54
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI VI DPR RI Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Kerja dengan Menteri BUMN Hari, Tanggal : Selasa, 9 Juni 2020 Pukul : 14.24 WIB 18.10 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Lt.1 Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Faisol Riza, S.S, Ketua Komisi VI DPR RI Sekretaris Rapat : Dewi Resmini, S.E., M.Si., Kabag Sekretariat Komisi VI DPR RI Acara : Pembahasan terkait : 1. Pembayaran Hutang Pemerintah kepada BUMN; 2. Penyertaan Modal Negara; dan 3. Dana Talangan. Hadir : PIMPINAN: 1. Faisol Riza, S.S (F-PKB) 2. Aria Bima (F-PDIP) 3. Gde Sumarjaya Linggih, S.E., M.AP. (F-PG) 4. Mohamad Hekal, MBA (F-Gerindra) 5. Martin Manurung, S.E., M.A. (F-Nasdem) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Adisatrya Surya Sulisto 7. Gilang Dhielafararez, S.H., LLM. 8. Darmadi Durianto 9. ST. Ananta Wahana, S.H., M.H. 10. Sonny T. Danaparamita 11. Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus M.A. 12. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 13. Sondang Tiar Debora Tampubolon 14. dr. H. Mufti A. N. Anam FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 15. Ir. H.M. Idris Laena, M.H.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 10. 27. · DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI VI DPR RI Tahun Sidang : 2019-2020 Masa

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    RISALAH RAPAT KOMISI VI DPR RI

    Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : IV

    Jenis Rapat : Rapat Kerja dengan Menteri BUMN

    Hari, Tanggal : Selasa, 9 Juni 2020

    Pukul : 14.24 WIB – 18.10 WIB

    Sifat Rapat : Terbuka

    Tempat : Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Lt.1 Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

    Ketua Rapat : Faisol Riza, S.S, Ketua Komisi VI DPR RI

    Sekretaris Rapat : Dewi Resmini, S.E., M.Si., Kabag Sekretariat Komisi VI DPR RI

    Acara : Pembahasan terkait : 1. Pembayaran Hutang Pemerintah kepada BUMN; 2. Penyertaan Modal Negara; dan 3. Dana Talangan.

    Hadir

    : PIMPINAN: 1. Faisol Riza, S.S (F-PKB) 2. Aria Bima (F-PDIP) 3. Gde Sumarjaya Linggih, S.E., M.AP. (F-PG) 4. Mohamad Hekal, MBA (F-Gerindra) 5. Martin Manurung, S.E., M.A. (F-Nasdem) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Adisatrya Surya Sulisto 7. Gilang Dhielafararez, S.H., LLM. 8. Darmadi Durianto 9. ST. Ananta Wahana, S.H., M.H. 10. Sonny T. Danaparamita 11. Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus M.A. 12. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 13. Sondang Tiar Debora Tampubolon 14. dr. H. Mufti A. N. Anam

    FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 15. Ir. H.M. Idris Laena, M.H.

  • 2

    Undangan

    16. Drs. Mukhtarudin 17. Lamhot Sinaga 18. H. Singgih Januratmoko, S.K.H., M.M. 19. Doni Akbar, S.E. 20. Bambang Patijaya, S.E., M.M.

    FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 21. Khilmi 22. Dr. Supratman Andi Agtas, SH, MH 23. Andre Rosiade 24. Hendrik Lewerissa, S.H., LL.M.

    FRAKSI PARTAI NASDEM (F-NASDEM) 25. Drs. H. Nyat Kadir 26. Zuristyo Firmadata, S.E., M.M 27. Hj. Percha Leanpuri, B. Bus., M.B.A.

    FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 28. Ir. H. M. Nasim Khan 29. Tommy Kurniawan 30. Drs. H. Mohammad Toha, S.Sos., M.Si. 31. Siti Mukaromah, S.Ag., M. AP

    FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 32. DR. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. 33. Hj. Melani Leimena Suharli FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) - FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 34. H. Nasril Bahar, S.E. 35. Primus Yustisio, S.E. 36. Daeng Muhammad, S.E., M.Si. 37. Eko Hendro Purnomo, S. Sos.

    FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 38. Elly Rachmat Yasin

    Menteri BUMN, Erick Thohir beserta jajaran.

  • 3

    Jalannya Rapat :

    ........ (suara rekaman tidak terdengar jelas dari awal) F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.):

    Ini silent operation namanya nih. Pimpinan. Itu di kamera Pimpinan itu masih mute, masih mute di mute, kamera di

    Pimpinan itu kalau kami melihat dari sini itu masih di mute.

    ... (suara rekaman tidak terdengar jelas)... (s.d menit ke 14) F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Hallo-hallo masih belum kedengeran. ..... (suara rekaman tidak jelas) Belum. Itu kelihatannya mic-nya masih di mute loh. Mic-nya masih di mute, mic di Pimpinan. Coba lihat di gambar deh, mic di Pimpinan masih mute. Atau mungkin begini, Pimpinan itu mungkin pakai laptop saja atau Ipad. Nah itu hilang, mute-nya hilang mute-nya hilang coba mas Abey coba tolong ngomong mas Abey itu mute-nya hilang itu. Atau Pak Martin ngomong itu mute-nya sudah hilang, tanda mute-nya sudah hilang di Pimpinan tuh. F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Pak Gde Sumarjaya Linggih apakah dengar suara kami? F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Halo, siap. F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Bapak Gde sudah terima suara saya? F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Sudah Pak Andre. F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Nah, suara saya terima tuh. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Karena chemistry-nya sama sama Andre kali.

    ... (suara rekaman tidak terdengar jelas)...

  • 4

    Mungkin pakai ini biasa saja, bisa nggak apa pakai laptop biasa mungkin, Pak Martin pakai laptop biasa saja mungkin. Di kami sama sekali nggak kedengaran, kalau nggak bisa kedengaran sama sekali ya sayup-sayup saja lah. Pak Martin masih mute coba Pak Martin tes pakai biasa saja. F-P.NASDEM (MARTIN MANURUNG, S.E., M.A.): Tes, tes. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Iya bagus. Abey mute, unmute itu, Pak Abey unmute itu. Pak Aria Bima, oke. Coba tes. F-PDIP (ARIA BIMA): Tes-tes. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Ya, sudah-sudah. F-PDIP (ARIA BIMA):

    Tes. Iya ini ada sedikit gangguan teknologi, kita akan kembali. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Pak Menteri, tolong unmute coba, dicoba tes. MENTERI BUMN (ERICK THOHIR) : Pak Demer, tes, tes, Pak Demer. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Ok, sudah. MENTERI BUMN (ERICK THOHIR) : Ngomongnya begini-begini, Pak Demer ya. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Ya, abis gimana.

  • 5

    F-PDIP (ARIA BIMA): Saya mau memberi kesempatan apakah saya ngomong begini menggema? F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Bergema. F-PDIP (ARIA BIMA):

    Bagusan ngomong begini? Hallo Pak Demer apakah dengan mic? Halo. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Iya dengar saya, yang mana dengan yang mana Pak Bimo? F-PDIP (ARIA BIMA): Bagus yang ini ya nggak pakai mic ini, ini nggak pakai mic. F-PG (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Iya nggak pakai mic. .......: Nggak usah pakai mic Pak, nggak usah pakai mic. KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Saudara-saudara sekalian,

    Rapat terskors dengan sendirinya karena faktor teknologi yang ada, maka rapat segera akan kita mulai. Saya akan melanjutkan yang menegaskan bahwa rapat ini adalah sesuatu tradisi yang biasa kita lakukan Pak Menteri karena untuk penyertaan modal negara kita baru pada periode saat ini kita memulai tradisi yang sama.

    Yang pertama tadi bahwa kita ingin bahwa ada pendalaman untuk memberikan satu dukungan politik terhadap penyertaan modal negara yang biasanya ....(suara terputus-putus). disini bahwa penyertaan modal negara selama ...(suara terputus-putus) belum memberikan persetujuan itu yang pertama adalah penyertaan modal negara yang diajukan oleh BUMN lewat Kementerian BUMN. Kemudian juga ada penyertaan modal negara yang pernah juga diajukan oleh Pemerintah atas Keputusan Kementerian Keuangan bersama Menteri BUMN.

    Kemudian kita juga pernah membuat Panja Penyertaan Modal Negara dimana Panja Penyertaan Modal negara ini adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari akumulasi persoalan-persoalan yang oleh mitra kerja

  • 6

    maupun Komisi VI dilihat perlunya penguatan kepada BUMN yang mana penyertaan modal negara ini tidak hanya dilihat dari aspek benefit korporasi. Tapi penyertaan modal negara ini perlu kita berikan atas kesepakatan antara Pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN dan Komisi VI karena penyertaan modal negara itu mampu memberikan dukungan fungsi BUMN ...(suara terputus-putus) tapi juga agent development. Dalam pengertian penyertaan modal negara ini mampu mengakselerasi pertumbuhan produk domestik bruto secara nasional. Penyertaan modal negara ini mampu meningkatkan berbagai dampak investasi terhadap sektor-sektor baik sektor di BUMN maupun sektor private, penyertaan modal negara mampu ...(suara terputus-putus) ekspor kita, penyertaan modal negara mampu menekan impor kita dan tentunya meningkatkan konsumsi. Ini hal-hal yang pernah dilakukan oleh Komisi VI di dalam panja-panja yang ada. Maka untuk itu bahwa mengenai prioritas-prioritas BUMN yang memenuhi prasyarat-prasyarat kami sampaikan dasar pemberian PMN, prasyarat pemberian PMN kemudian tujuan pemberian PMN, dampak pemberian PMN bahkan sampai eksesnya pun kita juga memberikan catatan-catatan. Itu yang selalu kita lakukan pada saat Kementerian BUMN mengajukan PMN maupun Pemerintah mengajukan PMN atau atas dasar kesepakatan Rapat Kerja Komisi VI, kita pun bisa sama-sama membuat Panja PMN untuk membahas satu persatu. Misalnya saja mengenai hasil 22 rapat kami, Pak Menteri selama Covid ini. Komisi VI melakukan rapat dengan BUMN-BUMN yang tentunya harus terlibat aktif sebagai kajian negara terkait dengan dampak Covid, baik itu BUMN Transportasi, baik itu BUMN Pangan, juga BUMN Energi, juga BUMN Keuangan dan Perbankan juga mengenai BUMN hal yang terkait dengan telekomunikasi. Itu kita melihat dampak-dampak dari keikutsertaan atau tanggung jawab BUMN ini sangat mungkin kita antisipasi jangan sampai BUMN ini mengalami suatu kerugian yang berdampak pada ...(suara terputus-putus) dari aspek korporasi.

    Pada rapat hari ini kita akan membahas hal yang terkait dengan pemberian dukungan kepada BUMN yang memiliki peran penting dalam ...(suara terputus-putus) untuk program pemulihan ekonomi yang mana keputusan DPR atas ajuan Pemerintah memberikan stimulus kepada BUMN terutama BUMN-BUMN yang menjalankan peran, tugas, dan yang terlibat di dalam proyek-proyek strategis nasional pasca pandemi atau saat pandemi Covid-19. Dalam rangka pemulihan ekonomi tersebut setidaknya ada tiga bentuk dukungan yang dapat diberikan kepada Pemerintah lewat Kementerian BUMN yaitu : yang pertama, percepatan pembayaran utang pemerintah yang berasal dari hutang subsidi atau kompensasi atas kebijakan terutama kepada BUMN strategis seperti : halnya PT PLN, PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia. Yang kedua, pemberian penyertaan modal negara kepada BUMN yang menjalankan proyek strategis nasional dan kondisi keuangannya terdampak Covid-19 seperti : PT Hutama Karya, PT Permodalan Madani, kemudian PT Bahana, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia. Kemudian yang ketiga, hal-hal yang terkait dengan BUMN yang menjalankan peran tugas dan terlibat dalam proyek strategis nasional yaitu pemberian dana talangan dalam bentuk investasi pemerintah yang harus dikembalikan terutama kepada BUMN yang mengalami tekanan arus kas karena Covid-19 seperti : PT Garuda Indonesia, PT KAI, PT Perum Perumnas, PT Krakatau Steel, dan holding PTPN.

  • 7

    Program stimulus ini penting dalam memastikan kelangsungan bisnis dan pelayanan BUMN kepada masyarakat luas untuk tetap dapat berlangsung termasuk memastikan program-program untuk UMKM seperti : Kredit Usaha Rakyat dan Kredit Ultra Mikro supaya itu bisa berjalan dengan baik. Hal-hal inilah yang nantinya setelah rapat dengan Kementerian BUMN karena Komisi VI selanjutnya adalah mempunyai tugas untuk melakukan fungsi pengawasan, maka kita pun juga akan membuat semacam kesepakatan-kesepakatan hal-hal apa saja supaya penggunaan entah itu PMN atau dana talangan itu bisa berjalan sesuai dengan dasar, tujuan, dan dampak yang terukur sesuai dengan latar belakang persetujuan-persetujuan politik yang ada di Komisi VI yang juga tentu itu ada di Komisi XI dan Panitia Anggaran.

