan aplikasi teori pembelajaran gerak yang disesuaikan setiap

tahapan keterampilan.

1. Juggling.

Proses jugling sebenar suatu kegiatan pengenalan diri sendiri

/menakar kemampuan sendiri dan pengenalan terhadap alat / obyek

permainan dalam rangka memulai kegiatan pada aktivitas permainan

net, juggling adalah suatu aktivitas memainkan suatu obyek dengan

bagian tubuh yang dilakukan sendiri atau dengan memakai alat,

dengan tujuan mengenal lebih dekat karakteristik dari obyek

Page 28: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

permainan, baik yang berkaitan dengan bobot obyek, wujud bangun

obyek, perkenaan/persentuhan dengan obyek dan lainnya.

Pengenalan terhadap sifat karakteristik obyek bisa dilakukan

dengan cara yang sederhana, bisa dengan cara pasiv, yaitu dengan

cara menempatkan obyek permainan pada telapak tangan, atau

anggota tubuh lainnya atau juga dengan alat yang pasiv dan cara

aktif, yaitu dengan tangan atau bagian tubuh lainnya atau dengan alat

modifikasi dengan cara melambungkan dan menangkap dengan

pasiv dan aktif pada posisi yang relatif tetap. Bisa dilihat dari illustrasi

gambar di bawah ini.

Pada saat pengenalan dengan obyek permainan baik yang

dilakukan dengan tangan kosong maupun alat, meskipun dalam

posisi yang relatif tetap, pada saat itu pula peserta didik mulai

mengenal dirinya sendiri ( seberapa mampu dirinya mengantisipasi

obyek yang mengarah pada dirinya hasil lambungan dirinya pula).

Page 29: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Kondisi dialog secara mandiri ini, sebagai contoh melambungkan bola

dan mengantisipasi akan datangnya bola, bagaimana posisi sikap

tubuh dalam mengantisipasi, seberapa kuat bola harus

dilambungkan, dan sebenarnya dialog sendiri tidak sesederhana

seperti yang terlihat, karena begitu banyak faktor pertimbangan yang

harus dilakukan, pada kondisi inilah konsep pembelajaran gerak dari

Laban harus diterapkan dan sekaligus difahami.

Langkah didakdik selanjutnya adalah melakukan juggling

dengan sedikit bergeser posisi ke kiri-kanan, maju-mundur atau

sampai melangkah, berlari, membalik dan kembali ke posisi semula,

jika kondisi pembelajaran sudah semakin membaik, kemampuan

antisipasi sudah “tone in” permasalahan ditambah sedikit dengan

melakukan juggling dibantu oleh media lain, bisa berupa dinding,

lantai atau apa saja yang pantulannya tetap ( bisa diantisipasi).

Langkah lanjutannya ditingkatkan kepada media lain/ obyek

permainan yang berbeda secara karakteristik maupun media dengan

permukaan yang berbeda sehingga menghasilkan pantulan yang

berbeda pula, dengan maksud untuk meningkatkan kompleksitas

antisipasi peserta didik sehingga peserta didik semakin kaya dengan

pengalaman gerak/pembelajaran terhadap gerak yang situasional tapi

masih dapat dikendalikan,

Page 30: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

2. To Hit the target.

Jika pada tahap awal pengenalan obyek permainan lebih

banyak berorientasi pada lingkungan dirinya sendiri/secara mandiri,

namun pada tahap akhir aktivitas jugling dengan bantuan alat bantu

lain seperti dinding, lantai pantul atau apa saja yang bukan dirinya,

pada dasarnya sudah memasuki tahap ke dua ini, to hit the target ,

aktivitas pada tahap kedua ini adalah suatu kegiatan yang

Page 31: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

dikondisikan agar peserta didik didorong untuk mampu

menganalisis, menakar dan sekaligus mengeksekusi dengan cara

mengarahkan obyek permainan kepada sasaran tertentu ( targets ),

sasaran ini bisa dibuat secara imajiner oleh siswa atau dengan

sasaran yang kasat mata. Pada pelaksanaan kegiatan ini dapat

dilakukan dengan lemparan, pukulan, dengan lengan terbuka artau

memakai alat bisa pada sasaran yang diam atau bergerak, kondisi

ini sangat tergantung dari kondisi dan situasi kemampuan peserta

didik.

Pada kegiatan tahap ini penerapan konsep gerak harus

semakin intensif karena yang harus ditemukan pada akhir

pembelajaran tahap ini meskipun dalam kondisi yang sangat

terbatas, ialah “rasa gerak” . Rasa gerak ini sangat erat kaitannya

dengan persepsi, pemahaman terhadap rasa diri yang berkaitan

dengan berbagai pertimbangan, analisis serta antisipasi yang

berujud dalam satu gerakan yang penuh perhitungan, sehingga

Page 32: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

menghasilkan suatu nilai secara khusus, bisa berupa ; kecermatan,

ketepatan, kecepatan, kekuatan, keseimbangan dan lainnya.

