39
1 PANDUAN KARAKTERISASI Tanaman Anggrek BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2007

deskriptor anggrek

  • Upload
    wulan

  • View
    1.495

  • Download
    21

Embed Size (px)

DESCRIPTION

this is about orchid. so u can reads orchid description

Citation preview

Page 1: deskriptor anggrek

1

PANDUAN KARAKTERISASI Tanaman Anggrek

BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

2007

Page 2: deskriptor anggrek

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii

PENDAHULUAN 1

PASPOR 5

PENGELOLAAN 10

LINGKUNGAN DAN TEMPAT KOLEKSI 14

KARAKTERISASI 15

PRAEVALUASI 31

DESKRIPTOR 33

DAFTAR PUSTAKA 38

Page 3: deskriptor anggrek

3

PENDAHULUAN

Paspor data adalah informasi tentang asal aksesi, berisi laporan detail tentang

lokasi koleksi, dan informasi-informasi lain yang relevan, termasuk deskriptor yang berisi

identifikasi suatu aksesi. Sedangkan deskriptor adalah karakteristik yang dapat

diidentifikasi dan diukur, guna memfasilitasi klasifikasi, penyimpanan, pemanggilan, dan

penggunaan data. Karakterisasi digambarkan sebagai karakteristik baik fenotipik maupun

genotipik suatu aksesi yang didefinisikan oleh Painting et al. (1993) dalam Kell dan

Maxted (2003) sebagai suatu rekaman dari deskriptor yang diwariskan dan dapat dengan

mudah dilihat dengan mata dan diekspresikan di seluruh lingkungan.

Sampai saat ini belum ada daftar deskriptor yang baku untuk tanaman anggrek.

Sehingga deskriptor untuk tanaman anggrek disusun berdasarkan pada gabungan pustaka

yang berasal dari The Manual of Cultivated Orchid Species (Bechtel et al., 1981); Flora

of Malaya (Holtum, 1972); Guidelines for the tests for distincness, uniformity and

stability (DUS) dari anggrek Cymbidium, Dendrobium, dan Phalaenopsis yang

dikembangkan oleh Union Internationale Pour La Protection Des Obtentions Vegetales

(UPOV). Penen-tuan skor sangat sulit dilakukan mengingat begitu beragamnya tanaman

anggrek, terutama apabila ditemukan variasi morfologi yang sangat besar. Dalam

guideline yang dikeluarkan UPOV dalam penentuan skor antara satu genus dengan genus

lain juga belum terstandarisasi. Hal ini penting karena berkaitan dengan penentuan skor.

Sehingga penetapan skor mengikuti metode untuk pengujian DUS yang merupakan

gabungan dari tiga guidelines anggrek, namun tidak menutup kemungkinan untuk

digunakan pada genus yang lain. Skor menggunakan skala 1 sampai dengan 9. Nilai 0

menunjukkan bahwa deskriptor tidak dapat diobservasi (Hintum dan Hazekamp, 1993).

Skor adalah suatu intensitas ekspresi dari deskriptor, menggunakan kunci sebagai berikut

1 = sangat rendah, 3 = rendah, 5 = intermediate, 7 = tinggi, 9 = sangat tinggi. Sebagian

besar tanaman, menggunakan aksesi terseleksi sebagai acuan, untuk mengungkap kisaran

variasi karakter tertentu atau sejumlah karakter.

Deskriptor bukan merupakan deskriptor final, namun merupakan suatu usulan

deskriptor yang dapat didiskusikan sebelum ditentukan deskriptor standar untuk anggrek.

Deskriptor ini berisi :

Page 4: deskriptor anggrek

4

1. Paspor (descripsi aksesi) yang merupakan dasar informasi yang digunakan untuk

pengelolaan aksesi secara umum (termasuk registrasi dalam bank gen dan informasi

identifikasi lain) yang menggambarkan parameter-parameter yang harus diobservasi pada

saat aksesi dikoleksi.

2. Pengelolaan (descripsi pengelolaan+descripsi multiplikasi/rejuvenasi/

regenerasi) : merupakan instruksi teknis yang diperlukan untuk pengelolaan aksesi

dalam bank gen untuk regenerasi dan multiplikasi.

3. Deskripsi karakterisasi : untuk spesifik tanaman. Karakterisasi merupakan tanggung

jawab kurator.

4. Deskripsi praevaluasi : untuk spesifik tanaman .

Karakterisasi dan evaluasi dibagi dalam kategori karakterisasi secara umum dan khusus

untuk genus/spesies tertentu yang memiliki karakter unik.

Descriptor mengacu pada kategori multicrop passport descriptor Pada MCPD

(Alescia, et al. 2001)

Page 5: deskriptor anggrek

5

PASPOR

1. DESKRIPSI AKSESI

1.1 Nomor aksesi

Nomor aksesi merupakan nomor identitas unik dari aksesi dalam koleksi yang

diberikan pada saat aksesi masuk ke dalam koleksi. Pada saat nomor telah tercatat,

nomor ini seharusnya tidak pernah di catat kembali oleh aksesi lain dalam koleksi

tersebut. Bahkan apabila aksesi tersebut hilang atau mati, nomor ini tidak dapat

digunakan kembali oleh aksesi lain. Penggunaan nomor didahului dengan huruf untuk

menandakan identitas koleksi berasal.

Nomor aksesi Hortikultura : IHR30001 (IHR menandakan aksesi Puslit Hortikultura, 3

nomor identitas untuk Balithi, 0001 nomor identitas koleksi

Nomor aksesi Balithi : IOC080001: (IOC menandakan aksesi berasal dari Balithi,

Segunung, 08 nomor identitas untuk komoditas anggrek, 0001 nomor identitas koleksi)

Nomor aksesi KNPN :

1.2 Kode Donor Institusi

Kode institusi atau individu donator materi plasma nutfah.

1.3 Nomor Donor

Nomor aksesi yang diberikan oleh donatur

1.4 Nomor Donor kedua dan nomor lain yang berhubungan dengan aksesi

Nomor identitas lain yang ada di tempat koleksi lain untuk aksai ini. Menggunakan

system berikut: INSTCODE: ACCENUMB; INSTCODE: ACCENUMB; INSTCODE

dan ACCENUMB diikuti standard yang digunakan di atas dan dipisahkan oleh “:”.

