137
PENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK BINTANG NUSANTARA PONDOK AREN TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh RAGA WIRANATA 107015001013 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDATULLAH JAKARTA 2011

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

  • Upload
    dangnhu

  • View
    225

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

PENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA DI SMK BINTANG NUSANTARA PONDOK AREN

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

RAGA WIRANATA

107015001013

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIFHIDATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan
Page 3: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan
Page 4: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

ABSTRAK

RAGA WIRANATA. NIM 107015001013. Pangaruh Konflik Antarkelompok

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta : Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah. 2011.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah pengaruh konflik antarkelompok

terhadap prestasi belajar siswa di SMK Bintang Nusantara (BINUSA) Pondok

Aren Tangerang Selatan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan

membuktikan ada atau tidaknya pengaruh konflik antarkelompok terhadap

prestasi belajar siswa.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa adanya, yang ditunjang oleh data –

data yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Metode ini digunakan untuk

menelaah pengaruh konflik antarkelompok terhadap prestasi belajar siswa. Dalam

penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X TKJ SMK

Bintang Nusantara Pondok Aren. Kelas ini terdiri dari 28 siswa, namun peneliti

hanya mengambil 20 siswa laki-laki sebagai sampel penelitian. Instrumen yang

dipakai adalah angket, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Teknik

analisis data menggunakan teknik analisis secara kualitatif yang dinamakan

deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa adanya, dengan membuat tabel

frekuensi kemudian dilengkapi dengan presentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh konflik

antarkelompok terhadap prestasi belajar siswa, melalui hasil wawancara dan juga

angket yang disebarkan kepada 20 siswa yang menjadi responden menunjukkan

pengaruh konflik antarkelompok dalam hal ini aksi tawuran terhadap prestasi

belajar siswa membuat prestasi siswa menurun. Hal ini disebabkan karena siswa

yang melakukan aksi tawuran sering membolos sekolah, sehingga mereka

tertinggal dalam mata pelajaran di sekolah. 2) Berdasarkan hasil wawancara

penulis dapatkan bahwa siswa yang melakukan aksi tawuran pada umumnya

adalah siswa yang pemalas, sering melanggar tata tertib sekolah, dan melawan

kepada Guru, hal ini tentu saja membuat prestasi belajar mereka tidak baik dan

cenderung menurun. 3) Siswa yang melakukan aksi tawuran akan dikenai sanksi

berupa skorsing selama beberapa minggu, hal ini juga menjadi salah satu indikator

menurunya prestasi belajar siswa di sekolah. 4) Pihak sekolah dan para orang tua

bekerja sama untuk mengatasi masalah tawuran ini agar tidak terulang kembali.

Page 5: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

ABSTRACT

RAGA WIRANATA. NIM 107015001013. The conflict effects between

groups toward the student achievement in studying in SMK Bintang

Nusantara Pondok Aren, South Tangerang. Final paper. Jakarta. Social

Science Education Department, Faculty of Tarbiyah Science and Public

Islam University Syarif Hidayatullah. 2011.

The problem in this research is the conflict effects between groups toward

the student achievement in studying in SMK Bintang Nusantara (BINUSA)

Pondok Aren, South Tangerang. The purpose of the research are the researcher

wants to know and prove the existent of the conflict effects between groups

toward the student achievement in studying.

The method that is used in the research is the descriptive analysis method. It

is a method that is supported by several data that have been collected through in

the field research. The method is used to research the conflict effects between

toward the student achievement in studying. In the research, the writer uses

student grade X TKJ SMK Bintang Nusantara Pondok Aren as a subject of

research. The class consists of 28 student, but the researcher only takes 20 student

as a sample of research. The instrument that is used in the research are

questioners, interview and observation data. The data analysis technique uses

analysis technique style qualitative that is called descriptive analysis, which

explains a truly problem that is happened, with table of data and presentase?

The result of the research shows that there are some conflict effects between

groups toward the student achievement in studying. The first, the result of

interviews and questioners that is delivered to 20 student as a respondent show the

conflict effects, the fighting between groups of student in this case, toward the

student achievement in studying makes the student achievement decrease. It is

caused because these student do not often go to school. So that, they often leave

many subjects in the class. The second, based on the result of interviews the writer

finds, the student that usually are involved the fighting between groups of

student, generally are the lazy student, often against the roles of the school and the

teachers. These habits can make the student achievement bad and even decrease.

The third, the student that is involved the fighting between groups will be given a

punishment. They do not need to go to school for some weeks as a punishment.

The forth, the school and parents together solve the problem. So, It will not

happen in the future.

Page 6: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan ke

hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat teriring salam semoga

selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat

manusia menuju jalan kebenaran.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini selesai berkat adanya

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA, sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran,

pengarahan, ilmu serta motivasinya kepada penulis, semoga kebaikan beliau

dibalas oleh Allah SWT.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga

ilmu yang diberikan dapat bertambah dan bermanfaat.

5. Kedua orang tua tercinta Bapak Asmawi dan Ibu Sauni yang tiada hentinya

memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi kepada penulis dalam kehidupan.

6. Kakakku tercinta, Maritul Kiftiah, Rini Asmawati, Ratna Dewi Sartika dan

adik tercinta M. Rinza Ashari dan M. Ramzi Ashari yang selama ini selalu

memberikan motivasi, do’a dan kasih sayang untuk bisa menyelesaikan skripsi

secepatnya.

Page 7: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

ii

7. Sahabatku tersayang dan juga sahabat seperjuangan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Konsentrasi Sosiologi-Antropologi angkatan 2007 yaitu

Nurlela, Siti Ngaisah, Reyita Mardati Sakinah, Nurlita Marya, Ismi Lutfiah,

Wahyu Adhi Prasetyo, Dede Kurniawan dan Ade Komarudin yang selalu

memberikan bantuan dan selalu menghibur penulis disaat penulis tidak

mampu menyelesaikan tugas. Semoga kenangan kita selama menjadi

mahasiswa di jurusan Pendidikan IPS tidak terlupakan.

8. Drs. Sadiyanto, selaku kepala sekolah SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

serta guru wali kelas X TKJ yaitu Bapak Nurhadi, S.Pd.I, yang mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian. Serta Ibu Nita Erlypranawaty, S.Psi, yang

telah bersedia diwawancarai oleh penulis, sehingga penulis mendapatkan

informasi yang diinginkan.

Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Agustus 2011

Penulis

Page 8: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 9

D. Perumusan Masalah ................................................................ 9

E. Hipotesis ................................................................................. 9

F. Tujuan dan Signifikansi .......................................................... 10

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Pengertian Pengaruh ............................................................... 11

B. Konsep Konflik Sosial ............................................................ 11

1. Pengertian Konflik ............................................................. 11

2. Pengertian Konflik Menurut Para Ahli .............................. 13

3. Sebab - sebab Terjadinya Konflik ..................................... 14

4. Macam – macam Konflik Sosial ........................................ 15

5. Dampak – dampak Konflik ................................................ 17

6. Cara Mengatasi Konflik ..................................................... 22

C. Konsep Teori Konflik ............................................................. 24

1. Teori Konflik Karl Marx ................................................... 25

2. Toeri Konflik Ralf Dahrendorf .......................................... 26

3. Toeri Konflik Jonathan Turner .......................................... 28

D. Konsep Prestasi Belajar .......................................................... 29

1. Pengertian Prestasi ............................................................. 29

2. Pengertian Belajar .............................................................. 29

3. Pengertian Prestasi Belajar ................................................ 33

4. Hakikat Belajar .................................................................. 34

5. Ciri – ciri Belajar ............................................................... 34

6. Prinsip – prinsip Belajar .................................................... 35

7. Toeri – teori Belajar ........................................................... 35

8. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar 37

9. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ....... 38

E. Kerangka Konseptual ............................................................. 39

Page 9: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Wilayah/lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ...................... 42

B. Populasi dan Sampel ................................................................. 42

C. Metode Penelitian ..................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 43

E. Teknik Pengolahan Data ........................................................... 44

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang Selatan ..................................................................... 46

1. Sejarah Berdirinya SMK Bintang Nusantara ....................... 46

2. Visi dan Misi Sekolah .......................................................... 46

3. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan .................................. 47

4. Keadaan Sarana dan Prasarana............................................. 48

5. Struktur Organisasi SMK Bintang Nusantara Pondok Aren 50

6. Kegiatan ekstrakurikuler ...................................................... 51

B. Pendapat Guru tentang konflik antarkelompok dalam bentuk

tawuran yang terjadi di SMK Bintang Nusantara Pondok

Aren Tangerang Selatan ............................................................ 51

C. Dampak – dampak yang ditimbulkan dalam aksi tawuran

bagi Siswa, Guru, dan Sekolah di SMK Bintang Nusantara

Pondok Aren Tangerang Selatan .............................................. 52

D. Upaya–upaya Guru dalam mengatasi aksi tawuran siswa di

SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan ...... 54

E. Hasil pengaruh yang terlihat ..................................................... 55

F. Deskripsi Data ........................................................................... 58

G. Analisis dan Interpretasi Data ................................................... 59

H. Ketepatan Hipotesis .................................................................. 75

I. Analisis Teoritis dan Temuan Lapangan .................................. 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 81

B. Saran ......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83

LAMPIRAN

Page 10: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

v

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Kerangka konseptual tentang pengaruh konflik antarkelompok . 39

TABEL 2 Kriteria Perhitungan .................................................................... 45

TABEL 3 Keadaan tenaga pengajar dan karyawan SMK Bintang

Nusantara ..................................................................................... 47

TABEL 4 Keadaan siswa SMK Bintang Nusantara .................................... 48

TABEL 5 Keadaan jumlah ruang SMK Bintang Nusantara ........................ 49

TABEL 6 Sarana dan Prasarana SMK Bintang Nusantara .......................... 49

TABEL 7 Struktur Organisasi Sekolah ........................................................ 50

TABEL 8 Daftar Hadir Responden .............................................................. 56

TABEL 9 Prestasi Hasil Belajar .................................................................. 57

TABEL 10 Pernah melakukan konflik ........................................................... 59

TABEL 11 Salah satu jenis konflik sosial adalah konflik antarkelompok,

misalnya tawuran. Anda ikut dalam aksi tawuran....................... 59

TABEL 12 Seberapa sering ikut dalam aksi tawuran .................................... 60

TABEL 13 Salah satu penyebab aksi tawuran berawal dari saling “ejek” .... 60

TABEL 14 Selain karena aksi saling “ejek”, penyebab aksi tawuran karena

ada perbedaan kepentingan diantara kalian ................................. 61

TABEL 15 Ikut dalam aksi tawuran atas kemauan sendiri ............................ 62

TABEL 16 Ikut dalam aksi tawuran karena paksaan teman .......................... 62

TABEL 17 Membawa benda-benda tajam seperti pisau belatih, stick golf,

gir motor, dan samurai saat melakukan aksi tawuran ................. 63

TABEL 18 Waktu melakukkan aksi tawuran setelah jam pulang sekolah .... 63

TABEL 19 Lokasi-lokasi yang digunakan sebagai tempat melakukan aksi

tawuran seperti di jalan raya, lapangan, atau area tempat

tinggal warga ............................................................................... 64

Page 11: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

vi

TABEL 20 Anda mengalami luka-luka dalam aksi tawuran ......................... 64

TABEL 21 Ada teman anda yang hingga tewas akibat aksi tawuran ............ 65

TABEL 22 Akibat sering melakukan aksi tawuran sikap anda berubah

menjadi pribadi yang keras, kasar, dan susah diatur ................... 65

TABEL 23 Mendapat hukuman atau sanksi dari pihak sekolah .................... 66

TABEL 24 Mendapat hukuman atau sanksi dari orang tua ........................... 66

TABEL 25 Rajin masuk sekolah.................................................................... 67

TABEL 26 Mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh guru ........ 68

TABEL 27 Rajin membaca buku pelajaran di sekolah dan di rumah ............ 68

TABEL 28 Mematuhi semua tata tertib sekolah ............................................ 69

TABEL 29 Mendapatkan nilai yang baik disekolah ...................................... 69

TABEL 30 Berprestasi di sekolah.................................................................. 70

TABEL 31 Memperhatikan semua mata pelajaran yang diterangkan oleh

Guru ............................................................................................. 70

TABEL 32 Mendengarkan nasehat yang baik dari Guru anda ...................... 71

TABEL 33 Guru anda memberikan contoh sikap yang baik dalam

berperilaku ................................................................................... 71

TABEL 34 Guru anda membimbing anda untuk berakhlak terpuji ............... 72

TABEL 35 Orang tua memperhatikan perkembangan anda di sekolah ......... 72

TABEL 36 Orang tua memantau semua kegiatan anda disekolah dan diluar

sekolah ......................................................................................... 73

TABEL 37 Menceritakan masalah yang anda alami kepada orang tua anda . 73

TABEL 38 Orang tua memberikan nasehat agar anda menjadi siswa yang

berprestasi.................................................................................... 74

TABEL 39 Orang tua anda memberikan semua kebutuhan untuk

menunjang perestasi anda............................................................ 74

Page 12: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup berdiri sendiri,

artinya manusia yang satu akan saling membutuhkan dengan manusia yang

lainnya. Hal ini berarti bahwa individu satu dengan individu yang lainnya

harus selalu menjaga hubungan sosialnya dengan baik. Hubungan yang

terjalin antara seorang individu dengan individu lainnya dinamakan interaksi

sosial, yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut

hubungan antara orang - perorang, antara kelompok - kelompok manusia,

maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia.1

Interaksi sosial yang terjalin harus berdasarkan pada ketentuan nilai

dan norma yang berlaku dimasyarakat. Menurut Horton dan Hunt dalam buku

Sosiologi teks pengantar dan terapan, mengemukakan bahwa nilai adalah

gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti.2

Nilai dalam suatu masyarakat yang akan menentukan sikap seorang individu

untuk berprilaku dalam masyarakat. Nilai sosial dalam masyarakat akan

berbeda dengan masyarakat yang lainnya, tergantung pada kesepakatan

bersama antara seorang pemimpin dengan masyarakat setempat. Namun

secara umum nilai yang berlaku didalam masyarakat biasanya terkait dengan

1 Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2006), h. 55. 2 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi teks pengantar & terapan, (Jakarta :

Kencana, 2007), h. 55

Page 13: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

2

nilai kebaikan, etika, dan nilai keagamaan sedangkan nilai yang khas pada

masyarakat, keberlakuannya terbatas pada masyarakat pendukungnya saja.

Sedangkan norma merupakan wujud konkrit dari nilai, yaitu

seperangkat aturan yang dibuat untuk membatasi segala tingkahlaku anggota

masyarakat. Norma memiliki sanksi bagi pelanggarnya, sanksi yang diberikan

dapat berupa hukum pidana atau perdata dan hukum adat. Hukum pidana dan

perdata biasanya dijatuhkan oleh lembaga hukum yang berwenang untuk

memberikan hukuman bagi pelanggarnya, sedangkan hukum adat dijatuhkan

oleh pemangku adat setempat. Berdasarkan ketentuan di atas bahwa nilai dan

norma sosial yang berlaku dalam masyarakat akan menciptakan suatu

keteraturan sosial dalam masyarakat.

Nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat merupakan

keharusan yang mutlak bagi seluruh anggota masyarakat untuk menjunjung

tinggi nilai-nilai dan norma sosial yang telah disepakati bersama. Jika seorang

individu atau kelompok sosial yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang

ada dalam nilai dan norma sosial, maka individu atau kelompok sosial tersebut

telah melakukan suatu penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial merupakan

perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan

kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku.3

Penyimpangan sosial yang terjadi dapat dilakukan oleh seorang

individu ataupun oleh kelompok masyarakat. Misalnya penyimpangan sosial

yang dilakukan oleh seorang individu seperti membunuh, mencuri, merampok,

minum-minuman keras, penggunaan NAPZA, dan lain sebagainnya.

Sedangkan penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok sosial bisa berupa

bentrok antarwarga, tawuran antarpelajar, tindakan anarkis, kumpul kebo

(seorang laki-laki dan perempuan yang tinggal atau hidup bersama tanpa

adanya ikatan perkawinan), dan lain sebagainya.

Mengapa orang melakukan penyimpangan? Teori-teori biologis

mengasumsikan bahwa perilaku menyimpang diakibatkan oleh adanya

3 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar & Terapan..., h. 98

Page 14: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

3

kelemahan tertentu pada fisik seseorang.4 Bahwa seseorang yang melakukan

suatu penyimpangan sosial dapat dilihat dari karateristik atau fisik tertentu

misalnya bentuk kepala, lengan, tubuh, dan lain sebagainya. Sedangkan

menurut teori-teori psikologis umumnya mengkaitkan penyimpangan dengan

kepribadian, motivasi, frustasi, perasaan bersalah, stress, atau kondisi-kondisi

kejiwaan lainnya.5 Menurut teori psikologis seseorang melakukan

penyimpangan didasarkan pada masalah-masalah kejiwaan seperti yang

disebutkan di atas, misalnya ketika seseorang memiliki tingkat frustasi yang

tinggi maka dirinya akan sangat agresif pada orang lain.

Penyimpangan sosial dapat pula terjadi di lingkungan sekolah,

kalangan pelajarlah yang menjadi pelaku utama dalam hal ini. Bentuk-bentuk

penyimpangan sosial yang terjadi bisa berupa membolos, melanggar tata tertib

sekolah, melakukan tawuran, merusak fasilitas sekolah, dan lain sebagainya.

Kalangan pelajar umumnya masuk kedalam kategori usia remaja, dimana pada

usia ini merupakan proses pencarian jati diri mereka agar dianggap perannya

oleh masyarakat.

Penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan dapat dikatakan

juga sebagai suatu bentuk kenakalan remaja atau dalam bahasa Latin disebut

sebagai Juvenile Delinqeuncy, yaitu “Juvenile delinquency ialah perilaku jahat

(dursila), atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit

(patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh

suatu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk

tingkah-laku yang menyimpang.”6 Hal ini berarti bahwa alasan mereka

melakukan penyimpangan khususnya untuk mendapatkan pengakuan lebih

terhadap egonya yang merasa tersisih atau terlupakan dan tidak mendapatkan

perhatian dari masyarakat luas.

Tingkah laku delinkuen itu pada umumnya merupakan kegagalan sistem

kontrol diri terhadap impuls-impuls yang kuat dan dorongan-dorongan

instinktif. Impuls-impuls kuat, dorongan primitif dan sentimen-

4 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Ciputat:Laboratorium Sosiologi Agama,

2008), Cet. 1, h. 206. 5 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar..., h.206.

6 Kartini Kartono, Patologi Sosial 2, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6.

Page 15: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

4

sentimen hebat itu kemudian disalurkan lewat perbuatan kejahatan,

kekerasan, dan agresi keras, yang dianggap mengandung nilai lebih

oleh anak-anak remaja tadi. Karena itu mereka merasa perlu

memamerkan energi dan semangat hidupnya dalam wujud aksi bersama

atau perkelahian massal.7

Berdasarkan pada penjelasan di atas, bentuk penyimpangan yang

dimaksud adalah tawuran antarpelajar. Tawuran dapat diklasifikasikan sebagai

salah satu dari bentuk konflik antarkelompok. Konflik dapat diartikan sebagai

suatu keadaan yang kacau atau tidak teratur yang diakibatkan karena adanya

perbedaan-perbedaan yang mencolok. Banyak hal yang diakibatkan dengan

terjadinya konflik, diantaranya dapat terjadi perpecahan antarkelompok,

kekerasan fisik, kerugian secara materil, hingga pada mengakibatkan

kematian, dan lain sebagainya.

Seperti pendapat Sosiolog Indonesia “Soerjono Soekanto dalam buku

Andreas Soeroso, Sosiologi 2 yang mendefinisikan konflik sebagai proses

sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya

dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan

kekerasan.”8 Konflik yang disertai dengan ancaman dan kekerasan tentu

meresahkan siapa saja yang terlibat didalamnya. Baik bagi mereka yang

menjadi pelaku tawuran tersebut, maupun lingkungan sekitar dan warga yang

berada di sekitar aksi tawuran tersebut.

Secara umum, para ilmuan sosiologi konflik lahir dari konteks

masyarakat yang mengalami pergeseran-pergeseran nilai dan struktural, dan

dinamika kekuasaan dalam negara. Konteks sosiohistoris inilah yang

membentuk pemikiran dalam sosiologi konflik. Istilah sosiologi konflik

pertama kali digunakan oleh Goerge Simmel, sehingga ia dijuluki sebagai

Bapak dari sosiologi konflik.9

Dalam konteks sosio historisnya teori konflik yang muncul pada abad

18 dan 19 dapat dimengerti sebagai respons dari lahirnya dual

revolution yaitu demokratisasi dan industrialisasi. Sehingga

7 Kartini Kartono, Patologi Sosial 2..., h. 105.

8 Andreas Soeroso, Sosiologi 2, (Jakarta: Quadra, 2008), h. 37

9 Novri Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Kontemporer, (Jakarta : Kencana, 2009), h.

27

Page 16: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

5

kemunculan konflik sosiologi modern merupakan akibat realitas

konflik dalam masyarakat industrial. Selain itu, dalam konteks

akademis teori sosiologi konflik kontemporer adalah refleksi dari

ketidakpuasaan terhadap fungsionalisme stuktural Talcot Parsons dan

Robert K. Merton, yang berlebihan dalam menilai masyarakat dengan

paham konsensus dan integralistiknya.10

Dalam konteks kekinian, “sosiologi konflik masih megikuti peta tiga

mazhab besar ilmu-ilmu sosial dan teori sosiologi konflik klasik. Aliran

positivisme, humanisme, dan kritik dalam ilmu sosial sampai saat ini masih

menjadi perspektif yang sering dimanfaatkan dalam study konflik.”11

Konflik yang bisa muncul pada skala yang berbeda seperti konflik

antarindividu, konflik antarkelompok, konflik antarkelompok dengan negara,

dan konflik antarnegara. Setiap skala memiliki latar belakang dan arah

perkembangannya. Masyarakat manusia di dunia pada dasarnya memiliki

sejarah konflik dalam skala antarperorangan sampai antarnegara.

Seperti aksi tawuran yang terjadi dikalangan pelajar dapat

diklasifikasikan sebagai konflik antarkelompok, juga diartikan sebagai bentuk

solidaritas mereka sebagai teman satu sekolah. Sudah jelas bahwa bentuk

solidaritas yang mereka lakukan adalah salah, karena solidaritas tersebut

mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif dan bersifat menghancur

(destruktif). Aksi sedemikian ini khususnya bertujuan untuk mendapatkan

prestige individual dan menjunjung tinggi nama kelompok (dengan dalih

menjunjung tinggi nama sekolah). Bukankah hal itu merupakan pencitraan

yang salah untuk mereka? Seharusnya jika mereka ingin mendapatkan prestige

atau penghormatan dari sekolah-sekolah lain, mereka harus mendapatkannya

dengan menoreh prestasi-prestasi yang baik dalam bidang akademik ataupun

non akademik.

Tawuran yang terjadi dikalangan pelajar juga dapat mengakibatkan

dampak-dampak negatif bagi siswa yang melakukan aksi dan Guru serta nama

baik sekolah. Secara lahir akibat yang mereka dapatkan dari tawuran ini bisa

10

Novri Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer..., h. 47. 11

Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Konflik Kontemporer..., h. 47.

Page 17: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

6

berupa luka fisik karena benda-benda tumpul, yang bisa menyebabkan mereka

terluka parah. Sedangkan secara batiniah akibat dari aksi tawuran ini

berdampak pada perubahan sikap dan perilaku serta tabiat mereka menjadi

negatif. Hal ini bisa menjadikan mereka sebagai pribadi yang anarki, keras,

dan susah diatur. Jika dalam usia sekolah sudah seperti ini, bagaimana jika

mereka menjadi bagian dari masyarakat yang lebih kompleks.

Hal lain yang juga bisa diakibatkan oleh tawuran antarpelajar ini

adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, yang menyebabkan

mereka tidak naik kelas ataupun tidak bisa dinyatakan lulus. Memang

kebanyakan dari mereka yang melakukan aksi tawuran prestasi belajarnya

cenderung akan turun, namun bisa saja mereka yang melakukan aksi tawuran

ini adalah mereka yang berprestasi di sekolahnya, karena mereka ikut dalam

aksi ini untuk membantu teman-temannya. Hal lain yang juga telah disebutkan

di atas, bahwa dampak negatif dari aksi tawuran ini adalah terjadinya

perubahan sikap anak, anak akan cenderung bersifat keras, anarki, dan susah

diatur. Hal ini juga dapat mempengaruhi perkembangan psikologi anak.

Lalu mengapa aksi tawurn ini mereka lakukan? Padahal sangat jelas

dampak negatif yang ditimbulkan. Bukankah seharusnya sebagai seorang

pelajar tugas mereka adalah belajar dan menuntut ilmu? Apa yang

menyebabkan mereka melakukan aksi ini? Mungkin perbedaan kepentingan

diantara mereka juga bisa menjadi biang keladi mereka melakukan aksi

tawuran ini, misalnya ketika seorang pelajar pria tertarik pada seorang wanita

yang bersekolah di tempat lain sedangkan ada seorang pria juga yang tertarik

kepada wanita yang bersekolah di tempat yang sama, ketika mereka

mengunggulkan kepentingannya masing-masing untuk mendapatkan wanita

tersebut, maka terjadilah konflik diantara mereka. Kemudian, masalah ini juga

bisa melebar menjadi konflik antarkelompok, ketika kedua belah pihak yang

berkonflik melapor kepada teman-teman di sekolahnya masing-masing.

Page 18: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

7

Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk

menyelesaikan masalah ini. Sekolah sebagai sarana mereka untuk menuntut

ilmu sering juga dikatakan sebagai agen perubahan, yang akan merubah nasib

seseorang menjadi lebih baik.

Keberhasilan study yang dimiliki seseorang adalah modal yang sangat

berharga dalam mewujudkan cita-cita. Pedidikan akhlak (budi pekerti)

hakikatnya menjadi sebuah komitmen mengenai langkah-langkah apa

yang seharusnya dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengarahkan

generasi muda kepada pemahaman dan internalisasi (values) dan

kebajikan (virtues) yang akan membentuknya menjadi manusia yang

baik (good poeple).12

Sekolah sebagai tempat para siswa belajar untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan yang luas serta dapat menjunjung tinggi akhlak dan budi pekerti

yang baik, haruslah diimbangi dengan tenaga pengajar atau Guru yang baik

dan berkompeten dalam mengajar dan membimbing siswanya.

Secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan. Adapun

tujuan pendidikan di Indonesia berlandaskan pada falsafah dan pandangan

hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Sebagaimana tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, bahwa dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan adalah

sebagai berikut :

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 13

Begitu juga peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka di

rumah. Karena pendidikan pertama yang mereka dapatkan adalah pendidikan

yang diberikan oleh para orang tua di rumah. Bagaimana anak tergantung pada

12

Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 8. 13

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang SISDIKNAS,

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2007.

Page 19: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

8

orang tua yang mendidiknya. Perhatian khusus dan kasih sayang yang cukup

akan mempengaruhi perkembangan para siswa untuk menjadi manusia yang

baik. Jika hal ini sering diabaikan oleh para orang tua dan Guru, maka besar

kemungkinan seorang anak akan melakukan penyimpangan-penyimpangan

baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sosialnya.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa konflik

antarkelompok atau dalam hal ini adalah tawuran antarpelajar mungkin saja

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolahnya, apakah prestasi

belajar mereka menurun atau mungkin saja tidak. Oleh karena itu, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan konflik

antarkelompok dalam hal ini aksi tawuran antarpelajar dengan judul penelitian

yaitu “Pengaruh Konflik Antarkelompok Terhadap Prestasi Belajar

Siswa di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Terjadinya konflik antarkelompok dalam hal ini adalah aksi tawuran yang

dilakukan oleh para siswa sekolah.

2. Dampak-dampak yang ditimbulkan dalam konflik ini sangat merugikan

mereka yang berkonflik, baik itu kerugian secara materi, fisik, maupun

psikis.

3. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari konflik antarkelompok yang

dilakukan dikalangan pelajar adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar

siswa.

4. Peran dan perhatian Guru sebagai pendidik sekaligus pembimbing mereka

di sekolah untuk menjadi siswa yang berakhlak mulia dirasa kurang

optimal.

5. Peran dan serta perhatian Orang tua siswa yang kurang terhadap anak

mereka dalam hal memantau seluruh kegiatan di dalam ataupun di luar

Page 20: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

9

sekolah, sehingga siswa merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang

mereka inginkan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih terarah dalam penulisan laporan ini, maka penulis

membatasi ruang lingkup penelitian pada pengaruh konflik antarkelompok

terhadap prestasi belajar siswa di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Setelah diidentifikasi dan ditentukan pembatasan masalahnya, maka

perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan

permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah

dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada pengaruh konflik antarkelompok

terhadap prestasi belajar siswa di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang Selatan?”

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis.14

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka hipotesisnya adalah sebagai

berikut:

1. Terjadinya konflik antarkelompok dalam hal ini adalah tawuran diduga

karena berawal dari aksi saling ejek atau menjelek-jelekan satu sama lain.

2. Konflik antarkelompok mempengaruhi prestasi belajar mereka menjadi

menurun.

3. Pergaulan yang rusak di masyarakat membuat siswa mempunyai perangai

yang tidak baik.

14

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 41

Page 21: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

10

F. Tujuan dan signifikansi

Tujuan dan signifikansi dari penelitian ini dapat penulis sebutkan sebagai

berikut :

1. Tujuan

a. Tujuan akademis adalah untuk menemukan paradigma konsep, teori

dan beberapa faktor yang berhubungan dengan pengaruh konflik

antarkelompok terhadap prestasi belajar siswa.

b. Tujuan terapan adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

konflik antarkelompok terhadap prestasi belajar siswa.

2. Signifikansi

a. Signifikansi secara akademis adalah sebagai memberikan sumber

informasi dan sumber referensi untuk bahan bacaan yang bermanfaat

bagi teman Mahasiswa serta dapat digunakan sebagai rujukan untuk

penelitian yang akan datang. Untuk memberikan hasil dan informasi

yang bermanfaat bagi para instansi pendidikan khususnya bagi SMK

Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan.

b. Signifikansi secara terapan adalah untuk memberikan hasil dan

informasi yang bermanfaat bagi para instansi pendidikan khususnya

bagi SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang selatan. Sebagai

kontribusi untuk menyelesaikan masalah tawuran di sekolah-sekolah

terutama di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang selatan.

Page 22: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

11

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Pengertian pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu. Orang, benda,

dan sebagainya.15

B. Pengertian Konflik Sosial, Penyebab Konflik, Macam-macam Konflik,

Dampak-dampak Konflik, dan Cara Mengatasi Konflik

1. Pengertian Konflik

Manusia sebagai bagian dalam suatu masyarakat yang terintegrasi

tentunya akan melakukan interaksi sosial antara individu ataupun kelompok.

Dalam melakukan interaksi sosial pastilah tidak hanya berjalan lurus-lurus

saja, namun permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul diantara

individu kerap terjadi. Permasalahan-permasalahan yang timbul merupakan

suatu keadaan yang wajar dalam hidup kehidupan bermasyarakat. Karena

antara individu dengan individu lainnya pasti memiliki pemikiran yang

berbeda-beda mengenai suatu permasalahan sosial.

Manusia adalah mahluk konfliktis (homo conflictus), yaitu mahluk yang

selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik

sukarela maupun terpaksa. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang

disusun oleh Poerwadarminta, konflik berarti pertentangan atau

percekcokan. Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk

pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak bersebrangan.

Francis menambahkan unsur persinggungan dan pergerakan sebagai aspek

15

Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaTerbaru, (Surabaya: Amelia), h. 318

11

Page 23: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

12

tindakan sosialnya. Sehingga secara sederhana konflik adalah pertentangan

yang ditandai oleh pergerakan dari beberapa pihak sehingga terjadi

persinggungan.16

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling

memukul.17

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial

antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak

berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau

membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah

mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat

lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat

itu sendiri.

Konflik sosial yang terjadi banyak diakibatkan oleh berbagai macam

sebab. Misalnya karena adanya perbedaan cara berpikir dan bertindak

seseorang dengan orang lain, yang memunculkan ketegangan dari masing-

masing pihak. Konflik juga bisa disebabkan karena perbedaan kepentingan

masing-masing pihak. Ketika kepentingan seseorang atau suatu kelompom

orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu terusik oleh orang lain, maka ia

akan tetap berusaha untuk memperthankan kepentingan kelompoknya

meskipun harus berkonflik dengan orang lain. Selain kedua hal tersebut yang

bisa menyebabkan konflik sosial adalah perbedaan kebudayaan dan perubahan

sosial juga dapat menyebabkan timbulnya konflik sosial.

Dalam hal kebudayaan misalnya berkembang paham etnosentris, yaitu

paham yang menganggap bahwa kebudayaan mereka lebih baik daripada

kebudayaan yang lain. Paham seperti inilah yang dapat memunculkan konflik

sosial dalam hal ini adalah konflik antaretnis. Selain itu hal lain yang juga

dapat menyebabkan timbulkan konflik sosial yaitu adanya perubahan sosial.

Perubahan sosial yang tidak disertai dengan kesiapan mental untuk

menghadapi perubahan-perubahan yang mengikuti perkembangan zaman,

akan menyebabkan konflik diantara mereka yang pro terhadap perubahan

dengan mereka yang kontra dengan adanya perubahan.

16

Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer..., h. 4. 17

http://id.wikipedia.org/wiki/konflik, akses pada hari selasa, 26 April 2011.

Page 24: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

13

2. Pengertian konflik menurut para ahli

a. Menurut Soerjono Soekanto, dalam buku Andreas Soeroso, Sosiologi 2

menyatakan bahwa pertentangan atau konflik adalah suatu proses

sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi

tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan

ancaman dan kekerasan.18

Kelompok yang berhasil menaklukan

lawannya, maka dia berhak mengambil sebesar-besarnya keuntungan

dari pihak yang kalah.

b. Menurut Watkins, dalam buku Robby I. Chandra, konflik dalam

kehidupan sehari-hari, mengemukakan bahwa konflik terjadi bila

terdapat dua hal. Pertama, konflik bisa terjadi bila sekurang-kurangnya

terdapat dua pihak yang secara potensial dan praktis/operasional dapat

saling menghambat. Secara potensial artinya mereka memiliki

kemampuan untuk menghambat. Secara praktis/operasional, artinya

kemampuan tadi bisa diwujudkan dan ada didalam keadaan yang

memungkinkan perwujudannya secara mudah. Artinya bila kedua

pihak tidak dapat menghambat atau tidak melihat pihak lain sebagai

hambatan, maka konflik tidak akan terjadi. Kedua, konflik dapat

terjadi bila ada suatu sasaran yang sama-sama dikejar oleh kedua pihak

namun hanya salah satu pihak yang mungkin akan mencapainya.

Contoh: jika Joni dan Tono sama-sama ingin memperistri Ayuda.

Karena Ayuda tidak mungkin memenuhi keinginan keduanya

sekaligus, maka kedua pria tersebut secara potensial dapat terlibat

dalam situasi konflik.19

c. Menurut Pruit dan Rubin dengan mengutip Webster, dalam buku Novri

Susan, Sosiologi konflik dan isu-isu kontemporer mengemukakan

bahwa konflik berarti persepsi mengenai perbedaan kepentingan

(perceived divergence of interest), atau suatu kepercayaan bahwa

aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dicapai secara simultan.20

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah suatu

proses sosial yang diakibatkan karena adanya perbedaan kepentingan yang

melibatkan seorang individu dengan individu lain atau kelompok

masyarakat, dimana antara individu atau kelompok masyarakat tersebut

18

Andreas Soeroso, Sosiologi 2 ..., h. 37 19

Robby I. Chandra, Konflik dalam hidup sehari-hari, (Yogyakarta:Kanisius, 1992), cet.

6, h. 20 20

Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer..., h. 5

Page 25: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

14

melakukan benturan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan seerta

menentang pihak lawan, untuk mencapai tujuan – tujuan yang ingin

dicapai.

3. Sebab-Sebab Terjadinya Konflik

Konflik sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat dapat diakibatkan oleh

berbagai macam perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Diantaranya perbedaan individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan

kepentingan, dan perubahan nilai sosial.21

Berikut penjelasan mengenai sebab-

sebab terjadinya konflik.

a. Perbedaan pendapat antarindividu yang meliputi pendirian dan perasaan.

Salah satu penyebab terjadinya konflik sosial adalah adanya perbedaan

pendapat antarindividu. Perbedaan pendapat ini merupakan hal yang wajar

dalam setiap kehidupan, dalam suatu permasalahan pasti saja akan

ditemukan yang pro dan yang kontra. Misalnya ketika seseorang

berpendapat mengenai rokok, ada sebagian orang yang pro mengenai

rokok ada juga yang kontra karena rokok dapat merusak kesehatan kita.

Contoh: Anita dan Andi adalah sepasang kekasih, Andi adalah seorang

perokok aktif yang selalu menghabiskan beberapa bungkus rokok. Anita

sang kekasih merasa tidak nyaman dengan kebiasaan pacarnya tersebut,

maka Anita pun meminta Andi untuk berhenti merokok. Namun Andi

menolak permintaan Anita karena pendiriannya untuk tetap merokok,

maka lambat laun terjadilah konflik diantara mereka sehingga

mengakibatkan kandasnya hubungan mereka.

b. Perbedaan Kebudayaan

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki

keanekaragaman budaya dari masing-masing etnis. Kebudayaan yang satu

sudah sewajarnya menghormati kebudayaan lainnya. Namun jika salah

satu kebudayaan menganut paham Etnosentris yaitu paham yang

menganggap bahwa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan

lainnya. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konflik sosial.

21

Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar..., h. 91

Page 26: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

15

Misalnya konflik agama yang terjadi di Poso, Jika agama adalah unsur

uinersal dari kebudayaan, maka konflik antaragama yang terjadi

merupakan perwujudan dari konflik yang bersumber pada perbedaan

kebudayaan yang ada.

c. Perbedaan Kepentingan

Perbedaan kepentingan jelas merupakan faktor penyebab terjadinya

konflik. Perbedaan kepentingan menginginkan kesuksesan yang sebesar-

besarnya bagi kelompok yang menang. Misalnya dalam pemilihan ketua

OSIS di sekolah, masing-masing calon kandidat ketua OSIS berkompetisi

untuk memenangkan suara dalam pemungutan suara. Karena memiliki

kepentingan masing-masing dalam mewujudkan visi dan misi mereka,

maka para calon kandidat inipun melakukan kecurangan-kecurangan. Jika

salah satu calon terpilih, maka calon ketua OSIS yang kalah akan

mengajukan protes kepada panitia sehingga terjadilah konflik diantara

keduanya.

d. Perubahan Nilai Sosial

Perubahan nilai sosial yang terjadi dalam masyarakat seringkali tidak

diikuti dengan kesiapan mental masyarakatnya untuk menghadapi

perubahan. Misalkan ketika di zaman sekarang hubungan antara laki-laki

dan wanita sudah sangat bebas sekali, tidak seperti pada zaman dahulu

dimana hubugan antara laki-laki dan wanita dibatasi. Hal ini dapat

menimbulkan kecemasan bagi para orang tua terhadap pergaulan anak-

anaknya. Perubahan sosial semacam ini bisa mengakibatkan konflik antara

golongan tua dengan golongan muda perihal pergaulan muda-mudi masa

kini.

4. Macam-macam Konflik Sosial

Konflik sosial atau pertentangan yang terjadi di masyarakat

memiliki berbagi macam bentuknya. Karena konflik merupakan

permasalahan sosial yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.

Macam-macam bentuk konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat

adalah konflik antarpribadi/antarindividu, konflik antarkelompok, konflik

Page 27: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

16

antaretnis, konflik antaragama, dan konflik antarnegara.22

Berikut

penjelasan masing-masing bentuk konflik:

a. Konflik antarpribadi/antarindividu adalah konflik sosial yang

melibatkan seorang individu dengan individu lainnya mengenai

permasalahan-permasalahan sosial. Misalnya konflik pribadi antara

sepasang suami-istri yang tengah diambang perceraian.

b. Konflik antarkelompok adalah konflik sosial yang terajdi antara

kelompok sosial yang satu dengan kelompok sosial yang lain.

Misalnya bentrok yang terajdi antarwarga, tawuran antarpelajar,

demonstrasi yang bersifat anarki, dan lain sebagainya.

c. Konflik antaretnis adalah Etnis atau suku bangsa, biasanya memiliki

berbagai kebudayaan yang berbeda satu dengan lainnya. Sesuatu yang

dianggap baik atau sacral dari suku tertentu mungkin tidak demikian

halnya bagi suku lain. Perbedaan etnis tersebut dapat menimbulkan

terjadinya konflik antaretnis. Misalnya, konflik etnis di Kalimantan

antara suku Dayak dan suku Madura pendatang. Bagi suku Madura

pendatang, bekerja adalah suatu tuntutan bagi pemenuhan hidup di

perantauan. Pekerjaan mereka adalah menebang kayu di hutan,

sementara hutan tersebut adalah tempat yang disakralkan oleh suku

Dayak. Kesalapahaman ini menyebabkan terjadinya konflik antaretnis

Dayak dan Madura yang menelan banyak korban diantara kedua suku

yang berkonflik tersebut.

d. Konflik antaragama adalah konflik yang terjadi karena masalah-

masalah yang dtimbulkan dalam masyarakat beragama. Agama

merupakan suatu yang mutlak kebenarannya dan merupakan suatu

wahyu yang langsung diturunkan oleh Tuhan kepada seluruh umatnya

di muka bumi ini. Sifat agama yang demikian sering menimbulkan

berbagai konflik, baik antarumat dalam satu agama, umat antaragama,

maupun umat beragama dengan pemerintah. Oleh karena adanya

potensi konflik yang berkaitan dengan agama tersebut, maka

22

Andreas Soeroso, Sosiologi 2..., h. 38

Page 28: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

17

pemerintah mencangangkan tiga kerukunan, yaitu kerukunan

antarumat beragama, kerukunan antaragama, dan kerukunan antarumat

beragama dengan pemerintah.

e. Konflik antarnegara adalah konflik sosial yang terjadi diantara negara-

negara yang berkonflik. Masalah-masalah yang timbul dapat berupa

masalah ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Misalnya saat negara

kita berkonflik dengan negara tetangga yaitu Malaysia ketika salah

satu unsur kebudayaan kita diakui oleh mereka, kita sebagai bagian

dari bangsa Indonesia tidak diam saja bukan.

5. Dampak-dampak Konflik

Konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat mengakibatkan

dampak-dampak bagi para pelaku konflik. Dampak konflik yang

dtimbulkan tidak hanya selalu bersifat negatif, namun dampak konflikpun

ada yang bersifat positif.

Pemikiran awal tentang fungsi konflik sosial berasal dari Goerge

Simmel, tetapi diperluas oleh Coser yang menyatakan bahwa konflik dapat

membantu mengeratkan ikatan kelompok yang terstruktur secara longgar.

Masyarakat yang mengalami disintegrasi, atau berkonflik dengan

masyarakat lain, dapat memperbaiki kepaduan integrasi.23

Dampak-dampak positif yang ditimbulkan dalam berkonflik yaitu

“tambahnya solidaritas in-group atau kelompok, apabila suatu kelompok

bertentangan dengan kelompok lain, solidaritas antara warga – warga

kelompok biasanya akan bertambah erat. Mereka bahkan bersedia

berkorban demi keutuhan kelompoknya.”24

Sedangkan dampak-dampak negatif yang ditimbulkan akibat

konflik yaitu dapat mengakibatkan goyah, permusuhan, balas dendam,

kekerasan, perubahan kepribadian, jatuhnya korban manusia, serta

dominasi yang kuat atas yang lemah.

23

Goerge Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta : Kencana,

2004), h. 159 24

Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar..., h. 95

Page 29: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

18

a. Goyah dan retaknya persatuan kelompok25

Akibat negatif dari konflik adalah terjadinya perpecahan atau retaknya

persatuan kelompok dalam banyak hal dan peristiwa. Misalnya,

mengambil contoh konflik yang terjadi pada keluarga akibat pembagian

warisan. Warisan adalah segala harta benda dan kekayaan dari orang tua

yang akan dibagikan kepada anaknya jika kedua orang tuanya telah

meninggal. Konflik yang terjadi karena tersebut warisan ini dapat

menyebabkan terjadinya perpecahan dalam keluarga. Keluarga yang

sebelumnya rukun, tentram, dan damai dapat menjadi berantakan dan

cerai-berai karena berebut warisan yang ada. Apabila terjadi konflik

keluarga ketika pembagian warisan, ada kemungkinan hubungan keluarga

yang terjalin akan putus dan tidak bisa disambung lagi (putus arang).

Konflik keluarga akibat warisan ini terjadi manakala terdapat

ketidakadilan dalam pembagian warisan. Jika keadilan terjadi dan

kesepakatan seluruh ahli waris tercapai, maka konflik keluarga akan dapat

dihindari dan perpecahan bisa dicegah.

b. Permusuhan

Permusuhan dapat muncul jika konflik tidak diselesaikan dengan baik.

Dendam yang selama ini ada akan tetap tersimpan, dan dendam tersebut

sebagai biang keladi (penyebab utama) bagi terjadinya permusuhan.

Ungkapan hutang darah dibayar darah, hutang nyawa dibayar nyawa

adalah ungkapan permusuhan yang ditimbulkan oleh konflik yang tidak

terselesaikan dengan baik.

Konflik dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Dengan demikian halnya

permusuhan, dapat terjadi, antara individu satu dengan individu yang lain.

Misalnya berebut gadis, antara kedua remaja laki-laki, dapat berakhir

dengan perkelahian dan bahkan sampai terjadi pembunuhan diantara

mereka. Permusuhan bisa terjadi antara individu dengan kelompok,

mislanya kepala desa yang telah dipilih melakukan tindakan asusila atau

25

Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar..., h. 95

Page 30: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

19

korupsi, dia akan dimusuhi oleh rakyat yang memilihnya, bahkan dari

pihak calon kepala desa yang kalah. Demo akan digelar akibat tindakan

yang dilakukan oleh kepala desa yang tidak terpuji.

Permusuhan juga dapat terjadi antarkelompok yang ada, misalnya

perebutan batas desa atau wilayah tempat tinggal mereka, konflik

antarkeluarga mengenai batas pekarangan atau sawah, dan sebagainya.

Ungkapan Jawa “Sedumuk bathuk senyari bumi” (kurang lebih berarti

sejengkal tanah akan dibela sampai mati) adalah wujud permusuhan yang

diakibatkan oleh konflik tersebut.

c. Balas Dendam

Dendam merupakan gejala yang banyak kita dapatkan dari konflik yang

terjadi, mereka berharap suatu saat dapat membalas kekalahan yang

dialaminya. Balas dendam biasanya menuggu kesempatan dimana lawan

konflik dalam keadaan lengah atau tidak berdaya, atau sebaliknya yang

merasa dikalahkan telah memiliki kemampuan dan merasa kuat untuk

melakukan balas dendam.

Di beberapa masyarakat, balas dendam sering merupakan kewajiban bagi

keturunannya dan bahkan dianggap sebagai keharusan dalam menghormati

orang tua atau leluhurnya, manakala keluarga atau kelompoknya pernah

dipermalukan atau ada anggota keluarga yang dibunuh. Sirik, misalnya, di

masyarakat Bugis adalah suatu kewajiban balas dendam yang harus

dilakukan sebagai kewajiban manakala anggota keluarga atau

kelompoknya ada yang dibunuh atau dipermalukan dihadapan umum. Jika

balas dendam belum dilakukan sekarang, maka wajib bagi generasi

penerus untuk membalaskan dendam keluarganya.

Cerita-cerita film silat yang ada, biasanya jika ayahnya dibunuh oleh

pendekar lain, maka anak diberikan tugas dan kewajiban untuk

membalaskan dendam keluarganya dengan cara mengalahkan dan

membunuh pendekar yang membunuh orang tuanya.

d. Kekerasan

Kekerasan merupakan tindakan fisik dan nonfisik yang ditujukan kepada

Page 31: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

20

orang lain yang lebih lemah keberadaannya. Mereka yang lebih kuat dan

lebih berkuasa melakukan tindakan kekerasan pada pihak lain yang lebih

lemah atau yang berada dibawah kekuasaannya. Kekerasan fisik dapat

berupa pemukulan, penyekapan, penganiayaan, pemerkosaan, pelecehan

seksual, dan pemerasan. Kekerasan nonfisik dapat berupa ancaman atau

intimidasi, umpatan atau makian, teror dan lain sebagainya.

Kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti kekerasan dalam rumah

tangga atau keluarga, kekerasan dalam tempat kerja, maupun di lembaga

pendidikan semi militer dan militer. Premanisme merupakan salah satu

bentuk kekerasan yang dapat terjadi di mana pun dan kapan pun.

e. Perubahan Kepribadian26

Perubahan dimungkinkan terjadi akibat konflik yang ada, hal ini terkait

dengan keseimbangan psikologis dan sosiologis dari yang bersangkutan.

Secara psikologis dapat dilihat dari ada atau tidaknya kekecewaan, tekanan

batin, dan stres, ataupun perasaan bersalah yang berkepanjangan.

Sementara itu, secara sosiologis dapat dilihat dari terganggu atau tidaknya

hubungan sosial di antara mereka dan ada atau tidaknya orang yang dapat

dijadikan perlindungan ataupun mencurahkan isi hati mereka.

Misalnya, perceraian dalam keluarga yang menyebabkan berpisahnya

Ayah dan Ibu dari anak-anaknya. Anak akan menjadi korban dari

kehancuran keluarga. Mereka akan kehilangan figur seorang Ibu bagi yang

tinggal sama Ayahnya dan kehilangan figur seorang Ayah bagi yang

tinggal dengan Ibunya. Figur ini penting bagi tumbuh kembang

kepribadian seorang anak. Figur bapak yang tidak ada dalam keluarga

menyebabkan figur ibu lebih dominan, sehingga anak laki-laki yang

mengikuti Ibu akan didominasi oleh perilaku yang cenderung mengikuti

Ibu. Sebaliknya anak perempuan yang mengikuti bapak akan didominasi

oleh perilaku yang cenderung mengikuti perilaku bapaknya sehingga anak

perempuan tersebut perilakunya seperti laki-laki.

Kepribadian bagi seorang Ibu yang menyandang predikat janda, ataupun

kepribadian Bapak yang menyandang predikat duda akan berubah dan

26 Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar..., h. 95

Page 32: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

21

berbeda dengan kepribadian mereka pada waktu mereka masih menjadi

suami-istri. Misalnya, seorang ibu menjadi lebih genit atau lebih seksi

dalam berdandan, seorang bapak sangat mungkin yang tadinya tidak

merokok kemudian merokok untuk mengisi kekosongan hatinya, dan lain

sebagainya.

f. Jatuhnya Korban Manusia27

Jatuhnya korban dapat dimungkinkan sebagai akibat dari konflik yang ada.

Misalnya, anak-anak menjadi korban perceraian ayah ibunya, banyak

orang yang meninggal dunia karena terkena senjata tajam pada waktu

konflik terbuka antarsuku terjadi, dan sebagainya.

Jatuhnya korban tidak selamanya berupa nyawa saja, tetapi juga dapat

berupa barang, kekayaan harta benda, dan berbagai sarana dan prasarana

yang menjadi sasaran tindak pengerusakan ketika konflik terjadi.

Kekerasan dan tindakan brutal tersebut dapat terjadi manakala kerumunan

masyarakat telah terbentuk. Kecendrungan yang terjadi adalah tindakan

anarkis, destruktif, dan tidak bertanggung jawab. Kerumunan ini sukar

dikendalikan karena tidak ada pemimpinnya dan cenderung terjadi di

daerah perkotaan, karena mereka tidak mengenal satu dengan lainnya

secara akrab.

g. Dominasi yang Kuat Atas yang Lemah

Hasil dari konflik yang ada adalah kemenangan atau kekalahan bagi salah

satu pihak yang berkonflik. Kenyataan demikian membuat kelompok yang

menang akan menguasai kelompok yang kalah dan kelompok yang kalah

akan berada di bawah kekuasaan atau pengaruh kelompok yang menang.

Misalnya, apabila terjadi konflik antarpreman pasar, maka seluruh anggota

kelompok preman yang kalah akan tunduk kepada kelompok preman yang

menang.

Contoh lain, perang antarnegara yang berakhir dengan kekalahan salah

satu negara, maka yang kalah dipaksa membayar kerugian akibat perang

oleh pihak yang menang dan negara yang menang akan mendominasi

dalam banyak hal pada negara yang dikalahkan.

27

Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar..., h. 95

Page 33: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

22

6. Cara Mengatasi Konflik

Cara yang sering digunakan dalam penyelasain konflik adalah

melalui cara akomodasi. Akomodasi adalah upaya yang dilakukan untuk

mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik guna menyelesaikan

permasalahan yang ada. Ada beberapa metode dalam akomodasi yang

sering digunakan dalam penyelesaian konflik yaitu coercion, compromise,

arbitration, mediation, conciliation, toleration, adjudication.28

a. Paksaan/Coercion adalah upaya penyelesaian konflik dengan

menggunakan kekuatan atau kekuasaan dan pengaruh, terutama

terhadap mereka yang lebih lemah kedudukannya. Pembersihan

pedagang kaki lima di kota-kota besar biasanya diselesaikan dengan

kekerasan atau paksaan. Mereka biasanya diperingatkan lebih dahulu

untuk tidak berjualan dan diperintahkan untuk membongkar tenda dan

lapak yang digunakan untuk berjualan. Pada hari yang sudah

ditentukan apabila mereka tidak mengindahkan peringatan tersebut,

maka Polisi Pamong Praja akan membongkar dengan paksa tenda dan

lapak mereka. Biasanya mereka melakukan perlawanan seadanya dan

berakhir dengan sia-sia karena mereka berada pada pihak yang salah

dan lemah.

b. Kompromi/Compromise adalah upaya penyelesaian konflik dengan

melakukan tawar – menawar terhadap bentuk penyelesaian dari konflik

tersebut. Kesepakatan mereka adalah hasil dari kompromi antara kedua

belah pihak yang bersengketa. Misalnya, sengketa atas tanah dan

rumah tinggal. Dengan membayar ganti rugi sejumlah uang kepada

pihak lain yang bersengketa, dan ganti rugi tersebut diterima dengan

senang hati, maka hal tersebut adalah bentuk kompromi yang

dilakukan guna menyelesaikan konflik yang ada.

c. Arbitrasi/Arbitration adalah cara penyelesaian konflik jika kedua

belah pihak yang berkonflik tidak dapat menyelesaikan masalahnya

sendiri dan membutuhkan bantuan pihak ketiga, pihak ketiga mencoba

28

Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar..., h. 70

Page 34: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

23

untuk mencarikan penyelesaian dari keduanya. Jika mencapai kata

sepakat, maka pihak ketiga berhasil dalam menyelesaikan konflik yang

terjadi. Arbitrasi bisa dilakukan oleh perwakilan dari kedua belah

pihak yang berkonflik, ataupun oleh perseorangan yang memiliki

kapasitas sebagai juru damai. Diplomasi yang dilakukan oleh negara

lain untuk mencegah terjadinya perang antara dua negara dapat

digolongkan dalam arbitrasi tersebut.

d. Mediasi/Mediation adalah upaya penyelesaian konflik dengan

mendatangkan orang lain yang dapat memberikan nasihat pada

keduanya agar tercapai kata sepakat. Orang tersebut disebut mediator.

Mediator tidak berpihak pada salah satu dari mereka yang berkonflik,

tetapi berdiri netral diantara keduanya dan memberikan beberapa

alternatif jalan keluar dari konflik yang ada. Mediator dapat berasal

dari suatu lembaga yang berkepentingan dengan hal itu maupun orang

yang biasanya memiliki pengaruh atas mereka yang berkonflik.

e. Konsiliasi/Conciliation merupakan salah satu cara penyelesaian

konflik agar tidak terjadi kerugian pada kedua belah pihak yang

berkonflik. Misalnya, konflik antara karyawan perusahaan dengan

perusahaan (direksi). Konsiliasi dilakukan agar perusahaan tidak

dirugikan dan buruh tidak dirumahkan. Perselisihan yang ada misalnya

menuntut kenaikan upah, sambil menunggu penyelesaian dari

perusahaan, mereka tetap bekerja dan perusahaan tetap memberikan

gaji sesuai dengan gaji sebelumnya. Karyawan melakukan tuntutan

dan perusahaan memikirkan karyawannya, sehingga konflik yang

terjadi diantara keduanya dapat diselesaikan tanpa menimbulkan

kerugian pada kedua belah pihak.

f. Toleransi/Toleration adalah upaya penyelesaian konflik yang

didasarkan pada pemahaman perbedaan yang terdapat pada mereka

yang bermasalah. Kesadaran diri ini sebagai perwujudan dari

perbedaan yang ada pada pihak lain. Misalnya, seorang perokok

menghentikan kebiasaan merokoknya ketika berada disebuah bus.

Page 35: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

24

Alasanya bukan karena tidak mempunyai rokok, melainkan menyadari

bahwa asap rokok akan menganggu seluruh penumpang bus tersebut.

Kesadaran untuk tidak merokok di dalam bus tersebut adalah bentuk

toleransi kepada orang yang tidak merokok, dan perokok tersebut

menghargai perbedaan dengan orang yang tidak merokok.

g. Penyelesaian di pengadilan/Adjudication jika berbagai macam

konflik tidak dapat diselesaikan melalui metode-metode di atas, maka

cara terakhir adalah membawa masalah tersebut ke pengadilan.

Penyelesaian konflik akan dilakukan oleh lembaga pengadilan

berdasarkan fakta dan bukti-bukti penyidikan yang ada. Keputusan

pengadilan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat mereka yang

berkonflik, sehingga kedua belah pihak harus menerima dan

menjalankan sesuai dengan keputusan pengadilan yang ada. Jika pada

tingkat Pengadilan Negeri yang ada mereka belum puas atas putusan

pengadilan, maka mereka berhak mengajukan banding ke tingkat yang

lebih tinggi lagi.

C. Teori Konflik Sosial

Konflik merupakan suatu kedaan atau permasalahan sosial yang sering

terjadi dan kita lihat sehari-hari dilingkungan sekitar kita, karena konflik

sosial tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tidak akan muncul konflik

sosial tanpa adanya manusia dan kelompok manusia. Karena konflik itu

muncul dari persepsi-persepsi yang berbeda pandangan dan pemikiran

mengenai suatu hal. Untuk memahami apa itu konflik, maka kita harus

mengkaji terlebih dahulu apa itu teori konflik. “Teori konflik muncul sebagai

reaksi atas teori fungsionalisme struktural yang kurang memperhatikan

fenomena konflik di dalam masyarakat.”29

Teori konflik adalah satu perspektif di dalam Sosiologi yang

memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian-

29

Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Ciputat:Laboratorium Sosiologi Agama,

2008), Cet. 1, h.40

Page 36: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

25

bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang

berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha untuk menaklukan

komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh

kepentingan sebesar-besarnya.30

Teori konflik sebagian berkembang sebagai reaksi terhadap

fungsionalisme sturktural dan akibat berbagai kriktik yang ada. Teori

konflik ini berasal dari berbagai sumber lain seperti teori Marxian dan

pemikiran konflik sosial dari Simmel. Pada 1950-an dan 1960-an, teori

konflik menyediakan alternatif terhadap fungsionalisme sturktural,

tetapi dalam beberapa tahun terakhir telah digantikan oleh berbagai

macam teori neo-Marxian. Salah satu kontribusi utama teori konflik

adalah meletakan landasan untuk teori-teori yang lebih memanfaatkan

pemikiran Marx. Masalah mendasar dalam teori konflik adalah teori itu

tak pernah berhasil memisahkan dirinya dari akar sturktural

fungsionalnya. Teori ini lebih merupakan sejenis fungsionalisme

struktural yang angkuh ketimbang teori yang benar-benar

berpandangan kritis terhadap masyarakatnya.31

Dari pengertian teori konflik di atas, bahwa konflik terjadi sebagai

akibat dari adanya perbedaan-perbedaan kepentingan antara komponen

masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya, dengan jalan

mengalahkan pihak lawan agar memperoleh kepentingan-kepentingan

kelompoknya sebesar-besarnya. Selain karena adanya perbedaan kepentingan,

konflik juga bisa terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perbedaan

pandangan, perbedaan kebudayaan, akibat perubahan sosial dan lain

sebagainya. “Konflik lebih banyak dipahami sebagai keadaan tidak

berfungsinya, komponen-komponen masyarakat sebagaimana mestinya atau

gejala penyakit dalam masyarakat yang terintegrasi secara tidak sempurna.”32

1. Teori Konflik Karl Marx

Menurut Karl Marx, hakekat kenyataan sosial adalah konflik.

Konflik adalah satu kenyataan sosial yang bisa ditemukan dimana-mana.33

Marx menekankan dasar ekonomi untuk kelas sosial.

30

Bernard Raho, Teori sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, h.

71. 31

Goerge Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern..., h. 153 32

Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 1,

h. 107. 33

Bernard Raho, Teori sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, h.73

Page 37: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

26

Marx mengajukan konsepsi penting tentang konflik, yaitu tentang

masyarakat kelas dan perjuangan kelas. Marx menyatakan “.... of

all instruments of production the greatest force of production is the

revolutionary class itself” (.... dari semua instrumen-insturmen

priduksi yang paling besar kekuatan produksi itu adalah kelas

revolusioner itu sendiri) dikutipp oleh Dahrendorf. Pernyataan

Marx melalui artikelnya The Clasess tersebut memberi penekanan

bahwa perubahan sosial dalam sejarah masyarakat manusia adalah

akibat perjuangan revolusioner kelas. Kelas revolusioner yang

dimaksudkan oleh Marx adalah kelas proletariat. Kelas, menurut

Marx adalah entitas dari perubahan-perubahan sosial. Kelas dan

perjuangan kelas kemudian, dalam konteks masyarakat kapitalis

Marx, berada dalam kontradiksi sistem ekonomi kapitalis. Bryan

Turner merangkum efek dari proses kontradiksi sistem ekonomi

kapitalis: (1) polarisasi radikal dari sistem kelas kedalam dua kelas

bermusuhan, yaitu borjuis dan kapitalis; (2) proses segregasi sistem

kelas, yaitu kelas pemilik modal (kaum borjuis) yang kikir dan

pemiskinan kelas pekerja; dan (3) radikalisasi kelas pekerja yang

ditransformasikan melalui perjuangan polistis. 34

Dalam teori ini Marx membagi dua kelompok masyarakat yaitu

masyarakat Borjuis dan masyarakat Proletar.35

Masyarakat Borjuis adalah

masyarakat golongan kaya raya yang menguasai seluruh alat-alat produksi,

untuk mendapatkan keuntungan (capital) yang sebesar-besarnya.

Sedangkan masyarakat Proletar yaitu masyarakat miskin yang bekerja

sebagai buruh pada alat-alat produksi tersebut. Dalam pelaksanaannya

kaum Borjuis menindas kaum Proletar dengan cara mempekerjakan tenaga

mereka dengan mendapatkan upah, tanpa mendapatkan hasil dari alat-alat

produksi. “Sehingga kaum kapitalis dan kaum proletar terlibat dalam

konflik yang tak terelakkan lagi. Alasannya ialah karena guna mendapat

keuntungan sebesar-besarnya, para kapitalis berusaha menekan upah buruh

serendah-rendahnya.”36

2. Teori Konflik Ralf Dahrendorf

Dalam karya Dahrendorf, berpendirian pada teori konflik dan teori

fungsional disejajarkan. Menurut para fungsionalis, masyarakat adalah

34

Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer..., h. 32. 35

Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Ciputat:Laboratorium Sosiologi Agama,

2008), Cet. 1, h.40 36

Bernard Raho, Teori sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, h. 74

Page 38: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

27

statis atau masyarakat berada dalam keadaan berubah secara seimbang.

Tetapi menurut Dahrendorf, dan teoritis konflik lainnya, setiap masyarakat

setiap saat tunduk pada proses perubahan.

Fungsionalis cenderung melihat masyarakat secara informal diikat

oleh norma, nilai dan moral. Teoritis konflik melihat apa pun keteraturan

yang terdapat dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap

anggotanya oleh mereka yang berada di atas. Fungsionalis memusatkan

perhatian pada kohesi yang diciptakan oleh nilai bersama masyarakat.37

Teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf dahrendorf sering kali

disebut teori konflik dialektik. Bagi dahrendorf, masyarakat

mempunyai dua wajah, yakni konflik dan konsensus. Kita tidak

mungkin mengalami konflik kalau sebelumnya tidak ada

konsensus. Misalnya, si A dan si B dalam kelas ini tidak mungkin

terlibat dalam konflik karena mereka tidak pernah mengenal satu

sama lain dan hidup bersama. Demikianpun sebaliknya, konflik

bisa menghantar orang kepada konsensus. Kerjasama yang sangat

erat antara Jepang dan Amerika Serikat pada saat ini terjadi

sesudah mereka terlibat dalam konflik yang sangat hebat pada

waktu perang dunia II.38

Dahrendorf mengakui bahwa masyarakat takkan ada tanpa adanya

konsensus dan konflik yang menjadi persyaratan satu sama lain. Jadi tidak

akan ada konflik kecuali ada konsensus sebelumnya.39

Contoh : Nyonya

Prancis sangat tak mungkin berkonflik dengan pemain catur Chili karena

tak ada kontak antara mereka, tak ada integrasi sebelumnya yang

menyediakan basis untuk konflik. Sebaliknya, konflik dapat menimbulkan

konsensus dan integrasi.

Dari kedua teori konflik di atas dapat disimpulkan bahwa menurut

teori konflik Marx, konflik bisa terjadi pada cara-cara produksi yang

dilakukan oleh kaum Borjuis terhadap kaum Proletar. Dimana dalam

mengerjakan alat-alat produksi kaum Borjuis menindas kaum Proletar

dengan memperkerjakan mereka sekeras-kerasnya untuk mendapatkan

37

Goerge Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern..., h. 153 38

Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h.77-78. 39

George Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern..., h. 154.

Page 39: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

28

hasil yang sebesar-besarnya. Dalam hal ini para kaum Proletar berharap

mendapatkan upah yang setinggi-tingginya, namun kaum Borjuis

melakukan kecurangan dengan cara menekan upah buruh serendah-

rendahnya. Sehingga dengan adanya hal ini konflik antara dua kelompok

ini pun dapat terjadi.

Sedangkan menurut teori konflik Ralf dahrendorf, masyarakat

memiliki dua wajah yaitu konflik dan konsensus. Konsensus merupakan

satu kesatuan (integrasi) individu-individu dalam masyarakat yang saling

kenal-mengenal satu sama lain. Konflik adalah permasalahan-

permasalahan sosial yang timbul karena adanya konsensus. Jadi konflik

tidak akan muncul tanpa adanya konsensus sebelumnya.

3. Teori Konflik Jonathan Turner

Turner memusatkan perhatiannya pada “konflik sebagai suatu proses

dari peristiwa-peristiwa yang mengarah kepada interaksi yang disertai

kekerasan antara dua pihak atau lebih.”40

Jadi, menurut teori konflik yang

dikemukakan oleh Turner bahwa konflik tidak akan terjadi sebelum

adanya interaksi yang terjalin, baik antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan klompok. Dengan

adanya interaksi kemudian memunculkan permasalahan-permasalahan

dalam kehidupan sosial mereka, sehingga akan menyebabkan konflik

diantara mereka.

Turner juga menjelaskan sembilan tahapan menuju konflik terbuka.

Secara garis besar dalam ke-sembilan tahapan tersebut Turner

mengungkapkan, bahwa konflik terbuka bisa terjadi diantara kelompok-

kelompok sosial yang memiliki kekuasaan atas sumber-sumber

penghasilan dengan kelompok-kelompok sosial yang tidak berkuasa.

Mereka yang tidak berkuasa atas sumber-sumber penghasilan mulai

mempertanyakan legitimasi sistem tersebut. “Kemudian legitimasi tersebut

40

Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 81.

Page 40: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

29

membawa mereka kepada kesadaran bahwa mereka harus mengubah

sistem alokasi kekuasaan atau sumber-sumber penghasilan demi

kepentingan mereka.”41

Dengan demikian kesadaran tersebut akhirnya

memancing kemarahan mereka dan menyebabkan mereka semakin tegang,

dan pada akhrinya mereka mencari jalan untuk mengorganisir diri guna

melawan kelompok yang berkuasa.

“Pada akhirnya konflik yang terbuka antara kelompok-kelompok

yang bertikai sangat bergantung kepada kemampuan masing-masing pihak

untuk mendefinisikan kepentingan mereka secara obyektif dan untuk

menangani, mengatur, dan mengontrol kelompok itu.” 42

D. Pengertian Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar

yang telah dilakukan.43

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “prestasi

adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya.”44

Bila diartikan secara bahasa, “kata prestasi berasal dari bahasa Belanda

yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang

berarti hasil usaha.”45

2. Pengertian Belajar

Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya

mendapatkan kepandaian”.46

Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan

oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Ahmad Fauzi yang mengemukakan

belajar adalah “Suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau

41

Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 81. 42

Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 82. 43

http://WWW.scrbd.com/doc/pengertian prestasi belajar, waktu akses hari selasa, 26

April 2011 44

Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Karya Abdi tama,

2001)., cet. 1, h. 330. 45

Zaenal Arifin, Evaluasi Hasil Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya, 1990), h. 2. 46

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,

1976), h.965.

Page 41: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

30

dilakukan melalui serentetan reaksi atas situasi (rangsang) yang terjadi”.47

Suatu proses belajar dapat dinyatakan berjalan dengan baik apabila ada

perubahan, baik perubahan tingkah laku, kematangan berpikir, maupun

perubahan pengetahuan.

Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan

dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukan harus

sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan.48

Belajar

sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi.49

Belajar adalah suatu kegiatan

yang melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis,

untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku.50

Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya

apa belajar itu, masing-masing orang mempunyai pendapat yang tidak

sama. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi atau materi pelajaran. Dan juga banyak orang yang beranggapan

bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut

ilmu.

Ada beberapa pendapat tentang belajar, yang pertama pengertian

belajar menurut Zikri Neni Iska:

Pengertian umum belajar atau yang disebut juga dengan learning,

adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada

perilaku yang diperoleh dari pengalaman. Belajar merupakan salah

satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup

47

Ahmad fauzi, Psikologi Umum ,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), cet.ke-2, h. 44 48

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka cipta, 2000), h.13 49

Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), h. 2. 50

Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press 2001), h.

23

Page 42: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

31

manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi)

dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia

dapat bertahan hidup (survived).51

Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein,

”belajar adalah suatu proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

latihan.” 52

sedangkan menurut Oemar Hamalik, ”belajar merupakan suatu

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.”53

Menurut Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti ”belajar dapat dimaknai

dengan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan,

keterampilan dan sikap. Dalam perspektif psikologi pendidikan, belajar

didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang

yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.”54

Menurut S. Nasution ”belajar adalah proses yang melahirkan atau

mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari

perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.”55

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono ”belajar adalah suatu proses di

mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan

reaksi atas situasi (rangsang) yang terjadi.”56

Menurut Alisuf Sabri ” belajar merupakan faktor penentu proses

perkembangan, manusia memperoleh hasil perkembangan berupa

pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain

51

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), cet. 1, h.76 52

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 10. 53

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet. 2, h.

27. 54

Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar

Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 117 55

S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, Cet.

1, h. 35 56

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi , ( Jakarta: PT Bulan Bintang,

2000), cet. 8, h.45

Page 43: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

32

tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar.”57

Pengertian belajar menurut Wasty Soemanto yaitu:

Belajar merupakan proses dasar daripada perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-

perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya

berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain

adalah hasil dari belajar. Kitapun hidup menurut hidup dan bekerja

menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar adalah suatu proses,

dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara

aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk

perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.58

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Serta belajar juga dapat disimpulkan sebagai perubahan tingkah laku yang

terjadi pada diri seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan,

dan sikap yang diperoleh dari pengalaman dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungan.

Selanjutnya Nana Sudjana mengatakan bahwa “belajar adalah

proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada

di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,

proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses

melihat, mengamati, memahami sesuatu”.59

Belajar disebut juga proses

aksi reaksi serta interaksi atau hubungan antara seseorang dengan

seseorang lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa

berinteraksi dengan guru, serta siswa berinteraksi dengan siswa yang

kemudian akan menimbulkan pengalamn baru, baik bagi siswa maupun

bagi gurunya.

57

M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN

Fakultas Tarbiyah), ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. 2, h. 54 58

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),

(Malang: PT Rineka Cipta, 1990), cet. 3, h. 99. 59

Nana Sudjana, Dasar – dasar Proses Belajar mengajar, (Bandung: Balai Pustaka,

1987), h.28

Page 44: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

33

Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemuakakan oleh

para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan.

Perubahan tingkahlaku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya

(kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif).

3. Pengertian Prestasi Belajar

Dibawah ini akan diuraikan beberapa pengertian tentang prestasi

belajar yaitu :

Menurut Nana Sudjana, “prestasi belajar diartikan sebagai

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka

yang diberikan oleh Guru.”60

Prestasi siswa tidak bisa diukur hanya dengan melihat hasil dari

ujian semester, karena prestasi juga ditentukan oleh faktor lain.

Menurut Zikri Neni Iska, “prestasi adalah tolok ukur belajar yang

problematik.”61

Dari beberapa pengertian prestasi belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh

atau dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar

dalam kurun waktu tertentu. Bentuk konkrit dan prestasi belajar adalah

dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang dimasukkan dalam nilai

raport. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dilakukan evaluasi.

Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar

yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain

dan lingkungannya. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar

yang ditunjukkan dalam bentuk angka, huruf ataupun tindakkan yang

mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu.

60

Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1992), cet. 4, h. 22. 61

Zikri Neni Iska, Psikologi Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brothers,

2006), cet. 1, h. 85.

Page 45: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

34

4. Hakikat Belajar

Secara umum pengertian belajar menurut beberapa para ahli di atas,

mengemukakan bahwa belajar merupakan proses perubahan menjadi lebih

baik. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku dalam

berbagai aspek. Dari sejumlah pengertian belajar yang telah dikemukakan

di atas, ada satu kata kunci yang sangat penting dalam proses belajar,

yakni kata “perubahan” atau change.

Ketika kata “perubahan” diperbincangkan untuk memaknai kata

belajar, maka hal ini menyangkut permasalahan mendasar dari masalah

belajar. Bagaimanapun rangkaikan kata dan kalimat yang dikemukakan

oleh para ahli dalam mendefinisikan kata belajar, maka intinya tidak lain

adalah masalah “perubahan” yang terjadi pada seorang individu yang

belajar. Perubahan yang dimaksudkan tentu saja perubahan yang sesuai

dengan perubahan yang dikehendaki oleh pengertian belajar.

Dengan demikian, seseorang yang telah melakukan aktivitas belajar

dan diakhir aktivitas belajarnya tersebut telah memperoleh perubahan

tingkah laku dalam dirinya, serta memiliki pengalaman baru, maka

seseorang tersebut dikatakan telah melakukan aktivitas belajar. Akan tetapi

perlu diingatkan, bahwa perubahan yangg terjadi akibat belajar adalah

perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi

tingkahlaku. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah

perubahan dan tidak setiap perubahan adalah hasil belajar.

5. Ciri-ciri Belajar

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada

perubahan tertentu yang dimaksudkan ke dalam ciri-ciri belajar. “Ciri -

ciri belajar tersebut antara lain adalah perubahan yang terjadi secara sadar,

perubahan dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar

bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat

sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan perubahan

mencakup seluruh aspek tingkah laku.”62

62

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), h. 15

Page 46: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

35

6. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan

yang vital. Dalam uraian terdahulu telah ditegaskan, bahwa mengajar

adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar

hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu,

adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang

proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan

menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid.

Prinsip-prinsip belajar menurut Kunandar adalah sebagai berikut

bahwa dalam belajar memerlukan proses dan penahapan serta

kematangan diri pada siswa. Belajar senantiasa bertujuan dengan

pengembangan perilaku siswa. Belajar didasarkan atas kebutuhan

dan motivasi tertentu. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-

daya, membentuk hubungan asosiasi dan melalui penguatan.

Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman,

berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman. Belajar membutuhkan

bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tak

langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.63

7. Teori-Teori Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses

belajar yang terjadi pada diri individu itu merupakan proses internal

psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena terjadinya

proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas, maka timbullah

perbedaan pendapat dikalangan para ahli psikologi, sehingga akibatnya

terjadi bermacam-macam teori belajar. Berikut ini akan diuraikan tentang

beberapa teori belajar, yaitu:

a. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya

apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. bagi siswa agar benar-benar

63

Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. 302

Page 47: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

36

memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja

memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya,

berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.

Menurut teori konstruktivis ini, guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun

sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan

kemudahan untuk proses ini, dengan member kesempatan siswa untuk

menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar

siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka

sendiri untuk belajar.

b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang

memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak

secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas

melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui empat

tingkatan, yaitu sensorimotor (lahir sampai usia 2 tahun),

praoperasional (usia 2 sampai 7 tahun), operasi konkrit (7 sampai 11

tahun dan operasi formal (usia 11 tahun sampai dewasa).

c. Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Belajar bermakna menurut teori Ausubel yaitu suatu proses

dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat

dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang

mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa.

Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan

pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep

awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang

akan dipelajari. Dengan demikian agar belajar lebih bermakna, konsep

baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang

sudah ada dalam struktur kognitif siswa.

Page 48: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

37

d. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky

Teori Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial dari

pembelajaran. menurutnya proses pembelajaran akan terjadi jika anak

bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun

tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka yang

disenut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat

perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat

ini.64

e. Teori Classical Conditioning

Teori ini menganggap bagaimana menghindari timbulnya

perasaan-perasaan negatif terhadap suatu pelajaran. mengatasi rasa

takut dan khawatir terhadap tugas-tugas di kelas dan lain-lain.65

Dengan demikian, teori – teori belajar tersebut di atas dapat

digunakan dan dimanfaatkan oleh sekolah sebagai sarana informasi

pendidik dan pengetahuan pendidik dalam menyampaikan materi

belajar. Sehingga diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan

baik.

8. Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Prestasi Belajar

Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan

atau pembaharuan dalam tingkahlaku atau kecakapan. Jadi berhasil

tidaknya seseorang dalam proses belajar tergantung dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

dalam digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan ekstern.

Faktor – faktor intern, yakni faktor – faktor yang berasal dari dalam

diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Diantara

faktor – faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang

adalah antara lain :

64

Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , (Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher, 2007), cet. 1, h. 26 65

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar..., h.81

Page 49: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

38

1. Faktor fisiologis

Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan

dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang

kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.

2. Faktor psikologis

Yang termasuk dalam faktor – faktor psikologis yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain :

a. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Quetion (IQ)

seseorang.

b. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan

pemahaman dan kemampuan yang mantap.

c. Minat, kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu.

d. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

e. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Faktor-faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

peserta didik, yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik. Adapun yang

termasuk faktor – faktor ini antara lain yaitu :

1. Faktor sosial, yang terdiri dari : lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat.

2. Faktor non sosial, yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah,

keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat dan sumber

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat

keberhasilan belajar peserta didik disekolah.66

66

http://artikele-aby.blogspot.com/2009/08/prestasi-belajar-kajian-teoritis, diakses tanggal 11

September 2011.

Page 50: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

39

E. Kerangka Konseptual

TABEL 1

Kerangka Konseptual Tentang Pengaruh Konflik Antarkelompok

Terhadap Prestasi Belajar Siswa

KONFLIK

SOSIAL

PENGERTIAN

KONFLIK

Ruang Lingkup

SEBAB-SEBAB

KONFLIK

MACAM-MACAM

KONFLIK

DAMPAK-

DAMPAK

KONFLIK

TEORI KONFLIK

RALF

DAHRENDORF

TEORI KONFLIK

KARL MARX

KONSEP PRESTASI

BELAJAR

HAKIKAT

BELAJAR

CIRI-CIRI

BELAJAR

TEORI KONFLIK

JONATHAN

TURNER

TEORI KONFLIK

PENGERTIAN

PRESTASI

CARA

MENGATASI

PENGERTIAN

BELAJAR

PRINSIP-PRINSIP

BELAJAR

FAKTOR – FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN BELAJAR

FAKTOR – FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PRESTASI

BELAJAR

TEORI – TEORI BELAJAR

Page 51: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

40

Kerangka konseptual tersebut menggambarkan bagaimana pengaruh

konflik antarkelompok, dalam hal ini adalah aksi tawuran yang dilakukan oleh

pelajar terhadap prestasi belajar mereka di sekolah. Sosiologi merupakan salah

satu dari cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat sebagai mahluk sosial

dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya. Dalam kehidupan sosial

manusia dengan manusia yang lainnya melakukan suatu proses sosial. “Proses

sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan

kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk

hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan

yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada”.67

Dalam proses sosial memiliki dua bentuk yang sering terjadi di masyarakat

kita, yaitu proses sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif. “Proses asosiatif

yaitu proses yang mengindikasikan adanya gerak pendekatan atau penyatuan”.68

Sedangkan proses disosiatif sebaliknya tidak adanya penyatuan. Yang termasuk

dalam bentuk asosiatif yaitu kooperasi, akomodasi, asimilasi, dan amalgamasi.

Sedangkan proses yang disosiatif yaitu kompetisi, konflik, dan kontravensi.

Salah satu bentuk proses sosial yang disosiatif yaitu konflik. Konflik

merupakan salah satu bentuk proses sosial yang bersifat menentang pihak lawan,

yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik sosial seperti kita ketahui

disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya disebabkan karena adanya perbedaan

antarindividu, perbedaan kepentingan, perbedaan kebudayaan, dan lain

sebagainya. Selain itu konflik sosial juga memiliki beberapa macam bentuknya,

yaitu konflik antarindividu, konflik antarkelompok, konflik antaretnis, konflik

antaragama, dan konflik antarnegara.

Diantara macam-macam konflik tersebut di atas, penulis ingin meneliti

tentang konflik antarkelompok yang terjadi di kalangan pelajar. Salah satu

bentuknya adalah aksi tawuran yang kerap mereka lakukan. Aksi tawuran

merupakan bentuk konflik antarkelompok yang sangat fatal akibatnya jika

dilakukan terus-menerus. Aksi ini bisa menimbulkan berbagai macam dampak-

67

Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar,...h. 55 68

J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi teks pengantar dan terapan,...h. 57.

Page 52: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

41

dampak negatif, baik dampak negatif secara lahir maupun batin ataupun materiil

serta moril. Dampak yang ditimbulkan secara lahir misalnya luka-luka fisik

akibat terkena benda-benda tajam, karena dalam aksinya para pelajar kerap kali

membawa benda-benda tajam seperti pisau, pedang samurai, gir motor, stick golf,

dan lain sebagainya. Selain itu aksi ini juga bisa berdampak pada kondisi

jiwa/batin mereka. Misalnya ada perubahan sikap dalam dirinya yang dulunya

mereka berwatak baik sekarang menjadi anak yang berwatak buruk dan keras,

menjadi anak yang malas belajar dan tidak mau mengerjakan tugas-tugas mereka

di sekolah. Pada akhirnya aksi tawuran yang mereka lakukan memungkinkan

prestasi belajar mereka terpengaruh.

Page 53: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Wilayah/lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan diwilayah Pondok Aren, tepatnya di

Jl. Raya Ciledug Jombang No. 15 Pondok Aren Kota Tangerang selatan.

Adapun waktu penelitiannya mulai bulan Juli hingga bulan Agustus 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi yaitu “keseluruhan subyek penelitian”.69

Adapun subjek

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X atau kelas I SMK Bintang

Nusantara Pondok Aren Tangerang selatan, tahun ajaran 2010 – 2011.

Akan tetapi tidak mungkin meneliti dan mengobservasi seluruh jumlah

total dari subjek yang diteliti, jadi peneliti hanya mengambil sebagian

subyek contoh representatif dari subjek keseluruhan yang diteliti yang

menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian adalah sample.

2. Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa – siswa kelas X TKJ

SMK Bintang Nusantara Pondok Aren, sebanyak 20 orang responden yang

pernah melakukan konflik antarkelompok, dalam hal ini aksi tawuran.

69

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:PT.

Rineka Cipta, 1998), cet.11, h. 97

42

Page 54: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

43

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis yang ditunjang oleh data – data yang diperoleh melalui

penelitian lapangan yaitu penulis mengadakan penelitian langsung ke objek

sasaran penelitian, yang ditempuh dengan teknik-teknik sebagai berikut:

metode pengumpulan, observasi, wawancara, dan angket.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan laporan ini,

maka penulis menggunakan metode:

1. Metode pengumpulan adalah metode dengan cara pengumpulan data

mengenai suatu hal yang dapat berupa catatan, transkrip, legger dan

sebagainya.70

2. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek

penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik

ini dilakukan dengan cara mengamati langsung objek penelitian di

lapangan.

3. Wawancara yaitu percakapan langsung dan tatap muka (face to face)

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) yang akan memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.71

4. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang

pribadinya, ataupun hal-hal yang ia ketahui.72

Jadi, angket juga dapat

dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan yang diajukan disertai beberapa alternatif

jawaban untuk dipilih oleh responden. Angket dalam penelitian ini bersifat

70

Sutrisno Hadi, Statistik 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 97. 71

Imam Suprayogo & Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2001), h. 172 72

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,...h. 117.

Page 55: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

44

tertutup agar terdapat kesamaan jawaban masing-masing responden

sehingga proses pengolahan datanya lebih mudah.

E. Teknik Pengolahan Data

Untuk menolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang

diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu

persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada

pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang

diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang

bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.

2. Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden

menurut macam-macamnya.

3. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir

petanyaan yang terdapat dalam angket.

4. Persentase digunakan untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh konflik

antarkelompok terhadap prestasi belajar siswa. Angket persentase

diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden

dikalikan 100% dengan rumus satistik persentase.

F. Teknik Analisis Data

Data dari angket dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik

analisis secara kualitatif yang dinamakan deskriptif analisis yaitu

menggambarkan apa adanya.

Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi kemudian

dilengkapi dengan presentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus

sebagai berikut :

P = 𝐹

𝑁 x 100%

Page 56: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

45

P = Angka Presentase

F = Frekuensi yang dicari

N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

100% = Bilangan tetap

Setelah didapat hasil presentase dari angket yang disebarkan kepada

siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut,

penulis merumuskan sebagai berikut :73

Tabel 2

Kategori Perhitungan

No Prosentase Penafsiran

1 100 % Seluruhnya

2 90% - 99 % Hampir seluruhnya

3 60% - 89% Sebagian besar

4 51% - 59% Lebih dari setengahnya

5 50% Setengahnya

6 40% - 49% Hampir setengahnya

7 20% - 39% Sebagian kecil

8 10% - 19% Sedikit

9 1% - 9% Sedikit sekali

10 0% Tidak ada sama sekali

73

Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah, Metodologi Riset, (Bandung: IAIN SGD, 1984), cet. Ke-1,

h. 52.

Page 57: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang

Selatan

1. Sejarah Berdirinya SMK Bintang Nusantara

SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan

merupakan Yayasan Pendidikan yang berada di bawah naungan Kanwil

Banten dengan SK/ Pengukuhan No: 811/ 1.02/ Kep/ E/94. Dengan No.

Data Sekolah (NDS) No: 3002040033, sedangkan jenjang terakreditasi

No: 273/ C. C7/ Kep/ Mn/ 99, sekolah ini berada di Jalan Raya Ciledug-

Jombang Pondok Aren Tangerang Sealatan. SMK Bintang Nusantara

didirikan pada tahun 1993 di atas tanah seluas 10.150 m2.

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi dan Misi sekolah SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang selatan adalah sebagai berikut.

Visi :

Mewujudkan pendidikan yang berakhlak Nulkharimah, berdaya saing,

unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Misi :

a. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

b. Melaksanakan kurikulum secara efektif, meningkatkan kompetensi,

dan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan.

46

Page 58: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

47

c. Menjadikan siswa yang berakhlak, cerdas, sehat, kreatif, inovatif,

disiplin, bertanggung jawab, terampil, serta unggul dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan

Untuk menunjang keberhasilan Visi dan Misi sekolah SMK

Bintang Nusantara, maka sekolah ini memperkerjakan Guru-guru yang

hampir seluruhnya bergelar sarjana S1 dan berkompeten dibidangnya.

Berikut daftar nama Guru-guru SMK Bintang Nusantara beserta gelar

sarjana dan jabatan mereka di sekolah.

a. Keadaan Guru dan Karyawan

TABEL 3

Data tenaga pengajar dan karyawan

SMK Bintang Nusantara Tahun 2010/ 2011

No. Nama Guru Pendidikan Terakhir/ Tahun

Kelulusan Jabatan

1. Drs. Sadiyanto S1 Pend. Sejarah/ 1989 Kepsek

2. M. Rusdin, SE S1 Ekonomi Management/ 1990 GTY

3. Drs. Munadi, MM S1 Pend. Sejarah/ 2003 GTT

4. Hj. Sri Pujiati, S.Pd S1 Pend. Matematika/ 1999 GTT

5. Yuni Rachmawati, S.Pd S1 Pend. Bhs & Sastra Ina/ 1994 GTT

6. Abdul Aziz, SH S1 Hukum Perdata/ 2005 GTT

7. Saefudi, S. Pd S1 PAI/ 2001 GTT

8. Dwi Hastuti, S. Pt S1 Produksi Ternak/ 2002 GTY

9. Nurilah Hanum, S. Pd S1 Pend. Biologi/ 1996 GTT

10. Dessi Arisandy, S. Pd. I S1 Bahasa Arab/ 2003 GTY

11. Rinda Suzena, SE S1 Management Ekonomi/ 2001 GTY

12. Ponijah, S. Pd S1 Bahasa Inggris/ 2004 GTY

13. Imas Sobariyah, S. Pd S1 Kimia/ 2002 GTT

14. A. Bukhori MAN Agama Islam/ 1999 GTT

15. Arif Prasetyono, S. Pd S1 Pend. Koperasi/ 1995 GTT

16. Drs. Waluyo, MM S1/ SII STM “IMM”/ 1999 GTY

17. Wahid, SH S1 Hukum Perdata/ 2004 GTT

18. M. Dodi, S. Pd S1 Pendidikan Matematika/ 2005 GTT

19. Nurhadi, S. Pd S1 PAI / 2006 GTT

20. M. Ridha TUT

21. Abdul Rahman SMEA/ 1985 TUT

22. M. Hafni TUT

Page 59: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

48

23. Alimun OB

24. M. Ali Selamat OB

25. Hamid OB

26. Endri Satpam

27. A. Romain Satpam

b. Data Siswa SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan

Jumlah kelas yang ada di SMK Bintang Nusantara adalah

sebanyak 5 kelas. Kelas tersebut terdiri dari 3 kelas X dan 2 kelas XI.

Program – program jurusan yang ada di SMK ini adalah program

Akuntansi (AK), program Multi media (MM), dan program Teknik

Komputer Jaringan (TKJ). Berikut jumlah siswa – siswi SMK Bintang

Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan Tahun ajaram 2010-2011

secara keseluruhannya.

TABEL 4

Data Siswa SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan

Tahun ajaran 2010/ 2011

No. Kelas Jumlah

Rombel

Jumlah Siswa Ket

L P Jumlah

1. X AK 1 2 25 27

2. X TKJ 1 20 7 27

3. X MM 1 19 16 35

4. XI AK 1 5 19 24

5. XI TKJ 1 20 14 34

JUMLAH 147

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini sudah

sangat cukup memadai untuk menunjang kegiatan belajar – mengajar

para siswa. Berikut adalah keadaan ruang serta sarana dan prasarana

yang ada di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan.

Page 60: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

49

TABEL 5

Keadaan dan jumlah ruang SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang Selatan

No Ruang Jumlah Kondisi

1. Ruang Kelas 10 Baik

2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

3. Ruang Tata Usaha dan Administrasi 2 Baik

4. Ruang Guru 1 Baik

5. Ruang Laboratorium IPA 1 Baik

6. Ruang Perpustakaan 1 Baik

7. Ruang BP/ BK 1 Baik

8. Ruang OSIS 1 Baik

9. Ruang Komputer dan Internet 2 Baik

10. Ruang Gudang 1 Baik

11. Mushalla 1 Baik

12. MCK 3 Baik

13. Ruang Audio Visual 1 Baik

14. Ruang Praktek Fotografi 1 Baik

15. Ruang Kegiatan keagamaan 2 Baik

16. Ruang Dinas Penjaga 1 Baik

TABEL 6

Sarana dan Prasarana di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang Selatan

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Kursi Siswa 504

2. Meja Siswa 252

3. Mesin Stensil 2

4. Mesin Ketik 4

5. Komputer 60

6. Radio Tape 3

7. OHP 1

8. Kipas Angin 10

9. Televisi 2

10. Telephon 2

11. Megaphone 1

12. Pengeras Suara 2

13. Alat Band 1 set

14. Kompor 1

15. Printer 4

16. Meja Kursi Tamu 3

Page 61: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

50

17. Meja Guru 20

18. Kursi Guru 20

19. Rak Buku 7

20. Lemari 20

21. Filing Cabinet 20

22. Brankas 2

23. Proyektor/ Infokus 1

24. VCD 3

5. Struktur Organisasi SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang

Selatan

TABEL 7

Struktur Organisasi Sekolah

Komite Sekolah Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Tata Usaha

- Kepala Tata Usaha

- Urusan Keuangan

- Perlengkapan

- Pembuat Daftar Gaji

- Juru Tik

- Caraka/ Pesuruh

Wakasek

Bag. Kesiswaan

Wakasek

Bag. Kurikulum

Wakasek

Bag. Humas

Wakasek

Bag. Administrasi

Guru

Siswa

Page 62: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

51

6. Kegiatan Ekstra kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SMK Bintang Nusantara

Pondok Aren Tangerang Selatan diantaranya: Rohis, Marawis, English

Club, Volley.

B. Pendapat Guru Tentang Konflik Antarkelompok dalam bentuk Aksi

Tawuran yang Terjadi di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren

Tangerang Selatan.

Konflik merupakan salah satu gejala sosial yang timbul dalam

masyarakat. Tidak akan ada konflik jika tidak ada masyarakat, karena konflik

itu akan tetap ada selama manusia melakukan interaksi sosial dalam

masyarakat. Konflik merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang

bersifat disosiatif, artinya konflik bersifat mengahancur, bercerai berai, dan

tidak satu kesatuan. Banyak hal yang menyebabkan konflik sosial bisa terjadi,

seperti pendapat Guru BK (bimbingan konseling) melalui wawancara

mengemukakan bahwa konflik itu terjadi karena adanya perbedaan pendapat

antara satu atau kelompok orang dengan kelompok lainnya.74

Konflik sosial yang ada tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat

yang kompleks saja. Namun koflik sosial juga bisa terjadi pada ruang lingkup

yang lebih kecil, misalnya konflik sosial yang terjadi di lingkungan sekolah.

Konflik sosial yang terjadi di sekolah salah satu bentuknya adalah tawuran

antarkelompok, yang tentu saja hal ini dapat menimbulkan dampak – dampak

yang buruk. Aksi tawuran sangat merugikan baik untuk siswa itu sendiri,

keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitar dimana aksi tawuran tersebut

terjadi.75

Banyak hal yang menyebabkan para siswa melakukan aksi tawuran.

Salah satunya adalah karena aksi saling ejek antarsiswa dengan sekolah lain.

Seperti yang dikemukakan oleh Guru yang penulis wawancarai, bahwa aksi

tawuran yang terjadi di sekolah ini karena saling mengejek atau menjelek-

74

Nita Erlypranawati, Wawancara, Pondok Aren, Rabu 20 Juli 2011. 75

Nita Erlypranawati, Wawancara, Pondok Aren, Rabu 20 Juli 2011.

Page 63: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

52

jelekkan satu sama lain, sehingga memicu kemarahan dari dua belah pihak dan

akhirnya terjadilah aksi saling pukul. Awal mula terjadinya aksi saling ejek

antarsiswa berawal dari kumpul-kumpul biasa dengan teman satu sekolah,

nongkrong di warung atau di pinggir jalan. Kemudian ada sekumpulan siswa

dari sekolah lain yang tengah melintas dengan spontan menjelek – jelekkan

sekolah mereka dan mengejek – ejek mereka. Alhasil merekapun marah dan

mebalas dengan ejekan yang sama, hingga terjadilah tawuran diantara mereka.

Aksi tawuran yang mereka lakukan tentu saja merupakan perbuatan

yang tidak patut untuk ditiru. Para siswa seharusnya memiliki tugas untuk

belajar dan menuntut ilmu, dengan melakukan kegiatan – kegiatan yang

positif serta berkaitan dengan pendidikan mereka di sekolah. Banyak hal yang

bisa dilakukan para siswa untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan

pendidikan, misalnya mengikuti kursus – kursus di luar sekolah, ikut dalam

kegiatan ekstrakurikuler, ikut dalam kegiatan sosial di masyarakat, dan lain

sebagainya. Sehingga diharapkan dengan mengikuti kegiatan – kegiatan

tersebut para siswa tidak mempunyai waktu untuk melakukan aksi tawuran.

Tentu saja hal ini menjadi perhatian besar para Orang tua dan Guru

untuk mengajak dan membimbing serta mendidik siswa untuk selalu

berkelakuan baik, serta meningkatkan potensi yang ada dalam diri siswa, agar

siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah.

C. Dampak – dampak yang Ditimbulkan dalam Aksi Tawuran bagi Siswa,

Guru, dan Sekolah di SMK Bintang Nusantara Pondok Aren.

Aksi tawuran yang dilakukan oleh para siswa tersebut memang

bukanlah perilaku terpuji, namun itulah bentuk dari ungkapan rasa kesal

mereka karena tidak terima sekolah mereka di jelek-jeleknya oleh sekolah

lain. Para siswa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan anak yang memang

masih dalam usia labil, artinya pada usia ini merupakan masa-masa seorang

anak untuk mencari jati diri mereka dalam lingkungan sosialnya.

Di masa-masa menginjak usia transisi dari masa remaja menuju

dewasa ini, seorang anak cepat terpengaruh oleh ajakan teman-temannya entah

Page 64: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

53

itu untuk berbuat baik ataupun tidak baik. Seperti yang diungkapkan oleh

Guru melalui wawancara bahwa siswa-siswa yang ikut dalam aksi tawuran

adalah siswa yang sering bolos sekolah dan prestasi belajarnya kurang, namun

ada pula siswa yang baik ikut dalam aksi tawuran karena ajakan teman-

temannya untuk membela nama baik sekolah mereka.76

Hal ini menunjukkan

bahwa siswa yang baik pun dapat terpengaruh oleh ajakan teman-temannya

untuk ikut dalam aksi tawuran.

Aksi tawuran yang dilakukan oleh para siswa tentu saja menimbulkan

dampak-dampak buruk bagi siswa, Guru, dan bagi sekolah. Dampak-dampak

yang ditimbulkan tentu saja bersifat negatif, namun ternyata aksi tawuran

yang terjadi di sekolah ini juga menimbulkan dampak yang positif bagi siswa

tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari aksi tawuran bagi siswa adalah siswa

mendapatkan skorsing selama beberapa hari dan ada pula siswa yang

dikeluarkan dari sekolah, selain itu aksi tawuran ini juga berdampak negatif

terhadap prestasi belajar mereka di sekolah, siswa menjadi tertinggal dalam

mengikuti mata pelajaran di sekolah. Sedangkan dampak positif dari aksi ini

bagi siswa adalah siswa dapat lebih berhati-hati dalam memilih teman dan

lingkungan pergaulan mereka, agar tidak salah dalam bertindak.77

Kemudian dampak bagi Guru yaitu guru menjadi terganggu dalam

mengajar, karena Guru berusaha untuk melerai aksi tawuran, dan Guru merasa

tidak nyaman berada di sekolah. Dan dampak aksi tawuran bagi sekolah yaitu

merusak nama baik sekolah, sehingga membuat citra buruk terhadap sekolah

yang berdampak pada minat masyarakat yang rendah untuk menyekolahkan

anak-anak mereka di sekolah ini.

Aksi tawuran yang terjadi memang banyak menimbulkan dampak –

dampak yang buruk bagi siswa yang menjadi aktor dalam aksi ini, begitu pun

bagi orang – orang yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut. Oleh

karena itu masalah ini harus diselesaikan dengan mencarikan solusi yang

terbaik agar aksi tawuran tidak terulang kembali.

76

Nita Erlypranawati, Wawancara, Pondok Aren, Rabu 20 Juli 2011. 77

Nita Erlypranawati, Wawancara, Pondok Aren, Rabu 20 Juli 2011.

Page 65: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

54

D. Upaya-upaya Guru dalam Mengatasi Aksi Tawuran Siswa di SMK

Bintang Nusantara Pondok Aren.

Upaya Guru dalam mengatasi aksi tawuran yang terjadi di SMK

Bintang Nusantara dapat dilakukan melalui berbagai cara. Dari hasil

wawancara penulis dengan Guru BK (Bimbingan Konseling), yaitu : usaha

untuk mengatasi aksi tawuran yang terjadi di sekolah antara lain Guru

memanggil siswa yang melakukan aksi tawuran dan menanyakan latar

belakang terjadinya aksi tawuran, kemudian Guru memberikan pengarahan,

memanggil orang tua siswa, dan membuat keputusan berupa hukuman/sanksi.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi aksi tawuran di sekolah

antara lain :

1. Bekerjasama antara Guru dan siswa untuk menyelesaikan permasalahan di

sekolah.

2. Sekolah memberikan tindakan preventif dengan memberikan arahan

mengenai dampak dari aksi tawuran.

3. Memberikan peringatan keras dari pihak sekolah bahwa siswa yang

terlibat dalam aksi tawuran akan dikeluarkan dari sekolah.

4. Membuat komitmen antara siswa dengan sekolah bahwa tugas siswa di

sekolah adalah belajar.

5. Bekerjasama dengan lingkungan sekitar apabila ada siswa yang kurang

baik tingkahlakunya agar melapor pihak sekolah.

6. Bekerjasama dengan orang tua untuk memeberikan arahan dan motivasi

kepada anak mereka agar tidak terlibat dalam aksi tawuran.78

Dari upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi

aksi tawuran disekolah, salah satunya adalah memberikan peringatan keras

terhadap siswa yang terlibat dalam aksi tawuran. Siswa yang menjadi

provokator dalam aksi tawuran dan melakukan tindakan anarkis dan

membahayakan akan dikeluarkan dari sekolah. Sedangkan siswa yang hanya

ikuta-ikutan saja dalam aksi tawuran, diskorsing selama kurang lebih 2

minggu dan mendapatkan tugas serta arahan dari Guru BK dan tugas dari

Guru bidang study.

78

Nita Erlypranawati, Wawancara, Pondok Aren, Rabu 20 Juli 2011.

Page 66: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

55

Dengan demikian upaya – upaya yang telah disebutkan di atas,

diharapkan dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah aksi tawuran ini agar

tidak terulang kembali, sehingga tercipta suasana aman, nyaman, dan

harmonis di lingkungan sekolah.

E. Hasil Pengaruh yang Terlihat.

Konflik antarkelompok yang dilakukan oleh para siswa disekolah

memang membuat resah berbagai pihak, baik bagi para Orang tua, Guru,

Sekolah, ataupun masyarakat sekitar. Aksi tawuran yang mereka lakukan tentu

saja menimbulkan berbagai banyak dampak negatif yang mereka alami, tidak

hanya bagi siswa saja namun juga Guru mereka dan pihak sekolah pun ikut

merasakan dampak yang ditimbulkan. Dampak-dampak negatif yang mereka

alami secara fisik dapat terlihat dari luka-luka akibat sabetan benda-benda

tajam atau lemparan benda-benda tumpul yang mereka gunakan untuk

melancarkan aksi tawuran.

Selain dampak yang dialami berupa luka-luka fisik, aksi tawuran ini

juga mengakibatkan dampak yang buruk bagi perilaku dan prestasi belajar

mereka di sekolah. Dari hasil wawancara penulis dengan Guru BK, mengenai

sikap dan perilaku siswa yang sering melakukan aksi tawuran yaitu siswa

sering keluar kelas ketika kegiatan belajar-mengajar tengah berlangsung,

siswa cenderung malas, terkadang melanggar tata tertib sekolah misalnya

merokok di lingkungan sekolah, melawan kepada Guru, sering membolos, dan

bergaul dengan orang-orang yang tidak baik di luar sekolah.

Aksi tawuran yang mereka lakukan tidak hanya berdampak pada

perilaku mereka saja di sekolah, namun aksi tawuran ini juga berdampak pada

prestasi belajar mereka di sekolah. Seperti pada pernyataan di atas, bahwa

siswa yang melakukan aksi tawuran cenderung malas untuk sekolah. Hal ini

dapat dilihat dari daftar hadir siswa yang penulis dapatkan dari arsip sekolah,

sebagai berikut :

Page 67: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

56

TABEL 8

Daftar hadir responden terhitung mulai bulan Januari – Mei 2011

No. Responden Jumlah Ketidak

hadiran

1 Achmad Mawarid Daulah 5 hari

2 Alfiansyah 15 hari

3 Anas Syarifudin Hidayat 8 hari

4 Andri Setiawan Alamsyah 15 hari

5 Andriansyah 29 hari

6 Daril Henmas Perdana 0 hari

7 Deni Firmansyah 18 hari

8 Deni Saputra 7 hari

9 Farizal Rio Pratama 4 hari

10 Firda Rahmawan 2 hari

11 Hardi Saputra 20 hari

12 M. Dede Khoirudin 5 hari

13 Muhajir Agil 1 hari

14 Mukhamad Nurmansyah 26 hari

15 Rachman Fauzi 5 hari

16 Rahmat Rivaldi 18 hari

17 Rusli Gusnandar 11 hari

18 Suprianto 9 hari

19 Zenia Purnama 9 hari

20 Afneri Panko 1 hari

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar responden

memiliki daftar ketidakhadiran yang amat banyak. Hal ini dikarenakan siswa

yang melakukan aksi tawuran cenderung malas untuk hadir di sekolah dan

mengikuti proses belajar, sehingga prestasi belajarnya pun menurun. Dengan

demikian, hal ini menunjukkan bahwa, terdapat pengaruh konflik

antarkelompok dalam bentuk tawuran terhadap prestasi belajar mereka di

sekolah, salah satunya terlihat dari daftar hadir siswa yang banyak alfa atau

tidak masuk sekolah.

Page 68: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

57

Selain daftar hadir siswa salah satu indikator yang menentukan prestasi

belajar siswa adalah hasil raport atau buku lapor hasil belajar siswa selama

satu semester. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru BK, bahwa

siswa yang melakukan aksi tawuran prestasi belajarnya cenderung menurun,

karena mereka tertinggal dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Hal ini

juga dapat dibuktikan dari hasil raport yang penulis dapatkan dari wali kelas

mereka, dari 20 siswa yang menjadi responden, sebagai berikut :

TABEL 9

Prestasi hasil belajar IPS siswa

No. Responden Nilai/skor

Semester Ganjil Semester Genap

1 Achamad Mawarid Daulah 73 70

2 Alfiansyah 70 70

3 Anas Syarifudin Hidayat 72 78

4 Andri Setiawan Alamsyah 72 75

5 Andriansyah 72 75

6 Daril Henmas Perdana 70 76

7 Deni Firmansyah 70 75

8 Deni syahputra 70 70

9 Farizal Rio Pratama 70 78

10 Firda Rahmawan 77 78

11 Hardi Saputra 70 75

12 M. Dede Khorudin 68 70

13 Muhajir Agil 77 76

14 Mukhamad Nurmansyah 70 72

15 Rachman Fauzi 72 70

16 Rahmat Rivaldi 73 70

17 Rusli Gusnandar 70 70

18 Suprianto 68 70

19 Zenia Purnama 70 76

20 Afneri Panko 70 70

Page 69: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

58

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang sering

melakukan aksi tawuran memiliki nilai yang tidak lebih baik dari mereka yang

tidak tawuran. Hal ini dikarenakan siswa yang melakukan aksi tawuran selain

malas untuk sekolah dan suka membolos, mereka yang melakukan aksi

tawuran juga dikenai sanksi berupa skorsing selama beberapa hari, sehingga

memungkinkan siswa tertinggal dalam mengikuti mata pelajaran di sekolah.

Dengan demikian konflik antarkelompok dalam hal ini adalah aksi

tawuran yang dilakukan oleh para siswa, berpengaruh terhadap prestasi

belajarnya di sekolah. Selanjutnya hal ini harus menjadi perhatian para orang

tua dan Guru, untuk selalu memperhatikan pendidikan para siswa di sekolah.

F. Deskripsi Data

Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan ini adalah dengan

angket dan wawancara, yaitu untuk memperoleh data informasi tentang

pengaruh konflik antarkelompok terhadap prestasi belajar siswa di SMK

Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan.

Angket yang disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti,

angket yang dibuat terdiri dari 30 pernyataan, 15 item pernyataan mengenai

konflik antarkelompok dalam bentuk tawuran, 10 item pernyataan mengenai

pengaruh konflik antarkelompok terhadap prestasi belajar siswa, dan 5 item

pernyataan peran serta orang tua siswa.

Sedangkan wawancara dilakukan dengan Guru BK (Bimbingan

Konseling) SMK Bintang Nusantara selaku Guru yang selalu memberikan

nasehat kepada siswa-siswanya yang bermasalah disekolah. Guru BK juga

memiliki catatan-catatan tentang tingkah laku siswa selama berada di sekolah,

sehingga memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang peneliti

inginkan.

Page 70: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

59

G. Analisis dan Interpretasi Data

Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebarkan kepada 20

siswa yang menjadi responden, dan hasil wawancara dengan Guru BK,

kemudian data yang dioleh dinyatakan dengan persen, kemudian dianalisis

dan hasilnya sebagai berikut :

TABEL 10

Pernah melakukan konflik

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang - kadang

Tidak pernah

1

8

11

0

5%

40%

55%

0%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang selalu melakukan

konflik sebesar 5%, dan yang menjawab sering melakukan konflik sebesar

40%, dan yang menjawab kadang-kadang melakukan konflik sebesar 55%,

tidak ada yang tidak pernah melakukan konflik sebesar 0%. Hal ini

menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya siswa pernah melakukan konflik.

Karena konflik merupakan salah satu masalah sosial yang ada dalam

masyarakat, begitu juga para siswa di sekolah yang kadang-kadang pernah

melakukan konflik sosial dengan teman-temannya. Hal ini menjadi pehatian

para Guru untuk mencegah terjadinya konflik di sekolah.

TABEL 11

Salah satu jenis konflik sosial adalah konflik antarkelompok, misalnya

tawuran. Anda ikut dalam aksi tawuran.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

6

13

0

5%

30%

65%

0%

N 20 100%

Page 71: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

60

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang selalu ikut dalam aksi

tawuran sebesar 5%, dan yang siswa yang sering ikut dalam aksi tawuran

sebesar 30%, dan siswa yang kadang-kadang ikut dalam aksi tawuran sebesar

65%, dan tidak ada siswa yang tidak pernah ikut dalam aksi tawuran. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pernah ikut dalam aksi tawuran.

Dan ini menjadi perhatian para Guru untuk mencegah mereka melakukan aksi

tawuran, serta para Orang tua sebagai pendidik pertama mereka di rumah.

TABEL 12

Seberapa sering ikut dalam aksi tawuran.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

5

14

0

5%

25%

70%

0%

N 20 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang selalu melakukan aksi

tawuran sebesar 5%, dan siswa yang sering melakukan aksi tawuran sebesar

25%, dan siswa yang kadang-kadang melakukan aksi tawuran sebesar 70%,

dan siswa yang tidak pernah sering melakukan aksi tawuran menjawab sebesar

0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang

melakukan aksi tawuran, walaupun demikian hal ini harus mendapat perhatian

khusus dari berbagai pihak. Karena aksi tawuran ini membahayakan bagi

mereka dan orang lain.

TABEL 13

Salah satu penyebab aksi tawuran berawal dari saling “ejek”.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

10

3

3

4

50%

15%

15%

20%

N 20 100%

Page 72: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

61

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang menjawab selalu aksi

tawuran itu diawali dengan saling “ejek” sebesar 50%, dan siswa yang

menjawab aksi tawuran sering diawali dengan aksi saling “ejek” sebesar 15%,

dan siswa yang menjawab kadang-kadang aksi tawuran itu diawali dengan

aksi saling “ejek” sebesar 15%, dan yang menjawab tidak pernah aksi tawuran

itu diawali dengan aksi saling “ejek” sebesar 20%. Hal ini menunjukkan

bahwa setengah dari jumlah siswa berpendapat bahwa aksi tawuran yang

mereka lakukan selalu berawal dari aksi saling “ejek” satu sama lain yang

kemudian berujung pada kemarahan dua belah pihak, dan sepakat

mengadakan aksi tawuran.

TABEL 14

Selain karena saling “ejek”, penyebab aksi tawuran karena ada perbedaan

kepentingan diantara kalian.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

4

3

5

8

20%

15%

25%

40%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyebab aksi tawuran selain

karena saling “ejek”, yaitu karena adanya perbedaan kepentingan diantara

mereka yang mengadakan konflik, siswa yang menjawab selalu sebesar 20%,

dan siswa yang menjawab sering sebesar 15%, dan siswa yang menjawab

kadang-kadang tawuran disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan

sebesar 25%, dan siswa yang menjawab tidak pernah ada penyebab aksi

tawuran karena adanya perbedaan kepentingan sebesar 40%. Hal ini

mengindikasikan bahwa hampir setengahnya siswa menjawab tidak ada

perbedaan kepentingan yang menjadi penyebab mereka melakukan aksi

tawuran.

Page 73: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

62

TABEL 15

Ikut dalam aksi tawuran atas kemauan sendiri.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

3

5

5

7

15%

25%

25%

35%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang ikut dalam aksi

tawuran atas kemauannya sendiri adalah yang menjawab selalu sebesar 15%,

siswa yang menjawab sering sebesar 25%, dan siswa yang menjawab kadang-

kadang atas kemauannya sendiri sebesar 25%, dan siswa yang menjawab tidak

pernah melakukan aksi tawuran atas kemauannya sendiri sebesar 35%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian kecil dari mereka ikut dalam aksi tawuran atas

kemauan diri sendiri, namun ada juga siswa yang ikut dalam aksi tawuran

karena ikut-ikutan atau dipaksa oleh temannya.

TABEL 16

Ikut dalam aksi tawuran karena paksaan teman.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

3

10

6

5%

15%

50%

30%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang ikut aksi tawuran

karena paksaan temannya yaitu yang menjawab selalu sebesar 5%, dan siswa

yang menjawab sering dipaksa oleh temannya sebesar 15%, dan kadang-

kadang siswa ikut dalam aksi tawuran karena paksaan dari teman menjawab

sebesar 50%, dan yang menjawab tidak pernah dipaksa oleh temannya

menjawab sebesar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa setengahnya dari siswa

ikut dalam aksi tawuran karena paksaan dari teman-teman mereka. Hal ini

mereka lakukan sebagai wujud solidaritas mereka sebagai teman satu sekolah.

Page 74: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

63

TABEL 17

Membawa benda-benda tajam seperti pisau belatih, stick golf, gir motor, dan

samurai saat melakukan aksi tawuran.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

8

0

4

8

40%

0%

20%

40%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang selalu membawa

benda-benda tajam untuk menjalankan aksi tawuran yaitu sebesar 40%, dan

siswa yang sering membawa benda-benda tajam dalam aksi tawuran sebesar

0%, dan siswa yang menjawab kadang-kadang membawa benda-benda tajam

sebesar 20%, sedang kan yang menjawab tidak pernah membawa benda-benda

tajam dalam aksi tawuran sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir

setengah dari siswa yang melakukan aksi tawuran selalu membawa benda-

benda tajam untuk menjalankan aksi anarkinya. Tentu saja hal ini sangat

membahayakan dirinya dan orang lain.

TABEL 18

Waktu melakukan aksi tawuran setelah jam pulang sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

6

5

5

4

30%

25%

25%

20%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang menjawab selalu

melakukan aksi tawuran setelah jam pulang sekolah adalah sebesar 30%, dan

siswa yang menjawab sering sebesar 25%, dan siswa yang menjawab kadang-

kadang melakukan aksi tawuran setelah jam pulang sekolah yaitu sebesar

25%, sedangkan siswa yang menjawab tidak pernah melakukan aksi tawuran

setelah jam pulang sekolah yaitu sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian kecil dari mereka melakukan aksi tawuran setelah jam pulang

Page 75: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

64

sekolah. Mereka berpikir bahwa setelah jam pulang sekolah adalah saat yang

tepat untuk menjalankan aksi tawuran, sebab pihak sekolah tidak akan

mengetahuinya.

TABEL 19

Lokasi-lokasi yang digunakan sebagai tempat melakukan aksi tawuran

seperti di jalan raya, lapangan, atau area tempat tinggal warga.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

7

7

4

2

35%

35%

20%

10%

N 20 100%

Ketika ditanya apakah lokasi-lokasi yang mereka gunakan sebagai

tempat untuk bertawuran seperti di jalan raya, lapangan atau area tempat

tinggal warga, 10% menjawab tidak pernah, 20% menjawab kadang-kadang,

dan siswa yang menjawab selalu dan sering masing-masing sebesar 35%. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar mereka menjalankan aksi tawuran

berlokasi di jalan raya, lapangan, dan areal penduduk, yang sangat

mengganggu ketertiban umum serta sangat membahayakan orang lain.

TABEL 20

Anda megalami luka-luka dalam aksi tawuran.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

0

1

11

8

0%

5%

55%

40%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 55% siswa menjawab kadang-

kadang mereka mengalami luka-luka saat tawuran, 5% siswa yang menjawab

sering mengalami luka-luka, dan 40% siswa yang menjawab tidak pernah

Page 76: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

65

mengalami luka-luka, sedangkan tidak ada siswa yang menjawab selalu

mengalami luka-luka saat melakukan aksi tawuran. Hal ini menunjukkan

bahwa lebih dari setengahnya siswa mengalami luka-luka saat menjalankan

aksi tawuran. Apa yang mereka alami adalah sebagai dampak negatif dari aksi

tawuran atau konflik antarkelompok, yaitu kerugian secara fisik dengan luka-

luka yang mereka alami.

TABEL 21

Ada teman anda yang hingga tewas akibat aksi tawuran.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

1

1

17

5%

5%

5%

85%

N 20 100%

Ketika ditanya apakah ada teman kalian yang hingga tewas akibat aksi

tawuran, 85% siswa menjawab tidak pernah, dan siswa yang menjawab

kadang-kadang, sering, dan selalu masing-masing sebesar 5%. Hal ini berarti

bahwa sebagian besar siswa menjawab tidak pernah ada teman mereka yang

hingga tewas akibat aksi tawuran ini. Meskipun begitu aksi tawuran ini tetap

saja sangat membahayakan nyawa mereka yang ikut didalamnya, karena aksi

tawuran yang mereka lakukan seringkali menggunakan benda-benda tajam

yang sangat berbahaya.

TABEL 22

Akibat sering melakukan aksi tawuran sikap anda berubah menjadi pribadi

yang keras, kasar, dan susah diatur.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

2

3

2

13

10%

15%

10%

65%

N 20 100%

Page 77: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

66

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dampak yang diakibatkan karena

seringnya melakukan aksi tawuran adalah perubahan sikap pada diri siswa

yang berubah menjadi pribadi yang keras, kasar, dan susah diatur. Siswa yang

menjawab selalu sebesar 10%, selanjutnya siswa yang menjawab sering

sebesar 15%, dan siswa yang menjawab kadang-kadang sebesar 10%,

sedangkan siswa yang menjawab tidak pernah sebesar 65%. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa tidak pernah mengalami

perubahan sikap yang buruk dalam kepribadian mereka.

TABEL 23

Mendapat hukuman atau sanksi dari pihak sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

2

7

7

4

10%

35%

35%

20%

N 20 100%

Ketika ditanya apakah anda mendapat hukuman atau sanksi dari pihak

sekolah karena ketahuan melakukan aksi tawuran, siswa yang menjawab

selalu sebesar 10%, dan siswa yang menjawab tidak pernah sebesar 20%,

sedangkan siswa yang menjawab sering dan kadang-kadang masing-masing

menjawab sebesar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar para

siswa mendapatkan sanksi atau hukuman dari pihak sekolah, karena perbuatan

mereka melakukan aksi tawuran.

TABEL 24

Mendapat hukuman atau sanksi dari orang tua.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

6

3

3

8

30%

15%

15%

40%

N 20 100%

Page 78: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

67

Dapat dilihat dari tabel di atas ketika ditanyakan apakah anda mendapat

hukuman atau sanksi juga dari orang tua anda, hampir setengahnya mereka

menjawab tidak pernah yaitu sebesar 40%, dan siswa yang menjawab selalu

mendapatkan sanksi sebesar 30%, sedangkan siswa yang menjawab sering dan

kadang-kadang mendapatkan sanksi atau hukuman dari orang tua mereka yaitu

masing-masing 15%. Dengan demikian hampir setengahnya dari mereka tidak

pernah mendapatkan sanksi atau hukuman dari orang tua mereka. Padahal jika

seorang anak yang telah melakukan kenakalan – kenakalan sudah sepatutnya

diberikan sanksi agar mereka jera dan tidak melakukan perbuatan itu lagi.

Namun hukuman yang diberi jangan sampai melukai atau menyakiti sang

anak, berilah sanksi yang bersifat mendidik.

TABEL 25

Rajin masuk ke sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

13

0

5

2

65%

0%

25%

10%

N 20 100%

Ketika ditanya apakah anda rajin masuk ke sekolah, sebagian besar dari

mereka menjawab selalu yaitu sebesar 65%, dan siswa yang menjawab

kadang-kadang sebesar 25%, dan siswa yang menjawab tidak pernah sebesar

10%, sedangkan tidak ada siswa yang menjawab sering. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar dari mereka ternyata rajin masuk ke sekolah. Dengan ini

tidak selamanya siswa yang melakukan aksi tawuran adalah mereka yang

selalu malas untuk datang ke sekolah, karena aksi tawuran yang mereka

lakukan kadang kala hanya untuk mencari prestis agar dianggap hebat oleh

sekolah lain.

Page 79: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

68

TABEL 26

Mengerjakan semua tugas – tugas yang diberikan oleh Guru.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

6

8

1

25%

30%

40%

5%

N 20 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang selalu mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh Guru yaitu sebesar 25%, dan siswa yang

menjawab sering sebesar 30%, selanjutnya siswa yang menjawab kadang-

kadang sebesar 40%, dan siswa yang menjawab tidak pernah sebesar 5%. Hal

ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa kadang-kadang

mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh Guru mereka. Denga ini

siswa yang sering melakukan aksi tawuran tidak juga merupakan siswa yang

malas, akan tetapi bukan juga siswa yang rajin di sekolahnya.

TABEL 27

Rajin membaca buku pelajaran di sekolah dan di rumah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

0

5

14

1

0%

25%

70%

5%

N 20 100%

Ketika ditanyakan apakah anda rajin membaca buku pelajaran di sekolah

dan di rumah, mayoritas menjawab kadang-kadang sebesar 70%, siswa yang

menjawab sering sebesar 25%, dan siswa yang menjawab tidak pernah sebesar

5%, sedangkan tidak ada siswa yang menjawab selalu. Hal ini berarti bahwa

sebagian besar siswa kadang-kadang membaca buku pelajaran mereka di

sekolah dan di rumah. Dengan demikian siswa yang sering melakukan aksi

tawuran belum tentu mereka yang malas untuk belajar, karena seringkali

mereka melakukan aksi tawuran karena terpengaruh oleh ajakan teman-

temannya.

Page 80: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

69

TABEL 28

Mematuhi semua tata tertib di sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

7

4

7

2

35%

20%

35%

10%

N 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang selalu mematuhi semua

tata tertib di sekolah sebesar 35%, siswa yang menjawab sering mematuhi tata

tertib sekolah sebesar 20%, dan siswa yang menjawab kadang-kadang

mematuhi tata tertib sekolah sebesar 35%, dan siswa yang menjawab tidak

pernah mematuhi tata tertib sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian kecil dari mereka selalu dan kadang-kadang mematuhi tata tertib

sekolah.

TABEL 29

Mendapatkan nilai yang baik di sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

3

6

7

4

15%

30%

35%

20%

N 20 100%

Ketika ditanya apakah anda mendapatkan nilai yang baik di sekolah,

siswa yang menjawab selalu sebesar 15%, siswa yang menjawab sering

sebesar 30%, dan siswa yang menjawab kadang-kadang sebesar 35%,

sedangkan yang menjawab tidak pernah sebesar 20%. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian kecil dari mereka kadang-kadang mendapatkan nilai yang

baik disekolahnya. Dengan ini membuktikan bahwa tidak semua siswa yang

melakukan aksi tawuran selalu mendapatkan nilai yang buruk di sekolah.

Page 81: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

70

TABEL 30

Berprestasi di sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

3

2

6

9

15%

10%

30%

45%

N 20 100%

Dari tabel di atas, ketika ditanyakan tentang apakah anda berprestasi di

sekolah siswa yang menjawab selalu sebesar 15%, dan siswa yang menjawab

sering sebesar 10%, sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang sebesar

30%, dan hampir setengahnya siswa menjawab tidak pernah berprestasi di

sekolahnya yaitu sebesar 45%. Hal ini berarti bahwa hampir setengahnya

siswa tidak berprestasi di sekolah, dan ini merupakan tugas pihak sekolah

untuk mendidik dan membimbing siswa agar dapat meningkatkan prestasi

mereka di sekolah.

TABEL 31

Memperhatikan semua mata pelajaran yang diterangkan oleh Guru.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

8

4

6

2

40%

20%

30%

10%

N 20 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab selalu

memperhatikan semua mata pelajaran yang diterangkan oleh Guru sebesar

40%, dan siswa yang menjawab sering memperhatikan sebesar 20%,

sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang sebesar 30%, dan siswa yang

menjawab tidak pernah sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir

setengah dari mereka selalu memperhatikan mata pelajaran yang diterangkan

oleh Guru mereka.

Page 82: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

71

TABEL 32

Mendengarkan nasehat yang baik dari Guru anda.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

10

2

6

2

50%

10%

30%

10%

N 20 100%

Ketika ditanya apakah anda mendengarkan nasehat yang baik dari Guru,

siswa yang menjawab selalu sebesar 50%, siswa yang menjawab kadang-

kadang sebesar 30%, dan siswa yang menjaawab sering dan tidak pernah

masing-masing sebesar 10%. Dengan ini menunjukkan bahwa setengahnya

dari siswa tersebut selalu mendengarkan nasehat yang baik dari Guru mereka.

Sebenarnya diusia mereka yang masih labil pengaruh-pengaruh negatif dari

luar seringkali membuat mereka melakukan hal-hal yang tidak baik, oleh

karena itu sudah menjadi tugas pihak sekolah terutama Guru sebagai pendidik

untuk selalu mendidik dan membimbing para siswa unutuk menjunjung tinggi

nilai-nilai budi pekerti.

TABEL 33

Guru anda memberikan contoh sikap yang baik dalam berperilaku.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

15

3

1

1

75%

15%

5%

5%

N 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menjawab Guru

selalu memberikan contoh sikap yang baik dalam berperilaku yaitu sebesar

75%, dan siswa yang menjawab sering sebesar 15%, sedangkan siswa yang

menjawab kadang-kadang dan tidak pernah masing-masing sebesar 5%. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menganggap Guru selalu

memberikan contoh sikap yang baik dalam berperilaku, dan ini sangat baik.

Page 83: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

72

TABEL 34

Guru anda membimbing anda untuk berakhlak terpuji.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

13

4

1

2

65%

20%

5%

10%

N 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa 65% siswa menjawab selalu Guru

membimbing siswa untuk berakhlak terpuji, dan 20% siswa menjawab sering,

serta 10% yang menjawab tidak pernah, dan hanya 5% yang menjawab

kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa selalu

dibimbing oleh Guru mereka untuk selalu berakhlak terpuji, dan ini baik

sekali.

TABEL 35

Orang tua memperhatikan perkembangan anda di sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

7

5

5

3

35%

25%

25%

15%

N 20 100%

Ketika ditanya apakah orang tua anda memperhatikan perkembangan

anda di sekolah, siswa yang menjawab selalu sebesar 35%, dan siswa yang

menjawab tidak pernah sebesar 15%, sedangkan siswa yang menjawab sering

dan kadang-kadang masing-masing sebesar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa

hanya sebagian kecil dari mereka yang diperhatikan perkembangannya di

sekolah oleh orang tuanya. Sudah sepatutnya seluruh orang tua siswa

memperhatikan perkembangan anak mereka di sekolah, meskipun mereka

terbilang cukup besar namun di usia sekolah menginjak masa remaja inilah

yang harus mendapat perhatian ekstra dari para orang tua. Sebab diusia

Page 84: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

73

meranjak dewasa ini, mereka sedang mencari jati diri mereka yang

sesungguhnya.

TABEL 36

Orang tua memantau semua kegiatan anda disekolah dan di luar sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

4

6

5

25%

20%

30%

25%

N 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang selalu dipantau semua

kegiatannya oleh orang tua mereka sebesar 25%, dan siswa yang menjawab

sering dipantau sebesar 20%, selanjutnya siswa yang menjawab kadang-

kadang dipantau oleh orang tua mereka sebesar 30%, sedangkan yangg

menjawab tidak pernah dipantau sebesar 25%. Dari tabel di atas

mengindikasikan bahwa sebagian kecil dari mereka kadang-kadang dipantau

seluruh kegiatannya. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi orang tua

siswa yang perduli dengan perkembangan anak mereka. Orang tua seharusnya

mengetahui seluruh kegiatan anak mereka di dalam ataupun di luar sekolah,

hal ini dilakukan agar anak tidak memiliki peluang untuk melakukan tindakan

yang menyimpang karena merasa selalu dipantau oleh orang tua mereka.

TABEL 37

Menceritakan masalah yang anda alami kepada orang tua.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

3

1

10

6

15%

5%

50%

30%

N 20 100%

Page 85: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

74

Ketika ditanya apakah anda menceritakan semua masalah yang anda

alami kepada orang tua anda di rumah, setengah dari para siswa menjawab

kadang-kadang yakni sebesar 50%, dan siswa yang menjawab tidak pernah

sebesar 30%, kemudian siswa yang menjawab selalu sebesar 15%, sedangkan

siswa yang menjawab sering hanya sebesar 5%. Hal ini menunjukkan bahwa

setengahnya dari para siswa ini kadang-kadang menceritakan masalahnya

kepada orang tua mereka. Seharusnya hal ini harus selalu dan sering dilakukan

oleh orang tua dan anak, agar komunikasi tetap terjalin dan siswa selalu

merasa ada yang menemaninya disaat ada masalah yang dihadapi, serta

dicarikan solusinya bersama.

TABEL 38

Orang tua memberikan nasehat agar anda menjadi siswa yang berprestasi.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

10

6

3

1

50%

30%

15%

5%

N 20 100%

Ketika ditanyakan apakah orang tua anda memberikan nasehat agar anda

menjadi siswa yang berprestasi, sebagian siswa menjawab selalu yakni sebesar

50%, siswa yang menjawab sering sebesar 30%, dan siswa yang menjawab

kadang-kadang sebesar 15%, sedangkan siswa yang menjawab tidak pernah

hanya 5%. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua siswa selalu memberikan

nasehat kepada anak-anak mereka agar mampu berprestasi, dan ini sudah

cukup baik.

TABEL 39

Orang tua anda memberikan semua kebutuhan untuk menunjang prestasi

anda di sekolah.

Pernyataan Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

11

2

6

1

55%

10%

30%

5%

N 20 100%

Page 86: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

75

Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya siswa

menjawab selalu orang tua mereka memberikan semua kebutuhan mereka

untuk menunjang prestasi belajar di sekolah, yakni sebesar 55%, dan siswa

yang menjawab sering sebesar 10%, sedangkan siswa yang menjawab kadang-

kadang sebesar 30%, dan hanya 5% dari mereka menjawab tidak pernah. Hal

ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya siswa selalu diberikan semua

kebutuhannya untuk menunjang prestasi belajarnya. Dan hal ini cukup baik.

H. Ketepatan Hipotesis

Pada Bab I penulis telah kemukakan beberapa hipotesis atau jawaban

sementara tentang pengaruh konflik antarkelompok terhadap prestasi belajar

siswa di SMK Bintang Nusantara, sebagai berikut:

1) Terjadinya konflik antarkelompok dalam hal ini adalah aksi tawuran

diduga karena berawal dari aksi saling ejek atau menjelek-jelekkan satu

sama lain. Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis ini sangat tepat. Karena

menurut hasil wawancara penulis dengan Guru BK yang mengatakan

bahwa aksi tawuran yang terjadi di SMK Bintang Nusantara selalu

berawal dari aksi saling ejek antarsiswa. Aksi saling ejek inilah yang

memicu kemarahan siswa untuk melawan pihak yang mengejek dengan

aksi anarkis. Selanjutnya berdasarkan pada Tabel 13 tentang pernyataan

angket “salah satu penyebab aksi tawuran berawal dari aksi saling

ejek”, yang penulis sebarkan kepada 20 siswa yang menjadi responden,

menunjukkan bahwa setengah dari jumlah siswa menjawab aksi tawuran

yang mereka lakukan selalu diawali dengan aksi saling ejek antar siswa

dari sekolah lain. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis

kemukakan adalah tepat, konflik antarkelompok dalam hal aksi tawuran

disebabkan karena aksi saling ejek atau menjelek-jelekkan satu sama lain.

2) Konflik antarkelompok dalam hal ini adalah aksi tawuran mempengaruhi

prestasi belajar mereka menjadi menurun. Berdasarkan hasil penelitian

hipotesis ini tepat, melalui hasil wawancara penulis dengan Guru BK

SMK Bintang Nusantara mengemukakan bahwa para siswa yang sering

Page 87: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

76

melakukan aksi tawuran biasanya adalah siswa yang sering bolos sekolah

dan prestasi belajarnya pun kurang, karena mereka tertinggal dalam

mengikuti mata pelajaran di sekolah. Hal lain yang juga dapat

membuktikan bahwa konflik antarkelompok dalam hal ini adalah aksi

tawuran mempengaruhi prestasi belajar siswa, adalah dengan melihat

absensi siswa yang penulis dapatkan dari arsip sekolah. Berdasarkan pada

daftar hadir para siswa yang melakukan aksi tawuran absensinya tidak

baik, karena hampir seluruh siswa memiliki absen tanpa keterangan atau

alfa lebih dari 5 kali. Selanjutnya berdasarkan pada Tabel 29 dalam

pernyataan angket “Mendapatkan nilai yang baik di sekolah”,

menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mendapatkan nilai

yang baik di sekolahnya. Hal ini mengindikasikan bahwa konflik

antarkelompok berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kemudian

pada Tabel 30 dalam pernyataan “Berprestasi di sekolah”,

menunjukkan bahwa hampir setengahnya dari 20 responden tidak

berprestasi di sekolah. Dengan demikian konflik antarkelompok dalam

bentuk aksi tawuran berpengaruh terhadap prestasi siswa menjadi

menurun.

3) Pergaulan yang rusak dimasyarakat membuat siswa mempunyai perangai

yang tidak baik. Berdasarkan pada hasil wawancara penulis dengan Guru

BK, beliau mengemukakan bahwa siswa yang sering melakukan aksi

tawuran adalah siswa yang memiliki perilaku yang kurang baik. Hal ini

mereka tunjukkan dengan melanggar tata tertib di sekolah, misalnya

dengan merokok disekolah, melawan kepada Guru, sering membolos, dan

bergaul dengan orang yang tidak baik di luar sekolah. Di usia menginjak

masa transisi dari remaja menuju dewasa memang para siswa ini sangat

mudah terpengaruh oleh lingkungan masyarakat. Di masa ini anak

memulai untuk mencari jati diri mereka dimasyarakat, apapun yang

mereka lihat maka itulah yang mereka tiru. Kadang kala hal yang dianggap

kurang baik dimasyarakat, mereka memandang itu adalah suatu hal yang

wajar. Begitu juga aksi tawuran yang mereka lakukan, hal ini mereka

Page 88: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

77

anggap wajar karena mereka melakukan aksi tawuran ini untuk membela

almamater sekolah dan agar dianggap hebat oleh sekolah lain. Dengan

demikian pergaulan para siswa yang rusak dimasyarakat sering kali

membuat perangai yang tidak baik, dan hipotesis penulis tepat.

I. Analisis Teoritis dan Temuan Lapangan

Dalam ilmu Sosiologi sesuatu yang dijadikan sebagai objek kajian

untuk memunculkan paradigma baru atau konsep tentang ilmu pengetahuan

adalah manusia dengan kehidupan-kehidupan sosialnya. Sosiologi merupakan

ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang

khusus. Artinya, Sosiologi mempelajari gejala sosial yang umum yang terjadi

pada setiap interaksi manusia.

Manusia sebagai bagian dari suatu masyarakat sudah pasti akan

melakukan hubungan interaksi sosial dengan manusia lainnya. Hubungan

interaksi sosial yang terjalin bisa terjadi antara individu dengan individu lain,

individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Interaksi yang

terjadi harus memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya

komunikasi sosial antara individu atau kelompok individu yang melakukan

interaksi.

Dalam melakukan interaksi sosial dengan masyarakat ada beberapa

bentuk-bentuk dalam interaksi sosial, yaitu proses-proses interaksi sosial yang

asosiatif dan proses-proses sosial yang disosiatif. Bentuk interaksi sosial yang

asosiatif adalah bentuk hubungan interaksi sosial yang mengarah pada

tercapainya suatu integrasi sosial atau satu kesatuan masyarakat. Proses-proses

yang asosiatif itu antara lain kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan koperasi.

Sedangkan bentuk interaksi sosial yang disosiatif yaitu bentuk interaksi sosial

yang mengarah pada tercapainya suatu disintegrasi sosial atau keadaan

bercera-berainya masyarakat, proses-proses interaksinya antara lain

persaingan (competition) dan pertentangan (conflict).

Salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif yaitu

pertentangan (conflict), konflik dapat diartinkan sebagai suatu bentuk proses

Page 89: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

78

sosial yang dilakukan dengan cara berusaha untuk menentang pihak lain

dengan mengahncurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik

merupakan gejala sosial yang tetap ada dalam masyarakat selama manusia

dalam suatu masyarakat itu masih hidup. Bagaimanapun keadaannya konflik

akan terjadi baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

Konflik sosial memiliki macam-macamnya, salah satunya adalah

konflik antarkelompok, yaitu konflik sosial yang terjadi antara kelompok yang

satu dengan kelompok yang lainnya. Seperti aksi tawuran yang terajdi di SMK

Bintang Nusantara merupakan suatu bentuk dari konflik antarkelompok.

Berdasarkan pada hasil wawancara penulis dengan Guru BK mengatakan

bahwa, aksi tawuran yang mereka lakukan berawal dari kontak sosial yang

negatif, mereka melakukan aksi saling ejek dan menjelek-jelekkan satu sama

lain sehingga memicu kemarahan mereka dan terjadilah aksi tawuran.

Mengarah pada teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf

Dahrendorf, bahwa masyarakat mempunyai dua wajah, yakni konflik

dan konsensus. Kita tidak mungkin mengalami konflik kalau sebelumnya

tidak ada konsensus.79

Artinya tidak mungkin seseorang terlibat dalam

konflik sosial kalau tidak pernah mengenal satu sama lain dan hidup bersama.

Dengan landasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik sosial

yang ada tidak akan terjadi kalau sebelumnya diantara pihak yang melakukan

konflik tidak saling kenal. Begitu juga dengan aksi tawuran yang terajdi di

SMK Bintang Nusantara, aksi ini tidak akan terajdi bila diantara mereka tidak

saling kenal satu sama lain dan bekerjasama untuk membela kelompok

mereka. Dengan adanya interaksi kemudian memunculkan permasalahan-

permasalahan dalam kehidupan sosial mereka, sehingga menyebabkan konflik

diantara mereka.

Dalam menjalankan aksi tawuran para siswa kerap kali membawa

benda-benda tajam seperti pisau belatih, gir motor, stick golf, hingga pedang

samurai, hal ini tentu saja dapat membahayakan nyawa mereka. Berdasarkan

pada hasil penelitian pada Tabel 17 melalui pernyataan angket “Membawa

79

Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern..., h. 77-78.

Page 90: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

79

benda-benda tajam seperti pisau belatih, stick golf, gir motor, dan

samurai saat melakukan aksi tawuran”, hampir setengahnya siswa

membawa benda-benda tajam tersebut saat menjalankan aksi tawuran. Hal ini

mengindikasikan bahwa setiap aksi tawuran yang terjadi siswa selalu

menggunakan kekerasan untuk membuat pihak lawan tidak berdaya.

Hal ini sesuai dengan teori konflik yang dikemukakan oleh

Jonathan Turner, bahwa konflik sebagai peristiwa-peristiwa yang

mengarah kepada interaksi yang disertai dengan kekerasan antara kedua

belah pihak.80

Berdasarkan pada teori ini, aksi tawuran yang dilakukan oleh

para siswa SMK Bintang Nusantara kerap kali memperlihatkan kekerasan

diantara kedua belah pihak. Kekerasan yang ada sering kali membuat mereka

mengalami luka-luka fisik ataupun berujung fatal dengan hilangnya nyawa

mereka.

Aksi tawuran yang dilakukan oleh para siswa menimbulkan berbagai

macam dampak-dampak negatif bagi siswa. Salah satunya adalah berdampak

pada prestasi belajar mereka di sekolah. Berdasarkan wawancara peneliti

dengan Guru BK, bahwa siswa yang melakukan aksi tawuran umumnya

adalah siswa yang sering bolos sekolah sehingga siswa tertinggal dalam mata

pelajaran dan memungkinkan prestasi belajarnya menurun.

Hal lain juga dapat dibuktikan melalui obeservasi penulis terhadap

tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar. Melalui observasi ini

penulis melihat hampir seluruhnya siswa yang suka tawuran tidak menyimak

pembelajaran dengan baik, mereka cenderung melakukan hal-hal yang tidak

baik seperti berbicara pada saat proses belajar, bermain-main dengan Hand

phonenya, dan lain sebagainya. Para siswa juga kurang aktif dalam proses

pembelajaran ketika ditanya oleh Guru mereka, sebagian dari mereka tidak

mampu untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Dengan demikian

konflik antarkelompok atau dalam hal ini adalah aksi tawuran yang mereka

lakukan berpengaruh terhadap prestasi belajar para siswa menjadi menurun.

80

Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern..., h. 81.

Page 91: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

80

Selain karena aksi tawuran yang mempengaruhi prestasi belajar

mereka, hal lain yang juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu

masalah perekonomian siswa dan kurangnya motivasi belajar siswa. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yaitu

faktor intern (dalam diri siswa) dan faktor ekstern (dari luar siswa). Faktor

intern seperti kesehatan, kecerdasan, cara belajar, bakat, minat, dan motivasi

siswa dalam belajar. Seperti halnya para siswa SMK Bintang Nusantara yang

suka tawuran minat dan motivasi belajar mereka kurang, sehingga prestasi

belajarnya pun tidak begitu baik.

Hal ini tentu saja menjadi perhatian para orang tua siswa dan Guru

untuk lebih memperhatikan perkembangan prestasi belajar para siswa.

Terutama para orang tua untuk selalu memperhatikan semua tingkah laku anak

mereka di rumah, di sekolah, dan dilingkungan masyarakat. Berdasarkan pada

hasil pernyataan angket yang penulis sebarkan pada Tabel 35 “Orang tua

memperhatikan perkembangan anda di sekolah”, menunjukkan hanya

sebagain kecil dari mereka yang mendapatkan perhatian orang tua mereka

dalam hal perkembangan mereka di sekolah. Hal ini tentu menjadi perhatian

khusus para orang tua agar lebih memperhatikan anak-anak mereka. Begitu

juga dengan pihak sekolah dan para Guru untuk selalu mendidik dan

membimbing para siswanya untuk selalu berakhlakul karimah dan berprestasi

dalam segala bidang akademik maupun non akademik.

Page 92: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan pembahasan

yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Konflik antarkelompok dalam hal ini adalah aksi tawuran yang

dilakukan oleh para siswa SMK Bintang Nusantara berpengaruh terhadap

prestasi belajar mereka disekolah, hal ini dikarenakan siswa yang melakukan

aksi tawuran adalah mereka yang cenderung malas untuk sekolah dan sering

membolos ketika proses pembelajaran tengah berlangsung. Dengan demikian

hal ini membuat para siswa tersebut tertinggal dalam mengikuti mata pelajaran

di kelas, sehingga memungkinkan prestasi belajar mereka menurun. Aksi

tawuran yang mereka lakukan juga tidak hanya berdampak bagi para siswa

saja, namun aksi tawuran ini juga berdampak bagi Guru dan Sekolah. Bagi

Guru aksi tawuran menganggu pelaksanaan proses belajar-mengajar di

sekolah, sehingga Guru merasa tidak nyaman berada di sekolah. Sedangkan

bagi pihak sekolah dampak dari aksi tawuran ini merusak nama baik sekolah

dimata masyarakat, sehingga memungkinkan minat masyarakat untuk

menyekolahkan anak mereka di sekolah ini menurun. Dengan demikian

konflik antarkelompok dalam hal ini adalah aksi tawuran yang dilakukan oleh

para siswa SMK Bintang Nusantara, menimbulkan berbagai dampak-dampak

buruk terutama berdampak pada prestasi belajar siswa yang semakin menurun.

81

Page 93: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

82

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis mencoba

memberikan saran-saran kepada pihak sekolah yang sekiranya berguna saran

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Bagi para Guru hendaknya selalu memperhatikan, mendidik dan

membimbing para siswa untuk selalu berperilaku baik, sopan, dan santun

oleh siapapun.

2) Bagi para Guru hendaknya menjadi sauri tauladan atau contoh yang baik

bagi para siswa agar siswa merasa dirinya berada pada jalan yang benar.

3) Bagi pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan para

siswa tentang agama dengan memberikan siraman rohani sebagai pedoman

siswa untuk selalu berakhlakul karima sesuai dengan ajaran agama Islam.

4) Bagi pihak sekolah hendaknya bekerjasama dengan wali murid dan

masyarakat sekitar lingkungan sekolah untuk mencegah aksi tawuran ini

kembali terajdi.

5) Bagi pihak sekolah hendaknya meningkatkan kemanan lingkungan

sekolah agar sekolah tidak terjamah oleh orang luar yang berniat buruk.

6) Bagi para Orang tua hendaknya memperhatikan perkembangan anak

mereka di sekolah, memantau seluruh kegiatan mereka didalam maupun

diluar sekolah, memotivasi anak agar selalu meningkatkan prestasi

belajarnya, serta memberikan semua kebutuhan untuk menunjang prestasi

belajar anak.

Page 94: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

83

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Desy, Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaTerbaru, (Surabaya: Amelia)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:PT.

Rineka Cipta, 1998)

Bachtiar, Wardi, Sosiologi Klasik, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2006)

Chandra, Robby, Konflik dalam hidup sehari-hari, (Yogyakarta:Kanisius, 1992)

Darsono, Max, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press

2001)

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zein, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2006)

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

PT. Rineka cipta, 2000)

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008)

Fauzi, Ahmad, Psikologi Umum ,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2004)

Hadi, Sutrisno, Statistik 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990)

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003)

http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-

penyelesaian-konflik/ senin, 18 Juli 2011, Pkl. 11.47 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/konflik, akses pada hari selasa, 26 April 2011.

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-

hasil.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2011

http://WWW.scrbd.com/doc/pengertian prestasi belajar, waktu akses hari selasa,

26 April’11.

Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan,

(Jakarta: Kizi Brother’s, 2006)

Kartono, Kartini, Patologi Sosial 2, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010)

Ketetapan MPR RI nomor II/MPR/1983, Tentang GBHN, (Jakarta :BP. Dharma)

Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007)

Page 95: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

84

Lubis, Mawardi, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)

Narwoko J, Dwi & Suyanto, Bagong, Sosiologi teks pengantar & terapan, (

Jakarta : Kencana, 2007)

Nasution, S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Raho, Bernard, Teori sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007)

Razak, Yusron, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Ciputat:Laboratorium Sosiologi

Agama, 2008)

Ritzer, Goerge & Goodman, Douglas J, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta :

Kencana, 2004)

Sabri, M.Alisuf, Psikologi Pendidikan (Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN

Fakultas Tarbiyah), ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996)

Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi , ( Jakarta: PT Bulan

Bintang, 2000)

Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003)

Soekanto, Soerjono, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2006)

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),

(Malang: PT Rineka Cipta, 1990)

Soeroso, Andreas, Sosiologi 2, (Jakarta: Quadra, 2008)

Sudjana, Nana, Dasar – dasar Proses Belajar mengajar, (Bandung: Balai

Pustaka, 1987)

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara)

Suprayogo, Imam & Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2001)

Susan, Novri, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer, (Jakarta : Kencana,

2009)

Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , (Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007)

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,

1976)

Page 96: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

85

Z, Zurinal dan Sayuti, Wahdi, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar

Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,

(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007)

Page 97: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Uji Validitas Instrumen Bukan Tes

Semua instrumen pengumpul data apapun bentuknya harus diujicobakan dahulu

sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Tujuan uji coba instrumen-instrumen seperti

angket/kuesioner tidak dimaksudkan untuk mengetahui validitas karena biasanya instrumen-

instrumen tersebut sudah disusun atas dasar kisi-kisi variabel, sehingga diharapkan sudah

memiliki validitas isi dan validitas konstruksi.

Pada instrumen dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ulangan yang dengan

mengguunakan variasi sebagai berikut :1

1. Variasi pertama, peneliti mengambil kurang lebih 15 subjek uuji coba yang diberi

angket sebanyak dua kali. Hasil jawaban pemberian pertama dan kedua disejajarkan

setiap butir untuk dilihat kecocokannya. Semakin tinggi kecocokan jawaban maka

reliabilitas angket semakin tinggi.

2. Variasi kedua, peneliti mengambil sejumlah subjek juga, lalu kepada mereka

diberikan angket. Beberapa saat kemudian peneliti menjumpai responden satu demi

satu untuk ditanya mengenai pertanyaan-pertanyaan yang sama seolah-olah

mengadakan pengecekan terhadap jawaban pertama. Dalam hal ini peneliti harus

dapat mencari cara sedemikian rupa sehingga responden tidak merasa bahwa

jawabannya sedang dicocokkan. Sama dengan cara pertama, hasil jawaban pertama

dan kedua dicocokakan. Semakin tinggi kecocokkan jawaban maka reliabilitas angket

semakin tinggi.

Dengan menggunakan kedua variasi di atas, penulis melakukan uji coba instrumen

terhadap angket/kuesioner yang dibuat. Hasilnya terdapat banyak kecocokkan jawaban dari

seluruh responden yang penulis jadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian

reliabilitas angket ini tinggi.

1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007)

Page 98: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Kisi – kisi Instrumen Pengaruh Konflik Antarkelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Variabel Penelitian

Dimensi Indikator Nomor Butir

Konflik

Pengalaman berkonflik

Konflik antarkelompok dalam bentuk

tawuran

- Pernah berkonflik.

- Melakukan aksi tawuran sebagai bentuk dari konflik antarkelompok.

- Seringnya melakukan konflik antarkelompok, dalam hal ini adalah tawuran.

- Sebab-sebab terjadinya aksi tawuran.

- Sebab keikusertaan dalam tawuran.

- Benda-benda yang digunakan dalam aksi tawuran.

- Waktu pelaksanaan tawuran.

- Lokasi-lokasi yang dijadikan sebagai tempat tawuran.

- Dampak-dampak yang ditimbulkan dari aksi tawuran.

1

2

3

4, 5

6, 7

8

9

10

11, 12, 13, 14, 15

Page 99: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Konflik

Antarkelompok terhadap

Prestasi Belajar Siswa

Peran dan perhatian Guru

sebagai pendidik

- Kehadiran siswa

dalam proses belajar.

- Ketekunan siswa dalam mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh Gurunya.

- Ketekunan siswa dalam membaca buku pelajaran.

- Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah.

- Prestasi belajar siswa.

- Minat siswa

terhadap belajar.

- Kepatuhan siswa dalam mendengarkan nasehat yang diberikan oleh Guru.

- Guru memberikan contoh sikap yang terpuji.

- Guru membimbing

siswanya untuk selalu berakhlak mulia.

16

17

18

19

20, 21

22

23

24

25

Page 100: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Peran serta Orang tua

- Peran orang tua

dalam memperhatikan perkembangan siswa.

- Peran serta orang tua dalam memantau semua kegiatan siswa.

- Peran serta orang tua dalam menunjang prestasi belajar siswa.

26

27

28, 29, 30

Page 101: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

ANGKET

PENGARUH KONFLIK ANTARKELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA

PEDOMAN PENGISIAN ANGKET :

1. Berdoalah sebelum mengisi form angket yang telah disediakan.

2. Perhatikan dan bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan yang ada didalam tabel.

3. Pilihlah jawaban dengan tanda (√) dari setiap pernyataan dengan jelas kejadian yang

sesungguhnya dan jawablah dengan jujur, melalui keterangan di bawah ini :

Selalu = Sl

Sering = Sr

Kadang - kadang = Kd

Tidak Pernah = Tp

4. Berdoalah setelah selesai mengisi pernyataan-pernyataan tabel di bawah ini.

5. Baca kembali PEDOMAN PENGISIAN ANGKET agar tidak keliru dalam memilih

jawaban.

IDENTITAS RESPONDEN

Jenis Kelamin :

No. Pertanyaan Jawaban

Sl Sr Kd Tp

1 Pernah melakukan konflik.

2 Salah satu jenis konflik sosial adalah konflik

antarkelompok, misalnya tawuran. Anda melakukan

atau ikut dalam aksi tawuran.

3 Seberapa sering ikut dalam aksi tawuran.

4 Salah satu penyebab aksi tawuran yaitu berawal dari

saling “ejek”.

5 Selain karena saling “ejek”, penyebab aksi tawuran

karena ada perbedaan kepentingan diantara kalian.

6 Ikut dalam aksi tawuran atas kemauan anda sendiri.

7 Ikut dalam aksi tawuran atas paksaan teman anda.

8 Membawa benda-benda tajam seperti pisau belatih,

stick golf, gir motor, hingga samurai saat melakukan

aksi tawuran.

9 Waktu melakukan aksi tawuran adalah setelah jam

pulang sekolah.

Page 102: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

10 Lokasi-lokasi yang digunakan sebagai tempat

melakukan aksi tawuran seperti di jalan raya,

lapangan, atau tempat tinggal warga.

11

Anda mengalami luka-luka dalam aksi tawuran

tersebut.

12 Ada teman anda yang hingga tewas akibat aksi

tawuran ini.

13 Akibat sering melakukan aksi tawuran, anda berubah

menjadi pribadi yang keras, kasar, dan susah diatur.

14 Mendapat hukuman/sanksi dari pihak sekolah.

15 Mendapat hukuman/sanksi dari Orang tua anda.

16 Rajin masuk ke sekolah.

17 Mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh

Guru anda.

18 Rajin membaca buku pelajaran di rumah dan di

sekolah.

19 Mematuhi semua tata tertib di sekolah.

20 Mendapatkan nilai yang baik di sekolah.

21 Berprestasi di sekolah.

22 Memperhatikan semua mata pelajaran yang

diterangkan oleh Guru.

23 Mendengarkan nasehat yang baik dari Guru anda.

24 Guru anda memberikan contoh sikap yang baik untuk

berperilaku.

25 Guru anda membimbing anda untuk berakhlak

terpuji.

26 Orang tua memperhatikan perkembangan anda di

sekolah.

27 Orang tua memantau kegiatan anda di sekolah dan di

luar sekolah.

28 Menceritakan masalah yang anda alami kepada orang

tua anda.

29 Orang tua memberikan nasehat agar anda menjadi

siswa yang berprestasi.

30 Orang tua anda memberikan semua kebutuhan untuk

menunjang prestasi anda di sekolah.

Page 103: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU BK

SMK BINTANG NUSANTARA

PONDOK AREN – TANGERANG SELATAN

1. Apa pengertian konflik menurut Ibu?

2. Salah satu bentuk konflik adalah konflik antarkelompok, misalnya aksi

tawuran bagaimana pendapat Ibu tentang aksi ini?

3. Apa penyebab aksi tawuran yang terjadi di sekolah ini?

4. Siapa-siapa saja yang ikut dalam aksi tawuran ini? Apakah siswa yang baik

pun ikut dalam aksi ini.

5. Apa saja dampak-dampak yang ditimbulkan dari aksi tawuran ini?

Bagaimana dampaknya bagi siswa, Guru, dan sekolah?

6. Bagaimana cara Ibu sebagai Guru BK untuk menyelesaikan masalah ini?

7. Bagaimana peran Guru dan pihak sekolah mengantsipasi agar masalah ini

tidak terulang kembali?

8. Bagaimana peran orang tua siswa untuk mengatasi masalah ini?

9. Apakah Guru dan wali murid bekerja sama untuk menyelesaikan masalah

ini?

10. Hukuman atau sanksi apa yang Ibu atau pihak sekolah berikan kepada siswa

yang melakukan aksi tawuran ini?

11. Bagaimana perilaku para siswa yang melakukan aksi tawuran setiap harinya

di sekolah dan di luar sekolah?

12. Apakah ada pengaruh siswa yang melakukan aksi tawuran ini terhadap

prestasi belajarnya?

13. Bagaimana daftar kehadiran siswa di sekolah yang suka melakukan aksi

tawuran ini ?

14. Bagaimana prestasi belajar mereka di sekolah?

15. Selain karena aksi tawuran apa yang mempengaruhi prestasi belajar

mereka?

Page 104: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Lembar Observasi Sikap Siswa Selama Mengikuti Proses Belajar

SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangsel

Kelas X TKJ

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

1. Achmad Mawarid Daulah Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

2. Alfiansyah Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

3. Anas Syarifudin Hidayat Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

4. Andri Setiawan Alamsyah Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

Page 105: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

5. Andriansyah Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

6. Daril Henmas Perdana Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

7. Deni Firmansyah Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

8. Deni saputra Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

9. Farizal Rio Pratama Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

Page 106: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

10. Firda Rahmawan Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

11. Hardi Saputra Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

12. Indra Kurnia Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

13. M. Dede Khoirudin Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

14. Muhajir Agil Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

Page 107: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

15. Mukhamad Nurmansyah Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

16. Rahmat Rivaldi Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

17. Rusli Gusnandar Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

18. Wahyu Amijaya Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

19. Zenia Purnama Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

Page 108: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

No. Nama Siswa Indikator Ya Tidak

20. Afneri Panko Siswa menyiapkan buku catatan dan alat tulis. Siswa menyimak penjelasan Guru dengan baik. Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan. Siswa aktif bertanya.

Pondok Aren, 01 Juni 2011

Raga Wiranata

Page 109: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BK SMK BINTANG NUSANTARA

PONDOK AREN TANGERANG SELATAN TENTANG PENGARUH KONFLIK

ANTARKELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Berita Acara

Wawancara dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Rabu, 20 Juli 2011

Waktu : Pkl. 13.00 WIB s/d selesai

Tempat : Sekolah SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangsel

Interviewee : Nita Erlypranawati, S.psi

1. Apa pengertian konflik menurut Ibu? Jawab : Konflik yaitu suatu pertentangan yang diakibatkan oleh perbedaan

pendapat antara satu orang atau kelompok orang dengan kelompok yang lainnya.

2. Salah satu bentuk konflik adalah konflik antarkelompok, misalnya aksi

tawuran bagaimana pendapat Ibu tentang aksi ini? Jawab : Aksi tawuran sangat merugikan baik untuk siswa itu sendiri, keluarga,

sekolah, maupun lingkungan sekitar dimana aksi tawuran tersebut terjadi.

3. Apa penyebab aksi tawuran yang terjadi di sekolah ini? Jawab : Aksi tawuran yang terjadi di SMK Bintang Nusantara dikarenakan

karena aksi saling mengejek antar siswa dengan sekolah lain, misalnya dengan

sekolah Bina bangsa/ Arif rahman hakim.

4. Siapa-siapa saja yang ikut dalam aksi tawuran ini? Apakah siswa yang baik

pun ikut dalam aksi ini.

Jawab : Siswa yang ikut dalam aksi tawuran biasanya siswa yang sering bolos

sekolah, prestasi belajarnyapun kurang. Ada satu orang siswa yang baik yang ikut-

ikutan karena untuk membela temannya.

5. Apa saja dampak-dampak yang ditimbulkan dari aksi tawuran ini?

Bagaimana dampaknya bagi siswa, Guru, dan sekolah?

Jawab :

Bagi siswa: siswa menerima skorsing dan ada pula yang dikeluarkan yang jelas

siswa menjadi tertinggal dalam pelajarannya di sekolah (Dampak negatif). Siswa

Page 110: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

dapat belajar lebih berhati-hati dalam memilih teman untuk lingkungan

pergaulannya (Dampak positif).

Bagi Guru: guru menjadi terganggu dalam mengajar karena guru berusaha untuk

melerai aksi tawuran dan Guru merasa tidak nyaman berada di sekolah.

Bagi sekolah : merusak nama baik sekolah dan dapat menurunkan jumlah siswa

yang bersekolah di SMK Bintang Nusantara, karena mungkin saja masyarakat

tidak mau memasukan anak-anak mereka ke sekolah ini.

6. Bagaimana cara Ibu sebagai Guru BK untuk menyelesaikan masalah ini?

Jawab :

- Memanggil siswa dan menanyakan latar belakang terjadinya aksi tawuran

serta memberikan pengarahan. - Memanggil orang tua siswa. - Membuat keputusan untuk siswa apakah diberikan hukuman/sanksi, skorsing,

atau dikeluarkan dari sekolah.

7. Bagaimana Upaya-upaya Guru dan pihak sekolah untuk mengatasi masalah

aksi tawuran ini agar tidak terjadi lagi?

Jawab :

- Berkerjasama antara Guru dan siswa untuk menyelesaikan permasalahan di

sekolah. - Masing-masing sekolah memberikan tindakan preventif dengan memberikan

arahan mengenai dampak tawuran.

- Memberi peringatan keras dari pihak sekolah bahwa siswa yang terlibat

tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. - Membuat komitmen antara siswa dengan sekolah bahwa, tugas siswa di

sekolah adalah belajar.

- Bekerjasama dengan lingkungan sekitar apabila ada siswa yang kurang baik

tingkah lakunya agar melapor pada pihak sekolah.

8. Bagaimana peran orang tua siswa untuk mengatasi masalah ini?

Jawab: Orang tua berperan untuk memberikan arahan serta motivasi kepada

siswa agar tidak terlibat dalam aksi tawuran.

9. Apakah Guru dan wali murid bekerja sama untuk menyelesaikan masalah

ini? Jawab : Ya, Guru dan wali murid bekerjasama untuk menyelesaikan masalah

tawuran ini. Karena bagaimanapun siswa adalah tanggung jawab kami sebagai

pendidik dan orang tua.

10. Hukuman atau sanksi apa yang Ibu atau pihak sekolah berikan kepada siswa

yang melakukan aksi tawuran ini?

Page 111: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Jawab : Untuk siswa yang menjadi provokator dan siswa yang bertindak

anarkis/yang membahayakan akan dikeluarkan dari sekolah. sedangkan siswa

yang hanya ikut-ikutan dalam aksi tawuran akan diberikan skorsing selama kurang

lebih 1 bulan, dan selama 2 x dalam seminggu mendapat tugas serta arahan dari

Guru BK dan Guru bidang study.

11. Bagaimana perilaku para siswa yang melakukan aksi tawuran setiap harinya

di sekolah dan di luar sekolah? Jawab : Disekolah mereka sering keluar kelas ketika pelajaran berlangsung,

malas, terkadang merokok disekolah, melawan kepada Guru, sering membolos,

diluar sekolah merokok dan bergaul dengan orang yang tidak baik.

12. Apakah ada pengaruh siswa yang melakukan aksi tawuran ini terhadap

prestasi belajarnya? Jawab : Ada, prestasi belajar mereka tambah menurun karena mereka tertinggal

dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

13. Bagaimana daftar kehadiran siswa di sekolah yang suka melakukan aksi

tawuran ini ?

Jawab : Mereka jarang sekolah sedangkan siswa yang hanya ikut-ikutan dalam

aksi tawuran rajin sekolah.

14. Bagaimana prestasi belajar mereka di sekolah?

Jawab : Prestasi belajarnya kurang baik. Karena mereka tertinggal dalam mata

pelajaran di sekolah.

15. Selain karena aksi tawuran apa yang mempengaruhi prestasi belajar

mereka? Jawab : Masalah ekonomi keluarga, tidak memiliki buku penunjang, dan

kurangnya motivasi belajar siswa.

Page 112: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

TEKNIK PENGOLAHAN DATA PADA ANGKET TENTANG PENGARUH

KONFLIK ANTARKELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI

SMK BINTANG NUSANTARA PONDOK AREN TANGERANG SELATAN

Teknik pengolahan data dengan menggunakan rumus sbb :

P = F X 100%

N

Keterangan :

P = Angka persentase

F = Frekuensi yang dicari

N = Number of cases ((jumlah frekuensi/banyaknya individu)

1. Pada Tabel 8 untuk pernyataan

“Pernah melakukan konflik”, hasil

jawabannya adalah yang menjawab

:

Selalu = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus :

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Sering = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8X 100%

20

= 40%

Kadang-kadang = 11

Diketahui:

N = 20

F = 11

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 11 X 100%

20

= 55%

Tidak pernah = 0, sehingga

didapatkan nilai 0%

Page 113: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

2. Pada Tabel 9, untuk pernyataan

“Salah satu jenis konflik sosial

adalah konflik antarkelompok,

misalnya aksi tawuran. Anda ikut

dalam aksi tawura”

Jawaban :

Selalu = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Sering = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Kadang-kadang = 13

Diketahui:

N = 20

F = 13

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 13X 100%

20

= 65%

Tidak pernah = 0, sehingga

didapatkan nilai 0%

3. Pada Tabel 10, untuk penyataan

“Seberapa sering ikut dalam aksi

tawuran”.

Jawab :

Selalu = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Sering = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Kadang-kadang = 14

Diketahui:

N = 20

F = 14

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

Page 114: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

N

P = 14 X 100%

20

= 70%

Tidak pernah = 0, sehingga

didapatkan hasil 0%

4. Pada Tabel 11, untuk pernyataan

“Salah satu penyebab aksi tawuran

berawal dari saling ejek”. Jawab :

Selalu = 10

Diketahui:

N = 20

F = 10

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 10 X 100%

20

= 50%

Sering = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Kadang-kadang = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Tidak pernah = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

5. Pada Tabel 12, untuk pernyataan

“selain karena saling ejek,

penyebab aksi tawuran karena ada

perbedaan kepentingan diantara

kalian”. Jawab :

Selalu = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

Sering = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

Page 115: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Kadang-kadang = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Tidak pernah = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8X 100%

20

= 40%

6. Pada Tabel 13, untuk pernyataan

“ikut dalam aksi tawuran atas

kemauan sendiri”. Jawab :

Selalu = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Sering = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Kadang-kadang = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Tidak pernah = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 35%

Page 116: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

7. Pada Tabel 14, untuk pernyataan

“ikut dalam aksi tawuran karena

paksaan teman”. Jawab :

Selalu = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Sering = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Kadang-kadang = 10

Diketahui:

N = 20

F = 10

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 10 X 100%

20

= 50%

Tidak pernah = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

8. Pada Tabel 15, untuk pernyataan

“membawa benda-benda tajam

seperti pisau belatih, stick golf, gir

motor, dan samurai saat melakukan

aksi tawuran”. Jawab :

Selalu = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8X 100%

20

= 40%

Sering = 0, sehingga didapatkan

hasil 0%

Kadang-kadang = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

Page 117: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

= 20%

Tidak pernah = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8X 100%

20

= 40%

9. Pada Tabel 16, untuk pernyataan

“waktu melakukan aksi tawuran

setelah jam pulang sekolah”. Jawab

:

Selalu = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Sering = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Kadang-kadang = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Tidak pernah = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

10. Pada Tabel 17, untuk pernyataan

“lokasi-lokasi yang digunakan

sebagai tempat melakukan aksi

tawuran seperti di jalan raya,

lapangan, atau area tempat tinggal

warga”. Jawab :

Selalu = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

Page 118: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

20

= 35%

Sering = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 35%

Kadang-kadang = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

Tidak pernah = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

11. Pada Tabel 18, untuk pernyataan

“anda mengalami luka-luka dalam

aksi tawuran”. Jawab :

Selalu = 0, sehingga didapatkan

hasil 0%.

Sering = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Kadang-kadang = 11

Diketahui:

N = 20

F = 11

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 11 X 100%

20

= 55%

Tidak pernah = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8X 100%

20

Page 119: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

= 40%

12. Pada Tabel 19, untuk pernyataan

“ada teman anda yang tewas akibat

aksi tawuran”. Jawab :

Selalu = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Sering = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Kadang-kadang = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Tidak pernah = 17

Diketahui:

N = 20

F = 17

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 17 X 100%

20

= 85%

13. Pada Tabel 20, untuk pernyataan

“akibat sering melakukan aksi

tawuran sikap anda berubah

menjadi pribadi yang keras, kasar,

dan susah diatur”. Jawab :

Selalu = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

Sering = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

Page 120: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

= 15%

Kadang-kadang = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

Tidak pernah = 13

Diketahui:

N = 20

F = 13

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 13 X 100%

20

= 65%

14. Pada Tabel 21, untuk pernyataan

“mendapat hukuman atau sanksi

dari pihak sekolah”. Jawab :

Selalu = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

Sering = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 35%

Kadang-kadang = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 45%

Tidak pernah = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

Page 121: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

15. Pada Tabel 22, untuk pernyataan

“mendapat hukuman atau sanksi

dari orang tua”. Jawab :

Selalu = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Sering = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Kadang-kadang = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Tidak pernah = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8 X 100%

20

= 40%

16. Pada Tabel 23, untuk pernyataan

“rajin masuk sekolah”. Jawab :

Selalu = 13

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 13 X 100%

20

= 65%

Sering = 0, sehingga didapatkan

hasil 0%

Kadang-kadang = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Tidak pernah = 2

Page 122: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

17. Pada Tabel 24, untuk pernyataan

“mengerjakan semua tugas-tugas

yang diberikan oleh Guru”. Jawab :

Selalu = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Sering = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Kadang-kadang = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8 X 100%

20

= 40%

Tidak pernah = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

18. Pada Tabel 25, untuk pernyataan

“rajin membaca buku pelajaran

disekolah dan dirumah”. Jawab :

Selalu = 0, sehingga didapatkan

hasil 0%.

Sering = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Kadang-kadang = 14

Page 123: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Diketahui:

N = 20

F = 14

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 14 X 100%

20

= 70%

Tidak pernah = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

19. Pada Tabel 26, untuk pernyataan

“mematuhi semua tata tertib

sekolah”. Jawab :

Selalu = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 35%

Sering = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

Kadang-kadang = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 35%

Tidak pernah = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

20. Pada Tabel 27, untuk pernyataan

“mendapat nilai yang baik

disekolah”. Jawab :

Selalu = 3

Diketahui:

N = 20

Page 124: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Sering = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Kadang-kadang = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 35%

Tidak pernah = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

21. Pada Tabel 28, untuk pernyataan

“berprestasi disekolah”. Jawab :

Selalu = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Sering = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

Kadang-kadang = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

Page 125: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

P = 6 X 100%

20

= 30%

Tidak pernah = 9

Diketahui:

N = 20

F = 9

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 9 X 100%

20

= 45%

22. Pada Tabel 29, untuk pernyataan

“memperhatikan semua mata

pelajaran yang diterangkan oleh

Guru”. Jawab :

Selalu = 8

Diketahui:

N = 20

F = 8

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 8 X 100%

20

= 40%

Sering = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

Kadang-kadang = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Tidak pernah = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

23. Pada tabel 30, untuk pernyataan

“mendengarkan nasehat yang baik

dari Guru anda”. Jawab :

Selalu = 10

Diketahui:

N = 20

F = 10

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 10 X 100%

Page 126: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

20

= 50%

Sering = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

Kadang-kadang = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Tidak pernah = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

24. Pada Tabel 31, untuk pernyataan

“Guru anda memberikan contoh

sikap yang baik dalam

berperilaku”. Jawab :

Selalu = 15

Diketahui:

N = 20

F = 15

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 15 X 100%

20

= 75%

Sering = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Kadang-kadang = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Page 127: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Tidak pernah = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

25. Pada Tabel 32, untuk pernyataan

“guru anda membimbing anda

untuk berakhlak terpuji”. Jawab :

Selalu = 13

Diketahui:

N = 20

F = 13

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 13 X 100%

20

= 65%

Sering = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

Kadang-kadang = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Tidak pernah = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

26. Pada Tabel 33, untuk pernyataan

“orang tua memperhatikan

perkembangan anda disekolah”.

Jawab :

Selalu = 7

Diketahui:

N = 20

F = 7

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 7 X 100%

20

= 35%

Sering = 5

Page 128: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Kadang-kadang = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Tidak pernah = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

27. Pada Tabel 34, untuk pernyataan

“orang tua memantau semua

kegiatan anda disekolah dan di luar

sekolah”. Jawab :

Selalu = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

Sering = 4

Diketahui:

N = 20

F = 4

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 4 X 100%

20

= 20%

Kadang-kadang = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Tidak pernah = 5

Diketahui:

N = 20

F = 5

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

Page 129: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

P = F X 100%

N

P = 5 X 100%

20

= 25%

28. Pada Tabel 35, untuk pernyataan

“menceritakan masalah yang anda

alami kepada orang tua”. Jawab :

Selalu = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Sering = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

Kadang-kadang = 10

Diketahui:

N = 20

F = 10

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 10 X 100%

20

= 50%

Tidak pernah = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

29. Pada Tabel 36, untuk pernyataan

“orang tua memberikan nasehat

agar anda menjadi siswa yang

berprestasi”. Jawab :

Selalu = 10

Diketahui:

N = 20

F = 10

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 10 X 100%

20

= 50%

Sering = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

Page 130: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Kadang-kadang = 3

Diketahui:

N = 20

F = 3

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 3 X 100%

20

= 15%

Tidak pernah = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 1 X 100%

20

= 5%

30. Pada Tabel 37, untuk pernyataan

“orang tua anda memberikan

semua kebutuhan untuk menunjang

prestasi anda disekolah”. Jawab :

Selalu= 11

Diketahui:

N = 20

F = 11

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 11 X 100%

20

= 55%

Sering = 2

Diketahui:

N = 20

F = 2

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 2 X 100%

20

= 10%

Kadang-kadang = 6

Diketahui:

N = 20

F = 6

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

P = 6 X 100%

20

= 30%

Tidak pernah = 1

Diketahui:

N = 20

F = 1

Sehingga dapat dihitung dg rumus

:

P = F X 100%

N

Page 131: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

P = 1 X 100%

20

= 5%

Page 132: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan
Page 133: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan
Page 134: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

UJI REFERENSI

Nama : Raga Wiranata

NIM : 107015001013

Prodi/Semester : Pendidikan IPS/VIII

Judul Skripsi : “Pengaruh Konflik Antarkelompok terhadap Prestasi Belajar Siswa di

SMK Bintang Nusantara Pondok Aren Tangerang Selatan”.

No. Referensi Paraf Pembimbing

BAB I

1. Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), h. 55

2. J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi teks pengantar &

terapan, ( Jakarta : Kencana, 2007), h. 55.

3. J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi teks pengantar &

terapan..., h. 98

4. Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar,

(Ciputat:Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), Cet. 1, h. 206.

5. Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar..., h.206.

6. Kartini Kartono, Patologi Sosial 2, (Jakarta:Rajawali Pers,

2010), h. 6.

7. Andreas Soeroso, Sosiologi 2, (Jakarta: Quadra, 2008)

8. Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer, (Jakarta

: Kencana, 2009), h. 27

9. Novri Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik

Kontemporer..., h. 47.

10. Novri Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik

Kontemporer..., h. 47.

11. Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka

Page 135: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Pelajar, 2008), h. 8.

12. Ketetapan MPR RI nomor II/MPR/1983, Tentang GBHN,

(Jakarta :BP. Dharma).

13. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara), h. 41

BAB II

14. Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaTerbaru,

(Surabaya: Amelia), h. 318

15. Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer..., h. 4.

16. http://id.wikipedia.org/wiki/konflik, akses pada hari selasa, 26

April 2011.

17. Andreas Soeroso, Sosiologi 2 ,(Jakarta: Quadra, 2008)

18. Robby I. Chandra, Konflik dalam hidup sehari-hari,

(Yogyakarta:Kanisius, 1992)cet. 6, h. 20

19. Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer..., h. 5

20. http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-

konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/ senin, 18 Juli 2011,

Pkl. 11.47 WIB.

21. Andreas Soeroso, Sosiologi 2, (Jakarta: Quadra, 2008)

22. Goerge Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern,

(Jakarta : Kencana, 2004), h. 159

23. Andreas Soeroso, Sosiologi 2 ,(Jakarta: Quadra, 2008), h. 35

24. Andreas Soeroso, Sosiologi 2..., h.37

25. Andreas Soeroso, Sosiologi 2, (Jakarta: Quadra, 2008), h. 45

26. Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar,

(Ciputat:Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), Cet. 1, h.40

27. Bernard Raho, Teori sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), Cet. 1, h. 71.

28. Goerge Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern...,

h. 153

29. Warddi Bachtiar, Sosiologi Klasik, (Bandung:PT. Remaja

Page 136: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Rosdakarya, 2006), Cet. 1, h. 107.

30. Bernard Raho, Teori sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), Cet. 1, h.73

31. Novri Susan, Sosiologi Konflik dan isu-isu Kontemporer..., h. 32

32. Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar,

(Ciputat:Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), Cet. 1, h.40

33. Bernard Raho, Teori sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), Cet. 1, h. 74

34. Goerge Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern...,

h. 153

35. Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h.77-78

36. George Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern..., h. 154

37. Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 81.

38. Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 82.

39. Bernard Raho, Teori sosiologi Modern..., h. 82.

40. http://WWW.scrbd.com/doc/pengertian prestasi belajar, waktu

akses hari selasa, 26 April 2011

41. W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka, 1976), h.965.

42. Ahmad fauzi, Psikologi Umum ,(Bandung: CV Pustaka Setia,

2004), cet.ke-2, h. 44

43. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak Didik dalam Interaksi

Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 2000), h.13

44. Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), h.

2.

45. Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP

Semarang Press 2001), h. 23

46. Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan

Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1, h.76

47. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar

Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 10.

48. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2003), cet. 2, h. 27.

49. Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan

Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), cet. 1, h. 117

50. S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi

Page 137: Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF filePENGARUH KONFLIK ANTAR KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ... pedoman wawancara, ... telah bersedia meluangkan

Aksara, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 35

51. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi , (

Jakarta: PT Bulan Bintang, 2000), cet. 8, h.45

52. M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Berdasarkan Kurikulum

Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah), ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1996), cet. 2, h. 54

53. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja

Pemimpin Pendidikan), (Malang: PT Rineka Cipta, 1990), cet. 3,

h. 99.

54. Nana Sudjana, Dasar – dasar Proses Belajar mengajar,

(Bandung: Balai Pustaka, 1987), h.28

55. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 2008), h. 15

56. Kunandar, Guru Profesional…, h. 302

57. Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik , (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), cet.

1, h. 26

58. Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar..., h.81

59. http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-hasil.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2011.

60. Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar,...h. 55

61. J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi teks pengantar

dan terapan,...h. 57.

BAB III

62. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek,...h. 97

63. Sutrisno Hadi, Statistik 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 97.

64. Imam Suprayogo & Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-

Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 172

65. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1998), cet.11, h. 117.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA

194701141965101001