81
i Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi di Desa Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera Selatan) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam Pada Fakultas Dakwah Disusun Oleh: IRNA DAMAI YANTI UK. 140128 PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2018

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

i

Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak dalam

Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi di Desa

Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara

Sumatera Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam

Pada Fakultas Dakwah

Disusun Oleh:

IRNA DAMAI YANTI

UK. 140128

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2018

Page 2: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

ii

Page 3: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

iii

Page 4: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

iv

Page 5: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

v

MOTTO

ها ملئكة يا أي ها الذين آمنوا قوا أن فسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة علي ظ شداد ل ي عصون الله ما أمرهم وي فعلون ما ي ؤمرون غل

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah keluargamu dari api neraka yang

bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-

Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S.

At-Thamrin: 6 ).1

1Tim penerjemahdanpenafsir Al-Quran, Al-Quran danTerjemahnya(Jakarta: Departemen

Agama RI, 1974), 373.

Page 6: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

vi

PERSEMBAHAN

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Barang siapa yang mendapat hikmah itu Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak.

Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang- orang yang berakal”.

(Q.S. Al-Baqarah: 269) Alhamdulllahirabbil’alamin…. Alhamdulllahirabbil ‘alamin….

Alhamdulllahirabbil alamin…. Akhirnya aku sampai ke titik ini,

sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb

Serta shalawat dan salam kepada idola ku Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia

Semoga sebuah karya ini menjadi kebanggaan bagi keluargaku tercinta Ku persembahkan karya ini…

Untuk Kedua Orang tua ku Alm. Ayahanda tercinta ( Irwan) yang tak sempat melihatku duduk di bangkuh sekolah dan Ibundah Terkasih ( Ratna

Kartini) Untuk Kakek dan Nenek yang merupakan orang tua kedua bagi ku Kakek (H.

Moh. Yaman) Nenek ( Hj. Jawita) Untuk Ayah ku yang selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan kulia ku

(Suhi) Mereka yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih

sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah ku ketahui.

Kepada adik-adikku (Taufik Hidayat), (Abid Aqil Wafi), dan sepupu-sepupu yang lain terima kasih tiada tara atas segala support yang telah

diberikan selama ini dan semoga kalian tercinta dapat menggapaikan keberhasilan juga di kemudian hari..

beserta rasa terimakasih yang amat dalam untuk Keluarga Besar di Kampung Halaman yang senantiasa memberi materi ataupun non materi selama

Page 7: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

vii

proses pembelajaranku, tanpa kalian semua mungkin tak dapat aku rasakan pendidikan sampai ke tahap ini.

Buat sahabat-sahabat semua, teman seperjuangan khususnya KPI, Adik-adik semester dan taklupa kakak-kakak senior yang membimbing, yang tidak kenal

lelah terus memberikan masukan dan motivasi selama dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, dengan harapan semoga

Allah memberi taufik dan hidayah_Nya selalu. Dan semoga tulisan kecil ini dapat menjadi amal jariyah yang berkah

Amin....... Untuk bangsa dan Negara

Dan Untuk almamater kebanggaan

UIN Sultha Thaha Saifuddin Jambi

Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang

dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima kasih.

Page 8: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

viii

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi fenomena yang terjadi di masyarakat desa

Aringin, dimana terdapat kegiatan komunikasi persuasif oleh orang tua pada anak

dalam bentuk bujukan atau ajakan, namun belum semua orang tua menerapkan

kegiatan komunikasi persuasif. Hal ini mendorong penulis untuk mengemukakan

bagaimana komunikasi persuasif orang tua pada anak, apa faktor pendukung dan

faktor penghambatnya serta bagaimana pula bentuk komunikasi persuasif orang

tua pada anak.

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian

kualitatif deskriptif dengan mengambil sampel untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh komunikasi persuasif orang tua pada anak. Metode pengumpulan data

yang digunakan yaitu berupa observasi, dokumentasi dan wawancara dengan

teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Hasil penelitian ini adalah komunikasi persuasif orang tua pada anak di

Desa Aringin dilakukan melalui bujukan atau rayuan oleh orang tua kepada anak.

Proses komunikasi persasif orang tua pada anak di desa Aringin yaitu: (1) orang

tua meluangkan waktu pada anak, (2) orang tua memberi perhatian penuh pada

anak, (3)orang tua memberi pemahaman kepada anak , agar anak dengan mudah

mengikuti seperti memberi metode ceramah, dan metedo diskusi dalam keluarga.

(4) umpan balik, yakni kemampuan komunikator dalam memberi dan menerima

pesan. sedangkan faktor penghambat adalah tidak adanya waktu orang tua pada

anak karena sibuk bekerja sehingga menimbulkan jarak diantara keduanya, dan

pengaruh lingkungan berupa teman sepermaianan yang mempengaruhi anak.

Bentuk perubahan perilaku yang terjadi anatar orang tua dan anak yakni,

hubungan antara orang tua dan anak semakin dekat, anak lebih mudah diatur,

akhlak anak lebih baik, dan berkurangnya jumlah masyarakat yang tidak bisa

membaca Al-Qur‟an.

Rekomendasi penelitian ini adalah: (1) Kepalak Desa Aringin, dan Tokoh

Agama masyarakat di Desa Aringin untuk lebih bisa mengajak masyarakat

mengajar anak membaca Al-Qur‟an dimulai dari usia dini, (2) Kpeada Orang tua

yang selalu memberi pemahaman dan mempengaruhi anak supaya hendak belajar

membaca Al-Qur‟an, (3) kepada anak, agar bisa membaca Al-Qur‟an dan menjadi

pedoman dalam kehidupan yang lebih baik.

Page 9: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi

dengan judul “Komunikasi Persuasif Orang Tua Pada Anak dalam Meningkatkan

Minat Belajar Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin, Kec. Karang Dapo

Kab. Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan)” dapat diselesaikan dengan baik.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

sang suri teladan umat, yang telah membawa umat manusia kealam yang terang

benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Prodi Komunikasi

Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan

cobaan. Namun, semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan

pelajaran yang penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan

motivasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karenaitu, penulis ingin mengucapakan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Zulqarnain, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Usrial

Husein, S.Ag., MM selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan

waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan

skripsi ini.

2. Ibu Dani Sartika, S.Ag,.M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

3. Bapak Drs. Sururuddin M.Pd sebagai ketua Prodi dan Ibu Mardalina, S.Ag.,

M.Ud selaku sekretaris Prodi Komunikasi Penyiaran Islam yang selalu

memberi yang terbaik untuk mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam.

4. Bapak Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor, Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi,

MA., Ph.D Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd Wakil Rektor II

dan Ibu Dr. Hj. Fadhlillah, M.Pd Wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha

Saipuddin Jambi.

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi

bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatuk

bermanfaatan.

7. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Kepala perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta

kepala perpustakaan wilayah Jambi.

9. Teman-teman jurusan KPI, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta,

terimakasih sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian, sehingga

penulis dapat terus optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

x

Page 11: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................................ ii

SURAT PERNYATAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................................. iv

MOTTO ......................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .......................................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Batasan Masalah...................................................................................... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 5

E. Kerangkah Teori...................................................................................... 5

F. Metode Penelitian................................................................................... 15

G. Pemesahan Keabsahan Data ................................................................... 17

H. Studi Relevan ......................................................................................... 18

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ARINGIN

A. Kondisi Umum Desa Aringin................................................................. 21

B. Letak Geografis Desa Aringin ............................................................... 22

C. Visi Misi Desa Aringin .......................................................................... 23

D. Sarana dan Prasarana Desa Aringin ....................................................... 24

E. Struktur Kepengurusan Desa Aringin .................................................... 25

F. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Aringin .............................................. 26

BAB III GAMBARAN UMUM PROSES BELAJAR AL-QUR’AN BAGI

ANAK-ANAK DI DESA ARINGIN

A. Usia Anak Belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin ...................................... 31

B. Tempat proses belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin ................................ 32

C. Pengajar Al-Qur‟an di Desa Aringin...................................................... 36

BAB IV KOMUNIKASI PERSUASIF ORANG TUA DALAM

MENINGKAT MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR’AN

A. Bentuk Komunikasi Persuasif Orang Tua dalam

Meningkat Minat Belajar Anak membaca Al-Qur‟an ............................ 38

B. Kendala Menghadapi anak dalam meningkatkan

minat belajar membaca Al-Quran ........................................................ 44

C. Hasil yang Sudah Tercapai dalam komunikasi

persuasive orang tua terhadap anak dalam meningkat

minat belajar Al-Qur‟an

Page 12: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

xii

................................................................................................................ 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 54

B. Implikasi Penelitian ............................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Jumlah Penduduk Masyarakat Dusun Leban Karas...................................... 22

Tabel 2.2: Sarana dan Prasarana Dusun Leban Karas.................................................... 24

Page 14: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

xiv

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

{t ط ا

{z ظ B ب

„ ع T ت

Gh غ Th ث

F ف J ج

Q ق {h ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dh ذ

N ن R ر

H ه Z ز

W و S س

, ء Sh ش

Y ي {s ص

}d ض

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

<i اى <a ا A ا

Aw ا و Á ا ى U ا

Ay ا ى <u ا و I ا

C. Ta>’ Marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’marbu>t}ah ini ada tiga macam:

1. Ta>’ Marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka

transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia

S}ala>h صلاة

Mir‟a>h مراة

2. Ta>’ Marbu>t}ah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

2Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.

Page 15: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

xv

Arab Indonesia

Wiza>rat al-Tarbiyah وزارةالتربية

منمراةالز Mir‟a>t al-zaman

3. Ta>’ Marbu>t}ah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah

/tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

فجئة

Page 16: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak anak – anak

kita akan menjadi bangsa dan yang akan menentukan masa depan bangsa dan

tersebut, sehingga diperlukan bimbingan dan pengawasan yang baik serta ketat

untuk menghasilkan penerus – penerus yang bermoral baik, berwawasan jauh

serta paham akan fungsinya sebagai generasi penerus.3

Komunikasi keluarga pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa

adanya komunikasi, kehidupan keluarga akan sepi dari kegiatan berbicara,

berdialog, dan bertukar pikiran. Komuikasi antara orang tua dan anak dikatakan

berkualitas apabila kedua pihak memiliki hubungan yang baik dalam arti bisa

saling mengerti, saling memahami saling menyayangi dan saling mempercayai

satu sama lain. Orang tua merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh kuat

sekali terhadap anak, didalam lingkungan inilah anka-anak mengenal berbagai

pendidikan dan salah satunya adalah bimbingan orang tua.4 Sebelum anak – anak

tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolah, keluarga merupakan tempat pertama

kali anak belajar. Peranan dan fungsi orangtua berpengaruh besar terhadap

kepribadian dan perkembangan tabiat anak.

Dalam hal ini, satu yang harus diingat oleh para orang tua, bahwa masalah

komunikasi adalah masalah kebiasaan, artinya komunikasi harus dipelihara terus

sejak anak- anak masih berada dalam kandungan ibunya sampai mereka dewasa.

3Batu Aji, “Hubungan Orang Tua dengan Anak”, diakses melalui alamat

http://carabatuaji.blogspot.co.id/2016/03/ hungan-orang-tua-dengan-anak.html, tanggal 13 Maret

2018. 4Aldenis Muhibbu, “Peran Orang Tua dalam Meningkat Minat Belajar Anak”, diakses

melalui alamat http://www.neliti.co.id/2017/06/peran-orang-tua-dalam-meningkat-minat-belajar-

anak.html, tanggal 13 Maret 2018.

Page 17: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

2

Biasanya orang tua menjadi lengah akan komunikasi dengan anak-anaknya,

justru pada anak-anak ini itu meningkat dewasa, karena pada saat itu orang tua

tengah menanjak karirnya dan perhatian orang tua banyak disita oleh kesibukan

pekerjaan maupun kegiatan-kegiatan sosialnya dan adapun orang tua yang

memepercayakan sepenuhnya karena mereka akan dewasa dengan sendirinya.

Dan pada waktu orang tua menyadari kekuranga ini, keadaan sudah terlanjur

parah untuk keselamatnnya. Komunikasi orang tua mesti selalu waspada dan

mencoba untuk tidak melupakan komunikasinya dengan anak-anak, bagaimana

pun sibuknya mereka.

Dengan demikian perlu diterapkannya komunikasi persuasif pada anak.

Tujuan komunikasi persuasif adalah untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan

perilaku audiens. Aspek mana yang akan dipilih dalam komunikasi persuasif

tersebut, apakah untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku? Mengubah

pendapat, berkaitan dengan aspek kognitif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

aspek-aspek kepercayaan (believe), ide dan konsep. Mengubah sikap, berkaitan

dengan aspek afektif. Dalam aspek afektif, tercakup kehidupan emosional

audiens. Jadi, tujuan komunikasi persuasif dalam konteks ini adalah

menggerakkan hati, menimbulkan perasaan tertentu, menyenangi, dan menyetujui

terhadap ide yang dikemukakan.5

Namun dalam hal ini banyak orang tua yang merasa kesulitan dalam

memahami perilaku anak-anaknya yang sering sekali terlihat tidak logis dan tidk

sesuai dengan akal sehat, maka untuk memahami anak, membina kehidupan

jasmaniah, kecerdasan, perkembangan social dan emosionalnya, orang tua dituntut

untuk memiliki pengetahuan tentang perilaku mereka, dengan memandang anak

sebagai mkhluk social dengan segala sesuatu yang mereka lakukan hanya

bertujuan untuk mendapatkan tempat dalam kelompok-kelompok yang penting

dalam hidup mereka adalah keluarga yang asli. Agar komunikasi senantiasa bebas

dan terbuka, maka pandangan orang tua terhadap anak haruslah bertambah sesuai

dengan perkembangan anak

5Pawit Yusuf, Ilmu Komunikasi, Informasi, dan Keperpustakaan: (Bandung: PT. Bumi

Aksara, 2009), 56.

Page 18: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

3

.6

Menurut pengamatan berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di

Desa Aringin, penulis banyak sekali menemukan anak-anak yang susah sekali

untuk belajar membaca Al-Qur‟an. Faktor pertama yang menyebabkan hal ini

terjadi yakni lingkungan. Banyak sekali anak-anak yang tidak mau pergi mengaji,

mereka lebih melilih menonton TV dari pada pergi mengaji, bahkan ada yang

menangis ketika orang tuanya meminta anak mereka untuk pergi mengaji. Ada

sebagian orang tua tidak memperdulikan anak-anaknya untuk belajar mengaji, dan

sebagian lagi ada orang tua yang memaksa anaknya untuk mengaji dengan marah-

marah. Akan tetapi cara yang seperti itu lebih berhasil dengan cara memarahi

anak-anak mereka, orang tua akan lebih mudah menyuruh anaknya belajar

mengaji. Hal ini disebabkan oleh karekter anak, karena anak yang tinggal didesa

pada umumnya cenderung lebih keras dan berani dalam bertindak segala hal.

Menghadapi permasalah tersebut orang tua hendaknya memberi arahan

kepada anak-anak mereka dengan menasehati atau memberi pemahaman yang

lebih tentang ajaran-ajaran Islam salah satunya menyuruh anak belajar Al-Qur‟an.

Perkembangan zaman sangat mepengaruhi pola pikir masyarakat, di Era-

globalisasi ini dapat dilihat dengan jelas bagitu menurunnya minat membaca Al-

Qu‟an pada generasi muda terutama pada anak-anak. Banyak fenomena yang

dilihat disekeliling kita, dimana peran orang tua dalam mengajarkan ilmu agama

pada anaknya sudah sangat tidak perpengaruh lagi. Sehingga sangat sulit untuk

menanam nilai-nilai agama pada mereka. Peran orang tua sangat penting dalam

pendidikan kepada anaknya, sebagai orang tua hendaknya pemahaman yang luar

biasa tentang ajaran-ajaran agama islam pada mereka. Dengan demikian orang tua

dapat membentuk anak-anak yang berakhlakul karimah.

Seorang anak memerlukan perlindungan penuh dan kasih sayang dari orang

tua.7

Meskipun masalah dalam membesarkan anak agar bertanggung jawab,

dewasa, cermat, dan soleh merupakan permasalahan yang serius dan semua orang

6Ahmad Syauki , Lintasan Sejarah Al-Qur’an: (Bandung : CV Sulita Bandung, 2012), 35.

7Mohd. Taqi, Akrap dengan Anak-Anak Anda ( Jakarta: Pustaka Zahra, 2015) , 15.

Page 19: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

4

tua khawatir, namun bagaimana cara menghadapi generasi muda dan cara untuk

membangun komunikasi yang bersahabat, rasional dan logis dengan mereka

adalah seni.8

Orang tua cenderung menghindari tanggung jawab mereka untuk

memberikan perhatian yang serius terhadap persoalan sehari – hari. Kelalaian dan

kurangnya control pada anak dapat menjadi sebab utama terjadinya perilaku

menyimpang pada anak. Hal ini menyebabkan banyaknya anak lebih banyak

menghabiskan waktu bermain dengan teman yang dianggapnya mendukung atau

memberikan dia perhatian, sehingga sangat susah untuk di bentuk karakternya.

Melihat dari permasalahan diatas bahwa komunikasi yang terjadi antara

orang tua dan anak sering terjadi tidak efektif, apalagi dalam pemahaman kepada

anak untuk belajar membaca Al-Qur‟an. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk

menyusun skripsi yang berjudul “ Komukasi Persuasif Orang Tua pada Anak

dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi di Desa

Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera

Selatan)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah diatas, maslah pokok

yang diangkat sebagai kajian utama penelitian adalah “Bagaimana penerapan

Komunikasi Persiasif Orang Tua pada Anak dalam Meningkatkan Minat Belajar

Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten

Musi Rawas Utara Sumatera Selatan)”. Maka dapat dirumuskan permasalahan

yang akan penulis teliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses belajar Al-Qur‟an bagi anak-anak di Desa Aringin?

2. Bagaimana komunikasi persuasif orang tua terhadap anak dalam

meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an?

3. Kendala apa saja yang dihadapi oleh orang tua dalam meningkatkan

minat anak belajar membaca Al-Qur‟an ?

C. Batasan Masalah

8Ibid, Hal: 17.

Page 20: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

5

Berdasarkan judul yang diteliti dalam proposal ini, maka penulis membatasi

penelitian agar tidak terlalu meluas. Maka penulis hanya membicarakan tentang

Komunikasi Persuasif Orang Tua Pada Anak Dalam Meningkatkan Minat Belajar

Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin Kecamatan Karang Dapo Kabupaten

Musi Rawas Utara Sumatera Selatan).

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui peran orang tua terhadap anak dalam

menanamkan nilai-nilai agama islam di Desa Aringin.

b. Untuk mengetahui pola komunikasi orang tua terhadap anak dalam

meningkatkan minat belajar membaca Al-qur‟an di Desa Aringin

c. Untuk mengetahui upaya orang tua terhadap anak dalam

meningkatkan minat belajar membaca Al-qu‟an di Desa Aringin.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :

a. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap pembaca

khususnya dan masyarakat luas pada umumnya dan untuk

mengembangkan pengetahuan tentang komunikasi persuasive orng

tua terhadap anak dalam meningkatkan minat belajar membaca Al-

Qur‟an di Desa Aringin.

b. Sebagai sarana penambah wawasan bagi penulis dalam rangka

pengembangan ilmu yang telah didapat dibangkuh perkuliahan.

c. Sebagai salah satu syarata untuk memproleh gelar Sarjana Strata

Satu ( S1) dalam Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam,

Fakultas Dakwah Univesitas Islam Negeri Shuthan Thaha

Saifuddin Jambi.

E. Kerangkah Teori

1. Pengertian Komunikasi Persuasif Menurut Para Ahli

Komunikasi persuasif ini merupakan jenis komunikasi yang memiliki

tujuan untuk memberikan perngaruh kepada komunikan dari komunikator

Page 21: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

6

terhadap kepercayaan, sikap, hingga perilaku komunikan.9 Komunikasi persuasif

menurut para ahli antara lain:

a. Menurut Erwin P. Betinghaus dalam bukunya yang berjudul

“Persuasif Communication” tahun 1973, halaman 10. Disana

dijelaskan bahwa komunikasi persuasif ini dapat mempengaruhi

pemikiran dan perbuatan seseorang, hubungan aktivitas antara

pembicara dan pendengar dimana pembicara berusaha

mempengaruhi tingkah laku pendengar melalui perantara

pendengaran dan penglihatan.

b. R. Bostrom bahwa komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi

yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon

(sikap atau perilaku) dari penerima. Komunikasi persuasif adalah

upaya seseorang dalam mengkomunikasikan pesan kepada orang lain

yang sikapnya ingin diubah atau dibentuk dan dirubah pola pikirnya

(doktrinisasi).

c. Warrant, bahwa komunikasi persuasif yaitu perintah yang dibungkus

dengan ajakan atau bujukan sehingga terkesan tidak memaksa.

d. K. Andeerson, komunikasi ersuasive didefinisikan sebagai perilaku

komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap

atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa

pesan.10

Semua definisi mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat dari sudut

pandang yang berbeda. Tentunya masing-masing mempunyai nuansa dimana

diterapkan dan bagaimana konteks komunikasinya. Satu hal yang pasti definisi

komunikasi tetap mensyaratkan antaramanusia sebagai pihak yang terlibat dalam

proses komunikasi.11

9Nurudin, Ilmu Komunikasi (Ilmiah dan Fopuler) (Jakarta: Raja Wali Pers, 2016), 37.

10Hajrul Mahdi, “Pengertian Komunikasi Persuasif Menurut Para Ahli”, diakses melalui

alamat http:// komunikasi.blogspot.co.id/ 2013/02/pengertian-komunikasi-persuasif-menurut.html,

tanggal 04 April 2018. 11

Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada, 2014),

26.

Page 22: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

7

2. Teori Metode Komunikasi Persuasif

Berdasarkan pendapat dari beberapa pakar psikologi dan komunikasi, seperti

Newcomb Janis, Cartwright Graves Bowman dan Harvey dapat disimpulkan

bahwa pelaksana komunikasi persuasif dapat menggunakan metode, antara lain:

a. Metode Partisipasi (keikutsertaan/peran serta), yaitu mengikut

sertakan seorang atau sekelompok orang khalayak atau public

kedalam suatu kegiatan agar timbul saling pengertian dan harga-

menghargai antara mereka (yang mengajak/menyertakan dan yang

diajak/disertakan). Metode Partisifasi ini cukup positif karena

berpotensi dapat menghilangkan prasangka ( prejudice) antarindividu

antarkelompok, antarbangsa atau antarnegara.

b. Metode Asosiasi (menghubungkan) yaiu penyajian suatu pesan yang

menghubungkan dengan satu peristiwa atau objek yang pepuler

(digemari/digandrungi) atau icon tertentu yang menarik perhatian

public baik itu berupah orang (tokoh politik, olahragawaan,

actor/aktris ilmuan terkenal, dan lain-lain) maupun peristiwa.

c. Metode “Icing Device” (menanamkan kesan), yaitu menyaikan

sesuatu pesan dengan menggunakan “emotional apple” (menggugah

rasa membangkitkan emosi) agar menjadi lebih menarik,

memberikan kesan mendalam yang tidak mudah dilupakna dan lebih

menonjol daripada yang lain.

d. Metode “Pay off idea” (menjamjikan hail/imbalan) yaitu penyajian

pesan yang menjajikan imbalan yang mengandung sugesti, janji,

anjuran, himbawan, bahkan bila dianjur itu dipatuhu/ditaati atau

dilaksanakan maka hasil akan memuaskan.

e. Metode “Fear Arrousul” (menimbulkan/memicu kecemasan) yaitu

menyakikan suatu pesan yang dapat menimbulkan rasa cemas,

khawatir atau takut, bahwa bila tidak mematusi pesan atau informasi

yang dikemukan, maka akibatnya akan buruk atau merugikan.12

12Rudy, May, Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional, Bandung: PT Refika

Aditama, 2005) 66

Page 23: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

8

Pada dasrnya komunikasi harus bersifat komunikatif dan informatif yaitu

dengan danya persamaan makna, mengerti bahasa yang dibicarakan serta memberi

pengertian tau pemahaman yang bermanfaat bagi khalayak/komunikan.13

Dengan

demikian pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikator dan

komunikasi diantaranya menjadi lebih efektif. berdasarkan observasi dilapangan

yang telah dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa masyarakat di Desa

Aringin menerapkan metode Asosiasi dalam penerapan komunikasi persuasif.

3. Ruang Lingkup Komunikasi Persuasif

Ruang lingkup kajian ilmu komunikasi persuasif meliputi sumber, pesan,

saluran/media, penerima, efek, umpan balik, dan konteks situasional. Pendekatan

yang digunakan dalam komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Tiga

komponen utama komunikasi persuasif adalah control function, consumer

protection function, dan knowledge function, tiga komponen tersebut adalah:

1. Kognitif – perilaku dimana individu mencapai tingkat “tahu” pada objek

yang diperkenalkan.

2. Afektif – perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk

suka atau tidak suka pada objek.

3. Konatif – perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan

sesuatu (perbuatan) terhadap objek.

Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat

memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku dan

tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu

dipercaya dapat mengubah perilaku mereka. Walaupun ada kaitan antara kognitif,

afektif, dan konatif – keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung.14

4. Penggunaan Komunikasi Persuasif

Penggunaan persuasif telah meluas ke berbagai aspek kehidupan manusia.

Dalam bidang bisnis misalnya, komunikasi persuasif dimanfaatkan untuk

pemasaran, periklanan, promosi penjualan, public relations, lobi, hubungan

dengan pers, komunikasi internal perusahaan, komunikasi eksternal perusahaan,

13Ibid, 68

14Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2015), 26.

Page 24: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

9

dan aspek-aspek lainnya. Simons (1976) menyatakan bahwa, berkaitan dengan

manfaat studi komunikasi persuasif, diketahui ada tiga fungsi utama, yaitu:

a. Control function

Fungsi pengawasan, yaitu menggunakan komunikasi persuasif untuk

mengkonstruksi pesan dan membangun citra diri (image) agar dapat

mempengaruhi orang lain. Melalui komunikasi persuasif, kita bisa

memanfaatkannya untuk berbagai kepentingan, baik untuk kepentingan pribadi

maupun kepentingan organisasi dan masyarakat.

b. Consumer protection function

Fungsi perlindungan konsumen adalah salah satu fungsi komunikasi

persuasif melalui pengkajian komunikasi persuasif yang akan membuat seseorang

lebih cermat dalam menyaring pesan-pesan persuasif yang banyak "berkeliaran"

di sekitar kita. Fungsi perlindungan konsumen dari komunikasi persuasif, dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu, pertama, pesan-pesan yang seseorang terima

hendaknya diuji dengan cara mempertemukan berbagai pendapat tentang pesan

tersebut, terutama dari para ahli yang dapat dipercaya. Kedua, mungkin ini bidang

keahlian Anda, yaitu dengan menganalisis secara kritis, melalui metode penelitian

komunikasi tentang kebenaran dari pesan yang diterima.

c. Knowledge Function

Komunikasi persuasif berfungsi sebagai ilmu pengetahuan, yaitu dengan

mempelajari komunikasi persuasif, seseorang akan memperoleh wawasan tentang

peranan persuasi dalam masyarakat dan dinamika psikologi persuasi. Peranan

persuasif dalam masyarakat adalah menelaah tentang bagaimana keterkaitan

antara individu dengan pengaruh yang dibentuk oleh individuyang lain, kelompok

dan organisasi, serta lembaga tempat individu tersebut bergabung.

Melalui pengkajian dinamika persuasif, diperoleh pengertian tentang

bagaimana manusia mengikuti rangsangan, menata lingkungan, dan pikiran-

pikiran mereka berinteraksi.15

15 Dedy DJamaluddin, Komunikasi Persuasif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994),

32.

Page 25: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

10

5. Hambatan Komunikasi Persuasif

Ada tiga faktor yang dapat menghambata berjalannya komunikasi persuasive

diantaranya:

a. Faktor motivasi, sudah dikemukakan bagaimana motivasi seseorang

atau suatu kelompok dalam mempengaruhi opini. Kepentingan

seseorang akan mendorong orang itu untuk berbuat dan bersikap

sesuai dengan kepentngan.

b. Prejudice, atau prasangkah. Bila seseorang sudah dihinggapi dan

perasaan predujice terhadap sesuatu misalnya golongan, suku, ras,

dan sebagian orang itu dalam penilaiannya terdapat hal tersebut tidak

akan objektif lagi.

c. Sumentic, adalah kata-kata yang mempunyai arti tidak sama dengan

komunikator dan komunikan atau ejaan yang berbeda, tapi bunyinya

hampir sama maka akan menimbulkan pengertian yang salah dan

mengganggu.

d. Noise Factor, gangguan yang disebabkan oleh suara, ini disebabkan

dengan sengaja dan tidak disengaja.16

Menurut Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang fundamental,

yakni orang yang berbicara, materi yang dibicarakan, dan orang yang

mendengarnya.

6. Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Islam

a. Qaulan Tsaqiila (Komunikasi yang Berpengaruh) yaitu Prinsip ini

menunjukkan bahwa setiap komunikasi yang kita sampaikan

hendaknya kita persiapkan dengan sungguh-sungguh sehingga bias

memberikan pengaruh kepada pihak yang kita ajak bicara.

b. Qaulan Sadiidaa (Komunikasi yang Tegas) Komunikasi yang tegas

adalah komunikasi yang tidak penuh keraguan, ketidakpastian, dan

ketidakpercayadirian.

c. Qaulan Baliighaa (Komunikasi yang Penuh Makna) Prinsip ini

mengarahkan kita untuk bias menyampaikan setiap pemikiran,

16Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relaton ( Bandung: Cirtra Aditya Bakti, 1993), 75

Page 26: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

11

perasaan dan nasehat dengan menggunakan pilihan kata, gaya

bahasa, yang penuh makna sehingga membekas dalam diri orang

yang kita ajak bicara.

d. Qaulan Layyina (Komunikasi dengan Lemah Lembut) yaitu, lemah

lembut adalah salah satu faktor penting dalam berdakwah,

bersosialisasi, bergaul, sehingga orang akan merasa tentram dan rela

menerima pembicaraan kita.

e. Qaulan Ma‟ruufaa (Komunikasi yang Penuh Nilai Kebaikan) yaitu,

Komunikasi yang penuh dengan nilai kebaikan akan menghindarkan

kita dari perkataan dusta, keji atau menimbulkan kemadharatan pada

pihak-pihak yang kita ajak bicara.

f. Qaulan Masysuuraa (Komunikasi yang Mudah) yaitu, Lakukan

kominikasi dengan bahasa yang mudah dicerna, tidak berbelit-belit.

Jangan terlalu sering diulang karena akan menimbulkan kebosanan.17

7. Pengetian Orang Tua

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan

merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk

sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh

dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. 18

Khaib Gibran mengumpamakan orang tua seperti busur, dan anak-anak

adalah anak panahnya. Peran orang tua dan hubungan mereka dengan

penciptanya, ternyata sangat penting dalam mendidik dan membesarkan anak-

anak. Kiasan Gibran ini menggambarkan seakan ada rentetan yang tak terputus,

sehingga alur ceritanya terhubungan kepada sang Khaliq. Tak ada yang

memungkiri kebaikan dan kasih sayang orang tua yang telah diberikan mereka

17Serambi hati, “ Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Islam” diakses melalui alamat http://

http://serambihati.gasibu.com/2012/05/ prinsip-prinsip-komunikasi-dalam-islam.html, tanggal 23

April 2018. 18

Mohd. Taqi, Akrap dengan Anak-Anak Anda ( Jakarta: Pustaka Zahra, 2015) , 23.

Page 27: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

12

kepada anaknya. Saat anak terlahir didunia mereka sudah menjamu layaknya

seorang raja.19

a. Makna Kehadiran Orang Tua

Tak ada yang memungkiri kebaikan, kasih sayang, pendidikan, dan manfaat

yang telah diberikan orang tua. Saat anak terlahir didunia, mereka sudah menjamu

layaknya seorang raja. Anak diberi ini dan itu, padahal anaknya tidak mengerti

apapun yang diberi mereka. Bagi mereka, yang terpenting adalah memenuhi

kebutuhan yang anaknya butuhkan.

Allah SWT memberi kepercayaan dan kelebihan kepada kedua orang tua,

sehingga kehadiran mereka menjadi wakil-Nya dibumi untuk menjaga, merawat,

mendidik bahkan mengawal anaknya sampai dewasa.20

Komunikasi antara orang

tua dengan anak yaitu suatu interaksi yang dilakukan oleh orang tua dengan anak

dalam keluarga untuk memberikan kehangatan, kenyamanan, perhatian, kasih

sayang, bimbingnan, memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak dengan

menanamkan nilai- nilai budi pekerti yang baik yang semua itu bertujuan agar

terbentuk perilaku yang baik pada anak baik dalam lingkungan keluarga, sekolah

ataupun masyarakat.

b. Komunikasi Efektif Antara Orang Tua dan Anak

Komunikasi yang lancar dan sehat dalam sebuah keluarga merupakan

harapan setiap anggota keluarga, sebab individu dengan individu yang lain di

dalamnya terdapat keterikatan, saling berhubungan dan saling memerlukan. Oleh

karena itu, adanya komunkasi yang lancar dan harmonis dalam keluarga sangat

didambakan oleh setiap anggota keluarga agar terus berlangsung dengan baik

dan intensif. Dan dengan adanya komunikasi yang baik dalam sebuah keluarga

tidak dapat terlepas dari peranan dari kedua orang tua, karena keduanya yang

baik berupa suri tauladan kepada anak- anaknya agar mereka hidup selamat dan

sejahtera. Firman Allah SWT:

ل يب أيهب الذيه آمىىا قىا أوفسكم وأهليكم وبرا وقىدهب الىبس والحجبرة عليهب ملئكة

مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون شداد ل يعصىن الل

19Kam Iman, Renungan-Renungan Islam Harian Untuk Remaja (Jogjakarta: Diva Press,

2011), 76. 20

Ibid, hal: 13.

Page 28: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

13

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6).

Maksud ayat diatas yaitu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang

yang beriman untuk selalu menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari

perbuatan yang akan dapat menjerumuskannya ke dalam api neraka atau dengan

kata lain orang tua dalam keluarga harus selalu mampu menjaga, membimbing,

mendidik, menjadi teladan yang baik kepada anak agar tidak berprilaku yang tidak

baik atau melakukan sauatu hal yang dapat menjerumuskan dirinya kepada

keengsaraan baik didunia maupun diakhirat, yang kesemuanya itu dibutuhkan

komunikasi (interaksi) yang baik dengan memberikan bimbingan, arahan,

pengawasan serta teladan yang baik kepada mereka.

Dengan menciptakan komunikasi yang efektif dimana komunikasi tersebut

akan menanjanjikan komunikasi antraorang tua dengan anak yang memiliki

kontribusi luarbiasa bagi peluang perkembangan perilaku yang positif. Jelasnya,

tujuan dari komunikasi antara orang tua dengan anak yang baik ialah menciptakan

iklim persahabatan yang hangat, sehingga anak merasa nyaman kepada orang

tua.21

8. Pengertian Al-Qur’an

a. Pengetian Al-Qur‟an Menurut Bahasa dan Istilah

Al-Quran adalah kitab suci bagi umat Islam, selain kitab suci Al-Quran juga

merupakan sumber hukum utama dalam ajaran agama Islam. Al–Qur'an berisi

tentang wahyu-wahyu Allah SWT yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW

lewat perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur'an memiliki kedudukan yang sangat

tinggi bagi penganut agama Islam, sehingga umat Islam akan sangat marah

apabila ada orang atau pihak yang mencoba melecehkan Al-Qur'an.

21Atom, “Pengaruh Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Keluarga” diakses melalui

Alamat http://ilmusosialweb.blogspot.co.id/html, tanggal 26 Desember 2017.

Page 29: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

14

Secara bahasa (etimologi), Al-Qur'an berasal dari bahasa arab yaitu qur‟an,

dimana kata “qur‟an” sendiri merupakan akar kata dari قزآوب – – يقزأ . قزأ

Kata قزآوب secara bahasa berarti bacaan karena seluruh isi dalam Al-Qur'an adalah

ayat-ayat firman Allah dalam bentuk bacaan yang berbahasa Arab. Sedangkan

pengertian Al-Quran menurut istilah (terminologi) ialah firman Allah yang

berbentuk Mukjizat, diturunkan kepada Nabi terakhir, melalui malaikat Jibril yang

tertulis didalam mushahif, yang diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir,

merupakan ibadah bila membacanya.

Definisi atau pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah diatas

merupakan kata sepakat antara ulama dan para ahli ushul. Al-Qur'an diturunkan

oleh Allah swt sebagai tata aturan bagi kehidupan semua umat manusia, petunjuk

yang benar untuk semua makhluk, tanda bukti atas kebenaran Rasulullah

Muhammad SAW, dalil yang sesuai atas kenabian dan risalahnya.

9. FUNGSI AL-QURAN

a. Petunjuk bagi Manusia.

Allah SWT menurunkan Al-Qur‟an sebagai petujuk umar manusia,seperti

yang dijelaskan dalam Surat (Q.S AL-Baqarah 2:185) dan (Q.S AL-Baqarah 2:2)

b. Sumber pokok ajaran islam.

Fungsi AL-Qur‟an sebagai sumber ajaran Islam sudah diyakini dan diakui

kebenarannya oleh segenap hukum Islam. Adapun ajarannya meliputi persoalan

kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, social,

budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan seni.

c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.

Dalam Al-Qur‟an banyak diterangkan tentang kisah para Nabi dan umat

terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka

yang menentang dan mengingkari ajaran-Nya, Sebagai mukjizat Nabi Muhammad

SAW. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan

kita bahwa Al-Qur'an adalah firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia

apalagi ciptaan Nabi Muhammad SAW. Demikian juga ayat-ayat yang

berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba'.

Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa dan lain-lain dapat

Page 30: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

15

memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah bukan

ciptaan manusia.

Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa

dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa

Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan

ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena gaya bahasa yang demikian itulah „Umar

bin Khattab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur'an awal surat Thaha yang

dibaca oleh adiknya Fathimah. Bahkan Abu Jahal musuh besar Rasulullah, sampai

tidak jadi membunuh Nabi karena mendengar surat Adh-Thaha yang dibaca

Nabi.22

F. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai suatu usaha pencarian

kebenaran terhadap penomena, atau gejala dengan cara ilmiah untuk memecah

masalah.

1. Pendekatan Penelitian

Kajian terhadap Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak dalam

Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an menggunakan metode penelitian

kualitatif, bergantung pada pegamatan manusia yang bersifat deskriftif. Lebih

memperlihat proses daripada hasil. Dalam hal ini peneliti terjun langsung kelokasi

untuk mengetahui lebih jelas permasalahan yang ada dan interaksi lingkungan di

Desa Aringin. Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif , peneliti kualitatif

adalah penelitian yang tidak menggunkan perhitungan, melainkan

menggambarkan dan menganalisa data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat

atau kata-kata.23

2. Setting dan Subejek Penelitian

Setting penelitian ini adalah Desa Aringin Kec: Karang Dapo, pemilihan

setting didasarkan atas pertimbangan rasional dan paktis. Subjek penelitian

22Ahmad Syauki, Lintasan Sejarah Al-Qur’an (Bandung : CV Sulita Bandung,

2012), 56. 23

Surakhmad dan Wiranto, Pengatar Penelitian (Bandung: 1989), 134.

Page 31: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

16

berpusat pada orang tua dan anak, mengingat subjek yang baik adalah subjek yang

terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami, atau untuk memberi informasi secara

benar.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia, situasi/peristiwa, dan

dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun tindakan orang

yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data suasana/peristiwa

berupa suasana yang bergerak ( peristiwa) ataupun diam ( suasana), meliputi

ruangan, suasana, dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan

diobservasi. Sumber data documenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan

rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.

Jenis data yang digunakan meliputi jenis data primer dan jenis data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama ( first

hand) melalui observasi atau wawancara di lapangan. Dalam hal ini data yang

diinginkan adalah data penerapan Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak

dalam Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin. Sementara data

sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta

pristiwa yang bersifat lisan dan tertulis seperti tentang sejarah desa dan geografis

desa.24

4. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga tehnik yang

dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat dipertanggung

jawabkan, yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang komplek, untuk mendapatkan data

dengan jalan pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena-fenomena yang

diselidiki.25

Atau pengamatan dan pencatatan dengan mengamati situasi dan

24Rosady Ruslan, Metode penelitian public Relation dan Komunikasi (Jakarta: PT. RAaja

Grafindo Persada, 2010), 30. 25

Soetrisno Hadi, Metodelogi Researt (Yogyakarta: Andi Offset, 1986), 80.

Page 32: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

17

kejadian di sekitar penelitian. Maka penulis akan mengamati secara langsung

masyarakat yang ada di Desa Aringin.

b. Wawancara

Wawancara yaitu komunikasi langsung peneliti dengan subjek atau sempel

yang bertujuan memperoleh informasi.26

Merupakan metode pengumpulan data

yang dilakukan secara lisan dan tatap muka dengan objek peneltian yang dapat

memberi keterangan pada peneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk

melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.27

Menurut Rosady Ruslan,

dokumentasi adalah metode yang dilakukan oleh peneliti umtuk melakukan kontel

dengan pelaku atau sebagai partisipasi yang terlibat pada suatu peristiwa sejarah

masa lalu.28

5. Metode/ Tehnik Analisi Data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya data tersebut dianalisis.

Sedangkan analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data

mengoeganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan dasar. 29

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data berisi cara-cara yang digunakan untuk

menjamin bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan valid. Seperti dengan

cara-cara berikut:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan dilakukan keikutsertaan peneliti dilokasi secara

langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan mempertimbangkan

penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan

penilaian data ( data distortion) oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak

26S. Nasution, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 113.

27Husaini Usman, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Askara, 2011), 69.

28Ibid, hal: 221.

29Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rodakarya, 2000),

280.

Page 33: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

18

disengaja. Perpanjangan waktu dilapangan berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang sudah ditemui

maupun yang baru.30

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara teliti, rinci, dan berkeseimbangan terhadap faktor-faktor yang menonjol

dalam penelitian. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi distori data

yang timbul akibat keterburuan peneliti untuk memiliki suatu persoalan, ataupun

distorsi data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara

tidak benar, misalnya berdusta., menipu dan perpura-pura.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknihk pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan data

reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data

yang diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat teknik trianggulasi yang

akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan

sumber, metode, penyidik, dan teori.31

4. Diskusi dengan Teman Sejawat

Langkah akhir menjamin keabsahan data, penelitian akan melakuka diskusi

dengan teman sejawat guna memastikan bahwa data yang diterima benar-benar

real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara

tersebut peneliti mengharapkan mendapat sumbangan, masukan, dan saran yang

berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.

H. Studi Relevan

Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan pustaka dalam

penelitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang penelusuran penulisan terhadap

berbagai bahan literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan atau juga

bahan-bahan literatur yang telah memberikan inspirasi salam pendalaman materi

penelitian.

30Ibid., 122.

31Mohd. Arifullah Dkk. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ( Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi. 2016), 63.

Page 34: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

19

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Efendi mahasiswa jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin pada tahun 2016 dengan judul

Tehnik Komunikasi Persuasif dalam Pembinaan Pembacaan Al-Qur’an pada

Anak ( Studi pada sekolah Al-Ikhlas di Desa Mendalo Darat Kec. Jambi Luar

Kota Kab. Muaro Jambi) hasil dari penelitian ini bahwa penulis lebih

mengkhususkan penerapan komunikasi pesuasif pada anak di Desa Mandola Barat

tampa mengkaitan peran oang tua didalamnya.32

Dari penelitian skripsi tersebut, tampak berbeda dengan penelitian yang akan

penulis kaji. Dalam penelitian ini penulis terkait dan merasa terpanggil untuk

mengkhususkan penelitian ini pada Komukasi Persuasif Orang Tua pada Anak

dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi di Desa Aringin

Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera Selatan).

Jadi yang membedakan antara penelitian yang dilakukan oleh Efendi dan

penulis ialah, penulis melibat peran orang tua dalam meningkatkan minat anak

untuk belajar membaca Al-Qur‟an. Sedangkan Efendi tidak melibatkan peran

orang tua kedalamnya. Hanya saja penerapan tehnik komunikasi persuasif pada

anak saja. Dan persamaan dari keduanya yaitu penulis sama-sama menerapkan

teknik komunikasi persuasif pada anak dalam meningkatkan minat belajar Al-

Qur‟an.

Kedua, Skripsi Ma‟as Sholihin.A pada tahun 2016 yang berjudul,

“Komunikasi Persuasif dalam Menumbuhkan Minat Membaca Al-Qur’an pada

Anak di Desa Renah Sungai Ipuh. Kec. Limbur Lubuh Mengkuang Kab. Bungo”

Persamaan penulis dan Ma‟as Sholihin.A adalah menggunakan komunikasi

persuasif dalam pembahasan yang ditulis. Sedangkan perbedaannya adalah Ma‟as

Sholihin hanya menekankan komunikasi persuasif tanpa melibatkan peran orang

tua didalamnya.33

32Efenddi, “Studi KPI: Tehnik Komunikasi Persuasif dalam Pembinaan Pembacaan Al-

Qur‟an pada Anak”, Skripsi ( Jambi: Program Serjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

2017), 26. 33Sholihin, Ma‟as, “Studi KPI: Komunikasi Persuasif dalam Menumbuhkan Minat

Membaca Al-Qur‟an pada Anak di Desa Renah Sungai Ipuh. Kec. Limbur Lubuh Mengkuang

Kab. Bungo. Skripsi ( Jambi: Program Serjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2016)

Page 35: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

20

Ketiga, Skripsi Nurul Fadliah, Fakultas Ushuluddin tahun 2010 dengan

judul “ Pendekataan Komunikasi Pesuasif Orang tua Terhadap Anak dalam

membina Akhlak Remaja di Desa Teluk Rendah, Kec. Tebo Ilir Kab. Tebo.”

Persamaan peneliti dan Nurul Fadliah yaitu menggunakan metode deskriptif

komunikasi persuasif dalam pembahasaan. adapun perbedaan dari keduanya

Penulis menekankan komunikasi persuasif orang tua pada anak dalam

meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an, sedangkan Nurul Fadliah

menekankan ada perilaku kenakalan remaja yang idak lagi mengindahkan

kegiatan agama.34

Karya-karya diatas berbeda dengan karya yang sedang penulis

rampungkanyaitu membahas tentang Komunikasi Persuasif Orang Tua pada Anak

dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-Qur‟an (Studi di Desa Aringin

Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sematera Selatan).\

34Fadliah, Nurul, “Stupi KPI: Pendekataan Komunikasi Pesuasif Orang tua Terhadap Anak

dalam membina Akhlak Remaja di Desa Teluk Rendah, Kec. Tebo Ilir Kab. Tebo. Skripsi (Jambi:

Pogram Serjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2010)

Page 36: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

21

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA ARINGIN

A. Kondisi Umum Desa Aringin

Desa adalah bagian wilayah yang ada di dalam Kecamatan yang merupakan

lingkungan kerja pelaksanaan pemerintah Desa. Desa merupakan unit terkecil dari

Kecamatan, yang terdiri dari beberapa Rukun Tetangga (RT). Di Indonesia kepala

Desa adalah orang yang mengetuai sebuah Desa. Kepala Desa merupakan salah

satu perangkat Kecamatan yang bertugas sebagai pelaksana kewilayahan. Kepala

Desa dilarang menjadi pengurus partai politik (namun boleh menjadi anggota

partai politik), merangkap jabatan sebagai Ketua atau Anggota BPD, dan lembaga

kemasyarakatan, merangkap jabatan sebagai Anggota DPRD, terlibat dalam

kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, dan Pemilihan Kepala

Daerah.seperti yang diungkakan Kepala Desa Aringin.

[K]epala desa memiliki kewajiban menjaga masyarakat, mendengar keluh

kesan masyarakat dan melindungi masyarakat. Masa jabatan Kepala Desa

adalah 6 ( enam) tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa

jabatan berikutnya. Kepala Desa tidak bertanggung jawab kepada Camat,

namun hanya dikordinasi oleh Camat.35

Desa Aringin merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Karang

Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatra Selatan. Desa Aringin di

pimpin langsung oleh Kepala desa dan dibantu oleh perangkat Desa yang lain.

Desa Aringin memiliki 5 (lima) RT yakni RT 1, RT 2, RT 3, RT 4 dan RT 5.

Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh Desa Aringin, dapatlah

penulis menjelaskan bahwah penduduk di Desa Aringin berjumlah 1.200 juta

jiwa terdiri dari 560 laki-laki dan 540 perempuan. Dengan jumlah kepalak

keluarga sebanyak 450 kepala keluarga ( KK).

35Arib Bahri, Kepalak Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 01 Juni

2018

Page 37: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

22

Tabel 2.1: Jumlah Penduduk Masyarakat Desa Aringin

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 560

2. Perempuan 540

Masyarakat Desa Aringin memiliki 450 Kepalak Keluarga (KK) yang

mewarisi satu suku yakni suku Melayu, tidak ada yang bersuku lain, oleh sebab

itu memuat masyarakat Desa Aringin hidup rukun bertetangga. Begitu juga

dengan Agama, masyarakat Desa Aringin beragama Islam semua tidak ada yang

beraga lain selain Agama Islam. Oleh sebab itu masyarakat Desa Aringin mampu

hidup rukun secara berdampingan.

Mayoritas masyarakat di Desa Aringin adalah petani, namun ada juga yang

bekerja sebagai Guru. Akan tetapi walaupun memiliki pekerjaan sebagai Guru

namun masyarakat tetap bekerja sebagai petani dengan cara bekerja separuh

waktu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Sar Jito sebagai RT 1 Desa

Aringin.

[M]asyarakat Desa Aringin terdiri dari 450 KK yang terdiri dari 560 laki-

laki dan 540 perempuan. Masyarakat Desa Aringin memiliki pekerjaan

sebagai petani karet dan sawit. Sedangankan umun agama masyarakat Desa

Aringin beragama Islam tidak ada satupun yang beragama Non Muslim.

Oleh sebab itula masyarakat Desa Aringin hidup damai dan rukun dalam

bertetangga.36

Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat ditambah dengan

bertambah nya penduduk, sekarang penduduk di desa sudah mencapai kurang

lebih 450 kepalak keluarga dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.200 jiwa

yang terdiri dari 560 Laki-Laki dan 540 Perempuan.

B. Letak Geografis Umum Desa Aringin

Desa Aringin terletak di wilayah pulau sumatera, tepatnya di Kecamatan

Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatra Selatan. Dengan

luas desa 1.500 hektar persegi. Adapun sebelah Barat berbatas dengan desa Biaro,

36Sar Jito, Ketua RT 1 Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 27 Juni

2018

Page 38: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

23

sebelah Timur berbatas hutan-hutan, sebelah Selatan berbatas dengan desa

mandingain, dan sebelah Utara berbatas dengan hutan-hutan.

Desa Aringin merupakan desa yang kecil yang terletak di pinggiran sungai

Rawas. Sungai Rawas adalah anak dari sungai Musi, sungai rawas mengalir

kemuara sungai musi. Sehingga rumah-rumah yang di sana di buat panggung

untuk menghindari dari banjir yang datang tiba-tiba karena sudah mengikuti adat

walaupun sudah didataran yang tinggi tetap saja dibuat panggung.

Desa Aringin yakni desa yang banyak rawa-rawa, sehingga dimanfaatkan

oleh masyarakat untuk bercocok tanam seperti bertaman padi, sawit dan kelapa.

Namun ada juga yang bertanaman sayur-sayuran. Karena desa berada dipinggiran

sungai maka masyarakat memanpaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari

seperti memasak, mandi, mencuci dll.

C. VISI dan MISI DESA

Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan

tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa

Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan

sesuai dengan yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Visi adalah suatu cita-cita, angan-angan, keadaan tentang masa depan dalam

kurun waktu yang diinginkan oleh masyarakat yang perwujudannya dapat terukur

secara jelas baik berdasarkan permasalahan, potensi, kebutuhan, masyarakat

berdasarkan skala prioritas. Misi adalah pernyataan tentang yang harus dikerjakan

oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Untuk mewujudkan visi tersebut

tentunya harus diterapkan pokok-pokok program (Misi) agar lebih mudah di

laksanakan, di operasionalkan, di implementasikan sehingga bisa terukur

nantinya. Adapun visi dan misi dari Desa Aringin yaitu:

a. Visi Mewujudkan masyarakat yang beraklah mulia, mandiri dan

perduli lingkungan.

b. Misi

Membangun jiwa Kewirausahaan dan Kemandirian.

Menunbuh kembangkah sikap kreatifitas dalam meningkatka mutu

masyarakat.

Page 39: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

24

Membangun jiwa nasionalisme.

Membangun kualitas pendidikan sesuai dengan setandar

pendidikan nasional.37

D. SARANA dan PERASARANA DESA

Sarana dan prasarana adalah kelengkapan bangunan Desa yang dapat di

gunakan untuk aktivitas masyarakat Desa Aringin. Sarana dan prasarana Desa

dapat berupa fasilitas yang bisa menjadi alat penunjang kegiatan masyarakat yang

bisa dimanfaatkan untuk seluruh warga masyarakat Desa Aringin..

Fasilitas yang dimiliki Desa berupa TK, SD, Masjid, Puskesma, Balai,

Musholah dan sebagainya. Untuk lebih jelas bisa dilihat dari penjelasan berikut:

Tabel 2.2:Sarana dan perasarana yang terdapat di desa.38

No Fasilitas Desa Jumlah Kondisi Keterangan

1. Kantor Desa 1 Layak Pakai Mandiri

2. Balai Desa 1 Layak Pakai Mandiri

3. Lapangan Voli 2 Layak Pakai Milik Warga

4. Puskesmas 1 Layak Pakai Mandiri

5. Masjid 1 Layak Pakai Mandiri

6. Musholah 2 Layak Pakai Mandir

7. Lokasi pasar

mingguan

1 Layak Pakai Mandiri

8. Jalan 1 Layak Pakai Mandiri

9. TPU 1 Layak Pakai Mandiri

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sarana dan perasana

yang ada di desa cukup layak untuk di gunakan. Namun ada sebagian yang sedang

diperbaiki seperti Kantor Desa dan Jalan. Jalan hampir setiap tahun dilakukan

perbaikan hal ini terjadi karena terlalu banyak mobil yang menggunakan jalan

sehingga jalan rusak. Seperti yang dijelaskan Bapak Abdul.

[J]alan hamper setiap tahun diperbaiki dikarenakan rusak, banyak mobil

yang bermuatan berat menggukan jalan, karena itu jalan sering sekali rusak.

Hanya jalan yang terlalu sering diperbaiki ketimbang fasilitas yang lain.39

37Tim Desa, Kepala Lingkungan, Arsip Desa, 7 Juni 2018

38Tim Desa, Arsip Desa, 7 Juni 2018

39Abdul, Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 7 Juni 2018, Catatan Penulis.

Page 40: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

25

Srana dan Prasarana desa digunakan sesuai dengan kegunaan semestinya,

jika salah satu bangunan ada yang rusak maka yang bertanggung jawab adalah

masyarakat desa.

E. STRUKTUR KEPENGURUSAN DESA

.

Undang- undang No 35 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menegaskan

bahwah desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat dan dihormati dalam

system Pemerintah Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia.

Dari susunan kepengurusan desa semua memiliki wewenang yang berbeda

sesuai dengan tugas masing-masing kepengurusan.

1. Kepala Desa memiliki wewenang tertinggi di desa, mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintah , pembangunan dan

kemasyarakatan serta tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada desa.

2. Seketaris Desa berkedudukan sebagai staf pembantu Kepala Desa dan

memimpin Sekretariat Desa., yang mempunyai tugas mengkordinir dan

menjalankan tugas dari Pemerintah pembangunan masyarakat dan

keuangan desa serta member pelayanan administrasi bagi pemerintah

desa dan masyarakat.

3. RT membantu melancarkan pelayanan masyarakat dan memiliki anggota

30 KK per-RT, RT merupakan staf yang membantu Kepalak Desa dan

Seketaris Desa dalam memdukung program pemerintah dengan

memdorog masyarakat untuk ikut serta.

Kepala Desa

Seketaris Desa

RT 1 RT 2 RT3 RT4 RT5

Page 41: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

26

F. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Aringin

Hubungan sosial menyangkut kehidupan manusia dalam kehidupan

bermasyarakat, karena manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak bisa hidup

sendiri. Kesadaran sosial dibutuhkan oleh setiap orang agar bisa hidup rukun

dalambermasyarakat. Kondisi sosial yang ada pada masyarakat merupakan faktor

yang sangat berpengaruh pada kerukunan dan persatuan yang sangat berpengaruh

pada ketentraman masyarakat. Oleh karena itu kegiatan sosial sangat dibutuhkan

dalam membangun masyarakat yang aman dan tentram.

Dalam menjalani kehidupan sosial, manusia dalam kehidupan bermasyarakat

memerlukan pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya agar

selalu berada di jalan yang benar, yaitu dengan mengajak pada kebaikan dan

menjauhi kejahatan serta kemungkaran. Pedoman tersebut dinamakan agama,

yang di turunkan oleh Tuhan, tidak lain dan tidak bukan untuk kebaikan umat

manusia. Dengan agama, manusia dalam kehidupannya memperoleh rambu-

rambu yang jelas, bagaimana tatacara yang sebenarnya untuk menjalin hubungan

dengan Tuhannya, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan manusia

dengan alam sekitarnya.

Kegiatan keagamaan di sini ialah segala bentuk kegiatan yang terencana dan

terkendali berhubungan dengan usaha untuk menanamkan bahkan

menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan dalam tahap pelaksanaannya dapat

dilakukan oleh orang perorang atau kelompok. Dengan usaha yang terencana dan

terkendali di dalam menanamkan dan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan

tersebut diharapkan tercapai tujuan dari usaha itu sendiri, yang dalam hal ini

penanaman nilai-nilai keagamaan.

Tujuan aktivitas keagamaan ini ialah adanya keselarasan hubungan antara

manusia dengan penciptanya (Allah), sehingga akan menimbulkan rasa keimanan

yang dihayati secara sungguh-sungguh yang pada akhirnya membawa dirinya

sendiri hidup tenteram di bawah ridha-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al

Qur‟an surah Ar Ra‟du ayat 28 yang berbunyi:

تطمئه القلىة أل بذكز الل الذيه آمىىا وتطمئه قلىبهم بذكز الل

Page 42: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

27

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram”. (QS. Ar-Ra‟du: 28).40

Kemudian setelah adanya hubungan dengan Allah SWT. Manusia sebagai

makhluk sosial membina hubungan sosialnya dengan alam (ciptaan Allah) yang

lain, saling menjaga dan membina hubungan Islamiyah sehingga terhindar diri

beserta keluarga dari siksa-Nya, hal ini sebagai mana difirmankan Allah dalam Al

Qur‟an pada surat At Tahrim ayat 6:

ة يب أيهب الذيه آمىىا قىا أوفسكم وأهليكم وبرا وقىدهب الىبس والحجبرة عليهب ملئك

مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون ل شداد ل يعصىن الل

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan”. (QS. At-Tahrim: 6).41

Jadi tujuan akhir aktivitas keagamaan ialah membentuk aktivitas tersebut

untuk selalu beriman dan mengamalkan segala perbuatan yang ma‟ruf yakni

dengan menjaga keselarasan hubungan antara dirinya dengan Allah dan

berkeseimbangan hubungan dengan sesamanya serta alam sekitarnya.

Masyarakat Desa Aringin juga melakukan kegiatan keagamaan seperti

halnya di daerah-daerah lain, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan bisa bersifat

non formal yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk anak, remaja, orang tua dan

seluruh warga masyarakat Desa Aringin, yang dilaksanakan pada waktu-waktu

tertentu, bisa di masjid, dari rumah ke rumah dimana mereka melakukan kegiatan

dengan secara terencana, terarah dan bertanggung jawab. Dengan tujuan untuk

menjaga budaya serta menjalin tali silaturrahmi sehingga diharapakan dapat

terbentuknya ukhwah islamiyah sesama warga masyarakat.

[K]egiatan keagamaan yang dilaksanakan di Desa Aringin ini diadakan

dengan tujuan agar terciptanya kebersamaan dengan terbentuknya hubungan

ukhwah Islamiayah dan menjalin tali silaturahmi yang baik antar sesama

warga masyarakat. Bentuk kegiatannya seperti, pengajian anak-anak,

40 Tim penerjemah dan penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta:

Departemen Agama RI, 1974), 373. 41

Ibid., 951.

Page 43: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

28

ceramah agama melalui pengajian hari besar Islam, dan pengajian

mingguan.42

Berdasarkan keterangan dari Uztad. Moh. Abas di atas dan berdasarkan

hasil riset penulis di lapangan dapatlah penulis menyimpulkan bahwa bentuk-

bentuk kegiatan keagamaan yang ada di Desa Aringin adalah sebagai berikut:

1. Pengajian Anak-Anak

Pengajian anak-anak di Desa Aringin merupakan penyelenggaraan

pendidikan oleh kelompok masyarakat yang biasanya bersifat non formal.

Kegiatan keagamaan pengajian anak-anak ini bertujuan untuk memberikan

pengajaran kepada anak-anak di Desa Aringin agar bisa membaca Al-Quran sejak

usia dini, serta mengajarkan pula kepada anak-anak untuk memahami ajaran

agama Islam.

Adapun manfaat adanya pendidikan pengajian anak-anak di lingkungan

masyarakat Desa Aringin antara lain43

: (a) Menciptakan generasi Islami yang taat

beribadah dan berakhlak yang mulia; (b) Memakmurkan masjid; (c) Menanamkan

nilai-nilai budi pekerti yang baik dengan meneladani Rasulullah; (d) Membentuk

generasi yang cinta Al-Quran; (e) Menanamkan nilai-nilai moral kepada generasi

muda; dan (f) Memperdalam pengetahuan tentang agama Islam.

2. Perayaan Hari Besar Islam

Perayaan hari besar Islam (PHBI) adalah salah satu bentuk kegiatan

keagamaan seluruh umat Islam yang ada di Dunia ini dengan berbagai bentuk

acara yang berbeda-beda di tiap-tiap daerah. Begitu juga dengan masyarakat Desa

Aringn juga rutin melaksanakan perayaan hari besar Islam ini. “[T]entunya kami

masyarakat di sini yang mayoritasnya beragama Islam ikut juga melaksanakan

acara pada perayaan hari besar Islam ini”.44

Ada beberapa bentuk perayaan hari besar Islam yang dirayakan oleh

masyarakat Desa Aringin diantaranya, perayaan Isra‟ Mi‟raj dan Maulid Nabi

42Ustad Moh. Abas. Kepalak Sekolah Madrasah. Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal

05 Juli 2018 43

Ibid. 44

Syamsuddin, Ketua Masjid Desa Aringin. Wawancara dengan Penulis, 7 Juli 2018,

Catatan Penulis.

Page 44: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

29

Muhammad SAW, perayaan tahun baru Islam dan lainnya. Kegiatan perayaan ini

dilaksanakan secara rutin dengan berbagai bentuk acara kegiatan.

Kegiatan PHBI selain diisi dengan kegiatan ceramah agama yang

mendatangkan penceramah dari luar, biasanya juga dimanfaatkan warga

masyarakat untuk melatih mental dan bakat yang dimiliki anak-anak Desa

Aringin, dengan mengikut sertakan mereka dalam acara tersebut. Hal ini

dilakukan untuk memeriahkan acara dan memotivasi masyarakat dan anak-anak

untuk lebih mencintai agama Islam. “[S]etiap ada perayaan hari besar Islam kami

selalu mendengar ceramah dari Ustad yang diundang oleh kepalak desa dan kami

membawah makan dari rumah masing-masing”…45

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis dapat disimpulakan bahwa

setiap acara perayaan Hari Besar Islam Pemerintah setempat menghadirkan

seorang ustad untuk mengisi acara.

3. Pengajian Mingguan

Pengajian mingguan adalah pengajian yang diadakan rutin oleh masyarakat

Desa Aringin pada tiap minggunya, pengajian mingguan ini juga lebih di kenal

oleh masyarakat dengan sebutan pengajian yasinan. Kegiatan yasinan di Desa

Aringin khususnya untuk yang ibu-ibu tidak hanya sekedar membaca surah Yasin

dan tahlil bersama-sama saja, tetapi juga diselipkan dengan tausiah singkat yang

berisi tentang pengajaran syariat Islam untuk mengubah perilaku masyarakat kea

rah yang lebih baik.

Masyarakat pada umumnya juga setuju dengan adanya tausiah singkat pada

kegiatan pengajian yasinan di Desa Aringin ini. “[S]aya sangat setuju dengan

adanya tausiah singkat pada kegiatan yasinan ini, karena dari sini saya dan

masyarakat lainnya bisa belajar dan menambah pengetahuan tentang agama Islam,

dan tentunya memotivasi saya dan masyarakat untuk berperilaku yang sesuai

dengan syariat Islam”.46

45Fathir Rahman, Anak di Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, 7 Juni 2018.

46 Ahyan, Ketua Pengajian Masjid Nurul Huda Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis,

Pada Tanggal 04 Juli 2018. Catatan Penulis.

.

Page 45: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

30

Kegiatan yasinan yang diadakan rutin tiap minggunya ini dilaksanakan di

Masjid dengan adanya pengajian yasinan ini juga semakin mempererat

persaudaraan dan tali silaturahmi antar sesama masyarakat, selain itu juga

ditambah dengan adanya tausiah singkat menjadikan masyarakat bertambah lagi

pengetahuan dan wawasannya tentang agama Islam.

Page 46: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

31

BAB III

GAMBARAN UMUM PROSES BELAJAR AL-QUR’AN BAGI ANAK-

ANAK DI DESA ARINGIN

A. Usia Anak Belajar Al-Qur’an di Desa

Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti, objek penelitian

dipilih dan ditentukan oleh peneliti sesuai kebutuhan dengan jumlah 58 orang

anak yang belajar membaca Al-Qur‟an. Ini dilakukan atas dasar kepentingan

penelitian yang bersifat natural. Jadi untuk mengamati sebuah fenomena secara

mendalam peneliti memilih anak-anak yang belajar Al-Qur‟an di desa.

Berdasarkan hasil dari penelitian anak-anak yang belajar Al-Qur‟an di Desa

dimulai dari umur 7-13 tahun. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Ida saat penulis

mewawancarainya.

[D]isini saat anak-anak baru memulai belajar mengaji, saya mengharuskan

mereka mengaji Iqro terledih dahulu. Agar mereka lebih mudah mengenal

Huruf-Huruf Hijaiah. Ini merukan langka awal mempermudah anak-anak

dalam belajar menbaca Al-Qur‟an. Setela merekah kenal hurufnya maka kita

ajarkan cara penyebutan yang benar yakni Mahroj huruf.47

Hal ini merupakan suatu metode yang diterapkan oleh guru ngaji dalam

belajar yakni diajarkan terlebih dahulu Mahroj hurup dengan mengajarkan anak-

anak menggunakan Iqro‟, setelah itu dilanjutkan dengan belajar menggunakan Al-

Qur‟an.

Rata-rata usia anak yang belajar Al-Qur‟an berumur 7 tahun keatas. Hal ini

disebabkan ketika anak berumur 5 tahun orang tua mulai memperkenalkan anak

pada hal-hal yang mendasar seperti memperkenal hurup dengan cara menitipkan

anak pada guru ngaji. Selama proses belajar guru ngaji menggunakan Iqra‟ untuk

mempermudah dalam ajar mengajar. Selama kurang lebih 2 tahun anak diajarkan

membaca Iqra‟ barulah dilanjutkan dengan membaca Al-Qur‟an beserta diajarkan

Ilmu Tajwid, sebagaimana dikatakan oleh Habibina “kami belajar menggunakan

Iqro agar lebih mudah mengenali huruf hijaiyah”…48

Dengan demikian proses

pembelajaran menggunakan Iqro‟ sangat membantu anak dalam proses mengaji.

Setelah selesai belajar Iqra‟ mereka diarahkan membaca Al-Qur‟an dengan

diajarkan Ilmu Tajwid oleh guru ngaji. Dalam peroses hal ini anak yang diajarkan

47Ustazah Ida, Guru Mengaji, Wawancara denga Penulis, Pada Tanggal 17 Juni 2018.

48Hbibina, Anak di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 17 Juni 2018

Page 47: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

32

Al-Qur‟an berumur 7 tahun dengan alasan diusia anak yang demikian mereka

sudah jelas melapaskan huruf dan daya pikir mereka sudah mampu menerima jika

diberi penjelasan tentang Ilmu Tajwid. Seperti yang dipaparkan oleh Ibu Ida.

[P]ada usia 7 tahun anak barula diajarkan membaca Al-qur‟an hal ini

dilakukan karena pada usia 7 tahun itu sudah cukup besar dan lebih mudah

mengerti. Dan juga lebih mudah mengajarakan mereka. Sedangkan di usia 5

tahun anak-anak baru diajarkan Iqro saja sebagai permulaan untuk

memperkenalkan bacaan Al-Qur‟an.

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa anak-anak di Desa

Aringin belajar menggukan Iqro terlebih dahulu sebelum belajar menggunakan

Al-qur‟an. Hal ini dilakarenakan belajar menggukan Iqro lebih mudah

memperkenalkan bacaan-bacaan Al-qur‟an. Ketika anak memasuki umur 5 tahun

anak-anak diwajibkan belajar mengaji.

Pengajian anak-anak di Desa Aringin merupakan penyelenggaraan

pendidikan oleh kelompok masyarakat yang biasanya bersifat nonformal.

Kegiatan keagamaan pengajian anak-anak ini bertujuan untuk memberikan

pengajaran kepada anak-anak di Desa Aringin agar bisa membaca Al-Quran sejak

usia dini, serta mengajarkan pula kepada anak-anak untuk memahami ajaran

agama Islam.

Adapun manfaat adanya pendidikan pengajian anak-anak di lingkungan

masyarakat Desa Aringin antara lain49

: (a) Menciptakan generasi Islami yang taat

beribadah dan berakhlak yang mulia; (b) Memakmurkan masjid; (c) Menanamkan

nilai-nilai budi pekerti yang baik dengan meneladani Rasulullah; (d) Membentuk

generasi yang cinta Al-Quran; (e) Menanamkan nilai-nilai moral kepada generasi

muda; dan (f) Memperdalam pengetahuan tentang agama Islam.

B. Tempat Proses Belajar Al-qur’an di Desa Aringin

1. Masjid

Masjid adalah tempat khusus yang disediakan untuk shalat lima waktu,

kemudian diartikan lebih luas yakni tempat beribadah dengan bersujud kepada

Allah. Peran masjid yang paling utama adalah untuk memotivasi dan

membangkitkan kekuatan ruhanyah dan imam. Peran mesjid yang terpenting

49Abdul Azan, Penduduk Desa, Wawancara dengan Penulis, 25 Juni 2018, Desa Aringin,

Catatan Penulis.

Page 48: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

33

dalam masyarakat juga untuk menghidupkan kebudayaan yang ada, kebudayaan

islam meliputi setiap bidang kehidupan, dan ia mencerminkan cara kehidupan

Islam yang lengkap, dan memiliki hubungan yang khusus dan mendasar dengan

pengetahuan yang muncul sejak lahirnya Islam. Budaya-budaya yang dimaksud di

sini yakni seperti memiliki madrasah-madrasah untuk anak-anak menuntut ilmu

seperti TPU (Tempat Pengajian Umum).

Berdasarkan observasi penulis dilapangan menemukan bahwa, masjid di

Desa Aringin digunakan sebagai tempat mengaji anak-anak, proses belajar

mengaji di Desa Aringin dilakukan sesudah shalat Magrib. Selesai shalat guru

ngaji mengarahkan anak-anak untuk belajar mengaji mulai dari yang belajar Iqra

dan juga Al-qur‟an, seperti memanggil muridnya satu persatu untuk membaca di

depan dan juga menyimak dan memberbaiki bacaan.

Pendidikan agama Islam di masjid pada umumnya dilaksanakan secara

konservatif atau tradisional. Pendidikan agama Islam dengan cara tradisional

adalah dengan metode sorogan. Pengajar pendidikan di masjid dengan membaca

dan didengarkan atau ditirukan oleh santri masjid, atau sebaliknya. Metode ini

juga memungkinkan untuk terjadinya Tanya jawab antara santri masjid dengan

seorang ustadz atau kyai masjid. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Putra selaku

guru ngaji.

[S]aya mengajarkan mereka satu persatu dengan cara menyimak bacaan dari

anak-anak, kemudian setelah selesai mereka membaca saya membaca

kembali bacaan selanjutnya dan anak-anak mengikuti. Itulaah metode yang

saya terapkn dengan anak-anak. dengan demikian mereka bisa mengingat

apo yang saya baca.50

Masjid sebagai pusat kehidupan Shalat fardhu yang kita lakukan hendaknya

selalu dikerjakan secara berjamaah di masjid. Karna sebagaimana kita ketahui

lebih mulia dari pada shalat sendiri. Fungsi mesjid bagi kehidupan manusia itu

sangat lah penting sebagaimana di uraikan di bawah ini:

1. Sebagai sentra peribadatan umat islam, terutama dalam shalat lima

waktu

50 Putra, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, pada tanggal 28 Juni 2018.

Page 49: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

34

2. Sebagai sekolah, tempat para ulama besar berkumpul dalam

mengajarkan ilmu tentang syari‟at-syari‟at islam.

Hikmah mendalam yang sebetulnya dapat dipetik dari langkah pertama yang

dilakukan Rasulullah saw. di saat hijrah dengan membangun masjid Quba dan

menjadikannya tempat untuk mendidik generasi Islam dan menyampaikan

berbagai ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur‟an dan Hadits. Walaupun secara

tidak langsung Rasulullah juga melakukan berbagai pendidikan dan pengajaran di

tempat-tempat yang lain seperti, di rumah-rumah, di jalan, di pasar sampai di

medan perang. Sesuai dengan ilmu dan ajaran yang akan disampaikannya.

2. Mushalla

Musholla ialah rumah kecil menyerupai masjid yang digunakan sebagai

tempat mengaji dan sholat bagi umat Islam. Mushalla juga sering disebut sebagai

surau atau langgar. Fungsi menyerupai masjid, namun ada beberapa hal yang

membedakannya dengan masjid, yaitu:

a. Tidak dapat dipergunakan untuk sholat jum‟at

b. Tidak dapat digunakan untuk iktikaf

c. Kadangkala mushalla adalah milik pribadi seseorang

d. Umumnya berukuran lebih kecil dari pada masjid

Di atas telah dijelaskan bahwa fungsi Mushalla selain sebagai tempat

shalat juga berfungsi sebagai tempat musyawarah maupun tempat

penyelenggaraan pendidikian. Di samping itu dalam buku Ilmu Pendidikan Islam

dikatakan bahwa pengertian Mushalla dilihat dari segi fungsinya adalah

merupakan tempat terbaik untuk kegiatan pendidikan. Dengan menjadikan

lembaga pendidikan dalam Masjid atau Mushalla, akan terlihat hidupnya Sunnah-

sunnah Islam, menghilangkan segala bid‟ah, mengembangkan hukum-hukum

Tuhan, serta menghilangnya stratifikasi status sosial ekonomi dalam pendidikan.51

Oleh karena itu Mushalla merupakan lembaga kedua setelah lembaga

pendidikan keluarga , yang jenjang pendidikannya terdiri dari sekolah menengah,

dan sekoah tinggi dalam waktu yang sama.

51Abul Mujid & Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2016, 232.

Page 50: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

35

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui

bahwa masyarakat Desa Aringin menggunakan mushalla sebagai tempat belajar

mengaji. Kegiatan belajar mengaji dilakukan setelah selesai shalat Magrib, seperti

yang katakana oleh Kusnaini sebagai guru ngaji di Mushalla Desa Aringin.

“[A]anak-anak belajar mengajinya setelah selesai shalat Magrib, jadi ketika waktu

Magrib mereka ikut shalat magrib berjama‟ah. Hal ini dilakukan untuk melati

anak-anak supaya rajin melaksakan shalat…”52

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa dengan mengajar anak-

anak mengaji di Mushalla dapat membiasakan anak-anak ikut serta dalam shalat

berjama‟ah. Apabila Mushalla dimanfaatkan sesuai dengan tujuan didirikannya,

maka akan membawakan dampak yang positif sesuai dengan tujuan pendidikan

nasianal.

Dengan diajarkannya anak-anak mengaji di Mushalla hal ini akan

membentuk sifat-sifat kebersamaan. Sifat kebersamaan dalam mengajar anak-

anak mengaji di Mushalla inilah yang harus ditanamkan sedini mungkin kepada

anak-anak dengan tujuan akan dilanjutkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,

kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat

kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar

dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun

dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa.53

Berdasarkan uraian diatas menandakan bahwa fungsi Mushalla sangat

berperan dalam menumbuh kebangkan karakter, mental dan keperibadian. Oleh

sebab itu dengan adanya Mushalla diharapkan dengan segala problema yang

menyangkut ajaran Agama Islam dapat diatasi. Dengan kata lain Mushalla dapat

dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-nilai keagamaan terhadap anak didik.

Pendidikan dalam Islam erat sekali hubungannya dengan Masjid atau

Mushalla. Kaum muslimin telah memanfaatkannya untuk tempat beribadah dan

52Kusnaini, Guru Ngaji, wawancara dengan Penulis, pada tanggal 29 juni 2018.

53Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

Page 51: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

36

sebagai lembaga pendidikan dan pengetahuan Islam dimana dipelajari akidah

Islam, hukum agama dan juga sebagai pusat kerohanian Mushalla merupakan

lembaga pendidikan, berfungsisebagai penyempurnaan pendidikan dalam

keluarga. Selanjutnya mampu melaksanakan tugas kehidupannya dalam

bermasyarakatdan lingkungannya. Pada mulanya pendidikan di Mushalla dalam

arti sederhana dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal, juga sekaligus

sebagai lembaga pendidikan social.

Pendidikan di Masjid atau Mushalla merupakan pendidikan tingkat dasar

atau disebut dengan pengajian Al-Qur‟an dan pendidikan tingkat lanjutan atau

yang disebut dengan pengajian kitab. Dengan demikian di Mushalla pada masa

lalu (sebelum timbul dan berkembangnya madrasah) diselenggarakan dua macam

pendidikan yaitu pendidikan dasar yaitu pengajian Al-Qur‟an dan pendidikan

lanjutan yaitu pengajian kitab.

C. Pengajar Al-Qur’an di Desa Aringin

Keperluan guru merupakan komponen kemahiran yang boleh diperolehi

melalui proses latihan khusus, sama ada di maktab perguruan atau universitas.

Sebagai mu„allim, seorang guru perlu mendapat latihan yang cukup, ini termasuk

bidang asas pendidikan seperti psikologi dan sosiologi pendidikan. Maka dapat

dikatakan bahawa keperluan guru boleh mengukur tahap kesediaan mereka untuk

menjalankan tugas sebagai seorang mu„allim yang professional. Sebagaimana

dikatakan oleh Bapak Sutra Paman. “[S]aya mengajar anak-anak disini itu sesuai

dengan kemampuan yang miliki, kalau saya tidak mengetahui terhadap suatu hal

maka saya tidak mengajarkan hal tersebut kapada anak-anak…”54

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, seorang guru dalam

mengajarkan suatu hal kepada muridnya hendakla mengerti terlebih dahulu apa

yang akan diajarkan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di

Desa Aringin guru yang mengajarkan Al-Qur‟an di Desa Aringin merupakan

alumni atau tamatan Pondok Pesantren, karena mayarakata di Desa Aringin

beranggapan bahwa orang yang pernah belajar di Pondok Pesantren akan lebih

menguasai Ilmu Agama, terutama dalam hal membaca Al-Qur‟an. Oleh sebab itu

54Sutra Paman, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 29 Juni 2018.

Page 52: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

37

masyarakat lebih percaya menitipkan anak-anaknya pada guru ngaji yang latar

belakang pendidikannya berasal dari Pondok Pesantren. Seperti yang dikatakan

oleh Bapak Hamido. [S]aya lebih percaya menitipkan anak saya pada guru

mengaji yang asal sekolahnya dari Pondok Pesantren. Karena lebih banyak

pengalaman ilmu agamanya. Apalagi dalam segi belajar membaca Al-Quran…”55

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan

menjadi daya tarik tersendiri oleh masyarkat Desa Aringin, terutama dalam

mendidik anak-anak soal ilmu agama, salah satunya belajar membaca Al-Qur‟an.

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan

itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga

perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam

dan kompleks.

55Hamido, Warga Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 28 Juni 2018

Page 53: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

38

BAB IV

KOMUNIKASI PERSUASIF ORANG TUA DALAM MENINGKAT

MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR’AN

A. Bentuk Komunikasi Persuasif Orang Tua dalam Meningkat Minat

Belajar Anak membaca Al-Qur’an

Sesuai dengan namanya, komunikasi persuasif adalah salah satu bentuk

komunikasi yang bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada audien. Dengan

penyampaian pesan secara persuasif atau membujuk, diharapkan audien dapat

memiliki cara pandang yang sama dengan komunikator sehingga audien akan

bertindak seperti yang diinginkan.56

Hilang semangat adalah kondisi jiwa yang sering kita alami dari waktu

kewaktu, dalam kondisi ini kita enggan melakukan apapun, meskipun yang

sederhana. Kondisi ini membuat orang merasa dirinya tidak berguna. Kehilangan

semangat menyebabkan kehilangan banyak kesempatan.57

Oleh karena itu peran

orang tua sangat penting dalam meningkatkan minat belajar anak. Dengan

demikian dibutuhkan suatu cara agar komunikasi orang tua dengan anak dapat

berjalan dengan baik dan dapat menimbulakan efek terhadap kedua nya. Dalam

komunikasi persuasif efeknya harus merupakan dampak dalam perubahan sikap,

opini dan tingkah laku yang timbul dari kesadaran komunikan. Adapun unsur-

unsur yang mempengaruhi komunikasi persuasif yakni:

1. Persuader

Persuader adalah orang atau sekelompok orang yang bertujuan

menyampaikan pesan sikap, terdapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal

maupun nonverbal.

2. Persuadee

Adalah orang atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu

disampaikan/disalurkanolehkomunikator.

56Dedy DJamaluddin, Komunikasi Persuasif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994),

32. 57

Dr. Ibrahim Elfiky, Terapi Berpikir Positif, ( Jakarta: Zaman, 2009), 62.

Page 54: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

39

3. Persepsi

Persepsi adalah proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen

kongnisi

4. Pesan Persuasif

Pesan peruasif dipandang usaha sadar untuk mengubah pikiran dan

tindakan dengan manifulasi motif-motif kea rah tujuan yang telah ditetapkan.

5. Saluran persuasif

Saluran persuasif merupakan perantara ketika seorang komunikan

mengoperkan kembali pesan yang berasal dari sumber awal untuk tujuan akhir.

6. Umpak balik dan efek

Umpan balik adalah reaksi yang datang dari komunikan atau dari pesan itu

sendiri.

Dengan unsur-unsur komunikasi persuasif itu dapat dilihat tujuan dan guna

dari komunikasi persuasif itu sendiri. Untuk tujuan terbentuknya dan

mempengaruhi sikap dibutuhkan suatu proses, proses bukanlah hal yang

sederhana namun bersipat kompleks. Dalam upaya terbentuknya komunikasi

persuasif antara orang tua dan anak dalam meningkatkan minat belajar membaca

Al-Qur‟an di Desa Aringin orang tua harus memiliki cara dalam menumbuhkan

minat pada anak. hasil observasi yang dilakukan oleh penulis bahwa penulis

menemukan bahwa masyarakat di Desa Aringin menerapkan teori Asosiasi yakni

yang mengikut sertakan peran orang tua dalam meningkatkan minat anak belajar

membaca Al-Qur‟an, seperti:

1. Membangkitkan Motivasi pada Anak

Maksudnya yaitu menggerakkan dan mendorong keinginan anak untuk

belajar melalui penciptaan yang kuat pada mereka dengan menanamkan nilai-nilai

islami. Dengan cara menyampaikan pesan-pesan religius dan dengan

penyampaian yang lemah lembut dan sopan. Seperti yang Ibu Halima katakana.

“[A]nak itu akan lebih mudah sekali mendengarkan apa yang kita katakana

Page 55: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

40

apabila kita bujuk dia terlebih dahulu. Kalau kita keras dalam menasehati maka

mereka akan lebi keras lagi.”58

Hal seperti ini mampu menbuat anak lebih mengerti, karena yang

diketahui anak memiliki jiwa yang lembut, oleh karena itu dalam penyampaian

pesan lebih efektif jika menggunakan komunikasi persuasif yakni dengan cara

membujuk. seperti yang dikatakan oleh salah satu anak “[I]bu saya sering bilang,

kalau saya rajin mengaji nanti besar saya bisa jadi penghafal Qur‟an, nanti tamat

SD saya mau melanjut ke Pondok Pesanteren ”…59

2. Meningkatkan Kepercayaan Diri pada Anak

Pada tahap ini orang tua mulai bertindak mengembangkan keterampilan

yang diperlukan untuk melakukan hal yang mereka inginkan. Contoh anak kecil

belajar membaca Al-Qur‟an dan yang mengajarkan adalah orang tua. Dalam

metode pembelajaran yang berlangsung orang tua mengajarkan bagaimana cara

penyebutan hurup Hijaiyah yang baik, kemudian diajarkan Tajwid hingga

akhirnya anak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik. Nilai positif yang diperoleh

dari hal itu yakni anak akan merasa mampu dan bisa melakukan segala sesuatu

dengan baik, nilai percaya diri ini diasah kemudian disalurkan dan

dikembangakan melalui kegiatan-kegiatan bermasyarakat.

3. Memberi Contoh sebagai Tauladanan Anak

Memberi contoh atau memperkenal anak pada Qori‟ atau Qori‟ah terbaik kepada

anak, hal ini merupakan cara untuk meningkatkan mnat ana dalam belajar Al-

Qur‟an. Secara tidak langsung cara seperti ini dapat mempengaruhi alam bawah

sadar berupa sugesti kebaikan untuk terus memperbaiki bacaan. Hal ini sejalan

dengan pendapat Ustad Muhammad Abas.

[D]alam memberi pendidikan kepada anak, harus seimbang antara

pendidikan dunia dan akhirat barulah anak dapat menjadi anak yang

berguna dunia akhirat. Perkenalkan orang-orang berilmu yang baik kepada

mereka supaya mereka menjadikan orang-orang itu sebagai idola nya.

Sehingga tumbuh semangat didalam dirinya untuk belajar dan bisa

58Halimah, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal o3 Juli 2018.

59Mubin, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 07 Juni 2018.

Page 56: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

29

menjadi seperti idolanya agar dapat dijadikan contoh dalam kehidupannya.60

Perkembangan Zaman yang begitu pesat mampu mengubah pola pikir

masyarakat, kecangkihan alat komunikasi sudah mempengaruhi pola pikir

masyarakat. Bukan hanya masyarakat kota saja namun sudah merambat kepada

masyarakat Desa salah satunya Desa Aringin. Sehingga orang tua merasa

kesusahan dalam memberi pengertian kepada anak-anak.

Dalam menerapkan komunikasi persuasif antara orang tua dan anak untuk

meningakat minat dalam belajar membaca Al-Qur‟an khususnya di desa Aringin

mempunyai gaya berkomunikasi yang berbeda setiap orang tua. Teori ini muncul

dilator belakangi oleh pengamatan secara langsung oleh penulis atas perilaku

orang tua terhadap anaknya. Ada yang keras pada anaknya, selalu mendengar dan

bekerja sama, senang menghindari konflik, atau malah selalu mengikuti kemauan

anak.

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis diatas dapatlah diketahui

bahwasanya metode komunikasi persuasif yang dilakukan dapat mempengaruhi

pendapat, sikap dan tingkah laku hanya dilakukan berdasarkan pada bujukan-

bujukan atau ajakan-ajakan (persuasif) menjadikan hubungan antara orang tua dan

anak lebih baik.

1. Orang Tua yang Keras

Orang tua yang type seperti ini cenderung keras dalam mendidik anaknya,

sangat suka memaksa kehendak karena semua aturan yang ad dirumah harus

sesuai dengan kehendaknya, merasa jika pendapatnyalah yang paling benar,

paling bisa mengatur serta sulit mendengar mendapat dari anak. kalaupun

mendengar ia harus mendapat alasan yang kuat dari anak, sering mengacam dan

menghukum.

2. Mendengarkan dan Bekerja Sama

Orang tua seperti ini sering melakukan kejasama dengan anak, jika ad suatu hal

yang perlu dicapai biasanya orang tua mengajak anaknya berkumpul untuk

mencapai tujuan bersama-sama. Ketika akan melakukan sesuatu anak diajak

60Ust. Abbas Muhammad, Kepalak Sekolah Madrasah Desa Aringin, Wawancara dengan

Penulis, Pada Tanggal 05 Juli 2018

Page 57: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

30

berunding untuk memutuskan hal yang terbaik. Orang tua yang seperti ini lebih

terbuka terhadap anak-anaknya.

3. Suka Menghindari Konflik

Orang tua denga gaya seperti ini selalu menghindari terjadinya konflik

denga anak, jika anak melakukan kesalahan orang tua tidak mau menegur dan

memberi nasihat, karena orang tua tidak ingin anaknya marah, melawan, atau

menangis sehingga munculnya konflik. Orang tua seperti ini cenderung cuek

terhadap anak, idak banyak aturan, tidak membatasi apa saja yang dilakukan anak

(permisif).

4. Mengikuti Kemauan Anak

Orang tua seperti ini lebih ingin mengabulkan keinginan anak, memberi

kebebasan pada anak dalam berkomunikasi dan bereksprimen. Orang tua dengan

gaya seperti ini tidak banyak aturan, karena dianggap akan mengekang kreativitas.

Mereka cenderung antikonflik demi menjaga hubunagna baik denga anak.

Akan tetapi dari pengamatan tersebut penulis lebih banyak menjumpai

orang tua yang lebih memilih sikap keras dalam mendidik anak, karena orang tua

beranggapan bahwa anak akan melawan atau memberontak apabila tidak dididik

dengan keras. Seperti halnya juga yang dikatakan Bapak Abdul warga Desa

Aringin

[A]nak kalau kita didik denga lemut, dia akan pijak kepalak kita. Sebagai

orang tua wajib mendidk anak dengan keras. Itu juga kita lakukan demi

kebaikan dia sendiri. Apalagi anak-anak yang tinggal didesa, mereka

cenderung lebih memiliki sipat yang nakal dan benberontak, hal ini

sisebabkan kurangnya perhatian orang tua yang pergi pagi pulang malam

dari bekerja.61

Kondisi perekonomian masyarakatlah yang membentuk karakter anak

yang tinggal di Desa cenderung bersipat susah diatur dan pembangkang. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Orang tua lebih

memilih bekerja siang malam ketimbang memberi perhatian kepada anak. Dengan

kurangnya pengawasan dan perhatian terhadap anak membuat anak memilih jalan

61Abdul, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 07 Juni 2018.

Page 58: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

31

dengan caranya sendiri. Sehingga anak menjadi susah diatur dan dinasehati dan

beranggapan bahwah mereka mampu menentukan jalan kehidupan yang baik.

Akan tetapi tidak semua anak yang tinggal didesa memilihi sipat yang

keras, ada juga keluarga yang lebih memilih kerja sama dalam memutusakan

suatu hal. Seperti Ibu Halima yang beranggapan bahwa berhasilnya anak bukan

karena didikan yang keras dari keluarga.

[K]alau saya dalam memutuskan sesuatu terhadap anak saya runding

terlebih dahulu sebelum memutuskan hasil. Dibujuk dengan baik jika kita

beranggapan keinginanya tidak baik, supaya dia tidak kecewa dengan

kepuusan terhadap pilihannya. Karena anak memiliki sifat yang lembut,

maka kita menasihat dengan cara membujuk, jangan memarahi. Semakin

sering kita memarahi anak maka semakin anak menjadi nakal dan susah di

nasehati.62

Oleh sebab itu para orang tua berkewajiban untuk menanamkan ajaran-

ajaran agama Islam kepada anak-anaknya sejak usia dini, agar mereka tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang shaleh dan shalehah, serta mampu menjadi

qurrota a’yun (penenang jiwa dan penyejuk hati) bagi kedua orang tuanya. Hal itu

harus dilakukan sejak anak lahir dengan mengumandangkan adzan dan iqomat di

kedua telinganya dengan tujuan agar suara yang terdengar dan terekam oleh anak

adalah kalimat-kalimat tauhid. Kemudian diikuti dengan pemberian nama yang

islami dan diberikan contoh teladan yang baik sesuai dengan perkembangan jiwa

anak. sebagaiman yang diungkapkan oleh Ustad Muhammad Abas.

[I]tulah kenapa setiap anak yang baru lahir di kumandangkan azan, supaya

anak tersebut nanti kalau udah besar mampu menjadi anak yang holeh dan

sholeha. Itulah gunanya orang tua harus memberi pendidikan ilmu agama

yang baik, dan juga menjadi contoh yang baik anak-anak mereka. Anak-

anak itu sangat mengikuti apa yang di lakukan orang tua. Oleh sebab itu

ebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik.63

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan bahwa orang tua adalah objek

pertama yang dijadikan seorang anak sebagai contoh dalam kehidupannya.

62Halima, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 03 Juli 2018.

63Ustad Abas Muhammad, Kepalak Sekolah Madrasah Desa Aringin, Wawancara dengan

Penulis, 05 Juli 2018.

Page 59: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

32

Dalam interaksi sosial terutama interaksi yang terjadi antara orang tua dan

anak dalam meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an khusunya di Desa

Aringin orang tua perlu menerapkan beberapa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pembentukan sikap anak hal ini dilakukan bertujuan suapaya

tercapainya komunikasi persuasif dengan efektik. Adapun faktor yang

mempengaruhi seperti hal dibawah ini:

1. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi sangat mempengaruhi dalam bentukan sikap, dengan

adanya pengalaman yang telah diperoleh sebagai orang tua mampu

mempertimbang dengan baik hal-hal yang akan dilakukan terhadap anak. karena

apa yang telah dialami akan ikut membentuk dan mempengaruhi atas stimulasi

social. Tanggapan akan mejadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Dengan

demikian orang tua lebih mudah menbujuk anak-anak mereka untuk mengikuti

apa yang mereka katakana.

Yang paling utama orang tua hendaknya pandai mengaji dan memiliki

pemahaman ilmu agama yang baik, sehingga anak dengan mudah dibentuk atas

alasan orang tua memiliki pengetahuan yang baik juga. Komunikasi persuasif

bersifat mempenagaruhi komukikan untuk mengikuti apa yang dikatan oleh

komunikator.

2. Pentingnya Pengaruh Orang Tua terhadap Anak

Setiap anak beranggapan jika orang tuanya adalah orang terpenting dalam

kehidupannya sehari-hari, pada umumnya anak lebih memilih sikap yang searah

dengan sikap seseorang yang dianggapnya penting tersebut. Oleh karena itu orang

tua menjadi motivator yang dapat membentuk anak menjadi baik dan dapat

membentuk kepribadian yang mudah diatur. Dengan demikian orang tua lebih

mudah memberi arahan kepada anak untuk melakuakan sesuatu.

B. Kendala Menghadapi Anak dalam Meningkatkan Minat Belajar AL-

Qur’an

Kendala Komunikasi orang tua terhadap anak dalam meningkatkan minat

belajar Al-Qur‟an di Desa Aringin adalah sebagai berikut:

1. Interaksi Orang Tua-anak masih Terbatas

Page 60: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

33

Hal yang menjadi kendala dalam mendidik anak-anak di Desa Aringin yakni

komunikasi antara orang tua dan anak menjadi faktor utama sebagai penghambat

hal ini disebabkan pengetahuan dan pengalaman. Karena pengetahuan dan

pengalaman sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bagi anak-

anak. Khususnya dalam cara maupun pola orang tua dalam berkomunikasi dengan

anak-anak. Keterbatasan waktu orang tua berkomunikasi dengan anak dapat

menyebabkan kendala dalam mendidik anak seperti anak tidak mau

mendengarkan perkataan orang tua. Hal ini disebabkan oleh sibuknya orang tua

dalam bekerja, ehingga tidak memiliki waktu yang banyak untuk anak. sehingga

bnyak sekali anak yang tidak mau belajar mengaji, anak-anak di Desa Aringin

lebih memilih bermain-main dengan teman sebaya ketika waktu magrib.

Al-Qur‟an tidak secara langsung mengemukakan tentang tanggung jawab

orang tua terhadap pendidikan, namun perintah atau statemen tersebut tersirat

dalam beberapa ayat yang mengisyaratkan tentang hal itu. Berikut ini ayat yang

menunjukkan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan:

ة يب أيهب الذيه آمىىا قىا أوفسكم وأهليكم وبرا وقىدهب الىبس والحجبرة عليهب ملئك

مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون ل شداد ل يعصىن الل

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.”( Q.S.at-Tahrim 6).64

Ayat di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula

dari rumah. Walau secara redaksional ayat tersebut tertuju kepada kaum pria

(ayah), tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju

kepada perempuan dan lelaki (Ibu dan Ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa

(misalnya ayat memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan

perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak

dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung

jawab atas kelakuannya.

64Tim penerjemah dan penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen

Agama RI, 1974), 36

Page 61: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

34

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Aringin,

peneliti menemukan sebagian anak yang tidak mau belajar mengaji dan lebih

memilih bermain bersama teman-temannya di waktu magrib. Hal ini disebabkan

oleh faktor keluarga, dimana kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya,

sehingga menyebabkan anaknya menjadi tidak mau diatur. Menjelaskan tentang

pendekatan prilaku, Nabil menyatakan bahwa. “[L]ebih baik lari dari rumah

waktu magrib dari pada disuruh pergi mengaji, karena dari pada mengaji lebih

baik bermain…”.65

Kondisi yang ada di Desa Aringin membuat anak-anak sangat susah sekali

diajarkan mengaji, peran orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak. Jika

saja orang tua mampu memberi sedikit waktu untuk berkomunikasi atau mengisi

waktu luang dengan berkumpul bersama keluarga hal ini akan dapat membantu

anak agar lebih mudah diatur. Akan tetapi hal ini tidak dapat dilakukan oleh

orang tua di Desa Aringin karena kesibukan bekerja. Banyaknya pengangguran

dalam suatu masyarakat, menyebabkan rendahnya tingkat perekonomian

masyarakat daerah keseluruhan tersebut. Hal ini siebabkan oleh edikitnya

lapangan kerja yang tersedia dan kurangnya skill yang dimiliki sehingga banyak

dunia usaha yang tidak bisa mengguakan mereka sebagai pekerja.

Hasil obervasi dilapangan diperoleh suatu gambaran bahwa denga

kesibukan orang tua sebagai petani/pekebun, maka kadang-kadang orang tua tidak

memiliki waktu yang banya untuk memperhatikan anak-anak sehingga anak-anak

lebih memilih kehendak sendiri.

Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan

sosial masyarakat, hampir seluruh kegiatan masyarakat dimanapun adanya, selalu

tersentuh komunikasi. Karena sudah disepakati bahwa fungsi umum dari

komunikasi adalah informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif (entertainment)66

.

Dalam kehidupan sosial tentunya masyarakat tentunya masyarakat sangat

membutuhkan informasi untuk bisa mengetahui apa yang sedang terjadi juga

65Nabil, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis. 28 Juni 2018.

66Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,

2010), 3.

Page 62: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

35

untuk menambah wawasan dan pengetahuan mereka, oleh karena itu masyarakat

juga membutuhkan pengajaran dan pendidikan sebagai bentuk dari fungsi

komunikasi dalam bidang edukatif.

2. Anak Sulit Menerima Respon yang Ada

Pengaruh pergaulan selalu menjadi langkah pertama pada anak dalam

suatu kegiatan sehingga hal ini menyababkan bentuk kenakalan. Sesuai dengan

observai dilapangan telah diperoleh suatu gambaran bahwa yang dilakukan anak

berkumpul dengan teman-teman ekampung/sedesa atau dari luar desa sehingga

menjadi terpengaruh. Sehingga yang dikemukan oleh Darwin sebagai orang tua

alah atu anak di Desa mengatakan. “[A]anak di Desa Aringin ini sangat susah

diatur termasuk anak saya. Anak –anak disini bermain dengan teman sebayah

mereka itu terlalu bebas, sehingga menyebabkan mereka menjadi nakal. Itu

pengaruh lingkungan termasuk pengaruh dari teman-teman mereka sendiri”.67

Dari hasil observasi dilapangan penulis dapat menyimpulkan bahwa

pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan itu sangat penting dalam mendidik

anak, dengan anak memiliki pendidikan yang tinggi anak dapat

mempertimbangkan hal baik dan buruk. Namun hal tersebut tidak luput dari

pengawalan orang tua, dan orang tua hendaknya mengajarkan ilmu agama juga

terhadap anak sebagai pedoman dalam kehidupan. Al-qur‟an mengajarkan segala

hal, sebagai makhluk Allah yang diberi akal dan pikiran manusia wajib

menjadikan Al-Qur‟an dan Hadits sebagai pedoman kehidupan. Dengan

memberikan bimbingan agama kepada anak-anak sejak usia dini, maka

diharapkan mereka memeiliki rohani yang bersih dan suci sehingga selalu

terdorong untuk melaksanakan seluruh perintah Allah SWT dan menjauhi

larangan-laranganNya. Dengan demikian, insya Allah mereka akan selalu disinari

cahaya Islam sehingga akan meraih kebahagiaan hidup yang hakiki, baik di dunia

maupun di akhirat serta terhindar dari kesengsaraan, kesesatan dan siksa api

neraka.

67Darwin, Warga Desa Aringin, Wawancara Denga Penuli, Pada Tanggal 30 Juni 2018, Dea

Aringin, Catatan Penulis.

Page 63: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

36

Pengaruh lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan anak, hasil

observasi yang didapatkan oleh penulis bahwa di Desa Aringin remaja yang

berusia 15 Tahun keatas sudah banyak yang menggunakan obat-obatan terlarang,

oleh sebab itulah mereka tidak mendengar apa nasihat orang tua. Pola pikir

mereka di pengaruhi oleh obat-obatan terlarang sehingga membuat mereka sulit

untuk dinaehati. Seperti yang diungkapka oleh Darwin. “[R]emaja didesa Aringin

ini sangat susah sekali untu dinaehati, karena baru berumur 15 tahun saja sudah

berani menggunakan obat-obatan seperti Narkoba, oleh sebab itulah menyebabkan

kenakalan pada remaja disini”.68

3. Tidak Adanya Waktu Orang Tua terhadap Anak.

Kesibukan orang tua dalam bekerja guna mencukupi kebutuhan hidup

dalam keluarga membuat kurangnya perhatian oleh orang tua kepada anak,

sehingga menyebabkan perilaku menyimpang pada anak. Komunikasi keluarga

sangat diperlukan sebagai salah satu aspek pembentukan keluarga yang harmonis,

dimana untuk mencapai sebuah keluarga yang harmonis semua anggota keluarga

harus didorong untuk ambil bagian dalam mengemukakan pendapat dan

perasaannya. Tanpa komunikasi hubungan orang tua dengan anak sulit untuk di

hindari oleh karena itu komunikasi merupakan hal yang esensial dalam keluarga.

Ketidak adanya waktu orang tua dengan anak ini merupakan sebab utama

gagal terbentuknya keluarga yang harmonis. Akibat dari kegagalan dalam

berkomunikasi berakibat fatal baik secara individual maupun social. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Bapak Alamsyah. “[S]ibuknya bekerja sehingga tidak

memiliki waktu luang untuk keluarga, itu akan berakibat buruk yakni keluarga

tidak akan harmonis. Karena kurangnya waktu untuk keluarga dan menyebabkan

anak-anak jauh dri orang tua sendiri…”.69

Terkaid dengan hal diatas, untuk memberi pelajaran kepada orang-orang

tua, Al-qur‟an dan Hadist sebagai pedoman umat manusia telah memberi

penjelasan bagaimana terhadap bagaiman tanggung jawab orang tua terhadap anak

68Darwin, Warga Desa Aringin, Wawancara Denga Penuli, Pada Tanggal 30 Juni 2018,

Desa Aringin, Catatan Penulis. 69

Alamsyah, Warga Desa Aringin, Hasil Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 05 Juli

2018.

Page 64: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

37

dan sebaliknya dalam menjainkan komunikasi keluarga. Tampaknya akan

memunculkan sesuatu yang akan dijadikan sebuah teladan dalam kehidupan.

C. Hasil yang Sudah Tercapai dalam Komunikasi Persuasif Orang Tua

Terhadap Anak dalam Meningkat Minat Belajar Al-Qur’an

Dari bentuk yang paling umum keluarga terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak.

dua komponen yang petama yaitu Ayah dan Ibu merupakan komponen yang

sangan menentukan kehidupaan anak. baik ayah ataupun ibu, keduanya adalah

pengasuh utama dan pertama bagi sang anak dalam keluarga baik karena alasan

biologis, maupun pisikologis. Oleh sebab itu komunikasi diantara keduanya

sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku anak. Komunikasi persuasif

yang dilakuakn orang tua dalam meningkatkan minat anak untuk membaca Al-

Qur‟an dengan membujuk anak kemudian memberi motivasi pada anak, dan

menerapkan ajaran-ajaran islam kepada anak sejak usia dini. Hal ini dapat

mempengaruhi alam bawah sadar anak, sehingga mampu melakukan yang terbaik.

Apapun bentuk konsep yang digunakan dalam komunikasi persuasive orang

tua terhadap anak tidak menjadi masalah, asalakan sesuai dan tidak melanggar Al-

Qur‟an dan Hadist. Karena sudah menjadi tanggung jawab orang tua dalam

menddik anak, dan dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan kewajiban orang tua dalam

mendidik anak.

Demikian juga bentuk dan proses komunikasi persuasif orang tua terhadap

anak dalam meningkatkan minat belajar menbaca Al-qur‟an di Desa Aringin.

Yang jelas komunikasi yang dilakukan oleh orang tua ini dapat merubahkan pola

pikir anak yang lebih baik yang sesuai dengan syariat Islam yang terkandug di

dalam Al-Qur‟an dan Hadist.

Semua komunikasi yang terencana mempunyai tujuan yakni

mempengaruhi khalayak atau penerima . Pengaruh atau efek ialah perbedaan

antara yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan

sesudah menerima pesan. Pengaruh komunikasi persuasif orang tua terhadap anak

di desa Aringin dapat dilihat adnya perubahan dari bentuk perilaku pada anak.

Adapun bentuk perubahan antara orang tua dan anak setelah diterapnya

komunikasi persuasif diantara keduanya yang dapat penulis uraikan yaitu:

Page 65: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

38

1. Anak Semakin Baik dalam Akhlak

Diterapkannya komunikasi persuasif dalam suatu keluarga membuat

hubungan keluarga menjadi lebih baik, dimana sebelum ini hubungan antara nak

dan orang tua tidak begitu dekat dengan adanya pengaruh dari komunikasi

persuasif mampu mengubah pola pikir anak menjadi lebih baik. Anak lebih

mudah diatur, dan lebih mudah memahami suatu hal. Orang tua lebih gampang

meminta anak-anak mereka untuk belajar terutama belajar mengaji tanpa harus

meggunakan cara kekerasan.

Komunikasi yang efektif dari keduanya dapat mewujudkan keperibadian

yang baik pada keluarga, sehingga masyarakat bersimpati dan menjalin hubungan

baik dengan kita. Seluruh dasar-dasar dan nilai-nilai itu terbagi menjadi dua

bagian: pertama ialah sifat dan perilaku khusus yang harus kita terapkan dan

menjadi hiasan bagi kita terhadap orang lain; kedua, sifat-sifat tercela yang harus

kita jauhi. Dengan kata lain di bagian pertama, Islam mengharuskan kita untuk

memperhatikan kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas moral masyarakat.70

Pengaruh komunikasi persuasive orang tua terhadap ana dapat penulis lihat

dari perubahan anak dalam belajar mengaji, dengan bertambahnya jumlah anak

mengaji dari minggu ke minggu. Sehingga sedikit banyaknya mempengaruhi pola

pikir anak di Desa Aringin menjadi lebih baik. Sebagaimana yang telah dijelaskan

oleh Guru Mengaji Sutra Paman.

[H]ampir setiap minggu jumlah anak yang belajar mengaji bertambah, hal

ini dikarenakan perintah dari orang tua, yang meminta anak-anaknya untuk

belajar membaca Al-Qur‟an. Agar nanti ketika orang tuanya meninggal

Dunia ada anak yang bisa mendo‟akannya dari siksaan neraka. Rupanya

hal ini didengar oleh anak-anak dan timbul rasa kasihan pada orang

tuanya.71

Seperti itu juga yang dikatakan oleh Ibu Sumiati sebagai pelaku

komunikator dari komunikasi persuasif, bahwa anaknya sekarang lebih mudah

jika disuruh pergi pengaji tanpa harus di marah dan dihukum terlebih dahulu.

70Tim akhlak, Etika Islam: dari kesalehan individual menunu kesalehan sosial, (Jakarta:

Al-huda, 2003), 53. 71

Sutra Paman, Guru TPA desa Aringin, Wawancara dengan penulis, pada Tanggal 29

Juni 2018.

Page 66: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

39

[K]alau sudah mendekati waktu magrib, saya menyuruh anak saya pergi

kemasjid untuk mengaji. Biasanya sangat susah untuk menyuruh dia

mengaji, saya harus memarihi dia terlebih dahulu. Namun sekarang setelah

saya sampaikan beberapa kewajiban anak terhadap orang tua menurut

ajaran islam, dan mengajarkan nilai-nilai islam, anak saya lebih mudah

jika di minta untuk pergi mengaji. Ini juga tidak didapatkan sepenuhnya

dari saya. Guru-guru dia disekolahpun membantu memberikan penjelasan

yang sama.72

Perubahan yang terjadi diantara orang tua dan anak lebih baikpun semakin

terlihat seperti halnya kedekatan orang tua dengan anak yang ditunjukan orang tua

dengan rela meninggalkan pekerjaan demi mengatar anak-anak keacara

perlombaan di berbagai tingkat. Dengan demikian dapat dilihat jika orng tua rela

meninggalkan pekerjaan yang selama ini dianggap penting demi mencurahkan

perhatian kepada anak dan untuk membentuk keluarga yang harmonis. Begitu

juga dengan anak, yang lebih dekat dengan orang tua. Dengan demikian

perubahan ini sudah begitu terasa oleh para orang tua di Desa Aringin.

2. Terjalinnya Kedekatan antara Orang Tua dan Anak

Pada umunya orang tua di Desa Aringin sama sekali tidak perduli dengan

hubungan antara dirinya dan anak. Yang menjadi tujuan utama orang tua dalam

kehidupan adalah bekerja, sehingga tidak ada waktu luang untuk keluarga. Para

orang tua beranggapan bahwa menitipkan anak kesekolah sudah termasuk

tindakan yang sangat benar, karena tugas sebagai guru mendidik anak-anaknya

menjadi orang baik. Namun mereka lupa kalau peran orang tua sangat dibutuhkan

oleh anak dalam membentuk akhlak yang baik.

Namun setelah diterapkan komunikasi persuasif pada orang tua dan anak,

barulah kedekatan antara keduanya terjalin. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

Ibu Ahyan. “[S]ekarang lebih mudah menyuruh anak pergi kemasjid untuk

mengaji, ketimbang sewaktu dulu. Itu sebab jaman sekarng orang tua lebih

memilih keluarga dari pada pekerjan. Seehingga waktu bersama dengan keluarga

lebih banyak. Hal ini membuat anak semakin dekat dengan kita sebagai oraang

tua…”.73

72Sumiati, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 03 Juli 018.

73Ahyan, Ketua Pengajian Masjid Nurul Huda Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis,

Pada Tanggal 04 Juli 2018. Catatan Penulis.

Page 67: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

40

Walaupun kedekatan orang tua dengan anak terjalin dengan baik, orang

tua tidak boleh merasa puas. Masih banyak lagi tanggung jawab sebagai orang tua

dalam membentuk sikap dan keperibadian yang terhadap anak apalagi dizaman

sekarang ini. Orang tua harus memahami benar-benar peran sebagai orang tua

menurut syariat Islam, gunaa membentuk keperibadian yang baik pada anak-anak.

3. Menurunnya Angka Buta Hurup dalam Membaca Al-Qur’an

Kepandaian membaca Al-Qur‟an di kalangan masyaraka Desa Aringin bila

dibandingkan dengan masa-masa yang lalu dengan yang sekarang, maka yang

sekarang ini jauh lebih meningkat. Ini terbuktinya dengan bertambah banyaknya

anak-anak yang belajar mengaji di TPA di Desa Aringin.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, penulis menemukan

bahwa banyak sekali para orang tua yang tidak bisa mengaji. Yang menjadi

penyabab utama ialah tak ada guru yang mengajarkan ketika mereka masih anak-

anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Erma, “[K]enapa kami sekrang tidak

bisa mengaji, itu disebabkan sewaktu kecil tak ada tempat untuk belajar.74

Hal ini dibenarkan oleh orang tua lainnya, yang juga merasa hal yang sama

sebab tidak bisa mengaji padasaat penulis melakukan wawancara dengan warga

lainnya. “[I]ya yang menjadi penyebab kami tidak bisa membaca Al-Qur‟an itu

sebab guru, zaman kami masih anak-anak di Desa Aringin ini tidak ada guru yang

bisa ngajar. Jika mau belajar kami harus pergi ke desa sebelah. Untuk pergi

belajar tidak dibolehkan orang tua karena kami anak perempuan.75

Perubahan perilaku yang terjadi pada masyarakat setelah adanya

perkembangan zaman menibulkan hal yang positif. Pengaruh komunikasi

persuasive yang diharapkan oleh orang tua kepada anak dalam bentuk ajakan,

rayuan dan bujukan kepada anak ini menunjukkan bahwa yang diajarkan oleh

orang tua melalui komunikasi persuasif menunjukkan hasil. Karena mampu

mendatangkan pengaruh yang positif terhadap anak.

74Erma, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 04 Juli 2018

75Roimah, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis,Pada Tanggal 04 Juli 2018

Page 68: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

41

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pokok permasalahan penelitian dapat diperoleh kesimpulan,

maka penulis menemukan bahwa pengaruh komunikasi persuasif orang tua

terhadap anak memberikan dampak yang positif kepada masyarakat di Desa

Aringin. Maka sampailah penulis pada tahap terakhir yaitu penyampaian

kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk mengamati sebuah proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an di

Desa secara mendalam peneliti memilih anak-anak yang belajar Al-

Qur‟an di Desa Aringin yang berjumlah 58 orang. Berdasarkan hasil dari

penelitian anak-anak yang belajar Al-Qur‟an di Desa dimulai dari umur

7-13 tahun. Untuk penerapan pembelajaran seorang Guru/Ustad ataupun

Ustazah biasanya menggunakan Iqro‟ terlebih dahulu kepada anak yang

berusia 5-6 tahun, kemudian baru menggunakan Al-Qu‟an, tujuan

menggunakan Iq‟ro dalam pembelajaran untuk memperkenal anak

dengan hurup-hurup hijaiyah. Tempat proses pembelajaran yang

digunakan ada dua yakni Masjid dan Mushalah, proses pembelajaran

dimulai dari selesai magib sampai isya jika proses pembelajaran belum

selesai sedangkan waktu isya sudah masuk maka seorang guru

melanjutkan proses pembelajaran setelah sholat isya. adapun tempat

yang digunakan untuk proses pembelajaran yakni Masjid dan Musholah.

2. Komunikasi persuasif orang tua terhadap anak dalam meningkatkan

minat belajar membaca Al-Qur‟an yakni: Petama, Membangkitkan

Motvasi pada anak untuk mendorong keinginan anak untuk belajar

melalui penciptaan yang kuat pada mereka dengan menanamkan nilai-

nilai islami, Kedua, meningkatkan kepercayaan diri pada anak, pada

tahap ini orang tua mulai bertindak mengembangkan keterampilan yang

diperlukan untuk melakukan hal yang mereka inginkan, Ketiga, memberi

Page 69: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

54

contoh tauladan pada anakseperti memperkenalkan Qori; atau Qori‟ah

terbaik pada anak, hal ini merupakan cara untuk meningkatkan minat

nak dalam belajar Al-Qur‟an. Berdasarkan observasi yang dilakukan

oleh peneliti bahwa orang tua lebih menerapkan metode komunikasi

persuasif berdasarkan pendapat dari beberapa pakar psikologi dan

komunikasi seperti Newcomb, Janis, Cartwright, Graves, Bowman dan

Harvey antara lain: Metode Partisipasi, Metode Asosiasi, Metode ”Icing

Device”, Metode “Pay Off Idea”, Metode “Fear Arrousal”.

berdasarkan observasi yang dilakukan penuis, penulis dapat

menyimpulkan bahwah orang tua di desa Aringin menerapkan metode

Asosiasi kepada Anak dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an.

3. Kendala menghadapi anak dalam meningkatkan minat belajar Al-

Qur‟an, Pertama, Interaksi orang tua dan anak masih sangat terbatas

sehingga menimbulkan jarak diantara keduanya dan terasa seperti orang

asing didalam sebuah keluarga, sehingga keluarga tidak menjadi

harmonis dan anak lebih mengikuti keinginan sendiri, Kedua, anak sulit

menerima respon yang ada hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan

seperti pengaruh teman sekampung atau dari luar sehingga anak lebih

mengikuti kata teman-temanya disbanding orang tua dan menjadi lebih

mudah terpengaruh, Ketiga, Tidak adanya waktu orang tua terhadap

anak, hal ini disebabkan oleh sibuknya orang tua dalam bekerja,

sehingga kurangnya waktu orang tua dan anak untuk bersama dari hal ini

timbullah kenakalan pada anak.

B. Implikasi Penelitian

Sesuai dengan skripsi yang penulis susun mengenai komunikasi persuasif

orang tua terhadap anak dalam meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur‟an

di Desa Aringin maka penulis dapat memberikan saran-saran yang berguna untuk

bahasan masukan pembaca yaitu sebagai berikut:

1. Untuk jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Bahwa jurusan ini sangat

dibutuhkan oleh berbagai lembaga salah satunya yaitu masyarakat.

Page 70: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

55

Sehingga dapat memberikan sumbangsih dan solusi dalam mengatasi

permasalahan yang ada pada masyarakat.

2. Sebagai manusia harus berusaha berperilaku yang baik, karena perilaku

bisa diperbaiki. Tidak perlu khawatir jika kita masih merasakan ada

perilaku kita yang masih kurang baik. Karena dengan kita belajar

berusaha dengan jelas dan perbaikan diri maka kita akan bisa mengubah

perilaku kita ke arah yang lebih baik lagi sesuai ajaran Islam.

3. Selaku perangkat Dusun dan tokoh masyarakat untuk lebih bisa

mensosialisasikan kegiatan-kegiatan pengajaran kepada masyarakat,

karena manfaat yang didapatkan masyarakat banyak sekali yang

positifnya. Dan untuk masyarakatnya pun agar lebih bisa meluangkan

waktunya untuk mengikuti kegiatan pengajaran untuk menambah

wawasan, pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran-ajaran agama

Islam yang berpedoman dari Al-Quran dan Al-Hadits sebagai panduan

dan pegangan dalam hidupnya.

4. Untuk para orang tua yang melakukan kegiatan memberi pemahaman

kepada anak juga tidak boleh memiliki sifat mudah puas dengan hasil

yang sudah didapatkan. Melainkan pengaruh positif yang bisa diberikan

para orang tua kepada anak merupakan sebuah bentuk tantangan yang

baru untuk bisa lebih ditingkatkan lagi dan dipertahankan pengaruh

positifnya.

Page 71: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Tim penerjemah dan penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta:

Departemen Agama RI, 1974.

Buku

Abdurrahman. Dasar-Dasar Public Relaton, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.

Arifullah, Mohd, Dkk. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Jambi: Fak.

Ushuluddin IAIN STS Jambi. 2016.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pt Rajawali Persada, 2014.

DJamaludin, Dedy. Komunikasi Persuasif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

1994.

Elfiky, Ibrahim, Terapi Berpikir Positif, Jakarta: Zaman, 2009

Hadi, Soestrisno. Metedologi Risert. Yogyakata: Andi Offiset, 1986.

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2006.

Mujid Abul, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2016

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013.

Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Roda Karya,

2000.

Nastion. Metode Riseadt. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Nurudin. Ilmu Komunikasi ( Ilmiah dan Populer). Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Kam, Imam. Renungan-Renungan Islam Harian Untuk Remaja. Jakarta:

Jogyakarta, Diva Press, 2011.

May,Ruddy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005.

Ruslan Rosady. Metode penelitian public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT.

RAaja Grafindo Persada, 2010.

Sukar, Ahmad dan Wiranto. Pengantar Penelitian. Bandung: Remaja Rodakarya,

1989.

Syauki , Ahmad. Lintasan Sejarah Al-Qur’an. Bandung : CV Sulita Bandung,

2004.

Taqi, Mohd. Akrab dengan Anak-Anak Anda. Jakarta: Pustaka Zara, 2015.

Usman, Husaini. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Askara, 2011.

Yusuf, Pawit. Ilmu Komuniksi dan Keperpustakaan. Bandung: PT. Bumi Aksada,

2010.

Skripsi

Effendi. “Studi KPI: Tehnik Komunikasi Persuasif dalam Pembinaan Pembacaan

Al-Qur‟an pada Anak”, Skripsi. Jambi: Program Serjana UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, 2017.

Ma‟as Sholihin. “Studi KPI: Komunikasi Persuasif dalam Menumbuhkan Minat

Membaca Al-Qur‟an pada anak di Desa Renah Sungai Ipuh. Kec. Limbur

Lumbuh Mengkuang Kab. Bungo. “Skripsi Jambi: Program Sarjan UIN

Sulthan Thah Saipuddin Jambi, 2016

Page 72: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Nurul Fadhila. “Studi KPI: Pendekatan Komunikasi Persuasif Orang Tua

Terhadap Anak dalam membina Akhlak Remaja di Desa Teluk Rendah,

Kec. Tebo Ilir Kab. Tebo. Skripsi (Jambi: Program Sarjana IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi 2010 Website

Aji, Batu. “Hubungan Orang Tua dengan Anak”, diakses melalui alamat

http://carabatuaji.blogspot.co.id/2016/03/hungan-orang-tua-dengan-

anak.html, tanggal 13 Maret 2018.

Atom, “Pengaruh Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Keluarga”

diakses melalui Alamat http://ilmusosialweb.blogspot.co.id/html, tanggal

26 Desember 2017

Istiana, Aen. Skripsi “ Komunikasi Persuasif dalam Pembentukan Sikap”. Diakses

melalui alamat http://Aen.blogspot.co.id/2015/ Komunikasi Persuasif-

dalam-Pembentukan sikap.html tanggal 22 Desember 2018.

Wawancara

Abdul, Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 7 Juni 2018

Alamsyah, Warga Desa Aringin, Hasil Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal

05 Juli 2018.

Ahyan, Ketua Pengajian Masjid Nurul Huda Desa Aringin, Wawancara Dengan

Penulis, Pada Tanggal 04 Juli 2018. Catatan Penulis

Azan Abdul, Penduduk Desa, Wawancara dengan Penulis, 25 Juni 2018, Desa

Aringin, Catatan Penulis.

Bahri,Arib Kepalak Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 01

Juni 2018

Darwin, Warga Desa Aringin, Wawancara Denga Penuli, Pada Tanggal 30 Juni

2018, Catatan Penulis

Erma, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 04 Juli

2018

Fhatir Rahman, Anak di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis 07 Juni 2018

Habibi, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 07

Juni 2018

Hamido, Warga Desa Aringin, Wawancara Dengan Penulis, Pada Tanggal 28 Juni

2018

Halimah, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal o3 Juli

2018

Jito Sar, Ketua RT 1 Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 27

Juni 2018

Nabil, Anak Di Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis. 28 Juni 2018

Kusnaini, Guru Ngaji, wawancara dengan Penulis, pada tanggal 29 juni 2018

Putra, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, pada tanggal 28 Juni 2018

Sumiati, Warga Desa Aringin, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 03 Juli

018

Sutra Paman, Guru Mengaji, Wawancara dengan Penulis, Pada Tanggal 29 Juni

2018

Syamsuddin, Ketua Masjid Desa Aringin. Wawancara dengan Penulis, 7 Juli

2018, Catatan Penulis.

Page 73: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Ust. Muhammad, Abbas, Kepalak Sekolah Madrasah Desa Aringin, Wawancara

dengan Penulis, Pada Tanggal 05 Juli 2018

Ustazah Ida, Guru Mengaji, Wawancara denga Penulis, Pada Tanggal 17 Juni

2018

Page 74: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Komukasi Persuasif Orang Tua pada Anak dalam Meningkatkan Minat

Belajar Membaca Al-Qur’an (Studi Kasus di Desa Aringin Kecamatan

Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera Selatan)

No JENIS DATA METEDO SUMBER DATA

1 -Letak geografis desa

Aringin

-Observasi

- Dokumentasi

-Setting

-Dokumentasi

-Geografis

2 -Sejarah Desa Aringin -Wawancara

-Dokumentasi

-Kepalak Desa

-Dokumentasi Sejarah

3 -Visi, Misi Desa -Wawancara -Kepalak Desa dan

Sekdes Desa Aringin

4 -Struktur dan

Organisasi

Kepengurusan Desa

-Observasi

-Doumentasi

-Kepala desa Aringin

-5 -Sarana dan Fasiltas -Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Keadaan fasilitas

-Dokumentasi

fasilitas

6 -Hubungan Orang Tua

dengan Anak

-Observasi

-Wawancara

-Masyarakat desa

Aringin

7 - Proses Belajar anak

mengaji di Desa

-Wawancara

-Observasi

-Masyarakat desa

Aringin

8 - Komuniksi Persuasif

Orang Tua Desa

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Anak yang mengaji

-Guru yang mengajar

mengaji

9 -Hambatan dalam

mengajar anak mengaji

-Wawancara

-Observasi

- Masyarakat( Orang

tua)

- Guru mengaji

A. Panduan Observasi

No. Jenis Data Objek Observasi

1. -Letak Geografis Desa

Aringin

- Keadaan dan Letak Geografis

2. -Sarana Dan Prasarana -Sarana dan Prasarana yang tersedia

Seperti TPU (Tempat Pengajian Umum)

B. Panduan Dokumentasi

No. Jenis Data Data Dokumentasi

Page 75: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

1 -Letak Geogravis Desa

Aringin

-Data Dokumentasi Tentang letak Desa

Aringin

2 -Sejarah Desa Aringin -Data Dokumentasi tentang Desa Aringin

3 -Visi, Misi Desa

Aringin

-Data Dokumentasi Visi dan Misi Desa

Aringin

4 -Struktur Organisasi

dan Kepengurusan

Desa Aringin

-Data Dokumentasi Organisasi dan

Kepengurusan Desa Aringin

5 -Sarana Dan Prasarana

Desa Aringin

-Data Dokumentasi Sarana dan Prasarana

Desa Aringin

6 -Bentuk Ajaran dalam

Membaca Al-Qur‟an

- Data Dokumentasi Saat anak-anak mengaji

7 -Cara penerapan

Membaca Al-Qur‟an

-Data Dokumentasi dalam bentuk mengajar

anak-anak mengaji

C. Butir-Butir Wawancara

No. Jens Data Sumber Data dan Substansi Wawancara

1 -Letak Geografis Desa

Aringin

- Kepala Desa, Tokoh Agama da Masyarakat

-Bagaimana kondisi umum desa Aringin?

-Bagaimana kondisi social keagamaan desa

Aringin?

2 -Visi, Misi Desa

Aringin

-Apa Visi dan Misi Desa?

4 - Struktur Organisasi

dan Kepengurusan

Desa Aringin

-Bagaimana Bentuk Struktur kepengurusan

Desa?

5 -Proses Belajar Al-

Qur‟an di Desa

-Dimulai usia berapa anak belajar membaca

Al-Qur‟an?

-Dimana tempat proses belajar Al-Qur‟an di

Desa?

-Bagimana Metode pembelajaran Al-Qur‟an

yang diterapkan oleh guru di Desa?

6 -Proses Komunikasi

Prsuasif Orang tua pada

Anak dalam

meningkatkan Minat

belajar Al-Qur‟an

-Apa saja tugas kepalak Desa Aringin?

-Apa pekerjaan masyarakat di Desa Aringin?

-Bagaimana bentuk komunikasi orang tua

pada anak dalam meningkatkan minat belajar

Al-Qur‟an?

-Apa upaya orang tua agar terbentuknya

komunikasi persuasif terhadap anak dalam

meningkatka minat belajar membaca Al-

Qur‟an?

-Bagaimana nasihat yang diberikan orang Tua

dalam meningkat minat belajar Al-Qur‟an?

-Apa pendapat Tokoh Agama dalam

Page 76: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

meningkatkan minat beajar menbaca Al-

Qur‟an pada anak?

-Apa pendapat masyarakat dalam diterapnya

komunikasi persuasif pada anak dalam

meningkat minat belajar Al-Qur‟an?

-Kendala apa saja yang dihadi dalam

meningkatkan minat belajar membaca Al-

Qur‟an?

-Apa solusi dalam menumbuhkan minat

membaca Al-Qur‟an?

-Apa Faktor kendala anak-anak melalaikan

mengaji?

-Apakah komunikasi persuasif yang terapkan

turut menbatu dalm menumbuhkan minat

belajar membaca Al-Qur‟an?

-Bagaimana hasil yang dicapai dalam

menumbuhkan minat belajar membaca Al-

Qur‟an?

Page 77: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Page 78: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

1. Nama : Irna Damai Yanti

2. Tempat Tanggal Lahir : Aringin, 29-06-1995

3. Pekerjaan : Mahasiswa

4. Alamat : Desa Aringin, Kec. Karang Dapo. Kab.

Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan

B. Riwayat Pendidikan

1. S1 IAIN STS Jambi : 2014-2018

2. MAN 1 (model) Lubuklinggau : 2011-2014

3. SMP Negeri Karang Dapo : 2008-2011

4. SDN 1 Desa Aringin : 2002-2008

Page 79: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Page 80: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Page 81: Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar