76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEKNIK KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN METODE STRUKTURAL NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 2 WURYANTORO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : Rina Ari Sabtanti NIM K6406048 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEKNIK KOOPERATIF METODE

JIGSAW DAN METODE STRUKTURAL NUMBERED HEAD TOGETHER

TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS VII

SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 2 WURYANTORO

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh :

Rina Ari Sabtanti

NIM K6406048

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEKNIK KOOPERATIF METODE

JIGSAW DAN METODE STRUKTURAL NUMBERED HEAD TOGETHER

TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS VII

SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 2 WURYANTORO

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh :

Rina Ari Sabtanti

NIM K6406048

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Rina Ari Sabtanti. STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEKNIK KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN METODE STRUKTURAL NUMBERED HEAD TOGETHER DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP N 2 WURYANTORO TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari. 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi dasar Hakekat Hak Azasi Manusia antara metode Jigsaw dengan metode struktural Numbered Head Together. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui prestasi belajar siswa dari aspek kognitif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII semester genap SMP N 2 Wuryantoro tahun ajaran 2009/2010. Sampel terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIIC sebagai kelas eksperimen 1 untuk metode Jigsaw dan kelas VIID untuk metode struktural Numbered Head Together sebagai kelas eksperimen 2 yang dipilih secara random sampling. Data utama penelitian ini adalah berupa prestasi belajar siswa yang diperoleh dari aspek kognitif. Analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t dua pihak. Hasil penelitian dapat disimpulkan : Adanya perbedaan antara prestasi belajar PKn menggunakan metode Jigsaw dengan prestasi belajar PKn menggunakan metode struktural Numbered Head Together pada aspek kognitif. Hal tersebut ditunjukkan dengan ( thitung > ttabel = 4,744 > 1,995).

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Rina Ari Sabtanti. EXSPERIMEN STUDY OF INFLUENCE JIGSAW METHOD AND STRUKTURAL METHOD NUMBERED HEAD TOGETHER TOWARD LEARNING ACHIEVEMENT OF CIVIC STUDY ON 7TH GRADE STUDENTS IN EVEN SEMESTER OF SMP N 2 WURYANTORO ACADEMIC YEAR 2009/2010. Thesis. Surakarta : Teacher Training Ard Eduation Faculty, Sebelas Maret University Surakarta, February. 2011.

The objective of this study is to know is there any different or not in achievity the learning achievement in civic study basic completence Human Right Essence between Jigsaw method with strucktural numbered head together.

This study uses experimental method to know student’s learning achievement from cognitive aspect. The population of this study are 7th grade students in even semester of SMP N 2 Wuryantoro academic year 2009/2010. The sample consist of two classes, class VII C are the experimental class 1 for jigsaw method and class VII D for numbered head together method as the experimental class 2 chosen with random sampling. The main data of this study is the students learning achievement gained from cognitive aspect. Data analysis for hypothesis test is conducted by using t-test analysis of two sides.

The result of the study can be conclude : there is different between learning achievement of civic study by using jigsaw method with learning achievement of civic study by using structural numbered head together method on cognitive aspect. The matter is showed through (tcount > ttable = 4,744 > 1,995).

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya

kemudahan dalam segala urusannya”. ( Q.S. Ath- Tholaq: 4 )

“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru

langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat melintasinya melainkan

dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)”. ( Q.S. Ar Rohman :33)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

• Bapak dan Ibu tercinta

• Kakak-kakak tercinta

• Mas Agung atas dukungannya

• Asih, Eka & Intan tersayang

• Teman-teman kos

• Teman-teman angkatan Tahun 2006 tercinta

• Almamater

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan untuk memenuhi

persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Penulis mengalami berbagai hambatan dalam penyusunan skripsi ini, namun

atas bantuan dari berbagai pihak hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh sebab itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Sri Haryati, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah memberikan ijin penelitian untuk

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. E.S. Ardinarto, M.Pd Pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan penyusunannya.

5. Bapak Winarno, S.Pd, M.Si, Pembimbing II yang selalu sabar dalam

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan penyusunannya.

6. Bapak/ Ibu Dosen Prodi PKn yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan dan

penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Joko Purnomo, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 2

Wuryantoro yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Siswa kelas VII SMP N 2 Wuryantoro yang telah membantu penelitian ini.

9. Almamater PKn angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan

skripsi ini.

Skripsi ini telah disusun dengan semaksimal mungkin, akan tetapi penulis

menyadari bahwa masih ada kekurangan. Oleh karena itu penulis mengaharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Di

samping itu penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi majunya ilmu pendidikan di sekitar kita, khususnya bagi kemajuan

Pendidikan Kewarganegaraan.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

F. Manfaat Peneitian ....................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8

1. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran .............................. 8

a. Pengertian Pembelajaran.................................................... 8

b. Pengertian Metode Pembelajaran ...................................... 12

c. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................. 13

d. Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw ......................... 19

e. Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Head

Together............................................................................. 22

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ........................................ 23

a. Pengertian Belajar.............................................................. 23

b. Pengertian Prestasi Belajar................................................ 24

c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 26

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................. 32

C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 33

D. Perumusan Hipotesis…………………………………………… 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 36

1. Tempat Penelitian ................................................................. 36

2. Waktu Penelitian…………………………………………… 36

B. Metode Penelitian ...................................................................... 36

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 37

1. Populasi .................................................................................. 37

2. Sampel .................................................................................... 38

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 38

1. Variabel Bebas ...................................................................... 38

2. Variabel Terikat……………………………………………. 38

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 39

1. Sumber Data ........................................................................... 39

2. Instrumen Penelitian .............................................................. 39

F. Teknik Analisis Data…………………………………………… 44

1. Uji Prasyarat Analisis……………………………………….. 44

2. Uji Hipotesis……………………………………………….... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ............................................................................ 47

1. Pelaksanaan Penelitian……………………………………... 47

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif……………………... 50

B. Analisis Data Akhir ..................................................................... 52

1. Uji Normalitas ...................................................................... 52

2. Uji Homogenitas .................................................................. 53

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

C. Uji Hipotesis .............................................................................. 54

D. Pembahasan ................................................................................ 55

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 59

B. Implikasi ..................................................................................... 59

C. Saran ........................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61

LAMPIRAN ..................................................................................................... 65

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Penyusunan Kegiatan Penelitian ....................................... 36

Tabel 2. Bagan Desain Penelitian One Shot Case Study .............................. 37

Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Validitas ............................................. 41

Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Reliabilitas ......................................... 42

Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Taraf Kesukaran ................................. 42

Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Taraf Pembeda.................................... 43

Tabel 7. Alokasi Proses Pembelajaran Kelas VII C (Kelas Eksperimen 1)

Dengan metode Jigsaw .................................................................. 48

Tabel 8. Alokasi Proses Pembelajaran Kelas VII D (Kelas Eksperimen 2)

Dengan metode Numbered Head Together .................................... 49

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk

Kelas Eksperimen 1....................................................................... 50

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk

Kelas Eksperimen 2........................................................................ 51

Tabel 11. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Untuk Prestasi Belajar Aspek

Kognitif Kelas eksperimen 1 ......................................................... 52

Tabel 12. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Untuk Prestasi Belajar Aspek

Kognitif Kelas eksperimen 2 ......................................................... 53

Tabel 13. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Untuk Prestasi Belajar

Aspek Kognitif Kelas eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen

2…………………………………………………… ...................... 53

Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji-t Dua Pihak Untuk Prestasi Belajar aspek

Kognitif Kelas eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen

2………………………………………………………… .............. 54

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 35

Gambar 2. Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 1............................................................................ 50

Gambar 3. Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 2............................................................................ 51

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Kognitif ................................................... 65

Lampiran 2. Soal Pilihan Ganda ................................................................. 67

Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas Tes Kognitif ........................ 73

Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Tes Kognitif .................................... 77

Lampiran 5. Tabel Perhitungan Taraf Kesukaran ........................................ 79

Lampiran 6. Tabel Perhitungan Taraf Pembeda.. ....................................... 83

Lampiran 7. Kegitan Belajar Mengajar Dengan Metode Jigsaw................ 87

Lampiran 8. Kegitan Belajar Mengajar Metode Numbered Head

Together........ ......................................................................... 89

Lampiran 9. Distribusi Frekuensi Data Penelitian... ................................... 90

Lampiran 10. Perhitungan dan Uji Normalitas Skor Kognitif Kelas

Eksperimen 1 .......................................................................... 91

Lampiran 11. Perhitungan dan Uji Normalitas Skor Kognitif Kelas

Eksperimen 2 .......................................................................... 92

Lampiran 12. Tabel Nilai Kritik Uji Liliefors ............................................... 93

Lampiran 13. Perhitungan dan Uji Homogenitas Variansi ........................... 94

Lampiran 14. Tabel Nilai Kritik Chi Kuadrat ............................................... 95

Lampiran 15. Rekap Data Perhitungan T-Dua Pihak ................................... 96

Lampiran 16. Tabel Nilai T ………………. ................................................. 99

Lampiran 17. Permohonan ijin menyusun skripsi kepada dekan c.q

pembantu dekan 1 FKIP-UNS di Surakarta ........................... 100

Lampiran 18. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UNS Tentang Ijin Menyusun Skripsi .................. 101

Lampiran 19. Permohonan Ijin Research/Try Out untuk Rektor UNS......... 102

Lampiran 20. Permohonan Ijin Research/Try Out kepada Kepala Sekolah

SMP N 2 Wuryantoro ............................................................. . 103

Lampiran 21. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SMP N

2 Wuryantoro .......................................................................... 104

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran penting untuk menciptakan masyarakat yang

cerdas. Melalui pendidikan dapat dilihat kualitas sumber daya manusia suatu

bangsa. Pendidikan sebagai komponen pembentukan suatu pribadi yang sempurna

dan mempersiapkan manusia masa depan yaitu generasi penerus bangsa. Oleh

karena itu, diperlukan pembaharuan dalam pendidikan agar kualitas pendidikan

nasional semakin baik.

Untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan nasional, berbagai

komponen yang ada di sekolah mengalami pembaharuan yang berkesinambungan.

Komponen-komponen yang harus ada di setiap sekolah antara lain; siswa, guru,

karyawan, ruang-ruang kelas, dan yang tidak kalah pentingnya dengan yang lain

adalah kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sebagai acuan penyusunan kurikulum adalah Permendiknas No. 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi dan Permendiknas No. 23 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (Budihardjo, 2007:19).

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia, diantaranya penyempurnaan kurikulum yang diwujudkan

dalam suatu pembaharuan kurikulum secara berkesinambungan yaitu ”kurikulum

1968, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 (kurikulum berbasis

kompetensi), dan kurikulum 2006 yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan”

(Budihardjo,2007:20).

Kurikulum yang saat ini sedang diterapkan dan dikembangkan oleh pemerintah

adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai pengembangan dari

kurikulum 2004. Dalam pengembangannya kurikulum tingkat satuan pendidikan

berdasarkan pada prinsip sebagai berikut :

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 ”(1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap

perkembangan iptek dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan hidup, (5)

menyeluruh dan berkesinambungan, dan (6) seimbang antara kepentingan

nasional dan daerah” (Mulyasa E, 2003:151-153).

”Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah suatu perencanaan mengenai

pedoman penyelenggaran kegiatan belajar mengajar di sekolah yang disusun dan

dilaksanakan oleh sekolah itu sendiri. Tetapi dalam penyusunan kurikulum

tersebut tetap berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 22, 23, dan 24 tahun 2006. Karena berpedoman pada

peraturan yang sama jadi secara umum kurikulum pada masing-masing sekolah

tetap sama tetapi bukan tidak mungkin bila suatu sekolah mempunyai kebijakan

yang berbeda dengan sekolah lain misalnya dalam hal menentukan hari libur

sekolah atau dalam kegiatan yang lain”. (Budihardjo, 2007:20-21).

Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan berganti nama menjadi mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan Kewarganegaraan diartikan sebagai mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami

dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila

dan UUD 1945. Sedangkan tujuan dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berpikir

secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2)

Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, (3)

Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter - karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsabangsa lainnya , (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam

percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga untuk menuju tujuan mata

pelajaran PKn dibutuhkan strategi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 untuk meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa. Dari inovasi di dalam

penyampaian materi PKn maka diharapkan siswa mempunyai output yang bagus

dan berkualitas.

Namun pada kenyataannya di SMP Negeri 2 Wuryantoro lain. SMP

Negeri 2 Wuryantoro merupakan salah satu sekolah menengah pertama di

Kecamatan Wuryantoro. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru

PKn di SMP Negeri 2 Wuryantoro didapati kendala atau masalah seperti jumlah

siswa yang cukup banyak yaitu 40-45 siswa sehingga membuat guru kurang dapat

mengenali sikap dan perilaku siswa dengan baik dan metode yang digunakan guru

dalam kegiatan belajar mengajar terkesan kaku dan cenderung searah. Maka, guru

PKn hendaknya berupaya melakukan inovasi dalam pengajarannya, salah satu

caranya adalah dengan mengubah metode pembelajaran PKn dari yang sekedar

ceramah menjadi metode yang melibatkan peran aktif siswa secara maksimal

dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan cara siswa belajar memecahkan

masalah, mendiskusikan masalah dengan teman-temannya, mempunyai

keberanian menyampaikan ide atau gagasan dan mempunyai tanggung jawab

terhadap tugasnya. Dengan inovasi dalam hal metode pembelajaran diharapkan

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Karena rata-rata prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran PKn sekarang ini hanya sebesar 6,1.

“Dalam suatu pembelajaran terdapat metode mengajar yang mengacu pada

teori-teori pembelajaran. Pada masa kini terdapat teori-teori pembelajaran yang

dapat diklasifikasikan pada teori yang utama yaitu behavioris, kognitif, sosial,

humanis, Piaget, Vygotsky, Ausubel, dan Konstruktivisme”(www.miftachr.uns.id.

2010).

Salah satu pengembangan metode pembelajaran adalah metode berdasarkan teori

belajar konstruktivisme. Teori konstruktivisme merupakan salah satu teori tentang

proses pembelajaran yang menjelaskan tentang bagaimana siswa belajar dengan

mengkonstruksi pengetahuannya menjadi pengetahuan yang bermakna. Ide pokok

dari teori konstruktivisme adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan

mereka sendiri. Teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan pembelajaran model kooperatif.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Menurut Richard I. Arends (1997:326) tentang pembelajaran kooperatif mempunyai empat variasi, yaitu: 1. Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions), 2. Metode Jigsaw, 3. Metode GI (Group Investigation), 4. Metode Structural Approach a. think-pair-share dan b. numbered head together. Dengan pembelajaran model kooperatif yang menekankan keterlibatan

secara aktif siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar mengajar,

dengan cara siswa belajar memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan

teman-temannya, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan dan

mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya, siswa diharapkan mampu

menguasai materi pelajaran dalam waktu yang sama. Selain itu juga dapat

meningkatkan pencapaian hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran

kompetitif, juga dapat membangkitkan pembelajaran yang menarik perhatian

siswa, meningkatkan ketrampilan sosial dan meningkatkan rasa percaya diri

siswa. Keberhasilan pembelajaran model kooperatif disebabkan adanya

penghargaan kelompok yang berprestasi, otomatis penghargaan terhadap individu

siswa.

Penggunaan metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head

Together pada materi pembelajaran PKn dilakukan sebagai upaya inovasi dalam

proses belajar mengajar dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Selain itu, memberikan variasi metode pembelajaran disamping metode

ceramah yang selama ini sering digunakan oleh guru. Alasan lain dipilihnya

metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together karena melalui

metode Jigsaw, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi serta

meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Sedangkan dalam metode struktural

Numbered Head Together, siswa saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling benar, meningkatkan semangat

kerjasama selain itu siswa dapat berlatih berpendapat, menghargai pendapat dan

bertukar pendapat yang disajikan dalam bentuk diskusi. Dengan menggunakan

pembelajaran model kooperatif dengan metode Jigsaw dan metode struktural

Numbered Head Together diharapkan sebagai salah satu inovasi dalam

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5 pembelajaran sehingga dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran

dengan baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, siswa dapat

ikut aktif dalam pemahaman konsep dan dibuktikan dengan mampu tidaknya

mereka menjawab soal-soal dalam diskusi tersebut.

Dengan penggunaan metode pembelajaran yang lebih bervariasi

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui apakah

ada perbedaan pencapaian prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn

kompetensi dasar Hak Asazi Manusia dengan menggunakan metode Jigsaw dan

metode struktural Numbered Head Together, maka peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang studi eksperimen penggunaan teknik kooperatif

metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together terhadap prestasi

belajar PKn.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah seperti berikut:

1. Penggunaan metode dalam penyampaian materi yang digunakan oleh guru

kurang tepat dan terkesan kaku.

2. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.

3. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ceramah, sehingga

komunikasi yang terjadi hanya searah dan kurang interaksi antara guru dan

siswa.

4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga perhatian siswa terhadap

materi menjadi kurang.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan diatas maka pembatasan masalah ini dibatasi pada masalah-masalah

yang mempunyai kaitan antara metode Jigsaw dan metode struktural Numbered

Head Together dengan prestasi belajar pada kompetensi dasar Hakekat Hak Azasi

Manusia meliputi aspek kognitif.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi tersebut di atas, maka dapat dikemukakan

rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah ada perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran

PKn kompetensi dasar Hakekat Hak Azasi Manusia antara metode Jigsaw dengan

metode struktural Numbered Head Together?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pencapaian

hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi dasar Hakekat Hak Azasi

Manusia antara metode Jigsaw dengan metode struktural Numbered Head

Together.

F. Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan suatu

manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi

perkembangan pendidikan khususnya pada Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada pihak sekolah pada umumnya dan guru

mata pelajaran PKn pada khususnya, mengenai pemilihan pembelajaran model

koperatif, yaitu metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together

yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7 b. Bagi Siswa

Dengan digunakannya metode Jigsaw dan metode struktural Numbered

Head Together dalam kegiatan belajar mengajar, diharapkan mampu menambah

minat belajar siswa dan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran sehingga

prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran sama dengan Instruction atau pengajaran.

“Pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan”

(H.J.Gino :1996:30).

Bila pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, dengan demikian

pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar

oleh guru.

Beberapa definisi yang berhubungan dengan pembelajaran yang

dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

1). “Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat

siswa belajar yaitu terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,

dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku

dalam waktu yang relative lama dank arena adanya usaha” (H.J.Gino, 1996:

33).

2). Menurut Alvin W. Howard, “pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk

mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah

atau mengembangkan ketrampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan

pengetahuan” (Slameto, 2003: 32).

3). Menurut Sardiman (2007: 14), menyebutkan bahwa “proses belajar mengajar

merupakan proses interaksi antara dua unsur manusiawi, yaitu siswa sebagai

pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa

sebagai subyek pokok”.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah usaha sadar dari pengajar untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya

perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku pada diri pebelajar.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Menurut H.J.Gino dalam Belajar Pembelajaran (1996: 36-39), ciri-ciri

pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa yaitu “motivasi belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar,

dan kondisi siswa yang belajar”. Hal tersebut dapat diperjelas sebagai berikut :

1). Motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar.

2). Bahan belajar merupakan isi pembelajaran yang berorientasi pada tujuan yang

akan dicapai siswa.

3). Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat yang dapat membantu

siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar.

4). Suasana belajar adalah komunikasi dua arah antara guru dengan siswa, siswa

dengan siswa.

5). Kondisi siswa yang belajar adalah kondisi siswa dapat dipengaruhi oleh

faktor dari dalam/intern misalnya motivasi dan factor dari luar, yaitu segala

sesuatu yang di luar siswa, termasuk situasi belajar mengajar yang diciptakan

oleh guru.

Menurut Sri Anitah W dan Sumartini (2007: 216-217) menyebutkan

bahwa ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di

antaranya:

“1). Isi pelajaran.

2). Bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual.

3). Strategi pembelajaran.

4). Perilaku guru.

5). Menstrukturkan pelajaran atau menyusun pelajaran.

6). Lingkungan belajar.

7). Pebelajar.

8). Durasi pembelajaran.

9). Lokasi pembelajaran”.

Hal tersebut dapat diperjelas sebagai berikut :

1). Isi pelajaran yaitu berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, aturan,

konsep atau proses kreatif yang akan dipelajari pebelajar.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10 2). Bahan yaitu bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli

visual yang digunakan dalam pembelajaran.

3). Strategi pembelajaran yaitu pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan

untuk mengajar isi pembelajaran merupakan perencanaan sentral guru.

4). Perilaku guru yaitu guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses

pembelajaran dan membantu pebelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar.

5). Menstrukturkan pelajaran yaitu menyusun pelajaran berkaitan dengan

kegiatan yang terjadi pada suatu saat tertentu selama penyajian pelajaran dan

guru perlu merencanakan struktur pelajaran.

6). Lingkungan belajar, ketika kegiatan belajar direncanakan perlu

dipertimbangkan lingkungan belajar yang ingin diciptakan.

7). Pebelajar, dalam kegiatan pembelajaran perlu dipertimbangkan karakteristik

pebelajar tertentu yang ada di kelas, selain itu perlu dipertimbangkan

motivasi pebelajar, kebutuhan akademik, kebutuhan fisik dan psikologis.

8). Durasi pembelajaran, yaitu membuat rencana tentang waktu yang tersedia

atau dialokasikan, untuk menjamin bahwa pebelajar mempunyai kesempatan

untuk mencapai tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu.

9). Lokasi pembelajaran, lokasi dapat berubah berdasarkan kebutuhan misalnya

ruang kerja tertentu (ruang komputer), tambahan referensi (perpustakaan),

atau struktur sosial yang berbeda (belajar bersama)”.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

komponen yaitu “standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi

pokok” ( Depdiknas, 2003: 27-30).

Hal tersebut dapat diperjelas sebagai berikut:

1).Standar kompetensi adalah kompetensi yang dapat dilakukan atau

ditampilkan untuk suatu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran

tertentu yang harus dimiliki oleh siswa, kompetensi yang harus dimiliki

oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran.

