15
Diare Cair Akut dengan Dehidrasi Berat Claudia Elleonora M. da Lopez 10.2011.169 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: [email protected] PENDAHULUAN Diare secara epidemiologik biasanya didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari. Namun para orangtua mungkin menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menggambarkannya,tergantung pada apakah konsistensi tinjanya lebih lunak, cair, berdarah, atau berlendir, atau adanya muntah. Sangat penting untuk mengetahui istilah ini apabila menanyakan apakah anak menderita diare. Bayi yang mendapatkan ASI penuh biasanya mengeluarkan tinja beberapa kali tinja yang lunak atau agak cair setiap hari.Untuk hal tersebut, lebih praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnyafrekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak, ini jadi lebih lunak lagi). Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diare pada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus.Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak dinegara berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita.Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episod diare per tahun,tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 episod per tahun. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan danelektrolit melalui tinjanya.

Diare Cair Akut Dengan Dehidrasi Berat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diare cair akut

Citation preview

Diare Cair Akut dengan Dehidrasi Berat

Claudia Elleonora M. da Lopez10.2011.169Fakultas Kedokteran Universitas Kristen WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510Email: [email protected]

PENDAHULUAN

Diare secara epidemiologik biasanya didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak ataucair tiga kaliatau lebihdalam satu hari. Namunpara orangtua mungkin menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menggambarkannya,tergantung pada apakah konsistensi tinjanya lebih lunak, cair, berdarah, atauberlendir, atau adanya muntah. Sangat penting untuk mengetahui istilah ini apabila menanyakan apakah anak menderita diare. Bayi yang mendapatkan ASI penuhbiasanya mengeluarkan tinja beberapa kali tinja yang lunak atau agak cair setiap hari.Untuk hal tersebut, lebih praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnyafrekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak, ini jadi lebih lunak lagi).Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diarepada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus.Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak dinegara berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita.Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episod diare per tahun,tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 episod per tahun. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan danelektrolit melalui tinjanya.Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan karena adanya kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga dia makan lebih sedikit daripada biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang.Padahal kebutuhan sari makanannya meningkat akibat dari infeksi.Secara umum penanganan diare akut ditujukan untukmencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik,mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektifdalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral karena infeksi.PEMBAHASAN

Anamnesis Wawancara yang baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis penyakit tertentu. Di dalam Ilmu Kedokteran, wawancara terhadap pasien disebut anamnesis. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai, misalnya keadaan gawat-darurat, dan lain sebagainya.1 Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan sistem dan anamnesis pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan, lingkungan).

Diagnosa Diferensial

1. DisentriMasih terdapat secara endemik di negeri tropis, termasuk indonesia. Menyerang daerah-daerah dengan kebersihan kurang baik. Disebabkan kuman Shigella dysenteriae yang terdiri dari 3 golongan besar :1. Shigella shiga banyak terdapat di daerah tropis termasuk indonesia, Shigella ambigua, dan Shigella boydii.2. Shigella flexneri disebut pula Shigella paradysenteriae yang terutama terdapat di daerah garis lintang utara.3. Shigella sonnei (basilus Sonne-Duvel).Tidak bergerak, gram negatif, tidak bersimpai dan tidak tahan panas.

Basil ini membentuk endotoksin dan eksotoksin, menyebabkan infeksi lokal pada dinding usus, terutama daerah kolon dan sebagian ileum. Terbentuk tukak dengan tanda-tanda peradangan di sekitarnya, disertai pembengkakan kelennjar getah bening sekitarnya. Masa inkubasi antara beberapa jam sampai 8 hari. Mula-mula gejalanya yaitu kelemahan umum yang diikuti oleh demam, kemudian diare yang mengandung lendir dan darah, tenesmus. Bila berat dapat disertai dengan tanda septisemia yaitu panas tinggi disertai kesadaran menurun. Diagnosis ditegakan atas dasar gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang sangat menentukan ilaha ditemukannya basil dalam pemeriksaan tinja atau diketahui dari biakan tinja. Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah Bronkopneumonia, Otitis media, Pielonefritis, Ensefalitis, Artritis. Prognosis baik.

2. Food poisoning Keracunan makanan adalah keadaan dimana seseorang mengalami muntah, sakit perut, demam. Gejala-gejala ini biasanya timbul beberapa jam setelah makan makanan yang tercemar. Gejala yang dialami berbeda pada setiap orang, tergantung ketahanan seseorang, jenis racun, jumlah racun yang termakan, dan umur seseorang. Makanan yang dapat menyebabkan keracunan adalah makanan yang mengandung toksin seperti sea-food, cendawan, makanan yang tercemar oleh kuman berbahaya, tercemar bahan-bahan kimia, tercemar lalat, dan sebagainya.

Diare cair akut

Diare cair akut merupakan diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak / cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah danpanas. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurangdapat mengakibatkan kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terpenting diare pada anak-anak adalahShigella, Campylobacterjejuni dan Cryptosporidium, Vibrio cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus

Epidemiologi Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan dan minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita. Terdapat beberapa perilaku khusus meningkatkan resiko terjadinya diare yaitu :1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan2. Memberi PASI terlalu dini ( < 4 bulan )3. Menggunakan botol susu yang tercemar4. Menyimpan makanan masak pada suhukamar dalam waktu cukup lama5. Menggunakan air minuman yang tercemar olehbakteri yang berasal dari tinja6. Tidak mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memasak makanan7. Tidak membuang tinja secarabenar

Faktor yang meningkatkankerentananterhadap diareantara lain:1. Tidakmemberikan ASI sampai umur 2 tahun2. Kurang gizi 3. Campak4. Imunodefisiensi /imunosupressif

Kebanyakan diare terjadi pada 2tahun pertama kehidupan, insidenpaling banyak pada umur 6 10 bulan (pada masa pemberian makananpendamping).Variasi musiman pola musim diare dapat terjadi melalui letak geografi. Pada daerah subtropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat pada musim kemarau sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan.Kebanyakan infeksi usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala dan proporsi inimeningkat di atas umur 2tahun karena pembentukanimunitas aktif.

ETIOLOGITerdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut :1. Faktor infeksiInfeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,Campylobacter, Yersinia, Aeromonas,dsb),infeksi virus(Enterovirus,Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus,dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia,T. hominis) dan jamur (C. albicans).

Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. FaktorMalabsorbsiMalabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Disamping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein

3. FaktorMakananDiare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor PsikologisDiare dapat terjadi karenafaktor psikologis (rasa takut dan cemas).

Gambar 1. Bagan Penyebab penyakit diarePATOFISIOLOGI

Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu:1. GangguanosmotikAdanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran airdan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.2. Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadipeningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumenusus.3. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untukmenyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare.

MANIFESTASI KLINISPada Diare cair akut dapat ditemukan gejala dan tanda-tanda sebagai berikut :1. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekwensi lebih dari 3kali sehari.2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif)3. Dapat disertai dengan muntah, nyeri perut dan panas4. Pemeriksaan fisik :Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama, yaitu kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda tambahan, yaitu ubun-ubunbesar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir dan lidah. Jangan lupa menimbangberat badan.

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut:1. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan < 5%berat badan) :a. Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan.b. Keadaan umum baik, sadar.c. Tanda vital dalam batas normal.d. Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah.e. Turgor abdomen baik, bising usus normal.f. Akral hangat

Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus-menerus, diare frekuen.

2. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10%berat badan) :a. Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan.b. Keadaan umum gelisah atau cengeng.c. Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air matakurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering.d. Turgor kurange. Akral hangat

Pasien harus rawat inap.

3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10%berat badan) :a. Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dengan dua atau lebih tanda tambahan.b. Keadaan umum lemah, letargi atau komac. Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada,mucosa mulut dan bibir sangatkeringd. Anak malas minum atau tidak bisa minume. Turgor kulit burukf. Akral dingin.

Pasien harus rawat inap.

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yangmerangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul). Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapatberupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, mukapucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kaliumpada diare akutjuga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Tinjaa. Dapat disertai darah atau lendirb. PH asam/basac. Leukosit > 5/LBPd. Biakan dan test sensitivitas untuk etiologi bakteri/ terapie. ELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi viruz)

2. Daraha. Dapat terjadi gangguan elektrolit ataugangguan asam basa.b. Analisa gas darah

PENATALAKSANAANApabila derajat dehidrasi yang terjadi akibat diare sudah di tentukan, baru kemudian menentukan tatalaksana yang akan diterapkan secara konsisten. Terdapat lima lintas tatalaksana diare, yaitu :1. Rehidrasi2. Dukungan nutrisi3. Supplement zinc4. Antibiotik selektif5. Edukasi orang tua

1. Diare cair akut tanpa dehidrasiPenanganan lini pertama pada diare cair akut tanpa dehidrasi antara lain sebagai berikut:a. Memberikan kepada anak lebih banyak cairan daripada biasanya untukmencegahdehidrasi.Dapatkitagunakancairanrumahtanggayangdianjurkan, seperti oralit, makanan cair (seperti sup dan air tajin) dan bila tidak ada air matang, kita dapat menggunakan larutan oralit untuk anak. Pemberian larutan diberikan terus hingga diare berhenti.Volume cairan untuk usia kurang dari 1th : 50-100cc, untuk usia 1-5tahun mendapat 100-200cc, untuk usia lebih dari 5 tahun dapat diberikan semaunya.

b. Memberikan tablet zinc. Pemberian tablet zinc diberikan selama 10-14 hariberturut-turut meskipun anak telah sembuh dari diare. Dosis zinc untuk anakbervariasi, untuk anak usia dibawah 6 bulan sebesar 10mg (1/2 tablet)perhari, sedangkan untuk usia diatas 6 bulan sebesar 20 mg perhari. Zinc 11 diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari diare.

c. Memberikan anak makanan untuk mencegah kekurangan gizi.

d. Membawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3hari atau menderita sebagai berikut buang air besar cair lebih sering, muntah terus menerus, rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam,dan tinja berdarah.

e. Anak harus diberi oralit dirumah. Formula oralit baru yang berasal dari WHO dengan komposisi sebagaiberikut:

Natrium:75mmol/L Klorida:65mmol/Lglukosa Anhydrous:75mmol/L Kalium:20mmol/L Sitrat:10mmol/L Totalosmolaritas:245mmol/L

Ketentuan pemberian oralit formula baru :Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru, larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 L air matang, untuk persediaan 24 jam, berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar dengan ketentuan untuk anakusia kurang dari 2 tahun berikan 50-100 ml setiap kali buang air besar, sedangkan untuk anak berumur 2 tahun atau lebih berikan 100-200 ml tiap kali buang air besar. Jika dalam waktu 24 jam persediaan oralit masih tersisa, maka sisa larutan itu harus dibuang.

2. Diare cair akut dengan dehidrasi ringan-sedangRehidrasi dapat menggunakan oralit 75cc/kgBB dalam 3 jam pertama dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umurseperti diatas setiap kali buang air besar.

3. Diare Cair akut dengan Dehidrasi BeratAnak-anak dengan tanda-tanda dehidrasi berat dapat meninggal dengan cepat karena syok hipovolemik, sehingga mereka harus mendapatkan penanganan dengan cepat.

Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu :a. Menentukan cara pemberian cairanPenggantian cairan melalui intravena merupakan pengobatan pilihan untuk dehidrasi berat, karena cara tersebut merupakan jalan tercepat untukmemulihkan volume darah yang turun. Rehidrasi IV penting terutama apabila ada tanda-tanda syok hipovolemik (nadi sangat cepat dan lemah atau tidakteraba, kaki tangan dingin dan basah, keadaan sangat lemas atau tidak sadar).Cara lain pemberian cairan pengganti hanya boleh bila rehidrasi IV tidakmemungkinkan atau tidak dapat ditemukan disekitarnya dalam waktu 30 menit.b. Jeniscairanyanghendakdigunakan.Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberikan NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampulNabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.c. Jumlah cairan yang hendak diberikan.Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jika memungkinkan,penderita sebaiknya ditimbang sehingga kebutuhan cairannya dapat diukurdengan tepat. Kehilangan cairan pada dehidrasi berat setara dengan 10% beratbadan (100 ml/kg). Bayi harus diberi cairan 30 ml/kg BB pada 1 jam pertama, diikuti 70ml/kg BB 5 jam berikutnya, jadi seluruhnya 100 ml/kgBB selama 6 jam. Anak yang lebih besar dan dewasa harus diberi 30 ml/kgBB pada 30 menitpertama, diikuti 70 ml/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya sehingga seluruhnya100 ml/kgBB selama 3 jam. Sangat berguna memberi tanda pada botol, untukmenunjukan jumlah cairan yang harus diberikan setiap jam bagi setiappenderita. Sesudah 30 ml/kg cairan pertama diberikan , nadi radialis yang kuat dapat teraba. Bila masih lemah dan cepat, infuse 30 ml/kg harus diberikan lagi dalam waktu yang sama. Meskipun begitu hal ini jarang dibutuhkan. Larutan oralit dalam jumlah kecil harus juga diberikan melalui mulut (sekitar 5ml/kgBB per jam) segera setelah penderita dapat minum, untuk memberi tambahan kalium dan basa. Hal ini biasa dilakukan setelah 3-4 jam untuk bayi dan 1-2jam untuk penderita yang lebih besar.d. Jalan masuk atau cara pemberian cairanRute pemberian cairan meliputi oral dan intravena. Larutan oralit dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan 1,5 gKCl setiap liternya diberikan per oral pada diare ringan sebagai upaya pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untukmempertahankan hidrasi.

3. Tata kerja terarah untukmengidentifkasi penyebab infeksi.Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaanbiakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap.Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas melaluipemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJplasma. Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaanbiakan empedu, Widal, preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangatdianjurkan. Pemeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan Rotavirusbiasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring.

Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut:a. KoleriformDiare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja.b. DisentriformDiaredengan tinja bercampurlendirkental dankadang-kadang darah

4. Memberikan terapi simtomatikTerapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri entero-invasif karena memperpanjang waktu kontak bakteri dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.

5. Memberikan terapi definitif.Terapi kausal dapatdiberikan pada infeksi:a. Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol.b. V. parahaemolyticus,E. coli, tidak memerluka terapi spesifikc. A. aureus : Kloramfenikold. Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon sepertiSiprofloksasine. Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikolf. Helicobacter:Eritromising. Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazolh. Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atauMetronidazoli. i. Balantidiasis: Tetrasiklinj. Candidiasis: Mycostatin.k. Virus: simtomatik dan support Kesimpulan Diare seringkali muncul karena berbagai penyebab, termasuk diantaranya infeksi, malabsorpsi, makanan dan psikologis. Karena berbagai panyebab inilah maka akan timbul berbagai mekanisme yang akan menyebabkan diare. Penanganan diare sangat penting agar tidak terjadi komplikasi yang serius, dimana penanganan yang utama adalah penggantian terapi cairan diikuti dengan medikamentosa untukmengobati penyebabnya. Padaprinsipnyadalam penanganan medika mentosa tidak bolehdiberikan obat anti diare, penggunaan antibiotik pun harus sesuai dengan hasil pemeriksaanpenunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol, amoxicilin dan atau sesuai dengan hasil uji sensitivitas. Dapat juga digunakan obatantiparasit seperti metronidazol. Sedangkan pada penanganan cairan dan elektrolit pada diare cair akut dapat menggunakan beberapa jenis cairan antara lain: 1. Peroral: cairan rumah tangga, oralit2. Parenteral: ringer laktat, ringer asetat, larutan normal salin

Pemberian volume cairan disesuakan dengan derajat dehidrasinya, pada kasus yang mengalami dehidrasi ringan kita dapat melakukan rehidrasi peroral dengan cairan rumah tangga atau ASI semau anak. Serta diberikan oralit setiap kali BAB dengan volume 50-100cc untuk usia dibawah 1th, dan 100-200cc untuk usia 1-5 tahun, dan untuk usia lebih dari 5 tahun dapat diberikan cairan semaunya. Sedangkan untukdiare cair akut dengan dehidrasi sedang dapat kita berikan oralit 75cc/kgBB untuk 3jam pertama, setelah itu dilanjutkan pemberian cairan sesuai umur seperti pada dehidrasi ringan. Sedangkan untuk dehidrasi berat, kita dapat melakukan rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat 100cc/kg BB. Dengan carapemberian sebagai berikut: Usia kurang dari 1 tahun, 30cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan70cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya Lebih dari 1 tahun: 30cc/kgBB dalam jam pertama dilanjutkan 70cc/kgBBdalam 2 jam berikutnya.Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5cc/kgBB selama proses rehidrasi. Daftar Pustaka1. Ardhani punky, 2008, Art of Theraphy: Ilmu Penyakit Anak, PustakaCendekia Press: Jogjakarta2. Behrman Richard et all, 2009,Nelson textbook of Pediatrics, Sanders:Phyladelpia.3. Pusponegoro hardiyono et all, 2004, Standar Pelayanan Medis KesehatanAnak: edisi I, Ikatan Dokter Anak Indonesia.4. Poorwo sumarso et all, 2003,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi &Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia.5. Hasan Rusepno et all, 2007,Ilmu Kesehatan Anak 1: cetakan ke 11, Infomedika: Jakarta.