38
IDENTITAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama : Nn. S. Jenis Kelamin : Perempuan. Usia : 20 tahun. Pekerjaan : Tidak bekerja. Pendidikan : SMA Agama : Islam Suku Bangsa : Betawi Alamat : Jln. Rawasari Timur I RT 011/RW 02 Tanggal Berobat : 17 April 2015 No. RM : 239/14 B. Anamnesa Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 17 April 2015 WIB di BPU Puskesmas Kecamatan Kemayoran 1. Keluhan Utama: Nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu. 2. Keluhan Tambahan: Berat badan menurun, lemas, napsu makan menurun. 3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih datang dengan keluhan nyeri dipergelangan tanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Mula-mula nyeri pada 1

Diagnosis Holistik Citra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dh

Citation preview

IDENTITAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Nn. S.

Jenis Kelamin : Perempuan.

Usia : 20 tahun.

Pekerjaan : Tidak bekerja.

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku Bangsa : Betawi

Alamat : Jln. Rawasari Timur I RT 011/RW 02

Tanggal Berobat : 17 April 2015

No. RM : 239/14

B. Anamnesa

Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 17 April 2015 WIB di BPU

Puskesmas Kecamatan Kemayoran

1. Keluhan Utama: Nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu.

2. Keluhan Tambahan: Berat badan menurun, lemas, napsu makan menurun.

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih datang dengan

keluhan nyeri dipergelangan tanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan dirasakan

terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari

terganggu. Mula-mula nyeri pada pergelangan tangan kanan yang semakin

lama semakin berat. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk jarum. Satu hari

kemudian timbul bengkak kemerahan pada sendi pergelangan tersebut.

Disamping itu pasien juga mengeluh tidak enak badan dan sedikit demam.

Pasien mengakui tidak ada riwayat cedera sebelumnya. Nyeri seperti ini

dirasakan pada awalnya sejak tiga tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan

hilang timbul. Pasien sebelumnya sudah didiagnosa asam urat oleh dokter.

Selain itu pasien juga merasakan keluhan lain yaitu nyeri kepala terasa

seperti berdenyut dan seringkali dirasakan pada kepala bagian belakang.

1

Keluhan adanya mual dan muntah disangkal oleh pasien. Keluhan adanya

penglihatan mendadak kabur tidak ada. Keluhan adanya pilek berulang disetai

nyeri pada tulang-tulang wajah khususnya daerah pipi, dahi dan pangkal

hidung disangkal oleh pasien.

Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa kaku dan sakit sejak 3 hari yang

lalu, namun pasien masih bisa menggerakkan lehernya secara bebas. Riwayat

adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien. Riwayat

keluhan serupa sering dialami pasien sejak 5 tahun terakhir, dan biasanya

muncul bila pasien kelelahan atau bila pasien banyak pikiran.

Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang

telah diketahuinya sejak ± 5 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui

dirinya menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih dengan keluhan nyeri kepala. Pada saat itu dilakukan

pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 150/90 mmHg. Namun

pasien tidak berobat rutin semenjak didiagnosis dengan tekanan darah tinggi.

Hal dikarenakan pasien sudah merasa keadaannya membaik setelah minum

obat tekanan darah yang didapat selama 5 hari, sehingga dirinya berobat hanya

bila ada keluhan saja. Dari keterangan pasien, dokter yang memeriksa dirinya

pertama kali sudah memberitahukan bahwa pasien harus kembali kontrol bila

obat mau habis.

Dengan mengetahui bahwa pasien menderita penyakit hipertensi dan asam

urat harapan terhadap penyakitya tersebut bisa sembuh dan tidak sering

kambuh. Kekhawatiran yang dirasakan oleh pasien adalah pasien merasa takut

akan meninggal ketika anak-anak pasien belum sukses. Persepsi pasien

terhadap penyakitnya adalah penyakit ini tidak berbahaya karena yang dia

keluhkan hanya berupa sakit kepala dan nyeri pada sendi tangannya. Pasien

tidak mengetahui secara jelas dan paam mengenai penyakitnya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat asam urat sejak 3 tahun

yang lalu. Dan penyakit tekanan darah tinggi sejak ± 5 tahun yang lalu,

namun tidak rutin berobat. Pasien hanya berobat bila ada keluhan.

Riwayat asma, diabetes mellitus, TB paru disangkal oleh pasien

2

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat hipertensi ada pada ibu pasien, asma, diabetes melitus dan TB

paru dalam keluarga disangkal.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama anaknya yang

ketiga. Pasien tidak bekerja. Istri pasien sudah lima tahun yang lalu

meninggal akibat tekanan darah tinggi. Uang untuk memenuhi kegiatan

sehari-hari didapat dari anaknya yang ketiga yang tinggal satu rumah

dengan pasien yang bekerja sebagai pegawai di Bank BPR. Kebutuhan

sehari-hari didapat dari penghasilan anaknya yang bekerja di Bank BPR.

Dalam sebulan berkisar antara Rp.3.000.000 hingga Rp.4.000.000. Dengan

penghasilan ini, anak pasien dapat menabung dari uang gajinya setiap

bulannya.

Menurut pasien, dirinya menjadi kurang aktif dalam kegiatan

lingkungan tempat tinggalnya semenjak dia terkena darah tinggi 5 tahun

yang lalu.

7. Riwayat Kebiasaan:

Pasien dan anaknya yang ketiga memiliki kebiasaan makan 3 kali

sehari, dan dimakanan di masak oleh anaknya yang ketiga. Pasien

memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung jeroan

seperti usus ayam, hati dan ampela ayam, garam dan penyedap rasa,

seperti ikan asin, telor asin, sayur lodeh dan sayur asam yang diberi garam

dan penyedap rasa. Dan pasien sering makan sayur melinjo karena

makanan tersebut merupakan makanan kesukaan anaknya.

Pasien mengatakan tidaka ada mengkonsumsi minum-minuman

beralkohol. Tn.D yang memiliki kebiasaan merokok 2 bungkus perhari

nya. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak

dikerjakan oleh anak ketiga pasien.

3

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Composmentis

2. Vital sign:

Tek. Darah : 160/100 mmHg

Frek. Nadi : 90 x/menit

Frek Pernapasan : 22x/menit

Suhu : 37,1 0C

3. Status Generalis:

Kepala : Normal, rambut lurus, tidak mudah dicabut, sudah

beruban

Mata : Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks

cahaya kedua pupil +

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.

JVP 5±2 cmH2O

Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),

wheezing (-/-)

Abdomen : Tampak datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar

dan lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal

BB : 57 kg

TB : 160 cm

BB Ideal : (160-100) – (10 % x 60) = 58,4 kg

Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 57 : 58,4 x 100 %

= 97 % (BB normal)

IMT : (BB : TB (m2)) = 57 : 2,560 = 22,26

D. Pemeriksaan Penunjang

4

Akan dilakukan rencana pemeriksaan : - R/foto rontgen thoraks

- R/ profil lipid

- R/ureum dan kreatinin

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga: Pasien bernama Tn. D berusia 68 tahun

b. Identitas Pasangan: Pasien bernama Ny.K sudah meninggal

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 1 Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No Nama

Kedudukan

dalam Keluarga Gender Umur Pendi-

dikan

Pekerjaan

Keterangan

Tambahan

1. Tn. D Kepala Keluarga L 68 th SD Tidak bekerja Pasien,kepala

keluarga

2. Ny.. S Anak ke-3 P 33 th S1 Bank BPR Pencari nafkah,

juru masak,

d.Fungsi Keluarga

1) Biologis : Didalam keluarga dapat menghasilkan

keturunan yang dapat melanjutkan silsilah keluarga. Pasien dan

almarhum istri pasien dapat mebesarkan anak-anaknya sampai usia

dewasa serta memelihara anggota kelurga.

2) Psikologis : Didalam keluarga ini kurang adanya

sebuah komunikasi untuk memecahkan suatu masalah, dan

kurangnya perhatian terhadap anggota keluarga yang sakit.

5

3) Sosial : Jarang mengikuti kegiatan yang

diadakan oleh RT/RW setempat.

4) Ekonomi : Tidak ada masalah dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Dan didalam keluarga dibiasakan untuk

menabung setiap mendapatkan penghasilan.

5) Pendidikan : Untuk menempuh pendidikan yang

lebih lanjut ke jenjang yang lebih tinggi sesuai denga usia di dalam

keluarga ini sudah dialakukan.

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal : Padat bersih

Tabel 2 Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri

Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 6 x 10 m2 Keluarga Tn. D tinggal di rumah

milik sendiri dengan lingkungan

sekitar yang padat bersih.

Ketersediaan air bersih, jamban

keluarga serta tempat pembuangan

sampah cukup baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 2 orang

( terdiri dari pasien dan anak pasien yang

ketiga).

Luas halaman rumah: Tidak ada halaman

Tidak bertingkat

6

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 1300 watt

Ketersediaan air bersih: Ada, PAM

Tempat pembuangan sampah : Ada

Gambar Denah Rumah Keluarga Tn. D

7

b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan

RT )

- 1 buah televisi

- 2 buah kipas angin

- 1 buah handphone

- 1 buah kompor gas (tabung 3 kg)

- 1 buah lemari pendingin

- 1 buah mesin cuci

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas

b. Balita: KMS (-)

c. Asuransi/Jaminan kesehatan: BPJS

8

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki Pasien jika mengalami sakit

dirinya langsung berobat ke

Puskesmas. Karena biayanya

yang murah dan jarak yang

tidak terlalu jauh dari rumah

pasien, sehingga dapat

ditempuh dengan jalan kaki.

Dan pasien juga merasa

cukup puas dengan

pelayanan yang ada di

Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih.

Tarif pelayanan kesehatan Gratis

Kualitas pelayanan

kesehatan

Memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. D tidak menentu. Menu

makanan yang paling disukai adalah seperti usus ayam, hati dan

ampela tahu, telor, sayur berkuah (melinjo, kangkung) dan jarang

mengkonsumsi buah-buahan. Pasien juga masih suka mengkonsumsi

ikan asin namun tidak sesering dulu. Sekarang pasien makan ikan asin

kurang lebih 2x tiap minggunya. Pasien mempunyai kebiasaan

meminum kopi di pagi hari dan merokok walaupun kini jumlahnya

sudah berkurang dari 2 bungkus perharinya menjadi 1 bungkus perhari.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Keluarga Tn. D dan anaknya Ny.S tidak terlalu memperhatikan

pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena

9

pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang kurang. Pola makan

pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Tabel 4. Food Recall

Hari Waktu Menu Jumlah Kalori

Karbohidrat :

15

Agustus

2014

Pagi Bubur, kopi 122.8 g

Protein:

99,66 g

Siang

Malam

Nasi, ikan asin, sayur melinjo

Nasi, hati ampela ayam, sayur melinjo

Lemak:

14,99 g

Kalori Total :

1595kalori

16

Agustus

2014

Pagi

Siang

Malam

Bubur, kopi

Nasi, sayur asam, ikan asin

Nasi, usus ayam, sayur asam

Karbohidrat:

64,9 g

Protein:

59,59

Lemak:

9,59 g

Kalori Total:1143

kalori

Karbohidrat:

17

Agustus

2014

Pagi

Siang

Malam

Bubur, kopi

Nasi, tempe, sayur lodeh

Nasi, usus ayam, telur dadar, saur

lodeh

78.15

Protein:

61,87

Lemak:

65,94 g

Kalori Total:

10

1672 kalori

Perhitungan Kebutuhan Asupan Gizi :

BB Ideal : 0,9 x (TB-100) = 0,9 x (160-100) = 54 kg

Kebutuhan Kalori Basal (laki-laki) :

BB Ideal x 30 Kkal = 54kg x 30 Kkal = 1620 Kkal

Kebutuhan untuk aktivitas sehari-hari (sedang):