2). Kompetensi dasar adalah kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang

harus dimiliki oleh lulusan, kompetensi minimal yang harus dilakukan

atau ditampilkan oleh siswa di standar kompetensi untuk suatu pelajaran.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3). Indikator adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respons

yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk

menunjukkan bahwa siswa itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

4). Materi pokok adalah bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk

menguasai kompetensi dasar.

Komponen-komponen yang terlibat dalam proses kegiatan belajar

mengajar menurut H.J. Gino (1996: 20) meliputi “siswa, guru, tujuan, isi

pelajaran, metode, media, evaluasi”. Hal tersebut dapat diperjelas sebagai berikut:

1). Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan

penyimpan isi materi pelajaran yang dibutuhkan intuk mencapai

tujuan.

2). Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan

belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya

yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang

efektif.

3). Tujuan adalah pernyataan tentang perubahan penilaian yang diinginkan

terjadi pada pembelajaran setelah mengikuti belajar mengajar.

Perubahan penilaian tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif dan

psikomotorik.

4). Isi pelajaran adalah segala informasi yang berupa fakta, prinsip, dan

konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5). Metode adalah cara yang diatur untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mereka untuk

mencapai tujuan.

6). Media adalah bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang

digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka

dapat mencapai tujuan.

7). Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu

proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen

kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi

setiap komponen kegiatan belajar mengajar.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12 Dari pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat

siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan

belajar mengajar. Pembelajaran merupakan proses yang kompleks, untuk itu perlu

direncanakan secara matang oleh guru sebagai salah satu faktor penentu

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Salah satu kemampuan yang harus

dimiliki guru adalah memilih metode pembelajaran yang akan dipakai yang

disesuaikan dengan materi sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang

dimiliki siswa untuk dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan

optimal.

b. Pengertian Metode Pembelajaran

”Metode pembelajaran adalah cara melakukan atau menyajikan,

menguraikan, memberi contoh dan memberi pelajaran kepada siswa untuk

mencapai tujuan tertentu” (Martinis Yamin, 2006: 64).

Sedangkan menurut Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002: 84) ”metode

pembelajaran adalah strategi pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila menggunakan

metode yang tepat”. Ketepatan penggunaan metode tersebut tergantung pada isi

proses kegiatan belajar mengajar dan proses belajar mengajar.

Pemilihan metode yang kurang tepat akan menghambat keberhasilan

proses belajar mengajar. Kesalahan dalam pemilihan metode berakibat sulitnya

siswa menerima materi yang diberikan oleh guru, siswa menjadi tidak

bersemangat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar para siswa rendah. Oleh

karena itu, guru hendaknya dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai

dengan materinya agar tercipta interaksi yang edukatif antara guru dan siswa

sehingga menumbuhkan semangat belajar bagi siswa yang berakibat pada

meningkatnya hasil belajar siswa.

Dalam memilih metode pembelajaran, guru tidak boleh memilih dengan

sembarangan. Metode yang digunakan haruslah metode yang dapat mendorong

keaktifan serta inisiatif siswa dalam proses belajar. Menurut Slameto (2003: 35)

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih metode mengajar yang

tepat, yaitu:

1). Tujuan pengajaran yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar mengajar. Pemilihan metode pengajaran yang tepat dapat mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.

2). Materi pelajaran yaitu bahan yang disajikan dalam pelajaran. Materi pelajaran yang berupa konsep memerlukan metode mengajar yang berbeda seperti yang dipakai untuk mengajar meteri yang berupa fakta.

3). Kemampuan siswa yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan mengembangkan bahan pelajaran yang disampaikan.

4). Kemampuan guru yaitu kemampuan guru dalam menggunakan berbagai metode mengajar.

5). Fasilitas yang tersedia yaitu bahan atau alat bantu atau fasilitas lain yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas pengajaran.

6). Waktu yang tersedia yaitu jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran guna mencapai tujuan pengajaran yang ditentukan.

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahanya

sendiri-sendiri, jadi sebuah metode pembelajaran belum tentu cocok bila

diterapkan untuk materi tertentu. Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama

pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran klasikal ( ceramah) dan

kenyataanya sering dijumpai masih rendahnya hasil belajar siswa di sekolah.

Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya diperlukan inovasi dalam hal metode

pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka seorang guru harus

bisa untuk memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam

proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai, materi yang akan disampaikan, situasi kelas serta disesuaikan dengan

fasilitas yang tersedia.

c. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Priyanto dalam Made Wena (2009: 189) “pembelajaran

kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki

aturan-aturan tertentu“. Prinsip dasar pembelajaran koperatif adalah siswa

membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14 tujuan bersama. Dalam pembelajarn kooperatif siswa pandai mengajari siswa

yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar

dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan

memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah

menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif

agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya.

“Dalam proses pembelajaran kooperatif siswa dibagi secara berkelompok.

Dalam setiap pengelompokan tersebut harus memperhatikan keheterogenan baik

secara kemampuan ataupun jenis kelamin dari siswa. Sehingga akan tercipta

dinamika dalam kegiatan belajar mengajar karena dalam kelompok-kelompok

tersebut mempunyai kemampuan yang sama, tidak ada yang kuat dan tidak ada

yang lemah“ (Mulyani Sumantri, 2001: 127-128).

Jadi, pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu pembelajaran agar setiap anggota baik. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dikelompokkan secara variatif (beraneka ragam) berdasarkan prestasi siswa mereka sebelumnya, kesukaan/kebiasaan, dan jenis kelamin (Slavin: 2008: 3).

Selanjutnya Slavin (2008: 3) menjelaskan “belajar kooperatif mempunyai

kelebihan yang tidak ditemukan dalam kegiatan individual seperti interaksi sosial,

pertanggungjawaban individu dan kerja sama dengan kelompok“. Dalam kegiatan

belajar individual cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan

lingkungan sekitarnya.

Menurut Made Wena dalam Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer

(2009: 190) ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam

pembelajaran kooperatif yaitu :

1). saling ketergantungan positif (positive interdepence) 2). interaksi tatap muka (face to face interaction) 3). akuntabilitas individual (individual accountability) 4). ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau

ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan(use of collarative/social skill)

Dalam teori pembelajaran konstruktivisme, strategi pokok yang diperlukan

adalah pembelajaran bermakna (meaningful learning). Agar suatu informasi

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 pengetahuan dapat dipahami, maka harus bermakna secara potensial. Dalam

meaningful learning, setiap unsur materi ajar harus diolah dan

diinterpresentasikan sedemikian rupa sehingga masuk akal (make senses) dan

bermakna (meaningful) bagi siswa. Dengan pendekatan pembelajaran ini,

pengetahuan dapat diterima dan tersimpan lebih baik karena masuk otak melalui

proses masuk akal.

“Teori konstruktivisme mengharuskan siswa untuk secara aktif

mengkonstruksikan makna dari setiap pengetahuan yang dipelajari dan dari

pengalaman yang di dapat selama siswa melakukan kegiatan belajar mengajar

sehingga pengetahuan yang didapat siswa menjadi berkembang“ (Sardiman, 2003:

37-38).

Pandangan konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik diberi

kesempatan agar menggunakan suatu strategi sendiri dalam belajar secara sendiri

dan pendidikan dalam hal ini membimbing peserta didik ke tingkat pengetahuan

yang mengarah lebih tinggi. Oleh karena itu, agar peserta didik benar-benar

memahami mereka harus bekerja keras untuk memecahkan masalah dan kesulitan

yang ada dengan ide-ide dan kemampuannya.

Ide pokok pada teori konstruktivisme adalah peserta didik secara aktif

membagi pengetahuan mereka sendiri. Pendekatan dalam pembelajaran

konstruktivisme dapat menggunakan pembelajaran secara kooperatif ekstensif.

Menurut teori ini peserta didik akan lebih mudah menanamkan dan mengerti akan

konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan dan mendiskusikan

masalah tersebut dengan temannya.

Peserta didik secara rutin bekerja dalam kelompok yang terdiri sekitar 4 orang untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah dalam hal ini penekanannya pada aspek sosial dalam pembelajaran dan penggunaan kelompok yang sederajat untuk menghasilkan pemikiran. Pada sistem pengajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur dan inilah yang disebut pengajaran gotong royong atau cooperative learning (Slavin, 2008: 2).

Dalam pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan sebagai berikut:

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Model pembelajaran kooperatif lebih unggul dari pembelajaran biasa karena para siswa banyak melakukan variasi kegiatan dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Melalui berbagai variasi kegiatan belajar tersebut mereka melakukan pengulangan, perluasan, pendalaman dan penguatan terhadap penguasaan materi pengetahuan yang dipelajari, sedang dalam pembelajaran biasa yang bersifat ekspositori, siswa hanya mengalami atau melakukan satu atau dua kegiatan belajar saja, sehingga tidak atau kurang terjadi pengulangan, perluasan, pendalaman dan penguatan penguasaan (Erlina Syaodih dalam http://educare.e_fkipunla.net 2010).

Model pembelajaran kooperatif disamping memiliki keunggulan, dalam

penerapannya terdapat beberapa hambatan sebagai berikut:

1). karena belum biasa guru tidak langsung dapat melaksanakan model pembelajaran kooperatif secara efektif, mereka membutuhkan penyesuaian atau latihan dalam pertemuan pertama.

2). karena belum biasa para siswa juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kegiatan yang baru. Guru dituntut untuk lebih meningkatkan disiplin belajar terutama kebiasaan siswa berbicara dan bekerja lebih efisien.

3). kegiatan-kegiatan kelompok yang mengaktifkan siswa membutuhkan waktu belajar yang relatif lebih lama. Masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan efisiensi penggunaan waktu, penentuan target sasaran dan waktu untuk setiap kegiatan, pengawasan dan perintah untuk segera mengakhiri sesuatu kegiatan dan berpindah ke kegiatan lainnya.

4). kelengkapan media dan sumber. Masalah ini merupakan masalah umum yang dihadapi oleh sekolah, dapat diatasi dengan meningkatkan kerjasama dengan unsur pimpinan dan komite sekolah, dan peningkatan upaya guru mengembangkan sendiri media dan sumber belajars.

(Erlina Syaodih dalam http://educare.e_fkipunla.net 2010). Keberhasilan dari proses belajar kooperatif adalah karena ada 5 prinsip,

yaitu:

1) Adanya sumbangan dari ketua kelompok

Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan

pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah

seseorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang

lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan,

mempelajari informasi/penjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada

anggota kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan

oleh anggota yang lain.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17 2) Keheterogenan kelompok

Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok

yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial, ataupun

tingkat kecerdasan.

3) Ketergantungan pribadi yang positif

Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu sama

lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap individu

karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya sendiri

terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya.

4) Ketrampilan bekerja sama

Dalam proses bekerja sama perlu adanya ketrampilan khusus sehingga

kelompok tersebut dapat berhasil membawa nama kelompoknya. Proses yang

dibutuhkan di sini adalah adanya komunikasi yang baik antar anggota kelompok.

5) Otonomi kelompok

Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama

kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan

dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok maka

mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain.

Dalam model mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu

sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan

mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa

dapat bekeja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa

dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini

akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir

untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan

ketrampilannya.

