Upload
dobao
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH SEMENTARA
SIDANG PARIPURNA KE-9 DPD RI
MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2014-2015
I. KETERANGAN
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 18 Februari 2015
3. Waktu : 10.10 WIB – 13.41 WIB
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Sidang :
1. H. Irman Gusman, SE.,M.BA (Ketua DPD RI)
2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)
3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal
DPD RI)
2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI)
7. Panitera : Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II)
8. Acara : 1. Penandatanganan MoU dengan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK);
2. Penandatanganan MoU dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK);
3. Jawaban atas Hak Bertanya Anggota DPD RI (Kebijakan
Pemerintah mengenai BBM/Energi) yang akan dibacakan
oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan;
4. Laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan DPD RI;
5. Pengesahan keputusan DPD RI;
6. Pidato penutupan pada akhir Masa Sidang II Tahun
Sidang 2014-2015.
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 1
II. JALANNYA SIDANG
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Selamat pagi Bapak-bapak Ibu-ibu hadirin para Anggota dewan yang saya hormati.
Sebelum kita memulai Sidang Paripurna ini marilah kita sejenak bersama-sama menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya dan kepada Anggota dewan dan seluruh hadirin para tamu
kami yang kami hormati untuk dapat berdiri dan bersama-sama kita menyanyikan lagu
Indonesia Raya.
PEMBICARA : PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
SIDANG DIBUKA PUKUL 10.10 WIB
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 2
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Kami persilakan untuk duduk kembali.
Sebelum kita memasuki agenda sidang paripurna, perlu kami sampaikan terlebih
dahulu kepada sidang dewan yang mulia bahwasanya pagi hari ini hadir bersama kita
Pimpinan daripada Komisi Pemberantasan Korupsi beserta jajarannya yang nanti secara
simbolis secara kelembagaan akan menerima Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara
Negara yaitu LHKPN. Di sini hadir yang mewakili komisioner yaitu Bapak Wakil Kketua
KPK Bapak Zulkarnain. Silakan berdiri Pak.
Perlu kami sampaikan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sejak tahun
2009 satu-satunya lembaga negara yang secara kolektif menyerahkan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara dan ini adalah kali kedua kita laksanakan Bapak-Ibu
sekalian sebagai bentuk komitmen kita dalam penyelenggaraan negara yang bersih dan
berwibawa. Untuk itu kita bikin acara pada pagi ini.
Selanjutnya juga telah hadir bersama kita Ketua Dewan Komisioner beserta Wakil
Ketua dan Anggota Dewan Komisioner dari Otoritas Jasa Keuangan. Silakan berdiri. Hadir
komplit Bapak-Ibu sekalian. Sebagai lembaga negara baru, penguasa keuangan Republik
Indonesia yaitu Bapak Dr. Muliaman D Hadad. Kemudian didampingi oleh Wakil Ketua
Dewan Komisioner, Bapak Rahmat Waluyanto. Kemudian juga Anggota Dewan Komisioner
Bapak Nelson Tampubolon, juga hadir Bapak Firdaus Djaelani. Jadi biar kenal teman-teman
para Senator se-Indonesia kalau ada berusan dengan keuangan dan lain sebagainya beliau-
beliau inilah yang bertanggungjawab. Ibu Kusumaningtuti S. Sutiono, kemudian Ibu
Nurhaida, ini lurahnya pasar modal. Ibu Ilya Avianti. Terima kasih Bapak Ibu sekalian yang
telah mengenalkan dan dikenalkan tadi ke depan sidang yang mulia.
Mengenai nota kesepahaman bersama antara DPD RI dan Otoritas Jasa Keuangan, ini
ditindaklanjuti dari hasil pertemuan antara Pimpinan dan para Pimpinan OJK, dalam rangka
bagaimana berbagai produk ya tugas dan tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan dalam
mensosialisasikan berbagai instrumen keuangan yang bermanfaat untuk kemajuan dan
pembangunan daerah sehingga kita harapkan nanti dengan kerjasama yang nanti kita akan
tandatangani, para Anggota DPD RI baik dengan OJK yang ada di setiap provinsi daerah bisa
melakukan sosialisasi berbagai program dan sebagainya yang penting buat masyarakat dan
rakyat Indonesia. Inilah menurut kami perlunya kita membangun kesepahaman dengan
lembaga yang sangat strategis dan penting ini demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu kami silakan kepada MC untuk membawakan acara pagi ini.
PEMBICARA : MC
Penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Dewan Perkilan Daerah
Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia.
Ketua DPD Wakil Ketua DPD RI dengan Pimpinan Komite IV beserta Ketua Dewan
Komisioner OJK didampingi Anggota Dewan Komisioner OJK dipersilakan menempati
tempat yang telah disediakan.
Dilanjutkan dengan penyerahan plakat dari OJK RI kepada DPD RI. Penyerahan
plakat dari DPD RI kepada OJK RI. Selesai. Ketua DPD RI didampingi Wakil Ketua DPD
RI, Ketua Komite IV beserta Ketua Dewan Komisioner OJK Anggota Dewan Komisioner
OJK dipersilakan kembali ke tempat semula.
Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Bapak Dr. Muliaman Darmansyah Hadad
SE, MPA
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 3
PEMBICARA : Dr. MULIAMAN DARMANSYAH HADAD SE, MPA (KETUA
DEWAN KOMISIONER OJK)
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera
Om swastiastu.
Yang saya hormati Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Bapak
Irman Gusman, Bapak-Ibu Wakil Ketua serta seluruh Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia, para Anggota Dewan Komisioner, hadirin yang berbahagia. Mengawali
acara ini izinkan saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur kehadiran
Tuhan Yang Maha Kuasa atas hidayah dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga kita
dapat berkumpul bersama pada acara pada pagi hari ini. Pada kesempatan ini, saya atas nama
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi
kepada Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia khususnya kepada Bapak Irman
Gusman dan seluruh Anggota DPD RI yang bersedia hadir dan menandatangani MoU atau
nota kesepahaman pada pagi hari ini dan berbagi pandangan serta pemahaman akan
pentingnya pembangunan terutama pembangunan daerah kita sesuai dengan pelaksanaan
tugas kita masing-masing terutama bagi kami tentu saja di sektor jasa keuangan.
Bapak-Ibu hadirin yang saya hormati, sebagaimana kita sudah ketahui bersama bahwa
Otoritas Jasa Keuangan memiliki peran yang penting dalam mendukung pembangunan
ekonomi nasional. Hal ini mengingat sesuai dengan Undang-Undang OJK No. 21 Tahun
2011 OJK diberikan dua amanat besar di sektor jasa keuangan yaitu melakukan pengaturan
dan pengawasan secara terintegrasi terhadap seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan serta
melakukan edukasi peningkatan pengetahuan keuangan masyarakat serta perlindungan
konsumen. Dengan melaksanakan dua amanat yang sangat penting tersebut tentu saja
kehadiran OJK diharapkan dapat mewujudkan industri jasa keuangan yang teratur, adil,
transparan dan akuntabel, mampu berperan aktif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan
secara berkesinambungan serta mampu melindungi kepentingan masyarakat kepentingan
konsumen di sektor jasa keuangan yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan pertumbuhan ekonomi yang baik dan
berkualitas. Dalam mencapai cita-cita kita tersebut, OJK mendukung dan menyelaraskan
berbagai macam kebijakan yang diambil dengan program-program yang juga dilakukan oleh
pemerintah seperti pengentasan kemiskinan, pemerataan pembangunan dan penciptaan
lapangan kerja. Hal ini mengingat fungsi dan tugas Otoritas Jasa Keuangan sangat terkait
dengan program-program yang tadi saya sampaikan dan tentu saja terkait dengan peran dan
keinginan kita bersama untuk menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di berbagai
macam daerah di wilayah Indonesia. Dalam mewujudkan hal tersebut tentu saja OJK
memerlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk dukungan dari pemerintah baik
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia.
Bapak-Ibu hadirin yang saya muliakan, sedikit berbicara mengenai lingkup tugas
Otoritas Jasa Keuangan di dalam melakukan pengawasan dan pengaturan jasa keuangan tidak
hanya mencakup besarnya industri jasa keuangan yang akan diawasi namun juga mencakup
luasnya wilayah yang akan diawasi yang meliputi seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia. Hari ini mengingat sektor jasa keuangan tidak hanya berkembang di kota-kota
besar namun juga merambah dan dibutuhkan kehadirannya hingga ke seluruh pelosok daerah
di Indonesia hal yang dapat terlihat salah satunya adalah penetrasi perbankan yang mampu
membuka cabang hingga ke pelosok pedesaan di Indonesia. Selain itu, lembaga keuangan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 4
mikro juga berkembang sangat pesat di berbagai daerah dimana hingga saat ini tercatat
kurang lebih 600.000 lembaga keuangan mikro yang berdiri di berbagai pelosok daerah di
Indonesia apalagi sejak diundangkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 2013 tentang
Lembaga Keuangan Mikro maka kewenangan OJK di dalam melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap industri jasa keuangan tidak hanya menyangkut industri perbankan,
pasar modal industri keuangan bukan bank, namun juga ditambah dengan pengawasan
terhadap lembaga keuangan mikro yang ada di daerah-daerah. Sementara itu, hingga saat ini
tingkat literasi keuangan masyarakat, pengetahuan masyarakat terhadap seluk beluk industri
keuangan khususnya saudara-saudara kita di daerah masih terbilang rendah sehingga upaya
kita OJK dan tentu saja dukungan Bapak Ibu sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah
untuk bersama-sama kita melakukan edukasi ke daerah-daerah khususnya bagi berbagai
macam masyarakat di pelosok perlu kita percepat dan kita lakukan bersama sama. Oleh
karena itu kerjasama OJK dengan para pemangku kepentingan di berbagai daerah menjadi
hal yang sangat penting dan strategis dalam mendukung tugas dan fungsi OJK melakukan
pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan. Dengan melihat berbagai kondisi
tersebut maka dukungan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia selaku lembaga
tinggi negara kepada OJK sangatlah penting. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi OJK tentu
saja akan sangat membantu dan nota kesepahaman yang kita tandatangani pada pagi hari ini
akan menjadi landasan bahwa kita bisa bersama-sama dapat menentukan prioritas apa yang
kita perlukan agar kemudian daerah-daerah bisa menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
baru sehingga pemerataan ekonomi dan kesejahteraan di Indonesia bisa semakin meningkat.
Bapak-Ibu hadirin sekalian yang berbahagia, nota kesepahaman antara OJK dan DPD
Republik Indonesia yang ditandatangani pada pagi hari ini merupakan salah satu bentuk
kerjasama dan dukungan DPD RI kepada OJK dalam pelaksanaan tugas OJK melakukan
pengaturan pengawasan di bidang jasa keuangan. Dalam nota kesepahaman ini diatur
kerjasama OJK dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam hal pertukaran
informasi penyelenggaraan kegiatan ilmiah, penelitian, kajian, diskusi, seminar, lokakarya di
berbagai daerah serta penyelenggaraan kegiatan edukasi dan sosialisasi jasa keuangan di
dalam perspektif pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan di berbagai sektor jasa
keuangan. Kami juga sepakat untuk memberikan inspirasi dan pengetahuan kepada berbagai
pemangku kepentingan di daerah bagaimana kita bisa membiayai pembangunan ekonomi
daerah, membiayai proyek-proyek penting di daerah agar pertumbuhan ekonomi di daerah
bisa lebih meningkat. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas pelaksanaan tugas OJK dan DPD RI dalam mendorong perkembangan industri
jasa keuangan dan pengetahuan masyarakat di bidang keuangan di berbagai daerah. Kami
ingin menekankan sedikit perlunya peningkatan literasi keuangan sebab kami belakangan ini
sering mendapat laporan banyak saudara-saudara kita masyarakat di daerah yang tertipu oleh
berbagai macam tawaran-tawaran investasi. Saya kira pada gilirannya nanti kita bisa
bekerjasama untuk melakukan edukasi lebih banyak ke daerah-daerah agar masyarakat kita
tidak mudah tertipu dengan berbagai macam iming-iming terutama iming-iming berbagai
macam produk-produk investasi yang ditawarkan. Oleh karena itu tentu saja acara pagi ini
bagi kami sangat berharga dan mudah-mudahan keinginan kita bersama dengan bimbingan
dan rahmat dari Allah SWT keinginan tersebut bisa kita capai.
Demikian, terima kasih.
Wabillahitaufik walhidayah
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 5
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Sidang dewan yang mulia, baru saja kita mendengarkan pidato singkat dari Ketua
OJK Bapak Dr. Muliaman Hadad yang telah menjelaskan maksud dan tujuan daripada
kerjasama antara dua lembaga negara dan ini tentu diperlukan juga buat kita sebagai wakil
rakyat dan daerah dalam rangka mengartikulasikan berbagai aspirasi yang ada khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui jasa keuangan dan perbankan. Dan
juga kerja sama ini sebagaimana tadi telah dijelaskan, Dewan Perwakilan Daerah dan OJK
tentu akan meningkatkan berbagai kegiatan pengawasan di sektor jasa keuangan, dimana kita
melihat masih banyaknya masyarakat kita yang belum menggunakan jasa keuangan yang
modern dan banyak terjadinya penyalahgunaan dari berbagai instrumen keuangan yang
belum masuk dalam jasa keuangan yang kita kenal. Melalui kerjasama ini tentu kita akan
bisa bersama-sama OJK yang ada di daerah dan kita-kita bersama perangkat yang ada di
daerah untuk bisa meningkatkan berbagai kerjasama dalam menginformasikan,
mengartikulasikan berbagai produk-produk keuangan yang tentu banyak dari rakyat dan
masyarakat kita belum memahaminya. Mudah-mudahan dengan kerjasama yang telah
dilakukan tentu berbagai produk jasa keuangan dan termasuk juga berbagai produk seperti
yang kita kenal obligasi daerah, kita tahu beberapa daerah seperti yang telah saya kunjungi
banyak potensi pembangunan ekonomi tetapi keterbatasan biaya yang sesungguhnya melalui
partisipant bound ini berbagai instrumen ini bisa membiayai dari pada sektor pembangunan
dengan kerja sama yang telah kita tandatangani baik pimpinan dan para anggota baik di
tingkat pusat maupun daerah ya kita secara sistematis, bertahap ya dan juga akan
mengundang para gubernur, bupati, walikota untuk lebih mengenalkan berbagai instrumen
tersebut sebagai bentuk pembiayaan pembangunan di daerah asal masing-masing. Oleh
karena itu Bapak Ibu sekalian tadi telah sampaikan juga beberapa bentuk kegiatan dan ini
akan ditindaklanjuti oleh Seketariat Jenderal bersamaan Sekretariat juga OJK berbagai
kajian, penelitian, diskusi, sosialisasi seluruh masyarakat terutama di daerah-daerah yang kita
sebagai mewakili. Untuk itu saya harapkan nanti kepada seluruh para Anggota DPD yang
mana ujung tombaknya Komite II untuk membuat agenda-agenda barangkali selama kita
berada di daerah dengan berbagai kegiatan dengan OJK dan tentu kami Pimpinan akan
memfasilitasi ya berbagai kegiatan tersebut di daerah masing-masing. Sekali lagi terimakasih
dan mari kita berikan applause kepada OJK.
Sidang dewan yang mulia, selanjutnya kita akan masuk ke agenda yang berikutnya
sebagaimana tadi yang telah saya sampaikan dalam rangka mendukung dalam mewujudkan
akuntabilitas keuangan penyelenggara negara yang bersih dan berwibawa, pada hari ini ya
sebagaimana surat dari Ketua KPK 18 Februari secara kolektif kita semua akan menyerahkan
Laporan Harta Kekayaan Penyelengara Negara kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Hal
ini kita lakukan untuk terus menjaga tradisi dan menunjukkan komitmen lembaga kita DPD
RI untuk penyelengaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi.
Bapak Ibu yang saya hormati, sebagai lembaga negara Dewan Perwakilan Daerah dari
rahim reformasi, pada kesempatan ini ingin saya ingin mengingatkan kembali kepada kita
bagaimana perjuangan anak bangsa di tahun 1998 yang telah hadir sebagian di sini bahwa
agenda reformasi yang pertama itu adalah penegakan supermasi hukum, yang kedua antara
lain pemberatasan KKN kemudian juga amandemen konsitusi yang membuat lembaga kita
bisa hadir dan selanjutnya adalah pemberian otonomi daerah seluas luasnya. Dan sebagai
lembaga yang lahir dari rahim reformasi tentu kita tetap mempunyai komitmen dalam
penegakan supremasi hukum dan perbatasan KKN untuk itu kita secara kolektif kolegial
menyerahkan kewajiban kita ya pada pagi hari ini. Untuk itu kami persilakan kepada Master
of Ceremony untuk membawakan acara yang sangat penting dan mulia ini. Silakan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 6
PEMBICARA : MC
Penandatanganan berita acara penyerahan LHKPN oleh Ketua DPD RI dengan Wakil
KPK. Ketua DPD RI dengan Wakil Ketua DPD RI beserta Sekjen DPD RI dan Wakil Ketua
KPK dipersilakan menuju tempat yang telah disiapkan.
Penyerahan LHKPN Anggota DPD RI oleh Ketua DPD RI kepada Wakil Ketua KPK.
Penyerahan LHKPN pejabat di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI oleh Sekjen
DPD kepada Wakil Ketua KPK.
Selesai.
Ketua DPD RI, Wakil Ketua DPD RI dan beserta Sekjen DPD RI dan Wakil Ketua
KPK dipersilakan kembali ke tempat semula.
Sambutan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bapak Zulkarnain,
dipersilakan.
PEMBICARA : ZULKARNAIN (WAKIL KETUA KPK)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Anggota DPD RI ,
Sekjen DPD RI dan jajaran, Bapak Pimpinan OJK dan jajaran, hadirin-hadirat yang kami
muliakan. Bersyukur kita semua berada dalam keadaan sehat walafiat hari ini bisa kita
bersama-sama hadir di tempat ini. Kami dari KPK mengucapkan terimakasih diberikan
kesempatan untuk hadir di ruangan yang berbahagia ini. Kemudian kami juga menyampaikan
maaf yang hadir Pimpinan KPK saat ini saya sendiri karena pimpinannya lain yang posisi
saat ini 4 orang melaksanakan tugas-tugas yang lain juga sehingga kami berbagi. Kami atas
nama Pimpinan KPK mengucapkan apresiasi yang luar biasa kepada DPD RI yang telah
menyampaikan LHKPNnya secara kolektif, ini kali kedua. Kami berharap lembaga-lembaga
negara yang lain, instansi yang lain juga bisa memberikan contoh ketaatan untuk
menyampaikan LHKPN.
Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan pemerintah yang bersih
dan bebas dari KKN yang lahir dari amanat reformasi, salah satu upaya kita tentunya untuk
membuat lembaga negara ini bersih tentu dengan peningkatan integritasnya, berarti bersih
dalam artian integritasnya sehingga bisa nanti dipercaya oleh publik, oleh masyarakat. Secara
konkrit, ini sudah waktunya semua lembaga negara mempunyai pedoman kode etik dan
perilaku yang sesuai dengan kelembagaannya masing-masing. Di samping itu tentu ketaatan
dalam melaporkan LHKPN berikut juga ketaatan dalam memberikan menyampaikan
gratifikasi terhadap hal-hal yang sebetulnya diduga merupakan gratifikasi. Pada kesempatan
ini perlu kami sampaikan KPK juga lahir sebagai amanat reformasi, lahir setelah Undang-
Undang No. 31 Tahun 1999 ada. KPK sudah intensif melakukan kegiatan-kegiatan
pencegahan, tidak hanya pemberantasan. Walaupun di dalam pemberitaan media massa yang
sering diungkapkan yang seksi adalah soal penindakan. KPK dengan deputi bidang
pencegahannya sudah aktif intensif sejak tahun 2012, bekerjasama dengan BPKP seluruh
Indonesia mengamati penganggaran perencanaan di daerah, mengamati pelayanan publik
mengenai sumber daya antara lain hasilnya sudah kami sampaikan tadi kepada Pimpinan
DPD RI untuk bisa menjadi bahan masukan . Banyak hal-hal yang sebetulnya bisa dikerjakan
di daerah, permasalahan-permasalahan yang perlu dibenahi sehingga kita lebih cepat
memperbaiki keadaan tatakelola negara ini daerah. Kemudian pekerjaan di pencegahan
litbang penelitian dan pengembangan melalui pengkajian kajian sistem administrasi, sistem
tata kelola negara ini sudah banyak yang dilakukan oleh KPK. Mulai dari kajian haji, kajian
pertambangan, kehutanan, kelautan, perkebunan dan lain lain, kita bekerjasama dengan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 7
instansi-instansi terkait, kita bekerjasama dengan ahli-ahli untuk sama-sama membenahi tata
kelola di instansi-instansi pemerintahan yang potensi korupsinya juga ada di sana. Berkaitan
dengan ini juga untuk diketahui informasi untuk semua sejak tahun 2010 dengan pengkajian-
pengkajian perbaikan sistem ini dampak positifnya terhadap penerimaan negara dan potensi
kerugian negara sudah sekitar 270 trilyun sedangkan untuk penindakan dari uang pengganti,
dari uang denda ongkos perkara rampasan lain dari sejak 2004 sampai 2014 belum sampai
1,3 trilyun. Inilah pentingnya kita memperbaiki tata kelola pemerintah ini dengan baik. Yang
aktual terakhir kerjasama kita mengenai penertiban minerba dengan waktu satu tahun 2014
peningkatan PNBP di Kementrian ESDM hampir 10 trilyun. Tahun ini kita mengembangkan
ke sektor kelautan. Kemarin kita sudah launching dengan 24 kementerian tingkat pusat, 34
provinsi, di sore kita lanjutkan launching di kehutanan soal perkebunan. Potensi kelautan
kita, keadaan kelautan kita sampai saat ini masih banyak permasalahan yang harus kita
benahi bersama. Kemudian di LHKPN ini juga kesadaran dan kepatuhan pejabat-pejabat
publik masih relatif rendah. Kemudian banyak Anggota DPRD-DPRD belum menyampaikan
laporan padahal mereka juga wajib LHKPN. Gratifikasi kami juga sudah memberikan
kemudahan, membentuk unit-unit pengendali gratifikasi dengan kementerian lembaga terkait
sehingga laporan bisa diseleksi awal di lembaganya masing-masing dengan istilah UPG
"Unit Pengendali Gratifikasi". Ini sudah 130 kementerian lembaga yang ada Unit
Pengendalian Gratifikasi, kita berharap LHKPN juga bisa dilakukan hal yang demikian.
Kemudian ada di pencegahan juga Dikyanmas "Pendidikan Pelayanan Masyarakat"
kampanye anti korupsi, sosialisasi anti korupsi, pendidikan anti korupsi yang sering
diputarbalikkan di media bahwa KPK itu pakai menggelontorkan dana pada LSM yang tidak
jelas, tidak demikian KPK. KPK menjaga integritasnya, mitra-mitranya juga di jaga
berintegritas. Jadi tidak sembarangan. Apa misalnya? Lembaga pendidikan, uang perjalanan
dari petugas yang diberikan untuk snack yang diberikan, bagaimana kami gelontorkan. Audit
BPK sejak 2007 WTP KPK itu. Lakipnya setiap tahun A, penertiban barang milik
negarannya mendapatkan penghargaan. Inilah sebetulnya KPK sebagai lembaga bertanggung
jawab kepada Presiden, publik dan DPR tentu juga DPD. Inilah barangkali momen ini juga
kami sampaikan. Kami sudah audit kinerja 2013, sudah audit oleh BPK. Malah arah kegiatan
kami saat ini sudah tepat pada sasarannya dengan catatan-catatan tertentu tentu bahagian
perbaikan secara internal. Kemudian misalnya sosialisasi. LSM yang kami dekati adalah
orang-orang yang anti korupsi, integritasnya terpelihara. Pimpinan saja datang selektif tidak
bisa hanya sekedar LSM yang jadi-jadian atau abal-abalan. Ini sebetulnya menjaga integritas.
Jadi KPK itu menjaga integritasnya. Kalau lembaga integritas yang menjaga tujuan dan nilai-
nilai dasar KPK itu yang 5 itu, itu harus ada sejalan . Kepemimpinan yang berintergritas,
stakeholder yang berintergritas, kinerja yang berintergritas diukur oleh KPK dimana yang
kurang itu diintervensi, perbaikan. Kemudian kalau di penindakan memang biasa,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan eksekusi, itu sudah biasa. Memang artinya ada
perkara-perkara kalau proses di KPK terlalu lama, benar karena kalau di KPK terlalu detail.
Memang, sehingga memproses sampai pengadilan konflik senrait yang dituntut dan dihukum
100 persen sampai saat ini tidak meleset. Itu halnya. Cuma kekurangan tentu bahan masukan
kami untuk bisa lebih mempercepat. 3-4 bulan yang lalu saya sudah ingatkan percepat
perkara-perkara yang sudah lebih 6 bulan penyidikan belum selesai di bagian. Koreksi
memang terhadap kami. Saya pikir itu sebagai suatu gambaran.
Dapat saya tambahkan sedikit untuk diketahui, laporan dugaan korupsi dan
permasalahan terkait pelayanan publik dan lain-lain ke KPK setiap tahun meningkat. Tahun
2012 6000 lebih tercatat, tahun 2013 7000 lebih, tahun 2014 8000 lebih di seluruh Indonesia.
Jadi kami tahu permasalahan dari situ saja sudah kami lihat gambaran permasalahan korupsi
atau permasalahan pelayanan publik yang perlu kita cegah bersama-sama. Jadi itulah
barangkali sekedar informasi dan pertanggungjawaban publik kami juga terhadap DPD.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 8
Mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua kita bisa bersama-sama untuk mencegah
korupsi dan memperbaiki tata kelola pemerintahan ini ke depan. Demikian, lebih kurang
mohon maaf dan saya sudahi dengan
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan KPK yang diwakili oleh Bapak
Zukarnain, SH.,MH. yang telah menjelaskan kepada kita bagaimana perkembangan daripada
KPK sebagai pengemban amanat reformasi dalam pemberantasan KKN. Untuk itulah
Saudara-saudara sekalian, kami berharap apa yang telah kita lakukan tadi dan ini bukan
pertama kali, yang kedua kalinya kita secara kolektif kolegial menyerahkan LHKPN sebagai
bentuk kepatuhan kita terhadap penyelenggaraan negara dan mudah-mudahan apa yang kita
lakukan ini juga memberikan juga keteladanan kepada lembaga-lembaga negara lainnya baik
di pusat maupun daerah sebagai bentuk komitmen kita dalam pemberantasan korupsi dan
sebagai bentuk dukungan kita terhadap lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
rangka untuk mewujudkan cita-cita Indonesia yang bebas sebag, yang bebas korupsi dan ini
adalah amanat reformasi.
Bapak Ibu yang saya hormati, ingin kami mengingatkan kepada kita semua
bahwasanya tanggal 10 Maret 2010 DPD RI dan Komisi Pemberantasan Korupsi telah
menandatangani nota kesepahaman tentang upaya tindakan pemberantasan tindak pidana
korupsi dimana tujuan dari nota kesepahaman tersebut untuk mewujudkan kerjasama dan
koordinasi antara KPK dan DPD dalam upaya percepatan pemberantasan tindak pidana
korupsi agar masing-masing pihak dapat menjalankan tugas dan kewenangannya secara
efektif. Dulu biasanya kita dalam rangka sosialisasi Pimpinan DPD bahkan Anggota
bersama-sama KPK melakukan sosialisasi di seluruh Indonesia dan mudah-mudahan ini juga
kita akan teruskan MoU ini untuk kita bersama-sama untuk tetap melakukan tugas yang
mulia ini. Sebagaimana kami telah sampaikan tadi di dalam nota kesepahaman tersebut
dimana Sekjen telah mengeluarkan Surat Keputusan No.134 Tahun 2013 yang mana juga
mengamanatkan ke seluruh penyelenggara negara baik Eselon I, II, Kuasa Pengguna
Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen di lingkungan Sekjen DPD RI juga menyerahkan
semua LHKPNnya bahkan di tahun ini bahkan sampai ke Esselon III. Inilah bagian daripada
komitmen daripada DPD RI terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia dan juga sekali
lagi komitmen kita dalam penguatan KPK Republik Indonesia . Bahkan Bapak Ibu sekalian,
dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 DPD mempunyai 10 butir yang kita eh 10
agenda yang salah satu agendanya dalam komisi lembaga negara yaitu memasukkan KPK
bagian daripada yang kita mau amandemen di Undang-Undang Dasar 1945. Inilah bentuk
kepedulian, inilah bentuk komitmen kita bersama antara lembaga DPD sebagai lembaga yang
lahir dari semangat reformasi. Inilah Bapak Ibu sekalian agenda kita pada pagi ini . Untuk itu
berikan waktu kami sejenak untuk...
PEMBICARA : M. SYUKUR, SH (JAMBI)
Pimpinan, Jambi interupsi Pimpinan. Jambi, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Sebentar dulu, ada apa?
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 9
PEMBICARA : M. SYUKUR, SH (JAMBI)
Ingin memberi masukan saja Pimpinan sebelum Pak Zulkarnain meninggalkan
ruangan. Yang pertama, saya pribadi kami Jambi cukup perihatin apa yang terjadi dengan
KPK dan komitmen itu sudah disampaikan kepada Pimpinan, DPD tetap bersama KPK tidak
ada pelemahan KPK.
Yang kedua apa yang di sampaikan Pak Zulkarnain. Pertama adalah beliau sudah
pencegahan terhadap minerba kemudian akan masuk pada sektor kelautan. Yang ketiga Pak
Zul, kami minta sebagai wakil daerah khususnya Jambi kasus kehutanan tolong diselesaikan
karena kehutanan ini banyak sekali merugikan masyarakat, penguasa-penguasa besar yang
belikan pengusaha daerah, oleh penguasa di daerah HGU dan lain dan itu tidak diberikan
kepada masyarakat kecil yang ada di pertanian-pertanian daerah.
Terima kasih Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik saudara sekalian.
PEMBICARA : MESAKH MIRIN (PAPUA)
Interupsi Pak Ketua, ini satu lagi Mesakh Mirin, Papua. Tidak, ini penting karena
kebetulan KPK ada jadi ini masalah pencegahan. Satu saja, Ketua.
Masalah Papua itu juga KPK harus perlu melihat banyak korupsi, tetapi di sini
laporannya tidak ada apa itu harus baik kalau itu mau dilihat masalah Papua. Suka main mata
dengan itu semua dari Papua itu.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, sekali lagi terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua. Baik kami persilakan
kepada Pimpinan OJK dan Pimpinan KPK untuk meninggalkan ruangan ini karena kami
masih melanjutkan. Untuk itu kami persilakan kepada Bapak Farouk untuk bisa
mendampingi. Kepada Bapak Sekretariat Jenderal untuk memulai acara ini. Mohon kepada
yang mewakili pemerintah untuk bisa...
PEMBICARA : Drs. HABIB ALI ALWI (BANTEN)
Pimpinan. Boleh saran, Pimpinan? Di suasana begitu dingin dan hampir sebagian
besar teman-teman ini datang dari rumah langsung masuk ke sini untuk menghindari
kemacetan jadi belum sempat sarapan. Oleh karena itu kami harapkan setiap Paripurna
tolong di siapkan kotak-kotak kue di meja masing-masing.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Mohon sabar sebentar. Memang waktunya sangat terbatas. Kami mohon kepada
Sekretariat Jenderal untuk segera untuk mengundang pemerintah yang akan mengundang
Presiden yang diwakili oleh dua menko untuk menyampaikan jawaban terhadap hak
pertanyaannya anggota dewan ya. Mohon sabar sedikit, saya sudah kordinasi dengan
protokol. Jadi agak puasa sedikit Habib. Setengah hari saja pahalanya lumayan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 10
Baiklah Bapak Ibu sekalian, untuk menghemat waktu kita akan memulai acara.
Mohon untuk kembali duduk ketempat masing-masing biar kita mulai acaranya. Baik. Sidang
dewan yang mulia, berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat
Jenderal, sampai saat ini telah hadir 87 orang Anggota DPD yang telah menandatangani
daftar hadir. Dengan demikian sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka. Dengan
mengucapkan bismillahirrahmanirrahim Sidang Paripurna ke-9 Dewan Perwakilan Daerah
ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
Tepuk tangan buat kita bersama.
Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini
mempunyai 4 agenda pokok. Pertama kita ingin mendengarkan jawaban dari Presiden atas
hak bertanya Anggota DPD oleh pemerintah yang pada pagi ini diwakili oleh dua menteri
kordinator yang telah hadir bersama kita. Suratnya saya terima pada tanggal 13 Februari yang
lalu dimana Bapak presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi telah menugaskan kepada
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang telah hadir. Kami persilakan berdiri Bapak
Dr. Sofian Djalil. Terima kasih. Dan juga kepada Menteri Kordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan yaitu Ibu Puan Maharani yang kita telah kenal bersama dan tentu
bersama jajaran dari kedua kementrian untuk memberikan penjelasan di hadapan Sidang
Paripurna DPD RI pada pagi hari ini yang berbahagia.
Selanjutnya Bapak Ibu sekalian, sebagaimana agenda yang telah kita sepakati, setelah
acara pertama kita akan melanjutkan daripada pelaksanaan tugas alat kelengkapan
sebagaimana Sidang Panitia Musyawarah kemarin ya. Ada beberapa alat kelengkapan yang
mengambil keputusan dan juga sebagian juga menyampaikan progress pelaksanaan tugasnya.
Kemudian ini adalah akhir daripada masa sidang kita yang tentu kita akan tutup untuk kita
kembali kepada daerah masing-masing.
Sidang dewan yang mulia, pada tanggal 28 Januari 2015 kami Pimpinan telah
menyampaikan surat No. AM310/58.DPD/1/2015 kepada Presiden Republik Indonesia
sebagai tindaklanjut penggunaan hak bertanya Anggota DPD sesuai Pasal 257 huruf a
Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR/DPR/DPD dan DPRD yang inisiasi oleh
Saudara A.M. Fatwa dari Provinsi DKI Jakarta. Silakan berdiri Pak Fatwa. Nah tepuk tangan
dan bersama 53 Anggota DPD RI yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Kita
mengapresiasi Pak Fatwa walaupun dalam keadaan kurang sehat beliau lagi berobat ke Kuala
Lumpur baru kembali dan habis ini juga akan kembali untuk dirawat. Terima kasih kepada
Pak Fatwa yang telah hadir untuk pada pagi ini. Hak bertanya Anggota DPD Republik
Indonesia ditunjukan kepada Presiden terkait dengan kebijakan pemerintah mengenai BBM
dan energi. Kami sampaikan bahwa hak bertanya ini merupakan hak konstitusional Anggota
DPD RI yang dijamin oleh konstitusi dan peraturan perundang-undangan dimana hak
bertanya dipergunakan untuk mendapatkan jawaban atas kebijakan pemerintah yang
memberikan dampak signifikan terhadap kondisi pskologis terhadap sosial masyarakat.
Beberapa pertanyaan yang disampaikan antara lain, pertama, para anggota dewan yang 53
menyampaikan pertanyaan kepada Presiden untuk dapat menjelaskan dasar filosofis, hukum,
dan strategi pemerintah yang menjadi rujukan untuk mengeluarkan kebijakan menaikan dan
menurunkan kembali agar BBM baik jenis premium maupun solar . Yang kedua meminta
penjelasan kepada Presiden bagaimana untuk memperbaiki data penerima dana perlindungan
sosial untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM ataupun cara lain yang dapat memenuhi
sasaran tersebut apabila masih akan dilaksanakan. Karena ternyata walaupun sudah
mengalami penurunan harga BBM tidak diikuti juga oleh turunnya harga kebutuhan pokok.
Sejauh mana keikutsertaan pemerintah daerah khususnya para lurah dan kepala desa sebagai
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 11
aparatur yang berhadapan langsung dengan para penerima perbantuan apabila ini masih akan
dilaksanakan kembali. Kemudian pertanyaan berikutnya yang diajukan oleh anggota dewan
kepada Presiden dalam bidang energi dalam menerapkan standar harga jual BBM. Apakah
ini akan mengikuti mekanisme pasar atau memperhatikan terhadap kondisi masyarakat?
Dimana nanti akan dijelaskan oleh Menteri Koordinator dasar-dasar dan rincian kebijakan
yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Dan berikutnya juga meminta penjelasan kepada
Presiden bagaimana persiapan untuk mewujudkan adanya cadangan penyangga maupun
cadangan strategis energi nasional kemudian juga bagaimana pengalihan dana subsidi baik
yang terkait dengan pengadaan BBM tertentu maupun untuk pembangunan infrastruktur pada
umumnya disertai penyebaran ke daerah-daerah yang sesuai dengan kepentingan
pembangunan yang dimaksud dan juga bagaimana peningkatan pengawasan dalam rangka
menindaklanjuti dari penimpangan dalam pelaksanaanya .
Selanjutnya Bapak Ibu pada sidang dewan yang kami hormati, melalui surat No.
R15/Pres.02/2015 tanggal 13 Februari yang lalu perihal jawaban Presiden Republik
Indonesia atas hak bertanya Anggota DPD dimana sebagaimana yang telah saya jelaskan tadi
telah menugaskan dua menteri koordinator yang bertanggung jawab pada bidang
perekonomian dan juga kepada bidang pembangunan manusia dan kebudayaan untuk
memberikan penjelasan kepada kita semua tentang kebijakan pemerintah mengenai kebijakan
energi tersebut dan selanjutnya bisa menjelaskan di hadapan kita. Untuk itu kami persilakan
kepada Menteri Kordinator Bidang Perekonomian yang mewakili Presiden untuk dapat
memberikan penjelasannya. Waktu dan tempat kami persilakan.
PEMBICARA : Dr. SOFYAN A. DJALIL, SH, MA, MALD (MENKO BIDANG
PEREKONOMIAN RI)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Bapak-bapak dan Ibu
Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang saya muliakan, Ibu Menko PMK yang saya
muliakan, dan seluruh hadirin yang berbahagia. Atas permintaan Bapak Presiden, kami
berdua mewakili beliau untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan oleh
Anggota Dewan Perwakilan Daerah.