Konsep ruang ( spatial concept), konsep Usaha ( effort concept

), dan konsep tubuh (Body concept) serta konsep keterkaitan (

relationship concept ) menjadi bahan pertimbangan utama untuk

pemahaman dalam melakukan perintah eksekusi, mumpung pada

tahap ini kegiatannya masih bisa dikendalikan sendiri oleh peserta

didik ( baik penentuan sasaran, jarak tujuan sasaran, ketinggian

lambungan dan lainnya ) meskipun mereka bisa berpasangan saling

berhadap-hadapan.

Page 33: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Formasi dan posisi aktivitas pembelajaran bisa di rancang

sedemikian rupa agar peserta didik lebih tertantang, kreatif dan

melakukan dengan kesungguhan pada pembelajaran pemahaman

gerak ini, formasi dan cara melakukan eksekusi bisa dilakukan

dengan berbagai cara, namun sebagai seorang pendidik harus

peduli pada keragaman siswa, oleh karena itu tidak perlu ragu

seorang pendidik untuk melakukan selalu modifikasi untuk

menurunkan atau meningkatkan tingkat kesulitan pada setiap tahap

aktivitas pembelajaran.

Usaha modifikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara,

antara lain;

Memdekatkan atau menjauhkan sasaran/target

Mengurangi ketinggian atau menaikan sasaran

Memperbesar atau memperkecil area sasaran

Meningkatkan atau menurunkan mobilitas sasaran.

Page 34: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Semua usaha modifikasi tersebut adalah dalam rangka menfaslilitasi

peserta didik agar dapat merasakan atau menakar kemampuan diri

sendiri dalam hubungan dirinya, obyek permainan serta sasaran

yang dibidiknya. Semua kondisi ini dapat diterapkan dalam berbagai

formasi pembelajaran.

3. Rallying.

Aktivitas kegiatan pada tahap ke-3 ini merupakan ciri utama

permainan aktivitas permainan net. Rally dalam arti harfiah

menurut kamus ialah permainan dengan pukulan yang bertubi tubi

atau pukulan yang kembali-mengembalikan, dari arti tersebut jelas

adanya aktivitas yang saling berbalas baik pukulan, lambungan

maupun pantulan.

jika pada tahap dua dengan formasi murid saling berhadap

hadapan bisa tidak terjadi saling mengembalikan obyek pemainan

secara berkelanjutan, dapat dimengerti karena tujuan utamanya

adalah untuk mencapai sasaran yang di inginkan, namun tugas

peserta didik pada tahap ini selain dituntut ketepatan juga dituntut

kemampuan yang lebih tinggi, dalam mengantisipasi,

mengeksekusi dan juga mengembalikan agar obyek permainan itu

pada sasaran yang tepat sesuai tuntutan tugasnya.

Page 35: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Pada tahapan rally ini untuk pemula dengan tujuan agar

kegiatan rally terjadi, bisa dilakukan dengan cara, one side initiatf ,

yaitu cara melakukan rally yang dengan satu sisi/fihak yang

memberikan pelayanan untuk mengembalikan obyek permainan

pada sasaran yang tetap. Sedangkan kalau two side initiatif

adalah kegiatan rally yang pengembalian obyek permainan /

pelayanan tergantung inisiatif dari kedua fihak. Kegiatan tersebut

dapat di pelajari pada ilustrasi gambar di bawah ini, pada akhir

kegiatan rally ini untuk meningkatkan kegairahan, motivasi, dan

keinginan rasa kompetitif peserta didik, guru penjas bisa

menciptakan game sederhana yang masih ada kaitannya dengan

tujuan pembelajaran. Sebagai contoh game sederhana permainan

bola voli 3 vs 3, perhitungan angka diperoleh kumulatif

sentuhan/pukulan/pantulan setiap anggota regu sampai bilangan

15 dianggap satu point besar, permainan akan berakhir jika kedua

regu tersebut bisa mengumpulkan 5 point besar.

Page 36: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

4. Play /Games.

Pada tahap ini peserta didik dituntut untuk

mempertontonkan aplikasi kemampuan taktisnya dalam

memainkan obyek permainan seperti layaknya aktivitas formalnya,

namun masih dalam permainan edukasi pada pendidikan

jasmani.

Pada tahap ini hendaknya diciptakan peluang yang luas

bagi peserta didik untuk memperlihatkan kemampuan afektif,

kognisi dan sekaligus psikomotornya, masih pada tahap ini guru

penjas dituntut untuk merangkai kegiatan selain yang kompetitif,

menyenangkan, juga semakin meningkatnya apresiasi peserta

didik terhadap aktivitas permainan tersebut, sehingga tingkat

partisipasi seluruh peserta didik meningkat dengan tajam.