Menurut Richard I. Arends (1997:326) pembelajaran model kooperatif

mempunyai empat variasi, yaitu “ STAD, Jigsaw, Group Investigation (GI),

Structural Approach”. Adapun penjelasan sebagai berikut:

1) STAD (Student Teams Achievement Divisions)

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dalam penerapan STAD, guru menyajikan pelajaran kemudian siswa

bekerja dalam kelompok untuk memastikan anggota kelompok telah

menguasai materi pelajaran. Akhirnya, seluruh siswa diberi ulangan atau

kuis dengan materi yang sama. Pada saat ulangan atau kuis ini siswa tidak

dapat saling membantu, dan nilai kuis ini dipakai untuk menentukan skor

individu maupun kelompok.

2) Jigsaw

Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok kecil dengan

menggunakan kelompok asal dan kelompok ahli. Setiap kelompok asal

diberi tugas untuk mempelajari bagian tertentu yang berbeda dengan

materi yang diberikan. Kemudian setiap siswa yang mempelajari topik

yang sama saling bertemu dan membentuk kelompok ahli untuk bertukar

pendapat dan informasi. Setelah itu siswa kembali ke kelompok asal

untuk menyampaikan informasi yang diperoleh. Akhirnya setiap siswa

diberi kuis secara individu. Penilaian dan penghargaan yang digunakan

pada Jigsaw sama dengan STAD.

3) Group Investigation (GI)

Group Investigation (GI) mengarahkan kepada siswa untuk saling

bekerjasama dalam kelompok kecil untuk menyelidiki topik tertentu yang

dipilih. Setiap kelompok membuat rencana kegiatan pembelajaran dan

kemudian melaksanakannya. Akhirnya setiap kelompok

mempresentasikan hasilnya.

4) Structural Approach (Pendekatan Struktural)

Langkah pertama yaitu guru menyajikan materi pelajaran, kemudian setiap

kelompok mengerjakan lembar kerja siswa, saling mengajukan pertanyaan

dan belajar bersama dalam kelompok. Pendekatan ini menghendaki siswa

saling bekerjasama saling membantu dalam kelompok kecil. Terdapat dua

tipe yang dikembangkan dari pendekatan struktural ini, yaitu:

a) Think-Pair-Share, pendekatan ini bertujuan memberi siswa lebih

banyak waktu untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sama lain. Pendekatan ini mempunyai tiga tahapan, yaitu berpikir

(Thinking), berpasangan (Pairing), dan berbagi (Sharing).

b) Number-Head-Together, pendekatan ini bertujuan mengecek

pemahaman siswa terhadap isi pelajaran. Pendekatan ini terdiri dari

empat langkah utama, yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan,

berpikir bersama, dan menjawab.

Selain dua tipe di atas menurut Anita Lie (2010: 60-63) terdapat beberapa

tipe lain yaitu “kepala bernomor terstruktur, dua tinggal dua tamu dan kancing

gemerincing”.

Salah satu hal yang ditekankan dalam pembelajaran kooperatif adalah

kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen.

Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena

pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka

siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah

dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan

kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah terbantu dalam

memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.

d. Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang efektif adalah Jigsaw.

Robert E. Slavin mengatakan bahwa “Metode pengajaran Jigsaw dikembangkan

oleh Elliot Aronso dan rekan-rekannya” (2008: 236).

Dalam model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw, siswa belajar dalam

kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan,

bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari

masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut

kepada anggota kelompok yang lain.

Menurut Doantara Yasa tentang keunggulan kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (http://ipotes.wordpres.com: 2008). “Metode ini paling sesuai untuk subyek – subyek seperti pelajaran ilmu

sosial, literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang

lainnya yang tujuan pembelajarannya lebih kepada penguasaan konsep daripada

penguasaan kemampuan” (Slavin: 2008: 237).

Menurut Priyanto dalam Made Wena, (2009: 194-195) dalam

penerapannya pembelajaran kooperatif metode Jigsaw ada beberapa langkah yang

harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :

“1). Pembentukan kelompok asal

2). Pembelajaran pada kelompok asal

3). Pembentukan kelompok ahli

4). Diskusi kelompok ahli

5). Diskusi kelompok asal (induk)

6). Diskusi kelas

7). Pemberian kuis

8). Pemberian penghargaan kelompok”

Selain dari pendapat di atas, menurut Anita Lie (2010: 69-70) langkah-

langkah penerapan pembelajaran metode Jigsaw :

“1). Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi 4 bagian.

2). Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu.

3). Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

4). Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan

siswa yang kedua mendapatkan bagian yang kedua, begitu seterusnya.

5). Siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian masing-masing.

6). Setelah selesai siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau

dikerjakan masing-masing.

7). Khusus untuk kegitan membaca, kemudian pengajar membagikan bagia

cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21 8). Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran

tersebut”.

Tujuan penggunaan metode Jigsaw :

1). menyajikan metode alternatif selain metode ceramah.

2). mengkaji kebergantungan positif dalam menyampaikan dan menerima

diantara anggota kelompok untuk mendorong kedewasaan berpikir.

3). menyediakan kesempatan berlatih bicara dan mendengar untuk melatih

kognisi siswa dalam menyampaikan informasi.

Selama pelaksaan metode Jigsaw guru memantau kerja kelompok-

kelompok kecil untuk mengetahui bahwa kegiatan yang berlangsung dengan

lancar. Dalam metode ini guru juga tidak banyak menjelaskan materi kepada

siswa. Guru hanya perlu menyiapkan garis besar materi dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan yang akan menjadi petunjuk atau kerangka diskusi bagi kelompok ahli

agar diskusi dapat terfokus. Disamping itu, guru berperan sebagai fasilitator dan

mediator dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.

Kelebihan metode Jigsaw :

1). memacu siswa untuk berpikir kritis.

2). memacu siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan

kepada teman lain, ini akan membantu siswa dalam mengembangkan

kemampuan verbal dan sosialnya.

3). diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa tertentu, tetapi semua siswa

dituntut untuk menjadi aktif.

Kekurangan metode Jigsaw:

1). kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu

dibandingkan metode ceramah.

2). bagi guru, metode ini membutuhkan konsentrasi dan tenaga yang lebih ekstra,

karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda-beda.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22 e. Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Head Together

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dalam Anita Lie (2010:56)

“dengan melibatkan para siswa dalam melihat kembali bahan yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka

mengenai isi pelajran tersebut”. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah, yaitu:

“1). Penomoran (Numbering)

2). Pengajuan Pertanyaan (Question)

3). Berpikir Bersama (Head Together)

4). Pemberian Jawaban (Answering)”

(Richard I. Arends,1997: 123-124).

Hal tersebut dapat diperjelas sebagai berikut :

1). Penomoran, Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim

yang yang beranggotakan 4-5 orang dan member mereka nomor sehingga

setiap siswa dalam tim memiliki nomor yang berbeda.

2). Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi,

dari yang bersifat hingga yang bersifat umum.

3). Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa

tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

4). Guru menyebut satu nomor siswa dan para siswa dari tiap kelompok dengan

nomor yang mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas

Anita Lie dalam bukunya Cooperatif Learning (2010:60) menuliskan

langkah-langkah penerapan metode struktural Numbered Head Together sebagai

berikut :

1). Siswa dibagi dalam setiap kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

2). Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3). Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

4). Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Kelebihan dan kelemahan metode struktural Numbered Head Together

adalah sebagai berikut :

Kelebihan metode struktural Numbered Head Together adalah:

1) Setiap siswa menjadi siap semua.

2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

4) Adanya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan

diskusi dapat meningkatkan ketrampilan sosial siswa.

Kelemahan metode struktural Numbered Head Together adalah:

1) Pembelajaran metode struktural Numbered Head Together belum banyak

diterapkan di sekolah-sekolah sehingga memerlukan kemampuan dan

ketrampilan dalam pelaksanaannya.

2). Siswa yang lebih pandai cenderung akan mendominasi kelas sehingga siswa

yang kurang pandai akan merasa minder dan pasif.

3). Dikhawatirkan siswa hanya menyalin pekerjaan siswa lain sehingga kegiatan

diskusi tidak berjalan lancar.

4). Pengelompokan siswa akan membutuhkan waktu

5). Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

6). Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Dalam metode struktural Numbered Head Together interaksi antar siswa

diperlukan untuk meyakinkan bahwa setiap orang dalam kelompok itu

mengetahui jawabannya. Pembelajaran serta kerja sama dengan struktur

menawarkan saling tergantung yang bersifat positif antara lain

pertanggungjawaban individu dan kelompok.

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

”Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan

mengumpulkan sejumlah pengetahuan” (Mulyani Sumantri, 2001 : 13).

Menurut pendapat Morgan dalam Mulyani Sumantri (2001:13), belajar merupakan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman, yang di dalamnya memuat

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau pengalaman. Beberapa definisi belajar dari para ahli antara lain :

1). Menurut Howard Kingsley, belajar diartikan sebagai proses tingkah laku

dalam arti luas yang diubah melalui praktek atau latihan, “Learning is a

process which behavior (in the broader sense)is originated or changed

through practice or training” (H.J.Gino, 1996: 6).

2). Sedangkan Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran menyatakan bahwa

”belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan

pemahaman, ketrampilan dan sikap. Perubahan itu bersikap konstan dan

berbekas” (H.J. Gino, 1996: 6).

Dari definisi tersebut di atas dapat ditentukan pengertian belajar adalah

suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, ketrampilan dan

tingkah laku, perubahan itu terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu

yang sedang belajar.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” yang “berarti hasil

usaha” (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991:190). Dalam hal penelitian ini

prestasi merupakan hasil belajar. Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam

proses belajar mengajar, karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang telah

dilaksanakan. Dengan demikian jika pencapaian hasil belajar siswa itu tinggi,

dapat dikatakan proses belajarnya berhasil.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan suatu

usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Usaha tersebut dipengaruhi oleh kondisi

dan situasi tertentu, yaitu pendidikan dan latihan dalam suatu jenjang pendidikan.

Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan tes atau evaluasi. Untuk

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25 melakukan evaluasi alat evaluasi yang obyektif, menyeluruh dan

berkesinambungan.

Adapun fungsi dari prestasi belajar adalah sebagai :

1) Indikator kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena prestasi belajar dapat

dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam peningkatan kualitas mutu

pendidikan.

4) Indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan, karena prestasi

belajar dapat dijadikan sebagai tingkat produktivitas dan sebagai kesuksesan

siswa.

5) Mengetahui daya serap siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang

diprogramkan kurikulum.

