21
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017 1 Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-LB/VII/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal : 6 Juli 2017 3. Waktu : 13.42 WIB 15.10 WIB 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI) 2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si (Wakil Ketua DPD RI) 3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal DPD RI) 2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Plt. Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI) 7. Panitera : Ir. Sefti Ramsiaty, M.M. (Kepala Biro Persidangan I) 8. Acara : 1. Pengambilan putusan dan pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke daerah dalam Rancangan Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2018. 9. Hadir : Orang 10. Tidak hadir : Orang

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · dalam RUU APBN Tahun Anggaran 2018. Hal ini mendesak untuk segera diputuskan mengingat

Embed Size (px)

Citation preview

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

1

Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-LB/VII/2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7

MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2016-2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Kamis

2. Tanggal : 6 Juli 2017

3. Waktu : 13.42 WIB – 15.10 WIB

4. Tempat : R. Rapat Nusantara V

5. Pimpinan Sidang : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI)

2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si

(Wakil Ketua DPD RI)

3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI)

6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal

DPD RI)

2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Plt. Wakil Sekretaris

Jenderal DPD RI)

7. Panitera : Ir. Sefti Ramsiaty, M.M. (Kepala Biro Persidangan I)

8. Acara : 1. Pengambilan putusan dan pertimbangan DPD terhadap

kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan

fiskal serta dana transfer ke daerah dalam Rancangan

Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2018.

9. Hadir : Orang

10. Tidak hadir : Orang

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

2

II. JALANNYA SIDANG:

PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Sebelum mulai Sidang Paripurna Indonesia, Paripurna Dewan Perwakilan Daerah

marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD serta

seluruh hadirin di mohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

PEMBICARA: PADUAN SUARA

Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Di sanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku.

Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 13.42 WIB

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

3

PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)

Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal sampai

saat ini masih 56 orang maka rapat diskors selama 5 menit.

KETOK 1X

KETOK 1X

Masih baru 60 kurang 3 orang jadi saya skors lagi 5 menit.

KETOK 1X

Iya bu selamat datang. Skors saya cabut.

KETOK 1X

Sidang dapat kita mulai. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim Sidang

Paripurna Luar Bisa ke-7 Dewan Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka

untuk umum.

KETOK 1X

Pak anu pimpin rapat, Pak Wakil Ketua suara saya kurang.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Sidang dewan yang mulia.

Sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini mempunyai agenda pokok yaitu

pengambilan putusan dan pengesahan pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi

makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke daerah dalam Rancangan

Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2018.

Sidang dewan yang mulia.

Mengawali Sidang Paripurna ini mari kita dalam suasana keberkahan di bulan Syawal

kami selaku Pimpinan DPD RI dan juga atas nama pribadi mengucapkan Selamat Idul Fitri

1438 Hijriyah minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita senantiasa

SKORS DICABUT PUKUL 13.52 WIB

SIDANG DISKORS PUKUL 13.47 WIB

SIDANG DISKORS PUKUL 13.52 WIB

SKORS DICABUT PUKUL 13.55 WIB

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

4

dalam lindungan Allah SWT dan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab

konstitusional ke depan dapat kita lakukan dengan hati yang lebih bersih.

Sidang dewan yang mulia.

Alasan Sidang Paripurna kali ini dilaksanakan sebagai tindaklanjut atas surat

Pimpinan Komite IV Tanggal 7 Juni 2017 perihal permohonan pelaksanaan Sidang Paripurna

Luar Biasa untuk pengambilan putusan dan pengesahan pertimbangan DPD RI terhadap

kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke daerah

dalam RUU APBN Tahun Anggaran 2018. Hal ini mendesak untuk segera diputuskan

mengingat dalam waktu dekat DPR RI akan memutuskan rancangan undang-undang tersebut.

Sebagaimana amanat Pasal 71 huruf D dan Pasal 248 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2014 tentang MD3, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42

Tahun 2014 dan peraturan DPD RI Nomor 4 Tahun 2016 tentang pedoman pelaksanaan

pemberian pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang APBN. Dalam

memutuskan Rancangan Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2018. DPD RI perlu

memperhatikan mempertimbangkan, memperhatikan pertimbangan DPD RI.

Untuk itu pada kesempatan ini kami persilakan kepada Pimpinan Komite IV untuk

menyampaikan laporannya, dipersilakan.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA KOMITE IV DPD RI)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang. Salam sejahtera untuk kita sekalian.

Om swastiastu.

Yang kami hormati, kami banggakan Bapak Ketua DPD RI Pimpinan Sidang, Bapak

Wakil Ketua, Ibu Wakil Ketua DPD RI.

Bapak, ibu para anggota DPD RI yang kami muliakan.

Sesjen serta seluruh jajaran hadirin hadirat yang sama-sama kami hormati.

Alhamdulillah wa syukurillah, Komite IV pada kesempatan ini mengedepankan

pertama ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah kepada Bapak-bapak, Ibu yang

melaksanakannya mohon maaf lahir dan batin dan yang melaksanakan puasa syawal selamat

juga. Pak Ketua, Pak Rachmi itu 9 hari syawalnya bukan lagi syawalnya 6 hari.

Yang saya hormati sekali lagi Bapak Ketua dan hadirin sekalian.

Laporan Ketua Komite IV ini disampaikan kepada bapak, ibu semua dalam di tangan

kita semua sudah ada, kemudian ditayangkan lagi di layar sehingga saya hanya akan

mengantarkan pokok-pokoknya, tidak saya bacakan lengkap selain karena halamannya

panjang dan juga sudah ada di tangan kita semua.

Dipendahuluan tentu saja sebagaimana biasanya berdasarkan kepada konstitusi

Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang MD3, Tata Tertib DPD RI Nomor 4 Tahun

2017. Saya informasikan bahwa Komite IV menyusun laporan ini setelah finalisasi selama 2

hari di sebuah hotel dengan tingkat kehadiran anggota Komite IV 85%. Jadi kalau kehadiran

rapat Ketua Anggota Komite IV itu ini yang terbaik dari semua lembaga yang ada di dunia.

Terima kasih kepada teman-teman semua Komite IV.

Selanjutnya, pertimbangan DPD RI terhadap asumsi ekonomi makro tahun 2018

sebagaimana table yang ada yang urai dalam setiap poin. Pertumbuhan ekonomi yang

diasumsikan oleh pemerintah tahun 2018 itu adalah 5,4 sampai 5,6%. Pembahasan terakhir di

Banggar DPR berkisar 5,2 sampai dengan 5,6. DPD RI di Komite IV kami bersepakat

memberi pertimbangan dengan 5,30% dengan berbagai kajian dan berbagai analisis antara

lain asumsi pertumbuhan ekonomi ini didasarkan pada perkembangan perekonomian global,

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

5

penguatan konsumsi masyarakat serta meningkatnya rencana investasi pemerintah pada tahun

2018 dan seterusnya.

Kedua inflasi ditetapkan sebesar 4&% yang oleh pemerintah diasumsikan 2018 inflasi

itu berkisar pada 2,5 sampai 4,5%. Pertimbangan Komite IV dan DPD nanti dengan 4%

dilatarbelakangi antara lain meningkatnya konsumsi masyarakat serta membaiknya harga

komoditas pada tahun 2018 dan yang lainnya di sini adalah peran tim pengendalian inflasi di

daerah yang terus menerus diperkuat oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten kota. Yang ketiga, jadi harap turun terus.

Yang ketiga adalah nilai tukar rupiah tahun 2018 diperkirakan pada kisaran 13.500

sampai dengan 13.800 per-dollar US karena masih menghadapi tekanan. Oleh karena itu

DPD RI menyimpulkan untuk memberi pertimbangan sebesar 13.300 rupiah dengan berbagai

argumen.

Poin empat, perkembangan ekonomi tahun 2014-2016 serta mencermati kondisi

faktor-faktor yang berpengaruh pada tahun 2018 maka tingkat suku bunga SPN tahun 2018

diperkirakan sebesar 4,8 sampai 5,6%. DPD RI berpendapat dengan memberi pertimbangan

itu sebesar 5% disebabkan, atau alasannya adalah nilai tukar rupiah yang masih relatif stabil

serta kondisi perbaikan ekonomi global yang mendorong kebijakan moneter cenderung

moderat.

Kelima pada tahun 2018 diperkirakan harga minyak rata-rata pada kisaran 45 sampai

55 dolar per barel US. DPD memberi pertimbangan sama dengan ini dengan berbagai

pandangan asumsi harga minyak pada tahun 2018 besar 50 per barel mengingat

meningkatnya permintaan minyak dunia dan seterusnya.

Poin enam, pada tahun 2018 lifthing minyak diperkirakan 771 sampai 815.000 barel

perhari dan seterusnya ini kami memberi pertimbangan sebesar 750.000 per barel perhari

dengan berbagai asumsi pertimbangan yang kami susun ada 1, 2, 3.

Poin tujuh, pengentasan kemiskinan pada tahun 2018 sebesar rencana pemerintah 9,5

sampai 10%. DPD RI berpandangan dengan pertimbangan, berpandangan 9,01% mengingat

budaya beli kelompok miskin tidak banyak mengalami perubahan karena upah rendah dan

sektor pertanian perusahaan. Antara lain yang mendorong optimis terjadinya pengentasan

kemiskinan yang lebih baik ini karena pengentasan kemiskinan masih perlu lakukan secara

terintegrasi antara upaya pemerintah pusat dan pemerintan daerah dengan berbasis wilayah

pertanian dan pedesaan dan seterusnya berbagai pertimbangan.

Kedelapan adalah sasaran pengurangan tingkat pengangguran tahun 2018 sebesar 5,3

sampai 5,5%. Komite IV berpandangan target pengangguran, dengan tingkat pengangguran

tahun 2018 sebesar 5,26% disebabkan jadi lebih rendah target kita disebabkan karena

membaiknya perekonomian domestik, serta investasi swasta disektor jasa, dan perdagangan,

dan industri semakin baik dan seterusnya.

Poin sembilan adalah penurunan tingkat kesenjangan atau generasio sebesar 0,38%,

sependapat kita karena memang masih terdapat gap antara provinsi dan antar kabupaten

dengan berbagai pertimbangan 1, 2, 3 dan 4.

Poin C, pertimbangan DPD RI atas kebijakan fiskal tahun 2018. Satu pendapatan

negara tahun 2018-2021 diperkirakan terus meningkat. Peningkatan tersebut dikontribusi oleh

penerimaan perpajakan dengan rasio pajak terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar

11-12%. DPD RI berpandangan, berpendapat bahwa untuk mencapai target tersebut

pemerintah perlu mendorong kebijakan tarif cukai menengah dan memperluas barang kena

cukai seperti minuman berkarbonasi, plastik, bakar minyak, dan seterusnya.

Poin dua, PNBP ditargetkan pada tahun 2018 sebesar 1,8-2,0% pertumbuhannya dari

GDP. PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) diperkirakan sebesar 274,94 triliun dan

seterusnya berbagi argumen disana. Kemudian dikebijakan belanja negara dalam 5 tahun

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

6

terakhir anggaran belanja negara mengalami kenaikan signifikan porsi belanja kementerian

dan lembaga dalam 5 tahun terakhir secara rata-rata sebesar 35,5%. Belanja non kementerian

dan lembaga sebesar 30,8 % dan transfer ke daerah dan dana desa rata-rata 33,7% dalam 3

tahun terakhir terutama dana desa 3 tahun terakhir. DPD RI berpandangan pemerintah perlu

meningkatkan kualitas belanja dan memperioritaskan belanja produktif. Belanja negara harus

bersinergi dengan belanja daerah melalui program perlindungan sosial antara lain disini

maksudnya melalui program perlindungan sosial, penajaman bantuan sosial yang dapat

memberikan multipilar yang besar terhadap daerah.

Keempat adalah kebijakan Dana Bagi Hasil atau DBH. Kebijakan DBH pada tahun

2018 antara lain meningkatkan kualitas pengelolaan DBH, membagi penerimaan PBB bagian

pusat sebesar 10% secara merata keseluruh kabupaten/kota dan menambah cakupan DBH

PBB termaksud sektor lainnya yaitu PBB perikanan dan PBB atas kabel bawah laut serta

menghilangkan air market 0,5% dari DBH gas, minyak, bumi untuk bidang pendidikan.

Terkait dengan kebijakan ini DPD memberi pertimbangan, berpandangan pemerintah perlu

mempertimbangkan indikator kinerja membagi penerimaan PBB bagian dari pusat misalnya

tingkat kemiskinan, luas wilayah dan seterusnya ini ada beberapa pandangan disana.

Poin lima ini yang perlu saya pertegas, kebijakan Dana Alokasi Umum atau DAU.

Kebijakan DAU tahun 2018 diperkirakan alokasinya akan meningkat namun Pagu DAU tidak

bersifat final. Saya mohon maaf menjelaskan sedikit ini supaya ada kesepahaman kita jangan

sampai yang belum membaca baik-baik Undang-Undang APBN Tahun 2017. Yang pertama

kali dalam sejarah APBN itu tidak bersifat final, tidak bersifat final. Itu pertama kali dalam

sejarah pemerintahan Indonesia artinya apabila pendapatan neto negara meningkat maka

DAU yang diterima provinsi dan kabupaten/kota juga meningkat apabila pendapatan negara

turun maka DAU provinsi maupun kabupaten/kota juga akan turun. Seperti yang nanti kami

akan kaji lagi di Komite IV untuk pertimbangan di APBN-P tahun 2017 sudah ada

kecenderungan akan turun karena penerimaan negara netto kita dalam semester pertama

sampai juni itu tidak mencapai target lebih dari 50 triliun ada kemungkinan DAU akan turun

1 – 4 persen ada kemungkinan. DPD RI berpandangan bahwa kebijakan Pagu DAU harus

bersifat final jadi mohon maaf sekali pun dalam Undang-Undang perimbangan keuangan ini

tidak diatur tetapi inilah sikap subjektif kami di Komite IV dan kita bahwa bukan kita tidak

memahami peraturan perundang-undangan tetapi sikap kita untuk atas nama daerah kita

masing-masing, atas nama NKRI kita berharap sifat final. DPD berpandangan bahwa

kebijakan Pagu DAU bersifat final hari ini berdasarkan hari pertama peningkatan Pagu DAU

disebabkan oleh peningkatan penerimaan negara hal ini dimaksudkan untuk memberi

kepastian bagi daerah. Kedua, dengan Pagu DAU yang bersifat final pemerintah dapat,

sebenarnya pemerintah dapat mengurangi alokasi anggaran yang lain tanpa mengurangi

alokasi DAU. Ketiga, Pagu Dana Alokasi Umum bersifat final akan dapat menjamin

akuntabilitas dan kepastian APBD bahkan dapat menjamin akuntabilitas kepastian APBD

desa mengingat dalam Pagu Dana Alokasi Umum kabupaten/kota, kabupaten terdapat 10

persen porsi dana Alokasi Dana Desa atau ADD yang menjadi bagian dari APBD desa.

Poin enam, kebijakan dana alokasi khusus terkait dengan kebijakan dana DPD RI

berpandangan bahwa jenis dan bidang DAK fisik perlu reformasi ulang agar sesuai dengan

kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah atau RPJMN sehingga setiap tahun tidak

perlu ada berbagai perubahan. Pemerintah daerah sepenuhnya dilibatkan dalam pengawasan

DAK arfirmatif dan ketiga mekanisme pertimbangan atas kebijakan DAK agar lebih rinci

dalam waktu yang relatif lebih cepat daripada bulan mei, juni setiap tahunnya.

Tujuh, kalau DAK ini kami tidak jelaskan panjang justru disemua komite ini leading-

nya ini DAK ini. Tujuh, kebijakan dana desa. Kebijakan dana desa tahun 2018 yaitu

meningkatkan anggaran dana desa hingga 10% dari dan di luar dana transfer ke daerah untuk

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

7

memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, tahun-tahun

sebelumnya belum sesuai belum sampai 10% penyempurnaan formula alokasi dana desa dan

menyempurnakan kebijakan pengalokasian dana desa dengan tetap memperhatikan aspek

pemerataan dan keadilan. DPD RI berpandangan, 1) pengalokasian dana desa dalam tahun

APBN 2018 harusnya konsisten dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang desa yaitu 10% dari dan di luar dana transfer ke daerah dan menurut perhitungan

komite IV DPD RI sekurang-kurangnya 82,81 triliun rupiah dana desa dari APBN, untuk

diketahui tahun 2017 ini 60 triliun, tahun 2016, 40 triliun dan tahun 2015 20 triliun lebih. 2)

Pemerintah perlu menyempurnakan formula alokasi dasar dana desa dan alokasi, alokasi dana

desa dengan memperbesar alokasi formula dan menentukan bobot yang ideal pada alokasi

formula dari aspek jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, indeks kesulitan

geografis sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dengan tetap memperhatikan

aspek pemerataan dan keadilan. 3) Struktur dan format APBD Desa perlu disederhanakan

sehingga penggunaan anggaran dana desa lebih besar ditujukan pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan dibandingkan dengan alokasi

anggaran untuk infrastruktur. 8) Kebijakan dana insentif daerah atau DID, kebijakan DID

tahun 2018 antara lain penguatan peran DID sebagai instrument insentif dalam system

transfer ke daerah, meningkatkan PAGU angaran DID, mengalokasikan DID kepada

provinsi, kabupaten dan kota berdasarkan kriteria utama dengan kategori kinerja, penggunaan

DID disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas daerah. DPD RI berpandangan pemerintah

perlu menetapkan PAGU DID yang tepat sasaran dan dapat dikelola secara objektif. Ini ada

kata objektif karena terkadang kabupaten/ kota mempertanyakan apa kriteria yang pasti untuk

menentukan DID tiap kabupaten atau provinsi yang kriterianya 22 indikator dan variable

sesuai dengan peraturan menteri keuangan. 2) Besaran PAGU anggaran DID tidak harus

bertambah tiap tahun, penetapan PAGU anggaran yang besarnya bertambah tiap tahun dapat

mengurangi kepastian PAGU anggaran dana transfer yang lain dan seterusnya. 9) Kebijakan,

defisit dan pembiayaan, ini bisa di dan seterusnya.

Poin d) Penguatan anggaran prioritas guna mengefektifkan kebijakan dan program

pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan pemerintah perlu memperkuat alokasi

anggaran untuk program-program prioritas yang terdiri atas infrastruktur, pendidikan,

kesehatan. Dan poin e) adalah belanja kementerian dan lembaga jalan terus saja. f) penutup.

Kemudian ada lampiran tabel pada kita semua, ini sengaja kami punya tim kajian anggaran

(BO) melampirkan ini untuk memperlihatkan posisi daerah-daerah di dalam kerangka makro

nasional terutama di APBN, laju pertumbuhan ekonomi provinsi tahun 2018, kemudian target

pengangguran tahun 2017, kemudian target kemiskinan tahun 2017, target kesenjangan

Generatio tahun 2017 dan IPM provinsi tahun 2017.

Bapak Ketua, Bapak Wakil Ketua, Ibu Wakil Ketua dan bapak, ibu hadirin sekalian.

Ini adalah pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-

pokok kebijakan fiskal. Jadi memang sifatnya seperti umum. Pada Paripurna yang lalu kami

juga sudah mengajukan, kita juga sudah menyampaikan pokok-pokok pikiran terhadap

penyusunan RKP dan Insya Allah kedepan kita akan mengajukan pertimbangan lagi

pertimbangan terhadap RAPBN 2018. Ini adalah mengantar kepada RAPBN 2018, karena itu

kalau ada yang mempertanyakan mengapa agak umum karena memang ini adalah pokok-

pokok kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal RAPBN 2018.

Sebelum saya tutup Bapak Ketua, sebenarnya ini agak intern tapi perlu kami

kemukakan di forum, semua ini kita lakukan di Komite IV dan DPD karena sesuai dengan

konstitusi, sesuai dengan Undang-Undang MD3 dan tata tertib DPD RI kalau kita mau

melihat secara administratif sesungguhnya tidak ada surat resmi dari DPR dan pemerintah

untuk meminta pertimbangan padahal diatur dalam Undang-Undang MD3 bahwa harus kita

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

8

memberikan pertimbangan terhadap RAPBN pada semua tahapan. Ini perlu kami kemukakan

kami sudah cek di sekretariat termasuk sekarang ini yang sudah kami dapatkan dokumennya

yaitu APBN-P 2017 dan buku, nota, dan buku RUU pertanggungjawaban APBN. Jadi kita

hanya diberikan selalu bukunya dalam bentuk pengantar dari Kementerian Keuangan.

Sementara RUU manapun yang lain selalu presiden mengirim surat kepada DPR tembusan

kepada DPD. Ini terjadi 2 tahun, kurang lebih 2 tahun terakhir pak tapi kan kita, kami selama

ini tidak pernah mengungkap itu karena itu adalah kewajiban kita diminta atau tidak diminta

adalah kewajiban secara konstitusi secara Undang-Undang MD3 dan tata tertib untuk

melaksanakan tugas-tugas tersebut. Dan karena itu saya rasa hormat kepada teman-teman di

Komite IV, Pimpinan Komite I, II dan III, dengan tim anggarannya yang sangat efektif

bersama kami semua.

Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian ini. Sekali lagi pada pimpinan

terima kasih, saya tutup dengan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Om shanti shanti shanti om.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ketua Komite IV.

PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, MBA (SULSEL)

Pimpinan, 103 Sulsel.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, SH (KEP. RIAU)

B-39.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Masih itu.

PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, MBA (SULSEL)

Terima kasih pimpinan.

Mendengarkan laporan pertimbangan Komite IV untuk APBN 2018, saya teringat 7

tahun terakhir hampir sama formatnya tidak pernah berubah, apa yang terjadi di DPR juga

tidak pernah pertimbangan kita menjadi bahan pertimbangan DPR. Oleh karena itu hampir

setiap tahun setiap pertimbangan seperti ini saya mengusulkan agar pertimbangan ekonomi

makro itu dibarengi dengan pendapat DPD, pendapat DPD tidak masuk lagi pada ekonomi

makro tetapi langsung masuk apa kebutuhan daerah kita masing-masing yang dijaring

berdasarkan Musrembang, Musrembang Kab, Musrembang Prov sampai Musrembang Nas,

yang besar-besar. Jadi tidak lagi kita hanya berasumsi dan memberikan pendapat yang verbal

tapi kita sudah masuk pada kepentingan kita daerah masing-masing sesuai aspirasi yang kita

dapatkan di saat kita melaksanakan reses.