Pertanyaan pertama. Pemerintah pada tanggal 18 November 2014 mengeluarkan
kebijakan menaikkan harga BBM jenis premium per tanggal menjadi Rp8.500 dan solar dari
Rp5.500 menjadi Rp7.500. Kebijakan diambil pada saat harga minyak dunia sedang
mengalami penurunan, yaitu berkisar pada angka $74 perbarel atau hampir 30 persen dari
harga minyak pada APBNP 2014, yaitu USD505 perbarel. Kebijakan ini telah menuai protes
dari kalangan masyarakat disertai terjadi demo di berbagai daerah waktu itu yang
menunjukkan reaksi kebijakan tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan BBM ini
tidak hanya mengenai harga-harga bahan bakar di daerah, tapi juga ikut naiknya harga
kebutuhan pokok transportasi sebagaimana yang sudah makin memberatkan masyarakat.
Dalam keadaan perekonomian nasional seperti itu, pemerintah kemudian menerapkan
kebijakan baru pertanggal 1 Januari 2015 dengan mengurangi harga BBM tersebut,
sedangkan harga minyak di dunia saat ini telah pada level $54,12 per barel, jauh dengan
patokan harga ICV yang berada pada asumsi makro di APBN 2015 sekitar USD105 perbarel.
Namun kenyataannya, penurunan ini tidak dapat diikuti dengan penurunan harga kebutuhan
pokok yang sudah mengikuti kenaikan harga BBM. Kemudian, pada tanggal 19 Januari
2015, pemerintah kembali menurunkan harga, tetapi masih tetap berada di atas harga
sebelum tanggal 18 November 2014. Kiranya Saudara Presiden dapat menjelaskan dasar
filosofi hukum dan strategis pemerintah yang menjadi rujukan mengeluarkan kebijakan untuk
menaikkan dan menurunkan serta menurunkan kembali harga kedua jenis BBM tersebut.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 12
Jawabannya, dasar filosofis pemerintah pada penyesuaian harga BBM adalah
pembatasan penyediaan anggaran subsidi sektor konsumtif untuk memfasilitasi ruang fiskal
yang lebih besar agar lebih dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan lainnya yang lebih
produktif. Dasar hukumnya adalah Undang-Undang No. 27 Tahun 2014 tentang APBN 2015
yang secara tegas mengamanatkan bahwa besarnya anggaran untuk selisih BBM harus
disesuaikan dengan perubahan harga minyak mentah atau ICP dan nilai tukar rupiah. Atas
dasar filosofis dan dasar hukum tersebut di atas, pemerintah memutuskan untuk menaikkan
harga BBM ketika harga minyak mentah dunia turun di bawah asumsi makro dalam APBNP
tahun 2014.
Patut cermati bahwa memang benar harga minyak mentah dunia mengalami
penurunan. Namun , karena kurs beli Bank Indonesia mengalami pelemahan menyebabkan
harga keekonomian BBM masih tetap tinggi. Sampai dengan bulan Oktober 2014 harga
keekonomian premium mencapai Rp10.534,2 perliter dan keekonomian solar adalah
Rp11.040,8 perliter. Ini berarti besaran subsidi BBM per liter untuk premium mencapai
Rp3.858,8 perliter dan solar Rp5.299,9 perliter. Dalam kondisi itu, pemerintah menetapkan
harga baru BBM pada tanggal 18 November 2014. Pada saat pemerintah menetapkan harga
baru premium menjadi Rp8.500 perliter dan solar menjadi Rp7.500 perliter, sesungguhnya
pemerintah tetap memberikan subsidi untuk premium sebesar Rp1.842,6 per liter dan solar
Rp2.985,8 per liter. Penetapan harga baru itu bertujuan untuk mengalihkan alokasi belanja
tidak produktif, seperti subsidi BBM menjadi belanja yang lebih produktif, seperti
pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta ketahanan
pangan. Dalam 5 tahun ke depan, pemerintah terus berusaha untuk mengalihkan porsi
anggaran subsidi ke berbagai sektor kegiatan ekonomi yang lebih produktif, khususnya
dalam mendukung kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perekomomian dan
kemajuan masyarakat kecil.
Pertanyaan kedua. Dalam rangka mengantisipasi akibat kenaikan harga BBM
pertanggal 19 November 2014 tersebut terhadap masyarakat tertentu, maka pemerintah telah
memberikan dana perlindungan sosial dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat atau KIS,
Kartu Indonesia Pintar atau KIP serta Kartu Keluarga Sejahtera atau KKS atau Kartu
Perlindungan Sosial yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial untuk yang tidak memiliki
KIS, KIP, dan KKS tersebut. Dalam pelaksanaannya, ternyata menimbulkan kerancuan
karena data yang digunakan tidak akurat. Akibatnya, di beberapa daerah terdapat
pemotongan dana perlindungan sosial tersebut dengan berbagai alasan, antara lain untuk
kepentingan warga yang tidak sepatutnya menerima bantuan dana perlindungan sosial, tetapi
tidak memiliki semua jenis kartu tersebut. Bagaimana upaya Saudara Presiden dalam
memperbaiki data penerimaan dana perlindungan sosial tersebut ataupun ada cara lain dapat
memenuhi sasaran tersebut apabila masih akan dilaksanakan lagi? Karena, ternyata walaupun
sudah mengalami penurunan harga BBM tidak diikuti oleh turunnya harga kebutuhan pokok.
Sejauh mana Saudara Presiden mengikutsertakan pemerintah daerah, khususnya lurah dan
kepala desa sebagai aparatur yang berhadapan langsung dengan para penerima bantuan
apabila masih akan dilaksanakan lagi.
Jawaban. Pemerintah mencermati berbagai fenomena penyaluran KIS, KIP, dan KKS
di seluruh pelosok Indonesia. Pemerintah juga memahami telah terjadinya dinamika kondisi
lapangan yang beragam. Namun, sesungguhnya pemerintah telah mengupayakan akurasi data
terbaik untuk penyaluran KIS, KIP, dan KKS agar tepat sasaran. Data 15,5 juta keluarga
penerima manfaat merupakan kelompok 25% keluarga dengan status ekonomi terendah
berasal dari basis data terpadu yang dikelola oleh TNP2K. Basis data terpadu merupakan
hasil pendataan Program Perlindungan Sosial atau PPLS tahun 2011 yang dilaksanakan oleh
Badan Pusat Statistik atau BPS yang kemudian diolah lebih lanjut oleh TNP2K untuk
diurutkan menurut status sosial ekonominya. Untuk memastikan ketepatan sasaran,
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 13
pendataan pada tahun 2011 dilakukan dengan mencacah satu persatu keluarga yang berada
pada daftar awal yang telah disusun sebelumnya berdasarkan hasil sensus tahun 2010 serta
hasil konsultasi dengan masyarakat miskin lainnya. Kualitas pencacahan diperbaiki melalui
penambahan jumlah variabel karakteristik rumah tangga kurang mampu sehingga
meningkatkan akurasi dan gambaran lebih baik dari kondisi keluarga kurang mampu
tersebut. Hasil pencacahan kemudian diolah kembali untuk diurutkan sesuai dengan status
sosial ekonominya. BDT saat ini berisi daftar nama dan alamat 40% dari keluarga dengan
status sosial ekonomi terendah.
Kriteria penerima kompensasi adalah keluarga dalam kelompok 25% dengan status
sosial ekonomi terendah atau sejumlah 15,5 juta keluarga. Kriteria 25% merupakan
kesepakatan antara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan pemerintah pada
tahun 2013 berdasarkan kondisi anggaran yang ada. Selain itu kriteria 25% sudah
mencangkup kelompok keluarga miskin dan rentan miskin karena garis kemiskinan
ditetapkan sebesar 11,25%. Pemerintah juga telah mengikutsertakan peran pemerintah daerah
khususnya para lurah dan kepala desa, khususnya dalam menjaga keakuratan data.
Pemerintah mempedomani mekanisme musyawarah desa dan kelurahan yang diatur melalui
instruksi Menteri Dalam Negeri No. 541/3150/SJ tanggal 17 Juni 2013 tentang Pelaksanaan
Pembagian Kartu Perlindungan Sosial dan Penanganan Pengaduan Masyarakat.
Pemutakhiran data, antara lain mengganti penerima yang dianggap tidak layak dengan
keluarga yang dianggap layak untuk menerima bantuan. Hasil pemuktahiran data melalui
musyawarah desa dan kelurahan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 dan 2014 telah
diintegrasikan dengan basis data terpadu. Saat ini, seluruh program perlindungan sosial
bersifat nasional menggunakan basis data terpadu sebagai satu sumber data yang dikelola
oleh TNP2K. Penggunaan BDT atau Basis Data Tersebut dimaksudkan agar keluarga kurang
mampu menerima manfaat dari berbagai program perlindungan sosial secara sekaligus .
Sebelum adanya BDT hanya kurang dari 30% keluarga kurang mampu yang menerima
berbagai manfaat program perlindungan sosial yaitu Jamkesnas, Raskin, BLT secara
sekaligus.
Pertanyaan nomor 3. Indonesia selalu mendasarkan harga minyak mentah pada
internasional yang diumumkan oleh NYMEX. Padahal, di banyak negara menjual BBM atas
dasar kebijakan sendiri, tidak kepada NYMEX. Dan tidak pula pada mekanisme pasar yang
berpotensi meniadakan proses pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap sektor yang
menguasai hajat hidup orang banyak. Untuk Indonesia, seharusnya kita berpegang kepada
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan keputusan
Mahkamah Konstitusi No. 002/PUU 1/2003 tanggal 21 Desember 2004 yang menyatakan
seharusnya harga BBM dan gas bumi dalam negeri ditetapkan oleh pemerintah dengan
memperhatikan golongan masyarakat tertentu.
Bagaimana kebijakan Saudara Presiden di bidang energi dalam menerapkan hal-hal
tersebut di atas? Apakah mengikuti mekanisme pasar atau memperhatikan hajat hidup orang
banyak? Dapatkah Saudara Presiden menjelaskan dasar-dasar dan rincian kebijakan yang
akan ditetapkan oleh pemerintah?
Jawaban. Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015 – 2019. Kebijakan energi ditujukan
untuk mewujudkan pencapaian kedaulatan bidang energi dalam waktu 5 tahun ke depan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah menetapkan beberapa arah kebijakan dan
strategi yang salah satunya adalah meningkatkan pengelolaan subsidi BBM secara lebih
transparan dan tepat sasaran. Strategi itu kita wujudkan dengan mempedomani Pasal 33
Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang dilaksanakan antara lain dengan menyesuaikan
mekanisme penentuan target sasaran penerima BBM bersubsidi sehingga 5 tahun ke depan
harga BBM dan subsidi BBM kita seimbangkan dengan kapasitas daya beli masyarakat.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 14
Harga energy, khususnya BBM dan gas ditentukan dan diatur oleh pemerintah dengan
memperhatikan nilai ekonomi dari komoditas tersebut serta memperhatikan hajat hidup orang
banyak. NYMEX atau New York Mercantile Exchange pada umumnya digunakan sebagai
acuan untuk harga BBM di Amerika Serikat dengan menambahkan biaya pengolahan, biaya
distribusi, dan pajak, serta di berbagai negara lain Australia, Malaysia, Filipina, dan negara
Asia Pasifik lainnya banyak mengacu kepada Mean Oil Platts Singapore atau MOPS sebagai
harga dasar untuk menerapkan harga jual. Oleh sebab itu, harga BBM di Indonesia
ditetapkan secara berkala di mana harga dengan mengambil harga index pasar MOPS sebagai
acuan ditambahkan kepadanya biaya distribusi dan penyimpanan BBM. Sedangkan, untuk
komunitas LPG mengajukan acuan Contract Price Aramco atau CP Aramco dengan
tambahan biaya distribusi dan margin penyaluran. Dengan demikian, harga tetap diatur
pemerintah, tidak sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar. Hal ini sesuai dengan amanat
undang-undang serta keputusan Mahkamah Konstitusi. Untuk BBM jenis solar masih
disediakan subsidi, sedangkan untuk BBM jenis premium saat ini subsidinya dihilangkan.
Namun pada saat harga acuan melebihi angka tertentu, maka subsidi akan diberikan. Untuk
gas, baik LPG sektor rumah tangga 3 kilogram maupun gas untuk transportasi CNG,
harganya ditetapkan pemerintah dan keduanya disediakan subsidi.
Pemerintah juga berusaha untuk terus mengefisienkan penggunaan energi, antara lain:
1. peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penghematan energi melalui
kampanye hemat energy;
2. penghematan insentif dan mekanisme pendanaan dalam pembiayaan upaya efesiensi
energi;
3. peningkatan kemampuan teknis manager dan otoritas dan auditor energi;
4. peningkatan peranan dan kapasitas perusahaan layanan energi, energi census
company;
5. pengembangan sistem dan teknologi hemat energi terutama di kawasan industri; dan
6. optimalisasi instrumen kebijakan konservasi energi sesuai dengan amanah Peraturan
Pemerintahan No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi.
Sama pentingnya dengan itu, pemerintah juga terus berusaha untuk memperkuat
ketahanan energi, antara lain melalui:
1. peningkatan kegiatan eksplorasi untuk menemukan lapangan minyak dan gas bumi
yang baru;
2. peningkatan pengawasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern di bidang
eksplorasi minyak dan gas bumi;
3. peningkatan promosi dan penawaran lapangan baru, termasuk dari lapangan gas
nonkonvesional, seperti coal bed methane dan seal gas;
4. pengalaman penerapan teknologi improve oil recovery untuk lapangan produksi.
Pertanyaan keempat, sebagaimana yang telah diuraikan di atas, sampai kini harga
minyak dunia cenderung terus menurun, sementara di lain pihak pemerintah hanya
mengandalkan cadangan operasional yang cukup untuk 21 – 23 hari saja. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional bahwa cadangan
energi nasional meliputi cadangan operasional, cadangan penyangga, dan cadangan strategis
untuk jangka panjang. Cadangan penyangga dibutuhkan untuk menjamin keamanan pasokan
energi ketika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat dalam negeri. Disadari bahwa banyak
kendala untuk mewujudkan hal tersebut, namun masalah infrastruktur dan pendanaan
pembelian minyak. Bagaimana kebijakan Saudara Presiden dalam mempersiapkan dan
mewujudkan adanya cadangan penyangga maupun cadangan strategis dimaksud?
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 15
Jawaban. Untuk mewujudkan cadangan penyangga dan cadangan strategis sesuai
dengan Aturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional APJM 2015 – 2019, pemerintah telah menetapkan beberapa sasaran di bidang
penyediaan sarana dan prasarana energi. Beberapa sasaran tersebut adalah:
1. tersedianya kilang minyak sebanyak 1 unit dengan total kapasitas 300.000 barel
perhari;
2. tersedianya penambahan kapasitas penyimpanan BBM sebesar 2,7 juta kiloliter dan
liquid petrolin gas (LPG) sebesar 42.000 ton;
3. ketersediaan floating storage regasification unit (FSRU) sebanyak 7 unit di berbagai
pelosok tanah air;
4. tersedianya jaringan pipa gas dengan total panjang sekitar 6.362 kilometer;
5. tersedianya stasiun pompa bahan bakar gas atau SPBG sebanyak 118 unit di seluruh
kota besar; dan
6. terwujudnya peningkatan kapasitas terpasang pemakai listrik hingga mencapai 86,6
gigawatt.
Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan itu, strategi yang ditempuh pemerintah
dalam 5 tahun ke depan adalah:
1. memperbesar kapasitas penyimpanan BBM dan elpiji,
2. mengembangkan bahan bakar sintetik, baik dalam bentuk gas maupun cair yang
berasal, gas cair maupun dari batubara, berasal dari batubara;
3. meningkatkan produksi bahan bakar dan pengelolaan bahan bakar bersubsidi yang
lebih tepat sasaran;
4. menyesuaikan harga energi, terutama untuk listrik, BBM, dan energi terbarukan;
5. membuat kontrak jangka panjang menengah untuk produsen minyak mentah dan
BBM langsung dari kilang-kilang besar.
Mengingat kedudukanya yang sangat strategis dan mempengaruhi hajat hidup orang
banyak, pemerintah tetap mengatur harga BBM dan gas bumi. Harga ditentukan dengan
memperhatikan nilai ekonomi dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
pendistribusiannya ke seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Untuk BBM,
harga ditetapkan secara berkala dengan mengambil harga indeks pasar MOPS sebagai acuan
nilai ekonomi dari BBM dan ditambahkan kepadanya biaya distribusi dan penyimpanan
BBM. Untuk BBM jenis solar, masih disediakan subsidi, sedangkan BBM jenis premium ini
subsidinya dihilangkan sebagaimana telah disebutkan tadi. Namun, pada saat harga acuan
melebihi harga tertentu, maka harga subsidi akan tetap diberikan. untuk gas, baik LPG,
maupun sektor rumah tangga 3 kilogram, maupun gas CNG untuk sektor transportasi,
harganya ditetapkan pemerintah dan untuk keduanya disediakan subsidi.
Pertanyaan ke-5. Dengan adanya penurunan harga minyak dunia serta kenaikan harga
BBM tertentu dalam negeri, dengan sendirinya terjadi penghematan subsidi sebagaimana
angka yang tetap ditentukan dalam APBNP 2014 dan APBN 2015. Dengan demikian, terjadi
penghematan dari anggaran subsidi yang memberikan ruang fiskal yang lebar bagi
pemerintah untuk kepentingan pembangunan, khususnya infrastruktur infrastruktur pertanian,
pengairan bidang transportasi nasional dengan memperhatikan penyebarannya ke seluruh
daerah-daerah sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan daerah tersebut. Bagaimana
kebijakan Saudara Presiden dalam rangka pengalihan dana subsidi BBM dimaksud yang
terkait dengan pengadaan BBM tertentu maupun untuk pembangunan infrastruktur yang pada
umumnya disertai dengan penyebaran ke daerah-daerah yang sesuai dengan kepentingan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 16
pembangunan dimaksud dan peningkatan pengawasanya dalam rangka menghindari
penyimpangan dalam pelaksanaanya?
Jawaban. Patut dicermati bahwa dalam 10 tahun terakhir 2005 – 2014, peningkatan
alokasi untuk subsidi BBM dan listrik telah mencapai Rp1.995,9 triliun atau lebih besar jika
dibandingkan biaya infrastruktur yang hanya Rp949,4 triliun atau belanja kesehatan yang
hanya Rp348,6 triliun. Hanya belanja pendidikan yang mencapai Rp2.229,8 triliun karena
memang diamanatkan oleh konstitusi. Pada APBNP 2014, belanja subsidi BBM
direncanakan Rp246,5 triliun. Jauh lebih besar dibandingkan dengan alokasi untuk belanja
infrastruktur yang di sediakan hanya Rp177,9 triliun dan biaya kesehatan hanya Rp667,6
triliun. Pada saat harga minyak dunia terus mengalami menurunan melalui penetapan
mekanisme penetapan harga BBM pada tanggal 1 Januari 2015, pemerintah menurunkan
harga jual BBM dan mengevaluasi harga BBM setiap bulan. Untuk itu, upaya itu kita tujukan
untuk menghemat dan mengendalikan anggaran subsidi BBM menjadi di bawah Rp100
triliun dibandingkan dengan APBN 2014 yang mencapai kisaran Rp200-an triliun. Dengan
kebijakan pengalihan subsidi itu, pemerintah memiliki ruang fiskal yang lebih luas pada
tahun anggaran tahun 2015 hingga mencapai Rp155,2 triliun. Ruang fiskal lebih luas akan
dimanfaatkan untuk berbagai program prioritas nasional sesuai dengan visi dan misi
presiden, yaitu pembangunan sektor unggulan pangan, energi, maritim, parawisata, dan
industry; pemenuhan kewajiban dasar pendidikan, kesehatan, dan perumahan; pengurangan
kesenjangan antartingkat pendapatan dan antarwilayah, serta infrastruktur konektivitas.
