29
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2017-2018 Masa Persidangan : V Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Rapat Dengar Pendapat dengan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, Ketua Komisi Informasi Pusat dan Ketua Dewan Pers Hari, Tanggal : Selasa, 3 Juli 2018 Pukul : 15.23 WIB – 17.08 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.I.P., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : Pembahasan RKA K/L dan RKP K/L Kementerian Komunikasi dan Informatika T.A. 2019. Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyahri (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-P: 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 8. Charles Honoris 9. Andreas Hugo Pareira 10. Junico BP Siahaan 11. Yadi Srimulyadi 12. Ahmad Basarah FRAKSI PARTAI GOLKAR: 13. Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si. 14. Meutya Viada Hafid 15. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 16. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 17. Bambang Atmanto Wiyogo 18. Venny Devianti, S. Sos. 19. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pada hari ini Selasa, 3 Juli 2018, berdasarkan informasi dari Sekertariat. Saat hari ini daftar ... Kita akan segera rapat

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang : 2017-2018 Masa Persidangan : V

Jenis Rapat :

Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Rapat Dengar Pendapat dengan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, Ketua Komisi Informasi Pusat dan Ketua Dewan Pers

Hari, Tanggal : Selasa, 3 Juli 2018 Pukul : 15.23 WIB – 17.08 WIB Sifat Rapat : Terbuka

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc.

Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.I.P., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI

Acara : Pembahasan RKA K/L dan RKP K/L Kementerian Komunikasi dan Informatika T.A. 2019.

Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyahri (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-P: 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 8. Charles Honoris 9. Andreas Hugo Pareira 10. Junico BP Siahaan 11. Yadi Srimulyadi 12. Ahmad Basarah FRAKSI PARTAI GOLKAR: 13. Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si. 14. Meutya Viada Hafid 15. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 16. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 17. Bambang Atmanto Wiyogo 18. Venny Devianti, S. Sos. 19. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn.

2

FRAKSI PARTAI GERINDRA: 20. H. Ahmad Muzani 21. Martin Hutabarat 22. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 23. Rachel Maryam Sayidina 24. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. 25. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi, M.Si, M.Sc.

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT: 26. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. 27. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A 28. H. Darizal Basir 29. Ir. Hari Kartana, M.M. 30. KRMT Roy Suryo Notodiprojo

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 31. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. 32. Ir. Alimin Abdullah 33. Budi Youyastri 34. H.M. Syafrudin, S.T., M.M. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA: 35. Drs. H.A. Muhamin Iskandar, M.Si. 36. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P. 37. Arvin Hakim Thoha 38. H. Cucun Ahmad Syamsurijal, S.Ag FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA: 39. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A. 40. H. Sukamta, Ph.D. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN: 41. Moh. Arwani Thomafi 42. Hj. Kartika Yudhisti, B.Eng., M.Sc. 43. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S.

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT: 44. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. 45. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra 46. Drs. Y. Jacki Uly, M.H FRAKSI PARTAI HANURA: 47. Mohamad Arief Suditomo, S.H., M.A. 48. Lalu Gede Syamsul Mujahidin, S.E.

Anggota yang Izin : 1. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. (F-PDI PERJUANGAN) 2. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si. (F-GERINDRA) 3. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. (F-PKS) 4. Prananda Surya Paloh (F-NASDEM)

Undangan

: 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dra. Farida Dwi Cahyarini, MM.

2. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si.

3

Jalannya Rapat: KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Assalamualaikum Wr Wb. Yang saya hormati Sekjen Kominfo, Para Dirjen Kemkominfo, Komisi penyiaran Indonesia Pusat, Komisioner Komisi Informasi Pusat, Dan Komisioner Dewan Pers, Beserta jajaran yang hadir dalam RDP Komisi I DPR RI. Pada hari ini Selasa, 3 Juli 2018, berdasarkan informasi dari Sekertariat. Saat hari ini daftar hadir telah ditandatanggani oleh 28 anggota dari 52 anggota yang terdiri atas 8 Fraksi. Maka sesuai dengan ketentuan Pasal 251 Ayat (1), Peraturan DPR RI tentang tata tertib maka rapat ini kuorum dan telah terpenuhi. Sebelum kita memulai RDP pada hari ini sebagaimana amanat Pasal 246 tata tertib DPR RI, perlu kita sepakati terlebih dahulu, apakah Rapat Kerja dan RDP kita pada hari ini bersifat terbuka atau tertutup? Kita sarankan terbuka ya?

(RAPAT SETUJU PUKUL 15.23 WIB) Bapak ibu sekalian yang saya hormati. Sebelum saya menginjak kepada materi daripada Rapat Dengar Pendapat pada siang sore hari ini maka atas nama pimpinan dan anggota mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri,

3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc.

4. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Ahmad M. Ramli, S.H., M.H., FCBARB.

5. Direktur Jenderal Sumber Daya Dan Perangkat Pos Dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dr. Ir. Ismail, M.T.

6. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mochamad Hadiyana.

7. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Yuliandre Darwis, Ph.D.

8. Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo. 9. Ketua Komisi Informasi Pusat, Gede Narayana

Sunarkha. 10. Sekretaris Komisi Informasi Pusat, Drs. H. Hendra

Purnama, M, Si. 11. Direktur Umum Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan

Informatika, Fadhilah Mathar. 12. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Dan Informasi,

Indah. 13. Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat, Hendra J Kede.

Beserta Jajaran

4

mohon maaf lahir dan batin apabila selama ini kami melakukan komunikasi dan bermitra. Apabila ada hal yang tidak berkenan mohon sama-sama dimaafkan. Bapak ibu sekalian. Dapat kami sampaikan bahwa dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia serta RDP dengan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, Ketua Komisi Informasi Pusat dan Ketua Dewan Pers pada tanggal 5 Juni 2018 dijelaskan bahwa Kementerian Informasi dan Informatika mendapatkan pagu indikatif rencana kerja anggaran dan rencana kerja pemerintah Kemenkominfo tahun anggaran 2018 sebesar 5 triliun 83 miliar 945 juta 955 ribu rupiah. Termasuk di dalamnya pagu indikatif RKA/RKP, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat atau KPI Pusat tahun anggaran 2019 sebesar 53 miliar 534 juta 130 ribu 788 rupiah. B. Pagu indikatif RKA-RKP Komisi Informasi Pusat tahun anggaran 2019 sebesar 18 miliar 655 juta 80 ribu 314 rupiah. C. Pagu indikatif RKA-RKP Dewan Pers pada tahun anggaran 2019 sebesar 22 miliar 544 juta 269 ribu 321 rupiah. Untuk itu untuk mempersingkat waktu kami persilakan kepada Saudara Sekjen dan Dirjen Kemenkominfo Republik Indonesia untuk memberikan penjelasan terkait daripada pendalaman RKA-KL, RKP-KL Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia tahun 2019 pada hari ini. Selanjutnya saya persilakan. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih bapak pimpinan yang terhormat. Assalamualaikum Wr Wb. Kami juga jajaran Kemkominfo mengucapkan mohon maaf lahir batin, semoga di hari-hari mendatang kita bekerjasama dengan sebaik-baiknya. Dan kami sampaikan bahwa pagu indikatif Kemkominfo sesuai dengan undangan rapat kerja pada hari ini akan kami sampaikan walaupun pada tanggal 5 Juni sudah tadi disebutkan oleh bapak pimpinan sudah ada pagu yang secara indikatif disetujui. Perlu kami sampaikan bahwa ada kenaikan pagu indikatif dari Kemkominfo. F-PD (Ir. HARI KARTANA, M.M.): Pak ketua mohon izin. Sebaiknya para pemotret tidak mengunakan flash ya, terganggu, toh tidak ada gunanya. Terima kasih pak ketua. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih. Bisa dipahami ya para pewarta untuk menghindari silau kalau blitz-nya terlalu tajam. Ya silakan dilanjutkan.

5

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih. Ada kenaikan dari pagu APBN 2018 yaitu waktu itu 4,9 dan kemudian RAPBN 2019 kita mendapat kenaikan 5,083 totalnya. Jadi ada kenaikan 161. Di dalam pembagiannya ada yang pagunya naik dari satker-satker kami. Misalnya untuk Kesekjenan itu ada kenaikan kira-kira 6,8 miliar. Kemudian ada pagu koasi, koasi di sini ada Dewan Pers, KPI dan KIP ada kenaikan 9,2 miliar. Kemudian Irjen ada kenaikan juga 2,4 miliar dan terjadi penurunan untuk SDPPI kira-kira 158,2 miliar. Penurunan ini berdasarkan penyerapan pada 2017. Jadi acuannya adalah penyerapan di tahun 2017. Kemudian Dirjen APIKA ada kenaikan 102 karena memang saat ini me-maintance sistem penafisan konten negative. Kemudian PPI ada penurunan 38,1 miliar karena memang pematokan pagu indikatif ini berdasarkan penyerapan tahun 2017. Juga Badan Litbang ada penurunan 12,3 miliar. Kemudian IKP ada kenaikan 70,4 miliar dan bakti disini adalah BP3TI ada kenaikan 178,9 miliar. Ada kenaikan rupiah murni diupayakan untuk membiayai operasional sistem pengendalian konten negatif yang di Dirjen IKP beserta program JPR di Dirjen IKP. Adapun penurunan pagu BNPB tahun 2019 disesuaikan dengan kinerja realisasi PNBP tahun 2017. Walaupun perolehan PNBP di tahun 2018 meningkat tajam. Juga kenaikan PNBP BLU di sini adalah bakti diutamakan untuk membiayai palaparing, akses internet, BTS kemudian satelit multi fungsi dan financial inclusion. Mungkin kita akan mengkoordinir ataupun mengakomodasi ataupun sedang memproses prosedur yang tentang pemasangan internet. Jadi nanti kita sudah berkoordinasi dengan Bapenas dan Kementerian Dalam Negeri untuk memfasilitasi internet di luar mungkin 3T tetapi masih tergolong Blank Spot pak. Kita akan segera rapat koordinasi untuk menindaklanjuti hasil itu. Kami sampaikan perbandingan APBN versus realisasi tahun 2015-2018. Di tahun 2015, kami hanya bisa menyerap 54,10% dari anggaran Rp4,9 miliar. Di tahun 2016, kami hanya bisa menyerap 69,95% dari anggaran 5,1 triliun. APBN 2017 kami bisa menyerap 89,06% dari pagu anggaran 4,9 triliun. Di tahun 2018 kami masih belum selesai masih mengakselerasi penyerapan sampai akhir tahun kita prediksi bisa 90% lebih penyerapannya. Kemudian berdasarkan belanja pegawai barang dan modal, kami memang untuk belanja pegawai mengalami penurunan karena memang sudah banyak yang pension beberapa pegawai. Jadi pegawai kami saat ini jumlah total seluruh Indonesia 3250 orang. Mungkin makin bulan makin menyusut sampai nanti ada penambahan baru dari Kemenpan. Kemudian belanja barang, kami memang banyak 21% tetapi memang belanja pegawai ada 49,4% dan belanja modal ada 295 di tahun 2018 Rp293 miliar. Untuk tahun 2019, kami belum bisa merinci karena memang masih terdapat pagu gelondongan belum rinci belanja pegawai, barang dan modal. Nanti mungkin pada saat pagu anggaran atau pagu sementara akan terlihat di situ belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal kira-kira berapa persen. Kami sampaikan nanti akan diperdalam oleh pak eselon 1 tentang fokus utama pembangunan Kemkominfo di tahun 2019. Itu kami masih meneruskan pembangunan palaparing kemudian last smile dan BTS dan juga akses internet. Kemudian juga untuk ekosistemnya, kami meneruskan tentang program 1000 start up, UMKM Go Online, juga petani nelayan Go Online serta sertifikat digital, Nexticom dan E-commerce. Sedangkan untuk literasi digital dan media, kami ada nanti program literasi digital, pengendalian konten, penanganan konten-konten bermuatan negatif, layanan public yaitu layanan perizinan 1 hari atau berkisaran jam dengan OSS atau kita sebut same day service dan government public relation diseminasi informasi serta pengembangan SDM. Demikian bapak pimpinan paparan kami, mungkin akan diperdalam oleh para dirjen. Terima kasih.

6

KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih. Nanti bisa dilanjutkan ya sekaligus menjelaskan mengenai pembangunan ekosistem ekonomi digital strategis secara agak detail pak ya. Karena itu refleksi daripada anggaran tadi. Saya juga akan bertanya mengenai start up dan sebagainya. Silakan pak. DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (SAMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, B.Sc.): Terima kasih pak ketua. Yang terhormat anggota dewan. Terkait dengan pembangunan ekosistem ekonomi digital, kami mempunyai program dari pembinaan awal para calon-calon start up, ini yang kita lakukan masuk ke perguruan-perguruan tinggi, ke komunitas-komunitas kita lakukan di 10 kota. Tujuannya adalah untuk mendidik anak-anak muda kita untuk menjadi entrepreneur digital, ini programnya. Dan saat ini kita sudah memasuki tahun kedua dan sudah memproduksi sekitar 250 start up. Memang target kita tahun 2020 akan mencapai 1000 start up. Nah terkait dengan UMKM go online ini adalah kerjasama antar lembaga dan juga dengan pelaku usaha yang kami lakukan adalah bekerjasama dengan koperasi, UMKM, perdagangan dan juga dengan para penyedia platform digital seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli dan sebagainya. Ini kita sama-sama melakukan suatu kampanye untuk mendorong para UMKM-UMKM ini menjual produknya lewat platform digital, ini yang kita lakukan pak ketua. Terkait dengan sertifikat digital adalah dua program di mana memasuki era digital ini kita perlu yang namanya identitas digital. Ini dalam waktu dekat pak menteri akan mengeluarkan suatu aturan yang mana, yang diamanatkan oleh UU ITE untuk membuat suatu mekanisme sertifikasi atau suatu identitas yang bisa diverifikasi. Jadi identitas digital yang bisa diverifikasi, ini namanya certified digital. Ini juga akan membantu menanggulangi masalah-masalah kejahatan di transaksi elektronik khususnya untuk transaksi-transaksi E-commerce dan juga fintex yang ada dan juga bisa dipakai untuk transaksi-transaksi lainnya yang dilakukan secara digital. Terkait dengan Esikon, jadi program tadi ada 1000 start up untuk pemula. Untuk itu kita punya program selanjutnya adalah program untuk mendorong para pelaku start up kita untuk menjadi The Next Indonesia Unicorn ataupun perusahaan start up yang nilainya sudah mencapai 1 miliar USD atau Rp14 triliun. Jadi saat ini Indonesia sudah memiliki 4 ada Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Sebentar pak materi presentasinya dibagikan tidak ya? Saya belum menerima ini. DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (SAMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, B.Sc.): Ini pak yang di atas. Jadi ada program dari start up, kita kan Indonesia saat ini memiliki 4 unicorn ada Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka. Nah kami ingin makin banyak pemain-pemain digital itu berkelas internasional atau berkelas size yang besar. Pak menteri dan kami di jajarannya mempunyai satu program mempromosikan. Saat ini ada 70 calon The Next Indonesia Unicorn ini untuk kita promisikan. Nah kita promosikan kepada negara-negara calon investor pak.

7

KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Tolong copy-nya ya diserahkan kepada anggota, karena kami belum menerima. Sementara ini kan informasi yang menurut saya cukup penting. DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (SAMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, B.Sc.): Yang terakhir adalah E-commerce ini kita sedang menyiapkan PP E-commerce, karena road map-nya sedang dijalani dan sekarang ini lagi disiapkan oleh pemerintah tetapi lagi di-reading oleh perdagangan terkait transaksi E-Commerce-nya pak, PP transaksi E-Commerce. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Sebentar saya boleh potong sedikit? Tentang inisiatif daripada pengembangan start up company, itu berdiri sendiri atau berkaitan dengan kementerian yang lain? Karena sekarang kita mempunyai satu strategi untuk mendirikan science technopark di beberapa tempat. Apakah terkait dengan pembinaan daripada para science technopark tadi? Karena kita mengeluarkan anggaran cukup besar untuk pembangunan dari science technopark. Kalau ini berdiri sendiri saya rasa pemborosan karena di science technopark itu justru kita mengumpulkan para start up yang kita kasih capacity building di situ mengenai digitalisasi untuk supaya dia bisa mandiri begitu. Apa ini berkaitan atau tidak? DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (SAMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, B.Sc.): Secara garis besar berkaitan tetapi yang kami lakukan ini adalah mendidik sebelum mereka jadi start up, malah sebelum mereka buka usaha. Jadi benar-benar kita ajari bagaimana sih membuka start up. Jadi pelatihan ini kita datangkan mentor-mentor dari lokal, dari berbagai mentor kita. Terutama yang sudah berhasil ini kita didik mereka, kita mengajari dahulu mereka pak. Ini memang benar-benar dari 0 tidak ada. Nah kalau sudah terjadi baru kita transfer ke mereka untuk jadi inkubator yang sudah disediakan dari technopark itu pak. Nah ini yang kita lakukan, jadi tadi yang di awal adalah start up yang di Nexikon ini adalah mempromosikan yang sudah middle, ya kita sebutnya adalah misi middle. Ini adalah perusahaan-perusahaan yang sudah terbentuk dan mereka membutuhkan anggaran dana sekitar 1-10 juta tetapi mereka itu justru malah mengalami hambatan karena di sini adalah jadi tidaknya sebuah start up apabila mereka mendapatkan suntikan dana di kisaran middle ini pak. Ini yang kita bantu untuk mempromosikan mereka. Kalau sudah besar biasanya investor sudah bisa melihatnya tetapi waktu untuk menjadi itu menuju ke sana itu yang kami perlu bantuan, kami membantu kita meng-accurate melakukan penilaian, membantu mereka untuk menilai usaha mereka dan kami kenalkan mereka juga dengan calon-calon investor. Acara pertama kami lakukan di Bali kemarin, hadirin banyak sekalin investor dari luar dan juga lokal. Ini yang kita harapkan supaya mereka bisa berkembang dan juga bisa menyerap tenaga kerja yang ada di Indonesia. Selanjutnya ini adalah UMKM ini kan sekarang ini kita punya target adalah 8 juta UMKM akan masuk ataupun onboard di dalam platform digital pak. Saat ini baru mencapai sekitar 4 jutaan. Nah ini kita harapkan di tahun 2020 produk-produk E-commerce kita akan dipenuhi oleh produk-produk UMKM kita pak. Ini kita sekarang persimpangannya baru tercapai ada 4 juta sekitar 4 juta. Ini akan terus kita dorong dan kita lakukan bersama dengan penyedia platform, itu kira-kira. Nah selain daripada itu kita juga punya program untuk petani dan nelayan. Jadi petani dan nelayan ini kita juga kerjasama dengan pertanian dan juga KKP itu juga. Jadi kita memperkenalkan teknologi untuk dipergunakan oleh petani dan nelayan. Untuk nelayan contohnya kita punya aplikasi di mana nelayan itu bisa melihat di mana ikan berada sebelum dia melaut, itu membantu sekali. Itu yang kita promosikan supaya mereka mulai mengunakan aplikasi ini supaya penggunaan bahan bakarnya lebih efesien pak sebelum mereka ke tempatnya.

8

KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Sebentar pak, saya ingin tahu ini karena ada overlap dengan Kementerian Ristek. Ya bahwasannya ini kan sebenarnya fish finder yang dipakai. Jadi mereka menemukan dengan koordinat tertentu yang di-supply oleh kita masuk kepada gadgetnya para nelayan. Sehingga dia tahu bahwasannya di mana ada ikan. Pertanyaan saya adalah ini ada kerjasamanya tidak dengan kementerian yang lain? DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (SAMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, B.Sc.): Ada pak jadi yang kita lakukan ini bukan menciptakan aplikasinya tapi kita melakukan edukasi. Sosialisasi ini ada loh aplikasi-aplikasi yang sudah ada jadi kita caranya mengunakan bagaimana. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Bukan membuat aplikasinya ya? DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (SAMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, B.Sc.): Ya bukan membuat aplikasinya pak jadi kita memperkenalkan kepada mereka dan mengajari mereka cara mengunakannya. Terkait tentang program lainnya, ada pengendalian konten illegal. Jadi kami memang tahun lalu kami berhasil meng-install suatu sistem namanya AIS itu untuk melakukan calling. Nah ini yang kami lakukan Dirjen APTIKA adalah untuk mencari atau menindaklanjuti konten-konten yang dilakukan oleh masyarakat yang mengandung konten illegal, ini yang kita lakukan. Saat ini kita cukup membantu ini kita sudah menemukan sekitar 850 ribu site pornografi yang kita tutup, perjudian kita juga ada 60. Datanya spertinya belum ada di situ pak. Yang kedua adalah masalah perjudian. Nah terkait Hoax itu biasanya mendekati pilkada, alhamdulilah pilkada yang kemarin tidak banyak laporan, tidak setajam pilkada sebelumnya. Jadi memang kelihatannya masyarakat sudah mulai teredukasi dan sudah bisa memilah dan memilih. Ini harapannya tetapi kami pantau terus. Karena juga kita dalam pilkada tahun ini kita bekerjasama dengan KPU dan Bawaslu khusus memantau. Dan kita bekerjasama dengan sosial media untuk memastikan apabila terjadi pelanggaran sosial media langsung mengambil tindakan. Itu yang ingin kita elaborasi dari Kedirjenan Aptika. Selanjutnya saya kembalikan ke Ibu Sekjen. Terima kasih. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih Pak Sami. Mungkin lanjut pak, Ibu Niken Dirjen IKP. DIREKTUR JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. ROSARITA NIKEN WIDIASTUTI, M.Si.): Terima kasih. Yang kami hormati Bapak Ketua Komisi I DPR RI, Bapak pimpinan siding, Bapak ibu anggota Komisi 1 DPR RI.

9

Dari Direktorat Jenderal IKP, kami menyelenggarakan desiminasi jadi ada 4 kegiatan yang dilakukan. Yang pertama adalah sosialisasi program pemerintah berkaitan dengan kehumasan yaitu government public relation. Kemudian yang kedua adalah literasi kepada masyarakat ataupun memberikan edukasi tentang program-program pemerintah. Yang ketiga yang kami lakukan adalah kampanye program. Artinya ini seperti Anti Narkoba, KB dan lain sebagainya. Yang keempat adalah menyusun narasi atau counter narasi. Yang kelima adalah untuk nation branding. Nah untuk sosialisasi program dan untuk edukasi literasi ini Direktorat Jenderal IKP melakukan 3 strategi komunikasi. Yang pertama adalah strategi komunikasi Above The Line (ATL). Program diseminasi informasi ini yang disalurkan melalui media-media mainstream seperti radio, TV, media cetak. Kemudian yang kedua strategi through the line atau digitalisasi, menyampaikan program-program prioritas pemerintah dan juga untuk national interest melalui ranah digital. Yang ketiga adalah kegiatan below the line. Ini program-program yang dilaksanakan di luar ruang. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Tidak ada materi presentasinya ya bu? Sebenarnya ini untuk menyingkat saja, supaya yg lain nanti juga formatnya sama. Ini kan kita berbicara anggaran jadi pada waktu ibu menjelaskan IKP, apa sih IKP yang dilakukan? Lantas kenapa minta tambahan sekitar atau tambah menjadi Rp70 miliar. Nah jadi stress-nya di situ sehingga kita dan anggota mengetahui persis aktivitasnya ini penambahannya adalah akibatnya daripada ini begitu. Jadi supaya relevansinya kepada anggaran jelas begitu. Maka saya butuh sebenarnya materi presentasi supaya kita bisa mencerna kira-kira scope-nya apa dan kalau turun karena apa mengurangi sisi yang mana. Nah kalau naik sisi yang sebelah mana begitu. DIREKTUR JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. ROSARITA NIKEN WIDIASTUTI, M.Si.): Baik jadi ini presentasi kami. Jadi program prioritas Dirjen IKP yaitu untuk kampanye isu strategis. Ini seperti program-program mendukung program E-commerce kemudian juga untuk penguatan nilai-nilai kebangsaan Pancasila kebhinekaan, informasi mengenai pemilu, baik pileg maupun pilpres. Partisipasi untuk stunting kemudian untuk gerakan masyarakat sehat dan untuk membangun news room. IKP akan membuat suatu website indonesia.go.id. Ini merupakan website yang mencerminkan tentang Indonesia baik eksekutif, legislatif, yudikatif tentang Indonesia juga semua ada budaya, pendidikan dan lain sebagainya tentang Indonesia. Selain itu juga untuk calender of events atau spesial events dan untuk diseminasi program prioritas pemerintah. Halaman selanjutnya yang tadi. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Ini kita tidak terima juga loh materinya. Mestinya tidak demikian, saya melihat ini sedikit di-organize ini. Harusnya disampaikan kepada anggota sebelum rapat dimulai karena kita berbicara angka di sini. Jadi ini bukan fungsi pengawasan ini fungsi anggaran yang kita lakukan. Jadi setiap Direktorat Jenderal, Eselon 1 itu memberikan materi presentasi. Lantas seperti yang saya sampaikan tadi relevansinya terhadap anggaran yang diajukan. Ini kan tadi sudah Ibu Sekjen sudah rapi tadi mengatakan Direktorat Jenderal ini ada kenaikan dengan sebelumnya. Nah kita kan tidak tahu kenaikannya apa? Dampak kepada performance-nya apa? Jadi kalau ibu menyampaikan begini tahu-tahu ada di presentasinya kita jadi bingung. Dan tidak merefleksikan anggaran yang disampaikan. Saya mohon nanti yang diberi giliran untuk berbicara supaya menyiapkan dan disampaikan kepada anggota ibu. Harusnya sebelum rapat dimulai supaya kan tujuannya adalah ibu memberi tahu kita ini. Kalau begini seperti mem-puzzle kita ini. Kita jadi tidak mengerti tahu-tahu disodori kaya begini, nah sebelumnya bagaimana ini. Saya mohon supaya ditertibkan ini ibu.

10

F-PDIP (JUNICO BP SIAHAAN) : Izin ketua. Kalau perlu kita skip dahulu biar disiapkan foto copy dibagikan kepada kita, baru nanti kembali lagi menjelaskan ketua. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Sekarang begini, saya sepakat dengan yang diusulkan, dari yang akan dipresentasi siapa yang sudah siap dan siapa yang sudah bisa mendistribusikan materinya? Itu saja yang berbicara dahulu. Kalau dari Kemenkominfo belum, ya bisa dari KPI, dari mana. Ya sambil menyiapkan nanti kita kembali lagi ke Ibu Sekjen begitu ya? Jadi mungkin KPI bisa ya? Silakan Pak Hari. F-PD (Ir. HARI KARTANA, M.M.) : Pak ketua bahkan sejauh pengalaman kami, periode yang lalu itu selalu dimintakan paling lambat 1 hari sebelumnya sudah jadi. Kalau begini kan cara kita waktu mahasiswa waktu mau ujian kita kasih saja pada saat itu. 1 hari sebelumnyalah supaya kita bisa pelajari begini banyak pak ketua. Terima kasih pak ketua. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih pak. DIREKTUR JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. ROSARITA NIKEN WIDIASTUTI, M.Si.): Untuk angka, ini bapak jadi postur anggaran indikatif 2019. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Nanti saja ibu, jadi ini kita skip dahulu, ibu siapkan materi presentasi diedarkan kepada ke seluruh anggota. Nanti lewat Ibu Sekjen akan digilir kembali begitu. Jadi saya persilakan yang sudah siap yang ada di meja kita itu ada KPI sama KIP. Jadi siap-siap itu saja. Sekarang KPI ya oke silakan. KETUA KOMISI PENYIARAN INDONESIA (YULIANDRE DARWIS, Ph.D.): Terima kasih pimpinan. Sebelumnya dengan hal yang sama mohon maaf lahir batin untuk seluruh pimpinan dan anggota dewan yang kami muliakan. Assalamualaikum Wr Wb. Sesuai dengan apa yang menjadi agenda pada hari ini, Komisi Penyiaran Indonesia dengan diberikan mandat pagu indikatif Rp53 miliar dengan budget sebelumnya adalah Rp51 miliar. Maka Komisi Penyiaran Indonesia untuk melakukan sebuah program prioritas dalam program kerja sebagai berikut; kalau dilihat dari realisasi tahun 2017 alhamdulilah KPI melakukan

11

penyerapan 97% dan di 2018 ini sampai bulan Juni ini karena ada renovasi karena kami mendapatkan suatu tempat yang baru, jadi penyerapan baru 43,19%. Mudah-mudahan kami berharap dengan akhir 2018 dengan hasil yang sama yaitu penyerapan sampai di angka 97%. Perbandingan anggaran tahun 2018-2019 itu skemanya ini ada sebuah pandangan belanja pegawai yang selama ini Rp7,2 miliar kami lakukan pengetatan dalam artian belanja pegawai menjadi Rp7 miliar turun menjadi 200 juta. Kemudian belanja barang naik jadi Rp5 miliar dan belanja modal turun menjadi Rp1,3 miliar. Nah ini yang menjadi kenaikan anggaran sebesar 2,153 diberikan pagu indikatif. Diarahkan oleh Komisis Penyiaran Indonesia adalah untuk mendukung kegiatan prioritas yaitu pengawasan pemilu 2019. Adapun program prioritas KPU pusat di tahun 2019 adalah sebagai berikut; yang menjadi nomenclature utama dari pengawasan tugas dari fungsi KPI :

1. Pengawasan Lembaga Penyiaran khususnya dalam hal survei indeks kualitas program siaran TV. Kita pahami bahwa KPI mencoba melakukan sebuah penetrasi, apakah benar rating TV selama ini yang dilakukan oleh suatu lembaga private company sesuai dengan apa yang diharapkan oleh publik seperti itu dan ini sudah berjalan.

2. Pengawasan Lembaga Penyiaran yang selama ini terdiri dari hanya 15 jaringan TV menjadi 16 jaringan TV kemudian konsekuensi peningkatan anggaran ini juga selama ini lembaga penyiaran berlangganan hanya mampu dimonitoring oleh Komisi Penyiaran Indonesia yaitu seperti First Media, MNC Vision dan sebagainya hanya 4 TV. Dan sekarang di 2019 akan menjadi 15 TV dan kemudian lembaga jaringan radio nasional yang dahulunya hanya 15 radio di 2019 akan menjadi 25 radio pengawasan oleh Komisi Penyiaran Indonesia.

Apa hal yang menjadi fokus konsentrasi KPI dalam hal pengawasan penyiaran pemilu tahun 2019, kita pahami bahwa ini adalah pesta demokrasi. Oleh sebab itu KPI khususnya di daerah juga akan melakukan sebuah pandangan bagaimana membuat pedoman pengawasan penyiaran pemilu khususnya di lembaga penyiaran. Kemudian tentu berkoordinasi pengawasan penyiaran pemilu dengan KPI daerah dan lembaga-lembaga terkait. Inilah yang menjadi nomenclature catatan kami dalam hal pagu indikatif dari anggaran meningkat menjadi Rp2,153.048.788 pak pimpinan. Mudah-mudahan dengan penetrasi konsentrasi dari pengawasan pemilu 2019 menjanjikan bahwa netralitas dan perimbangan bisa terjadi di 2019 oleh KPI. Demikian laporan kami pimpinan, terima kasih. Wassalamualaikum Wr Wb. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih Pak Andre. Mohon Pak Stanley Dewan Pers. KETUA DEWAN PERS (YOSEP STANLEY ADI PRASETYO): Terima kasih Ibu Farida. Assalamualaikum Wr Wb. Kepada pimpinan Komisi I DPR RI dan anggota Komisi I DPR RI. Kami juga mengucapkan mohon maaf lahir batin, dari Dewan Pers perlu kami laporkan dari pagu 2018 sebesar 17 miliar 312 juta seper 30 Juni serapan kami sudah mencapai 38,15%. Jadi 6 miliar 604 juta.

12

Nah pagu indikatif kami 2019, itu akan mengalami kenaikan menjadi Rp22 miliar 544 juta 269 ribu 321 rupiah. Adapun rinciannya itu adalah belanja pegawai Rp3,3 miliar, belanja barang Rp18,9 miliar, belanja modal Rp205 juta. Nah yang menjadi pertanyaan, rincian pagu anggaran Sekretariat Dewan Pers pada tahun 2019 ini adalah:

1. Program pelaksanaan tusi Dewan Pers misalnya menangani pengaduan, pendataan kemudian penyusunan IKP itu nilainya Rp12,5 miliar. Kemudian layanan Kesekertariatan Dewan Pers Rp1,9 miliar. Layanan perkantoran Rp7,8 miliar dan pengadaan pengolahan data dan komunikasi Rp200 juta.

2. Kami mengalami kenaikan anggaran pada 2019 ini, salah satunya yang paling besar karena ada program prioritas nasional untuk mendukung proses demokrasi yaitu pelatihan workshop di beberapa provinsi terkait liputan pemilu nilainya sebesar Rp3,6 miliar. Di luar itu kami menargetkan bahwa awal 2019 kami sudah punya data base tentang perusahaan-perusahaan yang terverifikasi di Dewan Pers, baik administrasi secara faktual dan itu nanti bisa menjadi bahan kebijakan dari lembaga-lembaga negara, kementerian maupun perusahaan dalam hubungan dengan institusi media. Dan kami sedang mendorong secara intensif sampai akhir tahun ini supaya uji kompetensi wartawan itu bisa dibuat di berbagai tempat dengan bantuan swasta dengan melibatkan organisasi wartawan. Datanya sudah ada dalam lampiran.

Kira-kira itu yang ingin kami sampaikan terkait pagu 2019, terima kasih. Wassalamualaikum Wr Wb. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Sebentar pak, saya ingin tahu ini naik atau turun? KETUA DEWAN PERS (YOSEP STANLEY ADI PRASETYO): Naik. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Naiknya berapa pak? KETUA DEWAN PERS (YOSEP STANLEY ADI PRASETYO): Naiknya sekitar dari pagu sebelumnya itu kita hanya mendapatkan 17,3 dan akan mengalami kenaikan sekitar 3,5 miliar. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Stress-nya di mana? Kenaikan itu bapak tujukan di mana? KETUA DEWAN PERS (YOSEP STANLEY ADI PRASETYO): Di workshop-workshop terkait dengan peliputan pemilu. Yang kedua adalah di pendataan dan IKP itu saja. IKP tetapi rutin karena akan mengulang dengan data terbaru saja. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Ada tulisannya tidak sih pak ini? Di mana sebentar?

13

KETUA DEWAN PERS (YOSEP STANLEY ADI PRASETYO): Di bagian bawah. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Bukan bahwasannya mengenai untuk membantu kesuksesan pemilu di tahun 2019. KETUA DEWAN PERS (YOSEP STANLEY ADI PRASETYO): Di rincian pagu anggaran, tolong slide, nah itu ada pak di bagian bawah itu. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Oke terima kasih, selanjutnya. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih Pak Stanley, Selanjutnya Pak Gede. KETUA KOMISI INFORMASI PUSAT (GEDE NARAYANA SUNARKHA): Assalamualaikum Wr Wb, Selamat sore, Salam sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati pimpinan Komisi I DPR RI bersama dengan para anggota, Yang juga saya hormati Ibu Sekjen dan para jajarannya, Serta teman-teman lembaga Koasi yang saya cintai. Dari Komisi Informasi Pusat, mungkin saya langsung kepada posisi realisasi anggaran tahun 2018 di halaman 11, itu dari realisasi anggaran tahun 2018 sampai dengan Juni 2018 dari pagu yang diberikan sebesar Rp16 miliar 750 sekian yang sudah kami realisasikan sebesar Rp8 miliar sehingga presentase penyerapan sampai dengan sekarang ini adalah sebesar 49,79%. Waktu kemarin rapat sebelumnya kami juga sudah menyampaikan, bahwa serapan anggaran di tahun 2017 oleh Komisi Informasi mencapai 85%, itu sudah kami sampaikan di rapat sebelumnya. Nah terkait dengan permohonan anggaran di tahun mendatang, di tahun 2019 pagu indikatif yang diberikan kepada kami sebesar Rp18,6 miliar dengan dari kita kemarin juga menyampaikan adanya tambahan program di luar yang sudah kami sampaikan. Tambahan usulan program tersebut, kami buat di halaman 23. Nah ini yang ingin kami sampaikan dan kami perdalam pada rapat sore hari ini bahwa kami menginginkan adanya program tentang kajian implementasi keterbukaan informasi publik dengan latar belakangnya juga kita ingin mengetahui tingkat perkembangan implementasi keterbukaan informasi public di Indonesia serta output-nya adalah juga membuka suatu grand design Komisi Informasi ke depan. Yang kedua kami menginginkan program tentang asistensi Komisi Informasi Daerah yang menjadikan latar belakang daripada itu adalah bagaimana kami bisa memberikan asistensi pendampingan kepada semua Komisi Informasi di daerah. Yang tujuannya adalah penguatan tata kelola Komisi Informasi secara keseluruhan khususnya di daerah. Lalu yang berikutnya adalah pekan nasional keterbukaan informasi publik yang melatarbelakangi bahwa kami membutuhkan suatu bekerjasama dengan badan-badan publik. Dalam bentuk nanti ada diskusi, workshop serta pameran yang tujuannya adalah terdiseminasikannya UU Keterbukaan Informasi Publik. Itu usulan program yang ingin kami sampaikan pada rapat sore hari ini. Yang kalau bicara angka adalah kami menginginkan tentunya

14

anggaran tambahan sebesar Rp8 miliar di luar pagu indikatif yang sudah ditetapkan kemarin. Kan ini rapat kelanjutan soalnya pimpinan. Terus kami juga ingin menyampaikan bahwa dalam kesempatan yang berbahagia ini, RPJMN yang diberikan kepada kami itu memang salah satu fungsi, tugas wewenang dari Komisi Informasi adalah menyelesaikan sengketa informasi publik dengan sidang ajudikasi non litigasi dan mediasi. Memang terjadi penumpukan yang juga sudah kami sampaikan, coba di halaman 7. Nah bahwa terjadi penumpukan yang kami terima pada saat kami mulai bertugas yaitu sebesar 2815. Nah sampai tahun 2017, akumulasi sengketa yang masuk itu adalah 2083. Lalu sengketa yang belum terselesaikan itu sebesar 1900. Dari jumlah sengketa yang belum terselesaikan itu, kami sudah melakukan register sengketa sebesar 101 dan nanti akan dengan metode tersendiri yaitu dengan SK faksiatu request, nanti akan bertambah. Artinya penurunan sengketa akan menjadi 1200 sehingga total RPJM yang dibebankan kepada kami sebesar 65% akan tercapai pada awal Agustus. Itu salah satu fungsi yang dibebankan kepada kami dengan siding yudikasi tersebut. Jadi RPJMN yang diberikan kepada kami terkait penyelesaian sengketa informasi publik yang kami tampilkan di halaman 7 itu dapat kami selesaikan di bulan Agustus: satu dengan bersidang, yang kedua dengan SK FR, faksiatu request. Jadi dengan SK tersebut kami bisa mengugurkan register-register yang dilakukan dengan cara berulang-ulang dan tidak mempunyai tujuan yang jelas. Jadi penumpukan perkara bisa kami selesaikan dan mencapai target yang dibebankan sesuai dengan RPJMN. Itu penekanan yang diberikan kepada kami terkait RPJMN. Kembali kepada masalah untuk anggaran, di tahun 2019, kami mengharapkan apa yang kami sampaikan terhadap usulan tambahan program yang tadi kami sampaikan 3 program kajian implementasi keterbukaan informasi publik, terus asistensi komisi konfirmasi daerah dan pekan nasional keterbukaan informasi publik itu di tahun mendatang dengan harapan dapat kami laksanakan dengan usulan tambahan itu pak pimpinan. Saya rasa itu dan saya terima kasih. Wassalamualaikum Wr Wb. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Sebentar saya ingin kejelasan saja. Tadi kan disampaikan sesuai dengan RPJMN, menekan sengketa informasi 65% itu pagu indikatif yang sebelumnya. Ya begitu di tahun 2019 ada suatu usulan program. Usulan program 3 ini ada korelasinya tidak dengan target penyelesaian sengketa informasi. Ada tidak kontribusinya di sini? KETUA KOMISI INFORMASI PUSAT (GEDE NARAYANA SUNARKHA): Ya terima kasih. Tadi saya sudah mengambarkan pimpinan bahwa di dalam tugas fungsi wewenang memang hanya salah satunya kan penyelesaian sengketa informasi, tetapi tidak hanya itu kami ada fungsi-fungsi dan tugas yang lain. Kalau terkait PSI itu usulan yang nomer 2, asistensi komisi informasi daerah itu bisa masuk. Karena apa? Karena kami adalah dengan adanya beberapa misalkan adanya register pada komisi-komisi informasi daerah pada saat itu komisi informasi daerah masa transisi dan belum terbentuk. Ada KI provinsi yang belum terbentuk dan ada masa transisi. Yang dimaksud masa transisi adalah habis masa periode. Oleh karena itu kami pada posisi seperti itu memberikan suatu pengarahan, suatu rujukan kepada komisi-komisi informasi daerah supaya pada proses masa transisi dan terbentuknya KI-KI baru, itu bisa berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Itu pada posisi asistensi komisi informasi daerah, usulan yang terkait BSI. Lalu yang berikutnya yang terkait BSI, sama di point asistensi komisi informasi daerah adalah adanya ketidaksesuaikan KI-KI daerah dalam melaksanakan sidang sengketa. Jadi kami

15

ingin seragam sesuai dengan peraturan yang ada meskipun sudah ada peraturan tetapi kalau mereka adalah komisioner yang baru karena habis masanya kan bisa ganti atau pada saat pembentukan komisi baru itu kami memberikan arahan di situ untuk asistensinya. Yang berikutnya adalah sistem informasi manajemen sengketa informasi jadi SIMSI. Jadi dengan 3 alasan itulah kami menginginkan adanya program asistensi komisi informasi daerah untuk tahun yang mendatang, ada 3 alasan itu. Itu kami tulis di halaman 21 pimpinan. Kenapa latar belakang yang melatarbelakangi kami meminta asistensi komisi daerah. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Ya cukup jelas, saya hanya ingin melihat konsistensinya saja. Kan key performance-nya di situ adalah RPJMN ya kan? Terus kita ingin melakukan menekan itu. Sekarang relevansinya dengan usulan tambahan tadi kan sudah dijelaskan, ya berarti ada relevansinya antara tujuan kita dengan apa yang kita usulkan. Untuk yang lain kalau bisa cara memaparkannya demikian begitu sehingga kita mudah menangkap. Terima kasih. Silakan. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih bapak pimpinan. DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Prof. Dr. AHMAD M. RAMLI, S.H., M.H., FCBARB.): Bismilah hirohman nirohim, Assalamualaikum Wr Wb. Bapak pimpinan dan anggota yang kami hormati. Terkait dengan program di Direktorat Jenderal PPI tahun 2019 kami membagi menjadi 3. Yang pertama program prioritas Dirjen PPI kemudian pagu anggarannya dan PNBP Dirjen PPI. Yang pertama untuk fokus pembangunan Dirjen PPI tahun 2019, kita bergerak kepada yang paling utama adalah fasilitasi infrastruktur. Jadi dari mulai fixed broadband pada 100 komunitas kemudian 95% 4G dan 80% fixed broadband. Dalam hal ini kita ingin melakukan tersedianya 95% provinsi ter-cover 4G dan 80% ter-cover dengan fixed broadband. Kemudian 90% siaran digital, jangkauan siaran digital terhadap populasi kita targetkan sebetulnya sampai dengan 90%, tetapi tentunya ini juga akan sangat tergantung kepada UU Penyiaran. Karena migrasi dari analog ke digital tetap akan sangat berpengaruh. Kemudian diseminasi kebencanaan, kami juga merencanakan tersedianya sarana hubungan data dan informasi kebencanaan. Di mana besok juga sebetulnya kita sudah memulai pak ketua dengan KLHK kita membuat SMS blash untuk kebencanaan. Dan ke depan, kami juga ingin melakukan yang namanya early warning system. Jadi setiap ada bencana, kita akan dikirim SMS termasuk TV akan menayangkan itu. Kemudian yang kedua tentang pembinaan industri pos telekomunikasi dan penyiaran. Terkait dengan dashboard peta, jadi ada pusat data penyelenggaraan komunikasi berbasis GAS. Otomatisasi layanan perizinan ini sebetulnya sudah kami lakukan saat ini tetapi karena ada program OSS nasional. Di mana Presiden mencadangkan adanya seluruh layanan secara otomatis, maka kami akan mengintregasikan ini. Kami juga boleh menginfokan kepada bapak pimpinan dan anggota, bahwa otomatisasi layanan perizinan Dirjen PPI saat ini masuk ke dalam 99 layanan terbaik yang saat ini sedang proses untuk pemilihan 40 layanan terbaik. Monitoring layanan penyelenggaraan telekomunikasi juga kami lakukan terus bapak pimpinan, yaitu untuk

16

mengukur quality of service dan quality of experience. Yaitu di mana kita ingin memastikan apa yang telah dilakukan itu betul-betul bisa memberikan layanan terbaik untuk masyarakat. Sebagai contoh misalnya ketika terjadi kemarin mudik bapak pimpinan. Kami juga melakukan monitoring, tidak hanya di jalan tol yang sudah jadi tetapi di jalan tol fungsional. Jalan tol-tol baru itu kemudian kami lakukan monitoring dan juga kami mengerahkan seluruh operator untuk mengerahkan mobile BTS dan combat ke daerah-daerah yang blank spot. Terkait dengan pengiriman barang Ecommerce, penyelenggaraan pengiriman barang E-commerce dalam cakupan wilayah di 240 KPC LPU itu juga kami lakukan terus untuk tahun 2019. Dan fasilitasi industri telekomunikasi di mana kami saat ini juga sedang mempersiapkan rancangan peraturan menteri tentang petunjuk pelaksanaan merger dan akuisisi dan konsolidasi dan fasilitasi penyelenggaraan telekomunikasi dalam menghadapi Force Industrial Revolution. Ini beberapa prioritas, kemudian untuk pagu anggaran, kami sebetulnya serapan untuk tahun 2017 adalah 98,05%.Tetapi pada tahun 2018 saat ini kami baru menyerap 38,64 tetapi karena memang banyak yang belum melakukan tagihan. Kemudian realisasi target PNBP, sampai dengan 2018 ini adalah 62,48% tetapi pada tahun 2018 realisasinya 106,40%. Kami loncat saja karena kalau anggaran besar ini sebetulnya bukan di PPI tetapi di BP3TI. Kami kira itu beberapa hal bapak pimpinan yang bisa kami sampaikan. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr Wb. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Silakan dilanjut tadi ibu yang belum tuntas tadi karena, materi presentasinya sudah ya? DIREKTUR JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. ROSARITA NIKEN WIDIASTUTI, M.Si.): Untuk IKP langsung program prioritas GPR. Jadi anggaran tambahan yang Rp70 miliar itu Rp50 miliar digunakan untuk sosialisasi isu-isu strategis. Kemudian literasi media social itu Rp12 miliar dan Rp8 miliar untuk membangun news room indonesia.go.id. Kemudian untuk yang lain-lain itu anggaran eksisting yang rutin, demikian bapak pimpinan. Terima kasih. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Oke terima kasih. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Jadi masih ada kepala badan tetapi masih dalam proses peng-copy-an termasuk bakti. Jadi apakah sambil menunggu kita mungkin tanya jawab pak supaya tidak hilang waktunya. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Oke terima kasih. Bapak ibu sekalian yang saya hormati, Anggota Komisi I DPR RI. Mungkin kita bisa mulai tanya jawab karena sudah ada banyak tadi kan melakukan presentasi. Di meja pimpinan sudah ada beberapa.

17

Saya persilakan yang pertama Pak Hari Kartana, silakan pak. F-PD (Ir. HARI KARTANA, M.M.): Terima kasih pimpinan. Yang kami hormati Ibu Sekjen dan jajarannya. Ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan. Tadi ada disinggung sedikit mengenai satelit multi fungsi ibu. Nah penempatan di anggarannya di sini yang mana ibu? Apakah itu nanti sifatnya sewa atau beli atau bagaimana ibu? Karena akan sesuai dengan anggaran itu, kalau beli mungkin Rp2 triliun saja tidak cukup karena satelit multi fungsi itu sangat besar. Kemudian kalau sewa bagaimana realisasinya dan manfaatnya juga. Apakah hanya untuk internet saja atau untuk apa saja ibu? Memang kita susahnya ini memang tidak punya satuan tiga sehingga hanya lihat satelit harga sekian. Kami hanya ingin tahu saja ibu, tetapi mungkin untuk ke depannya kalau tidak keberatan kami ingin tahu juga yang lebih detail. Mungkin kalau untuk saat ini saya kira tidak ada waktu untuk begitu. Ya kami hanya lihat harga. Kalau harga saya yakin bapak mengalokasikan sekian triliun tidak cukup pak ya, satelit itu demikian mahalnya. Kemudian yang kedua masalah ICE, program ICE. Itu sering juga kami sampaikan di daerah itu ada namanya delay time ya bu ya sekitar 1 hari tetapi ada juga resikonya. Itu kalau tidak salah satelitnya sendiri juga satelit China sehingga kadang-kadang kekhawatiran kita kalau dengan program ICE itu tetapi kita belum tahu, tetapi mereka sudah tahu sebenarnya di mana lumbung-lumbung yang ada ikan-ikannya yang banyak. Itulah mereka nelayannya begitu cepatnya tahu, sedangkan kita baru dikasih tahu 1 hari, 2 hari ya karena ada delay-nya. Kami juga hanya ingin tahu itu harganya berapa sewa dari satelitnya. Dan tentunya untuk ke depannya begini ibu, tadi seperti disampaikan pak ketua itu harus ada suatu koordinasi mungkin di antara beberapa kementerian ataupun beberapa pejabat di kita. Apakah dengan Hankam, dengan Bakamla dan lain-lain. Karena kalau terintregasi kita tidak tergantung daripada yang lain ya bu ya, itu masalah itunya. Kemudian satu lagi masalah palaparing ini. Kenapa di sini ada yang disisakan? Sekitar 57 kabupaten kota yang harus diselesaikan, mungkin ini yang mengunakan dana USO ya bu ya. Sedangkan yang 457 itu dilakukan oleh Telkom. Kan ini juga saya khawatirnya ada akal-akalan juga ya dari pihak operator sehingga dia tidak ingin untuk membangun di tempat-tempat yang terpencil. Karena dana USO itu sebetulnya kalau secara UU adalah justru dialokasikan terpencil. Dan juga bisa juga pihak Menkominfo itu kan punya kewenangan untuk memaksa ya bu ya para operator itu jangan hanya tempat yang biasa-biasa saja melakukan layanan telekomunikasinya ibu sehingga ini jadi biaya USO-nya tersedot untuk mereka-mereka yang sebetulnya hanya mencari untung. Mereka tidak melakukan apa-apa kemudian ibu mengeluarkan uang di sini ibu. Tolong ada sedikit pemaksaan lah. Ini jujur, kami kan juga pernah bu di Telkom, saya juga pernah jadi Dirut Indosat. Emang kami akan hindari itu tempat-tempat yang terpencil, buat apa kita pasang di sana BTS tidak menguntungkan tetapi tentunya sebagai kontribusi kepada negara harusnya dipaksa cuman ini puluhan tahun yang lalu ibu, kita masih murni ke sana. Tetapi kalau sekarang saya kira pihak-pihak pemerintah untuk lebih menekan para operator itu sehingga mereka tidak hanya menampilkan suatu keuntungan besar tetapi yang lainnya dilepas ibu. Nah untuk berkaitan dari USO ini ya. Mungkin dari kami segitu saja ibu, terima kasih. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih saya pikir interaktif saja ibu, sambil menyusul kalau ada yang bertanya, bisa dijawab langsung ya.

18

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih bapak pimpinan. Jadi tentang satelit multi fungsi akan dijawab dari bakti, Ibu Indah mewakili Dirut termasuk juga palaparing. Sedangkan nanti program ICE oleh Pak Sami Dirjen APTIKA. BADAN AKSESIBILITAS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI (INDAH): Assalamualaikum Wr Wb. Pak Pimpinan, Pak Satya dan Pak Hari. Untuk satelit, betul pak jadi ada dua mekanisme. Untuk tahun sekarang kita membeli kapasitas sampai 2018-2019. Tetapi kita akan mengadakan sendiri satelit multi fungsi itu di tahun 2021 bagaimana mekanismenya? Saat ini kami sedang dalam masa desain untuk melakukannya melalui KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Karena kelemahannya tadi sudah bapak sampaikan resources kita terbatas, itu sangat mahal. Nah apakah kita berkoordinasi? Kami sangat berkoordinasi dengan pihak-pihak antara lain yang tadi sudah bapak sebutkan. Karena satelit multi fungsi itu sendiri itu demand analysis-nya antara lain menghubungkan kantor-kantor pemerintahan kemudian sekolah, kemudian Kepolisiaan dan juga pertahanan. Termasuk di dalamnya kami sudah menghitung jumlah koramil. Jadi kemudian muncul angka point of interest itu sebanyak 149.000 lokasi yang akan dihubungkan melalui satelit yang sebelumnya itu sudah tidak bisa kita cover sampai tahun 2021 dengan fiber optic. Jadi ini sedang kami susun dengan sangat serius, model bisnis yang sangat efisien untuk negara. Untuk 2019-2021 sebelum satelit HTS itu kita miliki, kita akan membeli kapasitas yang pertama. Lalu yang kedua. F-PD (Ir. HARI KARTANA, M.M.): Sebentar ibu, izin pak ketua. Kalau dari price sendiri berapa ibu kira-kira? Karena itu tentunya ada carry over-carry over kan bu untuk pembayaran. Tidak mungkin ibu mencantumkan anggaran itu di tahun 2019 saja. Tadi ibu sampaikan sampai tahun 2021, saya kira ini jangan jadi masalah ke depannya. Saya mau tanya totalnya berapa kemudian untuk tahun 2019 berapa ibu keluarkan dari sini? BADAN AKSESIBILITAS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI (INDAH): Kalau 2019, kami mengharapkan angkanya itu berada di Rp500 miliar tetapi kembali lagi ke yang bapak tanyakan, apakah itu hanya digunakan untuk akses internet? Tidak itu akan kami gunakan dengan substitusi akses internet dan BTS. Hal lain yang perlu kita hitung di sini, artinya ada hitungan bapak tadi bapak sudah sampaikan, harusnya ada skill over dari yang sudah kita adakan. Karena kita sudah membeli bandwith kapasitas satelit yang tersedia, HTS. Artinya program akses internet itu harus lebih efisien dengan model bisnis yang sekarang ini. Sedangkan kalau pertanyaan bapak berapa nilai pengadaan untuk satelit multi fungsi yang akan kita adakan sampai tahun 2021. Saya masih belum bisa menjawab tegas saat ini pak karena kami masih dalam proses penghitungan dan pembayarannya itu karena KPBU, kami akan belanjanya belanja ketersediaan layanan atau availability payment yang tidak dibayarkan di tahun 2021. Jadi ketika layanannya sudah tersedia baru kita bayarkan. Dari tahun 2019-2021 kita akan membeli kapasitas seperti itu.

19

Hal yang kedua mengenai palaparing, ya seperti bapak sampaikan dengan benar bahwa 57 kabupaten/kota ini adalah wilayah yang secara komersil belum terkoneksi jadi pemerintah berkomitmen untuk menyambung semua kabupaten/kota berjumlah 517 dan yang tersisa yang kemudian kita sambungkan dengan proyek palaparing itu adalah 57 kabupaten. F-PD (Ir. HARI KARTANA, M.M.): Pertanyaan saya ibu, kenapa ibu tidak memaksakan sebagai tentunya ibu sebagai pengendali daripada operator itu ya, entah Telkom atau Indosat, entah XL. Kenapa justru tempat ibu sendiri yang mengeluarkan dana untuk ini, tidak ada sedikit pemaksaan kepada mereka. Demikian pertanyaan saya. BADAN AKSESIBILITAS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI (INDAH): Kalau pemaksaan itu pak, kami setiap 2 minggu kami melakukan rapat. Ini internal bakti dengan setiap-setiap operator. Kami melakukan rapat teknis pak setiap 2 minggu antara lain metodenya adalah pemaksaan itu. Tetapi perlu juga dipahami pak bahwa nilai 2,7 triliun misalnya pendapatan PNBP itu adalah penghasilan kotor dari seluruh operator yang dikelola oleh Kementerian Kominfo kemudian kita membangun daerah-daerah yang secara komersil bisnis case-nya tidak masuk untuk mereka kerjakan secara mandiri. Tetapi kebijakan itu sendiri nanti mungkin saya bisa dibantu Prof Ramli, kebijakan itu sendiri tidak berasal dari rupiah murni. Jadi yang dikelola oleh BP3T untuk pelaksanaan palaparing itu tidak dari rupiah murni. Pembayarannya itu adalah tetap dengan mekanisme KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) yang kami bayarkan melalui BLU yang merupakan pendapatan kotor dari operator. Terima kasih. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) :

Cukup Pak Hari?

Yang lain mungkin sebelum saya tawarkan ke meja pimpinan. Masih ada ya? Oh ya silakan saya pikir sudah tuntas tadi. Satu lagi ya silakan. DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (SAMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, B.Sc.): ICE ini adalah sebuah sistem pak jadi seperti artifical intelligence. Tadinya kami itu menyaring yang namanya konten-konten ilegal itu manual, kita browsing dari internet. Nah ini kita punya alat ini kita katagorikan dia mencari sendiri, begitu ketemu baru kita melakukan evaluasi. Jadi sistemnya tidak online pak, tidak langsung mem-block. Jadi dicari dahulu apabila sudah ditemukan dan juga unsur pelanggaran hukumnya sudah memenuhi baru kita list, URL ini kita kirim ke operator yang melakukan pemblokiran itu bukan Kominfo tetapi operator. Kami yang memutuskan URL mana yang harus di-block. Jadi itu pak, jadi tidak secara langsung pak pemblokirannya pak. Terima kasih. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Sudah ya? Mungkin ada yang lain? Pak Supiadin silakan.

20

F-NASDEM (MAYJEN TNI (PURN) SUPIADIN ARIES SAPUTRA): Terima kasih pimpinan. Terima kasih dari Kominfo, PPI, KIP, KPI. Pertama saya minta atensi untuk pelayanan internet dalam rangka penyelenggaraan Asian Games. Kita ingin Asian Games ini sukses perencanaan dan sukses penyelenggaraan. Jangan sampai dia sukses perencanaan tetapi tidak sukses dalam penyelenggaraan. Salah satunya juga kita ingin para peserta negara mendapat kemudahan dalam melakukan komunikasi pengunaan internet. Jangan sampai nanti muncul wah payah Indonesia katanya. Mereka kalau ke negara saya fasilitas gampang semua ada, kok kami ke Indonesia begini. Nah ini jangan ada bahasa itu, jadi saya minta atensi itu. Yang kedua tentu kita ingin ada sukses penyelenggaraan ya kita juara umumnya, itu sukses penyelenggaraan. Kemudian di luar ini, saya minta KPI terkait dengan penyelenggaraan Asian Games ini, pengalaman kemarin PON Jabar itu ada tayangan-tayangan olahraga di-blur, yang namanya olahraga renang ya mesti begitu pakaiannya. Masa olahraga renang sudah ditampilkan tetapi di-blur, daripada di-blur sudah tidak usah ditampilkan saja kan begitu, supaya kita tidak lihat sama sekali. Yang namanya olahraga renang ya itu pakaiannya begitu. Jangan kemudian dikait-kaitkan dengan yang lain begitu. Ya kalau di Aceh itu masih mungkin, di Aceh itu berenang harus pakai training. Laki-laki main voli, sepakbola celana pendeknya harus di bawah lutut. Lah terus yang namanya ya itu yang mana. Jadi saya minta karena yang lalu kita pernah juga menyampaikan kepada KPI, loh itu ada orang olahraga PON berenang di-blur. Jadi orang jadi kepengin tahu karena di-blur kan begitu. Bagaimana? Ya buka blur-nya kan begitu. Karena saya pikir ini untuk diperhatikan kita, jangan sampai pas negara-negara di luar Indonesia nonton, loh kok artis kami di-blur. Atlet kami di-blur katanya begitu. Ini tolong KPI diwaspadai, tolong dikoordinasikan dengan TV, olahraga ya sudah apa adanya kita lihat. Nanti sumo bagaimana? Itu kan lebih porno lagi, masa mau di-blur juga sumo, kan tidaklah. Jadi saya pikir kita mengunakan apa adanya olahraga. Memang kalau kita lihat volley peserta dari Arab Saudi dia pakai jilbab tidak ada masalah begitu, itu pakaiannya masing-masing tetapi jangan pakaian olahraga karena tidak sesuai dengan kita kemudian di-blur kan begitu. Jadi saya pikir ini perhatian untuk KPI ini. Terima kasih pimpinan. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih ada yang lain? Kalau tidak ada interaktif saja, nanti dari meja pimpinan. Silakan. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Silakan Pak Prof Ahmad Ramli. DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Prof. Dr. AHMAD M. RAMLI, S.H., M.H., FCBARB.): Mohon izin. Bapak ibu pimpinan yang kami hormati. Asian Games ini buat kami event yang sangat besar karena baru terulang setelah 56 tahun, Indonesia pada tahun 1962 dan baru pada tahun ini. Ada 45 negara sudah ikut dan untuk

21

ini maka kami besok pak pimpinan dan anggota yang kami hormati, di Palembang kami akan melakukan ikrar pendukungan dari seluruh operator telekomunikasi dan internet untuk penyelenggaraan Asian Games. Operator rata-rata meningkatkan kapasitas 30% di venue-venue yang ada dan kemudian kami juga meminta operator untuk mengerakan combat BTS ke daerah-daerah yang dimana ada aktifitas itu. Tidak hanya Jakarta dan Palembang karena di Bandung juga ada cabor yang dipertandingkan, di Cirebon juga ada kano yang dipertandingkan dan kemudian ada beberapa daerah lain. Kami juga ingin menyampaikan di sini di Palembang besok kami juga me-launching call center 112 yang sifatnya gratis kalau dihubungi dan multilingual, artinya tidak hanya Bahasa Indonesia, ada Bahasa Inggris, Bahasa China, Bahasa Jepang, Arab dan lain-lain. Jadi waktu kami sampaikan kepada panitia lokal di sana responnya juga sangat luar biasa, mereka langsung mendidik SDM-SDM yang bisa dengan Bahasa sesuai dengan Asian Games itu. Kemudian kami juga meminta operator untuk menyediakan outlet-outlet untuk registrasi secara mudah bagi para atlet dan atlet akan diberikan kemudahan registrasi dengan pimpinan kontingen saja dengan paspor mereka dan itu akan menjadikan layanan yang terbaik. Yang kami inginkan adalah ketika mereka pulang, mereka punya kesan bahwa Indonesia telekomunikasinya baik, internetnya cepat tetapi di sisi lain kami juga menyadari betul bahwa pada saat yang sama seluruh dunia minimal Asia itu akan tertuju kepada Indonesia. Jadi kalau kemudian internetnya lelet bisa dibayangkan bahwa berita tidak akan terkirim dengan baik. Oleh karena itu pada saat yang sama kita minta operator untuk meningkatkan jaringannya dengan baik dan rata-rata mereka siap meningkatkan 30% dari kapasitas yang ada. Drive test kami sudah lakukan juga, di Palembang lokasi-lokasi kami lakukan drive test beberapa operator itu sudah sangat baik tetapi ada operator yang masih kurang baik dan kami ingatkan juga besok mereka diminta untuk meningkatkan kapasitas jaringannya, hal yang telah kami lakukan dan kami tidak hanya mempersiapkan untuk Asian Games bapak pimpinan dan anggota yang kami hormati, tetapi kami juga meningkatkan penyediaan jaringan pada saat IMF World Bank, Annual Meeting di Bali. Karena pada saat yang sama akan dating tidak kurang dari 25.000 delegasi dari seluruh dunia. Kalau untuk itu maka kami hanya akan memusatkan di Bali termasuk untuk menyediakan layanan 112 di seluruh Bali. Jadi dengan demikian seluruh kapasitas pada Bulan Oktober akan mendapatkan prioritas utama pada IMF World Bank di Bali. Terima kasih. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Ya itu bagus sekali pak kalau IMF World Bank bisa di-solve seperti itu. Karena saya juga pernah hadir di spring summit IMF World Bank di Washington. Itu isinya juga Washington Dc itu city-nya tidak terlalu connected pak tetapi ketika ada acara itu semuanya menjadi kaya connected. Jadi saya pikir kalau itu menjadi penajaman itu akan menjadi cerita dunia. Saya rasa kita menyambut baik inisiatif yang insya Allah akan dilaksanakan oleh Kemkominfo untuk acara yang baik itu. Silakan kalau tidak ada yang lain. Pak Junico silakan. F-PDIP (JUNICO BP SIAHAAN) : Terima kasih ketua. Rekan-rekan Komisi I DPR RI, Tamu kami dari Kominfo. Sebenarnya begini ada sedikit masukan ketua, karena memang mungkin karena banyak dan ini kita bicara masalah anggaran. Karena mungkin yang mendapat giliran banyak sehingga tadi sepertinya hanya kulit-kulitnya saja, kita kurang dapat detail sehingga diskusi kita tidak bisa

22

lebih dalam lagi. Karena harapan kami ada pembahasan yang lebih detail mengenai anggaran-anggaran. Apabila di tahun 2017 terdapat permasalahan-permasalahan disampaikan dan kemudian kita carikan jalan keluar dan dijelaskan kenapa. Contoh misalnya punten ini teman-teman dari KPI, kan menarik sekali kan kalau presentasinya begini hanya menjelaskan apa yang sudah terjadi, angkanya kenapa tidak tercapai. Kok tidak ada penjelasan apa yang terkait dengan kegiatan KPI dari kemarin. Masukan saja dari saya, misalnya contoh serapan belanja pegawai tahun 2017, eh maaf ini tahun 2018 ya? Misalnya ada kenaikan, apa yang akan difokuskan kemudian berkaitan dengan kualitas penyiaran di Indonesia. Karena buat saya, sama dengan Pak Supiadin yang sampaikan tadi, banyak hal yang masih berkaitan mengenai kualitas penyiaran di Indonesia. Saya kemarin ikut di Bandung bersama dengan Prof. Dadang, kebetulan saya ada di Bandung kemudian hadir. Dan menyaksikan ternyata sangat serius teman-teman untuk melakukan pemeringkatan terhadap, ya survei terhadap kualitas. Tetapi menurut saya masih kurang ya, karena masih ada tetapi maksud saya ternyata hasilnya tidak bisa diterapkan. Artinya begini, surveynya sudah ada tetapi implikasinya terhadap TV-nya atau programnya ya begitu-begitu saja. Survei itu hanya di buat bahwa oh TV Indonesia sudah begini begini, kualitasnya sudah begini begini tetapi kemudian bisa diaplikasikan untuk memperbaiki kualitas penyiaran di Indonesia itu masih belum ada. Dan maksud saya sekali lagi ingin disampaikan di sini, kalau memang ada yang ingin dicapai oleh teman-teman dari KPI dan dirasakan ada kendala-kendala. Misalnya kendalanya adalah dana untuk ikut berpengadilan misalnya begitu kan. Ini adalah kendala yang selalu ada. Kenapa? Kalau KPI melakukan peringatan, maju ke pengadilan, tidak punya duit untuk beracara, kan begitu kan. Nah ini tolong disampaikan kepada kita sehingga kita juga jangan sampai nanti tumpul setiap kali KPI memberikan peringatan-peringatan dimasukan ke pengadilan, mentok habis karena kita tidak bisa ikut ke pengadilan. Tolong disampaikan sehingga kita juga kalau perlu ditambah, kalau perlu ada bantuan-bantuan kita sinergikan dengan pengacara negara untuk melawan mereka-mereka ini, ya kita juga harus siapkan. Jangan sampai nanti alasannya dari tahun ke tahun, tidak ada uang kita untuk berpengadilan. Ya itu lagi, itu lagi begituloh. Udah ketahuan sama TV, sudah bawa saja ke pengadilan tidak mungkin melawan, tidak ada duitnya. Kan begitu akhirnya klasik, artinya saya ingin ini diperbaiki, setiap tahun ada perbaikan misalnya. Kita sudah menyiapkan ada pengacara, ada pengacara khusus tipikor, ada pengacara khusus untuk penyiaran mungkin sehingga kita bisa memberikan perlawanan yang baik dan kualitas penyiaran kita tiap tahun dan KPI juga punya tidak seperti macan ompong, hanya bisa memberikan peringatan tetapi tidak ada hasilnya dari tahun ke tahun dan alasannya klasik selalu uang dan uang lagi. Itu saja mungkin dan masukan supaya lebih detail dalam penyampaian supaya kita bisa diskusi lebih panjang. Karena ini kan yang datang banyak sekali dan permasalahan-permasalahan kita ternyata cukup kompleks untuk bisa kita bahas. Terima kasih ketua. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Silakan pak. F-PKB (H. CUCUN AHMAD SYAMSURIJAL, S.Ag) : Assalamualaikum Wr Wb. Nama saya Cucun Ahmad Samsurizal Fraksi PKB, daerah pemilihan Kabupaten Bandung Barat pak. Saya mengantikan Ibu Ida di Komisi I DPR RI ini dan saya juga kebetulan lagi membahas asumsi makro dan RKP. Saya melihat ketemu dengan anggaran Kominfo itu, wah hebat juga ya PNBP-nya luar biasa ini. Tetapi saya sangat kecewa kalau baca presentasi ini, kok yang kita apresiasi di Badan Anggaran bahwa Kominfo ini mampu menunjukan bagaimana supporting bagi penerimaan negara yang bukan pajak itu diantara kementerian lembaga yang paling toplah ya. Kedua dari Kepolisiaan dan Kehutanan kalau tidak salah ya?

23

Nah saya melihat kemarin Kepala BKN sempat saya kritisi, konsistensi dari Kementerian Keuangan ini kadang-kadang yang membuat para kementerian lembaga ini kecewa juga dengan aturan main yang ada. Kadang-kadang penyerapan daripada PNBP yang sudah diupayakan oleh kementerian lembaga. Kemudian untuk public service, karena kami menekankan PNBP ini bukan dari sisi uangnya. Tetapi kualitas daripada apa yang mereka lakukan ini kebijakan-kebijakan PNBP walaupun “PNBP ini kan revisi UU-nya belum jalan”. Jadi kalau untuk public service pasti rakyatpun, masyarakatpun ketika ada kenaikan tarif PNBP. Saya juga salah satu korban ini kalau di Kominfo ini, kadang-kadang ada TV atau stasiun TV yang bilang atau radio, atau dari operator-operator seluler bilang bahwa ini PNBP-nya sekian ada kenaikan. Saya bilang kapan UU ini saja kita masih direvisi. Kalau memang untuk public service ya jangan takut untuk menaikan tarif PNBP ini. Saya lihat di sini ibu menaikan tarif PNBP karena lebih sekarang ke PNBP BLU. Apakah sudah dianalisis tidak ini dari PNBP BLU itu betul-betul akan memberikan layanan publik yang bisa memuaskan seluruh masyarakat. Seperti tadi di daerah-daerah perbatasan. Jangan daerah perbatasan, Bandung saya sendiri bu belum merata yang namanya kadang-kadang ini kan harus ditegur juga oleh Kominfo. Mereka itu kadang-kadang kalau yang daya mungkin secara bisnisnya itu kurang begitu bagus, hanya di pingiran kota kecamatan saja sudah tidak bagus mereka kasih layanannya itu. Nah ini kan kalau rakyat itu dikasih layanan yang bagus, dinaikin tarif PNBP apapun juga mereka tidak akan teriak. Makanya saya menekankan juga di kemarin kita lagi pembahasan asumsi ini yang paling penting itu bukan nilai uangnya tetapi kualitas dari apa yang ditekankan oleh setiap kementerian lembaga itu. Terima kasih pak. Assalamualaikum Wr Wb. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih Pak Cucun sempat mengenalkan secara resmi. Karena beberapa kali kita kenalkan bapak tidak ada. Tadi dari Pak Cucun masukannya bagus ibu karena beliau juga aktif di Badan Anggaran dan juga supaya bisa diperhatikan. Mungkin ada tambahan pertanyaan lagi dari anggota? Kalau tidak ada silakan dari meja pimpinan. Silakan pak. F-GERINDRA/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (ASRIL HAMZAH TANJUNG,S.IP.) : Terima kasih ketua. Bapak ibu Kominfo, KPI, KIP, Dan Dewan Pers. Ini mohon maaf ini kita rasanya masih halal bihalal begituloh jadi banyak yang belum datang ini. Ya oke mohon maaf lahir batin. Kebetulan juga hari ini dimulai proses untuk Caleg. Jadi di mana anggota DPR termasuk yang menjadi anggota DPD di provinsi itu tidak bisa pulang ibu, tadi juga rapat paripurna tidak datang. Karena tanggung-jawabnya banyak untuk menyeleksi caleg-caleg yang baru yang mulai hari ini sudah mulai bergulir. Itu yang bisa disampaikan mohon maaf. Kemudian masalahnya pertanyaan ini sebetulnya tidak bertanya. Pertama apresiasi ya kepada pertama Pak Ramli ini anak buahnya kerjanya bagus tentang bakti, BP3TI pak ini luar biasa pak. Di mana-mana rajin, literasi mengadakan macam-macam, walaupun ada dana USO tetapi kerjaannya bagus, sampai juga perbatasan. Saya berpikir tadi hanya daerah tertinggal saja 3T,

24

ternyata juga ke daerah perbatasan. Perbatasannya kaya, Serdang Pedagai kemarin saya datang. Wah bupati datang, ini datang, rupanya perbatasan Malaysia. Nah ini bagus jadi apresiasi. Cuman perlu saya tanyakan sedikit pak, kita berharap palaparing ini cepat selesai, cepat lebih bagus. Jadi apakah tengah sama timur ini masih 70-40 atau masih ada tambahannya? Karena ini semakin tahun semakin mendesak, semakin mendesak keperluan orang. Tadinya daerah yang tidak tahu internet, sekarang sudah pada tahu. Buktinya kemarin rakyatnya gembira sekali, bukan hanya puskesmasnya tetapi masyarakat sekitarnya datang, WIFI sebagainya. Nah ini bagus saya lihat bisa diteruskan pak. Nah saya tidak tahu sekarang kemajuan di kalau barat saya sudah cek 100%, tengah sama timur. Terutama timur yang parah ini baru 40, bagaimana menembus hutan belantara Papua itu ya? Nah mungkin ada ini. Kemudian nanti juga ada untuk Asian Games pak, saya sudah tengok ke Palembang itu memang bagus. Malah infrastrukturnya lebih bagusan dia selesai daripada Jakarta karena mungkin sedikit ya. Nah itu nanti sejauh mana koordinasi dengan TVRI? Karena ini Ibu Niken ada sedikit menyisipkan konten di acara untuk viewer ini apa betul di TV untuk Asian Games mungkin. Mungkin KPI juga, Pak Yuliandri tolong dilihat nanti bagaimana koordinasinya. Karena pada beberapa bulan yang lalu kita sudah membantu TVRI itu untuk membantu peralihan anggaran untuk membayar mobil van yang bagus untuk menyiarkan TV itu. Kita sudah bantu itu, mereka sudah tidak mikir lagi hutang, jadi sudah kerjaannya bagus. Nah tolong nanti dengan adanya program penyisipan konten ini dari Kominfo, mau tidak mau secara teknis Kominfo pasti terlibat ini Ibu Niken. Ini yang nanti perlu saya dapat penjelasan seperti apa itu? Apa memang ada? Kalau memang ada nanti awas juga itu Pak Yuliandri. Tidak tahu ada sisipan konten dari Kominfo ke TVRI dalam masalah Asian Games, KPI tidak tahu, wah ini bahaya juga. Yang terakhir mungkin, pilkada kemarin kita sudah selesai, alhamdulilah. Tetapi mungkin ada tidak riak-riak yang ditemukan oleh KPI yang monitor. Karena memang pengawasan siaran ini sama dengan pengawasan siaran pemilu. Mungkin lebih berat lagi pemilu 2019 ini ya. Macam-macam ini ada yang ini ada yang itu, ganti presiden, wah macam-macam kita sendiri bingung melihatnya. Ini mungkin KPI kerja keras ya. Apa memang, jangan sampai terjadi ini TV One melapor ke polisi masalah Bola Gila apa itu. Mungkin Pak Ismail tahu ya pecandu bola ya? Ini yang menang itu Perancis tetapi di Bola Gila itu yang menang itu Argentina, ini merusak TV One, sekarang lapor ke polisi dia. Nah ini Yuliandri harus ini, mungkin masuk KIP juga. Bagaimana ini mengawasi dan memantaunya sampai terjadi ini kok. Aneh baru sekali ini kejadian, kok bisa ada TV dimasukin TV lain, yang menang itu Perancis kok malah Argentina. Orang kan bingung, rakyat banyak tanya ini. Nah sekarang dilapor ke TV oleh TV One. Itu masalahnya apa, masalah teknis apa? Ibu Niken apa Pak Ismail atau siapa ini yang punya? Inilah tambahan dari saya, mudah-mudahan kita adalah sebagai mitra bagaimanapun Komisi I DPR RI pasti akan membantu bagaimana mitra-mitra kita ini bagus. Cuman memang anggaran sekarang sedang terpakai banyak untuk pusat, untuk kepentingan prasarana kita harus maklum juga pemerintah. Naik sedikitlah walaupun hanya 3% bu sekjen tetapi besar itu berapa ratus miliar kan. Naiknya hanya 3% tetapi cukup besar itu. Yang sedikit naiknya malah Dewan Pers atau KIP? kalau tidak salah ini Bli Gede Naraya, jadi ini situasinya seperti itu. Jadi kita harus paham juga ini juga paham ini tetapi mudah-mudahan tidak mengurangi tupoksi K/L yang teman kita, nah itu yang kita masukan. Lembaga maupun kementerian jangan sampai dia tidak bisa kerja nanti. Seperti itu ya Pak Yuliandri dan lain, tolong nanti siapa menjelaskan ke saya tetapi ada uneg-uneg seperti itu dalam hati saya. Nanti ada sisipan ini bagaimana-bagaimana. Ovepant-nya dimainkan tidak oleh TVRI, tidak tahunya tidak dimainkan padahal sudah payah-payah kita membantu mereka. Mengalihkan anggaran itu sangat sulit, nah itu tadi berita Pak Asfwa ada berita gila macam-macam. Ini ke depan namanya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi ini dia akan naik terus ini, kalau kita tidak kejar kita akan ketinggalan, pasti ketinggalan. Mungkin dari saya ini pak ketua, silakan lanjutkan.

25

KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih. Mungkin kita lengkapi ya, tadi ada satu yang belum SDPPI. Mungkin presentasi sekalian mungkin pertanyaan terakhir bisa langsung dijawab. Silakan. DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dr. Ir. ISMAIL, M.T.): Terima kasih pimpinan dan bapak ibu sekalian. SDPPI tahun 2019 ini mengalami penurunan dari anggaran yang seharusnya. Ini karena sebenarnya program efesiensi yang kami lakukan. Fokus kami di tahun 2019 ini lebih kepada upaya untuk meningkatkan pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi. F-GERINDRA/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (ASRIL HAMZAH TANJUNG,S.IP.) : Itu yang menurunkan bukan Kominfo sendiri Pak Ismail? Bukan? DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dr. Ir. ISMAIL, M.T.): SDPPI pak. F-GERINDRA/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (ASRIL HAMZAH TANJUNG,S.IP.) : Oh iya ini kan SDPPI ini kan salah satu dirjen kominfo kan? Sekarang malah turun ya? Oke lanjut lanjut. F-GERINDRA/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (ASRIL HAMZAH TANJUNG,S.IP.) : Ada reason-nya pak. Jadi memang kami tidak lagi ada upaya untuk meningkatkan fasilitas atau sarana prasarana. Karena kami ingin lebih mengoptimalkan sarana prasarana yang sudah tersedia sekarang dengan meningkatkan kapasitas SDM yang ada dan juga meningkatkan terobosan-terobosan memanfaatkan teknologi IT. Jadi seharusnya SDPPI ini berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan memiliki hak untuk memanfaatkan BHP atau PNBP frekuensi itu sebesar 4% dari target. Itu angkanya di angka 621 miliar sekitar itu. Namun di tahun 2019 itu kita hanya memanfaatkan di angka 425 miliar. Jadi ada 96 miliar yang masih dalam posisi freezing begitu, tidak dimanfaatkan sekarang sampai dengan nanti tahun 2019 kita melihat situasi dan kondisi. Jadi secara umum SDPPI lebih kepada upaya meningkatkan kualitas pelayanan publiknya dengan memanfaatkan prasarana-prasarana yang sudah ada sekarang. Siklus di SDPPI itu adalah manajemen spektrum pak yang berangkat dari sejak proses perencanaan, koordinasi internasional, kemudian pelayanan perizinan dan yang cukup besar itu nanti akan pada alokasi untuk monitoring atau pengawasan pengendalian. Jadi di Kementerian Kominfo yang memiliki organ sampai daerah itu paling besar adalah SDPPI. Dari seluruh ibukota provinsi kami memiliki balai monitoring yang melakukan monitor terhadap pemanfataan spektrum frekuensi radio. Kira-kira demikian pak, alhamdulilah tahun 2019 ini kita fungsinya efesiensi dan optimalisasi pemanfaatan anggaran yang ada begitu. Kira-kira demikian pak, terima kasih.

26

KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih. Jadi pengurangan bukan berarti mengurangi performance ya pak ya? Jadi tetap kita pertahankan performance sehingga ada suatu efesiensi di sini, itu yang perlu kita apresiasi. Jadi kita semua sudah lengkap karena yang satu tidak perlu dipresentasi ya karena tidak ada perubahan atau rutin sehingga semua sudah memaparkan. Terakhir dari SDPPI kalau ada tambahan pertanyaan dari anggota silakan. Kalau tidak ada saya serahkan ke Ibu Sekjen untuk menjawab secara keseluruhan dari yang ditanyakan oleh anggota. Silakan. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih bapak pimpinan. Tadi tentang satelit multifungsi dan palaparing sudah dijelaskan bahwa kita memang untuk palaparing memakai sistem APBU. Jadi kita sampai dengan tahun 2019 itu rencananya akan selesai. Saat ini 100% di wilayah barat kemudian 79% di wilayah tengah dan di wilayah timur 48%. Jadi kita optimis untuk palaparing bisa selesai. Kemudian untuk satelit multi fungsi, tadi sudah dijelaskan bahwa kami pertama-tamanya sampai 2001 adalah menyewa kapasitas kemudian kita akan membeli ya, membeli satelit itu dan sudah kami koordinasikan dengan berbagai K/L. Kemudian pelayanan internet untuk Asian Games sudah dijelaskan, pertanyaan dari Pak Supiadin. Dan KPI juga tadi mohon untuk olahraga renang agar tidak di-blur begitu pak atau ya ini dengan KPI supaya sumo juga tidak di-blur. Kemudian untuk Pak Nico dimana pembahasan ini kurang detail, memang seperti di dalam UU MD3, kami hanya sampai program. Jadi tidak sampai satuan tiga tetapi besar-besarannya kami sampaikan. Ini kan masih indikatif ya pak, belum sampai pagu sementara. F-PKB (H. CUCUN AHMAD SYAMSURIJAL, S.Ag) : Interupsi pimpinan. Ibu menyampaikan MD3, saya maaf interupsi. Tolong dikaji lagi yang tidak boleh masuk ke satuan tiga itu adalah Badan Anggaran. Ibu di sini bisa menyampaikan satuan tiga, tidak boleh ibu misalkan ambil kesimpulan bahwa ibu dibatasi oleh UU MD3 tidak menyampaikan satuan tiga. Komisi itu berhak mengetahui ibu memakai anggaran itu kapan. Ibu diberikan amanat oleh rakyat Indonesia melalui kami memegang anggaran puluhan triliun, kami harus tahu dipakai untuk apa? Coba dikaji lagi tentang UU MD3 pimpinan. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Ya baik pak, terima kasih masukannya. Kita kan masih di indikatif ya pak? Jadi nanti masih ada keluar angka di pagu anggaran dan pagu definitif. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Tetapi begini ibu, seperti yang saya sampaikan di awal tadi. Jadi nanti ini kan bergulir sesuai dengan siklus. Pertemuan kita kan tidak sekarang bukan terakhir dan kita membahas kan

27

masih panjang sampai nanti nota keuangan dibacakan oleh Presiden. Habis itu baru ada satu pembahasan yang mana yang bisa merubah hanya DPR karena posisi pemerintah sudah dipatok di dalam nota keuangan. Tetapi yang kami kritisi dari awal tadi adalah metode penyampaikan supaya nanti disampaikan bahwa secara umum anggaran-anggaran yang dibutuhkan timbulnya selisih ataupun juga tambahan, bagaimana kaitannya dengan kinerja, ya sehingga kita mempunyai gambaran yang jelas begitu. Tadi kan tidak tercermin seperti itu di awal. Maka saya berusaha untuk membenahi supaya mudah bagi kita untuk mencerna. Jadi jangan dianggap bahwa karena ini pagu indikatif seakan-akan kita tidak perlu mendapatkan informasi lengkap, itu jangan. Sampaikan saja semuanya, justru di dalam pagu indikatif ini sifatnya lebih bebas sebetulnya, lebih luwes. Karena ada hal yang kita rasa perlu, terutama misalkan untuk menghadapi untuk mengantisipasi pemilu 2019. Tadi kan sebagian sudah disampaikan ya, banyak hal-hal yang kinerjanya dikaitkan dengan itu, dikaitkan dengan Asian Games dikaitkan dengan event IMF dan World Bank, saya kira itu suatu hal yang positif. Kita perlu tahu secara detail. Nah ini mudah-mudahan nanti di dalam rapat-rapat berikutnya akan di-break down sehingga kita akan memudahkan apabila diperlukan perlunya ada suatu kenaikan. Syukur-syukur kalau tadi disampaikan seperti SDPPI melakukan efesiensi tetapi tidak mempengaruhi performance daripada kinerjanya. Nah itu mungkin yang dimaksud oleh Pak Nico dan seperti yang juga saya sampaikan di depan. Silakan ibu. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Baik bapak pimpinan, terima kasih atas masukannya nanti kita akan pada rapat yang akan datang siklus pagu anggaran nanti kita akan break down, dari umum sampai selisihnya seperti apa, sampai kita kinerjanya akan seperti apa. Terima kasih atas masukannya. Wassalamualaikum Wr Wb. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih bapak ibu anggota komisi 1 yang saya hormati. Kita sudah dipenghujung waktu maka saya akan segera bacakan draft kesimpulan. Coba ditayangkan draft kesimpulannya, jadi bisa saya bacakan draft Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Kemkominfo, KPI pusat, KIP, Dewan Pers, Jakarta 3 Juli 2018:

1. Sehubungan dengan rencana kerja pemerintah/ RKP yang bersumber dari anggaran Kemkominfo tahun anggaran 2019, Komisi I DPR RI mendesak mitra kerja Komisi I DPR RI dalam hal ini Kemkominfo, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, Komisi Informasi Pusat dan Dewan Pers untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kemkominfo:

1. Program Universal Service Obligation (USO) agar tepat sasaran sehingga semua wilayah NKRI didukung akses telekomunikasi yang memadai.

2. Menyiapkan dukungan infrastruktur TIK secara lengkap dan penyediaan akses internet yang cepat berikut perluasan jaringan pada Asian Games 2018.

3. Mengkaji ulang tarif terkait dengan pendapatan negara bukan pajak. b. Untuk Komisi Penyiaran Indonesia Pusat :

1. Melakukan koordinasi dengan lembaga penyiaran agar penayangan siaran Asian Games 2018 dilakukan secara proporsional.

2. Meningkatkan program kerja yang mampu mendorong peningkatan kualitas tayangan lembaga penyiaran.

c. Untuk Komisi Informasi Pusat:

28

1. Melakukan percepatan dalam layanan penyelesaian sengketa informasi yang ditangani oleh Komisi Informasi Pusat.

d. Untuk Dewan Pers: 1. Mengoptimalkan program terkait demokrasi dengan menyelenggarakan workshop

terkait dengan peliputan pemilu. Itu point 1 yang kita simpulkan mungkin ada masukan dari anggota ataupun juga dari

pemerintah? Setuju ya ibu? Jadi kita sepakat ya bapak ibu sekalian.

(RAPAT SETUJU)

2. Komisi I DPR RI mendesak Kemkominfo, KPI Pusat, KI Pusat dan Dewan Pers untuk meningkatkan kinerja dengan menyelenggarakan program tepat guna dan tepat sasaran didukung dengan pengunaan anggaran yang efesien dan efektif.

Saya rasa bisa disepakati semua ya?

(RAPAT SETUJU)

Demikian bapak ibu sekalian kesimpulan rapat yang bisa kita tarik di dalam rapat dari siang hingga sore hari ini. Maka apabila tidak ada hal lain yang ditanyakan oleh anggota, maka saya persilakan wakil dari pemerintah untuk menyampaikan sambutan akhir sebelum saya tutup. Silakan. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (Dra. FARIDA DWI CAHYARINI, MM.): Terima kasih bapak pimpinan. Bapak ibu anggota dewan yang terhormat. Terima kasih atas atensinya, jadi catatan-catatan pada sore hari ini akan kami perhatikan dan akan menambah performance kita, untuk kita akan bertemu lagi di rapat RDP untuk pagu anggaran. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr Wb. KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.) : Terima kasih kepada pihak Kemkominfo dan juga yang lain yang hadir di dalam rapat dengar pendapat pada sore hari ini. Sebagaimana yang tadi menjadi concern kita, menjadi perhatian kita mohon pada rapat-rapat berikutnya dibagikan materi daripada rapat paling tidak, sebetulnya saya juga tidak menginginkan 1 hari ibu, kalau bisa 3 hari sebelumnya akan lebih baik. Karena kita menerima materi juga banyak karena rapat yang berjalan di DPR RI supaya memudahkan kita di dalam melakukan pembahasan. Akhirnya dengan mengucapkan Wassalamualaikum Wr Wb.

(RAPAT DITUTUP PADA PUKUL 17.08 WIB)

29

Jakarta, 3 Juli 2018 a.n. KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT,

TTD.

SUPRIHARTINI, S.IP., M.Si NIP. 19710106 199003 2 001