207
DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI SANTO YUSUP BINTARAN, YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Disusun oleh: Linda Risnawati Sinaga NIM: 131124030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA

ORANG MUDA KATOLIK PAROKI SANTO YUSUP BINTARAN,

YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Disusun oleh:

Linda Risnawati Sinaga

NIM: 131124030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada Para Suster Charitas (FCh) yang telah

memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, para Romo Paroki dan Orang Muda Katolik (OMK) yang ada di

Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

v

MOTTO

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina

hikmat dan didikan (Amsal 1: 7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA

ORANG MUDA KATOLIK PAROKI SANTO YUSUP BINTARAN,

YOGYAKARTA. Penulis memilih judul ini berdasarkan fenomena kehidupan

orang muda Katolik dewasa ini. Sekarang ini banyak orang muda semakin jarang

mewujudkan hidup menggereja, padahal orang muda memiliki banyak potensi

yang dapat disumbangkan untuk kemajuan Gereja. Penelitian ini berupaya untuk

mengetahui penghayatan hidup menggereja orang muda Katolik di Paroki Santo

Yusup Bintaran, Yogyakarta. Penghayatan hidup menggereja yang dimaksudkan

adalah perwujudan hidup sebagai anggota Gereja dalam pesekutuan dengan umat

beriman bersama-sama menerima dan meneruskan cahaya Kristus yang

diwujudkan dalam perbuatan baik bagi sesama. Penghayatan Hidup menggereja

berarti iman yang dihayati diwujudkan lewat seluruh lingkup hidup Gereja

sebagaimana telah dilakukan oleh Jemaat Perdana.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data

dalam penelitian ini adalah orang muda Katolik di Paroki Santo Yusup Bintaran,

Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Teknik

pengembangan validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi teknik yaitu dengan melakukan member check. Adapun teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yang

memiliki tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran orang muda Katolik di

Paroki Santo Yusup Bintaran. Penghayatan hidup menggereja orang muda Katolik

baru diwujudkan di bidang pewartaan yaitu pendampingan iman anak dan di

bidang liturgi menjadi petugas liturgi. Hal ini secara nyata menunjukkan bahwa

penghayatan hidup menggereja orang muda Katolik belum diwujudkan lewat

seluruh lingkup hidup Gereja.

Berdasarkan fakta ini, penulis merekomendasikan kepada Romo Paroki

dan dewannya memberikan perhatian, dukungan, dan membantu orang muda

dengan pendampingan dan pembekalan agar orang muda terlatih. Mengajak

mereka berdialog sekaligus menjadikan orang muda sebagai rekan kerja dalam

mengembangkan pelayanan Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

ix

ABSTRACT

This study entitled “Description of the Ecclesial Life of Catholic Young People in

Saint Joseph Parish, Bintaran, Yogyakarta”. Is chosen based on the phenomenon

of today's young Catholic life. Nowadays, many young people are increasingly

rarely living a church life, whereas young people have many potentials to

contribute to the Church's progress. This research seeks to know the appreciation

of the Catholic young people living in St. Yusup Bintaran Parish, Yogyakarta.

The appreciation of the life in church is meant to the embodiment of life as the

member of the church in to the community of the faithful who receive and pass

the light of Christ embodied in good deeds for others. The embodiment of life in

church means that the living faith is manifested through the whole sphere of life

of the Church as has been done by the First Church.

The type of this research is one with a qualitative and descriptive

method. The data were collected by way of in-depth interviews and observation

combined with documentary study. To assess the validity of the obtained data, this

research employs the technique of triangulation by doing member check. The

technique of data interpretation employs an interactive model of data analysis that

includes some components: data collection, data display, data reduction, all of

these leading to verification as conclusion.

Based on the data obtained, it is found the image of Catholic young

people in Saint Joseph, Bintaran Parish. The appreciation of life in church of the

young people is only embodied in the proclamation field, which is the

accompaniment of children faith and the liturgical field becomes the liturgical

functionary. This clearly shows that the appreciaton of life in the church of

Catholic young people has not been manifested yet through the whole sphere of

life of the Church.

Based on this fact, the writer recommends to the Parish Priest and his

council to give attention, support, and help thatholic young people by mentoring

and debriefing to make them to be more skillful. The church must also invite the

young people to have a dialogue while also making them as colleagues in

developing Church ministry.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan karena kasih karunia dan bimbingan-Nya,

penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun dalam

rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik.

Judul skripsi ini adalah DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP

MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI SANTO YUSUP

BINTARAN, YOGYAKARTA.

Orang muda pada zaman ini sedang berada pada arus zaman yang serba

instan, dan cenderung individualis. Situasi seperti ini tidak sedikit membawa

dampak merugikan bagi orang muda. Mereka semakin jauh dari kehidupan

menggereja. Oleh karena itu, selain menjadi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Katolik.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

skripsi ini juga dapat menjadi salah satu referensi bagi Gereja Katolik untuk

membangkitkan semangat dan partisipasi orang muda dalam hidup menggereja.

Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis merasakan kasih

dan kebaikan Tuhan melalui dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xi

1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku Kaprodi PAK Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menempuh pendidikan di

lembaga ini, sekaligus telah bersedia menjadi dosen penguji kedua.

2. F.X. Dapiyanta, S.FK. M. Pd, selaku dosen akademik sekaligus dosen

pembimbing utama, yang telah membantu, mengarahkan, dan membimbing

selama studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik hingga penulisan

ini selesai.

3. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd, selaku dosen penguji ketiga yang telah

merelakan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing dan mengoreksi

tulisan ini.

4. Seluruh staf dosen dan karyawan yang juga telah memberikan dukungan

berupa perhatian membantu penulis untuk kelancaran studi.

5. Romo Stephanus Heruyanto Widiatmaja, Pr dan Romo Yustinus Agus

Purwadi, Pr sebagai Pastor Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta, yang

telah memperkenankan penulis berjumpa dan berdinamika dengan Orang

Muda Katolik untuk diteliti. Sekaligus telah bersedia memberikan informasi

dan dukungan kepada penulis.

6. Bapak Darmo sebagai pendamping OMK yang telah memberikan dukungan

dan informasi tentang dinamika dan gejolak orang muda kepada penulis.

7. Orang Muda Katolik di Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta, yang telah

bersedia memberikan data yang dibutuhkan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

PERSYARATAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACK ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 7

C. Batasan Masalah................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

E. Tujuan Penulisan ............................................................................... 8

F. Manfaat Penulisan ............................................................................. 8

1. Manfaat Praktis ........................................................................... 8

2. Manfaat Teoritis .......................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 11

A. Hidup Menggereja ............................................................................. 12

1. Pengertian Gereja ........................................................................ 12

2. Sejarah Perkembangan Hidup Menggereja ................................... 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xiv

3. Dinamika Hidup Menggereja ....................................................... 18

a. Bidang Pewartaan (Kerygma) ................................................ 19

b. Bidang Liturgi (Liturgia) ....................................................... 27

c. Bidang Persekutuan (Koinonia) ............................................. 32

d. Bidang Pelayanan (Diakonia) ................................................ 36

B. Orang Muda ...................................................................................... 43

1. Pengertian Orang Muda ............................................................... 43

2. Dinamika Hidup Orang Muda Zaman Sekarang ........................... 44

a. Orang Muda Zaman Sekarang ................................................ 44

b. Karakteristik Orang Muda Zaman Sekarang ........................... 44

c. Harapan Gereja Terhadap Orang Muda Katolik ..................... 47

1) Bidang Pewartaan (Kerygma) ........................................... 49

2) Bidang Liturgi (Liturgia).................................................. 51

3) Bidang Persekutuan (Koinonia) ........................................ 53

4) Bidang Pelayanan (Diakonia) ........................................... 54

d. Perhatian Gereja Terhadap Orang Muda ................................ 56

C. Fokus Penelitian ................................................................................ 58

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 59

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 59

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 61

1. Tempat Penelitian ........................................................................ 61

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 61

C. Responden Penelitian ........................................................................ 61

D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 62

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 62

1. Wawancara .................................................................................. 63

2. Observasi Sebagai Alat Triangulasi Data ..................................... 63

3. Studi Dokumentasi Sebagai Alat Triangulasi Data ...................... 64

F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 64

1. Pedoman Wawancara................................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xv

2. Pedoman Observasi ..................................................................... 67

3. Pedoman Studi Dokumentasi ....................................................... 68

G. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 69

H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 71

1. Reduksi ....................................................................................... 71

2. Display ........................................................................................ 71

3. Verification/Conclusion Drawing ................................................ 72

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 73

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 73

1. Profil Responden ......................................................................... 73

2. Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumen ....................... 78

B. Pembahasan ...................................................................................... 109

C. Usulan Program Meningkatkan Penghayatan Hidup Menggereja

Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta ........ 133

1. Latar Belakang ............................................................................ 134

2. Sekilas Pengertian Rekoleksi ....................................................... 134

3. Tujuan Program ........................................................................... 135

4. Usulan Kegiatan Rekoleksi .......................................................... 135

BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 154

A. Kesimpulan ....................................................................................... 154

B. Saran ................................................................................................. 156

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 159

LAMPIRAN ................................................................................................. 162

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................... ( 1)

Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian .............................................. ( 2)

Lampiran 3 Data Wawancara ....................................................................... ( 3)

Lampiran 4 Doa Kepada Santo Aloysius Gonzaga ........................................ (24)

Lampiran 5 Lagu-lagu Rekoleksi .................................................................. (25)

Lampiran 6 Kegiatan Keterlibatan OMK dalam Hidup Menggereja .............. (26)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Semua singkatan dalam skripsi ini mengikuti singkatan Kitab Suci sesuai

daftar singkatan dalam Perjanjian Baru dan Alkitab Katolik Deuterokanonik yang

diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.

Kej : Kejadian

Ayb : Ayub

Mzm : Mazmur

Mat : Matius

Luk : Lukas

Yoh : Yohanes

Kis Kisah Para Rasul

Kor : Korintus

Ef : Efesus

Gal : Galatia

Yak : Yakobus

Pet : Petrus

Fil : Filipi

B. Singkatan Resmi Dokumen Gereja

D V : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

Wahyu Ilahi, 18 Nopember 1965

AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Kerasulan Awam, 7 Desember 1965/ 18 Nopember 1965

LG : Lumen Gentium. Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II

tentang Gereja, 21 Nopember 1964

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xvii

UR Unitatis Redintegratio, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Ekumenisme, 21 Nopember 1964

GS : Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II

tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965

EN : Evangelii Nuntiandi, Anjuran Apostolik Paus Paulus VI

Pasca-Sinode, 18 Desember 1975

CT : Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II

kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang

katekese masa kini, 16 Oktober 1979

AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan

Misioner Gereja, 7 Desember 1965

CD : Christus Dominus, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Tugas

Pastoral Para Uskup dalam Gereja, 28 Oktober 1965

IM : Inter Mirifika, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Upaya-Upaya

Komunikasi Sosial, 4 Desember 1963

GE : Gravissium educationis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Pendidikan, 28 Oktober 1965

NA : Nostra Aetate, Pernyataan Konsili Vatikan II tentang Hubungan

Gereja dengan Agama-agama bukan Kristen, 28 Oktober 1965

PP : Populorum Progressio, Ensiklik Paus Paulus VI tentang

Perkembangan Bangsa-Bangsa, 26 Maret 1967

PT : Pacem in Terris, Ensiklik Paus Yohanes XXIII tentang

Perdamaian Dunia, 11 April 1963

RM Redemptoris Missio, Ensiklik Yohanes Paulus II tentang

Misioner Gereja, 7 Desember 1990

E G : Evangelii Gaudium, Seruan Apostolik Paus Fransiskus, 24

Nopember 2013

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan

oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983

KGK : Katekismus Gereja Katolik, uraian tentang ajaran iman dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

xviii

moral Gereja Katolik, 11 Oktober 1992

C. Singkatan Umum

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

Kan : Kanon

KBG : Kelompok Basis Gerejawi

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

BKL : Bulan Katekes Liturgi

APP : Aksi Puasa Pembangunan

PIUD : Pembinaan Iman Usia Dini

PIA : Pembinaan Iman Anak

PIR : Pembinaan Iman Remaja

OMK : Orang Muda Katolik

PIUL : Pembinaan Iman Usia Lanjut

EKM : Ekaristi Kaum Muda

AYD : Asian Youth Day

PPA : Putra-putri Altar

UUD : Undang-Undang Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang muda adalah harapan keluarga, Gereja, nusa, dan bangsa. Orang

muda merupakan penggerak suatu perubahan yang lebih baik, menjadi pemberi

harapan dan pembangun perdamaian bagi masyarakat maupun Gereja. Dengan

potensi yang dimiliki orang muda dapat menjadi pelaku perubahan dalam

masyarakat dan pelaku pembaruan bagi Gereja (Komisi Kepemudaan KWI,

2014:70). Ciri khas yang pantas dimiliki OMK adalah katolisitas yaitu sikap iman

sebagai pengikut Kristus yang mampu menyadari sebagai orang yang

diselamatkan dan sekaligus menjadi saluran keselamatan bagi sesama, dengan itu

orang muda memperjuangkannya sebagai bentuk penghayatan dalam hidup

sehari-hari (Aris Purnomo, 2015:31).

Saat ini peran aktif orang muda dalam Gereja semakin sulit ditemukan,

akibat perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern. Gereja

kehilangan generasi yang bisa diandalkan guna merancang kegiatan yang lebih

semangat, dan menghidupkan Gereja. Romo Heru sebagai pastor paroki melihat

dan menyadari bahwa pola pikir dan cara pandang orang muda mengalami

perubahan seiring perkembangan zaman. Orang muda beranggapan Gereja

parokinya tidak dapat memenuhi gejolak dan harapannya, karena itu mereka

mencari Gereja lain untuk dapat memenuhi kesenangan, mimpi dan harapannya,

atau karena sudah terbiasa pergi ke Gereja itu sehingga lebih nyaman di Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

2

lain daripada di Gereja parokinya sendiri. Diakui bahwa adanya kesenjangan

antara orang dewasa dan orang muda. Perbedaan pola pikir dan cara pandang

membuat orang muda sulit menerima kenyataan di parokinya. Demikian

sebaliknya, orang dewasa menuntut orang muda ikut kegiatan-kegiatan

kerohanian yang diadakan orang dewasa, padahal bagi orang muda, kegiatan

orang dewasa adalah sesuatu yang membosankan, sehingga orang muda tidak

pernah terlihat pada kegiatan-kegiatan yang diadakan baik di Paroki khususnya di

lingkungan seperti misalnya misa kudus dan pendalaman iman.

Billy ketua OMK juga mengalami kenyataan ini, orang muda sekarang ini

cenderung hidup pada dunianya sendiri, mereka kurang melibatkan diri pada

kegiatan bersama orang lain khususnya pada kegiatan Gereja, nampak bahwa dari

±200 orang muda yang ada di Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta. Namun,

yang hadir pada kesempatan kegiatan yang diselenggarakan orang muda Katolik

hanya sedikit. Padatnya kegiatan orang muda di sekolah, kampus maupun di

tempat kerja membuat sulit untuk berkumpul. Situasi orang muda sekarang ini

memang sangat kompleks akan dunia yang semakin sekuler, sikap tak mau tahu,

individualisme, sikap yang selalu mencari keuntungan bagi dirinya semata, kurang

rela berkorban dan budaya instan.

Melihat kenyataan ini, tentu tidak sepenuhnya orang dewasa menyalahkan

orang muda yang tidak mau terlibat dalam kehidupan menggereja sebab orang

muda sekarang termasuk generasi Y yang lahir tahun 1981-1994 yang dikenal

dengan generasi millennium di mana mereka hidup dalam budaya instan dan

sering menggunakan media teknologi. Mereka sangat fanatik dalam menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

3

media sosial dalam kehidupannya sehingga sangat terpengaruh dengan

perkembangan teknologi, itulah sebabnya mereka semakin acuh tak acuh.

Meskipun generasi ini acuh tetapi mereka lebih terbuka dengan pandangan politik

dan ekonomi, sehingga mereka sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan

yang terjadi disekelilingnya (https://www.femina.co.id/article/ciri-khas-gen-y-

diakses 18 Maret 2017).

Dengan keberadaan orang muda zaman ini, tentu tidaklah mengherankan

kalau orang muda ingin sesuatu yang baru. Mereka ingin perubahan seperti situasi

pada zamannya. Salah satu bentuk penolakan dan keinginan akan pembaruan yang

dilakukan orang muda yaitu memilih mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian di

Gereja lain, bahkan menikahpun demikian. Perubahan pada pola pikir misalnya,

banyak diantara orang muda memandang Gereja hanya sebagai bangunan yang

tak berarti, mereka bahkan mengabaikan kesakralan Gerejanya sendiri, mudah

tergiur dengan hal-hal duniawi dan menempatkan kebutuhan jasmani paling tinggi

dibanding kebutuhan rohani. Terbukti bahwa sering dijumpai mental orang muda

yang dengan mudah mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang negatif,

misalnya mereka lebih memilih ke mal dan menghabiskan waktu bahkan uang di

banding ke Gereja (Septi Widhiyudana, 2017: 29).

Sekitar awal bulan Maret lalu, seorang Romo paroki Santo Yusup Bintaran

mengatakan; orang muda kurang menggeliat, selama ini orang muda hilang dari

pergulatan dan perjuangan Gereja, mereka terkadang hanya sebagai penonton dan

tidak melakukan apa-apa. Sulit diajak berkumpul apalagi melakukan kegiatan

untuk kemajuan Gereja. Sikap orang muda yang demikian tentu tidak punya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

4

alasan, diamati bahwa ternyata pendampingan, kepercayaan dan dukungan dari

Gereja serta keteladanan orang tua dirasa kurang, akibatnya orang muda kurang

memahami peran dan tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja. Penyebab lain

orang muda kurang terlibat adalah lemahnya pendidikan nilai kehidupan dan

keteladanan yang diberikan dalam keluarga sebagai wadah orang muda pertama

sekali mendapatkan pendidikan iman. Salah satu teladan orang tua yang ditiru

orang muda adalah misa kudus di Gereja lain sehingga membuat orang muda

tidak merasa bertanggung jawab dan peduli pada Gerejanya sendiri.

Gereja tentu merindukan sosok orang muda yang mau merelakan dirinya

untuk berperan aktif dengan terlibat dalam karya-karya Gereja. Sebagai orang

muda Katolik diharapkan mereka lebih peduli untuk perkembangan dan kemajuan

Gereja sesuai semangat muda yang dimilikinya serta mengarahkan seluruh talenta

yang dikaruniakan Allah kepadanya untuk menyalurkan rahmat pada sesama dan

melakukan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan Gerejanya. Orang muda tidak

boleh tinggal diam begitu saja, tetapi mereka dituntut menjaga dan melestarikan

Gereja agar berkembang sesuai zamannya.

Gereja tidak mau kehilangan orang muda sebagai generasi penerus, maka

sebagai bentuk perhatian Gereja terhadap orang muda beberapa kali telah

diadakan pertemuan orang muda Katolik se-dunia yang baru-baru ini di

selenggarakan di Polandia. Pada pertemuan itu Paus Fransiskus mengajak orang

muda Katolik keluar dari zona nyaman dan mulai memasuki dunia pergaulan

hidup yang lebih luas dengan menciptakan jejak yang dapat menghadirkan Kabar

Gembira. Paus meminta orang-orang muda, untuk menciptakan jejak dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

5

menjadi murid-murid Yesus pada zaman sekarang tanpa rasa takut mendorong

perubahan setiap hati orang muda untuk sanggup menanggapi mimpi Allah pada

sesama (http://www.kompasiana.com/gordi/pesan-paus-fransiskus-di-hari-orang-

muda-katolik-sedunia-2016-di-krakow-polandia-, diakses 18 Maret 2017).

Gereja juga menaruh perhatian terhadap orang muda dengan memberikan

dukungan sekaligus ajakan kepada orang dewasa agar membantu orang muda

dalam menghadapi beban-beban baru di zaman ini mengingat orang muda dituntut

adanya kegiatan merasul sebagaimana dinyatakan dalam Konsili (AA 12). Pada

persiapan Yubileum Agung Tahun 2000 Paus Yohanes Paulus II dalam suratnya

kepada kaum muda, berpesan bahwa Gereja tidak melihat orang muda hanya

sebagai sekelompok orang dari sebuah tahapan usia tertentu sekaligus agar orang

muda mencintai Gereja, menerima keterbatasannya, dan berpartisipasi aktif di

dalamnya (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:48)

Maka, untuk membantu orang muda mengemban tugas sebagai generasi

penerus, Gereja sudah melakukan pembinaan melalui berbagai paguyuban seperti:

Mudika (Muda-mudi Katolik) bagi kaum muda Katolik, lewat PMKRI (Persatuan

Mahasiswa Katolik) atau KMK (Kelompok Mahasiswa Katolik) bagi para

mahasiswa. Baru-baru ini juga telah dirancang suatu kegiatan yang diberi nama

KGM (Katekis Generasi Muda) yang sudah terealisasi di Keuskupan Medan,

lewat kegiatan ini diharapkan dapat menggerakkan, mendampingi, dan

menganimasi orang muda agar lebih mengenal ajaran Gereja Katolik dengan

harapan dapat terlibat aktif dalam kegiatan Gereja (Wuarmanuk, 2017:24).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

6

Walaupun situasi orang muda seperti yang diuraikan di atas namun

beberapa Orang Muda Katolik juga ada yang terlibat menjadi lektor, dan organis

pada perayaan Ekaristi di Gereja yang merupakan bentuk penghayatan hidup

menggerejanya. Dengan menjadi lektor dan organis, orang muda telah

memberikan pelayanan (diakonia) pada saat perayaan ekaristi, juga memberikan

pewartaan (kerygma) sebagai wujud dari penghayatan hidup menggereja.

Gereja sangat berharap agar orang muda terlibat dalam karya-karya

Gereja. Pada kesempatan rekoleksi orang muda, Romo Constantinus Eko Wahyu

Djoko mengatakan; orang muda tidak perlu menunggu mapan untuk bisa

melayani, karena pelayanan bisa dilakukan kapan, dan di mana saja yang penting

dibutuhkan kerendahan hati dan mau meluangkan waktu serta tenaga (potensi)

untuk Tuhan, sehingga tidak ada alasan untuk tidak terlibat dalam hidup

menggereja. Hidup matinya Gereja Katolik tergantung pada orang muda, karena

mereka adalah “jantung hati Gereja” dan “harapan Gereja” (Nugroho

Budisantoso, 2016: 42-43).

Disadari bahwa sebagai Orang Muda Katolik, mereka kurang aktif dalam

tugas-tugas Gereja sebagai bentuk penghayatan dalam hidup menggerejanya

padahal mereka punya talenta, potensi, dan kreativitas. Untuk itulah penulis ingin

membantu Pastor Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta, untuk menggali

bagaimana Orang Muda Katolik menghayati hidup menggerejanya. Penulis

mengangkat judul skripsi:

“DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA

KATOLIK PAROKI SANTO YUSUP BINTARAN, YOGYAKARTA”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan

permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan orang muda tentang Gereja?

2. Bagaimana pandangan Gereja terhadap orang muda?

3. Bagaimana pandangan orang muda tentang hidup menggereja?

4. Bagaimana Gereja memberikan perhatian pada orang muda Katolik sebagai

generasi Gereja?

5. Bagaimana orang muda Katolik mewujudkan keterlibatannya sebagai anggota

Gereja di Paroki dan di lingkungannya?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari bias dalam pembahasan hasil penelitian ini, maka

ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada deskripsi penghayatan hidup menggereja

Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta. Dengan

demikian, pembahasan ini lebih fokus pada obyek dan permasalahan yang diteliti.

D. Rumusan Masalah

Dari beberapa masalah yang di identifikasikan di atas, maka rumusan

masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta

menghayati hidup menggereja?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

8

E. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:

Menggali penghayatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Santo

Yusup Bintaran, Yogyakarta.

F. Manfaat Penulisan

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

Menjadi sarana guna membantu orang muda agar dapat lebih memahami

tugas-tugas Gereja sehingga dapat memberikan diri dalam pelayanan

sebagai bentuk penghayatan hidup menggereja.

b. Bagi Paroki dan Gereja Pada Umumnya

Sebagai refleksi yang berguna dalam pengembangan program

pendampingan terhadap orang muda Katolik dengan harapan agar orang

muda Katolik memiliki semangat untuk ambil bagian dalam tugas-tugas

Gereja sebagai wujud penghayatan hidup menggereja.

c. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penghayatan hidup

menggereja orang muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran,

Yogyakarta, tentunya sangat bermanfaat kelak dalam memberikan

pendampingan bagi orang muda di tempat perutusan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

9

2. Manfaat Teoretis

Tulisan ini diharapkan memberi sumbangan gagasan tentang gambaran

yang lebih ilmiah tentang orang muda bagi lembaga pendidikan, Gereja, dan

masyarakat.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dalam penulisan ini, maka dibuat kerangka

atau sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN : Berisi latar belakang penulisan, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA: Berisi uraian tentang hidup menggereja di

dalamnya dijelaskan pengertian Gereja, sejarah perkembangan hidup menggereja,

dan dinamika hidup menggereja. Kemudian menguraikan tentang orang muda

yang di dalamnya dipaparkan tentang pengertian orang muda dan dinamika hidup

orang muda zaman sekarang mencakup di dalamnya siapa orang muda zaman

sekarang, karakteristi orang muda, harapan Gereja terhadap OMK, dan perhatian

Gereja terhadap OMK.

BAB III METODE PENELITIAN: Berisi gambaran tentang metode penelitian

yang digunakan mencakup: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

penentuan reponden, pertanyaan penelitian, tehnik pengumpulan data,instrument

penelitian, tehnik keabsahan data, dan tehnik analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: Berisi hasil penelitian

yang di dalamnya mencakup profil responden, hasil wawancara, dan hasil

penelitian berupa kata perkata dari hasil wawancara dengan responden dan hasil

observasi serta dokumentasi yang berkaitan dengan deskripsi penghayatan hidup

menggereja Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

Kemudian hasil penelitian tersebut dikelompokkan ke tema-tema yang sama untuk

memudahkan penulis dalam membahasnya. Hasil penelitian tersebut menjadi

acuan bagi penulis dalam menganalisis deskripsi penghayatan hidup menggereja

orang muda Katolik di Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta di tengah

perkembangan zaman yang semakin modern. Pada akhir bagian ini penulis

menyertakan usulan kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan semangat

Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja. Melalui kegiatan ini diharapkan

Orang Muda Katolik semakin sadar akan tanggungjawabnya sebagai anggota

Gereja sekaligus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari Gereja bahkan

Gereja itu sendiri.

BAB V PENUTUP: Berisi kesimpulan atas hasil pembahasan penulisan. Selain

itu, penulis juga memberi saran atau rekomendasi kepada Pastor Paroki, dewan

paroki, pengurus lingkungan dan keluarga-keluarga Katolik agar menindaklanjuti

penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Iman Katolik sejati sesungguhnya adalah iman yang berdasarkan pada

Kitab Suci dan Tradisi Gereja yang telah dihidupi oleh Jemaat Perdana sejak

dahulu. Jemaat Perdana telah mewarisi iman akan Yesus Kristus dengan bertekun

dalam pengajaran dan dalam persekutuan (Kis 2: 41-47). Mereka selalu

berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Mereka bersekutu dan saling

berbagi. Inilah bagian dari iman orang Kristen sampai saat ini. Dengan beriman

berarti manusia menyerahkan dirinya kepada Allah (DV 5). Penyerahan diri ini

mengandung konsekuensi nyata bahwa manusia terlibat penuh dalam segala aspek

hidup demi tercapai tujuan hidupnya. Orang beriman tidak cukup pergi ke gereja,

iman perlu diwujudkan lewat perbuatan-perbuatan baik, sebab iman tanpa

perbuatan pada hakekatnya mati (Yak 2: 14-26).

Kemajuan zaman yang semakin pesat dapat membuat iman Kristen

semakin pudar, banyak dijumpai orang dewasa kurang menghayati imannya

sebagaimana telah dilakukan oleh Jemaat Perdana, terlebih orang muda. Iman

orang muda terkadang mudah terombang-ambing karena banyaknya tawaran

dunia yang membuatnya pada suatu pilihan yang sulit, antara memilih ajaran

Gereja atau kenikmatan dunia. Perkembangan arus informasi juga telah

membentuk kecenderungan sosial kaum muda, seperti yang terjadi pada generasi

Y yang lahir tahun 1981-1994 (https://dosen.perbanas.id/teori-generasi/, diakses

7 April 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

12

Selanjutnya penulis akan menguraikan pengertian orang muda pada

umumnya, dinamika Orang Muda zaman sekarang, harapan Gereja terhadap

OMK, dan upaya yang dilakukan Gereja sebagai bentuk perhatiannya pada OMK.

A. Hidup Menggereja

1. Pengertian Gereja

Asal Usul dan arti kata Gereja. Kata “Gereja” berasal dari kata igreja yang

dibawa ke Indonesia oleh para misionaris Portugis. Kata tersebut adalah ejaan

Portugis untuk kata Latin ecclesia, yang ternyata berasal dari bahasa Yunani,

ekklesia. Kata Yunani itu berarti „kumpulan‟ atau „pertemuan‟, „rapat‟. Namun

Gereja atau ekklesia bukan sembarang kumpulan, melainkan kelompok orang

yang sangat khusus. Untuk menonjolkan kekhususan, dipakai kata ekklesia.

Kadang-kadang dipakai kata “jemaat” atau “umat”. Namun pemakaian kata

jemaat dirasa sangat istimewa, sehingga lebih baik menggunakan kata “Gereja”,

yakni ekklesia. Kata Yunani itu berasal dari kata yang berarti „memanggil‟. Gereja

adalah umat yang dipanggil Tuhan. Itulah arti sesungguhnya kata “Gereja” (Iman

Katolik, 1996: 332).

Kitab Suci dan Ajaran Gereja mendefinisikan “Gereja” bukanlah semacam

batasan atau definisi. Ekklesia adalah kata yang biasa pada zaman para rasul. Dari

cara memakainya nampak bagaimana Jemaat Perdana memahami diri dan

merumuskan karya keselamatan Tuhan diantara mereka kadang-kadang dikatakan

jemaat Allah (1Kor 10:32). Dalam suratnya Paulus mengatakan jemaat berkumpul

untuk merayakan ekaristi (1Kor 11:17-22). Mereka menjadi “jemaat” atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

13

“Gereja” karena imannya akan Yesus Kristus, kususnya akan wafat dan

kebangkitan-Nya. Gereja adalah “jemaat yang dikuduskan dalam Kristus Yesus”

(1Kor 1:2) dengan demikian ada tiga nama yang dipakai untuk Gereja dalam

Perjanjian Baru: “Umat Allah”, “Tubuh Kristus”, dan “bait Roh Kudus” ketiganya

saling berkaitan (Iman Katolik, 1996:333).

Dokumen Konsili Vatikan II menggambarkan Gereja bukan sebagai suatu

institusi duniawi melainkan sebagai suatu persekutuan ataupun paguyuban umat

beriman yang menerima dan meneruskan cahaya Kristus yang diwujudkan dalam

perbuatan yang baik dan berguna bagi sesama. Gereja disebut sebagai sakramen

yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan dalam kesatuan dengan

seluruh umat manusia dihantar kepada segala kebenaran, dipersatukan dalam

persekutuan serta pelayanan, dilengkapi dan dibimbing dengan aneka karunia

hierarkis dan karismatis serta disemarakkan dengan buah-buah-Nya. Seluruh

Gereja tampak sebagai “umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan

Putera dan Roh Kudus” (LG 4).

Rukiyanto, B.A. (2009: 35-36) menambahkan dalam tulisannya Hidup

Menggereja dalam Millennium Ketiga mengatakan bahwa menurut Konsili

Vatikan II, Gereja bukan lagi dilihat sebagai institusi hirarkis, sebagaimana

ditekankan sebelumnya, melainkan pertama-tama dipahami sebagai misteri. Kata

“misteri” tidak menunjuk pada sesuatu yang tidak dapat dimengerti atau yang

tersembunyi, tetapi menunjuk pada realitas Ilahi yang transenden dan

menyelamatkan yang diwahyukan kepada manusia. Melalui Gereja, Allah

memanggil manusia untuk ambil bagian di dalam kehidupan Allah Tritunggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

14

Dengan demikian, Gereja merupakan perwujudan karya keselamatan Allah.

Gereja merupakan sakramen yang kelihatan dari karya keselamatan Allah,

kesatuan antar umat manusia dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia

sekaligus sarana untuk mencapai kesatuan itu (LG 1).

Kitab Hukum Kanonik memberi arti Gereja sebagai:

“Kaum beriman Kristiani ialah mereka yang, karena melalui baptis

diinkorporasi pada Kristus, dibentuk menjadi umat Allah dan karena itu

dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian

dan rajawi Kristus, dan sesuai dengan kedudukan masing-masing,

dipanggil untuk menjalankan perutusan yang dipercayakan Allah kepada

Gereja untuk dilaksanakan di dunia”(KHK Kan 204).

KGK 777 merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-orang yang

digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk

membentuk umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus, menjadi

Tubuh Kristus”. Himpunan umat Allah ini diwujudkan (secara lokal) dalam hidup

berparoki. Di dalam Paroki inilah himpunan umat Allah mengambil bagian dan

terlibat dalam mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma),

menghidupkan peribadatan yang menguduskan (liturgia), membangun

persekutuan (koinonia), memajukan karya cintakasih/pelayanan (diakonia)

sebagai murid-murid Tuhan. Paulus dalam suratnya menegaskan bahwa Gereja

yang dimaksudkan bukanlah gedungnya tetapi kumpulan orang-orang yang

percaya. Gereja juga disebut tubuh Kristus, “Dan segala sesuatu telah diletakkan-

Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai

Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan

Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Ef 1: 22-23). Karena Kristus

adalah kepala maka semua umat beriman adalah anggota tubuh-Nya. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

15

demikian orang Kristen diharapkan dapat bekerjasama dengan Allah mewujudkan

Kerajaan Allah ditengah dunia lewat hidup menggereja. Jemaat Perdana telah

lebih dahulu melakukan ini sebagai bagian dari tubuh Kristus mengemban tugas

dari Allah lewat empat tugas Gereja yakni dengan bertekun dalam pengajaran

rasul-rasul (kerygma) , selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa

(liturgia). Semua orang yang telah percaya tetap bersatu (koinonia), dan menjual

harta miliknya, lalu membagi-bagikannya (diakonia) kepada semua orang sesuai

dengan keperluan masing-masing.

Menurut Tom Jacobs (1979: 14), Gereja adalah tempat dimana dorongan

rahmat diyakinkan, bahwa orang sungguh-sungguh sadar akan karya keselamatan,

sehingga dengan kesadaran itu seseorang dapat mengenal Kristus. Bila iman

sudah ada dorongan rahmat akan dimulai. Gereja menurut Tom Jacobs adalah

umat yang percaya kepada Kristus.

Dalam LG 14 juga dikatakan bahwa orang yang memiliki Roh Kristus

menerima baik seluruh organisasi serta segala upaya keselamatan yang diberikan

kepadanya sehingga dia tergabung sepenuhnya dalam masyarakat Gereja. Gereja

adalah himpunan umat orang yang percaya akan Kristus. Paulus dan Yohanes

mengatakan bahwa Gereja adalah “communion” dari mereka yang percaya akan

karya keselamatan Allah dalam Kristus. Kesatuan yang dikerjakan Allah dalam

diri Kristus bertujuan untuk mempersatukan umat manusia dengan Allah dan antar

umat sendiri oleh karena iman, karena iman itu pula seluruh umat beriman

mengambil bagian dalam hubungan Kristus dengan Bapa. Persatuan tidak hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

16

diantara Gereja itu sendiri, tetapi kesatuan Gereja sekaligus menjadi sakramen

kesatuan dunia, sebab dalam Gereja sudah terungkap dan terwujud iman dunia.

Gereja bukan hanya sebuah institusi hirarkis, tetapi umat Allah yang

merasakan dan mengalami rahmat Allah. Menjadi Gereja berarti menjadi umat

Allah, sesuai dengan rencana besar dari cinta kebapaan Allah. Gereja harus

menjadi ruang kemurahan hati yang secara bebas dianugerahkan, di mana setiap

orang dapat merasa diterima, dicintai, dimaafkan, dan didorong untuk menghidupi

Injil.

2. Sejarah Perkembangan Hidup Menggereja

Kehidupan umat kristiani sesudah Yesus naik ke surga, merupakan buah

didikan Yesus selama aktif di tengah masyarakat sebelum wafat. Kehidupan

menggereja Jemaat Perdana telah mengungkapkan tugas Gereja, yang dikisahkan

dalam Kitab Suci berikut:

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan

pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka

bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.

Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka

ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak

mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap

bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-

bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari

dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing

secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus

hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap

hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan

(Kis 2:41-47).

Ibadah yang dilakukan Jemaat Perdana sungguh-sungguh, bertekun di

dalam pengajaran para rasul, mengadakan perjamuan kudus, dan berdoa kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

17

Tuhan. Dengan cara ini Jemaat Perdana terus menambah pengetahuan akan Allah

dan mendapatkan kekuatan agar bertahan dalam penganiayaan. Dalam Kitab Suci

dicatat bahwa mereka terus-menerus memberitakan Injil kepada orang lain,

meskipun mengalami penganiayaan namun mereka bergembira karena boleh

menderita bagi Tuhan dan akhirnya jumlah mereka bertambah banyak.

Setelah Jemaat Perdana, muncul KBG dengan tujuan untuk menciptakan

cara hidup menggereja. Kehadiran KBG tidak sepenuhnya diterima baik oleh

kalangan pemerintahan maupun hierarki Gereja karena kelompok ini melakukan

cara hidup menggerejanya sangat ekstrim. Berkat Konsili Vatikan II KBG mulai

merefleksikan kembali jati dirinya dalam semangat eklesiologi Gereja Communio.

Lambat laun, KBG bukan lagi menjadi gerakan perlawanan atau suatu gerakan

ideologis tertentu, KBG bertumbuh menjadi sebuah “cara hidup menggereja yang

baru”. Paus Paulus VI mengakui keberadaan KBG yang dibangun oleh Gereja

sebagai ungkapan keinginan mewujudkan dan menghayati hidup Gereja yang

lebih intensif yakni dengan mendengarkan sabda, menerima sakramen-sakramen,

hidup dalam persaudaraan kasih, saling menolong terutama mereka yang miskin,

yang tertindas, dan yang hidup dalam ketidakadilan (Bernard. S. Balun, 2012:

71).

Paus Yohanes Paulus II juga mendiskripsikan kelompok KBG yaitu

Sekelompok orang kristiani pada tingkat keluarga/lingkungan terbatas; dalam

komunitas anggota berkumpul bersama untuk berdoa, membaca Kitab Suci,

mengadakan katekese dan masalah-masalah manusiawi gerejawi. Tujuannya

untuk melihat komitmen bersama dalam komunitas, yang mana setiap anggota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

18

mengalami kebersamaan dan ambil bagian secara aktif dalam tugas bersama.

Komunitas menjadi sumber munculnya pelayanan baru, komunitas menjadi sarana

pembinaan dan pewartaan evangelisasi (RM 51).

Paul Suparno SJ (2007: 33) dalam bukunya Saat Jubah Bikin Gerah

menjelaskan bahwa kehidupan menggereja mengalami perubahan besar pada

zaman ini yang ditandai dengan pesatnya jumlah umat beriman aktif dalam

kehidupan menggereja. Partisipasi umat dalam hidup menggereja dan juga dalam

perutusan Gereja. Banyak umat rela bekerja dan berkarya bagi perkembangan

kerajaan Allah dan bersedia dikirim menjadi misi.

Hidup menggereja ini dihidupi oleh keluarga kristen. Persekutuan Gereja

melakukan tugasnya sebagai pewarta (kerygma), liturgi (liturgia), persekutuan

(koinonia), dan pelayanan (diakonia) secara konkrit dihidupi dan diaktualisasikan

lewat hidup menggereja (LG 25-27).

3. Dinamika Hidup Menggereja

Dalam sejarah Gereja dapat dilihat adanya perubahan pemahaman tentang

diri dan misinya. Perubahan pemahaman Gereja tentang dirinya secara

konsekwensi membawa perubahan pada pemahaman tentang misi dan sikap

Gereja terhadap dunia dan agama-agama lain. Kisah hidup Jemaat Perdana dalam

Kis 2: 41-47, di sana dapat dilihat kehidupan komunitas beriman yang ditandai

dengan kerukunan dalam persekutuan, berdoa bersama, saling memperhatikan,

adanya solidaritas, kepemilikan bersama, hubungan yang penuh kasih

persaudaraan diantara anggota. Maka jelaslah bahwa di sana dapat ditemukan

corak hidup menggereja yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan menggereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

19

seperti pewartaan (kerygma), liturgi (liturgia), persekutuan (koinonia), dan

pelayanan (diakonia).

Gereja sebagai umat Allah berkat sakramen baptis yang diterima

menyadari diri akan tanggungjawabnya menunaikan tugas dan panggilannya

dalam pelayanan Gereja di dunia (LG 31). Pelayanan Gereja seperti yang

dilakukan Jemaat Perdana menjadi tolok ukur pelayanan Gereja untuk

menunaikan tugas dan kewajiban secara nyata di dunia (GS 43). Pelayanan

Gereja ini merupakan perwujudan dari Tri tugas Yesus Kristus sendiri. Pelayanan

Gereja yang dimaksudkan ialah pewartaan (kerygma), liturgi (liturgia),

persekutuan (koinonia), dan pelayanan (diakonia) (LG 25-27). Empat bidang

pelayanan Gereja akan di bahas berikut ini.

a. Bidang Pewartaan (kerygma)

“Kerygma” berarti pewartaan, mengatakan tentang Kabar Gembira bahwa

dalam diri Yesus Kristus, Allah menyelamatkan manusia. Pewartaan akan Yesus

Kristus harus dilaksanakan tanpa henti agar umat beriman dapat senantiasa

berjumpa dengan Yesus Kristus dan mengenal-Nya (Ardhisubagyo, 1987: 27).

Melalui bidang karya ini, umat beriman Kristiani diberi kepercayaan, dipanggil

dan diutus Yesus untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan Kabar Gembira

(LG 35). Yesus mengutus manusia dengan bersabda: “Pergilah, jadikanlah semua

bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh

Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan

kepadamu“ (Mat 28: 19-20). Pewartaan ini dapat dilakukan lewat berbagai cara

seperti berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

20

1) Melayani Sabda

Kabar Baik yang diwartakan dengan kesaksian hidup cepat atau lambat

haruslah diwartakan dengan Sabda Kehidupan. Hal penting dari pewartaan Sabda

Kehidupan adalah kotbah dan katekese (EN 22). Gereja melayani Sabda dapat di

lakukan lewat kotbah, evangelisasi, katekese, dan media sosial.

a) Kotbah

Gereja dalam menunaikan tugasnya sebagai pewarta dapat melakukannya

lewat kotbah/homili. Khotbah merupakan salah satu sarana pewartaan sabda Allah

dan pewartaan iman kristiani karena kotbah bertolak dari pengalaman iman dan

tidak selalu menjelaskan teks Kitab Suci. Umat beriman yang mendengar khotbah

diharapkan mengalami pertobatan. Kotbah merupakan sarana pewartaan untuk

mengenalkan Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal dan belum

beriman kepada Kristus, sehingga setelah mendengarnya mereka menjadi percaya.

Di dalam Gereja khotbah mempunyai tempat yang sentral, mewartakan

firman Tuhan di dunia. Selain pewartaan dari mimbar, umat beriman juga dapat

mewartakan lewat kesaksian (martyria) yakni lewat hidup setiap hari.

b) Evangelisasi

Evangelisasi adalah salah satu usaha untuk memperkembangkan iman

manusia karena manusia perlu berkembang dalam Kristus (EG 160). Evangelisasi

adalah rahmat dan panggilan khas Gereja, karena merupakan jati dirinya yang

paling dasar. Sebab Gereja ada untuk mewartakan Injil (EN 14). Bagi Gereja

evangelisasi berarti membawa Kabar Baik kepada segala tingkat kemanusiaan,

dan melalui pengaruhnya Injil mengubah umat manusia dari dalam dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

21

membuatnya menjadi manusia baru (EN 18). Injil harus diwartakan melalui

kesaksian hidup (EN 21).

Evangelisasi adalah tugas Gereja sebagai umat Allah. Gereja adalah

pelaku evangelisasi yakni umat Allah yang sedang bergerak maju dalam

perjalanan menuju Allah (EG 111). Gereja diutus Allah sebagai sakramen

keselamatan, “disini Gereja bekerjasama sebagai sarana rahmat ilahi yang bekerja

tanpa henti” (EG 112). Kabar gembira yang di wartakan Gereja tidak hanya

diperuntukkan kepada kelompok kristen saja melainkan kepada setiap orang (EG

113), agar semakin banyak orang mengenal Kristus, sebab keselamatan tidak

hanya diperuntukkan kepada kelompok, suku, dan bangsa tertentu, tetapi

diperuntukkan bagi semua orang sehingga, benarlah bahwa evangelisasi tidak

hanya memikirkan kelompok atau golongan tertentu namun memiliki dimensi

sosial (EG 176-179).

c) Katekese

Dalam melaksanakan tugas perutusan Gereja khususnya bidang pewartaan

dipakai istilah katekese. Katekese adalah pengajaran, pendalaman iman demi

pengembangan iman agar orang Kristen semakin dewasa dalam iman (Marinus,

1.1:4). Sejak zaman Bapa-bapa Gereja, katekese dimengerti sebagai pengajaran

sekaligus latihan bagi para calon baptis.

Paus Yohanes Paulus II menegaskan:

Katekese adalah pembinaan iman anak-anak, kaum muda, dan orang-orang

dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran

Kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis,

dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup

Kristen (CT 18).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

22

Dasar katekese adalah “penugasan Kristus kepada para rasul dan

pengganti-pengganti mereka”. Dalam Kitab Suci dikisahkan, Yesus mengutus

para rasul, Ia bersabda “pergilah”, “jadikanlah semua bangsa murid-Ku”,

“baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan “ajarlah

mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat

28:19-20). Gereja terus berusaha mewujudkan kesetiaannya kepada Allah dan

kepada manusia, yang dilaksanakan melalui katekese (DV 24).

Katekese merupakan tanggungjawab seluruh komunitas Kristiani (Komisi

Kateketik, 2000: 220-221). Sesungguhnya, inisiasi Kristen, tidak menjadi karya

para katekis dan imam semata, melainkan karya seluruh komunitas beriman (AG

14). Lewat katekese setiap orang diharapkan menghayati imannya secara

mendalam dalam situasi konkret hidupnya, maka katekese perlu dikembangkan

atas dasar wahyu dan iman. Dalam berkatekese hendaknya menggunakan bahasa

peserta agar pesan yang disampaikan lewat pewartaan mudah dihayati (CD 14).

Bentuk pengajaran dan katekese ini dapat dilakukan di Paroki dan di Sekolah.

i) Paroki

Salah satu tugas yang amat penting yang disadari berasal dari tugas

perutusan Yesus sendiri kepada para murid-Nya (Gereja) adalah

menyelenggarakan katekese (CT 1). Paroki adalah sebagai wujud yang

menghadirkan Kerajaan Allah biarpun terbatas ikut terlibat menyelenggarakan

katekese. Dalam kaitannya dengan Sakramen inisiasi, katekese adalah suatu

langkah dalam proses evangelisasi (CT 18). Semua kegiatan evangelisasi (baik

dengan perkataan dan perbuatan), mempunyai nilai-nilai katekese karena di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

23

katekese, seseorang diajarkan seluruh misteri iman secara terstruktur. Pewartaan

yang dilaksanakan di Paroki bertujuan untuk memperdalam dan mematangkan

iman umat beriman, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok sesuai

tingkat usia seperti PIA, REMAKA, OMK dan orang dewasa.

Pada tingkat usia PIA, Paroki mengusahan pendampingan iman, tanpa

mengabaikan peran orang tua. Pada dasarnya pendampingan anak adalah

tanggungjawab orang tua. Mengingat keterbatasan orang tua dalam hal waktu dan

pengetahuan, Gereja kemudian memberikan pendampingan sebagai perwujudkan

dari tugas Yesus sebagai imam, nabi dan raja. Demikian halnya dengan remaja

Katolik, orang muda dan orang dewasa. Katekese bertujuan untuk melayani

pembinaan lanjut yang diarahkan kepada komunitas Kristiani agar matang dalam

hidup batin dari cinta Allah dan saudara-saudara serta terbuka kepada dunia

sebagai komunitas missioner.

Kelompok PIA, REMAKA, OMK, dan orang dewasa bukanlah suatu

sekedar berkumpul setiap hari Minggu, tetapi di dalamnya diberikan katekese

sesuai dengan tingkat usia mereka. Materi katekese, metode dan sarana yang

dipakaipun sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, dengan maksud agar

pewartaan mudah diterima sehingga mudah pula untuk dihayati dalam hidup

hariannya sebagai umat beriman.

ii) Sekolah

Katekese sekolah merupakan karya pelayanan dalam pembinaan iman

orang katolik di sekolah-sekolah, baik di sekolah swasta maupun di sekolah

negeri. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan perlu memperhatikan pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

24

agama agar bersifat ekumenis dan memiliki kesadaran antar agama yang lebih

besar.

Lewat katekese di sekolah, hidup beriman setiap siswa yang menerima

pelajaran agama di sekolah harus mengalami perubahan terus menerus. Belajar

agama di sekolah bagi siswa yang percaya pada Tuhan harus dapat membantu

mereka untuk memahami lebih baik pesan kristiani dalam hubungannya dengan

keprihatinan umum pada segala agama dan manusia. Sedangkan bagi siswa yang

sedang mencari atau ragu-ragu akan imannya dapat menemukan dalam pelajaran

agama kemungkinan menemukan arti iman yang tepat kepada Yesus Kristus

(Komisi Kateketik, 2000: 74-75).

d) Media Komunikasi

Dewasa ini media komunikasi mempunyai tempat yang istimewa dalam

karya pewartaan. Konsili Vatikan II mengajak umat beriman memanfaatkan

sarana komunikasi modern untuk karya pewartaan, penggembalaan Gereja dan

pendidikan Kristen (IM 13). Dalam ensiklik Communio et Progressio 128, Paus

Paulus VI menegaskan bahwa media modern telah menawarkan cara-cara baru

untuk menghadapkan manusia dengan pesan Injil. Paus mendukung pemanfaatan

media massa sebagai sarana berkatekese. Paus menegaskan bahwa "Gereja

belumlah cukup untuk menggunakan media sekedar untuk menyebarkan pesan

Injil dan ajaran otentik Gereja. Namun juga perlu mengintegrasikan pesan Injil ke

dalam kebudayaan baru yang diciptakan oleh komunikasi modern” (RM 37).

Paus Benediktus XVI pada hari komunikasi ke 44 bertepatan tahun Imam,

mengangkat tema imam dan pelayanan pastoral di dunia digital sebagai media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

25

baru demi pelayanan sabda. Pada zaman ini penggunaan teknologi komunikasi

sangat perlu, khususnya untuk menjawab secara tepat tantangan yang dihadapi

orang muda di tengah dunia. Para imam selaku pewarta sabda Allah, diharapkan

dapat menjadi saksi setia terhadap Injil dalam dunia komunikasi digital dengan

menunaikan perannya sebagai pemimpin komunitas yang menampilkan 'suara

berbeda' dalam pasaraya digital. Maka para imam, ditantang untuk mewartakan

Injil dengan menggunakan teknologi audiovisual yang paling mutakhir seperti

gambar, video, animasi, blog dan website, sehingga dapat membuka wawasan

baru dan luas demi dialog, evangelisasi, dan katekese”. Melalui sarana multimedia

pewartaan bisa ditujukan kepada semua umat Katolik, sehingga umat bisa tetap

berkontak satu sama lain, saling menguatkan, dan memperluas pengalaman iman

(http://www.mirifica.net/2010/03/17/pesan-bapa-suci-pada-hari-komunikasi-ke-

44/, diakses 7 April 2017).

Kaum beriman awam yang berkompeten dalam bidang komunikasi sosial

diharapkan dapat menyumbangkan potensi membantu bidang pewartaan. Gereja

mengakui peran dan keterlibatan umat beriman awam dalam pewartaan (LG 37).

Mereka yang terlibat dalam karya bidang komsos dapat menolong sesama agar

lewat dunia digital mereka juga turut merasakan kehadiran Tuhan, menumbuhkan

kerinduan dan harapan serta mendekatkan diri pada Sabda Allah yang

menganugerahkan keselamatan dan membangun manusia secara utuh.

Lewat media komunikasi umat beriman dapat terhubung dengan orang-

orang di dalam keluarga, sekolah, pergaulan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-

harinya, sebagai kesempatan baik untuk menaburkan benih Injil, yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

26

dilakukan melalui: Telpon, BBM, SMS, E-mail, Facebook, Twitter, Website atau

Blog.

Pada hakekatnya pewartaan Injil dilakukan oleh semua umat lewat hidup

yang total (EG 111). Berkat baptisan yang diterima, semua orang Kristen menjadi

"murid missioner" (EG 120). Pewartaan adalah tugas dan panggilan setiap orang

yang percaya kepada Kristus. Secara khusus tugas ini dipercayakan kepada

mereka yang termasuk golongan imam atau biarawan-biarawati yang dengan

status hidup, mereka memberi kesaksian tentang kebenaran Injil. Lebih khusus

lagi “barisan para katekis, baik pria maupun wanita, yang dijiwai semangat

merasul dan dengan banyak jerih payah memberi bantuan istimewa yang sungguh

perlu demi penyebarluasan iman Gereja” (AG 17). Tugas pewartaan ini tidak

hanya lewat pewartaan verbal namun terlebih pewartaan melalui kesaksian hidup

yang diwujudkan melalui kegiatan rohani dan pendalaman iman di Paroki dan di

lingkungan sehingga dapat mendorong dan memotivasi orang lain untuk terlibat.

Ajaran tentang Kristus harus dikenalkan agar diterima oleh seluruh

manusia di dunia. Lewat majalah, program-program televisi dan situs-situs

internet yang bersifat kerohanian dapat dipakai sebagai sarana pewartaan agar

orang dapat mengaksesnya dengan mudah.

2) Melayani Sakramen

Sakramen adalah tanda rahmat/keselamatan yang kelihatan, untuk

menghadirkan rahmat yang tidak kelihatan. Sebagai tanda, sakramen juga

dimaksudkan untuk mendidik. Sakramen tidak hanya mengandaikan iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

27

melainkan juga memupuk, meneguhkan dan mengungkapkannya dengan kata-kata

dan benda (SC 59).

Misteri penyelamatan Tuhan, dihadirkan oleh Gereja lewat perayaan-

perayaan sakramen. Dalam Gereja Katolik ditetapkan tujuh sakramen. Setiap

perayaan sakramen selalu menghadirkan Tuhan.

b. Bidang Liturgi (liturgia)

Kata “liturgi” pada mulanya berarti "karya publik", "pelayanan dari rakyat

dan untuk rakyat". Dalam tradisi Kristen, kata itu berarti bahwa Umat Allah

mengambil bagian dalam "karya Allah". Melalui liturgi, Kristus Penebus dan

Imam Agung kita, melanjutkan karya penebusan-Nya di dalam Gereja-Nya,

bersama dia dan oleh dia (KGK 1069). Dalam Perjanjian Baru kata liturgi tidak

hanya berarti "perayaan ibadat", tetapi juga pewartaan Injil dan cinta kasih yang

melayani.

Liturgi sering dipandang sebagai pelaksana tugas imamat Yesus Kristus;

sebab lewat liturgi manusia dikuduskan yang dilambangkan dengan tanda-tanda

lahir serta dilaksanakan dengan cara yang khas bagi masing-masing. Dalam liturgi

dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Yesus Kristus,

yakni kepala beserta para anggota-Nya. “Oleh karena itu setiap perayaan liturgis,

sebagai karya Kristus Sang Imam serta Tubuh-Nya yakni Gereja, merupakan

kegiatan suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan Gereja lainnya yang

menandingi daya dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkatan yang

sama" (SC 7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

28

Sebagai karya Kristus, liturgi merupakan tindakan Gereja. Liturgi

melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan

manusia melalui Kristus. Ia mendorong umat beriman ke dalam persekutuan

hidup baru. Mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian dalam liturgi

kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11). Lewat liturgi nampak

keikutsertaan dalam doa yang disampaikan Kristus kepada Bapa dalam Roh

Kudus. Di dalamnya segala doa Kristen menemukan sumber dan penyelesaiannya

(KGK 1073).

Umat beriman, dipanggil ikut serta dalam perjamuan suci perayaan liturgi.

Dengan merayakan liturgi umat beriman dapat membantu umat beriman lain

menghayati iman untuk mengungkapkan misteri Kristus serta hakikat asli

pelayanan Gereja yang sejati (Suwita, 2003:1-2). Sehingga umat beriman yang

merayakan liturgi memperkuat imannya untuk mewartakan Kristus dan terpanggil

untuk mewartakannya kepada mereka yang berada di luar Gareja (Suwita,

2003:3-19). Umat beriman yang ikut terlibat dalam liturgi setelah dipuaskan

dengan sakramen-sakramen, merekapun menjadi sehati sejiwa dalam kasih pada

sesama. Liturgi adalah perayaan resmi Gereja. Liturgi Gereja dapat diwujudkan

dengan berbagai kegiatan berikut ini:

1) Ibadat Resmi Gereja

Misteri Kristus Inkarnasi dan Paska-Nya kita rayakan di dalam Ekaristi,

terutama dalam himpunan pada hari Minggu. Misteri yang sama meresapi dan

menyinari jam-jam setiap hari oleh perayaan Ibadat Harian, "ofisi ilahi". Sambil

mengikuti nasihat-nasihat apostolik, agar berdoa tanpa henti-hentinya, perayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

29

ini "disusun sedemikian rupa, sehingga seluruh kurun hari dan malam disucikan

dengan pujian kepada Allah" (SC 84). Doa Gereja merupakan doa resmi atau

“liturgi”, yang disebut “kebaktian” atau “ibadat resmi Gereja”. Doa resmi bukan

sekedar mendaraskan rumus-rumus hafalan melainkan mengarahkan hati kepada

Tuhan.

2) Perayaan Liturgi Sakramen

Sakramen-sakramen Gereja merupakan perayaan misteri keselamatan

Allah melalui Kristus dalam Roh Kudus, yang dihadirkan Gereja pada peristiwa-

peristwa dasar kehidupan konkret manusia. Tujuh sakramen sama tingkatannya

dalam liturgi resmi Gereja, namun dari tujuh sakremen, Ekaristi menjadi puncak

dan pusat dari seluruh perayaan sakramen (SC 10).

Dalam perayaan sakramen-sakramen, tindakan Gereja sebenarnya menjadi

ungkapan dan pelaksanaan dirinya sendiri. Artinya, melalui perayaan sakramen-

sakramen ditampilkan dan terlaksana yang disebut dengan Gereja (SC 2).

Perayaan sakramen-sakramen merupakan perayaan kehadiran Kristus dan misteri

penebusan-Nya pada situasi dan kondisi hidup.

3) Ibadat Harian

Konsili Vatikan II menganjurkan agar doa ofisi/ibadat didoakan oleh para

imam maupun anggota Gereja lainnya. Dengan mendoakan ibadat harian semua

yang mendoakannya terbagung dalam kesatuan doa Gereja di seluruh dunia dalam

kesatuan dengan Kristus sang kepala. Konsili mengajak semua umat ambil bagian

dalam doa resmi Gereja, terutama mereka yang tergabung dalam karya-karya

kerasulan Gereja (SC 83).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

30

Dengan mendoakan ibadat harian, Gereja tiada putusnya memuji Tuhan

dan memohonkan keselamatan seluruh dunia, dengan merayakan ekaristi, dan

juga dengan cara-cara lain (SC 83). Dengan mendoakan ibadat harian umat

beriman telah ambil bagian dalam tugas Gereja (SC 85). Sebagai anggota Gereja,

umat beriman menyadari bahwa ia tidak bisa lepas dari kepalanya yaitu Kristus

sebagaimana dikatakan, “tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:

5), karena itulah umat beriman perlu menjalin relasi dengan Tuhan lewat doa dan

memohon pertolongan untuk berbuat sesuatu.

4) Ibadat hari Minggu

Pada hari Minggu dan pada hari raya wajib lain umat beriman

berkewajiban untuk ambil bagian dalam misa. Selain itu, mereka tidak melakukan

pekerjaan dan urusan-urusan yang merintangi ibadat yang harus dipersembahkan

kepada Allah atau merintangi kegembiraan hari Tuhan atau istirahat yang

dibutuhkan bagi jiwa dan raga (KHK 1247). Perintah untuk ambil bagian dalam

Misa dipenuhi oleh orang yang menghadiri misa di manapun misa itu dirayakan

menurut ritus Katolik, entah pada hari raya itu sendiri atau pada sore hari

sebelumnya (KHK 1248 § 1).

5) Sakramentali

Dalam bidang liturgi Gereja tidak terbatas pada sakramen dan ibadat

harian saja. “Bunda Gereja telah mengadakan sakramentali, yakni tanda-tanda

suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen-sakramen. Sakramentali juga

menandakan karunia-karunia, khususnya yang bersifat rohani, yang

diperoleh berkat doa permohonan Gereja” (SC 60).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

31

Sakramentali ini bersifat khusus, karena merupakan perwujudan doa

Gereja bagi orang tertentu, baik secara pribadi maupun kelompok. Sakramentali

bukan perwujudan kehadiran Kristus di dalam Gereja melainkan bentuk doa

permohonan Gereja yang konkret (Iman Katolik, 1996: 443-444).

Ada banyak upacara atau simbol-simbol yang disebut sakramentali, seperti

doa-doa tertentu, tanda salib, jalan salib, segala macam berkat, pengusiran setan,

juga patung, khususnya salib, medali, air suci, abu (pada Rabu abu), palma (pada

Minggu Palma). Beberapa sakramentali yang berhubungan langsung dengan

perayaan sakramen, seperti pemberkatan air baptis, juga pemberian lilin baptis

dan pakaian putih, dan pengurapan sesudah permandian. Intinya adalah segala

situasi kehidupan yang penting dan disertai doa permohonan Gereja di sana ada

sakramentali. Sebab “bila manusia menggunakan benda-benda dengan pantas,

boleh dikatakan tidak ada satu pun yang dapat dimanfaatkan untuk menguduskan

manusia dan memuliakan Allah” (SC 61).

6) Devosi

Devosi berasal dari kata Latin “Devotio” yang berarti kebaktian,

pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti. Devosi adalah suatu

sikap bakti berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya

sebagai perwujudan cinta kasih, atau kebaktian khusus kepada berbagai misteri

iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu seperti; devosi kepada sengsara

Yesus, devosi kepada Hati Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi

kepada Maria, dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

32

Dalam sebuah dokumen dikatakan:

Devosi harus selaras dengan liturgi kudus, bersumber pada liturgi dan

mengantar umat kepada perayaan liturgi. Semua kegiatan devosional harus

memuncak pada perjumpaan dengan Allah dalam perayaan liturgis. Devosi

yang benar mestinya sesuai dengan kehendak Allah dalam kesatuan Gereja

Katolik. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan orang beriman dengan

Allah, melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, dan karya kasih, serta

dalam hati nurani umat beriman. Macam-macam devosi seperti: adorasi

sakramen maha kudus, jalan salib, novena, ziarah, dan devosi kepada Bunda Maria (SC 13).

c. Bidang Persekutuan (koinonia)

Kata koinonia pada dasarnya berarti persekutuan. Koinonia juga berarti

anglikisasi dari kata Yunani (κοινωνία) yang berarti persekutuan dengan

partisipasi intim. Kata ini sering digunakan dalam Perjanjian Baru untuk

menggambarkan hubungan dalam Gereja Kristen Perdana serta tindakan

memecahkan roti dalam cara yang ditentukan Kristus selama perjamuan

paskah (Yoh 6:48-69), kemudian digunakan dalam Gereja Kristen untuk

berpartisipasi. Gereja sebagai koinonia adalah tubuh Kristus, di dalam tubuh

Kristus, semua orang menjadi satu di dalam Kristus (1Kor 12:26).

Pola dasar koinonia adalah pengalaman jemaat perdana yang menanamkan

hidup sehati sejiwa, milik bersama, dan hidup dalam kasih (Ardhisubagyo,

1987:24). Persekutuan (koinonia) didasarkan pada firman Allah, baptisan dan

perjamuan kudus. Dengan dasar itu anggota Gereja dapat saling peduli dan

dikumpulkan bersama dalam perjamuan kudus sebagai komunitas yang kudus

secara nyata.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru kata “koinonia”, mempunyai beberapa

pengertian seperti mengambil bagian bersama-sama dengan orang lain. Waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

33

Yesus menyuruh murid-murid menjala ikan, mereka melaksanakan perintah

Tuhan. Mereka mendapat banyak ikan. Karena banyak ikan mereka mengambil

bagian menarik jala (Luk 5: 10). Koinonia adalah persekutuan Jemaat di dalam

Kristus, walaupun banyak anggota namun membentuk satu tubuh Kristus. Di

dalam koinonia kita tidak hanya sekedar bersekutu, tetapi juga mewartakan Injil

Kerajaan Allah melalui perkataan/kesaksian (martyria) dan perbuatan/pelayanan

(diakonia) di mana saja.

Konsili Vatikan II menyebut Gereja sebagai “persekutuan iman, harapan,

dan cinta” (LG 8), Kesatuan Gereja bukan hanya karya Roh Kudus, tetapi juga

hasil komunikasi antar manusia, khususnya perwujudan komunikasi iman di

antara para anggota Gereja.

Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persekutuan erat dengan

Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus. Bidang karya ini dapat

menjadi sarana untuk membentuk jemaat yang menampakkan kehadiran Kristus

untuk menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu,

diharapkan dapat menciptakan kesatuan antar umat, kesatuan umat dengan Paroki,

dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan untuk menghayati hidup

menggereja baik secara teritorial seperti Keuskupan, Paroki, stasi/lingkungan,

keluarga, maupun dalam kelompok-kelompok kategorial yang ada dalam Gereja.

Berikut akan diuraikan beberapa perwujudan persekutuan (koinonia) yang ada

dalam Gereja Katolik.

1) Persekutuan Internal Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

34

Persekutuan dalam Gereja secara internal untuk di beberapa Paroki

berbeda-beda, namun pada umumnya setiap Paroki memiliki persekutuan seperti

PIA, OMK, PPA, prodiakon, kelompok lektor dan organis, komunitas Tritunggal

Mahakudus, karismatik, kelompok ibu-ibu Katolik, dan kelompok lainnya. Setiap

persekutuan mempunyai tugas melayani Gereja dan sesama dengan berbagai

macam kegiatan sesuai tingkat umur dan kelompoknya. Selain melayani Gereja,

persekutuan dapat menjadi sarana mengumpulkan umat beriman agar bersama-

sama mengemban tugas Yesus sebagai awam sebagaimana telah dilakukan oleh

Jemaat Perdana.

2) Persaudaraan dengan Alam

Allah menciptakan manusia dan segala makhluk dengan kasih-Nya.

Keyakinan ini menyadarkan kita bahwa dunia dan segala isinya sungguh

dikehendaki oleh Allah. Gereja mewujudkan diri sebagai sakramen keselamatan

universal adalah dengan peduli dan ikut serta dalam usaha pelestarian lingkungan

hidup. Sebagai perwujudan persaudaraan dengan alam manusia bertanggungjawab

terhadap alam karena alam merupakan tempat tinggal makhluk hidup, termasuk

manusia. Semua yang ada dalam alam saling terikat dan saling mempengaruhi.

Belajar dari spirit ekologis yang dihidupi Santo Fransiskus Asisi, semasa

hidupnya Fransiskus menyebut semua ciptaan sebagai “saudara dan saudari” (Leo

Ladjar,1988:81). Sapaan tersebut mengalir dari pandangan iman bahwa segala

sesuatu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. Bagi Fransiskus, ciptaan lain

adalah saudara dan saudarinya. Maka, manusia perlu menyadari misi dan

tanggung jawabnya untuk hidup bersaudara dengan ciptaan lain. Sebagai sesama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

35

ciptaan Tuhan, sebaiknya manusia hidup penuh perhatian dan ramah terhadap

lingkungan hidup.

3) Persaudaraan dengan Agama Lain

Setiap agama menanggapi kegelisahan hati dengan berbagai cara seperti

lewat ajaran-ajaran, kaidah-kaidah hidup, dan upacara-upacara suci. Gereja

Katolik tidak pernah menolak apapun yang ada dalam agama-agama lain, Gereja

menaruh sikap hormat yang tulus terhadap perbedaan keyakinan dan ajaran.

Karena itu Gereja mendorong para puteranya, supaya bijaksana dan penuh kasih

melalui dialog dan kerjasama dengan para penganut agama-agama lain dapat

memberikan kesaksian imannya, mengakui dan mengembangkan nilai-nilai sosial-

budaya, yang terdapat pada agama lain” (NA 2).

Gereja Katolik mengajak umatnya untuk menghormati agama-agama dan

tradisi-tradisi iman yang ada. Secara khusus dikatakan Gereja Katolik tidak

menolak sesuatu pun yang benar dan kudus dalam agama-agama lain. Dengan

penghormatan yang tulus Gereja memandang cara-cara bertindak dan hidup,

norma-norma dan ajaran yang meskipun dalam banyak hal berbeda dengan yang

dianutnya (NA 2). Bahkan Gereja menolak diskriminasi atau penindasan terhadap

manusia karena alasan ras atau warna kulit, status atau agama yang bertentangan

dengan semangat Kristus (NA 5). Konsili berharap agar Gereja Katolik mampu

berdialog kepada umat beragama lain bersama-sama menciptakan,

mempertahankan dan mengembangkan persahabatan, persaudaraan, perdamaian,

keharmonisan, saling memahami, dan menghormati.

4) Persaudaraan dengan Dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

36

Dunia yang damai merupakan wujud persaudaraan antar bangsa. Gereja

tidak tinggal di luar dunia melainkan tinggal di dunia dengan ambil bagian

menciptakan perdamaian lewat persaudaraan yang dibangun terhadap berbagai

bangsa di bumi. Keberadaan Gereja di dunia adalah untuk mengemban tugas

sebagaimana diserukan oleh Konsili:

Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman

sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita,

merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid

Kristus juga. Tiada sesuatu pun yang sungguh manusiawi, yang tak

bergema di hati mereka. Sebab persekutuan mereka terdiri dari orang-

orang, yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam

peziarahan mereka menuju Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta

keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang. Maka persekutuan

mereka itu mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat

manusia serta sejarahnya (LG 22).

Maka Gereja menolak segala bentuk kekerasan, perang dan pelanggaran

hak asasi manusia yang mengakibatkan kemiskinan (PT 109). Gereja

menginginkan perdamaian bukan perang yang mana telah membuat manusia

dihantui oleh rasa sakit, cemas dan kuatir yang tak kunjung berakhir (PT 111).

d. Bidang Pelayanan (diakonia)

Secara harafiah, kata diakonia berarti memberi pertolongan atau

pelayanan. Diakonia dalam bahasa Ibrani disebut syeret yang artinya melayani.

Dan dalam terjemahan bahasa Yunani, kata diakonia disebutkan pelayanan.

Iman akan Yesus Kristus merupakan dasar pengabdian Gereja. Barang

siapa menyatakan diri murid, ia wajib hidup sama seperti hidup Kristus.

Perwujudan Iman Kristiani adalah pelayanan. Yesus berkata "apabila kamu selalu

melakukan segala sesuatu yang ditugaskan padamu, hendaklah kamu berkata:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

37

Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang

harus kami lakukan" (Luk 17:10). Sebagai pelayan, Yesus menyuruh para murid-

Nya untuk selalu bersikap "yang paling rendah dari semua dan sebagai pelayan

dari semua" (Mrk 9:35). Yesus sendiri telah memberi teladan sebagai pelayan

dengan berkata: “sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya

kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:13-15).

Pelayanan Gereja selalu menimba kekuatan dari teladan Yesus. Adapun

tujuan utama pelayanan Yesus adalah kaum miskin dengan bersikap rendah hati.

Pelayanan Gereja didasari oleh Yesus Kristus sang kepala, Gereja yang

menyembuhkan, memperhatikan orang-orang kecil dan mengampuni dosa

(Ardhisubagyo, 1987: 30). Pelayanan yang diberikan oleh Gereja tidak hanya

sebatas dalam lingkup Gereja saja tetapi terbuka bagi masyarakat luas karena

Gereja bukan sebuah lingkungan tertutup yang kuatir akan pengaruh luar yang

kemudian mengasingkan diri dari masalah-masalah kehidupan masyarakat

(Ardhisubagyo, 1987: 31).

Orang Kristen dituntut agar mengembangkan sikap pelayanan,

sebagaimana diteladankan Yesus, bukan hanya dalam orang yang melayani,

melainkan juga dalam dia yang dilayani. Dalam kehidupan bersama di masyarakat

Gereja dipanggil menjadi pelopor pelayanan dan hadir pada orang lain sebagai

sesamanya.

Kesaksian (martyria) tidak selalu dilaksanakan dengan kata-kata tetapi

juga dengan perbuatan atau pelayanan (diakonia), sebab ada kalanya suara

perbuatan lebih nyaring gaungnya dari pada perkataan. Gereja, baru menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

38

Gereja sesungguhnya bila melakukan pelayanan. Maka pelayanan sangat penting

dalam rangka menunjukkan eksistensi Gereja.

Misi Gereja adalah mewartakan Firman Allah dalam rangka mewujudkan

kerajaan Allah di dunia. Misi tersebut tidak dapat dilakukan tanpa pelayanan

karena pelayanan adalah fungsi Gereja yang sebenarnya. Tugas Gereja melayani

dapat diwujudkan lewat beberapa kegiatan berikut:

1) Pelayanan Bidang Paroki (Gereja Setempat)

Keterlibatan umat beriman sebagai bentuk pelayanan dapat dilakukan

melalui tugas-tugas berikut:

a) Pengurus Dewan Paroki. Dengan menjadi pengurus dewan Paroki, membantu

perkembangan dan kemajuan Gereja dengan sumbangsih pemikiran, waktu

dan tenaga.

b) Ketua lingkungan. Dengan menjadi ketua lingkungan umat beriman dapat

memberikan diri dalam bidang ini.

c) Ambil bagian pada tugas-tugas liturgi Gereja seperti menjadi lektor, organis,

pemazmur, dirigen, kor, tatalaksana, dan prodiakon. Diwujudkan dengan

menjadi petugas disekitar altar, dengan demikian umat beriman memberikan

pelayanan terhadap Tuhan dan sesama umat lainnya.

d) Menjadi Pembina. Umat beriman dapat ambil bagian sebagai tenaga pengajar

dan pendampingan iman, seperti pengajar katekumen, calon komuni, calon

krisma, dan mistagogi.

2) Pelayanan Pada Orang Miskin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

39

Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku

sepanjang masa. Seperti Kristus berkeliling ke semua kota dan desa melakukan

perbuatan baik (Mat 9:35). Demikian juga umat beriman dapat keluar melakukan

perbuatan baik dengan membangun relasi pada semua orang, khususnya mereka

yang miskin dan tertimpa kemalangan serta dengan sukarela mengorbankan diri

untuk mereka (2Kor 12:15).

Pelayanan Gereja pertama-tama harus menjadi tanda kasih Allah bagi

manusia. Umat beriman yang percaya kepada Yesus, berarti ikut serta dengan

gerakan Yesus, khususnya dalam sikap-Nya terhadap kaum miskin. Allah

memiliki tempat khusus untuk orang miskin, dengan menjadikan diri-Nya

"menjadi miskin" (2Kor 8: 9).

3) Pelayanan di Tengah Masyarakat

Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari tanggungjawabnya

sebagai pribadi demi kesejahteraan sesamanya. Oleh karenanya dibutuhkan

kerjasama, empati, partisipasi, dan keiklasan hati untuk berbagi satu dengan

lainnya demi kepentingan seluruh jemaat. Landasan pelayanan Gereja di tengah

masyarakat berpola pada pelayanan Yesus yang mengambil rupa Allah dengan

mengosongkan diri dan mengambil rupa sebagai pelayan dan hamba (Fil 2:5-7).

Gereja memiliki dua mandat yang diterimanya dari Allah yaitu mandat

rohani dan mandat sosial. Dalam hubungannya dengan masyarakat, Gereja

melaksanakan perutusannya untuk berpartisipasi secara bertanggung jawab pada

masyarakat, demi kesejahteraan manusia dan keadilan. Di sini Gereja menjadi

ilham bagi keadilan sosial di masyarakat sebagai bentuk kesaksian kemuridan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

40

akan Yesus Kristus. Sebagai sakramen yang kelihatan, Gereja dapat menjadi alat

Kristus, dan menjadi tangan Tuhan menyelamatkan semua orang (LG 9).

Bentuk pelayanan yang dapat dilakukan umat beriman (Gereja) di tengah

masyarakat antara lain:

a) Terlibat di Bidang Politik

Konsili Vatikan II menganjurkan bahwa sebenarnya politik itu baik karena

lewat politik dapat mengantar segenap umat manusia kepada kebaikan bersama.

Bagi orang Kristen, terlibat dalam dunia politik adalah suatu kesempatan untuk

berpartisipasi dengan kehidupan manusia dan menjadi bagian masyarakat

sehingga dapat terlibat untuk peduli terhadap persoalan-persoalan dan cita-cita

hidup bermasyarakat (GS 74).

b) Pelayanan Bidang Sosial dan Ekonomi

Umat Kristen dapat melibatkan diri dalam perkembangan sosial ekonomi

zaman sekarang, serta membela keadilan dan cinta kasih untuk kesejahteraan umat

manusia dan perdamaian dunia. Umat Kristen secara pribadi maupun

berkelompok dapat memberi teladan dengan kemahiran dan pengalaman yang

diperoleh, dapat mempertahankan tata nilai yang sebenarnya di tengah kegiatan

mereka di dunia (GS 72).

Umat beriman dapat membantu lewat kerjasama internasional mengatasi

ketimpangan ekonomi yang tidak wajar. Dalam hal ini umat beriman menjadi

tanda nyata kehadiran Kristus di dunia dengan mengabaikan ambisi demi

keuntungan pribadi (GS 85). Orang Kristen terutama orang muda dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

41

memberikan pelayanan dengan sukarela meringankan penderitaan zaman sekarang

(GS 88).

c) Pelayanan Bidang Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu bidang dimana Gereja dapat mewujudkan

peran pelayananya. Gereja mendirikan rumah sakit dan poliklinik untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat. Pelayanan medis merupakan tugas Gereja

untuk semua orang. Pelayanan medis yang dilakukan para tenaga medis adalah

merupakan alat di tangan Tuhan dalam rangka pemeliharaan-Nya atas kehidupan.

Sebab Tuhanlah Sang Penguasa mutlak atas kehidupan.

Pelayanan Gereja di bidang kesehatan merupakan cermin dari keprihatinan

dan pelayanan Yesus terhadap penderitaan manusia. Dedikasi yang tinggi dari

para pelayan-pelayan medis dituntut agar mereka yang berkecimpung dalam

pelayanan kesehatan melakukan tugasnya seperti teladan Yesus.

d) Pelayanan Bidang Pendidikan

Tugas Gereja melayani masyarakat di bidang pendidikan pertama-tama

adalah untuk melaksanakan perintah yang Ilahi yaitu untuk mewartakan misteri

keselamatan kepada semua orang. Gereja berperanserta dalam pengembangan dan

perluasan pendidikan (GE 1). Pendidikan dipandang penting dalam hidup

manusia, karena situasi zaman yang mendesak, maka setiap orang perlu

mengalami pendidikan. Konsili Ekumenis memandang pentingnya pendidikan,

sehingga konsili mengharapkan agar meningkatkan mutu pendidikan supaya

setiap orang dapat belajar karena belajar adalah hak semua manusia khususnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

42

anak-anak serta orang muda. Pada kenyataannya masih banyak anak-anak dan

orang muda belum menikmati pendidikan yang memadai.

Tugas Gereja melayani dunia diselenggarakan lewat bidang ini, dalam hal

ini Gereja memberikan pendampingan pada anak-anak dan kaum muda.

Pendidikan Kristen bukan pertama-tama diperuntukkan kepada kelompok kristen

semata tetapi pendidikan diberikan kepada semua manusia. Tugas pendidikan

pertama-tama memang tanggung jawab keluarga, namun karena keluarga

memiliki keterbatasan, keluarga dibantu oleh seluruh masyarakat untuk mendidik

sejauh merupakan tugas dan wewenangnya mengatur segala sesuatu yang

diperlukan bagi kesejahteraan umum di dunia. Pendidikan memang tugas Gereja,

meskipun masyarakat diakui kemampuannya dapat menyelenggarakan

pendidikan, tetapi karena Gereja bertugas mewartakan keselamatan kepada semua

orang, untuk menyalurkan kehidupan Kristus kepada umat beriman.

Maka dari itu Gereja selaku Bunda wajib menyelenggarakan pendidikan ,

supaya seluruh hidup mereka diresapi oleh semangat Kristus. Di sinilah Gereja

memberikan bantuannya kepada semua bangsa, untuk mendukung

penyempurnaan pribadi manusia seutuhnya, juga demi kesejahteraan masyarakat

di dunia, dan demi pembangunan dunia sehingga menjadi semakin manusiawi

(GE 3).

Penghayatan hidup menggereja artinya pengalaman/penjiwaan hidup umat

beriman sebagai bagian dari Gereja yang diwujudkan lewat 4 bidang tugas Gereja

yakni bidang pewartaan (kerygma), bidang liturgi (liturgia), bidang persekutuan

(koinonia), dan bidang pelayanan (diakonia). Penghayatan hidup menggereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

43

tentunya perlu diwujudkan sehingga menjadi nyata. Penghayatan hidup

menggereja sama halnya dengan penghayatan iman. Seorang yang beriman perlu

mewujudkan imannya lewat perwujudan hidup sehari-hari, sebab “jika iman itu

tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2: 17)

B. Orang Muda

1. Pengertian Orang Muda

Sebelum menjelaskan pengertian orang muda, kiranya perlu dijelaskan

istilah pemuda, anak muda, mahasiswa, dan remaja, karena keempat istilah ini

sering bersilangan. Sebutan pemuda atau “muda” pada umumnya tidak memiliki

batasan yang jelas. Dari segi usia, secara legal tampak adanya semacam perluasan

batasan. PBB mendefinisikan usia youth (pemuda) antara 15-24 tahun, tetapi

Undang-undang Kepemudaan mendefinisikan pemuda sebagai “warga negara

Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang

berusia 16-30 tahun” UU No 40/2009, pasal 1.1. Perlu disadari bahwa tren

perpanjangan usia pemuda juga dilakukan banyak pemerintah di negara-negara

berkembang yang sekarang didefinisikan batas usia muda hingga 35 atau bahkan

40 tahun (Mangunhardjana, 1986: 11).