Ruang fiskal akan dialokasikan, baik melalui pemerintah pusat maupun melalui pemerintah
daerah sehingga pencapaian sasaran untuk masyarakat jauh lebih optimum. Seiring dengan
upaya itu, pemerintah juga menerapkan beberapa strategi lainnya, yaitu:
1. meningkatkan pengawasan penggunaan BBM subsidi dengan penggunaan teknologi
informasi atau teknologi lainnya yang sesuai dan tepat guna;
2. memastikan penegakan hukum atas penyelundupan BBM yang bersubsidi; dan
3. menyesuaikan mekanisme penentuan target sasaran penerimaan BBM bersubsidi.
Bapak Pimpinan dan Bapak Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang terhormat,
demikian tadi sudah saya bacakan jawaban Bapak Presiden atas pertanyaan dari Anggota
Dewan perwakilan daerah yang terhormat. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, mari kita berikan tepuk tangan buat Pak Menko yang telah mewakili Bapak
Presiden untuk menjelaskan daripada hak bertanya kita. Saudara-saudara sekalian, dari
penjelasan yang telah disampaikan tadi, apakah masih ada pendalaman dari apa yang telah
disampaikan oleh Pak Menko? Jadi, karena waktunya terbatas, tentu menurut kami akan
diberikan kepada dua orang. Nanti pendalamannya kita lanjutkan di sidang alat kelengkapan
masing-masing.
Kami persilakan, Pak Parlin.
PEMBICARA : PARLINDUNGAN PURBA , S.H., M.M. (SUMUT)
Baik, Pak Ketua, Saya Parlindungan Purba dari Sumatera Utara. Pak Menko dan Ibu
Menko yang kami hormati.
Selamat pagi.
Horas.
Nuwun sewu.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 17
Kami atas nama pemrakarsa terima kasih, tetapi pada kesempatan ini, karena sudah
kesepakatan, kami mohonkan diberikan waktu kepada Pak Fatwa saja untuk menanyakan.
Jadi, karena keterbatasan waktu dan ini merupakan kesepakatan kami semalam di dalam
pertemuan.
Kami persilakan. Pak Fatwa.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, Silakan Pak Fatwa sebagai yang mewakili dari 53 yang bertanya, kami
persilakan.
PEMBICARA : A.M FATWA (DKI)
Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara Pimpinan dan rekan rekan Senator dari seluruh tanah air, saudara Presiden
yang dalam hal ini menugaskan kepada dua menteri, kordinator dalam hal ini Menko
Perekonomian dan Menko PMK. Sebagai pengambil inisiatif mengajukan penggunaan hak
bertanya anggota DPD RI kepada presiden yang diatur oleh undang-undang, izinkanlah saya
atas nama rekan-rekan kami yang sempat bertanda tangan 53 orang menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada Saudara Presiden yang relatif cepat memberikan respons
tanggapan dengan mengutus 2 menteri senior memberikan jawaban resmi di hadapan Sidang
Paripurna DPD RI ini.
Saudara Ketua, saya sebenarnya baru 2 hari yang lalu menjalani operasi besar di
Slangor. Saya bersyukur pada Allah SWT, bukan maksud promosi, tetapi operasi besar. Perut
dibelah dalam 15 menit dan setengah jam istirahat sudah bisa makan bubur dan kemudian
langsung bisa berjalan dan sekarang bisa hadir di sini terbang dari Bandung. Ini bukan jampi-
jampi, itu ditegaskan karena saya mendengar sendiri karena tidak dibius dan tidak dijahit.
Saya dengar sendiri doa-doanya berdasarkan ayat-ayat Ilahi. Jadi, ini teknik tradisional, tetapi
penyembuhannya sejarah modern, alhamdulillah.
Saudara Ketua, masuk kepada materi, saat kami mempersiapkan pertanyaan ini
kepada pemerintah, kepada Presiden, beberapa pertanyaan dari masyarakat. Sementara orang
mempertanyakan, mengapa kasusnya yang sudah terlalu lama ini mau dipertanyakan?
Kenapa bukan kasus yang seksi, seperti kasus BG, kasus BW, dan kasus AS, misalnya yang
dipertanyakan? Saya katakana, kasus yang sekarang sedang bergulir itu kasus elite, penuh
dengan kepentingan politik praktis. Itu bagiannya kalangan elite. Tetapi, yang kami
pertanyakan ini ialah serapan dari pertanyaan luas masyarakat dari seluruh Indonesia,
keresahan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM atau kebijakan
energi pada umumnya. Hemat kami sendiri, kenaikan BBM itu suatu keniscayaan. Tetapi,
saya pikir kebijakan pemerintah itu kurang dipersiapkan. Penjelasanya tidak meluas, tidak
menyeluruh, dan me-manage akibat-akibatnya sehingga kelihatan di dalam beberapa bulan
naik, diturunkan lagi, diturunkan lagi, dan itu membingungkan masyarakat. Sementara,
masyarakat sendiri ditimpa beratnya tanggungan ongkos kenaikan hidup sehari-hari,
transportasi, dan sebagainya. Ini semua menjadi pertanyaan yang meresahkan masyarakat.
Juga misalnya, untuk di beberapa daerah tertentu sampai di Papua misalnya, di Sentuni, itu
sampai 200.000 – 250.000 perliter. Kemudian daripada itu, jawaban pemerintah yang kami
dengar tadi itu pada umumnya masih bersifat normative, terlalu umum, banyak rencana
program-program ini dan itu penyebarannya tidak jelas di mana, kapan, kebanyakan bertitik
tolak dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 5 tahunan. Padahal, kebijakan
BBM itu menyangkut kebijakan jangka pendek kehidupan sehari-hari. Jadi, kami
membutuhkan sebenarnya program pemerintah di dalam rangka kebijakan BBM ini,
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 18
penyebarannya ke daerah-daerah di dalam program tahunan. Karena itu, kami mengharapkan
pemerintah memberikan penjelasan yang lebih luas.
Forum ini sebenarnya ini adalah forum yang memang sengaja disediakan undang-
undang, penjelasan secara resmi luas kepada masyarakat, bukan melalui demo-demo.
Demikianlah, dan kami berharap nanti seperti juga di dalam sudah diutarakan di dalam
pengantar bahwa nanti akan tersedia waktu dalam komite-komite untuk membicarakan secara
lebih dalam. Namun, tanggapan secara umum dari pemerintah yang sekarang mewakili
presiden, kami juga tetap mengharapkan meskipun waktunya singkat. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih.
Saya kira cukup ya mewakili kan sudah ada 53, waktunya terbatas.
Silakan, Pak Menko.
PEMBICARA : SOFYAN DJALIL (MENKO PEREKONOMIAN RI)
Bapak Pimpinan, Bapak A.M. Fatwa yang saya muliakan, karena kami mewakili
presiden, saya pikir nanti untuk menjawab pertanyaan ini lebih lanjut nanti akan disediakan
forum di mana akan ada rapat di antara DPD dengan pemerintah sehingga jawaban ini akan
bisa dijawab secara lebih detail oleh wakil yang nanti akan ditunjuk oleh presiden. Untuk
hari ini, saya pikir itu yang mungkin dapat kami sampaikan. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih Pak Menko Perekonomian.
Jadi, betul sebagaimana mekanisme yang mengatur kita, nanti dari sini akan kita
lanjutkan dengan rapat-rapat kerja dengan menteri-menteri terkait untuk bisa menjelaskan
secara detail. Baik, Bapak-Ibu sekalian, mari kita ucapkan terima kasih kepada Menteri
Kordinator Perekonomian dan juga kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan atas penjelasannya. Untuk itu, kita berikan waktu sejenak meminta
Ibu Wakil Ketua untuk mendampingi untuk bisa mengantarkan dua Menko kita. Sekali lagi
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingginya atas kehadiranya, dan sidang
tetap kita lanjutkan.
Baik, Bapak-Ibu sekalian, waktu juga kita harus menyelesaikan rapat ini, tapi saya
ingin menanyakan dulu kepada Bapak-Ibu sekalian karena masih kita lanjutkan beberapa hal.
Tetapi, kalau kita bisa bekerja sama dengan baik yah, saya ingin menawarkan karena ini
sudah melewati jam 12 ya, tentu kami menyampaikan kepada sidang ini, apakah ini kita
lanjutkan terus dengan catatan bagi yang melakukan solat tepat waktu juga boleh, tapi kalau
mau yang belakang juga boleh, tergantung mahzabnya. Kalau mazab saya bekerja ini selain
ibadah juga, jadi kalau tidak nanti kita mulai lagi jam 2 lama lagi. Ya, bagaimana kalau kita
lanjutkan, setuju?
Baik, terima kasih. Untuk itu, mohon hanya satu yang membuat keputusan, yaitu
Komite IV. Yang lain hanya progress report. Jadi, kalau yang tidak ada menyampaikan
progress report-nya, silakan tertulis sehingga bisa kita selesaikan dengan lebih cepat lagi.
Baik, kalau begitu Bapak-Ibu sekalian, untuk itu kami sebagaimana tadi yang telah kami
KETOK 2X
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 19
jelaskan agenda kita karena ini agenda untuk keputusan, kami persilakan kepada Pimpinan
Komite IV untuk bisa menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Yang
mewakili kami persilakan.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Interupsi pimpinan, 114. Saya berharap di akhir sidang nanti ada ruang yang
diberikan untuk kita menyampaikan beberapa hal yang menurut kami prinsip. Itu saja,
Pimpinan. Terima kasih.
PEMBICARA : Drs. H. GHAZALI ABBAS ADAN (WAKIL KETUA KOMITE IV)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Wah, banyak sekali yang bolong-bolong ini.
Pimpinan yang saya hormati, Ibu dan Bapak yang saya muliakan para senator, izinkan
saya mewakili Pimpinan Komite IV menyampaikan secara sangat-sangat singkat apa yang
telah dikerjakan oleh Komite IV sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsinya. Dalam masa
sidang yang lalu, kita sudah membuat rapat kerja dengan Gubernur BI, OJK, BI, dan Menteri
Koperasi. Kita punya rancangan keputusan:
Pertama, tentang hasil pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
atas pelaksanaan undang-undang bidang perbankan. Tentang hasil pengawasan Dewan
Perwakilan Daerah atas pelaksanaan Undang-Undang bidang perbankan itu, kemudian isinya
antara lain adalah, uraiannya:
I. Umum
Komite IV DPD RI sebagai alat kelengkapan DPD RI yang membidangi APBN,
perimbangan keuangan pusat dan daerah, pajak dan pungutan lain, BPK, lembaga keuangan,
dan perbankan koperasi, UMKM, serta statistik dan ini sudah membahas materi pengawasan
terhadap materi Undang-Undang Perbankan. Pengawasan tersebut dilakukan dengan
melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah.
Maksud tujuan
Dalam rangka pelaksanaan tugas pada tahun 2014 – 2015, DPD RI telah menetapkan
program kerja dan target capaian yang dialokasikan ke dalam masa sidang ke alat
kelengkapan masing-masing guna melaksanakan fungsi pengawasan tersebut. DPD RI
memfokuskan pengawasan terhadap pelaksanaan beberapa undang-undang, di antaranya
telah Undang-Undang Bidang Perbankan. Tujuan dilaksanakannya pengawasan atas
pelajaran Undang-Undang Bidang Perbankan adalah memperoleh masukan dan informasi
mengenai infomasi Undang-Undang Perbankan di daerah. Beberapa aspek yang penting
untuk diketahui masyarakat menyangkut pelaksanaan pengawasan OJK terhadap perbankan,
peranan BI dalam memfasilitasi perbankan di daerah, penguatan peran bank umum daerah,
hingga persiapan perbankan daerah dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yang
tengah berjalan tahun 2015.
Keluaran dan tindak lanjut
Hasil pengawasan DPD RI ini disahkan pada tanggal 18 Februari 2015 dalam Sidang
Paripurna ke-9 Masa Sidang II tahun 2014 – 2015. Dan, selanjutnya disampaikan kepada
DPD RI, pemerintah, dan lembaga terkait guna ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab II. Pelaksanaan pengawasan atas pelaksanaan perundang-undangan bidang
perbankan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 20
Objek pengawasan, salah satu objek program kerja DPD RI tahun 2014 – 2015 adalah
pengawasan atas pelaksanaan undang-undang bidang perbankan maupun jasa keuangan
lainnya. Berbagai permasalahan secara umum berkaitan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang perbankan di daerah menjadi dasar alasan bagi Komite IV DPD RI dalam
melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tersebut.
Aspek pengawasan, aspek yuridis UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998. Maka, perlu dilihat kembali situasi
terkini negara ini. Perkembangan perekonomian nasional maupun internasional bergerak
cepat disertai dengan tantangan-tantangan semakin luas harus selalu diikuti secara tanggap
oleh perbankan nasional dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya kepada
masyarakat seperti tertuang dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 pada Pasal 4 bahwa
perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Aspek sosiologis, keberadaan perbankan bagi masyarakat luas dirasakan sangat masih
belum optimal mengingat tingkat interaksi masyarakat terhadap perbankan masih 20%.
Masyarakat sangat berharap adanya bank yang secara luas dapat melayani mereka hingga
wilayah pedesaan.
Metode dan Instrumen Pengawasan
Dasarnya Pasal 9 Peraturan Tata Tertib DPD RI, Perbankan, pembahasan materi yang
berkaitan dengan keuangan dan perbankan menjadi tugas Komite IV DPD RI dalam rangka
penyesuaian hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Bidang Perbankan
digunakan pendekatan kualitatif yang meliputi penyerapan aspirasi masyarakat, rapat kerja,
rapat dengar pendapat umum dengan para pakar dan ahli. Waktu dan tempatnya akan
dilaksanakan sebagaimana ketentuan DPD RI.
Saya kira demikianlah yang dapat kami laporkan apa adanya, tidak panjang-panjang.
Memang panjang sekali ini. Ini menjadi perhatian kita semuanya dan menjadi tugas kita
masing-masing sesuai dengan tugas pokok yang diberikan oleh lembaga kepada kita
semuanya, demikian.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, memang sudah diberikan dulu kepada kami.
Bapak-Ibu sekalian, Pimpinan dan Anggota Komite IV telah menghasilkan sebuah
keputusan, yaitu hasil pengawasan DPD atas pelaksanaan Undang-undang Bidang Perbankan
sebagaimana yang telah diagendakan. Untuk itu, dimintakan pengesahannya kepada kita
semua. Dapatkah kita menyetujui rancangan keputusan DPD tentang hasil pengawasan atas
pelaksanaan Undang-undang Bidang Perbankan yang diajukan oleh Komite IV, bisa kita
sepakati? Setuju?
Baik, tepuk tangan buat Pimpinan dan Anggota Komite IV.
Baik, Bapak Ibu sekalian, selanjutnya bagaimana yang kita telah sampaikan di
Panmus urutan-urutannya dari progress report ini, kami mohon sampaikan saja progress
report atau perkembangan daripada tugas pelaksanaannya dengan waktu yang sangat terbatas
supaya bisa kita menyelesaikan dengan lebih cepat lagi.
Kami persilakan dimulai dari Pimpinan Komite I.
KETOK 2X
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 21
PEMBICARA : Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillah, Alhamdulillah.
Selamat siang.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Saya mohon maaf, Pimpinan Sidang, saya kira tadi habis IV atau III, kemudian II,
kemudian I. Ternyata dari IV langsung I. Baik, saya ingin bacakan laporan pelaksanaan tugas
Komite I pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2014 – 2015 pada Sidang Paripurna ke-9 DPD
RI tanggal 17 Februari 2015.
Pimpinan dan Anggota DPD RI yang saya hormati, Saudara Sesjen beserta
jajarannya, dan hadirin sekalian yang berbahagia. Pertama-tama, marilah kita bersyukur
kepada Tuhan Yang Mahakuasa Allah SWT atas berkat rahmat dan limpahan karunia-Nya
kita semua hadir dalam Sidang Paripurna pada hari ini. Sesuai dengan renstra Komite I 2014
– 2019 program kerja Komite I tahun 2015 adalah memfokuskan pada pelaksanaan tugas
Komite I hingga akhir 2015 yang perkembangan pelaksanaan tugasnya kami laporkan pada
kesempatan sebagai berikut.
1. Penyusunan RUU inisiatif. Komite I sebagaimana rencana kerja yang telah disusun
pada sidang sebelumnya sepakat menyusun RUU Pertanahan sebagai RUU inisiatif
DPD. Adapun perkembangannya adalah kami sudah melakukan rapat-rapat dan
rencana masih akan mengadakan kunjungan kerja ke berapa daerah kaitannya dengan
RUU Pertanahan ini. Yang kedua adalah RUU tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.
Kesejahteraan rakyat Papua belum dapat dicapai sebagian masyarakat Papua setelah
14 tahun pelaksanaan otonomi khusus. Hasil kajian Komite I menyimpulkan bahwa
proses tercapainya kesejahteraan rakyat lokal di daerah otonomi khusus memang
membutuhkan waktu yang panjang. Oleh karena itu, pelaksanaan otonomi khusus di
Papua yang berjalan 14 tahun belum dapat dikatakan gagal. Namun demikian, tetap
diperlukan ada perbaikan dan penyempurnaan terhadap undang-undang otonomi
khusus agar lebih cepat memberikan dampak bagi tercapainya kesejahteraan
masyarakat Papua. Aspirasi terhadap revisi ini kemudian menjadi pembahasan di
dalam Badan Legislatif tahun 2014. Namun demikian, dikarenakan keterbatasan
waktu, pembahasan dan jadwal sidang pada waktu itu DPR dan DPD serta pemerintah
menyepakati untuk melakukan penundaan terhadap pembahasan RUU otonomi
khusus Papua. Berdasarkan aspirasi yang terus berkembang dan upaya untuk
memberikan perbaikan terhadap pelaksanaan otonomi khusus demi percepatan
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua, Komite I berharap
untuk dapat melakukan persiapan dan permbahasan terhadap RUU tentang perubahan
undang-undang otonomi khusus Papua yang merupakan salah satu yang masuk dalam
Prolegnas tahun 2015 – 2019.