Page 37: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH
Page 38: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Dalam merancang aktivitas permainan net, diusahakan

merancang bentuk-bentuk game yang imajinatif, kaya makna

aplikasi kemampuan, yang pada akhirnya pesera didik dapat

mengambil makna yang tersirat dalam permainan tersebut yang

dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 39: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

MODUL 3.

SISTEM PENILAIAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA AKTIVITAS PERMAINAN NET

1. TUJUAN

Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan

mampu,

1. Menjelaskan konsep dasar berbagai cara penilaian hasil belajar

pada praktik aktivitas pembelajaran penjas.

2. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman,

wawasan serta terampil dalam memberikan penilaian hasil belajar

penjas yang utuh pada berbagai aktivitas permainan net

3. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, wawasan,

pemahaman serta terampil dalam menyajikan kontruksi tes, pada

pembelajaran permainan dengan pendekatan taktis

4. Mahasiswa diharapkan memiliki ide, pengetahuan, wawasan,

pemahaman, serta terampil bertindak sebagai agen pembaharuan

yang kreatif, inovatif dalam konsep penilaian hasil pembelajaran

penjas paradigma baru.

2. POKOK BAHASAN.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut di atas, maka pada

unit ini akan dibahas hal-hal berikut :

1. Konsep dasar penilaian hasil belajar penjas pada pendekatan

proses ( on going proces assesmnent )

Page 40: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

2. Model-model tes/penilaian hasil belajar penjas pada latar

pembelajaran permainan dengan pendekatan taktis.

3. KEGIATAN MAHASISWA.

Untuk memperoleh dampak akademis , hendaknya

mahasiswa memenuhi syarat /ketentuan , antara lain:

1. Menyimak dengan baik serta menyiapkan diri dengan sungguh

sungguh, mengingat pada perkuliahan kali ini merupakan

penerapan perkuliahan teori dalam praktik secara langsung.

2. Disarankan terlebih dahulu mengikuti perkuliahan tes kontruksi

dan pengukuran dalam penjas.

3. Memperbanyak kelompok diskusi untuk analisis gerak dalam

pembelajaran penjas.

4. MATERI BACAAN

Penilaian hasil belajar penjas berbasis proses

Salah satu tanggung jawab kompetensi guru Penjas

menurut menurut Gagne & Berliner (1975) dalam Samsudin, yaitu

tugas guru sebagai penilai ( evaluator ), yang selalu harus

mengumpulkan menganalisis, menafsirkan dan akhirnya harus

memberikan pertimbangan atas keberhasilan proses belajar

mengajar berdasarkan kriteri yang telah ditetapkan.

Penilaian yang diterapkan dalam dunia pendidikan

olahraga, belum mengakses penilaian peserta didik secara utuh,

terlalu menekankan pada penilaian penguasaan keterampilan

teknik saja, padahal peserta didik juga memiliki dimensi lain,

Page 41: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

seperti afeksi, perasaan, emosi, kemampuan sosial dan

kemampuan lain yang masih tersembunyi, kawasan ini masih

kurang tersentuh dalam proses penilaian, beberapa ahli evaluasi

beranggapan ada kekurang adilan dalam memberikan putusan

penilaian kepada siswa yang tidak mencerminkan kemampuan

siswa secara utuh. Terlebih lagi pada sistem evaluasi/penilaian

pada pembelajaran Penjas yang didalamnya banyak kemampuan

lain selain keterampilan teknis saja,( bisa kita baca pada tujuan

penjas / standar isi, sekurangnya tujuh butir standar yang harus

masuk dalam standar penilaian penjas ), atau paling tidak sesuai

dengan manfaat penjas yang di kemukakan oleh Crum, (2003)

Aspek affective learning.

Aspek sosiomotor learning

Aspek cognitive-reflective learning.

Atau yang paling umum adalah tiga ( 3) ranah

pembelajaran penjas dari Bloom, yaitu :

Ranah kognitif. ( konsep gerak, memecahkan masalah,

kritis cerdas )

Ranah psikomotor. ( gerak keterampilan, kemampuan

fisik dan motoirk )

Ranah afektif. ( menyukai kegiatan aktivitas fisik,

keterlibatan dalam pergaulan sodial, percaya diri ).

Dari berbagai masukan yang telah dikemukakan terdahulu

perlu kembali dipertimbangkan lagi model sistem penilaian hasil

pembelajaran penjas yang tepat dan komprehensif, bukan hanya

mengandalkan nilai tunggal saja ( pendekatan hasil atau menilai

keterampilan saja ), penilaian dengan latar proses merupakan

suatu pilihan yang bijaksana, karena dengan latar proses inilah

Page 42: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

guru penjas dapat menilai peserta didik dari berbagai sisi

“kemanusian”nya.

