6
DESKRIPSI KUNJUNGAN SURVEY DI TPA TAMANGAPA, ANTANG MAKASSAR Hari, Tanggal Pelaksanaan : 3 April 2014 Tempat Pelaksanaan : TPA Tamangapa, Antang Waktu Pelaksanaan : 14.00 – 16.00 Tujuan Kegiatan : Mahasiswa Teknik Lingkungan Unhas dapat menperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan sampah di TPA Tamangapa Jumlah Peserta Kegiatan : 48 Mahasiswa Teknik Lingkungan Unhas Tujuan Pelaksanaan : Dengan kunjungan yang dilakukan ke TPA Tamangapa, Antang berharap kami (mahasiswa) teknik lingkungan dapat meningkatkan kemampuan mengenai pengelolaan sampah selain itu kami juga di tuntut aktif bertanya penjelasan yang di berikan bapak dosen agar kami (mahasiswa) menjadi tahu hal – hal yang sebelumnya tidak diketahui tentang pengelolaan sampah khususnya di tempat diadakannya survey pengamatan serta dapat melihat kondisi keadaan secara langsung di TPA Tamangapa, Antang Makassar. Pendahuluan : Sampah merupakan salah satu isu perkotaan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari seluruh masyarakat di wilayah kota Makassar. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat, volume sampah, khususnya sampah padat, yang dihasilkan oleh kawasan perkotaan terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini tentunya akan berimplikasi pada peningkatan kebutuhan akan pelayanan pengelolaan sampah padat perkotaan yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Hingga saat ini, pengelolaan sampah padat perkotaan di wilayah kota Makassar khususnya di TPA Tamangapa, Antang. Masyarakat masih melakukan

Deskripsi Kunjungan Survey Di Tpa Tamangapa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

doc

Citation preview

DESKRIPSI KUNJUNGAN SURVEY DI TPA TAMANGAPA, ANTANG MAKASSARHari, Tanggal Pelaksanaan: 3 April 2014Tempat Pelaksanaan: TPA Tamangapa, AntangWaktu Pelaksanaan : 14.00 16.00Tujuan Kegiatan : Mahasiswa Teknik Lingkungan Unhas dapat menperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan sampah di TPA TamangapaJumlah Peserta Kegiatan : 48 Mahasiswa Teknik Lingkungan UnhasTujuan Pelaksanaan :Dengan kunjungan yang dilakukan ke TPA Tamangapa, Antang berharap kami (mahasiswa) teknik lingkungan dapat meningkatkan kemampuan mengenai pengelolaan sampah selain itu kami juga di tuntut aktif bertanya penjelasan yang di berikan bapak dosen agar kami (mahasiswa) menjadi tahu hal hal yang sebelumnya tidak diketahui tentang pengelolaan sampah khususnya di tempat diadakannya survey pengamatan serta dapat melihat kondisi keadaan secara langsung di TPA Tamangapa, Antang Makassar.Pendahuluan :Sampah merupakan salah satu isu perkotaan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari seluruh masyarakat di wilayah kota Makassar. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat, volume sampah, khususnya sampah padat, yang dihasilkan oleh kawasan perkotaan terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini tentunya akan berimplikasi pada peningkatan kebutuhan akan pelayanan pengelolaan sampah padat perkotaan yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Hingga saat ini, pengelolaan sampah padat perkotaan di wilayah kota Makassar khususnya di TPA Tamangapa, Antang. Masyarakat masih melakukan cara cara konvensionalyang tergolong kurang direkomendasikan dalam jangka panjang. Sampah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga dikumpulkan tanpa melalui tahap pemisahan jenis sampah terlebih dahulu. Sampah ini selanjutnya di bawa ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) ditingkat RW, Kelurahan, maupun Kecamatan sebelum diangkut ke TPA Tamangapa, Antang. Dimana seperti yang kita lihat sejauh ini TPA Tamangapa, Antang kemungkinan menjadi satu satunya TPA di kota Makassar yang didirikan sejak tahun 1993. Sejarah TPA Tamangapa, Antang : Menurut pembahasan bapak dosen sewaktu sebelum Tamangapa dibangun sebagai lahan TPA, sampah - sampah padat di Makassar dibuang di Panampu, Kecamatan Ujung Tanah karena daerah tersebut dekat dengan laut. kemudian tempat pembuangan sampah itu dipindahkan ke Kantinsang, Kecamatan Biringkanaya. Akibat penurunan kualitas air, maka pemerintah kota Makassar membangun TPA baru di Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate. Akan tetapi, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan pendirian wilayah perumahan yang semakin hari semakin memadat di sekitar Kecamatan Tamalate mendorong pemerintah kota memilih Tamangapa sebagai lahan TPA yang efisien untuk kota Makassar. Deskripsi :Di sekitar lokasi TPA terdapat beberapa pusat aktivitas seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran dan pemukiman penduduk yang berlokasi kurang dari 1 km dari TPA. Ada juga beberapa perumahan yang didirikan di sana seperti Perumahan Antang, Perumahan TNI Angkatan Laut, Perumahan Graha Janah, Perumahan Griya Tamangapa, dan Perumahan Taman Asri Indah. Selain perumahan terdapat juga 2 buah rawa yang berdekatan dengan perumahan tersebut, yaitu Rawa Borong yang berlokasi di sebelah utara dan Rawa Mangara yang bertempat di sebelah timur. Air dari Rawa Mangara mengalir menuju Sungai Tallo dan air dari Rawa Borong mengalir menuju saluran air Borong. Berdasarkan catatan dinas kebersihan dan lingkungan hidup, Makassar dengan jumlah penduduk lokal mencapai sekitar 1,3 juta jiwa, menghasilkan sekitar 3.800 m3 atau setara dengan 300 ton sampahperkotaan setiap harinya. Padahal kapasitas maksimum dari TPA Tamangapa hanya sekitar 2.800 m3 sampah perkotaan setiap harinya. Diperlukan tambahan lahan TPA untuk pembuangan 1000 m3 sisa sampah.Sekitar 87% sampah di Makassar merupakan sampah organik dan sekitar 13% adalah sampah anorganik, seperti plastik dan kertas. Tentunya hal ini menjadi masalah yang serius apabila tidak terdapat rencana serta tahap pengelolaan.