20% x Kebutuhan Basal = 20% x 1620 = 1944 Kkal

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien selalu didukung untuk berobat oleh istrinya ketika istrinya

masih ada.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Dalam penatalaksanaan penyakit pada Tn.D ini peran serta aktif

dari seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola

makan pasien sehari-hari. Keluarga selalu sibuk dengan pekerjaan

masing-masing sehingga pasien hanya diingatkan minum obat ketika

anaknya inga saja. Dan Ny. S anaknya yang ke tiga, hanya memasak

sesuai yang dia sukai tanpa mengingat menu makanan apa saja yang

tidak boleh dikonsumsi oleh pasien unuk penyakitnya. Pasien malas

kontrol dan minum obat karena ketika gejaa sudah berkurang atau

tidak muncul itu tandanya dia sehat sehingga tidak membutuhkan obat.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri atas 2 generasi dengan kepala keluarga (KK)

bernama Tn. D berusia 68 tahun sekaligus pasien. Bentuk keluarga adalah

single parents karena istri pasien sudah meninggal.

2. Tahapan siklus keluarga:

11

Tahapan siklus keluarga Tn. D dan Alm. Ny. K termasuk ke dalam

beberapa tahap diantaranya :

- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with

adolescent)

- Tahap keluarga dengan usia lanjut yang mana pasien sudah pensiun

dan salah satu pasangannya sudah meninggal

Tn. D (pasien) sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny.K, dan

memiliki 3 orang anak. Anak pertama bernama Tn. S belum menikah

menikah dan bekerja di Bali menikah degan anak yang kedua bernama Ny.

S dengan Tn.M dan telah mempunyai satu orang anak yang bernama An. F

berusia 8 tahun dan tinggal di jawa tengah. Anak ketiga bernama Nn. S

dan saat ini tinggal bersama pasien dan bekerja sebagai pegawai di Bank

BPR dan belum menikah tinggal di Rawasari bersama pasien.

3. Family Map (gambar)

12

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Masalah yang dimiliki didalam keluarga ini adalah bahwa kurangnya

waktu untuk berkumpul dan bercerita tentang masalah apa yang didalam

keluarga harus diselesaikan. Perhatian yang diberikan kepada pasien

mengenai untuk meminum obat secara teratr dan kontrol sesuai jadwal

sangat kurang. Sehingga pasien jadi kurang perduli dengan panyakit yang

dia derita karena kurangnya dukungan dari anak-anaknya.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat ke Puskesmas datang sendiri, karena jarak

yang dekat dan biaya yang gratis serta kualitas pelayanan kesehatan yang

dirasakan cukup memuaskan. Pasien tidak rutin berobat, dirinya hanya

berobat bila merasa ada keluhan. Pasien sangat mengharapkan dirinya

dapat sembuh dari penyakit asam urat dan tekanan darah tingginya dengan

mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari dokter di Puskesmas.

Kekhawatiran pasien saat ini adalah bahwa pasien takut meninggal ketika

anak-anaknya belum sukses.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II dan Gout Atritis

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

- Didalam keluarga pasien tidak mnegetahui adanya riwayat darah tinggi

atau tidak.

13

- Pasien adalah seorang laki-laki yang saat ini adalah 68 tahun. Pasien

adalah seorang muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima waktu,

walaupun terkadang sholatnya tidak tepat waktu. Yang aslinya suku jawa

dan lahir di wonogiri.

- Pasien saat ini sudah tidak bekerja dan hanya melakukan kegiatan seperti

mengecat rumah dan memperbaiki bagian rumah yang rusak.

- Pasien mempunyai kebiasaan merokok 2 bungkus setiap harinya namun

saat ini menjadi 1 bungkus setiap harinya semenjak pasien menderita

darah tinggi. Untuk kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol

makanan yang dikonsumsinya. Pasien masih suka makanan yang

mengandung jeroan dan kadar garam yang tinggi. Hal yang sering

menimbulkan stress pada pasien adalah bila sang anak yang pulang larut

malam sehingga pasien menjadi susah tidur, dan memikirkan tentang

anak-anaknya yang belum sukses. Selain itu, pasien jarang untuk berobat

ke dokter dan kontrol asam urat dan tekanan darahnya. Pasien hanya pergi

berobat bila ada keluhan. Pasien mengatakan sangat jarang melakukan

kegiatan olahraga.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

masalah kesehatan pasien)

Pasien tinggal dengan anaknya yang ketiga dilingkungan padat

bersih, dengan kondisi rumah yang kurang tertata dengan rapih. Keluarga

ini adalah “The single parent family”. Keluarga pasien kurang

memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang mengingatkan untuk

menjaga pola makan dan jarang untuk mengingatkn pasien untuk minum

obat dan kontrol secara teratur. Selain itu keluarga ini masih memiliki

kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan yaitu keluarga ini

belum menerapkan hidup sehat seperti olahraga yang teratur selama 30

menit perhari dan sebanyak 3-4 x/minggu, keluarga ini terbiasa dengan

pola merokok terutama pasien dan anak pertamanya dan setiap pagi selalu

minum kopi pada saat sarapan.

14

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

baik di

dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat

dijalankan sendiri oleh pasien dan pasien berada di derajat 4.

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran WaktuHasil yang

diharapkan

Aspek

Personal

-Menjelaskan

kepada pasien

mengenai

Pasien Pada saat

di

Puskesma

-Dapat mengurangi

kekhawatiran atas

pemikiran terhdapa

15

penyakit asam

urat dan darah

tingginya dan

komplikasi dari

penyakit

tersebut jika

tidak diperiksa

secara teratur.

-Mengatakan

bahwa pasien

saat ini harus

fokus dalam

meminum

obatnya dan

jangan terlalu

memikirkan

bagaimana

kesuksesan

anaknya kelak

jika pasien

meninggal,

karena umur

ALLAH SWT

yang mengatur

kita sebagai

manusia hanya

berdoa dan

berikhtiar serta

mengatakan

bahwa anak

pasien sudah

dewasa dalam

s dan

kunjungan

rumah

penyakitnya selama

ini.

-Supaya pasien

menjadi patuh minum

obat dan rajin kontrol

ke Puskesmas.

-Supaya pasien

menjadi tenang dalam

kehidupan yang tidak

harus selalu

memikirkan

kesuksesan anak-

anaknya kelak.

16

segi umur dan

pikiran

sehingga

mereka tahu apa

yang harus

mereka lakukan

terhadap masa

depan mereka,

agar pasien

tidak terlalu

banyak pikiran

yang dapat

meningkatkan

tekanan darah

tingginya.

-

Memberitahuka

n kepada pasien

bahwa penyakit

darah tinggi

tidak dapat

disembuhkan,

namun dapat

dikontrol

dengan cara

meminum obat

dan kontrol

secara teratur

sedangkan

untuk asam urat

harus menjaga

kadar asam urat

17

dibatas normal

dengan jika

mengatur pola

makan

mengurangi

makan jeroan

dan kacang-

kacangan.

Aspek

Klinik

-Pasien datang

dengan keluhan

nyeri pada

pergelangan

tangan sejak 4

hari SMRS.

Keluhan ini

sering dirasakan

hilang timbul.

Selain itu pasien

juga merasakan

nyeri keoala

berdenyut pada

daerah belakang

kepala dan

kuduk terasa

kaku.

-Pasien dalam

keadaan sakit

dan kesadaran

penuh. TD:

Pasien Pada saat

dirumah

pasien

-Menjadi lebih

mengetahui

permasalahan penyakit

pasien dan tepat

pemberian terapi yang

kita berikan serta

18

160/100.

Nadi

:90x/menit. RR:

22x/menit

Suhu:37,1 0 C.

Status Gizi:

22,26

(normoweight).

Skelera : tidak

ikterik dan

conjungtiva

tidak anemis.

Cardio: BJI-II

murni reguler

Murmur(-)Gallo

p(-). Pulmo:

VBS kanan=kiri

ronkhi-/-,

wheezing -/-.

Abdomen :

Bu(+)normal.

Ekstremitas :

tidak ada

krepitasi dan

tidak ada edema

pada kedua

tungkai.

Rencana

Pemeriksaan

Penunjang:

R/Foto rontgen

thoraks . R/

mengetahui riwayat

penyakit pasien dan

pengobatannya.

19

pemeriksaan

ureum kreatinin.

R/ cek kimia

darah.

Terapi Gout

Atritis :

Non

medikamentosa

1. Gout tidak

dapat

disembuhkan,

namun dapat

diobati dan

dikontrol.

2.Dengan tidak

mengonsumsi

bahan makanan

golongan A dan

membatasi diri

untuk

mengonsumsi

bahan makanan

golongan B.

Juga membatasi

diri

mengonsumsi

lemak serta

disarankan

untuk banyak

minum air

putih.

Medikamentosa

20

1.Allupurinol

1x100mg

perhari

2.Indometasi

1x50mg selama

1 minggu

Terapi

Hipertensi:

Non

Medikamentosa

1.Mengurangi

asupan garam

ke dalam tubuh.

Harus

memperhatikan

kebiasaan

makan

penderita

hipertensi.

2.Menghindari

stress.Ciptakan

suasana yang

menenangkan

bagi pasien

penderita

hipertensi.

3.Olahraga 3-

4x/minggu

selama 30 menit

perhari.

Medikamentosa

1.Amlodipin

21

1x5mg perhari.

2.Captopril

2x12,5mg

perhari.

3.Kontrol setiap

1 bulan sekali

dan ada

keluhan.

Aspek

Risiko

Internal

-Pasien dapat

dianjurkan

untuk mengikuti

perkumpulan

hipertensi dan

mengikuti

kegiatannya.

Agar tidak

terlalu merasa

sepi dengan

anak-anaknya

yang sibuk

bekerja.

-Menganjurkan

pasien untuk

memberhentika

n kebiasaan

merokok 1

bungkus perhari

dengan cara

mengurangi

rokok tiga

Pasien Pada saat

melakuka

n

kunjungan

rumah

-Agar pasien tidak

merasa sepii dirumah

dan dapat mengikuti

kegiatan untuk

membantu dalam

mengkontrol tekanan

darahya.

-Supaya pasien dapat

berhenti total dalam

hal kebiasaan

merokok.

-Supaya waktu tidur

pasien tidak terganggu

dan dapat tidur dengan

cukup dan tidak

menimbulkan

peningkatan tekanan

darah.

-Pasien dapat

mengontrol kadar

asam urat yang

menjadi keluhan

22

batang setiap

minggunya dan

diganti dengan

mengunyah

permen karet

ketika ada

keinginan untuk

merokok. Dan

mengurangi

konsumsi kopi

menjadi 3x

seminggu.

-Menyarankan

agar tidak

menunggu anak

pulang kerja

hingga larut

malam dengan

cara

menduplikatkan

kunci rumah

sehingga waktu

tidur malam

pasien tidak

terganggu.

-Pasien untuk

berhenti

makanan

golongan A

yang dapat

meningkatkan

asam urat dan

utama pasien.

23

mengurangi

makanan

golongan B dan

C.

Aspek

Psikososia

l Keluarga

-Mengajak

diskusi bersama

anggota

keluarga yang

lainnya bahwa

pasien

membutuhkan

dukungan

dalam hal

pengobatan dan

diperhatikan

ketika memasak

makanan untuk

pasien yang

dapat

meningkatkan

kadar asam urat

dan tekanan

darahnya.

-Mengatakan

bahwa pasien

juga

membutuhkan

perhatian dari

anak-anaknya

ketika berada

Pasien

dan

keluarga

Pada saat

kunjungan

dirumah

-Agar masalah

kurangnya waktu

untuk berkumpul

dengan anggota

keuarga lainnya dapat

diatasi dan dapat

menceritakan masalah

agar dapat dipecahkan

bersama.

24

dirumah dengan

cara berkumpul

untuk

menceritakan

masalah apa

saja yang dapat

dipecahkan

bersama.

Aspek

Fungsiona

l

-Menyarankan

pasien untuk

tidak

melakukan

aktivitas

berlebihan

seperti

mengecat

rumah dan

memperbaiki

kondisi rumah

yang rusak.

-Menjaga

kebugaran

tubuh dengan

cara olahraga,

pola makan

yang seimbang

dan pola tidur

yang cukup.

Pasien

dan

keluarga

Pada saat

kunjungan

dirumah

pasien

-Agar pasien dapat

meningkatkan kualitas

hidupnya walaupun

ada penyakit

hipertensi dan gout

atritis.

25

F. Prognosis

1. Ad Vitam : Ad bonam

2. Ad Sanasionam : Dunia ad bonam

3. Ad Fungsionam : Dunia ad bonam

26