9
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :1-24/Petmentetrj'/Ar.r40/LZ/2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang bahwa dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian di daerah dapat dilakukan melalui pelimpahan sebagian urusan kepada Gubernur berdasarkan asas Dekonsentrasi; bahwa sesuai dengan Pasal 16 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasr dan Tugas Pembantuan diamanatkan kepada Menteri untuk menetapkan Peraturan lingkup urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan kepada Gubernur; bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas dan agar penyelenggaraan Dekonsentrasi dapat berjalan lancar dan berhasil baik, dipandang perlu menetapkan Pelimpahan Wewenang Pelaksanaan Kegiatan dan Tanggurng Jawab Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2014; b. Menglngat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2OO3 Nomor 47 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor I Tahun 2OO4 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nornor 1 5 Tahun '2OO4 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung .Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun '2OO4 Nomor 66, Tanrbahan Lembaran Negara Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistetn Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2OO4 Nomor 104, Tambahan Lernbaran Negara Nomor 442 1); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara 'fahun 20O4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

di 16 (5) Peraturan lingkup - Ditjen PSPpsp.pertanian.go.id/assets/file/permentan_124_2013.pdf · Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung .Jawab Keuangan ... rekening Kas Umum Negara

  • Upload
    ledieu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MENTERI PERTANIANREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIANOMOR :1-24/Petmentetrj'/Ar.r40/LZ/2013

TENTANG

PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAANKEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI PROVINSI

TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN,

Menimbang bahwa dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatanpembangunan pertanian di daerah dapat dilakukanmelalui pelimpahan sebagian urusan kepada Gubernurberdasarkan asas Dekonsentrasi;

bahwa sesuai dengan Pasal 16 ayat (5) PeraturanPemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasrdan Tugas Pembantuan diamanatkan kepada Menteriuntuk menetapkan Peraturan lingkup urusanpemerintahan yang akan dilimpahkan kepada Gubernur;

bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas dan agarpenyelenggaraan Dekonsentrasi dapat berjalan lancar danberhasil baik, dipandang perlu menetapkan PelimpahanWewenang Pelaksanaan Kegiatan dan Tanggurng JawabPengelolaan Dana Dekonsentrasi Kementerian PertanianTahun Anggaran 2014;

b.

Menglngat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Tahun 2OO3 Nomor 47 ,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor I Tahun 2OO4 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nornor 1 5 Tahun '2OO4 tentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung .Jawab KeuanganNegara (Lembaran Negara Tahun '2OO4 Nomor 66,Tanrbahan Lembaran Negara Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistetnPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraTahun 2OO4 Nomor 104, Tambahan Lernbaran NegaraNomor 442 1);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara 'fahun 20O4Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

II.

6.

7.

8.

9.

10.

17.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danDaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014(Lembaran Negara Tahun 2O13 Nomor 182, TambahanLembaran Negara Nomor 5462);

Peraturan Pemerintah Nomor I 'lahun 2004 tentang TataCara Penyampaian Rencana dan Laporan RealisasiPenerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran NegaraTahun 2004 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor4353);

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentangPelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah(L,embaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahankmbaran Negara Nomor 4614);

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang TataCara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 39,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7 tentangPembagian Urusan Pemerintahan dntara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentangDekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran NegaraTahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4816);

Peraturan Pemerintah Nomor 7 1 Tahun 20 10 tentanqStandar Akuntansi Pemerintahan;

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang TataCara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan darr BelanjaNegara;

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentangPembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II:

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negara jisPeraturan Presiden Nomor 91 Tahun 201 I (LembaranNegara Tahun 201 1 Nomor 141);

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2OIO tentangKedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara sertaSusunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon IKementerian Negara juncto Peraturan Presiden Nomor 92Tahun 2011 (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor i42);

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2OlO tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah jis PeraturanPresiden Nomor 35 Tahun 2011 iuncto Peraturan PresidenNomor 7Q Tahun 2Ol2:

t2.

1e

t4.

16.

2

18.

19. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentangRencana Kerja Pemerintah Tahun 2014;

20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91|PMK.O5/2OO7tentang Bagan Akun Standar;

22.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96|PMK.O6|2OO7tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,Pemanfaatan, Penghapusan, dan PemindahtangananBarang Milik Negara;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor l56lPMK.O7 l2OO8tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi danTugas Pembantuan juncto Peraturan Menteri KeuanganNomor 2aB I PMK.07 I 2OIO;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 / PMK.O2 I 2OI Itentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atasPelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran KementerianNegara dan Lembaga;

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17l IKMK.OSl2OOTtentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan KeuanganPemerintah Pusat;

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.I4O l9 l2OO8 tentang Organisasi dan Tata KerjaSekretariat Unit _ Akutansi Pembantu PenggunaAnggaran f Barang-Wiiayah (UAPPA/ B-W) ;

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.l4OlLOl2OlO tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Pertanian;

23.

MEMUTUSI(AN:

MenetapKAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PELIMPAHANWEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAANKEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASIPROVINSI TAHUN ANGGARAN 20T4.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1 . Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepadaGubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau kepacia instansi vertikal dirvilayah tertentu.

2. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatandan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai WakilPemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalamrangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yangdialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

2t.

24.

25.

26.

3.

4.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBNadalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujuioleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan ditetapkan dengan Undang-Undang'

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA ataudokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah suatu dokumenpelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga sertadisahkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumenpelaksanaan pendanaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatanakuntansi Pemerintah.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalahorganisasi/ lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawabterhadap pelaksanaan Dekonsentrasi di bidang tertentu di daerahProvinsi.

BAB II

KEGIATAN DAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI

Pasal 2

(1) Kegiatan dan pengelolaan Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2014dilaksanakan dalam rangka program pembangunan pertanian mencakup:

a. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Panganuntuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan;

Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanamanb. PeningkatanHortikultura

c. PeningkatanPerkebunan

Berkelanjutan;

Produksi, Produktivitas, danBerkelanjutan;

Mutu Tanaman

d. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan PenyediaanPangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal;

f.

Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasarandan Ekspor Hasil Pertanian;

Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian;

g. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan KelembagaanPetani; dan

h. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat.

Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih lanjut diatur dalamPedoman Umum Tahun 2014 yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

Pelaksanaan kegiatan sebagaimana diatur dalam Pedoman Umum Tahun2OI4 agar lebih lanjut dijabarkan dalam Pedoman Teknis Tahun 20 14yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala Badan LingkupKementerian Pertanian sesuai tugas dan fungsinya

Pendanaan daiam rangka Dekonsentrasi diaiokasikan untuk kegiatanyang bersifat nonfisik, dan merupakan kegiatan yang menghasilkankeluaran yang tidak menambah aset tetap.

e.

(21

(3)

4

(41

(s)

(6)

(71

Kegiatan yang bersifat non ltsik sebagaimana dimaksud pacia ayat (4)

antara lain berupa sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi,bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survei,pembinaan dan pengawasan, pengendalian, serta pelaporan.

Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapatdialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugasadministratif termasuk pelaporan dan/atau pengadaan input berupabarang habis pakai.

Besarnya alokasi dana penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis, danefi siensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing.

Pasal 3

Pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2dan pengelolaan Dana Dekonsentrasi sesuai dengan dokumen DIPA PusatTahun Anggaran 2014, dilimpahkan kepada Gubernur.

Pasal 4

Gubernur memberitahukan rencana kerja dan anggaran pelaksanaankegiatan yang dibiayai dari Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertaniansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada DPRD.

Pasal 5

(1) Gubernur menetapkan SKPD pelaksana Dekonsentrasi KernenterianPertanian.

SKPD scbagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satuan kerjaperangkat daerah Provinsi yang mempunyai kompetensi, tugas danfungsi sesuai dengan kegiatan Dekonsentrasi Kementerian Pertanian.

Gubernur atau pejabat yang diberi wewenang, menetapkan pejabatpengelola keuangan Dekonsentrasi, yang terdiri dari:

a. Kuasa Pengguna Anggaran;

b. Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara Penerimaan.

Gubernur atau pejabat yang diberi wewenang menetapkan pejabatpengelolaan keuangan Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) menyampaikan hasil penetapan kepada Menteri Pertanian dengan

(21

(3)

(4)

tembusan kepada Menteri Keuangan c.qPerbendaharaan.

(5) Jika ada penggantian pejabat pengelola keuangan, Gubernur ataupejabat yang diberi wewenang segera menetapkan pejabat pengelolakeuangan sementara hingga ditetapkannya pejabat pengelola keuangandefinitif.

Pasal 6

Pejabat pengelola keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)dalam mengelola keuangan untuk pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dariDana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakansesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Direktur Jenderal

Pasal 7

Dalam hal pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Dekonsentrasisebagaimana dimaksud dalam Pasai 2 dapat menghasilkan penerimaan yangtergolong Penerimaan Negara Bukan Pajak, harus disetor seluruhnya kerekening Kas Umum Negara sesuai dengan peraturan perrtndang-undanganyang berlaku.

Pasal 8

(1) Semua barang yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan yang dibiayaidari Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadiBarang Milik Negara.

(2) SKPD melakukan penatausahaan Barang Milik Negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9

Penerimaan dan Pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatanyang dibiayai dari Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasai 2

diadministrasikan dalam anggaran Dekonsentrasi.

Pasal l0

Apabila terdapat saldo kas pada akhir tahun anggaran atas pelaksanaankigiatan yang dibiayai dari Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2, saldo tersebut harus disetor ke rekening Kas Umum Negara.

BAB III

PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN DANA DEKONSENTRASI

Pasal I I

(1) SKPD yang menjadi pelaksana kegiatan Dana Dekonsentrasi wajibmen1rusun Laporan Pertanggungiawaban yang meliputi:

a. laporan manajerial; dan

b. laporan akuntabilitas.

(2) Laporan manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf amencakup:

a. perkembangan realisasi penyerapan dana;

b. pencapaian target keluaran;

c. kendala yang dihadapi; dan

d. saran tindak lanjut.(3) Laporan akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

meliputi Laporan Keuangan dan Laporan Barang.

(4) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari:

a. neraca;

b. laporan realisasi anggaran; dan

c. catatan atas laporan keuangan.

(1)

Pasal 12

Kepala SKPD Provinsi mennrsun serta menyampaikan laporan manajeriaL

setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Gubernurmelaiui Bappeda provinii dan kepada Menteri Pertanian c.q. DirekturJenderal/Klpala Badan lingkup Kementerian Pertanian yang membidangikegiatan dimaksud setiap tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelahtriwulan berakhir.

Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup Kementerian Pertanianmerekapitulasi laporan-manajerial dan melaporkan ke Menteri Pertanianc.q. Sekretaris ienderal Kementerian Pertanian setiap tanggal 10

(sepuluh) bulan berikutnya setelah triwulan berakhir.

Gubernur menugaskan Bappeda menggabungkan laporan manajerialdan menyampai[annya setlap triwulan dan setiap berakhirnya- tahunanggaran- kepada Menteri Dal.ram Negeri, Menteri Keuangan dar' MenteriPeiencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan PerencanaanPembangunan Nasional.

Bentuk dan isi laporan manajerial berpedoman pada peraturanperundang-undangan yang berkaitan dengan Tata Cara Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

(2i

(3)

(41

Pasal 13

(1) Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan Dekonsentrasi wajib' menyelenggarakan akuntansi dan bertanggungiawab terhadapp€n)rusunan dan penyampaian laporan pertanggungiawaban keuangandan barang (laporan akuntabilitas).

(2\ TaIa cara penyusunan dan penyampaian laporan keuangan DanaDekonsentrasi berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang

mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuanganpemerintah pusat.

Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan Barang Milik Negara

hasil pelaksanaan Dana Dekonsentrasi berpedoman pada PeraturanMenteri Keuangan yang mengatur mengenai penatausahaan Barang MilikNegara.

Untuk membantu kelancaran penyusunan dan penyampaian laporankeuangan yang bersumber dari anggaran Kementerian Pertaniansebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementerian Pertanian mcmbentukSekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/BarangWilayah.

Sekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/BarangWilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berkedudukan di BalaiPengkajian Teknologi Pertanian di seluruh Indonesia.

(3)

(4)

(s)

7

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 14

(1) Koordinasi pembinaan administrasi dan keuangan dilaksanakan oleh

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, sedangkan pembinaanteknis atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Dekonsentrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan oleh Eselon I lingkupKementerian Pertanian yang bertanggungjawab sesuai dengan tugas danfungsinya.

(2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatanDekonsentrasi yang dilaksanakan oleh SKPD Provinsi.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi pemberianpedoman, standar, fasilitasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan

evaluasi atas penyelenggaraan Dekonsentrasi.

(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalamrangka peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas.

(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dalamrangka pencapaian efisiensi pengelolaan Dana Dekonsentrasi'

BAB V

PEMERIKSAAN

Pasal 15

(1) Pemeriksaan Dana Dekonsentrasi meliputi pemeriksaan keuangan,pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh unit' pemeriksa internal dan/atau unit pemeriksa eksternal pemerintah yangdilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

BAB VI

SANKSI

Pasal 16

(1) SKPD Provinsi yang tidak menyampaikan laporan Dana Dekonsentrasidikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku berupa:

a. penundaan pencairan Dana Dekonsentrasi untuk triwulan berikutnya;

b. penghentian pembayaran dalam tahun berjalan; atau

c. penghentian alokasi Dana Dekonsentrasi untuk tahun anggaranberikutnya.

(2) Pengenaan sanksi sebagaimana pada ayat (1) tidak membebaskan SKPDProvinsi dari kewajiban menyampaikan laporan Dana Dekonsentrasi.

8

BAB VN

PENUTUP

Pasal 17

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartatanggal 10 Desernber 2013

PERTANIAN,

(-

Salinan Peraturan ini disampaikanl. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;3. Menteri Keuangan;4. Menteri Dalam Negeri;5. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;6. Pejabat Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

9