Gambar : Gunungan Sampah di TPA Tamangapa, AntangDengan melihat secara langsung kondisi keadaan TPA Tamangapa, Antang membuat saya prihatin seharusnya di perlukan upaya yang lebih keras lagi untuk mencari jalan keluar atas permasalahan sampah serta mengubah pola pikir dan cara pandang masyarakat Makassar terhadap sampah. Selain kondisi saya juga melihat intensitas jumlah atau volume sampahnya masih menunjukkan bahwa sebenarnya program program pengolahan sampah yang dilakukan warga kota Makassar masih belum maksimal. Dalam pelaksanaannya masih belum menyeluruh, masih banyak warga yang belum melaksanaan pengolahan sampah. Rata rata sampah yang di buang di TPA Tamangapa kebanyakan adalah sampah organik yang berasal dari pasar pasar. Hal ini menyebabkan sampah lebih cepat membusuk dan menghasilkan polutan yang dapat mencemari air tanah. Lindi atau polutan sampah diketahui mempunyai konduktivitas yang berbeda dengan air tanah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, menunjukkan bahwa polutan ini mempunyai konduktivitas yang lebih tinggi dari pada air tanah. Tentunya pencemaran ini berpotensi muncul dari pengelolaan sistem terbuka atau open dumping yang umumnya memberikan permasalahan di lingkungan sekitar lokasi TPA Tamangapa seperti munculnya penyakit, pencemaran udara, adanya bau tidak sedap, asap pembakaran dan lain lain. Dan untuk mengatasi permasalahan persampahan ini, pemerintah kota tidak bekerja sendiri namun melibatkan swasta dan masyarakat bersama sama mengatasi permasalah tersebut. Selain itu untuk membangun penyediaan publik juga memerlukan konstruksi pembiayaan yang sangat besar. Dalam mengatasi permasalahan persampahan menunjukkan aspek kemitraan yang dilaksanakan belum efektif, hal ini ditunjukkan melalui hasil pembakaran gas LFG yang mencapai 10 % dari estimasi yang ingin dicapai.seharusnya dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perbaikan kondisi lingkungan. Namun masalah masalah persampahan seperti bau tak sedap yang muncul dari truk pengangkut sampah terbuka, ceceran sampah, lalat dan masalah air limbah tidak mampu teratasi secara maksimal dalam kemitraan ini. Untuk mengatasi permasalahan persampahan harus memperbaiki metode pengelolaan TPA, metode terbaik saat ini adalah sanitary landfill mengingat penegelolaan TPA Tamangapa belum meninggalkan cara lama yaitu open dumping. Metode tersebut seharusnya tidak digunakan lagi karena berbahaya bagi lingkungan menimbulkan pencemaran udara, tanah, resiko kebakaran, dan lahan TPA yang menggunakan open dumping tentu tidak dapat digunakan. TPA Tamangapa saat ini masih menggunakan open dumping dan sebagian control landfill sementara / fasilitas sanitary landfill tidak mampu dimanfaatkan untuk dikelola di TPA Tamangapa. Hal inilah yang menjadikan penanganan sampah lingkungan masih belum maksimal dilakukan di TPA Tamangapa. Namun upaya penutupan sel yang menjadi bagian dari kemitraan yaitu dengan menutup sebagian sel sampah aktif yang berada dekat pemukiman warga sekitar hanya mampu mengurangi bau sampah yang sumbernya dari dalam TPA. Pelaksanaan kegiatan kemitraan ini merupakan perbaikan kondisi lingkungan yang cukup memberikan manfaat kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi TPA yaitu pengurangan bau sampah walaupun pengurangan bau sampah tidak begitu signifikan menunjukkan dampak perubahan namun area tersebut tidak lagi memberikan dampak berupa bau tidak sedap karena sel yang sebelumnya jadi zona aktif pembuangan sampah yang berdekatan dengan rumah warga sekitar sudah ditutup kemudian manfaat lain yang diperoleh masyarakat sekitar dari pelaksanaan kemitraan yakni kemudahan beraktifitas dimalam hari melalui penerangan listrik yang dialirkan dari sumber daya gas sampah TPA yang mampu menerangi wilayah sekitar dan memudahkan aktifitas masyarakat pemulung di malam hari.

Adapaun sistem pelayanan pembuangan sampah di kota Makassar saat ini sudah dilayani oleh armada sampah yang pengelolaannya berada di bawah naungan Dinas Kebersihan Kota Makassar, mulai dari daerah permukiman, daerah perdagangan, pusat pemerintahan, lokasi kegiatan sosial dan pendidikan. Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan Kota Makassar, prasarana dan sarana pendukung dalam pembangunan persampahan dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel Prasarana dan Sarana Persampahan Kota MakassarPrasarana & SaranaSatuanVolumeKeterangan

Tempat Pembuangan Akhir (TPA)Ha33 Lokasi di Tamangapa Jarak 14 km dari pusat kota Sistem Controlled Landfill

BuldozerUnit3

AmrollUnit51

Dump TruckUnit47

KijangUnit11

Container 6m3Unit168

Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu tingkat timbunan sampah terbanyak 0,0035 /orang/hari. Kota Makassar dengan jumlah penduduk 1.160.011 jiwa, menghasilkan 4.060.03 . Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikali 0,0035 /orang/hari. Sampah yang terangkut saat ini sebanyak 3251.74 . Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 808,29 Penutup Upaya perbaikan sistem pengelolaan sampah perkotaan di wilayah kota Makassar tidak akan berlangsung optimal tanpa dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat. oleh karena itu, pada tahap awal mungkin semua pihak khususnya seluruh warga kota Makassar mengubah pola pikir dan mewujudkan kepedulian tinggi di bidang pengelolaan sampah. Dengan kunjungan survey ini sangat memberikan manfaat bagi mahasiswa teknik lingkungan untuk kedepannya, agar kedepannya bisa merumuskan langkah langkah strategis untuk mencapai kondisi jangka panjang yang dihasilkan dan mengimplementasikan langkah langkah strategis tersebut ke dalam bentuk nyata di lapangan. Jika negara modern bisa mewujudkan sistem pengelolaan sampah perkotaan yang efektif, efisien dan berkelanjutan, kita kota Makassar juga pasti bisa !!!