Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MARGANINGSIH MUNTILAN TAHUN
AJARAN 2020/2021 PADA MATERI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh :
Angeli Suryadinata
NIM : 161414043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MARGANINGSIH MUNTILAN TAHUN
AJARAN 2020/2021 PADA MATERI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh :
Angeli Suryadinata
NIM : 161414043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MARGANINGSIH MUNTILAN TAHUN
AJARAN 2020/2021 PADA MATERI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Disusun oleh :
Angeli Suryadinata
NIM : 161414043
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Dewa Putu Wiadnyana Putra S.Pd., M.Sc. Tanggal : 9 Februari 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MARGANINGSIH MUNTILAN TAHUN
AJARAN 2020/2021 PADA MATERI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Angeli Suryadinata
NIM : 161414043
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 19 Februari 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd.
Sekretaris : Beni Utomo, M.Sc.
Anggota I : Dewa Putu Wiadnyana Putra S.Pd., M.Sc.
Anggota II : Dr. Hongki Julie, M.Si.
Anggota III : Dominikus Arif Budi Prasetyo M.Si.
Yogyakarta, 19 Februari 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” Lukas 1:37
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah” Roma 8:28
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dan memberikan restu-
Nya.
Papa saya Jonni Cahyawan, dan Mama saya Agustin Suryani yang senantiasa
mendukung, mendoakan, dan membimbing saya dengan penuh kasih.
Adik-adik saya Yoeline Wanerin Cahyawan dan Gavriel Wanerin Cahyawan yang
selalu memberikan dorongan semangat dan dukungannya.
Dosen pembimbing skripsi saya Bapak Dewa Putu Wiadnyana Putra atas segala
bimbingan dan dorongan yang telah diberikan selama berdinamika bersama.
Almamater saya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Februari 2021
Penulis
Angeli Suryadinata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Angeli Suryadinata
NIM : 161414043
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MARGANINGSIH MUNTILAN TAHUN
AJARAN 2020/2021 PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberi
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 19 Februari 2021
Yang menyatakan,
Angeli Suryadinata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Angeli Suryadinata, 2021. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa
Kelas VIII A SMP Marganingsih Muntilan Tahun Ajaran 2020/2021 pada
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa pada materi SPLDV, (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
siswa mengalami kesulitan belajar pada materi SPLDV, (3) mengetahui
bagaimana pembelajaran remedial dapat membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan belajar pada materi SPLDV di kelas VIII A SMP Marganingsih
Muntilan tahun ajaran 2020/2021.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripstif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Marganingsih Muntilan dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A.
Metode yang digunakan adalah observasi, tes diagnostik, teknik wawancara, dan
tes remedial
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) kesulitan yang
dialami oleh siswa pada materi SPLDV yang dilihat berdasarkan submateri
diantaranya adalah kesulitan memahami konsep SPLDV, kesulitan menentukan
penyelesaian SPLDV, dan kesulitan dalam membuat model matematika dan
menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV, (2) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa antara lain
adalah faktor internal yaitu subjek tidak begitu menyukai pelajaran matematika,
terutama pada materi matematika tentang SPLDV, subjek tidak aktif dalam
mengikuti pembelajaran, sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari
bahan ajar, serta kurangnya pendalaman materi dan kurangnya ketelitian dalam
mengerjakan. Faktor eksternal adalah kurangnya jam pertemuan pelajaran, serta
karena pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga subjek mengalami kesulitan
seperti sinyal yang tidak memadai, kehabisan paket data, dan belum memiliki
ponsel sendiri, (3) pembelajaran remedial yang dilakukan terhadap siswa dengan
menngunakan metode penemuan terbimbing, tanya jawab serta latihan soal dan
dengan menggunakan power point cukup berhasil dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa khususnya pada submateri tentang memahami bentuk SPLDV dan
menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV. Hal ini ditandai dengan menurunnya persentase subjek menjawab salah
pada tes akhir remedial jika dibandingkan dengan persentase subjek menjawab
salah pada tes diagnostik.
Kata Kunci : diagnosis kesulitan belajar, remediasi, materi SPLDV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Angeli Suryadinata, 2021. The Diagnosis and Remediation of Learning
Difficulties by the Students of Grade VIII A Junior High School Marganingsih
Muntilan in the Academic Year 2020/2021 in the topic of the system of linear
equations in two variables material. Mathematics Education Study Program,
Department of Mathematics and Sciences Education, Faculty of Teacher
Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The research aims to (1) understand the learning difficulties happened to the
students in studying the system of linear equations in two variables, (2)
understand the factors influencing the students to learn the system of linear
equations in two variables material, (3) understand how the remedial learning
could help the students solving the learning difficulties on the system of linear
equations in two variables material at grade VIII A Junior High School of
Marganingsih Muntilan 2020/2021 school year.
The research is descriptive research with a qualitative and quantitative
approach. The research was held at the Junior High School of Marganingsih
Muntilan and the participants of the research were grade VIII A students. The
method used in the research was the observation, diagnostic test, interview, and
test.
The result of research can be concluded that (1) the difficulties experienced
by the students on the system of linear equations in two variables material based
on sub material found that there were three difficulties, such as, understanding
the concept of the system of linear equations in two variables, determining the
system of linear equations in two variables completion, and creating
mathematical models and solving mathematical models of daily problems related
to the system of linear equations in two variables, (2) the factors influencing the
learning difficulties of the students were the internal factor which the participants
did not really like mathematics, especially mathematics material related to the
system of linear equations in two variables, the participants were not interested in
the learning process, the wrong habits and attitudes in learning the materials, also
lack understanding the materials and the accuracy of doing it. The external
factors were lack of meeting hours because of distance learning where the
students experienced poor signal, running out of data package, not having their
phone, (3) remedial learning using the guided discovery learning, questions,
answers, and exercises using presentation can solve the problem in understanding
the sub material related to the system of linear equations in two variables and
complete mathematic models of daily problems related to the system of linear
equations in two variables. It was indicated by the decreasing percentage of
participants who answered incorrectly on the final remedial test compared to
those who answered incorrectly on the diagnostic test.
Keywords: diagnostic of learning difficulties, remedy, the system of linear
equations in two variables material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII A
SMP Marganingsih Muntilan Tahun Ajaran 2020/2021 pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel” Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Banyak pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam penulis skripsi ini.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dewa Putu Wiadnyana Putra S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia membimbing, memberikan saran dan meluangkan waktu, tenaga,
dan pikiran dalam membimbing penulisan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah Ibu Emiliana Dresti Imasati, S.Pd., dan Guru Mata Pelajaran
Matematika Ibu Kristina Candraningsih, S.Pd., serta murid-murid kelas VIII A
SMP Marganingsih Muntilan yang telah memberikan tempat dan waktu untuk
pengambilan data penelitian.
6. Kedua orangtua saya papa Jonni Cahyawan dan mama Agustin Suryani yang
selalu memberikan doa dan dukungannya.
7. Adik-adik saya Yoeline Wanerin Cahyawan dan Gavriel Wanerin Cahyawan
yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
8. Mas FX Made Setianto staff laboratorium micro teaching P.Mat yang sudah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
menyediakan sarana dan prasarana lab.
9. Henny, Ika, Maria, dan Ina yang selalu ada untuk mengingatkan, mendengarkan,
memberikan saran, dan menemani selama berproses dari awal kuliah.
10. Marselinus Ivan Kurniawan yang selalu mendengarkan keluh kesah dan
memberikan semangat kepada penulis.
11. Teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2016 kelas B yang sudah
menemani penulis berproses selama perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas bantuan dan
dukungan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang telah disusun ini masih tidak sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
perbaikan karya selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Yogyakarta, 9 Februari 2021
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………...…………………………...... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………...….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………...…..………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………...….... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………...….... v
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………………...….... vi
ABSTRAK ………………………………………………...……………...................... vii
ABSTRACT…………………………………………………………………................. viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………...………………... ix
DAFTAR ISI ……………………………………………...……………….................. xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………...……………….......... xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………...………………..... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………...…………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………...………………. 4
C. Rumusan Masalah …………………………………………...……………….... 4
D. Tujuan Penelitian …………………………………………...………………..... 4
E. Pembatasan Masalah …………………………………………………………... 5
F. Penjelasan Istilah …………………………………………………………......... 5
G. Manfaat Penelitian …………………………………………………………...... 6
H. Sistematika Penulisan …………………………………………………………. 7
BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………………………….. 9
A. Proses Belajar ………………………………………………...…………........... 9
B. Belajar Tuntas …………………………………………….......…………........... 10
C. Kesulitan Belajar ……………………………………………...……………...... 11
D. Diagnosis Kesulitan Belajar …………………………………………...………. 12
E. Rembelajaran Remedial …………………………………………...…………... 18
F. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing ………………………...……… 20
G. Persamaan Linear …………………...……………………………………….... 21
H. Penelitian yang Relevan …...……...…………………………………………… 26
I. Kerangka Berpikir ……………………………………...…………………….... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………….. 30
A. Jenis Penelitian ………………………...…………………………………......... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………...………………………………. 31
C. Subyek dan Obyek Penelitian …………………...…………………………….. 32
D. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………...……. 33
E. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………………...… 34
F. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………………...……... 39
G. Metode Analisis Data …………………………………………………...……... 40
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN
PEMBAHASAN …………………….……………………...………............. 42
A. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………………… 42
B. Hasil Penelitian ……………………………………………...…………………. 44
C. Pembahasan ……………………………………………...…………….............. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………… 83
A. Kesimpulan ……………...……………………………………………................ 83
B. Saran ……………..…………………………...………………............................ 84
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...……………….... 86
LAMPIRAN ……………………………………………...………………................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi lembar observasi ………………………………………………...….. 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi tes diagnostik …………………………………...…………………... 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara subjek dan guru ………………………………...………. 37
Tabel 3.4 Kisi-kisi tes remedial ………………………………..……………………….. 37
Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian ……………………………...……………….. 42
Tabel 4.2 Nilai dan analisis letak kesulitan subjek pada tes diagnostik ……………..…... 45
Tabel 4.3 Analisis kesulitan subjek tiap nomor pada tes diagnostik …………...………... 52
Tabel 4.4 Tabel kategori nilai tes diagnostik …………...……………………………….. 56
Tabel 4.5 Hasil wawancara subjek …………...…………………………………………. 57
Tabel 4.6 Nilai dan analisis letak kesulitan subjek pada tes remedial …………...………. 63
Tabel 4.7 Analisis kesulitan subjek tiap nomor pada tes remedial ………………...…….. 66
Tabel 4.8 Subjek menjawab salah pada tes diagnostik ……………..…………………… 70
Tabel 4.9 Pengelompokkan jenis kesulitan ………………..……………………………. 75
Tabel 4.10 Subjek menjawab salah pada tes remedial ……………...…………………… 76
Tabel 4.11 Perbandingan persentase subjek menjawab salah pada tes diagnostik dengan
tes remedial ……….………………………………………………………… 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 diagram nilai hasil tes diagnostik …………………………………………... 51
Gambar 4.2 diagram nilai hasil tes remedial …………………………………..………... 65
Gambar 4.3 jawaban no 1 salah satu subjek pada tes diagnostik ….……………..……… 72
Gambar 4.4 jawaban no 2 salah satu subjek pada tes diagnostik ………………..………. 73
Gambar 4.5 jawaban no 3 salah satu subjek pada tes diagnostik ……………..…………. 73
Gambar 4.6 jawaban no 4 salah satu subjek pada tes diagnostik ……………..…………. 74
Gambar 4.7 diagaram nilai hasil tes diagnostik dan tes remedial …………..…………… 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat ijin penelitian ………..……………………………...…...….. 90
Lampiran 1.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian dari sekolah …..…… 91
Lampiran 3.1 Instrumen observasi ……………..…………………...…...………. 92
Lampiran 3.2 Lembar validasi instrument observasi ……………..………..…….. 96
Lampiran 3.3 Instrumen Tes Diagnostik ……………………………………..... 98
Lampiran 3.4 Lembar validasi instrument tes diagnostik ……...…………..…... 102
Lampiran 3.5 Instrumen wawancara ………………………..………...………... 104
Lampiran 3.6 Lembar validasi instrumen wawancara …………...…………….. 106
Lampiran 3.7 Instrumen RPP …………...………………………………..……. 108
Lampiran 3.8 Lembar validasi instrumen RPP ………………………...………. 114
Lampiran 3.9 Instrumen Tes Remediasi ………………….……………...…….. 117
Lampiran 3.10 Lembar validasi instrumen tes remediasi ……………..……...… 121
Lampiran 4.1 Hasil observasi ………………..…………………………...……. 123
Lampiran 4.2 Hasil Tes Diagnostik ………….….…………..…………………… 127
Lampiran 4.3 Hasil wawancara ………..…………………………………….… 148
Lampiran 4.4 Hasil tes remediasi ………………………………………………. 154
Lampiran 4.5 Foto-foto kegiatan diagnosis dan remediasi ………………………. 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran di dunia pendidikan tidak selamanya mengalami kelancaran,
terkadang terjadi hambatan dalam proses tersebut. Hambatan yang sering kali muncul
adalah kesulitan belajar siswa, dan biasanya akan berdampak pada prestasi akademik dari
peserta didik. Kesulitan belajar siswa sering kali muncul di dalam pembelajaran
matematika, dan biasanya akan terlihat di dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Gejala-gejala yang dapat terlihat biasanya seperti siswa yang prestasinya di bawah rata-
rata, siswa yang tidak berminat mendengarkan ketika guru menjelaskan, bahkan ada siswa
yang mengobrol sendiri dengan temannya ketika guru menjelaskan, dan sebagainya.
Pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 hingga sekarang (bulan Januari
2021) membuat proses pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan secara tatap muka
berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh atau biasanya dikenal dengan PJJ. Proses PJJ ini
membuat hampir semua pendidik mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, karena
tidak semua siswa mampu menyesuaikan dengan keadaan. Proses pembelajaran yang
dilakukan secara daring menggunakan beberapa aplikasi pendukung seperti zoom, google
meet, skype, dan lain-lain itu memiliki beberapa kekurangan, seperti tidak mampu secara
langsung melihat bagaimana proses belajar siswa. Hal ini dapat dilihat ketika proses
pembelajaran ada siswa yang tidak menyalakan kamera, siswa yang tidak menyalakan
mikrofon, atau siswa yang diam saja ketika diberi pertanyaan oleh guru.
Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik, baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Guru harus mampu
1PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengenali siswa atau peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses belajar siswa. Dengan melihat hasil belajar siswa, guru dapat
mengetahui kesulitan siswa beserta dengan faktor-faktor yang mempengaruhi, dan mampu
mencari cara untuk mengatasinya. Penanganan kesulitan belajar siswa dapat dilakukan
dengan diagnosis dan remediasi. Tujuan guru melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan
belajar adalah untuk mengetahui kesulitan siswa dalam proses pembelajaran dan
meremediasi agar dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitannya dalam proses
pembelajaran.
Secara umum, tujuan dari kegiatan remediasi adalah sama dengan pembelajaran pada
umumnya yakni memperbaiki kesalahan siswa sehingga siswa dapat mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Melalui kegiatan remediasi
siswa dibantu untuk bisa mengatasi kesulitan belajarnya.
Di lain pihak, matematika disadari sebagai salah satu ilmu yang berperan penting dalam
kehidupan manusia. Salah satu tujuannya adalah agar siswa mampu berpikir kritis, logis,
sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam memecahkan berbagai macam masalah.
Kemampuan memecahkan masalah yang mungkin akan berguna untuk menghadapi
masalah yang lainnya, oleh karena itu penguasaan materi dan konsep-konsep dasar pada
siswa mengenai matematika perlu ditingkatkan. Matematika sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV). Materi ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, karena sering kali kita
menjumpainya untuk menentukan harga barang yang kita beli, dan bisa untuk mencari nilai
tunggal dari suatu. Tetapi pentingnya materi SPLDV tidak diimbangi dengan kemampuan
2PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa, lemahnya pemahaman mempelajari siswa terhadap konsep mengakibatkan
terjadinya kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika pada materi SPLDV.
Materi SPLDV ada di semester ganjil kurikulum 2013. Di Yogyakarta hampir semua
sekolah menengah pertama (SMP) sudah menggunakan kurikulum 2013, salah satunya
yaitu SMP Marganingsih Muntilan. Peneliti lalu melakukan observasi secara online dan
wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP Marganingsih Muntilan pada
bulan November 2020. Untuk mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal-soal SPLDV, peneliti melakukan observasi pembelajaran secara daring
menggunakan aplikasi google meet dan melihat bagaimana proses pembelajaran
berlangsung. Beberapa siswa di dalam pembelajaran nampak tidak aktif, sebagian besar
mematikan kamera dan suara, sehingga terkadang guru kesulitan ketika memberi
pertanyaan secara lisan. Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru
mata pelajaran matematika kelas VIII A SMP Marganingsih Muntilan. Guru mengatakan
bahwa siswa kebanyakan tidak menyukai matematika, menganggap bahwa matematika
hanya hitungan-hitungan dengan menggunakan rumus yang sulit saja, dan mengatakan
matematika adalah mata pelajaran yang membosankan. Guru juga mengatakan ketika
pembelajaran tatap muka pada tahun sebelumnya, siswa juga mengalami kesulitan pada
materi SPLDV, sehingga berpengaruh pada proses belajar siswa di dalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara secara online, dapat dikatakan bahwa siswa mengalami
kesulitan untuk materi SPLDV, sehingga peneliti memilih SMP Marganingsih Muntilan
sebagai tempat penelitian.
Salah satu cara untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa yaitu dengan
menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengerjakan soal-soal
3PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
matematika, dan dibantu dengan wawancara dengan harapan dapat mengetahui penyebab
kesulitan yang dialamai siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dan dapat
memberikan petunjuk kepada siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Diagnosis
dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII A Sekolah Menengah Pertama
Marganingsih Muntilan Tahun Ajaran 2020/2021 Pada Materi Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yaitu:
1. Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar pada pokok materi SPLDV
2. Sebagian siswa yang tidak aktif di dalam pembelajaran
3. Situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembelajaran daring dan jam
pertemuan menjadi berkurang
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII A SMP Marganingsih
Muntilan pada materi SPLDV?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan yang dialami siswa kelas VIII A
SMP Marganingsih Muntilan dalam mengerjakan soal-soal tentang SPLDV?
3. Bagaimana pengajaran remedial dapat membantu siswa kelas VIII A SMP
Marganingsih Muntilan dalam mengatasi kesulitan pada materi SPLDV?
4PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Tujuan Penelitian
Adapun beberapa tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas, antara lain:
1. Mengidentifikasi jenis-jenis kesulitan yang dilakukan siswa untuk materi SPLDV.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk
materi SPLDV.
3. Mendeskripsikan implementasi pengajaran remidial yang dapat dilakukan guru untuk
mengurangi kesulitan yang dialami oleh siswa pada materi SPLDV.
E. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah pada subjek penelitian yaitu siswa kelas
VIII A SMP Marganingsih Muntilan, dan materi pada penelitian ini yaitu materi SPLDV
yang mana di dalamnya meliputi konsep SPLDV, metode-metode penyelesaian SPLDV,
dan membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
F. Penjelasan Istilah
Dalam penelitian yang berjudul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa
Kelas VIII A Sekolah Menengah Pertama Marganingsih Muntilan Tahun Ajaran
2020/2021 Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel” ada beberapa istilah yang
perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda. Istilah-istilah
tersebut adalah:
1. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai tujuan belajar yang ditandai
dengan prestasi belajar yang rendah (nilai yang diperoleh kurang dari KKM).
5PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah proses untuk menemukan letak kesulitan dan
jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa agar pembelajaran remedial dapat dilakukan
dengan baik.
3. Program Pengajaran Remedial
Program pengajaran remedial adalah kegiatan untuk memperbaiki kesalahan yang
dilakukan siswa dengan metode-metode yang telah ditentukan.
4. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dengan dua
variabel yang mempunyai hubungan diantara ke duanya dan mempunyai satu
penyelesaian.
G. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Membantu siswa mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada materi
SPLDV.
b. Membantu siswa mengetahui faktor penyebab kesalahan pada materi SPLDV.
c. Diharapkan siswa mampu memahami kesalahan-kesalahan tersebut dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama untuk pokok bahasan matematika yang lainnya
setelah mengetahui kesalahan yang dilakukan pada materi SPLDV.
6PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu membantu guru untuk mengetahui jenis
kesalahan dan faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan pada materi SPLDV.
Kesalahan yang dilakukan siswa dapat digunakan oleh guru sebagai pertimbangan
untuk menyusun langkah pembelajaran maupun dalam mempersiapkan bahan-bahan
pembelajaran guna meningkatkan kualitas kegaiatan belajar dan hasil belajar siswa.
Program pengajaran remedial diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi guru
untuk menangani siswa yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal-soal
matematika, sehingga guru mampu mengurangi kesalahan yang dilakukan siswa sesuai
dengan jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang kesalahan-
kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam mempelajari
matematika khususnya materi SPLDV. Program pengajaran remedial yang dibuat pada
penelitian ini dapat menjadi bekal atau salah satu referensi untuk membantu peneliti
dalam menangani dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa
kelak ketika sudah mejadi seorang guru.
H. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bab II penelitian memaparkan pengertian proses
7PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar, belajar tuntas, kesulitan belajar, kesalahan, diagnosis kesulitan belajar,
pembelajaran remedial, model pembelajaran penemuan terbimbing, materi persamaan
linear, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Bab III merupakan bab metode
penelitian yang berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, prosedur
pengumpulan data, dan metode analisis data. Pada bab IV merupakan bab pelaksanaan
penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang berisi deskripsi pelaksanaan penelitian,
deskripsi hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian. Pada bab V peneliti
memaparkan kesimpulan dan saran.
8PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Proses Belajar
Proses belajar merupakan proses untuk membangun makna yang terjadi secara
berulang atau terus menerus, setiap kali dihadapkan oleh pengalaman yang baru maka
diadakan penyusuan kembali, baik itu secara kuat atau lemah. Proses belajar bukan suatu
kegiatan mengumpulkan fakta, namun lebih kepada mengembangkan gagasan dengan
membuat pemahaman yang baru (Suyono dan Hariyanto, 2011:127).
Proses belajar dapat didefinisikan sebagai tahap-tahap perubahan perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut sifatnya positif
dalam arti berpusat kepada yang lebih baik daripada keadaan sebelumnya (Syah,
1999:109).
Proses belajar merupakan aktivitas terjadi pada pusat saraf individu yang melakukan
kegiatan belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena tidak dapat diamati secara
langsung. Oleh karena itu, proses belajar dapat teramati jika adanya perubahan karakter
atau sikap seseorang dari yang terjadi sebelumnya. Perubahan perilaku tersebut bisa dalam
hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya (Baharuddin dan Wahyuni, 2015:20).
Dapat disimpulkan pengertian proses belajar adalah proses konstruksi pada pusat saraf
yang terjadi dalam diri siswa membawa perubahan pemikiran dan tingkah laku siswa
kearah yang lebih baik.
9PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Belajar Tuntas
Belajar tuntas adalah suatu perubahan dalam pendidikan yang tujuannya untuk
menambah motivasi serta proses belajar siswa untuk mencapai ketuntasan dalam belajar
(Ischak dan Warji, 1987 : 6). Setiap mata pelajaran memiliki tingkat ketuntasan yang
berbeda sesuai dengan tingkat kerumitan pada mata pelajaran tersebut, kriteria ini biasanya
disebut sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Prinsip-prinsip belajar tuntas yang wajib dilaksanakan guru, antara lain (Suyono dan
Hariyanto, 2011 : 133) :
1. Sebagian besar siswa pada keadaan belajar yang normal dapat menguasai sebagian
besar bahan/materi yang diajarkan.
2. Guru menyusun strategi pembelajaran tuntas dengan mulai menetapkan tujuan
khusus (dalam kurikulum 2013 adalah indikator-indikator dan tujuan pembelajaran
yang sesuai dengan Kompetensi Dasar) yang seharusnya mampu dikuasai oleh
siswa. Guru juga harus menetapkan KKM yang harus dicapai oleh siswa.
3. Guru membuat bahan ajar secara detail, menjadi satuan-satuan pembelajaran yang
mendukung tujuan tersebut.
4. Selain bahan ajar untuk kegiatan belajar, disusun juga bahan ajar untuk kegiatan
perbaikan dan pengayaan.
Tujuan ditetapkannya prinsip belajar tuntas adalah agar standar kompetensi,
kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal. Dengan prinsip belajar tuntas ini, nilai rata-rata seluruh siswa dalam
satuan kelas mampu ditingkatkan secara maksimal, dan jarak antara siswa yang
cepat belajar dan lambat belajar semakin berkurang.
10PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana siswa tidak mampu belajar sebagai
mana semestinya (Dalyono, 1997:229). Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana
kompetensi atau prestasi yang tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.
Kesulitan belajar dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Siswa yang tidak mencapai kriteria yang telah ditentukan dalam belajar, yang bisa
dalam ranah kognitif, afektif, atau psikomotor
2. Siswa yang prestasi belajarnya atau dalam hal perilaku yang bersifat afektif atau
psikomotorik berada di bawah tingkat rata-rata untuk siswa-siswa yang sebaya atau
seusia dengan dia, dan ini terjadi relatif terus menerus
3. Siswa yang dari segi potensinya sebetulnya mampu berprestasi tinggi, tetapi dalam
kenyataan ia hanya berprestasi biasa-biasa saja
M Entang (1983:13) mengatakan adanya kesulitan belajar dapat membuat suatu
keadaan di mana siswa tidak mampu belajar secara baik sehingga memiliki prestasi belajar
yang rendah. Siswa yang memiliki masalah dengan belajarnya biasanya ditandai dengan
adanya gejala :
1. Prestasi yang dicapai rendah atau di bawah rata-rata dari hasil yang dicapai oleh
kelompok kelas
2. Hasil yang dicapai lebih rendah dengan usaha yang dilakukan
3. Tidak mampu secara maksimal dalam melakukan tugas belajar
Kesulitan belajar pada seorang siswa dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan siswa
dalam mengerjakan tugas maupun soal-soal tes. Kesalahan adalah kekeliruan terhadap
11PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawaban yang benar pada soal-soal tes, ini berarti kesulitan-kesulitan siswa akan terdeteksi
melalui jawaban-jawaban siswa yang salah dalam mengerjakan suatu soal.
Siswa yang berhasil dalam belajar akan mengalami perubahan dalam aspek kognitifnya.
Perubahan tersebut dapat terlihat melalui hasil yang diperolehnya di sekolah ataupun
melalui nilai. Dalam kenyataannya masih sering ditemukan adanya siswa yang nilainya
rendah. Nilai atau prestasi yang rendah ini karena adanya kesulitan dalam belajarnya.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut M. Entang (1984:10), Diagnosis Kesulitan Belajar merupakan suatu usaha
untuk ditemukannya kelemahan yang dialami seorang atau sekelompok siswa dalam
belajar dengan cara yang terstruktur dan berdasarkan gejala yang muncul seperti nilai
prestasi hasil belajar yang rendah, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran, kurang
motivasi dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Secara umum diagnosis kesulitan
belajar berarti suatu proses menemukan kesulitan dan jenis kesulitan yang dihadapi
siswa agar pembelajaran remedial yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik dan
optimal.
Langkah-langkah (tahap-tahap) dalam proses diagnosa dan pemecahan masalah
kesulitan belajar menurut Partowisastro, Koestoer dan Hadi Suparto (1984:35) adalah
sebagai berikut:
1. Tahap 1 : Penelaahan Status (Status Assesment)
Tahap penelaahan status adalah tahap untuk menentukan status seorang siswa
dalam hal kesulitan belajar. Dalam tahap ini, perlu menentukan apakah anak
tersebut mengalami kesulitan belajar atau tidak. Status ini dapat ditentukan dengan
12PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan suatu tes atau dengan cara pengukuran lain. Dari hasil tes atau
pengukuran lain ini akan terlihat apakah seorang siswa mengalami kesulitan belajar
atau tidak berdasarkan gejala-gejala yang terlihat pada hasil tes tersebut. Dari
gejala- gejala yang terlihat pada hasil tes tersebut, dapat diketahui dimana dan apa
saja letak kesulitan belajar siswa.
2. Tahap 2 : Perkiraan Sebab (Cause Estimation)
Pada tahap ini memperkirakan penyebab siswa mengalami kesulitan belajarnya.
Tahap ini dilakukan setelah mengetahui apa saja kesulitan belajar siswa
berdasarkan gejala-gejala yang terlihat pada tahap 1.
3. Tahap 3 : Pemecahan Kesulitan dan Penilaiannya
Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan sebab dari kesulitan
yang dihadapi siswa, dan juga merupakan tahap untuk menyelesaikan segala
permasalahan yang dihadapi siswa didalam proses pembelajarannya
Di bawah ini merupakan langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosis
kesulitan belajar menurut M. Entang (1984:19), :
1. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifkasi kesulitan belajar :
a. Mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar baik yang bersifat
umum maupun yang bersifat khusus. Caranya dapat membandingkan dengan
kriteria tingkat ketuntasan penguasaan yang telah ditetapkan sebelumnya
yaitu KKM
b. Teknik-teknik yang dapat dilakukan antara lain :
Mengamati nilai ujian yang tercantum dalam catatan akademik kemudian
13PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan dengan nilai rata-rata satu kelas atau dengan kriteria tingkat
penguasaan minimal kompetensi yang dituntut
Menyelidiki hasil ujian dengan melihat jenis-jenis kesalahan yang dibuat
Observasi pada saat kegiatan pembelajaran
Melaksanakan penelitian untuk melihat hubungan sosial psikologis yang
terdapat pada siswa.
2. Melokalisasikan letaknya kesulitan
Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang mengalami kesulitan belajar,
maka kegiatan selanjutnya yang perlu diteliti ialah (1) dalam mata pelajaran
manakah kesulitan itu terjadi, (2) pada tujuan belajar (aspek perilaku) manakah
kesulitan itu terjadi, (3) pada bagian manakah kesulitan itu terjadi, dan (4) dalam
segi proses pembelajaran manakah kesulitan itu terjadi.
a. Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu
Dengan membandingkan hasil belajar individu yang bersangkutan dari semua
pelajaran yang diikutinya, dengan mudah akan menemukan pada pelajaran
apa siswa mengalami kesulitan belajar.
b. Melihat pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan
pelajaran manakah kesulitan terjadi
Pendekatan yang tepat menggunakan tes diagnostik. Namun jika belum
memiliki tes diagnostik yang khusus digunakan untuk mengetahui kesulitan
siswa, maka analisa masih dapat dilakukan dengan menggunakan hasil
jawaban ujian tengah semester atau akhir semester.
c. Analisis terhadap proses belajar
14PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil analisis dapat dilakukan dengan hasil analisa terhadap catatan
keterlambatan penyelesaian tugas/soal, ketidakhadiran (absensi), kurang aktif
dan partisipasi, kurang penyesuaian sosial. Tinjauan lebih lanjut dapat
dilakukan dalam menganalisa tentang latar belakang atau sebab-sebabnya.
3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami berbagai kesulitan
Secara garis besar sebab kesulitan belajar dapat timbul dari dua hal yaitu :
a. Faktor internal yaitu faktor yang terjadi karena diri siswa tersebut. Hal ini
antara lain disebabkan oleh :
Kelemahan mental, faktor kecerdasan siswa, kemampuan pengetahuan,
atau bakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalu tes.
Kelemahan fisik, panca indra, syaraf, kecacatan karena sakit dan
sebagainya, gangguan yang bersifat emosional.
Perilaku dan keterampilan yang salah dalam mempelajari bahan ajar
Belum memiliki pengetahuan dan keahlian dasar yang dibutuhkan untuk
memahami bahan ajar.
b. Faktor ekternal, yaitu faktor yang berasal dari luar yang disebabkan karena
timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor ekternal antara lain meliputi:
Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak membuat siswa untuk aktif
Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
Perbedaan pola dan standar administrasi
Beban belajar yang terlalu berat
Metode mengajar yang kurang layak
Sering berpindah-pindah sekolah
15PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurangnya alat dan sumber untuk proses pembelajaran
Kondisi rumah yang kurang memotivasi aktivitas belajar siswa.
Untuk mengetahui kedua faktor diatas, dapat menggunakan berbagai alat, baik yang
dibuat oleh guru maupun yang telah dibuat oleh orang lain.
Cara dan alat tersebut antara lain :
Tes kecerdasan
Tes bakat khusus
Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara sederhana bisa
dibuat oleh guru
Wawancara dengan murid yang mengalami kesulitan
Mengadakan observasi yang mendalam, dapat dilakukan di dalam maupun di
luar kelas
Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua atau teman-
temannya yang dirasa perlu
4. Perkiraan kemungkinan bantuan
Jika diamati tentang letak kesulitan yang dialami siswa, jenis dan sifat kesulitan
berdasarkan latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkan kesulitannya,
maka akan diperkirakan :
a. Apakah siswa tersebut masih dapat ditolong untuk mengatasi kesulitan
belajarnya atau tidak
b. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa
c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan
16PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Siapa yang dapat memberi pertolongan
5. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
Langkah ini merupakan salah satu rencana atau beberapa alternatif rencana yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa, rencana ini
adalah :
a. Cara-cara yang akan ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang
dialami oleh siswa tersebut.
b. Menjaga agar kesulitan-kesulitan yang serupa tidak terulang kembali.
6. Tindak lanjut (Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan)
Kegiatan tindak lanjut merupakan kegiatan untuk dilakukannya pembelajaran
remidial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat berupa :
a. Melaksanakan bantuan yaitu pelaksanaan pembelajaran remidial untuk
mata pelajaran tertentu
b. Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu dalam memberikan
bantuan kepada siswa dan kepada guru yang sedang melaksanakan
kegiatan remidial
c. Senantiasa memantau kemajuan siswa
Pada penelitian ini langkah-langkah untuk mendiagnosis adalah sebagai berikut:
a. Penelaahan status atau identifikasi siswa yang memiliki kesulitan belajar
b. Identifikasi faktor atau penyebab siswa mengalami kesulitan belajar
c. Penetapan kemungkinan cara untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
17PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Tindak lanjut
E. Pembelajaran Remedial
Menurut Sutrisno dkk (dalam Khairul, 2016) remediasi adalah sebuah aktivitas yang
dilakukan untuk menyusun kegiatan pembelajaran yang masih kurang berhasil. Secara
umum remediasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menangani kesulitan belajar siswa
dilihat dari hasil diagnosis yang telah dilakukan. Kegiatan remediasi juga dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
kurang berhasil.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013: 152) pembelajaran remedial
adalah susunan pembelajaran yang bersifat membenarkan untuk membuat menjadi lebih
baik. Menurut M Entang (1984:11) pembelajaran remedial adalah usaha guru dalam
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan menemukan pengganti atau
opsi kegiatan lain sehingga siswa tersebut dapat mengembangkan dirinya semaksimal
mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan.
Dengan demikian remedial disesuaikan kepada pencapaian hasil yang maksimal sesuai
dengan kemampuan siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan
pribadi siswa.
Pengajaran remedial merupakan langkah tambahan dari kegiatan diagnosis kesulitan
belajar dan memang kegiatan ini harus dilandaskan pada kegiatan diagnosis. Untuk itu,
dalam melaksanakan kegiatan pengajaran remedial, seorang guru diharapkan mampu:
1. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan
18PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh bayangan yang lebih pasti mengenai
seorang siswa dengan persoalan yang dihadapinya, kelemahan yang dialaminya,
faktor utama penyebab kelemahan tersebut apakah mampu dibantu guru atau
memerlukan bantuan orang lain untuk memperbaiki, berapa lama harus
memberikan bantuan, kapan, oleh siapa, dan sebagainya.
2. Alternatif tindakan
Jika telah memperoleh bayangan yang lengkap tentang siswa yang perlu diberi
bantuan, lalu merancang alternatif tindakan yang sesuai dengan karakteristik
kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan ini bisa berupa:
a. Mengulangi bahan yang diberikan
b. Mencoba pilihan/opsi kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar
mengajar yang sudah ditempuh sebelumnya dan mempunyai tujuan yang
sama baik
c. Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan dari kesulitan dalam
belajar akan tetapi disebabkan juga karena hal lain seperti kesulitan belajar
karena berlatar belakang sikap negatif terhadap guru (tidak menyukai guru),
pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang salah atau masalah lain
dalam hubungan dengan orang tua, teman, sebaya, dan sebagainya
3. Evaluasi pengajaran remedial
Pada akhir pembelajaran remedial alangkah lebih baiknya dilakukan evaluasi
kembali sampai sejauh mana pembelajaran remedial tersebut dapat meningkatkan
prestasi siswa.
19PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Model pembelajaran penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada siswa dengan teknik menyelidiki, menarik kesimpulan, serta
memungkinkan guru memberi petunjuk jalan dalam membantu siswa untuk
mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang mereka miliki untuk menemukan
pengetahuan yang baru. Menurut Bruner dalam Yoppy Wahyu Purnomo (2011:4) belajar
dengan penemuan merupakan pendekatan yang berbasis pemeriksaan. Siswa diberi suatu
permasalahan untuk dipecahkan, mengarahkan dirinya sendiri untuk melengkapi tugas-
tugas, menarik kesimpulan yang sesuai dengan temuannya, dan “menemukan”
pengetahuan konseptual berdasarkan fakta yang diinginkan di dalam proses.
Suryosubroto (2009) mengatakan pembelajaran yang menekankan pada proses ini
memiliki tahap-tahap pembelajaran yakni sebagai berikut:
1. Tahap 1: Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Sebelum memberikan pertanyaan atau suatu permasalahan, guru memberikan sedikit
pengantar untuk memasuki sebuah materi.
2. Tahap 2: Problem Statemen (Pertanyaan/Identifikasi Masalah)
Guru sebagai fasilitator dalam memberikan dorongan kepada siswa untuk memahami
soal, dan memotivasi siswa untuk mengidentifikasi permasalahan yang diberikan.
3. Tahap 3: Data Collection (Pengumpulan Data)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami suatu permasalahan
dan menyajikan permasalahan pada masing-masing pertanyaan atau suatu masalah.
4. Tahap 4: Data Processing (Pengolahan Data)
20PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil
penemuannya dan berdiskusi dengan siswa-siswa yang lain mengenai hasil
penemuan tersebut.
5. Tahap 5: Verification
Guru memberikan penguatan atau verifikasi terhadap jawaban-jawaban siswa
sehingga siswa mengetahui apabila adanya kekurangan dalam penemuannya.
6. Tahap 6: Generalization
Guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.
G. Persamaan Linear
Persamaan linear adalah persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
satu. Suatu persamaan linear dalam 2 variabel � dan � dapat ditulis ��� + ��� = � dengan
aturan ��, �� ≠ 0.
Sistem Persamaan Linear (SPL)
Sistem persamaan linear (SPL) adalah gabungan dari berhingga persamaan linear
dengan variabel-variabel yang sama. Bentuk umum SPL dengan m persamaan dan n
variabel adalah:
����� + ����� + �� � + ⋯ + ����� = ��
����� + ����� + �� � + ⋯ + ����� = ��
����� + ����� + �� � + ⋯ + ����� = ��
Penyelesaian dari SPL dengan � variabel adalah bilangan-bilangan �� = ��, �� =
��, � = � , … , �� = �� yang memenuhi semua persamaan linear dalam SPL tersebut.
21PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Himpunan dari semua penyelesaian SPL disebut himpunan penyelesaian dari SPL
tersebut. Dua buah SPL disebut ekuivalen jika keduanya memiliki himpunan
penyelesaian yang sama.
Terdapat tiga kemungkinan penyelesaian pada sistem persamaan linear, yaitu:
1. Tidak memiliki penyelesaian
2. Memiliki tepat satu penyelesaian
3. Memiliki tak hingga banyaknya penyelesaian
Dalam menyelesaikan SPL untuk mengeliminasi peubah secara sistematis dapat
menggunakan tiga operasi dasar, yaitu: 1) Mengalikan sebuah persamaan dengan
konstanta tak nol, 2) Pertukaran dua persamaan, 3) Tambahkan perkalian dari suatu
persamaan ke persamaan lainnya. Ketiga operasi itu biasanya kita kenal dengan operasi-
operasi baris elementer (OBE). Berikut adalah contoh dalam penggunaan OBE pada
penyelesaian SPL:
3�� − �� + � = 4
−2�� + 2�� + 3� = 11
�� + 3�� − 2� = 1
3�� − �� + � = 4
−2�� + 2�� + 3� = 11
�� + 3�� − 2� = 1
Agar koefisien �� pada persamaan
persama adalah 1 maka pertukaran
persamaan pertama dan ketiga
22PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
�� + 3�� − 2� = 1
−2�� + 2�� + 3� = 11
3�� − �� + � = 4
Tambahkan perkalian (2) pada
persamaan pertama ke persamaan
pertama ke persamaan kedua
�� + 3�� − 2� = 1
8�� − � = 13
3�� − �� + � = 4
Tambahkan perkalian (-3) pada
persamaan pertama ke persamaan
ketiga
�� + 3�� − 2� = 1
8�� − � = 13
−10�� + 7� = 1
Kalikan persamaan kedua dengan
skalar �
�
�� + 3�� − 2� = 1
�� −1
8� =
13
8
−10�� + 7� = 1
Tambahkan perkalian (10) pada
persamaan kedua ke persamaan
ketiga
�� + 3�� − 2� = 1
�� −1
8� =
13
8
46
8� =
138
8
Kalikan persamaan ketiga dengan
skalar �
��
�� + 3�� − 2� = 1
�� −1
8� =
13
8
� = 3
Tambahkan perkalian (-3) pada
persamaan kedua ke persamaan
pertama
23PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
�� −13
8� = −
31
8
�� −1
8� =
13
8
� = 3
Tambahkan perkalian (�
�) pada
persamaan ketiga ke persamaan
kedua
�� −13
8� = −
31
8
�� = 2
� = 3
Tambahkan perkalian (�
�) pada
persamaan ketiga ke persamaan
pertama
�� = 1
�� = 2
� = 3
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Penyelesaian dari SPLDV dengan dua persamaan berikut
��� + ��� = ��
��� + ��� = ��
Metode-metode penyelesaian SPLDV:
1. Metode substitusi
Metode substitusi adalah metode atau cara menyelesaikan SPLDV dengan
mengganti salah satu peubah atau variabel.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan SPLDV dengan metode substitusi:
24PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Memilih salah satu persamaan yang akan dipindahkan salah satu
variabelnya
b. Memindahkan salah satu variabel pada persamaan yang dipilih
c. Menggabungkan persamaan
2. Metode eliminasi
Metode substitusi adalah metode atau cara menyelesaikan SPLDV dengan
mengeliminasi salah satu variabel untuk mengetahui nilai variabel lainnya.
3. Metode gabungan
Metode gabungan adalah gabungan dari metode substitusi dan metode
eliminasi
4. Metode grafik
Metode grafik adalah metode atau cara menyelesaikan SPLDV dengan
menggambar grafik dari persamaannya lalu mencari titik potong terhadap
sumbu � dan �.
Berikut adalah contoh dari penyelesaian soal cerita SPLDV :
Di dalam sebuah kandang terdapat sapi dan bebek sebanyak 15 ekor. Jika jumlah kaki
hewan tersebut 40, maka berapa banyaknya sapi dan bebek masing-masing?
Pembahasan:
Misalkan:
Banyaknya sapi = �, dan banyaknya bebek = �
Jumlah kaki 1 ekor sapi = 4
25PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah kaki 1 ekor bebek = 2
Model matematika: � + � = 15 … (1)
4� + 2� = 40 … (2)
Eliminasi persamaan (1) dan (2) diperoleh:
� + � = 15 |x4| 4� + 4� = 60
4� + 2� = 40 |x1| 4� + 2� = 40
2� = 20
� = 10
Substitusi nilai y = 10 ke salah satu persamaan:
� + � = 15
� + 10 = 15
� = 5
Maka, banyaknya sapi adalah 5 ekor, dan banyaknya bebek adalah 10 ekor
H. Penelitian yang Relevan
1. Budi Hayuningtyas (2012) melakukan penelitian dengan judul “Diagnosis Kesulitan
Belajar Aritmatika Sosial Ditinjau Dari Aspek Kognitif Matematika Pada Siswa Kelas
VII Mts Muhammadiyah Blimbing, Polokarto, Sukoharjo”. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, menunjukan bahwa kesulitan perhitungan memang paling mendominasi
26PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daripada kesulitan dalam hal pemahaman konsep maupun penggunaan rumus.
Keismpulan yang diperoleh sebagai berikut : Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara
siswa putera dan puteri. Rata-rata kelas sebesar 62,7 siswa diatas nilai rata-rata kelas
sebanyak 16 siswa dari 32 siswa yang dijadikan penelitian, Dalam hal kesulitan
memahami konsep kategori rendah dilihat dari prosentasenya yaitu 38,12%. Berarti
secara garis besar materi aritmatika sosial telah dipahami dengan baik., Berdasarkan dari
kesulitan penerapan rumus kategori rendah dilihat dari prosentasenya yaitu 34,06%.
Berarti mereka cukup tahu rumus-rumus yang digunakan dalam aritmatika sosial.
Kesulitan perhitungan berada pada kategori cukup. Kesulitan dalam 9 hitungan memang
paling mendominasi diantara kesulitan lain. Dengan prosentase 42,18% siswa saat
wawancara mengungkapkan bahwa memang kurang teliti dalam hitungan
2. Antonia Handhita Puspitarini (2019) melakukan penelitian dengan judul “Diagnosis
Kesulitan Belajar dan Upaya Remediasi Bagi Siswa Kelas VIII C SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019 Pada Materi Koordinat Kartesius”. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, menunjukan bahwa pembelajaran remedial dapat membantu
mengatasi kesulitan-kesulitan siswa, ditandai dengan adanya penurunan pada kesalahan
siswa. Kesalahan-kesalahan yang biasa siswa lakukan adalah: kesalahan dalam
memahami konsep, kesalahan dalam memahami isi dari soal yang diberikan, kurang teliti
dalam pengerjaan, dan minat dalam mempelajari materi tersebut.
I. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bersama guru kelas VIII A bidang
studi matematika SMP Marganingsih Muntilan, di setiap kelas pasti ada siswa yang
27PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa mengakibatkan siswa
melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal matematika, khususnya materi SPLDV. Hal
ini disebabkan karena soal-soal SPLDV berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga membuat siswa sulit untuk menerjemahkan terlebih dahulu dari soal cerita ke
dalam bahasa matematika atau bentuk aljabar.
Proses analisis kesulitan diawali dengan melakukan observasi secara online melalui
aplikasi google meet selama guru mengajar materi SPLDV, untuk mengetahui kegiatan
proses belajar mengajar di kelas. Observasi bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang
dilakukan oleh guru dan kesalahan yang dilakukan oleh siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Observasi kesalahan guru dilakukan untuk mengetahui apakah
kesalahan yang dilakukan siswa karena terbiasa mengikuti langkah pengerjaan yang guru
lakukan. Setelah guru menyelesaikan penjelasan pokok bahasan SPLDV, siswa diberikan
soal tes diagnostik untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi SPLDV dan
mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal SPLDV.
Setelah melakukan tes diagnostik, dilakukan wawancara dengan guru dan 3 orang siswa.
Dari hasil tes observasi, tes diagnostik, dan wawancara maka peneliti dapat mengetahui
letak kesulitan siswa, sehingga dapat merancang pembelajaran remedial dan soal tes
remedial. Alur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
28PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada akhirnya nanti, hasil yang diharapkan dalam penelitian adalah pelaksanaan
diagnosis dan remediasi yang dilakukan peneliti dapat membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan belajar matematika pada materi SPLDV melalui proses pembelajaran remedial.
Tes Remedial
Observasi
Tes Diagnostik Diagnosis
Wawancara
Pembelajaran Remedial
29PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-
sifat yang diselidiki. Metode kuantitatif adalah metode penelitian dengan data berupa
angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2016). Menurut Bogdan
dan Taylor (dalam Moleong 2009: 4), penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang memperoleh data deskriptif berupa kata-kata lisan orang-orang dan perilaku yang
dapat teramati. Jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini digunakan
untuk memperoleh data berupa deskripsi atau uraian kata-kata, yaitu hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif ini digunakan untuk memperoleh data berupa skor yaitu hasil atau nilai dari tes
diagnostik dan tes remedial, dimana data nilai tersebut hanya digunakan sebagai penunjang
untuk mendeskripsikan hasil penelitian.
Brannen mencetuskan tiga acuan pokok dalam memadukan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif (dalam Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008). Ketiga acuan itu adalah:
1. Penelitian kuantitatif sebagai fasilisator penelitian kualitatif; maksudnya adalah:
a. Penelitian kuantitatif memberikan data latar belakang yang terukur untuk
mengaitkannya dengan studi-studi skala kecil. Ini seringkali diambil dari data-data
statistik atau sensus.
30PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Survei kuantitatif dapat memberikan landasan bagi data kasus dari kelompok-
kelompok tertentu yang akan melandasi studi intensif dalam penelitian kualitatif.
2. Penelitian kualitatif sebagai fasilitator penelitian kuantitatif; yang artinya penelitian
kualitatif berperan sebagai penunjang. Penelitian kualitatif mempunyai fungsi tertentu
yaitu: sebagai sumber hipotesis yang akan diuji secara kuantitatif; sebagai pengembang
dan pemandu instrumen-instrumen penelitian kuantitatif seperti kuesioner, skala dan
indeks pengukuran; serta sebagai pembanding temuan-temuan kuantitatif.
3. Penelitian yang mempergunakan kedua pendekatan dengan bobot sama; kedua
pendekatan dilakukan untuk saling mengisi kesenjangan yang muncul pada saat survei
lapangan, analisis, atau pelaporan. Gabungan antara keduanya dapat berakhir dengan
pemisahan penelitian kualitatif dan kuantitatif tetapi tetap berhubungan.
Pada metode penelitian gabungan yang digunakan pada penelitian ini, acuan yang
digunakan adalah acuan nomor 1, yaitu penelitian kuantitatif sebagai fasilisator penelitian
kualitatif, karena data nilai yang berupa angka, dan data persentase siswa menjawab salah
yang juga berupa angka, hanya digunakan sebagai pendukung/penunjang dalam
mendeskripsikan hasil penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Marganingsih Muntilan yang terletak di Jalan
Kartini Kauman No 18, Kuman, Muntilan, Kec. Muntilan, Magelang. pada semester ganjil
Tahun Ajaran 2020/2021 pada bulan November-Desember 2020.
31PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Marganingsih Muntilan yang
mengalami kesulitan belajar matematika pada materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV). Untuk menentukan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar
tersebut digunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Mulyadi, 2010)
yaitu dengan Penilaian Acuan Patokan dengan langkah-langkah:
a. Peneliti menetapkan angka kemampuan minimal yang digunakan sebagai batas lulus.
b. Peneliti membandingkan angka nilai hasil tes diagnostik siswa dengan nilai batas lulus
dan mencatat nilai murid yang berada di bawah nilai batas lulus tersebut.
c. Peneliti menghimpun semua siswa yang mempunyai nilai di bawah batas minimal.
d. Peneliti mengutamakan siswa yang paling banyak membuat kesalahan, dalam
penelitian ini yaitu siswa-siswa yang mendapatkan skor terendah pada hasil tes
diagnostik.
Selain itu, penentuan subjek siswa yang mengalami kesulitan belajar juga
mempertimbangkan pendapat dan kesan dari guru matematika yang setiap hari berinteraksi
dengan siswa dan memahami karakteristik siswa, sehingga subjek yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah siswa yang benar-benar menjadi prioritas untuk diberikan bantuan.
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada materi
SPLDV.
32PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah teknik atau cara mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berjalan/berlangsung. Kegiatan tersebut dapat berupa
cara guru mengajar maupun siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran secara
online melalui google meet.
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
selama proses pembelajaran materi SPLDV. Mengamati kesalahan yang dilakukan
siswa saat menjawab pertanyaan guru, mengerjakan latihan soal, dan mengerjakan soal
secara online. Mengamati kesalahan yang dilakukan guru guna mengetahui apakah
kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan kebiasaan mengikuti langkah-langkah
pengerjaan yang dilakukan oleh guru selama proses belajar mengajar materi SPLDV.
2. Tes Diagnostik
Tes diagnostik merupakan tes yang dilakukan untuk menemukan kesulitan-kesulitan
yang dialami subjek dan untuk menentukan penyebab dari kesulitan-kesulitan tersebut
dengan sudah direvisi dan divalidasi oleh para ahli. Tes diagnostik berbentuk soal uraian
untuk mendalami kesulitan-kesulitan yang dialami subjek dan menemukan faktor-faktor
yang menyebabkan kesulitan tersebut.
3. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber untuk
memperoleh keterangan yang digunakan dalam penelitian. Ada dua macam wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
33PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Wawancara Diagnostik
Wawancara diagnostik adalah wawancara yang dilakukan untuk menemukan kesulitan-
kesulitan yang dialami subjek dan faktor-faktor penyebabnya, yaitu faktor penyebab
kesulitan belajar pada materi SPLDV. Wawancara ini dilakukan setelah subjek
mengerjakan soal tes diagnostik yaitu dengan menanyakan langkah-langkah dalam
mengerjakan soal-soal tes diagnostik dan disertai alasannya.
b. Wawancara dengan pihak yang terkait
Wawancara dengan pihak yang terkait dilakukan untuk menambah keterangan
mengenai penyebab kesulitan belajar yang dialami subjek yang dimungkinkan berasal
dari luar materi pembelajaran.
4. Tes Remedial
Tes remedial merupakan tes evaluasi yang dilakukan setelah pengajaran remedial
selesai dilakukan. Tes ini digunakan untuk mendapatkan data hasil kemajuan subjek
setelah dilakukannya proses pengajaran remedial. Peneliti dapat menemukan kesulitan-
kesulitan siswa yang dapat diatasi berdasarkan hasil tes akhir ini.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa:
1. Lembar Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran materi SPLDV, yaitu sebanyak 2
kali pertemuan. Tujuan observasi untuk melihat kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh guru maupun siswa selama proses pembelajaran materi SPLDV.
34PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi
No Aspek yang diamati
1
Mengamati kesalahan yang dilakukan guru dalam proses menjelaskan
materi kepada siswa.
2
Mengamati kesalahan yang dilakukan siswa dalam proses mengerjakan
soal latihan serta proses siswa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
oleh guru.
2. Tes Diagnostik
Soal tes diagnostik berisi soal-soal dengan bentuk uraian untuk mengidentifikasi
letak kesulitan dan menemukan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh
subjek dengan cara mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dengan materi SPLDV.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Diagnostik
No Kompetensi Dasar
(KD) Indikator Butir Soal
1
3.11 Menjelaskan
sistem
persamaan linear
dua variabel dan
penyelesaiannya
yang
dihubungkan
dengan masalah
kontekstual.
3.11.2 Memahami
bentuk sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Manakah di antara
persamaan berikut yang
merupakan persamaan
linear dua variabel?
Jelaskan alasannya!
a. 4 + 2� = 8
b. 3� = 4 − 2�
c.
� −
�
�= 5
d. 8�� + 9 � = 18
e. � = 4� − 6
35PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.2 Menemukan
penyelesaian
sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Penyelesaian dari sistem
persamaan 2� + 3� = 12
dan 3� + 2� = 8 adalah
� = � dan � = �,
tentukanlah nilai � + �!
2
4.5 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
4.11.1 Membuat
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan
linear dua
variabel.
3. Ani membeli 3 kg
beras dan 2 kg jagung
dengan harga Rp
27.500,00. Rani
membeli 2 kg dan 3 kg
jagung pada toko
yang sama dengan
harga Rp 29.000,00.
Tulislah sistem
persamaan linear dari
masalah di atas!
4. Di sebuah bioskop,
ada sebuah film
animasi terbaru yang
sedang diputar.
Beberapa orang
dewasa dan anak-anak
sedang mengantri
membeli tiket. Shinta
membeli 2 tiket
dewasa dan 2 tiket
anak-anak dengan
membayar Rp
140.000,00. Doni
membeli 1 tiket
dewasa dan 3 tiket
anak-anak dengan
membayar Rp
130.000,00. Tulislah
sistem persamaan
linear dari masalah di
atas!
36PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.11.2 Menyelesaikan
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan
linear dua
variabel.
4b. Dari soal no 4, jika Bu
Laras membeli 3 tiket
dewasa dan 5 tiket anak-
anak, maka berapa yang
harus Bu Laras bayarkan?
5. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada
narasumber atau orang yang akan diwawancarai, dalam penelitian ini yaitu kepada
subjek siswa dan guru matematika. Siswa yang akan diwawancarai adalah siswa
dengan nilai yang tidak tuntas, menurut Sudijono (2009:387) siswa tersebut
dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu: 1) Kelompok atas (27% dari nilai tidak
tuntas atas); 2) Kelompok tengah (46% dari nilai tidak tuntas tengah); dan 3)
Kelompok bawah (27% dari nilai tidak tuntas bawah). Dari ketiga kelompok
tersebut, dapat diambil 1 subjek secara acak berdasarkan tiap kategori, maka
terpilih 3 subjek.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Subjek dan Guru
No Komponen Pertanyaan
1 Mengetahui proses belajar siswa
2 Mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
3 Menganalisis kesalahan yang dialami oleh siswa
37PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Tes Akhir
Tes akhir atau remedial dalam penelitian ini berisi soal-soal tes essay, digunakan
untuk mengukur kemajuan belajar siswa sesudah pembelajaran remedial dilakukan.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Remedial
No Kompetensi Dasar
(KD) Indikator Butir Soal
1
3.12 Menjelaskan
sistem
persamaan linear
dua variabel dan
penyelesaiannya
yang
dihubungkan
dengan masalah
kontekstual.
3.11.3 Memahami bentuk
sistem persamaan
linear dua variabel.
Manakah di antara
persamaan berikut yang
merupakan persamaan
linear dua variabel?
Jelaskan alasannya!
a. 5� = 8 − 4�
b. ��
� −
�
�= 15
c. 9 + 2� = 3
d. � = 5� − 1
e. 6�� + 3� = 24
4.5.2 Menemukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua variabel.
Penyelesaian dari sistem
persamaan 2� + 5� =
16 dan 3� − 5� = −1
adalah � = � dan � = �,
tentukanlah nilai � + �!
2
4.6 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
4.11.3 Membuat model
matematika dari
masalah sehari-
hari yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel.
3 Ika membayar Rp
100.000,00 untuk 2
ikat bunga mawar
dan 3 ikat bunga
lily. Rahma
membayar
membayar Rp
90.000,00 untuk 1
ikat bunga mawar
dan 4 ikat bunga
lily. Tulislah sistem
persamaan linear
dari masalah di
atas!
4 Marlina membeli
dua gelas susu dan
dua donat dengan
38PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
total harga Rp
66.000,00.
Sedangkan Yuli
membeli empat
gelas susu dan tiga
donat dengan total
harga Rp
117.000,00.
Tulislah sistem
persamaan linear
dari masalah di
atas!
4.11.1 Menyelesaikan
model matematika
dari masalah
sehari-hari yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
4b. Jika Amir akan
membeli 1 gelas susu
dan 5 donat, maka
berapa yang harus Amir
bayar?
F. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti mendatangi sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu SMP Marganingsih
Muntilan dan bertemu dengan kepala sekolah atau urusan kurikulum serta guru mata
pelajaran matematika.
b. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah atau urusan kurikulum dan guru mata
pelajaran matematika untuk melakukan penelitian.
c. Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika.
2. Tahap Diagnosis
a. Peneliti melakukan validasi pakar yaitu validasi soal kepada guru dan dosen sebelum
digunakan untuk tes diagnostik.
b. Peneliti melakukan observasi di dalam kelas.
39PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Peneliti melakukan tes diagnostik kepada seluruh siswa kelas VIII A SMP
Marganingsih Muntilan untuk menentukan subjek.
d. Peneliti melakukan wawancara dan pengajaran individual kepada subjek.
3. Tahap Remediasi
a. Peneliti melakukan pengajaran remedial kepada subjek yang memiliki kesulitan belajar
b. Peneliti melakukan tes remedial kepada subjek yang memiliki kesulitan belajar
4. Tahap Evaluasi
Peneliti melakukan evaluasi dari hasil tes akhir subjek.
G. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data
kualitatif dan kuantitatif yang meliputi :
1. Reduksi data
Pada penelitian ini jumlah subjek awal sebanyak jumlah siswa yang berada
pada kelas VIII A yaitu sebanyak 15 subjek. 15 subjek tes diagnostik materi
bangun SPLDV. Reduksi data terjadi setelah hasil tes diagnostik diketahui dan
dicari letak kesulitannya. Terdapat 5 subjek yang mendapat nilai diatas KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) atau dengan kata lain 5 subjek tuntas dan
terdapat 10 subjek yang mendapat nilai dibawah KKM atau dengan kata lain
10 subjek remedi. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data 5 subjek yang
tuntas tidak digunakan dan memfokuskan pada data 10 subjek yang remedi.
40PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penyajian data
Data yang disajikan adalah data hasil reduksi berupa data kesulitan belajar,
data penyebab kesulitan belajar subjek, dan data hasil pembelajaran remedial.
Data tersebut sebagian disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian
dideskripsikan.
3. Penarikan kesimpulan/verifikasi
Dari hasil reduksi dan penyajian data yang diambil dari berbagai alat ukur
diperoleh data yang berkaitan dengan kesulitan belajar, penyebab kesulitan
belajar siswa, dan data hasil pembelajaran remedial. Data inilah yang
digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Selain dari data
tersebut, teori-teori pendukung yang berhubungan dengan kesulitan belajar
penyebab kesulitan belajar, dan hasil pembelajaran remedial juga digunakan
sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan.
41PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2020, mulai hari
Selasa tanggal 17 November yang diawali dengan pelaksanaan observasi hingga hari
Senin 21 Desember yang merupakan pelaksanaan tes remedial. Berikut adalah tabel 4.1
yang menjelaskan tentang rincian penelitian berdasarkan waktu pelaksanaan :
Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian
KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
Observasi Kelas VIII A
Selasa, 17
November 2020
- Dilaksanakan secara online melalui
Google Meet. Siswa kelas VIII A
sebagai subjek penelitian
- Observasi dilakukan selama 1 jam
pelajaran ( 2 x 30 menit )
- Pokok materi yang dibahas pada saat
observasi adalah membahas tentang
metode-metode penyelesaian pada
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV).
Selasa, 24
November 2020
- Dilaksanakan secara online melalui
Google Meet. Siswa kelas VIII A
sebagai subjek penelitian
- Observasi dilakukan selama 1 jam
pelajaran ( 2 x 30 menit )
42PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
- Pokok materi yang dibahas pada saat
observasi adalah membahas beberapa
metode penyelesaian dan membahas
beberapa soal cerita yang berkaitan
dengan masalah sehari-hari yang
dibuat ke dalam model matematika.
Tes Diagnostik
Kamis, 10
Desember 2020
- Dilaksanakan secara online melalui
google Meet
- Review materi dan penjelasan teknis
pengerjaan soal yang dikirim melalui
google Form
- Waktu pengerjaan tes maksimal 60
menit.
Wawancara subjek
Rabu, 16
Desember 2020
- Dilaksanakan secara online melalui
telepon Whatsapp
- Subjek wawancara sebanyak 3, yang
dipilih secara acak dari total subjek
sebanyak 10 yang tidak tuntas.
Wawancara guru
Rabu, 16
Desember 2020
- Dilaksanakan secara online melalui
telepon Whatsapp
- Dilaksanakan selama kurang lebih 30
menit.
Pembelajaran Remedial
Senin, 21
Desember 2020
- Dilaksanakan secara online melalui
Google Meet.
43PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
- Jumlah subjek 10
- Waktu pembelajaran selama 2 jp ( 2
x 30 menit )
- Membahas konsep dasar SPLDV,
memberikan contoh yang termasuk
SPLDV, metode penyelesaian
SPLDV, dan mengerjakan LKPD.
Tes remedial
Senin, 21
Desember 2020
- Dilaksanakan secara online melalui
Google Meet.
- Jumlah subjek 10
- Waktu pengerjaan 1 jam (60 menit).
Kegiatan awal pada penelitian adalah Observasi kelas VIII A yang dilaksanakan 2 kali
(2 pertemuan) yaitu pada tanggal 17 dan 24 November 2020. Kemudian tes diagnostik
dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2020. Wawancara subjek dan wawancara guru
dilaksanakan di hari yang sama yaitu Rabu tanggal 16 Desember 2020. Pembelajaran
remedial dan tes remedial dilaksanakan di hari yang sama yaitu Senin tanggal 21
Desember 2020.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika
berlangsung di kelas dengan menggunakan Google Meet. Kelas yang dijadikan
sebagai kelas penelitian yaitu kelas VIII A, dan dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu
pada Selasa 17 November 2020, dan Selasa 24 November 2020. Instrumen observasi
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu observasi siswa dan observasi guru. Kegiatan observasi
44PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini merupakan langkah awal dalam mendiagnosa kesulitan belajar (M. Entang,
1984).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali, menunjukan
bahwa peserta didik kelas VIII A cukup antusias dalam mempelajari matematika,
khususnya pada pokok materi SPLDV, dan guru yang mengajar sudah cukup baik.
Pada observasi 1, proses pembelajaran berlangsung selama 2 JP (2 x 30menit)
membahas tentang metode-metode penyelesaian pada SPLDV dengan memberikan
tayangan Power Point yang berisi materi-materi dan contoh soal penyelesaian, selain
memberikan contoh soal guru juga menggunakan aplikasi Quipper untuk
memberikan soal latihan kepada siswa.
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang telah dibuat guru di aplikasi
Quipper, kemudian pada aplikasi tersebut akan memunculkan skor apabila siswa
benar dalam menjawab. Selain kebenaran dalam menjawab, kecepatan dalam
menjawab juga mempengaruhi jumlah skor. Kemudian guru meninjau kembali
beberapa soal yang siswa mengalami kesalahan dalam menjawab, guru menjelaskan
dan memberi penegasan terhadap beberapa soal tersebut.
Dari proses pengamatan tersebut, peneliti melihat bahwa beberapa siswa
cenderung aktif dalam mengikuti pembelajaran, beberapa siswa menjawab dengan
mengaktifkan mic dan juga menggunakan fitur chat yang terdapat di aplikasi Google
Meet. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, meskipun ada beberapa
siswa yang nampak sedikit ragu ketika menjawab pertanyaan, akan tetapi ada
beberapa siswa yang nampak tidak aktif selama proses pembelajaran. Siswa yang
tidak aktif nampak tidak merespon pertanyaan yang diberikan guru, hal ini bisa
disebabkan karena sinyal yang kurang memadai di tempat tinggal siswa.
45PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebagian besar siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat di aplikasi Quipper,
namun ada beberapa siswa yang tidak mengikuti karena terkendala sinyal sehingga
tidak mampu membuka aplikasi Quipper dan tidak mengikuti proses pembelajaran
hingga akhir. Selain karena masalah sinyal, beberapa siswa mengalami kesulitan
menjawab karena tidak memahami konsep dasar SPLDV, dan karena merasa
skornya tertinggal jauh dari teman lainnya sehingga menjawab pertanyaan secara
asal.
Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam membahasakan soal cerita yang
berkaitan dengan masalah sehari-hari ke dalam model matematika, misalkan ketika
harus merubah ke dalam variabel � dan �. Selain itu ketika menggunakan metode
penyelesaian siswa mengalami kesulitan membedakan metode-metode yang
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di SPLDV, hal ini terlihat
dari beberapa soal yang siswa banyak mengalami kesalahan dalam menjawab, dan
ketika tanya jawab beberapa siswa mengatakan masih mengalami kebingungan. Dari
segi guru, peneliti melihat bahwa guru sudah cukup baik dalam mengajar. Guru
sudah cukup baik dalam menyampaikan materi, guru juga memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan menjawab beberapa pertanyaan siswa yang kurang
jelas mengenai materi SPLDV. Dalam memberikan soal latihan, guru menggunakan
aplikasi Quipper, tujuannya adalah untuk membuat variasi dalam pembelajaran,
sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran.
Pada observasi 2, proses pembelajaran berlangsung selama 2 JP (2 x 30 menit)
membahas kembali tentang beberapa metode penyelesaian dan membahas beberapa
soal cerita yang berkaitan dengan masalah sehari-hari yang dibuat ke dalam model
matematika. Metode yang digunakan masih sama dengan metode pada pertemuan
sebelumnya, yaitu guru meminta siswa untuk memperhatikan Power Point yang
46PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditampilkan pada Google Meet, kemudian guru meminta siswa mengerjakan latihan
soal yang ada pada aplikasi Quipper. Soal yang diberikan berbentuk pilihan ganda
dan terdapat 10 latihan soal.
Setelah memberikan soal latihan, guru meninjau kembali beberapa soal yang siswa
mengalami kesalahan dalam menjawab, guru menjelaskan dan memberi penegasan
terhadap beberapa soal tersebut.
Dari proses pengamatan tersebut, peneliti melihat bahwa beberapa siswa lebih
aktif mengikuti pembelajaran daripada pertemuan sebelumnya, namun masih ada
beberapa siswa yang tidak aktif seperti pertemuan sebelumnya. Sebagian besar siswa
mengerjakan soal-soal yang terdapat di aplikasi Quipper, namun ada beberapa siswa
yang tidak mengikuti karena terkendala sinyal sehingga tidak mampu membuka
aplikasi Quipper dan tidak mengikuti proses pembelajaran hingga akhir.
Beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep SPLDV
sehingga ketika diberikan soal cerita, siswa tidak mampu membuat model
matematika dari soal tersebut. Dari segi guru, peneliti melihat bahwa guru sudah
cukup baik dalam mengajar. Guru sudah cukup baik dalam menyampaikan materi,
guru juga memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab beberapa
pertanyaan siswa yang kurang jelas mengenai materi SPLDV.
2. Hasil Tes Diagnostik
Tes diagnostik dilakukan untuk mengetahui serta melokalisasikan letak
kesulitan siswa mengenai materi SPLDV. Kegiatan tes diagnostik ini merupakan
langkah kedua dalam mendiagnosa kesulitan belajar sesuai dengan teori M. Entang
(1984). Tes diagnostik ini diikuti oleh 15 siswa.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika adalah
75. KKM yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan siswa yang tuntas dan
47PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa yang remedi. Berikut adalah tabel 4.2 tentang nilai, keterangan tuntas-remedi,
serta kesulitan siswa :
Tabel 4.2 Nilai dan Analisis Letak Kesulitan Subjek pada Tes Diagnostik
No Subjek Nilai Keterangan Kesulitan subjek
1 S1 30 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu menentukan penyelesaian SPLDV
(soal nomor 2)
- Belum mampu membuat model dan menyelesaikan
model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal nomor 4)
2 S2 66 R
- Belum mampu membuat model dan menyelesaikan
model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal nomor 4)
3 S3 50 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu membuat model dan menyelesaikan
model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal nomor 4)
4 S4 10 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu menentukan penyelesaian SPLDV
(soal nomor 2)
- Belum mampu membuat model dan menyelesaikan
model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal nomor 3 dan 4)
48PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek Nilai Keterangan Kesulitan subjek
5 S5 98 T TIDAK MENGALAMI KESULITAN
6 S6 50 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu membuat model dan menyelesaikan
model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal nomor 4)
7 S7 98 T TIDAK MENGALAMI KESULITAN
8 S8 87 T - Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
9 S9 72 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
(soal nomor 4 b)
10 S10 67 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
(soal nomor 4 b)
11 S11 52 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu menentukan penyelesaian SPLDV
(soal nomor 2)
- Belum mampu membuat model dan menyelesaikan
model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal nomor 4 b)
49PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek Nilai Keterangan Kesulitan subjek
12 S12 78 T
- Belum mampu menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
(soal nomor 4 b)
13 S13 65 R
- Belum mampu menentukan penyelesaian SPLDV
(soal nomor 2)
- Belum mampu menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
(soal nomor 4 b)
14 S14 57 R
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
- Belum mampu menentukan penyelesaian SPLDV
(soal nomor 2)
- Belum mampu menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
(soal nomor 4 b)
15 S15 80 T
- Belum mampu memahami bentuk SPLDV (soal
nomor 1)
R= Remedi
T= Tuntas
50PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.1 diagram nilai hasil tes diagnostik
Nilai rata-rata : ���������������������� ����� ������������
�= 64
Banyak siswa yang tuntas : �
�× 100% = 33,33%
Banyak siswa yang tidak tuntas : �
�× 100% = 66,67%
Pada hasil nilai tes diagnostik tersebut dapat dilihat bahwa subjek yang tuntas (mendapat
nilai ≥ 75) sebanyak 5, sedangkan subjek yang remedy (mendapat nilai < 75) sebanyak 10
subjek. Dari hasil tes diagnostik tersebut dapat dilakukan reduksi data, dengam mengambil 10
subjek dengan status remedi, karena fokus pada penelitian ini adalah pada subjek yang
memiliki status remedi. Dari ke 10 subjek tersebut, masing-masing subjek memiliki letak
kesulitan yang berbeda-beda. Untuk mengetahui letak kesulitan subjek dengan lebih jelas,
kesulitan dari 10 subjek yang dikategorikan pada tiap-tiap nomor :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15
51PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Analisis Kesulitan Subjek Tiap Nomor pada Tes Diagnostik
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes diagnostik
1 2 3 4
1 S1
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
Belum mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
-
Belum mampu membuat
model dan
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
2 S2 - - -
Belum mampu
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
3 S3
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
- -
Belum mampu membuat
model dan
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
52PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes diagnostik
1 2 3 4
4 S4
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
Belum mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
Belum mampu
membuat
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang berkaitan
dengan SPLDV
Belum mampu membuat
model dan
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
5 S6
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
dan tidak
mengerti
maksud dari
pertanyaan
yang ada pada
soal
- -
Belum mampu
membuat model dan
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan
dengan SPLDV
6 S9
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
- -
Belum mampu
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
53PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes diagnostik
1 2 3 4
7 S10
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
- -
Belum mampu
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan
dengan SPLDV
8 S11
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
Belum mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
-
Belum mampu membuat
model dan
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
9 S13 -
Belum mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
-
Belum mampu
menyelesaikan model
matematika dari
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
10 S14
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
Belum mampu
menentukan
-
Belum mampu
menyelesaikan model
matematika dari
54PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes diagnostik
1 2 3 4
penyelesaian
SPLDV
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
SPLDV
11 S15
Belum mampu
memahami
bentuk SPLDV
Belum mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
- -
Dari hasil tes diagnostik tersebut (tabel 4.3), dapat diketahui bahwa setiap
subjek memiliki kesulitan yang berbeda-beda. Akan tetapi dari sekian banyak
kesulitan tersebut, jenis kesulitan yang banyak dialami oleh subjek adalah tidak
paham/mengerti konsep SPLDV, sehingga ketika diberikan soal dalam bentuk
narasi/cerita maka subjek akan mengalami kesulitan untuk mengubah narasi/cerita
tersebut menjadi model matematika, dan juga kesulitan dalam menentukan
penyelesaian yang tepat terkait dengan beberapa model-model penyelesaian yang
ada pada SPLDV. Dari 3 jenis kesulitan yang paling banyak dialami oleh subjek,
peneliti dapat memperkirakan penyebab/faktor subjek mengalami kesulitan tersebut.
Untuk jenis kesulitan tidak mampu mengubah narasi/cerita menjadi model
matematika, peneliti memperkirakan karena subjek tidak memahami konsep dari
SPLDV, sehingga akan membuat subjek mengalami kesulitan dalam membuat
model matematika, dan tidak mampu menyelesaikan model matematika tersebut
dengan motode-metode penyelesaian SPLDV dengan tepat.
55PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Hasil wawancara dengan subjek
Pada proses wawancara ini dipilih 3 dari 10 subjek yang remedi untuk
perwakilan wawancara. 3 subjek tersebut dipilih dengan 3 kategori yaitu: subjek
dengan nilai tidak tuntas atas, subjek dengan nilai tidak tuntas sedang, dan nilai tidak
tuntas bawah. Hasil wawancara dengan subjek digunakan untuk mengetahui
kesulitan serta faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
belajar. Pertanyaan-pertanyaan pada wawancara ini mengarah pada ungkapan
kesulitan serta faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang diketahui oleh peneliti
secara langsung. Hasil wawancara ini menjadi salah satu bahan untuk ditindaklanjuti
berupa pemebelajaran remedial dan tes remedial. Dari tabel di bawah, dipilih S1, S4
dan S10 sebagai subjek wawancara.
Tabel 4.4 Tabel Kategori Nilai Tes Diagnostik
Subjek Nilai Kategori
S4 10 Nilai tidak tuntas bawah
S1 30 Nilai tidak tuntas bawah
S3 50 Nilai tidak tuntas bawah
S6 50 Nilai tidak tuntas tengah
S11 52 Nilai tidak tuntas tengah
S14 57 Nilai tidak tuntas tengah
S13 65 Nilai tidak tuntas tengah
S2 66 Nilai tidak tuntas atas
S10 67 Nilai tidak tuntas atas
S9 72 Nilai tidak tuntas atas
56PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Subjek
Pertanyaan SUBJEK 4 SUBJEK 6 SUBJEK 2
Proses belajar selama
pembelajaran jarak
jauh (PJJ)
Subjek 1 mengalami
kesulitan belajar
ketika PJJ, seperti
sinyal yang kadang
terputus sehingga
tidak mengikuti
pembelajaran
hingga selesai.
Subjek 2 mengalami
kesulitan belajar
ketika PJJ, seperti
sinyal yang kadan
terputus dan
terkadang telat
masuk ke dalam
google meet.
Subjek 3 mengalami
kesulitan belajar
ketika PJJ.
Kesulitan belajar yang
dialami oleh subjek
Kesulitan lain yang
dialami subjek 1
dalam mempelajari
sistem persamaan
linear dua variabel
adalah, kesulitan
memahami konsep
sehingga kesulitan
ketika harus
menentukan
penyelesaian dari
sistem persamaan
linear dua variabel.
Kesulitan lain yang
dialami subjek 2
dalam mempelajari
sistem persamaan
linear dua variabel
adalah, kesulitan
memahami konsep
sehingga kesulitan
ketika harus
menentukan
penyelesaian dari
sistem persamaan
linear dua variabel,
dan tidak mudah
memahami soal
Kesulitan lain yang
dialami subjek 1
dalam mempelajari
sistem persamaan
linear dua variabel
adalah, kesulitan
memahami konsep
sehingga kesulitan
ketika harus
membuat model
matematika dari
sistem persamaan
linear dua variabel.
57PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan SUBJEK 4 SUBJEK 6 SUBJEK 2
dalam bentuk
narasi/cerita.
Usaha yang dilakukan
subjek untuk
mengatasi kesulitan
Usaha yang
dilakukan oleh
subjek 1 ketika
mengalami
kesulitan adalah
mencari di internet,
namun sering kali
subjek masih
mengalami
kesulitan dan
enggan bertanya
kepada guru
pengampu.
Usaha yang
dilakukan oleh
subjek 2 ketika
mengalami kesulitan
adalah mencari di
internet atau
bertanya kepada
kakak, namun sering
kali subjek masih
mengalami
kesulitan.
Usaha yang
dilakukan oleh
subjek 1 ketika
mengalami
kesulitan adalah
mencari di internet
atau bertanya
kepada teman,
namun sering kali
subjek masih
mengalami
kesulitan dan
enggan bertanya
kepada guru
pengampu.
Kesulitan ketika
mengerjakan soal tes
diagnostik
Pada soal tes
diagnostik, subjek 1
mengalami
kesulitan pada
bagian konsep
sistem persamaan
linear dua variabel,
Pada soal tes
diagnostik, subjek 2
mengalami kesulitan
pada bagian metode
penyelesaian, dan
model matematika
dari sistem
Pada soal tes
diagnostik, subjek 3
mengalami
kesulitan pada
bagian konsep
sistem persamaan
linear dua variabel,
58PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan SUBJEK 4 SUBJEK 6 SUBJEK 2
metode
penyelesaian, dan
model matematika
dari sistem
persamaan linear
dua variabel.
persamaan linear dua
variabel.
metode
penyelesaian, dan
model matematika
dari sistem
persamaan linear
dua variabel.
59PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Hasil wawancara dengan guru
Wawancara ini dilaksanakan bersama dengan guru pengampu pelajaran
matematika kelas VIII sebagai narasumber. Pada hasil wawancara tersebut
dijelaskan bahwa, proses pembelajaran memiliki beberapa hambatan, salah satunya
di tengah situasi pandemi Covid 19 menyebabkan pembelajaran yang seharusnya
dilaksanakan secara tatap muka di dalam kelas, menjadi Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ). Pembelajaran jarak jauh ini mengharuskan siswa belajar secara online atau
daring menggunakan aplikasi google meet. Di dalam pembelajaran, guru kerap kali
menggunakan aplikasi Quipper untuk memberikan beberapa latihan kepada siswa.
Guru menilai kesulitan subjek dalam mempelajari SPLDV adalah kesulitan
dalam memahami konsep dari SPLDV, seperti memisalkan dengan variabel-
variabel, dan cara menyelesaikan. Faktor faktor yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan adalah jam yang menjadi berkurang karena pembelajaran
online serta kurang interaktifnya siswa terhadap materi pembelajaran.
5. Pelaksanaan pembelajaran remedial
Pelaksanaan pembelajaran remedial dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Peneliti menelaah kembali subjek yang akan diberikan pembelajaran remedial
Peneliti melihat kembali hasil observasi di kelas, tes diagnostik, dan hasil
wawancara. Peneliti melihat dan mencermati semua kesulitan belajar subjek,
serta faktor-faktor yang menyebabkan subjek mengalami kesulitan belajar,
peneliti merencanakan pembelajaran remedial yang sesuai, yaitu pembelajaran
remedial dengan model penemuan terbimbing. Peneliti melakukan
pembelajaran remedial dengan menggunakan model penemuan terbimbing
karena pada analisis mengenai faktor penyebab subjek mengalami kesulitan
60PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar, dijelaskan bahwa kesulitan subjek adalah sulit memahami konsep dari
SPLDV.
b. Melakukan alternatif tindakan
Setelah mengetahui gambaran tentang berbagai macam kesulitan belajar subjek
beserta faktor penyebabnya, peneliti melakukan alternatif tindakan yang
diterapkan pada pembelajaran remedial dan dilakukan sebanyak 1x pertemuan.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengulangi bahan/materi yang telah diberikan
yang berpacu pada soal tes diagnostik. Peneliti bersama-sama dengan subjek
membahas soal tes diagnostik. Metode yang peneliti gunakan adalah metode
penemuan terbimbing, diskusi, dan tanya jawab. Peneliti membahas mulai dari
soal nomor 1 yaitu tentang bentuk SPLDV, peneliti menggunakan contoh
gambar sebuah pasar, dimana pasar bisa dijadikan salah satu contoh kegiatan
yang berkaitan dengan SPLDV. Kemudian pada soal nomor 2 tentang
penyelesaian SPLDV, peneliti menjelaskan dengan memberikan contoh salah
satu jawaban subjek yang benar dan beberapa contoh metode penyelesaian di
dalam power point. Pada soal nomor 3 tentang membuat model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV, peneliti menjelaskan
dengan menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Peneliti menjelaskan
kembali konsep dari SPLDV. Pada soal nomor 4 menyelesaikan model
matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV, peneliti
masih menggunakan LKPD yang sama untuk mencari penyelesaian dari model
matematika yang telah dibuat.
c. Evaluasi pembelajaran remedial
Evaluasi pembelajaran remedial dilakukan dengan memberikan tes akhir saat
setelah pembelajaran remedial dilakukan. Tes akhir remedial digunakan untuk
61PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melihat apakah treatment yang diberikan dapat mengatasi kesulitan belajar
subjek dengan membandingkan hasil tes diagnostik dengan hasil tes akhir
remedial ini.
6. Hasil pembelajaran remedial
Setelah subjek diberikan pembelajaran remedial, subjek diberikan tes akhir untuk
melihat hasil dari pembelajaran remedial. Tes akhir remedial ini dilakukan untuk
mengetahui apakah treatment yang diberikan dapat mengatasi kesulitan belajar
subjek pada materi bangun ruang sisi datar. Tes remedial ini diikuti oleh seluruh
subjek, yaitu sebanyak 10 subjek. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata
pelajaran matematika adalah 75. KKM digunakan sebagai acuan untuk menentukan
siswa yang sudah tuntas dan siswa yang masih remedi. Berikut adalah tabel 4.6 yang
menyajikan tentang nilai, keterangan tuntas-remedi, serta kesulitan yang masih
dialami siswa.
62PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6 Nilai dan Analisis Letak Kesulitan Subjek pada Tes Remedial
No Subjek Nilai Keterangan Kesulitan subjek
1 S1 85 TUNTAS
- Belum mampu membuat model dan
menyelesaikan model matematika
dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal
nomor 4)
2 S2 80 TUNTAS
- Belum mampu menentukan
penyelesaian SPLDV (soal nomor
2)
3 S3 55 REMEDI
- Belum mampu menentukan
penyelesaian SPLDV (soal nomor
2)
- Belum mampu membuat model dan
menyelesaikan model matematika
dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal
nomor 4)
4 S4 50 REMEDI
- Belum mampu membuat model dan
menyelesaikan model matematika
dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal
nomor 3 dan 4)
63PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek Nilai Keterangan Kesulitan subjek
5 S6 25 REMEDI
- Belum mampu memahami bentuk
SPLDV (soal nomor 1)
- Belum mampu menentukan
penyelesaian SPLDV (soal nomor
2)
- Belum mampu membuat model dan
menyelesaikan model matematika
dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV (soal
nomor 3 dan 4)
6 S9 76 TUNTAS
- Belum mampu menentukan
penyelesaian SPLDV (soal nomor
2)
7 S10 64 REMEDI
- Belum mampu memahami bentuk
SPLDV (soal nomor 1)
- Belum mampu menyelesaikan
model matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV (soal nomor 4 b)
8 S11 80 TUNTAS
- Belum mampu menentukan
penyelesaian SPLDV (soal nomor
2)
64PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek Nilai Keterangan Kesulitan subjek
9 S13 80 TUNTAS
- Belum mampu menentukan
penyelesaian SPLDV (soal nomor
2)
10 S14 80 TUNTAS
- Belum mampu memahami bentuk
SPLDV (soal nomor 1)
Gambar 4.2 diagram nilai hasil tes remedial
Nilai rata-rata :
������������ ����������������
�= 67,5
Banyak siswa yang tuntas : �
�× 100% = 60%
Banyak siswa yang tidak tuntas : �
�× 100% = 40%
Pada hasil nilai tes remedial tersebut dapat dilihat bahwa subjek yang sudah tuntas
(mendapat nilai ≥ 75) sebanyak 6, sedangkan subjek yang masih remedi (mendapat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
S1 S2 S3 S4 S6 S9 S10 S11 S13 S14
65PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai < 75) sebanyak 4 subjek. Untuk mengetahui letak kesulitan subjek dengan lebih
jelas, kesulitan yang masih dialami subjek yang dikategorikan pada tiap-tiap nomor.
Tabel 4.7 Analisis Kesulitan Subjek Tiap Nomor pada Tes Remedial
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes remedial
1 2 3 4
1 S1 - - -
Belum mampu
membuat model
dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah sehari-
hari yang
berkaitan dengan
SPLDV
2 S2 -
Belum
mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
- -
3 S3 -
Belum
mampu
menentukan
-
Belum mampu
membuat model
dan
menyelesaikan
66PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes remedial
1 2 3 4
penyelesaian
SPLDV
model
matematika dari
masalah sehari-
hari yang
berkaitan dengan
SPLDV
4 S4 - -
Belum mampu
membuat
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang berkaitan
dengan
SPLDV
Belum mampu
membuat model
dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah sehari-
hari yang
berkaitan dengan
SPLDV
5 S6
Belum
mampu
memahami
bentuk
SPLDV
dan tidak
mengerti
Belum
mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
Belum
mampu
membuat
model
matematika
dari
masalah
Belum mampu
membuat
model dan
menyelesaikan
model
matematika
dari masalah
67PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes remedial
1 2 3 4
maksud
dari
pertanyaan
yang ada
pada soal
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
SPLDV
sehari-hari
yang berkaitan
dengan
SPLDV
6 S9 -
Belum
mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
- -
7 S10
Belum
mampu
memahami
bentuk
SPLDV
- -
Belum mampu
menyelesaikan
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang berkaitan
dengan
SPLDV
8 S11 -
Belum
mampu
menentukan
-
-
68PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek
Kesulitan subjek tiap nomor berdasarkan hasil tes remedial
1 2 3 4
penyelesaian
SPLDV
9 S13 -
Belum
mampu
menentukan
penyelesaian
SPLDV
- -
10 S14
Belum
mampu
memahami
bentuk
SPLDV
- - -
Dari hasil tes akhir remedial tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar
subjek mengalami penurunan tingkat kesulitan jika dibandingkan dengan hasil tes
diagnostik pada sub bab sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai tes akhir
remedial subjek meningkat jika dibandingkan dengan nilai tes diagnostik, dan
kesulitan subjek pada tes akhir remedial juga berkurang jika dibandingkan dengan
kesulitan subjek pada tes diagnostik.
Hal ini menjadi bukti bahwa pembelajaran remedial yang diberikan terhadap
subjek cukup membantu mengatasi kesulitan subjek. Penjelasan mengenai kesulitan
subjek yang dapat diatasi dan yang belum dapat diatasi dengan pembelajaran
remedial ini akan dijadikan dan dibahas secara detail pada sub bab berikutnya.
69PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembahasan
1. Hasil proses diagnosis dan remediasi
Pada hasil diagnosis, diketahui bahwa jumlah subjek yang remedi cukup banyak
yaitu sebanyak 11 subjek. Untuk melihat hasil dari proses diagnosis dan remediasi
kesulitan belajar subjek dibuat persentase jumlah subjek yang menjawab salah pada
tes diagnostik, kemudian dibandingkan dengan persentase jumlah subjek yang
menjawab salah pada soal remedial. Persentase jumlah subjek yang menjawab salah
tersebut dibandingkan berdasarkan submateri.
Jika pada persentase jumlah subjek yang menjawab salah pada tes remedial
mengalami peningkatan dari persentase jumlah subjek yang menjawab salah pada
tes diagnostik, maka tingkat kesulitan subjek semakin meningkat dan pembelajaran
remedial yang diberikan tidak berhasil dalam mengatasi kesulitan subjek. Akan
tetapi jika pada persentase jumlah subjek yang menjawab salah pada tes remedial
mengalami penurunan dari persentase jumlah subjek yang melakukan kesalah pada
tes diagnostik, maka tingkat kesulitan subjek semakin menurun dan dapat dikatakan
bahwa pembelajaran remedial yang diberikan berhasil dalam mengatasi kesulitan
subjek.berikut adalah hasil proses diagnosis dan remediasi.
a. Hasil proses diagnosis
Pada hasil tes diagnostik, kesulitan-kesulitan subjek diimplementasikan
dalam bentuk subjek menjawab dengan salah pada nomor tertentu. Yang diberi
tanda adalah subjek yang mengerjakan dengan salah pada nomor tertentu.
Berikut adalah tabel yang menyajikan salah pada tes diagnostik
Tabel 4.8 Subjek Menjawab Salah pada Tes Diagnostik
No Subjek 1 2 3 4
1 S1
70PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek 1 2 3 4
2 S2
3 S3
4 S4
5 S6
6 S9
7 S10
8 S11
9 S13
10 S14
Total subjek menjawab
salah
8 5 1 10
Pada soal nomor 1 tentang memahami bentuk sistem persamaan linear dua
variabel subjek yang menjawab dengan salah sebanyak 8. Subjek tersebut
memiliki letak kesulitan yang sama. Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek
pada subbab sebelumnya, kesulitan subjek yang membuat subjek menjawab
dengan salah adalah karena subjek tidak memahami bentuk dari SPLDV.
Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada tes diagnostik, penyebab
subjek mengalami kesulitan diantaranya adalah karena kurangnya pemahaman
konsep pada bentuk SPLDV dan kurangnya pemahaman terhadap maksud soal.
71PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.3 jawaban no 1 salah satu subjek pada tes diagnostik
Pada soal nomor 2 tentang menemukan penyelesaian SPLDV, jumlah subjek
yang menjawab salah sebanyak 5. Subjek tersebut memiliki letak kesulitan yang
bermacam-macam. Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada subbab
sebelumnya, kesulitan subjek yang membuat subjek menjawab dengan salah
adalah:
1) Subjek belum mampu memahami konsep dari SPLDV
2) Subjek belum mampu menggunakan metode-metode penyelesaian dari
SPLDV.
Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada tes diagnostik, penyebab
subjek mengalami kesulitan adalah belum memiliki pemahaman dasar
mengenai SPLDV sehingga ketika diberikan soal seperti pada nomor 2, subjek
mengerjakan dengan cara menjumlahkan variabel-variabel yang sama sehingga
menemukan suatu persamaan yang baru tanpa menemukan nilai dari masing-
masing variabel tersebut.
72PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4 jawaban no 2 salah satu subjek pada tes diagnostik
Pada soal nomor 3 tentang membuat model matematika dari masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan SPLDV, subjek yang menjawab dengan salah sebanyak
1. Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada subbab sebelumnya,
kesulitan subjek yang membuat subjek menjawab dengan salah adalah karena
subjek tidak memahami bentuk dari SPLDV. Berdasarkan hasil analisis
kesulitan subjek pada tes diagnostik, penyebab subjek mengalami kesulitan
diantaranya adalah karena kurangnya pemahaman konsep pada bentuk SPLDV
maka menyebabkan kesulitan dalam menggunakan metode penyelesaian
SPLDV. Namun dari 1 subjek tersebut, beberapa subjek sudah mampu
menjawab pertanyaan dengan baik.
Gambar 4.5 jawaban no 3 salah satu subjek pada tes diagnostik
Pada soal nomor 4 tentang membuat menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV, subjek yang menjawab
73PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan salah sebanyak 10. Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada
subbab sebelumnya, kesulitan subjek yang membuat subjek menjawab dengan
salah adalah karena subjek tidak memahami bentuk dari SPLDV. Berdasarkan
hasil analisis kesulitan subjek pada tes diagnostik, penyebab subjek mengalami
kesulitan diantaranya adalah karena kurangnya pemahaman konsep pada bentuk
SPLDV dan tidak menguasai metode-metode penyelesaian dalam SPLDV.
Gambar 4.6 jawaban no 4 salah satu subjek pada tes diagnostik
74PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesulitan-kesulitan yang dilakukan subjek tersebut kemudian
dikelompokan berdasarkan jenis-jenis kesulitannya. Berikut adalah tabel 4.8
yang menjelaskan tentang pengelompokkan jenis-jenis kesulitan subjek:
Tabel 4.9 Pengelompokkan Jenis Kesulitan
No Jenis kesulitan subjek Kesulitan yang dilakukan subjek
1
Kesulitan dalam
memahami konsep
SPLDV
Terjadi kesalahan dalam
mengidentifikasi
2
Kesulitan dalam
menggunakan metode
penyelesaian SPLDV
Terjadi kesalahan dalam penggunaan
salah satu metode penyelesaian
3
Kesulitan dalam membuat
model matematika yang
berkaitan dengan SPLDV
Terjadi kesalahan dalam memisalkan
variabel-variabel yang akan digunakan
4
Kesulitan menentukan
penyelesaian dari model
matematika yang telah
dibuat
Terjadi kesalahan dalam memisalkan
variabel-variabel yang akan digunakan
Terjadi kesalahan dalam penggunaan
salah satu metode penyelesaian
Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada tes diagnostik, penyebab
subjek mengalami kesulitan diantaranya adalah kebiasaan yang salah dalam
mempelajari materi/bahan ajar (faktor internal), subjek tidak memahami konsep
dari SPLDV (faktor internal), subjek kesulitan dalam menggunakan metode-
75PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metode penyelesaian (faktor internal). Untuk jenis kesulitan dalam membuat
model matematika, serta menentukan penyelesaian dari model matematika,
disebabkan dari beberapa kesulitan di atas (faktor internal).
Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan subjek mengalami kesulitan
belajar berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang tidak
dapat diketahui secara langsung dari hasil tes diagnostik, faktor-faktor tersebut
antara lain adalah :
1. Subjek tidak begitu menyukai pelajaran matematika, terutama pada materi
matematika tentang SPLDV (faktor internal)
2. Kurangnya jam pertemuan karena keterbatasan waktu pembelajaran jarak
jauh (PJJ), dan kesulitan mendapatkan sinyal di suatu daerah tertentu untuk
melaksanakan pembelajaran online (faktor eksternal)
3. Subjek tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran (faktor internal)
b. Hasil proses remediasi
Pada hasil tes remedial, sama halnya seperti hasil tes diagnostik. Kesulitan-
kesulitan subjek diimplementasikan dalam bentuk subjek menjawab dengan
salah pada nomor tertentu. Yang diberi tanda adalah subjek yang
mengerjakan dengan salah pada nomor tertentu. Berikut adalah tabel 4.10 yang
menyajikan salah pada tes remediasi
Tabel 4.10 Subjek Menjawab Salah pada Tes Remedial
No Subjek 1 2 3 4
1 S1
2 S2
76PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Subjek 1 2 3 4
3 S3
4 S4
5 S6
6 S9
7 S10
8 S11
9 S13
10 S14
Total subjek menjawab
salah
3 6 2 5
Pada soal nomor 1 tentang memahami bentuk SPLDV subjek yang
menjawab dengan salah sebanyak 3. Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek
pada tes remedial yang dijelaskan pada subbab sebelumnya, subjek tersebut
masih memiliki kesulitan yang sama, kesulitan yang membuat subjek menjawab
dengan salah adalah karena subjek tidak memahami bentuk dari SPLDV.
Pada soal nomor 2 tentang menemukan penyelesaian SPLDV, jumlah
subjek yang menjawab salah sebanyak 6. Berdasarkan hasil analisis kesulitan
subjek pada tes remedial yang dijelaskan pada subbab sebelumnya, kesulitan
yang masih dialami subjek setelah proses remediasi yaitu subjek belum mampu
menggunakan metode-metode penyelesaian dari SPLDV.
Pada soal nomor 3 tentang membuat model matematika dari masalah sehari-
hari yang berkaitan dengan SPLDV, subjek yang menjawab dengan salah
sebanyak 2. Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada tes remedial yang
77PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dijelaskan pada subbab sebelumnya, kesulitan yang masih dialami subjek
setelah proses remediasi sehingga membuat subjek menjawab dengan salah
adalah kurangnya pemahaman konsep pada bentuk SPLDV.
Pada soal nomor 4 tentang membuat menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV, subjek yang menjawab
dengan salah sebanyak 5. Berdasarkan hasil analisis kesulitan subjek pada tes
remedial yang dijelaskan pada subbab sebelumnya, kesulitan yang masih
dialami subjek setelah proses remediasi sehingga membuat subjek menjawab
dengan salah adalah karena kurangnya pemahaman konsep pada bentuk SPLDV
dan tidak menguasai metode-metode penyelesaian dalam SPLDV.
78PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Verifikasi hasil proses diagnosis dan remediasi
Untuk melihat hasil dari proses diagnosis dan remediasi kesulitan belajar
subjek dibuat persentase jumlah subjek yang menjawab salah pada tes
diagnostik, kemudian dibandingkan dengan persentase jumlah subjek yang
menjawab salah pada tes remedial.
Tabel 4.11 Perbandingan Persentase Subjek Menjawab Salah pada Tes Diagnostik
dengan Tes Remedial
Submateri
Tes Diagnostik Tes Remedial
Nomor
soal
Jumlah
subjek yang
masih salah
dalam
mengerjakan
Persentase Nomor
soal
Jumlah
subjek yang
masih salah
dalam
mengerjakan
Persentase
Memahami
bentuk
sistem
persamaan
linear dua
variabel
1 8 80% 1 3 30%
Menemuka
n
penyelesaia
n sistem
persamaan
linear dua
variabel
2 5 50% 2 6 60%
Membuat
model
matematika
dari
masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear dua
variabel
3 1 10% 3 2 20%
Menyelesai
kan model
matematika
dari
4 10 100% 4 5 50%
79PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
S1 S2 S3 S4 S6 S9 S10 S11 S13 S14
Diagram Batang Nilai Subjek pada Tes Diagnostik dan Tes
Remediasi
Test Diagnostik Test Remediasi
Submateri
Tes Diagnostik Tes Remedial
Nomor
soal
Jumlah
subjek yang
masih salah
dalam
mengerjakan
Persentase Nomor
soal
Jumlah
subjek yang
masih salah
dalam
mengerjakan
Persentase
masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear dua
variabel
Gambar 4.7 diagram nilai hasil tes diagnostik dan tes remedial
Dari tabel di atas, diketahui bahwa :
Soal nomor 1 diklasifikasikan pada submateri bentuk SPLDV dengan persentase
kesalahan sebesar 80% pada tes diagnostik dan 30% pada tes remedial. Pada submateri ini,
terjadi penurunan persentase kesalahan sebesar 50%, artinya pembelajaran remedial yang
80PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberikan cukup membantu dalam mengatasi kesulitan subjek pada submateri bentuk
SPLDV.
Soal nomor 2 diklasifikasikan pada submateri menemukan penyelesaian SPLDV dengan
persentase kesalahan sebesar 50% pada tes diagnostik dan 60% pada tes remedial. Pada
submateri ini, terjadi peningkatan persentase kesalahan sebesar 10%, artinya pembelajaran
remedial yang diberikan tidak berhasil dalam mengatasi kesulitan subjek padasubmateri
menemukan penyelesaian SPLDV.
Soal nomor 3 diklasifikasikan pada submateri membuat model matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan persentase kesalahan sebesar 10% pada
tes tdiagnostik dan 20% pada tes remedial. Pada submateri ini, terjadi peningkatan
persentase kesalahan sebesar 10%, artinya pembelajaran remedial yang diberikan tidak
berhasil dalam mengatasi kesulitan subjek pada submateri membuat model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
Soal nomor 4 diklasifikasikan pada submateri menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan persentase kesalahan sebesar
100% pada tes diagnostik dan 50% pada tes remedial. Pada submateri ini, terjadi penurunan
persentase kesalahan sebesar 50%, artinya pembelajaran remedial yang diberikan cukup
membantu dalam mengatasi kesulitan subjek pada submateri menyelesaikan model
matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Keterbatasan waktu penelitian dan kurangnya jam pertemuan di tengah pandemic Covid-19
menyebabkan kurang maksimalnya peneliti dalam melakukan penelitian. Beberapa
instrumen penelitian yang seharusnya mampu dilakukan secara langsung atau tatap muka
81PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak bisa dilakukan, sehingga semua metode pengambilan data dilakukan secara online atau
daring.
b. Peneliti merasa siswa masih mengalami kesulitan-kesulitan di beberapa bagian materi
SPLDV sisi datar jika dilihat dari hasil tes akhir (tes remedial), namun peneliti tidak
menindaklanjuti untuk mendiagnosis dan mengatasi kesulitan tersebut karena waktu yang
tidak memungkinkan dilakukannya diagnosis dan remediasi ulang.
82PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang didapat dari penelitian
ini antara lain :
1. Kesulitan yang dialami subjek pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) adalah :
a. Kesulitan dalam memahami konsep SPLDV
b. Kesulitan menentukan penyelesaian SPLDV
c. Kesulitan dalam membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV
d. Kesulitan dalam membuat model dan menyelesaikan model matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
2. Faktor-faktor yang menyebabkan subjek mengalami kesulitan belajar adalah :
a. Faktor internal
1) Subjek tidak begitu menyukai pelajaran matematika, terutama pada materi
matematika tentang SPLDV
2) Subjek tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran
3) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan ajar
4) Kurangnya pendalaman materi, serta kurangnya ketelitian dalam
mengerjakan
b. Faktor eksternal
1) Kurangnya jam pertemuan pelajaran
83PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Karena pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga subjek mengalami kesulitan
seperti sinyal yang tidak memadai, kehabisan paket data, dan belum
memiliki ponsel sendiri
3. Pembelajaran remedial yang diberikan terhadap subjek dilakukan dengan
mengunakan metode penemuan terbimbing, tanya jawab, serta latihan soal dan
dengan menggunakan power point. Di dalam menjelaskan materi dengan
menggunakan power point. Latihan soal yang diberikan kepada subjek, dibuat
dalam bentuk soal cerita yang mencakup konsep SPLDV, metode penyelesaian
SPLDV, dan model matematika dari SPLDV, hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan subjek dalam mengikuti tes remedial. Pembelajaran remedial yang
dilakukan cukup berhasil dalam mengatasi kesulitan belajar subjek khususnya pada
submateri tentang memahami bentuk SPLDV, dan menyelesaikan model
matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV, hal ini
ditandai dengan menurunnya persentase subjek menjawab salah pada tes akhir
remedial jika dibandingkan dengan persentase subjek menjawab salah pada tes
diagnostik.
B. Saran
1. Bagi Guru
Guru harus mampu membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, dan
harus mampu menciptakan suasana kelas ataupun pembelajaran yang
menyenangkan agar siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran, apalagi di
tengah pandemic Covid-19 yang membuat beberapa siswa tidak semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Bagi Siswa
84PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Siswa harus tetap semangat belajar dan harus aktif dalam mengikuti PJJ, jika
belum jelas mengenai materi yang disampaikan oleh guru, siswa harus berani
untuk bertanya.
b. Siswa lebih sering mengerjakan latihan-latihan soal agar terbiasa mengahadapi
berbagai macam variasi soal
85PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu H dan Supriyono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ananda, Rio Pradipta, dkk. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII SMPN 7 Mataram Dalam
Menyelesaikan Soal Garis dan Sudut Tahun Pelajaran 2018/2019.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurruhman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Baharuddin dan Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat Tenaga Kependidikan . 2008 . Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta : PMPTK.
Entang. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta: Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (P2LPTK).
Hamalik, Oemar. 2013. Penelitian Pendidikan Matematika. Jakarta: Bumi Aksara.
Hariati, Sri. 1992. Pengajaran Remedial. Yogyakarta: PT. Mitra Gama Widya.
Ischak dan Warji. 1987. Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Liberty.
Khairul, Jalil. 2016. Remediasi dalam Kegiatan Pembelajaran. Diakses tanggal 1 Februari
2021 dari: http://www.secercah.web.id/2016/10/remedia si-dalam kegiatan-
pembelajaran.html
Partowisastro, Koestoer dan A. Hadisupato. 1984. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar.
Jakarta: Erlangga.
86PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Putra, Dewa Putu W dan Veronika Fitri R. 2019. Aljabar Linear Elementer. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Purnomo, Yoppy Wahyu. 2011. Keefektifan Model Penemuan Terbimbing dan Cooperative
Learning pada Pembelajaran Matematika [Online]. Tersedia:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/view/503/365
Rohaeti, Euis Eti, dkk. 2019. Pembelajaran Inovatif Matematika Bernuansa Pendidikan Nilai dan
Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Subrata, Marika dan Munzayanah. 1992. Remedial Teaching. Surakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawalli Pers.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: alfabeta, CV.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ulifa, S. N. 2014. Hasil Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada
Materi Relasi. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, ISSN: 233.
87PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
88PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
89PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah
90PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.1 Instrumen Observasi
INSTRUMEN OBSERVASI GURU
Kelas :
Jumlah siswa :
Pokok materi :
Hari tanggal :
Petunjuk :
1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar
2. Berikan penjelasan sesuai keadaan yang anda cermati!
No Kegiatan yang diamati Penjelasan Kegiatan yang Telah Diamati
Pertemuan
Ke-
1
Cara guru membuka
pelajaran
2
Cara guru memotivasi
siswa
3
Penyampaian apresepsi
mengenai SPLDV
4
Penjelasan guru mengenai
konsep SPLDV
91PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kegiatan yang diamati Penjelasan Kegiatan yang Telah Diamati
Pertemuan
Ke-
5
Penjelasan guru tentang
metode penyelesaian
SPLDV
6
Memberikan contoh soal
terkait materi SPLDV
7
Menggunakan LKPD
dalam mengajar SPLDV
8
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi
SPLDV
9
Menjawab pertanyaan
siswa yang kurang jelas
mengenai materi SPLDV
10
Memberikan kesimpulan
dan penguatan diakhir
pembelajaran
11
Cara guru menutup
pembelajaran
92PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN OBSERVASI SISWA
Kelas :
Jumlah siswa :
Pokok materi :
Hari tanggal :
Petunjuk :
1. Amati aktivitas siswa di kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar
2. Berikan penjelasan sesuai keadaan yang anda cermati!
No
Kegiatan yang
diamati
Penjelasan Kegiatan yang Telah Diamati
Pertemuan
Ke-
1
Memperhatikan
penjelasan guru
mengenai konsep
SPLDV
2
Memperhatikan
penjelasan guru
mengenai metode
penyelesaian SPLDV
3
Memperhatikan
penjelasan guru
93PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Kegiatan yang
diamati
Penjelasan Kegiatan yang Telah Diamati
Pertemuan
Ke-
mengenai contoh soal
terkait materi SPLDV
4
Mengerjakan LKPD
yang diberikan oleh
guru mengenai materi
SPLDV
5
Berdiskusi dengan
teman mengenai materi
SPLDV
6
Membantu teman yang
mengalami kesulitan
94PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Lembar Validasi Instrumen Observasi
95PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Instrumen Tes Diagnostik
Instrumen Test Diagnostik
No
Kompetensi Dasar
(KD)
Materi
Pokok
Indikator
Jumlah
Soal
Butir
Soal
1
3.5 Menjelaskan
sistem persamaan
linear dua
variabel dan
penyelesaiannya
yang
dihubungkan
dengan masalah
kontekstual.
Sistem
Persamaan
Linear Dua
Variabel
3.5.1 Memahami bentuk
sistem persamaan
linear dua variabel.
1
1
3.5.2 Menemukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua
variabel.
1
2
2
4.5 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
4.5.1 Membuat model
matematika dari
masalah sehari-
hari yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
2
3, 4a
97PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Kompetensi Dasar
(KD)
Materi
Pokok
Indikator
Jumlah
Soal
Butir
Soal
4.5.2 Menyelesaikan
model matematika
dari masalah
sehari-hari yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
1
4b
98PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal Test Diagnostik
Nama :
Kelas :
No Presensi :
1. Manakah di antara persamaan berikut yang merupakan persamaan linear dua variabel?
Jelaskan alasannya!
a. 4 + 2� = 8
b. 3� = 4 − 2�
c.
� −
�
�= 5
d. 8�� + 9 � = 18
e. � = 4� − 6
2. Penyelesaian dari sistem persamaan 2� + 3� = 12 dan 3� + 2� = 8 adalah � = � dan
� = �, tentukanlah nilai � + �!
3. Ani membeli 3 kg beras dan 2 kg jagung dengan harga Rp 27.500,00. Rani membeli 2 kg
dan 3 kg jagung pada toko yang sama dengan harga Rp 29.000,00. Tulislah sistem
persamaan linear dari masalah di atas!
4. Di sebuah bioskop, ada sebuah film animasi terbaru yang sedang diputar. Beberapa orang
dewasa dan anak-anak sedang mengantri membeli tiket. Shinta membeli 2 tiket dewasa dan
2 tiket anak-anak dengan membayar Rp 140.000,00. Doni membeli 1 tiket dewasa dan 3
tiket anak-anak dengan membayar Rp 130.000,00.
99PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tulislah sistem persamaan linear dari masalah di atas!
b. Dari soal no 4, jika Bu Laras membeli 3 tiket dewasa dan 5 tiket anak-anak, maka
berapa yang harus Bu Laras bayarkan?
100PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Lembar Validasi Instrumen Tes Diagnostik
101PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Instrumen Wawancara
Pedoman Wawancara
Siswa
NO Komponen Pertanyaan Pertanyaan
1 Untuk mengetahui proses belajar siswa
Bagaimana proses belajarmu di kelas?
Apa yang kamu peroleh dari proses
belajarmu tersebut?
2
Untuk mengetahui kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa
Apa kesulitanmu dalam mempelajari
materi SPLDV? Jelaskan
Bagaimana usahamu mengatasi kesulitan
itu? Jelaskan
Apa kesulitan tersebut masih ada?
3
Untuk menganalisis kesalahan yang
dialami oleh siswa
Berdasarkan soal yang sudah kamu
kerjakan, menurut pendapatmu apakah ada
kesulitan?
(Lalu bertanya pada bagian soal yang siswa
mengalami kesulitan atau kesalahan dalam
pengerjaan)
103PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru
NO Komponen Pertanyaan Pertanyaan
1 Untuk mengetahui proses belajar siswa
Bagaimana proses mengajar materi sistem
persamaan linear dua variabel di kelas?
2
Untuk mengetahui kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa
Bagaimana kesan ibu terhadap subjek?
3
Untuk menganalisis kesalahan yang
dialami oleh siswa
Bagaimana sikap subjek ketika belajar di kelas?
4
Menurut ibu, apa kesulitan subjek dalam
mempelajari materi sistem persamaan linear
dua variabel?
5
Menurut ibu, apa yang menyebabkan subjek
mengalami kesulitan dalam mempelajari materi
sistem persamaan linear dua variabel?
104PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Lembar Validasi Instrumen Wawancara
105PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.7 Instrumen RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Marganingsih Muntilan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII/ Ganjil
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Alokasi Waktu : 2x 30 menit
Pertemuan ke : 1
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar:
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang dihubungkan
dengan masalah kontekstual.
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar
107PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.1 Memahami bentuk sistem persamaan linear dua variabel.
3.5.2 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel.
4.5.1 Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel.
4.5.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan bentuk sistem persamaan linear dua variabel.
2. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel.
3. Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel.
4. Menerapkan sistem persamaan linear dua variabel dalam masalah nyata (sehari-hari).
D. Materi Pembelajaran
1 Fakta
Pasar merupakan salah satu tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu,
dan biasanya pilihan barang yang dibeli oleh pembeli pun lebih dari satu. Pasar bisa
dikatakan sebagai salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel.
2 Konsep
108PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Prinsip
1 Metode Substitusi
Metode substitusi adalah metode atau cara menyelesaikan SPLDV dengan mengganti
salah satu peubah atau variabel.
2 Metode Eliminasi
Metode eliminasi adalah metode atau cara untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
dua variabel dengan cara mengeliminasi atau menghilangkan salah satu peubah
(variabel) dengan menyamakan koefisien dari persamaan tersebut.
3 Metode Gabungan (Subsitusi dan Eliminasi)
Metode campuran atau biasa disebut juga dengan metode gabungan, yaitu suatu cara
atau metode untuk menyelesaikan suatu persamaan linier dengan mengunakan dua
metode yaitu metode eliminasi dan substitusi secara bersamaan.
4 Metode Grafik
4 Prosedur
Menyelesaikan masalah nyata tentang sistem persamaan linear dua variabel.
E. Metode Pembelajaran
1. Metode : Tanya jawab dan diskusi
2. Model : Penemuan Terbimbing
3. Pendekatan : Saintifik
F. Media Pembelajaran
1. Laptop
��� + ��� = ��
��� + ��� = ��
109PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Power Point
3. Bahan Tayang
G. Sumber Belajar
Buku Penunjang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika, Kelas VIII, Kemendikbud,
Revisi Tahun 2017.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Berdoa sebelum mengawali
pelajaran
2. Mengecek kehadiran siswa dengan
memanggil nama siswa satu
persatu
3. Guru mengaitkan materi/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/kegiatan
pembelajaran sebelumnya dengan
menampilkan power point
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
5 menit
Inti
5. Guru menyampaikan topik
pembelajaran yaitu Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
dan memberi pengantar materi
6. Guru memberi beberapa contoh
yang termasuk SPLDV dan yang
50 menit
110PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bukan, dan meminta siswa untuk
memahami
7. Guru memberi beberapa contoh
dari metode substitusi, eliminasi,
gabungan, dan grafik
8. Guru memberi beberapa
pertanyaan untuk siswa menjawab
9. Guru menanyakan kepada siswa
bagian yang siswa belum paham
10. Guru memberi penguatan kepada
siswa tentang materi SPLDV
Penutup
11. Guru mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan pembelajaran
12. Guru memberikan link google
form untuk test akhir (test
remediasi)
13. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan menginfokan
materi pertemuan selanjutnya
5 menit
12 Desember 2020
Mengetahui :
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
NIP NIP
111PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Latihan Soal
1. Tika dan Damar pergi ke sebuah toko buku untuk membeli alat tulis. Sesampainya di toko
buku, Tika membeli 2 pensil dan 3 buku dengan membayar Rp 9.000,00, sedangkan Damar
membeli 1 pensil dan 2 buku dengan membayar Rp 5.500,00. Berapa harga 1 pensil dan 1
buku?
2. Seorang tukang parkir mendapat uang sebesar Rp 17.000,00 dari 3 buah mobil dan 5 buah
motor, sedangkan dari 4 buah mobil dan 2 buah motor ia mendapat uang Rp 18.000,00.
Jika terdapat 20 mobil dan 30 motor, banyak uang parkir yang diperoleh adalah …
… � + ⋯ � = 9000
… � + ⋯ � = 5500
Pensil dimisalkan dengan variabel x
Buku dimisalkan dengan variabel y
112PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.8 Lembar Validasi Instrumen RPP
113PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.9 Instrumen Tes Remediasi
Instrumen Tes Remediasi
No
Kompetensi Dasar
(KD)
Materi
Pokok
Indikator
Jumlah
Soal
Butir
Soal
1
3.6 Menjelaskan
sistem persamaan
linear dua
variabel dan
penyelesaiannya
yang
dihubungkan
dengan masalah
kontekstual.
Sistem
Persamaan
Linear Dua
Variabel
4.5.1 Memahami bentuk
sistem persamaan
linear dua variabel.
1
1
4.5.2 Menentukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua
variabel.
1
2
2
4.6 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
4.5.3 Membuat model
matematika dari
masalah sehari-
hari yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
2
3, 4a
116PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.5.4 Menyelesaikan
model matematika
dari masalah
sehari-hari yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel.
1
4b
117PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal Tes Remediasi
Nama :
Kelas :
No Presensi :
5. Manakah di antara persamaan berikut yang merupakan persamaan linear dua variabel?
Jelaskan alasannya!
f. 5� = 8 − 4�
g. "#
� −
$
�= 15
h. 9 + 2� = 3
i. � = 5� − 1
j. 6�� + 3% = 24
6. Penyelesaian dari sistem persamaan 2� + 5� = 16 dan 3� − 5� = −1 adalah � = � dan
� = �, tentukanlah nilai � + �!
7. Ika membayar Rp 100.000,00 untuk 2 ikat bunga mawar dan 3 ikat bunga lily. Rahma
membayar membayar Rp 90.000,00 untuk 1 ikat bunga mawar dan 4 ikat bunga lily.
Tulislah sistem persamaan linear dari masalah di atas!
8. Marlina membeli dua gelas susu dan dua donat dengan total harga Rp 66.000,00.
Sedangkan Yuli membeli empat gelas susu dan tiga donat dengan total harga Rp
117.000,00.
118PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Tulislah sistem persamaan linear dari masalah di atas!
d. Jika Amir akan membeli 1 gelas susu dan 5 donat, maka berapa yang harus Amir
bayar?
119PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.10 Lembar Validasi Instrumen Tes Remediasi
120PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.1 Hasil Observasi
122PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Hasil Tes Diagnostik
S1
126PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S2
127PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S3
No.1
No. 2
No.3
128PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S4
129PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S5
130PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S6
132PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S7
133PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S8
135PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S9
136PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S10
138PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S11
139PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S12
140PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S13
142PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S14
143PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S15
145PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil Wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA SUBJEK 1
Keterangan :
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Bagaimana proses belajarmu di kelas?”
S: “Saya mengalami kesulitan karena sinyal di rumah saya sulit”
P: “Dalam pembelajaran, kamu suka mengalami kesulitan tidak? Khususnya di materi SPLDV”
S: “Ya saya mengalami kesulitan, khususnya dalam memahami konsep-konsepnya. Saya juga
tidak begitu menyukai matematika”
P: “Bagaimana usahamu untuk mengatasi kesulitanmu?”
S: “Saya sering mencari di internet caranya”
P: “Pernah bertanya kepada bu Kristin tidak jika mengalami kesulitan?”
S: “Tidak pernah, saya malu”
P: “Dari kamu mencari di internet, kesulitanmu teratasi tidak?”
S: “Sering kali tidak kak, dan saya lebih sering mencari jawabannya bukan caranya”
P: “Pada saat mengerjakan soal tes diagnostik, apakah ada kesulitan? Pada bagian mana kamu
mengalami kesulitan?”
147PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S: “Saya mengalami kesulitan hampir secara keseluruhan. Karena saya tidak paham bagaimana
konsepnya dan cara menyelesaikannya”
P: “Oke kalua begitu, terima kasih atas waktunya”
S: “Ya sama-sama kak”
148PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRANSKRIP WAWANCARA SUBJEK 4
Keterangan :
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Bagaimana proses belajarmu di kelas?”
S: “Saya mengalami kesulitan karena sinyal di rumah saya susah, dan saya suka telat masuk google
meetnya”
P: “Dalam pembelajaran, kamu suka mengalami kesulitan tidak? Khususnya di materi SPLDV”
S: “Ya saya mengalami kesulitan, khususnya dalam memahami konsep-konsepnya. Saya juga
susah mencari jawabannya”
P: “Bagaimana usahamu untuk mengatasi kesulitanmu?”
S: “Saya suka mencari di internet caranya, dan bertanya kepada kakak”
P: “Pernah bertanya kepada bu Kristin tidak jika mengalami kesulitan?”
S: “Tidak pernah, saya sungkan”
P: “Dari kamu mencari di internet dan bertanya kepada kakak, kesulitanmu masih ada atau tidak?”
S: “Masih kak”
P: “Pada saat mengerjakan soal tes diagnostik, apakah ada kesulitan? Pada bagian mana kamu
mengalami kesulitan?”
149PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S: “Saya mengalami kesulitan hampir secara keseluruhan. Karena saya tidak paham bagaimana
konsepnya dan cara menyelesaikannya apalagi pakai cara-caranya itu”
P: “Oke kalua begitu, terima kasih atas waktunya”
S: “Ya sama-sama kak”
150PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRANSKRIP WAWANCARA SUBJEK 10
Keterangan :
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Bagaimana proses belajarmu di kelas?”
S: “Saya mengalami kesulitan karena sinyal di rumah saya sulit”
P: “Dalam pembelajaran, kamu suka mengalami kesulitan tidak? Khususnya di materi SPLDV”
S: “Ya saya mengalami kesulitan dan hp saya barengan dengan mama”
P: “Bagaimana usahamu untuk mengatasi kesulitanmu?”
S: “Saya sering mencari di internet caranya”
P: “Pernah bertanya kepada bu Kristin tidak jika mengalami kesulitan?”
S: “Tidak pernah kak”
P: “Dari kamu mencari di internet, kesulitanmu teratasi tidak?”
S: “Sering kali tidak kak, dan saya lebih sering mencari jawabannya bukan caranya”
P: “Pada saat mengerjakan soal tes diagnostik, apakah ada kesulitan? Pada bagian mana kamu
mengalami kesulitan?”
S: “Saya mengalami kesulitan hampir secara keseluruhan. Karena saya tidak paham bagaimana
konsepnya dan saya tidak suka matematika kak”
151PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
P: “Oke kalua begitu, terima kasih atas waktunya”
S: “Ya sama-sama kak”
152PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil Tes Remedial
S1
153PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S2
155PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S3
157PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S4
158PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S6
159PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S9
160PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S10
162PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S11
164PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S13
165PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S14
167PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Foto-foto Kegiatan Diagnosis dan Remediasi
169PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI