Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak dalam
Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi di Desa
Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara
Sumatera Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam
Pada Fakultas Dakwah
Disusun Oleh:
IRNA DAMAI YANTI
UK. 140128
PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
ها ملئكة يا أي ها الذين آمنوا قوا أن فسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة علي ظ شداد ل ي عصون الله ما أمرهم وي فعلون ما ي ؤمرون غل
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-
Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S.
At-Thamrin: 6 ).1
1Tim penerjemahdanpenafsir Al-Quran, Al-Quran danTerjemahnya(Jakarta: Departemen
Agama RI, 1974), 373.
vi
PERSEMBAHAN
“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Barang siapa yang mendapat hikmah itu Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak.
Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang- orang yang berakal”.
(Q.S. Al-Baqarah: 269) Alhamdulllahirabbil’alamin…. Alhamdulllahirabbil ‘alamin….
Alhamdulllahirabbil alamin…. Akhirnya aku sampai ke titik ini,
sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb
Serta shalawat dan salam kepada idola ku Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia
Semoga sebuah karya ini menjadi kebanggaan bagi keluargaku tercinta Ku persembahkan karya ini…
Untuk Kedua Orang tua ku Alm. Ayahanda tercinta ( Irwan) yang tak sempat melihatku duduk di bangkuh sekolah dan Ibundah Terkasih ( Ratna
Kartini) Untuk Kakek dan Nenek yang merupakan orang tua kedua bagi ku Kakek (H.
Moh. Yaman) Nenek ( Hj. Jawita) Untuk Ayah ku yang selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan kulia ku
(Suhi) Mereka yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih
sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah ku ketahui.
Kepada adik-adikku (Taufik Hidayat), (Abid Aqil Wafi), dan sepupu-sepupu yang lain terima kasih tiada tara atas segala support yang telah
diberikan selama ini dan semoga kalian tercinta dapat menggapaikan keberhasilan juga di kemudian hari..
beserta rasa terimakasih yang amat dalam untuk Keluarga Besar di Kampung Halaman yang senantiasa memberi materi ataupun non materi selama
vii
proses pembelajaranku, tanpa kalian semua mungkin tak dapat aku rasakan pendidikan sampai ke tahap ini.
Buat sahabat-sahabat semua, teman seperjuangan khususnya KPI, Adik-adik semester dan taklupa kakak-kakak senior yang membimbing, yang tidak kenal
lelah terus memberikan masukan dan motivasi selama dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, dengan harapan semoga
Allah memberi taufik dan hidayah_Nya selalu. Dan semoga tulisan kecil ini dapat menjadi amal jariyah yang berkah
Amin....... Untuk bangsa dan Negara
Dan Untuk almamater kebanggaan
UIN Sultha Thaha Saifuddin Jambi
Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang
dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima kasih.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi fenomena yang terjadi di masyarakat desa
Aringin, dimana terdapat kegiatan komunikasi persuasif oleh orang tua pada anak
dalam bentuk bujukan atau ajakan, namun belum semua orang tua menerapkan
kegiatan komunikasi persuasif. Hal ini mendorong penulis untuk mengemukakan
bagaimana komunikasi persuasif orang tua pada anak, apa faktor pendukung dan
faktor penghambatnya serta bagaimana pula bentuk komunikasi persuasif orang
tua pada anak.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif dengan mengambil sampel untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh komunikasi persuasif orang tua pada anak. Metode pengumpulan data
yang digunakan yaitu berupa observasi, dokumentasi dan wawancara dengan
teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian ini adalah komunikasi persuasif orang tua pada anak di
Desa Aringin dilakukan melalui bujukan atau rayuan oleh orang tua kepada anak.
Proses komunikasi persasif orang tua pada anak di desa Aringin yaitu: (1) orang
tua meluangkan waktu pada anak, (2) orang tua memberi perhatian penuh pada
anak, (3)orang tua memberi pemahaman kepada anak , agar anak dengan mudah
mengikuti seperti memberi metode ceramah, dan metedo diskusi dalam keluarga.
(4) umpan balik, yakni kemampuan komunikator dalam memberi dan menerima
pesan. sedangkan faktor penghambat adalah tidak adanya waktu orang tua pada
anak karena sibuk bekerja sehingga menimbulkan jarak diantara keduanya, dan
pengaruh lingkungan berupa teman sepermaianan yang mempengaruhi anak.
Bentuk perubahan perilaku yang terjadi anatar orang tua dan anak yakni,
hubungan antara orang tua dan anak semakin dekat, anak lebih mudah diatur,
akhlak anak lebih baik, dan berkurangnya jumlah masyarakat yang tidak bisa
membaca Al-Qur‟an.
Rekomendasi penelitian ini adalah: (1) Kepalak Desa Aringin, dan Tokoh
Agama masyarakat di Desa Aringin untuk lebih bisa mengajak masyarakat
mengajar anak membaca Al-Qur‟an dimulai dari usia dini, (2) Kpeada Orang tua
yang selalu memberi pemahaman dan mempengaruhi anak supaya hendak belajar
membaca Al-Qur‟an, (3) kepada anak, agar bisa membaca Al-Qur‟an dan menjadi
pedoman dalam kehidupan yang lebih baik.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi
dengan judul “Komunikasi Persuasif Orang Tua Pada Anak dalam Meningkatkan
Minat Belajar Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin, Kec. Karang Dapo
Kab. Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan)” dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sang suri teladan umat, yang telah membawa umat manusia kealam yang terang
benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Prodi Komunikasi
Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan
cobaan. Namun, semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan
pelajaran yang penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan
motivasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karenaitu, penulis ingin mengucapakan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Zulqarnain, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Usrial
Husein, S.Ag., MM selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan
waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan
skripsi ini.
2. Ibu Dani Sartika, S.Ag,.M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
3. Bapak Drs. Sururuddin M.Pd sebagai ketua Prodi dan Ibu Mardalina, S.Ag.,
M.Ud selaku sekretaris Prodi Komunikasi Penyiaran Islam yang selalu
memberi yang terbaik untuk mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam.
4. Bapak Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor, Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi,
MA., Ph.D Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd Wakil Rektor II
dan Ibu Dr. Hj. Fadhlillah, M.Pd Wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha
Saipuddin Jambi.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi
bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatuk
bermanfaatan.
7. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Kepala perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta
kepala perpustakaan wilayah Jambi.
9. Teman-teman jurusan KPI, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta,
terimakasih sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian, sehingga
penulis dapat terus optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Batasan Masalah...................................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 5
E. Kerangkah Teori...................................................................................... 5
F. Metode Penelitian................................................................................... 15
G. Pemesahan Keabsahan Data ................................................................... 17
H. Studi Relevan ......................................................................................... 18
BAB II GAMBARAN UMUM DESA ARINGIN
A. Kondisi Umum Desa Aringin................................................................. 21
B. Letak Geografis Desa Aringin ............................................................... 22
C. Visi Misi Desa Aringin .......................................................................... 23
D. Sarana dan Prasarana Desa Aringin ....................................................... 24
E. Struktur Kepengurusan Desa Aringin .................................................... 25
F. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Aringin .............................................. 26
BAB III GAMBARAN UMUM PROSES BELAJAR AL-QUR’AN BAGI
ANAK-ANAK DI DESA ARINGIN
A. Usia Anak Belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin ...................................... 31
B. Tempat proses belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin ................................ 32
C. Pengajar Al-Qur‟an di Desa Aringin...................................................... 36
BAB IV KOMUNIKASI PERSUASIF ORANG TUA DALAM
MENINGKAT MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR’AN
A. Bentuk Komunikasi Persuasif Orang Tua dalam
Meningkat Minat Belajar Anak membaca Al-Qur‟an ............................ 38
B. Kendala Menghadapi anak dalam meningkatkan
minat belajar membaca Al-Quran ........................................................ 44
C. Hasil yang Sudah Tercapai dalam komunikasi
persuasive orang tua terhadap anak dalam meningkat
minat belajar Al-Qur‟an
xii
................................................................................................................ 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 54
B. Implikasi Penelitian ............................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Jumlah Penduduk Masyarakat Dusun Leban Karas...................................... 22
Tabel 2.2: Sarana dan Prasarana Dusun Leban Karas.................................................... 24
xiv
TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
{t ط ا
{z ظ B ب
„ ع T ت
Gh غ Th ث
F ف J ج
Q ق {h ح
K ك Kh خ
L ل D د
M م Dh ذ
N ن R ر
H ه Z ز
W و S س
, ء Sh ش
Y ي {s ص
}d ض
B. Vokal dan Harakat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
<i اى <a ا A ا
Aw ا و Á ا ى U ا
Ay ا ى <u ا و I ا
C. Ta>’ Marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’marbu>t}ah ini ada tiga macam:
1. Ta>’ Marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.
Arab Indonesia
S}ala>h صلاة
Mir‟a>h مراة
2. Ta>’ Marbu>t}ah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka transliterasinya adalah /t/.
2Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.
xv
Arab Indonesia
Wiza>rat al-Tarbiyah وزارةالتربية
منمراةالز Mir‟a>t al-zaman
3. Ta>’ Marbu>t}ah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah
/tan/tin/tun/.
Arab Indonesia
فجئة
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak anak – anak
kita akan menjadi bangsa dan yang akan menentukan masa depan bangsa dan
tersebut, sehingga diperlukan bimbingan dan pengawasan yang baik serta ketat
untuk menghasilkan penerus – penerus yang bermoral baik, berwawasan jauh
serta paham akan fungsinya sebagai generasi penerus.3
Komunikasi keluarga pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa
adanya komunikasi, kehidupan keluarga akan sepi dari kegiatan berbicara,
berdialog, dan bertukar pikiran. Komuikasi antara orang tua dan anak dikatakan
berkualitas apabila kedua pihak memiliki hubungan yang baik dalam arti bisa
saling mengerti, saling memahami saling menyayangi dan saling mempercayai
satu sama lain. Orang tua merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh kuat
sekali terhadap anak, didalam lingkungan inilah anka-anak mengenal berbagai
pendidikan dan salah satunya adalah bimbingan orang tua.4 Sebelum anak – anak
tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolah, keluarga merupakan tempat pertama
kali anak belajar. Peranan dan fungsi orangtua berpengaruh besar terhadap
kepribadian dan perkembangan tabiat anak.
Dalam hal ini, satu yang harus diingat oleh para orang tua, bahwa masalah
komunikasi adalah masalah kebiasaan, artinya komunikasi harus dipelihara terus
sejak anak- anak masih berada dalam kandungan ibunya sampai mereka dewasa.
3Batu Aji, “Hubungan Orang Tua dengan Anak”, diakses melalui alamat
http://carabatuaji.blogspot.co.id/2016/03/ hungan-orang-tua-dengan-anak.html, tanggal 13 Maret
2018. 4Aldenis Muhibbu, “Peran Orang Tua dalam Meningkat Minat Belajar Anak”, diakses
melalui alamat http://www.neliti.co.id/2017/06/peran-orang-tua-dalam-meningkat-minat-belajar-
anak.html, tanggal 13 Maret 2018.
2
Biasanya orang tua menjadi lengah akan komunikasi dengan anak-anaknya,
justru pada anak-anak ini itu meningkat dewasa, karena pada saat itu orang tua
tengah menanjak karirnya dan perhatian orang tua banyak disita oleh kesibukan
pekerjaan maupun kegiatan-kegiatan sosialnya dan adapun orang tua yang
memepercayakan sepenuhnya karena mereka akan dewasa dengan sendirinya.
Dan pada waktu orang tua menyadari kekuranga ini, keadaan sudah terlanjur
parah untuk keselamatnnya. Komunikasi orang tua mesti selalu waspada dan
mencoba untuk tidak melupakan komunikasinya dengan anak-anak, bagaimana
pun sibuknya mereka.
Dengan demikian perlu diterapkannya komunikasi persuasif pada anak.
Tujuan komunikasi persuasif adalah untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan
perilaku audiens. Aspek mana yang akan dipilih dalam komunikasi persuasif
tersebut, apakah untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku? Mengubah
pendapat, berkaitan dengan aspek kognitif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
aspek-aspek kepercayaan (believe), ide dan konsep. Mengubah sikap, berkaitan
dengan aspek afektif. Dalam aspek afektif, tercakup kehidupan emosional
audiens. Jadi, tujuan komunikasi persuasif dalam konteks ini adalah
menggerakkan hati, menimbulkan perasaan tertentu, menyenangi, dan menyetujui
terhadap ide yang dikemukakan.5
Namun dalam hal ini banyak orang tua yang merasa kesulitan dalam
memahami perilaku anak-anaknya yang sering sekali terlihat tidak logis dan tidk
sesuai dengan akal sehat, maka untuk memahami anak, membina kehidupan
jasmaniah, kecerdasan, perkembangan social dan emosionalnya, orang tua dituntut
untuk memiliki pengetahuan tentang perilaku mereka, dengan memandang anak
sebagai mkhluk social dengan segala sesuatu yang mereka lakukan hanya
bertujuan untuk mendapatkan tempat dalam kelompok-kelompok yang penting
dalam hidup mereka adalah keluarga yang asli. Agar komunikasi senantiasa bebas
dan terbuka, maka pandangan orang tua terhadap anak haruslah bertambah sesuai
dengan perkembangan anak
5Pawit Yusuf, Ilmu Komunikasi, Informasi, dan Keperpustakaan: (Bandung: PT. Bumi
Aksara, 2009), 56.
3
.6
Menurut pengamatan berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di
Desa Aringin, penulis banyak sekali menemukan anak-anak yang susah sekali
untuk belajar membaca Al-Qur‟an. Faktor pertama yang menyebabkan hal ini
terjadi yakni lingkungan. Banyak sekali anak-anak yang tidak mau pergi mengaji,
mereka lebih melilih menonton TV dari pada pergi mengaji, bahkan ada yang
menangis ketika orang tuanya meminta anak mereka untuk pergi mengaji. Ada
sebagian orang tua tidak memperdulikan anak-anaknya untuk belajar mengaji, dan
sebagian lagi ada orang tua yang memaksa anaknya untuk mengaji dengan marah-
marah. Akan tetapi cara yang seperti itu lebih berhasil dengan cara memarahi
anak-anak mereka, orang tua akan lebih mudah menyuruh anaknya belajar
mengaji. Hal ini disebabkan oleh karekter anak, karena anak yang tinggal didesa
pada umumnya cenderung lebih keras dan berani dalam bertindak segala hal.
Menghadapi permasalah tersebut orang tua hendaknya memberi arahan
kepada anak-anak mereka dengan menasehati atau memberi pemahaman yang
lebih tentang ajaran-ajaran Islam salah satunya menyuruh anak belajar Al-Qur‟an.
Perkembangan zaman sangat mepengaruhi pola pikir masyarakat, di Era-
globalisasi ini dapat dilihat dengan jelas bagitu menurunnya minat membaca Al-
Qu‟an pada generasi muda terutama pada anak-anak. Banyak fenomena yang
dilihat disekeliling kita, dimana peran orang tua dalam mengajarkan ilmu agama
pada anaknya sudah sangat tidak perpengaruh lagi. Sehingga sangat sulit untuk
menanam nilai-nilai agama pada mereka. Peran orang tua sangat penting dalam
pendidikan kepada anaknya, sebagai orang tua hendaknya pemahaman yang luar
biasa tentang ajaran-ajaran agama islam pada mereka. Dengan demikian orang tua
dapat membentuk anak-anak yang berakhlakul karimah.
Seorang anak memerlukan perlindungan penuh dan kasih sayang dari orang
tua.7
Meskipun masalah dalam membesarkan anak agar bertanggung jawab,
dewasa, cermat, dan soleh merupakan permasalahan yang serius dan semua orang
6Ahmad Syauki , Lintasan Sejarah Al-Qur’an: (Bandung : CV Sulita Bandung, 2012), 35.
7Mohd. Taqi, Akrap dengan Anak-Anak Anda ( Jakarta: Pustaka Zahra, 2015) , 15.
4
tua khawatir, namun bagaimana cara menghadapi generasi muda dan cara untuk
membangun komunikasi yang bersahabat, rasional dan logis dengan mereka
adalah seni.8
Orang tua cenderung menghindari tanggung jawab mereka untuk
memberikan perhatian yang serius terhadap persoalan sehari – hari. Kelalaian dan
kurangnya control pada anak dapat menjadi sebab utama terjadinya perilaku
menyimpang pada anak. Hal ini menyebabkan banyaknya anak lebih banyak
menghabiskan waktu bermain dengan teman yang dianggapnya mendukung atau
memberikan dia perhatian, sehingga sangat susah untuk di bentuk karakternya.
Melihat dari permasalahan diatas bahwa komunikasi yang terjadi antara
orang tua dan anak sering terjadi tidak efektif, apalagi dalam pemahaman kepada
anak untuk belajar membaca Al-Qur‟an. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk
menyusun skripsi yang berjudul “ Komukasi Persuasif Orang Tua pada Anak
dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi di Desa
Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera
Selatan)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah diatas, maslah pokok
yang diangkat sebagai kajian utama penelitian adalah “Bagaimana penerapan
Komunikasi Persiasif Orang Tua pada Anak dalam Meningkatkan Minat Belajar
Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten
Musi Rawas Utara Sumatera Selatan)”. Maka dapat dirumuskan permasalahan
yang akan penulis teliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses belajar Al-Qur‟an bagi anak-anak di Desa Aringin?
2. Bagaimana komunikasi persuasif orang tua terhadap anak dalam
meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an?
3. Kendala apa saja yang dihadapi oleh orang tua dalam meningkatkan
minat anak belajar membaca Al-Qur‟an ?
C. Batasan Masalah
8Ibid, Hal: 17.
5
Berdasarkan judul yang diteliti dalam proposal ini, maka penulis membatasi
penelitian agar tidak terlalu meluas. Maka penulis hanya membicarakan tentang
Komunikasi Persuasif Orang Tua Pada Anak Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten
Musi Rawas Utara Sumatera Selatan).
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui peran orang tua terhadap anak dalam
menanamkan nilai-nilai agama islam di Desa Aringin.
b. Untuk mengetahui pola komunikasi orang tua terhadap anak dalam
meningkatkan minat belajar membaca Al-qur‟an di Desa Aringin
c. Untuk mengetahui upaya orang tua terhadap anak dalam
meningkatkan minat belajar membaca Al-qu‟an di Desa Aringin.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
a. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap pembaca
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya dan untuk
mengembangkan pengetahuan tentang komunikasi persuasive orng
tua terhadap anak dalam meningkatkan minat belajar membaca Al-
Qur‟an di Desa Aringin.
b. Sebagai sarana penambah wawasan bagi penulis dalam rangka
pengembangan ilmu yang telah didapat dibangkuh perkuliahan.
c. Sebagai salah satu syarata untuk memproleh gelar Sarjana Strata
Satu ( S1) dalam Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam,
Fakultas Dakwah Univesitas Islam Negeri Shuthan Thaha
Saifuddin Jambi.
E. Kerangkah Teori
1. Pengertian Komunikasi Persuasif Menurut Para Ahli
Komunikasi persuasif ini merupakan jenis komunikasi yang memiliki
tujuan untuk memberikan perngaruh kepada komunikan dari komunikator
6
terhadap kepercayaan, sikap, hingga perilaku komunikan.9 Komunikasi persuasif
menurut para ahli antara lain:
a. Menurut Erwin P. Betinghaus dalam bukunya yang berjudul
“Persuasif Communication” tahun 1973, halaman 10. Disana
dijelaskan bahwa komunikasi persuasif ini dapat mempengaruhi
pemikiran dan perbuatan seseorang, hubungan aktivitas antara
pembicara dan pendengar dimana pembicara berusaha
mempengaruhi tingkah laku pendengar melalui perantara
pendengaran dan penglihatan.
b. R. Bostrom bahwa komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi
yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon
(sikap atau perilaku) dari penerima. Komunikasi persuasif adalah
upaya seseorang dalam mengkomunikasikan pesan kepada orang lain
yang sikapnya ingin diubah atau dibentuk dan dirubah pola pikirnya
(doktrinisasi).
c. Warrant, bahwa komunikasi persuasif yaitu perintah yang dibungkus
dengan ajakan atau bujukan sehingga terkesan tidak memaksa.
d. K. Andeerson, komunikasi ersuasive didefinisikan sebagai perilaku
komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap
atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa
pesan.10
Semua definisi mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat dari sudut
pandang yang berbeda. Tentunya masing-masing mempunyai nuansa dimana
diterapkan dan bagaimana konteks komunikasinya. Satu hal yang pasti definisi
komunikasi tetap mensyaratkan antaramanusia sebagai pihak yang terlibat dalam
proses komunikasi.11
9Nurudin, Ilmu Komunikasi (Ilmiah dan Fopuler) (Jakarta: Raja Wali Pers, 2016), 37.
10Hajrul Mahdi, “Pengertian Komunikasi Persuasif Menurut Para Ahli”, diakses melalui
alamat http:// komunikasi.blogspot.co.id/ 2013/02/pengertian-komunikasi-persuasif-menurut.html,
tanggal 04 April 2018. 11
Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada, 2014),
26.
7
2. Teori Metode Komunikasi Persuasif
Berdasarkan pendapat dari beberapa pakar psikologi dan komunikasi, seperti
Newcomb Janis, Cartwright Graves Bowman dan Harvey dapat disimpulkan
bahwa pelaksana komunikasi persuasif dapat menggunakan metode, antara lain:
a. Metode Partisipasi (keikutsertaan/peran serta), yaitu mengikut
sertakan seorang atau sekelompok orang khalayak atau public
kedalam suatu kegiatan agar timbul saling pengertian dan harga-
menghargai antara mereka (yang mengajak/menyertakan dan yang
diajak/disertakan). Metode Partisifasi ini cukup positif karena
berpotensi dapat menghilangkan prasangka ( prejudice) antarindividu
antarkelompok, antarbangsa atau antarnegara.
b. Metode Asosiasi (menghubungkan) yaiu penyajian suatu pesan yang
menghubungkan dengan satu peristiwa atau objek yang pepuler
(digemari/digandrungi) atau icon tertentu yang menarik perhatian
public baik itu berupah orang (tokoh politik, olahragawaan,
actor/aktris ilmuan terkenal, dan lain-lain) maupun peristiwa.
c. Metode “Icing Device” (menanamkan kesan), yaitu menyaikan
sesuatu pesan dengan menggunakan “emotional apple” (menggugah
rasa membangkitkan emosi) agar menjadi lebih menarik,
memberikan kesan mendalam yang tidak mudah dilupakna dan lebih
menonjol daripada yang lain.
d. Metode “Pay off idea” (menjamjikan hail/imbalan) yaitu penyajian
pesan yang menjajikan imbalan yang mengandung sugesti, janji,
anjuran, himbawan, bahkan bila dianjur itu dipatuhu/ditaati atau
dilaksanakan maka hasil akan memuaskan.
e. Metode “Fear Arrousul” (menimbulkan/memicu kecemasan) yaitu
menyakikan suatu pesan yang dapat menimbulkan rasa cemas,
khawatir atau takut, bahwa bila tidak mematusi pesan atau informasi
yang dikemukan, maka akibatnya akan buruk atau merugikan.12
12Rudy, May, Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional, Bandung: PT Refika
Aditama, 2005) 66
8
Pada dasrnya komunikasi harus bersifat komunikatif dan informatif yaitu
dengan danya persamaan makna, mengerti bahasa yang dibicarakan serta memberi
pengertian tau pemahaman yang bermanfaat bagi khalayak/komunikan.13
Dengan
demikian pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikator dan
komunikasi diantaranya menjadi lebih efektif. berdasarkan observasi dilapangan
yang telah dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa masyarakat di Desa
Aringin menerapkan metode Asosiasi dalam penerapan komunikasi persuasif.
3. Ruang Lingkup Komunikasi Persuasif
Ruang lingkup kajian ilmu komunikasi persuasif meliputi sumber, pesan,
saluran/media, penerima, efek, umpan balik, dan konteks situasional. Pendekatan
yang digunakan dalam komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Tiga
komponen utama komunikasi persuasif adalah control function, consumer
protection function, dan knowledge function, tiga komponen tersebut adalah:
1. Kognitif – perilaku dimana individu mencapai tingkat “tahu” pada objek
yang diperkenalkan.
2. Afektif – perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk
suka atau tidak suka pada objek.
3. Konatif – perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan
sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat
memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku dan
tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu
dipercaya dapat mengubah perilaku mereka. Walaupun ada kaitan antara kognitif,
afektif, dan konatif – keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung.14
4. Penggunaan Komunikasi Persuasif
Penggunaan persuasif telah meluas ke berbagai aspek kehidupan manusia.
Dalam bidang bisnis misalnya, komunikasi persuasif dimanfaatkan untuk
pemasaran, periklanan, promosi penjualan, public relations, lobi, hubungan
dengan pers, komunikasi internal perusahaan, komunikasi eksternal perusahaan,
13Ibid, 68
14Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2015), 26.
9
dan aspek-aspek lainnya. Simons (1976) menyatakan bahwa, berkaitan dengan
manfaat studi komunikasi persuasif, diketahui ada tiga fungsi utama, yaitu:
a. Control function
Fungsi pengawasan, yaitu menggunakan komunikasi persuasif untuk
mengkonstruksi pesan dan membangun citra diri (image) agar dapat
mempengaruhi orang lain. Melalui komunikasi persuasif, kita bisa
memanfaatkannya untuk berbagai kepentingan, baik untuk kepentingan pribadi
maupun kepentingan organisasi dan masyarakat.
b. Consumer protection function
Fungsi perlindungan konsumen adalah salah satu fungsi komunikasi
persuasif melalui pengkajian komunikasi persuasif yang akan membuat seseorang
lebih cermat dalam menyaring pesan-pesan persuasif yang banyak "berkeliaran"
di sekitar kita. Fungsi perlindungan konsumen dari komunikasi persuasif, dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu, pertama, pesan-pesan yang seseorang terima
hendaknya diuji dengan cara mempertemukan berbagai pendapat tentang pesan
tersebut, terutama dari para ahli yang dapat dipercaya. Kedua, mungkin ini bidang
keahlian Anda, yaitu dengan menganalisis secara kritis, melalui metode penelitian
komunikasi tentang kebenaran dari pesan yang diterima.
c. Knowledge Function
Komunikasi persuasif berfungsi sebagai ilmu pengetahuan, yaitu dengan
mempelajari komunikasi persuasif, seseorang akan memperoleh wawasan tentang
peranan persuasi dalam masyarakat dan dinamika psikologi persuasi. Peranan
persuasif dalam masyarakat adalah menelaah tentang bagaimana keterkaitan
antara individu dengan pengaruh yang dibentuk oleh individuyang lain, kelompok
dan organisasi, serta lembaga tempat individu tersebut bergabung.
Melalui pengkajian dinamika persuasif, diperoleh pengertian tentang
bagaimana manusia mengikuti rangsangan, menata lingkungan, dan pikiran-
pikiran mereka berinteraksi.15
15 Dedy DJamaluddin, Komunikasi Persuasif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994),
32.
10
5. Hambatan Komunikasi Persuasif
Ada tiga faktor yang dapat menghambata berjalannya komunikasi persuasive
diantaranya:
a. Faktor motivasi, sudah dikemukakan bagaimana motivasi seseorang
atau suatu kelompok dalam mempengaruhi opini. Kepentingan
seseorang akan mendorong orang itu untuk berbuat dan bersikap
sesuai dengan kepentngan.
b. Prejudice, atau prasangkah. Bila seseorang sudah dihinggapi dan
perasaan predujice terhadap sesuatu misalnya golongan, suku, ras,
dan sebagian orang itu dalam penilaiannya terdapat hal tersebut tidak
akan objektif lagi.
c. Sumentic, adalah kata-kata yang mempunyai arti tidak sama dengan
komunikator dan komunikan atau ejaan yang berbeda, tapi bunyinya
hampir sama maka akan menimbulkan pengertian yang salah dan
mengganggu.
d. Noise Factor, gangguan yang disebabkan oleh suara, ini disebabkan
dengan sengaja dan tidak disengaja.16
Menurut Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang fundamental,
yakni orang yang berbicara, materi yang dibicarakan, dan orang yang
mendengarnya.
6. Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Islam
a. Qaulan Tsaqiila (Komunikasi yang Berpengaruh) yaitu Prinsip ini
menunjukkan bahwa setiap komunikasi yang kita sampaikan
hendaknya kita persiapkan dengan sungguh-sungguh sehingga bias
memberikan pengaruh kepada pihak yang kita ajak bicara.
b. Qaulan Sadiidaa (Komunikasi yang Tegas) Komunikasi yang tegas
adalah komunikasi yang tidak penuh keraguan, ketidakpastian, dan
ketidakpercayadirian.
c. Qaulan Baliighaa (Komunikasi yang Penuh Makna) Prinsip ini
mengarahkan kita untuk bias menyampaikan setiap pemikiran,
16Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relaton ( Bandung: Cirtra Aditya Bakti, 1993), 75
11
perasaan dan nasehat dengan menggunakan pilihan kata, gaya
bahasa, yang penuh makna sehingga membekas dalam diri orang
yang kita ajak bicara.
d. Qaulan Layyina (Komunikasi dengan Lemah Lembut) yaitu, lemah
lembut adalah salah satu faktor penting dalam berdakwah,
bersosialisasi, bergaul, sehingga orang akan merasa tentram dan rela
menerima pembicaraan kita.
e. Qaulan Ma‟ruufaa (Komunikasi yang Penuh Nilai Kebaikan) yaitu,
Komunikasi yang penuh dengan nilai kebaikan akan menghindarkan
kita dari perkataan dusta, keji atau menimbulkan kemadharatan pada
pihak-pihak yang kita ajak bicara.
f. Qaulan Masysuuraa (Komunikasi yang Mudah) yaitu, Lakukan
kominikasi dengan bahasa yang mudah dicerna, tidak berbelit-belit.
Jangan terlalu sering diulang karena akan menimbulkan kebosanan.17
7. Pengetian Orang Tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh
dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. 18
Khaib Gibran mengumpamakan orang tua seperti busur, dan anak-anak
adalah anak panahnya. Peran orang tua dan hubungan mereka dengan
penciptanya, ternyata sangat penting dalam mendidik dan membesarkan anak-
anak. Kiasan Gibran ini menggambarkan seakan ada rentetan yang tak terputus,
sehingga alur ceritanya terhubungan kepada sang Khaliq. Tak ada yang
memungkiri kebaikan dan kasih sayang orang tua yang telah diberikan mereka
17Serambi hati, “ Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Islam” diakses melalui alamat http://
http://serambihati.gasibu.com/2012/05/ prinsip-prinsip-komunikasi-dalam-islam.html, tanggal 23
April 2018. 18
Mohd. Taqi, Akrap dengan Anak-Anak Anda ( Jakarta: Pustaka Zahra, 2015) , 23.
12
kepada anaknya. Saat anak terlahir didunia mereka sudah menjamu layaknya
seorang raja.19
a. Makna Kehadiran Orang Tua
Tak ada yang memungkiri kebaikan, kasih sayang, pendidikan, dan manfaat
yang telah diberikan orang tua. Saat anak terlahir didunia, mereka sudah menjamu
layaknya seorang raja. Anak diberi ini dan itu, padahal anaknya tidak mengerti
apapun yang diberi mereka. Bagi mereka, yang terpenting adalah memenuhi
kebutuhan yang anaknya butuhkan.
Allah SWT memberi kepercayaan dan kelebihan kepada kedua orang tua,
sehingga kehadiran mereka menjadi wakil-Nya dibumi untuk menjaga, merawat,
mendidik bahkan mengawal anaknya sampai dewasa.20
Komunikasi antara orang
tua dengan anak yaitu suatu interaksi yang dilakukan oleh orang tua dengan anak
dalam keluarga untuk memberikan kehangatan, kenyamanan, perhatian, kasih
sayang, bimbingnan, memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak dengan
menanamkan nilai- nilai budi pekerti yang baik yang semua itu bertujuan agar
terbentuk perilaku yang baik pada anak baik dalam lingkungan keluarga, sekolah
ataupun masyarakat.
b. Komunikasi Efektif Antara Orang Tua dan Anak
Komunikasi yang lancar dan sehat dalam sebuah keluarga merupakan
harapan setiap anggota keluarga, sebab individu dengan individu yang lain di
dalamnya terdapat keterikatan, saling berhubungan dan saling memerlukan. Oleh
karena itu, adanya komunkasi yang lancar dan harmonis dalam keluarga sangat
didambakan oleh setiap anggota keluarga agar terus berlangsung dengan baik
dan intensif. Dan dengan adanya komunikasi yang baik dalam sebuah keluarga
tidak dapat terlepas dari peranan dari kedua orang tua, karena keduanya yang
baik berupa suri tauladan kepada anak- anaknya agar mereka hidup selamat dan
sejahtera. Firman Allah SWT:
ل يب أيهب الذيه آمىىا قىا أوفسكم وأهليكم وبرا وقىدهب الىبس والحجبرة عليهب ملئكة
مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون شداد ل يعصىن الل
19Kam Iman, Renungan-Renungan Islam Harian Untuk Remaja (Jogjakarta: Diva Press,
2011), 76. 20
Ibid, hal: 13.
13
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6).
Maksud ayat diatas yaitu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang
yang beriman untuk selalu menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari
perbuatan yang akan dapat menjerumuskannya ke dalam api neraka atau dengan
kata lain orang tua dalam keluarga harus selalu mampu menjaga, membimbing,
mendidik, menjadi teladan yang baik kepada anak agar tidak berprilaku yang tidak
baik atau melakukan sauatu hal yang dapat menjerumuskan dirinya kepada
keengsaraan baik didunia maupun diakhirat, yang kesemuanya itu dibutuhkan
komunikasi (interaksi) yang baik dengan memberikan bimbingan, arahan,
pengawasan serta teladan yang baik kepada mereka.
Dengan menciptakan komunikasi yang efektif dimana komunikasi tersebut
akan menanjanjikan komunikasi antraorang tua dengan anak yang memiliki
kontribusi luarbiasa bagi peluang perkembangan perilaku yang positif. Jelasnya,
tujuan dari komunikasi antara orang tua dengan anak yang baik ialah menciptakan
iklim persahabatan yang hangat, sehingga anak merasa nyaman kepada orang
tua.21
8. Pengertian Al-Qur’an
a. Pengetian Al-Qur‟an Menurut Bahasa dan Istilah
Al-Quran adalah kitab suci bagi umat Islam, selain kitab suci Al-Quran juga
merupakan sumber hukum utama dalam ajaran agama Islam. Al–Qur'an berisi
tentang wahyu-wahyu Allah SWT yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW
lewat perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur'an memiliki kedudukan yang sangat
tinggi bagi penganut agama Islam, sehingga umat Islam akan sangat marah
apabila ada orang atau pihak yang mencoba melecehkan Al-Qur'an.
21Atom, “Pengaruh Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Keluarga” diakses melalui
Alamat http://ilmusosialweb.blogspot.co.id/html, tanggal 26 Desember 2017.
14
Secara bahasa (etimologi), Al-Qur'an berasal dari bahasa arab yaitu qur‟an,
dimana kata “qur‟an” sendiri merupakan akar kata dari قزآوب – – يقزأ . قزأ
Kata قزآوب secara bahasa berarti bacaan karena seluruh isi dalam Al-Qur'an adalah
ayat-ayat firman Allah dalam bentuk bacaan yang berbahasa Arab. Sedangkan
pengertian Al-Quran menurut istilah (terminologi) ialah firman Allah yang
berbentuk Mukjizat, diturunkan kepada Nabi terakhir, melalui malaikat Jibril yang
tertulis didalam mushahif, yang diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir,
merupakan ibadah bila membacanya.
Definisi atau pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah diatas
merupakan kata sepakat antara ulama dan para ahli ushul. Al-Qur'an diturunkan
oleh Allah swt sebagai tata aturan bagi kehidupan semua umat manusia, petunjuk
yang benar untuk semua makhluk, tanda bukti atas kebenaran Rasulullah
Muhammad SAW, dalil yang sesuai atas kenabian dan risalahnya.
9. FUNGSI AL-QURAN
a. Petunjuk bagi Manusia.
Allah SWT menurunkan Al-Qur‟an sebagai petujuk umar manusia,seperti
yang dijelaskan dalam Surat (Q.S AL-Baqarah 2:185) dan (Q.S AL-Baqarah 2:2)
b. Sumber pokok ajaran islam.
Fungsi AL-Qur‟an sebagai sumber ajaran Islam sudah diyakini dan diakui
kebenarannya oleh segenap hukum Islam. Adapun ajarannya meliputi persoalan
kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, social,
budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan seni.
c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Dalam Al-Qur‟an banyak diterangkan tentang kisah para Nabi dan umat
terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka
yang menentang dan mengingkari ajaran-Nya, Sebagai mukjizat Nabi Muhammad
SAW. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan
kita bahwa Al-Qur'an adalah firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia
apalagi ciptaan Nabi Muhammad SAW. Demikian juga ayat-ayat yang
berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba'.
Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa dan lain-lain dapat
15
memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah bukan
ciptaan manusia.
Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa
dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa
Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan
ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena gaya bahasa yang demikian itulah „Umar
bin Khattab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur'an awal surat Thaha yang
dibaca oleh adiknya Fathimah. Bahkan Abu Jahal musuh besar Rasulullah, sampai
tidak jadi membunuh Nabi karena mendengar surat Adh-Thaha yang dibaca
Nabi.22
F. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai suatu usaha pencarian
kebenaran terhadap penomena, atau gejala dengan cara ilmiah untuk memecah
masalah.
1. Pendekatan Penelitian
Kajian terhadap Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak dalam
Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an menggunakan metode penelitian
kualitatif, bergantung pada pegamatan manusia yang bersifat deskriftif. Lebih
memperlihat proses daripada hasil. Dalam hal ini peneliti terjun langsung kelokasi
untuk mengetahui lebih jelas permasalahan yang ada dan interaksi lingkungan di
Desa Aringin. Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif , peneliti kualitatif
adalah penelitian yang tidak menggunkan perhitungan, melainkan
menggambarkan dan menganalisa data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
atau kata-kata.23
2. Setting dan Subejek Penelitian
Setting penelitian ini adalah Desa Aringin Kec: Karang Dapo, pemilihan
setting didasarkan atas pertimbangan rasional dan paktis. Subjek penelitian
22Ahmad Syauki, Lintasan Sejarah Al-Qur’an (Bandung : CV Sulita Bandung,
2012), 56. 23
Surakhmad dan Wiranto, Pengatar Penelitian (Bandung: 1989), 134.
16
berpusat pada orang tua dan anak, mengingat subjek yang baik adalah subjek yang
terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami, atau untuk memberi informasi secara
benar.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia, situasi/peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun tindakan orang
yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data suasana/peristiwa
berupa suasana yang bergerak ( peristiwa) ataupun diam ( suasana), meliputi
ruangan, suasana, dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan
diobservasi. Sumber data documenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan
rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.
Jenis data yang digunakan meliputi jenis data primer dan jenis data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama ( first
hand) melalui observasi atau wawancara di lapangan. Dalam hal ini data yang
diinginkan adalah data penerapan Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak
dalam Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin. Sementara data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta
pristiwa yang bersifat lisan dan tertulis seperti tentang sejarah desa dan geografis
desa.24
4. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga tehnik yang
dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat dipertanggung
jawabkan, yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang komplek, untuk mendapatkan data
dengan jalan pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena-fenomena yang
diselidiki.25
Atau pengamatan dan pencatatan dengan mengamati situasi dan
24Rosady Ruslan, Metode penelitian public Relation dan Komunikasi (Jakarta: PT. RAaja
Grafindo Persada, 2010), 30. 25
Soetrisno Hadi, Metodelogi Researt (Yogyakarta: Andi Offset, 1986), 80.
17
kejadian di sekitar penelitian. Maka penulis akan mengamati secara langsung
masyarakat yang ada di Desa Aringin.
b. Wawancara
Wawancara yaitu komunikasi langsung peneliti dengan subjek atau sempel
yang bertujuan memperoleh informasi.26
Merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan secara lisan dan tatap muka dengan objek peneltian yang dapat
memberi keterangan pada peneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.27
Menurut Rosady Ruslan,
dokumentasi adalah metode yang dilakukan oleh peneliti umtuk melakukan kontel
dengan pelaku atau sebagai partisipasi yang terlibat pada suatu peristiwa sejarah
masa lalu.28
5. Metode/ Tehnik Analisi Data
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya data tersebut dianalisis.
Sedangkan analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data
mengoeganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan dasar. 29
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data berisi cara-cara yang digunakan untuk
menjamin bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan valid. Seperti dengan
cara-cara berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan dilakukan keikutsertaan peneliti dilokasi secara
langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan mempertimbangkan
penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan
penilaian data ( data distortion) oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak
26S. Nasution, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 113.
27Husaini Usman, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Askara, 2011), 69.
28Ibid, hal: 221.
29Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rodakarya, 2000),
280.
18
disengaja. Perpanjangan waktu dilapangan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang sudah ditemui
maupun yang baru.30
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti, rinci, dan berkeseimbangan terhadap faktor-faktor yang menonjol
dalam penelitian. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi distori data
yang timbul akibat keterburuan peneliti untuk memiliki suatu persoalan, ataupun
distorsi data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara
tidak benar, misalnya berdusta., menipu dan perpura-pura.
3. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan teknihk pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan data
reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data
yang diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat teknik trianggulasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan
sumber, metode, penyidik, dan teori.31
4. Diskusi dengan Teman Sejawat
Langkah akhir menjamin keabsahan data, penelitian akan melakuka diskusi
dengan teman sejawat guna memastikan bahwa data yang diterima benar-benar
real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara
tersebut peneliti mengharapkan mendapat sumbangan, masukan, dan saran yang
berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.
H. Studi Relevan
Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan pustaka dalam
penelitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang penelusuran penulisan terhadap
berbagai bahan literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan atau juga
bahan-bahan literatur yang telah memberikan inspirasi salam pendalaman materi
penelitian.
30Ibid., 122.
31Mohd. Arifullah Dkk. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ( Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi. 2016), 63.
19
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Efendi mahasiswa jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin pada tahun 2016 dengan judul
Tehnik Komunikasi Persuasif dalam Pembinaan Pembacaan Al-Qur’an pada
Anak ( Studi pada sekolah Al-Ikhlas di Desa Mendalo Darat Kec. Jambi Luar
Kota Kab. Muaro Jambi) hasil dari penelitian ini bahwa penulis lebih
mengkhususkan penerapan komunikasi pesuasif pada anak di Desa Mandola Barat
tampa mengkaitan peran oang tua didalamnya.32
Dari penelitian skripsi tersebut, tampak berbeda dengan penelitian yang akan
penulis kaji. Dalam penelitian ini penulis terkait dan merasa terpanggil untuk
mengkhususkan penelitian ini pada Komukasi Persuasif Orang Tua pada Anak
dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi di Desa Aringin
Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera Selatan).
Jadi yang membedakan antara penelitian yang dilakukan oleh Efendi dan
penulis ialah, penulis melibat peran orang tua dalam meningkatkan minat anak
untuk belajar membaca Al-Qur‟an. Sedangkan Efendi tidak melibatkan peran
orang tua kedalamnya. Hanya saja penerapan tehnik komunikasi persuasif pada
anak saja. Dan persamaan dari keduanya yaitu penulis sama-sama menerapkan
teknik komunikasi persuasif pada anak dalam meningkatkan minat belajar Al-
Qur‟an.
Kedua, Skripsi Ma‟as Sholihin.A pada tahun 2016 yang berjudul,
“Komunikasi Persuasif dalam Menumbuhkan Minat Membaca Al-Qur’an pada
Anak di Desa Renah Sungai Ipuh. Kec. Limbur Lubuh Mengkuang Kab. Bungo”
Persamaan penulis dan Ma‟as Sholihin.A adalah menggunakan komunikasi
persuasif dalam pembahasan yang ditulis. Sedangkan perbedaannya adalah Ma‟as
Sholihin hanya menekankan komunikasi persuasif tanpa melibatkan peran orang
tua didalamnya.33
32Efenddi, “Studi KPI: Tehnik Komunikasi Persuasif dalam Pembinaan Pembacaan Al-
Qur‟an pada Anak”, Skripsi ( Jambi: Program Serjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
2017), 26. 33Sholihin, Ma‟as, “Studi KPI: Komunikasi Persuasif dalam Menumbuhkan Minat
Membaca Al-Qur‟an pada Anak di Desa Renah Sungai Ipuh. Kec. Limbur Lubuh Mengkuang
Kab. Bungo. Skripsi ( Jambi: Program Serjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2016)
20
Ketiga, Skripsi Nurul Fadliah, Fakultas Ushuluddin tahun 2010 dengan
judul “ Pendekataan Komunikasi Pesuasif Orang tua Terhadap Anak dalam
membina Akhlak Remaja di Desa Teluk Rendah, Kec. Tebo Ilir Kab. Tebo.”
Persamaan peneliti dan Nurul Fadliah yaitu menggunakan metode deskriptif
komunikasi persuasif dalam pembahasaan. adapun perbedaan dari keduanya
Penulis menekankan komunikasi persuasif orang tua pada anak dalam
meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an, sedangkan Nurul Fadliah
menekankan ada perilaku kenakalan remaja yang idak lagi mengindahkan
kegiatan agama.34
Karya-karya diatas berbeda dengan karya yang sedang penulis
rampungkanyaitu membahas tentang Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak
dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin
Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sematera Selatan).\
34Fadliah, Nurul, “Stupi KPI: Pendekataan Komunikasi Pesuasif Orang tua Terhadap Anak
dalam membina Akhlak Remaja di Desa Teluk Rendah, Kec. Tebo Ilir Kab. Tebo. Skripsi (Jambi:
Pogram Serjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2010)
21
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA ARINGIN
A. Kondisi Umum Desa Aringin
Desa adalah bagian wilayah yang ada di dalam Kecamatan yang merupakan
lingkungan kerja pelaksanaan pemerintah Desa. Desa merupakan unit terkecil dari
Kecamatan, yang terdiri dari beberapa Rukun Tetangga (RT). Di Indonesia kepala
Desa adalah orang yang mengetuai sebuah Desa. Kepala Desa merupakan salah
satu perangkat Kecamatan yang bertugas sebagai pelaksana kewilayahan. Kepala
Desa dilarang menjadi pengurus partai politik (namun boleh menjadi anggota
partai politik), merangkap jabatan sebagai Ketua atau Anggota BPD, dan lembaga
kemasyarakatan, merangkap jabatan sebagai Anggota DPRD, terlibat dalam
kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, dan Pemilihan Kepala
Daerah.seperti yang diungkakan Kepala Desa Aringin.
[K]epala desa memiliki kewajiban menjaga masyarakat, mendengar keluh
kesan masyarakat dan melindungi masyarakat. Masa jabatan Kepala Desa
adalah 6 ( enam) tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa
jabatan berikutnya. Kepala Desa tidak bertanggung jawab kepada Camat,
namun hanya dikordinasi oleh Camat.35
Desa Aringin merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Karang
Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatra Selatan. Desa Aringin di
pimpin langsung oleh Kepala desa dan dibantu oleh perangkat Desa yang lain.
Desa Aringin memiliki 5 (lima) RT yakni RT 1, RT 2, RT 3, RT 4 dan RT 5.
Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh Desa Aringin, dapatlah
penulis menjelaskan bahwah penduduk di Desa Aringin berjumlah 1.200 juta
jiwa terdiri dari 560 laki-laki dan 540 perempuan. Dengan jumlah kepalak
keluarga sebanyak 450 kepala keluarga ( KK).
35Arib Bahri, Kepalak Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 01 Juni
2018
22
Tabel 2.1: Jumlah Penduduk Masyarakat Desa Aringin
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 560
2. Perempuan 540
Masyarakat Desa Aringin memiliki 450 Kepalak Keluarga (KK) yang
mewarisi satu suku yakni suku Melayu, tidak ada yang bersuku lain, oleh sebab
itu memuat masyarakat Desa Aringin hidup rukun bertetangga. Begitu juga
dengan Agama, masyarakat Desa Aringin beragama Islam semua tidak ada yang
beraga lain selain Agama Islam. Oleh sebab itu masyarakat Desa Aringin mampu
hidup rukun secara berdampingan.
Mayoritas masyarakat di Desa Aringin adalah petani, namun ada juga yang
bekerja sebagai Guru. Akan tetapi walaupun memiliki pekerjaan sebagai Guru
namun masyarakat tetap bekerja sebagai petani dengan cara bekerja separuh
waktu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Sar Jito sebagai RT 1 Desa
Aringin.
[M]asyarakat Desa Aringin terdiri dari 450 KK yang terdiri dari 560 laki-
laki dan 540 perempuan. Masyarakat Desa Aringin memiliki pekerjaan
sebagai petani karet dan sawit. Sedangankan umun agama masyarakat Desa
Aringin beragama Islam tidak ada satupun yang beragama Non Muslim.
Oleh sebab itula masyarakat Desa Aringin hidup damai dan rukun dalam
bertetangga.36
Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat ditambah dengan
bertambah nya penduduk, sekarang penduduk di desa sudah mencapai kurang
lebih 450 kepalak keluarga dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.200 jiwa
yang terdiri dari 560 Laki-Laki dan 540 Perempuan.
B. Letak Geografis Umum Desa Aringin
Desa Aringin terletak di wilayah pulau sumatera, tepatnya di Kecamatan
Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatra Selatan. Dengan
luas desa 1.500 hektar persegi. Adapun sebelah Barat berbatas dengan desa Biaro,
36Sar Jito, Ketua RT 1 Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 27 Juni
2018
23
sebelah Timur berbatas hutan-hutan, sebelah Selatan berbatas dengan desa
mandingain, dan sebelah Utara berbatas dengan hutan-hutan.
Desa Aringin merupakan desa yang kecil yang terletak di pinggiran sungai
Rawas. Sungai Rawas adalah anak dari sungai Musi, sungai rawas mengalir
kemuara sungai musi. Sehingga rumah-rumah yang di sana di buat panggung
untuk menghindari dari banjir yang datang tiba-tiba karena sudah mengikuti adat
walaupun sudah didataran yang tinggi tetap saja dibuat panggung.
Desa Aringin yakni desa yang banyak rawa-rawa, sehingga dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk bercocok tanam seperti bertaman padi, sawit dan kelapa.
Namun ada juga yang bertanaman sayur-sayuran. Karena desa berada dipinggiran
sungai maka masyarakat memanpaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari
seperti memasak, mandi, mencuci dll.
C. VISI dan MISI DESA
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan
tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa
Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan
sesuai dengan yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.
Visi adalah suatu cita-cita, angan-angan, keadaan tentang masa depan dalam
kurun waktu yang diinginkan oleh masyarakat yang perwujudannya dapat terukur
secara jelas baik berdasarkan permasalahan, potensi, kebutuhan, masyarakat
berdasarkan skala prioritas. Misi adalah pernyataan tentang yang harus dikerjakan
oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Untuk mewujudkan visi tersebut
tentunya harus diterapkan pokok-pokok program (Misi) agar lebih mudah di
laksanakan, di operasionalkan, di implementasikan sehingga bisa terukur
nantinya. Adapun visi dan misi dari Desa Aringin yaitu:
a. Visi Mewujudkan masyarakat yang beraklah mulia, mandiri dan
perduli lingkungan.
b. Misi
Membangun jiwa Kewirausahaan dan Kemandirian.
Menunbuh kembangkah sikap kreatifitas dalam meningkatka mutu
masyarakat.
24
Membangun jiwa nasionalisme.
Membangun kualitas pendidikan sesuai dengan setandar
pendidikan nasional.37
D. SARANA dan PERASARANA DESA
Sarana dan prasarana adalah kelengkapan bangunan Desa yang dapat di
gunakan untuk aktivitas masyarakat Desa Aringin. Sarana dan prasarana Desa
dapat berupa fasilitas yang bisa menjadi alat penunjang kegiatan masyarakat yang
bisa dimanfaatkan untuk seluruh warga masyarakat Desa Aringin..
Fasilitas yang dimiliki Desa berupa TK, SD, Masjid, Puskesma, Balai,
Musholah dan sebagainya. Untuk lebih jelas bisa dilihat dari penjelasan berikut:
Tabel 2.2:Sarana dan perasarana yang terdapat di desa.38
No Fasilitas Desa Jumlah Kondisi Keterangan
1. Kantor Desa 1 Layak Pakai Mandiri
2. Balai Desa 1 Layak Pakai Mandiri
3. Lapangan Voli 2 Layak Pakai Milik Warga
4. Puskesmas 1 Layak Pakai Mandiri
5. Masjid 1 Layak Pakai Mandiri
6. Musholah 2 Layak Pakai Mandir
7. Lokasi pasar
mingguan
1 Layak Pakai Mandiri
8. Jalan 1 Layak Pakai Mandiri
9. TPU 1 Layak Pakai Mandiri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sarana dan perasana
yang ada di desa cukup layak untuk di gunakan. Namun ada sebagian yang sedang
diperbaiki seperti Kantor Desa dan Jalan. Jalan hampir setiap tahun dilakukan
perbaikan hal ini terjadi karena terlalu banyak mobil yang menggunakan jalan
sehingga jalan rusak. Seperti yang dijelaskan Bapak Abdul.
[J]alan hamper setiap tahun diperbaiki dikarenakan rusak, banyak mobil
yang bermuatan berat menggukan jalan, karena itu jalan sering sekali rusak.
Hanya jalan yang terlalu sering diperbaiki ketimbang fasilitas yang lain.39
37Tim Desa, Kepala Lingkungan, Arsip Desa, 7 Juni 2018
38Tim Desa, Arsip Desa, 7 Juni 2018
39Abdul, Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 7 Juni 2018, Catatan Penulis.
25
Srana dan Prasarana desa digunakan sesuai dengan kegunaan semestinya,
jika salah satu bangunan ada yang rusak maka yang bertanggung jawab adalah
masyarakat desa.
E. STRUKTUR KEPENGURUSAN DESA
.
Undang- undang No 35 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menegaskan
bahwah desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat dan dihormati dalam
system Pemerintah Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia.
Dari susunan kepengurusan desa semua memiliki wewenang yang berbeda
sesuai dengan tugas masing-masing kepengurusan.
1. Kepala Desa memiliki wewenang tertinggi di desa, mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintah , pembangunan dan
kemasyarakatan serta tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada desa.
2. Seketaris Desa berkedudukan sebagai staf pembantu Kepala Desa dan
memimpin Sekretariat Desa., yang mempunyai tugas mengkordinir dan
menjalankan tugas dari Pemerintah pembangunan masyarakat dan
keuangan desa serta member pelayanan administrasi bagi pemerintah
desa dan masyarakat.
3. RT membantu melancarkan pelayanan masyarakat dan memiliki anggota
30 KK per-RT, RT merupakan staf yang membantu Kepalak Desa dan
Seketaris Desa dalam memdukung program pemerintah dengan
memdorog masyarakat untuk ikut serta.
Kepala Desa
Seketaris Desa
RT 1 RT 2 RT3 RT4 RT5
26
F. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Aringin
Hubungan sosial menyangkut kehidupan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, karena manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak bisa hidup
sendiri. Kesadaran sosial dibutuhkan oleh setiap orang agar bisa hidup rukun
dalambermasyarakat. Kondisi sosial yang ada pada masyarakat merupakan faktor
yang sangat berpengaruh pada kerukunan dan persatuan yang sangat berpengaruh
pada ketentraman masyarakat. Oleh karena itu kegiatan sosial sangat dibutuhkan
dalam membangun masyarakat yang aman dan tentram.
Dalam menjalani kehidupan sosial, manusia dalam kehidupan bermasyarakat
memerlukan pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya agar
selalu berada di jalan yang benar, yaitu dengan mengajak pada kebaikan dan
menjauhi kejahatan serta kemungkaran. Pedoman tersebut dinamakan agama,
yang di turunkan oleh Tuhan, tidak lain dan tidak bukan untuk kebaikan umat
manusia. Dengan agama, manusia dalam kehidupannya memperoleh rambu-
rambu yang jelas, bagaimana tatacara yang sebenarnya untuk menjalin hubungan
dengan Tuhannya, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya.
Kegiatan keagamaan di sini ialah segala bentuk kegiatan yang terencana dan
terkendali berhubungan dengan usaha untuk menanamkan bahkan
menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan dalam tahap pelaksanaannya dapat
dilakukan oleh orang perorang atau kelompok. Dengan usaha yang terencana dan
terkendali di dalam menanamkan dan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan
tersebut diharapkan tercapai tujuan dari usaha itu sendiri, yang dalam hal ini
penanaman nilai-nilai keagamaan.
Tujuan aktivitas keagamaan ini ialah adanya keselarasan hubungan antara
manusia dengan penciptanya (Allah), sehingga akan menimbulkan rasa keimanan
yang dihayati secara sungguh-sungguh yang pada akhirnya membawa dirinya
sendiri hidup tenteram di bawah ridha-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al
Qur‟an surah Ar Ra‟du ayat 28 yang berbunyi:
تطمئه القلىة أل بذكز الل الذيه آمىىا وتطمئه قلىبهم بذكز الل
27
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram”. (QS. Ar-Ra‟du: 28).40
Kemudian setelah adanya hubungan dengan Allah SWT. Manusia sebagai
makhluk sosial membina hubungan sosialnya dengan alam (ciptaan Allah) yang
lain, saling menjaga dan membina hubungan Islamiyah sehingga terhindar diri
beserta keluarga dari siksa-Nya, hal ini sebagai mana difirmankan Allah dalam Al
Qur‟an pada surat At Tahrim ayat 6:
ة يب أيهب الذيه آمىىا قىا أوفسكم وأهليكم وبرا وقىدهب الىبس والحجبرة عليهب ملئك
مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون ل شداد ل يعصىن الل
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (QS. At-Tahrim: 6).41
Jadi tujuan akhir aktivitas keagamaan ialah membentuk aktivitas tersebut
untuk selalu beriman dan mengamalkan segala perbuatan yang ma‟ruf yakni
dengan menjaga keselarasan hubungan antara dirinya dengan Allah dan
berkeseimbangan hubungan dengan sesamanya serta alam sekitarnya.
Masyarakat Desa Aringin juga melakukan kegiatan keagamaan seperti
halnya di daerah-daerah lain, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan bisa bersifat
non formal yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk anak, remaja, orang tua dan
seluruh warga masyarakat Desa Aringin, yang dilaksanakan pada waktu-waktu
tertentu, bisa di masjid, dari rumah ke rumah dimana mereka melakukan kegiatan
dengan secara terencana, terarah dan bertanggung jawab. Dengan tujuan untuk
menjaga budaya serta menjalin tali silaturrahmi sehingga diharapakan dapat
terbentuknya ukhwah islamiyah sesama warga masyarakat.
[K]egiatan keagamaan yang dilaksanakan di Desa Aringin ini diadakan
dengan tujuan agar terciptanya kebersamaan dengan terbentuknya hubungan
ukhwah Islamiayah dan menjalin tali silaturahmi yang baik antar sesama
warga masyarakat. Bentuk kegiatannya seperti, pengajian anak-anak,
40 Tim penerjemah dan penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1974), 373. 41
Ibid., 951.
28
ceramah agama melalui pengajian hari besar Islam, dan pengajian
mingguan.42
Berdasarkan keterangan dari Uztad. Moh. Abas di atas dan berdasarkan
hasil riset penulis di lapangan dapatlah penulis menyimpulkan bahwa bentuk-
bentuk kegiatan keagamaan yang ada di Desa Aringin adalah sebagai berikut:
1. Pengajian Anak-Anak
Pengajian anak-anak di Desa Aringin merupakan penyelenggaraan
pendidikan oleh kelompok masyarakat yang biasanya bersifat non formal.
Kegiatan keagamaan pengajian anak-anak ini bertujuan untuk memberikan
pengajaran kepada anak-anak di Desa Aringin agar bisa membaca Al-Quran sejak
usia dini, serta mengajarkan pula kepada anak-anak untuk memahami ajaran
agama Islam.
Adapun manfaat adanya pendidikan pengajian anak-anak di lingkungan
masyarakat Desa Aringin antara lain43
: (a) Menciptakan generasi Islami yang taat
beribadah dan berakhlak yang mulia; (b) Memakmurkan masjid; (c) Menanamkan
nilai-nilai budi pekerti yang baik dengan meneladani Rasulullah; (d) Membentuk
generasi yang cinta Al-Quran; (e) Menanamkan nilai-nilai moral kepada generasi
muda; dan (f) Memperdalam pengetahuan tentang agama Islam.
2. Perayaan Hari Besar Islam
Perayaan hari besar Islam (PHBI) adalah salah satu bentuk kegiatan
keagamaan seluruh umat Islam yang ada di Dunia ini dengan berbagai bentuk
acara yang berbeda-beda di tiap-tiap daerah. Begitu juga dengan masyarakat Desa
Aringn juga rutin melaksanakan perayaan hari besar Islam ini. “[T]entunya kami
masyarakat di sini yang mayoritasnya beragama Islam ikut juga melaksanakan
acara pada perayaan hari besar Islam ini”.44
Ada beberapa bentuk perayaan hari besar Islam yang dirayakan oleh
masyarakat Desa Aringin diantaranya, perayaan Isra‟ Mi‟raj dan Maulid Nabi
42Ustad Moh. Abas. Kepalak Sekolah Madrasah. Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal
05 Juli 2018 43
Ibid. 44
Syamsuddin, Ketua Masjid Desa Aringin. Wawancara dengan Penulis, 7 Juli 2018,
Catatan Penulis.
29
Muhammad SAW, perayaan tahun baru Islam dan lainnya. Kegiatan perayaan ini
dilaksanakan secara rutin dengan berbagai bentuk acara kegiatan.
Kegiatan PHBI selain diisi dengan kegiatan ceramah agama yang
mendatangkan penceramah dari luar, biasanya juga dimanfaatkan warga
masyarakat untuk melatih mental dan bakat yang dimiliki anak-anak Desa
Aringin, dengan mengikut sertakan mereka dalam acara tersebut. Hal ini
dilakukan untuk memeriahkan acara dan memotivasi masyarakat dan anak-anak
untuk lebih mencintai agama Islam. “[S]etiap ada perayaan hari besar Islam kami
selalu mendengar ceramah dari Ustad yang diundang oleh kepalak desa dan kami
membawah makan dari rumah masing-masing”…45
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis dapat disimpulakan bahwa
setiap acara perayaan Hari Besar Islam Pemerintah setempat menghadirkan
seorang ustad untuk mengisi acara.
3. Pengajian Mingguan
Pengajian mingguan adalah pengajian yang diadakan rutin oleh masyarakat
Desa Aringin pada tiap minggunya, pengajian mingguan ini juga lebih di kenal
oleh masyarakat dengan sebutan pengajian yasinan. Kegiatan yasinan di Desa
Aringin khususnya untuk yang ibu-ibu tidak hanya sekedar membaca surah Yasin
dan tahlil bersama-sama saja, tetapi juga diselipkan dengan tausiah singkat yang
berisi tentang pengajaran syariat Islam untuk mengubah perilaku masyarakat kea
rah yang lebih baik.
Masyarakat pada umumnya juga setuju dengan adanya tausiah singkat pada
kegiatan pengajian yasinan di Desa Aringin ini. “[S]aya sangat setuju dengan
adanya tausiah singkat pada kegiatan yasinan ini, karena dari sini saya dan
masyarakat lainnya bisa belajar dan menambah pengetahuan tentang agama Islam,
dan tentunya memotivasi saya dan masyarakat untuk berperilaku yang sesuai
dengan syariat Islam”.46
45Fathir Rahman, Anak di Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, 7 Juni 2018.
46 Ahyan, Ketua Pengajian Masjid Nurul Huda Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis,
Pada Tanggal 04 Juli 2018. Catatan Penulis.
.
30
Kegiatan yasinan yang diadakan rutin tiap minggunya ini dilaksanakan di
Masjid dengan adanya pengajian yasinan ini juga semakin mempererat
persaudaraan dan tali silaturahmi antar sesama masyarakat, selain itu juga
ditambah dengan adanya tausiah singkat menjadikan masyarakat bertambah lagi
pengetahuan dan wawasannya tentang agama Islam.
31
BAB III
GAMBARAN UMUM PROSES BELAJAR AL-QUR’AN BAGI ANAK-
ANAK DI DESA ARINGIN
A. Usia Anak Belajar Al-Qur’an di Desa
Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti, objek penelitian
dipilih dan ditentukan oleh peneliti sesuai kebutuhan dengan jumlah 58 orang
anak yang belajar membaca Al-Qur‟an. Ini dilakukan atas dasar kepentingan
penelitian yang bersifat natural. Jadi untuk mengamati sebuah fenomena secara
mendalam peneliti memilih anak-anak yang belajar Al-Qur‟an di desa.
Berdasarkan hasil dari penelitian anak-anak yang belajar Al-Qur‟an di Desa
dimulai dari umur 7-13 tahun. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Ida saat penulis
mewawancarainya.
[D]isini saat anak-anak baru memulai belajar mengaji, saya mengharuskan
mereka mengaji Iqro terledih dahulu. Agar mereka lebih mudah mengenal
Huruf-Huruf Hijaiah. Ini merukan langka awal mempermudah anak-anak
dalam belajar menbaca Al-Qur‟an. Setela merekah kenal hurufnya maka kita
ajarkan cara penyebutan yang benar yakni Mahroj huruf.47
Hal ini merupakan suatu metode yang diterapkan oleh guru ngaji dalam
belajar yakni diajarkan terlebih dahulu Mahroj hurup dengan mengajarkan anak-
anak menggunakan Iqro‟, setelah itu dilanjutkan dengan belajar menggunakan Al-
Qur‟an.
Rata-rata usia anak yang belajar Al-Qur‟an berumur 7 tahun keatas. Hal ini
disebabkan ketika anak berumur 5 tahun orang tua mulai memperkenalkan anak
pada hal-hal yang mendasar seperti memperkenal hurup dengan cara menitipkan
anak pada guru ngaji. Selama proses belajar guru ngaji menggunakan Iqra‟ untuk
mempermudah dalam ajar mengajar. Selama kurang lebih 2 tahun anak diajarkan
membaca Iqra‟ barulah dilanjutkan dengan membaca Al-Qur‟an beserta diajarkan
Ilmu Tajwid, sebagaimana dikatakan oleh Habibina “kami belajar menggunakan
Iqro agar lebih mudah mengenali huruf hijaiyah”…48
Dengan demikian proses
pembelajaran menggunakan Iqro‟ sangat membantu anak dalam proses mengaji.
Setelah selesai belajar Iqra‟ mereka diarahkan membaca Al-Qur‟an dengan
diajarkan Ilmu Tajwid oleh guru ngaji. Dalam peroses hal ini anak yang diajarkan
47Ustazah Ida, Guru Mengaji, Wawancara denga Penulis, Pada Tanggal 17 Juni 2018.
48Hbibina, Anak di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 17 Juni 2018
32
Al-Qur‟an berumur 7 tahun dengan alasan diusia anak yang demikian mereka
sudah jelas melapaskan huruf dan daya pikir mereka sudah mampu menerima jika
diberi penjelasan tentang Ilmu Tajwid. Seperti yang dipaparkan oleh Ibu Ida.
[P]ada usia 7 tahun anak barula diajarkan membaca Al-qur‟an hal ini
dilakukan karena pada usia 7 tahun itu sudah cukup besar dan lebih mudah
mengerti. Dan juga lebih mudah mengajarakan mereka. Sedangkan di usia 5
tahun anak-anak baru diajarkan Iqro saja sebagai permulaan untuk
memperkenalkan bacaan Al-Qur‟an.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa anak-anak di Desa
Aringin belajar menggukan Iqro terlebih dahulu sebelum belajar menggunakan
Al-qur‟an. Hal ini dilakarenakan belajar menggukan Iqro lebih mudah
memperkenalkan bacaan-bacaan Al-qur‟an. Ketika anak memasuki umur 5 tahun
anak-anak diwajibkan belajar mengaji.
Pengajian anak-anak di Desa Aringin merupakan penyelenggaraan
pendidikan oleh kelompok masyarakat yang biasanya bersifat nonformal.
Kegiatan keagamaan pengajian anak-anak ini bertujuan untuk memberikan
pengajaran kepada anak-anak di Desa Aringin agar bisa membaca Al-Quran sejak
usia dini, serta mengajarkan pula kepada anak-anak untuk memahami ajaran
agama Islam.
Adapun manfaat adanya pendidikan pengajian anak-anak di lingkungan
masyarakat Desa Aringin antara lain49
: (a) Menciptakan generasi Islami yang taat
beribadah dan berakhlak yang mulia; (b) Memakmurkan masjid; (c) Menanamkan
nilai-nilai budi pekerti yang baik dengan meneladani Rasulullah; (d) Membentuk
generasi yang cinta Al-Quran; (e) Menanamkan nilai-nilai moral kepada generasi
muda; dan (f) Memperdalam pengetahuan tentang agama Islam.
B. Tempat Proses Belajar Al-qur’an di Desa Aringin
1. Masjid
Masjid adalah tempat khusus yang disediakan untuk shalat lima waktu,
kemudian diartikan lebih luas yakni tempat beribadah dengan bersujud kepada
Allah. Peran masjid yang paling utama adalah untuk memotivasi dan
membangkitkan kekuatan ruhanyah dan imam. Peran mesjid yang terpenting
49Abdul Azan, Penduduk Desa, Wawancara dengan Penulis, 25 Juni 2018, Desa Aringin,
Catatan Penulis.
33
dalam masyarakat juga untuk menghidupkan kebudayaan yang ada, kebudayaan
islam meliputi setiap bidang kehidupan, dan ia mencerminkan cara kehidupan
Islam yang lengkap, dan memiliki hubungan yang khusus dan mendasar dengan
pengetahuan yang muncul sejak lahirnya Islam. Budaya-budaya yang dimaksud di
sini yakni seperti memiliki madrasah-madrasah untuk anak-anak menuntut ilmu
seperti TPU (Tempat Pengajian Umum).
Berdasarkan observasi penulis dilapangan menemukan bahwa, masjid di
Desa Aringin digunakan sebagai tempat mengaji anak-anak, proses belajar
mengaji di Desa Aringin dilakukan sesudah shalat Magrib. Selesai shalat guru
ngaji mengarahkan anak-anak untuk belajar mengaji mulai dari yang belajar Iqra
dan juga Al-qur‟an, seperti memanggil muridnya satu persatu untuk membaca di
depan dan juga menyimak dan memberbaiki bacaan.
Pendidikan agama Islam di masjid pada umumnya dilaksanakan secara
konservatif atau tradisional. Pendidikan agama Islam dengan cara tradisional
adalah dengan metode sorogan. Pengajar pendidikan di masjid dengan membaca
dan didengarkan atau ditirukan oleh santri masjid, atau sebaliknya. Metode ini
juga memungkinkan untuk terjadinya Tanya jawab antara santri masjid dengan
seorang ustadz atau kyai masjid. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Putra selaku
guru ngaji.
[S]aya mengajarkan mereka satu persatu dengan cara menyimak bacaan dari
anak-anak, kemudian setelah selesai mereka membaca saya membaca
kembali bacaan selanjutnya dan anak-anak mengikuti. Itulaah metode yang
saya terapkn dengan anak-anak. dengan demikian mereka bisa mengingat
apo yang saya baca.50
Masjid sebagai pusat kehidupan Shalat fardhu yang kita lakukan hendaknya
selalu dikerjakan secara berjamaah di masjid. Karna sebagaimana kita ketahui
lebih mulia dari pada shalat sendiri. Fungsi mesjid bagi kehidupan manusia itu
sangat lah penting sebagaimana di uraikan di bawah ini:
1. Sebagai sentra peribadatan umat islam, terutama dalam shalat lima
waktu
50 Putra, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, pada tanggal 28 Juni 2018.
34
2. Sebagai sekolah, tempat para ulama besar berkumpul dalam
mengajarkan ilmu tentang syari‟at-syari‟at islam.
Hikmah mendalam yang sebetulnya dapat dipetik dari langkah pertama yang
dilakukan Rasulullah saw. di saat hijrah dengan membangun masjid Quba dan
menjadikannya tempat untuk mendidik generasi Islam dan menyampaikan
berbagai ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur‟an dan Hadits. Walaupun secara
tidak langsung Rasulullah juga melakukan berbagai pendidikan dan pengajaran di
tempat-tempat yang lain seperti, di rumah-rumah, di jalan, di pasar sampai di
medan perang. Sesuai dengan ilmu dan ajaran yang akan disampaikannya.
2. Mushalla
Musholla ialah rumah kecil menyerupai masjid yang digunakan sebagai
tempat mengaji dan sholat bagi umat Islam. Mushalla juga sering disebut sebagai
surau atau langgar. Fungsi menyerupai masjid, namun ada beberapa hal yang
membedakannya dengan masjid, yaitu:
a. Tidak dapat dipergunakan untuk sholat jum‟at
b. Tidak dapat digunakan untuk iktikaf
c. Kadangkala mushalla adalah milik pribadi seseorang
d. Umumnya berukuran lebih kecil dari pada masjid
Di atas telah dijelaskan bahwa fungsi Mushalla selain sebagai tempat
shalat juga berfungsi sebagai tempat musyawarah maupun tempat
penyelenggaraan pendidikian. Di samping itu dalam buku Ilmu Pendidikan Islam
dikatakan bahwa pengertian Mushalla dilihat dari segi fungsinya adalah
merupakan tempat terbaik untuk kegiatan pendidikan. Dengan menjadikan
lembaga pendidikan dalam Masjid atau Mushalla, akan terlihat hidupnya Sunnah-
sunnah Islam, menghilangkan segala bid‟ah, mengembangkan hukum-hukum
Tuhan, serta menghilangnya stratifikasi status sosial ekonomi dalam pendidikan.51
Oleh karena itu Mushalla merupakan lembaga kedua setelah lembaga
pendidikan keluarga , yang jenjang pendidikannya terdiri dari sekolah menengah,
dan sekoah tinggi dalam waktu yang sama.
51Abul Mujid & Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2016, 232.
35
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui
bahwa masyarakat Desa Aringin menggunakan mushalla sebagai tempat belajar
mengaji. Kegiatan belajar mengaji dilakukan setelah selesai shalat Magrib, seperti
yang katakana oleh Kusnaini sebagai guru ngaji di Mushalla Desa Aringin.
“[A]anak-anak belajar mengajinya setelah selesai shalat Magrib, jadi ketika waktu
Magrib mereka ikut shalat magrib berjama‟ah. Hal ini dilakukan untuk melati
anak-anak supaya rajin melaksakan shalat…”52
Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa dengan mengajar anak-
anak mengaji di Mushalla dapat membiasakan anak-anak ikut serta dalam shalat
berjama‟ah. Apabila Mushalla dimanfaatkan sesuai dengan tujuan didirikannya,
maka akan membawakan dampak yang positif sesuai dengan tujuan pendidikan
nasianal.
Dengan diajarkannya anak-anak mengaji di Mushalla hal ini akan
membentuk sifat-sifat kebersamaan. Sifat kebersamaan dalam mengajar anak-
anak mengaji di Mushalla inilah yang harus ditanamkan sedini mungkin kepada
anak-anak dengan tujuan akan dilanjutkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.53
Berdasarkan uraian diatas menandakan bahwa fungsi Mushalla sangat
berperan dalam menumbuh kebangkan karakter, mental dan keperibadian. Oleh
sebab itu dengan adanya Mushalla diharapkan dengan segala problema yang
menyangkut ajaran Agama Islam dapat diatasi. Dengan kata lain Mushalla dapat
dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-nilai keagamaan terhadap anak didik.
Pendidikan dalam Islam erat sekali hubungannya dengan Masjid atau
Mushalla. Kaum muslimin telah memanfaatkannya untuk tempat beribadah dan
52Kusnaini, Guru Ngaji, wawancara dengan Penulis, pada tanggal 29 juni 2018.
53Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
36
sebagai lembaga pendidikan dan pengetahuan Islam dimana dipelajari akidah
Islam, hukum agama dan juga sebagai pusat kerohanian Mushalla merupakan
lembaga pendidikan, berfungsisebagai penyempurnaan pendidikan dalam
keluarga. Selanjutnya mampu melaksanakan tugas kehidupannya dalam
bermasyarakatdan lingkungannya. Pada mulanya pendidikan di Mushalla dalam
arti sederhana dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal, juga sekaligus
sebagai lembaga pendidikan social.
Pendidikan di Masjid atau Mushalla merupakan pendidikan tingkat dasar
atau disebut dengan pengajian Al-Qur‟an dan pendidikan tingkat lanjutan atau
yang disebut dengan pengajian kitab. Dengan demikian di Mushalla pada masa
lalu (sebelum timbul dan berkembangnya madrasah) diselenggarakan dua macam
pendidikan yaitu pendidikan dasar yaitu pengajian Al-Qur‟an dan pendidikan
lanjutan yaitu pengajian kitab.
C. Pengajar Al-Qur’an di Desa Aringin
Keperluan guru merupakan komponen kemahiran yang boleh diperolehi
melalui proses latihan khusus, sama ada di maktab perguruan atau universitas.
Sebagai mu„allim, seorang guru perlu mendapat latihan yang cukup, ini termasuk
bidang asas pendidikan seperti psikologi dan sosiologi pendidikan. Maka dapat
dikatakan bahawa keperluan guru boleh mengukur tahap kesediaan mereka untuk
menjalankan tugas sebagai seorang mu„allim yang professional. Sebagaimana
dikatakan oleh Bapak Sutra Paman. “[S]aya mengajar anak-anak disini itu sesuai
dengan kemampuan yang miliki, kalau saya tidak mengetahui terhadap suatu hal
maka saya tidak mengajarkan hal tersebut kapada anak-anak…”54
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, seorang guru dalam
mengajarkan suatu hal kepada muridnya hendakla mengerti terlebih dahulu apa
yang akan diajarkan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di
Desa Aringin guru yang mengajarkan Al-Qur‟an di Desa Aringin merupakan
alumni atau tamatan Pondok Pesantren, karena mayarakata di Desa Aringin
beranggapan bahwa orang yang pernah belajar di Pondok Pesantren akan lebih
menguasai Ilmu Agama, terutama dalam hal membaca Al-Qur‟an. Oleh sebab itu
54Sutra Paman, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 29 Juni 2018.
37
masyarakat lebih percaya menitipkan anak-anaknya pada guru ngaji yang latar
belakang pendidikannya berasal dari Pondok Pesantren. Seperti yang dikatakan
oleh Bapak Hamido. [S]aya lebih percaya menitipkan anak saya pada guru
mengaji yang asal sekolahnya dari Pondok Pesantren. Karena lebih banyak
pengalaman ilmu agamanya. Apalagi dalam segi belajar membaca Al-Quran…”55
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan
menjadi daya tarik tersendiri oleh masyarkat Desa Aringin, terutama dalam
mendidik anak-anak soal ilmu agama, salah satunya belajar membaca Al-Qur‟an.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan
itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga
perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam
dan kompleks.
55Hamido, Warga Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 28 Juni 2018
38
BAB IV
KOMUNIKASI PERSUASIF ORANG TUA DALAM MENINGKAT
MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR’AN
A. Bentuk Komunikasi Persuasif Orang Tua dalam Meningkat Minat
Belajar Anak membaca Al-Qur’an
Sesuai dengan namanya, komunikasi persuasif adalah salah satu bentuk
komunikasi yang bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada audien. Dengan
penyampaian pesan secara persuasif atau membujuk, diharapkan audien dapat
memiliki cara pandang yang sama dengan komunikator sehingga audien akan
bertindak seperti yang diinginkan.56
Hilang semangat adalah kondisi jiwa yang sering kita alami dari waktu
kewaktu, dalam kondisi ini kita enggan melakukan apapun, meskipun yang
sederhana. Kondisi ini membuat orang merasa dirinya tidak berguna. Kehilangan
semangat menyebabkan kehilangan banyak kesempatan.57
Oleh karena itu peran
orang tua sangat penting dalam meningkatkan minat belajar anak. Dengan
demikian dibutuhkan suatu cara agar komunikasi orang tua dengan anak dapat
berjalan dengan baik dan dapat menimbulakan efek terhadap kedua nya. Dalam
komunikasi persuasif efeknya harus merupakan dampak dalam perubahan sikap,
opini dan tingkah laku yang timbul dari kesadaran komunikan. Adapun unsur-
unsur yang mempengaruhi komunikasi persuasif yakni:
1. Persuader
Persuader adalah orang atau sekelompok orang yang bertujuan
menyampaikan pesan sikap, terdapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal
maupun nonverbal.
2. Persuadee
Adalah orang atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu
disampaikan/disalurkanolehkomunikator.
56Dedy DJamaluddin, Komunikasi Persuasif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994),
32. 57
Dr. Ibrahim Elfiky, Terapi Berpikir Positif, ( Jakarta: Zaman, 2009), 62.
39
3. Persepsi
Persepsi adalah proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen
kongnisi
4. Pesan Persuasif
Pesan peruasif dipandang usaha sadar untuk mengubah pikiran dan
tindakan dengan manifulasi motif-motif kea rah tujuan yang telah ditetapkan.
5. Saluran persuasif
Saluran persuasif merupakan perantara ketika seorang komunikan
mengoperkan kembali pesan yang berasal dari sumber awal untuk tujuan akhir.
6. Umpak balik dan efek
Umpan balik adalah reaksi yang datang dari komunikan atau dari pesan itu
sendiri.
Dengan unsur-unsur komunikasi persuasif itu dapat dilihat tujuan dan guna
dari komunikasi persuasif itu sendiri. Untuk tujuan terbentuknya dan
mempengaruhi sikap dibutuhkan suatu proses, proses bukanlah hal yang
sederhana namun bersipat kompleks. Dalam upaya terbentuknya komunikasi
persuasif antara orang tua dan anak dalam meningkatkan minat belajar membaca
Al-Qur‟an di Desa Aringin orang tua harus memiliki cara dalam menumbuhkan
minat pada anak. hasil observasi yang dilakukan oleh penulis bahwa penulis
menemukan bahwa masyarakat di Desa Aringin menerapkan teori Asosiasi yakni
yang mengikut sertakan peran orang tua dalam meningkatkan minat anak belajar
membaca Al-Qur‟an, seperti:
1. Membangkitkan Motivasi pada Anak
Maksudnya yaitu menggerakkan dan mendorong keinginan anak untuk
belajar melalui penciptaan yang kuat pada mereka dengan menanamkan nilai-nilai
islami. Dengan cara menyampaikan pesan-pesan religius dan dengan
penyampaian yang lemah lembut dan sopan. Seperti yang Ibu Halima katakana.
“[A]nak itu akan lebih mudah sekali mendengarkan apa yang kita katakana
40
apabila kita bujuk dia terlebih dahulu. Kalau kita keras dalam menasehati maka
mereka akan lebi keras lagi.”58
Hal seperti ini mampu menbuat anak lebih mengerti, karena yang
diketahui anak memiliki jiwa yang lembut, oleh karena itu dalam penyampaian
pesan lebih efektif jika menggunakan komunikasi persuasif yakni dengan cara
membujuk. seperti yang dikatakan oleh salah satu anak “[I]bu saya sering bilang,
kalau saya rajin mengaji nanti besar saya bisa jadi penghafal Qur‟an, nanti tamat
SD saya mau melanjut ke Pondok Pesanteren ”…59
2. Meningkatkan Kepercayaan Diri pada Anak
Pada tahap ini orang tua mulai bertindak mengembangkan keterampilan
yang diperlukan untuk melakukan hal yang mereka inginkan. Contoh anak kecil
belajar membaca Al-Qur‟an dan yang mengajarkan adalah orang tua. Dalam
metode pembelajaran yang berlangsung orang tua mengajarkan bagaimana cara
penyebutan hurup Hijaiyah yang baik, kemudian diajarkan Tajwid hingga
akhirnya anak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik. Nilai positif yang diperoleh
dari hal itu yakni anak akan merasa mampu dan bisa melakukan segala sesuatu
dengan baik, nilai percaya diri ini diasah kemudian disalurkan dan
dikembangakan melalui kegiatan-kegiatan bermasyarakat.
3. Memberi Contoh sebagai Tauladanan Anak
Memberi contoh atau memperkenal anak pada Qori‟ atau Qori‟ah terbaik kepada
anak, hal ini merupakan cara untuk meningkatkan mnat ana dalam belajar Al-
Qur‟an. Secara tidak langsung cara seperti ini dapat mempengaruhi alam bawah
sadar berupa sugesti kebaikan untuk terus memperbaiki bacaan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Ustad Muhammad Abas.
[D]alam memberi pendidikan kepada anak, harus seimbang antara
pendidikan dunia dan akhirat barulah anak dapat menjadi anak yang
berguna dunia akhirat. Perkenalkan orang-orang berilmu yang baik kepada
mereka supaya mereka menjadikan orang-orang itu sebagai idola nya.
Sehingga tumbuh semangat didalam dirinya untuk belajar dan bisa
58Halimah, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal o3 Juli 2018.
59Mubin, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 07 Juni 2018.
29
menjadi seperti idolanya agar dapat dijadikan contoh dalam kehidupannya.60
Perkembangan Zaman yang begitu pesat mampu mengubah pola pikir
masyarakat, kecangkihan alat komunikasi sudah mempengaruhi pola pikir
masyarakat. Bukan hanya masyarakat kota saja namun sudah merambat kepada
masyarakat Desa salah satunya Desa Aringin. Sehingga orang tua merasa
kesusahan dalam memberi pengertian kepada anak-anak.
Dalam menerapkan komunikasi persuasif antara orang tua dan anak untuk
meningakat minat dalam belajar membaca Al-Qur‟an khususnya di desa Aringin
mempunyai gaya berkomunikasi yang berbeda setiap orang tua. Teori ini muncul
dilator belakangi oleh pengamatan secara langsung oleh penulis atas perilaku
orang tua terhadap anaknya. Ada yang keras pada anaknya, selalu mendengar dan
bekerja sama, senang menghindari konflik, atau malah selalu mengikuti kemauan
anak.
Berdasarkan observasi dan wawancara penulis diatas dapatlah diketahui
bahwasanya metode komunikasi persuasif yang dilakukan dapat mempengaruhi
pendapat, sikap dan tingkah laku hanya dilakukan berdasarkan pada bujukan-
bujukan atau ajakan-ajakan (persuasif) menjadikan hubungan antara orang tua dan
anak lebih baik.
1. Orang Tua yang Keras
Orang tua yang type seperti ini cenderung keras dalam mendidik anaknya,
sangat suka memaksa kehendak karena semua aturan yang ad dirumah harus
sesuai dengan kehendaknya, merasa jika pendapatnyalah yang paling benar,
paling bisa mengatur serta sulit mendengar mendapat dari anak. kalaupun
mendengar ia harus mendapat alasan yang kuat dari anak, sering mengacam dan
menghukum.
2. Mendengarkan dan Bekerja Sama
Orang tua seperti ini sering melakukan kejasama dengan anak, jika ad suatu hal
yang perlu dicapai biasanya orang tua mengajak anaknya berkumpul untuk
mencapai tujuan bersama-sama. Ketika akan melakukan sesuatu anak diajak
60Ust. Abbas Muhammad, Kepalak Sekolah Madrasah Desa Aringin, Wawancara dengan
Penulis, Pada Tanggal 05 Juli 2018
30
berunding untuk memutuskan hal yang terbaik. Orang tua yang seperti ini lebih
terbuka terhadap anak-anaknya.
3. Suka Menghindari Konflik
Orang tua denga gaya seperti ini selalu menghindari terjadinya konflik
denga anak, jika anak melakukan kesalahan orang tua tidak mau menegur dan
memberi nasihat, karena orang tua tidak ingin anaknya marah, melawan, atau
menangis sehingga munculnya konflik. Orang tua seperti ini cenderung cuek
terhadap anak, idak banyak aturan, tidak membatasi apa saja yang dilakukan anak
(permisif).
4. Mengikuti Kemauan Anak
Orang tua seperti ini lebih ingin mengabulkan keinginan anak, memberi
kebebasan pada anak dalam berkomunikasi dan bereksprimen. Orang tua dengan
gaya seperti ini tidak banyak aturan, karena dianggap akan mengekang kreativitas.
Mereka cenderung antikonflik demi menjaga hubunagna baik denga anak.
Akan tetapi dari pengamatan tersebut penulis lebih banyak menjumpai
orang tua yang lebih memilih sikap keras dalam mendidik anak, karena orang tua
beranggapan bahwa anak akan melawan atau memberontak apabila tidak dididik
dengan keras. Seperti halnya juga yang dikatakan Bapak Abdul warga Desa
Aringin
[A]nak kalau kita didik denga lemut, dia akan pijak kepalak kita. Sebagai
orang tua wajib mendidk anak dengan keras. Itu juga kita lakukan demi
kebaikan dia sendiri. Apalagi anak-anak yang tinggal didesa, mereka
cenderung lebih memiliki sipat yang nakal dan benberontak, hal ini
sisebabkan kurangnya perhatian orang tua yang pergi pagi pulang malam
dari bekerja.61
Kondisi perekonomian masyarakatlah yang membentuk karakter anak
yang tinggal di Desa cenderung bersipat susah diatur dan pembangkang. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Orang tua lebih
memilih bekerja siang malam ketimbang memberi perhatian kepada anak. Dengan
kurangnya pengawasan dan perhatian terhadap anak membuat anak memilih jalan
61Abdul, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 07 Juni 2018.
31
dengan caranya sendiri. Sehingga anak menjadi susah diatur dan dinasehati dan
beranggapan bahwah mereka mampu menentukan jalan kehidupan yang baik.
Akan tetapi tidak semua anak yang tinggal didesa memilihi sipat yang
keras, ada juga keluarga yang lebih memilih kerja sama dalam memutusakan
suatu hal. Seperti Ibu Halima yang beranggapan bahwa berhasilnya anak bukan
karena didikan yang keras dari keluarga.
[K]alau saya dalam memutuskan sesuatu terhadap anak saya runding
terlebih dahulu sebelum memutuskan hasil. Dibujuk dengan baik jika kita
beranggapan keinginanya tidak baik, supaya dia tidak kecewa dengan
kepuusan terhadap pilihannya. Karena anak memiliki sifat yang lembut,
maka kita menasihat dengan cara membujuk, jangan memarahi. Semakin
sering kita memarahi anak maka semakin anak menjadi nakal dan susah di
nasehati.62
Oleh sebab itu para orang tua berkewajiban untuk menanamkan ajaran-
ajaran agama Islam kepada anak-anaknya sejak usia dini, agar mereka tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang shaleh dan shalehah, serta mampu menjadi
qurrota a’yun (penenang jiwa dan penyejuk hati) bagi kedua orang tuanya. Hal itu
harus dilakukan sejak anak lahir dengan mengumandangkan adzan dan iqomat di
kedua telinganya dengan tujuan agar suara yang terdengar dan terekam oleh anak
adalah kalimat-kalimat tauhid. Kemudian diikuti dengan pemberian nama yang
islami dan diberikan contoh teladan yang baik sesuai dengan perkembangan jiwa
anak. sebagaiman yang diungkapkan oleh Ustad Muhammad Abas.
[I]tulah kenapa setiap anak yang baru lahir di kumandangkan azan, supaya
anak tersebut nanti kalau udah besar mampu menjadi anak yang holeh dan
sholeha. Itulah gunanya orang tua harus memberi pendidikan ilmu agama
yang baik, dan juga menjadi contoh yang baik anak-anak mereka. Anak-
anak itu sangat mengikuti apa yang di lakukan orang tua. Oleh sebab itu
ebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik.63
Dari penjelasan diatas dapat digambarkan bahwa orang tua adalah objek
pertama yang dijadikan seorang anak sebagai contoh dalam kehidupannya.
62Halima, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 03 Juli 2018.
63Ustad Abas Muhammad, Kepalak Sekolah Madrasah Desa Aringin, Wawancara dengan
Penulis, 05 Juli 2018.
32
Dalam interaksi sosial terutama interaksi yang terjadi antara orang tua dan
anak dalam meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an khusunya di Desa
Aringin orang tua perlu menerapkan beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan sikap anak hal ini dilakukan bertujuan suapaya
tercapainya komunikasi persuasif dengan efektik. Adapun faktor yang
mempengaruhi seperti hal dibawah ini:
1. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi sangat mempengaruhi dalam bentukan sikap, dengan
adanya pengalaman yang telah diperoleh sebagai orang tua mampu
mempertimbang dengan baik hal-hal yang akan dilakukan terhadap anak. karena
apa yang telah dialami akan ikut membentuk dan mempengaruhi atas stimulasi
social. Tanggapan akan mejadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Dengan
demikian orang tua lebih mudah menbujuk anak-anak mereka untuk mengikuti
apa yang mereka katakana.
Yang paling utama orang tua hendaknya pandai mengaji dan memiliki
pemahaman ilmu agama yang baik, sehingga anak dengan mudah dibentuk atas
alasan orang tua memiliki pengetahuan yang baik juga. Komunikasi persuasif
bersifat mempenagaruhi komukikan untuk mengikuti apa yang dikatan oleh
komunikator.
2. Pentingnya Pengaruh Orang Tua terhadap Anak
Setiap anak beranggapan jika orang tuanya adalah orang terpenting dalam
kehidupannya sehari-hari, pada umumnya anak lebih memilih sikap yang searah
dengan sikap seseorang yang dianggapnya penting tersebut. Oleh karena itu orang
tua menjadi motivator yang dapat membentuk anak menjadi baik dan dapat
membentuk kepribadian yang mudah diatur. Dengan demikian orang tua lebih
mudah memberi arahan kepada anak untuk melakuakan sesuatu.
B. Kendala Menghadapi Anak dalam Meningkatkan Minat Belajar AL-
Qur’an
Kendala Komunikasi orang tua terhadap anak dalam meningkatkan minat
belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin adalah sebagai berikut:
1. Interaksi Orang Tua-anak masih Terbatas
33
Hal yang menjadi kendala dalam mendidik anak-anak di Desa Aringin yakni
komunikasi antara orang tua dan anak menjadi faktor utama sebagai penghambat
hal ini disebabkan pengetahuan dan pengalaman. Karena pengetahuan dan
pengalaman sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bagi anak-
anak. Khususnya dalam cara maupun pola orang tua dalam berkomunikasi dengan
anak-anak. Keterbatasan waktu orang tua berkomunikasi dengan anak dapat
menyebabkan kendala dalam mendidik anak seperti anak tidak mau
mendengarkan perkataan orang tua. Hal ini disebabkan oleh sibuknya orang tua
dalam bekerja, ehingga tidak memiliki waktu yang banyak untuk anak. sehingga
bnyak sekali anak yang tidak mau belajar mengaji, anak-anak di Desa Aringin
lebih memilih bermain-main dengan teman sebaya ketika waktu magrib.
Al-Qur‟an tidak secara langsung mengemukakan tentang tanggung jawab
orang tua terhadap pendidikan, namun perintah atau statemen tersebut tersirat
dalam beberapa ayat yang mengisyaratkan tentang hal itu. Berikut ini ayat yang
menunjukkan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan:
ة يب أيهب الذيه آمىىا قىا أوفسكم وأهليكم وبرا وقىدهب الىبس والحجبرة عليهب ملئك
مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون ل شداد ل يعصىن الل
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”( Q.S.at-Tahrim 6).64
Ayat di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula
dari rumah. Walau secara redaksional ayat tersebut tertuju kepada kaum pria
(ayah), tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju
kepada perempuan dan lelaki (Ibu dan Ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa
(misalnya ayat memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan
perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak
dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung
jawab atas kelakuannya.
64Tim penerjemah dan penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen
Agama RI, 1974), 36
34
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Aringin,
peneliti menemukan sebagian anak yang tidak mau belajar mengaji dan lebih
memilih bermain bersama teman-temannya di waktu magrib. Hal ini disebabkan
oleh faktor keluarga, dimana kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya,
sehingga menyebabkan anaknya menjadi tidak mau diatur. Menjelaskan tentang
pendekatan prilaku, Nabil menyatakan bahwa. “[L]ebih baik lari dari rumah
waktu magrib dari pada disuruh pergi mengaji, karena dari pada mengaji lebih
baik bermain…”.65
Kondisi yang ada di Desa Aringin membuat anak-anak sangat susah sekali
diajarkan mengaji, peran orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak. Jika
saja orang tua mampu memberi sedikit waktu untuk berkomunikasi atau mengisi
waktu luang dengan berkumpul bersama keluarga hal ini akan dapat membantu
anak agar lebih mudah diatur. Akan tetapi hal ini tidak dapat dilakukan oleh
orang tua di Desa Aringin karena kesibukan bekerja. Banyaknya pengangguran
dalam suatu masyarakat, menyebabkan rendahnya tingkat perekonomian
masyarakat daerah keseluruhan tersebut. Hal ini siebabkan oleh edikitnya
lapangan kerja yang tersedia dan kurangnya skill yang dimiliki sehingga banyak
dunia usaha yang tidak bisa mengguakan mereka sebagai pekerja.
Hasil obervasi dilapangan diperoleh suatu gambaran bahwa denga
kesibukan orang tua sebagai petani/pekebun, maka kadang-kadang orang tua tidak
memiliki waktu yang banya untuk memperhatikan anak-anak sehingga anak-anak
lebih memilih kehendak sendiri.
Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan
sosial masyarakat, hampir seluruh kegiatan masyarakat dimanapun adanya, selalu
tersentuh komunikasi. Karena sudah disepakati bahwa fungsi umum dari
komunikasi adalah informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif (entertainment)66
.
Dalam kehidupan sosial tentunya masyarakat tentunya masyarakat sangat
membutuhkan informasi untuk bisa mengetahui apa yang sedang terjadi juga
65Nabil, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis. 28 Juni 2018.
66Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), 3.
35
untuk menambah wawasan dan pengetahuan mereka, oleh karena itu masyarakat
juga membutuhkan pengajaran dan pendidikan sebagai bentuk dari fungsi
komunikasi dalam bidang edukatif.
2. Anak Sulit Menerima Respon yang Ada
Pengaruh pergaulan selalu menjadi langkah pertama pada anak dalam
suatu kegiatan sehingga hal ini menyababkan bentuk kenakalan. Sesuai dengan
observai dilapangan telah diperoleh suatu gambaran bahwa yang dilakukan anak
berkumpul dengan teman-teman ekampung/sedesa atau dari luar desa sehingga
menjadi terpengaruh. Sehingga yang dikemukan oleh Darwin sebagai orang tua
alah atu anak di Desa mengatakan. “[A]anak di Desa Aringin ini sangat susah
diatur termasuk anak saya. Anak –anak disini bermain dengan teman sebayah
mereka itu terlalu bebas, sehingga menyebabkan mereka menjadi nakal. Itu
pengaruh lingkungan termasuk pengaruh dari teman-teman mereka sendiri”.67
Dari hasil observasi dilapangan penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan itu sangat penting dalam mendidik
anak, dengan anak memiliki pendidikan yang tinggi anak dapat
mempertimbangkan hal baik dan buruk. Namun hal tersebut tidak luput dari
pengawalan orang tua, dan orang tua hendaknya mengajarkan ilmu agama juga
terhadap anak sebagai pedoman dalam kehidupan. Al-qur‟an mengajarkan segala
hal, sebagai makhluk Allah yang diberi akal dan pikiran manusia wajib
menjadikan Al-Qur‟an dan Hadits sebagai pedoman kehidupan. Dengan
memberikan bimbingan agama kepada anak-anak sejak usia dini, maka
diharapkan mereka memeiliki rohani yang bersih dan suci sehingga selalu
terdorong untuk melaksanakan seluruh perintah Allah SWT dan menjauhi
larangan-laranganNya. Dengan demikian, insya Allah mereka akan selalu disinari
cahaya Islam sehingga akan meraih kebahagiaan hidup yang hakiki, baik di dunia
maupun di akhirat serta terhindar dari kesengsaraan, kesesatan dan siksa api
neraka.
67Darwin, Warga Desa Aringin, Wawancara Denga Penuli, Pada Tanggal 30 Juni 2018, Dea
Aringin, Catatan Penulis.
36
Pengaruh lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan anak, hasil
observasi yang didapatkan oleh penulis bahwa di Desa Aringin remaja yang
berusia 15 Tahun keatas sudah banyak yang menggunakan obat-obatan terlarang,
oleh sebab itulah mereka tidak mendengar apa nasihat orang tua. Pola pikir
mereka di pengaruhi oleh obat-obatan terlarang sehingga membuat mereka sulit
untuk dinaehati. Seperti yang diungkapka oleh Darwin. “[R]emaja didesa Aringin
ini sangat susah sekali untu dinaehati, karena baru berumur 15 tahun saja sudah
berani menggunakan obat-obatan seperti Narkoba, oleh sebab itulah menyebabkan
kenakalan pada remaja disini”.68
3. Tidak Adanya Waktu Orang Tua terhadap Anak.
Kesibukan orang tua dalam bekerja guna mencukupi kebutuhan hidup
dalam keluarga membuat kurangnya perhatian oleh orang tua kepada anak,
sehingga menyebabkan perilaku menyimpang pada anak. Komunikasi keluarga
sangat diperlukan sebagai salah satu aspek pembentukan keluarga yang harmonis,
dimana untuk mencapai sebuah keluarga yang harmonis semua anggota keluarga
harus didorong untuk ambil bagian dalam mengemukakan pendapat dan
perasaannya. Tanpa komunikasi hubungan orang tua dengan anak sulit untuk di
hindari oleh karena itu komunikasi merupakan hal yang esensial dalam keluarga.
Ketidak adanya waktu orang tua dengan anak ini merupakan sebab utama
gagal terbentuknya keluarga yang harmonis. Akibat dari kegagalan dalam
berkomunikasi berakibat fatal baik secara individual maupun social. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Bapak Alamsyah. “[S]ibuknya bekerja sehingga tidak
memiliki waktu luang untuk keluarga, itu akan berakibat buruk yakni keluarga
tidak akan harmonis. Karena kurangnya waktu untuk keluarga dan menyebabkan
anak-anak jauh dri orang tua sendiri…”.69
Terkaid dengan hal diatas, untuk memberi pelajaran kepada orang-orang
tua, Al-qur‟an dan Hadist sebagai pedoman umat manusia telah memberi
penjelasan bagaimana terhadap bagaiman tanggung jawab orang tua terhadap anak
68Darwin, Warga Desa Aringin, Wawancara Denga Penuli, Pada Tanggal 30 Juni 2018,
Desa Aringin, Catatan Penulis. 69
Alamsyah, Warga Desa Aringin, Hasil Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 05 Juli
2018.
37
dan sebaliknya dalam menjainkan komunikasi keluarga. Tampaknya akan
memunculkan sesuatu yang akan dijadikan sebuah teladan dalam kehidupan.
C. Hasil yang Sudah Tercapai dalam Komunikasi Persuasif Orang Tua
Terhadap Anak dalam Meningkat Minat Belajar Al-Qur’an
Dari bentuk yang paling umum keluarga terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak.
dua komponen yang petama yaitu Ayah dan Ibu merupakan komponen yang
sangan menentukan kehidupaan anak. baik ayah ataupun ibu, keduanya adalah
pengasuh utama dan pertama bagi sang anak dalam keluarga baik karena alasan
biologis, maupun pisikologis. Oleh sebab itu komunikasi diantara keduanya
sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku anak. Komunikasi persuasif
yang dilakuakn orang tua dalam meningkatkan minat anak untuk membaca Al-
Qur‟an dengan membujuk anak kemudian memberi motivasi pada anak, dan
menerapkan ajaran-ajaran islam kepada anak sejak usia dini. Hal ini dapat
mempengaruhi alam bawah sadar anak, sehingga mampu melakukan yang terbaik.
Apapun bentuk konsep yang digunakan dalam komunikasi persuasive orang
tua terhadap anak tidak menjadi masalah, asalakan sesuai dan tidak melanggar Al-
Qur‟an dan Hadist. Karena sudah menjadi tanggung jawab orang tua dalam
menddik anak, dan dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan kewajiban orang tua dalam
mendidik anak.
Demikian juga bentuk dan proses komunikasi persuasif orang tua terhadap
anak dalam meningkatkan minat belajar menbaca Al-qur‟an di Desa Aringin.
Yang jelas komunikasi yang dilakukan oleh orang tua ini dapat merubahkan pola
pikir anak yang lebih baik yang sesuai dengan syariat Islam yang terkandug di
dalam Al-Qur‟an dan Hadist.
Semua komunikasi yang terencana mempunyai tujuan yakni
mempengaruhi khalayak atau penerima . Pengaruh atau efek ialah perbedaan
antara yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh komunikasi persuasif orang tua terhadap anak
di desa Aringin dapat dilihat adnya perubahan dari bentuk perilaku pada anak.
Adapun bentuk perubahan antara orang tua dan anak setelah diterapnya
komunikasi persuasif diantara keduanya yang dapat penulis uraikan yaitu:
38
1. Anak Semakin Baik dalam Akhlak
Diterapkannya komunikasi persuasif dalam suatu keluarga membuat
hubungan keluarga menjadi lebih baik, dimana sebelum ini hubungan antara nak
dan orang tua tidak begitu dekat dengan adanya pengaruh dari komunikasi
persuasif mampu mengubah pola pikir anak menjadi lebih baik. Anak lebih
mudah diatur, dan lebih mudah memahami suatu hal. Orang tua lebih gampang
meminta anak-anak mereka untuk belajar terutama belajar mengaji tanpa harus
meggunakan cara kekerasan.
Komunikasi yang efektif dari keduanya dapat mewujudkan keperibadian
yang baik pada keluarga, sehingga masyarakat bersimpati dan menjalin hubungan
baik dengan kita. Seluruh dasar-dasar dan nilai-nilai itu terbagi menjadi dua
bagian: pertama ialah sifat dan perilaku khusus yang harus kita terapkan dan
menjadi hiasan bagi kita terhadap orang lain; kedua, sifat-sifat tercela yang harus
kita jauhi. Dengan kata lain di bagian pertama, Islam mengharuskan kita untuk
memperhatikan kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas moral masyarakat.70
Pengaruh komunikasi persuasive orang tua terhadap ana dapat penulis lihat
dari perubahan anak dalam belajar mengaji, dengan bertambahnya jumlah anak
mengaji dari minggu ke minggu. Sehingga sedikit banyaknya mempengaruhi pola
pikir anak di Desa Aringin menjadi lebih baik. Sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh Guru Mengaji Sutra Paman.
[H]ampir setiap minggu jumlah anak yang belajar mengaji bertambah, hal
ini dikarenakan perintah dari orang tua, yang meminta anak-anaknya untuk
belajar membaca Al-Qur‟an. Agar nanti ketika orang tuanya meninggal
Dunia ada anak yang bisa mendo‟akannya dari siksaan neraka. Rupanya
hal ini didengar oleh anak-anak dan timbul rasa kasihan pada orang
tuanya.71
Seperti itu juga yang dikatakan oleh Ibu Sumiati sebagai pelaku
komunikator dari komunikasi persuasif, bahwa anaknya sekarang lebih mudah
jika disuruh pergi pengaji tanpa harus di marah dan dihukum terlebih dahulu.
70Tim akhlak, Etika Islam: dari kesalehan individual menunu kesalehan sosial, (Jakarta:
Al-huda, 2003), 53. 71
Sutra Paman, Guru TPA desa Aringin, Wawancara dengan penulis, pada Tanggal 29
Juni 2018.
39
[K]alau sudah mendekati waktu magrib, saya menyuruh anak saya pergi
kemasjid untuk mengaji. Biasanya sangat susah untuk menyuruh dia
mengaji, saya harus memarihi dia terlebih dahulu. Namun sekarang setelah
saya sampaikan beberapa kewajiban anak terhadap orang tua menurut
ajaran islam, dan mengajarkan nilai-nilai islam, anak saya lebih mudah
jika di minta untuk pergi mengaji. Ini juga tidak didapatkan sepenuhnya
dari saya. Guru-guru dia disekolahpun membantu memberikan penjelasan
yang sama.72
Perubahan yang terjadi diantara orang tua dan anak lebih baikpun semakin
terlihat seperti halnya kedekatan orang tua dengan anak yang ditunjukan orang tua
dengan rela meninggalkan pekerjaan demi mengatar anak-anak keacara
perlombaan di berbagai tingkat. Dengan demikian dapat dilihat jika orng tua rela
meninggalkan pekerjaan yang selama ini dianggap penting demi mencurahkan
perhatian kepada anak dan untuk membentuk keluarga yang harmonis. Begitu
juga dengan anak, yang lebih dekat dengan orang tua. Dengan demikian
perubahan ini sudah begitu terasa oleh para orang tua di Desa Aringin.
2. Terjalinnya Kedekatan antara Orang Tua dan Anak
Pada umunya orang tua di Desa Aringin sama sekali tidak perduli dengan
hubungan antara dirinya dan anak. Yang menjadi tujuan utama orang tua dalam
kehidupan adalah bekerja, sehingga tidak ada waktu luang untuk keluarga. Para
orang tua beranggapan bahwa menitipkan anak kesekolah sudah termasuk
tindakan yang sangat benar, karena tugas sebagai guru mendidik anak-anaknya
menjadi orang baik. Namun mereka lupa kalau peran orang tua sangat dibutuhkan
oleh anak dalam membentuk akhlak yang baik.
Namun setelah diterapkan komunikasi persuasif pada orang tua dan anak,
barulah kedekatan antara keduanya terjalin. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Ibu Ahyan. “[S]ekarang lebih mudah menyuruh anak pergi kemasjid untuk
mengaji, ketimbang sewaktu dulu. Itu sebab jaman sekarng orang tua lebih
memilih keluarga dari pada pekerjan. Seehingga waktu bersama dengan keluarga
lebih banyak. Hal ini membuat anak semakin dekat dengan kita sebagai oraang
tua…”.73
72Sumiati, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 03 Juli 018.
73Ahyan, Ketua Pengajian Masjid Nurul Huda Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis,
Pada Tanggal 04 Juli 2018. Catatan Penulis.
40
Walaupun kedekatan orang tua dengan anak terjalin dengan baik, orang
tua tidak boleh merasa puas. Masih banyak lagi tanggung jawab sebagai orang tua
dalam membentuk sikap dan keperibadian yang terhadap anak apalagi dizaman
sekarang ini. Orang tua harus memahami benar-benar peran sebagai orang tua
menurut syariat Islam, gunaa membentuk keperibadian yang baik pada anak-anak.
3. Menurunnya Angka Buta Hurup dalam Membaca Al-Qur’an
Kepandaian membaca Al-Qur‟an di kalangan masyaraka Desa Aringin bila
dibandingkan dengan masa-masa yang lalu dengan yang sekarang, maka yang
sekarang ini jauh lebih meningkat. Ini terbuktinya dengan bertambah banyaknya
anak-anak yang belajar mengaji di TPA di Desa Aringin.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, penulis menemukan
bahwa banyak sekali para orang tua yang tidak bisa mengaji. Yang menjadi
penyabab utama ialah tak ada guru yang mengajarkan ketika mereka masih anak-
anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Erma, “[K]enapa kami sekrang tidak
bisa mengaji, itu disebabkan sewaktu kecil tak ada tempat untuk belajar.74
Hal ini dibenarkan oleh orang tua lainnya, yang juga merasa hal yang sama
sebab tidak bisa mengaji padasaat penulis melakukan wawancara dengan warga
lainnya. “[I]ya yang menjadi penyebab kami tidak bisa membaca Al-Qur‟an itu
sebab guru, zaman kami masih anak-anak di Desa Aringin ini tidak ada guru yang
bisa ngajar. Jika mau belajar kami harus pergi ke desa sebelah. Untuk pergi
belajar tidak dibolehkan orang tua karena kami anak perempuan.75
Perubahan perilaku yang terjadi pada masyarakat setelah adanya
perkembangan zaman menibulkan hal yang positif. Pengaruh komunikasi
persuasive yang diharapkan oleh orang tua kepada anak dalam bentuk ajakan,
rayuan dan bujukan kepada anak ini menunjukkan bahwa yang diajarkan oleh
orang tua melalui komunikasi persuasif menunjukkan hasil. Karena mampu
mendatangkan pengaruh yang positif terhadap anak.
74Erma, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 04 Juli 2018
75Roimah, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis,Pada Tanggal 04 Juli 2018
41
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pokok permasalahan penelitian dapat diperoleh kesimpulan,
maka penulis menemukan bahwa pengaruh komunikasi persuasif orang tua
terhadap anak memberikan dampak yang positif kepada masyarakat di Desa
Aringin. Maka sampailah penulis pada tahap terakhir yaitu penyampaian
kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk mengamati sebuah proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an di
Desa secara mendalam peneliti memilih anak-anak yang belajar Al-
Qur‟an di Desa Aringin yang berjumlah 58 orang. Berdasarkan hasil dari
penelitian anak-anak yang belajar Al-Qur‟an di Desa dimulai dari umur
7-13 tahun. Untuk penerapan pembelajaran seorang Guru/Ustad ataupun
Ustazah biasanya menggunakan Iqro‟ terlebih dahulu kepada anak yang
berusia 5-6 tahun, kemudian baru menggunakan Al-Qu‟an, tujuan
menggunakan Iq‟ro dalam pembelajaran untuk memperkenal anak
dengan hurup-hurup hijaiyah. Tempat proses pembelajaran yang
digunakan ada dua yakni Masjid dan Mushalah, proses pembelajaran
dimulai dari selesai magib sampai isya jika proses pembelajaran belum
selesai sedangkan waktu isya sudah masuk maka seorang guru
melanjutkan proses pembelajaran setelah sholat isya. adapun tempat
yang digunakan untuk proses pembelajaran yakni Masjid dan Musholah.
2. Komunikasi persuasif orang tua terhadap anak dalam meningkatkan
minat belajar membaca Al-Qur‟an yakni: Petama, Membangkitkan
Motvasi pada anak untuk mendorong keinginan anak untuk belajar
melalui penciptaan yang kuat pada mereka dengan menanamkan nilai-
nilai islami, Kedua, meningkatkan kepercayaan diri pada anak, pada
tahap ini orang tua mulai bertindak mengembangkan keterampilan yang
diperlukan untuk melakukan hal yang mereka inginkan, Ketiga, memberi
54
contoh tauladan pada anakseperti memperkenalkan Qori; atau Qori‟ah
terbaik pada anak, hal ini merupakan cara untuk meningkatkan minat
nak dalam belajar Al-Qur‟an. Berdasarkan observasi yang dilakukan
oleh peneliti bahwa orang tua lebih menerapkan metode komunikasi
persuasif berdasarkan pendapat dari beberapa pakar psikologi dan
komunikasi seperti Newcomb, Janis, Cartwright, Graves, Bowman dan
Harvey antara lain: Metode Partisipasi, Metode Asosiasi, Metode ”Icing
Device”, Metode “Pay Off Idea”, Metode “Fear Arrousal”.
berdasarkan observasi yang dilakukan penuis, penulis dapat
menyimpulkan bahwah orang tua di desa Aringin menerapkan metode
Asosiasi kepada Anak dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an.
3. Kendala menghadapi anak dalam meningkatkan minat belajar Al-
Qur‟an, Pertama, Interaksi orang tua dan anak masih sangat terbatas
sehingga menimbulkan jarak diantara keduanya dan terasa seperti orang
asing didalam sebuah keluarga, sehingga keluarga tidak menjadi
harmonis dan anak lebih mengikuti keinginan sendiri, Kedua, anak sulit
menerima respon yang ada hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan
seperti pengaruh teman sekampung atau dari luar sehingga anak lebih
mengikuti kata teman-temanya disbanding orang tua dan menjadi lebih
mudah terpengaruh, Ketiga, Tidak adanya waktu orang tua terhadap
anak, hal ini disebabkan oleh sibuknya orang tua dalam bekerja,
sehingga kurangnya waktu orang tua dan anak untuk bersama dari hal ini
timbullah kenakalan pada anak.
B. Implikasi Penelitian
Sesuai dengan skripsi yang penulis susun mengenai komunikasi persuasif
orang tua terhadap anak dalam meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an
di Desa Aringin maka penulis dapat memberikan saran-saran yang berguna untuk
bahasan masukan pembaca yaitu sebagai berikut:
1. Untuk jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Bahwa jurusan ini sangat
dibutuhkan oleh berbagai lembaga salah satunya yaitu masyarakat.
55
Sehingga dapat memberikan sumbangsih dan solusi dalam mengatasi
permasalahan yang ada pada masyarakat.
2. Sebagai manusia harus berusaha berperilaku yang baik, karena perilaku
bisa diperbaiki. Tidak perlu khawatir jika kita masih merasakan ada
perilaku kita yang masih kurang baik. Karena dengan kita belajar
berusaha dengan jelas dan perbaikan diri maka kita akan bisa mengubah
perilaku kita ke arah yang lebih baik lagi sesuai ajaran Islam.
3. Selaku perangkat Dusun dan tokoh masyarakat untuk lebih bisa
mensosialisasikan kegiatan-kegiatan pengajaran kepada masyarakat,
karena manfaat yang didapatkan masyarakat banyak sekali yang
positifnya. Dan untuk masyarakatnya pun agar lebih bisa meluangkan
waktunya untuk mengikuti kegiatan pengajaran untuk menambah
wawasan, pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran-ajaran agama
Islam yang berpedoman dari Al-Quran dan Al-Hadits sebagai panduan
dan pegangan dalam hidupnya.
4. Untuk para orang tua yang melakukan kegiatan memberi pemahaman
kepada anak juga tidak boleh memiliki sifat mudah puas dengan hasil
yang sudah didapatkan. Melainkan pengaruh positif yang bisa diberikan
para orang tua kepada anak merupakan sebuah bentuk tantangan yang
baru untuk bisa lebih ditingkatkan lagi dan dipertahankan pengaruh
positifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Tim penerjemah dan penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta:
Departemen Agama RI, 1974.
Buku
Abdurrahman. Dasar-Dasar Public Relaton, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.
Arifullah, Mohd, Dkk. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Jambi: Fak.
Ushuluddin IAIN STS Jambi. 2016.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pt Rajawali Persada, 2014.
DJamaludin, Dedy. Komunikasi Persuasif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1994.
Elfiky, Ibrahim, Terapi Berpikir Positif, Jakarta: Zaman, 2009
Hadi, Soestrisno. Metedologi Risert. Yogyakata: Andi Offiset, 1986.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2006.
Mujid Abul, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2016
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013.
Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Roda Karya,
2000.
Nastion. Metode Riseadt. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Nurudin. Ilmu Komunikasi ( Ilmiah dan Populer). Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Kam, Imam. Renungan-Renungan Islam Harian Untuk Remaja. Jakarta:
Jogyakarta, Diva Press, 2011.
May,Ruddy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005.
Ruslan Rosady. Metode penelitian public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT.
RAaja Grafindo Persada, 2010.
Sukar, Ahmad dan Wiranto. Pengantar Penelitian. Bandung: Remaja Rodakarya,
1989.
Syauki , Ahmad. Lintasan Sejarah Al-Qur’an. Bandung : CV Sulita Bandung,
2004.
Taqi, Mohd. Akrab dengan Anak-Anak Anda. Jakarta: Pustaka Zara, 2015.
Usman, Husaini. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Askara, 2011.
Yusuf, Pawit. Ilmu Komuniksi dan Keperpustakaan. Bandung: PT. Bumi Aksada,
2010.
Skripsi
Effendi. “Studi KPI: Tehnik Komunikasi Persuasif dalam Pembinaan Pembacaan
Al-Qur‟an pada Anak”, Skripsi. Jambi: Program Serjana UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, 2017.
Ma‟as Sholihin. “Studi KPI: Komunikasi Persuasif dalam Menumbuhkan Minat
Membaca Al-Qur‟an pada anak di Desa Renah Sungai Ipuh. Kec. Limbur
Lumbuh Mengkuang Kab. Bungo. “Skripsi Jambi: Program Sarjan UIN
Sulthan Thah Saipuddin Jambi, 2016
Nurul Fadhila. “Studi KPI: Pendekatan Komunikasi Persuasif Orang Tua
Terhadap Anak dalam membina Akhlak Remaja di Desa Teluk Rendah,
Kec. Tebo Ilir Kab. Tebo. Skripsi (Jambi: Program Sarjana IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi 2010 Website
Aji, Batu. “Hubungan Orang Tua dengan Anak”, diakses melalui alamat
http://carabatuaji.blogspot.co.id/2016/03/hungan-orang-tua-dengan-
anak.html, tanggal 13 Maret 2018.
Atom, “Pengaruh Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Keluarga”
diakses melalui Alamat http://ilmusosialweb.blogspot.co.id/html, tanggal
26 Desember 2017
Istiana, Aen. Skripsi “ Komunikasi Persuasif dalam Pembentukan Sikap”. Diakses
melalui alamat http://Aen.blogspot.co.id/2015/ Komunikasi Persuasif-
dalam-Pembentukan sikap.html tanggal 22 Desember 2018.
Wawancara
Abdul, Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 7 Juni 2018
Alamsyah, Warga Desa Aringin, Hasil Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal
05 Juli 2018.
Ahyan, Ketua Pengajian Masjid Nurul Huda Desa Aringin, Wawancara Dengan
Penulis, Pada Tanggal 04 Juli 2018. Catatan Penulis
Azan Abdul, Penduduk Desa, Wawancara dengan Penulis, 25 Juni 2018, Desa
Aringin, Catatan Penulis.
Bahri,Arib Kepalak Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 01
Juni 2018
Darwin, Warga Desa Aringin, Wawancara Denga Penuli, Pada Tanggal 30 Juni
2018, Catatan Penulis
Erma, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 04 Juli
2018
Fhatir Rahman, Anak di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis 07 Juni 2018
Habibi, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 07
Juni 2018
Hamido, Warga Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 28 Juni
2018
Halimah, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal o3 Juli
2018
Jito Sar, Ketua RT 1 Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 27
Juni 2018
Nabil, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis. 28 Juni 2018
Kusnaini, Guru Ngaji, wawancara dengan Penulis, pada tanggal 29 juni 2018
Putra, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, pada tanggal 28 Juni 2018
Sumiati, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 03 Juli
018
Sutra Paman, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 29 Juni
2018
Syamsuddin, Ketua Masjid Desa Aringin. Wawancara dengan Penulis, 7 Juli
2018, Catatan Penulis.
Ust. Muhammad, Abbas, Kepalak Sekolah Madrasah Desa Aringin, Wawancara
dengan Penulis, Pada Tanggal 05 Juli 2018
Ustazah Ida, Guru Mengaji, Wawancara denga Penulis, Pada Tanggal 17 Juni
2018
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Komukasi Persuasif Orang Tua pada Anak dalam Meningkatkan Minat
Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi Kasus di Desa Aringin Kecamatan
Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera Selatan)
No JENIS DATA METEDO SUMBER DATA
1 -Letak geografis desa
Aringin
-Observasi
- Dokumentasi
-Setting
-Dokumentasi
-Geografis
2 -Sejarah Desa Aringin -Wawancara
-Dokumentasi
-Kepalak Desa
-Dokumentasi Sejarah
3 -Visi, Misi Desa -Wawancara -Kepalak Desa dan
Sekdes Desa Aringin
4 -Struktur dan
Organisasi
Kepengurusan Desa
-Observasi
-Doumentasi
-Kepala desa Aringin
-5 -Sarana dan Fasiltas -Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Keadaan fasilitas
-Dokumentasi
fasilitas
6 -Hubungan Orang Tua
dengan Anak
-Observasi
-Wawancara
-Masyarakat desa
Aringin
7 - Proses Belajar anak
mengaji di Desa
-Wawancara
-Observasi
-Masyarakat desa
Aringin
8 - Komuniksi Persuasif
Orang Tua Desa
-Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Anak yang mengaji
-Guru yang mengajar
mengaji
9 -Hambatan dalam
mengajar anak mengaji
-Wawancara
-Observasi
- Masyarakat( Orang
tua)
- Guru mengaji
A. Panduan Observasi
No. Jenis Data Objek Observasi
1. -Letak Geografis Desa
Aringin
- Keadaan dan Letak Geografis
2. -Sarana Dan Prasarana -Sarana dan Prasarana yang tersedia
Seperti TPU (Tempat Pengajian Umum)
B. Panduan Dokumentasi
No. Jenis Data Data Dokumentasi
1 -Letak Geogravis Desa
Aringin
-Data Dokumentasi Tentang letak Desa
Aringin
2 -Sejarah Desa Aringin -Data Dokumentasi tentang Desa Aringin
3 -Visi, Misi Desa
Aringin
-Data Dokumentasi Visi dan Misi Desa
Aringin
4 -Struktur Organisasi
dan Kepengurusan
Desa Aringin
-Data Dokumentasi Organisasi dan
Kepengurusan Desa Aringin
5 -Sarana Dan Prasarana
Desa Aringin
-Data Dokumentasi Sarana dan Prasarana
Desa Aringin
6 -Bentuk Ajaran dalam
Membaca Al-Qur‟an
- Data Dokumentasi Saat anak-anak mengaji
7 -Cara penerapan
Membaca Al-Qur‟an
-Data Dokumentasi dalam bentuk mengajar
anak-anak mengaji
C. Butir-Butir Wawancara
No. Jens Data Sumber Data dan Substansi Wawancara
1 -Letak Geografis Desa
Aringin
- Kepala Desa, Tokoh Agama da Masyarakat
-Bagaimana kondisi umum desa Aringin?
-Bagaimana kondisi social keagamaan desa
Aringin?
2 -Visi, Misi Desa
Aringin
-Apa Visi dan Misi Desa?
4 - Struktur Organisasi
dan Kepengurusan
Desa Aringin
-Bagaimana Bentuk Struktur kepengurusan
Desa?
5 -Proses Belajar Al-
Qur‟an di Desa
-Dimulai usia berapa anak belajar membaca
Al-Qur‟an?
-Dimana tempat proses belajar Al-Qur‟an di
Desa?
-Bagimana Metode pembelajaran Al-Qur‟an
yang diterapkan oleh guru di Desa?
6 -Proses Komunikasi
Prsuasif Orang tua pada
Anak dalam
meningkatkan Minat
belajar Al-Qur‟an
-Apa saja tugas kepalak Desa Aringin?
-Apa pekerjaan masyarakat di Desa Aringin?
-Bagaimana bentuk komunikasi orang tua
pada anak dalam meningkatkan minat belajar
Al-Qur‟an?
-Apa upaya orang tua agar terbentuknya
komunikasi persuasif terhadap anak dalam
meningkatka minat belajar membaca Al-
Qur‟an?
-Bagaimana nasihat yang diberikan orang Tua
dalam meningkat minat belajar Al-Qur‟an?
-Apa pendapat Tokoh Agama dalam
meningkatkan minat beajar menbaca Al-
Qur‟an pada anak?
-Apa pendapat masyarakat dalam diterapnya
komunikasi persuasif pada anak dalam
meningkat minat belajar Al-Qur‟an?
-Kendala apa saja yang dihadi dalam
meningkatkan minat belajar membaca Al-
Qur‟an?
-Apa solusi dalam menumbuhkan minat
membaca Al-Qur‟an?
-Apa Faktor kendala anak-anak melalaikan
mengaji?
-Apakah komunikasi persuasif yang terapkan
turut menbatu dalm menumbuhkan minat
belajar membaca Al-Qur‟an?
-Bagaimana hasil yang dicapai dalam
menumbuhkan minat belajar membaca Al-
Qur‟an?
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
1. Nama : Irna Damai Yanti
2. Tempat Tanggal Lahir : Aringin, 29-06-1995
3. Pekerjaan : Mahasiswa
4. Alamat : Desa Aringin, Kec. Karang Dapo. Kab.
Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan
B. Riwayat Pendidikan
1. S1 IAIN STS Jambi : 2014-2018
2. MAN 1 (model) Lubuklinggau : 2011-2014
3. SMP Negeri Karang Dapo : 2008-2011
4. SDN 1 Desa Aringin : 2002-2008