Menurut Taksonomi Bloom dalam Richard I Arends (2008: 117)

yaitu,”ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor”. Hal tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

a) Remember (mengingat), menurut para kreator taksonomi, berarti

mengambil informasi yang relevan dari ingatan jangka panjang.

b) Understand (memahami), berarti mengkonstruksikan makna dari berbagai

pesan instruksional.

c) Apply (menerapkan), berarti melaksanakan atau menggunakan suatu

prosedur.

d) Analize (menganalisis), bearti menguraikan materi menjadi bagian-bagian

konstituen dan menentukan bagaimana hubungan bagian yang satu dengan

bagian yang lainnya.

e) Evaluated (mengevaluasi) termasuk proses kognitif checking (memeriksa)

dan critiquing (mengkritik) dan berhubungan dengan kemampuan

membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

f) Created (menciptakan) bearti membuat judgment berdasarkan kriteria dan

menyatukan berbagai elemen untuk membentuk sebuah pola.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26 2) Ranah Afektif

a) Receiving (menerima), siswa menyadari atau memperhatikan sesuatu di

lingkungan.

b) Responden (merespon), siswa memperlihatkan perilaku baru tertentu

sebagai hasil pengalaman dan respon terhadap pengalaman.

c) Valuing (menghargai), siswa memperhatikan keterlibatan mutlak atau

komitmen terhadap pengalaman tertentu.

d) Organization (organisasi), siswa telah mengintegrasikan sebuah nilai baru

ke dalam nilai-nilai umumnya dan memberinya tempat yang layak dalam

sistem prioritas.

e) Characterization by value (karakterisasi menurut nilai), siswa bertindak

secara konsisten menurut nilainya dan memiliki komitmen yang kuat

terhadap pengalaman itu.

3) Ranah Psikomotor

a) Gerakan reflek, tindakan siswa dapat terjadi di luar kehendak sebagai

respons terhadap stimulus tertentu.

b) Gerakan fundamental dasar, siswa memiliki pola gerakan bawaan yang

terbentuk dari kombinasi berbagai gerakan refleks.

c) Kemampuan perseptual, siswa dapat menstranslasikan stimuli yang

diterima melalui indera menjadi gerakan yang tepat seperti yang

diinginkan.

d) Gerakan yang terampil, siswa telah mengembangkan gerakan-gerakan

yang lebih kompleks yang membutuhkan derajat efisiensi tertentu.

e) Komunikasi nondiskursif, siswa memiliki kemampuan untuk

berkomunikasi melalui gerakan tubuh.

c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaan (PKn)

1) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006, dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

sebagai mata pelajaran diganti dengan nama mata pelajaran Pendidikan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27 Kewarganegaraan (PKn). Berdasar Permendiknas No 22 tahun 2006 tersebut,

Pendidikan Kewarganegaraan diartikan sebagai mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945.

Menurut Muhammad Numan Somantri (1976:54) Pendidikan

Kewarganegaraan yang cocok dengan Indonesia sebagai berikut:

Pendidikan Kewargaan Negara adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influence pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar-pelajar berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis, dengan berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Syahrial Syarbaini, dkk (2006: 4) Pendidikan kewarganegaraan

merupakan : Suatu bidang kajian yang mempunyai obyek telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan, dengan menggunakan disiplin ilmu pendidikan dan politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu lain yang relevan yang secara koheren diorganisasikan dalam bentuk program kurikuler kewarganegaraan aktivitas-aktivitas sosial-kultural, dan kajian ilmiah kewarganegaraan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang di dalamnya terdapat

berbagai aspek meliputi hak dan kewajiban warga negara, bidang politik dan

budaya kewarganegaraan dengan menggunakan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu

politik yang relevan dalam aktivitas sosial kultural. Menurut Udin S. Winatapura

dalam Winarno (http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/, 2009):

pendidikan kewarganegaraan atau citizenship education sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam lima status, yaitu : a). sebagai mata pelajaran di sekolah. b). sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. c). sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial

dalam kerangka program pendidikan guru.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

d). sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh Pemerintah sebagai suatu crash program.

e). sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

Berdasar pendapat di atas maka peneliti akan fokus pada status pertama

yaitu pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di sekolah.

2) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Pelajaran di Sekolah

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-

hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,

terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

(Permendiknas No 22 tahun 2006 ).

Menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan

Departemen Pendidikan Nasional (http:// www.puskur.net/ download/ prod2007)

“Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada semua

satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di sekolah mempunyai tujuan, visi dan

misi, serta ruang lingkup. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran

Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut:

(1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertibdak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Anonim, 2009: 21)

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29 b) Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan

Visi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warga negara. Adapun misi dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah membentuk warga Negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan UUD 1945. (Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Andri, www.google.gurubelajarnulis.kompetensi PKn, 2010).

c) Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran

Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 (2006:21) tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek yaitu : “(1) Persatuan dan Kesatuan, (2)

Norma, Hukum dan Peraturan, (3) Hak Asasi Manusia, (4) Kebutuhan Warga

Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan dan Politik, (7) Globalisasi”.

Hal tersebut dapat diperjelas sebagai berikut :

(1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,

Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,

Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan

dan jaminan keadilan.

(2) Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,

Tata terrtib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-

peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan

internasional.

(3) Hak Asasi Manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan

kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional

HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

(4) Kebutuhan warga negara, meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,

Persamaan kedudukan warga negara.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(5) Konstitusi negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

(6) Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan

sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, Sitem pemerintahan, Pers dalam masyrakat demokrasi.

(7) Pancasila, meliputi: Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, Proses perumusan pancasila senagai dasar negara,

Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai

ideologi terbuka.

(8) Globalisasi, meliputi: Globalisasi dilingkungannya, Politik luar negeri,

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional

dan organisasi internasional, dan Menguasai globalisasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di sekolah adalah suatu pendidikan yang

memuat berbagai aspek seperti persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum dan

peraturan, HAM, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaan dan

politik, pancasila dan globalisasi yang diajarkan kepada siswa untuk

mempersiapkan siswa secara dini agar menjadi warga negara yang kritis, cerdas,

dan aktif setelah dewasa nanti serta memiliki karakteristik yang baik sesuai

dengan pancasila dan UUD 1945. Menurut Udin S. Winataputra dalam

(http://sps/edu/prodipknupi.id ,2007) karakteristik warga negara yang baik adalah

sebagai berikut:

1). Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2). Mencintai sesama manusia, keluarga, masyarakat, bangsa, dan tanah

airnya. 3). Menghormati sesama warga negara. 4). Dapat hidup bersama dalam masyarakat majemuk. 5). Toleransi keagamaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan sangat perlu untuk diajarkan disetiap sekolah, mulai

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31 dari sekolah dasar sampai pada sekolah menengah karena melalui Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik dapat belajar untuk menjadi warga negara yang

kritis, cerdas dan aktif sehingga setelah dewasa akan memiliki karakteristik yang

baik sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

3) Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaan (PKn)

Pengertian prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah

penguasaan pengetahuan tentang materi pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang

diajarkan oleh guru PKn kepada para siswa yang ditunjukkan dengan nilai.

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi

belajar.

Menurut Saifudin Azwar dalam Sunarto (http://sunartombs.wordpres.com

,2009), “tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk

mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau

materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar

dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat diketahui

setelah siswa mengikuti tes mata pelajaran PKn yang diadakan di sekolah.

Tes yang digunakaan peneliti dalam mengukur hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah ada dalam silabus dan dijabarkan pada

rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VII di semester genap, yaitu sebagai

berikut :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan penegakan Hak Azasi Manusia (HAM).

1.1 Menguraikan hakikat, hukum dan kelembagaan HAM

1.2 Mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya penegakan HAM

1.3 Menghargai upaya perlindungan HAM 1.4 Menghargai upaya penegakan HAM

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32 Setelah mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan

Kewarganegaraan, maka selanjutkan akan nampak apa yang menjadi indikator

dari hasil belajar Pendidikan Kewarganegaran. Indikator yang dimaksud yaitu:

a) Menjelaskan pengertian HAM.

b) Menyebutkan dasar hukum penegakan HAM di Indonesia.

c) Menyebutkan lembaga-lembaga perlindungan HAM.

d) Menjelaskan latar belakang lahirnya perundang-undangan HAM

nasional.

e) Menyebutkan contoh-contoh kasus pelanggaran HAM di

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

f) Mengemukakan cara-cara penanganan pelanggaran HAM.

g) Menguraikan peranan lembaga perlindungan HAM.

h) Menyebutkan pasal-pasal dalam UUD 1945 hasil perubahan yang

berkaitan dengan HAM.

i) Menunjukkan sikap positif terhadap upaya penegakan HAM di

wilayahnya.

j) Menampilkan sikap positif terhadap upaya penegakkan dan

perlindungan HAM di wilayahnya.

B. Penelitian Yang Relevan

Di dalam penelitian ini juga dicantumkan pendapat dari peneliti lain yang

hasil penelitiannya relevan dengan penelitian ini. Hal ini peneliti lakukan guna

mendukung penelitian yang telah peneliti lakukan. Diantaranya adalah:

1) Bahriyatul Azizah (2006) “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh”.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil pre test kelompok

eksperimen sebesar 4,23 dan kelompok kontrol sebesar 4,11. Hasil uji t

diperoleh diperoleh thitung = 0,595 < ttabel = 1.99. Hal ini berarti bahwa antara

kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal yang relatif

sama dalam memahami materi pokok bahasan jurnal khusus sebelum

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mengikuti pembelajaran. Rata-rata hasil post test kelompok eksperimen

sebesar 6,84 dan kelompok kontrol sebesar 6,04. hasil uji t data post test

diperoleh thitung = 4,639 > ttabel = 1,99. Hal ini berarti ada perbedaan hasil

belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode kooperatif tipe

Jigsaw dengan pembelajaran konfensional. Rata-rata hasil belajar kelompok

eksperimen yang lebih tinggi menunjukkan pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan pembelajaran

konvensional.

2) Hidayah Puput Saputri (2009) “Eksperimen Pembelajaran Kooperatif Melalui

Pendekatan Struktural Numbered Heads Together Ditinjau Dari Aktivitas

Belajar Siswa”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode pembelajaran kooperatif melalui pendekatan struktural

Numbered Heads Together menghasilkan prestasi belajar matematika yang

lebih baik daripada penggunaan metode pembelajaran konvensional pada sub

pokok bahasan Fungsi (Fa = 6,4885 > 3,9760 = Ftabel), aktivitas belajar

matematika yang lebih tinggi tidak menghasilkan prestasi belajar matematika

yang lebih baik daripada aktivitas belajar yang lebih rendah dalam sub pokok

bahasan Fungsi (Fb = 2,2797 < 3,1260 = Ftabel), tidak terdapat interaksi yang

signifikan antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan Fungsi (Fab = 1,7362 <

3,1260 = Ftabel).

Beberapa penelitian tersebut menyatakan bahwa metode Jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi pokok bahasan

Jurnal Khusus. Metode struktural Numbered Head Together juga lebih baik

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika

pada sub pokok bahasan Fungsi. Sehingga metode Jigsaw dan metode

struktural Numbered Head Together dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, landasan teori

dan dari penelitian yang relevan dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai

berikut:

Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan harapan bagi semua guru,

dan sebagai tolak ukurnya adalah prestasi belajar siswa. Dalam proses belajar

mengajar guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh

siswa untuk dapat digunakan dalam belajar. Fungsi fasilitator akan berhasil jika

dalam merancang proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan langkah-langkah

yang sistematis dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap

tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan balik yang

diperoleh dari hasil evaluasi. Metode mengajar adalah sebuah teknik yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses

belajar mengajar. Untuk mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya

digunakan variasi dalam menggunakan metode pembelajaran. Melalui

pembelajaran metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together

diharapkan dapat memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam

pengajaran khususnya pada mata pelajaran PKn.

Namun pada prakteknya guru-guru masih enggan untuk meninggalkan

metode konvensional dimana pelajaran hanya terpusat pada guru. Metode

konvensional memang mudah untuk digunakan, tetapi hendaknya perlu

diperhatikan bahwa tidak semua materi pelajaran akan sesuai bila diterapkan

metode ini. Penerapan metode konvensional dalam pembelajaran PKn kurang

dapat menumbuhkan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar. Rendahnya

keaktifan siswa tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar siswa, bahwa apabila

keaktifan siswa rendah maka prestasi belajar siswa pun rendah.

Model pembelajaran kooperatif dipandang cocok untuk membuat siswa

ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif

bermacam-macam, pada penelitian ini dipilih metode Jigsaw dan metode

struktural Numbered Head Together karena kedua metode ini menawarkan suatu

inovasi pembelajaran yang akan menghasilkan individu-individu selain menguasai

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35 materi juga mempunyai bekal kemampuan bekerja sama. Pada metode Jigsaw

satu orang siswa menyiapkan jawaban untuk masing-masing anggota

kelompoknya sedangkan dalam metode struktural Numbered Head Together satu

orang siswa yang ditunjuk menyiapkan jawabannya untuk satu kelas jadi tidak

hanya untuk kelompoknya saja. Berbekal kemampuan bekerja sama ini para

peserta didik siap menghadapi tantangan jaman yang membutuhkan sikap saling

kerja sama dan mampu bersaing secara sehat.

Untuk memperjelas hubungan metode pembelajaran dengan prestasi

belajar siswa ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir tersebut dapat diambil

hipotesis sebagai berikut :

“Adanya perbedaan prestasi belajar PKn pada kompetensi dasar Hak Asazi

Manusia antara model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dengan metode

struktural Numbered Head Together pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Wuryantoro tahun pelajaran 2009/2010”.

Kelas eksperimen 1

Keadaan awal

Kelas eksperimen 2

Metode Jigsaw

Metode struktural

Numbered Head

Together

Tes materi

Prestasi belajar PKn

Tes materi

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Wuryantoro, yang terletak di

desa Genukharjo, Wuryantoro, Wonogiri Kode Pos 57661. Pada kelas VII

semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-

tahap pelaksanaannya sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Penyusunan Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan 2010 2011 Feb Mar-

Mei Jun Jul Ags Sep Okt-

Des Jan Feb

1.

Pengajuan Judul

2.

Penyusunan Proposal

3.

Ijin Penelitian

4.

Uji Coba Instrumen

5.

Pengumpulan Data

6.

Analisis Data

7.

Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Pada awal kegiatan penelitian diberi perlakuan dengan menggunakan

metode Jigsaw untuk kelas eksperimen 1 sedangkan kelas eksperimen 2

menggunakan metode struktural Numbered Head Together. Pada akhir penelitian

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

siswa dikenakan tes akhir (postest). Desain penelitian yang digunakan adalah one

shot case study. Dalam tabel bisa digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2. Bagan desain penelitian one shot case study

Kelompok Perlakuan Postest

Kelas Eksperimen 1

Kelas Eksperimen 2

X1

X2

T2

T2

Keterangan :

X1 = perlakuan dengan metode Jigsaw

X2 = perlakuan dengan metode Numbered Head Together

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan ini adalah :

1. Memberikan perlakuan X1 berupa penggunaan metode Jigsaw pada kelompok

eksperimen 1 dan perlakuan X2 berupa penggunaan metode Numbered Head

Together pada kelompok eksperimen 2.

2. Memberikan postest T2 pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi

perlakuan X1 dan X2.

3. Membandingkan rata-rata kemampuan kognitif pada kelompok eksperimen 1

dan eksperimen 2 untuk menentukan perbedaan yang timbul setelah diberi

perlakuan X1 dan X2.

4. Menerapkan uji statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan

tersebut signifikan, yaitu dengan uji-t dua pihak.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wuryantoro tahun

ajaran 2009/2010 yang terdiri dari lima kelas yaitu VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE

dan rata-rata jumlah siswa pada tiap kelas sebanyak 40 siswa.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dipilih dua kelas satu kelas untuk eksperimen metode

Jigsaw, satu kelas untuk eksperimen metode struktural Numbered Head Together,

pada masing-masing kelas terdapat 40 siswa. ”Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti” (Suharsimi Arikunto 2006:131).

Sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat mewakili.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Random Sampling. Dalam

teknik ini sampel merupakan unit dalam populasi yang mendapat peluang sama

untuk menjadi sampel, bukan siswa secara individual tetapi kelas.

“Teknik Random Sampling ini dalam pengambilan sampel, peneliti

mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap

sama. Dengan demikian maka peneliti member hak yang sama kepada setiap

subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel” (Suharsimi

Arikunto 2006:131).

Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menentukan sampel

adalah dengan cara undian. Sampel yang digunakan adalah kelas VII C sebagai

kelompok eksperimen 1 yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode

Jigsaw dan kelas VII D sebagai kelompok eksperimen 2 yang menggunakan

pembelajaran kooperatif metode struktural Numbered Head Together.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengajaran menggunakan

metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa mengenai

standar kompetensi Hak Asasi Manusia pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Wuryantoro.

Dengan data ini dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan penggunaan

masing-masing metode mengajar.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data tes. Data tes berupa

nilai kognitif siswa pada standar kompetensi dengan menggunakan tes objektif.

Kisi-kisi terdapat dalam lampiran 1 dan soal objektif terdapat dalam lampiran 2.

2. Instrumen Penelitian

a. Aspek kognitif

1) Validitas soal

Instrumen diuji cobakan pada siswa kelas VII A di SMP N 2 Wuryantoro,

dari sejumlah 30 siswa. Kemudian dihitung tingkat validitasnya, dengan tujuan

untuk mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan

responden yang sebenarnya atau tidak. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168)

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen”. Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih adalah

instrumen yang mempunyai nilai hitung yang lebih tinggi jika dibandingkan

dengan nilai tabel yang telah ditentukan, sedangkan instrumen yang tidak valid

adalah instrumen yang nilai hitungnya lebih rendah dari pada nilai pada tabel yang

telah ditentukan.

Nana Syaodih Sukmadinata (2008:229) mengemukakan bahwa terdapat

macam-macam validitas yaitu:

a) Validitas Isi (Content Validity), berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Apakah instrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur.

b) Validitas Konstruk (Construck Validity), berkenaan dengan kontruk atau struktur dan karakteristik psikologi aspek yang akan diukur dengan instrumen. Apakah kontruk tersebut dapat menjelaskan perbedaan kegiatan atau perilaku individu berkenaan dengan aspek yang diukur.

c) Validitas Kriteria (Criterion Validity), berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan instrumen lain yang menjadi kriteria. Instrumen yang menjadi kriteria adalah instrumen yang sudah standar.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi di dalam mecari

data variabel prestasi belajar PKn. Untuk menghitung validitas butir soal

digunakan rumus koefisien korelasi biserial sebagai berikut:

γpbi = qp

StMtMp −

St= nn

)X(X2

2∑

∑−

Keterangan:

Mp : rerata skor subyek yang menjawab benar item yang dicari validitasnya.

Mt : rerata skor total

γpbi : koefisien korelasi

St : standar deviasi skor total

n : jumlah subjek

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah

Setelah diperoleh harga γpbi kemudian dikonsultasikan dengan kritik r

tabel. Apabila harga γpbi > harga kritik, maka item soal tersebut dikatakan valid.

Klasifikasi validitas soal:

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

Item dikatakan valid bila harga γpbi > r tabel

(Masidjo, 1995: 243-246).

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Validitas

Jumlah Soal Valid Drop

30 30 0

Perhitungan selengkapnya untuk uji validitas ini terdapat dalam lampiran 3.

2) Reliabilitas soal

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Pengujian

reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut:

r11 = ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−∑

2tSPQ

11k

k

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas

k : jumlah item

St : standar deviasi

P : indeks kesukaran

Q :1-p

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tesebut kemudian dikonsultasikan

dengan r product momen. Apabilan harga r11 > r tabel maka tes instrumen tesebut

reliabel.

Klasifikasi reliabilitas soal:

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

(Masidjo, 1995: 210-233).

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Reliabilitas

Jumlah Soal S2 γpq r11 Keterangan

30 63,352 5,642 0,942 Sangat tinggi

Perhitungan selengkapnya untuk reliabiliatas ini terdapat dalam lampiran 4.

3) Taraf kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukan denagan indeks kesukaran yaitu

menunjukkan sukar mudahnya suatu soal yang harganya dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut:

IK =maxSN

Keterangan:

IK : indeks kesukaran

B : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item.

N : kelompok siswa

Smax : besarnya skor yang dituntut suatu jawaban benar dari suatu item

Adapun kriterianya sebagi berikut:

0,81 – 1,00 : mudah sekali (MS)

0,61 – 0,81 : mudah (M)

0,41 – 0,60 : sedang/cukup (Sd)

0,21 – 0,40 : sukar (S)

0,00 – 0,20 : sukar sekali (SS)

(Masidjo, 1995: 189-192).

Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Taraf Kesukaran

Jumlah Soal Kriteria Taraf Kesukaran

MS M Sd S SS

30 9 17 4 0 0

Perhitungan selengkapnya untuk taraf kesukaran ini terdapat dalam lampiran 5.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4) Taraf pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang tergolong kelompok atas (upper group) dengan siswa yang

tergolong kelompok bawah (lower group).

Rumus yang menentukan daya pembeda soal:

ID = maxSNKAatauNKB

KBKA×

Keterangan:

ID : indeks diskriminatif

KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang tergolong kelompok

atas

KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang tergolong kelompok

bawah

NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau kelompok

bawah

NKA atau NKB X Smax : perbedaan jawaban benar dari siswa – siswa yang

tergolong atas dan bawah yang seharusnya diperoleh.

Acuan penilaian daya pembeda soal:

0,80 – 1,00 : sangat membedakan (SM)

0,60 – 0,79 : lebih membedakan (LM)

0,40 – 0,59 : cukup membedakan soal (CM)

0,20 – 0,39 : kurang membedakan (KM)

Negatif – 0,19 : sangat kurang membedakan (SKM)

(Masidjo,1995: 198).

Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Taraf Pembeda

Jumlah

Soal

Kriteria Taraf Pembeda

SM LM CM KM SKM

30 1 7 8 14 0

Perhitungan selengkapnya untuk taraf pembeda ini terdapat dalam lampiran 6.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Data yang diperlukan dianalisis dengan menggunakan uji t – dua pihak.

Oleh karena itu perlu dipenuhi uji prasyarat analisisnya yaitu uji normalitas dan

uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak, maka

dilakukan uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan rumus :

( ) ( )iio zSzMaxFL −=

Keterangan :

Lo = harga mutlak dari selisih F(zi) dan S(zi) yang terbesar

F(zi) = peluang bilangan baku dalam distribusi normal baku

S(zi) = proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi

zi = bilangan baku, s

xxzi

−= 1

s = simpangan baku

x = rata-rata sampel

Jika Lo < Ltabel dengan taraf α dan jumlah sampel n, maka populasi

berdistribusi normal.

(Sudjana, 2002: 466-469).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas varians

digunakan uji Bartlett. Rumus uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

( ) ( ){ }( ){ }22

22

log13026,2

log110ln

ii

ii

SnBx

SnBx

∑∑

−−=

−−=

( ) ( )∑ −= 1log 2inSB

( )( )∑

∑−

−=

11 2

i

ii

nSn

S

Keterangan :

x2 : chi kuadrat

S : simpangan baku

S2 : variasi semua gabungan sampel

Hipotesis yang akan diuji adalah :

22

21 σσ ==oH : kedua populasi mempunyai varian yang sama

22

211 σσ ≠=H : paling sedikit satu tanda sama tidak berlaku

Kriteria : Ho jika x2 > x2(1 – α)(k – 1), maka populasi mempunyai variasi yang

homogen.

(Sudjana, 1996:261- 263).

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji perbandingan dua rata-rata

dengan hipotesis dua ekor.

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Dimana :

Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn antara

metode Jigsaw dengan metode Numbered Head Together

Ha : ada perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn antara metode

Jigsaw dengan metode Numbered Head Together

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Keterangan :

μ1 = nilai rata-rata kelas eksperimen I

μ2 = nilai rata-rata kelas eksperimen II

Adapun rumusnya sebagai berikut : 

(Budiyono, 2000:157).

Ho diterima jika thitung < ttabel, Ho ditolak jika thitung > ttabel.

Keterangan :

1x = nilai rata-rata tes kelas eksperimen I

2x = nilai rata-rata tes kelas eksperimen II

d0 = 0 (sebab tidak dibicarakan selisih rataan)

n1 = jumlah sampel pada kelas eksperimen I

n2 = jumlah sampel pada kelas eksperimen II

S = simpangan baku gabungan

S2 = varian sampel kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

S12 = varians kelas eksperimen I

S22 = varians kelas eksperimen II

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Berkaitan dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II maka

diperlukan data-data yang harus dianalisis. Data ini berupa nilai postest dari

prestasi belajar siswa pada pembelajaran standar kompetensi Hak Asasi Manusia.

Pencapaian prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif dan afektif.

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wuryantoro dengan populasi

penelitian kelas VII tahun pelajaran 2009/2010. Kelas VII SMP Negeri 2

Wuryantoro terdiri dari 5 kelas yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE yang

masing –masing kelasnya terdiri dari 40 siswa. Dari populasi tersebut diambil 2

kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIC menggunakan metode Jigsaw dan VIID

menggunakan metode struktural Numbered Head Together.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan dalam dua

tahap kegiatan penelitian yaitu perlakuan pembelajaran (treatment) dan post-tes

pada akhir penelitian setelah adanya perlakuan pembelajaran pada 2 kelas yang

dipakai sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIIC dan kelas VIID.

Pembelajaran pada kelas VIIC (kelas eksperimen 1) menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode Jigsaw sedangkan pada kelas VIID (kelas

eksperimen 2) menggunakan model pembelajaran metode struktural Numbered

Head Together. Peneliti sebagai guru sedangkan guru sebagai pengamat serta

pemberi masukan kepada peneliti. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1

dan kelas eksperimen 2 adalah sebagai berikut :

a. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

Proses awal pembelajaran pada kelas eksperimen adalah guru menjelaskan

tentang metode yang akan digunakan yaitu metode Jigsaw untuk kelas VIIC

(kelas eksperimen 1) dan metode struktural Numbered Head Together untuk kelas

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

VIID (kelas eksperimen 2) serta memberikan motivasi kepada siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

Tabel 7. Alokasi Proses Pembelajaran Kelas VIIC (kelas eksperimen 1) dengan

metode Jigsaw

Foto-foto pada saat dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

Jigsaw dapat dilihat dalam lampiran 7.

Pertemuan Tahap Pembelajaran Kelas Eksperimen

1 (pertama)

80 menit

1.Guru memberi penjelasan tentang model pembelajaran

kooperatif metode Jigsaw. Serta memberikan motivasi kepada

siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2.Dengan jigsaw, guru membagi siswa ke dalam kelompok-

kelompok dengan jumlah anggota 4-6 siswa.

3.Pada tahap selanjutnya, anggota dari tim-tim jigsaw yang

mendapat tugas dengan topik yang sama berkumpul dan

berdiskusi tentang topik tersebut, perwakilan anggota tim-tim

jigsaw ini selanjutnya dinamakan tim ahli.

4.Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali kekelompok

asalnya dan menjelaskan apa yang telah dipelajarinya dan

didiskusikan di dalam kelompok.

5.Selanjutnya setelah setiap anggota kelompok mendapatkan

tugas dengan topik yang berbeda pembelajaran dilanjutkan

dengan pemberian kuis secara individu yang mencakup topik

yang telah dibahas (post-test).

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 8. Alokasi Proses Pembelajaran Kelas VIID (kelas eksperimen 2) dengan

metode struktural Numbered Head Together

Foto-foto pada saat dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

Numbered Head Together dapat dilihat dalam lampiran 8.

Setelah proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

metode Jigsaw pada kelas eksperimen 1 dan metode struktural Numbered Head

Together pada kelas eksperimen 2, maka peneliti mengambil nilai dengan tes

akhir (post test) pada masing-masing kelas untuk membandingkan hasil belajar

kedua kelompok dilihat dari aspek kognitif dan aspek afektifnya. Selanjutnya data

post test kedua kelas tersebut dianalisis.

Pertemuan Tahap Pembelajaran Kelas Eksperimen

1

(pertama)

80 menit

1.Guru memberi penjelasan tentang model pembelajaran

kooperatif metode struktural Numbered Head Together. Serta

memberikan motivasi kepada siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

2.Guru menjelaskan secara singkat materi, guru membagi siswa

kedalam kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa dan memberi nama

kelompok serta nomor kepada setiap anggota kelompok.

3.Guru memberikan pertanyaan untuk dijawab bersama dengan

kelompoknya.

4.Guru mengacak nomor anggota, siswa yang nomornya terpilih

menjawab hasil diskusi didepan kelas, dan memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban

dari temannya tersebut.

5.Selanjutnya setelah setiap anggota kelompok mendapatkan

tugas dengan topik yang berbeda pembelajaran dilanjutkan

dengan pemberian kuis secara individu yang mencakup topik

yang telah dibahas (post-test).

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif

Data penelitian dipaparkan dalam set distribusi frekuensi. Hal ini

dilakukan untuk mempermudah dalam pengamatan hasil penelitian. Distribusi

frekuensi dari skor yang diperoleh untuk kelas eksperimen 1 disajikan pada tabel

9 sedangkan untuk kelas eksperimen 2 pada tabel 10. Daftar selengkapnya sebagai

berikut :

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 1

Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi Relatif

8 - 11 9,5 1 2,86% 12 - 15 13,5 2 5,71% 16 - 19 17,5 12 34,29% 20 - 23 21,5 8 22,86% 24 - 27 25,5 10 28,57% 28 - 31 29,5 2 5,71%

Jumlah 35 100,00%

Gambar 2. Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 1

Data distribusi frekuensi selisih nilai prestasi belajar aspek kognitif untuk

kelas eksperimen 1 diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 8. Jumlah kelas

interval sebanyak 6 diperoleh dari rumus 1+3,322 log N, yaitu 1+3,322 log 35 =

0

2

4

6

8

10

12

14

9.5 13.5 17.5 21.5 25.5 29.5

Frek

uens

i

Nilai Tengah

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

6,129 = 6. Panjang intervalnya sebesar 3 diperoleh dari k

1range + =6

121+ = 3.66 =

3. Dari tabel distribusi frekuensi dan histogram prestasi belajar kelas eksperimen 1

dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak pada interval 16-19 dengan frekuensi 12. Perhitungan selengkapnya untuk distribusi frekuensi data ini terdapat dalam

lampiran 9.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 2

Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi Relatif

8 - 10 9 4 11,43% 11 - 13 12 6 17,14% 14 - 16 15 10 28,57% 17 - 19 18 8 22,86% 20 - 22 21 5 14,29% 23 - 25 24 2 5,71%

Jumlah 35 100,00%

Gambar 3. Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 2

Data distribusi frekuensi selisih nilai prestasi belajar aspek kognitif untuk

kelas eksperimen 2 diperoleh nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 8. Jumlah kelas

0

2

4

6

8

10

12

9 12 15 18 21 24

Frek

uens

i

Nilai Tengah

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

interval sebanyak 6 diperoleh dari rumus 1+3,322 log N, yaitu 1+3,322 log 35 =

6,129 = 6. Panjang intervalnya sebesar 2 diperoleh dari k

1range + = 6

116 + =

2,833 = 2. Dari tabel distribusi frekuensi dan histogram prestasi belajar kelas

eksperimen 2 dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak pada interval 14-16 dengan

frekuensi 10. Perhitungan selengkapnya untuk distribusi frekuensi data ini

terdapat dalam lampiran 9.

B. Analisis Data Akhir

Tujuan dari analisis data akhir ini adalah untuk menjawab hipotesis yang

telah dikemukakan. Data yang digunakan dalam analisis tahap ini adalah data nilai

post test dari kelas eksperimen 1 yaitu VIIC (metode Jigsaw) dan kelas

eksperimen 2 yaitu VIID (metode struktural Numbered Head Together).

1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas ini menggunakan uji Lilliefors dengan rumus

yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya. Berikut ini adalah hasil uji

normalitas pencapaian hasil belajar kognitif pada standar kompetensi Hak Asasi

Manusia, sebagai berikut :

Tabel 11. Hasil Perhitungan Uji Normalitas untuk Prestasi Belajar Aspek Kognitif

Kelas Eksperimen 1

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal bila L

hitung < L

tabel

, dari tabel di atas terlihat dari aspek kognitif diperoleh harga Lhitung

= 0,082 dan

Kelas Uji

Normalitas

Jumlah

Sampel

Harga L Kesimpulan

Lhitung

Ltabel

Jigsaw Aspek

kognitif

35

0,082

0,148

Normal

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Ltabel

= 0,148. Karena Lhitung

< Ltabel

yaitu 0,082 < 0,148 maka dengan demikian

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya

untuk uji normalitas ini terdapat dalam lampiran 11.

Tabel 12. Hasil Perhitungan Uji Normalitas untuk Prestasi Belajar Aspek

Kognitif Kelas Eksperimen 2

Kelas Uji

normalitas

Jumlah

sampel

Harga L Kesimpulan

Lhitung

Ltabel

Numbered

Head

Together

Aspek

kognitif

35

0,122

0,148

Normal

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal bila Lhitung

< Ltabel

,

dari tabel di atas terlihat dari aspek kognitif diperoleh harga Lhitung

= 0,122 dan

Ltabel

= 0,148. Karena Lhitung

< Ltabel

yaitu 0,122 < 0,148 maka dengan demikian

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel nilai kritik uji

Liliefors dapat dilihat dalam lampiran 12.

2. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlet

dengan taraf signifikansi 5%. Hasil uji homogenitas ini secara lengkap pada

lampiran dan telah diringkas pada tabel.