Pada pembelajaran permainan dengan pendekatan taktis

diperagakan, minimal ada dua domain pembelajaran yang harus

diperhatikan, yaitu domain kognitif (faham terhadap apa yang

harus dilakukan) dan domain psikomotor ( faham bagaimana cara

melakukannya ). Minimal kedua domain itu bisa diterapkan

dalam permainan yang sebenarnya atau permainan modifikasi,

jadi kedua domain inipula lah yang seharusnya menjadi bahan

pertimbangan dalam memberikan penilaian.

Griffin, Mitchel dan Oslin (1997 ) dalam Metzler, ( 2000 )

mengembangkan sistem penilaian yang lebih autentik yang di

bisa diterapkan pada Model permainan dengan pendekatan

taktis, yang dikenal dengan The Games Performance Assesment

Instrument ( GPAI ), esensi penilaiannya adalah dengan sistem

cheklist guru dalam mengobservasi dan menilai berbagai aspek

yang patut dinilai pada saat permainan itu sedang berlangsung.

Pada modul 3, terangkum berbagai contoh model penilaian

yang berpatokan pada latar proses, yang dikenal sistem penilaian

GPAI ( The game performance assesment Instrument ), penilaian

ini merupakan sumbangan pemikiran dari sdr, Yunyun Yudiana,

berisi contoh contoh berbagai aktivitas permainan net dan contoh

penilaiaan GPAI pada setiap Cabang olahraga permainan net.,

selanjutnya bisa dilihat pada lampiran di bawah ini.

Page 43: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

MODEL AKTIVITAS PERMAINAN NET DAN MODEL PENILAIAN BERBASIS PROSES

( The Games Performance Assesmant Instrument )

MODEL PENILAIAN PADA AKTIVITAS PERMAINAN NET

PERMAINAN NET TANPA ALAT

1. Permainan Seperti Bola Voli ( VOLLEY BALL LIKES GAMES )

Perlengkapan: lapangan bola, bola balon (plastik), bola voli,

net, dan semua turunan dari modifikasinya.

a. Latihan pemahaman terhadap posisi pemain

Lapangan dibagi dua

Setiap lapangan diisi oleh empat orang anak dengan posisi

blocker di depan dan 3 orang anak di belakang.

Tugas geraknya:

Ketika blocker melompat dua anak di di belakang samping kiri

dan kanan maju ke depan, sedang anak yang di belakang

tengah bergeser ke samping kiri atau kanan dengan

melakukan gerakan step.

Page 44: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Lapangan dibagi dua bagian. Setiap bagian terdiri dari 6 orang

anak. Setelah ada aba-aba, setiap anak pada posisinya melakukan

pergeseran posisi pemain sesuai dengan rotasi pemain pada saat

permainan bola voli

Page 45: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan Permainan Posisi Pemain

Tgl Observasi : ………………………… Sekolah : ………...………………. Usia/Kelas : ……………..…………. Jenis Kelamin : …………………………. Bentuk Keterampilan : ......................................... Kategori : …………………………. No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian Komentar

A B C 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1

2

3

N

Page 46: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Keterangan:

A Setiap anak mengerti posisi masing-masing. 3. Mudah

B Setiap anak dapat melakukan tugas gerak sesuai dengan posisinya masing-masing.

2. Sedang

C Setiap anak dapat melakukan perpindahan tempat dan tugas gerak sesuai dengan rotasi perpindahan posisi pemain.

1. Sukar

b. Contoh model pembelajaran pasing atas

1. Latihan pasing atas berkelompok

Setiap kelompok terdiri minimal 5 orang anak dengan formasi

melingkar. Bola dipasing berdasarkan arah jarum jam dan

kebalikannya. Setelah itu, setiap anak bebas mengarahkan ke

siapa saja. Usahakan agar setiap anak dapat melakukan

kesempatan yang sama dalam melakukan pasing atas.

Latihan dilanjutkan dengan menempatkan seorang anak

berada di tengah-tengah lingkaran. Setiap anak yang berada di

Page 47: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

samping lingkaran mengarahkan bola ke anak yang berada di

tengah. Posisi anak yang ditengah diganti setelah melakukan 4

kali pasing atas.

Lapangan dibagi dua bagian, lakukan permainan voli dengan

cara memvoli bola hanya dengan menggunakan passing atas.

Setiap kelompok terdiri dari 6-8 orang anak. Regu yang menang

adalah yang terlebih dulu memperoleh skor 15.

Peraturan:

1. Setiap regu boleh memvoli bola maksimal 3

pantulan.

Page 48: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

2. Poin diperoleh apabila lawan tidak mampu

menyeberangkan bola ke atas net atau hasil

pengembalian bol keluar dari lapangan

permainan.