Terima kasih pimpinan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

9

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (KEP. RIAU)

Pimpinan, B-39.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (KEP. RIAU)

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Pertama-tama secara pribadi kami mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri, mohon

maaf lahir dan batin buat Pimpinan dan seluruh rekan-rekan DPD RI.

Yang kedua, saya juga mengapresiasi Komite IV yang telah bersusah payah untuk

menyelesaikan tanggung jawabnya, apalagi 85% hadir pada saat itu. Pimpinan seandainya

ada award, saya yang nomor 1 mendukung untuk berikan award untuk Komite IV. Tepuk

tangan dulu untuk Komite IV. Tetapi disela-sela dukungan kita, tapi ada beberapa hal yang

perlu saya sampaikan juga sama seperti Pak Bahar Ngitung. Bahwasanya ini biasa-biasa saja,

mohon maaf, kenapa biasa-biasa saja?

Saya contohkan pada halaman 64 butir 6 Ayat (2), pemerintah harus mengoptimalkan

perolehan dari sumur minyak yang sudah ada, peningkatan kapasitas produksi, percepatan

produksi pada sumur-sumur minyak yang baru, membangun infrastruktur gas. Ini yang lalu

juga sudah ada Pak, jadi kelihatannya tidak ada terobosan.

Yang lain lagi pada halaman 6, Ayat (3) butir 1 pemerintah perlu meningkatkan

kualitas belanja dan prioritaskan belanja produkif. Nah, jadi sama seperti yang lalu semua.

Menurut saya ini harus ada terobosan, terobosan yang pertama usul saya begini, tadi sudah

dilaporkan oleh Pak Ketua Komite IV tidak ada undangan, kalau tidak ada undangan untuk

memberikan pertimbangan alangkah baiknya kita juga tidak usah memberikan pertimbangan,

ini Paripurna usul saya seprti itu Pak. Walaupun disebut sebagai kewajiban tetapi kewajiban

kan harus ada tata kramanya, harus ada katakanlah semacam etikanya, disurati lagi kepada

kita baru kita memberikan pertimbangan. Jadi kalau menurut saya terlampau baik ini Pak

Ajiep untuk Komite IV makanya saya salut untuk bisa dapatkan award.

Yang terakhir, terobosan yang saya maksud, disini tidak ada jelas dalam Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2014, ini jelas untuk menguntungkan provinsi kepulauan, mohon

maaf Pak dari Maluku, mohon maaf dan ini sudah perjuangan kita dulunya hingga kita bisa

dapat DAU yang lebih besar. Ini yang harus diperjuangkan untuk Komite IV, apa itu? Pada

Pasal 15 Ayat (4) demikian bunyinya: untuk menjadikan kelautan sebagai basis

pembangunan ekonomi bangsa, sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) pemerintah wajib,

sekali lagi saya baca, pemerintah wajib menyertakan luas wilayah laut sebagai dasar

pengalokasian anggaran pembangunan kelautan.

Jadi yang tadinya kita hanya dapat sekian persen, dengan adanya ini, ini, perjuangan

kita dulu tahun 2014 dan undang-undang ini adalah satu-satunya yang gol pada waktu itu,

dan ini telah gol, nah Komite IV, kenapa enggak diperjuangkan tentang ini? Kalau ada yang

diperjuangkan, saya minta supaya dibuat di sini, supaya kita pun bisa menyampaikan kepada

provinsi kelautan secara khusus ada 7, nah ini loh perjuangan dari DPD itu sendiri.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

10

Nah, ini saya minta penjelasan tentang ini, apakah sudah di perjuangkan atau belum,

kalau sudah saya ucapkan terima kasih, tapi mohon supaya dimuat didalam laporan ini.

Sekian, terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih, biar, biar tidak menumpuk Pak. Apa masih berkaitan dengan ini?

PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JABAR)

Iya masih mau menanggapi Pak, saya menanggapi dari yang disampaikan.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Iya silakan.

PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JABAR)

Terima kasih bapak Pimpinan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya langsung saja bapak-bapak sekalian, ini sudah berulangkali juga.

PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)

Jauh dikit Pak, itu mic-nya, iya supaya kedengaran.

PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JABAR)

Iya jadi saya ini, kita ketika Komite IV menyampaikan pertimbangan untuk APBN,

selalu ada dari komite lain yang mengkritisi Pak, padahal ini sudah Paripurna, dan untuk

tempat mengkritisi sebetulnya kami Komite IV, sudah mengundang para tim anggaran

masing-masing komite, yang seharusnya, masing-masing komite itu membahasnya di komite

masing-masing, baik itu yang berkaitan dengan kepentingan daerahnya yang disampaikan

dalam Musrembang, ataupun yang berkaitan dengan kementerian dan lembaga KL. Sehingga

dengan demikian, tapi biasanya, biasanya, setiap kami mengundang itu yang datang mungkin,

malah ketua komitenya yang datang, dan ada juga yang datang tapi menyampaikan hanya

membawa aspirasi daerahnya, bukan aspirasi komite. Nah jadi dalam hal ini saya bertanya

malah sekarang, kenapa itu dipertanyakan di Paripurna ini? Seharusnya itu disampaikan pada

saat kita rapat tim anggaran, bahkan kami mengundang Bapak-Bapak para dan Ibu-Ibu

anggota tim anggaran masing-masing komite, ketika kita rapat dengan para menteri. Ya

dengan Menteri Keuangan, dengan Menteri Bapenas, tapi biasanya yang hadir hanya ya

beberapa orang saja.

Barangkali itu yang ingin saya sampaikan, maksud saya, saya tidak membela,

membela diri, tapi saya hanya ingin menyampaikan, bahwa tempat untuk mendiskusikan ini,

kami sudah membuka ruang, Komite IV sudah membuka ruang, hanya saja ini ruang itu tidak

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

11

dimanfaatkan oleh Bapak-Bapak khususnya tim anggaran. Apakah ada tim anggarannya di

tiap-tiap komite atau tidak, itu saya tidak tahu, terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)

Ketua, iya terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Ketua Komite I. Silakan.

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Minal Aidin Wal Faizin, Pimpinan, Ketua, Ketua Wakil Ketua dan Bapak, ibu

sekalian, mohon maaf lahir batin atas salah khilaf selama setahun ini dan sebelumnya.

Bapak, ibu sekalian, apa yang di sampaikan oleh ketua Komite IV saya kira memang

ya harus seperti itu, ya, ruangnya adalah, ini kalau bicara ruang, ruangnya itu adalah

pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, suku bunga, harga minyak mentah, lifting, lifting

gas, itu aja ruangnya saya kira Pak Ajiep. Enggak ada yang lain, oleh karena itu mbok yo,

sampai lebaran kuda sekalipun, ya itu ruang yang disampaikan, kan begitu.

Jadi saya kira ketua kalau kemudian kita berpikir di luar itu, itu justru enggak, enggak

konstitusional gitu, karena judul sudah jelas ini kok, pertimbangan DPD terhadap kerangka

ekonomi makro, yaitu 7 poin itu, bukan yang lain-lain. Nah, karena itu, terhadap poin-poin

itu saya kira, saya ikut hadir, Pak Ajiep, ya, saya kencang kepada Ibu Sri Mulyani pada waktu

itu, ya, ya jadi Ibu Sri Mulyani pun soal dana desa, dana transfer saya sudah sampaikan. Jadi

ketua, mohon maaf, perlu saya katakan bahwa, kalau berbicara dana desa, yang paling salah

adalah pemerintah sendiri, saya bilang begitu, kenapa? Lihat Perpres 11, Perpres 12 Tahun

2016 mengenai Tupoksi Kemendagri dan Kemendes. Saya sampaikan kepada Bu Sri

Mulyani, pada pertemuan terakhir.