2. Pembahasan RUU bersama pemerintah. Komite I pada masa sidang II telah
melakukan pembahasan RUU bersama Komisi II dan pemerintah pada tingkat
pertama yang terdiri atas rapat panja, rapat tim mus, rapat tim sin, rapat kerja. Adapun
pembahasan bersama dapat kami laporkan sebagai berikut.
a. Pembahasan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dan Perpu No. 2 Tahun 2012
tentang perubahan atas RUU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Sebagaimana perkembangan ketatanegaraan pasca disahkan Undang-Undang
No.22 yang mengatur pemilihan pimpinan daerah melalui DPRD, pemerintah telah
mengesahkan Perpu No. 1 dan Perpres yang mengatur kembali pemilihan kepala
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 22
daerah secara langsung. Konsekuensi terhadap terbitnya Perpu ini juga
menyebabkan berubahnya beberapa undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, pemerintah sudah mengesahkan Perpu No. 2
tentang perubahan Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Komite I telah
melakukan pembahasan bersama Komisi II DPR dan pemerintah yang pada
prinsipnya meskipun alasan terbitnya Perpu berdasarkan kepentingan yang
memaksa masih debatable, namun mengingat urgency keberadaan Perpu tersebut
untuk menghindari terjadinya kekuasaan hukum dan memperhatikan penolakan
masyarakat terhadap Undang-Undang no. 22, maka pemerintah dan DPD sepakat
menyetujui Perpu menjadi undang-undang dengan catatan segera dilakukan revisi
b. Pembahasan terhadap Undang-Undang tentang Perpu No. 1 dan No. 2 sesuai
dengan kesepakatan bersama, DPR RI telah mengusulkan RUU tentang terhadap
perubahan atas Undang-Undang No. 1 Tahun 2015 dan Undang-Undang No. 2
Tahun 2015. Terhadap Undang-Undang No. 1 Tahun 2015, rangkaian pembahasan
RUU dilakukan secara maraton tanggal 10 sampai dengan 16 kemarin dengan 12
pokok bahasan: 1) terkait pemilihan secara berpasangan atau tidak berpasangan; 2)
terkait dengan uji publik; 3) pendelegasian tugas penyelenggaraan pemilu kepada
KPU dan Bawaslu; 4) persyaratan usia kepala daerah; 5) presentase suara
dukungan penduduk; 6) penentuan pemenang dalam pilkada; 7) kedudukan dan
jumlah wakil kepala daerah; 8) panitia pelaksanaan pilkada secara serentak; 9)
pejabat kepala daerah atau PLT; 10) penambahan peraturan persyaratan calon
kepala daerah; 11) penyelesaian sengketa hasil Pilkada; 12) penyelenggaraan
pilkada. Sedangkan, rancangan undang-undang tentang perubahan Undang-
Undang No. 2 Tahun 2015: 1) terkait dengan kepala daerah, wakil kepala daerah di
putuskan kepala daerah ... % dibantu oleh seorang wakil kepala daerah. Di dalam
usulan pemerintah adalah satu orang pimpinan daerah dengan dibantu oleh
beberapa wakil kepala daerah yang dipilih tidak langsung dan tidak berpasangan;
2) tugas kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur lebih lanjut di dalam
undang-undang, yang saya kira itu juga tidak ada perubahan dari Undang-Undang
No. 15 dan juga Undang-Undang No. 23 Tahun 2014; 3) masuknya substansi pakta
integritas sebagai bagian syarat kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam
menjalan tugasnya agar membangun pemerintahan yang efektif, efisien sesuai
dengan komitmen yang tertuang dalam pakta integritas; 4) soal Pilkada serentak
gelombang I dilakukan terhadap pimpinan daerah yang berakhir tahun 2015 dan
sampai dengan 30 Juni 2016, itu gelombang I. Oleh karena itu, Pimpinan dan
Anggota Komite II di dalam pemilihan yang akan dilakukan Desember yang akan
datang itu akan melibatkan kurang lebih 272 pemilihan kepala daerah. Ini luar
biasa ini gelombang I. Kemudian, gelombang II adalah pada 2017 yang diikuti
oleh kepala daerah yang berakhir tanggal 1 Juli sampai dengan 30 Desember 2017,
kemudian berikutnya 2018 sehingga sliding-nya akan berakhir pada tahun 2027.
Sungguhpun dalam perdebatan ada menghendaki serentak itu dilakukan pada akhir
tahun 2022. Pembahasan ini, Ketua Pimpinan dan Anggota yang saya hormati,
kami memberikan dan meminta kepada Pimpinan pada waktu itu agar kewenangan
eh bukan kewenangan, memberikan mandat kepada Komite I dan kami sudah
putuskan 9 orang mewakili 3 region di dalam ikut terlibat dalam proses
pembahasan bersama DPR. Alhamdulillah, Saudara Benny Rhamdani, coba
berdiri, kenapa pakai batik? Arya pakai batik, kenapa pakai jas lengkap begitu?
Kemudian, pak Kanedi, kemudian Pak Nono Sampono, beliau sedang ada acara di
luar, kemudian juga Bu In, mana Bu In? Jadi, Ketua, kami tim kompak, Ketua.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 23
Apa pun hasilnya, kita laksanakan suka dukanya rapat sampai jam 2 bersama DPR
kita lalui dengan baik semua.
c. Terakhir, Ketua, itu adalah pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang.
Komite I pada masa ini telah melakukan pelaksanaan terhadap pelaksanaan
Undang-Undang No.43 Tahun 2008 tentang wilayah Negara. Dalam kaitan ini,
Komite I juga melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Timur dan Kalimantan
Utara, kemudian Nusa Tenggara Timur, kemudian yang terakhir adalah ke Papua
yang dilakukan pada tanggal 28 – 30 Januari yang lalu dan telah melakukan RDP
dengan beberapa pakar di bidang perbatasan dan follow up-nya adalah, Bapak
Ketua dan Ibu Bapak sekalian, rapat gabungan dengan menghadirkan Kementerian
Pekerjaan Umum, Kementerian Komunikasi Informatika. Jadi, di perbatasan
kampungnya Pak Syafrudin dan Pak Abraham yang berbatasan dengan Timor
Timur, alhamdulillah pulsanya lebih mahal daripada ini luar biasa ini, harga pulsa
di perbatasan dengan Timor Leste itu memaksa orang-orang kita harus
menggunakan roaming dengan negara tetangga. Jadi, 4 – 5 kabupaten di wilayah
kabupaten itu adalah menggunakan telkom itu dengan mengakses kepada negara
tetangga kita. Bapak bisa bayangkan kalau kemudian satu itu dihargai dengan
7.000. Jadi, oleh karena itu Pak Syafrudin, Pak Abraham, saya kira Bapak harus
lebih fight lagi untuk memperjuangkan itu. Kemudian, Kementerian Perhubungan
kemudian Kementerian Pertahanan, Menlu, dan Bappenas. Melalui kesempatan
kali ini kami laporkan bahwa pada intinya dari hasil yang disebut kami sampaikan
bahwa terhadap Undang-Undang No.43 Tahun 2008 dalam pelaksanaannya belum
dapat mendorong penyelesaian masalah perbatasan secara baik. Perkataan tersebut
juga memandang pentingnya penyusunan dan pengelolaan daerah perbatasan,
Saudara Ketua PPUU saya kira sudahlah sampaikan di Rapat Komite I nasibnya
bagaimana mengenai RUU mengenai pengelolaan daerah perbatasan Negara.
Terkait dengan pengawasan pelaksanaan terhadap Undang-Undang No.43 Tahun
2008, Komite I belum dapat melakukan finalisasi terhadap hasil pengawasan
undang-undang yang dimaksud karena persoalan teknis di internal DPD.
Saya kira demikian laporan Komite I pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2014 –
2015. Sebelum kami menutup laporan ini, perlu kami sampaikan pandangan terkait dengan
kebijakan ... (tidak jelas, red.) saat ini tengah dilakukan oleh DPD hal mana kebijakan yang
meniadakan kunjungan kerja dalam dan luar negeri serta kegiatan rapat kantor telah
menyebabkan terganggunya beberapa rencana kerja Komite I. Jadi, tadi ini saya bilang
persoalan intern yang insya Allah kolektivitas kebersamaan kita tanpa ada interupsi pun hal
ini sudah selesai dengan baik. Demikian, Pimpinan dan segenap Anggota Dewan Perwakilan
yang kami hormati.
Jakarta 18 Februari 2015,
Pimpinan Komite I DPD RI, Ahmad Muqowam ditandatangani, Wakil Ketua Fachrul
Razi, Wakil Ketua Benny Rhamdani.
Terima kasih. Mohon maaf.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kepada pimpinan Komite I yang telah menyampaikan progress
report-nya, khususnya apresiasi kita berikan ya dengan keterlibatan DPD yang penuh dalam
melahirkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014 tentang penetapan
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2015 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 24
untuk menjadi undang-undang. Terima kasih dan berikan applause buat teman-teman yang
bekerja siang, malam untuk itu. Baik, selanjutnya Komite II kalau ada yang mau
disampaikan, silakan.
PEMBICARA : PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II)
Baik terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita.
Om swastiastu.
Yang terhormat pimpinan DPD RI, Pak Ketua beserta Ibu Wakil Ketua dan Bapak
Wakil Ketua, Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI, Anggota DPD RI, Sesjen, rekan media,
dan hadirin sekalian. Pertama, kita sampaikan puji dan syukur kepada yang maha kuasa
Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan bagi kita. Pada kesempatan
ini, izinkan kami, saya mewakili Komite II untuk dapat menyampaikan secara singkat
mengenai poin poin penting dalam laporan pelaksanaan tugas Komite II pada masa sidang ke
2 ini.
Yang pertama, tentang penyusunan RUU usul inisiatif DPD RI. Sesuai dengan
dinamika, Komite II DPD RI telah memutuskan untuk menyusun 2 RUU inisiatif, yaitu RUU
tentang Barang dan Jasa dan RUU perubahan atas Undang-Undang No. 12 Tahun 1990
tentang Sistem Budidaya Tanaman. Untuk laporan hak inisiatif ini, kami telah memutuskan
tim kerja dan kami laporkan dalam rapat Prolegnas. kami telah membentuk 17 Timja, yaitu
11 ikut membahas dan 6 ikut memberikan pandangan dan pendapat.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan laporan rapat kerja dan RDPU dan
kementerian stakeholder. Pada masa kerja, kami akan membuat 10 pertemuan. Pertama,
dengan Menteri Perhubungan, yang kedua Menteri Perindustrian, yang ketiga Menko Bidang
Kemaritiman, keempat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, kelima Kepala Staf
Angkatan Udara, keenam Direktur Lembaga Penyelenggaraan Navigasi Air Nav, ketujuh
Direktur PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, kedelapan Direktur PT Pertamina,
kesembilan Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI), kesepuluh ... (tidak
jelas, red.) pengamat ekonomi. Pada kesempatan ini, kami ingin memberikan masukan juga
bahwa waktu rapat dengar pendapat dengan Menko Bidang Kemaritiman, dia sangat senang
dan sangat mendukung adanya Undang-Undang Wawasan Nusantara. Dalam rapat kerja
dengan kementerian, kami laporkan bahwa Komite II telah menandatangani kesepakatan
dengan mereka. Di antaranya adalah saling mendukung dalam bidang tugas masing-masing
dan meningkatkan komunikasi antara lembaga negara kita dengan kementerian maupun yang
kita undang tadi.
Selain melakukan raker dan RDP, RDPU, perlu kami sampaikan juga pada masa
sidang ini komite juga telah melakukan beberapa kegiatan yang terkait dengan permasalahan
di daerah yang menyangkut bidang tugas Komite II. Yang pertama, Komite II telah
mengunjungi evakuasi korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ 805 di Kalimantan Tengah.
Komite II sangat mengapresiasi Basarnas dan TNI, Polri, dan unsur pemerintah daerah
Kalimantan Tengah khususnya yang bahu membahu bekerja siang malam dalam menemukan
korban Air Asia. Perlu kami berikan catatan, waktu di Pangkalan Bun, masyarakat
menyediakan makanan-minuman gratis kepada semua yang berada di posisi lapangan
terbang. Kami juga melihat bahwa masalah musibah Air Asia ini dapat menjadi pelajaran dan
proritas bagi keamanan penerbangan. Yang kedua, Komite II DPD RI telah melakukan
pertemuan dengan Kementerian ESDM terkait dengan masalah pengelolaan blok central
Sumatera Blok Kampar di Provinsi Riau atas kehadiran Bapak Bupati tempo hari. Pertemuan
menghasilkan kesepakatan bahwa pengelolaan Blok Kampar yang akan diserahkan kepada
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 25
PT Pertamina dengan syarat wajib mengikuti peserta BMD setempat melalui skema
participating interest. Ketiga, Komite II DPD RI telah melakukan pertemuan dengan Menteri
Kelautan dan Perikanan atas aduan Asosiasi Pembudaya Ikan Laut Pengusaha Perikanan
Tangkap, terutama masalah implementasi Peraturan Menteri Nomor 56 tentang larangan
transitmen dan tentang moratorium izin penangkapan ikan bagi kapal asing. Hasil tersebut
menghasilkan kesepakatan bahwa Menteri Kelautan akan memperbaiki dengan menerbitkan
juklak dan juknis, dan ini merupakan pertemuan kita membawa tim bertemu dengan Menteri
di kantor Ibu Menteri. Keempat, dalam rangka kegiatan ... (tidak jelas, red.) Komite II juga
mengunjungi Kalimantan Selatan terkait dengan percepatan pembangunan Bandara
Syamsudin Noor. Komite II melihat bahwa percepatan pembangunan Bandara Syamsudin
Noor perlu didukung bersama-sama. Saat ini bandara menjadi tolak keberhasilan ekonomi
pemerintah. Pada kesempatan ini, kami juga memohon kepada Ibu Pimpinan, Ibu Wakil
Ketua untuk melanjutkan pertemuan agar diadakan pertemuan di kantor Wakil Presiden
karena masalah ini Wakil Presiden sudah menangani tempo hari, kemudian turun ke bawah
belum terlaksana, dan kami bersyukur terima kasih kepada Ibu Ratu Hemas yang telah
membuat surat kepada Wakil Presiden sehingga kita dapat mengadakan pertemuan di kantor
Wapres tentang ini yang akan melibatkan Angkatan Udara, BUMN, Menteri Perhubungan,
Kantor Gubernur, dan DPD RI, khususnya dari Kalimantan Selatan. Komite II DPD RI
melakukan pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menteri akan
membantu kegiatan Komite II di daerah yang terkait dengan masalah konservasi lingkungan
hidup. Selain itu, Komite II pada masa sidang ke-2 tahun 2014 – 2015 melaksanakan
kunjungan kerja ke dua provinsi yaitu Jawa Timur dan Bali dalam rangka pengawasan atas
pelaksanaan Undang-Undang No. 1 tentang Penerbangan dan Undang-Undang No. 2 Tahun
2001 tentang Minyak dan gas. Perlu kami laporkan juga, Pak Ketua, kami juga berdiskusi
dengan masyarakat dan Pemda tentang Tanjung Benua.
Pimpinan DPD RI, Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI, Anggota DPD RI, Sesjen
DPD RI, rekan media, hadirin yang kami hormati, demikian laporan perkembangan
pelaksanaan tugas Komite II pada Paripurna ke-9 Masa Sidang II Tahun 2014 – 2015. Atas
perhatian Pimpinan dan seluruh Anggota DPD RI, kami ucapkan terima kasih. Selamat
melaksanakan Imlek bagi yang merayakan. Sukses buat kita semua.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Horas.
Nuwun sewu.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada pimpinan Komite II yang telah menyampaikan progress report
dari alat kelengkapannya. Selanjutnya, kami persilakan mewakili Pimpinan Komite III.
Silakan, Ibu.
PEMBICARA : FAHIRA IDRIS, SE. (WAKIL KETUA KOMITE III)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Yang terhormat Pimpinan DPD RI, Yang terhormat pimpinan alat kelengkapan DPD
RI, yang terhormat rekan-rekan Anggota DPD RI, serta hadirin yang berbahagia. Pada
Sidang Paripurna yang mulia ini, perkenankanlah kami menyampaikan laporan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 26
perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI selama Masa Sidang II Tahun Sidang
2014 – 2015 mulai tanggal 12 Januari sampai dengan 18 Februari 2015.
Komite III telah melaksanakan serangkaian kegiatan berupa sidang pleno 3 kali, rapat
kerja 6 kali, dengar pendapat umum 5 kali, dan kunjungan kerja Komite III per wilayah
sebanyak 1 kali. Adapun program kegiatan yang menjadi pembahasan Komite III pada masa
sidang ini adalah:
1. pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Dalam kegiatan pengawasan ini, Komite III DPD RI telah
melakukan:
a. rapat dengar pendapat umum dengan Drs. Wartoyo, M.A., yang merupakan
peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bidang ketenagakerjaan dan Rekson
Silaban yang merupakan aktivis buruh yang dilaksanakan pada tanggal 29 Januari,
b. rapat dengar pendapat umum dengan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI)
dan konfrederasi serikat pekerja Indonesia (KSPI) yang dilaksanakan pada tanggal
22 Januari 2015.
2. pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Dalam kegiatan
pelaksanaan tersebut, Komite III DPD RI melakukan:
a. rapat dengar pendapat umum dengan Prof. Hikmahanto Juana yang merupakan
pakar Hukum Internasional dan Anis Hidayah yang merupakan yang merupakan
Ketua Migrant Care Indonesia pada tanggal 15 Januari,
b. rapat dengar pendapat dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia pada tanggal 23 Januari 2015.
3. penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Ekonomi Kreatif yang
alhamdulillah ini adalah merupakan usulan inisiatif dari Komite III DPD RI. Dalam
rangka penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Ekonomi Kreatif yang
merupakan usulan inisiatif Komite III, kami baru melaksanakan:
a. inventarisasi materi dengan melaksanakan rapat kerja Komite III DPD RI dengan
Menteri Pariwisata Republik Indonesia yang dilaksanakan pada hari Jumat 16
Januari,
b. rapat dengan pendapat umum dengan Prof. Dr. Mari Elka Pangestu pada tanggal
12 Februari.
Selain 3 program kerja utama tersebut, selama masa sidang ini Komite III DPD RI
telah melaksanakan:
1. rapat kerja dengan Menteri Agama Republik Indonesia terkait dengan evaluasi
penyelenggaraan ibadah haji tahun 2014,
2. rapat kerja dengan Menteri Pariwisata Republik Indonesia terkait dengan Rancangan
Undang- Undang tentang ekonomi kreatif,
3. rapat kerja dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia terkait dengan Kartu
Indonesia Sehat,
4. rapat kerja dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terkait
dengan program kerja pemerintah tahun 2015,
5. rapat kerja dengan Menteri Pemuda dan Olah Raga Rebuplik Indonesia terkait dengan
program pemerintah tahun 2015 serta rapat kerja dengan Menteri Pemberdayaan
Aparatur dan Reformasi Birokrasi bersama Kepala Badan Kepegawaian Negara
terkait dengan permasalahan tenaga guru honorer di mana dalam rapat kerja tersebut
merupakan rapat gabungan karena dihadiri juga oleh Anggota Komite I DPD RI.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 27
Pimpinan, Bapak-Ibu Anggota DPD RI yang kami hormati, Sidang Dewan yang kami
muliakan, demikianlah laporan singkat pelaksanaan tugas Komite III DPD RI selama Masa
Sidang II Tahun Sidang 2014 – 2015. Pada akhirnya, perkenankanlah kami mengucapkan
terima kasih banyak kepada yang terhormat Pimpinan beserta seluruh Anggota DPD RI dan
semua pihak yang telah banyak membantu. Semoga segala upaya yang diberikan dapat
balasan, kebaikan yang berlipat dari Allah SWT.
Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Damai sejahtera bagi kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
Jakarta 18 Februari 2015.
Komite III DPD RI ditandatangani Ketua Bapak H. Hardi Selamat Hood, kemudian
ditandatangani oleh Bapak Wakil Ketua Bapak Ir. Abraham Liyanto, dan saya sendiri Fahira
Idris.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Pimpinan Komite III yang telah menyampaikan tindak lanjut
daripada progress report-nya. Selanjutnya, kami persilakan kepada Pimpinan PPUU untuk
bisa menyampaikan progress report-nya, silakan.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PPUU)
Laporan pelaksanaan tugas Panitia Perancang Undang-Undang Masa sidang II Tahun
Sidang 2014 – 2015 disampaikan pada Sidang Paripurna ke-9 DPD , Rabu 18 Februari 2015.
Saudara Pimpinan DPD RI yang kami hormati, Saudara Anggota DPD, serta hadirin yang
berbahagia.
Assalamualaikum warahmatullahi awabarakatuh.
Salam sejahtara bagi kita semua.
Shalom
Om swastiastu.
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat-Nya sehingga kita dapat melaksanakan Sidang Paripurna pada hari ini. Pada
kesempatan yang berbahagia ini, kami akan menyampaikan beberapa laporan terkait tugas
PPUU, khususnya terkait Prolegnas RUU tahun 2015 – 2019.
Hadirin yang kami hormati, pada tanggal 28 Januari 2015 dalam Sidang Paripurna
Luar Biasa ke-1 DPD telah mengambil keputusan karena Prolegnas RUU DPD RI tahun
2015 – 2019. Kemudian, PPUU melalui tim kerja pembahasan Prolegnas yang
keanggotaannya merupakan perwakilan dari masing-masing komite melaksanakan tugas-
tugasnya dan akhirnya pada tanggal 29 Januari yang diwakili tim kerja Prolegnas rapat
bersama Badan Legislasi DPR dan pemerintah yang diwakili dengan Menteri Hukum dan
HAM dengan mekanisme pertemuan 3 lembaga, yaitu tripartit pada saat itu, baik DPD
maupun pemerintah menyampaikan secara resmi daftar Prolegnas 2015 – 2019. Adapun DPD
mengajukan 85 RUU.
Selanjutnya, pada tanggal 2 sampai 3 Februari 2015, ketiga lembaga melakukan
pembahasan Prolegnas dalam konsinyering bersama dan kemudian dilanjutkan kembali pada
tanggal 5 sampai tanggal 6 Februari 2015. Dalam pertemuan yang baru pertama kali berjalan
dalam bentuk tripartit tersebut, berjalan dengan dinamis dan demokratis dan kita bersyukur
akhirnya dalam pertemuan tersebut disepakati beberapa usulan DPD bisa masuk, baik karena
dia sama dengan usulan pemerintah maupun DPR maupun karena memang usulan murni dari
DPD tanpa diusulkan oleh pemerintah maupun DPR. Salah satu yang akhirnya kemudian
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 28
diusulkan menjadi prioritas 2015 sebagai pembahasan utama adalah RUU tentang Wawasan
Nusantara.
Pada tanggal 6 Februari 2015, akhirnya Prolegnas tahun 2015 sampai 2019 disahkan
dalam rapat bersama Baleg DPR bersama DPD dan pemerintah yang dikenal sebagai
pengambilan keputusan pihak pertama. Hasil keputusan tersebut kemudian disampaikan oleh
Baleg dalam Sidang Paripurna DPR dan diambil keputusan pada sidang tersebut. Adapun
jumlah Prolegnas 2015 – 2019 yang ditetapkan ada 160 RUU. Dari jumlah tersebut, ada 52
RUU usulan DPD yang masuk. Jadi, sekitar 61% sekian dihitung dari 85 usulan. Namun,
kalau diambil dari 160 RUU dengan masuk 52 RUU, maka sekitar 32% usulan DPD
diterima. Kemudian, untuk prioritas tahun 2015, terdapat sejumlah 37 RUU yang akan
dibahas dalam tahun 2015, dan dari 37 tersebut ada 12 RUU yang sesuai dengan usulan
DPD, yaitu kurang lebih ada 44% untuk tahun 2015 ini harus kita ikut di dalamnya.
Sehingga, untuk 2016 sampai 2019 tersisa sejumlah 123 RUU.
Menindaklanjuti hasil Prolegnas tersebut, PPPU pada tanggal 10 Februari dan 17
Februari melaksanakan rapat gabungan dengan pimpinan komite untuk memetakan RUU
tersebut berdasarkan lingkup tugas masing-masing komite . Hasil rapat gabungan tersebut
akhirnya menyepakati ada beberapa bidang yang akan ditangani oleh masing-masing komite
dan kemudian juga menyesuaikan dengan personalia yang akan terlibat dalam pembahasan
RUU tersebut, baik RUU yang sifatnya memberikan pertimbangan, RUU yang ikut
membahas, maupun RUU yang mana posisi DPD nanti menjadi pembahas utama. Rapat
gabungan juga menyepakati sebenarnya pada saat itu untuk adanya penyempurnaan
Peraturan DPD Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib DPD. Hal tersebut mengingat
masih banyak beberapa rumusan yang belum sinkron dengan kinerja yang harus dihadapi
DPD bersama DPR dan pemerintah. Adapun beberapa hal penting yang bias segera ditata dan
diatur adalah yang pertama Tim Kerja Prolegnas yang melakukan pembahasan bersama
dengan DPR dengan pemerintah, Tim Kerja RUU yang melakukan pembahasan bersama
dengan DPR dan pemerintah, pembentukan Pansus RUU, serta tahapan pembahasan revisi
RUU yang telah ditetapkan oleh DPD pada periode lalu dan selanjutnya dibahas kembali
pada periode selanjutnya. Namun, sesuai dengan kesepakatan pada rapat Panmus, maka
usulan ini sedang dicarikan jalan keluar tanpa harus terlebih dahulu mengubah peraturan tata
tertib, yaitu akan dibentuk semacam timja dan kemudian ditindaklanjuti oleh Kesetjenan juga
untuk mencarikan jalan keluar sesuai mekanisme yang berlaku sehingga diharapkan pada
Sidang Paripurna yang akan datang masa sidang berikutnya, pembahasan-pembahasan RUU
bersama DPR dan pemerintah sudah bisa dijalankan dengan baik, baik itu supporting
administrasi, keuangan, dan sebagainya.
Demikian laporan yang dapat kami sampaikan dalam Sidang Paripurna kali ini.
Wallahul muwafiq ila aqwamit thoriq.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Pak Pasek sebagai calon ketua umum yang terpaksa pindah dari
Bali ke Jawa Timur. Bapak-Ibu sekalian, apa yang disampaikan oleh Bapak Pasek ini
merupakan kemajuan yang sangat signifikan dalam fungsi kita dalam legislasi di mana
tripartit telah merupakan usulan landasan pembahasan yang telah diakomodasi oleh
pemerintah dan DPR. Ini berarti putusan MK itu telah mulai ditaati. Dulu hanya satu,
sekarang lebih dari 44% yang disampaikan oleh Pak Pasek telah menjadi usul inisiatif dari
kita. Mari kita berikan apresiasi dan applause. Dimohon nanti kepada Pak Pasek, apa yang
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 29
disampaikan tadi disampaikan ke publik apa-apa saja itu yang menjadi inisiatif kita bersama
sehingga kita semua bisa paham karena kami juga di Rapat Panmus kemarin banyak hal yang
detail nanti kita perlukan, tapi yang jelas kemajuannya sudah terasakan betul kepada tugas
dan fungsi kita. Sekali lagi terima kasih kepada Pimpinan PPUU.
Untuk selanjutnya, kami persilakan kepada Pimpinan Badan Kehormatan kalau ada
yang disampaikan. Tidak ada? Sudah ya, baik sudah dikirimkan langsung surat cintanya
kepada Anggota semua, mohon dibaca dan dipelajari. Mudah-mudahan itu menjadi kita
menjadi semangat lagi. Selanjutnya, kepada BAP kalau ada? Badan Akuntabilitas Publik.
Silakan, Pak Gafar.
PEMBICARA : Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN,M.M (KETUA BAP)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang salam sejahtara bagi kita semua.
Om swastiastu.
Bapak dan Ibu Pimpinan Dewan Pewakilan Daerah Republik Indonesia beserta pada
staf pendukung dari Sesjen Wasesjen. Yang mulia para Senator, para wartawan, hadirin yang
berbahagia. Laporan:
1. Badan Akuntabilits Publik sesuai dengan nama dan tujuan serta tugas pokok dan
fungsinya, bagaimana membuat daerah itu betul-betul akuntabel dalam tata kelola
keuangan sebagai salah satu fungsi BAP untuk menindaklanjuti hasil temuan BPK
yang terindikasi merugikan Negara. Hasil yang dicapai ternyata pemda, aparat
hokum, kejaksaan, dan kepolisian, beserta BPK di daerah merasa berterima kasih
dengan kehadiran BAP. Ternyata ada peningkatan secara signifikan kerja sama dan
peningkatan dari tata kelola keuangan terbukti bahwa WTP itu meningkat setiap
tahun; pengembalian uang meningkat tiap tahun, dan kehadiran BAP telah
memberikan suatu nuasa baru kepada daerah dengan metoda NST. Pertama, N-nya
bagaimana pemda itu nyaman. Apabila dia kembalikan uang secepatnya, maka dia
akan nyaman bekerja; T, bagaimana aparat tenang karena apa yang diharapkan oleh
aparat itu tidak menambah pekerjaan yang lebih besar maka aparat hukum menjadi
tenang; S, masyarakat senang karena uang dikembalikan serta dapat dimanfaatkan
kembali untuk pembangunan. Dengan kehadiran tersebut, pemerintah daerah merasa
diayomi sehingga memerintah pemerintah daerah secara menghormati ternyata adalah
metoda yang paling efektif.
2. Bahwa aspirasi dari daerah tentang persoalan-persoalan yang mengakut kepentingan
daerah, terutama masalah kasus-kasus pertanahan dan kasus-kasus agraria serta kasus-
kasus masyarakat dengan perusahaan dan pemerintah daerah telah kami lakukan rapat
kerja dengan Menteri Agraria. Ternyata Menteri Agraria itu senafas dengan BAP
bahwa menyelesaikan masalah tidak memerlukan diskusi yang panjang, tidak
memerlukan tanya jawab yang lebih teoritis nomatif, tapi yang penting bagimana
penyelesaiannya. Oleh karena itu, kami sampaikan juga kepada Menteri Agraria, BAP
memakai metoda 3S1T (Serap, Sampaikan, Selesaikan yang belum Tuntas). Dengan
demikian, Menteri Agraria menampik tuntasnya yang penting, Pak Gafar. Itu
dipimpin langsung oleh Pak Ketua, Pak Farouk, tuntasnya itu pakai target. Aspirasi
pada masa sidang ini, masa sidang depan, harus selesai. Masa sidang depan masuk,
masa sidang harus selesai. Jadi, target kita adalah tuntas dan selesai, ternyata sama
pikiran kita dengan Menteri Agraria. Oleh karena itu, Pak Sesjen dan Pak Ketua, BAP
tidak akan kunker lagi, tetapi BAP akan turun tim analisis namanya, lalu kunjungan
pengawasan, serta kunjungan aspirasi. Jadi, bukan kunker lagi karena Badan Akuntan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 30
Publik bagaimana akuntabelnya DPD dan bagaimana akuntabelnya pemda, dan
akuntabelnya Setjen, nah ini yang perlu kita lakukan.
Itu beberapa informasi yang kami sampaikan kepada kita semua tentang apa yang
telah kami lakukan dan akan dilakukan. Dari aparat hukum ada aspirasi, baik dari Kejaksaan,
maupun Kepolisian, maupun dari BPK. Ternyata 3P mempengaruhi kinerjanya. P pertama,
pembiayaan. P kedua, personal. P ketiga, perlengkapan. Ternyata dari 3 provinsi yang telah
kami kunjungi, ternyata 3P ini berpengaruh di Papua karena wilahnya sangat sangat luas, lalu
permasalahannya sangat kompleks. Oleh karena itu, kita rekomendasikan agar Kepolisian,
Kejaksaan perlu menjadi perhatian kita terhadap 3P, terutama di wilayah Papua yang
memang kondisinya yang memerlukan perhatian khusus, begitu juga di Banten, dan begitu
juga di Sumatera Selatan, tetapi frekuensinya berbeda.
Terakhir, dari hasil aspirasi yang kami terima, ternyata persoalan yang meningkat
terjadinya kerugian negara itu disebabkan oleh pengadaan barang dan jasa. Tadi Komite II
telah mengajukan Perpres Pengadaan Barang dan Jasa, itu perlu kita angkat menjadi undang-
undang. Nah, BAP memberikan dukungan sepenuhnya jika Komite II ingin mendapatkan
konsep-konsep yang lebih akurat dan lebih matang kerja sama dengan BAP, kami akan bantu
sepenuhnya, dan ini merupakan inisiatif personal yang lengket pada diri kita untuk hak
legislasi ini. Itu yang pertama. Kedua, ternyata pengawasan yang berada di Indonesia ini
perlu disuatusistemkan dan disinkronisasikan. BAP mendukung dan mendorong, kalau perlu
BAP ditugaskan untuk mengusulkan Undang-Undang Kepengawasan yang perlu dilakukan
di Indonesia ini.
Itulah laporan, sesuai dengan namanya laporan itu singkat, bukan sambutan, bukan
ceramah. Dengan demikian, laporan ini kami sampaikan. Mudah-mudahan dapat
ditindaklanjuti, baik oleh Pimpinan maupun Sesjen yang menyangkut hal-hal untuk BAP.
Sekali lagi, akuntabel DPD, akuntabel daerah, maka tidak ada alasan pemerintah pusat untuk
tidak memberikan dukungan kepada daerah untuk kemajuan daerah. Maju daerah, maju
bangsa. Demikian.
Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada pimpinan BAP yang sangat kreatif.
Selanjutnya, kita masih ada dua lagi, yaitu BKSP (Badan Kerja Sama Parlemen)
kalau ada yang mau disampaikan, silakan kalau ada.
PEMBICARA : H. MOHAMMAD SALEH, SE. (KETUA BKSP)
Bismillahirrahmanirrahiim,
Yang saya hormati Bapak-Ibu Pimpinan DPD RI, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Aanggota
DPD RI, hadirin walhadirat yang saya muliakan.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta hadirin
yang kami hormati, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan dan
jugalah kita pada hari ini bisa melaksanakan Sidang Paripurna ke-9 DPD RI pada hari Rabu,
18 Februari 2015. Izinkan kami atas nama Anggota dan Pimpinan Badan Kerja Sama
Parlemen menyampaikan laporan pelaksanaan yang telah dilakukan oleh Badan Kerja Sama
Parlemen pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2014 – 2015.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 31
Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta hadirin
yang saya muliakan, berikut adalah kemajuan yang dicapai di dalam pelaksanaan tugas-tugas
BKSP pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2014 – 2015.
1. Partisipasi DPD RI pada forum parlemen internasional, yaitu pada tanggal 10 sampai
dengan 15 Januari yang lalu DPD RI telah mengirimkan delegasi pada sidang Asia
Pacific Parliamentary Forum di Quito, Ekuador.
2. Rencana persiapan kunjungan balasan DPD RI ke Dewan Negara Malaysia yang
pelaksanannya insya Allah dilaksanakan pada tanggal 21 sampai dengan 24 Februari
tahun 2015 ini di mana pada kunjungan balasan ini akan diadakan penandatanganan
memorandum of undestanding antara DPD RI dengan Dewan Negara Malaysia.
3. Persiapan rencana penandatangan memorandum of understanding antara DPD RI
dengan Dewan Republik Majelis Nasional Belarus yang insya Allah akan
dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2015 ini.
4. Tindak lanjut kerja sama bilateral antara DPD RI dengan Majelis Federal Federasi
Rusia yang mana ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan dari Pimpinan Federasi
Rusia beberapa waktu yang lalu, dan kita sudah menetapkan Pak Farouk sebagai
ketua tim ya, Pak ya. Begitu juga dengan keikutsertaan Badan Kerja Sama Parlemen
dan DPD RI pada sidang-sidang parlemen internasional
5. Tindak lanjut kerja sama bilateral antara DPD RI dengan Meksiko. Ini insya Allah
akan dilaksanakan pada 15 September 2015. Ini insya Allah nanti delegasi dari DPD
RI akan berangkat tanggal 10 dan kembali pada tanggal 17 September tahun 2015 di
mana ini juga sekaligus menghadiri perayaan hari ulang tahun kemerdekaannya
Meksiko dan juga akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan programnya
MIKTA.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta hadirin
yang saya hormati, demikianlah laporan singkat pelaksanaan tugas BKSP pada Masa Sidang
II Tahun Sidang 2014 – 2015 ini. Namun demikian, perlu kita pikirkan bersama bahwa
perjuangan memperkuat eksistensi DPD di forum internasional harus kita laksanakan dan
harus kita tingkatkan. Sebelum menutup laporan ini, perkenankan kami atas nama Pimpinan
BKSP menyampaikan permohonan maaf kepada Anggota DPD RI apabila laporan ini belum
dapat memuaskan kita semua. Terima kasih atas perhatiannya.
Wabillahi taufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sebelum saya akhiri, saya ingin menyampaikan sebuah pantun. “Busur melepas si
anak panah, melesat terbang ke arah utara. Bulat tekad peganglah amanah, niscaya negeri
aman sejahtera.”
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada pimpinan BKSP. Selanjutnya, kami persilakan Pimpinan Badan
Pengembangan Kapasitas Kelembagaan, yang terakhir. Silakan, Pak Asri.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SEKRETARIS BPKK)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 32
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI, para Senator yang kami muliakan. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga siang ini bisa
menghadiri paripurna penutup.
Laporan perkembangan pelaksanaan tugas Badan Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan pada Sidang Paripurna ke-9 Masa Sidang II Tahun Sidang 2014 – 2015. Dari
seluruh penyampaian laporan alat kelengkapan yang sudah disampaikan, akselarasi
aksentuasi atau apa pun namanya yang elok-elok itu akan terasa indah jika perjuangan BPKK
ini berhasil dalam rangka amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Perlu kami sampaikan
secara singkat hal-hal pokok dalam Sidang Paripurna ini.
1. Perlu kami sampaikan bahwa perjuangan DPD RI, khususnya Kelompok atau BPKK,
dalam tata tertib kita disebut BBKK, telah melahirkan memperjuangkan 10 poin
masuk menjadi usulan perubahan amademen dan itu ada 7 yang kemudian menjadi
rekomendasi MPR Nomor IV/MPR/2014 dan ketujuh itu kita sudah sajikan bersama
pada sidang majelis.