Pelanggaran dan hukuman:

1. Setiap anak tidak boleh menyentuh net dengan anggota

tubuh bagian manapun.

2. Bola hanya boleh dipantulkan (divoli) dengan cara pasing

atas, di luar gerakan itu dinyatakan gagal dan poin untuk

lawan.

Page 49: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan Permainan Pasing Atas

Tgl Observasi : ………………………… Sekolah : ………...………………. Usia/Kelas : ……………..…………. Jenis Kelamin : …………………………. Bentuk Keterampilan : ......................................... Kategori : …………………………. No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian

Komentar

A B C

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Keterangan:

A Setiap anak dapat melakukan rangkaian gerak pasing

atas.

3. Mudah

B Setiap anak dapat melakukan pasing atas mengarah

tepat ke sasaran yang dituju.

2. Sedang

C Setiap anak dapat bekerja sama dengan rekan

seregunya dalam permainan pasing atas.

1. Sukar

Page 50: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

c. Model pembelajaran Pasing bawah

1. Latihan pasing bawah berkelompok

Setiap kelompok terdiri minimal 5 orang anak dengan formasi

melingkar. Awali latihan dengan pasing yang teratur yaitu

mengarahkan bola sesuai dengan arah jarum jam dan

sebaliknya. Latihan dilanjutkan dengan setiap anak bebas

mengarahkan ke siapa saja. Usahakan agar setiap anak dapat

melakukan kesempatan yang sama dalam melakukan pasing

bawah.

Page 51: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Latihan dilanjutkan dengan menempatkan seorang anak berada di

tengah-tengah lingkaran. Setiap anak yang berada di samping

lingkaran mengarahkan bola ke anak yang berada di tengah.

Posisi anak yang ditengah diganti setelah melakukan 4 kali pasing

bawah.

3. Bermain pasing bawah

Lapangan dibagi dua bagian, lakukan permainan voli dengan

cara memvoli bola hanya dengan menggunakan pasing bawah.

Setiap kelompok terdiri dari 6-8 orang anak. Regu yang menang

adalah yang terlebih dulu memperoleh skor 15.

Peraturan:

1. Setiap regu boleh memvoli bola maksimal 3

pantulan.

Page 52: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

2. Poin diperoleh apabila lawan tidak mampu

menyeberangkan bola ke atas net atau hasil

pengembalian bola keluar dari lapangan

permainan.

Pelanggaran dan hukuman:

1. Setiap anak tidak boleh menyentuh net dengan anggota tubuh

bagian manapun.

2. Bola hanya boleh dipantulkan (divoli) dengan cara pasing

bawah, di luar gerakan itu dinyatakan gagal dan poin untuk

lawan

d. permainan pasing

Lapangan dibagi empat bagian yang dibatasi net atau tali. Setiap

bagian lapangan diisi oleh 4-6 orang anak. Setiap kelompok harus

mempasing bola menyeberangi net ke arah lapangan kelompok

yang lain.

Page 53: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan Permainan Pasing Bawah

Tgl Observasi : ………………… Sekolah : ...……………….

Usia/Kelas :…………..…………. Jenis Kelami : ……………. Bentuk Keterampilan : ...............................

Kategori : ……………….

No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian Komentar

A B C

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Keterangan:

A Setiap anak dapat melakukan rangkaian gerak pasing bawah.

3. Mudah

B Setiap anak dapat melakukan pasing bawah mengarah tepat ke sasaran yang dituju.

2. Sedang

C Setiap anak dapat bekerja sama dengan rekan seregunya dalam permainan pasing bawah.

1. Sukar

e. Model pembelajaran /Latihan servis bawah

1. Lakukan servis bawah sambil berhadapan.

Seorang anak melakukan servis bawah diarahkan ke temannya

yang berada di depan. Temannya yang di depan menangkap bola

kemudian melakukan servis bawah di arahkan ke anak yang

pertama melakukan servis bawah. Begitu seterusnya.

Page 54: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

l

Latihan seperti di atas tetapi bola diharuskan melewati net/tali

yang memisahkan dua orang anak yang saling berhadapan.

d. Model pembelajaran ketepatan servis bawah.

Lapangan dibagi dua bagian dan setiap bagian dibuat enam kotak

yang setiap kotaknya berisi skor yang berbeda-beda (seperti pada

gambar di bawah). Tugas anak melakukan servis bawah. Bola hasil

servis harus melewati net dan jatuh di kotak-kotak yang berisi skor.

Page 55: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan Permainan Servis Bawah

Tgl Observasi : ………………………… Sekolah : ………...………………. Usia/Kelas : ……………..…………. Jenis Kelamin : …………………………. Bentuk Keterampilan : ......................................... Kategori : ………………………….