    Kami sudah minta diundang oleh Pimpinan DPR yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan bahwa antara Komisi VI antara Komisi XI dan Panitia Anggaran, kita saling mendapatkan tugas masing-masing dan Komisi VI akan mendapatkan tugas lebih pada aspek pengawasan pada saat PMN pernyataan modal negara atau dana talangan itu diberikan. Kemudian memberikan catatan-catatan persetujuan layak tidaknya dan prasyarat-prasyarat hal-hal yang terkait dengan pemberian penyertaan modal negara.

    Demikian pengantar kami dari Komisi VI. Selanjutnya kami akan mempersilakan kepada yang terhormat Menteri BUMN atau nanti juga Pak Wamen untuk menyampaikan paparannya hal-hal yang terkait dengan rapat hari ini, baik itu menyangkut masalah pembayaran hutang pemerintah kepada beberapa BUMN, juga mengenai masalah penyertaan modal negara dan juga mengenai dana talangan. Ini hal yang kami sampaikan sebagai pengantar.

    Selanjutnya kami persilakan kepada Pak Menteri untuk memberikan paparannya, waktu dan tempat kami persilakan.

    MENTERI BUMN (ERICK THOHIR) : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera, Shalom, Om Swastiastu, Namo buddhaya, Salam kebajikan, Yang terhormat Pimpinan Komisi VI yang hadir hari ini Pak Aria Bima dan tentu Pak Martin Manurung dan juga Pak Faisol Riza dan tentu para Anggota Dewan yang terhormat yang hadir hari ini,

    Terima kasih atas waktunya dan kesempatannya untuk kami memaparkan.

    Pertama-tama saya bila diizinkan pada saat yang baik ini ingin juga memberikan informasi mengenai hasil daripada restrukturisasi BUMN dan juga klasterisasi BUMN. Memang sebelumnya para Anggota Dewan yang terhormat khususnya Komisi VI pernah juga menanyakan. Dan tentu pada saat yang baik ini juga kami akan menjelaskan mengenai pencairan hutang Pemerintah, PMN, dan dana talangan.

  • 8

    Seperti yang bisa saya sampaikan alhamdulillah Presiden telah menerbitkan Keputusan Presiden Keppres Nomor 40 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN dimana tentu Keppres ini hanya sebatas kita bisa menggabungkan atau melikuidasi tetapi bukan berarti menjual asetnya, tapi ini payungnya seperti itu. Lalu ini juga tentu bagian kita menyehatkan BUMN dan tentu memperbaiki kondisi internal dan yang akhirnya meningkatkan kinerja yang kita harapkan. Dan tentu pada saat ini khususnya untuk situasi Covid-19 tentu saat yang tepat kita tahu 90% dari pada dunia usaha akan terkoreksi, hanya 10 saja yang pada saat ini mungkin bisa sustain yaitu di mana di industri kesehatan, industri makanan, industri teknologi seperti : Telco dan lain-lainnya, tetapi yang lain 90% terkoreksi. Dan tentu pada di restrukturisasi ini juga kita melakukan keputusan bersama dengan Menteri Keuangan dan juga tentu tempat diskusinya bersama dengan menteri-Menteri terkait yang ada hubungannya.

    Sebagai informasi alhamdulillah dari 142 BUMN sekarang ini, kita bisa mengkategorikan yang namanya BUMN tinggal 107. Jadi jumlahnya sudah turun signifikan dan tentu ini juga akan kita turunkan terus kalau bisa ya sampai ke angka 80 atau 70 ke depannya tapi ini tentu tahap 1 sudah tapi berikutnya yang kita coba lakukan. Dan tentu ini juga klasterisasi yang alhamdulillah kita sudah turunkan yang jumlahnya tadinya 27 sekarang jumlahnya 12. Jadi masing-masing Wamen memegang 6 klaster. Klaster ini juga dibentuk berdasarkan tadi yang dinamakan value chains, supply chains, atau juga bagaimana bisa mensinergikan core bisnis yang ada.

    Kalau kita lihat disini seperti Wamen 1 yaitu Pak Budi dimana disini ada yang namanya klaster industri Migas dan energi dan juga klaster industri Minerba, ini menjadi satu istilahnya koordinasi yang berkesinambungan. Lalu juga ada yang namanya klaster pupuk dan pangan dan ini juga saya memindahkan sebuah klaster dari Pak Wamen 2 yaitu perkebunan dan kehutanan jadi pindah tempat tetapi kenapa kita lakukan ini karena memang perkebunan, kehutanan, pupuk dan pangan ini bisa menjadi sebuah sinergi yang sangat kuat. Lalu ada juga farmasi dan kesehatan, ini juga saya memindahkan yang tadinya rumah sakit dibawah Wamen 2 dipindahkan ke Wamen 1 karena memang farmasi dan hospital atau rumah sakit harus bisa dijadikan satu dan bersinergi tidak berdiri sendiri-sendiri. Dimana kita ketahui pada saat ini seperti yang ada memang kan kenapa kita lebih mahal dalam arti menangani kesehatan karena memang 90% dari pada alat kesehatannya obat-obatnya impor. Nah yang ini yang kita coba lakukan klasterisasi farmasi dan kesehatan ini bisa bersinergi. Bahkan khususnya di farmasi kita sudah me-remapping contohnya seperti : Biofarma. Biofarma itu fokus kepada obat-obatan yang berbasis bio seperti : stem cell dan lain-lain. Untuk Indofarma sendiri akan berbasis kepada yang namanya herbal dan Kimia Farma akan berbasis kepada tentu obat-obatan kimia. Nah ini keberpihakan dan fokusnya sudah mulai terbentuk sedemikian detail.

    Lalu yang terakhir tentu klaster Industri Pertahanan, Manufaktur dan industri lainnya, ini digabungkan menjadi satu klaster. Di Wakil Menteri 2 tetap ada Jasa Keuangan, ada Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, yang berpindah yaitu Telkom dan Media karena suka tidak suka yang namanya perbankan asuransi sangat erat hubungannya sekarang dengan digitalisasi dan database-nya ini bisa disiarin disana. Contoh saja kedepan bagaimana pelan-pelan kita juga bisa membantu Pemerintah dalam penerapan bantuan-

  • 9

    bantuan yang berupa cash basis. Jadi ini kan karena datanya sudah jadi satu payung yang namanya Telko dan Himbara. Lalu ada juga di sini klaster pembangunan infrastruktur dimana industri semen akan gabung ke sini. Yang tadinya semen dan tentu Karya itu terpisah, sekarang bisa disinergikan karena yang namanya Karya suka tidak suka ya butuh semen gitu. Dan tentu klaster yang namanya pariwisata, logistik dan lainnya. Lalu klaster sarana dan prasarana dan yang ada hubungan dengan perhubungan. Nah alhamdulillah ini sudah jadi, sekarang kita sedang coba merapikan secara internal di Kementerian BUMN. Hari ini kita sudah melantik berapa Asdep Eselon 2 kami untuk mulai merapikan upaya implementasi secara konkretnya bisa berjalan.

    Dan mungkin sebagai catatan saja kenapa? revenue lebih besar, ya memang nggak bisa seimbang seperti contoh misalnya, kalau kita bicara revenue pasti Pak Budi lebih besar daripada Tiko karena memang yang Migas Minerba itu jauh lebih besar. Lalu kalau yang namanya FDA agak mirip, tetapi kalau dividen pada saat ini lebih besar Pak Tiko karena ada Himbara dan Telko tapi bukan tidak mungkin nanti ada penyeimbangan juga dari dividen dari divisi yang ada di Pak Budi.

    Dan sebagai catatan ini tambahan saja di klaster industri energi dan gas ini tentu seperti kita ketahui ada yang namanya Pertamina, PLN, PGN, dan lain-lain. Di klaster industri Mineral Batubara itu ada yang namanya Inalum dan lain-lain termasuk Krakatau Steel masuk kesini. Lalu klaster perkebunan dan kehutanan itu PTPN, Perum Perhutani, Inhutani, semua masuk kedalam 1 klaster ini. Lalu pupuk dan pangan ini menjadi satu disini ada yang namanya Bulog, RNI, Berdikari, Sang Hyang Seri, Pupuk, Perikanan, Perinus, Perindo ini menjadi satu karena ini yang menjadi sebuah kesinambungan. Lalu klaster industri farmasi ada yang namanya Bio Farma, Kimia Farma, lalu Petra Medika yang holding rumah sakit ini masuk ke sini. Lalu juga klaster industri pertahanan yang tentu kita ketahui nama-namanya. Untuk klaster Jasa Keuangan tetap ada yang namanya Bank-bank di sini ada yang namanya PNM, ada yang namanya Danareksa dan lain-lain, Pegadaian masuk kesini. Lalu asuransi dana pensiun ini ada yang namanya Jiwasraya, Asabri, Taspen, Jasindo, Jasa Raharja, Askrindo, Jamkrindo, ini menjadi sebuah klaster. Lalu Telekomunikasi Media ada Telkom, ada Antara, ada juga PSN, tidak ada TVRI sebagai catatan karena kadang-kadang suka banyak yang nanya seakan-akan TVRI itu BUMN padahal bukan, nah jadi tidak ada TVRI disini. Lalu juga ada klaster pembangunan infrastruktur di sini selain Karya-karya juga masuk yang namanya Semen Gresik, Semen Baturaja, Semen Tonasa dan lain-lainnya. Untuk Parawisata disini masuk ITDC, Hotel Indonesia, Taman Wisata Candi dan lain-lainnya. Lalu untuk klaster sarana prasarana disini tentu adanya Pelindo, ada Angkasa Pura, Kereta Api, Garuda Indonesia, Damri dan lain-lainnya.

    Itu sebagai laporan singkat untuk update yang sudah kita kerjakan, seperti yang kita sudah rapatkan beberapa bulan yang lalu rapat -rapat berikutnya untuk lebih detail, banyak. Lalu untuk tadi detail daripada pencairan hutang, PMN, dan dana talangan disini bisa kita jabarkan bahwa dari total dana Rp143 triliun, 75% adalah pencairan hutang Pemerintah yang memang kita ketahui itu sejak tahun 2017. Jadi memang sudah cukup lama, lalu dana talangan 14%, PMN 11%. Adapun sebagai catatan namanya pencairan hutang Pemerintah tidak lain ya karena memang tadi yang disampaikan kebutuhan daripada penugasan sudah sangat signifikan selama

  • 10

    ini dan juga tentu PSO-PSO yang sudah berjalan. Dan tentu sebagai catatan juga dana talangan adalah dana pinjaman yang harus diberikan ke Pemerintah beserta bunga ini yang menjadi kesepakatannya.

    Untuk pencairan hutang Pemerintah ke BUMN ini ada detailnya yaitu ada PLN Rp48 triliun lebih, lalu ada BUMN Karya Rp12 triliun lebih, lalu ada Kereta Api Rp300 miliar, Kimia Farma Rp1 triliun, lalu Bulog ada lima ratus enam puluh, Pertamina empat puluh, Pupuk Rp6 triliun. Pencairan hutang Pemerintah diberikan kepada BUMN yang memiliki tanggung jawab PSO yang sudah tadi dipertanyakan. Lalu juga pencarian hutang ini memang sudah sejak tahun 2017. Juga kalau kita lihat khususnya untuk PLN, Pertamina, dan Pupuk nah memang ini yang tidak lain merupakan subsidi yang sebelumnya yang sudah jatuh tempo yang selama ini masih belum terbayarkan.

    Untuk BUMN Karya, piutangnya ini sebenarnya LMAN yaitu pembebasan lahan yang jalan tolnya sudah jadi. Jadi bukan istilahnya dana Pemerintah dimasukkan kepada karya baru dipakai. Ini sebenarnya jalan tol yang sudah jadi, sudah jalan sudah dipakai tapi LMAN-nya belum cair, nah ini. Jadi memang kalau dibilang juga ini hutang-hutang yang sudah tahunan, nah ini yang saya rasa karena kondisi Karya perlu sangat dibantu pada pencairan ini.

    Lalu untuk Kimia Farma kita tahu sebenarnya kan ini dari BPJS lah dan pada saat ini tentu bagaimana Kimia Farma juga banyak memproduksi obat-obat yang dibutuhkan untuk Covid. Nah ini memang mau tidak mau cashflow-nya kalau tidak dibayarkan dari BPJS Kimia Farma sangat berat apalagi ada tadi penugasan-penugasan baru untuk supaya obat-obat ini tetap terproduksi. Nah ini sudah sampai 18 bulan kurang lebih termasuk di Bulog dan Kereta Api.

    Saya akan coba jelaskan lebih detail tentu khususnya kepada yang PMN dimana PMN ini ada 4 yaitu : HK (Hutama Karya) Rp7,5 triliun, lalu ada PNM (Permodalan Nasional Madani) satu setengah, Bahana itu Rp6 triliun, dan ITDC setengah triliun atau Rp500 miliar. Seperti kita ketahui khususnya buat HK ini memang bagian penyelesaian dari pada jalan Tol Trans Sumatera yang memang bagian dari keberpihakan kita, pertumbuhan ekonomi juga harus terjadi di Sumatera tidak hanya di Jawa. Dan sebagai catatan program proyek padat karya sendiri yang kondisi hari ini kita ketahui barangkali tenaga kerja di ...(suara terputus-putus) juga berlangsung di HK, ini menjadi hal yang sangat penting. Tetapi tentu Anggota Dewan yang terhormat kita juga tidak hanya ujug-ujug istilahnya meminta PMN tapi kita bersama-sama mencari juga solusi lain karena kita tahu beban daripada Menteri Keuangan atau Pemerintah cukup berat. Nah alhamdulillah kita juga mendapat kepercayaan bisa menerbitkan Global Bond sebesar Rp600 juta untuk 10 tahun. Jadi yang namanya proyek jangka panjang dibiayai oleh tadi hutang jangka panjang, ini yang kita coba lakukan mismatch yang selama ini. Dan alhamdulillah kepercayaan dunia internasional kami terbukti khususnya seperti : HK itu dananya sangat kompetitif bahkan dibandingkan daripada Hutang Pemerintah pada luar negeri, ini khususnya buat HK.

    Lalu untuk PNM. Kita bisa tahu bahwa Permodalan Nasional Madani ini programnya yaitu Mekaar dan Umi. Disitu bagaimana lebih fokus kepada ibu-ibu wanita pinjaman Rp10 jutaan tanpa agunan dan suka tidak suka pada saat Covid-19 ini tentu UKM sangat terkena dan juga secara Ultra Mikro yang

  • 11

    lebih kecil lagi sangat terkena. Nah karena itu memang ini sebenarnya dari awal bukan menjadi prioritas kami di BUMN awalnya tetapi karena Covid dan ada program jadi stimulus yang dilakukan Pemerintah makanya ini akhirnya kita harus menyelamatkan 6,6 juta nasabah yang ada di situ. Karena itu lah dengan kelonggaran dari pada beban bunga dan pokok, makanya ini perlu adanya dana tambahan untuk memperkuat daripada Permodalan Nasional Madani yang saya rasa hal ini sangat penting dan kita juga mengharapkan sehingga para Ultra Mikro ini sendiri bisa tetap sustain atau bisa berjalan dengan baik.

    Untuk Bahana tentu ini juga masuk ke program stimulus Pemerintah dimana ini merupakan penjaminan kredit kepada UMKM dan KUR. Dan kita tahu pada saat ini sama seperti yang dihadapi oleh teman-teman yang ada tadi di PNM, nah UMKM dan KUR ini juga menjadi program penting dari Pemerintah yang harus dijaga yang harus-harus ...(suara terputus-putus). Nah, oleh karena itu Pemerintah akan melihat perlunya perkuatan di Jamkrindo dan Askrindo supaya tadi ketersediaan kredit bagi sektor usaha kecil ini bisa tetap jalan. Dan tentu kita mengharapkan juga dengan ada bantuan-bantuan ini PHK bisa dikurangi karena ini yang sudah kita rasakan dimana-mana.

    ITDC sendiri ini masuk ke program proyek strategis nasional dan tentu kami sama seperti HK, kami tidak berdiam diri misalnya hanya menyulitkan Pemerintah tetapi alhamdulillah kita juga mendapat kepercayaan yang luar biasa daripada Asian Infrastructure Investment Bank yaitu pinjaman kurang lebih dua ratus empat puluh delapan juta untuk masa tenor 35 tahun. Nah ini juga seperti Karya-karya bagaimana di Mandalika ini semuanya sebenarnya infrastruktur dulu yang dibangun dan tentu kita harapkan, kita harapkan dengan adanya juga program proyek strategis ini, pemerataan ekonomi di luar Jawa yang khususnya pada saat ini di NTB seperti ...(suara terputus-putus) bisa tetap berjalan dengan baik dan ini kita harapkan juga bisa mendongkrak dari pada aktivitas ekonomi yang ada tidak hanya di Jawa tetapi di daerah-daerah yang sudah disampaikan sebelumnya.

    Untuk dana talangan, dana talangan ada 5 perusahaan yaitu : Garuda Indonesia sebesar Rp8,5 triliun, Kereta Api Rp3,5 triliun, Perumnas Rp650 miliar, Krakatau Steel Rp3 triliun dan Perkebunan Nusantara. Dan khususnya untuk Garuda, kita tahu Garuda ini adalah flight carrier daripada Indonesia dimana alhamdulillah kemarin kita sudah ada rapat dengan para Menteri terkait Menteri Perhubungan ada, Menteri Keuangan ada, nanti yang namanya Angkasa Pura itu akan kita gabungkan menjadi satu disana digabungkan juga dengan tadi logistik-logistik udara yang ada keterkaitan. Nah ini bagian dari efisiensi yang terjadi seperti yang kita lihat banyaknya di Negara-negara Timur Tengah seperti : Emirates atau juga Qatar yang sudah mensinergikan daripada logistik udara dan juga service daripada airport-airport-nya. Tentu juga khususnya Garuda ini kami tidak hanya mendapatkan talangan tetapi kami juga melakukan negosiasi total kepada pada lessor bahkan kemarin alhamdulillah mendapat dukungan luar biasa dari KPK untuk khususnya beberapa deal-deal yang ada fraud, indikasi fraud yang sudah terbukti itu kita akan dengan segala upaya ya kita tidak mau bayar lah karena ini indikasi fraud gitu. Nah hal-hal ini kita lakukan berkesinambungan tapi memang seperti yang kita bisa lihat, industri penerbangan ini 95% kondisinya ya drop penumpangnya, ini yang realita kita lakukan dan tentu apapun

  • 12

    setelah pasca Covid ya Garuda harus kembali lagi beroperasi juga memastikan juga bagaimana tadi service daripada parawisata kita harus bangkit serta bertahan.

    Kereta api sebenarnya dana talangan ini kepada proyek LRT Jabodetabek. Nah karena ini memang menjadi juga masuk kepada proyek strategis nasional dan memang ini sudah sebenarnya sudah diajukan cukup lama waktu itu dimana sebenarnya dalam payung kesepakatan waktu itu bila ada cost yang over run sebenarnya Pemerintah harus masuk. Nah tetapi di sini kemarin hasil daripada negosiasi akhirnya disepakati dana talangan terlebih dahulu yang menjadi cashflow daripada LRT Jabotabek ini.

    Lalu untuk Perumnas. Perumnas ini sebenarnya lebih banyak untuk menjaga likuiditas perusahaan karena kita tahu rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah ini sangat terdampak pada saat ini. Dan mungkin kita tidak mau program KPR yang ada di Himbara pun kalau Perumnas ini tidak sehat akan menjadi interlock, jadi memang akhirnya Himbara tidak mau mengeluarkan di Perumnas tidak ada sedangkan perumahan rakyat murah ini tentu programnya harus jalan. Ini yang memang kenapa kemarin hasil kesepakatan dengan Menteri Keuangan akhirnya Perumnas ini dilakukan dana talangan.

    Tentu PTPN juga dalam kondisi yang berat karena itu dengan segala hormat kita melakukan efisiensi besar-besaran di PTPN. Kemarin banyak sekali bagaimana PTPN 1 sampai 14 jumlah direksinya harus kita pangkas yang bukan holding akhirnya hanya satu, satu, satu. Nah, karena memang kalau kita lihat PTPN holding ini punya total hutang hampir Rp44 triliun, Rp48 triliun. Nah ini mungkin akan saya sampaikan lebih detail khususnya untuk PTPN untuk program kelanjutan, karena itu memang di lain pihak kita juga tidak mau memberhentikan program inti plasma di tebu rakyat dan tentu perkebunan lainnya yang memang sarat padat karya. Nah ini lah kenapa kemarin apalagi kita tahu sekarang bahan pokok sendiri yang didistribusikan dari PTPN itu khususnya gula sampai 800.000. Nah ini yang kita juga jaga supaya jangan harga bahan pokok ini anjlok. Tetapi apa yang kita bisa presentasikan kedepan khususnya untuk klaster dari pada perkebunan ini bagaimana PTPN dan Perhutani itu nantinya dengan punya 130.000 hektar lahan pertebuan ya, kalau per hektarnya itu ditambah juga plasma rakyat 140.000 kurang lebih 270.000. Kalau masing-masing hektar itu bisa produksi 7 ton berarti bukan tidak mungkin PTPN ini menjadi backbone tulang punggung kedepan kita bisa swasembada gula, yang sekarang ini selalu menjadi isu impor-impor terus, nah ini yang kita coba lakukan. Memang kebutuhan tiga setengah juta itu yang untuk gula konsumsi bisa tapi kalau gula industri saya rasa sampai kapanpun impor itu harus dijalankan. Nah tetapi yang konsumsi ini PTPN harus menjadi bersama Perhutani ya kita sinergikan supaya juga swasembada ke depan bisa dilakukan. Nah karena itu memang mau tidak mau kemarin kita PTPN, kita mendapat dana talangan untuk menjaga tadi supaya cash flow-nya tetap baik tapi nanti ada program restrukturisasi besar sendiri di PTPN seperti : Krakatau Steel.

    Krakatau Steel sudah berjalan alhamdulillah dimana untuk Krakatau Steel sebenarnya kita sudah melakukan program restrukturisasi hutang yang terbesar selama sejarah BUMN itu ...(suara terputus-putus) miliar dan sebenarnya hasilnya kemarin Krakatau Steel ada di Januari, Februari, Maret, ketika Capex-nya kita cut hampir 50% dan itu terbukti mereka bisa

  • 13

    mengeluarkan Ebitda operating positif sebesar Rp1 triliun. Cuma ini kembali bukan alasan lagi, mohon maaf karena memang Covid ini mau tidak mau kita juga melihat dengan adanya efek domino terhadap industri sektor lain, permintaan baja juga menurun, ini kita melihat juga di Bulan April, Mei sudah mulai terkena lagi Krakatau Steel-nya. Padahal setelah ...(suara terputus-putus) Capex itu dan lain-lain sudah profit. Nah ini yang tadi saya bilang di awal suka tidak suka 90% daripada industri dengan ada Covid-19 ini terganggu, hanya 10% yang cukup bisa bertahan yaitu Telko, Farmasi Kesehatan, dan tentu makanan, yang lainnya terus terang sangat berat.

    Kebetulan yang saya bisa sampaikan nanti sebelum tanya jawab para Anggota Dewan terhormat dan terima kasih juga Pimpinan DPR hadir hari ini Pak Rachmat Gobel bahwa program PEN yang Pemerintah lakukan memang kepada BUMN itu sangat signifikan. Tetapi sebagai catatan terpenting bahwa 75% ini benar-benar adalah hutang yang sudah jatuh tempo dari 2017 dan ini kepada perusahaan-perusahaan BUMN yang sangat berhubungan kepada PSO kepada rakyatnya. Dan juga tentu dana talangan ini merupakan seperti pinjaman umumnya dimana harus dikembalikan. Jadi bukan sesuatu yang ya plus bunga juga mintanya. kalau bisa sih bunganya 1% cuma ada bunga ya jadi memang ya memang ini realita yang harus dihadapi.

    Dan sebagai catatan juga Anggota Dewan yang terhormat, Pimpinan yang hadir bahwa memang kalau kita lihat dari pada cash flow BUMN sendiri ya itu penurunan Rp100 triliun tahun ini dan ini pertama kali kita sebagai Kementerian BUMN punya yang namanya cash flow yang selama ini nggak ada dan alhamdulillah ini kebetulan ada Deputi Keuangan yang terus membantu, disinilah kita bisa mulai memainkan signifikan bagaimana memproyeksi seperti tadi dari lembaga-lembaga internasional pun masih percaya seperti ITDC bisa mendapat pinjaman 35 tahun. Jadi ini salah satunya kenapa kedepan juga Karya-karya kita mau pindahkan hutang jangka pendek ke hutang jangka panjang dan alhamdulillah dunia internasional percaya kemarin Inalum ya Pak Budi ya menerbitkan bond sebesar USD 2,5 miliar dimana ini sebagian besar untuk me-refinancing debt yang dulu dengan bunga yang lebih murah. Nah ini di kesempatan yang kita coba lakukan dan ini masih berjalan terus yang kita coba supaya hutang-hutang atau proyek jangka panjang jadi di switch ke pinjaman jangka panjang tadi bukan pinjaman jangka pendek seperti hari ini karena kita juga mengantisipasi.

    Saya mohon maaf sebelumnya waktu itu di depan para Pimpinan dan Anggota Komisi VI, kita sepertinya sangat optimis waktu itu bahwa kita dengan segala efisiensi kita bisa meningkatkan dividen tapi karena 90% sekarang ini terganggu ya mohon maaf kalau di 2021 saya juga sudah lapor ke Menteri Keuangan, dividen kami yang kita berikan tahun ini bukan tidak mungkin tahun depan itu seperempat ya karena memang bukannya apa-apa. Contoh saja di Angkasa Pura walaupun mereka untung tetapi pada saat ini kan keuntungan itu dipakai untuk menjaga cash flow daripada membayar pegawai. Atau misalnya Kereta Api yang ...(suara terputus-putus) dua setengah triliun hari ini ...(suara terputus-putus) penurunan income. Nah mau tidak mau ya kita harus menjaga supaya sustain dari Kereta Api ya keuntungannya tidak di dividen kan ya harus menjaga cash flow ini sampai tahun depan. Nah hal-hal ini bukan pilihan tapi keharusan supaya tadi yang kita tahu BUMN ini merupakan sepertiga dari pada kekuatan ekonomi nasional karena itu kita ingin memastikan kepercayaan dunia luar ataupun

  • 14

    masyarakat kepada BUMN harus tetap bisa tertinggi. Dan di lain pihak mohon izin kepada para Pimpinan dan Anggota Dewan tetap program daripada restrukturisasi daripada BUMN akan terus berjalan. Alhamdulillah klasternya dari 27 sudah tinggal 12, melakukan value chains, jumlah BUMN sendiri sudah turun dari 142 menjadi 107 dan kita coba kejar lagi di tahun ini kalau bisa diangka 90 sampai 80 bahkan kalau bisa 70 untuk beberapa tahun kedepan.

    Itu saya rasa mungkin pada kesempatan ini juga saya meminta kalau

    dari Pak Wamen 1 ada tambahan khususnya, ada Pak Wamen? Pak Wamen Tiko, silakan. WAMEN II (KARTIKA WIRJOATMODJO) : Kami hanya ingin menambahkan sedikit Pak ini kalau kita ...(suara mendengung, terputus-putus) BUMN kita ...(suara mendengung, terputus-putus)ini ada Angkasa Pura I, II, Jasa Marga, PP ...(suara mendengung, terputus-putus)restrukturisasi dilakukan karena memang cash flow-nya drop-nya itu antara 70 sampai 90%. Jadi ...(suara mendengung, terputus-putus) Jadi sebagai informasi saja kalau kita ...(suara mendengung, terputus-putus). MENTERI BUMN (ERICK THOHIR) :

    Dari kami sekian Pak Pimpinan. Mungkin kalau bisa ada pertanyaan lebih dalam, silakan.

    F-P.GOLKAR (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.):

    Mas Abey speaker-nya masih di off itu, masih di mute. KETUA RAPAT:

    Terima kasih kepada Pak Menteri yang telah menyampaikan paparan

    terkait dengan tiga bentuk dukungan Pemerintah kepada BUMN yang merupakan realisasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020. Saya ucapkan selamat datang kepada Pak Rachmat Gobel yang telah juga ikut memberikan persetujuan adanya rapat pada siang hari ini dengan mitra kerja Komisi VI Menteri BUMN. Rapat ini kita usulkan untuk diadakan rapat pada masa reses karena memang melihat schedule pada saat pasca reses nanti yang demikian padat dan tentunya pentingnya menindaklanjuti dari beberapa hal yang terkait dengan Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang dituangkan pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 dimana di dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional itu jelas sekali disitu bahwa salah satu hal yang terkait supaya pertumbuhan ekonomi yang saat ini diperkirakan negatif itu tetap bisa kita melakukan semaksimal mungkin untuk bisa tumbuh dengan baik atau dengan hal yang positif dimana, yang mana di dalam scheme Pemulihan Ekonomi Nasional itu dijalankan empat skema kepada kepada BUMN yaitu Penyertaan Modal Negara, penempatan dana investasi Pemerintah dan Penjaminan. Maka kita meminta kepada Pimpinan

  • 15

    DPR untuk kita bisa mengadakan Rapat Kementerian kepada dengan mitra kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN. Dan tadi sudah dijelaskan dan disampaikan oleh Menteri BUMN beberapa hal yang terkait 3 bentuk dukungan Pemerintah kepada BUMN yaitu percepatan pembayaran utang, kemudian pernyataan modal negara, dan pemberian dana talangan dalam bentuk investasi tadi yang penegasan Pak Menteri yang harus dikembalikan kan gitu kan.

    Kalau ada Pak Wakil Ketua DPR tentunya kami memberi kesempatan apakah ada sesuatu yang akan disampaikan Pak? cukup ya. Demikian paparan dari Pak Menteri BUMN.

    Kami selanjutnya persilahkan kepada kawan-kawan untuk menyampaikan pendalaman masih sesuai dengan protokol Covid-19 rapat DPR di mana kita akan minta kepada salah satu juru bicara masing-masing fraksi. Kami akan sampaikan yang pertama dari PDIP Perjuangan, Pak Deddy Sitorus, juru bicara kedua Partai Golkar adalah Pak Mukhtarudin, kemudian dari Partai Gerinda adalah Andre Rosiade, dari Partai Nasdem sekaligus Pimpinan adalah Pak Martin Manurung, dari partai PKB adalah Pak Nasim Khan, kemudian dari Demokrat adalah Pak Herman Khaeron, kemudian dari PKS masih menyusul, dari PAN adalah Pak Nasril Bahar, dan dari PPP ada Bu Elly Yasin.

    Kami persilahkan langsung saja Pak Deddy Sitorus. F-PDIP (Ir. DEDDY YEVRI HANTERU SITORUS, M.A.): Terima kasih Pimpinan. Mohon izin kami punya 5 pertanyaan karena ada 12 orang ...(suara terputus-putus) mohon kesabarannya.

    Yang pertama soal yang sekarang menjadi masih viral Pak soal tagihan listrik yang juga harus dijelaskan sama masyarakat bahwa apakah itu benar sesungguhnya meningkatnya penggunaan karena naiknya apa namanya karena kebijakan work from home atau karena sebab-sebab lain karena banyak keluhan masyarakat ini kan kita nggak dicatat kok tiba-tiba naik gitu dan kemudian PLN keluar dengan pernyataan bahwa bisa dicicil. Saya kira itu harus gamblang buat kita dan saya kira komunikasi ini harus dilakukan apa namanya PLN di yang paling bawah Pak langsung kepada pelaporan supaya tidak menjadi ...... dan menimbulkan apa namanya pandangan jelek bagi Pemerintah. Kami mohon nanti supaya PLN ...(suara tidak terdengar).

    Yang kedua mengenai PMN kami menyambut baik saja paparan tadi ya dan kami hanya ingin memberikan catatan agar kedepan PMN ini diberikan benar-benar untuk meningkatkan skill daripada BUMN ini Pak bukan karena ada masalah ya bukan keperluan sesaat tapi memang ada skenario yang panjang misalnya 5 tahun dari Kementerian 5 tahun kemana saja nih kita bisa ...(suara terputus-putus) dengan baik gitu. Jangan kalau ada masalah kita kasih PMN-PMN ini yang seolah-olah tidak belajar banyak dari masa lalu dan apalagi kalau itu ...... jadi cost ya bukan menjadi investasi yang terukur.

    Yang ketiga mengenai dana talangan. Ini juga sudah diberikan penjelasan kepada kita nanti kita mohon nanti ada proposal bisnis yang jelas Pak sehingga return-nya nanti memang jelas dan memang kapasitas mereka

  • 16

    untuk mengembalikan itu memang ada ...(suara terputus-putus misalnya kedepan ini lagi-lagi menjadi sesuatu yang terlupakan...(suara terputus-putus uang negara yang begitu saja. Nah saya kira nanti kami perlu apa namanya mendalami dengan semua BUMN itu agar jelas terikat syarat-syaratnya apakah sudah jelas model bisnis dan efisiensi atau restrukturisasi yang diinginkan.

    Nah terkait dana talangan ini yang menjadi perhatian kami dan sekarang ...(suara terputus-putus) soal Garuda Pak ya. Yang membingungkan kita adalah apakah memang skema yang sekarang ini adalah pilihan yang paling logic untuk menyelamatkan Garuda, apakah skema yang kita jalankan ini betul-betul untuk kepentingan Garuda ya. Ini menjadi pertanyaan kami, kenapa? Garuda ini potensinya ...(suara terputus-putus) seperti juga hampir seluruh maskapai yang ada di Indonesia dan kita lihat bahwa neraca mereka memang sudah tergerus, ekuitasnya tinggal ...(suara terputus-putus) juta dollar dan akhir tahun kemungkinan maksimum 200 juta Dollar lagi dia akan minus ya. Logikanya dimanapun seharusnya kepada Garuda itu diberikan injeksi ekuitas ya ini yang harusnya tapi kita bingung kenapa malah dikasih modal talangan modal kerja ya. Nah ini kan strateginya ini diambil menjadi yang lebih panjang gitu melalui nanti ...(suara terputus-putus) melibatkan SMI, ...... dan sebagainya. Saya ingin tanya seberapa yakin Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan ...(suara terputus-putus) yang akan menimbulkan apakah ada ...(suara tidak jelas) karena kita lihat ...(suara tidak jelas) gagal untuk skema ini ya. Apakah itu ...(suara tidak jelas) sekelas Garuda ya. Nah ini kami ingin tanya apakah ini untuk menyelamatkan Garuda atau ...(suara tidak jelas) sebagaimana yang berkembang seperti belakangan ini. Nah ini harus dijawab dengan benar karena ...(suara tidak jelas)... lebih menguntungkan ...(suara terputus-putus) bukan kepentingan Garuda atau kepentingan Pemerintah karena menjadi beban bagi Garuda dengan tambahan ...(suara tidak jelas) Pemerintah sebagai penjamin juga apa namanya ...(suara tidak jelas) tambahan beban gitu ya. ...(suara tidak jelas) . Mohon nanti Pak penjelasannya ...(suara tidak jelas), wah bahaya sekali. Ini jangan-jangan ...(suara tidak jelas) kalau semua wajib test PCR ya karena sekarang banyak di pasar yang ...(suara tidak jelas). Kalau ini bisa dilakukan ...(suara terputus-putus) kurang dari momentum gitu. Jadi kenapa tidak ...(suara terputus-putus)

    Yang terakhir saya ingin menyampaikan soal pergantian kepengurusan karena ini juga banyak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dari publik Pak karena sebagian orang bertanya kenapa ...(suara terputus-putus) walaupun di publik saya menyampaikan ...(suara terputus-putus) tetapi kami mencatat banyak sekali masukan Pak, apa sih gunanya kerja bagus-bagus kalau kita profit ...(suara terputus-putus). Nah ini kan bisa menjadi ...(suara tidak jelas) bagi pengurus BUMN gitu Pak Erick. Ini konsen kami supaya benar-benar kami paham situasi hari-hari Pak Erick tapi kami kira dengan proses assesment tadi yang sudah diceritakan sebelumnya bisa menjadi cara untuk memang benar-benar ya orangnya terbaik gitu ya dan ini perlu menjadi catatan kami ...(suara tidak jelas) supaya talent-talent yang baik dalam situasi kondusif di semua BUMN itu bisa dijaga Pak supaya orang memang bekerja secara profesional dan apa namanya sungguh-sungguh gitu.

  • 17

    Dan yang terakhir soal pembayaran utang Pemerintah itu Pak, apakah itu benar-benar akan dilakukan oleh Pemerintah? Apa ada duitnya nih kan? Kira-kira seperti itu ya ini kan sudah cukup lama terus ya karena salah satu yang menjadi persoalan kan kabarnya memang itu sengaja di cicil-cicil untuk menjaga ...(suara terputus-putus). Nah ini bagaimana ini komitmennya Kementerian Keuangan supaya ...(suara terputus-putus).

    Saya kira itu saja dulu dari kami Pak. Terima kasih, Pimpinan.

    KETUA RAPAT: Terima kasih dari Pak Deddy Sitorus.

    Selanjutnya kami persilahkan dari Partai Golkar Pak Mukhtarudin. F-P.GOLKAR (Drs. MUKHTARUDIN): Terima kasih. Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pimpinan dan Anggota Komisi VI yang hadir secara virtual maupun secara fisik pada Rapat Kerja dengan Kementerian BUMN pada hari ini yang saya hormati, Bapak Menteri beserta seluruh jajaran yang hadir terima kasih secara fisik, lama juga kita nggak ketemu,

    Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan kita hari ini Rapat Kerja langsung ...(suara terputus-putus, mudah-mudahan ini rapat membuahkan hasil yang maksimal untuk kebaikan BUMN kedepannya.

    Yang pertama-tama tentu saya memberikan apresiasi dari Fraksi Partai Golkar terhadap langkah-langkah yang telah diambil oleh Menteri BUMN dalam konteks melakukan perbaikan, perbaikan dan langkah-langkah yang telah dilakukan terhadap dari infrastruktur maupun perombakan manajemen yang tentu muaranya adalah dalam rangka efektivitas dan efisiensi daripada BUMN yang pada gilirannya adalah dalam rangka BUMN yang ada ini semakin baik dan semakin ...(suara tidak jelas). Dan tentu kita juga meminta kepada Menteri untuk juga melakukan tindakan-tindakan yang barangkali menurut undang-undang dimungkinkan untuk melakukan perombakan ...(suara terputus-putus) daripada BUMN yang kita anggap barangkali tidak diperlukan lagi, jadi tidak harus dilakukan perubahan saja. Kalau memang secara undang-undang ini tidak ada tentu kita harus ...(suara terputus-putus) momentum kita untuk merubah Undang-Undang BUMN secara Prolegnas kita...(suara terputus-putus) beberapa Undang-Undang BUMN mari kita jangan sampai nanti Menteri BUMN susah untuk ...(suara terputus-putus) memperbaiki sesuatu yang seharusnya harus dipangkas terhadap strukturasi undang-undang. Oleh karena itu ini menjadi perhatian kita juga.

    Terus yang kedua, tentu seperti yang disampaikan Pak Menteri tadi hampir 90% dari pada sektor usaha terdampak Covid-19 sehingga ini fakta, fakta yang ada dan tidak mungkin kita pungkiri siapa pun tidak bisa

  • 18

    memungkiri bahwa Covid-19 ini sudah meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan dunia termasuk Indonesia sehingga membuat ekonomi kita ya hampir-hampir lumpuh ya untung masih pada kuartal pertama kita tumbuh di 2,97% tapi dalam kondisi Covid dimana dunia sudah terkoreksi sampai minus, kita masih bertahan di 2,97 di kuartal pertama, dengan kondisi yang sangat berat mungkin kita akan terkoreksi minus ...(suara tidak jelas) dalam kondisi berat mungkin kira-kira diangka ...(suara tidak jelas). Jadi saya kita ini optimisme yang harus kita bangun bersama Pemerintah ...(suara terputus-putus) menjaga ekonomi ...(suara terputus-putus). BUMN sebagai salah satu motor penggerak ekonomi di negara kita memang harus menjadi perhatian khusus, 90% terdampak dan 10% yang masih eksis di seperti kesehatan dan pangan.

    Saya kira ini yang menjadi catatan bagi kita Pak Menteri, bangsa ini pelajaran berharga juga bagi bangsa kita bagaimana agar Kementerian BUMN kedepan lebih memperkuat posisi portofolio daripada BUMN Farmasi dan BUMN Pangan kita, 2 ini kan virus ini kan pasti akan terjadi lagi tidak tidak mungkin kita berhenti selesai di Covid-19 mungkin ada lagi Covid-covid yang lain karena virus itu memang mungkin sekarang tendensinya sudah menurun tapi dia bermutasi lagi menjadi virus baru dan dahsyat lagi dan seterusnya dunia ini berkembang seperti itu. Oleh karena itu jika ini terjadi lagi seperti ini tentu kita sudah ...(suara tidak jelas) dan sudah paham bagaimana menyikapinya. Nah untuk BUMN Pangan kita kedepan sekaligus BUMN Farmasi kita kedepan harus betul-betul kita benahi sehingga mampu ...(suara terputus-putus) seperti yang lalu-lalu kita repot dengan alat medis segala macam kemudian pangan juga karena BUMN punya punya kemampuan. Untuk itu saya kira kedepan dua sektor ini ...(suara terputus-putus) klaster ini BUMN Pangan dan juga BUMN Farmasi menjadi ...(suara terputus-putus). Baik, tidak terdengar tadi ya yang diluar mohon maaf. Oleh karena itu kita mengharapkan BUMN Pangan dan BUMN Farmasi ini kedepan harus kita perhatikan betul.

    Yang kedua terkait dengan masalah PMN. Kita memahami ya kita memahami bahwa PMN yang ...( suara terputus-putus) sebagian besar ada penugasan dari Pemerintah. Kami dari fraksi Golkar ...(suara terputus-putus) memahami bisa memaklumi bahwa PMN ini memang terdampak dan perlu untuk mendapat bantuan dan bentuk suntikan modal Pemerintah tetapi ...(suara tidak jelas) adalah tindaklanjut dari Perpres 1 Tahun 2020 agar tetap memperhatikan asas kehati-hatian dan akuntabilitas terhadap pelaksanaan daripada penggelapan implementasi dari PMN kepada BUMN yang mendapat PMN tersebut. Tentu juga kita berharap para BUMN yang mendapatkan PMN ini agar memberikan paparan yang lebih jelas tentang business plan-nya. Saya dengar terakhir Menteri BUMN juga agak galau dengan BUMN-BUMN kita yang sampai hari ini masih minus sekali untuk menyampaikan business plan. Bagaimana sebuah bisnis bisa dilaksanakan tanpa ada sebuah perencanaan yang matang. Kunci sebuah bisnis itu adalah perencanaan. Kalau perencanaannya tidak baik tentu output-nya juga tidak akan pelaksanaannya juga tidak akan berhasil dan baik dan output-nya juga tidak baik. Oleh karena itu kita berharap juga agar para penerima PMN ini agar bisa memaparkan atau menyampaikan secara detail tentang business plan yang akan disampaikan dari dana yang akan dikucurkan tersebut.

  • 19

    Yang ketiga terkait dengan dana talangan. Dana talangan ini tentu tadi Pak Menteri menyampaikan bahwa ini pinjaman Pemerintah dan nanti akan dibayarkan ...(suara terputus-putus) berikut dengan bunganya, ...(suara terputus-putus) Pak? Apakah ada ...(suara terputus-putus) atau pun janjinya seperti apa? Karena kita tahu bahwa dampak ini masih panjang ya bisa bagaimana dengan dana talangan ini ...(suara terputus-putus) menjadi beban perseroan dan tentu baik yang ...(suara terputus-putus) beban terhadap perusahaan ini terhadap dana dari Pemerintah ini garansinya seperti apa, ...(suara terputus-putus) apa yang dilakukan oleh Kementerian BUMN.

    Kemudian terkait dengan masalah PLN ini Pak Menteri, sama seperti Pak Deddy sampaikan tadi ...(suara terputus-putus) meter, meteran maupun tagihan, semua itu kan ...(suara terputus-putus) kaget, kaget ada yang naik ada yang tidak, jadi bagaimana ...(suara terputus-putus dari pada ketepatan dan keakurasian dari pada pencatatan perhitungan tarif ataupun tagihan di PLN agar menjadi perhatian Pak Menteri dan jajarannya ...(suara terputus-putus) kepada PLN.

    Terus berikutnya Pak Menteri adalah terkait dengan masalah Garuda ini. Mungkin salah satu pesawat penerbangan pelat merah yang terdampak ini adalah Garuda ini cukup besar. Dirut Garuda juga sudah mulai mengeluh ya terhadap adanya penerbangan yang tidak bisa maksimal. Salah satu penyebabnya adalah protokol penerbangan yang sangat ketat, salah satunya itu penyebabnya dimana harus physical distancing sehingga mengurangi seat ya yang kemudian proses rapid test, PCR yang memerlukan biaya yang besar. Belum lagi tiketnya sudah mahal, kita pun kadang-kadang mau berangkat ke luar daerah mikir-mikir banyak prosedur yang harus kita lakukan, apalagi masyarakat awam sudah tiket mahal, prosedurnya ketat ini membuat semakin tidak ada orang-orang yang mau naik pesawat terbang. Oleh karena itu mungkin melalui Pak Menteri bisa melakukan koordinasi di internal Pemerintah dengan Menteri Perhubungan khususnya agar adakan pelonggaran, ada pelonggaran tapi tetap pelonggaran dalam artian tetap aman, pelonggaran tetap aman terhadap penyebaran Covid-19. Kalau seperti yang protokol sekarang, saya kira mungkin untungnya bagi yang pelat merah. Kalau yang lain mungkin sudah malas terbang sudahlah kita lebih baik istirahat saja karena terbang juga rugi. Nah ini yang harus dikoordinasikan di internal Pemerintah khususnya dengan di gugus tugas seperti dengan gugus tugas di internal Pemerintah.

    Nah itulah beberapa hal yang saya sampaikan. Dan yang terakhir saya apresiasi kepada Pak Menteri yang bisa membujuk Menteri Keuangan sehingga bisa bayar hutang, mungkin treatment-nya apakah dikasih perment juga sama Pak ...(suara tidak jelas) saya nggak tahu juga. Tapi yang jelas, yang jelas ini luar biasa besarnya hutang hari ini Ibu Menteri Bendahara Negara kita bayar-bayar hutang, kita apresiasi kepada Menteri dan juga terima kasih kepada Bendahara Negara kita dan dia paham juga kesulitan BUMN. Tentu kami pun disini juga paham tentang. F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Ada lobby Menko Perekonomiannya juga ya.

  • 20

    F-P.GOLKAR (Drs. MUKHTARUDIN): Nah itu mungkin Pak Erick lebih paham.

    Jadi Terima kasih, terus bekerja Pak Menteri, kita tentu ada di barisan Pak Menteri sejauh itu untuk kepentingan rakyat dan sejauh untuk kebaikan BUMN kita.

    Terima kasih. Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Baik, selanjutnya ...(suara terputus-putus) Pak Andre Rosiade. F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE):

    Baik-baik saja. Terima kasih Pimpinan yang ganteng Mas Bimo, lalu ada ...(suara

    terputus-putus) Pak Rachmat Gobel mudah-mudahan kita diajak umroh lagi, ada Bang Martin ...(suara terputus-putus) yang saya hormati, dan juga Pak Menteri dan Pak Wamen ...(suara terputus-putus).

    Baik. Saya ingin pertama-tama ingin mengapresiasi bahwa Kementerian

    BUMN sebagai salah satu Kementerian yang memimpin di 142 BUMN adalah salah satu pilar ya terdepan membantu Pemerintah selain TNI, Polri, dan tenaga kesehatan tentunya sebagai pilar utama untuk menghadapi wabah Covid-19 ini ya. Kita lihat bagaimana Pak Menteri dan jajaran kedepan ya mulai membuka Rumah Sakit di Wisma Atlet, juga di Kepri, lalu Rumah Sakit Pertamina menyiapkan Laboratorium dan segala hal termasuk APD di berbagai tempat dan juga membagi sembako di berbagai wilayah. Menurut saya itu patut di apresiasi bahwa Kementerian BUMN juga berpartisipasi aktif dan juga salah satu pilar utama Pemerintah untuk membantu meredamnya wabah Covid-19 ini. Itu perlu saya apresiasi sebagai mitra Bapak di Komisi VI, itu pertama.

    Yang kedua Pak Menteri tadi yang disampaikan Bang Deddy dan Pak Mukhtarudin soal tagihan listrik, saya sendiri sudah langsung mencoba menghubungi Direktur Niaga PLN, Pak Bob Saril mengenai kasus tagihan listrik ini karena kami di DPR dianggap tidak bekerja, kami di DPR tidak bisa berbuat apa-apa soal tagihan listrik ini. Nah saya sudah coba berkomunikasi langsung dengan Direktur Niaga PLN dan sudah mendapatkan penjelasan secara resmi dari Direktur Niaga PLN bahwa penyebabnya adalah antara Bulan Maret dan April pencatat meteran tidak bisa datang kerumah masing-masing pelanggan sehingga tagihan di Bulan Mei itu adalah tagihan Bulan April itu adalah rata-rata tagihan 3 bulan sebelumnya. Nah ternyata dengan work from home, stay at home ini ini ada tambahan pembayaran. Nah akhirnya Bulan Mei ya Bulan Mei itu petugas pencatat PLN kurang bayar. Nah kekurangan bayar itu dimasukkan ke tagihan berikutnya yaitu yang awal Juni, ini yang bikin keributan di tengah masyarakat ya menyebabkan tagihan naik 50-100%.

  • 21

    Nah saya sudah sampaikan ke PLN secara langsung karena memang saya sudah baca ada relaksasi atau cicilan 3 bulan. Saya sudah usulkan langsung ke PLN, Pak Menteri untuk dibikin cicilannya 6 bulan ya karena hampir seluruh Rakyat Indonesia terdampak Pak wabah Covid-19, ekonominya terpapar dan kesulitan. Kalau saran saya Pak Menteri dan Pak Wamen ..... yang menjadi membawahi PLN, kalau bisa 3 bulan itu digeser menjadi 6 bulan. Lalu yang kedua kalau bisa kedepan PLN melakukan restrukturisasi atau revitalisasi yang namanya pencatatan ...(suara terputus-putus), kalau bisa dilakukan digitalisasi. Jadi kalau apapun nanti ada wabah apapun juga kita cukup dari kantor PLN sudah tahu berapa tagihannya masyarakat. Jadi tidak lagi ada perdebatan dan kecurigaan ya masyarakat bahwa ditengah wabah pandemi Covid ini, Pemerintah dan PLN diam-diam menaikkan tarif dasar listrik. Mohon ini menjadi pertimbangan Pak Menteri untuk kedepan perbaikan PLN dan juga cicilan itu kalau bisa dibikin menjadi 6 bulan untuk meringankan apa namanya beban masyarakat.

    Nah kembali soal dana ini saya ingin sampaikan soal dana talangan ini, kami sudah mendengar tadi secara sederhana tadi kita sudah mendengar paparan Pak Menteri BUMN bahwa stimulus ...(suara terputus-putus) BUMN itu dilakukan dengan berbagai cara, antara lain tadi adalah pertama percepatan pembayaran tentang subsidi Pemerintah atau kompensasi. Saya salah satu Anggota DPR yang memang mendesak Pak Menteri. Contoh PLN, dalam Rapat-rapat kerja sebelumnya saya adalah orang yang mendorong agar biaya kompensasi hutang-hutang Pemerintah itu segera dibayarkan ke BUMN seperti Pertamina dan ...(suara terputus-putus). Nah, alhamdulillah akhirnya dibayar kan. Jadi kalau Pak Mukhtarudin bilang itu prestasi Pak Menteri ...(suara terputus-putus) itu mungkin prestasi Pak Menteri BUMN meyakinkan Bu Sri Mulyani, tapi mungkin dibantu juga oleh Menko Perekonomian meyakinkan Bu Sri Mulyani akhirnya ...(suara terputus-putus) itu dibayarkan, lobby-nya Bang Aria karena khusus juga itu. Iya jadi itu. Lalu yang saya ingin sampaikan adalah tadi yang kedua tadi adalah soal Penyertaan Modal Negara untuk menjalankan strategi nasional. Yang ketiga adalah pemberian dana talangan kepada BUMN yang mengalami tekanan arus kas akibat Covid-19. Nah kami secara prinsip mendukung langkah ini ya bahwa kalau ada wacana atau narasi yang menyatakan pemberian PMN atau pemberian dana talangan atau pembayaran hutang Pemerintah kepada BUMN itu tidak dinyatakan tidak pro-rakyat, saya ingin menyampaikan memberikan bantuan kepada BUMN, memberikan dana talangan kepada BUMN, memberikan stimulus kepada BUMN itu adalah salah satu cara Pemerintah melakukan kebijakan pro-rakyat ya kebijakan Pemerintah ya yang pro-rakyat dimana BUMN ini bertugas untuk melayani masyarakat, meringankan beban masyarakat. Jadi saya berharap kalau ya narasi-narasi yang menyatakan bahwa stimulus ini dinyatakan bukan kebijakan pro-rakyat itu adalah pernyataan yang tidak benar ya adalah pernyataan yang tidak benar ya.

    Lalu terakhir Pak Menteri, tadi Bang Deddy lama Pak Ketua jadi nggak usah protes, nggak Mas Bimo. Pak Menteri, saya sudah bicara langsung dengan Pak Dirut Angkasa Pura II waktu itu soal usulan bahwa kalau di bandara yang tadi disampaikan oleh Bang Mukhtadurin agar ada test PCR atau Rapid test di Angkasa Pura II ya, bang Deddy ya? Oh ya Bang Deddy Sitorus mohon maaf Bang senior yang ganteng. Jadi kemarin alasannya

  • 22

    adalah kita masih PSBB. Nah, kedepan saya usulkan ke Pak Menteri secara konkret tugaskan saja salah satu BUMN Kesehatan atau Farmasi bekerjasama dengan Angkasa Pura II untuk buka klinik lah untuk tes kesehatan bagi masyarakat yang ingin terbang, bikin PCR portable saja kan sebentar keluar itu hasilnya berapa menit sekarang sudah keluar PCR portable. Nah sehingga penumpang sebelum masuk ke bandara apalagi saya dengar Angkasa Pura sudah melakukan digitalisasi jadi ada Rapid Test atau PCR-nya keluar, lalu sudah ada hasilnya baru masuk ke bandara. Nah test ini dilakukan didalam lingkungan bandara sehingga tidak lagi ada ketakutan masyarakat untuk pergi terbang ke berbagai daerah di Bandara.

    Mungkin itu saja yang saya sampaikan sekali lagi Pak Menteri. Bahwa

    sekali lagi kami Fraksi Partai Gerindra mendukung langkah stimulus BUMN ini dan kami ingin memastikan Pak Menteri betul-betul dijaga dana talangan dan stimulus ini untuk benar-benar menjadikan perusahaan BUMN kita sehat dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

    Terima kasih sekali lagi.

    Wabillahi Taufiq Wal Hidayah. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Selanjutnya kami persilakan dari Partai Kebangkitan Bangsa Pak Nasim Khan, mute-nya dibuka dulu.

    F-PKB (Ir. H. M. NASIM KHAN): Bismillahirrahmanirrahim. Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yang kami banggakan hadir di tengah-tengah kita Wakil Ketua Bapak selamat datang, Pimpinan yang kami banggakan, dan juga Anggota Komisi VI yang kami banggakan, Bapak Menteri, Bapak Wamen, Bapak Jubir dan semua yang hadir yang pasti kami sayangi kedepan dan kami cintai,

    Pak Andre sudah saya sampaikan nanti saya diprotes kalau ga dibilang dicintai karena PKB Pak Andre, tidak usah khawatir, Penentu Kepemimpinan Kedepan.

    Yang pertama-tama saya dari awal Pak Menteri kalau yang teman-teman lain selalu menyampaikan apresiasi selalu menyampaikan apresiasi seperti bakunya, umumnya selalu menyampaikan apresiasi, kalau saya jujur saya bukan berapresiasi kepada BUMN, apresiasi saya kepada tim dari AKHLAK Kementerian BUMN yaitu Pak Erick Thohir. Dan zaman sekarang masyarakat selalu selama ini membiasakan bahwa berakhlak, AKHLAK-nya itu apa BUMN? Nah Pak Menteri selalu lupa bahwa AKHLAK ini singkatan Pak Menteri belum pernah menyampaikan yaitu : Amanah, Kompeten,

  • 23

    Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nah ini sekarang kita dihadapi masyarakat luas, kita hampir disaksikan 270 juta masyarakat bangsa kita yang tercinta ini dan semua sudah ramai tentang permasalahan yang kita hadapi, di masa-masa saat ini kita Komisi VI di masa reses juga harus hadir bersama Pimpinan, bersama Pak Wakil Ketua untuk membahas cita-cita bangsa kita khususnya didalam permasalahan hutang Pemerintah, PMN, dana talangan yang selama ini akan dibahas oleh masyarakat iya kan dalam posisi kita menghadapi pandemi ini kok masih saja pembahasan ini dilakukan sedangkan selama ini relokasi dilakukan kenapa ini harus dilakukan. Nah itulah masalah yang selama ini masyarakat harus paham, harus cerdas. Nah disini seperti Prof Rizal pernah menyampaikan kepada Pak Erick bukan hanya berakhlak tapi juga harus cerdas. Pak Erick apresiasi saya terhadap Pak Erick dan tim, Pak Wamen dan semua ...(suara terputus-putus) yang sebetulnya apresiasi sebetulnya kita harus apresiasikan. Jadi cerdas dan berakhlak termasuk nanti kepada tim dari Kementerian BUMN. Kalau orang berakhlak, masyarakat kita banyak yang berakhlak.

    Kalau kita berbicara pintar Pak Menteri banyak masyarakat kita pintar, untuk membayar orang pintar banyak, tapi yang berakhlak dan cerdas bukan cerdas yang berakhlak itu yang paling sulit. Banyak orang cerdas belum tentu berakhlak itu yang kita harapkan di kementerian ini. Restrukturisasi sudah dilakukan memang ada positif negatif, ada yang mendukung ada yang tidak. Tapi saya yakin Pak Menteri juga tidak bisa menghadapi segala hal tanpa ada dukungan tim itu yang kita harapkan dari Kementerian kedepan. Masyarakat juga akan tahu kenapa kita ...(suara terputus-putus) membahas secara gamblang nanti secara teknis dengan beberapa mitra pendalaman kita itu yang terpenting bagaimana ini salah satunya kita membicarakan secara global tentang PMN, dana talangan atau pencairan hutang Pemerintah. BUMN sebagai agent development kita memang punya kewajiban ...(suara terputus-putus) tapi kita juga harus meraih ...(suara terputus-putus) semaksimal mungkin Pak Menteri itu yang pasti. Karena bagaimana pun BUMN adalah ujung tombak dari bangsa kita karena BUMN semuanya lengkap apa yang kita inginkan itu kebanggaan bagi bangsa kita bangsa Indonesia mempunyai BUMN dan disitulah kita mempunyai figur Pak Erick Thohir semoga menjadi figur yang cerdas dan berakhlak bersama tim-tim itu yang kita harapkan ke Pak Erick. Pak Erick saya berhadap BUMN selalu hadir dan terbukti hari ini hadir dan selalu hadir. Kita tidak menyatakan bahwa BUMN sebelumnya pemimpin BUMN sebelumnya tidak baik, tidak cerdas, tidak akhlak tidak, tetapi ini berbeda kita harus lebih baik kedepannya itu yang kita harapkan harus hadir bagaimana BUMN itu kedepan lebih baik itu yang kita sebagai motor penggerak ekonomi dalam segala bidang. Nah ini saya berharap ada kolaborasi, ada sinergi antara Menteri Keuangan, saya yakin Bu Sri sudah memahami bagaimana kinerja Pak Erick dan juga Pemerintahan Pak Jokowi juga sangat saya katakan juga Pak Jokowi cerdas memilih Pak Erick, nggak salah pilih Pak Erick ini ...(suara terputus-putus) itu saya yakin kedepan.

    Yang pertama-tama tentang pembayaran hutang Pemerintah kepada BUMN. Itu mau tidak mau memang sangat besar masyarakat juga harus jelas, harus dijelaskan gamblang nanti kepada masyarakat bukan dalam kondisi pandemi ini kenapa masih memikirkan PMN dan lain-lain tapi memang harus ada pemikiran khusus dengan pencairan hutang Pemerintah ini.

  • 24

    Jangan sampai BUMN ini dipaksa-paksakan itu yang selalu terjadi selama ini adalah pemaksaan sehingga tidak mampu dilakukan oleh BUMN itu sendiri demi pelayanan publik. Jadi mereka, kita persilakan untuk mencari laba dan lain-lain.

    Yang kedua untuk PMN Pak Menteri saya mohon penjelasan itu dari mekanisme dari beberapa kemitraan ini, pemberian PMN-nya ini kami belum jelas disini termasuk bagaimana mekanismenya lalu timeline-nya bagaimana nah itu perlu. Jujur teman-teman rekan-rekan sudah tahu di Komisi VI beberapa yang sebelumnya sudah mendapatkan PMN sampai hari ini Pak Menteri, kalau saya buka saya data nanti panjang ini masih belum selesai dengan alasan yang bermacam-macam iya kan, mulai dari beberapa mitra kita sampai hari ini saja belum selesai mulai mau bicara PTPN, ada bicara apa waduh panjanglah pembicaraan kita. Ini adalah tanggungjawab kita bersama Pak Menteri bukan Superman sama kayak kita. Kita semua disini wakil rakyat Pak Menteri selalu terjelekkan padahal masyarakat harus tahu kita 575 juta jiwa dipilih oleh hampir 270 juta manusia itu yang memilih manusia bukan malaikat, juga bukan ...(suara terputus-putus) yang memilih, tapi kadang-kadang kita dibenturkan oleh masyarakat bahwa kita tidak ada manfaatnya ...(suara terputus-putus). Kita berjuang, kita mempunyai fungsi tugas legislatif kita lakukan sebagai pengawasan itulah akhir dari kita setelah perundang-undangan, setelah budgeting yang selama ini kita bahas bersama kita akan mengawasi, masyarakat juga harus cerdas bahwa kita mengawasi bila terjadi human error tapi jangan salahkan hanya 575 Anggota mereka juga dipilih oleh manusia mungkin ada kurang ada lebih itu wajar iya kan. Masalah teknis, permasalahan PLN dan lain-lain itu human error atau terjadi sistem dan lain-lain itu biasa. Nah itu yang harus dijelaskan kepada masyarakat kedepan supaya paham. Kami berharap juga termasuk di yang ketiga itu dana talangan yang seperti halnya PMN kita harus mengawasi dengan ketat Pak Menteri bersama tim dan kita teman-teman Anggota Komisi VI dan bersama DPR yang lain akan mengawasi dengan benar-benar penuh maksimal tentang 3 hal, mulai dari pencairan hutang Pemerintah yang memang seharusnya, sewajibnya dan PMN dan dana talangan ini sehingga kedepan bisa menjadi ujung tombak yang terbaik buat bangsa kita.

    Saya kira tidak perlu panjang lebar mungkin nanti pendalamannya kepada materi kita bahas kembali Pak Menteri, terima kasih. Semoga keseriusan BUMN ini dan komitmen Pak Erick ini selalu hadir dan kami ucapkan juga atas nama teman-teman rekan-rekan Anggota Komisi VI juga pasti dan masyarakat dibawah BUMN ini hadir bersama teman-teman sangat bermanfaat betul gebrakan dari beberapa mitra rekan-rekan BUMN seperti tadi Pak Andre sampaikan sangat bermanfaat, sangat menyentuh semua mulai dari sosial, mulai dari peralatan APD dan lain-lain cuma kedepan mungkin bisa lebih maksimal lagi. Karena kami yakin kami yang akan bertemu dengan masyarakat, kami yang bertanggungjawab jadi masyarakat juga bisa melihat apa yang kami lakukan. Itu terima kasih semuanya Pimpinan saya kira itu cukup, Pak Menteri dan semuanya Ketua. Wallahul Muwafiq Illa Aqwamith Thariq. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  • 25

    KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Pak Martin Manurung mewakili Partai Nasdem.

    F-P.NASDEM (MARTIN MANURUNG, S.E., M.A.): Terima kasih Pimpinan, mas Bimo. Yang saya hormati Pak Rachmat Gobel Pimpinan DPR RI, juga rekan-rekan Anggota Komisi VI, dan tentunya Pak Manteri beserta jajaran, Pertama tentu dari sisi pencairan hutang saya sepakat dengan kawan-kawan bahwa ya kita beryukur lah bahwa ini sudah bisa dicairkan hutang sehingga beban yang ditanggung selama ini oleh BUMN kita bisa berkurang. Namun dari sisi PMN dan dana talangan saya pikir kita perlu ada satu apa ya mungkin banyak pendalaman. Pertama bagaimana prosesnya sehingga BUMN-BUMN yang ada dalam paparan ini terpilih atau mendapatkan PMN dan dana talangan? Itu mungkin kita perlu tahu lebih lanjut. Bagaimana indikator-indikator yang dibuat oleh Pemerintah sehingga mereka menjadi terpilih? Lalu kemudian bagaimana juga kinerja selama ini dari BUMN yang dipilih untuk PMN dan dana talangan ini? Karena kalau saya lihat dari daftar BUMN ini sebenarnya sebagain besar juga sudah ada masalah sebelum ada Covid. Jadi agaknya kurang fair juga kalau kita mengatakan bahwa Covid sebagai penyebab dari permasalahan. Nah ini kan berarti kita harus bedah dulu bagaimana kinerja BUMN-nya selama ini agar kita menghindari juga moral hazard karena jangan sampai dana negara itu masuk dan kemudian ternyata tidak melalui satu pertimbangan yang matang. Juga bagaimana nanti Kementerian BUMN bisa menjamin efisiensi di BUMN-BUMN yang terpilih ini jadi jangan sampai juga PMN dan dana talangan yang masuk ini kemudian menguap begitu saja. KETUA RAPAT: Siapa ini? F-P.GOLKAR (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.AP.): Bu Ema itu Bu Ema. F-P.NASDEM (MARTIN MANURUNG, S.E., M.A.): Bu Siti Mukaromah itu. Saya ulangi Pak Menteri ya. Bagaimana nanti Kementerian BUMN bisa menjamin efisiensi di perusahaan-perusahaan yang menerima PMN dan dana talangan sehingga kita memastikan bahwa dana negara yang masuk kepada perusahaan-perusahaan ini tidak menjadi menguap karena misalnya pemborosan-pemborosan yang terjadi di BUMN terkait dan juga pilihan-

  • 26

    pilihan kebijakan yang mungkin tidak menjadi pilihan-pilihan yang betul-betul mengandalkan satu bisnis assessment yang mumpuni.

    Kemudian khusus dana talangan saya ada 2 pertanyaan juga Pak. Nanti ini bagaimana mekanisme penyalurannya apakah langsung kepada BUMN penerima? Ataukah ada BUMN penyalur misalnya seperti Jamkrindo itu. Lalu tadi Pak Menteri juga yang kedua menyebut soal bunga, saya pikir ini juga memang harus diketahui juga agar kita bisa melihat nanti kinerja korporasinya, bagaimana tempo dan besaran bunganya karena memang saya lihat di PP Nomor 23 Tahun 2020 itu masih belum jelas diatur sehingga nanti jangan juga jadi jebakan batman juga kepada BUMN-BUMN kita. Saya kira itu pertanyaan-pertanyaan dari saya Pak Menteri.

    Terima kasih Mas Bimo bisa dilanjut ke teman-teman yang lain.

    Sekaligus ini saya perkenalkan Pak Rapsel Ali Anggota Komisi VI yang baru dari Fraksi Partai Nasdem. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya salah satu termasuk senior DPR Pak Herman Khaeron. F-PD (DR. Ir. E. HERMAN KHAERON, M.Si.): Terima kasih Pimpinan, Mas Bimo ...(suara terputus-putus) Yang terhormat Pimpinan DPR dan Rekan-rekan Anggota Komisi VI DPR, Yang kami hormati Menteri BUMN, para Wakil Menteri dan seluruh jajaran ...(suara terputus-putus) fisik dan virtual hari ini, Pertama saya tadi menyampaikan ...(suara terputus-putus) bahwa tagline yang dihadirkan oleh Menteri BUMN itu adalah Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Mudah-mudahan ini tercermin dari kerjasama yang ada didalam Kementerian BUMN, kalau tidak salah satu fokus saja. Jadi jangan juga kemudian menjadi beban terhadap langkah-langkah menuju kepada BUMN yang lebih baik.

    Yang kedua menjadi sorotan saya terkait dengan perubahan klaster dan nomenklatur yang tentu ini dibagi atas pembagian tugas Wakil Menteri I dan Wakil Menteri II. Agak aneh memang bagi saya, kalau tadi disampaikan bahwa di klasternya yang dikoordinasikan oleh Wakil Menteri I revenue-nya lebih besar tetapi dividennya lebih kecil, tetapi justru di Wakil Menteri II dividennya lebih besar meskipun revenue-nya lebih kecil. Nah ini menurut saya tantangan tersendiri kan semestinya equal bahwa revenue-nya semakin tinggi dividennya juga harus semakin tinggi. Nah kalau kemudian juga didalamnya bahwa ada laba ditahan untuk pengembangan korporasi dan lain sebagainya, tentu ini juga harus dicerminkan apa sesungguhnya yang menjadi kekuatan untuk bisa memberikan dividen karena hadirnya korporasi atau BUMN yang dikelola oleh Kementerian BUMN adalah untuk menghasilkan dividen untuk bisa mendongkrak terhadap fiskal negara ini.

  • 27

    Kemudian yang belum saya pahami adalah bagaimana hubungan antar klaster. Meskipun tadi sudah disampaikan secara singkat tapi hubungan antar klaster itu seperti apa? Contoh misalkan di klaster pangan, kemudian ada pemisahan klaster perkebunan dan kehutanan, kemudian ada klaster industri pupuk dan pangan ya ada perkebunan dan kehutanan, kemudian dimana hilirnya? Tentu ini menurut saya belum mencerminkan satu hubungan yang kuat antara pengklasteran terhadap hasil BUMN yang lebih optimal. Oleh karena itu barangkali nanti saya mohon kepada Pimpinan untuk membahas secara khusus dengan para Wakil Menteri terkait dengan bagaimana untuk meramu karena ini kan ramuannya supaya lebih cespleng tentu juga harus jelas dan seperti apa strukturnya? Bagaimana yang sehat untuk membiayai yang sakit? Bagaimana keuangan atau pun produksi yang lancar membiayai terhadap produksinya yang tersendat? Apalagi situasi Covid ini saya kira juga menghantam hampir sebagian besar, 90% industri terpuruk, padahal harapannya industri farmasi dan pangan ini akan menjadi penopang di situasi seperti ini. Nah kalau kemudian bahwa industri farmasi dan pangannya pun tidak menopang dalam situasi seperti ini ya, menurut saya ini juga di internal kementerian harus di evaluasi juga. Jangan kemudian di evaluasinya hanya apa Direksi-direksinya saja mungkin Pak Wamen nggak apa-apa di evaluasi. Kalau minta bantuan Komisi VI, saya kira nanti tinggal di jadwalkan Mas Bimo kapan bisa dievaluasi. Apalagi kalau kemudian bahwa sudah terbentuk para Asdep yang tentu ini akan lebih operasional. Ini yang tentu saya ingin mendapatkan penjelasan lebih detail dengan pengklasteran ini meskipun mungkin rapat hari ini yang paling penting adalah terkait dengan persoalan anggaran yang dialokasikan dalam industrinya masing-masing.

    Kemudian terkait dengan pencairan hutang Pemerintah kepada BUMN. Memang masih jauh misalkan untuk Pupuk Indonesia Rp6 triliun kan masih ada investasinya masih ada sisa tidak sepenuhnya dibayarkan. Dan ini yang tentu saya sejak lama menjadi debt collector pada waktu memimpin Komisi IV itu kesannya menjadi debt collector karena setiap rapat pasti meminta Pemerintah agar segera membayar kurang bayar, segera untuk bisa menyelesaikan kurang bayar pada BUMN-BUMN yang sampai saat ini dibebani oleh kurang bayarnya Pemerintah atas penugasan baik subsidi maupun penugasan lainnya. Nah oleh karena itu, sejauh mana efektif dari pencairan utang Pemerintah kepada BUMN? Karena sepengetahuan saya sebetulnya kalau pencairan hutang ini tidak berpengaruh besar terhadap neraca keuangan mereka. Kalau nggak dibayar pun hutang ini menjadi piutang gitu. Jadi meskipun kemudian ini tidak dicairkan tetapi didalam neraca Korporasi ini masih tertera sebagai piutang. Oleh karena itu dalam situasi Covid-19 yang tentu dampaknya luar biasa terhadap kehidupan masyarakat baik dari sisi ekonomi maupun pranata sosial lainnya, apakah kesempatan membayar hutang ini juga memberikan dampak terhadap penanganan Covid dari berbagai aspek? Kalau tidak, biarkan saja. Angka ini adalah angka piutang dalam korporasi, uangnya kalau pun ada lebih baik digunakan kepada sesuatu yang lebih bisa diputar lebih cepat dalam situasi ini. Bahkan barangkali lebih efektif kalau ini dijadikan program padat karya. Bisa saja BUMN-BUMN tadi saya membaca sekilas di BUMN infrastruktur tentu ini juga akan dijadikan kekuatan untuk bisa dijadikan Program Padat Karya di sektor infrastruktur.

  • 28

    Kemudian juga apa tujuan dari pencairan hutang ini? Sesungguhnya untuk mendongkrak korporasi. Kalau tadi adalah untuk memberikan efek dampak terhadap penanganan Covid baik dampaknya di masyarakat, sekarang untuk korporasi. Bagaimana hubungannya pembayaran hutang ini terhadap pemberi pinjaman? Saya juga ingin tahu sejauhmana kemudian PLN dengan pembayaran kepada Rp48,46 triliun ini yang kemudian bisa menjadikan dana likuid begitu ya likuiditas di sektor perbankan lainnya yang tentu ini juga aneh kemana saja ini uang ini, jangan-jangan hutangnya sebagian ke Pak Hekal gitu ya, karena ada Pak Hekal jadi di hutangnya dibayarin ke Pak Hekal atau jangan-jangan hutangnya ke Pak Erick gitu ya mana Pak Erick. Nah ini harus dijelaskan sehingga betul-betul pembayaran hutang ini ya ada multiplier effect untuk korporasi mungkin tidak dibebani karena sejauh ini menurut saya mereka dengan hutang semakin tinggi pun nggak apa-apa. Sejauh Pemerintahannya masih ada, kemudian jaminannya masih ada dari Pemerintah, Peraturan Menterinya masih berjalan, Keputusan Presidennya masih berjalan, hutang itu masih menjadi hitung-hitungan didalam neraca perusahaan mereka.

    Kemudian terkait dengan penyertaan modal Negara. Ini terjadi perubahan. Jadi memang Perpu 1 Tahun 2020 atau yang kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 ini memang menjadi senjata ampuh untuk apapun. Kalau memang ini akan menjadi kesempatan untuk BUMN di revitalisasi, direstrukturisasi oleh Pak Erick dan kawan-kawan di kementerian, saya kira jadi kan juga senjata ini untuk memperkuat BUMN sebagai bagian kaki tangan Pemerintah di dalam mensejahterakan rakyat, konteksnya itu selain tentu didalam undang-undangnya agar menghasilkan dividen untuk bisa menyumbang kepada fiskal negara.

    Ini yang menurut saya justru bagi PLN kehilangan momentum karena kalau mereka hanya mendapatkan Rp48,46 triliun pembayaran atas hutang negara kepada korporasi justru di dalam PMN ini hilang, kenapa ini dihilangkan gitu PLN ini. Padahal mereka penugasan bukan hanya pada stimulus atau pun subsidi yang itu memang menjadi kewajiban negara harus membayar kepada PLN, tapi ada penugasan-penugasan lain yang tidak masuk pada skema itu menjadi hutang Pemerintah kepada negara atau hutang korporasi kepada atau hutang Pemerintah kepada korporasi. Jangan salah Pak Erick, PLN itu kalau masuk ke hutan-hutan, masuk ke daerah terluar, masuk ke daerah-daerah remote area itu kalau dia paksakan dia rugi pasti. Nah, oleh karenanya ada penyertaan modal negara di situ gitu untuk bisa membantu agar elektrifikasi memang menyentuh kepada 100%.

    Nah kalau kemudian hanya di bayarkan hutang dan hutang itu pun akan dibayarkan lagi kepada mereka yang memberi hutang karena itu menjadi pembukuan yang ya di situ-situ saja gitu, terus kemudian kekuatan PLN untuk mereka ekspansi dan atas penugasan terhadap daerah-daerah tertentu, terluar dan remote area dimana disebutkan kemudian PMN-nya di ...(suara terputus-putus). Justru saya kira PLN kehilangan momentum pada saat ini. Harusnya ya PLN disini diperkuat di penyertaan modal negara karena yang dibangun bukan hanya infrastruktur tapi hal-hal lainnya. Termasuk yang saya tahu juga Pupuk subsidi untuk rakyat sekarang semakin sedikit lagi. Pak Erick mohon dikawal Pak Budi bahwa kemungkinan Pupuk bersubsidi nanti akan habis di Bulan Oktober, bagaimana untuk meng-cover di Bulan November, Desember, Januari, Februari. Tolong itu menjadi catatan

  • 29

    penting, karena apa? Anda kan yang dialokasikan untuk subsidi Pupuk dikurangi dan dengan yang semestinya harga gas semakin murah, kemudian Dollarnya juga sekarang relatif stabil semestinya kan kuantumnya naik. Tetapi akibat dari subsidinya yang terus berkurang ini juga dikhawatirkan justru anggaran yang diharapkan melalui BUMN bisa memberikan kontribusi kepada para petani kepada rakyat ini semakin kecil. Jadi jangan kemudian bahwa membuka lebar untuk usaha-usaha yang besar tetapi justru mengurangi porsi terhadap masyarakat kecil yang membutuhkan, ini tugas Pak Erick.

    Kemudian terkait dengan dana talangan kepada BUMN. Saya seperti teman-teman yang terdahulu saya ...(suara terputus-putus) Pak Erick menjabarkan. Pertama terkait dengan alasan yang kuat untuk Garuda Indonesia itu apa ...(suara terputus-putus) ini. Kan dulu kalau kita bicara deviden, pertama dividen akan naik 100%, minimalnya 50% akan naik dividen. Yang kedua, bahwa perusahaan-perusahaan itu akan mampu mereka untuk bisa membiayai dirinya kemudian tumbuh dan menjadi sehat. Yang ketiga, akan mengurangi terhadap ketergantungan dari anggaran negara. Tapi kalau melihat dari dana talangan ini tentu Garuda menjadi porsi mendapatkan porsi terbesar kemudian, Kereta Api dan lain sebagainya. Ini saya mohon penjelasan kalau pun kemudian di dalam kesimpulan, di dalam kesimpulan halaman 1 disebutkan bahwa dana talangan merupakan pinjaman yang harus dikembalikan BUMN kepada Pemerintah beserta bunganya, berapa bunganya? Dalam jangka waktu berapa lama dana talangan ini harus dikembalikan? Kalau kemudian skema dan porsinya sama dengan bank yang selama ini memang menjadi sumber pinjaman kenapa harus pakai dana talangan? Kenapa tidak diberikan saja kepada puskesmas-puskesmas di seluruh Indonesia supaya punya PCR, supaya punya mesin PCR. Kalau ke daerah Pak Bimo mungkin agak khawatir karena di sana periksa PCR saja 10 hari, baru bisa, baru bisa ditentukan apakah positif atau tidak positif. Nah kalau kemudian sebanyak ini anggaran kemudian hanya membuka jalan terhadap korporasi dan tidak dinikmati oleh masyarakat atau rakyat secara langsung kenapa kemudian anggaran ini tidak digunakan saja untuk yang dibutuhkan saat ini, silakan BUMN yang bergerak, anggarannya silakan BUMN.

    Kemudian pada prinsipnya seperti pinjaman pada umumnya tidak dapat dikonversi menjadi ekuitas atau penyertaan modal negara, ini bahaya menurut saya, sama dengan beban-beban juga akhirnya karena buat apa juga kemudian ditalangi tetapi pada akhirnya sama lebih baik uangnya kasih saja ke Bank-bank Himbara yang sedang butuh likuiditas. Justru sekarang bank hanya membutuhkan likuiditas, atas stimulus apa pun yang diminta bisa dilakukan sepanjang bahwa Bank-bank Himbara ini terjamin likuiditasnya.

    Bulog Pak, saya menyinggung sedikit Bulog mohon waktu Pak Bimo ya izin. Bulog, Bulog diberikan stimulus dalam bentuk utang pemerintah pencairan hutang kepada BUMN Rp0,56 triliun, panjang seperti ini Pak, 100% saya menjamin Bulog itu tetap akan rugi bahkan kalau kemarin saya melihat ada dana pinjaman sebetulnya Bulog termasuk tapi kok hari ini tidak ada gitu ya. Oleh karenanya selama Bulog mekanisme dan tata cara operasionalnya seperti saat ini 100% saya jamin tahun ini tahun depan masih rugi. Nah kalau kemudian dibayar lima puluh enam ini hanya cukup untuk membayar hutang bunga dan operasional sampai akhir tahun ini, tahun depan pasti tetap

  • 30

    pembukuannya akan rugi. Nanti kami mohon ini dibahas secara khusus karena kalau tidak penyelamatan-penyelamatan bukan hanya dengan cara restrukturisasi, bukan hanya dengan efisiensi, tapi juga dengan membuka jalan prospek untuk dia bisa untung.

    Yang terakhir, yang terakhir, Apa kabar Jiwasraya? ini jangan dilupakan mohon report-report, rakyat menunggu karena di sisi lain BUMN ada kasus Jiwasraya, di sisi lain ada swasta Indosurya. Ini menjadi situasi masyarakat kita saat ini, ini potret menurut saya. Kalau sudah kemudian BUMN Badan Usaha Milik Negaranya juga seperti itu bagaimana juga dengan suasananya seperti itu, terus rakyat kepada siapa mengadu. Kalau tidak ada kepastian di swasta, tidak ada kepastian juga di BUMN, rakyat mau mengadu kepada siapa? Mumpung saya kira tagline-nya sangat baik Pak Erick, AKHLAK, kalau bisa mewujudkan ini tentu siapa pun akan menjadi atau akan mendapatkan ganjaran setimpal dengan amal-amalannya. Kalau amalnya baik In Syaa Allah akan menghasilkan kebaikan, tapi kalau kemudian juga amalnya buruk hasilnya juga akan mendapatkan keburukan.

    Terima kasih dan Mohon maaf saya kira atas jika ada hal yang kurang berkenan dan secara prinsip tentu anggarannya dijalankan. Tetapi catatan saya mohon pendalaman-pendalaman lebih dalam sehingga betul-betul uang negara ini bisa tersalurkan baik secara menguntungkan di masa yang akan datang maupun juga memberikan efek terhadap rakyat.

    Terima kasih.

    Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Mengenai Jiwasraya kita juga sudah ada Panja Pak Herman Khaeron jadi.. F-PD (DR. Ir. E. HERMAN KHAERON, M.Si.): Saya cuma apa kabar saja tadi. KETUA RAPAT: Apa kabarnya perlu diadakan rapat secara khusus dengan Panja Komisi VI.

    Untuk selanjutnya kami persilahkan kawan yang tidak pernah kelihatan di Jakarta atau mungkin masih di Medan, Pak Nasril Bahar. F-PAN (H. NASRIL BAHAR, S.E.): Siap Ketua.

    Terima kasih Ketua. Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  • 31

    Selamat sore. KETUA RAPAT: Sehat-sehat ya? F-PAN (H. NASRIL BAHAR, S.E.):

    Alhamdulillah. Selamat sore, Salam sejahtera buat kita semua, Pimpinan dan Anggota Komisi yang kami hormati, terlebih khusus Pimpinan DPR RI yang hadir pada Rapat Kerja dengan Menteri BUMN hari ini, Pak Wakil Menteri dan Menteri yang berbahagia,

    Dari awal saya menyimak presentasi dari pada Pak Menteri dan juga tanggapan-tanggapan dari masing-masing fraksi. Tentunya kami memberikan catatan-catatan kepada Pak Menteri dalam hal Rapat Kerja pada sore siang hari ini. Pertama saya langsung saja Pak Menteri perihal tentang pembagian klaster BUMN ya diciutkan dari 27 klaster menjadi 12 klaster. Saya rasa ini biasa-biasa saja Pak ya cuma lagi memperkecil ya agar lebih fokus ya. Namun ada beberapa pertanyaan klaster yang di bawah masing-masing Wamen I dan Wamen II ini ya tentunya kami ingin tahu tentang koordinatif di internal klaster sendiri. Apakah itu sama dengan holdingisasi atau hanya bersifat mencerminkan klaster-klaster yang terdahulu yang sama seperti itu? Karena kalau dia holdingisasi tentunya ada payung hukumnya. Nah pertanyaan berikutnya, apakah ada payung hukum Apa bentuk Peraturan Pemerintah hanya cukup dengan Keputusan Menteri BUMN saja?

    Dan yang selanjutnya masuk kepada terhadap pembayaran utang Pemerintah kepada BUMN. Tentunya kita memberikan apresiasi yang sangat luar biasa kepada Pak Menteri, satu-satunya Menteri yang kami kenal selama ini yang mampu untuk melobi Pemerintah sehingga Pemerintah melalui Menteri Keuangan rajin bayar utang. Nah ini sikap rajin bayar utang ini saya pikir sangat luar biasa, nggak tau saya ya obatnya apa sehingga bisa dan mampu mencerminkan BUMN tanda-tanda BUMN ini bangkit kembali karena selama ini Pemerintah malas bayar utang kepada BUMN. Tentunya pertanyaan terhadap pencairan utang ini ya, kami mohon diberikan informasi secara detail berapa sih utang pemerintah sesungguhnya kepada BUMN? Apakah ada BUMN lainnya yang tidak keciprat pembayaran hutang kepada BUMN oleh Pemerintah? Apakah seperti ASDP, Apakah Pelni? dan sebagainya itu tentunya karena di sini laporan Pak Menteri hanya sekitar 75% berarti ada 25% lagi utang Pemerintah. Tentunya detail inilah yang kami harapkan pada rapat berikutnya atau pun jawaban tertulisnya bisa menggambarkan berapa sesungguhnya. Tentunya sekali lagi kami memberikan apresiasi ya kepada Pak Menteri yang mampu untuk melobi Pemerintah terhadap rajinnya Pemerintah bayar hutang kepada BUMN.

    Dan yang kedua, yang ketiga Pak Menteri ada PMN. PMN ini diberikan hanya sekitar lebih kurang Rp15,5 triliun ya. Nah tentunya terhadap BUMN

  • 32

    infrastruktur saya pikir ini yang sudah hanya sebagai penugasan dari pada Pemerintah kepada Hutama Karya. Kami berharap kepada Hutama Karya ya dapat melaporkan secara detail tentang pemakaian-pemakaian dana PMN yang selama ini diberikan oleh negara kepada Hutama Karya dan kemampuan dan janji leverage-nya yang mampu untuk me-leverage 4 kali daripada lebih kurang 4 kali daripada apa yang diberikan oleh negara.

    Nah selanjutnya tentunya kepada Komisi VI menyampaikan business plan lanjutan terhadap pemberian dana PMN, begitu juga terhadap PNM ya, Bahana dan ITDC dapat menyampaikan business plan dari pada masing-masing BUMN penerima PMN. Khususnya PMN terhadap diberikan kepada Bahana ya, kami meminta penjelasan kepada Pak Menteri apa yang dikatakan perluasan penjaminan kredit kepada UMKM? Karena ini biasanya ya mengambang saja kan begitu. Sering dibuat UMKM ini sebagai sebagai modul daripada ikon kebijakan tetapi ternyata terkadang-kadang tidak menyentuh pada lapisan UMKM yang sesungguhnya.

    Dan untuk KUR ya kami juga meminta regulasi yang terbaru terhadap pemberian Kredit Usaha Rakyat karena Kredit Usaha Rakyat yang hari ini yang kita harapkan dapat diberikan kepada pengusaha mikro dan kecil ternyata ini nyaris tidak terdengar lagi, nyaris tidak terdengar Pak Menteri yang mendapatkan kredit usaha itu yang sekarang rata-rata yang menengah keatas diatas Rp500 juta keatas. Yang kredit mikro yang Rp20 juta, Rp50 juta ini sudah nggak kedengaran. Ketika pencairan awal pencairan di awal tahun ya katakan Januari 2020, Desember 2019 itu jatahnya sudah habis, antreannya tahun depan lagi. Nah ini yang sesungguhnya pengalokasian kredit usaha mikro dan kecil sangat kecil sekali pada tataran Kredit Usaha Rakyat. Nah ini kita harap ya regulasi, kami berharap regulasi yang terbaru agar segera diterbitkan melalui Menko Perekonomian tentunya atas permintaan dari pada stakeholder ya kita berharap dapat menyentuh pada posisi pasca Covid kedepan sehingga apa yang dicanangkan, apa yang diberikan negara hari ini kan cukup besar Rp6 triliun untuk penjaminan kredit usaha kecil dan menengah serta KUR ini jangan sempat tidak menyentuh pada sasarannya.

    Termasuk perbankan penyalurnya Pak Menteri. Itu perbankan penyalurnya sekarang hari ini ya swasta-swas