Menurut Komisi Kepemudaan KWI (1998) orang muda Katolik ialah

lajang berusia 13-35 tahun, dan sudah di baptis. Rentang usia 13-35 tahun dalam

hal ini masuk akal dalam pastoral OMK karena alasan perkembangan psikologis

serta situasi Indonesia yang beragam (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

44

Dari definisi di atas, penulis dalam skripsi ini menentukan bahwa yang

termasuk usia muda adalah yang berusia antara 13-35 tahun sebagaimana

dirumuskan dalam buku Pedoman Karya Pastoral Orang Muda Katolik Indonesia.

2. Dinamika Hidup Orang Muda Zaman Sekarang

a. Orang Muda Zaman Sekarang.

Orang muda zaman ini adalah termasuk generasi Y, sering disebut

millennial, lahir tahun 1981-1994. Tujuan utama hidup mereka adalah diri sendiri

(individualistik) dan mandiri. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial

koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak

menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging

dan media sosial seperti facebook dan twitter. Lebih terbuka dengan pandangan

politik dan ekonomi dan terlihat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang

terjadi di sekelilingnya (https://dosen.perbanas.id/teori-generasi, diakses 7 April

2014).

b. Karakteristik Orang Muda Zaman Sekarang

Orang muda zaman sekarang atau generasi Y memiliki karakteristik

seperti berikut ini:

1) Tidak sabar, tak mau rugi, dan banyak menuntut. Generasi ini terbiasa

dengan segala hal yang sifatnya instan, cenderung tidak sabar, jika memiliki

keinginan harus segera terlaksana.

2) Percaya diri dan optimis. Generasi ini cenderung lebih mudah menerima

perubahan, karena lebih open minded dan berkeinginan tinggi untuk belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

45

segala hal baru. Mereka lebih percaya diri tampil di depan forum dan

mengemukakan pendapatnya.

3) Family centric. Generasi yang mandiri, tetapi cenderung dekat, bahkan masih

manja dengan orang tua.

4) Suka berinovasi dan memunculkan ide baru. Mereka selalu mengikuti trend

terbaru dan tak sabar untuk menciptakan trendnya sendiri.

5) Memiliki semangat yang luar biasa. Mereka mengerjakan tugas dengan lebih

bersemangat dan cepat karena kebanyakan lebih melek teknologi. Mereka

cenderung mudah beradaptasi dengan teknologi baru.

6) Tidak menyukai jadwal yang detail. Generasi ini adalah koordinator, bertemu

dengan klien atau teman misalnya, tanpa perlu perjanjian yang rumit dan

direncanakan, bertemu di tempat yang disetujui secara mendadak pun

dilakukan, seperti kapal mengikuti radar.

7) Anytime-anywhere. Generasi ini kurang memperdulikan aturan baku. Bagi

mereka, bekerja dari cafe atau toko merupakan hal lumrah. Namun, mereka

dianggap kurang baik dalam menjalin komunikasi dengan sesama. Mereka

menggunakan teknologi tingkat lebih tinggi dari generasi lain. Mayoritas

menggunakan komputer, memiliki ponsel, menggunakan pesan instan untuk

berkomunikasi, televisi dan internet untuk mendapatkan berita/informasi.

(http://www.kompasiana.com/erna.fatmasari/eksistensi-generasi-digital-gen-

y, diakses 7 April 2017).

Di atas telah diuraikan karakteristik orang muda generasi Y, dengan jelas

tampak kelakuan orang muda yang dirasa aneh, tetapi banyak juga menganggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

46

wajar “penyimpangan” orang muda. Perkembangan zaman tentu tidak luput dari

masalah. Memasuki era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan

kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik,

dan media ponsel, telah memberikan manfaat yang besar. Namun setiap teknologi

pasti memberikan efek positif dan negatif. Salah satu dampak komunikasi global

adalah telah merusak moral anak muda zaman sekarang. Nusantara News pernah

memuat kisah pengakuan Neila (nama samaran), pelajar kelas 3 sebuah SMA di

Jakarta Timur tidak lagi perawan karena sering melakukan hubungan seks

pranikah, baginya itu biasa sehingga tidak takut dosa sebab melakukannya bukan

karena paksaan tetapi sama-sama mau. Baginya dosa terjadi kalau ada paksaaan.

Menurutnya hubungan seks pranikah di kalangan orang muda sekarang bukan hal

yang terlalu asing (https://nusantaranews.wordpress.com-keprihatinan-gaya-

hidup-bebas-remaja/, diakses 7 April 2017).

Orang muda zaman sekarang memahami Gereja hanya sekedar sebagai

bangunan bukan komunitas tempat pembelajaran. Adanya rasa memiliki dan

dimiliki oleh Gereja Katolik belum sebagai kesadaran namun lebih karena terlahir

sebagai orang Katolik. Orang muda tidak puas dengan kegiatan berupa proyek

yang diorganisir untuk mereka. Hanya sedikit saja yang rajin pergi ke Gereja di

hari Minggu. Bagi OMK belajar agama hanya berdampak sedikit bagi mereka.

Meskipun mereka hadir pada perayaan ekaristi pada hari Minggu namun belum

banyak yang mau terlibat (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 39).

Gejala sekularisme telah membuat orang muda hanya mementingkan

kebutuhan materinya saja daripada kehidupan rohani, bahkan di antara mereka ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

47

yang menolak Allah. Kegiatan yang bersifat rohani, termasuk berdoa dianggap

kurang bermanfaat.

Salah satu contoh realitas orang muda zaman ini terungkap lewat surat

seorang ibu, berikut ini:

Anak saya saat ini usianya 17 tahun, laki-laki, berwatak keras, tapi

perasaannya sangat halus, yang berakibat saya jadi sangat hati-hati kalau

bicara kawatir tersinggung. Sebab kerap kali jika berbicara dengan

ayahnya, sering beda pendapat dan berakibat perang mulut, akhirnya

marah, pernah anaknya kabur. Anaknya pintar bicara dan setia kawan, jika

sudah kumpul sama teman-temannya lupa waktu, meskipun tempat di

mana dia ngumpul/nongkrong, orangtua tahu, termasuk nomor hand phone

teman-temannya. Menurut dia ke Gereja cukup setor muka saja, maka

kerap tidak mau komuni. Sepertinya dia mengalami kehampaan. Pernah

suatu kali dia mengatakan Tuhan tidak pernah mendengar doanya, jadi

percuma berdoa (http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-dan-

penghayatan imannya, diakses 7 April 2017).

Surat di atas adalah salah satu dari sekian banyak peristiwa kehidupan

orang muda zaman ini yang mana menjadi kekhawatiran orang dewasa. Orang

dewasa mengeluhkan tentang iman orang muda, karena orang muda terkadang

bingung dan ragu akan imannya, sehingga orang dewasa menjadi ragu

memberikan kepercayaan kepada orang muda mengemban tugas Gereja sebagai

pewarta Kabar Gembira. Tentu tidak semua orang muda mudah bingung dan

kecewa pada Tuhan, masih ada yang setia mendengarkan ajakan dan ajaran Tuhan

lewat Gereja-Nya.

c. Harapan Gereja Terhadap Orang Muda Katolik

Gereja memiliki harapan besar terhadap orang muda karena mereka adalah

generasi yang akan meneruskan pewartaan Yesus. Dalam Kitab Suci Perjanjian

Lama diungkapkan, Allah menaruh harapan besar kepada orang muda, Ia sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

48

mengapresiasi orang muda dengan memanggil orang muda sebagai rekan kerja-

Nya seperti nabi Yeremia (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 42).

Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru ditemukan bahwa Yesus memanggil

murid-murid-Nya, mereka yang dipanggil termasuk dari kalangan orang muda.

Yesus mengapresiasi potensi orang muda dan menjadikan mereka sebagai

pemimpin Gereja-Nya. Perhatian Yesus kepada orang muda tidak hanya berupa

pemberian tugas memimpin Gereja, tetapi juga memberi nasihat agar orang muda

hidup seperti yang dikehendaki-Nya. Yesus mengakui pentingnya peran serta dan

sumbangsih orang muda betapapun kecilnya agar bermakna bagi banyak orang.

Dihadapan Yesus, orang muda adalah pribadi istimewa karena mereka adalah

generasi Gereja khususnya bagi generasi sekarang (Komisi Kepemudaan KWI,

2014: 42-43).

Gereja melakukan pembinaan secara serius kepada orang muda karena

Gereja tidak membiarkannya hidup sesuai dengan perkembangan zaman, sebab

tidak semua perkembangan zaman memberikan pelajaran berharga kepada orang

muda sebagai generasi Gereja. Tujuan pembinaan dimaksudkan agar orang muda

kuat dan tangguh di tengah dunia yang penuh dengan persaingan.

Sebagai generasi Gereja, orang muda tidak boleh tinggal diam. Orang

muda harus mampu memainkan perannya dalam hidup bernegara dengan hidup

jujur dan wajar, dengan cinta kasih dan ketegasan politik, membaktikan diri bagi

kesejahteraan semua orang (GS 75).

Paus Yohanes Paulus II dalam suratnya kepada orang muda mengatakan,

dunia dan Gereja membutuhkan orang muda, tak satupun dari orang muda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

49

dianggap orang asing dalam Gereja. Dalam Gereja ada tempat untuk semua orang

muda, bahkan jika orang muda mau memberikan kritik-kritik karena tetap

merupakan kritik yang konstruktif. Paus mengajak orang muda mencintai Gereja,

menerima keterbatasannya, dan berpartisipasi aktif dalam misinya (Komisi

Kepemudaan KWI, 2014: 48).

Paus Yohanes Paulus II mengatakan: orang muda, kalian adalah harapan

Gereja, dunia dan harapanku. Harapan Paus ini hendak mendorong orang muda

untuk terlibat baik dalam komunitasnya maupun di luar komunitasnya. Orang

muda tidak lagi selalu memikirkan “saya” atau “pendapat saya” tetapi menjadi

memikirkan orang lain. OMK harus bermakna bagi orang lain sebagaimana Yesus

pun telah wafat bukan untuk diri-Nya sendiri melainkan untuk manusia (Komisi

Kepemudaan KWI, 2014: 69).

Gereja mengharapkan agar orang muda menjadikan diri bermakna bagi

orang lain yang diwujudkan lewat tugas-tugas Gereja berikut:

1) Bidang Pewartaan (kerygma)

Pewartaan adalah tugas setiap orang yang percaya dan mengimani Yesus.

Perintah mewartakan injil merupakan satu dari empat tugas pokok Gereja.

Perintah itu merupakan tugas yang langsung diberikan sendiri oleh Yesus.

Perintah mewartakan Injil, menyadarkan umat Kristen, bahwa Injil, kabar baik

dari Allah, ditujukan kepada semua bangsa. Dengan kata lain, perintah

memberitakan Injil adalah keinginan Allah. Umat Kristen yang mengenal dan

mengimani Yesus, memiliki keharusan mewartakan Injil dengan caranya masing-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

50

masing. Tugas mewartakan Injil bukan suatu pilihan, boleh atau tidak, tetapi

menjadi tugas yang harus dilakukan.

Kebanyakan orang muda pada zaman ini di baptis sejak bayi, mereka

mengalami yang disebut dengan ”re-inisiasi” hanya dalam masa persiapan komuni

pertama, dan sakramen penguatan. Persiapan diberikan ketika pada masa kanak-

kanak dan menjelang masa akhir remaja. Kesempatan belajar hanya formalitas

atau suatu keharusan tanpa pembatinan. Maka tidak heran bila orang muda

imannya belum mantap, dan belum sunggung menaruh cinta pada ajaran Yesus.

Itulah sebabnya mereka belum sanggup menjadi saksi iman bagi teman-temannya

yang sebaya (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 83).

Orang muda dapat terlibat dalam tugas pewartaan (kerygma) melalui

penginjilan (evangelisasi) dengan membawa kabar baik kepada segala tingkat

kemanusiaan agar dapat merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya

menjadi baru (EN 18). Paus Paulus II menekankan kepada orang muda bahwa

hidup mereka harus memiliki makna dan menjadi anugerah cuma-cuma bagi

sesama yang lebih luas (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 87). Orang muda yang

telah menjalin relasi dengan Kristus dan komunitasnya harus bergerak keluar

untuk bermisi. Tanda relasi iman kepada Kristus adalah bersedia menerima

perutusan untuk menyampaikan kabar gembira pada sesama.

Gereja mengajak orang muda berefleksi tentang keterlibatannya dalam

hidup menggereja. Maka, pada acara Asian Youth Day 7 KWI mengangkat

tema“Joyful Asian Youth. Living the Gospel in Multicultural Asia” (Sukacita

Orang Muda. Menghidupi Injil dalam Konteks Asia yang Multikultur). Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

51

Katolik Asia mengajak orang muda sebagai penerima sekaligus pembawa kabar

gembira. Orang muda harus memahami bahwa kegiatan pewartaan adalah sebuah

proses mewartakan kabar gembira lewat perjumpaan dengan sesama. Isi

pewartaan adalah memberikan kesaksian mengenai kasih Bapa, mewartakan

penebusan Yesus Kristus, mewartakan kasih persaudaraan terhadap semua orang,

saling berbagi dan mengampuni, dan menghayati hidup di tengah masyarakat

dengan menciptakan perdamaian dan keadilan (http://www. suarawajarfm.

com/2016/10/29/19393/surat-sapaan-sumpah-pemuda-untuk-omk.html, diakses 7

April 2017).

2) Bidang Liturgi (liturgia)

Liturgi merupakan perayaan iman. Perayaan iman adalah merupakan

ungkapan iman Gereja, di mana orang yang ikut dalam perayaan iman mengambil

bagian dalam misteri yang dirayakan. Berpartisipasi bukan saja secara lahiriah

tetapi yang paling penting adalah hati yang ikut menghayati apa yang dirayakan.

Liturgi berarti melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan

antara Allah dan manusia melalui Kristus. Ia mendorong umat beriman ke dalam

persekutuan hidup baru. Ia mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian

dalam liturgi kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11).

Pada zaman ini sering terdengar istilah “Katolik Natal-Paskah” atau

“Katolik KTP”. Hal ini pula terjadi di kalangan orang muda, mereka pergi ke

Gereja mengikuti misa hanya karena alasan tradisi Gereja dan keluarga namun

tidak mengetahui landasan ajaran iman Katolik. Banyak orang muda di baptis

dalam Gereja Katolik namun tidak tumbuh dalam Gereja Katolik (Komisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

52

Kepemudaan KWI, 2014: 66). Sikap bebas merdeka, datang kepada Kristus

sebagai penyelamatan, mengalami kasih-Nya, bertobat, dan memantapkan

imannya pada Kristus secara pribadi belum menjadi suatu kesadaran. Orang muda

kurang menjalin relasi dengan Allah dan sesamanya demi pertumbuhan iman.

Banyak pula orang muda memandang liturgi sekedar ritual dan rutinitas

setiap hari Minggu. Liturgi bagi mereka adalah sesuatu yang kering dan mungkin

tidak bermakna. Ketika orang muda mendesain liturgi ekaristi untuk orang muda

tidak lagi sakral, nampak dari lagu-lagu profan dan non-liturgis yang dipilih. Bagi

orang muda liturgi tidak lagi berpusat pada Kristus sebagaimana hakekat dari

liturgi itu sendiri melainkan berbalik dengan pusatnya adalah manusia. Mereka

tidak bersemangat merayakan liturgi karena tidak sesuai dengan semangat muda.

Bagi mereka liturgi sangat kaku sebab tidak sesuai dengan jiwa muda mereka.

Hubungan pribadi antar manusia dengan Allah dalam Gereja dapat

diwujudkan melalui perayaan liturgi. Dalam liturgi umat mengungkapkan

imannya dan menanggapi karya keselamatan Allah dengan bersyukur memuji dan

berdoa. Sebagai generasi Gereja, orang muda harus membangun hidup di dalam

iman yang kokoh kuat lewat kegiatan-kegiatan liturgi yang ada dalam Gereja.

Iman akan Yesus Kristus harus dibangun dan berakar agar siap membarui,

meremajakan, dan memberikan energi baru bagi Gereja. Kegiatan liturgi yang

dapat dilakukan orang muda adalah dengan ambil bagian menjadi petugas liturgi

seperti lektor, pemazmur, dan lainya. Terlibat menjadi tim liturgi agar dapat

merancang doa dan lagu yang bervariasi untuk menyemangati umat dan orang

muda. Lebih dari itu, orang muda dengan segala daya kreativitasnya dan gelora

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

53

kemudaan dapat membuat liturgi dirayakan dengan bersemangat. Sebab liturgi

tanpa keterlibatan orang muda merupakan tanda nyata kematian Gereja.

3) Bidang Persekutuan (koinonia)

Hakekat persekutuan dalam Gereja adalah persekutuan dengan partisipasi

aktif. Kumpulan umat Allah yang hidup bersekutu, bersatu dalam nama Tuhan.

Dalam semangat kebersamaan berusaha menolong anggota Gereja yang

mengalami kesulitan atau sesusahan. Koinonia adalah persekutuan umat dalam

Kristus, walaupun banyak anggota namun membentuk satu tubuh. Di dalam

koinonia tidak hanya sekedar berkumpul tetapi bersama mewartakan Kerajaan

Allah melalui perkataan (martyria) dan perbuatan (diakonia).

Perwujudan hidup menggereja orang muda zaman ini, sangat kurang.

Mereka sangat interpersonal, terkadang kurang bersosialisasi, dimensi “kekitaan”

berhenti pada tingkat tertentu. Pada umumnya orang muda hanya memikirkan

kelompoknya saja dan mengabaikan kelompok yang lebih besar yaitu masyarakat

atau Gereja (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:70). Orang muda memilih

membangun persekutuan bersama kelompoknya, dan tidak tertarik melibatkan diri

dalam kegiatan dan proyek yang penting secara kemasyarakatan dan Gerejawi

(Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 70). Mereka tenggelam dengan kegiatan yang

menyita waktu dan perhatiannya. Mereka menarik diri dari dunia dengan

menghabiskan waktu menonton TV, atau asyik dengan permainan elektronik.

Bahkan ada yang meninggalkan keluarga dan teman-temannya dan menutup diri

dari orang-orang tersebut. Ada pula yang terjebak dengan aliran keagamaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

54

aneh. Diantara orang muda ada pula yang terpuruk karena kasus narkotika

(Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 100).

Memang tidak semua orang muda menutup diri dan tidak mau bergaul.

Masih ada orang muda berusaha menjalin relasi dengan teman sebayanya, sebab

tidak tahan sendirian. Mereka butuh tempat untuk berkumpul. Mereka

menginginkan hidup berkomunitas, ingin bersama-sama dengan orang lain

(Komisi Kepemudaan KWI, 2014:101-102). Maka dari itu orang muda sering

dijumpai membangun kelompok atau grup. Kelompok yang lagi sedang

menggejala pada zaman ini adalah membuat grup di media sosial.

Gereja menghendaki agar orang muda membangun persekutuan dengan

sesamanya. Persekutuan ini dimaksudkan untuk mempersatukan orang muda agar

saling melayani sebagai umat Kristiani. Agar mereka hidup dalam persekutuan

dan persaudaraan sesuai dengan imannya akan Yesus Kristus. Agar dalam

kebersamaan dengan yang lain, mereka mengusahakan perdamaian dan kerukunan

baik dalam komunitas itu sendiri maupun komunitas lain.

Sebagai koinonia, mereka tentunya tidak hanya duduk dan berdiam diri,

tetapi dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti kegiatan rohani maupun profan.

Keterlibatan yang diharapkan dari orang muda yakni melibatkan diri dalam

keluarga manusia, bersama bumi dan semua ciptaan yang membentuk lingkungan

hidup yang saling terkait (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 72).

4) Bidang Pelayanan (diakonia)

Diakonia merupakan salah satu segi hidup Gereja yang membidangi

pelayanan kepada masyarakat. Tindakan pelayanan didasari oleh sikap Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

55

yang datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan melayani. Iman yang

dimiliki akan mati bila tanpa tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Diakonia merupakan suatu bentuk tindakan pelayanan kasih untuk mewujudkan

iman dalam masyarakat (2 Kor 8: 1-7).

Orang muda zaman ini banyak yang ingin dilayani, dan lambat untuk

melayani. Meskipun mereka punya waktu luang biasanya diisi dengan berkumpul,

nongkrong, dan jalan-jalan (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:37). Orang muda

setuju dengan sikap Gereja dalam permasalahan sosial namun banyak yang tidak

terlibat.

Mgr. Pius Riana Prapdi Ketua Komisi Kepemudaan KWI dalam suratnya

kepada orang muda se-Indonesia, mengajak orang muda menghadirkan jejak

keterlibatan nyata ditengah suka dan duka masyarakat. Orang muda harus

mengambil peran sebagai murid Yesus di bumi Indonesia, tidak menutup mata

dan teliga terhadap penderitaan orang lain, tetapi melakukan sesuatu dengan

segala talenta, potensi, dan kreativitasnya untuk membawa kesegaran baru bagi

Gereja Katolik Indonesia. Gereja berharap orang muda dapat berbagi kisah-kisah

hidupnya supaya terjadi Pentekosta yakni kelahiran Gereja Katolik masa kini

karena orang muda sebagai tulang punggung yang compassionate, committed,

dan connected; yang kreatif dan tahan banting mengikuti Yesus dalam perjalanan

yang tidak mudah (http://www.suarawajarfm.com/2016/10/29/19393/surat-

sapaan-sumpah-pemuda-untuk-omk.html/, diakses 7 April 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

56

d. Perhatian Gereja Terhadap Orang Muda Katolik

Perhatian Gereja terhadap orang muda terungkap lewat Konsili Vatikan II yang

menyatakan bahwa:

Kaum muda merupakan kekuatan yang amat penting dalam masyarakat

zaman sekarang. Situasi hidup, sikap-sikap batin serta hubungan-

hubungan mereka dengan keluarga mereka sendiri telah amat banyak

berubah. Seringkali mereka terlalu cepat beralih kepada kondisi sosial

ekonomis yang baru. Dari hari ke hari peran mereka di bidang sosial dan

juga politik semakin penting. Padahal agaknya mereka kurang mampu

menanggung beban-beban baru dengan baik (AA 12).

Orang muda adalah kekuatan yang amat penting dalam masyarakat dan

Gereja, karena itulah Gereja tidak pernah mengabaikan orang muda dan berupaya

mengembangkan mereka lewat kegiatan dan pendampingan yang sangat

bermanfaat. Tujuannya untuk memajukan dan mematangkan orang muda sebagai

generasi Gereja. Berikut ini bentuk perhatian Gereja yang pernah dilaksanakan.

1) Pertemuan Orang Muda Katolik

Gereja merancang kegiatan pembinaan bagi orang muda seperti

kaderisasi, rekoleksi, kemping rohani, dan lainnya. Setiap kegiatan yang

dilakukan bagi orang muda merupakan wadah dan kesempatan untuk membangun

komunio. Dalam perjumpaan diharapkan orang muda dapat melakukan sharing

iman dan saling meneguhkan. Melalui sharing iman, mereka memperoleh inspirasi

sehingga memiliki keberanian menjalani ajaran Kristus dalam hidup sehari-hari.

Perjumpaan orang muda disebut World Youth Day untuk tingkat dunia, Asian

Youth Day untuk tingkat regional dan Diocese Youth Day untuk tingkat

Keuskupan (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

57

Gereja melihat orang Muda memiliki kekuatan pendorong pada masa

sekarang maupun masa depan baik bagi Gereja maupun masyarakat, oleh karena

itu orang muda memerlukan wawasan luas. Maka Gereja memberikan perhatian

kepada orang muda melalui kegiatan AYD, agar orang muda diberi peluang untuk

membuka perspektif yang lebih luas sehingga tidak melulu di lingkup Paroki dan

Keuskupannya. Selain itu, agar orang muda dapat mempertebal solidaritas,

jejaring, dan kesatuan iman Katolik (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 47).

2) Menerbitkan Buku Pegangan dan Program Pendampingan OMK

Usaha lain sebagai bentuk perhatian Gereja terhadap orang muda yaitu

dengan menerbitkan buku-buku yang dapat dibaca orang muda demi

perkembangan iman dan pengetahuannya, yaitu buku Oase Rohani, Youcat, dan

Docat. Semuanya bertujuan agar meskipun di tengah kesibukan studi menyiapkan

masa depan, mereka tak jauh dari Yesus. Dengan demikian orang muda berani

menyiapkan diri menjadi harapan Gereja.

3) Terlibat Menjadi Dewan Paroki

Gereja tidak melihat orang muda hanya sebagai sekelompok orang dari

sebuah tahapan usia tertentu. Orang muda memiliki keberanian dan semangat

tinggi walau penuh risiko. Mereka memiliki komitmen radikal, dan kemampuan

kreatif untuk memberikan tanggapan baru terhadap perubahan dunia. Karena itu,

segenap unsur Gereja Katolik Indonesia secara khusus dewan Paroki di bawah

pimpinan Pastor Paroki, melibatkan orang muda dalam pengambilan keputusan

khususnya menyangkut karya sosial kemasyarakatan Paroki (Komisi Kepemudaan

KWI, 2014: 98).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

58

C. Fokus Penelitian

Sugiyono (2014:32) mengungkapkan fokus penelitian kualitatif bersifat

holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) sehingga penelitian kualitatif

menetapkan penelitiannya berdasarkan keseluruhan situasi sosial yang diteliti

yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. Pada penelitian ini fokus penelitian adalah mengenai

penghayatan hidup menggereja OMK Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

Di mana hidup menggereja sebagai aktifitas (activity), orang muda Katolik

sebagai pelaku (actor), dan Paroki Santo Yusup Bintaran sebagai tempat (place)

nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menguraikan metode penelitian yang meliputi jenis

penelitian, waktu dan tempat penelitian, responden penelitian, pertanyaan

penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik keabsahan data,

dan teknik analisis data. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendiskripsikan

penghayatan hidup menggereja Orang Muda Katolik Santo Yusup Bintaran,

Yogyakarta.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau naturalistik karena

dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) (Sugiyono, 2014:1).

Sugiyono (2014: 1-2) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah. Obyek alamiah yang dimaksudkan adalah obyek yang alamiah, tidak

dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek,

setelah berada di obyek, dan keluar dari obyek relatif tidak berubah. Jadi selama

melakukan penelitian mengenai penghayatan hidup menggereja OMK Paroki

Santo Yusup Bintaran, peneliti sama sekali tidak mengatur kondisi tempat

penelitian berlangsung maupun melakukan manipulasi.

Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif

adalah terhadap makna. Dalam hal ini penelitian naturalistik tidak peduli terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

60

persamaan dari obyek penelitian melainkan sebaliknya mengungkapkan

pandangan tentang kehidupan dari orang yang berbeda-beda. Pemikiran ini

didasari pula oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap orang berbeda-

beda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada

dalam diri orang yang unik menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai

instrumen.

Dalam penelitian kualitatif terdapat 5 jenis penelitian, diantaranya adalah

penelitian historis, fenomenologi, grounded theory, etrnografi, dan studi kasus.

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan untuk menggali penghayatan

hidup menggereja Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta

adalah metode fenomenologi. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai

anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subyektif dari berbagai

jenis dan tipe subyek yang ditemui. Peneliti melakukan penelitian mengenai

penghayatan hidup menggereja OMK, menggunakan pendekatan fenomenologi.

peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan

kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada pada situasi tertentu

(Moleong, 2008:14).

Jenis penelitian fenomenologi ini dipilih karena pengalaman OMK dalam

menghayati hidup menggereja berbeda-beda. Oleh karena proses pembentukan

konsep diri dipengaruhi banyak faktor, sehingga menyebabkan pembentukan

konsep diri masing-masing OMK dalam menghayati hidup menggereja menjadi

berbeda pula. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, peneliti berusaha

menggali nilai-nilai dan pengalaman OMK menghayati hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

61

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini mengambil lokasi di Paroki Santo Yusup Bintaran

Yogyakarta. Alasan penetapan tempat karena peneliti berdomisili di Paroki Santo

Yusup Bintaran, Yogyakarya, yang memudahkan peneliti mengamati dan mencari

informasi yang dibutuhkan untuk penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu selama satu bulan

setengah, yakni pada bulan Mei akhir sampai dengan Juni 2017. Penetapan

penelitian dibuat berdasarkan pada pertimbangan penulisan bahwa data-data yang

diperoleh sudah mencapai validitas, bila jawaban orang muda yang bukan

responden cenderung sama dengan apa yang dikatakan responden. Selain itu, para

responden merupakan orang kunci yang dijadikan sebagai representasi dari

seluruh OMK yang ada di Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta. Maka dari

itu penetapan waktu penelitian pada prinsipnya sesuai dengan target waktu yang

direncanakan sebelumnya oleh penulis.

C. Responden Penelitian

Pemilihan responden sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah

berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan

bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat.

Penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah responden, tetapi bisa

tergantung dari tepat tidaknya pemilihan responden. Pengambilan responden

yang digunakan adalah teknik Snowball Sampling. Snowball Sampling adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

62

teknik penentuan sampel yang mulanya jumlahnya kecil kemudian membesar

ibarat bola salju yang menggelinding lama menjadi besar. Dalam penentuan

sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang yang ditunjuk oleh orang

sebelumnya untuk melengkapi (Sugiyono, 2015:125). Responden adalah OMK

berusia 13-35 tahun, dan sudah dibaptis. Dengan pertimbangan bahwa mereka

yang ditunjuk telah memiliki pengetahuan tentang Gereja dan pengalaman terlibat

dalam dinamika hidup menggereja.

D. Pertanyaan Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada bab I yakni

deskripsi penghayatan hidup menggereja Orang Muda Katolik Paroki Santo

Yusup Bintaran, Yogyakarta, maka akan dibantu dengan pertanyaan berikut:

1. Bagaimana OMK terlibat dalam tugas Gereja di bidang pewartaan?

2. Apa peran serta OMK dalam tugas Gereja di bidang liturgi?

3. Bagaimana OMK terlibat dalam membangun persekutuan di Paroki?

4. Apa saja bentuk pelayanan yang telah dilakukan OMK di Paroki?

E. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2015:309) menyatakan bahwa secara umum terdapat 4 macam

teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan

triangulasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu

dengan menggabungkan 3 teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, dan

dokumentasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

63

1. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth

interview) berupa wawancara semiterstruktur. Wawancara semiterstruktur

menurut Sugiyono (2015:320) di dalam pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan

dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara,

peneliti menggunakan bantuan pedoman wawancara untuk memudahkan dan

memfokuskan pertanyaan yang akan diutarakan. Peneliti juga menggunakan alat

bantu rekam untuk memudahkan dalam proses pengolahan data. Tehnik ini

dilakukan untuk menggali pemahaman OMK tentang Gereja, pemahaman tentang

hidup menggereja, dan penghayatan hidup menggereja di bidang pewartaan dan di

bidang liturgi.

2. Observasi Sebagai Alat Triangulasi Data

Pada penelitian ini, teknik observasi yang digunakan adalah observasi

terus terang atau tersamar. Menurut Sugiyono (2015:312) peneliti dalam

pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti

sedang melakukan penelitian. Sehingga sejak awal subjek yang diteliti

mengetahui dari awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat

peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk

menghindari jika suatu saat data yang dicari merupakan data yang masih

dirahasiakan. Kemungkinan jika dilakukan dengan terus terang, maka peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

64

tidak diijinkan untuk melakukan observasi. Teknik ini dilakukan untuk mengamati

penghayatan hidup menggereja OMK.

3. Studi Dokumentasi Sebagai Alat Triangulasi Data

Menurut Sugiyono (2015:329) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila

didukung oleh foto-foto yang telah ada untuk menunjang pengumpulan data

dokumentasi subjek dengan menggunakan alat bantu berupa kamera untuk

memudahkan paneliti dalam mengumpulkan beberapa dokumentasi. Teknik ini

dilakukan untuk mengamati penghayatan hidup menggereja OMK.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2015:305) menyebutkan yang menjadi instrument atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti harus paham terhadap metode

kualitatif, menguasai teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta

memiliki kesiapan untuk memasuki lapangan. Ciri khas penelitian kualitatif tidak

dapat dipisahkan dari pengamatan, di mana pengamat memungkinkan melihat dan

mengamati sendiri situasi yang mungkin terjadi.

Dalam pengambilan data di lapangan, peneliti dibantu dengan pedoman

wawancara, pedoman observasi, studi dokumen, alat rekam, dan alat dokumentasi.

Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam pengambilan dan

pengumpulan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

65

1. Pedoman Wawancara

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan instrumen berupa

pedoman wawancara karena dalam proses pengumpulan data menekankan pada

wawancara terhadap narasumber/responden untuk menggali pemahaman OMK

tentang Gereja, pengertian tentang hidup menggereja, dan keterlibatannya dalam

bidang pewartaan dan bidang liturgi. Responden adalah pemberi informasi yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian dalam kualitatif. Berikut pedoman

wawancara yang digunakan.

Pedoman Wawancara

Nama Responden : ………………………………….

Jenis Kelamin : ………………………………….

Tanggal Wawancara : ………………………………….

Tempat Wawancara : ………………………………….

Wawancara ke : ………………………………….

1. Pemahaman tentang Gereja dan hidup menggereja

a. Apa yang anda ketahui tentang Gereja?

b. Apa yang anda mengerti tentang hidup menggereja?

c. Apa dasar hidup menggereja?

d. Menurut anda, terlibat dalam hidup menggereja itu seperti apa?

e. Apa harapan anda sebagai OMK terhadap Gereja?

f. Menurut anda, apa harapan Gereja terhadap OMK?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

66

2. Penghayatan Hidup Menggereja OMK lewat 4 bidang tugas Gereja (kerygma,

liturgia, koinonia, dan diakonia).

Bidang Pewartaan (Kerygma)

a. Apa yang anda ketahui tentang pewartaan!

b. Apa saja bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?

c. Apakah anda terlibat dalam kegiatan pewartaan di Paroki, lingkungan, dan

masyarakat? Bila (ya/tidak) berilah penjelasan! Bentuknya apa!

d. Mengapa anda terlibat?

Bidang Liturgi (Liturgia)

a. Apa yang anda ketahui tentang liturgi?

b. Apa saja bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?

c. Apakah anda terlibat dalam kegiatan liturgi di Paroki, lingkungan, dan

masyarakat? Bila (ya/tidak) berilah penjelasan! Bentuknya apa!

d. Mengapa anda terlibat dalam kegiatan liturgi?

Bidang Persekutuan (Koinonia)

a. Apa yang anda ketahui tentang koinonia.

b. Apa saja bentuk koinonia yang ada dalam Gereja Paroki anda!

c. Apakah anda terlibat dalam kegiatan koinonia di Paroki/lingkungan,

masyarakat? Bila (ya/tidak) berilah penjelasan! Bentuknya apa!

d. Mengapa anda terlibat dalam kegiatan koinonia?

Bidang Pelayanan (Diakonia)

a. Apa yang anda ketahui tentang diakonia?

b. Apa saja bentuk pelayananan yang ada dalam Gereja Paroki anda!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

67

c. Bagaimana anda terlibat dalam kegiatan diakonia di Paroki/lingkungan,

masyarakat? Bila (ya/tidak) berilah penjelasan! Bentuknya apa?

d. Mengapa anda terlibat dalam kegiatan diakonia?

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Aktif Dalam Hidup Menggereja

Faktor Pendorong:

a. Apa yang mendorong anda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja?

b. Apakah anda senang terlibat dalam hidup menggereja? Bila ya/tidak

berilah alasan!

Faktor Penghambat:

a. Apa kesulitan anda untuk terlibat dalam kegiatan di Paroki/lingkungan?

b. Apakah anda berusaha mengatasi kesulitan untuk terlibat dalam hidup

menggereja? Bila ya/tidak berilah alasan!

2. Pedoman observasi

Observasi yang dilakukan peneliti meliputi keterlibatan OMK dalam hidup

menggereja pada dua bidang tugas Gereja yaitu bidang pewartaan dan bidang

liturgi. Berikut pedoman observasi.

Pedoman Observasi

a. Nama OMK : ……………………………….

b. Hari/Tanggal Observasi : ……………………………….

c. Aspek yang diteliti.

1) Jenis kegiatan yang diikuti subyek

a) bidang pewartaan seperti: timja inisiasi, PIUD, PIA, PIR,

OMK/PIOM, PIUL, Katekis, Pemandu dan Kitab Suci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

68

b) bidang liturgi seperti: timja putra altar, paduan suara (kor, dirigen, dan

pemazmur), lektor, prodiakon, paramenta, panduan misa, dekorasi

altar, dan tatalaksana ibadat dan devosi.

2) Konteks/suasana

3) Subyek melakukan apa dan dengan siapa

4) Kegiatan subyek

5) Perkataan subyek

3. Pedoman Studi Dokumentasi

Untuk mendukung keabsahan sebuah data, dokumentasi yang dipakai

adalah berupa foto kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh subyek. Dokumentasi yang

dipakai berkisar satu tahun terakhir. Dokumentasi diperoleh dari sumber yang

dapat dipercaya yaitu pendamping OMK, dan ketua OMK. Pedoman studi

dokumen meliputi keterlibatan dan peranserta OMK di bidang pewartaan dan

bidang liturgi.

Pedoman Studi Dokumentasi

Sumber Data : ……………………………

NO Aspek Jenis Kegiatan Peran

1 Bidang

Pewartaan

a. timja Inisiasi,

b. PIUD,

c. PIA,

d. PIR,

e. OMK/PIOM,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

69

f. PIUL,

g. Katekis,

h. Pemandu dan Kitab Suci.

2 Bidang Liturgi

a. timja putra altar,

b. timja paduan suara (kor,

dirigen, dan pemazmur),

c. timja lektor,

d. prodiakon,

e. paramenta dan koster,

f. panduan misa,

g. timja dekorasi altar,

h. timja tatalaksana ibadat dan

devosi.

G. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono

(2015:366) meliputi uji kredibilitas data, uji transferability, uji depedability, dan

uji confirmability. Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji

keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi.

Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat 3 triangulasi dalam

keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu

(Sugiyono, 2014:125).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

70

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi

teknik adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2015:

373).

Sugiyono (2015:368) juga mengemukakan beberapa cara melakukan uji

kredibilitas data, diantaranya perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,

triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif, dan member check.

Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan

dengan cara member check. Member check adalah, proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk

mengecek informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan

sesuai dengan apa yang dimaksudkan sumber atau responden (Sugiyono,

2015:375).

Dengan melakukan member check, peneliti dapat mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika

data yang ditemukan kemudian disepakati oleh para pemberi data, maka data

tersebut dinyatakan valid sehingga semakin kredibel atau dipercaya. Sebaliknya,

apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak

disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu diskusi dengan pemberi data.

Apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya dan harus

menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2015:

375-376).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

71

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2015:334) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Miles and

Huberman (Sugiyono, 2015:337) mengemukakan terdapat 3 langkah dalam

analisis data, yaitu reduksi data, display data, dan conclusion drawing/verification

data.

1. Reduksi

Menurut Sugiyono (2015:338) mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Data yang telah ada direduksi sehingga akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya dalam analisi data ini

adalah display data atau penyajian data. Miles and Huberman (Sugiyono,

2015:341) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

72

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Verification/Conclusion Drawing

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman (dalam Sugiyono, 2015:345) adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Mengingat kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi bila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian yang diperoleh dengan

metode wawancara kepada beberapa responden. Hasil penelitian ini berupa

rangkuman atas jawaban dari responden mengenai pertanyaan penelitian yakni

penghayatan hidup menggereja OMK Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian tersebut, penulis berusaha

memunculkan melalui tiga aspek yakni pemahaman tentang Gereja dan hidup

menggereja, penghayatan hidup menggereja yang diwujudkan lewat 4 bidang

tugas Gereja yaitu kerygma, liturgia, koinonia, dan diakonia, dan faktor

pendorong dan penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja. Dari tiga

aspek tersebut penulis menjabarkannya melalui 16 pertanyaan, sehingga

ditemukan fakta-fakta dari responden tentang penghayatan hidup menggereja

OMK Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

1. Profil Responden

Sebagaimana diuraikan pada bab III, responden sebagai sumber data

adalah OMK Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta dengan menggunakan

tehnik snowball sampling. Responden ini dipilih oleh peneliti atas petunjuk dari

kordinator dan ketua OMK yang mana mereka dianggap telah memiliki

pengetahuan tentang Gereja dan pengalaman terlibat dalam dinamika hidup

menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

74

a. Responden 1

Subjek pertama berinisial BT. Perempuan lahir 8 Maret 98, merupakan anak

sulung dari 3 bersaudara, tinggal di jalan Prawirotaman no 279. Pendidikan

terakhir SMA 9 Yogyakarta jurusan IPS. Wawancara dilaksanakan pada hari

Sabtu 28 Mei 2017 pukul 17.00-18.15 bertempat di Paroki ruang Yerusalem. BT

adalah pribadi yang supel, senang bekerja, berpenampilan rapih dan ramah. Hoby

bernyanyi, dan senang terlibat pada kegiatan. Pada waktu duduk di bangku

sekolah SMA BT pernah terlibat TONTI (Peleton Inti), ikut ekstra Karawitan

dengan peran sebagai sinden. Pernah menjadi panitia pada event yang diadakan

oleh sekolah seperti pensi. Ia masuk menjadi anggota OMK pada usia remaja.