Pasangan INSTCODE dan ACCENUMB dipisahkan oleh “;” tanpa spasi. Jika institut

tidak diketahui, nomor/kode didahului dengan “:”

Misal: NLD037:CGN00254 Misal: SWE002:NGB1912;:Bra2343

1.5 Nama aksesi Nama aksesi untuk tujuan regristrasi atau formal Misal: Emma van de Venter, Douglas

1.6 Taksonomi

*TRIBE: nama tribe dari taxon, nama latin

Page 6: deskriptor anggrek

6

Misal: Vandae

*SUB TRIBE: nama bagian dari tribe dari taxon, nama latin Misal: Sarcanthinae

GENUS: nama genus dari taxon, nama latin Misal: Phalaenopsis

*SECTION: nama seksi dari taxon, nama latin Misal: Zebrinae

SPECIES: nama tambahan spesifik dari nama ilmiah. Singkatan berikut biasa di tambahkan 'sp' Misal: amboinensis

SPAUTHOR: pemberi nama spesies Misal: L.

SUBTAXA: alat identifikasi taxonomi tambahan, nama latin. Diikuti singkatan ‘subsp.’ (untuk subspecies); ‘convar.’ (untuk convariety); ‘var.’ (untuk variety); ‘f.’ (untuk form) Misal: subsp. fuscum

SUBTAUTHOR: pemberi nama sub taxa Misal: (Waldst. et Kit.) Arc.

1.7 Data Silsilah

informasi silsilah didahului dengan kode huruf P: pedigree (tetua jantan & tetua betina) S: seleksi dari X: lainnya

Misal: P = Dendrobium Fuchs Blue Twist x lasianthera/helix

1.8 Nama tanaman/aksesi

Nama yang diberikan pada aksesi Nama umum : Bahasa Inggris Misal: sliper orchid (Paphiopedillum) Nama lokal/Bahasa Indonesia/daerah Misal : anggrek kasut (Paphiopedillum) Sinonim : nama lain dari aksesi yang dipakai oleh daerah atau negara lain.

Page 7: deskriptor anggrek

7

2. DESKRIPSI kOLEKSI 2.1 Kode Institusi Koleksi

Kode institut tempat pengelolaan aksesi. Kode institut dapat dilihat di FAO website (http://apps3.fao.org/views). Apabila belum terdaftar, dapat menggunakan singkatan institusi sendiri. Misal: NLD037

2.2 Nomor Koleksi Nomor sampel orisinil oleh kolektor, biasanya tersusun dari nama atau inisial kolektor, diikuti oleh nomor. Penomoran penting untuk menghindari duplikasi dalam koleksi. Misal: FA90-110

2.3 Tanggal Pencarian Aksesi (DDMMYYYY) Jika data tidak ada (bulan tanggal) ditandai dengan strip (-). Misal: 1999 - - - -, 20020620

2.4 Tanggal Dokumentasi (DDMMYYYY) 2.5 Tanggal Rejuvenasi (DDMMYYYY) 2.6 Kode Negara Asal

Kode negara asal koleksi. Penentuan kode institusi berdasarkan International standard (ISO) Codes for the representation of name of countries, no. 3166, 4th Edition.

2.7 Kode Pulau Utama 2.8 Kode provinsi 2.9 Kode Kabupaten/Kotamadya/Daerah 2.10 Lokasi Penemuan Lokasi aksesi ditemukan. Misal: 7 km south of Curitiba in the state of Parana 2.11 Garis lintang tempat aksesi ditemukan

Posisi lintang utara dan selatan (dengan alat GPS). Derajat (2 digit), menit (2 digit), dan detik (2 digit) diikuti N (Utara) atau S (Selatan). Jika data tidak ada (menit atau detik) ditandai dengan strip (-). Boleh menggunakan 0 pada awal kode Misal: 10- - - -S, 011530N, 4531- - S

2.12 Garis bujur tempat aksesi ditemukan Posisi bujur timur dan barat (dengan alat GPS). Derajat (3 digit), menit (2 digit), dan detik (2 digit) diikuti E (Timur) atau W (Barat). Jika data tidak ada (menit atau detik) ditandai dengan strip (-). Boleh menggunakan 0 pada awal kode Misal: 0762510W, 076- - - - W

2.13 Ketinggian Tempat 2.14 Kode habitat dari aksesi yang diharapkan

Sumber koleksi materi. Skema kode dapat digunakan pada dua tingkat yang berbeda baik menggunakan kode umum seperti 10, 20, 30, 40 atau menggunakan kode spesifik seperti 11, 12, dan seterusnya.

Page 8: deskriptor anggrek

8

10) Habitat liar 11) Hutan 12) Lahan semak 13) Padang rumput 14) Padang pasir 15) Habitat perairan 20) Lahan Pertanian atau habitat budidaya 21) Tegal 22) Kebun 23) Halaman belakang rumah, kebun rumah (sekitar perkotaan atau pedesaan) 24) Padang tandus 25) Padang rumput 26) Gudang penyimpanan hasil pertanian 27) Lantai penumbuk 28) Taman 30) Pasar atau toko 40) Institusi, kebun percobaan, organisasi penelitian, bank gen 50) Perusahaan benih 60) Habitat ditumbuhi gulma/tanaman pengganggu, habitat terganggu 61) Tepi jalan 62) Lahan marginal 99) Lain-lain (dimasukkan dalam keterangan 2.23)

2.15 Kode Status Sampel : Skema kode dapat digunakan pada tiga level yang berbeda baik menggunakan kode umum seperti 100, 200, 300, 400 atau menggunakan kode yang lebih spesifik seperti 110, 120, dan seterusnya. 100) Kerabat liar 110) Alamiah 120) Semi-alamiah/liar 200) Kerabat gulma 300) Kultivar tradisional/landrace 400) Materi pemuliaan/penelitian

410) Galur pemulia 411) Populasi sintetik 412) Hibrida 413) Populasi dasar 414) Inbrida (tetua dari kultivar hibrida) 415) Populasi bersegregasi

Page 9: deskriptor anggrek

9

420) Mutant/stok genetik 500) Kultivar lanjut 999) Lain-lain (dimasukkan dalam ketarangan 2.23)

2.16 Kode status 1. Koleksi Kerja 2. Koleksi Dasar 2.17 Jumlah tanaman sebagai sample 2.18 Sejarah penemuan tanaman 2.19 Karakteristik budaya

Apakah ada kaitan dengan kebiasaan penduduk setempat (tabu, takhayul, dll) 0 = tidak 1 = ya

2.20 Cekaman lingkungan yang dihadap Informasi utama yang berkaitan dengan cekaman biotik (hama dan penyakit), abiotik (kekeringan, salinitas, suhu). Jika indeksing pernah dilakukan catat dalam 2.23 keterangan

2.21 Gambar foto Apakah gambar/foto diambil sebagai bahan dokumentasi? Jika ya, beri identitas gambar untuk mengenali suatu aksesi, dan dicatat dalam 2.23 Keterangan 0 = tidak 1 = ya

2.22 Spesimen Herbarium Apakah dikoleksi dalam bentuk herbarium? Jika ya, beri nomor identitas aksesi 0 = tidak 1 = ya

2.23 Keterangan Keterangan yang ditambahkan untuk deskriptor dengan nilai 99 atau 999 atau lainnya

Page 10: deskriptor anggrek

10

PENGELOLAAN

3. DESKRIPSI PENGELOLAAN 3.1 Nomor aksesi (Paspor 1.1) 3.2 Tempat/alamat penyimpanan

Bangunan, ruangan, lokasi penyimpanan medium atau jangka panjang 3.3 Bentuk Penyimpanan Koleksi

Jika plasma nutfah dikelola pada tipe penyimpanan yang berbeda, ditulis dua kode (dipisahkan oleh “;”). (Mengacu pada FAO/IPGRI Genebank Standards 1994 untuk tipe penyimpanan) 10) Koleksi biji 11) Jangka pendek 12) Jangka menengah 13) Jangka panjang 20) Koleksi di lapang 30) Koleksi in-vitro (pertumbuhan lambat) 40) Koleksi dengan penyimpanan suhu dingin 99) Lainnya (dimasukkan dalam keterangan 3.18)

3.4 Jumlah/ukuran aksesi Tergantung pada jenis koleksi/tanaman Jumlah biji per aksesi yang sesuai dalam bank gen Jumlah tanaman per aksesi yang sesuai dalam bank gen Jumlah stek, bulb yang disimpan Berat biji

3.5 Tanggal akuisisi Tanggal aksesi masuk dalam koleksi (DDMMYYYY) (MCPD)

3.6 Lokasi safety duplication Jika ada lokasi untuk safety duplication catat kode isntitusi dimana aksesi di simpan.

3.7 Tanggal multiplikasi/regenerasi/rejuvenasi (DDMMYYYY) 3.8 Tanggal multiplikasi/regenerasi/rejuvenasi berikutnya (DDMMYYYY)

Tanggal akan dilakukan multiplikasi/regenerasi/rejuvenasi berikutnya harus dilakukan

3.9 Konservasi in-vitro 3.9.1 Tipe sumber eksplan/metode

1 biji atau embrio sigotik 2 Meristem 3 Shoot tip 4 embrio somatik 5 organ lain melalui kalus atau kultur suspensi

Page 11: deskriptor anggrek

11

99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18) 3.9.2 Tanggal dilakukan konservasi in vitro [YYYYMMDD] 3.9.3 Tipe materi yang disub kultur

1 tunas apical atau samping/aksilar 2 embrio somatik 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18)

3.9.4 Proses regenerasi 1 Organogenesis 2 embryogenesis somatis 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18)

3.9.5 Jumlah individu yang dikonservasi in vitro 3.9.6 Jumlah ulangan per genotipe 3.9.7 Tanggal sub kultur terakhir [DDMMYYYY] 3.9.8 Media yang digunakan dalam sub kultur 3.9.9 jumlah tanaman sub kultur terakhir 3.9.10 Lokasi penyimpanan setelah sub kultur terakhir 3.9.11 Tanggal sub kultur selanjutnya [DDMMYYYY]

3.10 Penyimpanan suhu beku (Cryopreservation) 3.10.1 Ttipe materi untuk penyimpanan suhu beku

1 biji 2 tunas apical dan samping/aksilar 3 embrio somatik 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18)

3.17.2 Tanggal perlakuan dengan nitrogen cair [DDMMYYYY] 3.17.3 Jumlah sample yang di beri perlakuan nitrogen cair 3.17.4 Tanggal/periode akhir perlakuan suhu beku DMMYYYY] 3.17.5 Jumlah sample yang diambil dari nitrogen cair 3.17.6 Tipe materi yang disub kultur untuk pemulihan/recovery

(setelah perlakuan nitrogen cair) 1 biji 2 tunas apical dan samping/aksilar 3 embrio somatik 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18)

3.17.7 Proses regenerasi 1 Organogenesis 2 embryogenesis somatis 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18)

3.17.8 Jumlah sample yang di pulihkan 3.17.9 Lokasi setelah sub kultur terakhir/regenerasi

3.18 Keterangan Informasi tambahan yang berhubungan dengan pengelolaan aksesi

Page 12: deskriptor anggrek

12

4. DESKRIPSI MULTIPLIKASI/REJUVENASI/REGENERASI 4.1 Nomor Aksesi (Paspor 1.1) 4.2 Lingkungan multiplikasi/regenerasi

1 Lapangan 2 Screenhouse 3 Glasshouse 4 Laboratorium 99 lainnya (catat dalam keterangan 4.17)

4.3 Nama orang yang melakukan multiplikasi/regenerasi Nama dan alamat orang yang melakukan proses multiplikasi/regenerasi

4.4 Cara perkembangbiakan/perbanyakan 1 Biji 2 Setek 3 Kultur in vitro

4.5 Media untuk perbanyakan 4.6 Persentase berkecambah [%]

Untuk aksesi yang diperbanyak dengan biji 4.7 Persentase setek/eksplan berakar dan yang menjadi planlet [%]

Untuk aksesi yang diperbanyak secara vegetatif 4.8 Jumlah biji/setek/eksplan yang digunakan untuk setiap regenerasi 4.9 Budidaya tanaman

4.9.1 Tanggal tanam/perbanyakan vegetatif [DMMYYYY] 4.9.2 Tanggal Transplanting [DMMYYYY] 4.9.3 Tanggal panen [DMMYYYY] 4.9.4 Irigasi

Berapa frekuensi dilakukan pengairan/penyiraman 4.9.5 Dosis/konsentrasi pemupukan [g/l/m2]

4.10 Tipe polinasi 1 buatan/artifisial 2 alam 3 keduanya

4.11 Metode polinasi 1 Self-pollinated (> 80%) 2 Intermediate (60 - 80%) 3 Cross-pollinated (< 60%)

4.12 viabilitas polen 3 rendah 5 intermediate 7 tinggi

4.13 Kegiatan multiplikasi/regenerasi 4.13.1 Lokasi 4.13.2 Tanggal [DMMYYYY]

4.14 Tanggal multiplikasi/regenerasi terakhir [DMMYYYY] 4.15 Berapa kali aksesi diregenerasi

Sejak tanggal akuisisi 4.16 Kultivar standar yang digunakan untuk multiplikasi/regenerasi

Page 13: deskriptor anggrek

13

Kultivar lain di tambahkan, jika perlu 4.16.1 kultivar 1 4.16.2 kultivar 2

4.17 Pertukaran/pengalihan Semua aktivitas kerjasama pertukaran/pengalihan materi plasma nutfah 4.17.1 Ketersediaan untuk pertukaran/pengalihan

0 = tidak 1 = ya

4.17.2 Jumlah yang dipertukarkan/dialihkan 4.17.3 Prosedur pertukaran/pengalihan

Menjelaskan prosedur pertukaran/pengalihan 4.18 Keterangan

Informasi tambahan yang berhubungan dengan multiplikasi/regenerasi aksesi

Page 14: deskriptor anggrek

14

LINGKUNGAN DAN TEMPAT KOLEKSI

5. DESKRIPSI LOKASI KOLEKSI/KARAKTERISASI DAN PRAEVALUASI 5.1 Negara tempat karakterisasi/praevaluasi

(lihat penjelasak dalam descriptor 2.6) 5.2 Tempat

5.2.1 Garis lintang 5.2.2 Garis bujur 5.2.3 Ketinggian tempat [m dpl] 5.2.4 Nama dan alamat kebun/institusi

5.3 nama dan alamat evaluator/kurator 5.4 Tanggal tanam [DDMMYYYY] 5.5 Tanggal panen [DDMMYYYY] 5.6 Lingkungan tempat praevaluasi

Lingkungan tempat praevaluasi dilakukan 1 Kebun/lapang 2 Screenhouse 3 Greenhouse 4 Laboratorium 99 Lainnya (catat dalam keterangan 5.8)

5.7 Lingkungan tempat karakterisasi Gunakan descriptor 6.1.1 to 6.1.5 dalam seksi 6

5.8 Keterangan Inormasi lain yang berhubungan lokasi

Page 15: deskriptor anggrek

15

KARAKTERISASI

Karakterisasi berikut merupakan karakterisasi yang bersifat umum dan belum tersusun dengan penentuan skor. Deskriptor dan penentuan skor disajikan pada Tabel 1. Penentuan skor mengacu pada test guideline UPOV untuk anggrek. Minimum deskriptor (Tabel 2) ditentukan berdasarkan kebutuhan praktis, sedangkan deskriptor selain deskriptor minimum merupakan deskriptor tambahan/pilihan yang dapat dimasukkan apabila diperlukan.

7. Deskripsi Tanaman

7.1 Keragaan umum tanaman

7.1.1. Tipe pertumbuhan (Gambar 1) 1. Monopodial (memiliki satu batang utama yang tumbuh terus ke atas tanpa batas) 2. Sympodial (memiliki ujung batang yang terbatas)

1 2

Gambar 1. Tipe pertumbuhan

7.1.2 Penampang melintang daun (Gambar 2) 1. Teret / pesil 2. Bilaterarly compressed (zigomorf/tipe simetri ditekan) 3. Plicate (berlipatan) 4. Conduplicate (tidak rangkap)

Gambar 2. Penampang melintang daun (Chan et al., 1994)

1 2 3 4

Page 16: deskriptor anggrek

16

7.1.3 Tipe tonjolan/callus pada bibir (Gambar 3) 1. Lamellate/dilengkapi dengan lempengan 2. Complex/komplek 3. Simple/sederhana

Gambar 3. Tipe tonjolan/callus pada bibir (Chan et al. 1994)

7.1.4 Spur (taji): tempat nektar atau sari bunga yang berbentuk pipa (Gambar 4)

Gambar 4. Spur (Holtum, 1964)

7.1.5 Jumlah polinia 1. dua 2. empat 3. delapan

7.1.6 Posisi pembungaan (Gambar 5) 1. Pangkal/sisi pseudobulb 2. Sisi/di antara dua ketiak daun 3. Pucuk

Gambar 5. Posisi pembungaan (Chan et al., 1994)

1 2 3

1=Tidak ada 9=Ada

1 2 3

Page 17: deskriptor anggrek

17

7.2 Pseudobulb (pseudes = palsu, bulbus = umbi)/umbi semu

7.2.1. Bentuk penampang bujur pseudobulb (Gambar 6) 1. linear/berbentuk pita/lurus 2. lanceolate/berbentuk manset/mata lembing 3. oblong/lonjong 4. elliptic/jorong 5. circular/bulat 6. ovate/bulat telur

Gambar 6. Bentuk pseudobulb

7.2.2 Bentuk penampang melintang pseudobulb 1. elliptic/jorong, bujur telur, oval 2. circular/bulat

1 2

Gambar 7. penampang melintang pseudobulb

7.2.3 Ukuran pseudobulb

1. sangat kecil 3. kecil 5. sedang 7. besar 9. sangat besar

7.3 Daun

7.3.1 Bentuk daun (Gambar 8) 1. subulate/berbentuk jarum 2. linear/berbentuk pita/lurus 3. oblong/lonjong 4. eliptic/jorong/bujur telur 5. spathulate/berbentuk sendok

1 2 3 4 5 6

Page 18: deskriptor anggrek

18

6. lanceolate/berbentuk lanset/mata lembing 7. oblanceolate/berbentuk lanset sungsang/kebalikan lanset 8. ovate/bulat telur 9. obovate/bulat telur sungsang 10. trullate/berbentuk sekop 11. cordate/berbentuk jantung 12. triangular/segitiga 13. sagittate/berbentuk panah 14. hastate/mata tombak

Gambar 8. Bentuk daun (Chen et al., 1994)

7.3.2 Bentuk ujung daun (Gambar 9) 1. acute/lancip/menajam ke ujung 2. acuminate/meruncing dengan sisi-sisi yang tajam 3. apiculate/berujung runcing 4. mucronate/berujung suntih dangkal bertulang runcing 5. obtuse/tumpul 6. truncate/bentuk pepat/memotong 7. retuse/romping/tumpul bertakik sedikit 8. emarginated/terkoyak, ujung membelah 9. tridentate/bergigi tiga 10. praemorse/bergerigi 11. setose/berbentuk sikat 12. caudate/berekor

Gambar 9. Bentuk ujung daun (Chen et al., 1994)

7.3.3 Susunan daun (Gambar 10) 1. convolute/tergulung bersama 2. duplicate/rangkap

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 19: deskriptor anggrek

19

Gambar 10. Susunan daun

7.3.4. Bentuk tepi daun (Gambar 11) 1. entire/mengutuh 2. undulate/mengombak 3. sinuate/berliuk 4. angulate/menyudut/bersegi 5. crenate/beringgitan 6. erose/terkerkah 7. dentate/bergerigi 8. serrate/menggergaji 9. doubly serrate/benggergaji ganda 10. fimbriate/berjumbai 11. ciliate/kelijak, seperti bulu mata 12. crispate/mMengeriting

Gambar 11. Bentuk tepi daun (Chen et al., 1994)

7.3.5. Tekstur permukaan daun (Gambar 12) 1. glabrous/gundul 2. pilose/tertutup bulu-bulu halus jarang-jarang 3. hirsute/tertutup bulu-bulu panjang yang agak kaku 4. woolly/seperti wol 5. farinose/seperti tepung 6. verrucose/permukaan tidak teratur 7. rugulose/berkeriput 8. papillose/seperti papila

1 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 20: deskriptor anggrek

20

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 7. Tekstur permukaan daun

7.3.6 Simetri daun (Gambar 13)

1. simetri 2. tidak simetri

1 2

Gambar 13. Bentuk simetri ujung daun

7.4 Bunga

7.4.1 Tipe pembungaan (Gambar 14) 1. single flowered/berbunga tunggal/soliter 2. cymose/perbungaan terbatas 3. spicate/berpaku-paku/permukaan yang tertutup berjalar-jarar halus,

tegak, dan mendaging 4. racemose/raceme/tandan 5. paniculate/malai 6. fasciculate/berberkas/bertukal 7. umbellate/seperti payung

Gambar 14. Tipe pembungaan

1 2 3 4 5 7

Page 21: deskriptor anggrek

21

7.4.2. Resupinasi (berputar hampir atau lebih dari 180o ke arah porosnya) (Gambar 15) Bunga anggrek sejak mulai kuncup sampai mekar, letaknya berputar yaitu waktu kuncup menghadap ke atas, namun setelah mekar menghadap ke bawah atau ke samping.

1. nonresupinat 2. resupinat

Gambar 15. Resupinasi/perpuntiran

7.4.3 Perhiasan bunga (Gambar 16) Terdiri atas 3 sepal dorsal, 2 petal, 1 bibir

Gambar 16. Perhiasan bunga

7.4.4 Bentuk bunga (Gambar 17)

1. Bulat (saling menumpang antara sepal dan petal) 2. Bintang 3. Keriting 4. bertanduk

Nonresupinat/tidak t ti

Resupinat/terpuntir

1

Panj

ang

bung

a

Lebar bunga

2

3 3

24

Keterangan: 1. Sepal dorsal 2. Sepal lateral 3. Petal 4. Bibir

Page 22: deskriptor anggrek

22

Gambar 17. Bentuk bunga

7.4.5 Bentuk sepal dorsal dan lateral (Gambar 18) 1. lanceolate/berbentuk lanset/mata lembing 2. linear/berbentuk pita/lurus 3. oblong/lonjong 4. elliptic/jorong panjang/bujur telur/oval 5. transverse elliptic/jorong pendek 6. spatulate/seperti sendok 7. obovate/bulat telur sungsang 8. ovate/bulat telur 9. circular/agak bulat

Gambar 18. Bentul sepal dorsal dan lateral

7.4.6 Bentuk petal (Gambar 19) 1. linear/berbentuk pita/lurus 2. oblong/lonjong 3. elliptic/jorong, bujur telur, oval 4. rhombic/seperti belah ketupat 5. obovate/bulat telur sungsang 6. spathulate/berbentuk sendok 7. ovate/bulat elur 8. semi-circular/agak membulat

1 2 3 4

1 2 3 4 5 7 8 96

Page 23: deskriptor anggrek

23

Gambar 19. Bentuk petal

7.4.7 Bentuk ujung sepal dan petal (Gambar 20) 1. acute/lancip/menajam ke ujung 2. acuminate/meruncing dengan sisi-sisi yang tajam 3. apiculate/berujung runcing 4. mucronate/berujung suntih dangkal bertulang runcing 5. obtuse/tumpul 6. truncate/bentuk pepat/memotong 7. retuse/romping/tumpul bertakik sedikit 8. emarginated/terkoyak, ujung membelah 9. tridentate/bergigi tiga 10. praemorse/bergerigi 11. setose/berbentuk sikat 12. caudate/berekor

Gambar 20. bentuk ujung sepal dan petal

7.4.8 Penampang melintang dan membujur sepal dan petal (Gambar 21) 1. concave/incurving/cembung 2. straight/datar 3. convex/recurving/cekung

Gambar 21. Penampang melintang sepal dan petal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121

1 2 3

Page 24: deskriptor anggrek

24

9.4.9 Labellum (bibir) (Gambar 21)

Gambar 21. bibir (TG 213-UPOV) 7.4.10 Letak lekuk bibir (Gambar 22)

1. Lekuk di ujung 2. Lekuk di pangkal 3. Lekuk di tengah

1 2 3

Gambar 22. Letak lekuk bibir (Chen et al., 1994)

Bumb and ridge/ tonjolan pada keeping tengah

Terdiri atas: keping sisi/side lobe/lateral lobe sungut/whiskers keping tengah/mid lobe/apical lobe kalus/callus

Page 25: deskriptor anggrek

25

7.4.11 Penampang melintang bibir (Gambar 23)

1.6.1 Melengkung ke dalam dengan ujung membalik 2.6.1 Melengkung sangat dalam 3.6.1 Melengkung agak ke dalam 4.6.1 Datar 5.6.1 Membalik agak dalam 6.6.1 Membalik sangat dalam 7.6.1 Membalik keluar dengan ujung melengkung

Gambar 23. Bentuk penampang melintang bibir

7.5 Keragaan khusus tanaman

PHALAENOPSIS

7.5.1 Susunan petal (untuk Phalaenopsis) (Gambar 24) 1. Terbuka 2. Bersentuhan 3. saling menumpang

Gambar 24. Susunan petal (TG 213-UPOV)

7.5.2 Bibir: bentuk keping tengah (Gambar 25) 1 ovate/bulat telur 2 elliptic/jorong 3 obovate/bulat telur tungsang

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3

Page 26: deskriptor anggrek

26

4 orbicular/bulat 5 semi-sircular/agak bulat 6 deltoid/segitiga 7 obdeltoid/segitiga terbalik 8 rhombic/belah ketupat

1 2 3 4

1 2 3 4

Gambar 25. Bentuk keeping tengah bibir Phalaenopsis (TG 213-UPOV)

7.5.3 Bibir: tipe bentuk keping sisi (Gambar 26) 1 tipe I 2 tipe II 3 tipe III 4 tipe IV 5 tipe V

Gambar 27. tipe bentuk keeping sisi bibir Phalaenopsis (TG 213-UPOV)

7.5.4 Bibir: tipe penampang keping sisi (Gambar 27)

1. tipe I 2. tipe II 3. tipe III

Page 27: deskriptor anggrek

27

Gambar 27. tipe penampang keeping sisi bibir Phalaenopsis (TG 213-UPOV)

DENDROBIUM

7.5.5 Bentuk bibir untuk aksesi yang tidak memiliki keping sisi (Gambar 28) 1. elliptic/jorong/bujur telur 2. circular/bulat 3. transverse elliptic/bulat telur melintang

Gambar 28. bentuk bibir dendrobium (TG 209-UPOV)

7.5.6 Bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi (Gambar 29) 1. Segitiga 2. Bulat telur 3. Trapezium menyempit 4. Trapezium melebar

Gambar 26. Bentuk keping sisi Dendrobium (TG 209-UPOV) 7.5.7 Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi (Gambar

27) 1. Mengginjal 2. Belah ketupat

1 2 3 4

Page 28: deskriptor anggrek

28

3. Bulat telur melintang 4. Jorong/bujur telur

Gambar 27. Bentuk keping tengah Dendrobium (TG 209-UPOV)

7.5.8 Bagian pangkal keeping tengah overlapping (untuk varietas tanpa keping sisi) (Gambar 28)

Gambar 28. overlapping bagian pangkal keping tengah CYMBIDIUM

7.5.9 Bentuk bibir (cymbidium) (Gambar 29) 1. narrow triangular/segitiga menyempit 2. triangular/segitiga 3. trapezium/Trapesium 4. circular/bulat 5. oblate/bulat telur sungsang 6. spathulate/sendok

Gambar 29. bentuk bibir Cymbidium

7.6. Buah

Bentuk buah 1. Kapsul 2. Berry

7.7 Akar

1 2 3 4

1 2 3 4 5 6

Page 29: deskriptor anggrek

29

Tipe perakaran 1. Akar tanah 2. Akar udara 3. Akar lekat

7.8 Karakter-karakter lain/karakter kuantitatif (belum ditetapkan skala yang

standar) 7.8.1 Tangkai bunga (Gambar 30)

1. Panjang tangkai bunga (cm) 2. Panjang rangkaian bunga (cm) 3. Diameter tangkai bunga (cm)

Gambar 30. Panjang tangkai bunga dan rangkaian bunga

7.8.2.Daun 1. Panjang daun: panjang daun diukur dari duduk daun sampai ujung

daun (cm) 2. Lebar daun: lebar daun diukur pada bagian daun terlebar (cm) 3. Ketebalan daun: diukur menggunakan jangka sorong/caliper (mm)

7.8.3.Pseudobulb 1. Panjang pseudobulb/panjang tanaman/panjang rata-rata ang-gota

rumpun (untuk simpodial) (cm) 2. Lebar pseudobulb (cm) 3. Ketebalan pseudobulb (cm)

7.8.4.Bunga 1. Panjang bunga (cm) 2. Lebar bunga (cm) 3. Panjang x lebar sepal dorsal (cm) 4. Panjang x lebar sepal lateral (cm) 5. Panjang x lebar petal (cm) 6. Jumlah kuntum

Page 30: deskriptor anggrek

30

Page 31: deskriptor anggrek

31

PRAEVALUASI

PreliminarI evaluasi merupakan evaluasi yang terdiri atas sejumlah terbatas tambahan karakter agronomik yang diinginkan oleh pengguna untuk tanaman-tanaman tertentu. Karakterisasi fisiologis yang dilakukan oleh kurator dapat dipertimbangkan untuk membantu breeder mendapatkan data mendasar, seperti kebutuhan vernalisasi, waktu berbunga dan waktu masak, cekaman biotic dan abiotik, kandungan metabolit sekunder yang akan membantu untuk melakukan seleksi terbatas dalam stok materi pemuliaan yang potensial.

8. Ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik Kode/skor untuk ketahanan berkisar antara 1-9: 1 = sangat peka (ketahanan sangat rendah atau tidak terlihat tanda-tanda adanya

ketahanan) 3 = peka (ketahanan rendah) 5 = sedang (ketahanan menengah) 7 = agak tahan (ketahanan tinggi) 9 = tahan (ketahanan sangat tinggi/imun) 99 = keterangan lain misal toleran (tanaman tercekam, tetapi masih berproduksi

normal) 8.1 nomor aksesi (paspor 1.1) 8.2 Lokasi praevaluasi dikerjakan

8.2.1 nama evaluator 8.2.2 tanggal pra evaluasi (DDMMYYY)

8.3 Asal infestasi infeksi : alamiah, inokulasi lapang, laboratorium 8.4 Penyakit Nama umum organisme penyebab penyakit

8.4.1 Pythium ultimum and Phytophthora cactorum Black Rot 8.4.2 Cercospora Leaf spot 8.4.3 Pseudomonas cattleyas Bacterial Brown Spot 8.4.4 Erwinia cypripedii Brown Rot 8.4.5 Rhizoctonia Root Rot 8.4.6 Botrytis cinerea Petal Blight 8.4.7 cymbidium mosaic virus (CyMV), tobacco mosaic virus (TMV) and bean

yellow mosaic 8.5 Hama

8.4.1 Scale insects 8.4.2 Mealybugs 8.4.3 Spider mites (mites) 8.4.4 Aphids 8.4.5 White fly 8.4.6 Slugs and Snails

8.6 keterangan : informasi tambahan yang berhubungan dengan hama dan penyakit

9. Penanda biokimia dan molekuler

Page 32: deskriptor anggrek

32

9.1 isozim 9.2 Penanda biokimia lain 9.3 Penanda molekuler 9.3.1 Restriction Fragment Length Polymorphism (RLFP) 9.3.2 Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) 9.3.3 Penanda molekuler lainnya

10. Keterangan : Informasi lain yang berhubungan dengan kegiatan pra evaluasi

Page 33: deskriptor anggrek

33

DESKRIPTOR Tabel 1. Deskriptor anggrek dengan penentuan skor setiap karakter

score character No. bagian tanaman deskriptor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 tanaman: ukuran sangat

kecil kecil sedang besar sangat besar

2 tanaman: bentuk pertumbuhan monopodial climbing

monopodial herb sympodial

3 Daun: penampang melintang terete bilatelarly compressed plicate conduplicate

4 Bibir: tipecallus lamellate complex simple 5 Spur tidak ada ada 6 Jumlah pollinia dua empat delapan 7

Umum

Posisi pembungaan basal axillary apical

8 pseudobulb: ketegakan erect semi erect horisontal semi dropping dropping

9 pseudobulb:panjang sangat pendek pendek sedang panjang sangat

panjang

10 pseudobulb: ukuran sangat kecil kecil sedang besar

11 Pseudobulb: ketebalan sangat tipis tipis sedang tebal sangat tebal

12 pseudobulb: penampang membujur linier lanceolate oblong elliptic circular ovate

13

pseu

dobu

lb

pseudobulb: penampang melintang elliptic circular angular

14 Daun:panjang pendek sedang panjang 15 Daun: lebar sempit sedang lebar 16 Daun: bentuk linear lanceolate oblanceolate oblong spathulate ovate obovate elliptic cordate 17

Daun

Daun: bentuk ujung acute acuminate mucronate obtuse truncate retuse emarginate praemorse tridentate

Page 34: deskriptor anggrek

34

18 Daun:simetri ujung asimetris simetris 19 Daun : tekstur permukaan glabouse pilose hirsute woolly farinose verrucose rugulose papilose 20 Daun : susunan convolute duplicate 21 Daun : warna RHS color chart 22

Daun: antosianin tidak ada ada

23 Pembungaan: tipe single-flowered cymose spicate raceme paniculate fasciculate umbellate

24 Tangkai bunga: ketegakan erect semi-erect horizontal semi-pendulous pendulous

25 Tangkai bunga: diameter kecil sedang besar 26 Tangkai bunga: panjang pendek sedang panjang 27 rachis: panjang pendek sedang panjang

28 Bunga :penampakan sepal dan petal incurving spreading reflexing

29 Bunga : aroma/ bau tidak ada ada 30 Bunga : jumlah kuntum sedikit sedang banyak 31 Bunga : lebar sempit sedang lebar 32 Bunga : panjang pendek sedang panjang 33 Bunga :susunan petal open touching overlapping 34 resupinasi tidak ada ada 35 Arah menghadap bunga Satu arah Dua arah Segala arah 36 ovary: panjang pendek sedang panjang 37 braktea: panjang 38

Pem

bung

aan

Braktea : bentuk V U

39 sepal: bentuk lanceolate linear oblong elliptic Transverse elliptic spathulate obovate ovate circular

40 sepal: panjang pendek sedang panjang 41 sepal: lebar sempit sedang lebar

42

Bung

a

sepa

l

sepal: bentuk ujung acute acuminate mucronate obtuse truncate

Page 35: deskriptor anggrek

35

43 sepal: penampang melintang concave flat convex

44 Dorsal sepal: corak warna even shaded edged striped netted spotted shaded and striped

striped and spotted

edged and striped

45 Dorsal sepal: : warna dasar RHS color chart 46 Dorsal sepal:: warna sekunder RHS color chart

47 Lateral sepal: corak warna even shaded edged striped netted spotted shaded and striped

striped and spotted

edged and striped

48 Lateral sepal:: warna dasar RHS color chart 49 Lateral sepal: warna sekunder RHS color chart

50 petal: bentuk linear ovate elliptic obovate rhombic semi-circular spathulate oblong

51 petal: panjang pendek sedang panjang 52 petal: lebar sempit sedang lebar

53 sepal: bentuk ujung acute acuminate mucronate obtuse truncate 54 petal: penampang nmelintang cembung flat cekung 55 petal: perpuntiran lemah sedang kuat

56 petal: jumlah warna satu dua tiga Lebih dari tiga

57 Petal:corak warna even shaded edged striped netted spotted shaded and striped

striped and spotted

edged and striped

58 Petal:warna dasar RHS color chart 59

Peta

l

Petal:warna sekunder RHS color chart 60 mid lobe: panjang pendek sedang panjang 61 mid lobe: lebar sempit sedang lebar

62 Untuk Phalaenopsisada tidaknya whiskers (sungut) tidak ada ada

63

Bibi

r

Ada tidaknya side lobe tidak ada ada

Page 36: deskriptor anggrek

36

64 Untuk Dendrobium: untuk varietas tanpa side lobe: bentuk bibir

elliptic circular transverse elliptic

65 Untuk Dendrobium: untuk varietas yang memiliki side lobe :bentuk side lobe

triangular ovate narrow trapezoid

borad trapezoid

66 Untuk Dendrobium:: untuk varietas yang memiliki side lobe:bentuk mid lobe

reniform rhombic transverse elliptic elliptic

67 Untuk Phalenopsis: bentuk mid lobe obdeltoid ovate elliptic obovate orbocular rhombic deltoid semi-

circular

68 Untuk Cymbidium: bentuk bibir norrow triangular triangular trapezium circular oblate spathulate

69 Bibir:bump and ridge pada mid lobe tidak ada ada

70 Untuk Phalaenopsis: Bibir: bentuk side lobe type I type II type III type IV type V

71 Untuk Phalaenopsis: Bibir:tipe kurvatur side lobe type I type II type III

72 Bibir: corak mid lobe even shaded edged striped netted spotted 73 Bibir:warna dasar mid lobe RHS color chart 74 Bibir: warna corak mid lobe RHS color chart 75 Bibir:corak side lobe even shaded edged striped netted spotted 76 Bibir:warna dasar side lobe RHS color chart 77 Bibir:warna corak side lobe RHS color chart 78 Bibir: ada tidaknya callus tidak ada ada 79 Bibir: letak lekuk pangkal tengah ujung 80 akar: color RHS color chart 81 akar: color of apex RHS color chart 82

Akar

akar: tipe akar Akar udara Akar tanah 83 buah: tipe capsul berry 84 buah: diameter sempit sedang lebar 85 Bu

ah

buah: panjang pendek sedang panjang

Page 37: deskriptor anggrek

37

Tabel 2. Minimum descriptor list Deskriptor Keterangan Skor/skala Varietas standard

2 tanaman: bentuk pertumbuhan

1 = monopodial climbing 2 = monopodial herb 3 = sympodial

Aranthera James Storii Vanda ; Phalaenopsis Dendrobium; Cymbidium

3 Daun: penampang melintang

1 = terete 2 = bilateraly compressed 3 = plicate 4 = conduplicate

Vanda; Luisia Spathoglottis Vanda tricolor

4 Bibir: tipecallus

1 = lamellate 2 = complex 3 = simple

Vanda Phalaenopsis

8 pseudobulb: ketegakan

1 = tegak 3 = semi tegak 5 = horisontal 7 = semi menggantung 9 = mengaantung

Dendrobium; Cymbidium

16 Daun : bentuk 1 = linier 2 = lanceolate 3 = oblanceolate 4 = ovlong 5 = truncate 6 = retuse 7 = emarginated 8 = praemorse 9 =tridentate

23 Tipe pembungaan 1 = single-flowered 2 = cymose 3 = spicate 4 = raceme 5 = paniculate 6 = fasciculate 7 = umbellate

Paphiopedillum Bulbophyllum

24 Tangkai bunga : ketegakan

1 = tegak 3 = semi tegak 5 = horisontal 7 = semi menggantung 9 = menggantung

Doritis Cymbidium finlaysonianum

25 Tangkai bunga : diameter *Skala numerik (cm)

3 = kecil 5 = sedang 7 = besar

26 Tangkai bunga : panjang *Skala numerik (cm)

3 = kecil 5 = sedang 7 = panjang

27 Rachis : panjang *Skala numerik (cm)

3 = kecil 5 = sedang 7 = panjang

28 Bunga: penampakan sepal dan petal

1 = Incurving 2 = spreading 3 = reflexing

30 Bunga : jumlah kuntum *Skala numerik

3 = sedikit 5 = sedang 7 = banyak

Page 38: deskriptor anggrek

38

31 Bunga : lebar *Skala numerik (cm)

3 = sempit 5 = sedang 7 = lebar

39 sepal: bentuk 1 = lanceolate 2 = linear 3 = oblong 4 = elliptic 5 = transverse elliptic 6 = spatulate 7 = obovate 8 = ovate 9 = circular

43 sepal: penampang melintang

1 = cembung 2 = datar 3 = cekung

44 Dorsal sepal: corak warna

1 = even/merata 2 = shaded/bercorak 3 = edged/bertepi 4 = striped/bergaris 5 = netted/berjaring 6 = spoted/berbintik 7 = shaded and striped 8 = striped and spotted 9 = edged and striped

47 lateral sepal : corak warna

1 = even/merata 2 = shaded/bercorak 3 = edged/bertepi 4 = striped/bergaris 5 = netted/berjaring 6 = spoted/berbintik 7 = shaded and striped 8 = striped and spotted 9 = edged and striped

50 petal: bentuk 1 = linier 2 = ovate 3 = elliptic 4 = oboovate 5 = rhombic 6 = semi circular 7 = spathulat 8= oblong

55 petal: perpuntiran 3 = lemah 5 = sedang 7 = kuat

Spathoglottis ungiculata

57 Petal:corak warna 1 = even/merata 2 = shaded/bercorak 3 = edged/bertepi 4 = striped/bergaris 5 = netted/berjaring 6 = spoted/berbintik 7 = shaded and striped 8 = striped and spotted 9 = edged and striped

58 Petal:warna dasar RHS color chart 59 Petal:warna sekunder RHS color chart

Page 39: deskriptor anggrek

39

73 Bibir:warna dasar mid lobe

RHS color chart

76 Bibir:warna dasar side lobe

RHS color chart

Keterangan : * lebih jauh akan ditransfer ke dalam skala (1-9) berdasarkan varietas standar

DAFTAR PUSTAKA

Alercia, A., S. Diulgheroff and T. Metz. 2001. List of Multicrop Passport Descriptors. FAO (Food and Agricultural Organization of the United Nations)/IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute) (http:/www.ipgri.cgiar.org)

Anonim. 1999. TG/164/3. Guidelines For The Conduct Test For Distinckness, Uniformity and Stability of Cymbidium. International Union for The Protection of New Varieties of Plants UPOV.

Anonim. 2003. TG/PHALAE (proj.2). Draft Guidelines For The Conduct Test For Distinckness, Uniformity and Stability of Phalaenopsis. International Union for The Protection of New Varieties of Plants UPOV.

Anonim. 2003. TG/209/1. Guidelines For The Conduct Test For Distinckness, Uniformity and Stability of Dendrobium. International Union for The Protection of New Varieties of Plants UPOV.

Bechtel, H., P. Cribb, and E. Launert. 1981. The Manual of Cultivated Orchid Species. Blanford Press. Poole Dorset U.K. 444 p.

Hintum Th.J.L. van and Th. Hazekamp (Eds.). (1993). CGN Genebank Protocol. Agricultural Research Departement (DLO-NL) Centre for Genetic Resources, The Netherlands. 51 p.

Holtum, R.E. 1972. Flora of Malaya. Vol. I Orchid. Gov. Printing Office. Singapore. 759 p.

Mudjo Indo, A.B.D. 1986. Kamus Anggrek P.T Penebar Swadaya. 193 hlm.

Painting, K.A., M.C. Perry, R.A. Denning, and W.G. Ayad. (1993). Giuidebook for genetic resources documentation. IBGRI, Rome. In S.P. Kell and N. Maxted (2003). Orchid conservation data: Management access and use. In K.W. Dixon, S.Ps Kell, R.L. Barrett, and P.J. Cribb (Eds.) 2003. Orchid Conservation. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinibalu, Sabah. p. 329-346.