120
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI GEOMETRI BANGUN RUANG DI KELAS V MI DARUL HIKMAH KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh : WAHYUNI. M NIM: 2080011546 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2019

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI

GEOMETRI BANGUN RUANG DI KELAS V MI

DARUL HIKMAH KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh :

WAHYUNI. M

NIM: 2080011546

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2019

Page 2: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

ii

Page 3: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

iii

Page 4: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt atas rahmat hidayah

beserta taufik-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

rampung dalam bentuk yang sederhana ini. Shalawat beserta salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw sang revolusioner sejati, pembawa

rahmat yang mengantar kita dari alam biadab menuju alam beradab, dan semoga kita

semua menjadi pengikutnya yang setia ke dalam ajarannya. Adapun judul skripsi ini,

yaitu “Diagnosis Kesulitan Belajar Peserta Didik Materi Geometri Bangun

Ruang di Kelas V MI Darul Hikmah Kota Makassar” Penyusunan skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi beban studi guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa sejak awal hingga dengan selesainya

penyusunan skripsi ini banyak tantangan dan rintangan yang ditemui dan dihadapi.

Namun, berkat kesabaran yang dilandasi dengan usaha yang sungguh-sungguh, maka

hambatan tersebut dapat dilalui dengan baik.

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam penyusunan skripsi ini

penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik dari pihak

akademik dan non akademik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenakan

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada keluarga terutama kedua orang tua

ayahanda Marsuki dan ibundaku Mutiara saya yang telah melahirkan dan mendidik

saya sepanjang usianya, serta saudara-saudara saya terimakasih atas segala dukungan,

semangat, pengorbanan, kepercayaan, pengertian dan doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik. Semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua

dan menghimpun kita dalam hidayah-Nya.

Page 5: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

v

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Hamdan Juhannis MA.PhD., rektor Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar dan Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Dr. Wahyuddin, M. Hum.,

Prof. Dr. Darussalam, M.Ag., Dr. Kamaluddin Abunawa, M.Ag selaku wakil

rektor I, II, III dan IV yang telah memberikan fasilitas kepada kami selama

menimba ilmu.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir Umar., Dr. Muh. Rusdi.T., M.Ag. dan Dr.

H. Ilyas, M.Pd., M.Si. selaku wakil dekan I, II, dan III yang senantiasa

terpancar dan berusaha memajukan dan meningkatkan kualitas Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

3. Ayahanda Dr. Usman, S.Ag., M.Pd. dan Ibunda Dr. Rosdiana M.Pd.I., Ketua

dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Alauddin

Makassar yang telah memberikan pengetahuan serta pengalaman yang sangat

berguna untuk kami kedepannya.

4. Ayahanda Nursalam, S.Pd., M.Si. dan Ibunda Dr. Munirah, S.Ag., M.Ag.,

pembimbing I dan II yang telah memberi arahan dan koreksi dalam

penyusunan skripsi ini dan membimbing penulis sampai pada tahap

penyelesaian.

5. Para dosen, karyawan, dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Alauddin Makassar yang secara konkrit memberikan bantuan baik langsung

maupun tidak langsung.

6. Kelompok kolaborasi tim 2; Siti Hawa, Nafirah, Haswidianti, dan Syahreni

Page 6: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

vi

7. Zulaikah Grup: Wiwi, Kiki, Rini, Irma dan Fira yang senantiasa memotivasi

serta dukungan dan doa penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

8. Mirabers (Miracel of Hijabers) yang telah memberikan semangat kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PGMI angkatan 2015 terkhusus PGMI 3-4

yang telah memberikan semangat kepada penulis selama di bangku

perkuliahan.

10. Teman-teman KKN Angkatan 59 Kabupaten Jeneponto, Khususnya teman-

teman posko 3 Dusun Bontosunggu Utara Desa Bungungloe yang selalu

memberikan dorongan motivasi kepada peneliti.

Penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang ikhlas memberikan

andil dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah swt.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesemprnaan, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin.

Samata-Gowa,

Penulis

Wahyuni. M

NIM.208005046

Page 7: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ........................................... 5

C. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

E. Kajian Pustaka ................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN TEORETIS ................................................................. 10

A. Tes Diagnosis Hasil Belajar .......................................................... 10

B. Kesulitan Belajar ............................................................................ 14

1. Pengertian Kesulitan Belajar .................................................... 14

2. Jenis-jenis Kesulitan Belajar .................................................... 23

3. Faktor-faktor Kesulitan Belajar ................................................ 25

4. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar ......................................... 31

C. Ruang Lingkup Matematika ........................................................... 32

1. Hakikat Matematika ................................................................. 32

2. Karakteristik Matematika ......................................................... 33

3. Pembelajaran Matematika SD/MI ............................................ 37

D. Materi Geometri Bangun Ruang .................................................. 39

1. Pengertian Bangun Ruang ........................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 46

A. Jenis, lokasi, dan pendekatan Penelitian ....................................... 46

Page 8: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

viii

B. Sumber Data .................................................................................. 46

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 47

D. Instrumen Penelitiian .................................................................... 49

E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 50

F. Pengujian Keabsahan Data ............................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 54

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 54

B. Pembahasan .................................................................................... 69

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 76

A. Kesimpulan .................................................................................... 76

B. Implikasi Penelitian ........................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77-79

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………..81-110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….. 111

Page 9: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

ix

ABSTRAK

Nama : Wahyuni. M

NIM : 2080015046

Judul : “Diagnosis Kesulitan Belajar Peserta didik Materi Geometri

Bangun Ruang di Kelas V MI Darul Hikmah Kota Makassar”

.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami peserta didik di kelas V MI Darul Hikmah Kota Makassar dalam menyelesaikan soal matematika materi geometri bangun ruang, 2) untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan peserta didik di kelas V MI Darul Hikmah Kota Makassar dalam menyelesaikan soal matematika materi geometri bangun ruang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan memberikan soal dalam bentuk tes diagnostic kepada subjek penelitian. Dimana hal ini peserta didik semester 2 di Kelas V, 5 (lima) peserta didik responden yang dipilih sebagai subjek penelitian berdasarkan jenis kesulitan dilakukan pesert adidik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes diagnostik, metode wawancara dengan isntrumen pedoman wawancara. Sementara itu, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) kesulitan belajar peserta didik berdasarkan soal-soal yang diberikan kepada 35 peserta didik semester 2 di Kelas V MI Darul Hikmah Kota Makassar.Penyebab peserta didik melakukan kesalahan dalam menjawab soal-soal tersebut, yaitu: kesalahan dalam pemahaman fakta, kesalahan dalam pemahaman konsep dan kesalahan dalam operasi hitung. 2) Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika peserta didik. Terutama pada faktor internal dan eksternal yang menurut para ahli yang dialami peserta didik ada 5. Yaitu faktor internal meliputi (faktor intelektual dan faktor emosional), faktor emosional meliputi (minat. Motivasi dan bakat) sedangkan faktor eksternal yaitu faktor pedagogik, faktor fisiologis dan faktor sosial.

Implikasi penelitian dapat simpulkan bahwa Guru hendaknya memberikan

penambahan tugas atau latihan soal pada peserta didik sebagai bahan evaluasi setiap

selesai pembahasan materi. Sebaiknya soal yang diberikan harus bervariatif sesuai

dengan kemampuan peserta didik. Hendaknya menciptakan suasana belajar dan

model atau metode yang membuat peserta didik tertarik dan berminat untuk

mengikuti proses pembelajarana terutaman pada pelajaran matematika yang hanya

itu-itu saja. Hendaknya memastika bahwa peserta didik telah mengerti pembahasan

materi yang diajarkan sebelum pindah ke materi selanjutnya.

Page 10: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.1 Pentingnya suatu pendidikan sejalan dengan

pemikiran yang berada dalam agama islam, bahkan islam mewajibkan umatnya

senantiasa menuntut ilmu.Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem PedidikanNasional pada Pasal 3 berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk mengembangkanpotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwakepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu.3 Dimana pendidikan membentuk generasi bangsa agar lebih berkarakter

dengan cara menambah ilmu pengetahuan, keterampilan serta kreativitasnya.

Namun, pendidikan di Indonesia saat ini belum bisa dikatakan baik.Terutama

pada pendidikan matematika. Dimana matematika merupakan bidang studi yang

dipelajari oleh semua peserta didik dari SD hingga SMA dan bahkan juga perguruan

1Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Cet. XI; Jakarta: Rajawali Pres, 2013), h. 4.

2Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nasional Cet.III; Pustaka Pelajar: Jakarta2007), h. 3

3Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, (Cet. IX; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2014), h. 3.

Page 11: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

2

tinggi. Mendengar kata matematika peserta didik sudah merasa inferior, anggapan

mata pelajaran itu susah, sulit untuk dipelajari dan akhirnya membuat peserta didik

berada tekanan ketika mempelajarinya. Matematika pun seakan menjadi momok

menakutkan bagi peserta didik sehingga tak jarang membuat nilai rapor merah. Hal

ini juga mencerminkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami

masalah matematika yang mempengaruhi proses pemecahan masalah.4 Hal ini

terbukti menjadi salah satu alasan mengapa prestasi dalam matematika dianggap

cukup rendah.

Dari hasil tes dan survey PISA (Program International Assessmennt), pada

tahun 2015. Melibatkan 540.000 peserta didik dari 70 di negara, dari hasil tes dan

evaluasi PISA 2015 performa peserta diidik Indonesia masih tergolong rendah.

Pencapaian prestasi matematika berada diperingkat 63 dari 69 negara yang di

evaluasi.5Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia

salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan matematika pelajar Indonesia

rendah.Rendahnya kemampuan matematika pelajar Indonesia dapat diketahui dari

nilai-nilai yang diperoleh peserta didik di sekolah.Karena matematika kurang

disenangi dan dianggap mata pelajaran yang sulit untuk dimengerti karena banyak

mempelajari materi yang bersifat abstrak di dalamnya.Matematika menjadi pelajaran

yang ditakuti dan kalau bisa dihindari oleh para pelajar.Tidak mengherankan apabila

kemampuan pelajar Indonesia rendah dan sulit untuk meningkat.

4Siridej Suiva, dkk, “An Analysis of Elementary School Students’ Difficulties inMathematical Problem Solving’, Jurnal Procedia – Social and Behaviora Sciences 116 No. sebelas(204), h. 374.

5Hasrul Iswandi, Survei Internasional PIA. Diakses dari http://www.oecd.org/pisa/.com,tanggal: 07 Desember 2016.

Page 12: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

3

Sedangkan dari data TIMSS (Trends In International Mathematics and

Science Study) Indonesia berada diurutan bawah. Skor matematika 397 menempatkan

peringkat 45 dari 50 negara, pada bidang sains dengan skor 397, Indonesia diurutan

ke 45 dari 48 negara.6 Dari kenyataan dilapangan belum sesuai dengan yang

diharapkan hasil studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu

pendidikan yang cukup menggembirakan.Namun, fokus dan perhatian pada

meningkatkan kemampuan berpikir matematika peserta didik masih jarang

dikembangkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ischak dan Warji mengemukakan bahwa

rendahnya hasil belajarnya disebabkan karena tidak efektifnya pembelajaran,

diagnostik dan remedial terhadap peserta yang mengalami kesulitan belajar tidak

tuntas7. Karena mengerjakan soal matematika itu susah, masalahnya tingkat kesulitan

soal dan terkadang ada beberapa peserta didik cepat tangkap apa yang dipelajari dan

ada juga peserta didik yang lambat laun dalam menangkap apa yang dipelajari, karena

daya serap peserta didik berbeda-beda.

Penelitian Mulyono Abdurrahman mengemukakan bahwa terdapat 16,25%

peserta didik kelas satu hingga kelas enam SD di DKI Jakarta oleh guru dinyatakan

sebagai peserta didik bekesulitan belajar.8 Kesulitan belajar yang dialami oleh

seseorang akan dapat mempengaruhi kondisi psikologinya. Peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar cenderung akan mengalami kecemasan, frustasi,

gangguan emosional hambatan penyesuaian diri dari masalah intruksional atau

6Bernas.Id Pendidikaan, Survey International TIMSS, (2015).

7Ischak & Warji, Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta: Liberty,1992, h. 35.

8 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: RinekaCipta, 2003, h. 10.

Page 13: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

4

pedagogis saja, tetapi pada dasarnya merupakan masalah psikologis. Bantuan yang

diberikan tidak hanya bersifat intruksional pedagogis tetapi juga bantuan yang

bersifat terapeutik.9 Dikatakan demikian karena kesulitan belajar berakar kepada

aspek-aspek psikologis terutama gangguan kepribadian dan penyusunan dari segi

masalah psikologis, kesulitan belajar menuntut usaha pemecahan dengan pendekatan

yang lebih bersifat psikologis pula.

Kecenderungan peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar, khususnya

pelajaran matematika menyebabkan nilai matematika peserta didik rendah.Fenomena

tersebut biasanya dampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi

belajarnya.Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya

kelaianan perilaku (Misbehavior) peserta didik seperti kesukaan berteriak didalam

kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering minggat dari

sekolah.10 Kelainan perilaku tersebut muncul pada peserta didik memperlihatkan

bahwa terdapatnya kesulitan belajar yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar.

Adapun Penyebab utama kesulitan belajar (Learning Disbilities) faktor

internal, yaitu kemunngkinan adanya disfungsi Neurologis; sedangkan penyebab

utama problema belajar (Learning Problems) adalah faktor internal, yaitu antara lain

berupa utama strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang

tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan

(Reinforcement) yang tidak tepat.11 Dalam keadaan dimana peserta didik tidak dapat

belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.

9Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus(Cet. II; Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), h. 3.

10Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 184.

11Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan Belajar (Cet. 2;Jakarta: PT RinekaCipta, 2013), h. 13.

Page 14: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

5

Berdasarkan hasil wawancara pada hari kamis, 10 Januari 2019 yang

dilakukan guru sekaligus wali kelas V MI Darul Hikmah Makassar ibu Iswanty Nur,

S.Pd., diperoleh informasi bahwa nilai peserta didik dalam mata pelajaran matematika

masih rendah, pada umumnya peserta didik kurang memahami rumus, terutama pada

materi geometri bangun ruang,mengetahui dan menyelesaikan soal yang diberikan,

masih belum bisa membedakan ilustrasi gambar alok dan kubus serta simbol-simbol

yang ada pada materi bangun ruang.12 Serta masih terdapat peserta didik yang kurang

cakap dalam membaca. Data menunjukkan bahwa hasil belajar matematika peserta

didik masih dibawah rata-rata dan belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengungkapkan kesulitan

khususnya pelajaran matematika, juga dari faktor penyebab untuk mengatasi

kesulitan belajar peserta didik tersebut mencerminkan adanya kesulitan belajar. Hal

ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Diagnosis

Kesulitan Belajar peserta didik Materi Geometri bangun ruang kelas V di MI Darul

Hikmah kota Makassar.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Berdasarkan yang peneliti paparkan pada latar belakang, maka yang menjadi

fokus penelitian ini adalah mendiagnosa kesulitan yang dialami peserta didik di kelas

V dan deskripsi fokus penelitian adalah Kesulitan yang dialami peserta didik dalam

menyelesaikan soal matematika materi geometri bangun ruang dan Faktor internal

dan eksternal.

12Iswanty Nur, Guru kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Makassar, wawancaraMakassar 10 januari 2019.

Page 15: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

6

Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

a. Pemahaman fakta

b. Pemahaman konsep

c. Pemahaman operasi hitung

a. Diagnosis

b. Kesulitan belajar

c. Geometri bangun ruang

Dari uraian di atas tersebut dapat dipahami “Diagnosis Kesulitan Belajar

Peserta Didik” merupakan cara pandang untuk mengungkapkan dan menelaah suatu

kesukaran serta faktor yang menjadi hambatan dalam proses pembelajaran khususnya

materi Geometri bangun ruang peserta didik kelas V MI Darul Hikmah Kota

Makassar.

C. Rumusan Masalah

Berdaasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Kesulitan apa sajakah yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal

mateatika materi Geometri Bangun Ruang?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi peserta didik kesulitan dalam

menyelesaikan soal matematika pada materi Geometri Bangun Ruang ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan

pada rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

kesulitan belajar peserta didik dalam memahami mata pelajaran matematika di kelas

V MI Darul Hikmah Kota Makassar.

Page 16: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

7

Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah;

a. Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami peserta didik kelas V MI

Darul Hikmah Kota Makassar dalam menyelesaiakan soal matematika pokok

bahasan Geometri Bangun Ruang.

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan peserta didik

kelas V MI Darul Hikmah Kota Makassar dalam menyelesaikan soal matematika

materi pokok bahasan Geometri Bangun Ruang.

2. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak, antara lain:

a. Manfaat bagi peserta didik

Peserta dapa mengetahui dimana letak kesulitan dalam menyelesaikan

soal pada materi Geometri dan peserta didik lebih giat untuk belajar.

b. Manfaat bagi guru

Untuk mengetahui kondisi individu peserta didik, sehingga guru dapat

mengetahui bagian materi apa yang belum dimengerti atau dikuasai peserta didik.

Dan dapat juga diketahui faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami peserta

didik dalam menyelesaikan soal.

c. Manfaat bagi sekolah

Sebagai masukan dalam pembaruan proses pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi dan agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang

mendukung kegiatan belajar mengajar peserta didik terutama dalam

pembelajaran matematika.

d. Manfaat bagi peneliti

Page 17: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

8

Memperoleh informasi ataupun jawaban dari permasalahan yang ada dan

peneliti memperoleh pengalaman yang menjadikan peneliti lebih

E. Kajian Pustaka

Telaah pustaka merupakan kajian hasil penelitian yang relevan dengan hasil

permasalahan. Fungsi kajian pustaka adalah mengemukakan secara sistematis hasil

penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan judul di atas maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani dengan judul “Diagnosis kesulitan

Belajar Matematika Peserta didik Pokok Bahasan Eksponen dan Logaritma dan

Solusinya dengan Pembelajaran Remedial Tahun 2010/2011”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik pada

materi Eksponen dan Logaritma dari segi faktor inteltual. Hasil penelitian

mengungakpkan bahwa terdapat 3 jenis kesalahan umum yang menyebabkan

peserta didik kesulitan mengerjakan soal, yakni 1)kesalahan konsep; 2)

kesalahan prinsip operasi hitung; dan 3) kesalahan karena kecerobohan peserta

didik. Hasil penelitian juga menunjukkan peserta didik yang mencapai KKM

meningkat dari 5 peserta didik (16, 13%) menjadi peserta didik (61,29%) dan

rata-rata nilai peserta didik naik dari 47,71 menjadi 68,08.13

2. Skripsi oleh Theresia Imawati, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang

berjudul“Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika pada Materi Luas dan

13Suryani, “Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Eksponen danLogaritma dan Solusinya dengan Pembelajaran Remedial”,Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 2.

Page 18: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

9

Keliling Lingkaran di Kelas VII E SMP Negeri 2 Jatinom.” Dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dilakukan siswa yaitu: kesulitan

dalam menggunakan rumus, kesulitan dalam menghitung bilangan desimal,

kesulitan dalam diri siswa sendiri. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan

belajar matematika meliputi kesalahan dalam mengerjakan soal dan faktor

internal. Rekomendasi pemecahan masalah kesulitan belajar adalah perlunya

menggunakan metode yang inovatif dan kreatif.

Perbedaan hasil penelitian peneliti dengan penelitian terdahulu adalah dari sub

materi, lokasi dan subjek penelitian. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan ada 3

jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik dan menunjukkan nilai KKM peserta

didik meningkat dari 5 peserta didik dan juga menunjukkan hasil penelitian kesulitan

yang dilakukan peserta didik yaitu: kesulitan dalam menggunakan rumus, kesulitan

dalam menghitung bilangan decimal, kesulitan dalam diri peserta didik sendiri dan

faktor penyebab kesulitan belajar matematika kesalahan dalam mengerjakan soal dan

faktor internal. Rekomendasi pemecahan masalah kesulitan belajar adala perlunya

menggunakan metode yang inovatif dan kreatif. Sedangkan hasil penelitian peneliti

menunjukkan bentuk kesulitan dengan 3 jenis kesulitan yaitu kesulitan pemahaman

fakta, pemahaman konsep dan pemahaman operasi hitung. Adapun faktor yang

mempengaruhinya adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Page 19: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

10

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Tes Diagnosis Hasil Belajar

Dalam dunia pendidikan, istilah “Diagnosis” merupakan istilah yang relative

baru. Walaupun dalam dunia kedokteran sudah lama dikenal dan bukan istilah asing

lagi. Dalam kegiatan diagnosis, seorang dokter mengadakan wawancara, mengukur,

dan memeriksa denyut jantung, tekanan darah dan sebagaimya kepada pasiennya.

Menurut pendapat W.J.S. Poewadarminto yang mengatakan, bahwa diagnosis berarti

penentuan sesuatu penyakit dengan memilih atau memeriksa gejalanya. Dalam dunia

pendidikan arti “diagnosis” tidak banyak mengalami perubahan, yaitu diartikan

sebagai usaha-usaha untuk mendeteksi, meneliti sebab-sebab, jenis-jenis, sifat-sifat,

dari kesulitan belajar seorang murid.1

Diagnosis merupakan istilah teknis yang sering digunakan dalam istilah

medis. Dalam Kamus Besar Indonesia, diagnosis diartikan sebagai: (1) penetuan

penyakit dengan meneliti atau memeriksa gejala-gejalanya, (2) proses pemeriksaan

terhadap hal yang dipandang tidak beres, (3) proses penemuan penyakit berdasarkan

tanda-tanda atau gejala-gejala yang menggunakan cara dan alat seperti laboratium,

foto, dan klinik.2 Berdasarkan hal tersebut, kegiatan mendiagnosis dapat memberikan

gambaran tentang kesulitan yang dialami peserta didik dalam belajar matematika.

Thorndike dan Hagen mengemukakan bahwa diagnosis dapat diartikan

sebagai berikut: (1) upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang

1Jhon Holt, Mengapa Siswa Gagal, (Jakarta; Erlangga; 1994), h. 5.

2 Depdiknas, Tes Diagnostik, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama,

Direktorat Jenderal ManajemenPendidikan Dasar dan Menengah, 2007,h.1.

Page 20: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

11

dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai

gejala-gejalanya, (2) studi yang seksama terhadap fakta sesuatu hal untuk

menemukan karakteristik atau kesalahan dan sebagainya yang esensial, (3) keputusan

yang dicapai setelah dilakukan studi secara seksama atas gejala atau fakta tentang

sesuai hal.

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan tentang definisi diagnosis, maka

dapat dikatakan bahwa diagnosis merupakan upaya untuk menemukan penyakit atau

kelemahan yang dialami seseorang melalui pengujian untuk mendapatkan suatu

keputusan yang seksama atas gejala-gejala tentang sesuatu hal. Tes dapat berupa

sejumlah pertanyaan atau permintaan melakukan sesuatu untuk mengukur

pengetahuan, keterampilan, intelegensi, bakat, atau kemampuan lain yang dimiliki

oleh seseorang.

Tes diagnostik memiliki karakteristik: (a) dirancang untuk mendeteksi

kesulitan belajar peserta didik, karena itu format dan respons yang dijaring harus

didesain memiliki fungsi diagnostik, (b) dikembangkan berdasarkan analisis terhadap

sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya

masalah (penyakit) peserta didik, (c) menggunkan soal-soal bentuk supply response

(bentuk uraian atau jawaban singkat) sehingga mampu menangkap informasi secara

lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk supply response

(misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih

jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisirkan jawaban tebakan dan dapat

ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan (d) disertai rancangan tindak lanjut

(pengobatan) sesaui dengan kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi3.

3Depdiknas, Tes Diagnositik, 2007, h. 2.

Page 21: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

12

Mulyono mengemukakan bahwa ada tujuh prosedur yang harus dilakukan

dalam menegakkan diagnosis yaitu identifikasi, menentukan prioritas, menentukan

potensi anak, menentukan taraf kemampuan, menentukan gejala kesulitan,

menganalisis faktor-faktor terkait, dan menyusun rekomendasi untuk pengajaran

remedial.4

Alderson menyatakan bahwa tes diagnostik seharusnya memiliki enam sifat

yaitu: (1) dapat menampilkan indikator kompetensi yang telah dan atau belum

dikuasai peserta didik, (2) indikator kompetensi yang belum dikuasai peserta didik

ditunjukkan dengan jelas pada hasil tes diagnostik, (3) hasil tes diagnostik dapat

mengarahkan peserta didik untuk mengetahui indikator kompetensi yang masih perlu

dipelajari, (4) hasil tes diagnostik dapat langsung ditindaklanjuti peserta didik untuk

memperbaiki pencapaian kompetensi, (5) hasil tes diagnostik langsung dapat

diketahui peserta didik setelah peserta didik selesai melaksanakan tes, dan (6) soal-

soal yang ada dalam tes diagnostik dapat mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik secara mendalam.5 Agar hasil tes diagnostik langsung dapat diketahui oleh

peserta didik setelah melaksanakan tes, maka Alderson mengemukakan bahwa guru

harus segera mengoreksi hasil tes diagnostik peserta didik. Jika jumlah peserta didik

banyak tentu memberatkan guru. Oleh karena itu, tes diagnostik yang dikembangkan

dalam bentuk program komputer akan memudahkan guru.6

4Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta; Depdikbud

dan PT. Rineka Cipta, 1999), h. 21.

5Alderson, Diagnosing Foreign Language Pproficirency: The Interface between Learning

and Assessmen, London: Continuum, 2005, h. 11.

6Alderson, Diagnosing Foreign Language Pproficirency: The Interface between Learning

and Assessmen, 2005, h. 11.

Page 22: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

13

McCall, Richards, Walters menyatakan bahwa pengembangan program

komputer harus mempertimbangkan aspek kinerja, rancangan, dan adaptabilitas

program. Kinerja program diketahui dari efisiensi, integritas, relibilitas,

survivabilitas, dan usabilitas program.7 Oleh karena itu, rancangan program harus

dapat dinilai dari kebenaran, kemudahan untuk diperbaiki, dan kemudahan untuk

diuji.

Diagnosis kesulitan belajar adalah menentukanjenis dan penyebab kesulitan

serta alternative strategis pengajaran remedial yang efektif dan efesien. Diagnostik

kesulitan belajar dapat pula diartikan sebagaisuatu proses upaya untuk memahami

jenis karakteristik serta latar belakang kesulitan belajar dengan menghimpun dan

menggunakan berbagai data/informasi selengkapnya dan subjektif mungkin sehingga

memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative

kemungkinan pemecahannya.

Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pemgelolaan

data.Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang peserta didik

saat belajar di kelas.

2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran

3. Mewawancarai orang tua/wali tentang kesulitan belajar.

4. Memberikan tes diagnosis bidang kecakapan tertentu mengetahui hakekat

kesulitan belajar.

7McCall, Richards, & Walters, Factors in Sofware Quality Preliminary Handbook on

Sofware Quality for an Acquisition Manager. New York: Rome Air Development Center, 1977, h. 2-

3.

Page 23: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

14

5. Memberikan tes IQ.8

Langkah-langkah pengembangan tes diagnosis menurut Dapertemen

Pendidikan Nasional (2007: 5-7) adalah:

1. Pembatasan pembahasan yang diteskan

2. Menentukan kemungkinan sumber masalah

3. Menentukan bentuk soal

4. Menentukan waktu yang disediakan

5. Menentukan kisi-kisi soal

6. Menyusun instrument, dan

7. Melakukan validitas instrument.

Jurnal oleh Nursalam S.Pd., M.Si yang berjudul “Diagnostik kesulitan belajar

matematika: studi pada peserta didik SD/MI di kota Makassar”. Hasil penelitian ini

menununjukkan bahwa materi matematika khususnya di kelas V SD/MI yang paling

banyak peserta didik mengalami kesulitan adalah prapangkatan dan operasi pecahan.

Hal ini disebabkan kemampuan operasi hitung yang lemah. 9

B. Kesulitan belajar

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu gejala yang nampak pada

siswa dengan ditandai adanya hasil belajar rendah serta di bawah norml yang telah

ditetapkan dan ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai

hasil belajar.10 Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai

8 Ulfiana Rahma, Psikologi Belajar, h. 17.

9 Nursalam, Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika, Jurnal Alaudina. (Vol. 19 No. 1, 1

juni 2016), h. 1.

10 Maisuru, ‘’ Remedial Teaching Matematika didasarkan pada Diagnosa kesulitan siswa kels II Madrasah Tsanawiyah’’. Jurnal Didaktik Matematika. Vol 1, No. 1

Page 24: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

15

ketuntasan bahan tidak dapat dikembalikan pada satu faktor, tetapi pada beberapa

faktor yang terlihat dalam proses belajar mengajar. Faktor tersebut adalah peserta

didik yang belajar, jenis kesulitan yang dialami peserta didik dan kegiatan yang

terlibat dalam proses. Dalam kegiatan proses diagnosis kesulitan belajar menemukan

letak kesulitan pengajaran perbaikan (learning corrective) yang dilakukan dapat

dilaksanakan secara efektif.

Apabila telah ditemukan beberapa peserta tidak memenuhi kriteria

persyaratan ketuntasan yang telah ditetapkan, maka kegiatan diagnosis harus

ditunjukkan terutama kepada:

a. Bakat yang dimiliki peserta didik, yang berbeda antara satu dan lainnya.

b. Waktu yang tersedia untuk menguasai ruang lingkup tertentu sesuai dengan

bakat peserta didik yang sifatnya individual dan usaha yang dilakukannya.

c. Ketentuan dan tingkat usaha yang dilakukan peserta didik dalam menguasai

bahan yang dipelajarinya.

d. Kemampuan murid untuk memahami tugas-tugas belajarnya.

e. Kualitas pengajaran tersedia sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan serta

karakteristik individu.

f. Tingkat dari jenis kesulitan cara memperbaiki, yaitu mengulang cara yang sama

atau mengambil alternative kegiatan lain melalui pengajaran remedial

(Mulyadi, 2003).

Dari uraian di atas jelaslah kedudukan diagnosis adalah menemukan letak

kesulitan belajar pesera didik dan menentukan kemungkinan cara mengatasi dengan

memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar.

Sekedar gambaran letak kedudukan diagnosis kesulitan belajar mengajar

Page 25: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

16

sebagaimana terlihat pada halaman berikut: (Bagan asil Modifikasi Penulis dari Buku

II, Modul Diagnostik Kesulitan Belaajar dan Pengajaran Remedial) (Program Akta

Mengajar V B), (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, 18994).11

kesulitan belajar seringkali dilakukan oleh peserta didik yang belum

memahami cara-cara belajar yang baik. Pada umumnya “Kesulitan” Merupakan suatu

kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan

mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi.

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar

yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.

Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh

orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun

fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya.

Secara spesifik, kesulitan belajar dalam pelajaran matematika memiliki corak

dan karakteristik tersendiri dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Menurut

Lerner, beberapa karakteristik peserta didik berkesulitan dalam belajar matematika

adalah: (1) adanya gangguan dalam hubungannya dengan ruangan, (2) abnormalitas

persepsi visual, (3) asosiasi visual motor, (4) perseverasi, (5) kesulitan mengenal dan

memahami symbol, (6) gangguan penghayatan tubuh, (7) kesulitan dalam bahasa dan

membaca, (8) performance IQ jauh lebih rendah daripada skor verbal12.

11Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar

Khusus, h. 4.

12Learner, Learning Disabilities: Theories, Diagnosis, and Teaching Strategies. Boston:

Houghton Mifflin, 1981.

Page 26: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

17

Orang yang mengalami hambatan dalam proses mencapai hasil belajar yang

akan mendapatkan hasil di bawah semestinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Allan

O. Ripps : “A learning difficualtiy represents a discrepancy between a child’s

estimated academis potential and his actual level of academic performance”(Ross,

AD, 1974).

Kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan kedalamannya

termasuk pengertian-pengertian seperti:

1) Learning Disorder (Ketergangguan Belajar)

Adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya

respons yang bertentangan. Pada dasarnya orang yang mengalami gangguan belajar,

prestasi belajarnya tidak terganggu, akan tetapi proses belajarnya yang terganggu atau

terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan. Dengan demikian hasil

belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki (Rosyidan, 1998).

2) Learning Disabilities (Ketidakmampuan Belajar)

Adalah ketidakmampuan seseorang murid yang mengacu kepada gejala di mana

tidak mampu belajar (menghindari belajar), sehingga hasil belajarnya di bawah

potensi intelektualnya.

3) Learning Disfunction (Ketidakfungsian Belajar)

Menunjukkan gejala proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun

pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat dria atau

gangguan-gangguan psikologis lainnya.

4) Under Achiever (Pencapaian Rendah)

Adalah mengacu kepada murid yang memiliki tingkat potensi intelektual di

atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

Page 27: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

18

5) Slow Learner (Lambat Belajar)

Adalah murid yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan

waktu dibandingkan dengan murid-murid yang lain yang memiliki taraf potensi

inteletual yang sama.

Uraian di atas menunjukkan bahwa kesulitan belajar mempunyai pengertian

lebih luas dari pada pengertian-pengertian “learning dan slow learner”. Mereka yang

tergolong seperti tersebut di atas, akan mengalami kesulitan belajar yang ditandai

dengan adanya hambatan-hambatan dalam proses belajar.

Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai

jenis manifestasi tingkah laku baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sesuai

dengan pengertian kesulitan belajar sebagaimana dikemukakan diatas, maka tingkah

laku yang dimanifestasi ditandai dengan adaya hambatan-hambatan tertentu.

Gejala ini akan nampak dalam aspek-aspek kognitif, motoris dan afektif, baik

dalam proses maupun hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri tingkah laku yang

merupakan pernyataan-pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain:

1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh

kelompoknya atau di bawah potensi yang dimiliki.

2) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

Mungkin ada murid yang sudah berusaha untuk belajar dengan giat, tetapi nilai yang

dicapainya selalu rendah.

3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Selalu tertinggal kawan-

kawannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Misalnya rata-rata akan dapat menyelesaikan suatu tugas dalam waktu 40 menit,

Page 28: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

19

maka anak yang mengalamikesulitan belajar memerlukan waktu yang lebih lama,

karena dengan waktu yang tersedia ia tidak dapat menyelesaikan tugasnya.

4) Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang,

berpura-pura, dusta dan sebagainya.

5) Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti: membolos, datang

terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menganggu di dalam atau di luar

kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak tertib dalam kegiatan belajar mengajar,

mengasingkan diri, tidak mau bekerja sama dan sebagainya.

6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah

tersinggung, pemarah, kurang gembira dalam menghadapi nilai rendah menunjukkan

perasaan sedih dan menyesal dan sebagainya13. Banyak jenis dan ragam kesulitan

belajar yang dialami oleh peserta didik dengan alasan yang berbeda-beda, baik

disadari oleh peserta didik tersebut ataupun tidak. Pelajaran matematika dengan

karakteristik yang dimilikinya sangat memungkinkan peserta didik mengalami

kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal matematika.

Beberapa kesulitan belajar yang sering dialami peserta didik di antaranya:

1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar karena peserta didik tanpa

mengetahui untuk apa dan apa tujuan yang hendak dicapai. Akibatnya, peserta

didik tidak mengetahui bahan dan materi apa yang harus dipelajari, cara yang

harus dipergunakan, alat-alat yang perlu disediakan, dan cara mengetahui hasil

pencapaian belajarnya.

13Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar

Khusus, h. 8.

Page 29: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

20

2. Tidak memiliki motivasi yang murni atau tidak termotivasi untuk belajar;

Akibatnya, hanya sedikit makna yang diperoleh pada pencapaian hasil belajar.

3. Belajar dengan tangan kosong. Artinya tidak menyadari pengalaman-

pengalaman belajarnya pada masa lampau atau apa yang telah dimiliki.

4. Mengganggap belajar sama dengan menghafal.

5. Menafsirkan belajar semata-mata hanya untuk memperoleh pengetahuan saja.

6. Belajar tanpa konsentrasi pikiran.

7. Belajar tanpa rencana dan melakukan belajar asal keinginan yang bersifat

insidentil.

8. Segan belajar bahasa asing serta segan membuka kamus.

9. Belajar dilakukan sewaktu ada ujian saja.

10. Bersikap pasif dalam pelajaran di sekolah.

11. Tidak mau menghargai waktu ketika mengikuti pelajaran.

12. Membaca cepat tanpa memahami isi yang dibacanya.14

Beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh peserta didik yang

berkesulitan dalam belajar matematika menurut Lerner adalah kekurangan

pemahaman tentang simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses yang

keliru, dan tulisan yang tidak terbaca. Sedangkan kesalahan dalam pemahaman soal,

kesalahan dalam pengambilan keputusan, dan kesalahan dalam hal perhitungan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa diagnostik kesulitan belajar adalah

suatu upaya atau proses untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang

kesulitan belajar dengan menggunakan berbagai macam data yang memadai dan

14Sugiharto, Diagnosis Kesulitan Siswa SMU dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Tesis.Pascasarjana UNY Yogyakarta, 2003.

Page 30: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

21

objektif sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil suatu kesimpulan serta

dikemukakan solusi pemecahan untuk keluar dari kesulitan yang diharapi tersebut.

Menurut Moelyono Abdurahman, anak berkesulitan belajar (learning

diabilitas), yaitu anak yang memiliki kesulitan belajar dalam proses psikologis dasar,

sehingga menunjukkan hambatan dalam belajar berbicara, mendengarkan, menulis

dan berhitung, sedangkan mereka ini memiliki potensi kecerdasan yang baik

tapiberprestasi rendah, yang bukan disebabkan oleh tunanetra, tunarungu, terbelakang

mental, gangguan emosional, gangguan ekonomi, sosial atau budaya.15

Pada dasarnya seorang anak memiliki 4(empat) masalah besar yang tampak

jelas dalam kehidupannya yaitu:

1) Out of Law/tidak taat aturan (seperti misalnya, susah belajar, susah menjalankan

perintah, dan sebagaianya).

2) Bad Habit/kebiasaan jelek (misalnya, suka jalan, suka merengek, suka ngambek,

dan sebagainya).

3) Malad just ment/penyimpangan perilaku

4) Pause Playing Delay/ masa bermain yang tertunda.16

Kesulitan belajar merupakan suatu bentuk kondisi dimana individu

mengalami kesulitan dalam kegiatan akademik yang ditandai dengan berbagai

hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang dapat disebabkan oleh berbagai

faktor internal maupun eksternal.17 Kesulitan belajar juga diartikan sebagai suatu

15 Sumantri Mohamad syarif, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik ditingkat Pendidikan

Dasar (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 168.

16 Sumantri Mohamad Syarif, Strategi Pembelajaran Teori Dan Praktik ditingkat Pendidkan

Dasar, h. 170.

17 Umi Kusyairy, Psikologi Belajar, (Makassar: Alaudidin Universty Press, 2014), h. 168.

Page 31: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

22

keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.18 Suatu

kesulitan belajar pada peserta didikditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan

tertentu untuk mencapai hasil belajar dan dapat bersifat psikologi, sosiologi maupun

fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan potensi belajar yang

dicapainya berada di bawah yang semetinya.19

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu gejala yang nampak pada

peserta didik dengan ditandai adanya hasil belajar rendah serta di bawah normal yang

telah ditetapkan dan ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam

mencapai hasil bejalar.20 Kesulitan belajar ditandai dengan kesulitan peserta didik

dalam pemecahan masalah.Untuk memecahkan masalah peserta didk harus memiliki

pengetahuan yang relevan dan dapat mengkoordinasikan pengetahuan keterampilan

yang tepat untuk memecahkan masalah. Selain itu, penegetahuan algoritma,

linguistik, konseptual, skema dan strategis juga diperlukan.21 Dibalik kelebihan yang

diberikan oleh Allah maka manusia bisa memanfaatkannya dengan baik,

sesungguhnya dalam kesulitan selalu disertai kemudahan. Dimana dijelaskan dalam

QS Asy – Syarh / 94 : 6.

Terjemahnya:

18 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.

74.

19 Yudhawati, Ratna & Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan , (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2011), h. 143.

20Maisura, Remedial Teaching Matematika didasarkan pada Diagnosis Kesulitan Siswa

Kelas II Madrasah Tsanawiya.”(Jurnal Didatik Matematika, Vol. 1, April 2014), h. 3.

21 Yeo Kai Kow Joseph, “Secondary 2 Students” Difficulties in Solving NonRoutine

Problems”, Jurnal Matematics Education Academic Group5, no. 1 (2004):h. 27-32.

Page 32: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

23

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.22

Ayat di atas menerangkan bahwa setiap manusia mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Tentunya dengan menggunakan akal serta usaha yang keras untuk

mengatasi kesulitan tersebut. Allah swt perintahkan agar setiap hambanya tidak putus

asa dengan pertolongan Allah dan disertai usaha maka kesulitan yang dihadapi akan

dimudahkan. Sekalipun cobaan atau kesulitan yang ia hadapi begitu berat.

Dari Ibnu ‘Abbas Ra. Mengatakan Rasulullah saw bersabda:

ر، وأن الفرج مع الكرب ، وأن مع العسر يسرا واعلم أن النصر مع الص

Artinya:

“Dan kelapangan menyertai kesulitan, dan bersama kesulitan ada kemudahan”. (HR. At-Tirmidzi).23

Menjelaskan tentang sebagai seorang mukmin kita harus meyakini bahwa

setelah kesulitan akan ada kemudahan sebagaimana hadis di atas yang memberikan

pelajaran bagi kita untuk tidak berputus asa, dan yakin apabila himpitan dan kesulitan

itu telah mencapai puncaknya, maka insya Allah ia akan berakhir dan terlampau

dengan hadirnya kemudahan dan kelapangan. Mari kita selalu berprasangka baik atas

ketentuan Allah Swt. terhadap diri kita karena itulah yang terbaik, janganlah merasa

terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah

adalah menanti kemudahan dengan sabar.

2. Jenis-jenis Kesulitan belajar

Secara garis besar kesulitan belajar dapat dikalsifikasikan kedalam dua

kelompok, yaitu:

22Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya (Surabaya: Cv Penerbit Fajar

Mulya,2009), h. 596.

23Https://Tahfidzraudatulquran.Com/Bersama-Kesulitan-Ada-Kemudahan/ (Diakses Pada

Tgl 20 Juli 2019)

Page 33: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

24

a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental

Learning Disabilities) mencakup gangguan motorikdan persepsi, kesulitan belajar

bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyusuaian perilaku sosial.

b. Kesulitan belajar akademik (Academic Learning Disabilities) merupakan adanya

kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas

yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan

keterampilan dalam membaca,menulis, dan matematika.24Anak berkesulitan

belajar adalah anak yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang

mencakup pemahaman pengguanaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut

mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna

dalam mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau

menghitung. Batasan tersebut meliputi kondisi-kondisi seperti gangguan

perseptual, luka pada otak, diseleksia dan afasia perkembangan.

Ketika seorang anak belajar memerlukan kemampuan dalam beberapa aspek

yaitu: persepsi (perception), baik pendengaran, penglihatan, taktual dan kinestetik,

kemampuan mengingat (Memory), proses kognitif (Cognitive Process) dan perhatian

(Attenttion). Kemampuan-kemampuan tersebut bersifat internal didalam otak. Proses

belajar akan mengalami hanbatan/kesulitan apabila kemapuan tersebut mengalami

gangguan. Apabila ada seorang anak yang mengalami kesulitan pada keempat aspek

seperti itu ada kemungkinana anak tersebut mengalami kesulitan yang bersifat

internal (Learning Disability).25

24 Sumantri Mohamad Syarif, Startegi Pembelajaran Teori Dan Praktik Ditingkat

Pendidikan Dasar, h. 170.

25 Sumantri Mohamad Syarif, Strategi Pembelajaran Teori Dan Praktik Ditingkat

Pendidikan Dasar, h. 171.

Page 34: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

25

3. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar

Mukhtar dan Rusmini mengungkapkan bahwa secara garis besar faktor-faktor

penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal tersebut antara lain kelemahan fisik, mental, dan emosional: kebiasaan

dan sikap-sikap yang salah (seperti malas belajar), atau tidak memiliki keterampilan

dan pengetahuan dasar yang diperluaskan. Sedangkan Faktor eksternal antara lain:

kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran yang tidak tepat, beban belajar yang terlalu

berat, terlalu banyak kegiatan di luar jam sekolah, terlalu sering pindah sekolah, dan

sebagainya.26 Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi peserta didik dalam

menyerap bahan ajar yang diajarkan. Masing-masing faktor memiliki intensitas

pengaruh yang berbeda pada tiap peserta didik tergantung dari masalah yang dialami

masing-masing peserta didik. Misalkan pada peserta tertentu mungkin dari metode

pembelajarannya yang menjadi faktor utama penyebab kesulitannya dalam belajar,

akan tetapi pada peserta didik lain yang brokenhome misalnya, faktor emosionallah

yang paling mempengaruhi kesulitan dalam belajar. Untuk mengembangkan

pendidikan dan memecahkan permasalahan pendidikan adalah suatu hal yan perlu

mendapat perhatian serius, karena kenyataannya pada tataran mikro guru sebagai

implementer pendidikan dan berhubungan langsung dengan peserta didik dalam

proses pembelajaran untuk memberikan pembelajaran, bimbingan, keterampilan, dan

pengalaman yang tentunya sangat diharapkan menghasilkan output, dengan mutu

yang baik. 27

26Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial: Teori dan Penerapannya dalam

Pembelajaran, (Jakarta: Fifa Mulia Sejahtera, 2003), h. 42-45.

27 Rosdiana, Perkembangan Pembelajaran Pendidikan Islam pada Madrasah Tsanawiyah

Madani Alauddin Paopao Sebagai Laborotry School Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin

Makassar, (Makassar: Desertasi, 2019), h. 33.

Page 35: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

26

Ada beberapa faktor kesulitan belajar yang dapat mempengaruhi peserta

didik:

1) Faktor internal adalah penyebab utama kesulitan belajar (Learning

Disabilities) yaitu kemungkinana adanya disfungsi neurologis;28 Meliputi :

a) Bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas

inteletual/inteligensi peserta didik.

b) Bersifat afektif (ranah rasa), antara seperti labilnya emosi dan sikap .

c) Bersikap psikomotorik (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat

indra penglihatan dan pendengaran29.

2. Faktor Eksternal adalah penyebab utama problema belajar (Learning Problems)

yaitu antara lain berupa startegis pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan

belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan

penguatan (Reinforcement) yang tidak tepat.30 Meliputi:

a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah

dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. Lingkungan

perkampungan/masyarakat, contohnya: lingkungan tetangga, dan teman

sepermainan (peer group) yang nakal.

b. Lingkungan sekolah dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang

berkualitas rendah.31

28 Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, h. 13.

29 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 185.

30 Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, h. 13.

31 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 185.

Page 36: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

27

3. Faktor Dasar Umum

Faktor dasar umum adalah faktor yang secara umum menjadi penyebab

kesulitan belajar peserta didik, adapun faktor-faktornya terdiri atas:

a. Faktor Fisiologis

Hasil penelitian Askury mengungkapkan adanya hubungan yang positif antara

kesulitan belajar dengan faktor fisiologis. Kesulitan belajar peserta didik yang

mempunyai gangguan penglihatan, pendengaran, neurulogis (sistem syaraf) daripada

yang tidak mengalaminya.

b. Faktor Intelektual

Peserta didik yang mengalami kesulitan beljar disebabkan oleh fakto

intelektual, umumnya kurang mengusai konsep, fakta operasi dan prinsip atau

alogaritma. Walaupun telah berusaha mpelajarinya, siswa yang menglami kesulitan

menabstarksi, menggeneralisasikn, berfikir, deduktif, dan mengingat konsep-konsep

atau prinsip-prinsip. Biasanya selalu merasa bahwamatematika itu sulit. Siswa yang

demikian, juga mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah terapan atau soal

cerita, ada juga siswa yang kesulitannya terbatas dalam materi tertentu. Tetapi merasa

mudah dalam materi lain.32 Misalnya peserta didik yang kesulitan memahami sifat

koutatif dan sifat asosiatif dalam penjumlahan. Maka peserta didik kesulitan

menyeleaikan soal yang melibatkan hokum-hukum itu dalam penyelesaiannya.

Adapun yang menjadi indikator kesulitan belajar matematika dalam penelitian

ini. Pada faktor ntelektual peserta didik mencakup 3 aspek yitu;

1) kesulitan belajar pemahaman fakta

32 Dimyati dan Mudjiono, Beljar dn Pembelajaran, h. 27.

Page 37: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

28

Fakta merupakan perjanjian atau pemufakatan yang dibuat dalam

matematika. Misalnya lambang, nama,istilah, serta perjanjian. Kaitanya dengan

kesulitan belajar matematika peserta didik makapeserta didik sering mengalami

kesulitan disebabkan dari adanya lambng-lambang atau symbol, huruf, dan kata.

Kesulitan yang terjadi pada aspek ini seringkali karena peserta ddik tidak teliti

dalam memahmi maksud soal sehingga jawaban diperoleh peserta didik seringkali

tidak sesuai dengan harapan. Selain itu diungkapkan pesera didik belum mempunyai

gambaran dalam skema pikirannya tentang materi bangun ruang sehingga peserta

didik akan mengalami kesulitan dalam memahami soal yang dihadapkan kepadanya.

2) kesulitan belajar pemahamn konsep

Konsep merupakan pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang

menggolongkan objek atau peristiwa. Aspek ini sangat erat kaitannya dengan

penguasaan materi yang dimiliki peserta didik. Hubungan dengan kesulitan belajar

matematika maka peserta didik sering mengalami kesulitan untuk menangkap konsep

dengan benar. Misalnya peserta didik salah dalam menggunakan konsep diameter,

jari-jari salah dalam menggunakan konsep≤,≥ dengan benar, salah dalam

menerapkan konsep lebih besar dan lebih kecil.

3) kesulitan belajar pemahaman operasi

Operasi adalah pengerjaan hitung aljabar dan pengerjaan matematika yang

lain. Karena satu hal yang tidak kalah penting yaitu proses perhitungan, karena

meskipun ketiga aspek di atas dikuasai dengan baik tetapi jika peserta didik tidak

melakukan proses perhitungan dengan baik akan menyebabkan kesalahan. Operasi

dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu relasi khusus karena operasi adalah

Page 38: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

29

aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang

diketahui.33

a. Faktor Sosial

Orang tua selalu menanyakan tentang keadaan kegiatan belajar anaknya di

sekolah, kemudian memberikan dorongan positif atas kurang berhasilnya atau

keberhasilan anaknya, maka perhatian itu akan mendorong anaknya untuk senantiasa

berusaha belajar.

b. Faktor Pedagogik

Kurang tepatnya guru mengelola pembelajaran dan menerapkan metodologi

dalam pembelajaran. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki

[eserta didik, guru lngsung masuk ke materi baru. Dan jika ada kesulitan peserta

didik, guru menguasai pengethauan dasar yang diperlukan kemudia melanjutkan lagi

materi baru.

c. Faktor Emosional

Peserta didik yang gagal dalam matematika lebih mudah berpikir tidak

rasional, takut, cemas, benci pada matematika, Adapun penyebabnya yaitu obat-

obatan, kurang tidur, diet yang tepat, hubungan renggang dengan teman terdekat,

tertekan dari situasi keluarga di rumah. Akibat dari gejala tersebut, kurang perhatian

terhadap pelajaran udah depresi mental, emosinal, kurang minat membaca buku atau

menyelesikan pekerjaan rumah.

4. Faktor khusus

33 Sadam Eksan, dkk., Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Matematika

pada materi Himpunan, Jurnal Online Universitas Gorontalo (2014), h. 15.

Page 39: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

30

a) Dislexia: ketidakmampuan belajar membaca

Dislexia, biasanya menyerang anak-anak, gangguan membaca & menulis

akibat kelainan pada otak. Gangguan ini bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik,

seperti mengarah pada bagaimana otak mengolah & memproses informasi yang

sedang dibaca. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia

sekolah untuk beberapa waktu.

b) Disgrafia: ketidakmampuan belajar menulis

Disgrafia adalah kesulitan dalam menuliskan atau mengekspresikan pikiran

dan perasaanya ke dalam bentuk tulisan. Gangguan disgrafis tidak bisa menyusun

kata-kata dengan baik dan tidak bisa mengkoordinasikan motoric halusnya (tangan)

untuk menulis. Dengan kata lain anak disgrafia adalah anak yang mengalami

kesulitan dalam belajar. Disgrafis merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus

(Children with special education need) namun bukan anak bodoh, anak malas belajar,

anak nakal dan sebagainya. Anak disgrafia sama dengan anak normal lain, namun

mengalami hambatan dalam mengungkapkannya ke dalam bentuk tulisan. Anak

disgrafia walaupun mengalami gangguan dan hambatan dalam menulis, tetapi bisa

saja normal dalam berbicara dan normal dalam kemampuan lainnya.

c) Diskalkulia: ketidakmampuan belajar matematika

Diskalkulia adalah masalah yang memberi dampak terhadap operasi

perhitungan dalam matematika. Apabila anak menghadapi masalah matematika pada

tingkat yang serius, ia dapat dikatakan mengalami masalah diskalkulia. Masalah yang

dimaksud adalah masalah dalam memahami istilah matematika dasar atau operasi

seperti penjumlahan dan pengurangan, simbol matematika atau belajar table

Page 40: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

31

perkalian. Masalah ini biasanya nampak pada usia 8 tahun. Pada beberapa anak,

diskalkulia terlihat pada usia 6 tahun atau tidak terlihat sampai usia 10 tahun.34

Dalam pembelajaran matematika, kesulitan peserta didik dari segi intelektual

dapat terlihat dari kesalahan yang dilakukan peserta didik pada langkah-langkah

pemecahan masalah soal matematika yang berbentuk uraian, karena peserta didik

melakukan kegiatan intelektual yang dituangkan pada kertas jawaban soal yang

berbentuk uraian tersebut. Beberapa ahli menggolongkan jenis-jenis kesalahan

peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika yakni: kesalahan pemahaman

konsep, kesalahan penggunaan operasi hitung; algoritma yang tidak sempurna; dan

kesalahan karena mengerjakan serampangan/ceroboh.35

4. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar

Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan

belajar sebagaimana diuraikan di atas. Karena itu, mencari sumber penyebab utama

dan sumber-sumber penyebab lainnya, adalah menjadi mutlak adanya dalam rangka

mengatasi kesulitan belajar.36 Mengatasi kesulitan belajar suatu hal harus dilakukan

demi membantu peserta didik dalam menambah wawasan pengetahuannya.

Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, guru hendaknya

memperhatikan hal-hal tersebut. Terutama memastikan peserta didik telah menguasai

materi prasyarat, mendesain cara penyampaian bahan ajar dengan komunikasi yang

efektif serta memperhatikan keadaan keluarga dan keadaan sosial peserta didik.

Sepertinya guru dapat mengimplementasikan apa yang disarankan oleh Ggne, seperti

34 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 186.

35 Rachmadi Waddiharto, Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif

Proses Remidinya, Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika, (Yogyakarta:

Depdiknas), h. 41.

36Abu Ahmad & supriyono, Psikologi Belajar, h. 96.

Page 41: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

32

dikutip Mulyono: “Proses belajar hendaknya bertahap, dari hal yang paling sederhana

ke hal yang kompleks dan intinya adalah perlunya penguasaan prasyarat yang

digunakan sebagai landasan untuk menguasai bentuk perilaku yang diharapkan”.37

Untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik, guru harus

mengetahui secara tepat faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut karena

kesulitan yang dialami peserta didik di latar belakangi oleh sebab yang berbeda-beda.

Jika kesulitan tersebut sudah diketahui penyebabnya, maka selanjutnya guru dapat

menentukan cara yang tepat untuk mengatasinya.

C. Ruang Lingkup Matematika

1. Hakikat Matematika

Pada hakikatnya, matematika merupakan ilmu deduktif, terstruktur tentang

pola dan hubungan, bahasa simbol, serta sebagai ratu dan pelayanan ilmu

(Ruseffendi, 1991: 260; Suwangsih dan Tiurlina, 2010:4-8).Matematika sebagai ilmu

deduktif artinya matematika memerlukan pembuktian kebenaran.

Kata matematika berasal dari beberapa istilah. Dalam tulisan Suwangsih dan

Tiurlina (2010: 3) istilah matematika berawal dari bahasa Yunani yaitu

Mathematikeartinya mempelajari. Kata Mathematike berasal dari kata Mathema yang

memiliki arti pengetahuan atau ilmu (Knowledge, science). Selain itu, kata

Mathematike berhubungan juga dengan kata lain yang hampir sama, yaitu Mathein

atau Mathenein yang berarti berpikir.

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di

SD/MI karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari peserta didik

37 Mulyono Abdurahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Depdikbud

dan PT. Rineka Cipta, 1999), h. 28.

Page 42: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

33

dan diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjut dan mata

pelajaran lain. Seorang guru SD/MI yang akan mengajar mata pelajaran matematika

memerlukan pemahaman yang memadai tentang hakikat matematika dan bagaimana

matematika yang memiliki karakteristik unik dan khas harus diajarkan kepada peserta

didik. Pemahaman tentang hakikat matematika dan pembelajaran matematika

merupakan syarat mutlak bagi guru untuk dapat mengajar dengan baik.

Definisi matematika dipaparkan juga oleh para ahli. Menurut Ruseffendi

(1991: 261) matematika adalah ilmu tentang struktur yang teroraganisai mulai dari

unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksnioma, atau

postulat, dan akhirnya ke dalil.Pendapat dari Johnson dan Rising yang

mengungkapkan bahwa matematika adalah bahasa yang didefinisikan dengan cermat,

jelas, dan akurat representasinya menggunakan symbol. Selain itu, Kline (Suwangsih

dan Tiurlina, 2010); Subarinah, 2006) berpendapat bahwa matematika bukan

pengetahuan tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya

matematika itu untuk membantu manusia dalam menguasai permasalahan sosial,

ekonomi, dan alam.38

2. Karakteristik Matematika

Matematika mempunyai karakteristik yang terdiri atas (a) matematika

memiliki objek kajian yang abstrak, (b) bertumpu pada kesepakatan, (c) berpola pikir

deduktif, (d) memiliki simbol yang kosong dari arti, (e) memperhatikan semesta

pembicaraan, dan (f) konsisten dalam sistemnya.

Berikut ini dikemumukan uraian masing-masing karakteristik tersebut yaitu:

a. Matematika Memiliki Objek Kajian Abstrak

38 Isrok’atun & Amelia Rosmala, Model-Model Pembelajaran Matematika, h. 3.

Page 43: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

34

Matematik mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak setiap

yang abstrak adalah matematika. Sementara beberapa matematikawan mengangap

objek matematika itu “konkret” dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut

objek matematika seara lebih tepat sehingga objek mental atau pikiran. Ada empat

objek kajian matematika, yaitu fakta, operasi atau relasi,knsep dan prinsip.

1) Fakta adalah pemufaktaan atau konvensi dalam matematika yang

biasanya diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu

.

Contoh:

Simbol “2” secara umum telah dipahami sebagai simbol untuk bilangan dua.

Sebaliknya, bila kita menhendaki bilangan dua, maka cukup dengan

menggunakan simbol”2”.

2) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan

atau mengkategorikan sekumpulan objek. Apakah objek tertentu merupakan ontoh

konsep atau bukan.

Contoh:

“Segitiga” adalah nama konsep. Dengan konsep itu, ita dapat membedakan

mana yang merupakan contoh segitiga dan mana yang bukan contoh segitiga.

3) Prinsip adalah objek matematika yang kompleks, prinsip dapat terdiri dari

beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atapun operasi.

Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai

objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa “aksioma”, “teorema”, atau “dalil”,

“corollary” atau sifat, dan sebagainya. Misalnya sifat distributive dalam aritmatika

dan teorema phytagoras.

Page 44: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

35

4) Operasi (abstrak) adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan

pengerjaan matematika yang lain. Misalnya penjumlahan dan perkalian, dan

sebagainya.

b. Bertumpu pada Kesepakatan

Seperti halnya dalam kehidupan keseharian kita, termasuk kehidupan berbangsa

dan bernengara, terdapat banyak kesepakatan yang mengikut semua anggota

masyarakat. Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan yang amat penting.

Sebagai contoh adalah lambang bilangan yang digunakan sekarang ; 1,2,3 dan

seterusnya merupakan contoh sebuah kesepakatan dalam matematika. Siswa-siswi

tidak sadar menerima kesepakatan itu ketika mulai mempelajari tentang angka atau

bilangan. Termasuk pula penggunaan kata “satu” untuk lambang “1” atau “sama

dengan” untuk “=” juga merupakan suatu kesepakatan.

c. Berpola Pikir Deduktif

Dalam matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pikir deduktif. Pola pikir

deduktif secara sederhana dapat dikatakan sebagaia pemikiran yang berpangkal dari

hal yang bersifat umum diterapkan dan diarahkan kepada hal yang bersifat khusus.

Pola pikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat sederhana,, tetapi juga

dapat berwujud dalam bentuk yang tidak sederhana.

d. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti

Di dalam matematika, banyak sekali simbol baik yang berupa huruf lain, huruf

yunai, maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbol-simbol tersebut membentuk

kalimatdalam matematika yang biasa disebut mode matematika. Model matematika

dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu,bangun-bangun

geometrik, grafik, maupun diagram.

Page 45: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

36

Contoh :

Model matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x, y dan z berarti

bilangan. Secara sederhana, bilangan-bilangan yang biasa digunakan dalam

pembelajaran pun bebas dari arti atau makna real. Bilangan tersebut dapat berarti

panjang,jumlah barang, volume, nilainuang, dan lan-lain tergantung pada kinteks

penerapan bilangan tersebut

e. Memperhatikan Semesta Pembicaraan

Sehubung dengan kosognya arti dari simbol-simbol matematka, bila kita

menggunakannya kita harusnya memeperhatikan pula lingkup

pembicaraannya.lingkup atau sering disebut semesta pembicaraan bisa sempit bisa

pula luas. Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan, maka sibol-smbl terebt

menunjukkan bilangan-bilangan. Beitu pula bilakita bebicara tentang trnsformasi

geometris (sepeti translasi, rotasi dan lain-lain), maka simbol-simbol matematikanya

menunjukkan suatu transformasi pula. Benar salahnya atau ada tidaknya

penyelesaiannya suatu soal atau masalah, juga ditentukan oleh semesta pembicaraan

yang digunakan.

Contoh :

Dalam semesta hmpunan bilangan bulat, terdapat model 2x = 3. Adakah

penyelesaiannya? Apabila diselesaikan dengan menggunakan carabiasa tanpa

menghiraukan semesta pembicaraannya,maka dipeoleh x = 1,5. Tetapi 1,5

bukan termasuk bilangan bulat. Jadi, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

Page 46: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

37

model tersebut memiliki penyelesaian dalam semesta pembicaraan bilangan

bulat atau dengan kata lain dapat dinyatakan sebagai “himpunan kosong”.

f. Konsisten dalam Sistemnya

Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai

kaitan satu sama lain, tetapi ada juga sistem yang dapat dipandang terlepas satu sama

lain, misal dikenal sistem-sistem aljabar, sistem-sistem geometri. Sistem aljabar dan

sistem geometri tersebut dapat dipandang terlepas satu sama lain, tetapi didalam

sistem aljabar sendiri terdapat beberapa sistem yang lebih “kecil” yang terkait satu

sama lain.39

Contoh :

Di dalam geometri, terdapat sistem geometri netral, sistemgeometri insidensi

sistem geometri Euclid, sistem geometriLobachevski, dan lain-lain.

3. Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran merupakan proses dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak

guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau murid.

Menurut Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu

persiapan yang dilakukan oleh guru untuk menarik dan memberi informasi kepada

peserta didik, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu

peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.40 Sementara Oemar Hamalik

mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang

saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.41

39Nursalam, Ilmu Bilangan, (Yogyakarta; Cakrawala, 2009), h. 8-16.

40Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009, h. 7.

41Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 57.

Page 47: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

38

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses interaksi ynag dibangun oleh guru untuk membantu peserta

didik dengan suatu prosedur tertentu yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Konsep-konsep pada kurikulum pembelajaran matematika SD dapat dibagi

menjadi tiga kelompok besar, yaitu

a. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep).

Yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah

mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum,

yang dicikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar

merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa

yang kongkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan

pembelajaran konsep ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk

membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang

bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep

terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran konsep

dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,

pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi

masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut

penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya,

disemester atau kelas sebelumnya.

c. Pembinaan keterampilan

Page 48: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

39

Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep

dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa

lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada

pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian.

Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan

pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran

pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih

merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemuan

tersebut penanaman dan pemahan konsep dianggap sudah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya, disemester atau kelas sebelumnya.

Tujuan akhir pembelajaran matematika SD yaitu agar siswa terampil dalam

menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi

untuk mewujudkan keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang

sesuai dengan kemampuan dan lingkungan peserta didik.

D. Tinjaun Materi Geometri (Bangun Ruang)

1. Pengertian Bangun Ruang

Bangun ruang dikenalkan di SD diantaranya adalah kubus, balok, prisma

tegak, limas, kerucut, tabung dan bola. Bangun ruang disebut juga bangun tiga

dimensi. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi

oleh beberapa sisi. Jumlah dan model sisi yang membatasi bangun tersebut

menentukan nama dan bentuk bangun tersebut.

1. Tabung

Page 49: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

40

Tabung adalah bangun ruang yang memiliki tiga bidang sisi dengan sisi alas

dan sisi atasnya berupa lingkaran, tidak memiliki titik sudut, dan memiliki dua buah

rusuk lengkung.

Rumus =

Volume tabung = luas alas x tinggi atau V = л x r² x t

Luas permukaan = (2 x luas alas) + ( keliling alas x tinggi) atau = (2 x л x r x)

+ (л x d x t)

Sifat-sifat Tabung:

a) Tabung memiliki tiga sisi yaitu sisi alas, atas, dan jari-jari.

b) Sisi alas dan sisi atas tabung berbentuk selimut.

c) Tabung memiliki dua rusuk lengkung dan tidak memilki titik sudut.

2. Prisma

(Sumber: calculat.org)

Page 50: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

41

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang berhadapan yang

sama sejajar, serta bidang-bidang lain yang berpotongan menurut rusuk-rusuk yang

sejajar.

Rumus :

Volume = luas alas segitiga x tinggi atau V = ½ x p x l x t

Luas permukaan = keliling alas segitiga x tinggi + (2 x luas alas segitiga)

Sifat-sifat Prisma:

a) Mempunyai tiga buah sisi, dua buah sisi berbentuk segitiga dan tiga buah sisi

berbentuk persegi panjang.

b) Mempunyai enam buah titik sudut.

c) Jumlah rusuknya adalah sembilan.

3. Limas

(Sumber: id.wikipedia.org)

(Sumber: id.wikipedia.org)

Page 51: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

42

Adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah alas dan beberapa segitiga

yang bertemu pada titik puncuknya. Sifat-sifat Limas:

a) Memiliki alas yang berbentuk segitiga.

b) Terdapat tiga buah sisi yang berbentuk segitiga.

c) Terbentuk dari enam buah rusuk.

d) Mempunyai tiga rusuk yang sama persis ukurannya.

e) Mempunyai titik puncak atas.

4. Kerucut

Adalah bangun ruang yang memilki dua bidang sisi, yakni alas dan

selimut.Kerucut memilki sebuah titik sudut yang juga merupakan puncak.Serta hanya

memilki sebuah sisi lengkung.Kerucut hampir menyerupai limas, namun sisi alasnya

berbentuk lingkaran.

Rumus :

Volume kerucut = 1/3 x л x r² x t

Luas permukaan = (л x r²) + (л x r x s)

Sifat-sifat Kerucut:

(Sumber:iwanlukman.blogspot.com)

Page 52: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

43

a) Memiliki dua sisi, yaitu selimut dan alas.

b) Memiliki titik puncak atas.

c) Memiliki sisi (selimut) yang berbentuk lengkung.

d) Alas kerucut berbentuk lingkaran.

5. Bola

Bola adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tak terhingga

lingkaran berjari-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang sama.

Rumus :

Volume bola = 4/3 x л x r³

Luas permukaan = 4 x л x r²

Sifat-sifat Bola:

a) Hanya memiliki satu buah sisi.

b) Tidak mempunyai titik sudut.

c) Hanya mempunyai sebuah sisi lengkung yang tertutup.

(Sumber:www.mahirmatematika.com)

Page 53: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

44

6. Balok

(Sumber: jadijuara.com)

Adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi

atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang diantaranya berukuran berbeda.

Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

Rumus :

Volume balok V = Panjang x Lebar x tinggi atau V = p x l x t

Luas permukaan balok =(2 x p x l) + (2 x p x t) + (2 x l x t)

Diagonal ruang = akar dari (p kuadrat + l kuadrat + t kuadrat)

Keliling balok = 4 x (p + l + t)

Sifat-sifat Balok:

a) Mempunyai empat buah sisi dengan bentuk persegi panjang.

b) Ada dua buah sisi yang memiliki bentuk sama.

c) Terdapat empat buah rusuk yang memiliki ukuran sama persis.

7. Kubus

Page 54: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

45

Adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang

kongruen berbentuk bujur sangkar, kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

Rumus Volume Kubus:

V = S x S x S atau V = S³

L = 6 x S²

K = 12 x s (rusuk)

Sifat-sifat Kubus:

a) Mempunyai enam buah sisi dengan ukuran dan bentuk yang sama persis.

b) Jumlah rusuk yang membentuknya ada 12 buah dengan ukuran yang sama

persis.

c) Rusuk tersebut saling bertemu dan membentuk delapan buah sudut yang

besarnya sama (90°).

(Sumber: rumus.matematika.com)

Page 55: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati,

berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik yang dibentuk dengan kata,

melaporkan pandangan informasi secara terperinci, dan disusun dalam latar alamiah.1

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu.2

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitiannya adalah di MI Darul Hikmah Makassar. Jalan abubakar

lambogo, Lr 10/8, Bara-baraya Tim., Kec. Makassar, Kota Makassar, Sulawesi

Selatan.

B. Sumber data

Sumber data adalah komponen yang akan diolah sehingga dapat

menggambarkan hasil dari suatu penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini

terdapat dua sumber data yang menjadi acuan peneliti yaitu:

1Muh. Khalifah mustamin, dkk., metode penelitian pendidikan (makassar: CV. Berkahutami, 2009), h.2.

2Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.75.

Page 56: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

47

a. Guru Kelas V

Guru dalam penelitian ini merupakan sebagai sumber data dikarenakan guru

berhubungan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Peserta didik Kelas V

Peserta didik dalam penelitian ini merupakan sumber data juga, sebagai objek

penelitian dikarenakan pengumpulan data membutuhkan penggalian lebih

mendalam tentang informasi data yang akurat dan sesuai dengan tujuan

penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data peneliti menempuh penelitian sesuai dengan

dengan perencanaan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu obejk yang ingin diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung, untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian3. Observasi yaitu penulis mengamati langsung proses

pembelajaran untuk mengetahui bagaimana proses belajar mengajar berlangsung

sehingga penulis dapat memperoleh beberapa informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian yang akan dilakukan.

Jenis observasi yang peneliti gunakan adalah observasi berperan serta

(participant observation) yaitu peneliti mengamati langsung kegiatan pembelajaran.

Dalam hal ini peneliti tidak harus ikut mengajar atau ikut mengatasi masalah yang

dihadapi oleh peserta didik, namun peneliti hanya berperan sebagai pengamat.

3Djam’an Satori &Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. III: Bandung), h.105.

Page 57: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

48

2. Butir-butir tes diagnosis

Instrumen ini digunakan untuk mendiagnosis faktor-faktor intelektual yang

menyebabkan hasil belajar peserta didik mengalami kesulitan belajar dan

menyebabkan hasil belajar peserta didik tidak mencapai KKM, yakni dengan cara

mengidentifikasi kesalahan umum peserta didik dalam menyelesaikan soal

matematika. Hasil diagnosis ini digunakan untuk mengelompokkan peserta didik

berdasarkan jenis kesulitan yang dialaminya. Untuk keperluan diagnosis, maka

instrumen yang digunakan adalah tes dengan bentuk uraian.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu, dimana pewawancara

sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara sebagai pihak yang

diberi peranyaan. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancarat

tersruktur.4 Dimana peneliti menetapkan sendiri pertanyaan yang akan diajukan.

Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap

kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun

sebelumnya dan didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian..

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang sudahsiap, atau data

sekunder. Peneliti tinggal mengambil atau menyalin data yang sudahada yang

berhubung dengan variabel penelitian. Pengambilan data secara dokumentasi bisa

untuk data dalam bentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita,

biografi, peraturan kebijakan. Dalam bentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,

4Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. ;Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset, 2014), h. 190.

Page 58: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

49

sketsa dan lain-lain. Dalam bentuk karya misalnya seni, film, dan lain-lain.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan pedoman atau format dokumentasi yang

sudah dipersiapkan oleh pengumpula data.5 Sejalan dengan itu, ada juga yang

mengartikan bahwa penggunaan metode dokumentasi, yaitu mencari informasi data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, maupun dari suatu agenda. Oleh karena itu, hasil penelitian dari

observasi dan wawancara, akan lebih dipercaya apabila didukung oleh foto-foto

berupa dokumentasi yang berkenaan dengan suatu kegiatan yang sedang berlangsung.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menyaring informasi

yang dapat mengambarkan variabel-variabel penelitian.6. Dalam pendekatan

kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Meskipun demikian dalam pendekatan lapangan bahwa yang dimaksud dengan

instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipakai melaksanakan penelitian yang

disesuaikan dengan metode yang diinginkan agar mempermudah bagi peneliti untuk

mendapatkan data seakurat mungkin. Alat bantu yang akan digunakan adalah

pedoman observasi, pedoman wawancara, tes tertulis/soal tes diagnosis dan

dokumentasi. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan

instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.

Hasil data yang diperoleh dari observasi, hasil tes, wawancara dan

dokumentasi merupakan hasil yang tidak berbentuk skor sehingga teknik analisis data

yang digunakan yaitu:

5Sulaiman Saat dan Siti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian: Panduan Bagi PenelitiPemula (Sibuku, 2018), h. 88,

6Nana Sudjanadan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidika (Cet. V; Bandung: SinarBaru Algensindo, 2009), h. 97.

Page 59: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

50

1. Pedoman observasi

Pedoman observasi juga digunakan sebagai panduan peneliti dalam

mengumpulkan data agar sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.

Pedoman observasi memfokuskan pada proses kegiatan pembelajaran matematika di

kelas V.

2. Pedoman wawancara

Dibutuhkan sebagai panduan peneliti melakukan pengumpulan data agar

sesuai dengan tujuan peneliti. Pedoman wawancara dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kesulitan belajar matematika peserta didik di kelas V.

3. Butir-butir tes diagnosis

Butir-butir tes diagnosis ini digunakan untuk memperoleh data tentang

kesulitan peserta didik dalam mempelajari matematika pada materi Geometri. Butir-

butir tes diagnosis yang digunakan berupa uraian.

4. Dokumentasi

Dibutuhkan sebagai data atau bukti dari hasil soal tes diagnosis yang

diberikan oleh peneliti. Dokumentasi dalam prose penelitian yang digunakan

meruapakan salah satu aspek yang penting untuk membuktikan kebenaran dari

penelitian yang dilakukan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu teknik yang menggambarkan dan

mengintrepretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan

perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu,

Page 60: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

51

sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan

sebenarnya.

a. Data reduksi (reduksi data)

Reduksi data adalah suatu bentuk analisi yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, mengorganisai data dengan cara

sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Tahap

reduksi data dalam penelitian ini meliputi:

a) Mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik dengan cara penskoran yang akan

digunakan untuk menentukan subjek penelitian.

b) Melakukan wawancara dengan beberapa subjek penelitian dan hasil wawancara

tersebut disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu

dicatat secara rinci dan teliti. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data display (penyajian data)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Dalam tahap ini data

yang berupa hasil pekerjaan peserta didik dususun menurut urutan objek

penelitian.Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data atau

informasi yang terorganisasi dan terkategori yang memungkinkan suatu penarikan

kesimpulan atau tindakan. Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi:

Page 61: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

52

a) Menyajikan hasil pekerjaan peserta didik yang telah terpilih sebagai subjek

penelitian.

b) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada Hand Phone.

Dari hasil penyajian data yang berupa pekerjaan peserta didik dan hasil

wawancara dilakukan analisis, kemudian disimpulkan yang berupa data temuan

sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun pada pola hubungan,

sehingga akan semakin muda dipahami. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, dan sejenisnya.

c. Conclusion drawing/verification

Verifikasi adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh

sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Dengan cara

membandingkan hasil pekerjaan peserta didik dan hasil wawancara maka dapat

ditarik kesimpulan letak dan penyebab kesalahan.7

F. Pengujian Keabsahan Data

Salah satu cara yang digunakan untuk menjamin keabsahan data yaitu teknik

uji kredibiltas data. Uji kredibilitas data atau kepepercayaan terhadap hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pemgamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi (triangulasi sumber dan

triangulasi waktu), diskusi dengan teman sejawat analisis kasus negative, dan meberi

check.8 Namun dalam penelitian ini yang digunakan hanya uji kredibiltas data yakni

7Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, dan R&D, h.329.

8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta) h. 270.

Page 62: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

53

dengan menggunakan triangulasi metode (teknik) yaitu bpemberian tes dan

wawancara . teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh subjek penelitian yang

abash/valid, memperjelas dan memperdalam informasi yang diperoleh dari subjek

penelitian terkait dengan pemahamannya terhadap materi geometri bangun ruang.

Page 63: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Hasil Tes

Berdasarkan hasil tes dari 35 peserta didik dalam menyelesaikan soal

geometri bangun ruang ditemukan beberapa kesulitan yang dialami peserta didik.

Kesulitan tersebut dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik pada

saat menyelesaikan soal yang terdiri dari 5 butir soal.

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut.

2. Analisis Kesulitan yang Dialami Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal

Matematika Materi Geometri Bangun Ruang

a) Kesulitan soal pada nomor 1

Berdasarkan jawaban dari peserta didik yang mengalami kesulitan yaitu (S02,

S05, S08, S09, S16, S17, S20, S25, S28, dan S35), terlihat bahwa peserta didik

subjek (S02, S05, S09, S16, S17, S20, S25, S28 dan S35) tidak mengalami

perubahan. Dimana peserta didik tidak teliti dalam menjawab soal dengan baik,

berdasarkan jawaban peserta didik yang asal jawab dalam mengerjakan soal. Peserta

didik hanya memahami maksud soal yang menuliskan rumus dari volume dan luas

permukaan bangun ruang. Jawaban yang diharapkan adalah menghitung volume dan

luas permukaan bangun ruang. Tapi kebanyakan peserta didik yang hanya menuliskan

Page 64: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

55

atau menjawab dengan menuliskan rumusnya saja tanpa melakukan langkah-langkah

untuk menyelesaikan soal tes tersebut.

Berdasarkan analisis soal diperoleh sebanyak 10 subjek penelitian yang

melakukan jenis kesalahan memahami fakta, pemahaman konsep dan pemahaman

operasi hitung. Pada soal nomor 1, 10 subjek penelitian melakukan kesalahan

pemahaman fakta dengan presentase 28% dimana subjek penelitian ketidaktelitian

dalam menjawab soal nomor 1. Serta pada pemahaman konsep subjek penelitian

melakukan kesalahan yang diperoleh subjek penelitian 9 dengan presentase 25% .

jenis kesalahan konsep dengan hanya menuliskan rumus dalam menajwab suatu soal

tanpa melakukan langkah-langkah dengan baik sama halnya dengan jenis kesalahan

tipe kesulitan pemahaman operasi hitung dengan subjek penelitian 9 dengan presntase

25%.

Gambar 4.1. Jawaban S-01 Soal Nomor 1

Dari uraian di atas pada nomor 1 terjadi kesalahan yang dilakukan oleh

peserta didik ada 3 tipe kesulitan. Yaitu tipe 1, tipe 2 dan tipe 3. Dimana pada

kesulitan tipe 1 yaitu kesulitan pemahaman fakta yang dimana peserta didik tidak

teliti dalam menjawab soal dengan baik. Kesulitan tipe 2 yaitu kesulitan pemahaman

Page 65: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

56

konsep, dimana peserta didik tidak tahu menghitung volume dan luas permukaan

bangun ruang yang digabungkan dan yang terakhir kesulitan tipe 3 yaitu kesulitan

operasi hitung, dimana peserta didik salah dalam proses perhitungan.

Dari ketiga tipe kesulitan peserta didik lebih banyak melakukan kesalahan

pada tipe kesulitan 1 yaitu tidak teliti dalam menjawab soal dengan baik.

b) Kesulitan soal pada nomor 2

Berdasarkan jawaban dari peserta didik yang mengalami kesulitan yaitu (S01,

S02, S17, S22, dan S30) dimana peserta didik subjek (S01, S17, S22, dan S30) tidak

teliti dalam menjawab soal dengan baik namun terjadi kesalahan pada tipe kesulitan 2

dan 3.

Gambar 4.2. Jawaban S-022 Soal Nomor 2

Dari ketiga tipe kesulitan, peserta didik lebih banyak melakukan kesalahan

pada tipe kesulitan 2 dan 3. Peserta didik tidak dapat mengetahui luas bidang

diagonal dan tidak dapat menyelesaikan soal perhitungan dan peserta didik tersebut

tidak tahu menuliskan simbol akar dari soal tersebut.

Page 66: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

57

Berdasarkan analisis soal nomor 2, diperoleh sebanyak 5 subjek penelitian

yang melakukan jenis kesalahan dalam pemahaman fakta dengan presentase 14%,

pemahaman konsep diperoleh 4 subjek penelitian dengan presentase 11% dimana

subjek penelitian tidak mengetahui luas bidang diagonal sebuah kubus serta jenis

melakukan kesalahan operasi hitung dengan subjek penelitian 4 sama halnya dengan

jenis kesalahan konsep dengan presentase 11%.

c) Kesulitan soal pad nomor 3

Berdasarkan jawaban dari peserta didik yang mengalami kesulitan pada tipe 1

(S01, S02, S05, S09, S11, S12, S16, S20, S25, S26, S28, S30 dan S35) terlihat

peserta tidak dapat menyelesaiakn soal dengan baik. Dimana maksud soal tersebut

peserta didik diperintahkan untuk menggambarkan bangun ruang kubus dan balok

beserta pengertian dan sifat-sifatnya. Namun kebanyakan peserta didik yang hanya

menyelesaikan atau menggambarkan bangun ruang kubus dan balok saja tanpa

disertai pengertian dan sifatn-sifatnya. Gambar bangun ruang kubus dan balok pun

tidak sesuia dengan gambar yang sebenarnya, sebagian peserta didik hanya asal-

asalan menggambar demi menyelesaiakan jawaban nomor 3. Kesalahan yang

dilakukan peserta didik yaitu tipe tipe kesulitan 1 dimana peserta didik dengan

subjek (S01, S02, S05, S08, S09, S11, S12, S16, S20, S25, S26, S28, S30, dan S35),

terlihat melakukan kesalahan dimana peserta didik menjawab ketidaklengkapan

pengetahuan mengenai pengertian kubus dan balok beserta sifat-sifatnya. Peserta

didik hanya menjawab seadanya saja hal itu terbukti pada saat peneliti melakukan

wawancara peserta didik menjawab kalau peserta didik lupa pada materinya.

Page 67: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

58

Berdasarkan analisis soal nomor 3, diperoleh sebanyak 14 penelitian yang

melakukan jenis kesalahan pemahaman konsep dimana ketidaklengkapan

pengetahuan dalam menjawab soal. Dengan presentase 14%.

Gambar 4.3. jawaban Subjek S-05 Soal Nomor 3

Cuplikan hasil wawancara pada subjek S-05

P:Menurut adik soal nomor 3 itu gampang atau susah?

S: gampangji kak, karna maksudnya itu soal Cuma digambarkan kubus dan balok

saja.

P: hanya itu?

S: iyee kak

P: apakah jawaban gambar adik sudah benar atau salah?

S: menurutku kak sudah benar, setahuku begitumi gambar kubus dan balok. 1

1 Akbar, Peserta didik kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Kota Makassar,

Wawancara Makassar 21 Oktober 2019.

Page 68: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

59

Dari jawaban di atas, kesalahan peserta didik yang lebih banyak adalah

kesulitan pada tipe pemahaman konsep. Dimana pemahaman peserta didik hanya

menggambarkan.

d) Kesulitan soal pada nomor 4

Berdasarkan jawaban dari peserta didik yang mengalami kesulitan (S02, S05,

S09, S11, S12, S17, S20, S22, S25, S30 dan S35) terlihat dari kesulitan peserta didik

yang mengalami ketiga tipe kesulitan. Yakni dari kesulitan pemahaman fakta,

kesulitan pemahaman konsep dan sampai kesulitan operasi perhitungan. Berdasarkan

jawaban dari peserta didik diperoleh sebanyak 11 subjek penelitian yang melakukan

kesalahan dalam pemahaman fakta 11 subjek dengan presentase 31%, pemahaman

konsep 11 subjek penelitian dengan presentasi 31% dari jenis kesalahan pemahaman

fakta dan konsep terdapat kesamaan kesalahan beda dengan jenis kesalahan operasi

hitung dimana diperoleh subjek penelitian sebanyak 4 subjek dengan presentase

11%.. dari ketiga jenis kesalahan tersebut subjek penelitian pada soal nomor 4 dengan

jumlah total 11 subjek.

P: Informasi apa saja yang adik peroleh dari soal nomor 4?

Gambar 4.4 jawaban subjek S-17 soal nomor 4

Page 69: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

60

S: yang saya lihat kak dari soal tersebut penjumlahan, jadi saya kerjakan dengan

cara penjumlahan.

P: apakah menurut adik jawabanya sudah benar atau salah?

S: menurutku kak sudah benar dan setahuku begitu proses pengerjaannya.2

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada subjek penelitian S-17

dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian belum mampu menjawab atau

menyelesaikan soal nomor 4 dengan teliti, belum mampu mengetahui informasi yang

terdapat dari soal jelas sehingga subjek masih memberikan penyelesaian soal dengan

jawaban yang kurang tepat. Kebanyakkan peserta didik menjawab dengan cara

penjumlahan contohnya pada subjek S-05. Adapun jenis kesalahan yang dilakukan

yaitu kesalahan pemahaman fakta, pemaham konsep dan pemahaman operasi hitung.

Pemahaman konsep dikarenakan menyelesaikan soal dengan jawaban yang kurang

tepat dan kesalahan tersebut subjek penelitian tidak mampu menguraikan soal yang

berbentuk soal cerita.

e) Kesulitan soal pada nomor 5

2 Muhammad Fauzan, Peserta didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Kota

Makassar, Wawancara Makassar Senin, 21 Oktober 2019.

Page 70: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

61

Gambar 4.5. Jawaban Subjek S-08 Soal Nomor 5

Berdasarkan jawaban dari peserta didik yang mengalami kesulitan dengan

subjek (S01, S02, S04, S05, S08, S11, S16, S17, S26, S28, S31, dan S34) terlihat

mengalami kesulitan pada tipe 1 dan 2 yakni pemahaman fakta dan pemahaman

konsep. Dimana peserta didik tidak memahami maksud soal dengan baik serta

pemahaman tentang konsep pun ikut salah.

Dari uraian di atas, peserta didik tidak hanya mengalami kesulitan pada tipe

kesulitan 1 dan 2 tetapi juga mengalami pada tipe kesulitan 3. Dimana peserta didik

melakukan kesalahan operasi perhitungan dengan subjek (S09, S22, S30, dan S35).

Dari ketiga tipe kesulitan di atas peserta didik lebih banyak melakukan

kesalahan yaitu pada tipe kesulitan 1 dan 2 pemahaman fakta dan pemahaman konsep

dimana peserta didik tidak tahu menentukan berapa liter isi kolam air tersebut.

1. Data Hasil Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu, dimana pewawancara

sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara sebagai pihak yang

diberi pertanyaa. Metode wawancara merupakan metode bantu yang dilakukan untuk

mengumpulkan data. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengetahui jenis

kesalahan dalam menyelesaikan soal materi geometri bangun ruang serta untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan peserta didik mengalami

kesulitan. Karena keterbatasan yang dimiliki peneliti serta terdapatnya kesamaan

dalam beberapa jawaban peserta didik maka dipilih 5 peserta didik untuk

Page 71: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

62

dilakukannya wawancara dari 35 peserta didik yang mewakili masing-masing setiap

tipe kesulitan.

Pemilihan subjek wawancara didasarkan pada hasil tes diagnostic yang

mendapatkan nilai terendah. Kemudian dipilih peserta didik yang hasil pekerjaannya

mewakili semua jenis kesulitan.

Cuplikan hasil wawancara pada subjek S-01

Soal nomor 1

P: Adik suka pelajaran matematika ?

S: Tidak kak

P: kenapa?

S: bikin pusing kepala bu…. Hehehe

P:apakah nak memahami maksud soal nomor 1?

S: sebenarnya toh bu tidak terlalu kumengerti bu..

P: mengapa nak menjawab hanya menuliskan rumusnya saja?

S: tidak saya selesaikan karna pemahamanku Cuma rumusnya saja yang ditulis, tidak

kutahumi juga kujawab.3

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek

penelitian S01 melakukan kesalahan dalam tipe kesulitan 1 tidak dapat memahami

maksud soal dengan baik .

3 Muhammad Galang, Peserta didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Kota

Makassar. Wawancara Makassar Senin, 21 Oktober 2019.

Page 72: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

63

Soal nomor 2

P: perhatikan hasil pekerjaannya pada soal nomor 2

Gambar 4.1. Jawaban Subjek S-22 Soal Nomor 2

P : apakah adik dapat memahami maksud soal nomor 2?

S: tidak kutahu kak kukerjakan kalau soal begini (25√2 cm³)

P: mengapa adik melakukan kesalahan dalam perhitungan untuk menyelesaikan sola

nomor 2

S: susah Kak, tidak kutaumi kujawab jadi dijumlahkan saja.4

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek

kurang memahami maksud soal, terutama tidak tahu menghitung volume dan luas

permukaan bangun ruang yang digabungkan. Subjek penelitian S-22 dalam

mengerjakan soal nomor 2 peserta didik kesalahan yaitu kesulitan memahami konsep.

Soal nomor 3

P: apakah adik mengerti maksud soal dari nomor 3?

S: iya kak sedikit mengerti

4 St. Huriyah Dzakirah, Peserta didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Kota

Makassar. Wawancara Makassar Senin 21 Oktober 2019.

Page 73: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

64

P: terus mengapa adik melakukan kesalahan dalam menggambarkan bangun ruang

kubus dan balok?

S: ohehehe…. Sebenarnya tidak terlalu kutahu carannya menggambar kak

P: adik tahu apa itu kubus dan balok?

S: kutahu kak

P: terus kenapa tidak dijawab?

S: kulupami kak…5

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek

penelitian melakukan kesalahan pemahaman konsep yaitu ketidaklengkapan

pengetahuan peserta didik dalam menjawab soal dan gambarnya pun tidak seperti

bangun ruang kubus dan balok.

Soal nomor 4

P: bagaimana cara adik menyelesaikan soal nomor 4?

S: asal kujawab saja kak supaya kukerja

P: adek tahu caranya?

S: hehehe…. Kujumlah saja bu, dari 20 + 10 + 1,5. Tidak kutahu bagaimana lagi

caranya kak.6

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek

penelitia melakukan kesalahan tidak memahami maksud soal serta tidak

5 Akbar, Peserta didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Kota Makassar.

Wawancara Makassar Senin, 21 Oktober 2019. 6 Muhammad Fauzan, Peserta didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Kota

Makassar. Wawancara Makassar Senin, 21 Oktober 2019.

Page 74: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

65

menggunakan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal. Kemudian jawaban yang

diberikan tidak sampai pada tahap akhir penyelesaian. Adapun kesalahan yang

dilakukan yaitu pemahaman fakta dan pemahaman konsep.

Soal nomor 5

Gambar 4.2. Jawaban Subjek S-08 Soal Nomor 5

P: coba perhatikan jawaban adik, apakah jawaban adik itu sudah benar atau salah?

S: menurutku kak begitu cara kerjanya.7

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek

penelitian melakukan kesalahan dari 1 sampai nomor 5 tak ada satupun jawaban yang

dapat diselesaikan dan selalu melakukan kesalahan.

2. Data Observasi

Observasi yaitu penulis mengamati langsung proses pembelajaran untuk

mengethaui bagaimana proses belajar mengajar berlasngsung sehingga penulis dapat

memperoleh beberapa informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang akan

dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Darul Hikmah Kota Makassar

7 Zazkia Ayudia Fatwa, Peserta didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah Kota

Makassar. Wawancara Makassar Senin, 21 Oktober 2019.

Page 75: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

66

pada pokok materi geometri bangun ruang. Dalam penelitian ini, peran peneliti hanya

sebagai observer bukan pengajar atau pemberi materi.

Berikut ini adalah hasil observasi selama proses pembelajaran materi geometri

bangun ruang berlangsung.

a. Observasi aktivita peserta didik

Observasi kali ini peneliti mengamati proses belajar peserta didik di dalam

keals selama proses pembelajaran berlangsung saat peserta didik menerima materi.

Pada hari Senin 7 Oktober 2019. Adapun hasil dari observasi diuraikan sebagai

berikut.

Seperti biasa peserta didik menyiapkan, dan berdoa. Pada saat itu peserta

didik antusias mengikuti proses belajar dipagi hari. Awalnya peserta didik masih bisa

berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun disaat ibu guru

menjelaskan ada sebagian peserta didik yang mulai bertingkah aneh, sudah ada yang

mulai kepanasan, melamun, bermain, mengganggu temannya, serta sudah ada merasa

bosan belajar. Peserta didik yang serius mengikuti pembelajaran merasa terngganggu

akibat tingkah teman-temannya, dengan sesekali menengurnya untuk bisa tenang.

Sehingga suasana kelaspun mulai tidak kondusif. Namun setelah mendapat tenguran

dari guru peserta didik yang tadinya ribut kini kembali memperhatikan penjelasan

guru di atas dan suasana kelaspun sudah kembali menjadi tenang.

Sebagian besar peserta didik tidak menyukai pelajaran matematika, katanya

matematika adalah pelajaran yang susah bikin sakit kepala dan menjadi momok yang

menakutkan peserta didik. Kemampuan peserta didik berbeda-beda dalam memahami

Page 76: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

67

materi terutama materi bangun ruang yang masih kurang diminati. Hal ini terlihat

saat guru menanyakan kembali materi yang sudah dipelajari.

Peserta didik cenderung pasif, mereka tidak begitu aktif selama pembelajaran.

Kebanyakan dari mereka kurang memperhatikan ketika proses pelajaran sedang

berlangsung, itu disebabkan karena peserta didik sudah malas dengan hal yang

berhubungan dengan hitungan. Ada juga yang sibuk dengan dunia mereka sendiri.

Pada saat guru melanjutkan pelajaran dan guru memberikan tugas untuk

dikerjakan, akan tetapi sebagian masih banyak peserta didik yang malah bermain,

tidak mengerjakann apa yang diperintahkan. Dikarenakan peserta didik masih kurang

mengerti, disisi lain peserta didik perempuannya tetap mengerjakan dan

menyelesaikan soal walaupun sebagiannya lagi masih ada yang bercerita. Selain itu,

dalam menyelesaikan soal pada materi bangun ruang membutuhkan waktu lebih, hal

ini terlihat saat peserta didik tidak dapat menyelesaikan soal yang diberikan.

Pembelajaran matematika kurang begitu diminati, karena kebanyakan peserta

didik menganggap bahwa matematika itu sulit. Dari mindset yang seperti itu maka

peserta didik kurang minat terhadap hal yang berhubungan dengan hitungan.

Kemudian kurang adanya respon dari mereka karena selama proses pembelajaran

peserta didiknya pasif di kelas serta kurang kondusif.

Kondisi kelas semakin tidak kondusif, ketika guru mengajukan pertanyaan.

Dimana peserta didik selalu berusaha menjawab serentak arang sekali diantara

peserta didik yang berani menjawab dengan mengajukan tangan. Karena tidak ada

yang mengajukan tangan akhirnya guru menunjuk salah satu peserta didik, malahan

Page 77: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

68

ada peserta didik yang bersembunyi di bawah meja karena takut kalau peserta didik

tersebut ditunjuk. Peserta didik yang sudah ditunjuk oleh guru menjawab

pertanyaannya. Namun jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan harapan.

Disamping itu sebagian besar peserta didik lebih suka bertanya kepada temannya

sendiri ketimbang bertanya kepada gurunya, peserta didik hanya biasa bertanya

tentang tulisan yang kurang jelas di atas papan tulis.

b. Observasi peran guru dalam kelas

Observasi peran guru dalam kelas ini dilakukan pada saat guru memberikan

materi. Pada hari Senin 7 Oktober 2019. Adapun hasil observasi diuraikan sebagai

berikut.

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, setelah semua

peserta didik terkondisikan, guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta

peserta didik untuk menyiapkan buku yang akan digunakana dalam pembelajaran.

Sebelum memulai menyampaikan materi guru meminta peserta didik untuk

mambaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Kemudian guru menyampaikan

materi dengan mengajukan pertanyaa-pertanyaan sehingga peserta didik dapat terlibat

aktif dalam proses pembelajaran. Barulah kemudian guru menjelaskan materi tersebut

dengan sangat jelas.

Page 78: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

69

Guru tidak lupa selalu memberikan contoh soal, adapun contoh soal yang

diberikan variatif. Selanjutnya guru menuliskan di papan tulis, kemudian dibahas

bersama. Contoh soal tersebut dibahas secara berurut dari awal sampai akhir.

Adapun metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode

ceramah, diskusi dan Tanya jawab. Metode diskusi juga sering guru lakukan dalam

kelas. biasa juga guru memberikan umpan balik dari apa yang telah disampaikan

peserta didik. Diakhir pemebelajaran guru kembali mengajukan pertanyaan –

pertanyaan untuk mengecek pemahaman peserta didik, dan kemudian menyampaikan

tugas rumah sebagai tindak lanjut dari materi yang sudah dipelajari. Guru juga tidak

lupa memberikan pesan kepada peserta didik untuk lebih giat lagi belajar,

mengerjakan tugas yang diberikan oleh setiap guru dan kurangi bermain dan nonton

tv.

B. PEMBAHASAN

1. Kesulitan yang Dialami Peserta Didik

Berdasarkan hasil tes diagnostik yang telah diujikan kepada peserta didik.

Peneliti menemukan kesalahan umum yang dilakukan peserta didik dalam

mengerjakan soal bangun ruang dan menjawab rumusan masalah pertama.

a. Kesulitan tipe I

Kesulitan tipe I merupakan kesulitan memahami fakta, peserta didik

seringkali tidak teliti dalam memahami maksud soal sehingga jawaban yang

diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Kesulitan memahami fakta sering terjadi pada

Page 79: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

70

saat peserta didik mengerjakan soal cerita. Peserta didik kesulitan memahami istilah-

istilah matematika yang terdapat pada soal.

Penyebab kesalahan yang dilakukan pesrta didik karena peserta didik memang

tidak memahami maksud soal dengan baik. Walaupun peserta didik berulangkali

membaca maksud soal peserta didik tetap melakukan kesalahan.

b. Kesulitan tipe II

Kesulitan tipe II merupakan kesulitan dalam memahami konsep. Konsep

adalah hal yang sangat penting dalam mempelajari matematika, karena aspek ini

sangat erat kaitannya dengan penguasaan materi yang diumiliki peserta didik. Karena

mateimatika merupakan ilmu yang mempunyai objek kajian abstrak. Hubungan

dengan kesulitan belajar matematika maka peserta didik sering mengalami kesulitan

untuk menangkap konsep dengan baik.

c. Kesulitan tipe III

Kesulitan tipe merupakan kesulitan operasi, yaitu pengerjaan hitung aljabar

dan pengerjaan matematika yang lain. Karena satu hal tidak kalah penting ialah

proses perhitungan. Meskipun ketiga kesulitan di atas dikuasai dengan baik tetapi jika

peserta didik tidak melakukan proses perhitungan dengan baik akan menyebabkan

kesalahan. Hal ini terlihat dari hasil tes peserta didik yang telah diujikan.

2. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Peserta didik

Page 80: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

71

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang diperoleh dari peserta

didik yang mengalami kesulitan. Dapat diketahui faktor yang menyebabkan peserta

didik mengalami kesulitan dalam proses belajar matematika. Faktor tersebut adalah

faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal peserta didik

1) Faktor intelektual

Tingkat intelegensi peserta didik mempengaruhi belajar peserta didik dalam

pelajaran matematika. Semakin rendah tingkat intelegensi peserta didik

semakin sulit peserta didik untuk mencapai kesuksesan belajar. Hal ini terlihat

tidak mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi geometri

bangun ruang. Memaklumi hal tersebut, pasti sering sekali terjadi. Seperti yang

telah guru katakana saat wawancara. Peserta didik belajar lebih ke pemikiran

mereka, dan hal itu pasti tidak lepas dari kesalahan, dan mencoba mengerti

karena belajar matematika itu sendiri memerlukan perkembangan intelektual.

2) Faktor emosional

Faktor emosional yaitu faktor yang berkaitan dengan emosi dala diri peserta

didik, meliputi:

(a) Minat

Pada pembahasan sebelumnya minat dan respon peserta didik terhadap

pembelajaran matematika kurang begitu diminati dan disukai, karena kebanyak

peserta didik menganggap bahwa matematika itu sulit. Dari mindset yang seperti itu

Page 81: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

72

maka peserta didik kurang minat terhadap hal yang berhubungan dengan hitungan.

Kemudia kurang adanya respon dari mereka karena selama proses pembelajaran

peserta didik pasif di kelas serta kurang kondusif. Hanya sebagian besar peserta didik

merasakan rasa malas saat mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi

geometri bangun ruang. Peserta didik juga ada yang merasa senang dan ada yang

kurang senang. Peserta didik juga merasakan bosan pada saat pembelajaran dan

sibuk dengan dunia mereka sendiri.

(b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegaitan

belajar peserta didik. Akan tetapi pada saat obseravsi masih banyak peserta didik

yang acuh tak acuh, tidak mengerjakan tugas dan diam ketika menemui kesulitan

dalam proses pembelajaran. Para peserta didik itu harus diberi dukungan dan bantuan

bukan ditinggalkan, apalagi diberi ‘label’ yang buruk. Karena dengan dibantu dan

diperhatikan , peserta didik lebih termotivasi apalagi dipelajaran matematika.

(c) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang

diperlukan dalam proses belajar. Beberapa peserta didik lambat dalam memahami

materi.

b. Faktor eksternal pesrta didik

Adapun faktor yang menjadi penyebab kesulitan peserta didik, ialah:

1) Faktor pedagogik

Page 82: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

73

Dalam proses pembelajaran terutama pada pembelajaran matematika, tidak

terlepas yang namanya metode. Dapat dilihat metode yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab.

metode ini menjadi salah satu metode yang tidak boleh dilupakan pada saat

proses pembelajaran. Walaupun sebenarnya guru harus lebih giat lagi

menciptkan metode atau cara guru mengajar. Karena beberapa peserta didik

merasa bahwa cara mengajar guru terbilang membosankan, sehingga peserta

didik kurang nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Dimana

matematika adalah materi yang jarang disukai peserta didik.

2) Faktor sosial

Kondisi kelas pada saat menerima pembelajaran cukup nyaman, bersih dan

memiliki kipas angin, namun pada saat jam-jam 10 ke atas peserta didik mulai

merasa kepanasan dan mulai membuat kondisi kelas tidak kondusif. Kendala

yang guru biasa alami ketika mengajar matematika di kelas, banyak apalagi

ketika matematika berada dijam terakhir, itu butuh perhatian ekstra untuk

kembali membangkitkan semangat belajar mereka. Hal ini dikarenakan

keadaan peserta didik yang sudah capek, ngantuk, dan mulai bosan. Selain itu,

adanya kegiatan ekstrakurikuler yang membuat peserta didik kadang merasa

kelelahan saat sampai di rumah dan hal itu membuat peserta didik tidak dapat

mengerjakan tugas dan lebih memilih untuk tidur dan bermain di luar rumah.

Faktor-faktor penyebab kesulitan peserta didik yang diperoleh dari hasil

wawancara tersebut sesuai dengan kutipan, Rachmadi dalam proses pembelajaran

Page 83: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

74

matematika, dan para ahli Bruecker dan Bond, mengelompokkan penyebab kesulitan

belajar menjadi 5 faktor, yaitu faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor sosial, faktor

pedagogik, dan faktor emosional. Faktor intelektual yang menjadi penyebab kesulitan

belajar peserta didi, yaitu:

a) Peserta didik kurang berhasil dalam menguasai konsep, fakta, dan algoritma.

b) Kesulitan mengabstraksi, menggeneralisasi, berfikir deduktif, dan mengingat

konsep-konsep maupun prinsip.

c) Kesulitan dalam memecahkan masalah terapan ataupun soal cerita.

d) Kesullitan pada pokok bahasan tertentu saja.8

Adapun pendapat tersebut sejalan dengan pendapat sholeh yang menyatakan

bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan antara lain, disebabkan oleh hal-hal

sebagai beriku:

a) Peserta didik tidak bisa menangkap konsep dengan benar.

b) Peserta didik tidak mengerti lambing-lambang.

c) Peserta didik tidak dapat memahami maksud asal-usul suatu prinsip.

d) Peserta didik tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur.

e) Ketidaklengkapan pengetahuan.9

8 Rachmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitan Matematika SMP dan Alternatif Proses

Remedialnya, Paket Fasilitas Pemerdayaan KKG/MGPM Matematika, (Yogyakarta: Depdiknas). h. 6-

9.

9 M. Sholeh, Pokok Pengajaran Matematika di Sekolah, (Jakarta:Dapertemen Pendidikan

dan kebudayaan RI, 1998), dari http://idb4.wiispaces.com.

Page 84: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

75

Dalam proses pembelajaran matematika, terdapat kesulitan peserta didik dari

segi faktor intelektual. Hal ini terbukti dari hasil tes yang dituangkan pada kertas

jawaban soal yang berbentuk uraian.

Selain itu hasil penelitian juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

suryani dengan judul “Diagnosis kesulitan belajar matematika peserta didik pokok

bahasan Eksponen dan Logaritma dan Solusinya dengan Pembelajaran Remedial.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat 3 jenis kesalahan umum yang

menyebabkan peserta didik kesulitan mengerjakan soal, yaitu 1) kesalahan konsep, 2)

kesalahan prinsip operasi hitung, dan 3) kesalahan karena kecerobohan peserta didik.

Selain didukung oleh penelitian sebelumnya, menurut para ahli Bruecker dan Bond,

mengelompokkan penyebab kesulitan belajar menjadi 5 faktor, yaitu faktor fisiologis,

faktor intelektual, faktor sosial, faktor pedagogik, dan faktor emosional. Faktor-faktor

tersebut dangat mempengaruhi peserta didik dalam menyerap bahan ajar yang

disajikan, masing-masing faktor memiliki intensitas pengaruh yang berbeda pada

setiap peserta didik. Tergantung tingkat masalah dialami peserta didik.

Page 85: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasi penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Jenis kesulitan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal materi

geometri bangun ruang terdiri atas 3 (tiga) jenis kesulitan yaitu kesulitan

pemahaman fakta, kesulitan pemahaman konsep dan kesulitan dalam operasi

hitung. Dari ketiga jenis kesulitan tersebut diperoleh tingkat kualitas respon

peserta didik.

2. Adapun faktor penyebab kesulitan yang dilakukan peserta didik dalam

menyelesaikan soal materi geometri bangun ruang. Faktor penyebabnya ada 2

(dua) jenis, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

faktor intelektual, faktor emosional (minat, motivasi, dan bakat) sedangkan

fakktor eksetrnal yaitu faktor pedagogik dan faktor sosial

B. Implikasi Penelitian

Adapun implikasi penulis berikan pada penelitian yang dilakukan pada materi

geometri bangun ruang yaitu:

1. Guru hendaknya memberikan penambahan tugas atau latihan soal pada peserta

didik sebagai bahan evaluasi setiap selesai pembahasan materi. Sebaiknya soal

yang diberikan harus bervariatif sesuai dengan kemampuan peserta didik .

Page 86: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

77

2. Guru hendaknya menciptakan suasana belajar dan model atau metode yang

membuat peserta didik tertarik dan berminat untuk mengikuti proses

pembelajarana terutaman pada pelajaran matematika yang hanya itu-itu saja.

3. Guru hendaknya memastika bahwa peserta didik telah mengerti pembahasan

materi yang diajarkan sebelum pindah ke materi selanjutnya

Page 87: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Cet.II; Jakarta:PT Rineka Cipta, 2003.

Alderson, Diagnosis Friegn Proficirency: The Interface between Learning andAssesmmen, london: 2005.

Abu Ahmadi, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 1991.

Bambang, sumatri. Metode Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar, Surabaya:Erlangga, 1985.

Damopoli, Muljono. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Makassar: AlauddinPres, 2013.

Departemen Pendidikan Nasional Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Departemen Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: 2003.

Eksan Sadam, dkk., Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan soal-soalMatematika pada Materi Himpunan. Jurnal Online Unitas Gorontalo: 214.

Hanifa,”Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Prestasi Akademik MahasiswaAkuntansi”, (Media Riset Akuntansi, Auditing dan informasi Vol 1, No. 3Desember 2001).

Hamalikn Oemari, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2005.

Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT RemajaRosdaKarya. 2007.

Herawati. Kemampuan Siswa Sekolah Dasar Dalam Memahami Bangun-bangunGeometri (Studi Kasus Di Kelas V SDN 4 Purus Selatan). Tesis tidakditerbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana IKIP Malang. 1994.

Holt, Jhon. Mengapa Siswa Gagal. Jakarta: Erlangga, 1994.

Hidayat Taufik, Andika Ari Setyawan, Pustaka Perbukuan Departemen PendidikanNasional Kelas 6: 2009.

Isrok’atun,”pembelajaran Matematika dengan Strategi Kooperatif Tipe StudentTeamss Achievement Division untuk Meningkatkan Kemampuan PemecahanMasalah dan Komunikasi Siswa SMA”. Tesis. Universitas PendidikanIndoenesia. 2006.

Page 88: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

79

Ischak, S. W. dan Warji. Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar.Yogyakarta: Liberty, 1992.

Ibrahim Nana Sudjanadan, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Cet, V: Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2009.

Kusyairy Umi, Psikologi Belajar. Makassar: Alauddin Universty Press. 2014.

Learne, Learning Disabilities: Theories, Diagnosis, and Teaching Strategies. Boston:Houghton Mifflin, 1981.

Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar daan Bimbingan Terhadap Kesulitan BelajarKhusus. Cet, II; Yogyakarta: Nuha Litera. 2010.

Maisura, “Remedial Teaching Matemtaika didasarkan pada Diagnosis Kesulitan SiwaKelas II Madrasah Tsnawiyah”. Jurnal Didaktik Matematika. Vol. No. I.April 2014.

Mustami, Muh Khalifa, DKK.Metodologi Peneletian Pendidikan. Cet. 1; Makassar:Aynat Publishing, 2015.

Molle, Juliana S. Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Kelas V Sekolah Dasar NegeriLatihan I SPG Ambon Dalam Mengerjakan Soal Geometri. Tesis tidakditerbikan. Surabaya: Program Pasca Sarjana Unesa. 2000.

Ponter, I Wayan. Pemahaman Siswa SLTPTerhadap Soal cerita Geometri. Tesistidak diterbitkan. Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas NegeriSurabaya. 2001.

Rahman, Ulfiana. Metode Pengajaran. Cet. I; Makassar: Alauddin Universty Press.2013.

Rosdiana, Perkembangan Pembelajaran Pendidikan Islam pada MadrasahTsanawiyah Madani Alauddin Poa-pao sebagai Laboratory School FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Disertasi. Makassar:Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar. 2019.

Sholeh, M. Pokok Pengajaran Kesulitan Matematika di Sekolah. Jakarta: 1998

Sugiharto, Diagnosis Kesulitan Siswa SMU dalam Menyelesaikan soal-soalMatematika. TesisPascasarjana UNY Yogyakarta, 2003.

Syah Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004.

Subrinah, S. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional, 2006.

Page 89: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

80

Suwangsih, E.& Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press,2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cet. XXI; Bandung:Alfa Beta Bandung, 2014.

Sujiva, Siridej, dkk. “An analysis of elementary school students’ difficulties inmathematical problem solving”, Jurnal. Thailand: Departemen of EducationalResearch and psychology, Faculty of Education, Chulalongkorn Universty,2013.

Saat Sulaiman, dkk. Pengantar Metodologi Penelitian: Panduan Bagi PenelitiPemula, Sibuku: 2018.

Suryani, “Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Eksponendan Logaritma dan Solusinya dengan Pembelajaran Remedial”, Skripsi.Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hiadayatullah,2011.

Yudhawati Ratna. Teori-teori DasarPsikologi Pendidikan. Jakarta: Perstasi Pustaka.2011.

Yoe Kai Joseph, “Secondary 2 Students” Difficulties in Solving Non-RountineProblem’, Jurnal MathematicsEducation Academic Group 5, No. 1, 2004.

Yeni, E.M. Pemanfaatan Benda-Benda Manipulatif untuk Meningkatkan PemahamanKonsep Geometri dan Kemampuan Tilikan Ruang Siswa Kelas V SekolahDasar. Jurnal Pendidikn Matematika Edisi Khusus, No. 1, 63-75. 2011.

Widdiharto Rachmadi, Diagonosis Kesulitan Matematika SMP dan Alternatif ProsesRemedialnya. Paket Fasilitas Pemerdayaan KKG/MGPM Matematika.Yogyakrata: 2011.

Page 90: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

81

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 91: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

82

Dokumentasi suasana kelas V saat proses observasi

Proses pembelajaran matematika materi geometri bangun ruang oleh ibu wali kelas

V

Page 92: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

83

Pusat perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran materi matematika geometri

bangun ruang di kelas V.

Page 93: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

84

Dokumentasi Proses Pengerjaan Soal Materi Geometri Bangun Ruang

Dokumentasi Proses Wawancara Guru wali kelas V dan Peserta didik

1. Ibu iswaty

Page 94: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

85

2. Muhammad Galang 3. Zazkia Ayudia Fatwa

4 St Huriyah Dzakirah 5. Muhammad Fauzan

6. Akbar

Page 95: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

86

7. Bersama guru kelas V, VI dan Kepala Madrasah MI Darul Hikmah

Page 96: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

87

Pedoman Wawancara untuk Guru wali kelas V

Pertanyaan

1. Apa yang ibu lakukan sebelum memulai pembelajaran matematika?

2. Apakah sebelum memulai pembelajaran ibu selalu mempersiapkan pertanyaan

untuk peserta didik?

3. Bagaimana cara mengajar yang ibu terapkan selama ini?

4. Apakah ibu memperhatikan kemampuan peserta didik sebelum menyusun kriteria

ketuntasan belajar?

5. Bagaimana cara ibu menyusun ketuntasan belajar peserta didik?

6. Apakah dalam setiap pembelajaran ada peserta didik yang mengganggu jalannya

pembelajaran?

7. Apa yang ibu lakukan terhadap peserta didik tersebut?

8. Adakah kesulitan yang ibu temui dalam mengaarkan matematika, khususnya pada

materi bangun ruang?

9. Apakah ibu tau siapa-siapa peserta didik yang mengalami kesulitan tersebut?

10. Apa yang ibu lakukan kepada peserta didik yang memngalami kesulitan belajar di

dalam kelas?

11. Apakah yang ibu lakukan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar

setelah kegiatan belajar mengajar?

12. Apakah semua peserta didik yang mengalami kesulitan belajar selalu mendapatkan

perhatian khusus dari ibu?

13. Dalam setiap pembelajaran, apakah ibu menggunakan metode pembelaran yang

berbeda-beda?

14. Menurut ibu metode pembelajaran apa yang paling mudah diterapkan untuk

peserta didik?

15. Apakah terdapat media pembelajaran atau alat pembelaaran di sekolah?

16. Bagaimana pemanfaatan media dan alat pembelaaran tersebut?

17. Apabila media pembelaaran tidak tersedia di sekolah apa yang ibu lakukan?

Page 97: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

88

Pedoman Wawancara untuk peserta didik

Pertanyaan

1. Mata pelaaran apa yang adik sukai?

2. Apakah belaar matematika menyenangkan bagi adik?

3. Apakah adik mempunyai kesulitan belaar matematika khususnya pada materi

bangun ruang?

4. Bagaimana sikap adik pada saat belajar matematika?

5. Apakah adik tertarik pada semua pembelaaran yang disampaikan guru?

6. Saat adik tidak tertarik dengan pembelaaran yang disampaikan oleh guru. Apa

yang adik lakukan?

7. Apakah yang membuat adik semangat untuk belajar?

Page 98: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

89

PEDOMAN OBSERVASI

Pedoman observasi digunakan untuk membantu peneliti dalam mengamati aktivitas peserta

didik dan guru serta interaksi antara peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar pada

materi geometri bangun ruang. Hasil observasi diharapkan dapat diketahui penyebab kesulitan

belajar.

1. Permasalahan

Bagaimana mengetahui aktivitas peserta didik dan guru serta interaksinya dalam proses

belajar mengajar sehingga dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar pada materi

geometri bangun ruang.

2. Tujuan observasi

Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dan guru serta interaksinya dalam proses belajar

mengajar sehingga dapat diketahui penyebab kesulitan belajar pada materi geometri

bangun ruang.

Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif yang bersifat pasif.

3. Langkah pelaksanaan observasi.

a. Menyiapkan pedoman observasi

b. Mengamati aktivitas-aktivitas peserta didik.

4. Komponen yang diamati dalam observasi, sebagai berikut:

No. Faktor

penyebab

Aspek

penyebab

Indikator penyebab Sub Indikator penyebab

1. Faktor Intern

Peserta didik

a. Minat Ketidaktertarikan

pembelajaran materi

geometri bangun ruang.

Sikap terhadap

pembelajaran metari

geometri bangun ruang.

Malas mengerjakan

soal-soal yang

berkaitan dengan soal

geometri bangun

ruang.

Malas mengerjakan

soal-soal yang

Page 99: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

90

berkaitan dengan soal

geometri bangun

ruang.

b. Motivasi Kurang perhatian

terhadap pembelajran

materi geometri

bangun ruang.

Usaha untuk belajar

materi geometri

bangun ruang .

Acuh tak acuh

terhadap

pembelajaran

geometri bangun.

Tidak mengerjakan

tugas yang

diberikan.

Diam ketika

menemui kesulitan

dalam pembelajaran

geometri bangun

ruang.

c. Bakat Pemahaman terhadap

materi geometri

bangun ruang.

Kemampuan

menyelesaikan soal-

soal pada geometri

bangun ruang.

Lambat dalam

memahami geometri

bangun ruang.

Lambat dalam

menyelesaikan

persoalan dalam

geometri bangun

ruang.

d. Intelegensi Kecakapan dalam

menyelesaikan

persoalan geometri

bangun ruang.

Tidak mampu

menyelesaikan soal

yang berkaitan

dengan gemetri

bangun ruang.

Page 100: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

91

2. Faktor Ekstern

Guru

a. Kualitas Penguasaan materi.

Kejelasan menerangkan

materi.

Guru kurang

menguasai materi

yang diajarkan.

Guru kurang

persiapan pada saat

pembelajaran.

Cara guru

menerangkan materi

kurang jelas.

Guru tidak

menjelaskan materi

secara runtut

sehingga susah

untuk dimengerti.

b. Metode Penggunaan metode mengajar.

Guru tidak

menggunakan

metode yang cocok

dalam mengajar.

Guru menggunakan

metode mengajar

yang kurang

bervariasi.

Gedung c. Kelas Kondisi kelas. Kelas tidak

memiliki ventilasi

yang cukup.

Ruangan kelas yang

panas.

Page 101: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

92

Ruangan kelas yang

dekat dengan jalan

raya (keramaian).

Ruangan kelas yang

tidak bersih.

Catatan: hasil observasi ditulis berdasarkan indikator-indikator di atas dan ditulis pada

lembar catatan yang disiapkan.

Page 102: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

93

KISI-KISI SOAL TES DIAGNOSTIK

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Angkatan : 2015

Alokasi waktu : 90 Menit

Mata pelajaran : Matematika

Materi

Kompetensi

dasar

Kemungkinan

sumber masalah

Indikator soal

Bentu

k soal

No.soa

l

Geometri

Menemukan

luas permukaan

dan volume

kubus dan

balok.

Menghitung

luas

permukaan

dan volume

kubus dan

balok dalam

pemecahan

masalah.

1. Kesulitan fakta

Peserta didik

tidak teliti dalam

menjawab soal.

2. Kesulitan

konsep

Peserta didik

tidak tahu

menghitung

volume dan luas

permukaan

bangun ruang

yang

digabungkan

Peserta didik

tidak .

3. Kesulitan dalam

operasi hitung.

Peserta didik

salah dalam

proses

perhitungan.

1. Pesert didik

mampu

mengerjakan

soal

menghitung

luas

permukaan

dan volume

kubus.

2. Peserta didik

mampu

mengerjakan

soal dalam

menentukan

luas

permukaan

kubus.

Uraian

1, 2

Geometri

Mengidentifikas

i

Memahami

pengertian dan

sifat-sifat

kubus dan

1. Kesulitan

konsep

Ketidaklengkapa

n pengetahuan

3. Peserta didik

mampu

menggambar

kan bangun

Uraian

3

Page 103: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

94

balok peserta didik ruang kubus

dan balok

dengan baik

beserta

pengertian

dan sifat-

sifatnya.

Geometri

menyelesaikan

Menyelesaika

n masalah soal

cerita yang

berkaitan

dengan

volume kubus

dan balok.

1. Kesulitan fakta

Peserta didik

tidak teliti dalam

menjawab soal

2. Kesulitan

konsep

Peserta didik

tidak tahu

menentukan

berapa liter isi

kolam air.

Peserta didik

tidak tahu

menggunakan

rumus yang

memiliki model

yang berbeda.

3. Kesulitan dalam

operasi hitung.

Peserta didik

salah dalam

proses

perhitungan.

4. Peserta didik

mampu

mengetahui

berapa liter

isi air dalam

kolam

5. Peserta didik

mampu

mengerjakan

soal

menghitung

selisih

volume

kotak pensil

antara arsi

dan suri

Uraian

4 dan 5

Soal

1. Diketahu buah peti berbentuk balok dengan ukuran panjangnya 23 cm, lebar 17 cm dan

tingginya 1,5. Tentukan volume dan luas permukaan balok.

2. Diketahui luas bidang diagonal sebuah kubus adalah 25 √2 cm³. hitunglah luas

permukaan kubus.

Page 104: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

95

3. a. Gambarlah bangun ruang kubus dan balok.

b. Apa yang dimaksud dengan kubus dan balok?

c. Apa-apa saja sifat-sifat dari kubus dan balok?

4. Arif berenang di sebuah kolam. Ia memilih kolam yang memiliki kedalaman 1,5 m.

sebelum berenang, ia melakukan pemanasan dengan berlari mengelilingi kolam. Sambil

berlari kecil, ia menghitung panjang dan lebar kolam tersebut. Kolam tersebut berbentuk

balok dengan panjang 20 m dan lebar 10 m. Berapa liter isi air dalam kolam tersebut?

5. Yuyun dan ani memiliki kotak pensil berbentuk kubus. Yuyun memiliki kotak pensil

dengan panjang sisi 16 cm, 17 cm. hitunglah selisih volume kotak pensil antara yuyun

dan ani.

No.

Kunci Jawaban

Skor

Jenis kesalahan

1.

Dik P = 23

L = 17

T = 15

Dit: volume dan luas permukaan?

V = P x L x T

V = 23 x 17 x 15

= 5. 865 cm³

L = 2(PxL) + (PxT) + (LxT)

= 2(23x17) + (23x15) + (17x15)

= 391 + 345 + 255

= 991 cm²

2

3

5

Pemahaman fakta

Membaca maksud soal

Pemahaman konsep

Tidak menulis proses/

langkah-langkah

Operasi hitung

Hasil akhir tidak menjawab

2.

Dik : luas bidang diagonal kubus = 25

√2 cm³

Dit : luas permukaan kubus

Penyelesaian:

Luas bidang diagonal = 5√2

= 5 (5x5)

= 5 (25)

3

5

Pemahaman fakta

Membaca maksud soal

Pemahaman konsep

Tidak menulis proses/

langkah-langkah

Page 105: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

96

= 125 cm³

Jadi luas permukaan kubus = 5 x 25

cm²

2

Operasi hitung

Hasil akhir tidak menjawab

3.

a. balok

b. Balok Adalah bangun ruang tiga

dimensi yang dibentuk oleh tiga

pasang persegi atau persegi

panjang, dengan paling tidak

satu pasang diantaranya

berukuran berbeda. Balok

memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8

titik sudut.

c. Sifat – sifat

Mempunyai empat buah sisi

dengan bentuk persegi

panjang.

Ada dua buah sisi yang

memiliki bentuk sama.

Terdapat empat buah rusuk

2

4

4

Pemahaman konsep

Ketidaklengkapan

pengetahuan

Page 106: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

97

yang memiliki ukuran sama

persis.

a. Kubus

b. Kubus Adalah bangun ruang tiga

dimensi yang dibatasi oleh enam

bidang sisi yang kongruen

berbentuk bujur sangkar, kubus

memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8

titik sudut.

c. Sifat – sifat

Mempunyai enam buah

sisi dengan ukuran dan

bentuk yang sama persis.

Jumlah rusuk yang

membentuknya ada 12

buah dengan ukuran

2

4

4

Pemahaman konsep

Ketidaklengkapan

pengetahuan

Page 107: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

98

yang sama persis.

Rusuk tersebut saling

bertemu dan membentuk

delapan buah sudut yang

besarnya sama (90°).

4.

Diketahui: kedalaman = 1,5 m

Panjang = 20 m

Lebar = 10 m

Ditanya = volume?

Volume kolam = 20 x 10 x 1,5 m

= 300 m³

= 300. 000 dm³

= 300. 000 liter

5

5

Pemahaman fakta

Membaca maksud soal

Pemahaman konsep

Tidak menulis proses/

langkah-langkah

Operasi hitung

Hasil akhir tidak menjawab

5. Diketahui : panjang = 16 cm

Panjang sisi = 17 cm

Ditanya : volume ?

Volume kotak pensil yuyun = S x S x

S

Volume = 16 x 16

x 16

Volume = 4. 096

cm³

5

5

Pemahaman fakta

Membaca maksud soal

Pemahaman konsep

Tidak menulis proses/

langkah-langkah

Operasi hitung

Hasil akhir tidak menjawab

Page 108: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

99

Cuplikan wawancara subjek penelitian

S-01

P: Assalamu alaikum

S: Wa alaikum salam kak

P: Apakah adik dapat menjawab soal nomor 1?

S: Sebenarnya saya jawabji kak

P: Apakah jawaban adik sudah benar?

S: Menurutku kak sedikit benar, hanya saja kutulis rumusnya tidak melakukan langkah-langkah.

P: mengapa adik tidak melanjutkan perhitungan untuk menyelesaikan soal nomor 1?

S: karna tidak kutaumi caranya kak

P: Apakah adik memahami maksud soal nomor 2?

S: iya kak, kan ditanyakan dalam soal hitunglah luas bidang diagonal kubus.

P: Apakah adik bisa menjawab soal nomor 2

S: iya kak

P: informasi apa yang adik diperoleh dari soal nomor 3 ?

S: yang kutau kak, menggambarkan bangun ruang kubus dan balok peserta pengertian dan sifat-

sifatnya.

P: mengapa adik hanya menggambarkan bangun ruangnya saja

S: Kulupai kak, ituji yang kutau kukerja

Page 109: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

100

P: bagaimana cara menyelesaikan soal nomor 4 tersebut?

S: kutulis-tulis saja kak apa yang kutau

P: coba perhatikan jawabannya

P: dari mana adik memperoleh jawaban seperti itu?

S: hehehe,,, kujumlahkanki saja kak

P: apakah adik mengerti maksud soal nomor 5?

S: sedikit mengerti, kujumlahkanki toh kak

S-022

P: Apakah adik mengerti maksud dari soal nomor 1?

S: sedikit mengerti kak

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 1?

S: perhitungan kak luas permukaan

P: apakah adik bisa menjawab soal dari nomor 2?

S: lumanya kak, hehehe

P: apakah jawaban adik sudah benar atau salah?

S: kalau menurutku kak, benar

P: apakah adik mengerti soal nomor 3?

S: sedikit kak

Page 110: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

101

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 3?

S: menggambarkan kubus dan balok kak

P: mengapa adik tidak melanjutkan menjawab soal nomor 3?

S: tidak kutauki kak

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 4?

S: perhitungan soal kak

P: apakah adik dapat menjawab soal dari nomor 5?

S: bisaji kak

S-05

P: apakah adik dapat menjawab soal nomor 1?

S: saya jawabji kak

P: informasi apa yang diperoleh dari soal nomor 1?

S: tentang perhitungan kak

P: apakah adik mengerti maksud dari soal nomor 2?

S: kurang mengerti kak, tapi kujawab seadanyaji

P: apakah jawaban adik sudah benar atau salah?

S: menurutku salah kak hehehe

P: menurut adik soal nomor 3 itu gampang atau susah?

Page 111: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

102

S: gampangji kak, karna maksudnya itu soal Cuma digambarkan kubus dan balok saja

P: hanya itu?

S: iye kak

P: apakah jawaban gambar adik sudah benar atau salah?

S: sudah benar kak, setahuku begitumi gambar kubus dan balok heheh

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 4?

S: soal cerita kak

P: apakah adik dapat menjawab soal nomor 4?

S: terlalu pusingka kak kalau soal cerita

P: apakah adik dapat menjawab soal nomor 5?

S: samaji dengan soal nomor 4 kak

P: informasi apa yang adik peroleh dari kedua soal tersebut

S: soal cerita kak, tapi begitumi asal kukerja saja itu kak

S-17

P: Apakah adik dapat mengerjakan soal nomor 1?

S: bisaji kak

P: informasi apa yang diperoleh dari soal nomor 2?

S: perhitungan luas bidang diagonal kak

P: apakah adik dapat mengerjakan soal nomor 2?

Page 112: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

103

S: bisa kak, tapi begitumi pasti salahki

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 3?

S: tentang gambar kubus dan balok kak

P: apakah adik dapat mengerjakan soal nomor 3?

S: bisa kak, tapi bagian penjelasan tentang pengertian dan sifat-sifatnya masih kurang,

kulupami kak

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 4?

S: yang saya lihat kak, dari soal tersebut penjumlahan jadi saya kerjakan dengan cara

dijumlahkan

P: apakah menurut adik jawabannya sudah benar atau salah?

S: sudah benar kak dan setahuka begitu proses pengerjaannya

P: apakah adik dapat menjawab soal nomor 5?

S: informasi apa yang diperoleh dari soal nomor 5?

P: soal cerita kak

S-08

P: Informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 1?

S: perhitungan kak

P: apakah adik dapat menjawab soal nomor 1?

S: bisa kak

Page 113: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

104

P: apakah adik mengerti maksud dari soal nomor 2?

S: sedikit mengerti kak

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 2?

S: menghitung luas bidang diagonal kak

P: apakah adik dapat menjawab soal nomor 3?

S: kujawabji kak, kugambarkan kubus dan balok. Tapi kurang lengkap

P: informasi apa yang adik peroleh dari soal nomor 4?

S: soal cerita kak tapi cara kukerjanya hanya kujumlahkan

P: apakah adik dapat menjawab dari soal nomor 5?

S: kujawab asalji kak

Page 114: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

105

Page 115: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

106

Page 116: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

107

Page 117: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

108

Page 118: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

109

Page 119: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

110

Page 120: DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI …

111

RIWAYAT HIDUP

Wahyuni. M adalah nama penulis skripsi ini.

Penulis dilahirkan di Sungguminasa pada tanggal 16 Juli

1997. Buah hati dari pasangan Marzuki dg Ngitung. dan

Muttiara dg. Rannu anak pertama dari empat bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan mulai dari Sekolah

Dasar Negeri Tombolo. K pada tahun 2003 dan lulus pada

tahun 2008. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 3 Pallangga dan lulus pada tahun 2012, kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pallangga

yang berubah nama menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Gowa dan lulus pada

tahun 2015.

Pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UIN Alauiddin Makassar) yang

diterima melalui jalur UMM di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan memilih

program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.