Click here to load reader
Upload
lie-chung-yen
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/14/2019 Devosi Hati Yesus Yang Maha Kudus: menurut Injil Yohanes
http://slidepdf.com/reader/full/devosi-hati-yesus-yang-maha-kudus-menurut-injil-yohanes 1/1
DEVOSI PADA HATI YESUS YANG MAHA KUDUS
"Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam" (Yoh 19:31-37)
Beberapa pokok pendalaman berdasarkan Injil Yohanes
00. Teks Yoh 19:31-37 dianggap teks biblis terpenting yang menjadi dasar devosi Hati Kudus
Yesus. Kesulitan: istilah "hati" tak disebutkan di situ, lambung tertikam (air dan darah)
hanyalah simbol meski amat kaya, suatu peristiwa sesudah Yesus wafat.
01. Fokus perlu diarahkan pada "hati yang hidup" selagi Yesus masih tinggal di bumi: yaitu
"dimensi interior" Yesus dalam karya-Nya. Keuntungan: "hati" bukan lagi simbol abstrak di
luar ruang dan waktu, tapi "hati yang hidup", yaitu keterarahan hidup Yesus (intensionalitas)
pada Bapa dan sesama, kesadaran manusiawi Yesus. Yang dipakai bukan kardia (jantung,
hati), tapi koilia (perut, rahim, bagian terdalam manusia) (Yoh 7:38).
02. Jalan masuk ke "dimensi interior" Yesus: lewat pendalaman terhadap tokoh Yesussebagaimana ditampilkan oleh masing-masing Penginjil. Teks Yoh 19:31-37 perlu dipahami
dalam konteks Injil Yoh. Ada minimal tiga aspek interioritas Yesus, yaitu:
02.1. Kesadaran diri bahwa "berasal dari & terarah pada Bapa" (Yoh 16:28): bersatu dengan
Bapa (Yoh 10:30; bdk. 17:11, 22; Yoh 14:11; bdk. 10:38; 17:21, 23) khususnya dalam
kehendak/cinta (Yoh 4:34; 5:30; 8:29) dan dalam pengenalan pribadi (Yoh 7:29; bdk. 8:55;
17:25).
02.2. Kesadaran diri bahwa "diutus oleh Bapa" (Yoh 7:28; bdk. 9:4) dalam Perutusan demi Cinta
(Yoh 3:16) sampai sehabis-habisnya (Yoh 13:1; bdk. 19:28, 30).
02.3. Kesadaran diri bahwa ditugaskan untuk "mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak
Allah yang tercerai-berai" (Yoh 11:52) justru dari atas kayu salib (Yoh 3:14-15; 12:32).
03. Lewat narasi, Yoh mengikutsertakan pembaca dalam kesadaran diri Yesus itu, lewat minimal
tiga aspek narasi, yaitu:
03.1. Alur ( plot ) kisah yang sudah sejak awal terarah pada "saat Yesus" (Yoh 2:4; bdk. 7:30;
8:20; 12:27; 13:1), yaitu terarah pada Paska Yesus (lih. ungkapan "dekat Paskah" 2:13; 6:4;
11:55), saat ditinggikan sebagai Anak Domba yang memancarkan Hidup Baru bagi
pembaca (bdk. Yoh 7:38; Yes 44:3; Yeh 47:1-12; Why 22:1; Zak 14:8; 1 Kor 10:4).
03.2. Tokoh anonim misterius, Murid yang Dikasihi, yang hadir sejak awal (Yoh 1:40) sampai
ke "saat Yesus" (Yoh 13:23; 18:15; 19:26-27; 20:2; 21:20), dia yang "memandang" dan
"memberi kesaksian" (Yoh 19:35; 21:24). Erat hubungannya dengan MD ini adalah:
03.3. Metafor "berbaring pada dada" (antara Bapa dan Putera, Yoh 1:18, serta antara Yesus dan
MD, Yoh 13:23; 21:20), simbolisme "lambung tertikam yang keluar darah dan air" (Yoh
19:34) yang dihubungkan dengan metafor "saat" "perempuan yang melahirkan" (Yoh
16:21), pengangkatan sejak "saat itu" menjadi "anak ibu Yesus" atau adik Yesus (Yoh
19:26-27).
04. Ringkasnya: pembaca diikutsertakan dalam Keputraan Ilahi Yesus: telah "dilahirkan dariatas" (Yoh 3:3), seakan dari dalam "lambung Yesus" sendiri sebagai anak-anak Allah yang
dilahirkan bukan dari "darah" (Yoh 1:13), tetapi dari "air dan Roh" (Yoh 3:5; bdk. "dari
Roh", Yoh 3:8) dan karena itu memiliki Hidup Kekal/Hidup Ilahi (Yoh 17:3; bdk. 20:31).
Dari dalam dirinya memancar pula air hidup bagi sesamanya (Yoh 4:14; bdk. 7:37-39).
Martin Suhartono, S.J.
(Ceramah pada para frater SCJ, Yogyakarta, 13 Juni 99)