Tabel 13. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas untuk Prestasi Belajar Aspek

Kognitif Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

Uji

Homogenitas

Jumlah

Sampel

Harga X2 Kesimpulan

Hitung Tabel

Kognitif

70 0,282

3,841

Homogen

Sampel berasal dari populasi yang homogen bila X2hitung < X2

tabel. Dari tabel

di atas terlihat untuk aspek kognitif diperoleh harga X2hitung = 0,282 dan X2

tabel =

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3,841. Karena X2hitung < X2

tabel yaitu 0,282 < 3,821 maka dengan demikian sampel

berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya untuk uji

homogenitas ini terdapat dalam lampiran 13 dan tabel nilai kritik Chi Kuadrat

dapat dilihat dalam lampiran 14.

C. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan dengan uji-t dua pihak.

H0 : tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn antara

metode Jigsaw dengan metode struktural Numbered Head Together.

Ha : ada perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn antara metode

Jigsaw dengan metode struktural Numbered Head Together.

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk membuktikan kebenaran dari

hipotesis yaitu ada perbedaan hasil belajar PKn dalam standar kompetensi Hak

Asasi Manusia antara metode Jigsaw dengan metode struktural Numbered Head

Together. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan

dua rata-rata (uji t) dua pihak.

Berdasarkan perhitungan dapat dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji-t Dua Pihak untuk Prestasi Belajar Aspek

Kognitif Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

Kelas Rata-rata Variansi Thitung

Ttabel

Kesimpulan

Kelas

Eksperimen 1

Kelas

Eksperimen 2

20,857

15,743

22,185

18,491

4,744 1,995 Ada

perbedaan

Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 4,744 setelah dikonsultasikan

dengan tabel distribusi t pada taraf siknifikan 5% (0,05) didapat harga ttabel =

1,995. Karena hasil uji-t = thitung > ttabel (4,744 > 1,995). Maka dapat dibuat

kesimpulan bahwa H0 ditolak, yang artinya ada perbedaan prestasi belajar pada

pembelajaran Pkn antara metode Jigsaw dengan metode struktural Numbered

Head Together, untuk aspek kognitif. Perhitungan selengkapnya untuk t-dua

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pihak ini terdapat dalam rekap data lampiran 15 dan tabel nilai t dapat dilihat

dalam lampiran 16.

D. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang membandingkan

pengaruh pemberian perlakuan (treatment) pada suatu obyek (kelas eksperimen).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar

Pkn yang dapat dilihat dari nilai post test antara kelas eksperimen 1 yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dengan kelas

eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode

struktural Numbered Head Together.

Dalam penerapan metode struktural Jigsaw, siswa dibagi berkelompok

dengan 4 - 6 anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung

jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan

kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat

rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk

mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang

bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik

tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli

kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan

didiskusikan didalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman

kelompoknya sendiri.

Model pembelajaran kooperatif metode struktural Numbered Head

Together biasanya juga disebut dengan berpikir secara berkelompok yang terdiri

atas empat tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar

yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Pada pembelajaran kooperatif tipe

struktural Numbered Head Together dibuat kelompok kecil yang beranggotakan

4-6 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 6, siswa

diberi pertanyaan tentang materi, kemudian berdiskusi bersama anggota

kelompoknya dan memastikan agar setiap anggota mengerti dan memahami

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

jawaban dari kelompoknya. Kemudian hasilnya dijawab didepan kelas oleh siswa

yang namanya dipanggil oleh guru sebagai perwakilan dari kelompoknya.

Setelah kedua kelompok mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu

model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan metode struktural Numbered

Head Together untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, kemudian

kedua kelas tersebut diberi post test.

Dari analisis data tahap awal diketahui bahwa untuk kelas eksperimen 1

(metode Jigsaw) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal bila

Lhitung

< Ltabel

, dari tabel dapat dilihat dari aspek kognitif diperoleh harga Lhitung

=

0,082 dan Ltabel

= 0,148. Karena Lhitung

< Ltabel

yaitu 0,082 < 0,148 maka dengan

demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Untuk kelas eksperimen 2 (Numbered Head Together), sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal bila Lhitung

< Ltabel

, dari tabel dapat dilihat dari

aspek kognitif diperoleh harga Lhitung

= 0,122 dan Ltabel

= 0,148. Karena Lhitung

<

Ltabel

yaitu 0,122 < 0,148 maka dengan demikian sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

Dari perhitungan uji homogenitas, secara keseluruhan untuk kelas

eksperimen 1(metode Jigsaw) dan kelas eksperimen 2 (metode Numbered Head

Together ) untuk aspek kognitif diperoleh Hhitung

sebesar 0,282 sedangkan Htabel

=

3,841. Dari tabel tersebut terlihat masing – masing harga Hhitung < Htabel yaitu 0,282

< 3,841 maka dengan demikian maka sampel berasal dari populasi yang homogen.

Selain itu, berdasarkan uji-t dua pihak untuk prestasi belajar aspek

kognitif, diperoleh thitung = 4,744 setelah dikonsultasikan dengan tabel distribusi t

pada taraf siknifikan 5% (0,05) didapat harga ttabel = 1,995. Karena hasil uji-t

yaitu thitung > ttabel (4,744 > 1,995). Maka dapat dibuat kesimpulan bahwa H0

ditolak, yang artinya ada perbedaan prestasi belajar pada pembelajaran Pkn antara

metode Jigsaw dengan metode struktural Numbered Head Together, untuk aspek

kognitif.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan

pemahaman konsep. Metode Jigsaw menjadikan siswa untuk lebih aktif dan

banyak berdiskusi, peran guru juga aktif yaitu untuk mengkoreksi setiap pekerjaan

dan pertanyaan siswa. Selain itu, metode Jigsaw memberikan keuntungan bagi

siswa karena memacu siswa untuk berpikir kritis, memacu siswa untuk membuat

kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain, ini akan

membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan verbal dan sosialnya,

diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa tertentu, tetapi semua siswa

dituntut untuk menjadi aktif. Dari hal-hal tersebut dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa maka akan mengakibatkan pencapaian hasil belajar siswa yang lebih

baik. Dalam metode Jigsaw menekankan pada kerja sama atau gotong royong dan

saling berbagi (saling bertukar pengetahuan). Saling ketergantungan yang positif

terjadi dalam kelompok, karena pembagian materi belajar ke dalam komponen

yang terpisah menjadi bagian yang penting dalam metode ini.

Pembelajaran kooperatif dengan metode struktural Numbered Head

Together menekankan pada pada struktur-struktur khusus yang yang dirancang

untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa, sehingga siswa dapat bekerja

sama, saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil. Metode struktural

Numbered Head Together mempunyai keuntungan bagi siswa yaitu setiap siswa

menjadi siap semua, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa

yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, adanya interaksi antar

siswa dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan diskusi dapat meningkatkan

ketrampilan sosial siswa. Tetapi tingkat kematangan kerjasama dan diskusi pada

metode struktural Numbered Head Together kurang dibandingkan dalam metode

Jigsaw. Hal ini disebabkan, dalam metode struktural Numbered Head Together

siswa mendiskusikan soal atau permasalahan lebih dari satu macam, dimana

diskusi tersebut berlangsung hanya satu kali. Sedangkan dalam metode Jigsaw

diskusi berlangsung dua kali yaitu pada kelompok asal dan kelompok ahli, dimana

dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan soal atau permasalahan yang sama.

Jadi secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dimungkinkan karena dalam

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pembelajaran kooperatif metode struktural Numbered Head Together diskusi

hanya berlangsung satu kali sedangkan dalam Jigsaw diskusi berlangsung dua kali.

Pembelajaran kooperatif memberikan kontribusi hasil belajar yang lebih baik

dengan kegiatan kerja bersama kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif lebih unggul dari pembelajaran biasa

karena para siswa banyak melakukan variasi kegiatan dibandingkan dengan

pembelajaran biasa. “Melalui berbagai variasi kegiatan belajar tersebut mereka

melakukan pengulangan, perluasan, pendalaman dan penguatan terhadap

penguasaan materi pengetahuan yang dipelajari, sedang dalam pembelajaran biasa

yang bersifat ekspositori, siswa hanya mengalami atau melakukan satu atau dua

kegiatan belajar saja, sehingga tidak atau kurang terjadi pengulangan, perluasan,

pendalaman dan penguatan penguasaan“ (Erlina Syaodih: 2010) dengan demikian

diharapkan melalui penggunaan metode-metode belajar model kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, karena metode yang digunakan haruslah

metode yang dapat mendorong keaktifan serta inisiatif siswa dalam proses belajar.

Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2002: 84) “metode pembelajaran

adalah strategi pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila menggunakan metode yang tepat”.

Berdasarkan seluruh analisis di atas dapat diketahui bahwa ada perbedaan

prestasi belajar pada pembelajaran PKn pada standar kompetensi Hak Asasi

Manusia antara model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dengan model

pembelajaran kooperatif metode struktural Numbered Head Together. Jadi

hipotesa yang telah peneliti uraikan pada bab II dapat dibuktikan kebenarannya.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi hasil penelitian serta

pembahasan di bab IV, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan prestasi

belajar siswa kelas eksperimen 1 (metode Jigsaw) dan kelas eksperimen 2

(metode struktural Numbered Head Together). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa : (1) Adanya perbedaan antara prestasi belajar PKn menggunakan metode

Jigsaw dengan prestasi belajar PKn menggunakan metode struktural Numbered

Head Together pada aspek kognitif. Hal tersebut ditunjukkan dengan ( thitung >

ttabel = 4,744 > 1,995).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka menimbulkan beberapa

implikasi sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan hasil pengajaran

menggunakan metode Jigsaw dengan metode struktural Numbered Head

Together. Selain itu, hasil pengajaran menggunakan metode Jigsaw memberikan

pencapaian prestasi belajar meliputi aspek kognitif yang lebih tinggi dari

pengajaran dengan menggunakan metode struktural Numbered Head Together

pada standar kompetensi Hak Asasi Manusia.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa metode Jigsaw

dan metode struktural Numbered Head Together dapat digunakan untuk

meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa. Maka diharapkan dari penelitian

ini dapat memberikan informasi kepada guru PKn tentang: pengajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dapat lebih

meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa, dibandingkan pengajaran dengan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perbedaan pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi ... Soal Pilihan Ganda ... Lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Validitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode struktural Numbered Head

Together. Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head together dapat digunakan

oleh guru dalam proses belajar mengajar pada materi Hak Asasi Manusia.

C. Saran

Dalam rangka untuk ikut serta dalam menyumbangkan pemikiran, maka

berdasarkan implikasi di atas terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru diharapkan

menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran, yang diantaranya yaitu metode pembelajaran metode

Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together yang merupakan

bagian dari model pembelajaran kooperatif.

2. Bagi Siswa

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif yaitu metode Jigsaw dan

metode struktural Numbered Head Together dapat digunakan untuk

menumbuhkan rasa kebersamaan, kerjasama dan mengembangkan sikap sosial

antara siswa yang satu dengan siswa lain dan menjaga agar semangat siswa

tetap tinggi dalam belajar maka disarankan agar siswa mempunyai keinginan

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar

atau nilai yang baik.

3. Bagi Peneliti

Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa pada materi lain,

sehingga diperoleh informasi lebih luas tentang keefektifan pembelajaran

kooperatif metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together.