8
TUGAS MID SEMESTER FILSAFAT NAMA : Dianita Asyraf Suaib NIM : 12 777 037 Pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan filsafat, sains, dan filsafat sains. Jelaskan perbedaannya masing-masing. 2. Jelaskan 3 bentuk teori kebenaran. Berikan contoh masing-masing dari tiga teori tersebut, dan anda lebih menyukai yang mana? Berikan argumentasi anda. 3. Mengapa para ilmuan mengharuskan adanya logika deductif dan inductif. Jelaskan argumentasi anda dan berikan contohnya. 4. Apa yang dimaksud ontologi. Jelaskan tiga pandangan ontologi disertai dengan contohnya masing-masing. Jawaban : 1. Filsafat ialah pengetahuan tentang asas-asas pikiran dan perilaku dan merupakan ilmu untuk mencari kebenaran dan prinsip-prinsip dengan menggunakan kekuatan akal, pandangan hidup (yang dimiliki oleh setiap orang), ajaran hukum dan perilaku serta kata-kata arif yang bersifat didaktis (mengandung pendidikan). Sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Adapun menurut Darmojo, 1992 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu

DianitaAS Filsafat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DianitaAS Filsafat

TUGAS MID SEMESTER FILSAFAT

NAMA : Dianita Asyraf Suaib

NIM : 12 777 037

Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat, sains, dan filsafat sains. Jelaskan perbedaannya masing-masing.

2. Jelaskan 3 bentuk teori kebenaran. Berikan contoh masing-masing dari tiga teori tersebut, dan anda lebih menyukai yang mana? Berikan argumentasi anda.

3. Mengapa para ilmuan mengharuskan adanya logika deductif dan inductif. Jelaskan argumentasi anda dan berikan contohnya.

4. Apa yang dimaksud ontologi. Jelaskan tiga pandangan ontologi disertai dengan contohnya masing-masing.

Jawaban :

1. Filsafat ialah pengetahuan tentang asas-asas pikiran dan perilaku dan merupakan ilmu untuk mencari kebenaran dan prinsip-prinsip dengan menggunakan kekuatan akal, pandangan hidup (yang dimiliki oleh setiap orang), ajaran hukum dan perilaku serta kata-kata arif yang bersifat didaktis (mengandung pendidikan).

Sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Adapun menurut Darmojo, 1992 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu Nash, 1993 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Sains itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara sains mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Sains pada prinsipnya merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang

Page 2: DianitaAS Filsafat

biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survey, studi kasus dan lain-lain).

Filsafat Sains adalah bidang sains yang mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari sains, yang termasuk didalamnya antara lain sains alam dan sains social.Untuk memahami arti dan makna filsafat sains, maka dibawah ini dikemukakan pendapat menurut para ahli :

Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat sains dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat sains jelas bukan suatu kemandirian cabang sains dari praktek ilmiah secara actual.

Lewis White Beck “Philosophy of science question and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat sains membahas dan mengevaluasi meted-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya iliah sebagai suatu keseluruhan).

Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e.of scientific methods” (Filsafat sains merupakan penelahaan tetang logika interen dan teoriteori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tetang metode ilmiah).

Terdapat perbedaan yang hakiki antara filsafat dan sains, diantaranya:

- Sains bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya. Filsafat bersifat synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena keseluruhan mempunyai sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya.

- Sains bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menentukan fakta-fakta, netral dalam arti tidak memihak pada etik tertentu.Filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu melainkan membantu manusia untuk mengambil putusan-putusan tentang tujuan, nilai-nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak netral karena, faktor subjektif memegang peranan yang penting dalam filsafat.

Page 3: DianitaAS Filsafat

- Sains mengawali kerjanya dengan bertolak dan suatu asumsi yang tidak perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa merenungkan kembali asumsi-asumsi yang telah ada untuk diuji ulang kebenarannya. Jadi, filsafat dapat meragukan setiap asumsi yang ada, dimana oleh sains telah diakui kebenarannya.

- Sains menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas. Verfikasi terhadap teori dilakukan dengan cara menguji dalam praktek berdasarkan metode sains yang empiris.Selain menggunakan teori, filsafat dapat juga menggunakan hasil sains, dilakukan dengan menggunakan akal pikiran yang didasarkan pada pengalaman insane

2. 1.) Teori Kebenaran Korespondensi

Menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselarasan dengan realitas yang serasi dengan situasi aktual. Contoh : Seseorang mengatakan bahwa ibukota Sulawesi-Tengah adalah Palu.Pernyataan itu benar karena sesuai dengan kenyataan atau realita yang ada. Tidak mungkin ibukota SulawesiTengah adalah Makassar.Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespodensi ini. Teori kebenaran menurut corespondensi ini sudah ada di dalam masyarakat sehingga pendidikan moral bagi anak-anak ialah pemahaman atas pengertian-pengertian moral yang telah merupakan kebenaran itu. Apa yang diajarkanoleh nilai-nilai moral ini haruss diartikan sebagai dasar bagi tindakan-tindakan anak di dalam tingah lakunya

2.) Teori Kebenaran Koherensi

Teori ini disebut juga dengan konsistensi, karena mendasarkan diri pada kriteria konsistensi suatu argumentasi. Makin konsisten suatu ide atau pernyataan yang dikemukakan beberapa subjek maka semakin benarlah ide atau pernyataan tersebut. Paham koherensi tentang kebenaran biasanya dianut oleh para pendukung idealisme, seperti filusuf Britania F. H. Bradley (1846-1924).

Teori ini menyatakan bahwa suatu proposisi (pernyataan suatu pengetahuan, pendapat kejadian, atau informasi) akan diakui sahih atau

Page 4: DianitaAS Filsafat

dianggap benar apabila memiliki hubungan dengan gagasan-gagasan dari proporsi sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logis sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan logika. Sederhannya, pernyataan itu dianggap benar jika sesuai (koheren/konsisten) dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contohnya:Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran universitas Alkhairaat mengikuti perkuliahan filsafat ilmu. Faraihun adalah mahasiswa kedokteran , Fakultas kedokteran Unisa. Jadi, Faraihun harus mengikuti kegiatan perkuliahan Filsafat ilmu.

3.) Teori Kebenaran Performatik

Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin masyarakat, dan sebagainya. Kebenaran performatif dapat membawa kepada kehidupan sosial yang rukun, kehidupan beragama yang tertib, adat yang stabil dan sebagainya. Namun, dismping itu juga masyarakat yang mengikuti kebenaran performatif tidak terbiasa berpikir kritis dan rasional. Mereka kurang inisiatif dan inovatif, karena terbiasa mengikuti kebenaran dari pemegang otoritas.Contoh: mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian umatmuslim di Indonesia mengikuti fatwa atau keputusan MUI atau pemerintah, sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama tertentu atau organisasi tertentu.

Menurut saya, dari ketiga teori kebenaran diatas yang paling baik adalah teori kebenaran Koherensi karena teori ini menyatakan bahwa suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan pernyataan-pernyataan lain yang benar dan pernyataan tersebut dilaksanakan atas pertimbangan yang konsisten yang telah diterima kebenarannya.

3. Logika Deduktif adalah system penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berrdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian yang diturunkan daari pangkal pikiran yang jernih atau sehat. Logika Induktif adalah system penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.

Page 5: DianitaAS Filsafat

Penalaran Deduktif- Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar- Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implicit, dalam premis.

Penalaran Induktif- Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.- Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.Mengapa ilmuan mengharuskan adanya logika deduktif dan logika induktif, menurut saya karena antara logika atau pemikiran deduktif dan induktif saling mendukung dan keduanya diperlukan untuk perkembangan ilmu. Ada saat dimana suatu masalah mesti dipecahkan atau ditelaah secara deduktif dan ada juga saat dimana masalah itu mesti dipecahkan secara induktif.

4. Ontologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang hakikat yang ada dimana hakikat disini ialah keadaan yang sebenarnya baik yang berbentuk jasmani (konkrit) maupun yang rohani (abstrack). Adapun pandangan ontology, yaitu :1. Pandangan ontology Monoisme

Paham ini menganggap bahwa hakikat yang berasal dari kenyataan adalah hanya satu, tidak mungkin ada dua.

2. Pandangan ontology DualismeDualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu Epistemolog dan Epistemo. Menurut aliran Epistem materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat.Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Aliran Epistem berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.

3. Aliran AgnostisismeAgnostisisme adalah paham yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu dibalik kenyataannya. Manusia tidak mungkinmengetahui hakikat batu, air, api dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manuisa sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat tentang sesuatu yang ada, baik oleh inderanya maupun oleh pikirannya.Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengakui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat rohani.