No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian

Komentar

A B C

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Keterangan:

A Setiap anak dapat melakukan rangkaian gerak servis

bawah.

3. Mudah

B Setiap anak dapat melakukan servis bawah bekerja

sama dengan rekannya.

2. Sedang

C Setiap anak dapat melakukan servis bawah mengarah

tepat ke sasaran yang dituju.

1. Sukar

Page 56: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

f. Model pembelajaran servis atas

Lakukan servis atas sambil berhadapan.

Seorang anak melakukan servis atas diarahkan ke temannya

yang berada di depan. Temannya yang di depan menangkap

bola kemudian melakukan servis atas di arahkan ke anak

yang pertama melakukan servis bawah. Begitu seterusnya.

Latihan seperti di atas tetapi bola diharuskan melewati

net/tali yang memisahkan dua orang anak yang saling

berhadapan.

Page 57: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

a. Model permainan servis dan “bump game”

Setiap kelompok terdiri dari 3 orang anak yang berada di

satu bidang lapangan. Satu anak (A) melakukan servis atas

dengan bola harus melewati net/tali, anak yang lain (B)

menerima bola dengan pasing bawah diarahkan ke

temannya (C) kemudian C melakukan pasing atas. Lakukan

tugas gerak secara bergantian.

Page 58: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan Permainan Servis Atas

Tgl Observasi : ………………………… Sekolah : ……...………………. Usia/Kelas :…………..…………. Jenis Kelamin : ……………………… Bentuk Keterampilan : ..................................

Kategori : ……………………. No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian

Komentar

A B C

3 2 1 3 2 1 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Keterangan:

A Setiap anak dapat melakukan rangkaian gerak servis atas.

3. Mudah

B Setiap anak dapat melakukan servis atas bekerja sama dengan rekannya.

2. Sedang

C Setiap anak dapat melakukan servis atas mengarah t epat ke sasaran yang dituju.

1. Sukar

g. Bermain seperti permainan bola voli Melakukan permainan bola yang dimodifikasi dari jumlah

pemain, lapangan dan peraturan.

1. Lapangan 4 bidang

Page 59: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Lapangan dibagi empat bidang yang dibatasi net atau tali.

Setiap bidang lapangan diisi oleh tiga orang anak. Sistem

pertandingannya setiap yang kalah harus segera diganti.

Regu yang menang adalah yang pertama memperoleh skor

5 dengan sistem raly point. Sehingga setiap game

pertandingan hanya satu regu yang masih di lapangan

sedang tiga regu yang lain harus diganti.

2. Blindman’s Volleyball

Lapangan dibagi dua bidang dipisahkan oleh net yang tertutup

sehingga setiap pemain dari setiap regu tidak dapat melihat

posisi lawannya. Setiap regu terdiri dari 6 orang anak.

Permainan diawali oleh servis. Regu yang menang adalah

yang pertama memperoleh skor 15 dengan sistem rally point.

Latihan dilanjutkan dengan permainan bola voli yang

sesungguhnya.

Page 60: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan Bermain bola voli

Tgl. Observasi : …………………. Sekolah : …………........... Usia/Kelas : …………………. Jenis kelamin : ………................ Kategori : …………………. Bentuk Keterampilan: .......................…

No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian

A B C

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Keterangan : A :

B :

C :

Setiap anak dapat melakukan gerak dasar bermain bola voli. Setiap anak dapat melakukan rotasi perpindahan posisi pemain. Setiap anak dapat bekerja sama dalam tim.

1 : 2 : 3 :

Sukar Sedang Mudah

Page 61: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Model Permainan seperti Sepak Takraw (Takraw likes game)

a. Bola /Balon Sepak

Perlengkapan:

1. Lapangan (seukuran dengan lapangan bulu tangkis) 2. Net atau tali yang dibentangkan di antara dua tiang. 3. Bola balon

Cara Bermain:

1. Setiap regu terdiri dari 4 atau 5 orang pemain.

2. Dua regu saling berhadapan, dipisahkan oleh net.

3. Bola dipegang kemudian tendang untuk menyeberangi net

menuju ke lapangan lawan. Bola hasil tendangan di tangkap,

lalu pegang kemudian tendang kembali ke arah lapangan

lawan. Lakukan kegiatan menangkap dan menendang bola

secara bolak-balik.

Penyekoran:

1. Poin 1 diperoleh apabila: bola hasil tendangan tidak dapat ditangkap

sepakan bola tidak menyeberangi net

bola hasil tendangan keluar lapangan

2. Regu yang menang adalah yang pertama kali mencapai poin 15.

Pelanggaran dan hukuman:

1. Pemain tidak boleh melemparkan bola ke daerah lawan.

Page 62: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

2. Pemain yang berhasil menangkap bola harus langsung

melakukan tendangan. Tidak boleh mewakilkan tendangan

kepada rekan seregunya.

Permainan dilanjutkan menyerupai peraturan permainan yang

sesungguhnya.

Setiap regu terdiri dari 3 orang anak boleh memainkan bola dengan

cara memantulkan bola oleh bagian tubuh terutama dengan kaki

bagian dalam maksimal tiga pantulan untuk menyeberangkan bola

(melewati net) ke daerah lawan.

Page 63: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan

Bola Balon Sepak Tgl. Observasi : …………………. Sekolah : ………… Bentuk Keterampila : …………………. Usia/Kelas : ………… Kategori : …………………. Jenis kelamin : …………

No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian Komentar A B C 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

Page 64: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Keterangan : A : B : C :

Perkenaan bola dengan bagian dalam kaki. Bola melambung lebih tinggi dari net. Hasil sepakan bola tepat ke sasaran.

1 : 2 : 3 :

sukar Sedang Mudah

g. MODEL PERMAINAN NET MENGGUNAKAN ALAT

1. Permainan Bulu Tangkis

Peralatan: raket bulu tangkis, shuttlecock, net bulu tangkis atau

tali, lapangan. / Serta perlengkapan dan alat modifikasinya.

Permainan dalam kelompok/ berkelompok

1. Dua kelompok saling berhadapan

Lapangan dibagi dua. Setiap kelompok berjumlah empat orang

anak. Lakukan pukulan forehand, backhand, dan overhead

pass. Regu yang menang adalah yang pertama memperoleh

skor 15.

Page 65: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

2. Raja badminton

Lapangan dibagi empat bidang yang dibatasi net atau tali.

Setiap bidang diisi satu orang anak. Setiap anak bebas

memukul shuttlecock ke arah mana saja dan harus berupaya

mengembalikan shuttlecock dari siapa saja. Anak yang gagal

melakukannya harus diganti oleh anak yang baru. Begitu

seterusnya.

3. Goodminton

Lapangan dibagi dua bidang. Setiap regu terdiri dari empat

orang anak. Permainan diawali oleh servis. Regu yang menang

apabila memperoleh skor 15.

Penyekoran:

Page 66: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Poin 1 diperoleh apabila lawan tidak bisa melewatkan

shuttlecock ke atas net atau shuttlecock jatuh di luar lapangan

atau lawan melakukan pelanggaran.

Pelanggaran:

Tidak boleh menyentuh net dengan bagian tubuh atau

raket.

Memukul shuttlecock secara double (dua sentuhan) dan

atau terjadi benturan raket dengan raket.

Tidak boleh memukul shuttlecock dengan raket melewati

net.

Page 67: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan

Bermain Bulu Tangkis

Tgl. Observasi :……………

Sekolah : ………… Bentuk Keterampilan : …………………. Usia/Kelas : ………… Kategori : …………………. Jenis kelamin : …………

No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian Komentar A B C 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Keterangan :

A :

B :

c :

Siswa dapat melakukan gerak dasar bermain bulu tangkis (forehand, backhand, overhead stroke) Siswa dapat mengarahkan pukulannya ke arah sasaran dengan tepat. Siswa dapat bekerja sama dengan temannya dan mengerti peraturan bermain yang diterapkan.

1 : 2 : 3 :

Sukar Sedang Mudah

2. Model Permainan Seperti Tenis Lapangan ( Lawn Tenis Likes game ).

Perlengkapan: raket tenis lapangan (raket modifikasi terbuat dari kayu),

lapangan, net atau tali, bola tennis lapangan atau bola plastik./modifikasi.

1. Latihan dalam kelompok

a. Formasi lingkaran

Page 68: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Setiap kelompok berjumlah 4-5 orang anak. Lakukan gerakan memukul

bola ke arah siapa saja. Bola yang dipukul harus dipantulkan ke bawah

terlebih dulu dan mengarah tepat ke arah sasaran yang dituju.

b. Dalam Lapangan Lapangan dibagi empat bidang yang dibatasi tali. Setiap bagian lapangan

diisi oleh satu orang anak. Setiap anak bebas memukul bola dan

mengarahkan bola ke siapa saja dengan catatan bola harus dipantulkan

ke bawah terlebih dulu dan melewati tali serta tidak boleh ke luar

lapangan.

Page 69: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

c. Bermain tenis ganda Setiap lapangan yang dipisahkan oleh net (tali) diisi oleh empat

orang anak dengan setiap bidang lapangan diisi oleh dua orang

anak.

Peraturan bermain:

Setiap anak hanya boleh memukul bola satu kali baik secara

langsung (bola divoli) ataupun bola yang memantul dari

bawah (tanah).

Bola yang dipukul harus melewati net menuju ke arah

lapangan lawan.

