DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMADANG.pdf

  • Upload
    munajat

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    1/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    2/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    3/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI

    TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMADANG

    OGAN KOMERING ULU TIMUR

    Oleh :

     M u n a j a t 1 

    ABSTRACT

    This research aim to identified the food plant farm cropping with paddy base,

    and to analyze the food plant with paddy base in Buay Madang East OKU region.

    The result shown that there’re three farm cropping with paddy base in Buay Madang,(paddy-paddy-soy bean), (paddy-paddy-peanut) and (paddy, paddy, long bean). Thebest profit for the farmer from the diversification of the food plant with paddy base

    were fisrt type, paddy-paddy-soy bean, and then followed by the second type and the

    third type.

    Keywords: Farm cropping, Food plant, Paddy base, Diversification

    I. PENDAHULUAN

    Mengacu pada kebijakan pembangunan pertanian, pengembangan pola tanam

    dan diversifikasi usahatani di lahan sawah memiliki justifikasi yang kuat. Wacana

    diversifikasi usahatani sesungguhnya telah berkembang sejak pelita II (1974  –  1978),

    dalam rangka memantapkan program intensifikasi dan ekstensifikasi menuju

    swasembada pangan. Pengembangan intensifikasi palawija dan hortikultura perlu

    dilakukan secara simultan dan terpadu dengan budidaya tanaman padi ( Rusastra, et

    al .,2004)

    Diversifikasi usahatani dalam pertanian bukanlah hal yang baru bagi sebagian

     besar petani skala kecil Indonesia (Kasryno, 2003). Pada awalnya, alasan petani

    melakukan diversifikasiusahatani adalah untuk memenuhi keragaman kebutuhan

    konsumsi kelaurga. Dalam konteks ekonomi, diversifikasi pertanian diarahkan untuk

    1  Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Baturaja 

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    4/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan pendapatan petani dengan tingkat

    stabilitas yang lebih tinggi. Dengan demikian diversifikasi pertanian (demand driven

     farming system diversification) memerlukan instrumen kebijakan pembangunan

     pertanian yang berbeda dengan diversifikasi intensifikasi usahatani ( supply driven}

    dengan sasaran utama memenuhi kebutuhan dan memperoleh surplus produksi

    (Timmer,1992)

    Padi merupakan tanaman yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini

    merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Selain beras

    merupakan komoditas penting tidak hanya di Indonesia, tapi juga di belahan dunia

    lainnya. Beras tidak hanya menjadi makanan pokok sekitar 3 miliar penduduk dunia

    atau sekitar separuh warga dunia, di banyak negara Asia beras menyediakan 30-80

     persen kebutuhan konsumsi kalori per kapita, menjadi gantungan hidup sebagian

     besar penduduk bahkan menjadi penghasil devisa negara.

    Dalam upaya menyediakan kebutuhan pangan khususnya beras serta

     peningkatan kesejahteraan petani padi, dapat dilakukan dengan berbagai upaya

     peningkatan produksi usahatani dengan cara diversifikasi. Mengingat bahwa

    tantangan terbesar saat ini adalah menciptakan kecukupan pangan. Saat ini sedang

    terjadi peningkatan permintaan terhadap produk pangan yang luar biasa karena terjadi

     perebutan untuk konsumsi akibat peningkatan jumlah penduduk.

    Indonesia adalah produsen sekaligus konsumen penting beras. Sekitar 70 %

    dari 25,4 juta rumah tangga petani adalah petani pangan. Mereka menggantungkan

    hidupnya pada padi yang ditanam di lahan-lahan sempit, kurang lebih dari 0,25

    hektar. Begitu pentingnya beras, maka persoalan beras tidak hanya berdimensi

    ekonomi, tapi juga sosial, politik, budaya dan sejarah (Khudori, 2008).

    Salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan sebagai pusat penghasil

     beras yakni Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur hal ini didukung oleh adanya

     bendungan perjaya dan jaringan irigasi yang memadai, dengan air yang mengalir

    sepanjang tahun dari saluran irigasi komering, sesungguhnya implkasi dari pengairan

    irigasi ini menyebabkan Kecamatan Buaymadang Kabupaten OKU Timur menjadi

    kawasan subur yang dapat ditanami sepanjang tahun. Dengan kondisi yang demikian

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    5/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    tidaklah mengherankan bila kemudian di kecamatan ini menjadi sentral produksi padi

    di Kabupaten OKU Timur, bahkan di Daerah Sumatra Selatan pun Kecamatan

    Buaymadang yang memiliki sawah beririgasi teknis cukup luas yakni lebih dari

    26.000 hektar.

     Namun pada sisi yang lain, permasalahan dalam usahatani tanaman pangan

     berbasis padi adalah masalah lahan dimana sesungguhnya telah terjadi fragmentasi

    lahan akibat pewarisan, penjualan atau adanya dampak dari pembangunanotonomi

    daerah. Oleh karena itu, dengan lahan yang terbatas tersebut jalan keluar yang sering

    dilakukan petani adalah dengan melakukan diversifikasi berupa pola tanam sehingga

     para petani berharap dengan menggunakan lahan yang demikian dapat menghasilkan

    hasil yang maksimum atau memuaskan dengan mengoptimalisasikan lahan dengan

    cara diversifikasi usahatani berbasis padi dengan memperhatikan keanekaragaman

     potensi sumber daya pertanian yang ada. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas,

     penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tanam usahatani tanaman pangan

     berbasis padi serta menganalisis kinerja diversifikasi tanaman pangan berbasis padi di

    Kecamatan Buaymadang Ogan Komering Ulu Timur.

    II. METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan

    Komering Ulu Timur. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja ( purposive)

    dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini merupakan salah satu pusat dari

     produksi padi irigasi teknis dan banyak petani yang melakukan diversifikasi dilahan

    usahataninya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Pengumpulan data

    dilapangan dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Oktober 2009.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.

    Sementara Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi di lapangan dan

    wawancara langsung pada petani contoh dengan menggunakan daftar pertanyaan.

    Metode penarikan contoh yang digunakan adalah metode acak berlapis berimbang

    ( Proportionate stratified random sampling ), terhadap pola usahatani berbasis padi

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    6/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    yang ada terhadap masing-masing 10 petani sehinga jumlah petani contoh sebanyak

    30 petani dari 115 petani yang ada .

    Tabel 1. Jumlah petani contoh pada masing-masing pola usahatani

    Pola Usahatani Populasi (Orang) Jumlah Petani Contoh (Orang)

    I

    II

    III

    35

    42

    38

    10

    10

    10

    Total 115 30

    Data yang diperoleh dilapangan diolah secara tabulasi dan matematik. Untuk

    melihat pola usahatani berbasis tanaman padi dilakukan dengan identifikasi seluruh

     petani sampel terhadap tanaman yang di budidayakan, sementara untuk melihat

    kinerja diversifikasi usahatani dilakukan dengan pendekatan matematis terhadap

     biaya usahatani, penerimaan dan pendapatan dari setiap strata usahatani.

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Pola Usahatani

    Berdasarkan hasil kajian diagnosis terhadap pola usahatani padi di Kecamatan

    Buaymadang secara dominan didapat tiga pola usahatani, pola usahatani yang paling

     banyak di usahakan petani adalah pola usahatani padi  –  padi –  kacang tanah. Adapun

    ketiga kombinasi pola usahatani tersebut adalah :

    1. kombinasi padi, padi , kedelai

    2. kombinasi padi, padi, kacang tanah

    3. kombinasi padi, padi, kacang panjang

    B. Kinerja Diversifikasi Usahatani Tanaman Pangan Berbasis Padi

    Dalam menganalisis kinerja diversifikasi usahatani tanaman pangan berbasis

     padi di Kecamatan Bauymadang Kabupaten OKU Timur di lakukan dengan

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    7/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    menganlisis tahapan-tahapan usahatani mulai dari pengadaan sarana produksi

    usahatani, biaya usahatani, produksi usahatani dari diversifikasi itu sendiri,

     penerimaan dan pendapatan dari masing-masing ketiga pola usahatani yang ada.

    1. Pengadaan Sarana Produksi Usahatani

    Petani di Kecamatan Buay Madang umumnya mendapatkan benih yang akan

    ditanam berasal dari bantuan pemerintah atau membuat benih sendiri yang berasal

    dari tanaman sebelumnya. Benih tersebut berupa padi varietas ciliwung, kedelai

    varietas lokal (wilis), kacang tanah dan kacang panjang.

    Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk

    organik berupa pupuk kandang. Pengadaan pupuk kandang dilakukan petani dengan

    cara membuatnya sendiri dengan menggunakan kotoran hewan. Sedangkan pupuk

    anorganik berupa pupuk Urea, SP-18 dan Ponska. Pupuk anorganik dibeli petani

    melalui kios pertanian yang ada di kios pertanian desa-desa Kecamatan Buay

    Madang. Harga masing-masing pupuk adalah ; Urea Rp 1200, SP-18 Rp 2500 dan

    Ponska Rp 2600 per kilogram. Petani didaerah Kecamatan Buay Madang sangat

     jarang menggunakan pupuk NPK untuk tanamannya dikarenakan harga yang relatif

    tinggi dan keberadaan pupuk tersebut jarang ada.

    Sedangkan untuk penggunaan pestisida, yang digunakan petani contoh

    Kecamatan Buay Madang yaitu terdiri dari insektisida dengan jumlah 1 liter per

    hektar seharga Rp 25.000, fungisida dengan 0,25 liter per hektar seharga Rp 35.000,

    herbisida dengan 1 liter per 1 hektar seharga Rp 26.000 dan ZPT/PPC dengan 0,5 liter

     per hektar seharga Rp 10.000. berikut merupakan tabel penggunaan pestisida.

    Tabel 2. Jenis Penggunaan Pestisida

     NoJenis Penggunaan

    Pestisida

    Jumlah

    (liter/ha)

    Harga satuan

    (Rp/Liter)

    Biaya pembelian

     pestisida (Rp)

    1

    2

    34

    Insektisida

    Fungisida

    HerbisidaZPT/PPC

    1

    0,25

    10,5

    25.000

    140.000

    26.00020.000

    25.000

    35.000

    26.00010.000

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    8/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    Sedangkan peralatan yang pada umumnya digunakan petani contoh

    Kecamatan Buay Madang yaitu berupa sabit dengan harga berkisar antara Rp 20.000

    sampai dengan Rp 50.000, cangkul dengan harga berkisar antara Rp 50.000 sampai

    dengan Rp 75.000 dan hand sprayer dengan harga berkisar antara Rp 200.000 sampai

    dengan Rp 350.000. Berikut merupakan tabel dari penggunaan peralatan usahatani

     petani contoh Kecamatan Buay Madang.

    Tabel 3. Harga dan Jenis Peralatan yang Digunakan Dalam Setiap Pola Usahatani

     No Peralatan Harga ( Rp/unit)

    1

    2

    3

    Sabit

    Cangkul

    Hand sprayer

    20.000 sampai 50.000

    50.000 sampai 75.000

    200.000 sampai 350.000

    2. Biaya Usahatani

    a. Lahan

    Luasan rata-rata petani contoh pola usahatani yaitu 0,67 hektar. Luasan pola

    usahatani I lebih luas dibanding dengan pola usahatani II dan pola usahatani III. Pada

    lampiran tersebut terlihat luas garapan petani contoh bervariasi untuk masing-masing

     pola usahatani.

    Status lahan yang dimiliki petani contoh di daerah ini sebagian adalah sewa

    sebesar 56,67 persen kemudian milik sendiri 43,33 persen.

    b. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang digunakan dalam setiap pola usahatani di Kecamatan Buay

    Madang ini berasal dari dalam dan luar keluarga. Tenaga luar keluarga digunakan

     pada waktu-waktu tertentu saja dan sebagian besar pada tanaman padi khususnya

     pada waktu penanaman dan pemanenan, pengolahan tanah dilakukan dengan

    menggunakan traktor yang disewa oleh petani dengan harga Rp 500.000 yang

    dilakukan oleh 2 orang dalam 1 hari per hektar begitu pula pada tanaman kedelai dan

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    9/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    kacang tanah pada saat pengolahan tanah, sedangkan dalam pemberian pupuk dan

     pestisida dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga.

    Biaya produksi usahatani adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam proses

     produksi yaitu mulai dari persiapan tanaman hingga produksi setiap jenis tanaman

     pada setiap pola usahatani. Biaya usahatani terbagi atas biaya tetap dan biaya

    variabel. Biaya tetap dalam usahatani ini adalah biaya penyusutan alat yang meliputi

     penyusutan alat cangkul, sabit, dan hand sprayer. Biaya variabel dalam usahatani

    sayuran ini adalah biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi. Biaya sarana

     produksi meliputi biaya benih, pupuk dan pestisida.

    Tabel 4. Rerata Biaya Produksi Pola Usahatani I Perluasan Garapan Petani Contoh

    Kecamatan Buay Madang, September 2008 / Agustus 2009. (0,67 ha)

     No Jenis Per Luas Garapan (Rp) Persentase (%)

    12

    3

    Biaya penyusutan alatBiaya tenaga kerja

    Biaya sarana produksi

    11.732,804.485.100

    1.973.000

    0,1869,32

    30,50

    Jumlah 6.469.823,80 100

    Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa, pada pola usahatani I biaya produksi rata-

    rata terbesar adalah untuk biaya tenaga kerja yakni sebesar Rp 4.485.100 per luas

    garapan atau 69,32 persen. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga

    kerja ini digunakan untuk upah tenaga kerja luar keluarga pada saat pengolahan

    tanah, penanaman dan pada saat pemanenan setiap tanaman selama 3 kali penanaman.

    Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa, biaya tenaga kerja untuk tanaman padi

    I lebih tinggi dari pada tanaman padi ke II dan tanaman kedelai, kacang tanah dan

    kacang panjang. Tingginya biaya tenaga kerja pada pola usahatani I pada tanaman

     padi I ini di karenakan pengolahan lahan yang dilakukan pada luasan lahan rata-rata

    0,67 hektar pada saat penanaman dan pemanenan yang memerlukan tenaga lebih

    intensif dari pada penanaman selanjutnya.

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    10/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    Tabel 5. Rerata Biaya Produksi Pola Usahatani II Perluasan Garapan Petani ContohKecamatan Buay Madang, September 2008 / Agustus 2009. (0,67 ha)

     No Jenis Per Luas Garapan (Rp) Persentase (%)

    12

    3

    Biaya penyusutan alatBiaya tenaga kerja

    Biaya sarana produksi

    16.154 ,174.276.600

    1.574.600

    0,2872.88

    26,84

    Jumlah 5.867.354,17 100

    Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa, pada pola usahatani II, biaya produksi rata-

    rata terbesar adalah untuk biaya tenaga kerja yakni sebesar Rp 4.276.600 per luas

    garapan atau 72,49 persen. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga

    kerja ini digunakan untuk upah tenaga kerja luar keluarga pada saat pengolahan

    tanah, penanaman dan pada saat pemanenan tanaman.

    Tabel 6. Rerata Biaya Produksi Pola Usahatani III Perluasan Garapan Petani

    Contoh Kecamatan Buay Madang, September 2008 / Agustus 2009(0,67 ha).

     No Jenis Per Luas Garapan (Rp) Persentase (%)

    12

    3

    Biaya penyusutan alatBiaya tenaga kerja

    Biaya sarana produksi

    16.0003.731.300

    1.464.100

    0,3071,59

    28,11

    Jumlah 5.211.400 100

    Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa, pada pola usahatani III, biaya produksi

    rata-rata terbesar adalah untuk biaya tenaga kerja yakni sebesar Rp 3.731.300 per luas

    garapan atau 71,16 persen. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga

    kerja ini digunakan untuk upah tenaga kerja luar keluarga pada saat pengolahan

    tanah, penanaman dan pada saat pemanenan.

    3. Produksi

    Produksi adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen (Mubyarto dalam 

    Munajat, 1998). Setiap petani mengusahakan usahataninya selalu mengharapkan agar

    tanaman dan ternak dan lain-lainnya yang mereka usahakan meningkat hasilnya. Hal

    ini dapat dilihat dari berbagai usaha yang mereka lakukan untuk meningkatkan

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    11/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

     produksi seperti penggunaan pupuk, pestisida dan sarana produksi lainnya. Pada

    Tabel 7 tertera rerata produksi per luas garapan untuk masing-masing pola

    usahatani.

    Tabel 7. Rerata Produksi Pola Usahatani Per Luas Garapan Petani Contoh

    Kecamatan Buay Madang, September 2008/ Agustus 2009

    Pola Usahatani Total (Kg)

    I. Padi, Padi, KedelaiII. Padi, Padi, Kacang Tanah

    III. Padi, Padi, Kacang Panjang

    5.3404.603

    4.216

    Berdasarkan Tabel 7, rerata produksi yang paling tinggi terdapat pada pola

    usahatani I sebesar 5.340 kg untuk 1 periode dengan 3 kali penanaman. Dan pola

    usahatani ke III dengan rerata terendah yaitu 4.216 kg. Komoditi yang dihasilkan di

    Kecamatan Buay Madang ini sebagian besar dijual langsung kepada pemborong yang

    datang ke lahan petani, sehingga petani tidak lagi mengeluarkan biaya transportasi.

    Sebagian besar pembeli berasal dari kota Bandar Lampung.

    4. Penerimaan

    Secara umum penerimaan dalam usahatani adalah jumlah dari hasil produksi

    riil persatuan waktu dan luas dikalikan harga per satuan produksi. Berikut merupakan

    tabel penerimaan dari pola usahatani di Kecamatan Buay Madang.

    Tabel. 8. Rerata Penerimaan Pola Usahatani Per Luas Garapan Petani ContohKecamatan Buay Madang, September 2008/ Agustus 2009

    Pola Usahatani Total (Rp)

    I. Padi, Padi, Kedelai

    II. Padi, Padi, Kacang Tanah

    III. Padi, Padi, Kacang Panjang

    24.921.500

    23.700.900

    17.578.200

    Dari Tabel 8. diketahui bahwa, rerata penerimaan yang paling tinggi terdapat

     pada pola usahatani I yaitu sebesar Rp 24.921.500 untuk tiap 3 kali penanaman

    selama 1 tahun dengan jumlah rerata luas garapan lahan 0,8 hektar. Penerimaan ini

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    12/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

     pola usahatani ini berasal dari pola penanaman padi, padi dan kedelai. Tingginya

     penerimaan ini dikarenakan adanya pengaruh luasan garapan petani contoh.

    Sedangkan rerata terendah yaitu pada pola usahatani III yaitu sebesar

    Rp 17.578.200 untuk tiap 3 kali penanaman selama 1 tahun dengan pola tanam padi,

     padi dan kacang panjang hal ini disebabkan luasan garapan tanah yang reratanya 0,5

    hektar.

    Berbeda dengan pola tanaman padi, padi, kacang tanah dengan luasan lahan

    yang reratanya 0,7 hektar. Pola tanaman ini menghasilkan keuntungan yang tidak

     jauh berbeda dengan pola tanam padi, padi, kedelai hal ini di karenakan kacang tanah

    memberikan kontribusi yang lebih besar di banding dengan tanaman kedelai dan

    kacang panjang. Dengan rerata penerimaan petani contoh sebesar Rp 23.700.900.

    5. Pendapatan

    Berhasilnya suatu usahatani, apabila petani mendapatkan pendapatan yang

    tinggi dari usahatani yang dilakukannya. Tingkat pendapatan petani dapat dilihat

    dengan cara mengurangkan antara penerimaan dengan biaya total usahatani. Dari

    Tabel 9 di dapat bahwa pendapatan yang paling tinggi terdapat pada pola usahatani

    satu sebesar Rp. 18.704.596,20 per ha per tahun, disusul masing-masing oleh polausahatani ke dua dan pola usahatani ke tiga

    Tabel 9. Rekapitulasi Pola I Per Hektar Petani Contoh Kecamatan Buay Madang,

    September 2008/ Agustus 2009

     No Pola

    Usahatani

    Penerimaan (Rp/ha) Total biaya (Rp/ha) Pendapatan

    1

    2

    3

    I

    II

    III

    24.921.500

    23.700.900

    17.578.200

    6.469.823,80

    5.867.354,17

    5.211.400

    18.704.596,20

    17.833.545,83

    12.366.800

  • 8/17/2019 DIAGNOSIS POLA USAHA TANI DAN KINERJA DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN BERBASIS PADI DI KECAMATAN BUAYMA…

    13/13

    Jurnal Ilmiah Ekonomika Vol ll No. 2 Oktober 2010

    V. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil kajian diagnosis pola usahatani dan kinerja diversifikasi

    tanaman pangan berbasis padi di Kecamatan Buaymadang Kabupaten OganKomering Ulu Timur, didapat kesimpulan sebagai berikut:

    1.  Pola usahatani yang pada tanaman pangan berbasis padi di Kecamatan

    Buaymadang terdapat tiga pola usahatani yakni (padi-padi-kedelai), (padi-padi-

    kacang tanah) dan (padi-padi-kacang panjang).

    2.  Kinerja diversifikasi usahatani tanaman pangan berbasis padi yang paling

    menguntungkan bagi etani adalah kinerja diversifikasi pola usahatani I yakni

     padi  –   padi  –   kedelai baru diikuti masing masing kinerja diversifikasi pola

    usahatani II dan III.

    DAFTAR PUSTAKA 

    Kasryno, F. 2003. Produksi Padi an Diversifikasi Tanaman Pangan: Mencari Suatu

    Solus. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertania. Bogor

    Munajat. 1998. Analisis Keuntungan Komperatif Struktur Usahatani Sayuran.

    Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang (tidak

    dipublikasikan).

    Rusastra, I. W. Handewi, P. Saliem, Supriati dan Saptana. 2004. Prospek

    Pengembangan Pola Tanam dan Diversifikasi Tanaman Pangan Indonesia.

    Jurnal Agro Ekonomi. 22 (1), Juli 2004: 37 –  53

    Timmer, C. P. 1992. Agricultural Diversification in Asia : Lesson From The 1980’s

    and Issues for The 1990’s. Trend in Agricultural Diversification: Regional

    Perpective. World Bank Technical Papaer No. 180. Washington D.C. USA