Upload
pagrina
View
1.482
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 LATAR BELAKANG
Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak.
Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang
disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga
dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindroma malabsorbsi. Diare karena
virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus
diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama
kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan
akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan
sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa.1
1.2 DEFINISI
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI
sering frekuensi buang air air besarnya lebih dari 3-4 kali per hari, keadaan ini
tidak dapat disebut diare, tapi masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat
badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan
intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran
cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara ekslusif definisi diare yang praktis
adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair
yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-kadang pada
seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari, tetapi konsistensinya cair,
keadaan ini sudah dapat disebut diare.1
1.3 KLASSIFIKASI DIARE
Menurut lamanya, diare dibagi menjadi tiga, yaitu1 :
1. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari
1
2. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-
infeksi
3. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
infeksi
Menurut derajat dehidrasi nya, diare akut dapat dibagi menjadi2:
1. Diare akut Dehidrasi berat
2. Diare akut Dehidrasi ringan-sedang
3. Diare akut tanpa Dehidrasi
1.4 ETIOLOGI
Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis
mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi. Penyebab
infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan
parasit. Beberapa penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada
manusia adalah sebagai berikut1 :
Golongan bakteri:
1. Aeromonas
2. Bacillus Cereus
3. Campylobacter jejuni
4. Clostridium perfringens
5. Clostridium defficile
6. Eschericia coli
7. Plesiomonas shigeloides
8. Salmonella
9. Shigella
10. Staphylococcus aereus
11. Vibrio cholera
12. Vibrioparahaemolyticus
13. Yersinia enterocolitica
Golongan virus:
1. Astrovirus
2. Calcivirus (Norovirus,
Sapovirus)
3. Enteric adenovirus
4. Coronavirus
5. Rotavirus
6. Norwalk virus
7. Herpes simplex virus
8. Cytomegalovirus
Golongan Parasit :
2
1. Balantidium coli
2. Blastocystis homonis
3. Cryptosporidium parvum
4. Entamoeba histolytica
5. Giardia lamblia
6. Isospora belli
7. Strongyloides stercoralis
8. Trichuris trichiura
1.5 EPIDEMIOLOGI
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang
termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan
kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak
6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian
tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di
dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdes 2007
diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak
yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab
kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.1
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui
makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
tangan dengan penderita atau barang-barang yang tercemar tinja penderita atau
tidak lansung melalui lalat. (melalui 4 F= finger, flies, fluid, field).1
F. PATOGENESIS
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang
menyebabkan diare pada manusia secara selektif menginfeksi dan menghancurkan
sel-sel ujung-ujung villus pada usus halus. Virus akan menginfeksi lapisan
epithelium di usus halus dan menyerang villus di usus halus. Hal ini menyebabkan
fungsi absorpsi usus halus terganggu. Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti
oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum matang sehingga
fungsinya belum baik. Villus mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorbsi
cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya cairan dan makanan yang tidak
terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan terjadi
hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak terserap
3
terdorong keluar usus melalui anus, menimbulkan diare osmotik dari penyerapan
air dan nutrien yang tidak sempurna.1
Pada usus halus, enterosit villus sebelah atas adalah sel-sel yang
terdiferensiasi, yang mempunyai fungsi pencernaan seperti hidrolisis disakharida
dan funsi penyerapan seperti transport air dan elektrolit melalui pengangkut
bersama (kotransporter) glukosa dan asam amino. Enterosit kripta merupakan sel
yang tidak terdifferensiasi, yang tidak mempunyai enzim hidrofilik tepi bersilia
dan merupakan pensekresi (sekretor) air dan elektrolit. Dengan demikian infeksi
virus selektif sel-sel ujung villus usus menyebabkan (1) ketidakseimbangan rasio
penyerapan cairan usus terhadap sekresi, dan (2) malabsorbsi karbohidrat
kompleks, terutama laktosa.1
Patogenesis terjadinya diare oleh karena bakteri seperti salmonella,
shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi
prinsipnya hampir sama. Bedanya bakteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa
usus halus sehingga dapat menyebabkan reaksi sistemik. Toksin shigella juga
dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare
oleh bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut
disentri.1
Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dapat menimbulkan diare
pada anak antara lain: kesulitan makan, defek anatomis, malabsorbsi,
endokrinopati, kecarunan makanan, neoplasma dan lain-lain.1
1.7 GEJALA KLINIS
Bila terdapat demam dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat
dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare.
Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut bagian bawah
serta rektum menunjukkan terkenanya usus besar. Mual dan muntah adalah
simptom yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena
organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti: enterik virus,
bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia, dan Cryptosporidium.1
4
Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare. Biasanya
penderita tidak panas atau hanya subfebris, nyeri perut periumbilikal tidak berat,
watery diare, menunjukkan bahwa saluran cerna bagian atas yang terkena.1,3
Tabel 2. Gejala khas diare akut oleh berbagai penyebab
Gejala
Klinik
Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa tunas
Panas
Mual
muntah
17-72
jam
+
Sering
24-48
jam
++
Jarang
6-72 jam
++
Sering
6-72 jam
-
+
6-72 jam
++
-
48-72
jam
-
Sering
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus
Kramp
Tenesmus
Kolik
- Tenesmus
Kramp
Kramp
Nyeri
Kepala
Lamanya
Sakit
Sifat tinja
Volume
Frekuensi
Konsistensi
Darah
Bau
Warna
Leukosit
Lain-lain
-
5-7 hari
Sedang
5-10x/hr
Cair
-
Langu
Kuning
hijau
-
Anorexia
+
>7 hari
Sedikit
>10x/hari
Lembek
±
±
Merah
hijau
+
Kejang ±
+
3-7 hari
Sedikit
Sering
Lembek
Kadang
Busuk
Kehijauan
+
Sepsis ±
-
2-3 hari
Banyak
Sering
Cair
-
+
Tak
berwarna
-
Meteorismus
-
Variasi
Sedikit
Sering
Lembek
+
Tidak
Merah
hijau
-
Infeksi
sistemik
-
3 hari
Banyak
Terus-
menerus
Cair
-
Amis
khas
Seperti
air
cucian
beras
-
±
5
1.7 DIAGNOSIS
Tabel 3. Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995Penilaian A B C
Lihat:
Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai
atau tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Airmata Ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa
tidak haus
*Haus,ingin
banyak minum
*Malas minum
atau tidak bisa
minum
Periksa: Turgor kulit Kembali
cepat
*Kembali lambat *Kembali sangat
lambat
Hasil Pemeriksaan: Tanpa
dehidrasi
Dehidrasi ringan/
sedang
bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain
Dehidrasi berat
bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain
Terapi Rencana A Rencana B Rencana C
Sumber: Soenarto1,2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare
akut:
- Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah,
kultur dan tes kepekaan antibiotika
- Urine : urine lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika
- Feses : makroskopis (perlu dilakukan pada semua penderita diare) dan
mikroskopis
6
Kultur tinja harus segera dilakukan bila dicurigai terdapat Hemolytic
Uremic Syndrome, diare dengan tinja berdarah, bila terdapat leukosit pada
tinja, KLB diare dan pada penderita immunocompromised.1,3
1.8 PENATALAKSANAAN
Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun
sedang dirawat di Rumah sakit, yaitu:1,2
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua
Ketentuan pemberian oralit baru1:
1. Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
2. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk
persediaan 24 jam
3. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Untuk anak berumur <2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100-200 ml tiap BAB.
4. Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa
larutan harus dibuang.
Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan
pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna
dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare1.
Dosis zinc untuk anak-anak:
Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
Anak di atas umur 6 bulan: 20 mg (1 tablet) per hari
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari
diare.
7
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang
sama pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta
pengganti nutrisi yang hilang1.
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah
atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional justru akan memperpanjang
lamanya diare karena akan mengganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium
difficile yang akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit disembuhkan. Antibiotik
pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena sebagian besar
diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh
dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20% yang disebabkan oleh bakteri
patogen seperti V.cholera, Shigella, Enterotoksigenik E.coli, Salmonella,
Campylobacter dan sebagainya.1
Nasihat pada ibu dan pengasuh untuk kembali segera jika demam, tinja
berdarah, berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering,
atau belum membaik dalam 3 hari1.
a. Diare akut tanpa dehidarasi (rencana terapi A)
Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah1,2:
Beri cairan tambahan, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, kapan harus
kembali
1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
Jelaskan kepada ibu
- Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan
yang utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali
pemberian
- Jika anak memperoleh ASI ekslusif, beri oralit atau air matang sebagai
tambahan
- Jika anak tidak memperoleh ASI ekslusif, beri 1 atau lebih cairan berikut
ini: oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang.
Anak harus diberi oralit di rumah jika:
- Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini
- Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diare nya bertambah parah
Ajari ibu cara mencampurkan dan memberikan oralit di rumah.
8
Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan yang harus diberikan sebagai
tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari:
Cairan rumah tangga:
10 ml/kgBB, atau
<1 tahun: 50-100 ml
1-5 tahun 100-200 ml
5-12 tahun: 200-300 ml
Dewasa: 300-400 ml setiap BAB
Cairan oralit:
Untuk anak berumur <2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100-200 ml tiap BAB.
Beri tablet zinc
Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet zink selama 10 hari
dengan dosis:
Umur<6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari
Umur>6 bulan: 1 tablet (20 mg) per hari
Lanjutkan pemberian makan/ASI
Kapan harus kembali
b. Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang (rencana Pengobatan B)
Jumlah larutan oralit yang harus diminum selama 3 jam pertama adalah 75 ml/
kgBB. Dapat juga diberikan berdasarkan umur , bila berat badan tidak diketahui :
Umur < 1 tahun : 300 cc
Umur 1-5 tahun : 600 cc
Umur > 5 tahun : 1200 cc
Dewasa : 2400 cc
Setelah 3 jam nilai lagi keadaan anak dengan menggunakan bagan penilaian
kemudian pilih rencana A, B, atau C untuk melanjutkan pengobatan1,2.
c. Diare dengan dehidrasi berat (Rencana Pengobatan C)
Umur 30 ml/ kgBB 70 ml/ kgBB
< 1 tahun 1 jam pertama 5 jam berikutnya
> 1 tahun ½ jam pertama 2 ½ jam berikutnya
9
Nilai kembali pemberian tiap jam, bila rehidrasi belum membaik, tetesan
I.V. dapat dipercepat.
Juga berikan Oralit 5 ml/ kgBB/ jam bila penderita bisa minum
Selah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan evaluasi,
pilih rencana terapi yang sesuai yaitu: pengobatan diare dengan dehidrasi
ringan- sedang atau pengobatan diare tanpa dehidrasi.1,2
K. KEGAGALAN UPAYA REHIDRASI ORAL
Kegagalan upaya rehidrasi oral dapat terjadi pada keadaan tertentu
misalnya pengeluaran tinja cair yang sering dengan volume banyak, muntah yang
menetap, tidak dapat minum, kembung dan ileus paralitik, serta malabsorbsi
glukosa. Pada keadaan-keadaan tersebut mungkin penderita harus diberikan cairan
intravena.
Kejang
Pada anak yang mengalami dehidrasi, walaupun tidak selalu, dapat terjadi
kejang sebelum atau selama pengobatan rehidrasi. Kejang tersebut daat
disebabkan oleh karena: hipoglikemi, kebanyakan terjadi pada bayi atau anak
yang gizinya buruk, hiperpireksia, kejang terjadi bila panas tinggi, misalnya
melebihi 400C, hipernatremi atau hiponatremi.
10
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien
Nama : RR
Umur : 1 6/12 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Minang
Alamat : Bandar Purus nomor 36 padang
Alloanamnesis (diberikan oleh Ibu kandung)
Seorang anak laki-laki berumur 1 6/12 tahun dirawat di Bangsal Anak RS
Dr. M. Djamil Padang sejak tanggal 18 Februari 2011, dengan :
Keluhan Utama :
Kejang 3 jam yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Demam sejak 1 hari yang lalu, tinggi, terus menerus, tidak berkeringat,
tidak menggigil
Berak-berak encer sejak 18 jam yang lalu, frekuensi 10-15 x, jumlah ± 2
sdm-1/4 gelas/kali, berlendir, tidak berdarah
Kejang 3 jam yang lalu, frekuensi 1 x, lama kejang ±5 menit, kejang
seluruh tubuh dengan mata melihat ke atas, kejang berhenti setelah diberi
obat kejang
Anak sadar setelah kejang, ini merupakan kejang pertama kali
Mual muntah tidak ada
Anak mendapat ASI dari lahir sampai usia 1 tahun 4 bulan, kemudian
diberi susu formula dari usia 1 tahun 4 bulan, sampai sekarang, frekuensi
2x/hari, jumlah ±100 cc
Riwayat ganti susu formula tidak ada
Anak masih mau makan dan minum, oralit belum dicoba
Batuk pilek tidak ada, sesak nafas tidak ada
Riwayat trauma kepala tidak ada
Berat badan terakhir 9 Kg, ditimbang di Posyandu 2 bulan yang lalu
11
Buang air kecil, jumlah berkurang, warna lebih pekat, terakhir 2 jam yang
lalu
Anak telah dibawa berobat ke Sp.A diberi Stesolid suppos 5 mg, dan
dilanjutkan untuk dirawat di RSUP M.Djamil dengan keterangan kejang
demam simpleks dan diare akut dehidrasi ringan-sedang
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita berak-berak encer
Tidak ada anggota keluarga yang menderita kejang dengan atau tanpa
demam
Riwayat Kehamilan :
Selama hamil Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berat, kontrol
teratur ke Bidan, suntikan TT 2kali, hamil cukup bulan.
Riwayat Kelahiran :
Lahir spontan ditolong oleh Bidan, cukup bulan, BBL 2500 gram, Panjang
badan lahir 48 cm, saat lahir langsung menangis kuat
Riwayat Makanan dan Minuman :
ASI : dari lahir sampai 1 tahun 4 bulan
PASI : dari 1 tahun 4 bulan sampai sekarang
Buah biskuit : 6 bulan – sekarang
Bubur susu : 4 bulan – sekarang (3x 3-4 sdm/hari)
Nasi Tim : 6 bulan – sekarang (3x 3-4 sdm/hari)
KESAN makanan dan minuman : kuantitas cukup, kualitas cukup
Riwayat Imunisasi :
BCG : 0 bulan (scar +)
DPT : 2,3,dan 4 bulan
Polio : 0,2 dan 3 bulan
Hepatitis B : 1,2, dan 6 bulan
Campak : 9 bulan
KESAN : Imunisasi Dasar lengkap dengan Bidan
12
Riwayat Sosial Ekonomi :
- Anak ke-3 dari 3 bersaudara, lahir spontan, di tolong bidan, cukup bulan, BBL
2000 gr, PB 48 cm, langsung menangis
- Riwayat imunisasi dasar lengkap sesuai umur
- Riwayat pertumbuhan normal, perkembangan normal
-Higiene dan santasi lingkungan cukup
- Ayah umur 35 tahun, pendidikan SMA, supir
- Ibu umur 29 tahun, pendidikan SMA, ibu rumah tangga.
- Penghasilan dalam keluarga Rp. 500.000 / bulan
Riwayat Perumahan dan Lingkungan :
Tinggal di rumah permanen, sumber air minum dari PAM, pekarangan ada, buang
air besar di WC dalam rumah, sampah dibuang di tempat pembuangan dan
dibakar.
KESAN : higiene dan sanitasi cukup
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan fisik Perkembangan mental
Gigi pertama : 6 bulan Isap jempol : tidak ada
Tertawa : 5 bulan Gigit kuku : tidak ada
Miring : 6 bulan Ngompol : tidak ada
Tengkurap : 6 bulan Aktif sekali : tidak ada
Duduk : 7 bulan Apati : tidak ada
Merangkak : 8 bulan Membangkang : tidak ada
Berdiri : 8 bulan Ketakutan : tidak ada
KESAN : Pertumbuhan fisik dan perkembangan mental normal
B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : sadar
Tekanan darah : 90/60 mmHg
13
Frekuensi Nadi : 140 x/menit
Frekuensi Nafas : 30x/menit
Suhu : 37,8oC
Berat Badan : 8,4 Kg Berat badan terehidrasi = 8,84 Kg
Tinggi Badan : 82 cm
Udema tidak ada
Anemis tidak ada
Ikterus tidak ada
Status Gizi :(Menurut P-50 standar NCHS)
BB/U : 73,04%
TB/U : 100%
BB/TB: 75%
KESAN : Status gizi Kurang
KGB tidak teraba pembesaran KGB
Kulit teraba hangat, sianosis (-), ikterik (-), Pucat (-), turgor kurang
Kepala bentuk bulat simetris, rambut hitam tak mudah dicabut, lingkaran
kepala 46 cm (Normal menurut standar Nellhauss), UUB telah
menutup.
Mata cekung, air mata (+) sedikit, konjungtiva anemis, sklera tak ikterik,
pupil isokor, Refleks cahaya +/+ N , diafemeter 2 mm/2 mm
Telinga Tidak ada kelainan
Hidung Tidak ada kelainan
Mulut Mukosa mulut dan bibir basah, oral trush tidak ada
Tonsil T1 – T1 , tidak hiperemis
Faring Tidak Hiperemis
Leher Kaku kuduk (-), KGB tak membesar, JVP sukar dinilai
Dada :
Paru
Inspeksi : normochest,simetris kiri = kanan
14
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, ronki (-), wheezing (-), lendir (-)
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi : tidak membuncit, distensi tidak ada
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali lambat
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) Normal
Punggung : tidak ada kelainan
Alat kelamin : tidak ada kelainan
Status Pubertas : A1P1G1
Anus : Colok dubur tidak dilakukan
Eritema natum tidak ada
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik,udema (-), sianosis (-), RF +/+,
RP -/-, tanda rangasangan meningeal -/-
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Darah
- Hb : 10,7 gr %
- leukosit : 13.400 /mm3
- hitung jenis : 0/0/6/54/29/11
- trombosit : 309.000 /mm3
-Eritrosit : 4,34%
- Ht : 34%
2. Urin
15
- makroskopis : warna kuning tua, kekeruhan (-)
- mikroskopis : albumin (-),reduksi (-), sedimen (-)
Sedimen : Leukosit 1-2/LPB, eritrosit 0-1/LPB
3. Feses
- makroskopis : warna kuning, encer, ph netral, lendir (-), darah (-)
- mikroskopis : leukosit (-), eritrosit(-)
Retikulosit : 5 0/00
MCV = Ht/eritrosit x 10 fl = 34/4,34 x 100% = 78,34 fl (76-96)
MCH = Hb / eritosit x 10 pq = 10,7/4,34 x 100%=24,65 (27-32)
Mchc= hb/ht x 100 % = 10,7/4,34 x 100%=31,47% (32-37)
K anemia mikrositik hipokrom
4. Elektrolit
- Kalsium : 9,9 mg/dl
- Natrium : 114 mmol/L
- Kalium : 3,8 mmol/L
- Klorida serum : 97 mmol/L
D. DIAGNOSIS KERJA
1. Diare akut dehidrasi ringan-sedang ec suspect bakteri
2. Kejang demam simpleks dd gangguan elektrolit
3. Anemia mikrositik hipokrom ec. Susp defisiensi Fe
4. Gizi kurang
5. Hiponatremi
E. DIAGNOSIS BANDING
1. Diare akut dehidrasi ringan-sedang ec rotavirus
2. Gangguan elektrolit
F. TERAPI
1. IVFD 2A 200 ml/KgBB/24 jam
1680 ml/24 jam : 18 tts/mnt (makro)
16
2. Indoralit 100 ml / BAB encer
3. MLTS 800 Kkal
4. Diazepam 4 x 1 mg (p.o)
5. Paracetamol 4 x 100 mg
6. Zinkid 1 x 20 mg
7. Lacto B 2 x 1 sachet
8. Ceftriaxon 1x 400 mg
9. Koreksi natrium
Hasil labor Na: 114 mmol/L
Kesan: Hiponatremia
Koreksi natrium
Kebutuhan (125-114)x0,6x8,4 kg
=224,4 mg
Sementara pasien mendapat IVFD 2A 200 ml/kgBB/hr=1680
cc/hr=18 tts/i makro
Dalam 1000 ml 2A terdapat 154 mg Na
Jumlah dalam 1680 cc 2A terdapat 258,7 mg (tercukupi dengan
pemberian 2A selama 24 jam)
K= 3,8 mmol/l
Dalam batas normal
Cl 97 mmol/l
Dalam bts norml
Ca : 9,9 mg dl
Dalam bts normal
Follow Up Pagi, 19 Februari 2011
S / - Demam ada, tidak tinggi
- Kejang tidak ada
- Berak encer 1x, ±5 sdm, darah (-), lendir (-),muntah (-)
- Indoralit habis ±150 ml
O / -KU = sakit sedang, Kes = sadar, Nadi = 116x/mnt, Nafas = 28x/mnt,
Suhu = 37oC, BB = 8,4 Kg.
17
UUB : telah menutup
Mata : tidak cekung, airmata ada, konjungtiva (tidak anemis),
Sklera (tidak ikterik)
Thorak: cor dan pulmo dlm batas narmal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstensor : akral hangat, refilling kapiler baik
k/ hemodinamika stabil
Berat badan 8,4 kg
Kesan : perbaikan rehidrasi belum tercapai
Terapi
IVFD 2A 200 ml/KgBB/24 jam
1680 ml/24 jam : 18 tts/mnt (makro)
Indoralit 100 ml / BAB encer
MLTS 800 Kkal
Diazepam 4 x 1 mg (p.o)
Paracetamol 4 x 100 mg
Zinkid 1 x 20 mg
Lacto B 2 x 1 sachet
Ceftriaxon 1x 400 mg
Rencana :
Cek elektrolit ulang
Pemeriksaan Tibc dan rotavirus (pasien menolak dengan alasan biaya)
Pukul 13.50 WIB :Pasien pulang atas permintaan sendiri
18
BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pasien anak laki-laki berumur 18
bulan dengan diagnosis Diare akut dehidrasi ringa-sedang dengan kejang demam
simpleks, hiponatremi dan anemia mikrositik hipokrom. Diagnosis tersebut
ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya berak-berak encer 18 jam sebelum
masuk RS, frekuensi 15x, jumlahnya ± 2 sdm-1/4 gelas/kali, lendir tidak ada,
darah tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya suhu yang tinggi yaitu 37,8oC, ,
mata yang cekung dan turgor kulit kembali lambat.
Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan pemeriksaan darah, urin dan
feses rutin dalam batas normal kecuali adanya peningkatan leukosit, kemungkinan
besar diare pada anak ini disebabkan oleh bakteri.
Pada pasien ini terdapat dehidrasi sedang dengan intake sulit sehingga
dirawat dengan rencana pengobatan B atau sesuai dengan PROTAP bagian IKA
FK- UNAND. Ibu dianjurkan terus memberikan makanan dan sesuai dengan
kebutuhan anak dalam rangka usaha untuk tetap memberikan makan. Setelah
pulang orang tua disarankan untuk tetap meningkatkan dan menjaga kebersihan
dan makanan yang bergizi.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Juffrie Mohammad,dkk. Gastroenterologi-hepatologi jilid 1, Jakarta,
IDAI,2010: 87-119.
2. Tim Adaptasi Indonesia. Pelayanan Kesehatan anak di Rumah Sakit,
Jakarta, WHO, 2008: 132-142
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3388/1/
penydalamumar4.pdf
20
21