Berkat kerjasama dari teman OMK BT belajar dari teman-temannya

terutama dalam kepengurusan. Diantara para pengurus BT termasuk usia paling

muda, sehingga ia merasa teman-temannya OMK memperhatikan, membimbing

dan memberi teladan kepadanya sehingga sampai saat ini tetap setia melakukan

tugas pelayanan untuk Gereja.

b. Responden 2

Subjek kedua berinisial Ben. Laki-laki lahir tanggal 13 April 1996 anak

kedua dari dua bersaudara. Mahasiswa semester 6 di salah satu perguruan tinggi di

Yogyakarta. Tinggal di jalan Glagahsari no 27 masuk lingkungan Fransiskus

Xaverius. Lahir dari keluarga perkawinan beda agama. Kakak perempuannya

sudah menjadi Katolik sejak kecil diajak oleh ibunya ke Gereja, sedangkan Ben

tidak dibaptis karena permintaan ayahnya sebab ayahnya beragama Islam. Atas

kesepakatan keluarga akhirnya Ben dimasukkan di TPA untuk belajar agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

75

Islam. Selama menganut agama Islam Ben rajin berlajar di TPA bersama teman

bermain di sekitar rumahnya. Berjalannya waktu tepat ketika Ben duduk di

bangku kelas 3 SD, ayah Ben meninggalkan rumah (istri dan anak-anaknya) tidak

tahu kemana, lama kemudian baru diketahui kalau ayahnya menikah lagi.

Awal ketertarikannya menjadi Katolik ketika Ben melihat kakaknya

menjadi Putra Altar. Dalam keluarga, Ben sendiri yang beragama Islam sementara

ibu dan saudaranya beragama Katolik. Ben meminta kepada ibunya untuk belajar

agama Katolik. Ben akhirnya di baptis menjadi Katolik ketika ia duduk di kelas 4

Sekolah Dasar.

Setelah dibaptis, Ben aktif menjadi Putra Altar dan kemudian ikut

bergabung menjadi anggota OMK. Dalam struktur organisasi dewan Paroki, Ben

adalah kordinator Komsos. Tim ini bertugas mengambil dokumentasi kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan oleh Paroki seperti Misa Natal, Paskah, hari-hari

besar Gereja, dan event-event penting Gereja. Selain menjadi tim KOMSOS, juga

menjadi devisi perlengkapan untuk Timja PIA. Dalam timja PIA Ben termasuk

anggota dari salah satu tim. Tugas yang sering dilakukan sebagai timja PIA adalah

sebagai devisi konsumsi, mulai dari belanja snack, mengemas dan

membagikannya kepada anak-anak PIA pada akhir kegiatan. Konsekwensi dari

suatu pilihan tetap dipegang teguh oleh Ben. Selalu hadir dan konsisten dengan

tugas yang diberikan tim kepadanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

76

c. Responden 3

Subyek ke tiga berinisial YS adalah mahasiswa semester 2 jurusan

Managemen. Lahir 19 Agustus 1996, merupakan anak ke dua dari dua bersaudara,

tinggal di Kelurahan Margangsan, termasuk lingkungan Maria. Dulu ibu YS

beragama Kristen sedangkan bapak beragama Katolik. Sebelum di baptis, YS

selalu ikut sekolah Minggu di Gereja Baptis diantar oleh ibunya, tetapi ayahnya

juga sering mengajak ke Gereja Katolik.

Pada saat kelas 4 SD, ibunya menyuruh YS ikut pelajaran agama Katolik

supaya dibaptis. Setelah dibaptis, YS diikutkan menjadi putra Alltar dan berlanjut

menjadi anggota PIR. Setelah YS dibaptis, ibu juga menjadi Katolik pada tahun

2006. Ben adalah lulusan SMA Martoyudan Magelang. Pilihan sekolah di SMA

Martoyudan semata-mata ingin menjadi imam diosesan Semarang. Memasuki

tahun ketiga di SMA Martoyudan, keinginan menjadi imam mulai memudar.

Sempat mengikuti pembinaan calon imam di Semarang, namun pada bulan Juni

2016 YS memutuskan tidak melanjutkan menjadi imam.

Kembali ke rumah membuat YS minder dan tidak punya teman. Awalnya

YS tidak mau mengikuti misa kudus di Gereja Santo Yusup Bintaran. Malu

karena keluar dari seminari, YS memilih misa kudus di Gereja Kidoloji. Sesekali

misa kudus di Gereja Bintaran tetapi duduk sendiri di pojok Gereja pada bagian

belakang. Kurang lebih lima bulan YS merasa kesepian dan hampa. Sebagai orang

muda menganggap diri tidak berguna karena tidak ada kegiatan. Kerinduannya

punya banyak teman belum juga tercapai, mau bergabung dengan OMK di Gereja

Bintaran takut ditolak. Akhirnya pada awal bulan Desember YS mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

77

undangan dari OMK Bintaran untuk dekorasi natal di Gereja. Ajakan dari OMK

ini merupakan kesempatan awal kiprah bergabungnya YS di OMK.

d. Responden 4

Subyek ke empat berinisial UT, berjenis kelamin laki-laki dan merupakan

anak tunggal. Tinggal di jalan Surokarsan 21, termasuk lingkungan Santa Theresia

Lisieux. Pribadi yang ramah dan rendah hati, sopan, setia dan berdedikasi tinggi,

serta rajin beribadah.

Selama ini UT belum pernah bergabung dan terlibat dalam kegiatan OMK.

alasan UT tidak mau bergabung di OMK karena tidak ada kegiatan. Menurut UT,

dulu pengurus OMK tidak merangkul OMK yang lain, sehingga kegiatan di

Paroki tidak banyak OMK yang mengetahui dan mau terlibat. Ditambah lagi

dalam kepengurusan OMK ada konflik yang akhirnya membuat OMK vakum

cukup lama. Sampai saat ini UT juga tidak bergabung dengan OMK karena

merasa sudah cukup tua dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Untuk

saat ini ia lebih memilih terlibat di paguyuban lektor dan tidak mau terlibat

kegiatan lain karena menjadi kordinator lektor merasa cukup kelelahan.

e. Responden 5

Subyek ke lima berinisial Rth, seorang perempuan yang merupakan anak

kedua dari dua bersaudara. Tinggal di Kelurahan Margansang Lor MG II,

termasuk lingkungan Maria. Berpenampilan sederhana namun anggun, lemah

lembut serta berdedikasi tinggi pada tugas. Rendah hati dan ringan tangan

membantu sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

78

Sakramen Baptis dan komuni pertama di terima di Gereja Santo Yusup

Bintaran namun Rth tidak aktif di Gereja Bintaran. Sebelum aktif di Gereja

Bintaran, Rth selalu diajak oleh ibunya misa di Gereja Santo Antonius Kota Baru

sehingga kegiatan di Gereja Bintaran praktis tidak pernah di ikuti dan tidak tahu

apa kegiatannya. Beberapa kegiatan OMK diikuti di Gereja Kota Baru seperti

misa EKM, penggalangan dana, dan doa taize.

Rth baru masuk persekutuan OMK di Gereja Bintaran pada tahun 2015

dengan kepengurusan OMK yang lama. Berhubung ketua OMK sudah bekerja di

Jakarta, romo kordinator OMK meminta Rth untuk menggerakkan OMK, dan

akhirnya sampai sekarang aktif di kegiatan OMK. Pada periode kepengurusan

dewan Paroki yang baru, dibentuk kepengurusan OMK dengan masa bakti periode

2016-2018 tetapi Rth tidak masuk dalam kepengurusan OMK, tetapi masuk timja

pewartaan PIA. Sampai sekarang Rth terlibat di pewartaan PIA sebagai kordinator

timja PIA.

2. Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi

Seperti yang telah dikemukakan pada bab III, data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tiga teknik yaitu wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi. Data yang tidak terungkap melalui wawancara,

dilengkapi dengan data hasil observasi langsung oleh peneliti. Untuk memperkuat

data hasil wawancara dan observasi, maka dilakukan penelusuran terhadap

dokumen yang ada. Semua data hasil penelitian diuraikan berdasarkan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

79

a. Apa yang Anda Ketahui tentang Gereja?

Pada pertanyaan apa arti Gereja diperoleh jawaban dari responden 1

mengatakan:

“Bagi saya Gereja memiliki dua arti. Arti pertama secara fisik adalah

bangunan, arti kedua adalah manusia. Bangunan, maksudnya di dalam

Gereja itu ada umat yang menjadi satu keluarga, beribadah bersama, hidup

bersama menjadi satu keluarga” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).

“Menurutku sih, Gereja itu ya selain arti fisik bangunan begitu, tetapi juga

orang-orang yang berkumpul untuk bersama-sama berdoa dan membangun

persaudaraan satu dengan lainnya, itu saja sih yang saya tahu”(wawancara

Kamis, 13 Juli 2017).

Sementara responden 2 memberikan jawaban sangat singkat yaitu

“persekutuan orang-orang beriman. Ya…beriman pada Kristus, itu yang saya tahu

sus” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Responden 3 mengatakan:

“Gereja adalah persekutuan orang beriman yang percaya pada Tuhan.

Dalam diri setiap orang Tuhan hadir. Hehe…menurutku sih itu.

Bagaimana ya sus… manusia itu adalah secitra dengan Allah, sehingga

dalam diri manusia selalu ada yang berharga. Meskipun pada

kenyataannya ada kekurangan tetapi bahwa manusia itu sangat berharga”

(wawancara Minggu, 4 Juni 2017).

Senada dengan yang diungkapkan responden 3, responden 4 juga

mengatakan bahwa Gereja adalah tempat berkumpulnya umat beriman. Beriman

kepada Yesus, umat beriman yang berkumpul dalam satu wilayah yang percaya

kepada Yesus (wawancara Kamis, 6 Juli 2017). Sementara responden 5

mengungkapkan pernyataan yang sama dengan responden 1 bahwa Gereja adalah

tempat atau rumah secara fisik, atau rumah Tuhan (wawancara Sabtu, 8 Juli2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

80

Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti telah melakukan

member check terhadap responden, sehingga jawaban responden sungguh benar

dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara ditemukan bahwa arti Gereja berbeda menurut

masing-masing responden. Gereja dapat memiliki dua arti yang pertama Gereja

dalam arti fisik atau bangunan yang di dalamnya ada umat yang menjadi satu

keluarga, hidup bersama sebagai satu keluarga. Dan Gereja dalam arti umat Allah

yang bersama-sama mengimani Kristus, berkumpul untuk memuliakan Tuhan.

Dari hasil observasi yang lakukan oleh peneliti ditemukan fakta bahwa

memang pengertian mereka tentang Gereja belum mendalam, nampak dari

penghayatan mereka yang menganggap bahwa Gereja adalah sebagai bangunan

fisik, tetapi juga Gereja sebagai persekutuan. Responden memandang Gereja

sebagai persekutuan, tetapi sesungguhnya mereka belum juga mewujudkan

persekutuan itu sebagai satu saudara yang saling membutuhkan. Gereja sebagai

persekutuan yang dimaksudkan oleh mereka terlebih pada persatuan antar OMK

sendiri, belum menyeluruh dengan semua umat beriman yang ada di Paroki Santo

Yusup Bintaran. Nampak bahwa mereka baru pada awal tahun 2016 yang lalu

terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja. Sebelumnya mereka tidak aktif, artinya

mereka belum mewujudkan diri sebagai bagian dari Gereja. Sebagai anggota

Gereja mereka belum aktif dalam kehidupan bersama sebagai Gereja.

Pada pengertian Gereja ini ditemukan bahwa responden belum mengerti

secara mendasar arti Gereja yang sesungguhnya. Kesadaran bahwa ia adalah

orang pilihan Allah, dipanggil secara khusus yang terhimpun dalam suatu Paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

81

terlibat sebagai pewartaan Kabar Gembira (kerygma), menghidupkan peribadatan

yang menguduskan (liturgia), membangun persekutuan (koinonia), memajukan

karya cintakasih/pelayanan (diakonia) sebagai murid-murid Tuhan.

b. Apa yang Anda Mengerti Tentang Hidup Menggereja?

Dari pertanyaan apa arti hidup menggereja diperoleh jawaban dari

responden 1 yang mengatakan:

“Hidup menggereja seperti hidup bermasyarakat. Kehidupan bersama

dalam lingkup Gereja, yang terorganisir seperti keterlibatan dalam

organisasi Gereja. Non organisasi seperti salah satu bentuk kehidupan

menggereja yakni peduli dengan sesama umat” (wawancara Sabtu, 28 Mei

2017).

Adapun responden 2 mengatakan:

“Bingung sus… kurang lebihnya (karang taruna) untuk mengaktifkan,

menghidupkan karang taruna. Anak muda di lingkup RT sangat sedikit

sus. Selain itu supaya saya juga ada peran di masyarakt, supaya tetangga-

tetangga, tahu meskipun saya punya kesibukan lain tetap masih membantu

masyarakat” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Berbeda dengan responden 3 yang mengatakan:

“Hidup menggereja tidak hanya sekedar ke Gereja tetapi benar-benar

terlibat dalam Gereja. Hidup menggereja itu adalah bahwa setiap orang

tidak hanya sekedar umat, tetapi sebagai umat ia harus mengabdikan diri

pada Gereja, berpartisipasi, berusaha mengenal Gereja, mau berdiskusi,

menemukan dan menyelesaikan masalah dan tantangan yang dihadapi oleh

Gereja” (wawancara Minggu, 4 Juni 2017).

Senada dengan pendapat responden 3, menurut responden 4, hidup

menggereja itu berkumpul merayakan ekaristi, beramal kasih, terlibat dalam

kegiatan umat seperti rosario di lingkungan, pendalaman kitab suci, dan terlibat

dalam kehidupan masyarakat (wawancara Kamis, 6 Juli 2017). Demikian pula

diungkapkan oleh responden 5, saya terlibat untuk melayani apa yang dibutuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

82

Gereja, seperti kegiatan AYD, atau Gereja butuh pendampingan anak,

pendampingan remaja (wawancara Sabtu, 8 Juli 2017).

Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah mengadakan

member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang diungkapkan,

sehingga jawaban responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara ditemukan, hidup menggereja menurut orang muda

berarti terlibat dalam kehidupan bersama, tidak hanya sekedar ke Gereja tetapi

sungguh terlibat dalam keprihatinan dan gerak Gereja itu sendiri. Karena Gereja

itu satu keluarga, maka semua orang berpartisipasi menyelesaikan tantangan yang

dihadapi oleh Gereja.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa penghayatan hidup

menggereja sudah diwujudkan oleh beberapa responden. Responden 1 terlibat

dalam lingkup Gereja yang terorganisir sebagai wujud hidup menggereja, berarti

ia sudah terlibat dalam struktur kepengurusan OMK sebagai sekretaris. Di bidang

pewartaan responden 1 sudah terlibat namun baru di lingkup Paroki, sementara di

lingkungan belum terlibat. Hidup menggereja responden 2 tidak lagi terlibat

membangkitkan semangat orang muda di Karang Taruna. Adapun responden 3, ia

belum sungguh terlibat, sumbangan pemikiran dan pengorbanan belum juga

terwujud karena terlalu sibuk di kampus. Sedangkan responden 4 dan 5 sudah

mulai memahami dan menghayati panggilannya dalam hidup menggereja,

responden 4 rajin berkumpul bersama umat separoki untuk merayakan ekaristi

setiap hari, dan responden 5 juga selalu melaksanakan tugas mengajar PIA di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

83

Paroki. Namun demikian penghayatan hidup menggereja orang muda masih pada

batas pewartaan.

Pada pertanyaan apa arti hidup menggereja ditemukan bahwa hampir

semua responden memberikan jawaban senada bahwa hidup menggereja tidak

hanya sekedar ke Gereja tetapi benar-benar terlibat dalam Gereja. Sebagai umat

ia harus mengabdikan diri pada Gereja, berpartisipasi, terlibat dalam kegiatan

Gereja, terlibat dalam suatu organisasi Gereja, dan terlibat dalam kehidupan

masyarakat.

c. Apa Dasar Hidup Menggereja?

Pada pertanyaan apa dasar hidup menggereja, diperoleh jawaban dari

responden 1 yang mengatakan:

“Dasar hidup menggereja adalah Injil. Dalam injil dikatakan meskipun kita

semua berbeda tetapi satu tubuh. OMK dan PIA tidak perlu konflik”

(wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).

Sementara responden 2, 3, dan 5 mengatakan tidak tahu dasar hidup

menggereja. Menurut responden 4, dasar hidup menggereja adalah Kitab Suci

Kisah Para Rasul yaitu hidup Gereja Perdana, mereka berkumpul berdoa,

membaca Kitab Suci, memecahkan roti melakukan pelayanan, dan berkotbah. Apa

yang dilakukan oleh Gereja Perdana, Gereja ini juga melakukannya sekarang,

seperti dalam liturgi, pewartaan, dan paguyuban (wawancara Kamis, 6 Juli 2017).

Peneliti telah mengadakan member check kepada masing-masing

responden tentang kebenaran data yang diperoleh atas jawaban yang diungkapkan,

sehingga jawaban responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

84

Dari hasil wawancara ditemukan bahwa responden 4 dapat memberikan

jawaban dengan baik yaitu kehidupan Jemaat Perdana adalah pola dan dasar dari

hidup menggereja sekarang ini, sebagaimana yang dikisahkan dalam Kisah Para

Rasul. Sementara responden 1 mengungkapkan lebih pada praktek hidup di mana

setiap orang adalah saudara sehingga tidak perlu ada konflik satu dengan lainnya,

dan responden lain tidak mengetahui dasar hidup menggereja.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti juga ditemukan fakta

bahwa responden 1 cukup terampil dan aktif bila ada kegiatan di Paroki, namun

penhayatan hidup menggereja belum menyeluruh, masih sebatas melaksanakan

tugas. Kehadirannya di bidang pewartaan membawa suasana baru, pergaulannya

menyenangkan dan dapat diterima oleh semua kalangan OMK dan anak-anak.

Responden 4 juga mewujudkan apa yang dikatakan, setidaknya sudah

mewujudkan seperti apa yang dihayati oleh Jemaat Perdana yakni ikut ekaristi

setiap hari. Adapun responden 2, 3, dan 5, sebagaimana pemahaman mereka

tentang dasar hidup menggereja demikian juga dalam penghayatan hidup setiap

hari. Walaupun tidak tahu dasar hidup menggereja namun responden 5 sudah bisa

mewujudkannya lewat partisipasinya di bidang pewartaan sebagai timja PIA.

Melaksanakan tugas dengan pengorbanan, meskipun capek dari kerja namun tetap

memberikan prioritas melayani Gereja.

Pada pertanyaan yang menjadi dasar hidup menggereja ditemukan bahwa

hampir semua responden tidak dapat memberikan jawaban. Sedangkan responden

4 ia dapat memberikan jawaban yang tepat. Menurutnya dasar hidup menggereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

85

belajar dari cara hidup Gereja Perdana, dimana mereka berkumpul berdoa,

membaca Kitab Suci, memecahkan roti melakukan pelayanan, dan berkotbah.

d. Menurut anda, Terlibat dalam Hidup Menggereja itu seperti apa?

Pada pertanyaan mengenai pandangannya tentang keterlibatan dalam

hidup menggereja, diperoleh pernyataan dari responden 1 mengatakan:

“… keterlibatan itu artinya ikut berperan dan ambil bagian dalam tugas

Gereja seperti ikut membantu kegiatan yang dilaksanakan oleh Gereja,

ambil bagian dalam organisasi Gereja, dan peduli pada sesama …”

(wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).

Responden 4 mengatakan:

“… terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja misalnya terlibat menjadi

putra Altar, lektor, atau organis, baik yang liturgis maupun non liturgis

yang termasuk pengembangan iman, ada PIR, OMK, dan ada

pendampingan umat dewasa…” (wawancara Kamis, 6 Juli 2017).

Senada dengan itu responden 3 dan 5 juga mengatakan bahwa hidup

menggereja itu tidak hanya sekedar menjadi umat tetapi harus ambil bagian dan

berusaha bersama menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam Gereja.

Sedangkan responden 2, mengatakan:

“Kurang lebihnya seperti (karang taruna) untuk mengaktifkan,

menghidupkan karang taruna, karena anak muda di lingkup RT sangat

sedikit sus. Selain itu supaya saya juga ada peran di masyarakat, supaya

tetangga-tetangga, tahu meskipun saya punya kesibukan lain tetap masih

membantu masyarakat” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah

mengadakan member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang

diungkapkan, sehingga pernyataan responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara ditemukan bahwa terlibat dalam hidup menggereja

itu seperti ikut berperan dan ambil bagian dalam tugas Gereja seperti ikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

86

membantu kegiatan yang dilaksanakan oleh Gereja, ambil bagian dalam

organisasi Gereja, dan peduli pada sesama. Menjadi putra Altar, lektor, atau

organis. Terlibat dalam pengembangan iman di PIR, OMK, dan pendampingan

umat dewasa.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa hidup menggereja responden 1

sudah mulai terlibat dalam hidup menggereja namun baru sebatas lingkup Paroki

dan di bagian pewartaan, sementara responden 2, tidak lagi aktif di Karang Taruna

dan jarang aktif di PIA. Adapun responden 3 juga belum banyak terlibat,

sumbangan pemikiran dan pengorbanan belum terwujud masih sebatas pemikiran.

Sedangkan responden 4 dan 5 sudah mulai memahami dan menghayati

panggilannya dalam hidup menggereja. Responden 4 rajin berkumpul bersama

umat separoki merayakan ekaristi setiap hari, dan responden 5 selalu

melaksanakan tugas mengajar PIA di Paroki.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa seseorang dikatakan terlibat apabila

ikut berperan dan ambil bagian dalam tugas Gereja seperti ikut membantu

kegiatan yang dilaksanakan oleh Gereja, ambil bagian dalam organisasi Gereja,

dan peduli pada sesama.

e. Apa Harapan Anda Sebagai OMK Terhadap Gereja?

Harapan OMK terhadap Gereja diperoleh pernyataan dari responden 1

mengatakan:

“Agar Gereja lebih praktis, lebih terbuka terhadap kehidupan di luar

Gereja (masyarakat luar ) contohnya mengadakan kegiatan sosial seperti

bakti sosial, kunjungan panti jompo, (hal ini dirasa kurang)” (wawancara

Sabtu, 28 Mei 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

87

Responden 2 mengatakan:

“… pandangan saya di Gereja Bintaran ya sus. He…he…harapan saya

terhadap Gereja itu ya… di orang-orangnya itu lho sus. Orang-orang yang

terlibat di situ em… em… orangnya supaya diberi pemahaman yang sama,

kalau kita di Gereja ini sama-sama melayani jangan saling menjatuhkan,

soalnya itu terjadi di Gereja ini. Model disini masih sikut-sikutan gitu sus..

kayak di OMK masih ada kayak gitu, OMK dan PIA sikut-sikutan,

pengennya diberi pemahaman yang sama supaya enak, jangan sampai

nyacat dan ada omongan yang tidak enak. Jadi, kordinasinya lebih baik

lagi” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Responden 3 mengatakan:

“… lebih banyak ini sus…ah…lebih banyak menjamah lingkungan,

memperbanyak kunjungan dari romo, menyapa umat dan OMK di

lingkungan. Romo Paroki lebih menyapa umat, karena kalau kita dekat

dengan romo Paroki, kita lebih mudah dan enak menyampaian ide-ide

untuk kemajuan Gereja. Sapaan Pastor Paroki pada OMK sangat penting,

kalau Pastor Paroki tidak mau menyapa, OMK ketakutan untuk

menyampaikan ide-ide” (wawancara Minggu, 4 Juni 2017).

Menurut responden 4,”…Gereja harus membuka diri dan mengajak OMK

dalam kegiatan-kegiatan Gereja seperti; misalnya kegiatan liturgi atau apapun itu,

OMK disapa sampai pada masing-masing personal…” (wawancara Kamis, 6 Juli

2017). Berbeda dengan yang lain, responden 5 mengatakan: “… agar Gereja

mengajak umatnya mulai dari tingkat usia dini sampai usia lanjut mengikuti

pembinaan terus menerus secara berkelanjutan…” (wawancara Sabtu, 8 Juli

2017).

Untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah

mengadakan member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang

diungkapkan, sehingga pernyataan responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawacara ditemukan bahwa Gereja harus lebih terbuka baik

keluar maupun ke dalam, lebih merangkul orang muda agar semakin aktif dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

88

kegiatan Gereja. Para romo dan ketua lingkungan agar menyapa orang muda.

Gereja lebih peduli pada pendampingan berjenjang supaya orang-orang muda

tidak hilang dari Gereja karena tidak ada kegiatan.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa, kegiatan sosial yang diadakan

Gereja baru sedikit dan kurang melibatkan orang muda, relasi antara orang muda

dengan Romo Paroki belum nampak akrab, demikian halnya relasi antara orang

tua dengan orang muda masih nampak kaku, sehingga komunikasi tidak terjadi.

Di beberapa lingkungan orang muda nyaris tidak kelihatan. Orang tua yang

mempunyai anak usia muda juga kurang memberikan dukungan pada anaknya

ikut berkegiatan di Gereja, tidak sedikit orang tua marah bila anaknya sering pergi

ke Gereja. Dijumpai pula, banyak orang tua mengajak anaknya untuk misa di

Gereja Santo Antonius Kota Baru sehingga Gerejanya sendiri tidak dikenal. Salah

satu contoh orang tua kurang mendukung anak adalah ketika ada kegiatan estafet

Salib AYD di Gereja. Dari data yang diperoleh jumlah OMK di Paroki Santo

Yusup Bintaran sekitar ± 200 jiwa, sementara yang aktif dan hadir pada kegiatan

estafet Salib AYD hanya pengurus dan panitia. Bahkan pada saat PENSI di

Gereja, tidak banyak orang tua yang datang. Orang tua kurang memberikan

apresiasi pada orang muda, sebab dengan orang tua hadir saja, orang muda sudah

merasa di dukung. Kunjungan pastoral yang dilakukan pastor Paroki ke setiap

lingkungan juga tidak dapat menjadi kesempatan berdialog dengan orang muda

karena orang muda tidak pernah hadir pada setiap kegiatan.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti juga diperkuat dengan data yang

diperoleh dari pendamping OMK Paroki yang mengatakan, Gereja masih belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

89

mampu membangun dialog dengan orang muda, komunikasi sering kurang lancar,

orang tua enggan memberikan kepercayaan kepada orang muda untuk maju, orang

tua tidak menghimbau dan mendukung anak-anaknya untuk ikut berkegiatan di

Gereja bersama teman OMK lainnya. Fakta lain ditemukan bahwa relasi orang tua

dan orang muda tidak harmonis, dampaknya orang muda berjalan sendiri tanpa

pendampingan orang tua, padahal orang muda ingin di rangkul, ingin di dampingi

dan diberi kepercayaan, dan tanggungjawab. Demikian halnya dengan para ketua

lingkungan mereka kurang memberikan perhatian, dukungan dan kesempatan

kepada orang muda terlibat aktif di lingkungan.

Pada pertanyaan tentang harapan orang muda terhadap Gereja ditemukan

bahwa, Gereja harus lebih terbuka terhadap umat lain di luar Gereja. Gereja perlu

mengajak orang muda ikut ambil bagian pada tugas-tugas Gereja.

f. Menurut Anda, Apa Harapan Gereja Terhadap OMK?

Jawaban yang diperoleh dari responden tentang pendapatnya sehubungan

dengan harapan Gereja terhadap OMK, responden 1 mengatakan:

“OMK diharapkan bisa menjadi kader pemimpin Gereja dengan pola pikir

yang lebih fres (baru) dengan adanya ide-ide baru. Kaderisasi untuk suatu

pembaruan dan inovasi bagi kehidupan menggereja. Orang muda

melakukan sesuatu untuk membuka ruang bagi remaja. Karena selama ini

remaja kurang pendampingan. Agar OMK menyadari potensi diri, dan

yakin bahwa OMK punya potensi menjadi wadah bagi remaja”

(wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).

Sementara responden 2 mengatakan: “Apa ya sus… bingung sus, kan ini

ada tahun orang muda… ya Gereja berarti berharap orang muda makin aktif di

Gereja” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017). Responden 3 mengatakan: “Orang

muda harus lebih bisa mengayomi yang lebih muda. OMK lebih berani tampil,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

90

karena pada kenyataannya ada banyak OMK yang memiliki kelebihan, tetapi

mereka tidak berani. Banyak OMK di Paroki tetapi yang tampil cuma orang-orang

itu aja” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017). Adapun responden 4 dan 5 memiliki

pemahaman yang sama yaitu agar OMK lebih berani tampil, lebih aktif di

lingkungan, dan bertanggung jawab dalam tugas-tugas yang diberikan oleh

Gereja.

Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah mengadakan

member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang diungkapkan,

sehingga jawaban responden ini sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara ditemukan bahwa OMK harus bisa menjadi kader

pemimpin, berinovasi, berani tampil dan lebih aktif terlibat di lingkungan. OMK

bisa menjadi kakak sulung dan tempat curhat anggota PIR. Orang muda

menyadari diri dengan potensi yang dimiliki agar dikembangkan untuk membantu

dan melayani Gereja.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, ditemukan fakta bahwa

harapan Gereja nampak senada dengan apa yang diungkapkan oleh responden.

Responden melihat dan merasakan apa yang menjadi harapan Gereja kepada

orang muda. Harapan Gereja ini sudah sedikit mereka realisasikan misalnya

menjadi pemimpin, mengkader diri dengan mulai berani memimpin di suatu

organisasi, dan berani tampil pada acara-acara Gereja. Orang muda mulai

menampilkan ide-ide baru pada saat misa orang muda dan misa PIA. Mereka

bertanggungjawab pada tugasnya masing-masing. Hal ini dibenarkan oleh romo

paroki dan pendamping OMK. Dalam wawancara dengan romo paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

91

mengatakan bahwa orang muda hendaknya lebih aktif di Gereja dengan tetap

melaksanakan tugas hariannya agar sejak muda mereka belajar terlibat dalam

hidup menggereja sehingga kelak mereka dewasa akan lebih aktif. OMK harus

bisa menjadi pelopor dan penggerak bagi teman-temannya, di Paroki, lingkungan,

dan di masyarakat. Tidak hanya penggerak di lingkup Paroki tetapi juga bergerak

ke tempat yang lebih luas seperti terlibat di bidang politik.

Kordinator OMK juga menghendaki agar OMK memiliki militansi, berani

menjadi perombak. Gereja sudah membuka kesempatan untuk orang muda agar

mengembangkan diri lewat kegiatan-kegiatan tujuannya agar orang muda

mengembangkan minat seperti di bidang politik. Mereka juga di harapkan menjadi

pelopor toleransi, dan memanfaatkan peluang untuk maju dengan bersedia di

kepanitiaan event-event Gereja.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa baik responden, pastor paroki, dan

pendamping OMK mempunyai harapan yang sama yakni agar orang muda lebih

berani tampil, belajar mengkader diri dengan mulai aktif dalam kegiatan-kegiatan

di Gereja, agar orang muda berani tampil karena kelak masa depan Gereja ada

pada orang muda. Bila sejak awal orang muda aktif, maka kelak mereka dewasa

akan lebih aktif.

g. Apa yang Anda Ketahui Tentang Pewartaan?

Pada pertanyaan tentang pemahaman responden tentang pewartaan

diperoleh jawaban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

92

Responden 1 mengatakan:

“Pewartaan adalah tim kerja yang mewartakan Injil atau Kabar Gembira

lewat berbagai cara. Lewat berbagai cara menyampaikan nilai-nilai injil

lewat PIOM, dengan sasaran usia yang berbeda-beda” (wawancara Sabtu,

28 Mei 2017).

Adapun responden 2 mengatakan “tidak tahu apa itu pewartaan, saya

bingung menjawabnya” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017). Demikian pula

responden 3 juga tidak tahu, malah menjawab sarana, sebagai wadah pewartaan

seperti PIA, PIR, OMK (wawancara Minggu, 4 Juni 2017). Sedangkan responden

4 mengatakan “Apa ya, pewartaan adalah mewartakan sukacita Injil kepada semua

orang dan mengajak umat untuk menjadi pewarta sabdaNya. Yang diwartakan

adalah sukacita Kristus, itu saja yang saya tahu” (wawancara Kamis, 7 Juli 2017)

dan responden 5 mengatakan: ”… mewartakan kabar sukacita kepada sesama

yang dijumpai …” (wawancara Sabtu, 8 Juli 2017).

Kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah menguji data dengan

mengadakan member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang

diungkapkan, sehingga jawaban responden ini sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara ditemukan bahwa pemahaman orang muda tentang

pewartaan belum tepat, sebab mereka bingung memberikan jawaban, ada yang

mengatakan sarana, ada yang mengatakan tim kerja, dan ada yang tidak tahu sama

sekali.

Dari hasil observasi yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa secara konsep

responden tidak tahu arti pewartaan. Mereka hanya melaksanakan tugas di bidang

pewartaan. Apa yang diwartakan mereka juga belum memahaminya dengan baik.

Mereka yang mendampingi PIA juga masih bingung apa yang diwartakan. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

93

pertanyaan apa arti pewartaan, ditemukan bahwa jawaban responden belum tepat.

Hampir semua responden tidak dapat memberikan jawaban.

h. Apa Bentuk Pewartaan yang Dilakukan oleh Gereja Paroki Anda?

Pada pertanyaan ini diperoleh jawaban dari responden 1 mengatakan

bentuk pewartaan adalah “EKM, Sekolah Minggu, rekoleksi OMK, Rekoleksi

PIR” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017), sementara responden 2 dan 3 mengatakan

tidak tahu.

Responden 4 mengatakan:

“Ada pendampingan iman kepada anak-anak, remaja, OMK, lalu dewasa,

usia lanjut terus juga ada e…apa ya…pendampingan bagi mereka yang

akan menerima sakramen inisiasi, jadi kalau yang di Bintaran ini selain

pendampingan pada calon baptis, krisma juga ada di sini. Terus lainnya

ada juga bidang APP, dan mendampingi katekese, yah… itu saja”

(wawancara Kamis, 6 Juli 2017).

Responden 5 mengatakan:

“Sosialisasi PIA, BKSN, BKL,APP, dan adven yang saya tahu itu sih. Itu

ada ke anak-anak, orang muda juga untuk lingkungan. Kalau untuk remaja

saya tidak tahu. Musti yang dilakukan selama ini untuk anak-anak dan di

lingkungan, terus pengkaderan untuk para katekis setau ku ada”

(wawancara Sabtu, 8 Juli 2017).

Kebenaran data yang diperoleh, telah diuji oleh peneliti dengan

mengadakan member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang

diungkapkan, sehingga jawaban responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa bentuk pewartaan yang ada di

Paroki diberikan lewat EKM, PIA, dan OMK. Bentuk lain diberikan lewat

sosialisai BKSN, BKL, dan APP.

Dari hasil observasi yang dilakukan ditemukan fakta bahwa belum semua

orang muda terlibat di bidang pewartaan. Ada responden yang tidak tahu bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

94

pewartaan maka ia tidak terlibat. Responden 4 tahu bentuk pewartaan yang

dilakukan oleh Gereja namun ia memilih untuk tidak aktif karena kurang percaya

diri. Responden 1 dan 5 cukup giat dalam tugas pewartaan yang ada di Paroki

yang diwujudkan lewat kegiatan PIA. Pewartaan disampaikan lewat kegiatan PIA

yang didalamnya terkadang disampaikan materi MKSN, BKL atau APP. Peneliti

juga telah mempelajari dokumen yang didapat dari sumber yang dapat dipercaya,

ditemukan fakta bahwa Gereja melakukan tugas pewartaan yakni lewat beberapa

bidang seperti timja Inisiasi, PIUD, PIA, PIR, OMK/PIOM, PIUL, Katekis,

Pemandu dan Kitab Suci.

Pada pertanyaan apa bentuk pewartaan yang ada di Paroki, ditemukan

bahwa beberapa responden belum memahami bentuk-bentuk pewartaan yang ada

di Paroki, tetapi dua diantara responden sudah dapat memberikan jawaban yang

tepat.

i. Apakah Anda Terlibat dalam Kegiatan Pewartaan di Paroki,

Lingkungan, dan Masyarakat? Bila (Ya/Tidak) Bentuknya apa,

berilah penjelasan dan mengapa anda terlibat?

Pada pertanyaan ini, penulis mencoba menggali jawaban tentang bentuk

kegiatan dan keterlibatan yang dilakukan OMK di Paroki, lingkungan, dan di

masyarakat sebagai wujud keterlibatannya di bidang pewartaan. Sekaligus

menggali alasan terlibat atau mengapa tidak bisa terlibat.

Responden 1 mengatakan:

“Ya, di Paroki terlibat sebagai pengurus PIA, PIOM, dan PIR. Bentuk

keterlibatan di PIR sebagai pendamping tugasnya menjadi jembatan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

95

dewan dan pengurus, memantau event yang diadakan pengurus PIR tugas

mereka mengelola event, menjadi dewan penasehat bila ada kesulitan

membantu. Di PIA mengajar sekolah Minggu, terlibat dalam kepanitiaan

kalau ada acara ekaristi anak pada masa Natal, Paskah dan pesta, terlibat

juga menjadi panitia misa se-Kevikepan DIY. PIOM sebagai pengurus,

terkadang juga sebagai panitia pada event-event tertentu. Contoh sebagai

devisi acara pada rekoleksi di gua Maria Pereng dan Leadershep camp

sebagai devisi acara. Sebagai sekretaris pada misa OMK. Dalam rangka

kegiatan AYD juga sebagai devisi acara. Di lingkungan pernah menjadi

panitia natal, juga sebagai ketua OMK dan menjadi jembatan antara OMK

lingkungan dengan OMK Paroki pada event-event di Gereja.

Dimasyarakat belum pernah terlibat, hanya menjadi warga masyarakat yag

baik saja” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).

Responden 2 mengatakan:

“Peran saya menjadi anggota tim PIA. Saya ditugaskan menjadi sie

perlengkapan dan biasanya setiap kali mau bertugas timja membagi tugas,

tetapi saya memilih sie konsumsi yang paling aman sus. Saya pernah

memimpin doa tapi kalau saya disuruh memberi materi saya bingung sus.

Yang paling sering jadi konsumsi, datang membawa makanan, disobeki,

lalu dibagikan satu-satu” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Sementara responden 3 mengatakan; “saya tidak aktif di Paroki, di

lingkungan, dan di masyarakat”. (wawancara Minggu, 4 Juni 2017). Demikian

juga responden 4 mengatakan: “… di Paroki tidak aktif tetapi di lingkungan

kadang-kadang aktif, perannya lebih banyak menjadi pemandu seperti pemandu

APP, adven, dan BKSN …” (wawancara Kamis, 6 Juli 2017). Sementara

responden 5 mengatakan: “ …Saya terlibat sebagai pemberi materi untuk PIA

menyampaikan materi APP, BKSN, adven, dan mengkader pemberi materi untuk

PIA di lingkungan …” (wawancara Sabtu, 8 Juli 2017).

Kebenaran data yang diperoleh, telah diuji oleh peneliti dengan

mengadakan member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang

diungkapkan, sehingga pernyataan responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

96

Pada pertanyaan ini, ditemukan bahwa wujud penghayatan yang dilakukan

setiap responden berbeda sesuai bakat dan kemampuannya. Orang muda sudah

terlibat di timja pewartaan PIA, mengajar dan mendampingi PIA yang

dilaksanakan setiap hari Minggu 1 sampai Minggu ke tiga, tidak setiap Minggu

tetapi sesuai jadwal yang telah diatur oleh timja PIA sebagai pengajar (pemberi

materi), menjadi animator, memimpin doa, atau memimpin lagu. Ada juga yang

terlibat sebagai konsumsi. Tetapi pada kesempatan lain atau bila ada kegiatan PIA

sebagai perlengkapan dan dekorasi. Namun ada juga yang tidak terlibat karena

baru bergabung di OMK dan lainnya minder karena kurang pengetahuan.

Dari hasil obeservasi yang dilakukan selama bulan Juni, peneliti

menemukan fakta bahwa responden 1, 2, dan 5 memang terlibat di bidang

pewartaan yakni kegiatan PIA, tetapi yang aktif dan sungguh-sungguh

bertanggungjawab dengan tugasnya adalah responden 1 dan 5. Responden 2, 3,

dan 4 menurut pengamatan peneliti tidak ditemukan partisipasinya. Sementara

responden 2 belum melaksanakan tugas pendampingan PIA setiap hari Minggu.

Fakta yang ditemukan peneliti di lapangan dibenarkan oleh pendamping OMK

yang mengatakan bahwa responden 1 dan 5 aktif dan selalu melaksanakan tugas

mendampingi PIA. Sedangkan responden 2 jarang melaksanakan tugas

pendampingan PIA. Untuk responden 3 selama ini memang belum pernah terlibat

di bidang pewartaan. Adapun responden 4 aktif di lingkungan tetapi tidak aktif di

Paroki.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa, hampir semua i responden teribat

dalam kegiatan pewartaan di Paroki dan di lingkungan. Responden 3 tidak terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

97

di Paroki dan di lingkungan. Responden 1, 2, 5 terlibat di Paroki tetapi tidak

terlibat di lingkungan, sedangkan responden 4 terlibat di lingkungan namun tidak

aktif di Paroki.

j. Apa Alasan Anda Aktif di Bidang Pewartaan?

Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai alasan terlibat

di bidang pewartaan, peneliti mendapatkan pernyataan dari responden 1

mengatakan: “Karena senang ikut terlibat apalagi menjadi panitia. Untuk kegiatan

kepanitiaan paling senang kalau menjadi devisi acara” (wawancara Sabtu, 28 Mei

2017).

Responden 2 mengatakan:

“Ya senang-senang saja sih. Saya tidak mau terlibat terlalu banyak.

Senang melihat anak kecil apalagi melihat anak polos-polos gitu. Setiap

hari Minggu saya ikut mendampingi PIA, di PIA saya juga bisa ketemu

dengan sepupu” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Demikian pula responden 5 mengatakan “saya senang ikut terlibat

membantu Gereja karena ada kepuasan tersendiri bila bisa melayani” (wawancara

Sabtu, 8 Juli 2017). Sementara responden 3 dan 4 mereka tidak terlibat di bidang

pewartaan ini. Responden 3 mengatakan:”saya baru bergabung di OMK sehingga

belum bisa terlalu banyak berbuat, lagi pula saya sibuk kuliah” (wawancara

Minggu, 4 Juni 2017). Sedangkan responden 4 mengatakan “saya cukup di

bidang liturgi saja, saya menyadari sedikit pemahaman, di bidang pewartaan,

menjadi pewarta berarti perlu memiliki pengalaman dan juga pendidikan”

(Wawancara Kamis, 6 Juli 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

98

Kebenaran data yang diperoleh, telah diuji oleh peneliti dengan

mengadakan member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang

diungkapkan, sehingga pernyataan responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Pada pertanyaan apa yang menjadi alasan aktif di bidang pewartaan,

ditemukan bahwa responden senang terlibat apalagi ada event-event menjadi

panitia dan bertugas di devisi acara. Dengan melayani merasakan ada suatu

kebahagiaan lebih mendalam. Rasa senang nampak ketikan responden konsisten

pada tugas dan tanggungjawabnya, juga bahwa hampir tidak pernah absen

mendampingi PIA setiap Minggunya.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa responden telah melakukan

tugas pelayanan di bidang pewartaan PIA. Responden 1, dan 5 melakukan

tugasnya dengan gembira, nampak mereka berdua mendampingi PIA di aula

Paroki setiap hari Minggu pertama dan kedua pada bulan Juni 2017. Responden 1

membuat contoh prakarya dan mengajak gerak dan lagu, sedangkan responden 5

menyampaikan materi PIA dan memberikan pengarahan. Untuk responden 2, 3,

dan 4 tidak nampak partisipasinya di bidang pewartaan. Hal ini di benarkan oleh

pendamping OMK yang mengatakan bahwa responden 1 memang senang terlibat.

Hampir semua event PIA dia berperan sebagai devisi acara yang diamini oleh

responden 5 yang juga rekan kerjanya di timja PIA. sedangkan responden 2

memang tidak banyak terlibat di PIA, kalau ada kegiatan PIA ia sebagai devisi

dekorasi, perlengkapan, dan konsumsi. Tentang keterlibatan mereka di lingkungan

diakui orang muda sangat jarang. Romo paroki juga mengatakan bahwa orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

99

muda belum aktif di lingkungan sebab dari pengalaman, orang muda sangat sulit

untuk ikut berkegiatan di lingkungan, demikian halnya di masyarakat.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa, semua responden menyatakan

senang ikut terlibat di bidang pewartaan. Membantu dan melayani orang lain

merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi mereka.

k. Apa yang Anda Mengerti Tentang Liturgi?

Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai apa arti liturgi,

peneliti menemukan jawaban dari responden 1 mengatakan; “Tim kerja yang

menangani hal-hal liturgis dalam Gereja seperti panduan misa, pemazmur,

organis” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017). Responden 2 mengatakan: “Setau

saya sih merayakan ekaristi yang didalamnya ada sabda dan ekaristi, itu sih sus.

Pengetahuan saya sih kurang mendalam” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Sedangkan responden 3 mengatakan; “Perayaan iman bersama semua umat

beriman” (wawancara Minggu, 4 Juni 2017). Responden 4 mengatakan: “liturgi

itu adalah suatu perayaan iman Gereja yang dilakukan dengan partisipasi seluruh

warga Gereja umat Allah, yaitu Gereja Bintaran, umat Allah yang mengimani

Kristus” (wawancara Kamis, 6 Juli 2017). Sedangkan responden 5 mengatakan:

“saya bingung, tidak tahu. Ini saya jujur, saya bingung menjawab …” (wawancara

Sabtu, 8 Juli 2017)

Kebenaran data yang diperoleh dari responden telah diuji oleh peneliti

dengan mengadakan member check kepada masing-masing responden atas

jawaban yang diungkapkan, sehingga pernyataan responden sungguh benar dan

dapat dipercaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

100

Pada pertanyaan ini, ditemukan bahwa arti liturgi adalah tim kerja yang

menangani hal-hal liturgis dalam Gereja. Merayakan ekaristi yang di dalamnya

ada sabda dan ekaristi. Suatu perayaan iman Gereja yang dilakukan dengan

partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah yang mengimani Kristus dan ada

yang tidak tahu.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa,pengetahuan responden

tentang liturgi masih sebatas terlibat dalam timja liturgi sebagaimana yang

dilakukan selama ini yakni menjadi timja yang menangani hal-hal yang liturgi

seperti pengadaan buku panduan misa. Sementara beberapa orang muda lainnya

sudah sedikit menghayati liturgi sebagai perayaan iman yang wujudkan dalam

suatu persekutuan yang diwujudkan dengan mengikuti ekaristi setiap hari Minggu.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa hampir semua responden tidak

dapat memberikan jawaban yang benar. Responden 3 dapat memberikan jawaban

lebih baik daripada responden lain.

l. Apa Saja Bentuk Liturgi yang Dilakukan oleh Gereja Paroki Anda?

Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden, peneliti menemukan

jawaban tentang bentuk-bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja di Parokinya.

Responden 1 mengatakan: “Lewat timja lektor, PPA, paramenta, padus, organis,

tatalaksana, dan prodiakon” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017). Responden 2

mengatakan: “Liturgi terdiri dari dua bagian yaitu liturgi sabda dan liturgi

ekaristi” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017). Sedangkan responden 3 tidak dapat

memberikan jawaban dengan mengatakan ”saya tidak tahu sus” (wawancara

Minggu, 4 Juni 2017). Adapun responden 4 dan 5 mengatakan senada bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

101

dalam liturgi ada perayaan ekaristi harian, mingguan, hari raya, penerimaan

sakramen-sakramen, ibadat adorasi, dan devosi-devosi.

Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah mengadakan

member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang diungkapkan,

sehingga jawaban responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Pada pertanyaan ini, ditemukan bahwa responden belum memahami betul

bentuk-bentuk liturgi yang dilakukan oleh Parokinya. Ada yang mengatakan lewat

timja yang ada di Paroki. Ada pula yang mengatakan bentuknya liturgi sabda dan

ekaristi, namun ada juga yang tidak tahu.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa beberapa responden sangat

jarang ditemukan partisipasinya di bidang liturgi misalnya menjadi lektor,

organis, dan tatalaksana. Bagi orang muda, merayakan ekaristi setiap hari Minggu

dirasa sudah cukup. Selebihnya orang muda lebih banyak melakukan kegiatan-

kegiatan yang bersifat non liturgis seperti melakukan bakti sosial. Kegiatan ini

pun baru terlaksana menjelang kegiatan AYD 2017, sebelumnya orang muda

belum aktif.

Pada pertanyaan ini ditenukan bahwa hampir semua responden belum tahu

dengan pasti bentuk-bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Parokinya. Ada

jawaban responden baru pada petugas liturgi saja tetapi ada juga yang baru pada

pehamanan ikut merayakan ekaristi dan devosi.

m. Bagaimana Anda Aktif Dalam Kegiatan Liturgi di Paroki, dan di

Lingkungan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

102

Pada pertanyaan ini, penulis mencoba menggali pernyataan tentang bentuk

kegiatan yang dilakukan orang muda di Paroki, dan di lingkungan sebagai wujud

keterlibatannya di bidang liturgi. Sekaligus menggali alasan ia terlibat atau alasan

tidak terlibat. Jawaban atau pernyataan responden atas pertanyaan di atas

diperoleh seperti berikut:

Responden 1 mengatakan:

“Terlibat sebagai putra Altar sejak 2008-2012 dan ikut Padus Fidelis sejak

tahun 2015. Menjadi lektor hanya pada saat dibutuhkan. Pernah lektor di

Paroki dan di lingkungan pada saat-saat tertentu. Pernah juga menjadi

pemazmur juga pernah namun tidak menjadi anggota. Di lingkungan saya

tidak terlibat, di masyarakat saya cukup menjadi masyarakat yang baik

saja” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).

Responden 2 mengatakan:

“Ikut bernyanyi, saya bernyanyi sus….apalagi kalau romo bernyanyi

Tuhan datang padaku, bersabdalah saja hambamu kan sembuh (sambil

dinyanyikan). Tapi kalau misa bahasa jawa seperti lagu bapa kami saya

tidak bisa sus…..saya pakai bahasa Indonesia saja”. Kalau ada amin-amin

gitu ya saya jawab gitu. Peranserta lain saya yah… kalau ada kolekte ya

saya kolekte. Peran saya sebagai umat saja, dulu waktu PPA membantu

imam, sekarang yah….jarang-jarang ikut kor, setelah dikatain suara jelek

jadi tidak mau ikut kor. Soalnya pernah ada teman yang ngatain saya, pada

waktu latihan dikatain….kamu not saja yang lain kata-kata, jadi saya desih

dan sakit hati sus. Sekarang saya tidak mau lagi latihan kalau ada pelatih

itu. Tetapi kalau tidak ada, saya mau ikut meskipun suara jelek dan kurang

enak dengan teman-teman. Ada sus pernah jadi lektor. Pertama kali

menjadi lektor degdegan sus….grogi…apalagi bacaannya panjang”

(wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Responden 3 mengatakan:

“Setiap Minggu sore selalu misa, mendengarkan dan menyimak homili

romo dan melakukannya dalam hidup sehari-hari. Meskipun suara tidak

bagus tetapi ikut anggota kor OMK, kor lingkungan belum pernah. Pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

103

juga menjadi mesdinar, menjawab/menanggapi dialog dari romo, sebagai

umat ikut bernyanyi, dan menyambut komuni” (wawancara Minggu, 4

Juni 2017).

Adapun responden 4 dan 5 juga mengatakan bahwa mereka berpartisipasi

bila merayakan liturgi di Gereja. Di Paroki saya terlibat menjadi lektor bahkan

menjadi kordinator lektor, ikut kor meskipun suara tidak bagus, ikut rosario di

lingkungan dan di Paroki terkadang diminta memimpin rosario dan adorasi. Ikut

bernyanyi, kolekte dan bertugas tatalaksana pada saat perayaan ekaristi demikian

dikatakan responden 4 (wawancara Kamis, 6 Juli 2017). Sedangkan responden 5,

ia mengatakan ikut kor bila tidak ada yang tugas. Keterlibatan lain ikut bernyanyi

dan petugas tatalaksana (wawancara Sabtu, 8 Juli 2017).

Kebenaran data yang diperoleh, telah diuji dengan mengadakan member

check kepada masing-masing responden sehingga pernyataan responden sungguh

benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa orang muda sudah terlibat di

bidang liturgi, terlebih pada saat merayakan ekaristi. Peranserta pada saat ekaristi

misalnya dilakukan dengan ikut bernyanyi, kolekte, lektor bila dibutuhkan, kor

pada saat hari besar Gereja dan menggantikan petugas kor yang tidak datang.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa responden rajin mengikuti

ekaristi di Gereja Santo Yusup Bintaran pada hari Minggu sore. Dari pengamatan

peneliti selama bulan Juni sampai awal bulan Juli, responden selalu duduk

bersama satu kelompok dan selalu misa pada Minggu sore. Mereka mengikuti

ekaristi dengan aktif. Minggu tanggal 25 Juni mereka duduk dibangku kor karena

petugas tidak datang. Mereka bertugas secara spontan sehingga lagu-lagu

disiapkan secara mendadak dan dinyanyikan bersama umat. Berbeda dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

104

responden 4, ke Gereja selalu sendiri, hampir setiap misa harian maupun Minggu

bertugas lektor. Hasil observasi ini juga dibenarkan oleh pendamping OMK yang

mengatakan bahwa mereka rajin mengikuti ekaristi dan terlibat aktif. Mereka

selalu duduk bersama-sama dengan temannya.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa keterlibatan di bidang liturgi baru

sampai pemahaman terlibat menjadi petugas liturgi. Mengikuti ekaristi dan

berpartisipasi pada saat ekaristi merupakan wujud keterlibatan dalam liturgi.

n. Apa Alasan Anda Aktif di Bidang Liturgi?

Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai alasan terlibat

di bidang liturgi, peneliti mendapatkan pernyataan dari responden 1 mengatakan:

“Karena senang bernyanyi. Menjadi putra Altar karena ikut berpartisipasi sebab

waktu itu baru ikut komuni” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017). Responden 2, 3, 4,

dan 5 juga memberikan jawaban senada dimana mereka senang ikut bernyanyi

meskipun suara tidak bagus. Di bidang liturgi saya juga terlibat merancang misa

PIA pada hari-hari raya demikian dikatakan oleh responden 1 dan 5.

Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah mengadakan

member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang diungkapkan.,

sehingga pernyataan responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Pada pertanyaan ini, ditemukan bahwa alasan responden mau terlibat di

bidang liturgi karena senang bernyanyi. Keterlibatannya di liturgi karena rasa

tanggungjawab sebagai kordinator PIA dan timja Pewartaan PIA.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa pada saat merayakan ekaristi

responden mengikutinya dengan aktif. Mereka ikut benyanyi meskipun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

105

bertugas kor. Mereka pernah kor pada saat petugas tidak datang. Hasil observasi

ini dibenarkan oleh pendamping OMK, yang mana telah menyaksikan dan

mengamati gerak OMK selama mengikuti ekaristi. Sedangkan responden 4, ia

rajin bertugas lektor pada saat perayaan ekaristi pagi hari maupun ekaristi pada

Minggu pagi.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa hampir semua responden

mengatakan senang terlibat di bidang liturgi tetapi secara khusus pada saat ikut

kor. Rasa senang juga diungkapkan lewat keterlibatan pada saat merayakan

ekaristi. mengikuti misa dengan sukacita, ikut bernyanyi dan ambil bagian

menjadi petugas liturgi.

o. Apa Kesulitan Anda untuk Terlibat Kegiatan di Paroki dan di Lingkungan?

Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai kesulitan yang

dihadapi untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja peneliti mendapatkan

jawaban bahwa hampir semua responden mengatakan kesulitan yang dialami

adalah soal waktu. Sebagaimana dikatakan oleh responden 1, “… ketika SMA

aktif di sekolah sehingga sulit mengatur waktu…” (wawancara Sabtu, 28 Mei

2017). Responden 2 mengatakan: sekarang sudah sibuk banyak pekerjaan di

tempat kerja dan sering pulang malam. Sedangkan responden 3 mengatakan:”saya

masih fokus kuliah, dan kuliahnya padat sampai malam sehingga tidak bisa ikut

kegiatan di lingkungan (wawancara Minggu, 4 Juni 2017). Demikian pula

responden 4 mengatakan, kesulitan yang dialami misalnya pada saat ada lembur di

tempat kerja (wawancara Kamis, 6 Juli 2017). Responden 5 mengatakan kendala

yang dihadapi adalah waktu, karena kebanyakan kegiatan di lingkungan diadakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

106

pada malam hari. Terkadang juga kegiatan di Paroki dan di lingkungan bersamaan

sehingga saya harus prioritas memilih mana yang lebih di dahulukan (wawancara

Sabtu, 8 Juli 2017).

Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah mengadakan

member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang diungkapkan.,

sehingga jawaban responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa orang muda mengalami kesulitan

pada waktu. Kesempatan untuk terlibat di Paroki dan di lingkungan terhalang

karena waktu. Banyak orang muda yang masih kuliah dan sudah bekerja. Jam

kuliah yang padat dan kerja lembur membuat mereka pulang sampai malam. Juga

banyak kegiatan yang mau diikuti tetapi waktunya kadang-kadang bersamaan

sehingga harus membuat prioritas.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa meskipun padat jadwal

kegiatan, responden 1 dan 5 selalu konsisten mendampingi PIA. Jadwal padat

tidak menghalangi mereka melayani bahkan responden 4 rela mengorbankan

pekerjaan di kantor untuk mengurus keperluan kegiatan AYD. Sedangkan

responden 2 dan 3 mereka jarang hadir pada kegiatan di Paroki, tetapi ketika ada

kegiatan penerimaan salib AYD di Gereja Bintaran mereka bisa memberikan

waktunya. Responden 4 memang tidak nampak pada kegiatan AYD, tetapi setiap

pagi ia ikut misa kudus dan sering bertugas lektor.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa semua responden mengatakan

kesulitan untuk dapat terlibat di Paroki maupun di lingkungan adalah waktu.

Semua responden memiliki kesibukan diantaranya sebagai pekerja maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

107

sebagai mahasiswa. Letih menjalani rutinitas sebagai pekerja dan mahasiswa

membuat orang muda enggan ikut kegiatan di Paroki dan di Lingkungan.

p. Apakah Anda Berusaha Mengatasi Kesulitan untuk aktif dalam

Hidup Menggereja? Bila ya/tidak berilah alasan!

Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai usaha yang

dilakukan mengatasi kesulitan untuk aktif kegiatan hidup menggereja di Paroki

dan di Lingkungan, peneliti mendapatkan pernyataan dari responden 1 yang

mengatakan: “… caranya dengan berusaha untuk pintar-pintar bagi waktu, tidak

usah malas-malas, berusaha mengatur waktu …” (wawancara Kamis, 28 Mei

2017).

Responden 2 mengatakan:

“Untuk sekarang ini saya tidak bisa banyak aktif karena terdang hari

Minggu pun saya masuk kerja. Tetapi ya…pintar-pintar bagi waktu saja.

Paling kalau saya datang kegiatan OMK di Paroki saja, di lingkungan

tidak pernah lagi” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).

Responden 3 mengatakan “biasanya sih Mengatur waktu supaya bisa

membantu di Gereja (wawancara Minggu, 4 Juni 2017).

Responden 4 mengatakan:

“…Mengatasinya ya…namanya lembur tidak bisa toleran, terpaksa saya

tidak bisa datang ke lingkungan, tetapi ini kan tidak sering ada lembur.

Sebisa mungkin saya pasti ikut kegiatan di lingkungan. Untuk di Paroki

tugas saya sebagai kordinator lektor ya…saya selalu mngusahakan datang

setiap hari ke Gereja untuk misa kudus dan juga untuk memantau petugas.

Bila ada yang tidak datang, saya siap menggantikannya (wawancara

Kamis, 6 Juli 2017).

Sedangkan responden 5 mengatakan: “…Ya..saya lebih memilih, misalnya

saya tidak terlibat di lingkungan tapi saya harus prioritas, misalnya di Gereja ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

108

kegiatan yah…Gereja lebih membutuhkan aku ya saya lebih memilih di Gereja,

itu kalau menurut waktu …” (wawancara Sabtu, 8 Juli 2017).

Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, peneliti telah mengadakan

member check kepada masing-masing responden atas jawaban yang diungkapkan

sehingga jawaban atau pernyataan responden sungguh benar dan dapat dipercaya.

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa orang muda tetap mengusahakan

untuk terlibat di Paroki maupun di lingkungan. Berbagai cara diupayakan seperti

injin di tempat kerja, membagi-bagi waktu, memilih mana kegiatan yang lebih

membutuhkan untuk di kerjakan, bahkan mengorbankan waktu dengan setiap hari

ke Gereja memantau petugas lektor misa harian dan misa Minggu.

Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa orang muda lebih

memprioritaskan kegiatan di Paroki untuk keterlibatannya sementara di

lingkungan dan di masyarakat hampir tidak pernah diusahakan. Untuk Paroki

memang diakui orang muda mengusahakan untuk terlibat di berbagai kegiatan

yang diadakan di Paroki, meskipun jadwal les prifat padat seperti yang dialami

responden 1, ia selalu hadir pada setiap kegiatan yang diadakan di Paroki, namun

di lingkungan tidak pernah hadir. Dari pengamatan peneliti, dengan adanya

kegiatan menyambut Salib AYD di Keuskupan Agung Semarang, orang muda

yang tadinya tidak pernah hadir pada kegiatan Gereja sekarang sudah mulai ikut

kegiatan di Paroki, meskipun jumlahnya sedikit tetapi ini sudah diapresiasi oleh

pastor paroki dan kordinator OMK.

Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa semua responden mengatakan

mereka berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi. Setiap responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

109

mengusahakan sendiri dengan kondisi dan situasi yang dihadapi agar dapat aktif

di Paroki maupun di lingkungan. Setiap responden tetap berupaya agar dapat

terlibat meskipun baru di Paroki.

B. Pembahasan

Pada bagian ini penulis akan membahas dan mendeskripsikan secara

kualitatif penghayatan hidup menggereja OMK di Paroki Santo Yusup Bintaran,

Yogyakarta. Deskripsi kualitatif hidup menggereja orang muda diuraikan pada

setiap pertanyaan wawancara.

1. Arti Gereja

Menurut buku Iman Katolik, arti Gereja dilihat dari arti kata. Kata

“Gereja” berasal dari kata igreja yang merupakan ejaan Portugis, untuk kata Latin

ecclesia, yang berasal dari bahasa Yunani. Arti Gereja menurut kata Yunani

berarti “kumpulan” atau “pertemuan” atau “rapat”. Kumpulan yang dimaksud

adalah kelompok orang yang sangat khusus. Untuk menunjukkan kekhususan itu

maka dipakai kata “jemaat”atau “umat”. Jadi Gereja adalah umat yang dipanggil

Tuhan (Iman Katolik, 1996:332).

Menurut Kitab Suci, Gereja diartikan sebagai jemaat Allah, sebagaimana

pada zaman Para Rasul, Jemaat Perdana memahami diri dan merumuskan karya

keselamatan Tuhan diantara mereka. Mereka berkata “Gereja Allah” atau “jemaat

Allah”. Paulus dalam suratnya mengatakan Gereja adalah jemaat Allah yang

dikuduskan dalam Kristus Yesus (1 Kor 1:2). Oleh Konsili Vatikan II sebutan

“Umat Allah” ini amat penting yaitu untuk menekankan bahwa Gereja bukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

110

pertama-tama suatu organisasi manusiawi melainkan perwujudan karya Allah

yang konkret. Dalam Kitab suci Perjanjian Lama dikatakan: “jika kamu sungguh-

sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka

kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa” (Kel

19:5). Gereja juga disebut Tubuh Kristus. Paulus dalam suratnya dikatakan bahwa

“sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, namum sekalipun

banyak merupakan satu tubuh …” (1 Kor 12: 12-13). Ini mau mengungkapkan

kesatuan jemaat, kendatipun ada aneka karunia dan pelayanan namun Gereja itu

satu. Sama seperti tubuh dimana setiap anggota tubuh saling membutuhkan.

kesatuan itu bukan hanya kesatuan antara manusia dengan jemaat lain tetapi juga

kesatuan antara jemaat dengan Allah. Sebab Kristus adalah kepala dan jemaat

adalah anggota tubuh-Nya. Gereja juga diartikan sebagai sakramen, yaitu tanda

dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia (LG

1). Gereja dapat dipandang dari dua sisi, pertama Gereja dari segi lahiriah yaitu

“kelompok yang tampak” yang dilengkapi dengan jabatan hierarkis karena hidup

di dunia. Yang kedua adalah Gereja bermakna “ilahi” karena merupakan “tubuh

mistik Kristus” dan adalah “persekutuan rohani” yang diperkaya dengan karunia-

karunia surgawi (Iman Katolik, 1996:339). Konsili merumuskan arti Gereja yakni

sebagai communion atau persekutuan.

Gereja disebut “himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul

oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk membentuk umat Allah dan

yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus” (KGK 777).

Himpunan umat Allah ini diwujudkan (secara lokal) dalam hidup berparoki. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

111

dalam Paroki himpunan umat Allah mengambil bagian dan terlibat dalam

mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma), menghidupkan

peribadatan yang menguduskan (liturgia), membangun persekutuan (koinonia),

memajukan karya cintakasih/pelayanan (diakonia) sebagai murid-murid Tuhan.

Paulus dalam suratnya menegaskan bahwa Gereja yang dimaksudkan bukanlah

gedungnya tetapi kumpulan orang-orang yang percaya. Gereja juga disebut tubuh

Kristus, “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia

telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran arti Gereja menurut orang muda. Hampir semua responden

mengatakan arti Gereja adalah tempat berkumpulnya umat beriman yang percaya

kepada Yesus. Menarik bahwa responden 1 mengatakan di dalam Gereja itu ada

umat yang menjadi satu keluarga, beribadah bersama, hidup bersama menjadi satu

keluarga, tetapi juga dikatakan bahwa Gereja merupakan suatu organisasi. Dalam

hal ini Konsili Vatikan II sudah menekankan bahwa Gereja bukan pertama-tama

suatu organisasi manusiawi melainkan perwujudan karya Allah yang konkret (LG

9). Maka dari itu diperoleh gambaran bahwa responden belum sesungguhnya

memahami dan mengerti arti Gereja. Jawaban responden baru pada arti Gereja

berupa bangunan fisik yang kelihatan dan suatu organisasi manusiawi, dan

persekutuan yang berkumpul dan percaya kepada Tuhan. Penghayatan sebagai

bagian dari Gereja dengan ambil bagian pada Tugas Yesus belum nampak dari

jawaban peserta. Arti persekutuan sebagai umat beriman juga belum dipahami

oleh responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

112

Bila dilihat dari pendampingan iman yang diadakan oleh Gereja mula dari

PIA sampai pada OMK, kiranya pengertian Gereja sudah seharusnya dipahami

oleh responden. Namun kesadaran dan tanggungjawabnya sebagai orang muda

untuk memiliki pengetahuan tentang Gereja dirasa sangat minim. Itulah sebabnya

ketika ditanya lebih mendalam apa arti Gereja, hampir semua responden tidak

dapat memberikan jawaban yang baik.

2. Arti Hidup Menggereja

Hidup menggereja dapat diartikan sebuah tindakan atau aksi yang

dilakukan sebagai perwujudkan iman yang dihayati. Sebagaimana yang dilakukan

oleh Jemaat Perdana yang kisahkan dalam Kis 2:41-47. Berkat imannya pada

Yesus mereka memberi diri di baptis dan bertekun dalam pengajaran rasul.

Mereka selalu berkumpul memecahkan roti dan berdoa. Mereka yang telah

percaya bersatu, mereka menjual harta miliknya kemudian membagikannya

kepada semua orang yang membutuhkan. Cara hidup Jemaat Perdana ini juga

dihidupi oleh keluarga Kristen. Setiap persekutuan Gereja hendaknya melakukan

tugasnya sebagai pewarta (kerygma), bersama-sama memecahkan roti (liturgia),

masuk dalam suatu persekutuan (koinonia), dan bersedia memberikan pelayanan

pada semua orang yang membutuhkan (diakonia).

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran arti hidup menggereja menurut orang muda. Hampir semua

responden sudah dapat memberikan gambaran arti hidup menggereja. Menurut

responden 1, 3, 4, dan 5, hidup menggereja itu berarti dituntut peranserta setiap

orang beriman mengembangkan Gereja sesuai kemampuan masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

113

Sebagai anggota Gereja, secara bersama menanggung dan menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam Gereja. Pertisipasi yang dapat dilakukan dalam

hidup menggereja adalah menjadi salah satu pengurus di organisasi yang ada

dalam Gereja misalnya pengurus/timja Paroki. Sementara responden 2 belum

dapat memberikan jawaban yang tepat, namun ia memberikan gambaran cara

hidup menggereja yaitu seperti kelompok Karang Taruna, di sana seseorang dapat

ambil bagian dan terlibat membangkitkan Karang Taruna yang sudah lama

meredup.

Sebagai persekutuan Gereja, pemahaman orang muda tentang arti hidup

menggereja baru pada partisipasi melayani Gereja, yakni keterlibatan pada suatu

organisasi, peduli pada sesama, dan saling membantu. Responden belum sampai

pada pemahaman bahwa dalam hidup menggereja harus sampai pada keempat

bidang pelayanan Gereja sebagaimana telah dilakukan oleh Jemaat Perdana.

Hidup menggereja orang beriman harus diwujudkan dengan melakukan tugasnya

sebagai pewarta (kerygma), bersama-sama umat yang lain berhimpun pada hari

Minggu dan hari-hari Raya Gereja, berdoa dan memecahkan roti (liturgia),

terlibat dalam suatu persekutuan (koinonia), dan bersedia melayani semua orang

yang membutuhkan (diakonia).

3. Dasar Hidup Menggereja

Kisah hidup Jemaat Perdana dalam Kis 2: 41-47 adalah dasar hidup

menggereja. Kehidupan komunitas beriman ditandai dengan kerukunan dalam

persekutuan, berdoa bersama, saling memperhatikan, adanya solidaritas,

kepemilikan bersama, hubungan yang penuh kasih persaudaraan diantara anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

114

Maka jelaslah bahwa disana dapat ditemukan corak hidup menggereja yang

diwarnai dengan kegiatan-kegiatan menggereja seperti pewartaan (kerygma),

liturgi (liturgia), persekutuan (koinonia), dan pelayanan (diakonia).

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran tentang dasar hidup menggereja menurut orang muda.

Hampir semua responden belum mengetahui dasar hidup menggereja. Seperti

halnya dengan responden 2, 3, dan 5 yang mengatakan tidak tahu dasar hidup

menggereja. Menurut responden 1 dasar hidup menggereja adalah Injil,

pernyataan ini menarik karena menurut pemahamannya di dalam Injil dikatakan

meskipun manusia berbeda tetapi merupakan satu tubuh, tidak perlu adanya

konflik, harus sama-sama saling membantu dan memperhatikan. Dari jawaban

responden 1 ini menarik karena pemahamannya tentang hidup menggereja mulai

jelas. Hidup menggereja harus nampak dalam kehidupan komunitas beriman yang

ditandai dengan kerukunan dalam persekutuan. Dalam hidup menggereja harus

saling memperhatikan dan tidak membedakan satu dengan lainnya.

Sedangkan pemahaman beberapa responden lain tentang hidup menggereja

baru pada satu wujud tugas Gereja yakni di bidang pelayanan. Adapun bidang lain

seperti kesadaran sebagai umat beriman dalam hidup menggereja untuk bersama-

sama merayakan ekaristi, membangun persekutuan dan bertekun dalam pewartaan

belum nampak dari jawaban responden. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa responden belum memiliki pemahaman secara utuh tentang arti hidup

menggereja. Dengan pemahaman yang sempit, maka penghayatan hidup

menggereja orang muda juga terbatas. Besar kemungkinan apabila orang muda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

115

mengetahui dengan tepat dasar hidup menggereja, mereka dapat menghayati

hidup menggerejanya lebih baik.

4. Bentuk Penghayatan Hidup Menggereja yang dilakukan di Paroki,

Lingkungan, dan di Masyarakat.

Bentuk penghayatan hidup menggereja dapat diwujudkan seperti cara

hidup Jemaat Perdana. Gereja mengemban tugas Yesus sebagai imam nabi dan

guru. Untuk melaksanakan tugas ini Gereja merancang beberapa kegiatan yang

dilakukan untuk melayani umat yakni di bidang pewartaan, bidang liturgi, bidang

persekutuan, dan bidang pelayanan.

Gereja Santo Yusup Bintaran melaksanakan tugas Yesus sebagai imam,

nabi, dan guru diwujudkan lewat tim kerja di bidang pewartaan, bidang liturgi,

bidang persekutuan, dan bidang pelayanan. Setiap orang beriman sebagai wujud

kesatuannya dengan Gereja berpartisipasi mengembang tugas Gereja di dunia.

Masing-masing anggota Gereja dapat melayani Gereja lewat karunia yang

dimiliki. Tidak seorangpun dari antara anggota Gereja yang dapat mengabaikan

tugas ini, dan tidak seorangpun dapat mengatakan bahwa ia tidak mau terlibat.

Untuk itu orang muda sebagai generasi Gereja dapat terlibat aktif dalam

pelayanan atau kegiatan yang ada dalam Gereja.

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran tentang bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja yang

dilakukan oleh orang muda di Paroki, Lingkungan, dan Masyarakat. Hampir

semua responden mengatakan mereka sudah mewujudkan hidup menggereja.

Namun keterlibatan orang muda baru terwujud pada bidang pewartaan di lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

116

Paroki. Pelayanan secara menyeluruh belum menjadi kesadaran orang muda,

mereka baru menghayati hidup menggereja dengan terlibat di Paroki sedangkan di

lingkungan mereka kurang memberikan diri. Dari semua jawaban responden

menunjukkan bahwa orang muda sudah ambil bagian dalam hidup menggereja

meskipun pada kenyataan mereka baru terlibat pada pelayanan pewartaan

pendampingan PIA. Mereka cenderung hanya melaksanakan tugas di Paroki

karena termasuk dalam timja Paroki. Hal ini menandakan bahwa hampir semua

orang muda di Paroki Santo Yusup Bintaran belum memiliki pemahaman yang

utuh tentang hidup menggereja.

Semangat hidup Jemaat Perdana dengan bertekun pada empat bidang,

yaitu pewartaan, liturgi, persekutuan, dan pelayanan belum menjadi semangat

hidup menggereja orang muda. Jemaat Perdana mewujudkan hidup

menggerejanya secara utuh dan tidak mengabaikan salah satu diantaranya,

sedangkan orang muda baru sampai bidang pewartaan dan liturgi. Minimnya

waktu dan pemahaman/pengetahuan membuat orang muda baru mewujudkan

hidup menggereja pada pendampingan PIA dan menjadi timja liturgi dan bertugas

sebagai lektor di Paroki.

5. Harapan OMK terhadap Gereja

Orang muda zaman sekarang adalah termasuk generasi Y, mereka lebih

terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi dan terlihat reaktif terhadap

perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya Salah satu karakteristiknya

adalah Percaya diri dan optimis. Lebih mudah menerima perubahan, karena lebih

open minded dan berkeinginan tinggi untuk belajar segala hal baru. Mereka lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

117

percaya diri tampil di depan forum dan mengemukakan pendapatnya

(https://dosen.perbanas.id/teori-generasi, diakses 7 April 2014).

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran harapan OMK terhadap Gereja. OMK merindukan agar

Gereja lebih terbuka kepada dunia luar, tidak hanya disekitar Gereja. Gereja perlu

melayani keluar misalnya dengan mengadakan bakti sosial. Gereja perlu

mengunjungi dan mengenal umatnya lebih mendalam, supaya terjalin relasi yang

akrab antara gembala (pastor paroki) dan umatnya, khususnya kaum muda. Gereja

perlu menyapa orang muda secara personal. Informasi dari Gereja harus sampai

kepada orang muda sehingga tidak hanya sebagian orang muda saja yang

menerima informasi sedangkan yang lain terabaikan. Pentingnya dialog antara

orang tua dengan orang muda khususnya ketua-ketua lingkungan agar giat

menjalin relasi dengan orang muda dan menjadikan mereka rekan kerja.

Umumnya responden menghendaki agar Gereja mengajak orang muda

berdialog dan merangkul mereka dengan demikian banyak orang muda yang akan

terlibat dalam hidup menggereja. Peneliti menemukan sesuatu yang menarik dari

responden 4 yang mengatakan agar Gereja mengadakan pendekatan secara

personal kepada orang muda. Beberapa orang muda ingin terlibat, namun karena

kurangnya pendekatan baik dari Paroki, ketua lingkungan dan pengurus OMK

membuat orang muda pasif dalam hidup menggereja. Selain itu banyak orang

muda malas dan enggan terlibat di Gereja dengan alasan kesibukan pribadi.

6. Harapan Gereja terhadap OMK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

118

Orang muda adalah generasi yang akan meneruskan pewartaan Yesus,

oleh karena itu dalam Kitab Suci Perjanjian Lama diungkapkan , Allah menaruh

harapan besar kepada orang muda. Allah sangat mengapresiasi orang muda dan

memanggil mereka sebagai rekan kerja-Nya (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:

42).

Dalam kitab suci Perjanjian Baru, Yesus juga menaruh perhatian dan

memberikan kepercayaan kepada orang muda. Yesus memberikan mereka tugas

sebagai pemimpin Gereja. Yesus mengakui pentingnya peranserta dan

sumbangsih orang muda bagi Gereja (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 42-43).

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran pendapat orang muda tentang harapan Gereja terhadap orang

muda. Dari jawaban ditemukan bahwa hampir semua responden menghendaki

agar OMK lebih banyak aktif di Gereja. Keterlibatan itu dapat diwujudkan lewat

tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka misalnya sebagai timja

pendampingan PIA, devisi acara, devisi dokumentasi, dekorasi dan lain-lain. Paus

Yohanes Paulus II mengatakan; dunia dan Gereja sangat membutuhkan orang

muda dan mengajak orang muda untuk mencintai Gerejanya dengan mulai

berpartisipasi aktif dalam misinya (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 48). Untuk

itulah Paus mengharapkan agar orang muda mencintai Gereja dengan peduli dan

ambil bagian pada tugas-tugas yang diemban Gereja. Orang muda juga harus aktif

di dalam komunitas maupun di luar komunitasnya. Orang muda tidak lagi hanya

memikirkan diri sendiri tetapi mulai memikirkan orang lain, hidupnya harus lebih

bermakna bagi sesamanya (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 69).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

119

Kebermaknaan hidup bagi orang lain setidaknya sudah menggema dalam

diri orang muda meskipun pada kenyataannya mereka masih berbenturan pada

kepentingan pribadi. Gejolak mementingkan diri sendiri masih kuat dalam diri

orang muda. Banyak orang muda belum memiliki kesadaran untuk menjadikan

dirinya bermakna bagi orang lain. Kalau orang muda mencintai Gerejanya

setidaknya kesadaran untuk terlibat mengembangkan Gereja sudah mulai tertanam

dalam dirinya. Tetapi jika rasa cinta pada Gereja kurang atau bahkan tidak ada,

maka dengan sendirinya kesadaran itu akan redup dan bahkan mati.

Dari pendapat responden jelas terlihat bahwa harapan Gereja sudah senada

dengan harapan orang muda. untuk itu perlu komunikasi antar kedua belah pihak,

yakni orang tua dan orang muda. Orang muda tidak harus menunggu Gereja untuk

merangkul dan mengajak terlibat, tetapi mulai ada kesadaran keluar dari diri

sendiri dan memberikan perhatian pada yang lain. Selain itu, Gereja juga perlu

memberikan kepercayaan kepada orang muda, mengajak mereka untuk lebih

banyak terlibat, memberikan kesempatan kepada orang muda mengembangkan

potensi diri agar lebih banyak tampil, dan belajar bersosialisasi, sehingga mereka

memiliki keberanian menjadi pemimpin dikemudian hari.

7. Arti Pewartaan

Pewartaan artinya mengatakan tentang Kabar Gembira bahwa dalam diri

Yesus Kristus, Allah menyelamatkan manusia. Pewartaan tentang Yesus Kristus

harus dilaksanakan tanpa henti agar umat beriman dapat berjumpa dengan Yesus

Kristus dan mengenal-Nya (Ardhisubagyo, 1087: 27).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

120

Melalui bidang karya ini, umat beriman Kristiani diberi kepercayaan,

dipanggil dan diutus Yesus untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan

Kabar Gembira (LG 35). Pewartaan (kerygma) ini dapat dilakukan lewat berbagai

cara seperti melayani sabda lewat kotbah, evagelisasi, katekese, media

komunikasi, dan melayani sakramen melalui tujuh sakramen.

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran arti pewartaan menurut orang muda. Pengetahuan orang

muda tentang pewartaaan baru sebatas tim kerja yang mewartakan Injil lewat

berbagai cara seperti lewat PIA, PIOM, dan sebagai sarana. Jawaban responden

ini menunjukkan bahwa orang muda belum memiliki pengetahuan secara

mendalam tentang arti pewartaan. Ketika peneliti menanyakan apa yang

diwartakan, responden 5 mengatakan, yang diwartakan adalah kabar sukacita

kepada sesama yang dijumpai. Tetapi kemudian dia bingung karena menurutnya

yang diwartakan tidak hanya sukacita sebab Yesus nyatanya menderita di salib,

tidak mungkin disebut sukacita.

Dari pernyataan responden ini jelas bahwa orang muda belum memiliki

pengetahuan yang mendalam tentang apa yang diwartakan. Padahal kebanyakan

responden adalah pendamping iman untuk PIA. Pendampingan iman anak adalah

awal kunci pengetahuan anak-anak tentang Yesus Kristus yang akan di imani.

Melihat jawaban responden ini jelaslah bahwa orang muda belum sungguh

menghayati imannya sebagai seorang pewarta. Padahal sebagai pewarta, ia sendiri

harus tahu dan menghayati sekaligus mengimani apa yang diwartakan supaya

tidak menyesatkan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

121

8. Bentuk Pewartaan yang dilakukan Gereja Paroki Santo Yusup Bintaran.

Dalam susunan pengurus dewan Paroki periode 2016-2018, bentuk

pelayanan Gereja di bidang pewartaan terlaksana lewat timja inisiasi, PIUD, PIA,

PIR, OMK/PIOM, PIUL, Katekis, Pemandu dan Kitab Suci. Bentuk pewartaan ini

diberikan sesuai tingkat usia peserta. Setiap pewartaan melaksanakan tugas sesuai

tugas dan fungsi masing-masing. Tujuan timja yaitu agar masing-masing kegiatan

terkordinasi dengan baik sehingga pelayanan Gereja tercapai.

Setiap timja pewartaan membuat program kerja dalam kurun waktu yang

sudah ditetapkan. Demikian pula timja bertanggungjawab merealisasikan program

kerja dilapangan sekaligus bertanggungjawab penuh kepada pastor paroki dan

dewannya.

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran pengetahuan orang muda tentang bentuk-bentuk pewartaan

yang dilakukan Gereja Paroki Santo Yusup Bintaran. Hampir semua responden

mengatakan bentuk-bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki Santo

Yusup Bintaran adalah berupa pendampingan iman yang diberikan kepada PIA,

PIR, dan OMK. Ada juga sosialisasi materi BKSN, BKL, dan APP. Pernyataan

responden ini menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki pemahaman yang baik

tentang pelayanan yang dilakukan Gereja di Paroki lewat bidang pewartaan.

Namun demikian, pengetahuan orang muda tentang tugas pewartaan yang

dilakukan Gereja baru sebatas tahu tetapi belum terlibat secara penuh dalam

pewartaan. Keterlibatan orang muda di bidang pewartaan baru pada katekese dan

pendampingan PIA, keterlibatan pada pewartaan untuk PIR, sedangkan terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

122

menjadi pemandu bahan BKSN, BKL, dan APP masih sangat sedikit. Kurangnya

pengetahuan tentang pewartaan membuat orang muda hanya sebagai pelaksana.

Pewartaan tidak hanya dilakukan lewat kegiatan pendampingan PIA. Sebagai

orang muda tentu dapat memanfaatkan media sebagai sarana pewartaan. Masih

banyak orang muda di Paroki Santo Yusup Bintaran tidak tahu apa yang

dilakukan Gereja, padahal Gereja telah mencoba mengkomunikasikan setiap

kegiatan lewat media sebagai sarana menjalin relasi dengan umat beriman

khususnya orang muda. Hal ini menunjukkan bahwa media belum digunakan

orang muda sebagai sarana untuk mewartakan kabar gembira.

Kurangnya pergaulan dan jarang ikut misa di Gereja Santo Yusup

Bintaran, menyebabkan orang muda putus komunikasi dan informasi dari Gereja.

Gereja telah memakai facebook sebagai sarana komunikasi antar orang muda,

namun tidak banyak orang muda menanggapinya, jadi jelaslah bahwa orang muda

kurang pergaulan, dan tidak mau membuka diri untuk orang lain. Di satu sisi,

orang tua kurang percaya kepada orang muda, tugas mereka dibatasi. Komunikasi

juga kurang terbuka antara orang tua dan orang muda.

9. Bentuk Penghayatan Hidup Menggereja OMK di Bidang Pewartaan di

Paroki, Lingkungan, dan di Masyarakat.

Pewartaan adalah tugas setiap orang yang percaya dan mengimani Yesus.

Mewartakan Injil merupakan satu dari empat tugas pokok Gereja. Perintah

mewartakan Injil merupakan tugas yang langsung diberikan sendiri oleh Yesus.

Perintah mewartakan Injil, menyadarkan umat Kristen, bahwa Injil, kabar baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

123

dari Allah, ditujukan kepada semua bangsa. Allah ingin melihat semua manusia

tanpa kecuali hidup sebagai saudara dan beriman kepada Allah yang sama.

Orang muda dapat menghayati tugas pewartaan (kerygma) melalui

penginjilan (evangelisasi) dengan membawa kabar baik kepada segala tingkat

kemanusiaan agar dapat merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya

menjadi baru (EN 18). Gereja mengajak OMK berefleksi dan menegaskan

kembali keterlibatannya dalam hidup menggereja khususnya di bidang pewartaan

agar orang muda menghidupi Injil dalam konteks Asia yang multikultural. Gereja

memandang bahwa orang muda adalah sebagai penerima sekaligus pembawa

kabar gembira Injil.

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran bentuk penghayatan OMK dalam kegiatan pewartaan di

Paroki, lingkungan, dan di masyarakat. Ditemukan bahwa penghayatan hidup

menggereja orang muda di bidang pewartaan sudah mulai sebagai pendamping

PIA, namun penghayatannya di bidang pewartaan ini masih sekitar lingkup

Paroki, sedangkan di lingkungan orang muda belum, demikian halnya di lingkup

masyarakat.

Secara organisasi beberapa orang muda mulai terlibat di bidang pewartaan.

Kehadiran dan perilaku yang baik dari responden sudah merupakan pewartaan di

tengah masyarakat. Namun kesadaran sebagai pelaksana dan pewarta Sabda

belum menjadi miliknya. Itulah sebabnya masih banyak orang muda belum

terlibat dalam hidup menggereja karena sebagian orang muda belum membawa

kabar baik kepada segala tingkat kemanusiaan. Sukacita yang mereka wartakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

124

baru dikalangan orang muda dan diantara kelompoknya sendiri. Ada banyak orang

muda membuat grupnya masing-masing sehingga orang lain tidak dapat

merasakan sukacita itu. Setidaknya kehadiran orang muda harus mampu

membawa perubahan bagi umat manusia dari dalam dan membuatnya baru karena

mereka memang diharapkan dapat menjadi pelopor perubahan.

10. Alasan Aktif di Bidang Pewartaan

Keterlibatan di bidang pewartaan semata-mata karena tugas dari Yesus

yang tertulis dalam Injil. Perintah itu merupakan tugas yang diberikan oleh Yesus,

pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil. Dengan kata lain, perintah

memberitakan Injil adalah keinginan Allah untuk menyelamatkan semua manusia.

Umat Kristiani yang sudah mengenal dan mengimani Yesus, memiliki keharusan

untuk mewartakan Injil dengan caranya masing-masing. Tugas mewartakan Injil

bukan suatu pilihan, boleh atau tidak, tetapi menjadi tugas yang harus dilakukan

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran alasan orang muda terlibat di bidang pewartaan. Hampir

semua responden mengatakan senang terlibat di bidang pewartaan. Tugas

pewartaan sesungguhnya bukan soal senang atau tidak senang, tetapi pertama-

tama karena perintah Tuhan (Mrk 16:15). Tidak seorang pun di antara umat

beriman berhak menolak tugas ini, karena itu setiap orang wajib

melaksanakannya. Dari jawaban responden ini dapat disimpulkan bahwa, ketika

orang muda senang melakukan tugas, maka ia akan melakukannya dengan senang

hati, apalagi ketika responden mengatakan senang terlibat bila ada kegiatan-

kegiatan dan terlibat di salah satu devisi, seperti devisi acara. Menarik lagi bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

125

ada responden yang mengatakan mau terlibat di lingkungan karena umatnya

sedikit dan tidak banyak protes. Melihat jawaban responden ini, ada kemungkinan

bila tidak ada kegiatan dan tidak menjadi devisi acara mereka tidak akan terlibat.

Demikian halnya bila ada umat yang sedikit berani dan terpelajar orang muda

akan memilih tidak aktif karena merasa terancam.

Kristus mengutus kita menjadi pewarta, namun panggilan ini belum

menggema di hati orang muda, bahkan beberapa responden belum menghayati

tugas ini sebagai panggilan. Sebab mereka melaksanakan tugas karena alasan

senang dan ikut-ikutan dengan teman.

11. Arti Liturgi

Liturgi merupakan perayaan iman. Melalui liturgi Gereja mengenang

karya penyelamatan Yesus kepada manusia. lewat liturgi, Gereja melaksanakan

dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan manusia

melalui Kristus. dengan itu diharapkan dapat membentuk persekutuan hidup baru

dimana orang yang ikut dalam perayaan iman mengambil bagian dalam misteri

yang dirayakan dengan “sadar, aktif, dan penuh makna” (SC 11).

Dengan melihat pernyataan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran arti liturgi menurut orang muda. Ditemukan bahwa hampir

semua orang muda belum memahami betul arti liturgi. Meskipun sudah ditanya

dengan pertanyaan sederhana, responden kurang mampu memberikan jawaban

dengan baik. Pengetahuan responden sebatas pada tim kerja yang menangani hal-

hal liturgi dalam Gereja seperti membuat panduan misa, menjadi pemazmur dan

organis. Sedangkan responden 3 dan 4 sudah mulai memahami arti liturgi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

126

mengatakan liturgi adalah perayaan iman Gereja yang dilakukan dengan

partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah. Dari pernyataan responden 3 dan 4

ini menunjukkan bahwa sebagian responden telah memahami arti liturgi yakni

perayaan iman yang merupakan ungkapan iman Gereja, di mana orang yang ikut

dalam perayaan iman mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan. Partisipasi

yang dimaksudkan bukan hanya berpartisipasi secara lahiriah saja, tetapi yang

paling penting adalah hati yang ikut menghayati apa yang diwartakan. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian orang muda sudah memahami arti liturgi tetapi

belum sungguh-sungguh menghayati apa yang dirayakan. Partisipasi mereka baru

pada partisipasi secara lahiriah seperti misalnya menjadi petugas lektor, kor,

tatalaksana, dan lain-lain.

Selain itu responden 2 dan 5 juga tidak tahu dan bingung apa arti liturgi

padahal mereka salah satu dari pengurus dewan harian Paroki dan menjadi

kordinator PIA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang muda baru

memiliki sedikit pengetahuan tentang liturgi karena itu keterlibatan mereka juga

baru sebatas pelayanan pewartaan PIA.

12. Bentuk Liturgi yang Dilakukan oleh Gereja Paroki Santo Yusup Bintaran.

Dalam susunan pengurus dewan Paroki periode 2016-2018, bentuk

pelayanan Gereja di bidang liturgi terlaksana lewat timja putra altar, paduan suara

(kor, dirigen, dan pemazmur), lektor, prodiakon, paramenta, panduan misa,

dekorasi altar, tatalaksana dan ibadat devosi.

Sebagai karya Kristus, liturgi merupakan tindakan Gereja-Nya. Liturgi

melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

127

manusia melalui Kristus. Ia mendorong umat beriman ke dalam persekutuan

hidup baru. Ia mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian dalam liturgi

kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11). Lewat liturgi nampak

keikutsertaan dalam doa yang Kristus sampaikan kepada Bapa dalam Roh Kudus.

Di dalamnya segala doa Kristen menemukan sumber dan penyelesaiannya (KGK

1073).

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran bentuk-bentuk liturgi yang dilakukan Gereja Paroki Santo

Yusup Bintaran. Ditemukan bahwa sebagian responden belum mengetahui bentuk

pelayanan liturgi yang dilakukan oleh Gereja. Tetapi beberapa responden dapat

memberikan jawaban hampir sama dengan apa yang ada dalam buku pedoman

pelayanan Paroki. Sebagaimana dikatakan responden 1 bentuk pelayanan di

bidang liturgi diwujudkan lewat timja lektor, PPA, paramenta, padus, organis,

tatalaksana, dan prodiakon.

Banyak orang muda memandang liturgi sekedar ritual dan rutinitas setiap

hari Minggu yang penting ke Gereja. Mengikuti semua tata aturan liturgi

sebagaimana yang umat lain lakukan di Gereja seperti ikut bernyanyi dan lain-

lain. Kesadaran sebagai umat dengan berperanserta dan sadar aktif sebagaimana

dikatakan dalam Sacrosanctum Concilium no 11 belum dihayati sungguh, bagi

orang muda yang penting ikut saja dengan umat lainnya.

Paus Benedictus XVI mengajak orang muda untuk membangun hidup di

dalam iman yang kokoh kuat lewat kegiatan-kegiatan liturgi yang ada dalam

Gereja. Namun hanya sedikit saja orang muda yang mau terlibat untuk kegiatan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

128

kegiatan liturgi yang ada dalam Gereja. Orang muda juga kurang membangun

iman akan Yesus Kristus. Iman mereka kurang berakar sehingga mereka kurang

memiliki energi untuk terlibat bagi Gereja.

13. Bentuk Keterlibatan OMK Dalam Kegiatan Liturgi di Paroki, dan di

Lingkungan.

Dalam Konsili Vatikan II dikatakan Gereja adalah persekutuan iman,

harapan, dan cinta (LG 8). Persekutuan yang dimaksud adalah persekutuan orang

yang menerima Yesus dengan iman dan cinta. Keterlibatan yang dapat dilakukan

di bidang liturgi sebagai ungkapan persekutuan yakni menjadi petugas liturgi

seperti lektor, pemazmur, kor atau petugas lainnya. Partisipasi ini bukan karena

ditunjuk oleh orang lain tetapi terlebih merupakan suatu dorongan dari dalam diri

untuk turut serta mengembangkan Gereja. Sebagai wujud keterlibatan, orang

muda dapat berpartisipasi secara penuh dalam aneka tugas liturgi sesuai

kemampuannya. Mereka dapat menjadi pembaru di bidang liturgi dengan ide dan

kreasi baru untuk menghidupkan perayaan liturgi.

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran bentuk keterlibatan orang muda di bidang liturgi. Ditemukan

bahwa keterlibatan OMK di bidang liturgi yakni pada saat perayaan ekaristi

dengan menjadi lektor, ikut bernyanyi, kolekte, petugas tatalaksana dan menjawab

dialog antara imam dan umat. Hampir semua responden terlibat di bidang liturgi

tetapi di Paroki, sementara di lingkungan orang muda belum melakukan tugas ini

dengan baik karena mereka sangat jarang ikut kegiatan liturgi di lingkungan.

Bahkan responden 3 mengatakan kor di lingkungan belum pernah, ibadat harian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

129

tidak pernah, Rosario dan devosi lainya juga tidak pernah diikuti di lingkungan.

Demikian juga dengan responden 1, 2, 4, dan 5, perayaan liturgi, doa harian dan

devosi seperti doa Rosario, jalan salib, dan adorasi sangat jarang di ikuti. Dari

pernyataan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk keterlibatan

orang muda di bidang liturgi baru diwujudkan di Paroki seperti mengikuti ekaristi.

Orang muda sudah terlibat merancang kegiatan liturgi Gereja tetapi tetap

dalam pengawasan para senior. Dalam hal ini orang muda belum diberi

kesempatan berkreasi. Kegiatan liturgi merupakan wujud keterlibatan orang muda

untuk berinovasi membuat perayaan liturgi lebih baik. Kepercayaan diberikan

sebatas merancang liturgi untuk ekaristi kaum muda dan ekaristi anak. Terlibat

menjadi tim liturgi sebagai penanggungjawab merancang doa dan lagu variasi

belum terwujud. Lebih dari itu, orang muda dengan segala daya kreativitasnya dan

gelora kemudaan dapat membuat liturgi dirayakan lebih bersemangat. Sebab

liturgi tanpa keterlibatan orang muda merupakan tanda nyata kematian Gereja.

14. Alasan Aktif di Bidang Liturgi.

Liturgi adalah puncak yang dituju oleh kegiatan Gereja dan sumber segala

daya kekuatannya. Melalui liturgi terutama ekaristi mengalir rahmat Allah kepada

kita dengan demikian memperoleh pengudusan (SC 10).

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran alasan orang muda terlibat di bidang liturgi. Pada umumnya

orang muda terlibat di bidang liturgi oleh karena senang terlibat. Meskipun

memiliki keterbatasan orang muda tetap mau memberikan diri melayani Gereja

khusunya kor. Saya ikut bergabung dengan kor Fidelis meskipun sering dioloh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

130

karena suara jelek demikian dikatakan oleh responden 2, 3, 4, dan 5. Memang

beberapa orang muda (pengurus OMK) sudah peka dan tanggap dengan situasi.

Mereka rajin mengikuti ekaristi, kalau tidak ada yang kor mereka bersedia

mengambil alih tugas kor. Mereka juga ambil bagian menjadi lektor dan petugas

tatalaksana.

Dari pernyataan responden ini dapat disimpulkan bahwa liturgi sebagai

puncak dan perayaan iman Gereja belum dihayati oleh orang muda. mengikuti

ekaristi setiap hari Minggu dirasa cukup, yang penting ikut dengan teman-teman

ke Gereja. Menjadi lektor karena terdaftar dalam paguyuban lektor, ikut kor hanya

karena senang dan lain sebagainya. Liturgi bukan dihayati sebagai pengudusan

jiwa tetapi terlebih untuk kesenangan diri dan kesempatan kumpul dengan teman-

teman muda.

15. Kesulitan untuk Aktif Kegiatan di Paroki, Lingkungan dan Masyarakat

Konsili Suci dengan penuh keprihatinan menyapa umat beriman awam

yang perannya khas di dunia. Kerasulan awam untuk terlibat merupakan

panggilan (SC 1). Panggilan kaum awam adalah menjalankan tugas pengutusan

Gereja dengan meresapi seluruh tata hidup kemanusiaan dengan iman Kristiani.

Kaum awam sangat berperan dengan segala kemampuan dan profesionalismenya.

maka mereka dipanggil oleh Allah untuk menunaikan tugasnya sebagai ragi di

dalam dunia dengan semangat Kristen yang berkobar-kobar (AA 2). Panggilan

kaum awam untuk menguduskan Gereja dilihat sebagai suatu bentuk kerasulan,

berangkat dari status awam sebagai kalangan yang hidup di tengah-tengah dunia

(LG 31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

131

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran kesulitan yang dihadapi orang muda untuk terlibat dalam

kegiatan di Paroki, lingkungan, dan di masyarakat. Pada umumnya responden

memberikan alasan waktu dengan jadwal kuliah dan kerja yang padat sampai

malam hari, sehingga tidak memungkinkan ikut kegiatan di Paroki di lingkungan

atau di masyarakat. Sebagai awam mereka memang melaksanakan tugas sesuai

profesinya masing-masing. Namun dalam hal ini orang muda terlalu fokus pada

yang duniawi. Orang muda terjebak pada tugasnya masing-masing, kehadirannya

belum memberi dampak di lingkungan terlebih di masyarakat. Sedangkan di

Paroki, orang muda sudah mulai memberi warna baru dengan memberikan

pelayanan untuk PIA.

Dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa kegiatan di dunia telah

menyita perhatian orang muda dengan mengutamakan kepentingan diri dan bukan

karena panggilan untuk ambil bagian menguduskan dunia dengan kemampuan

yang dimiliki.

16. Usaha OMK Mengatasi Kesulitan untuk Aktif Dalam Hidup Menggereja.

Setiap orang beriman dengan caranya masing-masing menguduskan dunia.

Sebagai awam mereka menjalankan segala tugas dan pekerjaan duniawi. Di dunia

inilah Allah memanggil kaum awam menunaikan tugas dengan semangat injil.

(LG 31).

Dengan melihat keterangan yang disampaikan oleh responden dapat

diperoleh gambaran usaha yang dilakukan orang muda mengatasi kesulitan aktif

di Paroki, di lingkungan dan di masyarakat. Hampir semua responden mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

132

sudah berusaha mengatasi kesulitan sesuai dengan kondisi tugas dan

pekerjaannya. Perlunya pengorbanan agar dapat aktif melayani Gereja telah

diwujudkan oleh responden. Kaum awam dalam hal ini orang muda dipanggil

melaksanakan tugas perutusan Yesus di tengah dunia. Gereja berada di dunia

sehingga dengan demikian, orang muda tidak hanya aktif di Paroki, melainkan

juga di lingkungan terlebih dapat menjadi ragi di tengah masyarakat.

Namun pada kenyataannya, banyak orang muda belum berjuang untuk

mengatasi kesulitan aktif di Paroki dan di lingkungan terlebih di tengah

masyarakat. Orang muda cenderung menutup diri pada masyarakat, mereka jarang

mau tampil ikut kegiatan di tengah masyarakat.

Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik

kesimpulan bahwa penghayatan hidup menggereja orang muda yang ada di Paroki

Santo Yusup Bintaran Yogyakarta belum mendalam. Dari segi pemahaman, orang

muda belum memiliki pengetahuan tentang arti hidup menggereja. Memang bila

dilihat dari segi penghayatan nampaknya mereka ikut aktif mengemban tugas

Gereja, namun hidup menggereja baru diwujudkan di lingkup Paroki. Mereka

yang aktif kebanyakan hanya karena merupakan tugas dan tanggungjawabnya.

Penghayatan hidup menggereja orang muda terlebih di bidang pewartaan

baru pada sebatas karena rasa tanggungjawab pada tugas. Kesadaran pentingnya

menjalin relasi yang intim dengan Tuhan lewat doa dan sakramen-sakramen yang

dirayakan Gereja belum dihayati. Kebanyakan orang muda terlibat dalam hidup

menggereja hanya ikut-ikutan dengan teman dan karena tradisi. Pergi ke Gereja di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

133

rasa cukup, sehingga tidak perlu ikut kegiatan-kegiatan rohani di Paroki maupun

di lingkungan.

C. Usulan Program Meningkatkan Penghayatan Hidup Menggereja Bagi

Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta

Pada bagian ini, penulis menindaklanjuti bab sebelumnya. Penulis

menyertakan usulan kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

keterlibatan Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja. Melalui kegiatan ini

diharapkan Orang Muda Katolik semakin sadar akan tanggung jawabnya sebagai

generasi Gereja sekaligus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari Gereja

bahkan Gereja itu sendiri.

1. Latar Belakang

Orang muda adalah harapan dan masa depan Gereja. Dari hasil penelitian

yang dilakukan, beberapa orang muda di Paroki Santo Yusup Bintaran, sudah

mulai terlibat dalam hidup menggereja. Penghayatan hidup menggereja orang

muda nampak secara khusus di bidang pewartaan pada pendampingan PIA. Selain

pewartaan, orang muda juga sudah mulai ambil bagian menjadi petugas liturgi

pada saat ekaristi kudus.

Di sisi lain, orang muda belum memahami secara utuh cara hidup

menggereja. Hidup menggereja baru dipahami sebatas ambil bagian pada tugas-

tugas liturgi, dan pada pewartaan pendampingan PIA, kebanyakan orang muda

aktif hanya karena tugas dan ikut-ikutan dengan teman. Semangat hidup

menggereja orang muda masih sangat sulit dijumpai di Gereja Santo Yusup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

134

Bintaran, bahkan untuk berkumpul menjadi sesuatu hal yang sulit diwujudkan.

Beberapa kali diadakan kegiatan untuk mengumpulkan orang muda namun hanya

beberapa orang saja yang menanggapi undangan. Mereka yang datang juga adalah

orang-orang tertentu saja. Karena keterbatasan pengetahuan tentang tugas dan

tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja, membuat orang muda kurang

penghayatan dalam hidup menggereja. Padatnya pekerjaan dan tanggungjawab

studi yang di ikuti juga membuat orang muda memiliki sedikit waktu untuk

Gereja.

Berangkat dari kondisi tersebut, maka penulis menyusun program untuk

meningkatkan penghayatan hidup menggereja orang muda, juga sebagai sarana

mengumpulkan orang muda. Usulan program yang dimaksudkan berupa rekoleksi

bagi orang muda. Melalui rekoleksi ini, diharapkan orang muda semakin

memahami peransertanya dalam mengembangkan Gereja secara menyeluruh.

Dengan demikian penghayatan hidup menggereja orang muda di Paroki, di

lingkungan, dan di masyarakat semakin nampak. Agar mulai sejak muda mereka

peduli dengan Gereja sehingga kelak mereka dewasa semakin aktif.

2. Sekilas Pengertian Rekoleksi

Program rekoleksi yang diusulkan ini sebagai usaha untuk meningkatkan

kualitas hidup beriman dan pengetahuan orang muda Katolik tentang hidup

menggereja sehingga kehadirannya semakin bermakna bagi orang lain.

Melalui kegiatan rekoleksi ini, orang muda diajak untuk memeriksa diri,

mempertegas identitas diri kepribadian dan keunikan setiap individu sebagai

pribadi yang utuh. Artinya rekoleksi ini ibarat penyegaran kembali imannya. Agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

135

imannya semakin tangguh dalam menghadapi dunia yang semakin berkembang.

Sebab arus zaman dapat memudarkan iman seseorang akan Kristus yang dapat

membuatnya menjauh dari Gereja. Dalam membuat usulan rekoleksi ini, penulis

menyusun langkah-langkah yang dapat membantu pelaksanaan rekoleksi.

3. Tujuan Program

Program yang diusulkan penulis memiliki beberapa tujuan, yakni:

a. Membantu OMK dalam memahami arti Gereja.

b. Meningkatkan penghayatan hidup menggereja OMK, yang pada akhirnya

semakin banyak OMK terlibat dalam Gereja.

c. Menjadi wadah bagi OMK agar dapat saling mengenal sehingga tidak merasa

asing dengan teman OMK lainnya, dengan mengenal akan memudahkan

OMK bergabung dalam persekutuan OMK.

d. Meningkatkan kesadaran OMK akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai

warga Gereja.

e. Semakin mengenal diri secara utuh dan berani mengadakan pertobatan.

f. Menyadari kasih Tuhan dalam hidupnya sehari-hari.

4. Usulan Kegiatan Rekoleksi

a. Tujuan Umum

Kegiatan rekoleksi ini mengangkat tema: “Meningkatkan kepedulian dan

peranserta orang muda Katolik dalam hidup menggereja”. Tema ini diambil untuk

membantu orang muda Katolik agar memiliki semangat juang dan kepedulian

pada Gereja serta menghayatinya dalam hidup bersama dengan umat beriman

lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

136

b. Susunan Acara Rekoleksi

No Waktu Acara Petugas

1 07.00-07.30 Presensi Pendamping

2 07.30-08.30 Pembukaan

a. Salam

b. Ice Breaking (OMK masa Kini)

c. Doa Pembuka

d. Pengantar

Pendamping

dan peserta

SESI I

3 08.30–10.00 Menggali Pengalaman Peserta

a. Menyaksikan video berjudul

“Banggakah aku menjadi orang

Katolik?”

b. Diskusi/sharing

c. Pleno

Pendamping

dan peserta

4 10.00-10.20

10.20-10.30

Snack

Ice Breaking (Games in door)

Petugas dan

peserta

SESI II

5 10.30-12.00 Realitas Orang Muda Katolik Pendamping

6 12.00-14.00 Istirahat

a. Makan siang

b. Ice Breaking (OMK Slalu di Hati)

Pendamping

SESI III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

137

7 14.00-15.30 Tugas dan pelayanan Gereja di Dunia Pendamping

8 15.30-15.50 Ice Breaking Pendamping

9 15.50-17.00 Harapan Gereja terhadap Orang Muda

(tanggapan dan sharing pengalaman

hidup menggereja)

Pendamping

dan Peserta

10 17.00-17.30 Refleksi dan merumuskan niat

(pribadi/bersama)

Pendamping

dan Peserta

11 17.30-18.00 Penutup

a. Doa penutup

b. Lagu Penutup (OMK Remix)

c. Ucapan terimakasih

Peserta dan

Pendamping

12 18.00 Sayonara Peserta dan

Pendamping

c. Tujuan Rekoleksi

Tujuan rekoleksi adalah bersama pendamping peserta semakin memahami

tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja sehingga terdorong untuk

ambil bagian dalam hidup menggereja di lingkup Paroki, di lingkungan dan di

masyarakat.

d. Peserta

Peserta adalah OMK Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

e. Tempat dan Waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

138

Rekoleksi akan dilaksanakan pada bulan Desember 2017, bertempat di

aula Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta.

f. Bentuk Kegiatan

Kegiatan rekoleksi dilaksanakan dengan dinamika kelompok,

penyampaian materi, tanggapan dan sharing pengalaman, refleksi, penyusunan

niat, dan diakhiri dengan doa penutup.

g. Sumber Bahan

Rekoleksi dirancang dengan menggunakan berbagai sumber bahan yang

memperkaya dan menunjang. Sumber bahan yang dipakai berupa kutipan Kitab

Suci Kis Kis 2:41-47, buku berjudul “Pedoman Karya Pastoral Orang Muda

Katolik Indonesia” dan Buku Dokumen Konsili Vatikan II.

h. Metode Rekoleksi

Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini yaitu ceramah/informasi,

pemutaran video, refleksi berbagi pengalaman, diskusi dan pleno.

i. Sarana

Sarana pendukung untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan adalah

laptop, LCD, hand out, dan speaker.

j. Langkah-Langkah Pelaksanaan

1) Salam dan Pengantar

Pendamping menyampaikan selamat pagi dan selamat datang kepada

OMK, selanjutnya mengucapkan terimakasih atas kehadirannya berkumpul

bersama melaksanakan rekoleksi. Pendamping juga menyampaikan tujuan

pelaksanaan rekoleksi agar berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

139

peserta. Secara umum, kegiatan rekoleksi diadakan untuk mengajak OMK

meninjau kembali penghayatan OMK dalam hidup menggereja di Paroki,

lingkungan, dan masyarakat. Sekaligus mengajak peserta untuk mensyukuri karya

Allah yang ada padanya. Tujuan khususnya, mengajak OMK untuk semakin

memahami dan mendalami tugas-tugas Gereja sehingga peserta terdorong untuk

mewujudkan hidup menggereja di Paroki, lingkungan, dan masyarakat.

2) Lagu Pembuka: Judul Lagu Marcurius Perjalanan OMK.

3) Pembukaan ini berisi hal-hal berikut:

Pendamping: Marilah kita hening sejenak untuk menyiapkan hati, pikiran

dan budi kita sebelum mengikuti rekoleksi ini. Silahkan teman-teman OMK

mengambil posisi duduk yang nyaman, hening sejenak, kita membuka hati di

hadapan Tuhan dan mengundang Tuhan hadir bersama kita sepanjang kegiatan

ini.

Doa Pembuka:

Allah yang mahabaik, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu

karena pada hari ini Engkau hadir di tengah-tengah kami. Bapa, pada hari ini kami

berkumpul di tempat ini ingin bersama-sama berbagi pengalaman, saling

memotivasi, menjalin relasi dengan teman yang lain, dengan demikian kami bisa

bersama-sama bergandengan tangan mengemban tugas Gereja. Ya Bapa,

bimbinglah kami agar OMK semakin giat terlibat dalam kehidupan menggereja,

sehingga kami sebagai generasi Gereja semakin menampakkan diri sebagai bagian

dari Gereja dengan terlibat di Paroki, di lingkungan, dan di masyarakat. Kami

mohon penyertaanmu untuk seluruh acara hari ini sehingga pada akhir rekoleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

140

nanti kami dapat membuka hati kepadaMu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara

kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala abad. Amin.

4) Sesi I : Penggalian Pengalaman

a) Tujuan: Peserta bersama pendamping dapat berbagi pengalaman hidup

terlibat dalam menggereja yang sangat berguna untuk menghayati

keterlibatan OMK dalam hidup menggereja.

b) Bahan : Video “ Banggakah Jadi Orang Katolik?”

c) Metode : Menonton Video dan Sharing Pengalaman.

d) Langkah-Langkah :

Pendamping mengajak peserta untuk menonton video “Banggakah Jadi

Orang Katolik?”. Setelah selesai, pendamping meminta peserta untuk membentuk

kelompok 4-5 orang untuk menjawab pertanyaan dengan panduan sebagai berikut:

Video tersebut menggambarkan apa?

Menurut anda, inspirasi apa yang tercermin dari kisah tadi?

Bagaimana pengalaman anda menjadi orang Katolik?

Setelah selesai, pendamping meminta masing-masing kelompok

mengungkapkan hasil sharing kelompok secara pleno. Berikutnya, pendamping

membahas hasil sharing.

e) Ice Breaking. Pendamping mengajak peserta untuk mencairkan suasana

dengan mengikuti games indoor “ Cari Teman”.

5) Sesi II : Tugas Gereja di Dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

141

Pelayanan Gereja di dunia merupakan perwujudan dari Tri tugas Yesus

Kristus. Pelayanan Gereja yang dimaksudkan ialah pewartaan (kerygma), liturgi

(liturgia), persekutuan (koinonia), dan pelayanan (diakonia) (LG 25-27).

a) Pewartaan (kerygma)

Melalui bidang karya ini, umat beriman Kristiani diberi kepercayaan, di

panggil dan di utus Yesus untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan Kabar

Gembira (LG 35). Yesus mengutus manusia dengan bersabda: “Pergilah,

jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan

Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah

Kuperintahkan kepadamu“ (Mat 28: 19-20). Pewartaan ini dapat dilakukan lewat

berbagai cara seperti berikut:

3) Melayani Sabda

Kabar Baik yang diwartakan dengan kesaksian hidup cepat atau lambat

haruslah diwartakan dengan Sabda Kehidupan. Segi yang penting dari pewartaan

Sabda Kehidupan adalah kotbah dan katekese (EN 22). Gereja melayani Sabda

dapat di lakukan lewat kotbah, evangelisasi, katekese dan media sosial.

e) Kotbah

Gereja dalam menunaikan tugasnya sebagai pewarta dapat melakukannya

lewat kotbah/homili. Khotbah merupakan salah satu sarana pewartaan sabda Allah

dan pewartaan iman kristiani karena kotbah bertolak dari pengalaman iman dan

tidak selalu menjelaskan teks Kitab Suci. Umat beriman yang mendengar khotbah

diharapkan mengalami pertobatan. Kotbah merupakan sarana pewartaan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

142

mengenalkan Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal dan belum

beriman kepada Kristus, sehingga setelah mendengarnya mereka menjadi percaya.

f) Evangelisasi

Evangelisasi adalah salah satu usaha untuk memperkembangkan iman

manusia, karena manusia perlu berkembang dalam Kristus (EG 160).

Evangelisasi adalah rahmat dan panggilan khas Gereja, karena merupakan jati

dirinya yang paling dasar. Sebab Gereja ada untuk mewartakan Injil (EN 14).

Bagi Gereja evangelisasi berarti membawa Kabar Baik kepada segala tingkat

kemanusiaan, dan melalui pengaruhnya Injil mengubah umat manusia dari dalam

dan membuatnya menjadi manusia baru (EN 18). Injil harus diwartakan melalui

kesaksian hidup (EN 21).

j) Paroki

Salah satu tugas amat penting, yang disadari berasal dari tugas perutusan

Yesus sendiri kepada para murid-Nya adalah menyelenggarakan katekese (CT 1).

Paroki adalah sebagai wujud yang menghadirkan Kerajaan Allah biarpun terbatas

ikut terlibat menyelenggarakan katekese. Dalam kaitannya dengan sakramen

inisiasi, katekese adalah suatu langkah atau momen dalam proses evangelisasi (CT

18).

iii) Sekolah

Katekese sekolah merupakan karya pelayanan dalam pembinaan iman

orang katolik di sekolah-sekolah, baik di sekolah swasta maupun di sekolah

negeri. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan perlu memperhatikan pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

143

agama agar bersifat ekumenis dan memiliki kesadaran antar agama yang lebih

besar.

Lewat katekese di sekolah, hidup beriman setiap siswa yang menerima

pelajaran agama di sekolah harus mengalami perubahan terus menerus. Belajar

agama di sekolah bagi siswa yang percaya pada Tuhan harus dapat membantu

mereka untuk memahami lebih baik pesan kristiani dalam hubungannya dengan

keprihatinan umum pada segala agama dan manusia. Sedangkan bagi siswa yang

sedang mencari atau ragu-ragu akan imannya dapat menemukan dalam pelajaran

agama kemungkinan menemukan arti iman yang tepat kepada Yesus Kristus

(Komisi Katekese, 2000. 74-75:57-58).

g) Media Komunikasi

Dewasa ini media komunikasi mempunyai tempat yang istimewa dalam

karya pewartaan. Konsili Vatikan II mengajak umat beriman memanfaatkan

sarana komunikasi modern untuk karya pewartaan, penggembalaan Gereja dan

pendidikan Kristen (IM 13). Paus Paulus VI menegaskan bahwa media modern

telah menawarkan cara-cara baru untuk menghadapkan manusia dengan pesan

Injil. Paus mendukung pemanfaatan media massa sebagai sarana berkatekese.

Paus Benediktus XVI pada hari komunikasi ke 44 bertepatan tahun Imam,

mengangkat tema imam dan pelayanan pastoral di dunia digital sebagai media

baru demi pelayanan sabda. Pada zaman ini penggunaan teknologi komunikasi

sangat perlu, khususnya untuk menjawab secara tepat tantangan yang dihadapi

orang muda di tengah dunia. Para imam selaku pewarta sabda Allah, diharapkan

dapat menjadi saksi setia terhadap Injil dalam dunia komunikasi digital dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

144

menunaikan perannya sebagai pemimpin komunitas yang menampilkan 'suara

berbeda' dalam pasaraya digital. Maka para imam, ditantang untuk mewartakan

Injil dengan menggunakan teknologi audiovisual yang paling mutakhir seperti

gambar, video, animasi, blog dan website, sehingga dapat membuka wawasan

baru dan luas demi dialog, evangelisasi, dan katekese”. Melalui saran multimedia

pewartaan bisa ditujukan kepada semua umat Katolik, sehingga umat bisa tetap

berkontak satu sama lain, saling menguatkan, dan memperluas pengalaman iman

(http://www.mirifica.net/2010/03/17/pesan-bapa-suci-pada-hari-komunikasi-ke-

44/, diakses 7 April 2017).

Kaum beriman awam yang berkompeten dalam bidang komunikasi sosial

diharapkan dapat menyumbangkan potensi dan kemampuannya untuk membantu

bidang pewartaan sebab “Gereja mengakui peran dan keterlibatan umat beriman

awam dalam pewartaan” (LG 37). Mereka yang terlibat dalam karya bidang

komsos dapat menolong sesama agar lewat dunia digital mereka juga turut

"merasakan kehadiran Tuhan, menumbuhkan kerinduan dan harapan serta

mendekatkan diri pada Sabda Allah yang menganugerahkan keselamatan dan

membangun manusia secara utuh.

4) Melayani Sakramen

Sakramen adalah tanda rahmat/keselamatan yang kelihatan, untuk

menghadirkan rahmat yang tidak kelihatan. Sebagai tanda, sakramen juga

dimaksudkan untuk mendidik. Sakramen tidak hanya mengandaikan iman

melainkan juga memupuk, meneguhkan dan mengungkapkannya dengan kata-kata

dan benda (SC 59).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

145

b) Liturgi (liturgia)

Sebagai karya Kristus, liturgi merupakan tindakan Gereja-Nya. Liturgi

melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan

manusia melalui Kristus. Ia mendorong umat beriman ke dalam persekutuan

hidup baru. Ia mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian dalam liturgi

kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11). Lewat liturgi nampak

keikutsertaan dalam doa yang Kristus sampaikan kepada Bapa dalam Roh Kudus.

Di dalamnya segala doa Kristen menemukan sumber dan penyelesaiannya (KGK

1073). Liturgi Gereja dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan Ibadat Resmi

Gereja.

Misteri Kristus Inkarnasi dan Paska-Nya dirayakan di dalam Ekaristi,

terutama dalam himpunan pada hari Minggu. Misteri yang sama meresapi dan

menyinari jam-jam setiap hari oleh perayaan Ibadat Harian, "ofisi ilahi". Sambil

mengikuti nasihat-nasihat apostolik, agar berdoa tanpa henti-hentinya, perayaan

ini "disusun sedemikian rupa, sehingga seluruh kurun hari dan malam disucikan

dengan pujian kepada Allah" (SC 84). Ia adalah "doa resmi Gereja" (SC 98).

c) Persekutuan (koinonia)

Pola dasar koinonia adalah pengalaman jemaat perdana yang menanamkan

hidup sehati dan sejiwa, milik bersama, hidup dalam kasih (Ardhisubagyo,

1987:24). Persekutuan (koinonia) didasarkan pada firman Allah, Baptisan dan

Perjamuan Kudus. Dengan dasar itu pula anggota Gereja dapat saling peduli dan

dikumpulkan bersama dalam perjamuan kudus sebagai komunitas yang kudus

secara nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

146

d) Pelayanan (diakonia)

Pelayanan Gereja selalu menimba kekuatan dari teladan Yesus. Tujuan

utama pelayanan Yesus adalah kaum miskin dengan bersikap rendah hati dan

melihat dirinya sebagai “hamba yang tak berguna” (Luk 17:10). Pelayanan Gereja

didasari oleh Yesus Kristus, sang kepala Gereja yang menyembuhkan,

memperhatikan orang-orang kecil dan mengampuni dosa (Ardhisubagyo, 1987:

30). Pelayanan yang diberikan oleh Gereja tidak hanya sebatas dalam lingkup

Gereja saja tetapi terbuka bagi masyarakat luas karena Gereja bukan sebuah

lingkungan tertutup yang kuatir akan pengaruh luar yang kemudian mengasingkan

diri dari masalah-masalah kehidupan masyarakat (Ardhisubagyo, 1987: 31).

Pelayanan Gereja di dunia dapat diwujudkan lewat pelayanan secara

internal maupun eksternal. Secara internal misalnya melayani lewat suatu

kepengurusan dan non kepengurusan Gereja. Sedangkan yang eksternal pelayanan

pada orang miskin, pelayanan di tengah masyarakat seperti terlibat di politik,

pelayanan di bidang sosial dan ekonomi, pelayanan di bidang kesehatan, dan

pelayanan bidang pendidikan.

6) Sesi III : Realitas Orang Muda Katolik Zaman Sekarang

a. Orang Muda Zaman Sekarang

Orang muda zaman ini adalah termasuk generasi Y yang sering disebut

millennial, lahir tahun 1981-1994. Tujuan utama hidup mereka adalah diri sendiri

(individualistik) dan mandiri. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial

koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak

menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

147

dan media sosial seperti facebook dan twitter. Suka main game online, lebih

terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, mereka terlihat reaktif terhadap

perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. Memiliki perhatian yang

lebih terhadap „wealth‟ atau kekayaan. (https://dosen.perbanas.id/teori-generasi,

diakses 7 April 2017).

b. Karakteristik Orang Muda Zaman Sekarang

Orang muda zaman sekarang atau generasi Y memiliki karakteristik idak

sabar, tak mau rugi, dan banyak menuntut. Percaya diri dan optimis. Family

centric. Generasi yang mandiri, Suka berinovasi dan memunculkan ide baru.

Memiliki semangat yang luar biasa. Tidak menyukai jadwal yang detail. Anytime-

anywhere (http://www.kompasiana.com/erna.fatmasari/eksistensi-generasi-digital-

gen-y, diakses 7 April 2017).

Orang muda zaman sekarang memahami Gereja hanya sekedar sebagai

bangunan bukan komunitas tempat pembelajaran. Adanya rasa memiliki dan

dimiliki oleh Gereja belum sebagai kesadaran namun lebih karena terlahir sebagai

orang Katolik. Orang muda tidak puas dengan kegiatan berupa proyek yang

diorganisir untuk mereka. Hanya sedikit saja yang rajin pergi ke Gereja di hari

Minggu. Bagi orang muda belajar agama hanya berdampak sedikit bagi mereka.

Meskipun mereka hadir pada perayaan ekaristi pada hari Minggu namun belum

banyak yang mau terlibat (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:39).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

148

7) Sesi IV: Harapan Gereja Terhadap Orang Muda Katolik

Tujuan: membangun pemahaman agar orang muda bangga sebagai Generasi yang

memiliki banyak potensi sehingga dapat digunakan untuk terlibat dalam karya-

karya Gereja.

a) Yesus Kristus

Gereja memiliki harapan besar terhadap orang muda karena mereka adalah

generasi yang akan meneruskan pewartaan Yesus. Dalam Kitab Suci Perjanjian

Lama diungkapkan bahwa Allah menaruh harapan besar kepada orang muda, Ia

sangat mengapresiasi orang muda dengan memanggil orang muda sebagai rekan

kerja-Nya seperti nabi Yeremia (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:42). Dalam

Kitab Suci Perjanjian Baru juga ditemukan Yesus menaruh harapan besar kepada

orang muda yakni dengan memanggil murid-murid-Nya. Yesus mengapresiasi

potensi orang muda dengan menjadikan mereka sebagai pemimpin Gereja-Nya.

Perhatian Yesus diungkapkan dengan memberi nasihat agar orang muda dapat

hidup seperti yang dikehendaki-Nya. Yesus mengakui pentingnya peran serta dan

sumbangsih orang muda betapapun kecilnya dan menjadikannya bermakna bagi

banyak orang. Dihadapan Yesus, orang muda adalah pribadi istimewa karena

mereka adalah generasi Gereja khususnya bagi generasi sekarang, Yesus menaruh

perhatian pada orang muda dan tetap menyertai perjuangan orang muda (Komisi

Kepemudaan KWI, 2014:42-43).

b) Para Bapa Gereja

Paus Yohanes Paulus II dalam suratnya kepada orang muda mengatakan,

dunia dan Gereja membutuhkan orang muda, tak satupun dari orang muda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

149

dianggap orang asing dalam Gereja... . Dalam Gereja ada tempat untuk semua

orang, bahkan jika mereka memberikan kritik-kritik karena kritik mereka tetap

merupakan kritik yang konstruktif. Paus mengajak orang muda untuk mencintai

Gereja, menerima keterbatasannya, dan berpartisipasi aktif dalam misinya

(Komisi Kepemudaan KWI, 2014:48).

Paus Yohanes Paulus II juga mengatakan: “… orang muda, kalian adalah

harapan Gereja, dunia dan harapanku”. Harapan Paus ini hendak mendorong

orang muda untuk terlibat baik dalam komunitasnya maupun di luar

komunitasnya. Orang muda tidak lagi selalu memikirkan “saya” atau “pendapat

saya” tetapi menjadi memikirkan orang lain. OMK harus bermakna bagi orang

lain sebagaimana Yesus pun telah wafat bukan untuk diri-Nya sendiri melainkan

untuk manusia (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:69).

Gereja mengharapkan agar OMK tidak lagi hanya memikirkan diri sendiri

tetapi mau keluar dari dirinya mulai memikirkan orang lain dan Gereja serta mau

memberikan diri agar menjadi bermakna bagi orang lain yang diwujudkan lewat

tugas-tugas Gereja.

1. Bidang Pewartaan (kerygma)

Orang muda dapat terlibat dalam karya tugas pewartaan (kerygma) melalui

penginjilan (evangelisasi) dengan membawa kabar baik kepada segala tingkat

kemanusiaan agar dapat merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya

menjadi baru (EN 18). Paus Paulus II menekankan kepada orang muda bahwa

hidup mereka harus memiliki makna dan menjadi anugerah cuma-cuma bagi

sesama yang lebih luas (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:87). Orang muda yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

150

telah menjalin relasi dengan Kristus dan komunitasnya mau tidak mau harus

bergerak keluar untuk bermisi. Tanda relasi iman kepada Kristus adalah bersedia

menerima perutusan untuk menyampaikan kabar gembira pada sesama.

2. Bidang Liturgi (liturgia)

Paus Benedictus XVI mengajak orang muda untuk membangun hidup di

dalam iman yang kokoh kuat lewat kegiatan-kegiatan liturgi yang ada dalam

Gereja. Orang Muda harus "berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh

dalam iman" (Kol 2:7) agar siap membarui, meremajakan, dan memberikan energi

baru bagi Gereja (http://www.mirifica.net/2010/03/17/pesan-bapa-suci-pada-hari-

komunikasi-ke-44/, diakses 7 April 2017).

Hubungan pribadi antar manusia dengan Allah dalam Gereja dapat

diwujudkan melalui perayaan liturgi. Dalam liturgi umat mengungkapkan

imannya dan menanggapi karya keselamatan Allah dengan bersyukur memuji dan

berdoa. Sebagai orang muda sudah selayaknya terlibat dalam kegiatan liturgi.

Aktif dalam kegiatan liturgi merupakan wujud keterlibatan orang muda untuk

ambil bagian dalam tugas imamat Yesus Kristus. Partisipasi orang muda dalam

bidang liturgi dapat diwujudkan dengan ambil bagian menjadi petugas liturgi

seperti lektor dan pemazmur. Aktif menjadi tim liturgi sebagai penanggungjawab

agar perencanan doa-doa dan lagu variasi lainnya bisa menyemangati umat dan

OMK sendiri. Lebih dari itu, orang muda dengan segala daya kreativitasnya dan

gelora kemudaan OMK dapat membuat liturgi dirayakan dengan bersemangat.

Sebab liturgi tanpa keterlibatan orang muda merupakan tanda nyata kematian

Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

151

3. Bidang Persekutuan (koinonia)

Gereja menghendaki agar orang muda membangun persekutuan (koinonia)

dengan sesamanya. Persekutuan ini dimaksudkan untuk mempersatukan orang

muda agar saling melayani sebagai umat Kristiani. Agar mereka hidup dalam

persekutuan dan persaudaraan sesuai dengan imannya akan Yesus Kristus. Agar

dalam kebersamaan dengan yang lain, mereka mengusahakan perdamaian dan

kerukunan baik dalam komunitas itu sendiri maupun kelompok komunitas lain.

Sebagai koinonia, orang muda tentunya tidak hanya duduk dan berdiam

diri saja tetapi dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti kegiatan rohani maupun

profan. Keterlibatan yang diharapkan dari orang muda yakni melibatkan diri

dalam keluarga manusia, bersama bumi dan semua ciptaan yang membentuk

lingkungan hidup yang saling terkait (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:72).

4. Bidang Pelayanan (diakonia)

Mgr. Pius Riana Prapdi Ketua Komisi Kepemudaan KWI dalam suratnya

kepada OMK se-Indonesia dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda 2016

mengajak OMK`untuk menghadirkan jejak keterlibatan nyata di tengah suka dan

duka masyarakat karena mereka juga bagian dari pemuda-pemudi Indonesia.

Orang muda harus mengambil peran sebagai murid Yesus di bumi Indonesia,

tidak menutup mata dan teliga terhadap penderitaan orang lain, tetapi melakukan

sesuatu dengan segala talenta, potensi, dan kreativitasnya untuk membawa

kesegaran baru bagi Gereja Katolik Indonesia. Sekaligus turut membangun wajah

Gereja Katolik di Indonesia yang tinggal bersama saudara-saudarinya di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

152

kepulauan Nusantara ini (http ://www.suarawajarfm.com/2016/10/29/19393/surat-

sapaan-sumpah-pemuda-untuk-omk.html, diakses 7 April 2017).

Gereja berharap orang muda dapat berbagi kisah-kisah hidupnya supaya

terjadi Pentekosta yakni kelahiran Gereja Katolik masa kini karena orang muda

sebagai tulang punggung yang compassionate, committed, dan connected; yang

kreatif dan tahan banting mengikuti Yesus dalam perjalanan yang tidak mudah.

Dengan demikian, dalam doa dan karya sebagai OMK dapat tersambung dengan

spirit generasi Sumpah Pemuda 1928 yang membebaskan. Keterlibatan orang

muda dalam bidang pelayanan ini diwujudkan dengan aksi sosial sebagai bentuk

kepedulian pada Gereja. Berjuang mengatasi berbagai persoalan yang mengancam

kemanusiaan, kebersamaan bermasyarakat, kualitas hidup, dan keutuhan ciptaan

(http://www.suarawajarfm.com/2016/10/29/19393/surat-sapaan-sumpah-pemuda-

untuk-omk.html), diakses 7 April 2017).

8) Refleksi Pribadi

Tujuan: Agar orang muda Katolik menjadikan dirinya pribadi yang

beriman tangguh sehingga kuat menghadapi tantangan zaman untuk siap sedia

melayani Gereja.

a) Niat-niat apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan peransertanya dalam

hidup menggereja.

b) Pendamping membagikan kertas dan pena kepada peserta untuk menuliskan

aksi konkit yang akan dilakukan di Paroki, lingkungan, dan di masyarakat.

c) Pendamping membagikan doa kepada peserta dengan harapan sebagai orang

muda dapat meneladan Santo Aloysius Gonzaga dalam hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

153

9) Penutup

a) Doa Penutup: Doa Kepada Santo Aloysius Gonzaga (lampiran)

b) Lagu Penutup: Gerak dan Lagu “Remix OMK” (lampiran)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis membuat kesimpulan mengenai hal-hal yang telah

dibahas pada bab-bab sebelumnya. Penulis akan menyampaikan saran bagi Pastor

Paroki bersama dewannya, pendamping orang muda dan keluarga-keluarga

Katolik agar membantu orang muda untuk meningkatkan penghayatan hidup

menggereja sebagai generasi Gereja.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang didapatkan gambaran orang muda Katolik di Paroki

Santo Yusup Bintaran Yogyakarta. Secara konsep Gereja dipahami sebagai

bangunan dan Umat Allah yang bersama-sama mengimani Kristus berkumpul

untuk memuliakan Tuhan. Hidup menggereja menurut orang muda berarti terlibat

dalam kehidupan bersama, tidak hanya sekedar ke Gereja tetapi sungguh terlibat

dalam keprihatinan dan gerak Gereja.

Menurut orang muda dasar hidup menggereja adalah hidup Jemaat

Perdana seperti yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul. Penghayatan hidup

menggereja orang muda diwujudkan lewat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

oleh Gereja seperti menjadi putra Altar, lektor, organis, dan pengembangan iman

di PIR, OMK dan pendampingan umat dewasa. Orang muda berharap agar Gereja

lebih terbuka baik keluar maupun ke dalam Gereja, merangkul dan menyapa

orang muda agar semakin aktif dalam kegiatan Gereja. Demikian pula bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

155

menurut orang muda, harapan Gereja adalah agar orang muda menjadi pemimpin,

berani tampil, dan lebih aktif terlibat dalam kehidupan menggereja.

Secara konsep pemahaman orang muda tentang pewartaan belum tepat,

sebab ada yang mengatakan sarana, sebagai tim kerja, dan ada yang tidak tahu.

Menurut orang muda bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja diberikan

lewat EKM, PIA, dan OMK. Bentuk lain diberikan lewat sosialisai BKSN, BKL,

dan APP. Hidup menggereja orang muda diwujudkan di bidang pewartaan

misalnya terlibat di timja pewartaan PIA. Alasan orang muda aktif di bidang

pewartaan terlebih karena senang terlibat.

Pemahaman orang muda tentang liturgi adalah tim kerja yang menangani

hal-hal liturgis dalam Gereja dan suatu perayaan iman Gereja yang dilakukan

dengan partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah yang mengimani Kristus.

Orang muda belum memahami bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja karena

ada yang mengatakan timja, liturgi sabda dan ekaristi, dan ada juga yang tidak

tahu. Hidup menggereja orang muda di bidang liturgi diwujudkan lewat

peransertanya pada saat ekaristi seperti menjadi lektor. Alasan aktif di bidang

liturgi adalah karena rasa tanggungjawab sebagai kordinator.

Secara konsep orang muda tidak tahu arti persekutuan (koinonia).

Persekutuan yang dihayati oleh orang muda yaitu bergabung dalam persekutuan

OMK. Persekutuan ini baru dimulai pada awal tahun 2016. Orang muda tidak

tahu bentuk persekutuan yang ada di Paroki. Demikian halnya dengan

penghayatan hidup menggereja orang muda di bidang diakonia. Secara konsep

orang muda tidak paham tentang diakonia. Dari pengalaman orang muda selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

156

ini Gereja sudah melakukan pelayanan seperti kunjungan lansia dan mengantar

komuni untuk orang sakit. Penghayatan hidup menggereja orang muda di bidang

pelayanan (diakonia) diwujudkan dengan berpartisipasi dalam devisi acara, devisi

perlengkapan, dan devisi dekorasi untuk event-event Gereja.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penghayatan hidup menggereja

orang muda Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta belum diwujudkan lewat 4

bidang tugas Gereja yaitu; pewartaan (kerygma), liturgi (liturgia), persekutuan

(koinonia), dan pelayanan (diakonia). Penghayatan hidup menggereja orang muda

baru diwujudkan di bidang pewartaan yaitu pendampingan iman anak dan di

bidang liturgi menjadi kordinator dan petugas lektor. Namun ada juga yang

menghayatinya dengan ambil bagian sebagai devisi acara, dekorasi, perlengkapan,

dokumentasi, dan KOMSOS untuk kegiatan tertentu. Penghayatan hidup

menggereja orang muda juga baru terwujud di lingkup Paroki, sementara di

lingkungan orang muda jarang dilihat kehadiran dan partisipasinya.

B. Saran

Untuk meningkatkan hidup menggereja OMK di Paroki Santo Yusup

Bintaran, penulis akan menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlunya perhatian dan dukungan dari Pastor Paroki dan dewan Paroki.

Agar membantu orang muda dengan pendampingan dan pembekalan

sehingga orang muda terlatih. Pembinaan iman dan mental kiranya sangat

tepat untuk orang muda, mengingat tantangan zaman semakin kompleks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

157

Orang muda perlu diberikan dorongan dan dukungan, mengajak berdialog

sekaligus menjadikan orang muda sebagai rekan kerja dalam

mengembangkan pelayanan Gereja.

2. Keluarga-keluarga Katolik yang ada di Paroki Santo Yusup Bintaran.

Agar memberikan keteladanan dalam hal beriman kepada anak-anaknya

dengan mengajak dan memberikan dukungan serta dorongan kepada orang

muda. Sejak dini mengajak anak-anaknya ikut kegiatan di Gereja dan ikut

pembinaan iman mulai dari PIA, PIR, dan OMK, sehingga Gereja bukanlah

sesuatu yang asing bagi orang muda.

3. Bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Yusup Bintaran.

Hidup di zaman sekarang ini semakin ditandai dengan berbagai tantangan dan

tawaran-tawaran yang dapat menggoda orang muda. Maraknya tawaran dunia

seringkali membuat orang muda bingung, bahkan terkadang bisa tersesat.

Oleh karena itu, iman perlu kuat agar tidak mudah ikut semua tawaran dunia

dan akhirnya bisa aktif dalam hidup menggereja. Untuk itu orang muda

diharapkan harus memiliki daya juang yang tinggi dalam meningkatkan

ketekunan agar lebih peduli pada keprihatinan orang lain (dunia).

4. Bagi Orang Muda Katolik Pada Umumnya.

Orang muda zaman ini adalah termasuk generasi Y yang memiliki banyak

talenta, punya keberanian, mampu mencipta dengan kejutan-kejutan brilian.

Gereja membutuhkan orang muda dengan segala kreativitas yang dimiliki

dan keberanianya untuk membuat perubahan-perubahan baru demi kemajuan

Gereja. Maka dari itu, hendaknya orang muda Katolik mulai belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

158

meninggalkan zona nyaman dan menuju zona yang lebih bersemangat untuk

memperbaiki situasi karena banyak orang yang membutuhkan bantuan baik

untuk kemajuan Gereja maupun masyarakat luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

DAFTAR PUSTAKA

Ardisubagyo, Y. (1987). Menggereja di Kota. Seri Pastoral No.136. Yogyakarta:

Pusat Pastoral Yogyakarta

Balun, Bernard. S. (2012). Komunitas Basis Gerejawi Paroki. Jogyakarta:

Lamalera

Fransiskus Paus. (2015). Evagelii Gaudium (Sukacita Injil). Seruan Apostolik

Paus Fransikus (Seri dokumen Gerejawi N0. 94). (F.X. Adisusanto, SJ

dan Bernadeta Hartini Tri Prasati., Penerjemah). Bogor: Grafika

Mardi Yuana bekerjasama dengan: Departemen Dokumentasi dan

Penerangan KWI

Congregation For The Clergy. (2000). Petunjuk Umum Katekese. (General

Directory For Catechesis., Penerjemah). Bogor: SMK Grafika Mardi

Yuana bekerjasama dengan Departemen Dokumentasi dan Penerangan

KWI. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1997)

In Nugroho, Budisantoso. R. SJ. (2016). OMK Hembuskan Kesegaran Baru.

Majalah Hidup No. 52, Tahun ke-70. 25 Desember. Hlm. 43. Jakarta:

Gramedia

Jacobs, Tom. SJ. (1979). Gereja. Seri Pastoral No.4. Yogyakarta: Pusat Pastoral

Yogyakarta

Kajetan, Esser. OFM. (1988). Fransiskus Asisi Karya-Karya. ( Leo Laba Ladjar

OFM., Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius

Konferensi Waligereja Indonesia, (1996). Iman Katolik. Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius bekerjasama dengan Penerbit Obor

________.(1999). Kumpulan Dokumen Ajaran Sosial Gereja Tahun 1891-1991

dari Rerum Novarum sampai Centesimus Annus (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI

Konferensi Waligereja Regio Nusa Tenggara. (2007). Katekismus Gereja Katolik.

Ende: Arnoldus

Komisi Kepemudaan, KWI. (2014). Sahabat Sepeziarahan. Pedoman Karya

Pastoral Orang Muda Katolik Indonesia. Jakarta: Komisi Kepemudaan

KWI

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana, SJ.,

Penerjemah). Jakarta: Obor bekerjasaman dengan Departemen

Dokumentasi dan Penerangan KWI. (Dokumen asli diterbitkan tahun

1993)

Lembaga Alkitab Indonesia. (1992). Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia

Mangunhardjana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta:

Kanisius

Moleong, Lexy. J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Punomo, Aris. ( 2015). Jatidiri Orang Muda. Majalah Praba. Opini thn 67 - No.

20. Oktober- II. Yogyakarta: PT Muria Baru Offset

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

160

Rukiyanto, B. A. (2009). Hidup Menggereja dalam Milenium Ketiga. Suatu

Pencarian Bentuk Baru Menggereja. Dalam buku Menerobos Pintu

Sempit. Yogyakarta: Kanisius. Hal 31- 56

Suparno, Paul. SJ. (2007). Saat Jubah Bikin Gerah. Yogyakarta: Kanisius

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif,

kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

________.(2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suwita. Pr. (2003). Seri Panca Tugas Gereja. Malang: Dioma

Septi, Widhiyudana, T. SJ. (2017). Harapan Gereja, Gereja Berharap. Majalah

Hidup No. 03, Tahun ke-7. 15 Pebruari. Hlm. 28-29. Jakarta:

Gramedia

Telaumbanua, Marinus OFMCap. (1999). Ilmu Katekeketik. Jakarta: Obor

Wuarmanuk, Yusti, H. (2017). Menjadi Teman Bagi OMK. Majalah Hidup No.

07, Tahun ke -71 12 Pebruari. Hlm. 4. Jakarta: Gramedia

Yohanes Paulus II. (1979). Catechesi Trandendae. Anjuran Apostolik Sri Paus

Yohanes Paulus II (Seri Dokumen Gerejawi N0. 28). (R.

Hardawiryana SJ., Penerjemah). Bogor: SMT Mardi Yuana

bekerjasama dengan: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

________. (1990). Redemptoris Missio. Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II

(Dokumen Gerejani No.14). (Frans Borgias dan Alfons S. Suhardi,

OFM., Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan

Penerangan KWI. Cetakan Pertama 1991

________. (2006). Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), Bogor: Grafika

Mardi Yuana

Pustaka dari Internet:

Anonim. (2013). Ciri Khas Generasi Y. (Majalah Femina). (https://www. femina.

co.id/article/ciri-khas-gen-y-, diakses 18 Maret 2017)

Benediktus, Paus XVI. (2010). Pesan Bapa Suci pada Hari Komunikasi ke-

44. (Mirifika News). (http://www.mirifica.net/2010/03/17/pesan-

bapa-suci-pada-hari-komunikasi-ke-44/), diakses 7 April 2017

Erna, Agustin. (2015). Eksistensi Generasi Digital (Gen-Y).

(http://www.kompasiana.com/erna.fatmasari/eksistensi-generasi-

digital-gen-y_552f9e3e6ea834847d8b45c7), diakses 7 April 2017

Echwan. (2008). Gaya Hidup Bebas Remaja - Seks, Rokok, Konsumerisme.

(Nusantaranews).

(https://nusantaranews.wordpress.com/2008/12/13/keprihatinan-

gaya-hidup-bebas-remaja/, diakses 7 April 2017)

Gordi. (2016). Pesan Paus Fransiskus di Hari Orang Muda Katolik Sedunia 2016

di Krakow Polandia. (www.kompasiana.com/gordi/pesan-paus-

fransiskus-di-hari-orang-muda-katolik-sedunia-2016-di-krakow-

polandia, diakses 18 Maret 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

161

Harsanto, Dwi. Y. (2014). Orang Muda Katolik (OMK) dan penghayatan

imannya. (http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-dan-

penghayatan-imannya/, diakses 7 April 2017

Riana Prapdi, P. (2016). Surat Sapaan Sumpah Pemuda Untuk OMK.

(Radio Suara Wajar 96,8 FM). (http://www.suarawajarfm.

com/2016/10/29/19393/surat-sapaan-sumpah-pemuda-untuk-omk.

html, diakses 7 April 2017

Yustisia, Natali. (2016). Teori Generasi. (http://dosen.perbanas.id/teori-generasi/,

diakses 8 April 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[1]

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[2]

Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[3]

Hasil Wawancara Responden 1

a. Identitas

Inisial : BT (20 tahun)

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2017

Waktu : Pukul 17.00 – 18.15

Tempat : Paroki Ruang Yerusalem

b. Hasil Wawancara

Peneliti : Menurut anda apa arti Gereja?

Responden : Bagi saya Gereja memiliki dua arti. Arti pertama secara fisik

adalah bagunan, arti kedua adalah manusia. Bangunan,

maksudnya di dalam Gereja itu ada umat yang menjadi satu

keluarga, beribadah bersama, hidup bersama menjadi satu

keluarga.

Peneliti : Apa yang anda mengerti tentang hidup menggereja?

Responden : Hidup menggereja seperti hidup bermasyarakat. Kehidupan

bersama dalam lingkup Gereja. Yang terorganisir seperti

keterlibatan dalam organisasi Gereja. Non organisasi seperti

salah satu bentuk kehidupan menggereja yakni peduli dengan

sesama umat.

Peneliti : Menurut anda, apa dasar hidup menggereja? Bagaimana wujud

hidup menggereja?

Responden : Dasar hidup menggereja adalah Injil. Dalam injil dikatakan

meskipun kita semua berbeda tetapi satu tubuh. OMK dan PIA

tidak perlu konflik. Contoh hidup menggereja itu, seperti

misalnya aktif dalam organisasi Gereja dan menunjukkan

kepedulian pada sesama.

Peneliti : Menurut anda, terlibat dalam hidup menggereja itu seperti apa?

Responden : Tidak tahu.

Peneliti : Apa harapan anda sebagai OMK terhadap Gereja?

Responden : Gereja harus lebih praktis, lebih terbuka terhadap kehidupan di

luar Gereja (masyarakat luar ) contohnya mengadakan kegiatan

sosial seperti bakti sosial, kunjungan panti jompo, (hal ini dirasa

kurang). Orang muda melakukan sesuatu untuk membuka ruang

bagi remaja. Karena selama ini remaja kurang pendampingan.

Dengan demikian OMK semakin menyadari potensi diri, dan

yakin bahwa OMK punya potensi menjadi wadah bagi remaja.

Peneliti : Menurut anda kira-kira apa harapan Gereja terhadap OMK!

Responden : OMK diharapkan bisa menjadi kader pemimpin Gereja dengan

pola pikir yang lebih fres (baru) dengan adanya ide-ide baru.

Kaderisasi untuk suatu pembaruan dan inovasi bagi kehidupan

menggereja.

Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang pewartaan?

Lampiran 3 Data Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[4]

Responden : Pewartaan adalah tim kerja yang mewartakan Injil atau Kabar

Gembira lewat berbagai cara. Lewat berbagai cara

menyampaikan nilai-nilai Injil contohnya lewat PIO, dengan

sasaran usia yang berbeda-beda.

Peneliti : Apa bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda!

Responden : EKM, Sekolah Minggu, rekoleksi OMK, Rekoleksi PIR.

Peneliti : Apakah anda terlibat dalam kegiatan pewartaan di Paroki,

lingkungan, dan masyarakat? Bagaimana wujud dari keterlibatan

anda? Apa peran anda?

Responden : Ya, saya terlibat sebagai pengurus PIA, PIOM, dan PIR. Bentuk

keterlibatan di PIR sebagai pendamping, tugasnya menjadi

jembatan antara dewan dan pengurus, memantau iven yang

diadakan pengurus PIR tugas mereka mengelola iven, menjadi

dewan penasehat bila ada kesulitan membantu. Di PIA mengajar

sekolah Minggu, terlibat dalam kepanitiaan kalau ada acara

ekaristi anak pada masa natal, paskah dan pesta, terlibat juga

menjadi panitia misa raya se-Kevikepan DIY. Di PIOM sebagai

pengurus, terkadang juga sebagai panitia pada event-event

tertentu. Contoh rekoleksi di Gua Maria Pereng sebagai devisi

acara. Pada misa OMK sebagai sekretaris. Dalam rangka

kegiatan AYD juga sebagai devisi acara. Di lingkungan pernah

menjadi panitia natal, dan ketua OMK yang menjadi jembatan

antara OMK lingkungan dan OMK Paroki pada event-event di

Gereja. Di masyarakat belum berbuat apa-apa.

Peneliti : Apa alasan anda terlibat di bidang pewartaan?

Responden : Karena senang ikut terlibat apalagi menjadi panitia. Untuk

kegiatan kepanitiaan paling senang kalau menjadi devisi acara.

Peneliti : Menurut anda, apa itu liturgi?

Responden : Tim kerja yang menangani hal-hal liturgis dalam Gereja seperti

panduan misa, pemazmur, dan organis.

Peneliti : Apa saja bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?

Responden : Lewat timja lektor, PPA, paramenta, padus, organis, tatalaksana,

dan prodiakon.

Peneliti : Apakah anda terlibat dalam kegiatan liturgi di Paroki dan di

lingkungan?

Responden : Terlibat suster… yaitu sebagai putra Altar sejak tahun 2008-

2012, ikut padus Fidelis sejak tahun 2015. Pernah lektor pada

saat dibutuhkan di Paroki maupun di lingkungan pada saat-saat

tertentu. Pernah juga menjadi pemazmur namun tidak menjadi

anggota.

Peneliti : Apa alasan anda terlibat di bidang liturgi?

Responden : Di padus karena senang bernyanyi. Menjadi putra altar, ikut

berpartisipasi saja karena baru ikut komuni pertama.

Peneliti : Apa yang membuat anda mau terlibat dalam hidup menggereja?

Apakah anda senang terlibat dalam hidup menggereja?

Responden : Pertama kepribadian saya itu ingin terlibat dan keinginan terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[5]

berpartisipasi. Kedua saya suka event-event. Ketiga aku merasa

ada talenta lalu mengapa tidak saya membagikannya dengan

terlibat dalam dinamika hidup Gereja. Keempat karena

lingkungan OMK nyaman, merasa diterima sehingga merasa

saudara sehingga nyaman untuk terlibat aktif. Ya … senang.

Saya senang melayani dengan iklas.

Peneliti : Adakah kesulitan anda untuk terlibat dalam kegiatan di Paroki di

lingkungan dan di masyarakat? Apakah anda berusaha mengatasi

kesulitan untuk terlibat dalam hidup menggereja?

Responden : Ya… ada, ketika SMA, karena di sekolah aktif sehingga sulit

mengatur waktu. Caranya ya… dengan berusaha untuk pintar-

pintar bagi waktu, tidak usah malas-malas, berusaha mengatur

waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[6]

a. Identitas

Inisial : Ben (21 tahun)

Hari/Tanggal : Sabtu, 3 Juni 2017

Waktu : Pukul 10.00 – 11.30

Tempat : Biara Charitas Jl Tamansiswa No 110 Yogyakarta

b. Hasil Wawancara

Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang Gereja?

Responden : Persekutuan orang-orang beriman kepada Tuhan.

Peneliti : Apa yang anda mengerti tentang hidup menggereja?

Responden : Bingung, kurang lebihnya (karang taruna) untuk mengaktifkan,

menghidupkan karang taruna, karena anak muda di lingkup RT

sangat sedikit. Selain itu supaya saya juga ada peran di

masyarakt, supaya tetangga-tetangga, tahu meskipun saya punya

kesibukan lain tetap masih membantu masyarakat.

Peneliti : Apa dasar hidup menggereja?

Responden : Saya tidak tahu e sus.

Peneliti : Menurut anda, terlibat dalam hidup menggereja itu seperti apa?

Responden : Kurang lebihnya seperti (karang taruna) untuk mengaktifkan,

menghidupkan karang taruna. Anak muda di lingkup RT sangat

sedikit sus. Ambil bagian dalam hidup bersama.

Peneliti : Menurut anda, apa itu pewartaan? Apakah anda tahu bentuk-

bentuk pewartaan, yang ada di Gereja Paroki anda?

Responden : Bingung e sus. Tidak tahu. Kalau dilihat dari pewartaan.

Pewartaan…bingung sus… hehe…hehe…hehe…(tertawa lepas),

apa ya...hehe…hehe.. apa ya… wah… bingung sus. Bentuk

pewartaan ya tidak tahu juga.

Peneliti : Apakah anda terlibat di bidang pewartaan? Apa peran anda?

Apakah anda senang terlibat?

Responden : Ya, di pewartaan saya menjadi timja PIA. Peran saya pernah

memimpin doa, tetapi yang lebih sering menjadi konsumsi. saya

juga ditugasi sebagai devisi perlengkapan. Saya senang terlibat

karena senang melihat anak kecil yang polos dan bisa ketemu

dengan sepupu.

Peneliti : Apa yang anda pahami tentang liturgi?

Responden : Setau saya sih merayakan ekaristi yang di dalamnya ada sabda

dan ekaristi, itu sih sus. Pengetahuan saya sih kurang mendalam.

Peneliti : Apa saja bentuk-bentuk pelayanan liturgi yang ada di Paroki

anda?

Responden : Litugi terdiri dari dua bagian yaitu liturgi sabda dan liturgi

ekaristi. Itu yang saya tahu sus.

Peneliti : Apakah anda terlibat di bidang liturgi? Bagaimana keterlibatan

anda ketika merayakan liturgi? Mengapa anda mau terlibat?

Responden : Terlibat sus, ikut bernyanyi, saya bernyanyi sus….apalagi kalau

romo bernyanyi seperti inilah sabda, um..um..um…Tuhan datang

Hasil Wawancara Responden 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[7]

padaku, bersabdalah saja hambamu kan sembuh (sambil

dinyanyikan). Tapi kalau misa bahasa jawa seperti lagu bapa

kami saya tidak bisa sus…saya pakai bahasa Indonesia saja.

Kalau ada amin-amin gitu ya saya jawab gitu. Peran yang lain

yah….kalau ada kolekte ya saya kolekte. Sebagai umat saja, dulu

waktu PPA membantu imam, sekarang yah….jarang-jarang ikut

kor, setelah dikatain suara jelek jadi tidak mau ikut kor. Soalnya

pernah ada teman yang ngatain saya, pada waktu latihan dikatain

kamu not saja yang lain kata-kata, jadi saya sakit hati sus.

Sekarang saya tidak mau lagi latihan kalau ada pelatih itu. Tetapi

kalau tidak ada, saya mau ikut meskipun suara jelek dan kurang

enak dengan teman-teman. Soalnya kalau misa hari raya besar

sering dia itu pelatih jadi saya tidak bisa ikut berpatisipasi kor

pada hari-hari besar, itu sus. Pernah jadi lektor. Pertama kali

menjadi lektor degdegan sus…grogi…apalagi bacaannya

panjang. Di kor Fidelis ikut karena senang ikut bernyanyi

meskipun suara tidak bagus

Peneliti : Bagaimana anda mewujudkan iman di tengah masyarakat dan di

lingkungan kerja?

Responden : Di lingkup kampus dan di tempat kerja teman-teman sering

menanyakan saya. Mereka tidak lihat nama Andreas di nama

saya, pada umumnya mereka menganggap saya islam karena ada

nama Muhammad. Di tempat kerja teman-teman sering

mengajak saya solat. Ya… saya santai saja. Setelah mereka

selesai solat baru saya beritahu kalau saya Katolik.

Peneliti : Apakah anda terlibat di bidang pelayanan Gereja? Bagaimana

wujud keterlibatan anda? Apakah anda senang terlibat menjadi

tim PIA?

Responden : Ya…di PIA saya terlibat melayani kalau ada event-event sebagai

perlengkapan, dekorasi, dan dokumentasi. Ya senang-senang saja

sih. Saya tidak mau terlibat terlalu banyak. Setiap hari Minggu

saya ikut mendampingi PIA, di PIA saya juga bisa ketemu

dengan sepupu. Dalam struktur organisasi PIA hanya saya laki-

laki dan dipilih sebagai perlengkapan dan dekorasi hanya untuk

event-event tertentu kalau ada perayaan-perayaan. Di sekolah

Minggu ada grup-grup yaitu grup A, B, dan C, anggotanya

kurang lebih 7 orang. Setiap grup sudah diatur tugasnya sus.

Saya biasanya aktif di grup B sebagai konsumsi. selain melayani

di PIA saya juga menjadi Tim di KOMSOS sus.

Peneliti : Bagaimana pembagian tugas dalam grup?

Responden : Biasanya setiap kali mau bertugas timja membagi tugas, tetapi

saya memilih sie konsumsi yang paling aman sus. Saya pernah

memimpin doa tapi kalau saya disuruh memberi materi saya

bingung sus. Yang paling sering jadi konsumsi, datang

membawa makanan, disobeki, lalu dibagikan satu-satu. Dengan

uang 40 ribu setiap Minggu, saya mengatur membelikannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[8]

Kadang saya meminta ibu membuatkan snack kebetulan ibu saya

juga buka pesanan kue atau membelinya di pasar. Kalau minum

sudah disediakan di Gereja.

Peneliti : Apakah PIA diadakan setiap Minggu?

Responden : Ia sus, setiap Minggu kecuali Minggu ke 4, mulai pukul 07.30-

08.30 sesuai jadwal misa kedua. Setelah selesai PIA lalu bersih-

bersih dan merapikan semua peralatan PIA.

Peneliti : Apakah pernah mendengar tentang diakonia?

Responden : Belum sus.

Peneliti : Apakah anda pernah terlibat di masyarakat? Apa peran anda?

Responden : Pernah sus, sebagai panitia lomba tujuhbelasan di sana sebagai

pelaksana. Paling mentok dibagian surat-surat. Peran saya

selama ini sebagai pelaksana seperti dekorasi. Dulu sebelum

bekerja di Dagadu, saya aktif ronda setiap hari Rabu. Tetapi

karena sudah bekerja dan jadwal bentrok juga dengan kegiatan

futsal kemudian jadi jarang ikut ronda. Ronda hari Rabu ini

jadwal orang muda.

Peneliti : Mengapa anda memilih ikut ronda?

Responden : Yah…soalnya dari rumah saya itu supaya ada perwakilan, di

rumah saya laki-laki kan hanya saya. Jadi saya mewakili

keluarga gitu sus.

Peneliti : Menurut anda, apa arti persekutuan?

Responden : Apa yah namanya itu tidak hafal ya sus. Itu ada yang berdoa

Rosario itu. Apa namanya…yah… saya tidak tahu namanya sus.

Itu persekutuan sus, ya… kumpulan orang sus. Kalau di Kristen

kumpul itu disebut persekutuan. Itu yang saya tahu sus.

Peneliti : Apakah anda masuk dalam salah satu persekutuan yang ada di

Gereja Paroki anda? Apakah anda senang terlibat dalam

persekutuan itu?

Responden : Masuk dalam persekutuan OMK dan timja PIA. Senang sus,

karena di sana saya bisa membantu orang.

Peneliti : Menurut anda, apakah Gereja Paroki anda hidup menggerejanya

baik? Apakah umatnya dan OMK berpartisipasi dalam tugas

Gereja?

Responden : Menurut saya sih… Gereja di sini hidup. Begini sus…, di sini (di

Gereja ini) masih ada umat yang mau mengurus Gereja, misalnya

proker yang dibuat terlaksana, misalnya gitu, berarti Gereja itu

masih hidup, dan dari presentasi setiap timja masih ada yang

terlaksana.

Peneliti : Apa harapan anda terhadap Gereja?

Responden : He….he…ini pandangan saya di Gereja Bintaran ya sus.

He…he…harapan saya terhadap Gereja itu ya… di orang-

orangnya itu lho sus. Orang-orang yang terlibat di situ

em…em… orangnya supaya diberi pemahaman yang sama,

kalau kita di Gereja ini sama-sama melayani jangan saling

menjatuhkan, soalnya itu terjadi di Gereja ini. Model disini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[9]

masih sikut-sikutan gitu sus.. kayak di OMK masih ada kayak

gitu, OMK dan PIA sikut-sikutan, pengennya diberi pemahaman

yang sama supaya enak, jangan sampai nyacat dan ada omongan

yang tidak enak. Jadi…kordinasinya lebih baik lagi.

Peneliti : Apakah sikut-sikutan itu terjadi diantara OMK?

Responden : Ada sus…tapi dikit-dikit. Diantara OMK itu biasanya kalau saya

bekerja nyaman dengan ini, jadinya dia bekerja dengan itu saja.

Diantara OMK saja ada yang membuat kotak-kotak sendiri,

OMK merasa nyaman dengan kotaknya sendiri, sebagian

kelompok (kotak) tadi merasa hanya mereka yang bekerja

sementara yang lain tidak bekerja. Disini sus sebagian orang, ya

namanya orang muda gitu sus, yang pacaran membuat grup,

omongan mereka beda sus, namanya kalau senang yang lain

persetan begitu sus. Tidak semua cuma sebagai yang saya

rasakan. Saya akrab dengan semua orang jadi saya merasakan.

Peneliti : Dari pengalaman anda selama ini, bagaimana perhatian Gereja

terhadap OMK?

Responden : Perhatian terhadap OMK sih menurut saya sekarang berbeda

dengan yang kemaren ketika masih ada romo Wendy (nama

samaran), pada OMK bagus banget sih apalagi dari segi dana dan

ide membantu. Proker OMK semua ide dan tinggalan dari romo

Wendy seperti AYD ini adalah idenya. Jadi setiap bulan OMK

harus ada kegiatan dan semuanya di dukung. Kalau yang

sekarang mah, romonya, romo WIR (nama samaran) juga susah.

Tahun ini Gereja sangat memperhatikan OMK dengan

mengadakan temu orang muda se-Asia, berarti perhatian Gereja

terhadap orang muda bagus to. Gereja mempunyai harapan besar

terhadap orang muda.

Peneliti : Menurut anda, apa harapan Gereja terhadap OMK?

Responden : Apa ya sus… bingung sus. Kan ini ada tahun orang muda… ya

Gereja berarti berharap orang muda makin aktif di Gereja.

Peneliti : Apa yang anda pahami tentang hidup menggereja?

Responden : Bingung sus.

Peneliti : Menurut anda apa arti hidup bermasyarakat? Apakah sama hidup

menggereja dan bermasyarakat?

Responden : Apa yah…hidup bermasyarakat yah…berbaur yah…hidup dalam

masyarakat. Hidup menggereja dan bermasyarakat ya sama sus,

soalnya masyarakt umum juga termasuk masyarakt Gereja.

Peneliti : Apakah anda terlibat di masyarakat? Apa bentuknya?

Responden : Di RT saya ikut panitia lomba-lomba. Di masyarakat itu, kalau

lewat atau melewati orang tua khususnya di Jawa ada sopan

santun ya seperti, permisi … gitu (sambil ditirukan).

Peneliti : Apa motivasi anda terlibat dimasyarakat? Apakah anda senang

terlibat di Paroki dan di masyarakat?

Responden : Kurang lebihnya seperti di Karang Taruna. Saya ingin

mengaktifkannya, menghidupkan karang taruna, karena anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[10]

muda di lingkup RT saya sangat sedikit sus jadi saya ingin

membantu saja agar karang Taruna hidup lagi, itu saja sus.

Selain itu supaya saya juga ada peran di masyarakat, supaya

tetangga-tetangga tahu meskipun saya punya kesibukan lain tetap

masih membantu masyarakat. Senang terlibat sus.

Peneliti : Apakah ada kesulitan untuk terlibat dalam hidup menggereja di

Paroki, di lingkungan dan di masyarakat? Bagaimana

mengatasinya?

Responden : Ada ya sus… sekarang ini kan saya sudah bekerja di Dagadu

terkadang banyak pekerjaan sus. Apalagi saya ini dibagian

rekrutmen karyawan. Pulangnya hampir setiap malam, pulang

kerja sudah capek. Untuk sekarang ini saya tidak bisa banyak

aktif karena terdang hari Minggu pun saya masuk kerja. Tetapi

ya…pintar-pintar bagi waktu saja. Paling kalau saya datang

kegiatan OMK di Paroki saja, di lingkungan tidak pernah lagi.

Tetap berusaha semaksimal mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[11]

a. Identitas

Inisial : YS (21 tahun)

Hari/Tanggal : Minggu 4 Juni 2017

Waktu : Pukul 10.00 – 12.10

Tempat :Biara Jl. Tamansiswa No 110 Yogyakarta

b. Hasil Wawancara

Peneliti : Bagaimana pemahaman anda tentang hidup menggereja

Responden : Hidup menggereja tidak hanya sekedar ke Gereja tetapi benar-

benar terlibat dalam Gereja, wujud dari terlibat itu adalah ikut

dalam kepanitiaan.

Peneliti : Apa bentuk keterlibatan anda dalam hidup menggereja?

Responden : Saya belum berbuat banyak karena masih baru bergabung di

OMK, sekarang ini banyak tugas dan tanggungjawab kuliah,

pulang kadang sudah malam sehingga tidak bisa banyak

membantu Gereja. Tetapi meskipun demikian saya membantu

teman saya CV (nama samaran) membuat panduan misa.

Peneliti : Bagaimana anda mewujudkan hidup menggereja dalam

bermasyarakat.

Responden : Hidup menggereja dapat diaplikasikan dalam hidup

bermasyarakat. Sebagaimana diajarkan oleh Gereja, seperti

cinta kasih, mencintai semua orang dan menghargai setiap

perbedaan. Dulu pernah menjadi pendamping PIR, namun

karena keterbatasan diri, dan tanggungjawab kuliah, akhirnya

pelayanan untuk Gereja berkurang. Namun masih tetap diberi

tanggungjawab kepanitiaan pada acara-acara yang

diselenggarakan oleh OMK. Dalam rangkaian AYD saya

dipercaya menjadi devisi acara.

Peneliti : Menurut anda, apa arti Gereja?

Responden : Gereja adalah persekutuan orang beriman yang percaya pada

Tuhan. Dalam diri setiap orang Tuhan hadir. Hehe…menurutku

sih itu. Bagaimana ya sus…manusia itu adalah secitra dengan

Allah, sehingga dalam diri manusia selalu ada yang berharga.

Meskipun pada kenyataannya ada kekurangan tetapi bahwa

manusia itu sangat berharga.

Peneliti : Apa hubungan manusia sebagai citra Allah dengan Gereja?

Responden : Begini sus… di dalam Gereja kan ada timja seperti timja PIA,

timja PIR, timja OMK, seharusnya setiap timja tidak boleh

menganggap diri paling baik, kalau ada masalah pribadi jangan

menyangkutpautkan dengan kelompok, supaya bersama-sama

saling mendukung, tidak saling menjelekkan. Setiap orang pasti

ada kelemahan namun janganlah kelemahan satu orang terus

diusik sehingga mengganggu suasana antar timja

Peneliti : Menurut anda, apa itu hidup menggereja?

Hasil Wawancara Responden 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[12]

Responden : Hidup menggereja itu adalah bahwa setiap orang tidak hanya

sekedar umat, tetapi sebagai umat ia harus mengabdikan diri

pada Gereja, berpartisipasi, berusaha mengenal Gereja, mau

berdiskusi, menemukan dan menyelesaikan masalah dan

tantangan yang dihadapi oleh Gereja.

Peneliti : Apa dasar hidup menggereja?

Responden : Hehe… tidak tahu sus apa dasar hidup menggereja.

Peneliti : Menurut anda, terlibat dalam hidup menggereja itu seperti apa?

Responden : Tidak tahu

Peneliti : Apa bentuk parsipasi yang sudah anda lakukan pada saat

merayakan misa?

Responden : Setiap Minggu sore selalu misa, mendengarkan dan menyimak

homili romo dan melakukannya dalam hidup sehari-hari.

Meskipun suara tidak bagus tetapi ikut anggota kor OMK, kor

lingkungan belum pernah, pernah juga menjadi mesdinar,

menjawab dialog dari romo, sebagai umat ikut bernyanyi, dan

menyambut komuni.

Peneliti : Munurut anda, apa itu pewartaan? Apakah anda terlibat di

bidang pewartaan? Apa peran anda?

Responden : Hehe…pewartaan…apa itu pewartaan…sarana sus. Wadah

pewartaan…PIA, PIR, itu yang saya tahu. Hehe saya belum

terlibat sus. Saya kan baru masuk anggota OMK. Saya belum

berbuat apa-apa ni sus.

Peneliti : Menurut anda, apa itu persekutuan?

Responden : Persekutuan itu adalah perkumpulan orang yang mempunyai

tujuan yang sama misalnya; mungkin persekutuan orangtua

terpanggil. Persekutuan OMK, PIR, PIA. Hehe….itu yang saya

tahu sus. Belum pernah mendengar persekutuan.

Peneliti : Menurut anda, apa arti pelayanan? Pernahkah anda mendengar

pelayanan yang dilakukan Gereja Paroki anda?

Responden : Arti pelayanan, apa ya sus…mungkin pelayanan lingkup

kunjungan lansia, memberikan komuni pada lansia dan orang

sakit, yang saya tahu itu sus. Saya tidak pernah mendengar

pelayanan yang dilakukan Gereja.

Peneliti : Sejauh yang anda lihat dan rasakan. Apakah Gereja sudah

memberikan pelayanan di luar Gereja? Apakah anda pernah

pernah terlibat?

Responden : Apa ya sus…belum pernah lihat e…. Kami OMK pernah sus

mengadakan bakti sosial, kunjungan ke pantiasuhan di Parakan.

Nanti pada tgl 24 Juni 2017, bagi takzil di perempatan jalan

lampu merah sekitar Bintaran dan Tamansiswa. Dekorasi lampu

Gereja, ikut kor, mesdinar, dan menjadi devisi acara dalam

rangkaian kegiatan AYD.

Peneliti : Pernahkan anda terlibat di lingkungan? Apa peran anda?

Responden : Di lingkungan saya belum berbuat apa-apa sus. Di lingkungan

tidak aktif, tetapi kalau ada misa peringatan arwah pernah juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[13]

datang. Kegiatan doa harian dan devosi Rosario setiap hari di

lingkungan saya tidak datang karena pulang kuliah sudah

malam, waktunya tidak bisa.

Peneliti : Bagaimana perasaan anda terlibat dalam kegiatan di Gereja?

Apa alasan anda terlibat?

Responden : Terlibat di OMK, saya senang karena menambah relasi, kalau

hanya ikut misa kemudian pulang tidak ikut kegiatan di Paroki

merasa kosong. Karena di OMK nyaman dengan dinamika hidup

OMK, di sana saya bisa berkegiatan. Ada kebahagiaan tersendiri

setelah ikut menyumbangkan diri untuk kegiatan Gereja.

Kegiatan Gereja yang paling saya senang adalah ikut kor OMK.

Peneliti : Apa harapan anda sebagai OMK terhadap Gereja?

Responden : Ini sus…lebih banyak ini sus… ah…lebih banyak menjamah

lingkungan, memperbanyak kunjungan dari romo, menyapa

umat dan OMK di lingkungan. Romo Paroki lebih menyapa

umat, karena kalau kita dekat dengan Romo Paroki, kita lebih

mudah dan enak menyampaian ide-ide untuk kemajuan Gereja.

Sapaan Pastor Paroki pada OMK sangat penting, kalau Pastor

Paroki tidak mau menyapa, OMK ketakutan untuk

menyampaikan ide.

Peneliti : Menurut anda, apa harapan Gereja terhadap OMK di Paroki

Santo Yusup Bintaran?

Responden : Orang muda harus lebih bisa mengayomi yang lebih muda.

OMK lebih berani tampil, karena pada kenyataannya ada banyak

OMK yang memiliki kelebihan, tetapi mereka tidak berani.

Banyak OMK di Paroki tetapi yang tampil cuma orang-orang itu

aja.

Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang pewartaan?

Responden : Sarana, wadah pewartaan PIA, PIR, OMK. Yang diwartakan

adalah sukacita injil.

Peneliti : Apa bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?

Responden : Tidak tahu.

Peneliti : Apakah anda terlibat dalam kegiatan pewartaan di Paroki,

lingkungan, dan masyarakat? Apa peran anda?

Responden : Di Paroki, lingkungan, masyarakat saya belum terlibat

Peneliti : Apa alasan anda tidak terlibat di bidang pewartaan?

Responden : Karena masih baru bergabung sus. Terus saya masih fokus untuk

kuliah.

Peneliti : Apa yang anda mengerti tentang liturgi?

Responden : Perayaan iman bersama semua umat beriman.

Peneliti : Apa saja bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?

Responden : Apa ya sus. Saya tidak tahu e..

Peneliti : Apakah anda terlibat dalam kegiatan liturgi di Paroki dan di

lingkungan? Apa peran anda?

Responden : Terlibat sus, bentuk partisipasinya, setiap Minggu sore selalu

misa. Mendengarkan dan menyimak homili romo dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[14]

melakukannya dalam hidup sehari-hari. Ikut anggota kor OMK .

Menjadi mesdinar, menjawab/menanggapi dialog dari romo.

Sebagai umat ikut bernyanyi, dan menyambut komuni.

Peneliti : Apa alasan anda terlibat di bidang liturgi?

Responden : Senang bernyanyi aja.

Peneliti : Menurut anda, apa arti Persekutuan?

Responden : Persekutuan itu adalah perkumpulan orang yang mempunyai

tujuan yang sama misalnya, mungkin persekutuan orangtua

terpanggil. Persekutuan OMK, PIR, PIA. Hehe….itu yang saya

tahu sus. Belum pernah mendengar persekutuan.

Peneliti : Menurut anda, apa maksudnya diakonia, atau pelayanan?

Responden : Apa ya sus…mungkin pelayanan lingkup kunjungan lansia,

memberikan komuni pada lansia dan orang sakit, yang saya tahu

itu sus.

Peneliti : Menurut pengamatan anda, apa saja bentuk-bentuk pelayanan

yang dilakukan Gereja Paroki anda, baik secara eksternal

maupun internal? Apakah anda terlibat dalam pelayanan?

Responden : Apa ya sus…belum pernah lihat e. yang internal dilakukan

OMK pernah sus…OMK pernah mengadakan bakti sosial,

kunjungan ke pantiasuhan di Parakan. Nanti pada tgl 24 Juni

2017, bagi takzil di perempatan jalan lampu merah sekitar

Bintaran dan Tamansiswa. Pernah sus, dekorasi lampu Gereja.

Devisi acara dalam rangkaian kegiatan AYD.

Peneliti : Bagaimana Partisipasi anda dalam hidup menggereja di

lingkungan, Paroki, dan masyarakat? Bagaimana perasaan anda

bila terlibat dalam hidup menggereja?

Responden : Di Lingkungan ikut misa peringatan arwah. Di Paroki masuk

OMK membantu pengadaan buku panduan misa, ikut kor OMK.

Senang dan bahagia bisa melayani, bisa menyumbangkan diri

untuk Gereja.

Peneliti : Apakah ada kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan di Paroki

dan di lingkungan? Apakah anda berusaha mengatasi kesulitan

untuk terlibat dalam hidup menggereja?

Responden : Sibuk kegiatan di kampus, biasanya sih Mengatur waktu supaya

bisa membantu di Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[15]

a. Identitas

Nama : Untung (25 tahun)

Hari/Tanggal : Kamis, 6 Juli 2017

Waktu : Pukul 06.15 – 08.20

Tempat : Pendopo Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta

b. Hasil Wawancara

Penulis : Apa yang anda ketahui tentang Gereja?

Responden : Gereja itu adalah e…tempat berkumpulnya umat beriman.

Beriman kepada Yesus, umat beriman yang berkumpul dalam

satu wilayah yang percaya kepada Yesus, itu saja.

Penulis : Apa yang anda mengerti tentang hidup menggereja?

Responden : Hidup menggereja itu berkumpul merayakan ekaristi, lalu

beramal kasih, lalu…terlibat dalam kegiatan umat seperti kalau

misalnya di lingkungan ikut Rosario, pendalaman kitab suci,

terus juga terlibat dalam kehidupan masyarakat.

Penulis : Menurut anda, apa dasar hidup menggereja?

Responden : E…dari Kitab Suci, dari Kisah Para Rasul. Yang ada kehidupan

Gereja perdana, mereka berkumpul berdoa, membaca Kitab

Suci, memecahkan roti melakukan pelayanan, berkotbah yang

dilakukan oleh Gereja Perdana Gereja juga melakukan itu

sekarang, seperti misalnya dalam liturgi, pewartaan, ada

paguyuban. Lebih banyak pada tiga bidang ini. itu sih sus.

Penulis : Menurut anda, terlibat dalam hidup menggereja itu seperti apa?

Responden : Ya…mungkin juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja

misalnya terlibat menjadi putra Altar, lektor, atau organis, baik

yang liturgis maupun non liturgis yang termasuk

pengembangan iman, ada PIR, OMK, ada pendampingan umat

dewasa.

Penulis : Apa harapan anda sebagai OMK terhadap Gereja?

Responden : Mungkin Gereja membuka diri, untuk keterlibatan OMK,

mengajak OMK dalam kegiatan-kegiatan Gereja seperti;

misalnya kegiatan liturgi atau apapun itu, OMK kalau

dilibatkan, disapa sampai pada masing-masing personal pasti

banyak yang akan terlibat. Tetapi kalau kurang sapaan, kurang

ajakan OMK tidak mau aktif. Gereja yang dimaksud adalah

bisa Pastor Paroki, dewan paroki, ketua lingkungan. Kadang

dengar-dengar ketua lingkungan juga tidak/kurang menyapa

OMK. Kalau misalnya ada informasi dari OMK Paroki kadang

hanya beberapa dari OMK yang menerima informasi. Mungkin

seperti itu. Saya rasa itu cukup untuk ajakan terlibat saja pada

OMK.

Penulis : Menurut anda, apa harapan Gereja terhadap OMK?

Responden : E…(bingung) ya…lebih terlibat aktif, diharapkan lebih terlibat

Hasil Wawancara Responden 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[16]

lagi. Itu saja sih yang saya bisa jawab. Saya tidak tahu harapan

Gereja sesungguhnya, hehe….

Penulis : Apa yang anda ketahui tentang pewartaan?

Responden : Apa ya, pewartaan adalah mewartakan sukacita Injil kepada

semua orang dan mengajak umat untuk menjadi pewarta

sabdanya. Yang diwartakan adalah sukacita Kristus, itu saja

yang saya tahu.

Penulis : Apa saja bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki

anda?

Responden : Ada pendampingan iman kepada anak-anak, remaja, OMK, lalu

dewasa, usia lanjut terus juga ada e…apa ya…pendampingan

bagi mereka yang akan menerima sakramen inisiasi, jadi kalau

yang di Bintaran ini selain pendampingan pada calon baptis,

krisma juga ada di sini. Terus lainnya ada juga bidang APP, dan

mendampingi katekese. Yah… itu saja.

Penulis : Apakah anda terlibat dalam kegiatan pewartaan di Paroki,

lingkungan, dan masyarakat? Bentuknya apa? Apa peran anda?

Mengapa anda terlibat?

Responden : Kalau saya di Paroki tidak aktif tetapi kalau di lingkungan aktif

kalau di minta oleh ketua lingkungan untuk menjadi pemandu

Adven dan APP, selama ini sih peran saya lebih banyak

menjadi pemandu seperti APP, adven, dan BKSN. Di bidang

pewartaan saya cuma melakukan hanya sedikit itu saja tidak

banyak dampaknya, hehe. Kalau di masyarakat saya tidak

terlibat, cuma pernah mengurus salah satu seksi di RT.

Penulis : Mengapa anda terlibat?

Responden : Di Paroki senang melayani. Di lingkungan umatnya sedikit

enak diajak komunikasi, tetapi mungkin juga kalau

kelompoknya besar, orang-orangnya terpelajar berbeda lagi.

Penulis : Apakah ada pastisipasi lain yang anda lakukan dalam

pewartaan?

Responden : Cukup di bidang liturgi saja. Karena saya menyadari sedikit

pemahaman, di bidang pewartaan kan juga dibutuhkan

pengalaman dan juga pendidikan untuk terlibat di pewartaan.

Dulu pernah mendampingi PIA tapi di lingkungan.

Peneliti : Mewartakan tidak hanya lewat kata-kata tetapi juga lewat

perbuatan, bagaimana pengalaman anda memberi kesaksian

hidup di masyarakat?

Responden : Ya.tidak tahu e...mungkin tahu tapi belum tahu merumuskan

kata-kata.

Penulis : Mengapa anda mau terlibat di Paroki, lingkungan, dan di RT?

Responden : Saya senang melayani, dan saya bahagia melayani di

lingkungan karena umatnya sedikit, tidak terlalu sulit

mengadapi umat karena tidak ada yang terlalu mau berdebat.

Tetapi mungkin juga kalau kelompoknya besar, orang-orangnya

terpelajar berbeda lagi ya. Di RT ya ikut saya sebagai warga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[17]

Penulis : Apakah ada pastisipasi lain yang anda lakukan dalam tugas

pewartaan?

Responden : Yah….tidak ada suster, saya cukup di bidang liturgi saja.

Karena saya menyadari sedikit pemahaman. Di bidang

pewartaan kan juga dibutuhkan pengalaman dan juga

pendidikan untuk terlibat. Dulu sih pernah mendampingi PIA

tapi di lingkungan, sekarang ini karena sudah dihendel di

Paroki ya….saya tidak mau aktif di bidang itu lagi saya cukup

di liturgi saja.

Penulis : Menurut anda, apa arti liturgi? Apakah pernah ikut perayaan-

perayaan liturgi di Gereja?

Responden : Pengertian liturginya…, ya…apa ya sus…ya… saya tidak tahu.

O…liturgi itu adalah suatu perayaan iman Gereja yang

dilakukan dengan partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah,

yaitu Gereja Bintaran, umat Allah yang mengimani Kristus.

Penulis : Apa saja bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Paroki

anda?

Responden : Ada perayaan ekaristi harian, mingguan, hari raya, lalu juga

e…penerimaan sakramen-sakramen, lalu ibadat adorasi, dan

ada devosi-devosi.

Penulis : Apakah anda terlibat dalam kegiatan liturgi di Paroki dan di

lingkungan? Bentuknya apa?

Responden : Kalau di Paroki ya… terlibat di liturgi menjadi lektor dan baru

3 tahun ini. Dulu dari SD sampai SMA menjadi Putra altar.

Saya terlibat menjadi lektor, selain itu ikut kor walaupun tidak

bisa nyanyi, cuma ikut gandul, karena bapak-bapaknya sedikit.

Penjadi pengurus dan kordinator lektor, mengurusi para

kordinator dan semua anggota lektor. Setiap hari mengontrol

teman-teman lektor dan lektris yang hendak bertugas pagi. Jadi

setiap pagi tengok-tengok sakristi, kalau sudah ada ikut misa

biasa, kalau tidak ada ya saya menggantikan.

Peneliti : Bagaimana peran serta anda lewat sakramen-sakramen yang

dilakukan oleh Gereja?

Responden : Lewat sakramen-sakramen Gereja saya hanya terlibat dalam

sakramen ekaristi. Kalau devosi Santo Yusuf kadang datang,

kalau ada kegiatan Rosario kadang datang pada bulan Mei dan

Oktober. Kalau adorasi saya kadang lakukan sendiri tetapi juga

bersama lingkungan, peran saya kadang menjadi pemimpin.

Peran saya ketika Rosario ikut berdoa, ya.. kadang-kadang di

minta untuk memimpin. Partisipasi dalam perayaan ekaristi

ya…e…sebagai umat, peransertanya, ikut mendengarkan sabda

Tuhan, lalu ikut bernyanyi, menanggapi dialog antara imam

dengan umat, kolekte, jadi lektor, terlibat kor kalau sedang

dapat tugas, tata laksana dan kor, udah itu saja. Peran serta

bidang liturgi di lingkungan kalau ada ujub, lalu ada misa

lingkungan, terus kadang juga misa di kapel susteran PIJ.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[18]

Perannya selama ini kebanyakan jadi umat. Pernah sih jadi

lektor, dan kadang kor, kalau misalnya ada kor lingkungan

diundang.

Penulis : Mengapa anda terlibat dalam perayaan liturgi?

Responden : Senang saja sus, ya…senang terlibat. Dan juga merupakan

kesempatan untuk terlibat, terus… ya… udah itu saja. Ada

lagi yaitu mencari berkat untuk hari itu sus.

Penulis : Adakah kesulitan anda untuk terlibat dalam kegiatan di Paroki,

lingkungan dan di masyarakat? Bagaimana mengatasinya?

Responden : Kendala, kalau misalnya ada lembur di tempat kerja, terus juga

misalnya teman-teman lektor rodo-rodo bandel kadang juga

aduh…yang muda-muda kadang kalau misalnya tugas

mingguan sudah diingatkan tetapi rodo ngeyel. Mengatasinya

ya…namanya lembur tidak bisa toleran, terpaksa saya tidak

bisa datang ke lingkungan, tetapi ini kan tidak sering ada

lembur, sebisa mungkin saya pasti ikut kegiatan di lingkungan.

Untuk di Paroki tugas saya sebagai kordinator lektor ya…saya

selalu mengusahakan datang setiap hari ke Gereja untuk misa

kudus dan juga untuk memantau petugas. Bila ada yang tidak

datang, saya siap menggantikannya.

Peneliti : Apakah anda ikut persekutuan OMK?

Responden : Saya tidak ikut persekutuan OMK, karena saya sudah umur.

Saya sudah tua suster jadi ya…, saya di liturgi sebagai OMK

juga sudah terlibat. Dulu juga ajakan untuk terlibat dari OMK

itu kurang. OMK kurang ada sapaan, kurang mengajak teman-

teman OMK lain, jadi yang terlibat ya hanya yang ikut jadi

OMK dan yang mungkin mereka yang lebih bisa bergaul.

Kalau saya sih agak kurang bisa bergaul karena perbedaan usia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[19]

a. Identitas

Nama : Ratih (24 tahun)

Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Juli 2017

Waktu : Pukul 10.20 – 11.55

Tempat : Biara Charitas Jl.Tamansiswa No 110 Yogyakarta

b. Hasil Wawancara

Penulis : Anda sebagai kordinator PIA, punya rekan kerja bernama BT

dan Ben. Dari pengalaman selama ini, apakah BT dan Ben aktif

di PIA?

Responden : Kalau BT sih aktif ya…dia aktif dan tanggungjwab, Di PIA dia

sebagai sekretaris. Pernah tidak aktif. Kalau ada event dia selalu

sebagai devisi acara.

Penulis : Kalau Adief bagaimana melaksanakan tugas di PIA?

Responden : Kalau di PIA sih, jarang sih. Ini jujur yah…paling kalau dia di

PIA dia hanya foto-foto, tidak pernah mau omong atau cerita.

Tidak pernah mau memberi materi atau bercerita. Kalau seingat

saya, bulan Mei kemaren dia pernah datang, bulan Juni ini dia

belum pernah datang. Untuk bulan Juli ini kemungkinan

tugasnya Minggu depan tanggal 16 dia dijadwalkan. Sedangkan

BT, dia datang setiap Minggu karena dia adalah wakil saya jadi

dia juga saya minta ikut mendampingi saya, karena selama ini

terkadang ada pendamping tidak datang.

Peneliti : Sudah berapa tahun terlibat di OMK?

Responden : Sudah 3 tahun ini sejak awal sebelumnya di Gereja Kota Baru,

aku tidak terlibat di Bintaran karena di sini tidak tahu

kegiatannya. Dulu kan kalau ke Gereja sama ibu diajaknya ke

Gereja Kota Baru, terus di Bintaran tidak ikut apa-apa. Dulu

cuma di baptis dan komuni saja di situ. Terus SMA itu sama

temanku dia mengajak EKM di Kota Baru dan kemudian saya

ikut sejak awal kuliah sampai selesai kuliah, jadi sekitar 4 tahun

dari tahun 2011-2014.

Peneliti : Sekarang ini apa kegiatan anda? Bagaimana membagi waktu

untuk terlibat dalam Gereja? Apakah ada kesulitan?

Responden : Kerja di Bank Mandiri, Tidak sulit sih, paling kalau kegiatan

Gereja misalnya rapat-rapat gitu kan pasti jam 6 atau jam 7 gitu,

ya biasa aja sih. Kalau memang ada acara pagi dan siang

yah…aku nggak ikut. Tapi jarang kan ada kegiatan pagi atau

siang. Setiap Minggu ya mengajar PIA jadi ya…biasa saja.

Peneliti : Sudah berapa tahun menjadi kordinator PIA?

Responden : Berjalan 2 tahun ini sejak Januari 2016 nanti sampai 2018 ikut

periode dewan Paroki.

Peneliti : Menurut anda apa itu Gereja?

Responden : Apa ya…tempat…tempat hehe…, apa nek, simpelnya sih rumah

secara fisik, yah… rumah Tuhan. Ya…nek gampangnya sih

Hasil Wawancara Responden 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[20]

bangunan sih, hehe…piye yo, kalau yang holy-holy gini susah e

hehe. Gereja umat Allah itu…e…, bingung jelasinya sus…, piye

ya… kayak apa ya… persekutuan orang-orang yang seiman,

yaitu orang-orang nasrani gitu, yaitu pengikut Kristus, itu saja

lah.

Peneliti : Apa yang anda mengerti tentang hidup menggereja?

Responden : Terlibat untuk melayani apa yang dibutuhkan Gereja, entah itu

nanti seperti yang kemaren ada kegiatan AYD, terlibat gitu, atau

Gereja butuh pendampingan anak, nah terlibat disitu, juga

Gereja membutuhkan pendampingan remaja, nah terlibat disitu.

Pokoknya apa yang dibutuhkan Gereja, selain itu, orang kan

kadang mengatakan misa pun sudah di bilang hidup

menggereja, tetapi lebih dari itu, perlu keterlibatan pada apa

yang dibutuhkan oleh Gereja.

Peneliti : Menurut anda apa dasar hidup menggereja? Apakah pernah

mendengar atau membaca di Kitab Suci cara hidup menggereja?

Responden : Panggilan sih kalau yang saya tahu. He he…tidak tahu. Kalau

di Kitab Suci, jujur suster saya tidak tahu he…he …

Peneliti : Kalau menurut anda seperti apa contoh hidup menggereja?

Responden : Seperti masuk dalam tim-tim kerja atau kepanitiaan, tidak harus

sebagai panitia, misalnya kegiatan AYD kemaren dia diundang

jadi bisa terlibat kan sebagai anggota. Terlibat dalam kegiatan

yang diadakan Gereja. Di Gereja kan banyak kegiatannya, tidak

hanya kegiatan anak-anak, misalnya kan kalau ada pergantian

dewan, dan pengurus lingkungan, terlibat dalam pengurus dewan

harian, atau bisa terlibat di sembahyangan lingkungan, ada

Rosario ya ikut gitu.

Peneliti : Menurut anda, hidup menggereja itu bisa diterapkan dimana?

Apakah hanya di Paroki dan lingkungan saja? Apakah bisa

diterapkan di masyarakat?

Responden : Bisa, karena apa yang kita dapatkan, misalnya, aku…biasanya

kan kalau aku ikut kegiatan ini dan kegiatan itu di Gereja, terus

di kampung juga seharusnya seperti itu, misalnya kalau ada

acara tujuhbelasan ya saya terlibat di situ tidak melulu di

Gereja. Tetapi bisa mengambil hal-hal positif dari kegiatan di

Gereja juga diterapkan di masyarakat. Jadi bersosialisasi tidak

hanya di kegiatan Gereja tetapi juga di masyarakat, dengan cara

terlibat dalam kegiatan apa saja sih.

Peneliti : Apa harapan anda sebagai OMK kepada Gereja Bintaran?

Responden : Menurutku di Bintaran ini, pengennya pendidikan berjenjang itu

kelihatan misalnya keterlibatan itu dapat dilihat dari keterlibatan

mulai dari anak-anak, terus setelah nanti dia komuni, dia ikut

kegiatan PIR. Remaja sudah kelar ya ikut pada kegiatan OMK.

Secara gampangnya pengennya ada keterlibatan mulai dari sejak

kecil (PIA), jadi, meskipun dia sudah menikah, yah tetap mau

terlibat dalam hidup menggereja. Karena meskipun tidak lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[21]

menjadi OMK tetapi harapannya nanti mereka juga tetap mau

terlibat. Soalnya pendidikan berjenjang itu macet di

pendampingan remaja, jadinya sulit menjaring anak-anak yang

sudah selesai remaja terlibat di OMK. Juga supaya selalu ada

kordinasi dari tim pewartaan dengan mengadakan rapat rutin.

Juga seperti di bidang liturgi, tugasnya jangan sampai ada yang

macet agar lancar, jangan lupa penjadwalan petugas liturgi sus.

Peneliti : Sebagai OMK, kira-kira apa harapan Gereja kepada OMK?

Responden : Keaktifan sih, akhir-akhir ini saya merasakan apa-apa

dilimpahkan kepada OMK, seperti adanya kegiatan AYD ini,

tetapi menurutku juga sih tidak apa-apa. Kayak terus besok

pengennya ada misa tujuh belasan, dipasrahin kepada OMK,

agar OMK semakin aktif dalam kehidupan Gereja. Kalau

diminta menjadi panitia ya harusnya bersedia.

Peneliti : Menurut anda apa itu pewartaan?

Responden : Pewartaan itu apa ya, menyampaikan, piye ya…menyampaikan,

menyebarkan dan mewartakan kabar sukacita kepada sesama

yang dijumpai.

Peneliti : Gereja melakukan tugas pewartaan ini lewat cara apa?

Responden : Sosialisasi PIA, BKSN, BKL,APP, dan adven yang saya tahu itu

sih. Itu ada ke anak-anak, orang muda juga untuk lingkungan.

Kalau untuk remaja saya tidak tahu. Musti yang dilakukan

selama ini untuk anak-anak dan di lingkungan, terus

Pengkaderan untuk para katekis setau ku ada.

Peneliti : Dari sekian bentuk pewartaan Gereja, anda terlibat dimana? Apa

peran anda?

Responden : APP, kecuali BKL karena nek BKL itu kemaren secara umum,

jadi hanya dilakukan di lingkungan. Saya tidak ikut pemberi

materi, aku hanya ikut membagikan bukunya ke lingkungan

membantu pak Darmo. Tetapi kalau untuk yang APP, BKSN dan

adven aku memberikan materinya untuk anak-anak juga

menyampaikan materi pada pendamping PIA di lingkungan.

Perannya sebagai memberi materi. Di lingkungan aku tidak

terlibat sih, cuma kalau ada sembahyangan sesekali, tetapi jarang

ikut kegiatan. Tetapi ada natalan atau pesta nama lingkungan

tetap OMK dan anak-anak yang diajak terlibat

Peneliti : Sebagai orang muda, anda senang sebagai pekerja, atau

penggagas atau pelopor? Bagaimana dengan anda?

Responden : Kalau saya senang dua-duanya. Kalau teman-teman OMK dari

pengalaman, teman-teman lebih banyak yang mengatakan apa

yang bisa saya kerjakan? Mereka lebih pasif mungkin mereka

masih baru sehingga belum berani, juga karena yang sekarang

ini banyak yang baru.

Peneliti : Apakah anda terlibat di masyarakat? Mengapa anda terlibat?

Bagaimana kehadiran anda sebagai orang Kristen di tengah

masyarakat?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[22]

Responden : Ya….ngurmangsani (sadar diri) yah….karena tetangga. Sadar

diri aja, karena kalau tidak ikut, yang membantu siapa? Ya…

hadir di masyarakat kalau ada kegiatan. Menjaga kerukunan

terhadap masyarakat dan sopan sama kepada semua orang.

Peneliti : Menurut anda, apa arti litrugi?

Responden : Liturgi itu…apa ya…yang mendalami tentang apa ya…,bingung

ya. Saya tidak tahu. Ini saya jujur saya bingung menjawabnya.

Saya sok bingung menyusun kata-kata .

Peneliti : Gereja melayani liturgi itu bentuknya seperti apa?

Responden : Dengan adanya perayaan ekaristi atau lewat sakramen-sakramen

Gereja yaitu 7 sakramen.

Peneliti : Bagaimana anda terlibat di liturgi? Apa peran anda ketika

merayakan sakramen? Apakah anda rajin mengikuti ekaristi?

Responden : Pernah menyelenggarakan liturgi anak untuk misa Natal dan

Paskah. Peran saya hehe ganti-ganti e sus. Pernah jadi

kordinator, penyusun panduan, menyusun variasi misa misalnya

kalau ada drama atau tari gitu membuat konsep misa, rutinnya

Natal Paskah, tetapi pernah misa peringatan hari anak yang

dilaksanakan bulan Juli tahun 2015, untuk tahun 2017 ini tidak

ada. Keterlibatan lain misalnya Ekaristi setiap Minggu sebagai

umat, kalau lingkungan kor ya ikut juga kalau tidak ada yang

tugas ya bergabung kor, ikut kor Fidelis tapi ini baru yang

pertama. Kalau merayakan ekaristi ikut nyanyi, ikut doa,

komuni, terlibat dialog antara imam dan umat. tatalaksana,

bantu ambil uang panduan, untuk di Paroki itu saja. Kalau di

lingkungan tidak terlibat, karena jamnya malam jadi tidak

pernah, kalau ada Rosario juga tidak pernah datang. Pernah

lektor ketika dulu tugas lingkungan. Saya terus hadir nek misa

Minggu, jarang tidak datang, bisa dihitung jarilah. Kalau harian

tidak, kan misa itu mesti pagi kan.

Peneliti : Mengapa anda terlibat di kor Fidelis dan mau kordinator PIA?

Responden : Nek beda-beda sih. Ada beberapa faktor. Misalnya seperti di kor

Fidelis, aku memang tidak punya besik menyanyi, tetapi karena

memang dibutuhin personil anggota Fidelis. Kalau kordinator

PIA itu karena sebagai rasa tanggungjawab saja. Mau tidak mau

yah…selagi aku masih mampu ya saya akan tetap melakukan.

Kalau di lingkungan ya karena sudah ngerasa istilahnya kan

kayak keluarga sendiri, kalau ada misalnya ada gawean, kan

masak tidak ikut, kan tidak enak, itu saja sih.

Peneliti : Sebagai OMK, apakah ada kendala kesulitan, melayani di PIA

dan terlibat dalam hidup menggereja di lingkungan ?

Responden : Di PIA itu sus, sering kekurangan pendamping dan anaknya

banyak. Sebenarnya dengan jumlah pendamping sebanyak itu

cukup tetapi terkadang orang itu sering banget tidak datang.

Intinya pendamping kurang terlibat. Kalau di lingkungan, waktu

sih…, nek di Paroki itu karena waktu juga. Maksudnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[23]

kegiatan-kegiatan di Gereja kan selalu malam. Saya lebih

memilih, misalnya saya tidak terlibat di lingkungan tapi saya

harus prioritas, misalnya di Gereja ada kegiatan yah…Gereja

lebih membutuhkan aku ya aku lebih memilih di Gereja, itu

kalau menurut waktu. Untuk yang di PIA kekurangan

pendamping rencana mau menjaring rekrutmen. Untuk yang

OMK rencana mau mendatangi OMK yang belum terlibat. Ini

sih sudah di lakukan sejak tahun 2015.

Peneliti : Tadi ikut di bidang pewartaan dan di liturgi. Bagaimana

perasaan anda terlibat di PIA, dan OMK?

Responden : Lebih banyak senangnya, memang tidak mungkin sih tidak ada

sedihnya, tapi masih lebih banyak senangnya. Aku punya lebih

banyak relasi gitu. Jadi terus karena happy. Saya happy karena

dulu kan saya tidak pernah ikut kegiatan, dulu cuma ikut misa

mingguan, habis misa pulang. Ketika aku ikut kegiatan ini,

melayaninya terasa banget. Jadi sok sibuk, dulu kan tidak

pernah ngapa-ngapain.

Peneliti : Apakah tidak ada keinginan melayani di bidang lain?

Responden : Yah…ini cukup. Tapi kalau ada panitia dalam Gereja

yah…terlibat seperti panitia natal dan AYD, itu sih. Waktu di

PIA dan OMK saja sudah segitu banyak kegiatan kan. Saya mau

memaksimalkan yang sekarang ini yang menjadi

tanggungjawab saya. Kemaren ini saya pernah tidak masuk

kerja,gara-gara urus AYD. Yah…mau bagaimana lagi karena

tanggung jawab aku sebagai sekretaris, saya mengurus semua

kemaren ke POLRES, mau tidak mau saya harus selesaikan.

Takutnya nanti tidak lancar, ini kan acara orang banyak jangan

sampai kacau. Tapi bagi saya sih tidak masalah sih, selagi masih

bisa ijin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[24]

Ya Bapa, semoga Kaum Muda yang di kasihi Kristus, terus berjuang untuk

mencapai kesempurnaan hidup dan juga bersikap murah hati untuk melayani

orang-orang yang menderita. Bantulah kaum muda kami untuk dapat melawan

godaan dan kepalsuan dunia. Tunjukkanlah kaum muda kami agar menggunakan

masa muda mereka guna mencapai yang terbaik dalam hidup mereka. Bantulah

juga mereka untuk dapat membantu orang lain demi kemuliaan Allah yang lebih

besar. Amin.

Lampiran 4 Doa Kepada Santo Aloysius Gonzaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[25]

Lagu Pembukaan

Marcurius Perjalanan OMK

Bila cinta takkan jauh ke masa depan

Perjalanan kehidupan Gereja

Kadang hati gelisah, dan jadi cemas

Mungkinkah ada harapan yang cerah. O O

Banyak manusia terperangkap materi

Semakin tak peduli nilai cinta

Damai dan keadilan semakin sirna

Ditelan keegoisan pribadi.

Ref Siapa akan memperbaikinya

Dan menegakkan masa depan cerah

Kita OMK lah jadi harapan

Bunga dan kekuatan Gereja

Gereja mengarungi lautan yang luas

Yang penuh ranjau-ranju kehidupan

Yang siap merobohkan dan menghancurkan

wajah Gereja yang suci dan murni.

Kembali ke Ref: ….

Lagu Penutup

“REMIX OMK “

Zaman edan serba instan dimanakah iman

Di abad yang semau gue inilah jawabku

Jangan ragu langkahkan kakimu

Walau glombang duni menerpamu

Ayo maju Tuhan bersamamu

Kau dan aku adalah satu

Lampiran 5 Lagu-Lagu Rekoleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[26]

Kamis 25 Mei 2017

Sosialisasi Kegiatan AYD 2017 kepada OMK di Gua Maria Pereng

Responden 3 dan1

Lampiran 6 Kegiatan OMK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: DESKRIPSI PENGHAYATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG … · kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979 AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili

[27]

Lektor Misa Harian

Responden 4

Minggu,4 Juni 2017

Kegiatan PIA di Aula Paroki

Responden 5

Minggu, 11 Juni 2017

Kegiatan PIA di Aula Paroki

Responden 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI