6
Deteksi dini kanker dapat dilakukan dengan pemeriksaan skrining. Menurut Cancer Council Australia, prinsip pemeriksaan skrining untuk kanker adalah: 1. Dilakukan walaupun tanpa keluhan atau gejala karena apabila terdeteksi dini maka terapi akan lebih efektif. 2. Bertujuan untuk mengidentifikasi orang-orang mana yang dicurigai, yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit. Jadi tes skrining bukanlah untuk mendiagnosa, diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosa. 3. Pemeriksaan skrining bertujuan untuk menemukan kelainan sedini mungkin, misalnya untuk kanker serviks dengan papsmear dapat mendeteksi tahap pra-kanker, sedangkan untuk kanker payudara dengan mamografi dapat mendeteksi tahap kanker invasif secara dini. Pemeriksaan skrining harus mempunyai akurasi yang cukup untuk mendeteksi penyakit pada tahap yang dini. Akurasi diukur dari sensitivitas dan spesifisitas. ‘Sensitivitas’ menggambarkan kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi seseorang menderita penyakit secara tepat misalnya proporsi orang yang menderita penyakit yang hasil tes skriningnya positif. Tes dengan sensitivitas rendah akan kehilangan kasus ini (orang yang berpenyakit) dan akan menghasilkan angka negatif palsu yang tinggi (orang yang berpenyakit dikatakan bebas penyakit). ‘Spesifisitas’ menggambarkan kemampuan suatu tes mengidentifikasi orang yang tidak berpenyakit secara tepat. Tes dengan spesifisitas yang rendah akan menghasilkan angka positif palsu yang tinggi (orang sehat dikatakan tes positif). Konsep tes skrining adalah seperti medical check up, yaitu dilakukan secara rutin, berkala, tanpa tunggu ada keluhan. Beberapa perusahaan memberikan fasilitas medical check up bagi para karyawannya. Paket medical check up standard yang diberikan biasanya meliputi pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan tekanan darah, berat dan tinggi badan, visus), pemeriksaan laboratorium darah lengkap, urin lengkap, x-ray dada. Pertanyannya apakah paket medical check up standard tersebut memadai untuk deteksi dini kanker? Mari kita simak panduan terbaru dari American Cancer Society untuk deteksi dini jenis-jenis kanker terbanyak. Kanker Payudara

Deteksi Dini Kanker

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kanker

Citation preview

Deteksi dini kanker dapat dilakukan dengan pemeriksaan skrining. Menurut Cancer Council Australia, prinsip pemeriksaan skrining untuk kanker adalah:

1. Dilakukan walaupun tanpa keluhan atau gejala karena apabila terdeteksi dini maka terapi akan lebih efektif.

2. Bertujuan untuk mengidentifikasi orang-orang mana yang dicurigai, yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit. Jadi tes skrining bukanlah untuk mendiagnosa, diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosa.

3. Pemeriksaan skrining bertujuan untuk menemukan kelainan sedini mungkin, misalnya untuk kanker serviks dengan papsmear dapat mendeteksi tahap pra-kanker, sedangkan untuk kanker payudara dengan mamografi dapat mendeteksi tahap kanker invasif secara dini.

Pemeriksaan skrining harus mempunyai akurasi yang cukup untuk mendeteksi penyakit pada tahap yang dini. Akurasi diukur dari sensitivitas dan spesifisitas.

Sensitivitas menggambarkan kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi seseorang menderita penyakit secara tepat misalnya proporsi orang yang menderita penyakit yang hasil tes skriningnya positif. Tes dengan sensitivitas rendah akan kehilangan kasus ini (orang yang berpenyakit) dan akan menghasilkan angka negatif palsu yang tinggi (orang yang berpenyakit dikatakan bebas penyakit).

Spesifisitas menggambarkan kemampuan suatu tes mengidentifikasi orang yang tidak berpenyakit secara tepat. Tes dengan spesifisitas yang rendah akan menghasilkan angka positif palsu yang tinggi (orang sehat dikatakan tes positif).

Konsep tes skrining adalah seperti medical check up, yaitu dilakukan secara rutin, berkala, tanpa tunggu ada keluhan.

Beberapa perusahaan memberikan fasilitas medical check up bagi para karyawannya. Paket medical check up standard yang diberikan biasanya meliputi pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan tekanan darah, berat dan tinggi badan, visus), pemeriksaan laboratorium darah lengkap, urin lengkap, x-ray dada.

Pertanyannya apakah paket medical check up standard tersebut memadai untuk deteksi dini kanker?

Mari kita simak panduan terbaru dari American Cancer Society untuk deteksi dini jenis-jenis kanker terbanyak.

Kanker Payudara

Mamografi setiap tahun dianjurkan mulai usia 40 tahun

Pemeriksaan klinis payudara setiap 3 tahun untuk wanita usia 20 tahunan dan 30 tahunan dan setiap tahun untuk wanita berusia 40 tahun ke atas.

Wanita harus mengenal payudaranya sendiri secara normal (baik secara terlihat maupun teraba) dan laporkan setiap perubahan segera ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan SADARI (periksa payudara sendiri) dapat dilakukan mulai usia 20 tahun.

Wanita yang mempunyai riwayat keluarga, kecenderungan genetik atau beberapa faktor tertentu harus diskrining dengan MRI selain dengan mamografi. Keterbatasan Mamografi

Suatu mamografi tidak bisa membuktikan bahwa suatu daerah abnormal adalah kanker. Untuk mengkonfirmasi apakah kanker hadir, sejumlah kecil jaringan harus diambil dan diperiksa di bawah mikroskop. Prosedur ini disebut biopsi.

Mammografi juga tidak bekerja dengan baik pada wanita muda, biasanya karena payudara mereka padat sehingga dapat menyembunyikan tumor. Ini juga mungkin benar bagi wanita hamil dan wanita yang menyusui

Kanker Usus Besar (Kanker kolorektal) dan Polip Usus Besar

Mulai usia 50 tahun, baik pria maupun wanita harus menjalani salah satu tes di bawah ini.

Tes untuk menemukan polip dan kanker Sigmoidoskopi fleksibel setiap 5 tahun*, atau

Kolonoskopi setiap 10 tahun, atau

Double-contrast barium enema setiap 5 tahun*, atau

CT colonography (virtual colonoscopy) setiap 5 tahun*

Tes terutama untuk menemukan kanker Tes darah samar feses (gFOBT) setiap tahun*,**, atau

Tes imunokimia feses, fecal immunochemical test (FIT) tiap tahun*,**, atau* Kalau tesnya positif, harus dilanjutkan kolonoskopi.** Tes menggunakan feses yang diambil dari rumah. Bila dilakukan di poli dokter tidak memadai untuk tes. Bila hasilnya positif maka harus dilanjutkan dengan kolonoskopi.

Tes ini dirancang untuk menemukan adanya polip dan kanker pada tahap dini dan bisa dilakukan apabila tersedia di fasilitas kesehatan di tempat anda. Bicarakan dengan dokter Anda tes mana yang terbaik untuk Anda.

Beberapa orang perlu diskrining dengan jadwal yang berbeda karena ada riwayat pribadi atau riwayat keluarga. Bicarakan dengan Dokter Anda mengenai riwayat Anda dan tes apa yang terbaik untuk Anda.

Kanker Serviks

Skrining kanker serviks harus diulai pada usia 21 tahun. Wanita di bawah 21 tahun tidak perlu diperiksa.

Wanita berusia antara 21 - 29 tahun harus tes Pap setiap 3 tahun. Sekarang ada tes yang disebut tes HPV. Tes HPV tidak perlu dilakukan pada kelompok umur ini keduali bila dibutuhkan pada hasil tes Pap yang abnormal. Wanita berusia 30 - 65 tahun harus tes Pap plus HPV (disebut "co-testing") setiap 5 tahun. Hal ini merupakan pendekatan yang terpilih, tapi masih dapat diterima apabila hanya tes Pap saja setiap 3 tahun. Wanita di atas umur 65 tahun yang hasil skrining teraturnya normal tidak perlu diperiksa skrining lagi. Begitu tes dihentikan, tidak perlu dimulai lagi. Wanita dengan riwayat pra-kanker harus meneruskan skrining selama minimal 20 tahun setelah diagnosis, bahkan bila lewat dari usia 65 tahun.

Wanita yang rahimnya telah diangkat (dan juga serviksnya) akibat penyakit yang bukan kanker serviks dan tidak ada riwayat kanker serviks tidak perlu dites lagi. Wanita yang telah divaksinasi HPV harus tetap diskrining sesuai dengan anjuran kelompok umurnya. Wanita yang karena riwayat kesehatannya mungkin perlu jadwal skrining kanker serviks yang berbeda.

Vaksinasi Kanker Serviks UteriVaksinasi dilakukan dengan memasukan serum antibodi ke dalam tubuh. Pada vaksin kanker serviks, yang dimasukan adalah bagian dari virus HPV, yaitu kulit/ cangkangnya yang telah dipurifikasi dan dilarutkan dalam cairan tertentu sehingga bisa merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi/zat kekebalan tubuh terhadap HPV. Tingginya tingkat serum antibodi ini berkolaborasi dengan tingkat paparan (daerah) yang terinfeksi sehingga membuat antibodi bekerja menetralisir virus dan mencegah masuknya virus ke dalam sel.

Virus HPV mempunyai siklus hidup yang unik, dan hanya terdapat di permukaan epitel berlapis gepeng, maka imfeksi karenya tidak menimbulkan viremia sistemik.Berbeda dengan vaksin pencegahan pada beberapa virus seperti polio, mumps, measles, rubella yang menggunakan virus yang dilemahkan atau virus yang diinaktifkan seperti polio, maka pada HPV hal ini tidak diberlakukan, karena virus HPV tidak efisien jika dikultus dan juga genome virus HPV mengandung onkogen sehingga tidak mungkin diberikan sebagai vaksin pada perempuan sehat. Oleh karena itu vaksin HPV dikembangkan dari subunitnya, dalam hal ini dikembangkan dari protein kapsid/pembungkusnya yang disebut L protein.

Ada 2 macam vaksin yang telah dipasarkan, yaitu :

1. Vaksin HPV Bivalent

2. Vaksin HPV Quadrivalent

Vaksin tersebut ditujukan terhadap terutam hpv tipe 16 dan 18, dan juga tipe 6 dan 11.

Pemberian Vaksinasi Vaksinasi sebagai pencegahan dini terhadap kanker serviks dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Vaksin dilakukan 3 kali dengan jadwal permberian sebagai berikut :

1. Bivalent : 0,1, 6 bulan (Bivalent)

2. Quadivalent: 0, 2, 6 bulan (Quadrivalent)

Berikut ini pedoman yang ditetapkan oleh Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia :

1. Diperlukan informasi dan persetujuan yang bersangkutan

2. Vaksin diberikan pada kelompok umur 11-55 tahun

3. Vaksinasi pria masih kontroversi, perlu kajian cost effectivenes4. Vaksin diberikan oleh dokter

5. Pemeriksaan identifikasi DNA HPV (Hibrid capture) tidak diperlukan sebelum vaksinasi

6. Vaksin diberikan 3 suntikan, pada bulan 0, 1-2 bulan setelah bulan pertama, dan 6 bulan setelah penyuntikan pertama

7. Booster belum diperlukan (estimasi >10 tahun)

8. Perempuan dengan penyakit yang mengganggu imunitas (immunosupression) dapat diberikan perlindungan dengan vaksin

9. Perempuan dengan riwayat terinfeksi HPV atau lesi prakanker diberikan setelah dilakukan terapi lesi prakankernya

10. Tidak dapat diberikan pada perempuan hamil

11. Efek samping minimal dan paling sering nyeri di tempat suntikan Vaksin diberikan 3 suntikan, pada bulan 0, 1-2 bulan setelah bulan pertama, dan 6 bulan setelah penyuntikan pertama

Kanker Endometrium (Kanker Rahim)

American Cancer Society menganjurkan saat menopause, setiap wanita harus diberitahu mengenai risiko dan gejala kanker endometrium. Wanita harus melaporkan setiap perdarahan atau bercak darah pada dokter. Beberapa wanita yang karena riyawatnya mungkin perlu dipertimbangkan melakukan biopsi endometrium setiap tahun. Karena itu bicarakan riwayat pada dokter Anda.

Kanker Paru

American Cancer Society tidak merekomendasikan tes untuk skrining kanker paru untuk populasi umum tapi ACS memiliki panduan skrining untuk individu risiko tinggi kanker paru akibat merokok. Jika Anda memenuhi kriteria berikut ini, Anda memerlukan skrining:

Usia 55 - 74 tahun

Kondisi kesehatan cukup baik

Riwayat merokok minimal 30 pak per tahun DAN masih merokok sampai sekarang ATAU telah berhenti merokok dalam waktu 15 tahun terakhir.

Pemeriksaan yang dianjurkan adalah CT Scan paru dosis rendah (LDCT). CT Scan dada memerikan gambaran yang lebih detil daripada rontgen (x-ray) dada dan lebih baik dalam menemukan abnormalitas kecil pada paru. LDCT dada menggunakan jumlah radiasi yang lebih kecil daripada standard CT scan dada dan tidak memerlukan pewarna kontras intravena.

Kanker Prostat

American Cancer Society menganjurkan dilakukan diskusi dengan dokter untuk menentukan apakah diperlukan tes untuk kanker prostat karena penelitian belum dapat membuktikan keuntungan tes melebihi risiko tes. ACS menganjurkan mulai umur 50 tahun, pria harus bicara ke dokter mengenai pro dan kontra tes agar dapat menentukan apakah tes tersebut merupakan pilihan tepat untuk mereka. Bila orang Amerika Afrika atau yang ayah atau saudaranya menderita kanker prostat di bawah usia 65 tahun, pria tersebut harus mendiskusikan hal ini mulai usia 45 tahun. Bila diputuskan untuk tes, tes yang dianjurkan adalah PSA darah dengan atau tanpa colok dubur. Kekerapan tes ditentukan dari kadar PSAnya.[](VS)