Upload
dangdiep
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
1
Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-LB/VII/2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7
MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2016-2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
I. KETERANGAN
1. Hari : Kamis
2. Tanggal : 6 Juli 2017
3. Waktu : 13.42 WIB – 15.10 WIB
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Sidang : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI)
2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si
(Wakil Ketua DPD RI)
3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal
DPD RI)
2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Plt. Wakil Sekretaris
Jenderal DPD RI)
7. Panitera : Ir. Sefti Ramsiaty, M.M. (Kepala Biro Persidangan I)
8. Acara : 1. Pengambilan putusan dan pertimbangan DPD terhadap
kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan
fiskal serta dana transfer ke daerah dalam Rancangan
Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2018.
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
2
II. JALANNYA SIDANG:
PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Sebelum mulai Sidang Paripurna Indonesia, Paripurna Dewan Perwakilan Daerah
marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD serta
seluruh hadirin di mohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA: PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Di sanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
SIDANG DIBUKA PUKUL 13.42 WIB
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
3
PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)
Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal sampai
saat ini masih 56 orang maka rapat diskors selama 5 menit.
KETOK 1X
KETOK 1X
Masih baru 60 kurang 3 orang jadi saya skors lagi 5 menit.
KETOK 1X
Iya bu selamat datang. Skors saya cabut.
KETOK 1X
Sidang dapat kita mulai. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim Sidang
Paripurna Luar Bisa ke-7 Dewan Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka
untuk umum.
KETOK 1X
Pak anu pimpin rapat, Pak Wakil Ketua suara saya kurang.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Sidang dewan yang mulia.
Sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini mempunyai agenda pokok yaitu
pengambilan putusan dan pengesahan pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi
makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke daerah dalam Rancangan
Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2018.
Sidang dewan yang mulia.
Mengawali Sidang Paripurna ini mari kita dalam suasana keberkahan di bulan Syawal
kami selaku Pimpinan DPD RI dan juga atas nama pribadi mengucapkan Selamat Idul Fitri
1438 Hijriyah minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita senantiasa
SKORS DICABUT PUKUL 13.52 WIB
SIDANG DISKORS PUKUL 13.47 WIB
SIDANG DISKORS PUKUL 13.52 WIB
SKORS DICABUT PUKUL 13.55 WIB
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
4
dalam lindungan Allah SWT dan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
konstitusional ke depan dapat kita lakukan dengan hati yang lebih bersih.
Sidang dewan yang mulia.
Alasan Sidang Paripurna kali ini dilaksanakan sebagai tindaklanjut atas surat
Pimpinan Komite IV Tanggal 7 Juni 2017 perihal permohonan pelaksanaan Sidang Paripurna
Luar Biasa untuk pengambilan putusan dan pengesahan pertimbangan DPD RI terhadap
kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke daerah
dalam RUU APBN Tahun Anggaran 2018. Hal ini mendesak untuk segera diputuskan
mengingat dalam waktu dekat DPR RI akan memutuskan rancangan undang-undang tersebut.
Sebagaimana amanat Pasal 71 huruf D dan Pasal 248 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2014 tentang MD3, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2014 dan peraturan DPD RI Nomor 4 Tahun 2016 tentang pedoman pelaksanaan
pemberian pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang APBN. Dalam
memutuskan Rancangan Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2018. DPD RI perlu
memperhatikan mempertimbangkan, memperhatikan pertimbangan DPD RI.
Untuk itu pada kesempatan ini kami persilakan kepada Pimpinan Komite IV untuk
menyampaikan laporannya, dipersilakan.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA KOMITE IV DPD RI)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang. Salam sejahtera untuk kita sekalian.
Om swastiastu.
Yang kami hormati, kami banggakan Bapak Ketua DPD RI Pimpinan Sidang, Bapak
Wakil Ketua, Ibu Wakil Ketua DPD RI.
Bapak, ibu para anggota DPD RI yang kami muliakan.
Sesjen serta seluruh jajaran hadirin hadirat yang sama-sama kami hormati.
Alhamdulillah wa syukurillah, Komite IV pada kesempatan ini mengedepankan
pertama ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah kepada Bapak-bapak, Ibu yang
melaksanakannya mohon maaf lahir dan batin dan yang melaksanakan puasa syawal selamat
juga. Pak Ketua, Pak Rachmi itu 9 hari syawalnya bukan lagi syawalnya 6 hari.
Yang saya hormati sekali lagi Bapak Ketua dan hadirin sekalian.
Laporan Ketua Komite IV ini disampaikan kepada bapak, ibu semua dalam di tangan
kita semua sudah ada, kemudian ditayangkan lagi di layar sehingga saya hanya akan
mengantarkan pokok-pokoknya, tidak saya bacakan lengkap selain karena halamannya
panjang dan juga sudah ada di tangan kita semua.
Dipendahuluan tentu saja sebagaimana biasanya berdasarkan kepada konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang MD3, Tata Tertib DPD RI Nomor 4 Tahun
2017. Saya informasikan bahwa Komite IV menyusun laporan ini setelah finalisasi selama 2
hari di sebuah hotel dengan tingkat kehadiran anggota Komite IV 85%. Jadi kalau kehadiran
rapat Ketua Anggota Komite IV itu ini yang terbaik dari semua lembaga yang ada di dunia.
Terima kasih kepada teman-teman semua Komite IV.
Selanjutnya, pertimbangan DPD RI terhadap asumsi ekonomi makro tahun 2018
sebagaimana table yang ada yang urai dalam setiap poin. Pertumbuhan ekonomi yang
diasumsikan oleh pemerintah tahun 2018 itu adalah 5,4 sampai 5,6%. Pembahasan terakhir di
Banggar DPR berkisar 5,2 sampai dengan 5,6. DPD RI di Komite IV kami bersepakat
memberi pertimbangan dengan 5,30% dengan berbagai kajian dan berbagai analisis antara
lain asumsi pertumbuhan ekonomi ini didasarkan pada perkembangan perekonomian global,
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
5
penguatan konsumsi masyarakat serta meningkatnya rencana investasi pemerintah pada tahun
2018 dan seterusnya.
Kedua inflasi ditetapkan sebesar 4&% yang oleh pemerintah diasumsikan 2018 inflasi
itu berkisar pada 2,5 sampai 4,5%. Pertimbangan Komite IV dan DPD nanti dengan 4%
dilatarbelakangi antara lain meningkatnya konsumsi masyarakat serta membaiknya harga
komoditas pada tahun 2018 dan yang lainnya di sini adalah peran tim pengendalian inflasi di
daerah yang terus menerus diperkuat oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten kota. Yang ketiga, jadi harap turun terus.
Yang ketiga adalah nilai tukar rupiah tahun 2018 diperkirakan pada kisaran 13.500
sampai dengan 13.800 per-dollar US karena masih menghadapi tekanan. Oleh karena itu
DPD RI menyimpulkan untuk memberi pertimbangan sebesar 13.300 rupiah dengan berbagai
argumen.
Poin empat, perkembangan ekonomi tahun 2014-2016 serta mencermati kondisi
faktor-faktor yang berpengaruh pada tahun 2018 maka tingkat suku bunga SPN tahun 2018
diperkirakan sebesar 4,8 sampai 5,6%. DPD RI berpendapat dengan memberi pertimbangan
itu sebesar 5% disebabkan, atau alasannya adalah nilai tukar rupiah yang masih relatif stabil
serta kondisi perbaikan ekonomi global yang mendorong kebijakan moneter cenderung
moderat.
