Upload
imam-nashiruddin
View
10
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Detiknas Pilot Project Kabupaten
Citation preview
INDONESIA BROADBAND PLAN
PILOT PROJECT KABUPATEN
KETUA TIM PELAKSANA DETIKNAS
DR.ING. ILHAM AKBAR HABIBIE, MBADR.ING. ILHAM AKBAR HABIBIE, MBA
PILAR TIK NASIONAL
2015Masyarakat Ekonomi ASEAN
Indonesia
Sebagai Negara dengan Ekonomi
Berdasarkan Inovasi dan Pengetahuan
2
INFRASTRUKTUR
TIK UNTUK
PEMERINTAHAN YANG
EFEKTIF, EFISIEN,
TRANSPARAN
TIK UNTUK
KESEHATAN
TIK UNTUK
PERMBERDAYAAN
EKONOMI
PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL
TIK UNTUK
PENDIDIKAN
E Government E Health E Education ICT for Economy ICT Industry
• Puskesmas berinternet :
17.1 %
• RS Pemerintah
berinternet : 82%
• RS memiliki SIMRS : 740
• RS memiliki aplikasi INA
CBG : 1227
• Standardisasi kode data
kesehatan
• E Claim : 8 Juta members
(4 RS/Asuransi)
• Jardiknas : 16.678
Sekolah
• SIAP Online : 2.408
sekolah,
• E Jurnal : 1.083
Papers & 69 PT
• E Book : 24.162
Users & 1.694 Buku
• E Learning : 326 ID
KONDISI TIK NASIONAL
• Indipreneur : 167K
UKM
• E Toko : 15 K
Users
• Sentra UKM : 50
• SOHO : 5 K
• E money : 15.200
Points Indi finance
• E Koperasi : 720
• E-Commerce :
• Creative Center :
2 Digital Valley
• Creative Camp :
18
(Development)
• Broadband
Learning Center :
61
• Pasar konten
mobile indonesia
• E Office : 143
instansi aktif
(10.461 PNS)
• E Kelurahan : 30
Kelurahan
• E Arsip : 5 Pemkot
• E PBB & E PTSP :
Development
• E-Procurement :
731 instansi
3
Indonesia Broadband
Network (IBN)
Integrated Cloud and
Data Center
- FO (68K KM), IP Core (≤30 Node), Metro Ethernet (5K GBPS)
- BB Access (8.6 Juta home pass), Wifi.id (75.2K AP), Node B Tsel (5.2K Node)
• IMS License (4.8 Juta SSL), Data Center (32.5K Sqm)
• Data Center & Cloud Computing Management
(4 RS/Asuransi)
• E Pharmacy : 100 Apotek
• E-Commerce :
US$ 776 juta (28,6
juta transaksi)
• Transaksi e-money
: Rp 8.7 Milyar
perhari
mobile indonesia
:US$ 70 juta
• Venture Capital :
60
• Inkubator TIK :
20
731 instansi
terlayani
• computer assisted
test (CAT) : 70
instansi
ICT Infrastructure
1
2
Sumber : diolah dari berbagai sumber
RENCANA PITA LEBAR
Peraturan Presiden No. 96 Tahun 2014
tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019Konsep dan rencana pembangunan akses internet berkecepatan tinggi (broadband)
Indonesia.
4
DAMPAK IMPLEMENTASI BROADBAND
Tanpa Broadband Dengan Broadband
Politik• Birokrasi yang berbelit
• Tidak terintegrasi
• Kurang transparan
• Kurang demokratis
• Penerimaan dan penyampaian aspirasi
masyarakat secara cepat dan tepat
• Terintegrasi
• Lebih transparan
• Lebih demokratis
Ekonomi
• Pertumbuhan rendah (prediksi 2017 sebesar
5,8%)
• Pengangguran tinggi (prediksi mencapai 9%
tahun 2017)
• Pertumbuhan dapat mencapai 7,38% - 8,2%
tahun 2017
• Pengangguran 2,3% (jika tahun 2017
penetrasi broadband 60%)
5
Ekonomi tahun 2017)
• Inflasi relatif tinggi
• Ekonomi dan lingkungan kurang sustainable
penetrasi broadband 60%)
• Inflasi lebih rendah
• Ekonomi dan lingkungan lebih sustainable
Sosial• Lebih mudah terpecah belah
• Interaksi sosial yang tradisional memerlukan
upaya besar
• Keterpaduan sosial lebih tinggi
• Interaksi sosial yang lebih efisien melalui IT
Budaya• Pelestarian dan interaksi budaya kurang
• Kurangnya pengenalan dan penghargaan
budaya nasional
• Pelestarian dan interaksi budaya tinggi
• Akses informasi budaya mudah, pengenalan
dan penghargaan budaya tinggi
Iptek• Mengandalkan produk asing
• Kurang berkembang
• Lebih berkembang secara lokal
• Budaya inovasi di masyarakat
• Pertumbuhan teknologi nasional
PILOT PROJECT KOTA / KABUPATEN
Tahapan selanjutnya dari Perpres No. 96 Tahun 2014 adalah
IMPLEMENTASI, di level pusat hingga ke daerah. Perlu dirumuskan
model impelentasi terbaik, terutama di daerah.