Jadi untuk menentukan beda pendapat DPD dengan yang lain, misalnya begini ya,

dalam APBN ditetapkan 4%, kemudian DPD berpendapat sekian persen, ini saya kira, ini

yang mesti apa, yang mesti dikaji oleh kita bersama. Kenapa kemudian DPD misalnya adalah

dalam hal pertumbuhan ekonomi ya 5,1 indikator apa yang dipertimbangkan oleh teman-

teman dari Komite IV? Jadi saya kira, usulan DPD dalam hal pertumbuhan ekonomi,

pemerintah misalnya adalah 5,2, DPD 5,3, inflasi 4,3, DPD 4,0, nilai tukar 13,400, 13,650,

kita 13,300. Jadi memutuskan menetapkan memberi pertimbangan sehingga pada ujungnya

adalah, coba kalau boleh dikolom tabel 1 itu, tampilkan itu, ya tabel 1, itu adalah sesuatu

yang logic, sesuai kerja keras dari teman-teman dari Komite IV dan juga teman-teman yang

lain. Coba itu, nah misalnya ini, bukan, tabel 1, tabel 1, halaman 2, ini wajib, kalau kita

bicara tabel, usulan DPD yang terakhir itulah sebetulnya yang kenapa kita kemudian berbeda

dengan, kolom sebelumnya 18 dan RAPBN 2017, APBN 2017, 4 kolom terakhir itu adalah

tempat dimana kita berdiskusi berdebat. 2017 5,1, RAPBNP 2017 5,2, kemudian itu KM dan

KF 2018 5,4 kenapa kemudian DPD 5,3? Ini saya kira ruang kita berdebat itu disitu, sehingga

ruangnya itu adalah 1 dengan poin 7, tadi saya sampaikan yang seperti apa adanya.

Lalu yang kedua Pak Ketua, saya kira kepemimpinan ini semakin kuat, jikalau

kemudian usulan Saudara Bahar tadi juga diapresiasi oleh kita. Jadi artinya bahwa, sungguh

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

12

pun diregulasi dalam undang-undang pasal di tentang DPD tidak mencantumkan hal itu, Pak

Bahar, saya kira sebagai sebuah ide harus dilakukan sehingga, Musrembang Prov,

Musrembang Kab, itu juga menjadi modal kita untuk melakukan perdebatan pembangunan

daerah. Jadi saya kira itu yang harus kita apresiasi dan kembali kepada reciprocal kita

sendiri, siapkah kita? Siapkah kita teman-teman dari masing provinsi itu kemudian

mengambil, mencoba, menelisik sampai bawah oleh Musrembang Kab, sampai kemudian

Musrembang Prov, ini saya kira menjadi persoalan yang, apa, menjadi persoalan kita

bersama. Sehingga ketua, saya memang sepakat bahwa apa yang sudah disampaikan oleh

Komite IV ini adalah bagi kami, bagi Komite I, bagi saya, ini adalah sudah take for granted

dan itu sudah menjadi proses akhir dari ujung perdebatan kita yang kalau saya salah Pak

Ajiep, itu kita 2 kali bicara ini, satu dengan Menteri Keuangan, satunya lagi adalah dengan

para Dirjen bagi yang hadir.

Saya kira demikian Ketua, terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Wa'alaikum salam.

Silakan Ketua Komite IV mungkin mau menanggapi.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD

RI)

Bapak Ketua, Pimpinan, hadirin sekalian, memang sebenarnya ada yang harus kita

ubah Pak. Pedoman pemberian pertimbangan DPD itu, selain karena Tatib acuannya sudah

berubah, saya kira tugas Komite IV, tugas kita nanti kedepan, kita ubah pedoman, pemberian

pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN, APBN, dan pertanggungjawaban APBN. Supaya

setiap kita sidangkan yang seperti ini, kami di Komite IV selalu mendapat pandangan, kenapa

begini, karena pedoman yang kita punya begitu, tapi bukan berarti tidak ada pendapat dan

sikap kita dalam sini yang bagi saya, yang malah dunia ilmu saya di sini berat Pak, membuat

angka 5,30 itu, kalau ada bapak-bapak yang mau mendalami kami akan memberikan bahan-

bahan dari kajian Budget Office dari pandangan para pakar untuk menentukan bagi DPD

5,30, dan seandainya ini yang dijadikan acuan pemerintah dan DPR maka pertumbuhan

ekonomi akan lebih optimis tahun depan, itu misalnya.

Jadi terima kasih, mohon Paripurna ini menyimpulkan agar pedoman penyusunan

pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN, kalau saya tidak salah ingat itu pedoman Nomor 5,

Keputusan DPD RI Nomor 5 Tahun 2015, tentang Pedoman Pemberian Pertimbangan

Terhadap APBN. Nah ini mohon dijadikan kesimpulan untuk kita tinjau, kita revisi kita

sempurnakan.

Yang kedua ini hanya klarifikasi kepada Pak Djasarmen terima kasih, hanya tidak

tertulis dalam kalimat itu Pak tapi kami bahas, kita bahas dan justru wilayah kelautan itu

betul-betul sudah menjadi perhatian pemerintah dalam pertimbangan DAU. Tapi bagi Komite

IV, tidak mengusulkan kalimat ini karena itu sudah disepakati. Ada justru kebijakan

pemerintah yang didukung oleh DPR yang kami sebut dengan DAU yang tidak bersifat final.

Ini yang bagi DPD, bagi kita anggota DPD ini pertaruhan sesungguhnya, pertaruhan.

Sekali lagi, jangan hadapkan dengan undang-undang, karena undang-undang memang tidak

ada kata final dan tidak final. Di Undang-Undang Perimbangan Keuangan dikatakan

pendapatan dana transfer daerah, dana alokasi umum dihitung dengan perkalian dengan

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

13

pendapatan netto negara, tidak ada kata persentase, tidak ada kata final, hanya persentase.

Kami dengan Komite IV dan teman-teman semua dan saya mohon, teman-teman kalau ke

daerah, dialog kalau dengan Pemda, semua Provinsi, Kabupaten berharap ini berkepastian

final. Itu mempengaruhi APBD Pak, sudah mau ditender belanja pembangunannya, belanja

ininya, ragu-ragu, karena menunggu dulu APBNP.

Taruhlah sekarang akan terjadi penerimaan, penurunan negara 1 sampai 4%, maka

DAU akan dipotong satu sampai empat persen. DPD-nya tidak, setjennya tetap. Ya jadi

bayangkan itu, misalkan kalau DPD tidak dipotong sementara kabupaten kota malah

kabupaten kota malah dipotong harusnya DPD dipotong saja demi DAU Kebupaten Kota

saya misalnya seperti itu Pak Bahar, ini demi kabupaten kota ya. Karena kalau dana alokasi

umum itu disitu sumber gaji, disitu operasional pemerintah kabupaten kota, provinsi, disitu

sumber dana, bahkan bagi sejumlah kabupaten kota dan provinsi yang mau pilkada tahun

2018, proses pengalokasian anggarannya itu adalah di tahun 2018 mulai, mohon maaf kalau

saya harus agak menambah komentarnya disitu, kenapa?

Saya memohon Pak Ketua kita semua berjuang betul agar tidak terjadi DAU yang

tidak berkepastian itu, Pak. Padahal banyak yang lain yang bisa digeser, DID itu 7,5 triliun

itu tidak pasti itu tergantung penafsiran 22 kriteria mau diberi angka berapa. Itulah yang

dapat, saya tidak mau katakan tergantung urusnya, mohon maaf. Saya kira itu komentar saya

terima kasih atas respon Bapak-Bapak semuanya dan sekali lagi Pak Ketua terima kasih, Pak

Pimpinan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ketua Komite IV.

Sidang Dewan yang mulia, setelah kita bersama mendengar laporan pimpinan Komite

IV, walau ada masukan-masukan dari floor tetapi mekanisme sudah berjalan, kecuali ada

catatan satu bahwa aka ada pedoman usulan pedoman yang mempertimbangkan pedoman

yang baru, apakah kita dapat menyetujui pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi

makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke daerah dalam Rancanagan

Undang-Undang APBN, tahun anggaran 2018? Setuju?

KETOK 2X

Dengan telah disahkannya hasil, ya tepuk tangan untuk kita semua, dengan telah

disahkannya hasil pertimbangan DPD RI tersebut, diharapkan beberapa substansi yang

tercantum dalam pertimbangan DPD RI, dapat diakomodir dalam Rancangan Undang-

Undang APBN Tahun Anggaran 2018. Nah, sebelumnya saya bacakan ada sebuah info

penting yang tadi sudah berdua antara beliau disana itu, mungkin disana itu belum dengar.

Perlu saya sampaikan informasi yang juga sangat penting buat kita, yaitu bahwa anggaran

DPD RI, tahun anggaran 2017, sesuai Inpres yang sudah keluar Impres 4, 2017, pada

halaman 10, tahun anggaran APBN, DPD RI, tahun anggaran 2017, tidak termasuk yang

dipotong, ya. Artinya tetap pada pagu semula 958.774.583, jadi tetap, jadi semua kegiatan

yang diprogramkan tetap berjalan.

Ya, terima kasih Komite IV sudah lobi dan terima kasih juga Pak Ketua, ya karena

saya tahu apa yang diperbincangkan dilantai sembilan ya. Dalam pertimbangan tersebut DPD

RI, memberikan penekanan agar DPD RI dan pemerintah dapat memperhatikan beberapa

masukkan yang diberikan antara lain:

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

14

1. Sebagai upaya untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi tahun 2018, pemerintah

dapat melakukan perencanaan anggaran yang bersinergi sehingga potensi daerah yang

mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dapat dimaksimalkan.

2. Pemerintah dan pemerintah daerah secara berkesinambungan dapat menjaga stabilitas

harga komoditas dan daya beli mayarakat dengan tetap memperhatikan dampak gejolak

ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.

3. Perlu dilakukan pengintegrasian program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

pemerintah dan pemerintah daerah agar lebih cepat, lebih tepat sasaran pada masyarakat

miskin dan rentan.

4. Pemerintah terus, perlu terus mendorong program yang mampu menyerap tenaga kerja

yang salah satunya dengan terus memberikan kemudahan terhadap berkembangnya

UMKM, serta sektor usaha mikro secara luas.

5. Kejelasan serta kepastian kepada daerah terhadap pembagian dana bagi hasil dan dana

alokasi umum perlu dilaksanakan agar memberikan kepastian kepada daerah dalam

memformulasikan APBD sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah.

6. Dalam pemberian Dana Desa, pemerintah diharapkan dapat melakukan reformulasi

sehingga sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Disamping butir-butir utama tersebut secara lengkap hasil pertimbangan DPD RI,

terhadap rangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer ke

daerah dalam Rancangan Undang-Undang APBN, tahun anggaran 2018, akan segera

disampaikan ke DPR RI, sebagai bahan tidak terpisahkan dari keputusan pertimbangan DPD

RI yang telah diputuskan tadi.

Sidang Dewan Yang Mulia.

Pada kesempatan ini, kami sampaikan bahwa Pimpinan telah menerima surat dari

Anggota Provinsi Papua Barat perihal pengisian keanggotaan dari Provinsi Papua Barat di

Alat kelengkapan, khususnya di Komite IV dan BKSP, yaitu atas nama Saudara Chaidir

Djafar maka sesuai dengan Pasal 42 Ayat (5) peraturan DPD RI Nomor 4 Tahun 2017

tentang Tata Tertib hal ini perlu ditetapkan Sidang Pripurna ini. Untuk itu apakah kita dapat

menyetujui Saudara Chaidir Djafar sebagai Anggota Komite IV dan BKSP dari Provinsi

Papua Barat? Orangnya ada? Ya, setuju.

KETOK 2X

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (KETUA BAP DPD RI)

Sebelum tutup, Pak Ketua, sebelum ditutup, apa bisa pak?

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan pak.

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (KETUA BAP DPD RI)

Terima kasih Pak Ketua, Bapak dan Ibu Pimpinan dan rekan-rekan semua.

Pertama, bahwa keputusan Paripurna adalah wibawa kelembagaan, oleh karena itu

saya sangat bangga tadi pengumuman dari Pimpinan Sidang bahwa perjuangan Pimpinan

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

15

dengan Komite IV, untuk memperjuangkan keputusan bahwa DPD anggarannya tidak

dipotong saya ucapkan terima kasih.

Nah, oleh karena itu, apa yang telah kita putuskan putuskan Paripurna ini

pertimbangan DPD untuk menjaga wibawa lembaga, kami mohon kiranya secara

kelembagaan perlu diperjuangkan secara maksimal sehingga dulu pernah kalau saya tidak

salah presiden republik Indonesia tidak mau menandatangani APBN, sebelum pertimbangan

DPD sampai kepada Presiden dan Ketua DPR. Nah, ini kami mohon kiranya wibawa

kelembagaan betul-betul diperjuangkan secara maksimal.

Saya kira terima kasih Pak Pimpinan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, SE., MM (SULSEL)

Terima kasih Pimpinan. Di dalam suatu komunitas apalagi seperti Dewan Perwakilan

Daerah Republik Indonesia yang kita semua berjumlah 132 orang perbedaan pendapat

sesuatu hal yang lumrah. Bahkan di dalam keluarga yang besar pun kita keluar dari kandung

yang sama kadang kita harus berbeda. Yang menjadi permasalahan dan menggelitik hati saya

bahwa di antara kita di DPD sampai sekarang masih ada suasana kebatinan yang belum

terbangun dengan baik, untuk membawa lembaga ini menjadi kuat dan terhormat di mata

masyarakat. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan bahwa masih ada gugatan di PTUN

yang dilakukan oleh sebagian kawan-kawan, sahabat-sahabat saya. Ini harus juga menjadi

bahan pertimbangan DPD bagi kawan-kawan ini tentang status mereka. Karena dengan

demikian dengan adanya gugatan, saya menganggap bahwa ini tidak mengakui

kepemimpinan yang ada. Oleh karena itu, ini menjadi bahan pertimbangan apakah mereka ini

masih bisa diakui sebagai Anggota DPD atau menungu keputusan PTUN.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan, mungkin ada tanggapan dari floor.

PEMBICARA: dr. DELIS JUKARSON HEHI (SULTENG)

Pimpinan B-100 ya.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA: dr. DELIS JUKARSON HEHI (SULTENG)

Terima kasih pimpinan. Saya mungkin juga memiliki kegelisahan yang sama dengan

yang disampaikan oleh senior saya Pak Bahar dari Sulawesi Selatan. Kemarin kita sudah

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

16

mendengar beberapa bulan yang lalu kita sudah mendapatkan putusan dari PTUN yang

mengatakan bahwa yang menolak gugatan dan secara legal standing juga tidak berhak untuk

mengajukan gugatan di PTUN tersebut dan dalam pertimbangan yang disampaikan oleh

Majelis Hakim pada saat itu karena kebetulan saya juga mengikuti sidang pada saat itu.

Bahwa mekanisme pemilihan itu adalah kewenangan internal dari lembaga, dari lembaga kita

sendiri dalam hal ini DPD. Nah, kalau toh hari ini, ada gugatan terhadap mekanisme itu, itu

sebenarnya tidak bisa dibawa ke luar menurut saya kenapa? Karena yang berhak menilai itu

yang terkait dengan tata tertib, itu adalah kewenangan dari Badan Kehormatan lembaga ini.

Nah, kalau itu saya pikir adalah kalau semua persoalan mekanisme perbedaan pendapat

didalam organisasi dalam lembaga ini semua kita bawa ke luar, sampai kapan kita kerja di

lembaga ini, energi kita habis terkuras hanya untuk mengurusi maslaah-masalah ini.

Sementara hari ini kita dalam sudah berjalan dengan baik. Saya pikir ini harus mendapat

perhatian saya sependapat, apakah ini kita juga harus BK ini harus bersikap karena sesuai

dengan tata tertib kita, keputusan Paripurna bersifat mengikat semua baik pimpinan maupun

anggota. Kalau sedikit-sedikit putusan Paripurna dibawa ke luar, untuk di gugat di luar. Wah

menurut saya akan amburadul lembaga ini. Saya pikir itu mungkin Pimpinan mohon untuk

bisa disikapi oleh Badan Kehormatan. Terima kasih .

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih, Pak Andres silakan.

PEMBICARA: ADRIANUS GARU, SE., M.Si (NTT)

Saya Pimpinan. Terima kasih Pimpinan saya mohon izin langsung. Sebelumnya saya

mengampaikan Selamat Hari Raya buat teman-teman yang menjalankan. Saya juga ingin

pertegas bahwa perbedaan padangan itu sudah saya pikir sudah berlalulah. Jaga kewibawaan

lembaga, dari awal kita sudah sampaikan bahwa kalau tidak siap berpolitik jangan masuk di

ruangan ini, karena ini sudah lama polemik ini hampir berjalan tiga tahun. Saya terakhir

menjadi anggota Pansus itu pun sempat ribut di bandara, di Hotel Ibis. Saya sudah bilang

nanti saya lihat kalau memang nanti ada juga kelompok yang kalah ya pasti mereka lakukan

hal yang sama lagi. Jadi saya harap kepada teman-teman saya, saya tidak tahu siapa-siapa

yang tadi melakukan di PTUN. Stop sudah membela kelompok kita menjaga lembaga. Toh

waktu kerja kita tinggal dua tahun ke depan. Kalau kita masih seperti ini ya belajar lagilah

keruangan ini supaya lebih atau pindah saja dari ruangan ini, tidak perlu masuk dalam

ruangan ini, kalau ada masih ada perasaan yang kurang pas. Dari awal saya sampaikan jangan

bela kelompok, bela lembaga, karena kita dulu yang gagas perubahan di dalam lembaga ini.

Kita ada kelompok-kelompok muda yang bergabung supaya lembaga ini jangan ditertawai.

Satu hal lagi kembali tadi yang disampaikan kepada saudara saya Bang Djasarmen.

Dulu saya pernah marah saudara Syukur disini sama saudara Asri Anas di ruangan ini, hal

yang sama. Komite IV sudah kerja keras masih ungkit lagi, giliran kita undang mau rapat

bersama nggak pernah hadir. Ya saya harap kembali lagi jangan sampai terulang lagi hal-hal

yang seperti ini dan minta konflik internal lembaga ini diselesaikan secara internal. Kalau

memang masih merasa berjuang di luar jangan diberi ruang lagi fasilitas dalam lembaga ini.

Karena orang itu masih menganggap orang di luar. Terima kasih saya kembalikan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

17

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA: dr. DELIS JUKARSON HEHI (SULTENG)

Terima kasih pimpinan. Pimpinan tolong untuk dicatat dan diperhatikan bagi teman-

teman, terus terang saya hilang respek kepada teman-teman yang menggugat, saya tidak tahu

itu siapa. Tetapi yang saya tahu beberapa diantara mereka itu sudah menadatangani

pernyataan mengakui kepemimpinan yang ada sekarang. Tapi tiba-tiba sekarang melakukan

suatu gugatan. Jadi ini sudah kontra produktif sudah destruktif menurut saya ini. Karena ini

destruktif, ini tidak bagus untuk lembaga kita. Jangan hanya beberapa orang, gara-gara

berapa orang anggota, terus menihilkan kegiatan atau kerja kita selama ini di DPD RI. Jadi

kepada pimpinan BK, terutama saya berharap bahwa ini harus menjadi tindak lanjut dari pada

BK terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Ya terakhir, silakan.

PEMBICARA: H. AHMAD KANEDI, SH., MH (BENGKULU)

Izin pimpinan, daftar pimpinan. Pimpinan B- 25 dari Bengkulu Pak daftar setelah ini

Pak.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Ya silakan, silakan Pendeta.

PEMBICARA: Pdt. CARLES SIMAREMARE, S. Th.,M.Si (PAPUA)

Terima kasih.

Pimpinan yang kami hormati dan yang kami hormati seluruh teman-teman sekalian.

Saya selama ini mungkin banyak juga hanya berdiam dan mengamati tetapi izinkan

saya sedikit menyampaikan tentang situasi yang mungkin disampaikan teman-teman tadi.

Mungkin pimpinan kami sendiri sebagai anggota kami belum tahu siapa-siapa yang

menggugat itu dan berapa banyak? Tetapi kalaulah boleh di forum yang terhormat ini

mungkin kita menyepakati nama-nama kalau sudah ada nama-nama itu di meja pimpinan,

dilakukan pertemuan terbatas dulu mungkin mereka dipanggil. Alangkah jauh lebih baik

tetapi apabila dalam pertemuan pimpinan DPD dengan mereka yang menggugat itu tidak ada

solusi, baru mungkin nanti kita buat dalam forum terbuka di Paripurna untuk memutuskan

apa yang menjadi keputusan kita. Saya yakin mungkin yang teman-teman yang melakukan

gugatan itu karena belum pernah melakukan pertemuan dengan pimpinan sehingga kedekatan

batinnya belum begitu nyambung. Ini usul saya pimpinan kalau selagi bisa itu saja terima

kasih karena kita adalah semua saudara di sini. Sekian terima kasih.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

18

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Substansinya sama juga kira-kira tadi.

PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)

Usul konkrit saja.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan Pak.

PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)

Terima kasih Pimpinan saya kira persoalan ini bukan persoalan perseorangan, tapi

persoalan kita dengan lembaga. Jadi, bukan urusan pimpinan menurut saya. Jadi kalau kita

memandang perilaku yang apa tidak sesuai mungkin ada aturan-aturan internal kita maka itu

menujadi tugas BK dan beberapa dari kita bisa saja langsung melaporkan kepada BK dan

nanti itu urusan Badan Kehormatan. Saya kira konkrit persoalan ini kita serahkan kepada

Badan Kehormatan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)

Iya Ketua, lebih Konkrit ketua sesama Jawa tengah. Paripurna memutuskan agar usul

saya itu memerintahkan BK untuk menindaklanjuti dan mengundang 6 orang tersebut sebagai

penugasan dari DPD pimpinan kepada 6 orang itu. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Kepada Ketua, usulan ini menarik dari Ketua Komite.

PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)

Terima kasih pak, ijinkan saya berapa kali dipotong ini tidak apa-apa.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Baiklah. Oke. Kita putuskan saja iya. Kita putuskan saja Karena ini sudah jelas

masalahnya dan teman-teman kita yang 6 orang. Baiklah kita.

PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)

Sebentar Pak Ketua.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

19

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Putuskan bersama untuk ke 6 orang teman kita ini untuk langsung, iya ke BK saja, ke

BK iya setuju iya. Setuju.

KETOK 2X

PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)

Pak Ketua.

PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Saudara Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Masih menyangkut ini.

PEMBICARA: Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, S.H. (KALSEL)

Maksud saya sesuai dengan peraturan Tatib setiap keputusan DPD itu harus ada

minimal 2 tahap harus dibicarakan dan sebelum ke Paripurnapuna dibicarakan dulu di Rapat

Panmus begitu. Jadi tidak bisa terkaget-kaget langsung ambil keputusan buat apa ada Tatib.

Jadi keputusan itu iya harusnya usulan dari BK. BK kebawa ke Panmus baru di putuskan

disini. Jangan sampai setiap anggota kita bisa menyampaikan pendapat usul langsung

diputus, langsung diputus tidak begitu. Jadi lakukannlah kalau, kalau mau sudah dibawa ke

Panmus begitu karena agenda sidang paripurna ini sesuai dengan Tatib harus diagendakan

oleh Panmus tidak bisa terkaget-kaget langsung jadi keputusan. Itu dari kami, terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Oke. Terima kasih masukannya nanti akan dibahas di Panmus lagi, tetapi keputusan

sidang Paripurna ini sudah tadi. Iya selanjutnya.

PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Pak Fatwa, iya silakan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

20

PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Terima kasih Saudara Ketua. Lembaga kita ini lembaga politik. Setiap anggota

mempunyai kemandirian, kemandirian politik. Masalah yang terangkat sekarang ini bisa

dilihat dari ada segi karena ada gugatan itu adalah masalah hukum. Kemudian tidakan rekan-

rekan itu bisa juga dilihat dari segi etika dan moral. Nah kita tidak usah melihat masalah ini

terlalu rumit. Ini lembaga parlemen itu memang bebas. Jadi kita jangan terlalu menunjukan

juga sikap yang keras begitu, biarkan saja persoalan ini berkembang dan toh tidak akan

mempengaruhi, tidak akan mempengaruhi institusi ini sebagai suatu lembaga. Jadi itu

biarkan saja itu dihadapi oleh pengacara. Toh kita bisa menunjuk pengacara. Kemudian,

terhadap sikap dan langkah-langkah rekan itu, itu memang bisa saja dibawa dan dibahas di

Badan Kehormatan. Dilihat dari segi etika dan moral. Jadi tidak usah kita perdebatkan di

dalam forum yang luas seperti ini. Berikanlah fungsi itu kepada Badan Kehormatan. Biarlah

di sana dibahas secara, secara luas dan kita menunggu laporan. Jadi saya kira, tidak usah

keras-kerasan di dalam forum yang Paripurna ini dan tidak usah kita saling memvonis dengan

kalimat-kalimat yang kurang pantas. Biarkan sajalah itu memang Parlemen begitu. Ini

lembaga yang bebas silakan saja berbuat menurut ukuran-ukuran masing-masing. Kebetulan

kita tidak punya fraksi sudah biarkan saja sendiri begitu. Tapi biarkan juga ada lembaga atau

alat kelengkapan di lingkungan kita melaksanakan tugasnya. Jadi kita tidak perlu, tidak perlu

saling keras-kerasan di dalam Paripurna ini. Ini biarkan kita secara bebas secara demokratis.

Iya, terima kasih itu saja.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Jadi yang tadi disampaikan sudah diputuskan ke BK yang hukum iya tinggal hukum

jalan terus. Setuju.

PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Jadi pimpinan memang, pimpinan memang punya hak punya wewenang untuk

menyampaikan kepada BK untuk dilakukan pembahasan soal ini. Itu wewenang pimpinan

karena dikemukakan di forum ini begitu. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Baiklah untuk selanjutnya saya serahkan kembali pimpinan sidang kepada ketua

silakan.

PIMPINAN SIDANG: DR. (H.C.) OESMAN SAPTA ODANG (KETUA DPD RI)

Saya sudah mendengar semuanya. Saya juga mengerti apa maksud dari orang-orang

yang. Tapi bicara soal keras itu juga tidak benar, tidak ada kekerasan di sini. Tidak ada yang

bicara keras tidak ada yang menekan. Dan saya pikir sudah saatnya kita ini memperkuat

lembaga. Satu, lembaga kita tidak boleh lagi diverifikasi untuk pendaftaran yang akan datang

di 2019. Kedua, anggaran kita tidak dipotong. Ketiga, kewenangan, beberapa kewenangan

kita nanti tidak usah kita umumkan sekarang tapi kita tunggu tanggal 10. Jadi sekarang

anggota semua telah melakukan kegiatan sesuai dengan marwah daripada DPD ini sendiri.

Jadi DPD sekarang dan anggota-anggota DPD benar-benar sudah berbuat untuk Dewan

Perwakilan Daerah. Jadi yang belum berbuat, supaya kembalilah ke jalan yang benar. Jadi

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-7 DPD RI MS IV TS 2016-2017 KAMIS, 6 JULI 2017

21

tidak usah tekan menekan di sini. Pak Fatwa itu ahli tekan tapi juga tidak menekan di sini.

Nah perlu dilakukan pengintegrasian program pengentasan kemiskinan itu masalah yang di

daerah-daerah itu. Itu yang perlu kita, kita wujudkan.

Pembangunan infrastruktur daerah-daerah, kesempatan kerja bagi rakyat-rakyat

didaerah sekarang sudah menggaung semua. Marwah DPD Insya Allah makin hari makin

meningkat. Marwahnya yang selama ini kita selalu dihina orang, selalu dianggap sepele

sekarang saya mau lihat siapa yang menganggap sepele lagi DPD. Sidang Dewan yang

Mulia, demikianlah kita telah menyelesaikan agenda sidang kali ini. Kami informasikan

bahwa Presiden telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang efisiensi

belanja barang Kementrian atau Lembaga dalam melaksanakan anggaran pendapatan dan

belanja negara tahun anggaran 2017 yang harus dilakukan sebagian besar Kementrian

lembaga. Meskipun demikian, dari hasil diskusi kami dengan pihak Kementrian Keuangan

beberapa waktu yang lalu, disepakati bahwa untuk anggaran DPD RI tidak dilakukan

pemotongan tapi kami menghimbau kepada seluruh anggota melalui alat kelengkapan tetap

melaksanakan efisiensi anggaran sesuai dengan program prioritas lembaga yang telah

ditetapkan. Di samping itu kami sampaikan pula, bahwa untuk sidang Paripurna ke-13

dengan agenda pelaksanaan tugas Alat Kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD RI yang

dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2017. Sebelumnya saya menginformasikan, kita juga

mengharapkan berdirinya gedung DPD RI yang baru, agar dapat didirikan di pusat ini yang

mempunyai gedung sendiri, yang kedua meneruskan agar pembangunan gedung DPD

diteruskan. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, sidang Paripurna Biasa ke-7 kami

tutup.

Dengan Wabillahi taufik walhidayah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETOK 3X

Om shanti, shanti, shanti om.

Salam sejahtera.

SIDANG DITUTUP PUKUL 15.10 WIB