6
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA DALAM RAPAT KERJA PEMBAHASAN TINGKAT I RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANGAN MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2012-2013 TANGGAL 16 OKTOBER 2012 Assalamu'alaikum Wr. Wb, Selamat Siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati Yth. Saudara Menteri Pertanian beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Dal am Negeri a tau yang mewakili jajarannya, Yth. Saudara Menteri Hukum dan HAM atau yang mewakili jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewaklli jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perdagangan atau yang mewaklli jajarannya, Hadirin yang kami hormati, beserta beserta beserta beserta Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Subhanahu Wata'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan Rapat Kerja dalam keadaan sehat wal'afiat. Panja pembahasan RUU tentang Pangan yang dibentuk pada tanggal 26 Januari 2012, mulai bekerja dari tanggal 27 Januari 2012 sampai tanggal 15 Oktober 2012. Rapat Panitia Kerja terakhir telah menyepakati ketentuan terkait "halal yang dipersyaratkan/sesuai dengan keyakinan masyarakat". Ketentuan tersebut menjadi "tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat". 1 ARSIP DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-094505-5618.pdf · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-094505-5618.pdf · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PANITIA KERJA DALAM RAPAT KERJA PEMBAHASAN TINGKAT I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANGAN MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2012-2013

TANGGAL 16 OKTOBER 2012

Assalamu'alaikum Wr. Wb,

Selamat Siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati

Yth. Saudara Menteri Pertanian beserta jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Dal am Negeri a tau yang mewakili jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Hukum dan HAM atau yang mewakili jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewaklli jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Perdagangan a tau yang mewaklli jajarannya,

Hadirin yang kami hormati,

beserta

beserta

beserta

beserta

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat A~lah

Subhanahu Wata'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan Rapat Kerja

dalam keadaan sehat wal'afiat.

Panja pembahasan RUU tentang Pangan yang dibentuk pada tanggal

26 Januari 2012, mulai bekerja dari tanggal 27 Januari 2012 sampai tanggal

15 Oktober 2012. Rapat Panitia Kerja terakhir telah menyepakati ketentuan

terkait "halal yang dipersyaratkan/sesuai dengan keyakinan masyarakat".

Ketentuan tersebut menjadi "tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat".

1

ARSIP D

PR-RI

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-094505-5618.pdf · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA

Sesudah dilakukan pendalaman antara Panja Komisi IV DPR RI dan

Pemerintah, 3 (tiga) rumusan dimaksud, bukan mempengaruhi 11 norma yang

ada pada batang tubuh dalam RUU tentang Pangan, tetapi hanya ada 5 (lima)

norma. Dengan terjadinya perubahan penomoran pasal, maka kelima norma

yang dimaksud adalah:

1. Pasal 1 angka 4 dan angka 5;

2. Pasal 37 ayat (1 );

3. Pasal 48 ayat (1) huruf b;

4. Pasal 59 huruf b; dan

5. Pasal 67 ayat (1 ).

Bapak dan lbu yang kami hormati,

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan terdiri 14 BAB

dan 65 PASAL. Sedangkan draft RUU tentang Pangan yang dipersiapkan

oleh DPR RI terdiri dari 16 BAB dan 143 PASAL. Saat pembahasan dilakukan

terjadi perubahan-perubahan yang sangat signifikan, sehingga sampai saat

RUU tentang Pangan akan disahkan, jumlah BAB menjadi 17 BAB, dan

menjadi 154 PASAL.

RUU tentang Pangan memiliki perbedaan paradigma dengan Undang­

Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dinyatakan dalam konsideran

menimbang bahwa pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam, dan

tersedia secara cukup merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi

dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan

perlindungan bagi kepentingai1 kesehatan serta makin berperan dalam

meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sedangkan dalam

RUU tentang Pangan disebutkan bahwa negara berkewajiban mewujudkan

ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup,

aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional, daerah

hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Republik

Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya,

kelembagaan, dan budaya lokal. 2

ARSIP D

PR-RI

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-094505-5618.pdf · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA

I

Oleh karena itu, terlihat bahwa RUU tentang Pangan yang baru ini

memberikan kewajiban bagi Negara untuk mewujudkan kedaulatan pangan,

kemandirian pangan, dan ketahanan pangan yang berbasis pada

pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal melalui pemenuhan pangan

yang cukup, terjangkau, aman dan bergizi.

Dalam RUU tentang Pangan ini terdapat sepuluh ayat yang

mengamanatkan disusunnya Peraturan Pemerintah, dan satu ayat

mengamanatkan disusunnya Peraturan Presiden.

Hadirin yang kami hormati,

Dalam pembahasan Panitia Kerja, Tim Perumus, Tim Kecil, dan Tim

Sinkronisasi, antam Komisi IV DPR RI dengan Pemerintah terdapat beberapa

substansi yang sangat penting, dalam rangka menyamakan persepsi untuk

menghasilkan suatu aturan dan kebijakan yang mempunyai nilai strategis

sebagai upaya agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangannya

secara berdaulat dan mandiri, serta menyesuaikan dengan perkembangan

eksternal dan internal tentang pangan di Indonesia.