Untuk itu, DETIKNAS sedang melaksanakan Pilot Project Implementasibroadband dan pemanfaataannya di level pengguna terbawah, yaitu di
6
broadband dan pemanfaataannya di level pengguna terbawah, yaitu di
level masyarakat Kota / Kabupaten, mencakup semua unsur:
Pemerintah, Bisnis, Akademia, Komunitas (ABCG).
Pilot project diharapkan dapat menjadi MODEL pengembangan dan
pemanfaatan TIK / broadband untuk meningkatkan layanan publik,
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
PILOT PROJECT KOTA / KABUPATEN
7
PILOT PROJECT dilakukan di 6 (enam) kota / kabupaten di Indonesia:
Kota Pekalongan (Jateng), Kab. Banyuwangi (Jatim), Kab. Banyuasin
(Sumsel), Kab. Jembrana (Bali), Kota Balikpapan (Kaltim), Kab.
Minahasa Utara (Sulsel).
FASE PILOT PROJECT
FASE IFASE I
• Feasibility Study & PenyusunanRoadmap
FASE IIFASE II
• IMPLEMENTASI
• Dijalankandengan pola
8
• Termasuk skemapembiayaan danmodel bisnis.
• Dilakukanpemetaanlangsung kelapangan.
dengan polaPublic Private Partnership
• Secaraberkelanjutandievaluasidampak yang dihasilkan
FEASIBILITY STUDY & ROADMAP
� Survei Langsung, kepada empat pihak: bupati / walikota, technical
stakeholders terkait, Dinas atau SKPD terkait, institusi terkait yang
memberikan layanan langsung kepada masyarakat (citizen facing
institutions), seperti sekolah, kantor pos, warnet, UKM, community
center, dll
� Kajian akan memetakan kondisi ekosistem broadband yang ada saat
9
� Kajian akan memetakan kondisi ekosistem broadband yang ada saat
ini di tiap kota / kabupaten, dalam lima aspek: a. Teknologi, b.
Public policy, c. Manajemen, d. Finance, e. Ethics.
� Rekomendasi capacity building yang perlu dilakukan untuk tiap kota
/ kabupaten.
� Hasil dari fase ini adalah Rencana Kerja Implementasi Broadband
(Roadmap) untuk tiap kota / kabupaten yang akan menjadi acuan
untuk fase selanjutnya (fase implementasi).
IMPLEMENTASI
� Pada Tahap Kedua, pilot project memasuki tahap implementasi
atas Rencana Kerja yang telah disusun dari hasil Feasibility Study di
Tahap Pertama.
� Proses implementasi akan dipimpin oleh Pemerintah Kota /
Kabupaten masing-masing dengan asistensi DETIKNAS.
10
Kabupaten masing-masing dengan asistensi DETIKNAS.
� Implementasi akan dimulai pada awal tahun 2015 dengan prioritas
skema pembiayaan berupa Public Private Partnership.
� Dari tahap implementasi ini diharapkan pemanfaatan broadband
semakin optimal pada semua sektor di masing-masing kota /
kabupaten dan keenam kota / kabupaten terpilih dapat menjadi
model pengembangan broadband untuk kota / kabupaten lainnya.
IMPLEMENTASI LEBIH LUAS
11
6
Terima KasihTerima KasihTerima KasihTerima Kasih
12