Kelima pada tahun 2018 diperkirakan harga minyak rata-rata pada kisaran 45 sampai
55 dolar per barel US. DPD memberi pertimbangan sama dengan ini dengan berbagai
pandangan asumsi harga minyak pada tahun 2018 besar 50 per barel mengingat
meningkatnya permintaan minyak dunia dan seterusnya.
Poin enam, pada tahun 2018 lifthing minyak diperkirakan 771 sampai 815.000 barel
perhari dan seterusnya ini kami memberi pertimbangan sebesar 750.000 per barel perhari
dengan berbagai asumsi pertimbangan yang kami susun ada 1, 2, 3.
Poin tujuh, pengentasan kemiskinan pada tahun 2018 sebesar rencana pemerintah 9,5
sampai 10%. DPD RI berpandangan dengan pertimbangan, berpandangan 9,01% mengingat
budaya beli kelompok miskin tidak banyak mengalami perubahan karena upah rendah dan
sektor pertanian perusahaan. Antara lain yang mendorong optimis terjadinya pengentasan
kemiskinan yang lebih baik ini karena pengentasan kemiskinan masih perlu lakukan secara
terintegrasi antara upaya pemerintah pusat dan pemerintan daerah dengan berbasis wilayah
pertanian dan pedesaan dan seterusnya berbagai pertimbangan.
Kedelapan adalah sasaran pengurangan tingkat pengangguran tahun 2018 sebesar 5,3
sampai 5,5%. Komite IV berpandangan target pengangguran, dengan tingkat pengangguran
tahun 2018 sebesar 5,26% disebabkan jadi lebih rendah target kita disebabkan karena
membaiknya perekonomian domestik, serta investasi swasta disektor jasa, dan perdagangan,
dan industri semakin baik dan seterusnya.
Poin sembilan adalah penurunan tingkat kesenjangan atau generasio sebesar 0,38%,
sependapat kita karena memang masih terdapat gap antara provinsi dan antar kabupaten
dengan berbagai pertimbangan 1, 2, 3 dan 4.
Poin C, pertimbangan DPD RI atas kebijakan fiskal tahun 2018. Satu pendapatan
negara tahun 2018-2021 diperkirakan terus meningkat. Peningkatan tersebut dikontribusi oleh
penerimaan perpajakan dengan rasio pajak terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar
11-12%. DPD RI berpandangan, berpendapat bahwa untuk mencapai target tersebut
pemerintah perlu mendorong kebijakan tarif cukai menengah dan memperluas barang kena
cukai seperti minuman berkarbonasi, plastik, bakar minyak, dan seterusnya.
Poin dua, PNBP ditargetkan pada tahun 2018 sebesar 1,8-2,0% pertumbuhannya dari
GDP. PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) diperkirakan sebesar 274,94 triliun dan
seterusnya berbagi argumen disana. Kemudian dikebijakan belanja negara dalam 5 tahun
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
6
terakhir anggaran belanja negara mengalami kenaikan signifikan porsi belanja kementerian
dan lembaga dalam 5 tahun terakhir secara rata-rata sebesar 35,5%. Belanja non kementerian
dan lembaga sebesar 30,8 % dan transfer ke daerah dan dana desa rata-rata 33,7% dalam 3
tahun terakhir terutama dana desa 3 tahun terakhir. DPD RI berpandangan pemerintah perlu
meningkatkan kualitas belanja dan memperioritaskan belanja produktif. Belanja negara harus
bersinergi dengan belanja daerah melalui program perlindungan sosial antara lain disini
maksudnya melalui program perlindungan sosial, penajaman bantuan sosial yang dapat
memberikan multipilar yang besar terhadap daerah.
Keempat adalah kebijakan Dana Bagi Hasil atau DBH. Kebijakan DBH pada tahun
2018 antara lain meningkatkan kualitas pengelolaan DBH, membagi penerimaan PBB bagian
pusat sebesar 10% secara merata keseluruh kabupaten/kota dan menambah cakupan DBH
PBB termaksud sektor lainnya yaitu PBB perikanan dan PBB atas kabel bawah laut serta
menghilangkan air market 0,5% dari DBH gas, minyak, bumi untuk bidang pendidikan.
Terkait dengan kebijakan ini DPD memberi pertimbangan, berpandangan pemerintah perlu
mempertimbangkan indikator kinerja membagi penerimaan PBB bagian dari pusat misalnya
tingkat kemiskinan, luas wilayah dan seterusnya ini ada beberapa pandangan disana.
Poin lima ini yang perlu saya pertegas, kebijakan Dana Alokasi Umum atau DAU.
Kebijakan DAU tahun 2018 diperkirakan alokasinya akan meningkat namun Pagu DAU tidak
bersifat final. Saya mohon maaf menjelaskan sedikit ini supaya ada kesepahaman kita jangan
sampai yang belum membaca baik-baik Undang-Undang APBN Tahun 2017. Yang pertama
kali dalam sejarah APBN itu tidak bersifat final, tidak bersifat final. Itu pertama kali dalam
sejarah pemerintahan Indonesia artinya apabila pendapatan neto negara meningkat maka
DAU yang diterima provinsi dan kabupaten/kota juga meningkat apabila pendapatan negara
turun maka DAU provinsi maupun kabupaten/kota juga akan turun. Seperti yang nanti kami
akan kaji lagi di Komite IV untuk pertimbangan di APBN-P tahun 2017 sudah ada
kecenderungan akan turun karena penerimaan negara netto kita dalam semester pertama
sampai juni itu tidak mencapai target lebih dari 50 triliun ada kemungkinan DAU akan turun
1 – 4 persen ada kemungkinan. DPD RI berpandangan bahwa kebijakan Pagu DAU harus
bersifat final jadi mohon maaf sekali pun dalam Undang-Undang perimbangan keuangan ini
tidak diatur tetapi inilah sikap subjektif kami di Komite IV dan kita bahwa bukan kita tidak
memahami peraturan perundang-undangan tetapi sikap kita untuk atas nama daerah kita
masing-masing, atas nama NKRI kita berharap sifat final. DPD berpandangan bahwa
kebijakan Pagu DAU bersifat final hari ini berdasarkan hari pertama peningkatan Pagu DAU
disebabkan oleh peningkatan penerimaan negara hal ini dimaksudkan untuk memberi
kepastian bagi daerah. Kedua, dengan Pagu DAU yang bersifat final pemerintah dapat,
sebenarnya pemerintah dapat mengurangi alokasi anggaran yang lain tanpa mengurangi
alokasi DAU. Ketiga, Pagu Dana Alokasi Umum bersifat final akan dapat menjamin
akuntabilitas dan kepastian APBD bahkan dapat menjamin akuntabilitas kepastian APBD
desa mengingat dalam Pagu Dana Alokasi Umum kabupaten/kota, kabupaten terdapat 10
persen porsi dana Alokasi Dana Desa atau ADD yang menjadi bagian dari APBD desa.
Poin enam, kebijakan dana alokasi khusus terkait dengan kebijakan dana DPD RI
berpandangan bahwa jenis dan bidang DAK fisik perlu reformasi ulang agar sesuai dengan
kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah atau RPJMN sehingga setiap tahun tidak
perlu ada berbagai perubahan. Pemerintah daerah sepenuhnya dilibatkan dalam pengawasan
DAK arfirmatif dan ketiga mekanisme pertimbangan atas kebijakan DAK agar lebih rinci
dalam waktu yang relatif lebih cepat daripada bulan mei, juni setiap tahunnya.
Tujuh, kalau DAK ini kami tidak jelaskan panjang justru disemua komite ini leading-
nya ini DAK ini. Tujuh, kebijakan dana desa. Kebijakan dana desa tahun 2018 yaitu
meningkatkan anggaran dana desa hingga 10% dari dan di luar dana transfer ke daerah untuk
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
7
memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, tahun-tahun
sebelumnya belum sesuai belum sampai 10% penyempurnaan formula alokasi dana desa dan
menyempurnakan kebijakan pengalokasian dana desa dengan tetap memperhatikan aspek
pemerataan dan keadilan. DPD RI berpandangan, 1) pengalokasian dana desa dalam tahun
APBN 2018 harusnya konsisten dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang desa yaitu 10% dari dan di luar dana transfer ke daerah dan menurut perhitungan
komite IV DPD RI sekurang-kurangnya 82,81 triliun rupiah dana desa dari APBN, untuk
diketahui tahun 2017 ini 60 triliun, tahun 2016, 40 triliun dan tahun 2015 20 triliun lebih. 2)
Pemerintah perlu menyempurnakan formula alokasi dasar dana desa dan alokasi, alokasi dana
desa dengan memperbesar alokasi formula dan menentukan bobot yang ideal pada alokasi
formula dari aspek jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, indeks kesulitan
geografis sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dengan tetap memperhatikan
aspek pemerataan dan keadilan. 3) Struktur dan format APBD Desa perlu disederhanakan
sehingga penggunaan anggaran dana desa lebih besar ditujukan pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan dibandingkan dengan alokasi
anggaran untuk infrastruktur. 8) Kebijakan dana insentif daerah atau DID, kebijakan DID
tahun 2018 antara lain penguatan peran DID sebagai instrument insentif dalam system
transfer ke daerah, meningkatkan PAGU angaran DID, mengalokasikan DID kepada
provinsi, kabupaten dan kota berdasarkan kriteria utama dengan kategori kinerja, penggunaan
DID disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas daerah. DPD RI berpandangan pemerintah
perlu menetapkan PAGU DID yang tepat sasaran dan dapat dikelola secara objektif. Ini ada
kata objektif karena terkadang kabupaten/ kota mempertanyakan apa kriteria yang pasti untuk
menentukan DID tiap kabupaten atau provinsi yang kriterianya 22 indikator dan variable
sesuai dengan peraturan menteri keuangan. 2) Besaran PAGU anggaran DID tidak harus
bertambah tiap tahun, penetapan PAGU anggaran yang besarnya bertambah tiap tahun dapat
mengurangi kepastian PAGU anggaran dana transfer yang lain dan seterusnya. 9) Kebijakan,
defisit dan pembiayaan, ini bisa di dan seterusnya.
Poin d) Penguatan anggaran prioritas guna mengefektifkan kebijakan dan program
pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan pemerintah perlu memperkuat alokasi
anggaran untuk program-program prioritas yang terdiri atas infrastruktur, pendidikan,
kesehatan. Dan poin e) adalah belanja kementerian dan lembaga jalan terus saja. f) penutup.
Kemudian ada lampiran tabel pada kita semua, ini sengaja kami punya tim kajian anggaran
(BO) melampirkan ini untuk memperlihatkan posisi daerah-daerah di dalam kerangka makro
nasional terutama di APBN, laju pertumbuhan ekonomi provinsi tahun 2018, kemudian target
pengangguran tahun 2017, kemudian target kemiskinan tahun 2017, target kesenjangan
Generatio tahun 2017 dan IPM provinsi tahun 2017.
Bapak Ketua, Bapak Wakil Ketua, Ibu Wakil Ketua dan bapak, ibu hadirin sekalian.
Ini adalah pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-
pokok kebijakan fiskal. Jadi memang sifatnya seperti umum. Pada Paripurna yang lalu kami
juga sudah mengajukan, kita juga sudah menyampaikan pokok-pokok pikiran terhadap
penyusunan RKP dan Insya Allah kedepan kita akan mengajukan pertimbangan lagi
pertimbangan terhadap RAPBN 2018. Ini adalah mengantar kepada RAPBN 2018, karena itu
kalau ada yang mempertanyakan mengapa agak umum karena memang ini adalah pokok-
pokok kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal RAPBN 2018.
Sebelum saya tutup Bapak Ketua, sebenarnya ini agak intern tapi perlu kami
kemukakan di forum, semua ini kita lakukan di Komite IV dan DPD karena sesuai dengan
konstitusi, sesuai dengan Undang-Undang MD3 dan tata tertib DPD RI kalau kita mau
melihat secara administratif sesungguhnya tidak ada surat resmi dari DPR dan pemerintah
untuk meminta pertimbangan padahal diatur dalam Undang-Undang MD3 bahwa harus kita
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
8
memberikan pertimbangan terhadap RAPBN pada semua tahapan. Ini perlu kami kemukakan
kami sudah cek di sekretariat termasuk sekarang ini yang sudah kami dapatkan dokumennya
yaitu APBN-P 2017 dan buku, nota, dan buku RUU pertanggungjawaban APBN. Jadi kita
hanya diberikan selalu bukunya dalam bentuk pengantar dari Kementerian Keuangan.
Sementara RUU manapun yang lain selalu presiden mengirim surat kepada DPR tembusan
kepada DPD. Ini terjadi 2 tahun, kurang lebih 2 tahun terakhir pak tapi kan kita, kami selama
ini tidak pernah mengungkap itu karena itu adalah kewajiban kita diminta atau tidak diminta
adalah kewajiban secara konstitusi secara Undang-Undang MD3 dan tata tertib untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut. Dan karena itu saya rasa hormat kepada teman-teman di
Komite IV, Pimpinan Komite I, II dan III, dengan tim anggarannya yang sangat efektif
bersama kami semua.
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian ini. Sekali lagi pada pimpinan
terima kasih, saya tutup dengan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Ketua Komite IV.
PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, MBA (SULSEL)
Pimpinan, 103 Sulsel.
PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, SH (KEP. RIAU)
B-39.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Masih itu.
PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, MBA (SULSEL)
Terima kasih pimpinan.
Mendengarkan laporan pertimbangan Komite IV untuk APBN 2018, saya teringat 7
tahun terakhir hampir sama formatnya tidak pernah berubah, apa yang terjadi di DPR juga
tidak pernah pertimbangan kita menjadi bahan pertimbangan DPR. Oleh karena itu hampir
setiap tahun setiap pertimbangan seperti ini saya mengusulkan agar pertimbangan ekonomi
makro itu dibarengi dengan pendapat DPD, pendapat DPD tidak masuk lagi pada ekonomi
makro tetapi langsung masuk apa kebutuhan daerah kita masing-masing yang dijaring
berdasarkan Musrembang, Musrembang Kab, Musrembang Prov sampai Musrembang Nas,
yang besar-besar. Jadi tidak lagi kita hanya berasumsi dan memberikan pendapat yang verbal
tapi kita sudah masuk pada kepentingan kita daerah masing-masing sesuai aspirasi yang kita
dapatkan di saat kita melaksanakan reses.
Terima kasih pimpinan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
9
PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (KEP. RIAU)
Pimpinan, B-39.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (KEP. RIAU)
Terima kasih Pimpinan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Pertama-tama secara pribadi kami mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri, mohon
maaf lahir dan batin buat Pimpinan dan seluruh rekan-rekan DPD RI.