Poin diperoleh apabila: 1. lawan tidak berhasil melewatkan

bola ke atas net atau bola jatuh di luar bidang lapangan

permainan, 2. lawan melakukan pelanggaran (kesalahan).

Regu yang menang adalah yang pertama memperoleh skor

10.

Page 70: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Pelanggaran (kesalahan):

Tidak boleh menyentuh net dengan raket atau bagian tubuh

manapun.

Tidak boleh memukul bola secara dua kali (double) baik

dilakukan oleh seorang anak secara berurutan ataupun oleh

dua orang anak.

Page 71: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan Tenis Lapangan

( Law tenis likes game )

Tgl. Observasi : ………………….

Sekolah : ………… Bentuk Keterampilan : …………………. Usia/Kelas : ………… Kategori : ………………….

Jenis kelamin : …………

No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian Komentar

A B C 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 Keterangan :

A :

B :

C :

Setiap anak dapat melakukan gerak dasar (stroke) bermain tenis lapangan. Setiap anak dapat bekerja sama dengan anak yang lainnya pada saat bermain tenis lapangan. Setiap anak mengerti dan dapat menjalankan peraturan bermain yang diterapkan.

1 : 2 : 3 :

Sukar Sedang

Mudah

3. Permainan Seperti Tenis Meja (Table Tenis likes game)

a. Permainan dalam kelompok

Formasi lingkaran

Setiap kelompok berjumlah 4-5 orang anak. Lakukan gerakan memukul

bola ke arah siapa saja. Bola yang dipukul harus tepat ke arah sasaran.

Page 72: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Tenis meja mini

Cobalah bermain menyerupai permainan tenis meja. Sediakan meja, bagi dua

bidang sama luas lalu batasi dengan garis atau tali. Bermainlah dengan cara

memukul bola melewati garis/tali ke bidang meja temanmu. Bola boleh

dipukul kembali apabila memantul dari meja terlebih dulu. Pemain yang

menang apabila berhasil mencapai skor 10 lebih dulu.

Permainan diawali dengan satu lawan satu, kemudian cobalah bermain

ganda dengan peraturan yang sesuai dengan permainan tenis meja.

Page 73: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Format Observasi Keterampilan

Bermain Tenis Meja

Tgl. Observasi : …………………

Sekolah : …………............ Bentuk Keterampilan : ………………….............. Usia/Kelas : …………......................... Kategori : ………………….............. Jenis kelamin : ………….......................

No Nama Keterampilan Gerak dan Penilaian Komentar

A B C 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Keterangan :

A :

B :

C :

Setiap anak dapat melakukan rangkaian gerak dasar (stroke) bermain tenis meja. Setiap anak dapat memukul bola mengarah ke sasaran yang ditujunya. Setiap anak dapat bekerja sama dengan anak yang lainnya dan mengerti peraturan dasar bermain tenis meja.

1 : 2 : 3 :

Sukar Sedang Mudah

Page 74: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

SUMBER BACAAN.

Crum, Bart,( 2003). To Teach or Not to Teach, Paper, Presented on International Conference on Physical Education and Sport Science , Bandung,2003.

Crum, Bart,(2006), Substantial View of The Body, Paper. Presented on in-service Training on Didactic of Sport Games. Bandung,2006.

Forrest, G., Webb, P.and Pearson,P. Teaching Games for Understanding(TgfU): A Model for Free Service Teachers, Faculty of Education, University of Wollongong, Australia,

Graham, George,( 1992. Teaching Children Physical Education,

Becoming A Master Teacher, Human Kinetic, Champaign,IL.

Hopper,Tim. and Kruisselbrink, D. Teaching Games for

Understanding: What does it look like and how does it influence student

skill learning and Game performance, Avante,. 2002.

Jonath,U. & Muller,H. The IAAF Didactic/Methodic Curriculum of

Athletics, Paper, presented on IAAF RDC Level systems,

Cologne,1989.

Mahendra, Agus, ( 2001). Pengajaran Senam Berorientasi Pola

Gerak Dominan, Jurnal IPTEK Olahraga.PPITOR Ditjora,2003.

Mahendra, Agus, (2008). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani,

Paper, disajikan pada Diklat PLPG, Bandung,2008.

Metzler,W, Michael, Instructional Models for Physical Education, Alllyn & Bacon, A Pearson Education Company, Massachusetts, USA,.2000. Wall,Jennifer and Murray,Nancy,1994. Children & Movement, Physical

Education in The Elementary Scholl. Dubuque,Iowa, WM.C ,Brown and

Benchmark.1994.

Thorpe,Rod, and Bunker,D. (1984). Landmarks on Our Way to

Teaching for Understading,, South Australia P.E. Bulletin,

Yudiana,Y, ( 2006 ), Permainan net untuk anak usia,. diktat.

Page 75: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH