Diabetes Melitus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASKEP DIABETES MELITUS PADA ANAK

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDiabetes mellitus telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi diseluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan pasien di dunia mencapai 347 juta jiwa. WHO memperkirakan penderita diabetik yang meninggal sebanyak 2/3 dari semua penderita diabetik tahun 2008-2030. Pevalensi diabetes di seluruh dunia diperkirakan tahun 2011 adalah 366 juta dan diproyeksikan meningkat 552 juta orang pada 2030. Insiden diabetes mellitus di kemudian hari pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita dibetes berkisar antara 1 7% mereka memperlihatkan perkembangan fisik yang normal, tetapi pada bayi yang mempunyai ukuran badan yang berlebihan ini cenderung menjadi obesitas pada masa anak-anak dan diteruskan sampai usia dewasa. Masih terdapat ketidaksepakatan tentang apakah terdapat sedikit peningkatakn resiko gangguan perkembangan kecerdasan yang tidak berhubungan dengan hipoglikemial hipoglikemia simtomatik meungkin meperbesar resiko tersebut. ((Kathleen morgan S. 2007)Kemampuan untuk mengontrol diabetes dengan baik dengan insulin telah membawa hasil meningkatnya jumlah ibu diabetes dapat melahirkan anak dengan selamat. Bayi mereka dan oleh ibu yang kemudian mendapat mempunyai diabetes, mempunyai morfologik tertentu yang jelas, dan sama yaitu ukuran badan yang besar dan makrosomia dan risiko angka kesakitan yang tinggi. Ibu diabetes mempunyai insiden polihidramnion punyai angka kematian janin yang 10 kali lebih besar dari angka yang didapatkan pada ibu yang nondiabetik. Angka kematian tersebut lebih tinggi dari pada semua usia kehamilan, tetapi khususnya setelah kehamilan 32 minggu. Penyusutan janin, selama kehamilan, berhubungan dengan diabetes ibu terutama ketoasidosis. Ibu diabetes ini akan melahirkan bayi dengan berat badan yang berlebihan, pada semua tingkat usia kehamilan dan bayi dengan berat badan lahir rendah padakehamilan antara 37 -47 minggu. Angka kematian neonatal 5 kali lebih besar dari angka kematian bayi neoratus yang berasal dari ibu nondiabetik. Angka kematian ini lebih tinggi untuk semua tingkat usia kehamilan dan pada setiap berat badan lahir yang sebanding dengan kategori usia kehamilan; risiko relatif paling tinggi pada bayi dengan berat badan lahir normal atau yang tinggi. (Schwartz, 1997).B. Rumusan Masalah1. Pengertian dan Jenis-Jenis Diabetes.2. Etiologi Diabetes.3. Patofisiologi Anak dari Ibu Diabetes4. Manifestasi Klinis Anak dari Ibu Diabetes. 5. Komplikasi pada Anak ari Ibu Diabetes.6. Pemeriksaan Penunjang pada Anak dari Ibu Diabetes.7. Penatalaksanaan Medis pada Anak dari Ibu Diabetes.8. Asuhan Keperawatan Anak dari Ibu Diabetes.C. Tujuan 1. Tujuan UmumMahasiswa dapat melakukan Asuhan Keperawatan Anak pada Anak dengan Ibu Derita Diabetes.2. Tujuan KhususSecara khusus melakukan Asuhan Keperawatan pada Anak dari Ibu Diabetes'', ini disusun supaya :a) Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian dan Jenis-Jenis Diabetes.b) Mahasiswa dapat mengetahui Etiologi Diabetes.c) Mahasiswa dapat mengetahui Patofisiologi Anak dari Ibu Diabetesd) Mahasiswa dapat mengetahui Manifestasi Klinis Anak dari Ibu Diabetes. e) Mahasiswa dapat mengetahui Komplikasi pada Anak ari Ibu Diabetes.f) Mahasiswa dapat mengetahui Pemeriksaan Penunjang pada Anak dari Ibu Diabetes.g) Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan Medis pada Anak dari Ibu Diabetes.h) Mahasiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan Anak dari Ibu Diabetes.

BAB IIKONSEP DASAR TEORI

A. Pengertian Diabetes MelitusMenurut American Diabetes Association (ADA) 2002, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar.Sebelum adanya terapi insulin, hanya sedikit wanita diabetes yang mampu hamil; di antara mereka, angka mortalitas baik bagi ibu maupun bayi sangat tinggi. Morbiditas dan mortilitas bayi dari ibu diabetes (infants of diabetic mothers, IDM) sudah turun secara bermakna akibat kontrol efektif diabetes maternal dan peningkatan pemahaman gangguan fetal. (Schwartz, 1997)Beratnya diabetes maternal mempengaruhi katehanan hidup bayi. Beratnya diabetes maternal ditentukan oleh durasi penyakit sebelum kehamilan, usia saat awitan, jauhnya komplikasi vaskular, dan abnomalitas kehamilan sekarang, seperti pielonefritis, ketoasidosis diabetika, PIH, dan ketidakpatuhan. Satu-satunya faktor paling penting yang mempengaruhi kesehatan fetal adalah status euglikemik ibu. Telah ditemukan bahwa kontrol metabolik yang masuk nalar yang dimulai sebelum konsepsi dan dilanjutkan selama minggu-minggu pertama kehamilan dapat mencegah malformasi pada seorang IDM. (McGowan JE, Hagedorn MI, Hay WH, 1998)Bayi dari ibu diabetes adalah bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk bayi yang dikandung.

B. EtiologiEtiologi DM Secara umumInsulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Sering terjadi pada usia sebelum 15 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille Diabetes (DM Tipe I), gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia (meningkatnya kadar glukosa darah plasma >200mg/dl). Etiologi DM tipe I adalah sebagai berikut:1. Faktor geneticFaktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner & Suddart, 2002). Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe 1 meningkat 3 hingga 5 kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA (DR3 atau DR4).Diabetes melitus juvenilis merupakan suatu penyakit keturunan yang diturunkan secara resesif, dengan kekerapan gen kira-kira 0,30 dan penetrasi umur kira-kira 70% untuk laki-laki dan 90% untuk wanita.2. Faktor lingkunganLingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus (dari lingkungan). Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Virus atau mikroorganisme akan menyerang pulau pulau langerhans pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin.3. Faktor imunologiRespon autoimmune, dimana antibody sendiri akan menyerang sel bata pankreas.Etiologi bayi dengan Ibu DMIbu yang menyandang diabetes melitus gestasional tipe 1 atau 2.

C. PatofisiologiTidak ada satupun peristiwa fisiologik atau biokimia yang dapat menjelaskan banyaknya manifestasi klinik yang ditemukan pada penyakit ini. Urutan patogenik yang mungkin terjadi adalah hiperglikemia ibu menyebabkan hiperglikmia janin dan respon kelenjar pankreas janin mengakibatkan timbulnya hiperinsulinemia janin; hiperinsulinemia dan hiperglikemia janin kemudian mengakibatkan peningkatan uptake glukosa dan sintesis glikogen oleh hati, peningkatan lipogenesis dan sintesis protein. Temuan patologik yang bertalian adalah hipertrofi dan hiperplasi pulau Langerhans pankreas, disertai kenaikan yang tidak sebanding jumlah sel-sel beta, kenaikan berat plasenta dan organ-organ janin, kecuali otak; hipertrofi miokardium; peningkatan jumlah sitoplasma dalam sel-sel hati dan hematopoiesis ekstra-medula. Pelepasan plasenta, secara mendadak akan menghentikan infus glukosa ke bayi neonatus, tanpa memberi pengaruh yang sebanding pada hiperinsulinisme; akibatnya, pada bayi akan timbul hipoglikemia dan lipolisis yang menipis selama jam pertama setelah kelahiran.Hiperinsulinemia telah ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang menderita diabetes dan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu diabetes yang insulin-dependent, tanpa disertai adanya antibodi insulin. Kelompok yang pertama mempunyai kadar insulin puasa plasma yang lebih tinggi secara cukup berarti, dibandingkan dengan bayi neonatus normal, walaupun mempunyai kadar glukosa yang sama; mereka memberi respons segera dengan kenaikan insulin plasma dan mengasimilasikan glukosa lebih cepat. Setelah pemberian arginin, mereka juga mempunyai respons insulin yang meningkat dan kecepatan penghilang glukosa yang meningkat, dibandingkan pada bayi normal. Sebaliknya, kecepatan penggunaan glukosa puasa menurun. Kadar asam lemak bebas yang lebih rendah pada bayi yang dilahirkan oleh ibu diabetes insulin-dependent mungkin mencerminkan hiperinsulinemia yang mereka alami. Dengan pengendalian diabetes yang baik selama prenatal, insiden makrosomia menurun.Walaupun hiperinsulinisme mungkin merupakan penyebab utama hipoglikemia, penurunan respons epinefrin dan glukagon yang terjadi mungkin merupakan faktor yang membantu terjadinya hipoglikemia. Kadar kortisol dan hormon pertumbuhan normal.

PATHWAY

Glukosa berdifusi melalui plasentaHiperglikemia janinInsulin ibu tidak dapat di transfer ke janinRespons kelenjar pankreas janinProduksi insulinHiperinsulinemia janinSetelah lahir terjadi pemutusan aliran darah dari ibu ke janinSuplai glukosa dari ibu terhentihipoglikemiaLapar, letih, denyut nadi lemah, malas minum, dan distress napas.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhIbu dengan DM mengalami HiperglikemiaPeningkatan uptake glukosa dan sintesis glikogen, peningkatan lipogenesis dan sintesis protein dalam tubuh janinJanin tumbuh subur dan pesatmakrosomiaRisiko cedera (Trauma lahir)Menghambat produksi surfaktanImaturitas paruRDSHipoksia janinGangguan pertukaran gasKetidak efektifan koping keluargaDefisit pengetahuan

D. Manifestasi KlinisBayi yang dilahirkan oleh ibu diabetes dan ibu yang menderita diabetes kehamilan sering memperlihatkan persamaan yang rnengejutkan (Gambar 7-29). Mereka cenderung berbadan besar dan gemuk, akibat peningkatan lemak badan dan pembesaran visera, disertai wajah yang mengembung dan pletorik, mirip dengan wajah penderita yang mendapat kortikosteroid. Akan tetapi, bayi seperti ini mungkin berat badan lahirnya normal atau rendah, terutama kalau dilahirkan sebelum aterm atau kalau pada ibu menderita penyakit vaskuler.Bayi cenderung kelihatan mudah gugup dan terkejut. gemetar dan terangsang berlebihan, selama 3 hari pertama kehidupan, walaupun dapat pula terjadi hipotonia, letargi dan aktivitas menyusu buruk. Mereka mungkin memperlihatkan beberapa manifestasi hipoglekemia. Tanda-tanda dini ini lebih mungkin berhubungan dengan hipoglikemia dan hipokalsemia yang timbul kemudian; abnormalitas ini dapat juga terjadi bersama-sama. Asfiksia atau hiperbilirubinemia perinatal dapat pula menimbulkan tanda-tanda yang sama. Kadang-kadang hipomagnesemia dapat dihubungkan dengan hipokalsemia.Sekitar 75% bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes dan 25% bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes kehamilan akan mengalami hipkalemia (kurang dari 30 mg/dl glukosa), tetapi hanya sebagian kecil saja yang memperlihatkan gejala-gejala. Kemungkinan bayi mengalami hipoglikemia akan meningkat dan kadar glukosa kemungkinan besar lebih rendah, kalau glukosa dalam tali pusat atau pada ibu yang sedang berpuasa tinggi. Biasanya titik terendah konsentrasi glukosa darah bayi tercapai antara 1 3 jam; pemulihan spontan dimulai pada 4 6 jam.Banyak bayi yang dilahirkan oleh ibu diabetes mengalami takipnea selama 5 hari pertama kehidupan. Gejala ini bersifat sementara akibat hipoglikemia. Hipoglikemia, polisitemia, payah jantung atau edema serebri akibat trauma atau asfiksia kelahiran. Terdapat insiden penyakit membrane hialin yang lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu diabetes, di bandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu normal yang lahir pada usia kehamilan yang sebanding; keadaan ini mungkin akibat pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pada sitesis surfaktan. Kardiomegali lazim ditemukan (30%) dan payah jantung terjadi pada 5 10% bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes. Juga terapat peningkatan insiden hiperbilirubinemia, polisitemia dan thrombosis vena renalis; hematuria dan trombositopenia. Insiden anomaly congenital meningkat 3 kali pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes; paling lazim diemukan anomaly jantung dan rangka. Pada bayi ini dapat juga ditemukan adanya distensi abdomen akibat keterlambatan sementara perkembangan kolon sebelah kiri, yang dinamakan sindroma kolon kecil kiri (small left colon syndrome).Insiden diabetes mellitus di kemudian hari pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita dibetes berkisar antara 1 7% mereka memperlihatkan perkembangan fisik yang normal, tetapi pada bayi yang mempunyai ukuran badan yang berlebihan ini cenderung menjadi obesitas pada masa anak-anak dan diteruskan sampai usia dewasa. Masih terdapat ketidaksepakatan tentang apakah terdapat sedikit peningkatakn resiko gangguan perkembangan kecerdasan yang tidak berhubungan dengan hipoglikemial hipoglikemia simtomatik meungkin meperbesar resiko tersebut.

E. Komplikasi1. Hipoglikemia neonatalPada bayi yang lahir dari ibu hamil yang diabetic, masa transisi kehidupan diluar uterus seringkali terganggu oleh kelainan metabolic. Dalam 30 sampai 60 menit pertama setelah neonates lahir, hipoglikemia dapat terjadi pancreas janin deprogram untuk memproduksi jumlah insulin yang banyak dan neonates tidak menghentikannya dengan segera. Pada saat lahir, suplai glukosa yang meningkat dengan tiba-tiba terputus, tetapi peningkatan produksi insulin terus berlanjut diluar uterus. Cadangan glukosa dengan cepat digunakan, sehingga neonates mengalami episode hipoglikemia.2. Respiratory Distress Syndrome (RDS)Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tinggi mengalami RDS. Hal ini berkaitan dengan imaturitas paru sebagai akibat hiperinsulinemia janin.3. Hiperbilirubinemia neonatesPathogenesis hiperbilirubinemia pada neonates/bayi dari ibu diabetes masih belumjelas. Namun, kemungkinan karena adanya stress yang lama, mekanisme kompensasi peningkatan produksi sel darah m erah distimulasi. Setelah lahir, peningkatan pemecahan sel darah merah kerap kali bekerja melampaui batas system hepatica yang masih belum matang (muda), menyebabkan hiperbilirubinemia.4. Polisitemia neonatesPolisitemia merupakan akibat penurunan oksigenasi yang menstimulasibginjal janin untuk melepaskan hormone glikoprotein. Hormone glikoprotein menstimulasi produksi eritrosit sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan kemampuan darah membawa oksigen. Oleh karena itu adanaya insufisiensi plasenta, maka bayi baru lahir bisa mengalami polisitemia.5. Hipertropi jantungBayi dari kehamilan dengan diabetes mungkin mengalami kardianiopati hiopertropik, yang bisa berkembang menjadi gagal jantung kongestif (Ghandi, dkk, 1995). Diperkirakan bayi yang makrosonomik dan hiperinsulinemia janin berperan terjadinya pathogenesis penyakit jantung. Kardiomiopati pada bayi dari ibu diabetic biasanya hilang pada usia neonates 6 bulan (Way, 1979).6. Hipokalsemia (Kadar kalsium