Nilai strategis dalam mewujudkarr Kedaulatan Pangan, Kemandirian

Pangan, dan Ketahanan Pangan Nasional, maka dibentuk lembaga

Pemerintah yang menangani bidang Pangan yang berada di bawah dan

bertangg;.mg jawab kepada Presiden. Lembaga ini harus terintegrasi dan

terkoordinasi lintas sektor, dengan didukung oleh sistem informasi Pangan

yang baik serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan dari kegiatan

penelitian dan pengembangan Pangan.

Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan

dengan berdasarkan pada Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan

Ketahanan Pangan. Hal itu berarti bahwa dalam rangka penyelenggaraan

pangan, negara mempunyai kebebasan untuk menentukan kebijakan

pangannya secara mandiri, tidak dapat didikte oleh pihak mana pun. Untuk

3

ARSIP D

PR-RI

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-094505-5618.pdf · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA

mendukung penyelenggaraan pangan yang berdaulat itu, maka 'pemenuhan

konsumsi pangan harus sampai tingkat perorangan, mengutamakan produksi

<..ialam negeri dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal secara

optimal.

Saudara Menteri yang kami hormati,

RUU tentang Pangan berpihak kepada masyarakat dan petani serta

jauh dari semangat liberal. Hal ini bisa dilihat dari pasal-pasal yang ada

didalamnya, seperti Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 28. Sebagai contoh: Pasal

14 ayat (1) dalam RUU tentang Pangan berbunyi bahwa: Sumber penyediaan

pangan berasal dari produksi pangan da/am negeri dan cadangan pangan

nasional. RUU ini juga rnemberikan perlindungan kepada petani maupun

konsumen, sebagaimana terlihat dalam Pasal 15 mengenai stabilisasi

pasokan dan h3.rga pangan pokok, dimana Pemerintah berkewajiban

melakukan stabi!isasi pasokan dan harga pangan pokok dl tingkat produsen

dan konsumen yang dilakukan untuk melindungi pendapatan dan daya beli

petani, nelayan, pembudidaya ikan, dan pelaku usaha pangan.

RUU tentang Pangan mempersyaratkan keamanan pangan

sebagaimana diatur dalam Pasal 67 sampai Pasal 95. Keamanan pangan

menjadi penting sebagai upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan

cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,

dan membahayakan kesehatan · manusia serta tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, sehingga aman untuk

dikonsumsi. Salah satu bentuk pengawasan terhadap keamanan pangan ini

adalah kewajiban memiliki izin edar bagi pangan olahan. Namun, kewajiban

ini dikecualikan terhadap pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah

tangga.

Selesainya pembahasan RUU tentang Pangan bertepatan dengan Hari

Pangan Sedunia ke-32 yang jatuh pada tanggal 18 Oktober 2012.

4

ARSIP D

PR-RI

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-094505-5618.pdf · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA

Terna dari Hari Pangan Sedunia adalah Agricultural Cooperatives-Key to

Feeding the World. Semangat dalam RUU ini sesuai dengan tema tersebut,

yaitu kewajiban Negara untuk memberikan pangan yang cukup, aman, sehat,

dan terjangkau bagi rakyatnya. RUU tentang Pangan merupakan upaya

mewujudkan ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber

daya lokal secara optimal yang dilakukan dengan penganekaragaman pangan

dan pengutamaan produksi pangan dalam negeri.

Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati

Yth. Saudara Menteri Pertanian beserta jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili beserta jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Hukum dan HAM atau yang mewakili beserta jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewakili beserta jajarannya,

Yth. Saudara Menteri Perdagangan a tau yang mewakili beserta jajarannya,

Hadirin yang kami hormati,

Pada kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan terimakasih

dan penghargaan kepada Saudara Prof. DR. Achmad Suryana, MS, selaku

koordinator dari Pemerintah, jajaran dari Kementerian Pertanian, Kementerian

Perindustrian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, dan

Kementerian Hukum dan HAM, serta jajaran dari Sadan Pengawasan Obat

dan Makana.n, yang telah melakukan pembahasan RUU ini dengan tekun dan

cermat dalam suasana demokratis. Kepada Pimpinan dan Anggota Panja

Pembahasan HUU tentang Pangan, Pimpinan Panja menyampaikan ucapan

terima kasih yang setinggi-tingginya atas semangat, motivasi, kerja keras dan

waktu yang telah dicura.hkan demi selesainya RUU ini. Ucapan terimakasih

juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran

dalam pembahasan RUU ini.

5

ARSIP D

PR-RI

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-094505-5618.pdf · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PANITIA KERJA

,.. '

Kami sampaikan pula ucapan terima kasih kepada Sekretaris Jenderal

DPR RI, Deputi Bidang Perundang-undangan, Deputi Bidang Persidangan

dan KSAP, dan Sekretariat Komisi IV DPR RI yang telah banyak membantu

secara keahlian, teknis, dan administratif dalam pembahasan Rancangan

Undang-Undang tentang Pangan.

Demikian laporan Panitia Kerja RUU tentang Pangan, semoga Allah

SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, serta meridhoi hasil kerja kita.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA PANITIA KERJA,

6

ARSIP D

PR-RI