Yang kedua, saya juga mengapresiasi Komite IV yang telah bersusah payah untuk
menyelesaikan tanggung jawabnya, apalagi 85% hadir pada saat itu. Pimpinan seandainya
ada award, saya yang nomor 1 mendukung untuk berikan award untuk Komite IV. Tepuk
tangan dulu untuk Komite IV. Tetapi disela-sela dukungan kita, tapi ada beberapa hal yang
perlu saya sampaikan juga sama seperti Pak Bahar Ngitung. Bahwasanya ini biasa-biasa saja,
mohon maaf, kenapa biasa-biasa saja?
Saya contohkan pada halaman 64 butir 6 Ayat (2), pemerintah harus mengoptimalkan
perolehan dari sumur minyak yang sudah ada, peningkatan kapasitas produksi, percepatan
produksi pada sumur-sumur minyak yang baru, membangun infrastruktur gas. Ini yang lalu
juga sudah ada Pak, jadi kelihatannya tidak ada terobosan.
Yang lain lagi pada halaman 6, Ayat (3) butir 1 pemerintah perlu meningkatkan
kualitas belanja dan prioritaskan belanja produkif. Nah, jadi sama seperti yang lalu semua.
Menurut saya ini harus ada terobosan, terobosan yang pertama usul saya begini, tadi sudah
dilaporkan oleh Pak Ketua Komite IV tidak ada undangan, kalau tidak ada undangan untuk
memberikan pertimbangan alangkah baiknya kita juga tidak usah memberikan pertimbangan,
ini Paripurna usul saya seprti itu Pak. Walaupun disebut sebagai kewajiban tetapi kewajiban
kan harus ada tata kramanya, harus ada katakanlah semacam etikanya, disurati lagi kepada
kita baru kita memberikan pertimbangan. Jadi kalau menurut saya terlampau baik ini Pak
Ajiep untuk Komite IV makanya saya salut untuk bisa dapatkan award.
Yang terakhir, terobosan yang saya maksud, disini tidak ada jelas dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2014, ini jelas untuk menguntungkan provinsi kepulauan, mohon
maaf Pak dari Maluku, mohon maaf dan ini sudah perjuangan kita dulunya hingga kita bisa
dapat DAU yang lebih besar. Ini yang harus diperjuangkan untuk Komite IV, apa itu? Pada
Pasal 15 Ayat (4) demikian bunyinya: untuk menjadikan kelautan sebagai basis
pembangunan ekonomi bangsa, sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) pemerintah wajib,
sekali lagi saya baca, pemerintah wajib menyertakan luas wilayah laut sebagai dasar
pengalokasian anggaran pembangunan kelautan.
Jadi yang tadinya kita hanya dapat sekian persen, dengan adanya ini, ini, perjuangan
kita dulu tahun 2014 dan undang-undang ini adalah satu-satunya yang gol pada waktu itu,
dan ini telah gol, nah Komite IV, kenapa enggak diperjuangkan tentang ini? Kalau ada yang
diperjuangkan, saya minta supaya dibuat di sini, supaya kita pun bisa menyampaikan kepada
provinsi kelautan secara khusus ada 7, nah ini loh perjuangan dari DPD itu sendiri.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
10
Nah, ini saya minta penjelasan tentang ini, apakah sudah di perjuangkan atau belum,
kalau sudah saya ucapkan terima kasih, tapi mohon supaya dimuat didalam laporan ini.
Sekian, terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, biar, biar tidak menumpuk Pak. Apa masih berkaitan dengan ini?
PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JABAR)
Iya masih mau menanggapi Pak, saya menanggapi dari yang disampaikan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Iya silakan.
PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JABAR)
Terima kasih bapak Pimpinan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya langsung saja bapak-bapak sekalian, ini sudah berulangkali juga.
PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)
Jauh dikit Pak, itu mic-nya, iya supaya kedengaran.
PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JABAR)
Iya jadi saya ini, kita ketika Komite IV menyampaikan pertimbangan untuk APBN,
selalu ada dari komite lain yang mengkritisi Pak, padahal ini sudah Paripurna, dan untuk
tempat mengkritisi sebetulnya kami Komite IV, sudah mengundang para tim anggaran
masing-masing komite, yang seharusnya, masing-masing komite itu membahasnya di komite
masing-masing, baik itu yang berkaitan dengan kepentingan daerahnya yang disampaikan
dalam Musrembang, ataupun yang berkaitan dengan kementerian dan lembaga KL. Sehingga
dengan demikian, tapi biasanya, biasanya, setiap kami mengundang itu yang datang mungkin,
malah ketua komitenya yang datang, dan ada juga yang datang tapi menyampaikan hanya
membawa aspirasi daerahnya, bukan aspirasi komite. Nah jadi dalam hal ini saya bertanya
malah sekarang, kenapa itu dipertanyakan di Paripurna ini? Seharusnya itu disampaikan pada
saat kita rapat tim anggaran, bahkan kami mengundang Bapak-Bapak para dan Ibu-Ibu
anggota tim anggaran masing-masing komite, ketika kita rapat dengan para menteri. Ya
dengan Menteri Keuangan, dengan Menteri Bapenas, tapi biasanya yang hadir hanya ya
beberapa orang saja.
Barangkali itu yang ingin saya sampaikan, maksud saya, saya tidak membela,
membela diri, tapi saya hanya ingin menyampaikan, bahwa tempat untuk mendiskusikan ini,
kami sudah membuka ruang, Komite IV sudah membuka ruang, hanya saja ini ruang itu tidak
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
11
dimanfaatkan oleh Bapak-Bapak khususnya tim anggaran. Apakah ada tim anggarannya di
tiap-tiap komite atau tidak, itu saya tidak tahu, terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Ketua, iya terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Ketua Komite I. Silakan.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Minal Aidin Wal Faizin, Pimpinan, Ketua, Ketua Wakil Ketua dan Bapak, ibu
sekalian, mohon maaf lahir batin atas salah khilaf selama setahun ini dan sebelumnya.
Bapak, ibu sekalian, apa yang di sampaikan oleh ketua Komite IV saya kira memang
ya harus seperti itu, ya, ruangnya adalah, ini kalau bicara ruang, ruangnya itu adalah
pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, suku bunga, harga minyak mentah, lifting, lifting
gas, itu aja ruangnya saya kira Pak Ajiep. Enggak ada yang lain, oleh karena itu mbok yo,
sampai lebaran kuda sekalipun, ya itu ruang yang disampaikan, kan begitu.
Jadi saya kira ketua kalau kemudian kita berpikir di luar itu, itu justru enggak, enggak
konstitusional gitu, karena judul sudah jelas ini kok, pertimbangan DPD terhadap kerangka
ekonomi makro, yaitu 7 poin itu, bukan yang lain-lain. Nah, karena itu, terhadap poin-poin
itu saya kira, saya ikut hadir, Pak Ajiep, ya, saya kencang kepada Ibu Sri Mulyani pada waktu
itu, ya, ya jadi Ibu Sri Mulyani pun soal dana desa, dana transfer saya sudah sampaikan. Jadi
ketua, mohon maaf, perlu saya katakan bahwa, kalau berbicara dana desa, yang paling salah
adalah pemerintah sendiri, saya bilang begitu, kenapa? Lihat Perpres 11, Perpres 12 Tahun
2016 mengenai Tupoksi Kemendagri dan Kemendes. Saya sampaikan kepada Bu Sri
Mulyani, pada pertemuan terakhir.
Jadi untuk menentukan beda pendapat DPD dengan yang lain, misalnya begini ya,
dalam APBN ditetapkan 4%, kemudian DPD berpendapat sekian persen, ini saya kira, ini
yang mesti apa, yang mesti dikaji oleh kita bersama. Kenapa kemudian DPD misalnya adalah
dalam hal pertumbuhan ekonomi ya 5,1 indikator apa yang dipertimbangkan oleh teman-
teman dari Komite IV? Jadi saya kira, usulan DPD dalam hal pertumbuhan ekonomi,
pemerintah misalnya adalah 5,2, DPD 5,3, inflasi 4,3, DPD 4,0, nilai tukar 13,400, 13,650,
kita 13,300. Jadi memutuskan menetapkan memberi pertimbangan sehingga pada ujungnya
adalah, coba kalau boleh dikolom tabel 1 itu, tampilkan itu, ya tabel 1, itu adalah sesuatu
yang logic, sesuai kerja keras dari teman-teman dari Komite IV dan juga teman-teman yang
lain. Coba itu, nah misalnya ini, bukan, tabel 1, tabel 1, halaman 2, ini wajib, kalau kita
bicara tabel, usulan DPD yang terakhir itulah sebetulnya yang kenapa kita kemudian berbeda
dengan, kolom sebelumnya 18 dan RAPBN 2017, APBN 2017, 4 kolom terakhir itu adalah
tempat dimana kita berdiskusi berdebat. 2017 5,1, RAPBNP 2017 5,2, kemudian itu KM dan
KF 2018 5,4 kenapa kemudian DPD 5,3? Ini saya kira ruang kita berdebat itu disitu, sehingga
ruangnya itu adalah 1 dengan poin 7, tadi saya sampaikan yang seperti apa adanya.
Lalu yang kedua Pak Ketua, saya kira kepemimpinan ini semakin kuat, jikalau
kemudian usulan Saudara Bahar tadi juga diapresiasi oleh kita. Jadi artinya bahwa, sungguh
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
12
pun diregulasi dalam undang-undang pasal di tentang DPD tidak mencantumkan hal itu, Pak
Bahar, saya kira sebagai sebuah ide harus dilakukan sehingga, Musrembang Prov,
Musrembang Kab, itu juga menjadi modal kita untuk melakukan perdebatan pembangunan
daerah. Jadi saya kira itu yang harus kita apresiasi dan kembali kepada reciprocal kita
sendiri, siapkah kita? Siapkah kita teman-teman dari masing provinsi itu kemudian
mengambil, mencoba, menelisik sampai bawah oleh Musrembang Kab, sampai kemudian
Musrembang Prov, ini saya kira menjadi persoalan yang, apa, menjadi persoalan kita
bersama. Sehingga ketua, saya memang sepakat bahwa apa yang sudah disampaikan oleh
Komite IV ini adalah bagi kami, bagi Komite I, bagi saya, ini adalah sudah take for granted
dan itu sudah menjadi proses akhir dari ujung perdebatan kita yang kalau saya salah Pak
Ajiep, itu kita 2 kali bicara ini, satu dengan Menteri Keuangan, satunya lagi adalah dengan
para Dirjen bagi yang hadir.
Saya kira demikian Ketua, terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Wa'alaikum salam.
Silakan Ketua Komite IV mungkin mau menanggapi.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Bapak Ketua, Pimpinan, hadirin sekalian, memang sebenarnya ada yang harus kita
ubah Pak. Pedoman pemberian pertimbangan DPD itu, selain karena Tatib acuannya sudah
berubah, saya kira tugas Komite IV, tugas kita nanti kedepan, kita ubah pedoman, pemberian
pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN, APBN, dan pertanggungjawaban APBN. Supaya
setiap kita sidangkan yang seperti ini, kami di Komite IV selalu mendapat pandangan, kenapa
begini, karena pedoman yang kita punya begitu, tapi bukan berarti tidak ada pendapat dan
sikap kita dalam sini yang bagi saya, yang malah dunia ilmu saya di sini berat Pak, membuat
angka 5,30 itu, kalau ada bapak-bapak yang mau mendalami kami akan memberikan bahan-
bahan dari kajian Budget Office dari pandangan para pakar untuk menentukan bagi DPD
5,30, dan seandainya ini yang dijadikan acuan pemerintah dan DPR maka pertumbuhan
ekonomi akan lebih optimis tahun depan, itu misalnya.
Jadi terima kasih, mohon Paripurna ini menyimpulkan agar pedoman penyusunan
pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN, kalau saya tidak salah ingat itu pedoman Nomor 5,
Keputusan DPD RI Nomor 5 Tahun 2015, tentang Pedoman Pemberian Pertimbangan
Terhadap APBN. Nah ini mohon dijadikan kesimpulan untuk kita tinjau, kita revisi kita
sempurnakan.
Yang kedua ini hanya klarifikasi kepada Pak Djasarmen terima kasih, hanya tidak
tertulis dalam kalimat itu Pak tapi kami bahas, kita bahas dan justru wilayah kelautan itu
betul-betul sudah menjadi perhatian pemerintah dalam pertimbangan DAU. Tapi bagi Komite
IV, tidak mengusulkan kalimat ini karena itu sudah disepakati. Ada justru kebijakan
pemerintah yang didukung oleh DPR yang kami sebut dengan DAU yang tidak bersifat final.
Ini yang bagi DPD, bagi kita anggota DPD ini pertaruhan sesungguhnya, pertaruhan.
Sekali lagi, jangan hadapkan dengan undang-undang, karena undang-undang memang tidak
ada kata final dan tidak final. Di Undang-Undang Perimbangan Keuangan dikatakan
pendapatan dana transfer daerah, dana alokasi umum dihitung dengan perkalian dengan
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
13
pendapatan netto negara, tidak ada kata persentase, tidak ada kata final, hanya persentase.
Kami dengan Komite IV dan teman-teman semua dan saya mohon, teman-teman kalau ke
daerah, dialog kalau dengan Pemda, semua Provinsi, Kabupaten berharap ini berkepastian
final. Itu mempengaruhi APBD Pak, sudah mau ditender belanja pembangunannya, belanja
ininya, ragu-ragu, karena menunggu dulu APBNP.
Taruhlah sekarang akan terjadi penerimaan, penurunan negara 1 sampai 4%, maka
DAU akan dipotong satu sampai empat persen. DPD-nya tidak, setjennya tetap. Ya jadi
bayangkan itu, misalkan kalau DPD tidak dipotong sementara kabupaten kota malah
kabupaten kota malah dipotong harusnya DPD dipotong saja demi DAU Kebupaten Kota
saya misalnya seperti itu Pak Bahar, ini demi kabupaten kota ya. Karena kalau dana alokasi
umum itu disitu sumber gaji, disitu operasional pemerintah kabupaten kota, provinsi, disitu
sumber dana, bahkan bagi sejumlah kabupaten kota dan provinsi yang mau pilkada tahun
2018, proses pengalokasian anggarannya itu adalah di tahun 2018 mulai, mohon maaf kalau
saya harus agak menambah komentarnya disitu, kenapa?
Saya memohon Pak Ketua kita semua berjuang betul agar tidak terjadi DAU yang
tidak berkepastian itu, Pak. Padahal banyak yang lain yang bisa digeser, DID itu 7,5 triliun
itu tidak pasti itu tergantung penafsiran 22 kriteria mau diberi angka berapa. Itulah yang
dapat, saya tidak mau katakan tergantung urusnya, mohon maaf. Saya kira itu komentar saya
terima kasih atas respon Bapak-Bapak semuanya dan sekali lagi Pak Ketua terima kasih, Pak
Pimpinan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Ketua Komite IV.
Sidang Dewan yang mulia, setelah kita bersama mendengar laporan pimpinan Komite
IV, walau ada masukan-masukan dari floor tetapi mekanisme sudah berjalan, kecuali ada
catatan satu bahwa aka ada pedoman usulan pedoman yang mempertimbangkan pedoman
yang baru, apakah kita dapat menyetujui pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi
makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke daerah dalam Rancanagan
Undang-Undang APBN, tahun anggaran 2018? Setuju?
KETOK 2X
Dengan telah disahkannya hasil, ya tepuk tangan untuk kita semua, dengan telah
disahkannya hasil pertimbangan DPD RI tersebut, diharapkan beberapa substansi yang
tercantum dalam pertimbangan DPD RI, dapat diakomodir dalam Rancangan Undang-
Undang APBN Tahun Anggaran 2018. Nah, sebelumnya saya bacakan ada sebuah info
penting yang tadi sudah berdua antara beliau disana itu, mungkin disana itu belum dengar.
Perlu saya sampaikan informasi yang juga sangat penting buat kita, yaitu bahwa anggaran
DPD RI, tahun anggaran 2017, sesuai Inpres yang sudah keluar Impres 4, 2017, pada
halaman 10, tahun anggaran APBN, DPD RI, tahun anggaran 2017, tidak termasuk yang
dipotong, ya. Artinya tetap pada pagu semula 958.774.583, jadi tetap, jadi semua kegiatan
yang diprogramkan tetap berjalan.
Ya, terima kasih Komite IV sudah lobi dan terima kasih juga Pak Ketua, ya karena
saya tahu apa yang diperbincangkan dilantai sembilan ya. Dalam pertimbangan tersebut DPD
RI, memberikan penekanan agar DPD RI dan pemerintah dapat memperhatikan beberapa
masukkan yang diberikan antara lain:
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
14
1. Sebagai upaya untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi tahun 2018, pemerintah
dapat melakukan perencanaan anggaran yang bersinergi sehingga potensi daerah yang
mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dapat dimaksimalkan.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah secara berkesinambungan dapat menjaga stabilitas
harga komoditas dan daya beli mayarakat dengan tetap memperhatikan dampak gejolak
ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.
3. Perlu dilakukan pengintegrasian program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah agar lebih cepat, lebih tepat sasaran pada masyarakat
miskin dan rentan.
4. Pemerintah terus, perlu terus mendorong program yang mampu menyerap tenaga kerja
yang salah satunya dengan terus memberikan kemudahan terhadap berkembangnya
UMKM, serta sektor usaha mikro secara luas.
5. Kejelasan serta kepastian kepada daerah terhadap pembagian dana bagi hasil dan dana
alokasi umum perlu dilaksanakan agar memberikan kepastian kepada daerah dalam
memformulasikan APBD sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah.
6. Dalam pemberian Dana Desa, pemerintah diharapkan dapat melakukan reformulasi
sehingga sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Disamping butir-butir utama tersebut secara lengkap hasil pertimbangan DPD RI,
terhadap rangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke
daerah dalam Rancangan Undang-Undang APBN, tahun anggaran 2018, akan segera
disampaikan ke DPR RI, sebagai bahan tidak terpisahkan dari keputusan pertimbangan DPD
RI yang telah diputuskan tadi.
Sidang Dewan Yang Mulia.
Pada kesempatan ini, kami sampaikan bahwa Pimpinan telah menerima surat dari
Anggota Provinsi Papua Barat perihal pengisian keanggotaan dari Provinsi Papua Barat di
Alat kelengkapan, khususnya di Komite IV dan BKSP, yaitu atas nama Saudara Chaidir
Djafar maka sesuai dengan Pasal 42 Ayat (5) peraturan DPD RI Nomor 4 Tahun 2017
tentang Tata Tertib hal ini perlu ditetapkan Sidang Pripurna ini. Untuk itu apakah kita dapat
menyetujui Saudara Chaidir Djafar sebagai Anggota Komite IV dan BKSP dari Provinsi
Papua Barat? Orangnya ada? Ya, setuju.
KETOK 2X
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (KETUA BAP DPD RI)
Sebelum tutup, Pak Ketua, sebelum ditutup, apa bisa pak?
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan pak.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (KETUA BAP DPD RI)
Terima kasih Pak Ketua, Bapak dan Ibu Pimpinan dan rekan-rekan semua.
Pertama, bahwa keputusan Paripurna adalah wibawa kelembagaan, oleh karena itu
saya sangat bangga tadi pengumuman dari Pimpinan Sidang bahwa perjuangan Pimpinan
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
15
dengan Komite IV, untuk memperjuangkan keputusan bahwa DPD anggarannya tidak
dipotong saya ucapkan terima kasih.
Nah, oleh karena itu, apa yang telah kita putuskan putuskan Paripurna ini
pertimbangan DPD untuk menjaga wibawa lembaga, kami mohon kiranya secara
kelembagaan perlu diperjuangkan secara maksimal sehingga dulu pernah kalau saya tidak
salah presiden republik Indonesia tidak mau menandatangani APBN, sebelum pertimbangan
DPD sampai kepada Presiden dan Ketua DPR. Nah, ini kami mohon kiranya wibawa
kelembagaan betul-betul diperjuangkan secara maksimal.
Saya kira terima kasih Pak Pimpinan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, SE., MM (SULSEL)
Terima kasih Pimpinan. Di dalam suatu komunitas apalagi seperti Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia yang kita semua berjumlah 132 orang perbedaan pendapat
sesuatu hal yang lumrah. Bahkan di dalam keluarga yang besar pun kita keluar dari kandung
yang sama kadang kita harus berbeda. Yang menjadi permasalahan dan menggelitik hati saya
bahwa di antara kita di DPD sampai sekarang masih ada suasana kebatinan yang belum
terbangun dengan baik, untuk membawa lembaga ini menjadi kuat dan terhormat di mata
masyarakat. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan bahwa masih ada gugatan di PTUN
yang dilakukan oleh sebagian kawan-kawan, sahabat-sahabat saya. Ini harus juga menjadi
bahan pertimbangan DPD bagi kawan-kawan ini tentang status mereka. Karena dengan
demikian dengan adanya gugatan, saya menganggap bahwa ini tidak mengakui
kepemimpinan yang ada. Oleh karena itu, ini menjadi bahan pertimbangan apakah mereka ini
masih bisa diakui sebagai Anggota DPD atau menungu keputusan PTUN.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan, mungkin ada tanggapan dari floor.
PEMBICARA: dr. DELIS JUKARSON HEHI (SULTENG)
Pimpinan B-100 ya.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
PEMBICARA: dr. DELIS JUKARSON HEHI (SULTENG)
Terima kasih pimpinan. Saya mungkin juga memiliki kegelisahan yang sama dengan
yang disampaikan oleh senior saya Pak Bahar dari Sulawesi Selatan. Kemarin kita sudah
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
16
mendengar beberapa bulan yang lalu kita sudah mendapatkan putusan dari PTUN yang
mengatakan bahwa yang menolak gugatan dan secara legal standing juga tidak berhak untuk
mengajukan gugatan di PTUN tersebut dan dalam pertimbangan yang disampaikan oleh
Majelis Hakim pada saat itu karena kebetulan saya juga mengikuti sidang pada saat itu.
Bahwa mekanisme pemilihan itu adalah kewenangan internal dari lembaga, dari lembaga kita
sendiri dalam hal ini DPD. Nah, kalau toh hari ini, ada gugatan terhadap mekanisme itu, itu
sebenarnya tidak bisa dibawa ke luar menurut saya kenapa? Karena yang berhak menilai itu
yang terkait dengan tata tertib, itu adalah kewenangan dari Badan Kehormatan lembaga ini.
Nah, kalau itu saya pikir adalah kalau semua persoalan mekanisme perbedaan pendapat
didalam organisasi dalam lembaga ini semua kita bawa ke luar, sampai kapan kita kerja di
lembaga ini, energi kita habis terkuras hanya untuk mengurusi maslaah-masalah ini.
Sementara hari ini kita dalam sudah berjalan dengan baik. Saya pikir ini harus mendapat
perhatian saya sependapat, apakah ini kita juga harus BK ini harus bersikap karena sesuai
dengan tata tertib kita, keputusan Paripurna bersifat mengikat semua baik pimpinan maupun
anggota. Kalau sedikit-sedikit putusan Paripurna dibawa ke luar, untuk di gugat di luar. Wah
menurut saya akan amburadul lembaga ini. Saya pikir itu mungkin Pimpinan mohon untuk
bisa disikapi oleh Badan Kehormatan. Terima kasih .
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Andres silakan.
PEMBICARA: ADRIANUS GARU, SE., M.Si (NTT)
Saya Pimpinan. Terima kasih Pimpinan saya mohon izin langsung. Sebelumnya saya
mengampaikan Selamat Hari Raya buat teman-teman yang menjalankan. Saya juga ingin
pertegas bahwa perbedaan padangan itu sudah saya pikir sudah berlalulah. Jaga kewibawaan
lembaga, dari awal kita sudah sampaikan bahwa kalau tidak siap berpolitik jangan masuk di
ruangan ini, karena ini sudah lama polemik ini hampir berjalan tiga tahun. Saya terakhir
menjadi anggota Pansus itu pun sempat ribut di bandara, di Hotel Ibis. Saya sudah bilang
nanti saya lihat kalau memang nanti ada juga kelompok yang kalah ya pasti mereka lakukan
hal yang sama lagi. Jadi saya harap kepada teman-teman saya, saya tidak tahu siapa-siapa
yang tadi melakukan di PTUN. Stop sudah membela kelompok kita menjaga lembaga. Toh
waktu kerja kita tinggal dua tahun ke depan. Kalau kita masih seperti ini ya belajar lagilah
keruangan ini supaya lebih atau pindah saja dari ruangan ini, tidak perlu masuk dalam
ruangan ini, kalau ada masih ada perasaan yang kurang pas. Dari awal saya sampaikan jangan
bela kelompok, bela lembaga, karena kita dulu yang gagas perubahan di dalam lembaga ini.
Kita ada kelompok-kelompok muda yang bergabung supaya lembaga ini jangan ditertawai.
Satu hal lagi kembali tadi yang disampaikan kepada saudara saya Bang Djasarmen.
Dulu saya pernah marah saudara Syukur disini sama saudara Asri Anas di ruangan ini, hal
yang sama. Komite IV sudah kerja keras masih ungkit lagi, giliran kita undang mau rapat
bersama nggak pernah hadir. Ya saya harap kembali lagi jangan sampai terulang lagi hal-hal
yang seperti ini dan minta konflik internal lembaga ini diselesaikan secara internal. Kalau
memang masih merasa berjuang di luar jangan diberi ruang lagi fasilitas dalam lembaga ini.
Karena orang itu masih menganggap orang di luar. Terima kasih saya kembalikan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
17
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
PEMBICARA: dr. DELIS JUKARSON HEHI (SULTENG)
Terima kasih pimpinan. Pimpinan tolong untuk dicatat dan diperhatikan bagi teman-
teman, terus terang saya hilang respek kepada teman-teman yang menggugat, saya tidak tahu
itu siapa. Tetapi yang saya tahu beberapa diantara mereka itu sudah menadatangani
pernyataan mengakui kepemimpinan yang ada sekarang. Tapi tiba-tiba sekarang melakukan
suatu gugatan. Jadi ini sudah kontra produktif sudah destruktif menurut saya ini. Karena ini
destruktif, ini tidak bagus untuk lembaga kita. Jangan hanya beberapa orang, gara-gara
berapa orang anggota, terus menihilkan kegiatan atau kerja kita selama ini di DPD RI. Jadi
kepada pimpinan BK, terutama saya berharap bahwa ini harus menjadi tindak lanjut dari pada
BK terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Ya terakhir, silakan.
PEMBICARA: H. AHMAD KANEDI, SH., MH (BENGKULU)
Izin pimpinan, daftar pimpinan. Pimpinan B- 25 dari Bengkulu Pak daftar setelah ini
Pak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Ya silakan, silakan Pendeta.
PEMBICARA: Pdt. CARLES SIMAREMARE, S. Th.,M.Si (PAPUA)
Terima kasih.
Pimpinan yang kami hormati dan yang kami hormati seluruh teman-teman sekalian.
Saya selama ini mungkin banyak juga hanya berdiam dan mengamati tetapi izinkan
saya sedikit menyampaikan tentang situasi yang mungkin disampaikan teman-teman tadi.
Mungkin pimpinan kami sendiri sebagai anggota kami belum tahu siapa-siapa yang
menggugat itu dan berapa banyak? Tetapi kalaulah boleh di forum yang terhormat ini
mungkin kita menyepakati nama-nama kalau sudah ada nama-nama itu di meja pimpinan,
dilakukan pertemuan terbatas dulu mungkin mereka dipanggil. Alangkah jauh lebih baik
tetapi apabila dalam pertemuan pimpinan DPD dengan mereka yang menggugat itu tidak ada
solusi, baru mungkin nanti kita buat dalam forum terbuka di Paripurna untuk memutuskan
apa yang menjadi keputusan kita. Saya yakin mungkin yang teman-teman yang melakukan
gugatan itu karena belum pernah melakukan pertemuan dengan pimpinan sehingga kedekatan
batinnya belum begitu nyambung. Ini usul saya pimpinan kalau selagi bisa itu saja terima
kasih karena kita adalah semua saudara di sini. Sekian terima kasih.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
18
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Substansinya sama juga kira-kira tadi.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
Usul konkrit saja.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan Pak.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
Terima kasih Pimpinan saya kira persoalan ini bukan persoalan perseorangan, tapi
persoalan kita dengan lembaga. Jadi, bukan urusan pimpinan menurut saya. Jadi kalau kita
memandang perilaku yang apa tidak sesuai mungkin ada aturan-aturan internal kita maka itu
menujadi tugas BK dan beberapa dari kita bisa saja langsung melaporkan kepada BK dan
nanti itu urusan Badan Kehormatan. Saya kira konkrit persoalan ini kita serahkan kepada
Badan Kehormatan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)
Iya Ketua, lebih Konkrit ketua sesama Jawa tengah. Paripurna memutuskan agar usul
saya itu memerintahkan BK untuk menindaklanjuti dan mengundang 6 orang tersebut sebagai
penugasan dari DPD pimpinan kepada 6 orang itu. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Kepada Ketua, usulan ini menarik dari Ketua Komite.
PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)
Terima kasih pak, ijinkan saya berapa kali dipotong ini tidak apa-apa.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Baiklah. Oke. Kita putuskan saja iya. Kita putuskan saja Karena ini sudah jelas
masalahnya dan teman-teman kita yang 6 orang. Baiklah kita.
PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)
Sebentar Pak Ketua.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
19
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Putuskan bersama untuk ke 6 orang teman kita ini untuk langsung, iya ke BK saja, ke
BK iya setuju iya. Setuju.
KETOK 2X
PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)
Pak Ketua.
PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Saudara Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Masih menyangkut ini.
PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)
Maksud saya sesuai dengan peraturan Tatib setiap keputusan DPD itu harus ada
minimal 2 tahap harus dibicarakan dan sebelum ke Paripurnapuna dibicarakan dulu di Rapat
Panmus begitu. Jadi tidak bisa terkaget-kaget langsung ambil keputusan buat apa ada Tatib.
Jadi keputusan itu iya harusnya usulan dari BK. BK kebawa ke Panmus baru di putuskan
disini. Jangan sampai setiap anggota kita bisa menyampaikan pendapat usul langsung
diputus, langsung diputus tidak begitu. Jadi lakukannlah kalau, kalau mau sudah dibawa ke
Panmus begitu karena agenda sidang paripurna ini sesuai dengan Tatib harus diagendakan
oleh Panmus tidak bisa terkaget-kaget langsung jadi keputusan. Itu dari kami, terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Oke. Terima kasih masukannya nanti akan dibahas di Panmus lagi, tetapi keputusan
sidang Paripurna ini sudah tadi. Iya selanjutnya.
PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Pak Fatwa, iya silakan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
20
PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Terima kasih Saudara Ketua. Lembaga kita ini lembaga politik. Setiap anggota
mempunyai kemandirian, kemandirian politik. Masalah yang terangkat sekarang ini bisa
dilihat dari ada segi karena ada gugatan itu adalah masalah hukum. Kemudian tidakan rekan-
rekan itu bisa juga dilihat dari segi etika dan moral. Nah kita tidak usah melihat masalah ini
terlalu rumit. Ini lembaga parlemen itu memang bebas. Jadi kita jangan terlalu menunjukan
juga sikap yang keras begitu, biarkan saja persoalan ini berkembang dan toh tidak akan
mempengaruhi, tidak akan mempengaruhi institusi ini sebagai suatu lembaga. Jadi itu
biarkan saja itu dihadapi oleh pengacara. Toh kita bisa menunjuk pengacara. Kemudian,
terhadap sikap dan langkah-langkah rekan itu, itu memang bisa saja dibawa dan dibahas di
Badan Kehormatan. Dilihat dari segi etika dan moral. Jadi tidak usah kita perdebatkan di
dalam forum yang luas seperti ini. Berikanlah fungsi itu kepada Badan Kehormatan. Biarlah
di sana dibahas secara, secara luas dan kita menunggu laporan. Jadi saya kira, tidak usah
keras-kerasan di dalam forum yang Paripurna ini dan tidak usah kita saling memvonis dengan
kalimat-kalimat yang kurang pantas. Biarkan sajalah itu memang Parlemen begitu. Ini
lembaga yang bebas silakan saja berbuat menurut ukuran-ukuran masing-masing. Kebetulan
kita tidak punya fraksi sudah biarkan saja sendiri begitu. Tapi biarkan juga ada lembaga atau
alat kelengkapan di lingkungan kita melaksanakan tugasnya. Jadi kita tidak perlu, tidak perlu
saling keras-kerasan di dalam Paripurna ini. Ini biarkan kita secara bebas secara demokratis.
Iya, terima kasih itu saja.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Jadi yang tadi disampaikan sudah diputuskan ke BK yang hukum iya tinggal hukum
jalan terus. Setuju.
PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Jadi pimpinan memang, pimpinan memang punya hak punya wewenang untuk
menyampaikan kepada BK untuk dilakukan pembahasan soal ini. Itu wewenang pimpinan
karena dikemukakan di forum ini begitu. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Baiklah untuk selanjutnya saya serahkan kembali pimpinan sidang kepada ketua
silakan.
PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)
Saya sudah mendengar semuanya. Saya juga mengerti apa maksud dari orang-orang
yang. Tapi bicara soal keras itu juga tidak benar, tidak ada kekerasan di sini. Tidak ada yang
bicara keras tidak ada yang menekan. Dan saya pikir sudah saatnya kita ini memperkuat
lembaga. Satu, lembaga kita tidak boleh lagi diverifikasi untuk pendaftaran yang akan datang
di 2019. Kedua, anggaran kita tidak dipotong. Ketiga, kewenangan, beberapa kewenangan
kita nanti tidak usah kita umumkan sekarang tapi kita tunggu tanggal 10. Jadi sekarang
anggota semua telah melakukan kegiatan sesuai dengan marwah daripada DPD ini sendiri.
Jadi DPD sekarang dan anggota-anggota DPD benar-benar sudah berbuat untuk Dewan
Perwakilan Daerah. Jadi yang belum berbuat, supaya kembalilah ke jalan yang benar. Jadi
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017
21
tidak usah tekan menekan di sini. Pak Fatwa itu ahli tekan tapi juga tidak menekan di sini.
Nah perlu dilakukan pengintegrasian program pengentasan kemiskinan itu masalah yang di
daerah-daerah itu. Itu yang perlu kita, kita wujudkan.
Pembangunan infrastruktur daerah-daerah, kesempatan kerja bagi rakyat-rakyat
didaerah sekarang sudah menggaung semua. Marwah DPD Insya Allah makin hari makin
meningkat. Marwahnya yang selama ini kita selalu dihina orang, selalu dianggap sepele
sekarang saya mau lihat siapa yang menganggap sepele lagi DPD. Sidang Dewan yang
Mulia, demikianlah kita telah menyelesaikan agenda sidang kali ini. Kami informasikan
bahwa Presiden telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang efisiensi
belanja barang Kementrian atau Lembaga dalam melaksanakan anggaran pendapatan dan
belanja negara tahun anggaran 2017 yang harus dilakukan sebagian besar Kementrian
lembaga. Meskipun demikian, dari hasil diskusi kami dengan pihak Kementrian Keuangan
beberapa waktu yang lalu, disepakati bahwa untuk anggaran DPD RI tidak dilakukan
pemotongan tapi kami menghimbau kepada seluruh anggota melalui alat kelengkapan tetap
melaksanakan efisiensi anggaran sesuai dengan program prioritas lembaga yang telah
ditetapkan. Di samping itu kami sampaikan pula, bahwa untuk sidang Paripurna ke-13
dengan agenda pelaksanaan tugas Alat Kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD RI yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2017. Sebelumnya saya menginformasikan, kita juga
mengharapkan berdirinya gedung DPD RI yang baru, agar dapat didirikan di pusat ini yang
mempunyai gedung sendiri, yang kedua meneruskan agar pembangunan gedung DPD
diteruskan. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, sidang Paripurna Biasa ke-7 kami
tutup.
Dengan Wabillahi taufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
KETOK 3X
Om shanti, shanti, shanti om.
Salam sejahtera.
SIDANG DITUTUP PUKUL 15.10 WIB