2. Konstalasi politik parlemen pada saat ini kepada seluruh senator yang kami hormati
merupakan momentum yang strategis dalam rangka penataan ketatanegaraan. Apa
pun seluruh yang kita bicarakan dan disampaikan tadi akan terasa perjuangan kita,
akan terasa seluruh yang kita sampaikan pun jika proses penataan ketatanegaraan ini
bisa berjalan dengan baik. Untuk menguji itu, maka BPKK melakukan kegiatan
strategis yang kami sebut dengan rapat dengar pendapat umum setelah pelantikan
anggota MPR RI. Seluruh fraksi-fraksi di MPR telah kami undang untuk memberikan
pendapat terhadap tujuh rekomendasi majelis. Pada tanggal 26 Januari 2015, Ketua
Fraksi PDI, PKB, Nasdem, dan Hanura sudah menyampaikan pendapat dan semuanya
menyatakan mendukung amandemen. Pada tanggal 2 Februari 2015, Golkar,
Gerindra, PKS juga memberikan dukungan yang sama. Pada tanggal 9 Februari,
Fraksi Demokrat juga menyampaikan pendapat dan pandangannya terhadap 7
rekomendasi dan perjuangan DPD dan semua menyampaikan dukungan terhadap
amademen undang-undang dasar, terutama penguatan DPD RI.
3. Ada 3 hal pokok yang menjadi catatan penting. Yang pertama adalah penguatan DPD
RI, kemudian yang kedua adalah rekapitulasi GBHN, dan yang ketiga adalah
penguatan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Kami tidak bacakan, Pimpinan, secara
detail, tetapi pokok-pokoknya saja. Artinya, secara substansi materi yang diusung
oleh DPD, secara politis dan materi tidak lagi menjadi persoalan untuk fraksi-fraksi.
4. Sekarang ... (tidak jelas, red.) ada di DPD untuk menciptakan momentum perubahan
itu.
5. Bagaimana DPD memperkuat strategi.
6. Bagaimana DPD mematangkan manajemen internal internal dalam mendukung
komunikasi politik.
Para Senator yang kami hormati, berdasarkan perkembangan yang ada, BPKK
mengharapkan peran daripada anggota DPD RI tentu melalui proses konsolidasi secara
langsung ketika kita berhadapan dengan stakeholder dan konstituen kita di mana ruangnya
tentu adalah ruang-ruang kita sesuai dengan Undang-Undang MD3, termasuk fasilitas yang
diberikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat yang sudah luar biasa saat ini. Tentu kami
berharap dari BBKK, para Senator bisa memanfaatkan itu sebaik mungkin.
Semoga tekad dan semangat utuh untuk melaksanakan penataan sistem
ketatanegaraaan ini bisa terwujud, terutama di tahun 2015. Tentu kami membuat agenda
strategis di BPKK maksimal di tahun 2016. Demikian yang bisa kami sampaikan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 18 Februari 2015
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 33
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kepada Pak Asri yang telah menyampaikan laporan pelaksanaan
tugasnya. Insya Allah atas dukungan kita semua apa yang kita cita-citakan akan menjadi
sebuah kenyataan. Insya Allah, aamiin.
Baik, yang terakhir kami mintakan kepada PURT untuk menyampaikan kepada kami.
Karena ini hanya masalah rumah tangga, jadi kami akan persilakan secara tertutup nanti.
Kami persilakan.
PEMBICARA : Drs. HABIB ALI ALWI (KETUA PURT)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
Pimpinan Dewan DPD yang terhormat, rekan Senator yang terhormat, Saudara Sesjen
beserta seluruh jajaran yang terhormat, hadirin yang berbahagia. Bagi PURT, saya tidak
perlu melaporkan, yang penting implementasinya. Setuju kan? Yang penting
implementasinya. Jadi, laporan hanya sekadar informasi saja, tapi informasi-informasi itu
kami sudah sampaikan kepada Bapak-Ibu sekalian. Karena ini berkaitan dengan angka-angka
yang begitu banyak, jadi kami rasa tidak perlu dilaporkan secara utuh. Cukup Bapak pulang
ke kamar masing-masing dan dibaca. Saya rasa cukup sekian saja. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-ibu sekalian, jadi ada surat yang diberikan nanti langsung oleh PURT
dan itu adalah ... (tidak jelas, red.) untuk anggota. Mohon untuk tidak disebarkan kepada
pihak yang tidak berkepentingan. Itu dari kita buat kita. Baiklah, Bapak-Ibu sekalian, Sidang
Dewan yang mulia, dari pagi tadi kita telah melaksanakan semua agenda persidangan, baik
sebelum persidangan maupun dalam persidangan ini. Untuk itu, kami menutup Sidang
Paripurna ini.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Pak Ketua, saya izin, Ketua. Tadi saya mau minta jadwal setelah laporan seluruh alat
kelengkapan, beberapa hal kami ingin sampaikan. Minta jadwal tambahan, Ketua.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, apa ini yang mau diminta ini. Silakan, Pak Benny.
PEMBICARA : BENNY RHAMDANI (SULUT)
Terima kasih, Pimpinan.
Yang terhormat tentu semua rekan Anggota Senator. Apa yang ingin saya sampaikan
tentu tidak penting bagi Anggota Senator yang lain, tapi penting bagi saya.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 34
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, kurang jelas itu.
PEMBICARA : BENNY RHAMDANI (SULUT)
Terima kasih, Pak Ketua.
Mungkin yang ingin saya sampaikan tidak terlalu penting bagi yang lain, termasuk
bagi Pimpinan dan Anggota Senator. Satu hal saja, saya ingin menyampaikan permohonan
maaf sebagai bentuk tanggung jawab moral dan politik. Hari ini dalam Paripurna resmi DPD
saya tidak bisa menggunakan pakaian sebagaimana yang diminta oleh Kesesjenan.
Klarifikasi karena SMS yang disampaikan oleh staf komite itu tidak sampai ke handphone
saya berkaitan dengan nomor baru yang saya gunakan. Jadi, hanya masalah itu saja, tapi
sebagai bentuk penghormatan terhadap aturan dan ketentuan DPD, sekali lagi saya
menyampaikan permohonan maaf kepada Pimpinan dan Anggota Senator yang insya Allah
untuk Paripurna berikut saya akan tunduk, taat kepada ketentuan DPD. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih, Memang betul ada kemarin di rapat panmus yang berlangsung hampir 4
jam itu dari Pak Habib kalau tidak salah supaya ada keseragaman buat kita semua untuk
menghadiri Rapat Paripurna yang mulia ini. Jadi, pakaian kita itu yang membedakan ciri kita
dengan yang lain, kita menggunakan pakaian batik sebagai kekayaan budaya daerah kita
sesuai dengan ini. Baik, terima kasih.
Silakan, Pak Asri.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Terima kasih, Ketua.
Ini aspirasi secara pribadi sebagai anggota dan itu ada dalam tata tertib Undang-
Undang MD3. Ada 3 hal, Pak Ketua DPD dan Wakil Ketua DPD yang kami hormati, yang
ingin kami sampaikan yang pertama adalah secara pribadi 5 tahun ini saya berada di
Kelompok DPD periode pertama, sekarang pun berada di Kelompok DPD atau sekarang kita
sebut juga dengan BPKK. Pak Ketua dan para Senator yang kami hormati, melihat
perkembangan politik yang ada, proses amandemen, rasanya jika bertanya kepada seluruh
teman-teman Anggota, hampir semua mengatakan yang kita tunggu ini adalah amandemen.
Kita boleh mengatakan kita gagah merumuskan, melakukan reses dan lain sebagainya, tetapi
dalam hati kecil kita ada keluhan-keluhan kita terhadap posisi DPD.
Pak Ketua yang kami hormati, hanya mengingatkan saja bahwa sesuai dengan Tatib
Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 47, posisi pimpinan kolektif kolegial Pasal 60 sampai 65 tentang
Tugas dan Wewenang Pimpinan. Begitupun dengan Pasal 267 Undang-Undang MD3.
Sehingga, Pimpinan, kalau merujuk pada fungsi Kelompok, fungsi BPKK sesungguhnya
output komunikasi politik itu sudah selesai dilaksanakan. Apa hasilnya? Perjuangan kita
tahun lalu 10 poin itu kita sudah rekomendasikan dan ada 7 yang masuk. Sehingga,
Pimpinan, hanya mengingatkan sesuai dengan janji ketiga Pimpinan kita, kami ingin proses
komunikasi politik untuk proses amandemen ini diambil alih, dikomandoi, atau
diperjuangkan secara langsung oleh Pimpinan. Ini penting, kenapa? Kita punya range waktu
dan sesudah reses ini saya secara pribadi berharap sudah ada planning yang strategis. Kalau
mengingat komunikasi kita dengan partai-partai politik, semua mengatakan iya, 5 tahun yang
lalu pun demikian. Ini ada kendala politik, ada kendala komunikasi.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 35
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, Pak Asri, mohon waktunya. Jadi, begini.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Mohon izin, Ketua, saya mau menyampaikan dulu, Ketua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Betul, sebentar, sebentar. Kemarin itu kan di Panmus juga sudah disampaikan
mengenai hal ini oleh Pak Bambang Sadono ya, di sini ada semua ini. Jadi, maksud saya apa
yang disampaikan Pak Asri dan juga anggota Panmus menurut saya, jadi kalau kita ini buka
lagi panjang lagi. Kalau mau nanti kita sudah sepakat menjanjikan BPKK itu satu step di
bawah Paripurna Panmus sehingga kita akan pertemuan resmi untuk Kelompok ini pada
tanggal berapa? 16. Ini ada Pak Bambang. Jadi, sudah diputuskan.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Saya mohon izin, Ketua, ini menurut saya tidak ada sesuatu yang saya langgar untuk
menyampaikan ini.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Tidak, saya tidak mengatakan begitu. Ini mohon.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Saya hanya mau mengingatkan saja bahwa kita ini masing-masing memiliki tanggung
jawab dan fungsi. Saya lanjut dulu, Ketua, sehingga mohon maaf mengingatkan saja kepada
tiga Pimpinan. Saya tidak tahu bagaimana para Senator yang lain, mengingatkan saja bahwa
saya berharap komando besar dari proses amandemen ini ukuran buat saya secara pribadi ada
di tangan Pimpinan sekarang. Mengingatkan saja, mengingatkan pada janji kampanye dan
mengingatkan range strategis kita sampai 2016. Tentu ukurannya jelas, amandemen.
Ukurannya bukan ukuran-ukuran mekanisme keprotokoleran, tapi amandemen. Saya hanya
mau mengingatkan saja, itu yang pertama.
Kemudian, yang kedua pada pengesahan APBN tanggal 13 Februari 2015 itu ketika
disahkan APBN itu, ada 3 yang menjadi catatan. Dua di antara catatan itu, bisa diklarifikasi
ke DPR, dua di antara catatan itu adalah yang pertama untuk DPD dan untuk MPR, DPD,
dan DPR diberikan catatan pengurangan anggaran yang dilakukan terhadap usulan, kita
mengusulkan 700, kemudan disahkan 375, itu kalau ada hal yang dianggap strategis itu
Pimpinan Kelembagaan itu bisa mengusulkan bisa mengusulkan anggaran tambahan BA 99,
BA 99 untuk tambahan. Dan, menurut saya salah satu hal yang dicoret itu adalah anggaran
pembangunan kantor. Mohon izin, Ketua, kewibawaan kita selama ini memperjuangkan
hampir 3 tahun, sudah banyak teman-teman yang sudah melakukan pembebasan itu dan itu
belum ada sekarang. Sehingga, kami memang meminta kepada Pimpinan mengambil alih ini
untuk melakukan lobi politik perjuangan pembangunan kantor di seluruh Indonesia. Itu
keputusan, keputusan Paripurna DPR bahwa DPD, MPR, dan DPR jika ada tambahan
anggaran yang dibutuhkan sangat strategis itu silakan diusulkan dan itu melalui pembicaraan
Pimpinan. Itu menjadi rekomendasi dan saya berharap 2015 untuk agenda ini menjadi agenda
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 36
yang strategis dan saya berharap ini juga menjadi bagian daripada sesuatu yang menurut saya
sah rasanya kalau kita limpahkan di Pimpinan untuk melakukan negosiasi, pembicaraan.
Kenapa? Buat saya Sulawesi Barat sudah menjadi wibawa. Kita meminta kepada gubernur,
lahan disiapkan, sampai sekarang tidak ada.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, mohon waktunya, Pak Asri.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Itu yang kedua, Pak Ketua. Kemudian yang ketiga, kami menerima surat dari Setjen.
Surat itu HM 310 tentang agreement MoU dengan gubernur di seluruh Indonesia dalam
rangka penataan program strategis. Kami meminta melalui Paripurna yang terhormat ini,
saya secara pribadi rasanya tidak memiliki keberanian untuk melakukan MoU, apalagi bicara
program-program yang strategis. Kalau itu tidak bisa direalisasikan, itu akan menjadi
kewibawaan kita. Anggota-anggota DPD menyebutkan program kesehatan, program
infrastruktur, dan lain sebagainya. Sehingga, melalui Pimpinan dan mungkin didelegasikan
kepada Sesjen. Kalaupun ini ditindaklanjuti, kami minta yang memfasilitasi cukup Sesjen,
bukan kami yang melakukan penawaran inisiatif kepada gubernur untuk membuat
agreement. Silakan, Sesjen. Dan, kami minta yang menghadiri proses MoU itu dihadiri oleh
Ketua-ketua, dihadiri oleh Pimpinan DPD RI. Saya dari Sulawesi Barat sudah berdiskusi
dengan teman-teman, tidak akan membuat MoU itu kalau Pimpinan tidak ada. Pertaruhannya
ada di Pimpinan. Ketika kita MoU dan bernilai program, apalagi program 2016 dan itu tidak
terealisasi, muka kita sebagai Anggota DPD disimpan di mana di daerah. Sehingga, kami
minta kepada Ketua melalui Kesesjenan yang mengatur MoU ini kalau harus dilakukan,
silakan Kesesjenan yang mengatur dengan daerah-daerah kita. Kemudian yang kedua adalah
dan kami meminta Pimpinan DPD yang menghadiri, bukan kami yang MoU, tapi Pimpinan
DPD didelegasikan oleh Anggota-anggota DPD yang bersangkutan. Tiga catatan itu, Ketua,
penting buat saya secara pribadi. Saya tidak tahu menjadi penting atau tidak kepada Senator-
senator yang lain. Terima kasih.
Assalamuaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, Saudara-saudara sekalian, saya rasa cukup ya.
PEMBICARA : MESAKH MIRIN (PAPUA)
Pak Ketua, interupsi satu saja. Saya terlambat, mohon maaf, Pak Ketua. Saya mohon
maaf sekali.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Duduknya di mana Anda ini? Mana dia?
PEMBICARA : MESAKH MIRIN (PAPUA)
Mesakh.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 37
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Coba Anda duduk yang benar tidak di sana? Betul? Tadi di sana, sekarang pindah
lagi.
PEMBICARA : MESAKH MIRIN (PAPUA)
Itu biasa, Pak Ketua.
Pak Ketua.
Assalamuaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya mohon maaf, Pak Ketua, terlambat sedikit karena ada beberapa hal yang saya
harus sampaikan karena ini harus catatan bagi Ketua, terutama Pak Ketua Irman Gusman.
Setelah 32 provinsi di Indonesia ini sudah ada kantor dan lain sebagainya, cuma hanya
Papua. Ini adalah lemahnya Pak Ketua untuk salah satunya masalah anggaran sehingga ini
yang terjadi. Oleh karena itu, kami Anggota biasa ke Papua itu jarang diterima oleh SKPD di
sana. Karena apa? "Mana DPD kantornya?" Sedangkan, anggaran segala macam diatur. Ini
Setjen dengan Pak Ketua harus bertanggung jawab sebagai lembaga negara untuk Papua. Ini
yang pertama.
Yang kedua, realisasi Pak Sesjen tentang, ini masalah pribadi, untuk kami seluruh
Anggota harus mendapatkan mobil itu sebelum bulan Maret kami harus terealisasi cepat. Itu
harus penting.
Yang ketiga, saya mau sampaikan kepada Pak Ketua, saya ada insiden sedikit dengan
tentang komite, alat kelengkapan dewan, BKSP. Itu representatif dewan ini adalah seluruh
provinsi yang ada di Indonesia. Kami Papua itu selalu dianaktirikan dari lembaga sama-sama
ini. Salah satunya adalah saya sebagai anggota BKSP tidak diikutkan di Malaysia. Ini adalah
pelecehan besar dalam lembaga ini. Oleh karena itu, Pak Ketua, rekomendasikan saya harus
ikut. Baik, terima kasih, Pak Ketua Pak Irman Gusman.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, saya rasa cukup.
Ya, sedikit, Pak Fatwa, ya.
PEMBICARA : DR (HC) A. M. FATWA
Terima kasih, Pak Ketua.
Kami atas nama berempat, ini yang pertama bahwa kami DKI tidak memerlukan
kantor, tetapi tolong imbalannya itu beberapa mata anggaran itu untuk kami di DKI terlalu
jomplang. Misalnya, untuk reses saja dengan daerah-daerah lain. Saya kira harus ada
pemikiran untuk itu. Kami sudah bicarakan di lingkungan PURT, tetapi karena PURT itu
memang tugasnya memang hanya membantu Pimpinan, kami mohon ada kebijakan
Pimpinan di dalam hal ini. Tidak terlalu terikat kepada istilah-istilah nomenklatur dari
Departemen Keuangan. Jadi, ini mohon itu men-jompang sekali itu DKI. Sebenarnya
termasuk Banten dan Jawa Barat, mohon ini dipertimbangkan.
Yang kedua ada hubungan dengan dengan BK sedikit ya, tadi karena tidak
mengambil kesempatan. Yang pertama, ketika saya masih di dalam perjalanan di Selangor itu
adalah saya dihubungi oleh anggota mengenai ketidakpuasan tentang rekapitulasi kehadiran
yang dikirimkan oleh Sekretariat BK kepada anggota. Silakan konsultasikan dengan
Sekretariat. Tidak ada upaya-upaya untuk menyimpangkan itu ya. Semua dasarnya adalah
laporan dari masing-masing Sekretariat Alat Kelengkapan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 38
Kemudian yang ketiga, BK ini ada membentuk berdasarkan rapat pleno membentuk 2
tim pencari fakta. Tim pencari fakta yang pertama berkaitan dengan kehidupan keluarga
seorang anggota. Ini perlu diumumkan supaya kita hati-hati di dalam berkeluarga karena
sebagai pejabat Negara. Karena, itu ada dampaknya di dalam administrasi keuangan yang
memusingkan Biro Keuangan Sekretariat Jenderal dan sebagainya sehingga kami perlu
membentuk TPF. Jadi, supaya kita itu benar-benar bertanggung jawab.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, cukup Pak Fatwa saja yang menjadi pembelajaran buat kita semua.
PEMBICARA : BAIQ DIYAH RATU GANEFI, SH (NTB)
Interupsi, Ketua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, saya rasa begini ya, jangan lagi, sudah cukup ya.
PEMBICARA : BAIQ DIYAH RATU GANEFI, SH (NTB)
Sedikit, Ketua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Iya, silakan.
PEMBICARA : BAIQ DIYAH RATU GANEFI, SH (NTB)
B-69.
Jadi, saya menanggapi Pak Asri tadi bahwa juga surat dari Sesjen yang untuk
gubernur itu yang MoU itu sepertinya memberatkan daerah, memberatkan kami yang di
dapil. Jadi, kalau kita sepakati MoU itu dibuatkan sebagai aspirasi daerah, itu saja. Jadi, kalau
saya lihat scope-nya ini, MoU antara gubernur dengan kami yang di dapil. Jadi, mungkin
perlu direvisi.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, teman-teman sekalian. Saya rasa ini tidak ada lagi pertanyaan ya, cukup. Ini
bukan forumnya untuk semuanya bertanya, nanti saya ingin menjelaskan dulu ya. Begini, ini
rapat paripurna ini untuk membuat keputusan. Kalau kita mau bicara soal ini, ada Panmus ya.
Panmus itu mewakili semua provinsi. Jadi, kalau ada hal aspirasi segala macam di sana kita
bicarakan. Sudah ada nama-namanya, tapi saya tidak mau sebutkan nama-namanya. Saya
sebutkan saja ya, ada saya yang mewakili Sumatera Barat, ada Pak Farouk mewakili NTB,
ada Ibu Hemas sekaligus juga sudah mewakili Yogyakarta, ada Pak Muqowam mewakili
Jawa Tengah, ada Pak Parlindungan, Pak Hardi, Pak Cholid, Pak Pasek, Pak Hardi, Pak
Fatwa, Pak Gafar Usman. Soal ini tolong dibagikan. Jadi, dari kita yang mewakili alat
kelengkapan tambah yang dari provinsi ini termasuk juga Pak Asri Anas semuanya sudah
dibahas di sana. Jadi, waktu Paripurna itu kita hanya memutuskan. Tidak ada lagi
pembicaraan yang masalah itu. Soal gedung sudah dibicarakan, soal itu.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 39
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Interupsi, Pimpinan. Interupsi, Ketua. Di Tatib itu disebutkan hal-hal lain yang
dianggap penting bisa disampaikan di Paripurna.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Betul, Pak Asri
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Mohon maaf ini, tidak jangan, maksud saya ini jangan kita mendelitigasi aturan.
Aturan itu jelas menyatakan hal-hal yang dianggap strategis dan penting bisa disampaikan di
Paripurna. Saya menyampaikan hal yang saya anggap penting di Paripurna.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Betul saya setuju, tapi harus kita agendakan di Panmus. Iya, dong.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Kita buat izin, saya minta tadi agenda-agenda lain yang ingin diusulkan. Pak ketua
tadi mengatakan iya, saya sudah minta izin dari awal. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Oke, tidak, ini untuk yang lain jadi supaya ini, cukup ya. Jadi, nanti kalau ada agenda
lainnya, mari kita bicarakan di Panmus supaya nanti ada komunikasi antara Pimpinan di alat
kelengkapan dan juga yang mewakili provinsi ya, supaya nanti hal-hal yang barangkali hanya
cukup di Panmus, cukup hanya di kita. Ini yang saya maksud. Baik ya.
Silakan, Ibu Maimanah.
PEMBICARA : DR. Hj. MAIMANAH UMAR, M.A (RIAU)
Ini apa ini yang dikemukakan oleh Pak Asri tadi, pendapat saya perlu mendapat
tanggapan dari kita. Kelompok sudah berusaha, partai-partai politik sudah menyatakan
dukungannya, tetapi apabila kita tidak respons dengan positif itu nanti bisa hilang. Oleh
sebab itu, saya sependapat ini nanti diambil oleh Ketua, apakah mengadakan pertemuan
dengan gubernur dan lain sebagainya, tetapi ini kita tindak lanjuti sesudah reses ini.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, Ibu. Jadi, sebenarnya kalau saya menjelaskan terlalu panjang, tapi percayalah
saya akan Pimpin langsung perjuangan amandemen itu. Saya hadir di setiap acara maupun ke
Solo, ke mana-mana pertemuan, tetapi kan tidak mungkin forum ini saya cerita. Saya akan
bercerita dengan waktu kapan tanggal berapa Pak Bambang? 17? Nanti di sana ya. 16? Nanti
di sana ya, percayalah.
Sebenarnya kalau Pak Farouk juga minta waktu jadi terlalu panjang juga. Jadi, nanti
panjang lagi. Ini waktu sudah 1.35. Satu menit saja, Pak Farouk.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 40
PEMBICARA : Prof. DR. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Tambahkan saja, Pak Asri. Dalam pertemuan terakhir di BPKK, kita sudah, jadi
hampir rampung di level BPKK. Mesin ini yang berjalan, mesin satu melalui badan
pengkajian, itu internal, mesin berikut melalui di luar, ini tugas Pimpinan. Pimpinan itu
sudah mulai. Jadi, memang kami tidak melaporkan kepada semua anggota, tetapi jadwal.
Contoh, dengan Ketua Gerindra kita sudah minta ketemu, itu semua jadi kami pasti akan
melakukan itu. Jadi, don’t worry-lah itu menjadi tanggung jawab kita semua, insya Allah.
Percayalah kita sudah mengagendakan waktunya, selain pertemuan informal-informal yang
dilakukan Pimpinan.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Pak Ketua, posisi saya hanya mengingatkan Agenda strategis untuk BPKK maksimal
2016. Dan, buat saya secara pribadi 5 tahun di Kelompok semua sudah kita lakukan, proses
konsolidasi sudah kita lakukan. Secara tidak langsung saya hanya mau mengatakan, kita
ingin melihat pimpinan DPD memberikan akselerasi maksimal 2016 harus ada amandemen.
Kalau tidak bias, menurut saya berarti ada sesuatu komunikasi yang tidak berjalan dengan
efektif dalam rangka amandemen. Itu yang mau saya sampaikan. Kenapa? Itu butuh strategis
untuk mencapai capaian. Kita membuat capaian 2016, kalau itu tidak bisa terwujud, kami di
Kelompok tidak bisa disalahkan. Kami ingin mengatakan, kami ingin memberikan mandat
itu kepada Pimpinan bertiga, kolektif kolegial sesuai dengan Pasal 46 itu ukurannya. Saya
mau melihat perjuangan Pimpinan di situ. Itu sebenarnya. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Baik, ya pokoknya Pimpinan bersama seluruh 130 Anggota sama-sama kita. Mohon
yang hadir di sini supaya lebih more aktiflah ya. Jadi, mohon setiap rapat itu tolong, ya ini
bersama ya. Jadi, kami ini tidak ada artinya bertiga tanpa dukungan semua anggota ya. Saya
siap 24 jam bersama teman-teman, itu komitmen, dan juga Ibu Hemas dan juga Pak Farouk.
Jadi, mohon kalau pergi sama Pimpinan mau dong. Soalnya Pimpinan pergi itu dengan ad
cost, itu susahnya ya. Jadi, tidak ada yang mau ikut sama saya barangkali. Makanya, tolong
PURT diubah aturannya nanti ya, ini juga keluhan juga sedikit begitu. Jadi, biar kita ramai-
ramai. Pak Asri, mohon Pak Asri setiap hari di ruangan saya bersama-sama Pak Farouk juga.
Baik ya, saya rasa waktu juga karena kita ada lagi acara jam 2 ya. Pokoknya kita
sepakat semuanya 2016 harus kita jadikan tahun amandemen, Saudara-saudara sekalian ya.
PEMBICARA :
Pak Ketua
Ada tadi Pak Asri tadi kan pertanyakan dua hal.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Ya nanti tidak usah dijawab semua, ini kan tidak harus saya jawab. Nanti kalau itu,
kita sudah paham itu, tetapi kita perbaiki.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 41
PEMBICARA :
Kapan mau diperbaiki, sementara surat edaran itu berlaku reses yang akan datang.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Iya, makanya nanti habis itu biar serahkan saja ke Pimpinan untuk membereskannya.
Nanti di Panmus sebenarnya sudah saya bahas kemarin. Ini dalam rangka sebenarnya Ibu
Baiq sampaikan itu, ini kan aspirasi ya, jadi aspirasinya nanti kita perbaiki kalimatnya yang
baik ya. Karena, kita juga ada pertemuan dengan gubernur tanggal berapa ya, 23 Maret ya.
Jadi, ada pertemuan gubernur nanti, asosiasi, ini lagi disiapkan semuanya.
PEMBICARA : BASRI SALAMA,S.Pd (MALUKU UTARA)
Pimpinan, saya singkat saja, singkat saja. Sudah cukup 1 menit. Ya, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Mana? Di mana ini? Oh, ini. Ini Pak Basri kalau tidak sore-sore tidak kelihatan saya
lihat ini.
PEMBICARA : BASRI SALAMA,S.Pd (MALUKU UTARA)
Jadi, apa yang disampaikan oleh Saudara Senator Asri ini menjadi penting dan bagi
saya justru ini harus menjadi prioritas kita. Saya selama ini ketika mengikuti perjalanan sejak
dilantik sebagai Anggota DPD dan Pimpinan dilantik sebagai Pimpinan DPD, tidak ada
sesuatu yang luar biasa yang dilakukan oleh kita semua utnuk target amandemen. Langkah-
langkah akselerasi itu hampir tidak terlihat di mata kita sendiri maupun di mata pers. Setiap
Panmus, Rapat Panmus kita telah menyampaikan beberapa usulan. Usulan-usulan itu dibahas
dalam rangka memperkuat posisi kita. Langkah-langkah itu pun ditawarkan oleh beberapa
teman, oleh Pak Iqbal Parawangi mupun beberapa teman terkait dengan kegiatan-kegiatan
kita yang memperkuat posisi dukungan untuk amandemen. Sampai bulan keberapa ini, saya
lupa bulan ke-5 kali, hampir tidak ada langkah-langkah strategis yang dilakukan secara
terencana oleh Pimpinan terhadap tujuan amandemen. Kami resah, ini semua resah. Jujur
saja, cuma tidak ada yang mau ngomong saja. Kita resah ketika kita reses pertama, tuntutan
semua itu meminta untuk mengartikulasikan kepentingan aspirasi masyarakat di daerah.
Faktanya, ketika saya beberapa kali SMS Ketua, tolong ikut mengikutkan saya dengan
kunjungan menteri, misalnya, tidak dibalas oleh Ketua. Hanya itu saja. Kita ingin berada
dalam kepastian posisi kita sebagai Anggota DPD, bukan untuk kita pribadi, tetapi
mengartikulasikan kepentingan masyarakat di daerah itu, itu yang menjadi prioritas kita
masing-masing. Nah, kita tidak dianggap berguna.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Sudah lebih 1 menit, Pak Basri.
PEMBICARA : BASRI SALAMA,S.Pd (MALUKU UTARA)
Saya anggap ini serius, Pak Ketua. Saya anggap ini serius dan ini menjadi keresahan
kita semua. Jawaban terhadap sikap kita ini harus jelas. Planning Ketua ke depan itu dengan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 42
apa? Nah, kalau kita tidak melakukan langkah-langkah kepastian terhadap ini tujuan
amandemen, kami mempertanyakan janji-janji para Ketua Pimpinan. Saya tidak memilih 2
Bapak dan 1 Ibu untuk pilihan Ketua karena saya walk out. Tetapi, sebagai Anggota DPD,
saya punya hak konstitusi untuk bertanya. Sampai kapan kita punya kepastian untuk menuju
ke amendemen? Ini harus diberi range waktu sehingga kita ada tujuan bersama. Kalau
langkah ini tidak kita lakukan, patut kita pertanyakan pada akhir tahun ini apakah kita masih
bisa mempertahankan Pimpinan dalam posisi ini. Itu yang kami minta pertanggungjawaban.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Saya rasa cukup ya. Cukup.
PEMBICARA : BASRI SALAMA,S.Pd (MALUKU UTARA)
Terima kasih. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Ya, mohon Saudara di rapat Panmus hadir itu ya, tidak pernah hadir saya lihat juga.
Soal keberangkatan ke daerah itu, itu adalah komitmen antara Menteri dan komite-komite,
betul tidak? Alat kelengkapan. Ya, jadi tolong di bagi-bagi juga. Saya saja tidak pernah kirim
surat ke menteri kok, yang kirim surat Pak Wakil Ketua.
PEMBICARA : BASRI SALAMA, S.Pd (MALUKU UTARA)
Pimpinan, menjawab pertanyaan kita tidak perlu dengan marah-marah, Pimpinan. Ini
hak kami.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Ya, betul.
PEMBICARA : BASRI SALAMA, S.Pd (MALUKU UTARA)
Jawablah secara rasional, tidak perlu emosi. Saya tidak memberi pertanyaan dengan
emosi.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Ya, tapi jangan Anda mengatakan begitu.
PEMBICARA : BASRI SALAMA, S.Pd (MALUKU UTARA)
Tidak perlu menjawab pertanyaan kami dengan emosi. Ini cukup rasional. Kami
menyampaikan sesuatu, ini hak konstitusi kami. Tidak perlu dijawab dengan emosi. Kita
punya hak yang sama sebagai Anggota DPD. Kalau ada pertanyaan terkait dengan sikap kita
dan sikap Pimpinan dalam memimpin DPD. Itu juga hak kami.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 43
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Iya, silakan ya.
PEMBICARA : BASRI SALAMA, S.Pd (MALUKU UTARA)
Jawablah dengan rasional tidak perlu emosi. Kita punya hak yang sama dipilih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Oke, jadi cukup ya. Jadi, mohon dihormati acara ini ya. Jadi, saya tidak usah jawab
dulu, jadi nanti ada nanti ya, Pak Bambang. Nanti kalau, silakan Pak Bambang coba 2 menit.
Apa yang telah dilakukan, semuanya itu sudah dibagi pekerjaan.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Izin, Ketua, interupsi. Pak Bambang, mohon izin. Saya hanya mengingatkan 3 hal,
tidak ada salahnya dijawab. Tentang proses amandemen, Pak Ketua berjanji bisa
menyelesaikan 2016. Kita mau lihat akselerasi Pimpinan. Satu, kan selesai. Kedua, saya
mengusulkan tadi agar mengenai surat edaran yang dibuat oleh Setjen itu masukan saya
adalah agar Pimpinan, agar dibuat agenda yang benar, jangan kita yang di depan ibaratnya
kita yang di depan, kita yang hancur tidak jelas nasibnya kan begitu. Artinya, kita ingin itu
menjadi agenda Pimpinan. Jadi, mohon maaf, Ketua, saya ada di Kelompok. Tidak usah
diserahkan ke Pak Bambang untuk menjawab itu. Saya hanya ingin kepastian tanggung
jawab Pimpinan untuk mengambil alih proses konsolidasi amandemen, itu saja. Sebagai
Sekretaris pimpinan rasanya tidak patut kalau misalnya dikembalikan ke Pak Bambang untuk
menjawab persoalan amandemen karena kami tahu itu jawabannya Itu saja, Pimpinan.
Terima kasih, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Oke, saya rasa cukup ya.
Baik, Saudara-saudara sekalian, sesuai dengan Rapat Panmus yang telah kita lakukan
kemarin, kita sepakat jadwal persidangan Masa Sidang III ini akan dimulai tanggal 24 Maret
dan berakhir pada tanggal 17 April 2015. Oleh karena itu, kami minta kepada Anggota semua
untuk dapat memberikan prioritas kepada masalah-masalah yang muncul di tengah
masyarakat yang memberikan dampak sosial, ekonomi, politik, dan budaya secara signifikan,
yang mengganggu tatanan dan stabilitas masyarakat daerah. Harapan kami juga kepada
seluruh Anggota DPD dalam menjalankan kegiatan di daerah besok ini untuk dapat
memperoleh hasil musrembangda sebagai bahan pembahasan alat kelengkapan DPD dalam
meenyusun rencana kerja pemerintah tahun 2016. Jadi, teman-teman sekalian ini mohon
kepada kita semua untuk berada di daerah untuk bisa ikut dalam proses musrembang ini
supaya menjadi rencana kerja pemerintah tahun 2016.
Akhirnya, kami berharap kepada semua Anggota DPD pada saat melaksanakan
kegiatan daerah pemilihan masing-masing dapat memantau perkembangan yang terjadi di
daerah masing-masing dan mencatat permasalahannya secara spesifik dan mengaitkannya
dengan kebutuhan regulasi atau legislasi yang menjadi kewenangan institusi pada tingkat
pusat nasional serta dapat nantinya melaporkan kepada Sidang Paripurna ke-10 dengan
agenda pembukaan Masa Sidang III di tanggal 24 Maret 2015.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-9 MS II TS 2014-2015
18 FEBRUARI 2015 44
Itulah yang bisa kami sampaikan dari meja Pimpinan. Kami mengucapkan selamat
bertugas di daerah masing-masing. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu
melindungi kita semua. Sebagai penutup, marilah kita meminta kepada Saudara Habib Ali
Alwi untuk dapat memimpin doa. Semoga apa yang telah kita hasilkan ini diridhoi Allah
SWT. Kami persilakan kepada Pak Habib Ali Alwi.
PEMBICARA : Drs. HABIB ALI ALWI (BANTEN)
Bapak, Ibu, Saudara sekalian.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Doa yang akan kami sampaikan ini dalam cara Islam, sedangkan bagi yang beragama
lain doa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Audzubillahiminasyaitonirojim. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi robbil
'alamin, wassholatu wassalamu 'ala sayyidil mursalin. Sayyidina wa maulana Muhammadin
wa aala alihi wa sahbihi ajma'in.
Allahumma Ya Allah Ya Tuhan kami, dengan mengucapkan puji serta syukur
kehadirat-Mu atas segala rahmat karunia-Mu yang Engkau telah limpahkan kepada kami
pada hari ini dalam suasana yang penuh keakraban dan penuh rasa bahagia, kami hadir di sini
kiranya Engkau memberikan rahmat-Mu yang tak putus dan ridho-Mu dalam acara yang
kami laksanakan ini.
Ya Allah Ya Tuhan kami, penutupan Masa Sidang II tahun 2014 – 2015 ini sangat
besar sekali arti dan maknanya bagi kami, terutama kami setelah ini akan kembali ke daerah
kami masing-masing guna menyerap aspirasi masyarakat dan daerah yang kami wakili.
Untuk itu, Ya Allah, tanamkan sifat rahman dan rahim-Mu kepada kami sekalian sehingga
dapat terus berkiprah dalam memperjuangkan aspirasi daerah-daerah yang kami wakili
sebagai terwujudnya daerah yang sejahtera aman, adil, dan makmur.
Allahumma Ya Allah Ya Tuhan kami, dengan telah berakhirnya Masa Sidang II ini
tahun 2014 – 2015, kiranya Ya Allah Engkau dapat melimpahkan pengetahuan dan kekuatan
kepada kami semua, dan engkau tumbuhkan rasa persaudaraan persatuan yang kokoh di
antara kami terjalin dengan baik dan utuh.
Ya Allah Ya Tuhan kami, Engkaulah sang Maha Pengampun ampunilah dosa dan
kesalahan kami, dosa pemimpin kami, serta dosa dan kesalahan kedua orang tua kami, dosa
kami semua. Perkenankanlah doa dan pinta kami ini.
Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar.
washallallahu 'ala sayyidina muhammadin nabiul ummi wa'ala alihi washahbihi wasallam.
walhamdulillahirrobbil'alamin.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE.,M.BA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kami ucapkan kepada Habib Ali Alwi yang telah membacakan doanya.
Akhirnya, Bapak-Ibu sekalian, dengan mengucapkan Alhamdulillah, Sidang Paripurna ke-9
DPD RI kami tutup.
Dengan mengucapkan wabillahi taufiq walhidayah, wassalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG DITUTUP PUKUL 13.41 WIB
KETOK 3X